IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 OLEH GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMA NEGERI 1 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG 1) Ranu Fitra Pradhitya, 2)Prayogo Wahyu Pradana, 3)Tri Nova Hasti Yunianta 1), 2) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana 1) [email protected] 2) [email protected] 3) [email protected] 3) Abstrak Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kurikulum 2013 oleh guru mata pelajaran matematika di SMA N 1 Tengaran setelah berjalan selama 1 tahun, baik persiapan dan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, faktor pendukung dan penghambat, kendala-kendala yang dihadapi dan serta usaha dalam mengatasinya. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA N 1 Tengaran dengan subyek utamanya adalah guru mata pelajaran matematika yang mengajar kelas X. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Secara keseluruhan kegiatan penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap diantaranya identifikasi masalah dan penyusunan metodologi penelitian, pengambilan data, serta analisis data dan penarikan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: sebelum implementasi kurikulum 2013 guru mengikuti diklat; guru sudah mulai melaksanakan kurikulum 2013 walaupun masih menemui kendala, baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian berdasarkan kurikulum 2013; pada perencanaan kendala yang dihadapi mengenai model pembelajaran yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran matematika, sehingga untuk mensiasati banyak menggunakan motode diskusi, pada pelaksanaan guru mengalami kendala tersedianya sarana dan prasarana yang terbatas, serta sumber dan media belajar, dan pada penilaian guru mengalami kendala untuk melakukan penilaian ranah afektif dan psikomotor. Walaupun demikian implementasi kurikulum 2013 oleh guru matematika berjalan cukup lancar, di sisi lain perlu dilakukan perbaikan dalam pembelajaran, sarana prasarana, serta peningkatan kompetensi guru demi kelancaran implementasi kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang. Kata kunci: implementasi, guru, matematika, kurikulum 2013 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pendidikan yang diselenggarakan di setiap satuan pendidikan seharusnya dapat menjadi landasan bagi pembentukan pribadi peserta didik dan masyarakat, namun pada kenyataanya mutu pendidikan di Indonesia saat ini masih rendah. Rendahnya mutu pendidikan, memerlukan penanganan secara menyeluruh, karena dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, serta meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Hasil studi oleh Programme for Internasional Student Assesment (PISA) menempatkan Indonesia pada 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil survei “Trends in Internasional Math and Science” tahun 2007 yang dilakukan oleh Global Institute menunjukan hanya 5% peserta didik Indonesia mampu mengerjakan soal penalaran. Hal tersebut merujuk pada kesimpulan bahwa prestasi peserta didik Indonesia tertinggal dan terbelakang. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif, hal tersebut lebih terfokus lagi setelah diamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan pada setiap jenis dan jenjang pendidika (Mulyasa, 2013: 4). Upaya pemerintah diantaranya dengan penyempurnaan Kurikulum, peningkatan kualitas guru, perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana pendidikan, sampai peningkatan mutu manajemen sekolah. Penyempurnaan Kurikulum yang dilakukan pemerintah merupakan pokok utama dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Kurikulum memainkan peranan kunci dalam pendidikan karena berkaitan dengan penentuan arah, isi, dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan (Rahayu, 2010:144) Departemen Pendidikan Nasional telah menyempurnakan kembali Kurikulum Pendidikan dengan nama Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. KBK dijadikan acuhan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah (Mulyasa, 2013: 66). Pengembangan Kurikulum 2013 dilandasi oleh RPJMM 20102014 sektor pendidikan, tentang perubahan metodologi pendidikan dan penataan Kurikulum, PP No. 19 tahun 2005 tentang standar pendidikan nasional dan INPRES Nomor 1 tahun 2010 tentang pecepatan pelaksanaan prioritas pengembangan nasional, penyempurnaan Kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk mebentuk daya saing dan karakter bangsa. Pengembangan Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan karakter diharapkan menghasilkan insan yang menjadikan bangsa ini bermartabat, dan masayarakatnya memiliki nilai tambah dan nilai jual kepada bangsa lain, sehingga bisa bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Hal ini dimungkinkan, kalau implementasi Kurikulum 2013 betul-betul dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter (Mulyasa, 2013: 7). Implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas dan bertahap, mulai dari tahun ajaran 2013 pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, mulai di kelas I dan IV untuk SD, kelas VII SMP dan kelas IX SMA. Implementasi Kurikulum 2013 tidak dilaksanakan di seluruh jenjang pendidikan. Tahun 2013 dilakukan pilot project pada beberapa sekolah unggulan yang dipandang mampu dan siap untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013. Kurikulum sudah 2013 diujicobakan dibeberapa sekolah dasar dan menengah, dimana pada kenyataanya menunjukan bahwa Kurikulum 2013 mengalami kendala dalam pelaksanaanya di berbagai daerah karena sebagian besar guru belum siap, ketidaksiapan guru itu tidak hanya berkaitan dengan kompetensinya, tetapi berkaitan dengan masalah kreativitasnya, yang juga disebabkan oleh rumusan kurikulum yang lambat disosialisaikan oleh Pemerintah (Mulyasa, 2013: 41). Persiapan guru untuk implementasi Kurikulum 2013 tergesa-gesa dan kurang maksimal. Itu terlihat dari waktu pelatihan guru yang sangat pendek dan dekat dengan waktu implementasi. Guruguru yang bertugas di daerah akan sulit mengikuti hal-hal baru dalam waktu singkat, apalagi dengan pendekatan tematik integatif yang memerlukan waktu untuk memahaminya. Pemerintah bertekat untuk menyiapkan buku induk untuk pegangan guru dan murid, namun guru seharusnya memahami dulu secara komprehensif materi pembelajaran, bukan sekadar membaca buku pegangan. Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran juga mengalami kendala. Wawancara dengan salah satu guru matematika yang mengajar di kelas X, terdapat kendala dalam implementasi Kurikulum 2013, di antaranya dalam pelaksanaan pembelajaran. Pelatihan yang dilakukan masih kurang membantu guru dalam memahami Kurikulum 2013, apalagi pelatihan yang diberikan tidak pada semua guru yang mengajar, namun hanya beberapa perwakilan guru. Buku pegangan yang diberikan masih belum cukup membantu guru dalam mengimplementasikan ini. Permasalahan yang telah dikemukakan di atas tentu sangat bertolak belakang dengan tujuan pemerintah menyempurnakan Kurikulum yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Guru dituntut untuk lebih memahami Kurikulum 2013 dengan keadaan tergesa-gesa dan minimnya persiapan pelaksanaan Kurikulum 2013. SMA N 1 Tengaran merupakan salah satu sekolah pilihan yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 untuk siswa kelas X tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Kurikulum 2013 pada pembelajaran matematika yang berlangsung di SMA N 1 Tengaran mengenai pelaksanaan, faktor pendukung dan penghambat, serta kendala-kendala yang dihadapi. Berlatarbelakang permasalahan yang telah dipaparkan, perlu adanya penelitian tentang “Implementasi Kurikulum 2013 oleh Guru Mata Pelajaran Matematika di SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang”. 2. Rumusan Masalah Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi Kurikulum 2013 oleh guru mata pelajaran matematika dan kendala-kendala apa saja yang dihadapi guru dalam proses implementasi Kurikulum 2013. Pokok permasalahan tersebut dapat dijabarkan dalam beberapa pertanyaan seperti berikut ini. 1) Bagaimana pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika di SMA N 1 Tengaran berdasarkan Kurikulum 2013? 2) Faktor-faktor apa saja yang menghambat dan mendukung implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran matematika di SMA N 1 Tengaran? 3) Apakah kendala-kendala yang dihadapi guru matematika di SMA N 1 Tengaran dalam mengimplelentasikan Kurikulum 2013 dan usaha apakah yang dilakukan oleh guru mata pelajaran matematika untuk mengatasinya? 3. Tujuan Penelitian Penelitian ini akan dilakukan untuk mencari tahu mengenai implementasi kurikulum 2013 oleh guru mata pembelajaran matematika di SMA N 1 Tengaran berdasarkan Kurikulum 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika berdasarkan Kurikulum 2013, faktorfaktor pendukung dan penghambat, serta kendala-kendala dalam melaksanakan Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran dan usaha dalam mengatasinya. KAJIAN PUSTAKA Menurut Warsito (Akbar & Sriwiyana, 2011: 2), kurikulum adalah dokumen tertulis yang berisi bahan-bahan, tetapi pada dasarnya merupakan rencana pendidikan bagi orang-orang selama mereka mengikuti pendidikan yang diberikan di sekolah. Menurut MacDonald (Ansyar, 1991:7) kurikulum adalah sebagai rencana kegiatan yang akan diajarkan untuk menuntun pengajaran, sedangkan menurut Beauchamp (Ansyar, 1991:7) sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana untuk pendidikan peserta didik selama belajar di sekolah. Definisi yang senada dikemukakan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 (2005) dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Kesimpualan yang dapat ditarik dari pengertian kurikulum adalah rencana untuk memberikan kesempatan belajar kepada sekelompok peserta didik tertentu pada suatu sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Posisi kurikulum sangat menentukan proses pendidikan, yang ada pengaruhnya pada kualitas lulusan. Kurikulum dalam sebuah sistem pendidikan adalah strategis, maka pengembangannya perlu dilakukan dengan benar (Akbar & Sriwiyana, 2011: 11). Proses pembelajaran matematika, sangat dipengaruhi kurikulum karena kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk proses pembelajaran. Menurut Inglis (Hamalik, 1990: 10-11) menyatakan bahwa fungsi kurikulum adalah: (1) fungsi penyesuaian yaitu fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan sehingga individu bersifat well adjusted; (2) fungsi integrasi yaitu kurikulum berfungsi mendidik pribadi yang terintegrasi; (3) fungsi deferensiasi; (4) fungsi persiapan yaitu kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh; (5) fungsi pemilihan; dan (6) fungsi diagnostik yaitu salah satu segi pelayanan pendidikan, ialah membantu dan mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang dimilikinya. Menurut Akbar & Sriwiyana (2011: 12-15) kurikulum berfungsi sebagai: (1) alat untuk mencapai tujuan pendidikan; (2) alat untuk penjaminan mutu pendidikan; (3) alat pencapai kepentingan masyarakat; (4) alat pencapai kepentingan negara; (5) alat untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan; dan (6) alat bagi pengembangan pembelajaran. Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. Menurut Mulyasa (2013: 64-65) pengembangan kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis, yuridis, dan konseptual. Landasan Filosofis di antaranya: (a) Filosofis pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan; (b) Filosofis pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat. Landasan Yuridis adalah: (a) RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan tentang Perubahan Metodologi Pembelajaran dan Penatan Kurikulum; (b) PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan; (c) INPRES Nomer 1 Tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanan Prioritas Pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa. Landasan Konseptual yaitu: (a) Relevansi pendidikan (link and match); (b) Kurikulum berbasis kompetensi, dan karakter; (c) Pembelajaran konseptual (contextual teaching and learning); (d) Pembelajaran aktif (student active learning); (e) Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh. Sesuai dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai perkembangan serta perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini, dalam pengembangan Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi perlu memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut (Balitbang Kemdikbud, 2013): (1) Pengembangan Kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional; (2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik; (3) Mata pelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan pencapaian kompetensi; (4) Standar Kompetensi Lulusan dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan masyarakat, negara, serta perkembangan global; (5) Standar isi dijabarkan dari Standar Kompetensi Lulusan; (6) Standar Proses dijabarkan dari Standar Isi; (7) Standar Penilaian dijabarkan dari Standar Kompetensi Lulusan, Standar isi, dan Standar Proses; (8) Standar Kompetensi Lulusan dijabarkan ke dalam Kompetensi Inti; (9) Kompetensi Inti dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar yang dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran; (10) Kurikulum satuan pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan satuan pendidikan, tingkat nasional dikembangkan oleh pemerintah, tingkat daerah dikembangkan oleh pemerintah daerah, tingkat satuan pendidikan dikembangkan oleh satuan pendidikan; (11) Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik; (12) Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk; (13) Proses belajar dengan pendekatan ilmiah (scientific approach). Keberhasilan kurikulum 2013 dalam menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, serta dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat sangat ditetentukan oleh berbagai faktor (kunci sukses), diantaranya kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi kurikulum 2013, fasilitas dan sumber belajar, lingkungan yang kondusif akademmik, dan partisipasi warga sekolah. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi secara konseptual memiliki beberapa keunggulan. Menurut Mulyasa (2013:164) keunggulan kurikulum 2013 diantaranya: (1) kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstual); (2) kurikulum 2013 berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain; (3) ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembanganya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kualitatif. Tujuan dari penelitian diskriptif adalah adalah membuat diskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menggunakan data diskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan yang dapat diamati (Moelong, 2006) 1. Subjek Penelitian dan Data Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA N 1 Tengaran dengan subyek utamanya adalah guru mata pelajaran matematika yang mengajar kelas X. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini akan diambil dengan cara wawancara, observasi dan hasil dokumentasi. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014. Penyusunan panduan wawancara dilaksanakan pada bulan Mei 2014 sampai bulan Juni 2014. 3. Prosedur Penelitian Secara keseluruhan kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan dalam 3 tahap. Tahap-tahap tersebut adalah identifikasi masalah dan penyusunan metodologi penelitian, pengambilan data, serta analisis dan penarikan kesimpulan. Secara rinci ketika tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Tahap Pertama, tahap pertama peneliti melakukan identifikasi masalah dimana akan menjadi fokus penelitian. Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang telah dilakukan, akan disusun rumusan masalah, tujuan penelitian serta teknik-teknik dan instrumen pengumpulan serta analisis data. Tahap Kedua, Tahap kedua adalah pengambilan data di lapangan. Pada tahap ini akan dilakukan pengambilan data oleh peneliti melalui wawancara, observasi dan dokumentasi-dokumentasi di sekolah. Tahap Ketiga, tahap ketiga adalah analisis data yang telah diperoleh. Setelah pengambilan data disekolah telah diperoleh, tahap berikutnya adalah menganalisis data tersebut dan menarik kesimpulan. Tabel 1. Panduan Wawancara Sumber: diadaptasi dari Setyarini (2012) Variabel Indikator Implementasi Kurikulum 2013 pada - Pemberlakuan kurikulum 2013 Pembelajaran Matematika - Pengertian kurikulum 2013 - Perencanan pembelajaran matematika - Pelaksanan pembelajaran matematika - Penilain hasil belajar matematika Faktor-Faktor Pendukung dan - Media pembelajaran Penghambat dalam Implementasi - Sumber belajar Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Matematika Kendala- Kendala dalam - Perencanaan pembelajaran matematika Implementasi Kurikulum 2013 pada - Pelaksanaan pembelajaran matematika Pembelajaran Matematika dan - Penilaian hasil belajar matematika Usaha dalam Mengatasinya HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitia ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika berdasarkan Kurikulum 2013, faktor-faktor pendukung dan penghambat, serta kendala-kendala dalam melaksanakan Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran dan cara mengatasinya. Responden Jumlah guru yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah 2 orang guru yang mengajar di kelas X, dengan status guru pengajar tetap dengan tingkat pendidikan strata S1. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari wawancara dengan guru berdasarakan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun yang mencakup implementasi, faktor-faktor prndukung dan pengahambat, serta kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran matematika. Tabel 2. Hasil Wawancara Guru tentang Implementasi Kurikulum 2013 Indikator Hasil Analisis Wawancara Pemberlakuan Sebelum pemberlakuan kurikulum 2013 diadakan sosialisasi kurikulum kepada guru yang dilakukan dalam beberapa tahap. Beberapa guru 2013 dalam sosialisasi awal diundang pada sosialisasi kurikulum 2013 di Jogja. Pihak sekolah juga mengundang narasumber dari LPMP untuk memberikan pelatihan, dan mengikuti diklat tingkat Jawa Tengah di Solo. Perencanaan Perencanaan guru sebelum melakukan pembelajaran di kelas yaitu Pembelajaran menyusun RPP dengan mengacu pada pendekatan scientific dan mendesain model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Pelaksanaan Guru sudah mulai menerapkan model pembelajaran yang cukup pembelajaran variatif dengan tujuan siswa dapat aktif dalam pembelajaran. Selain itu guru juga menanamkan pembelajaran karakter dalam proses belajar mengajar. Penilaian hasil Penilain yang dilakukan oleh guru masih cenderung ke ranah belajar kognitif (pengetahuan), namun guru sudah berusaha melakukan penilaian di ranah afektif (sikap) dan psikomotorik (ketrampilan). Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa sosialisasi dan pelatihan yang diberikan kepada guru dalam implementasi kurikulum 2013 tidak hanya dilakukan dengan mengirim guru untuk mengikuti diklat, tatapi juga mandatangkan narasumber ke sekolah untuk memberikan pelatihan kepada guru. Hasilnya guru cukup memahami kurikulum 2013 dan mulai menerapkan dalam pembelajaran matematika, walaupun guru belum sepenuhya dapat menerapkanya. Hal tersebut terlihat dari perencaan pembelajaran dimana sudah menggunakan pendekatan scientific serta menyusun RPP berdasarkan kurikulum 2013. Pada pelaksanaan pembelajaran guru juga sudah menggunakan model-model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam kelas. Penilaian yang dilakukan oleh guru mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, walaupun penilaian aspek kognitif masih dominan dilakukan. Tabel 3. Hasil Wawancara Guru Tentang Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Indikator Analisis Hasil Wawancara Media Belajar Media pembelajaran yang tersedia di sekolah masih terbatas. Oleh karena itu, guru mensiasatinya dengan cara menyediakan media pembelajaran oleh masing-masing kelompok guru mata pelajaran. Sumber belajar Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran matematika wajib, menggunakan buku pegangan guru dan buku paket bagi siswa dari pemerintah. Sumber belajar untuk mata pelajaran matematika peminatan masih belum ada buku panduan, sehingga sementara ini menggunakan buku kurikulum lama atau hand out dari guru. Selain itu siswa juga mencari sumber lain seperti melalui internet. Berdasarkan hasil wawancara media dan sumber pembelajaran yang tersedia di sekolah masih terbatas, oleh karena itu, guru hanya menggunakan media yang sudah tersedia di sekolah serta sumber belajar dari pemerintah berupa buku pegangan guru dan buku paket bagi siswa. Selain itu beberapa guru juga berinisiatif untuk memberikan tugas kepada siswa untuk mencari materi ataupun tugas yang bersumber dari internet. Tabel 4. Hasil Wawancara Guru Tentang Kendala-Kendala dan Usaha dalam Mengatasinya Indikator Hasil Analisis Wawancara Perencanaan Guru mengalami kesulitan pada tahap perencanaan dalam menentukan model-model pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan pendekatan Scientific. Oleh karena itu, untuk mensiasatinya dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi kelompok. Pelaksanaan Pelaksanan pembelajaran matematika masih mengalami kendala diantaranya masih minimnya sarana prasarana, sehingga guru berusaha memanfaatkan fasilitas yang sudah tersedia semaksimal mungkin. Terbatasnya referensi maka guru menggunakan buku kurikulum lama atau memberi hand out pada siswa. Tidak sesuainya model pembelajaran yang diterapkan membuat guru masih menggunakan cara konvesional dalam pembelajaran. Buku pegangan dari pemerintah dianggap sulit dipahami oleh siswa, sehingga masih menggunakan pemahaman atau cara penyampaian materi yang biasa digunakan. Keaktifan siswa di dalam kelas juga menjadi kendala, oleh karena itu guru banyak memberikan penugasan agar siswa aktif. Penilaian Guru mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian pada aspek afektif dan psimotorik dikarenakan guru menganggap matematika itu mata pelajaran abstrak dan lebih banyak proporsi dalam aspek kognitif. Oleh karena itu, guru banyak menggunakan penugasan dalam menilai aspek psikomotorik dan pelakukan penilaian afektif apabila diperlukan. Hasil wawancara yang telah dipaparkan guru mengalami beberapa kendala dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Hal itu dapat dilihat dari beberapa kendala yang dihadapi guru baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian. Oleh karena itu, guru sementara ini mensiasatinya dengan melakukan pembelajaran dengan cara konvensional serta memanfaatkan sumber dan media pembelajar yang tersedia di sekolah. Penilaian yang dilakukan oleh guru juga tidak hanya aspek kognitif tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotorik, walaupun tidak rutin dan hanya dilakukan saat diperlukan. PENUTUP Simpulan Implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran matematika di SMA N 1 Tengaran berjalan cukup lancar, walaupun mengalami beberapa kendala dalam pelaksanaannya. Pihak guru maupun sekolah selama ini selalu mengupayakan untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran, sarana prasarana, serta peningkatan kompetensi guru demi kelancaran implementasi kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang. Saran 1. Bagi guru: dalam penilaian, diharapkan guru juga melakukan penilaian dalam aspek afektif dan psikomotor dan tidak hanya melakukan penilaian dalam aspek kognitif, selain itu menambah referensi tentang model-model pembelajaran matematika. 2. Bagi siswa: diharapkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih mempersiapkan diri dalam pembelajaran matematika berdasarkan kurikulum 2013. 3. Bagi sekolah: diharapkan sekolah meningkatkan kualitas dan kompetensi guru melalui pendidikan dan pelatihan dalam rangka mensukseskan implementasi kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran. 4. Bagi pemerintah: diharapkan pemerintah lebih serius dalam melakukan pelatihan dan pendidikan serta meningkatkan kualitas guru di sekolah agar guru lebih siap dan mampu melaksanakan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013, dan juga melakukan pengawasan dan pengontrolan terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah. DAFTAR PUSTAKA Akbar & Sriwiyana. 2011. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Cipta Media Ansyar, Mohd. 1991. Pengembangan & Inovasi Kurikulum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Hamalik, Oemar. 1990. Pengembangan Kurikulum (Dasar-Dasar dan Perkembanganya). Bandung: Mandar Maju Kementrian Pendidikan Nasional. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Kemendiknas Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kerangka Dasar Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Balitbang kemdikbud. Moleong, L. J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya Rahayu, Sri. 2010. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di SMK Negeri 6 Surakarta Tahun 2008/2009. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 11, No. 2, Agustus 2010: 143-153 Setyarini, Turalich. 2012. Analisis proses Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) di SMK Kristen Salatiga. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UKSW Salatiga. Suwondo. 2013. Persepsi Guru Biologi Menghadapi Kurikulum 2013 Pada Tingkat Satuan Sekolah Menengah Negeri Di Kota Pekanbaru tahun 2013. Jurnal. Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru