KAREKTERISASI LABU KUNING (Cucurbita

advertisement
EL-VIVO
Vol.3, No.1, hal 61 – 71, April 2015
ISSN: 2339-1901
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
KAREKTERISASI LABU KUNING (Cucurbita moschata Duch) PADA LIMA KABUPATEN
DI PROPINSI JAWA TIMUR
Suwanto1, Suranto2, Edi Purwanto3
1
2
3
Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana UNS
Dosen Pembimbing I Program Studi Biosain Pascasarjana UNS
Dosen Pembimbing II Program Studi Biosain Pascasarjana UNS
( e-mail: [email protected] )
ABSTRAK. Tanaman labu kuning (Cucurbita moschata Duch) termasuk dalam famili
Cucurbitaceae. Tanaman tersebut merupakan tanaman tahunan yang bersifat menjalar
dengan perantaraan alat pemegang yang berbentuk pipih. Tumbuh di dataran rendah
dan dataran tinggi (0 m-1500 m dpl). Tanaman labu kuning dapat dimanfaatkan sebagai
pengganti beras. Penelitian ini bertujuan untuk karakterisasi labu kuning (Cucurbita
moschata Duch) di lima Kabupaten Propinsi Jawa Timur berdasarkan penanda
morfologi.
Penelitian morfologi di lapangan dengan observasi langsung, terdiri penelitian kualitatif,
diantaranya meliputi pengamatan terhadap warna batang, sifat batang, bentuk batang,
warna bunga, bentuk biji, warna biji, sedangkan penelitian kuantitatif diantaranya
meliputi pengukuran terhadap panjang batang, jumlah buluh batang, panjang mahkota
dan kelopak, panjang biji.
Hasil penelitian secara kualitatif dan kuantitatif menunjukkan adanya keragaman ciri
morfologi tanaman labu kuning (Cucurbita moschata Duch) di lima Kabupeten Propinsi
Jawa Timur yang meliputi bentuk biji bundar memanjang (Kecamatan Sugio,
Kembangbahu, Duduksampeyan, Purwodadi, Singosari), bundar telor (Kecamatan
Sukodadi, Dawar, Kemlagi). Warna biji putih buram (Kecamatan Sugio, Sukodadi,
Duduksampeyan, Kemlagi, Purwodadi, Singosari), putih licin (Kecamatan Kembangbahu,
Dawar). Panjang batang Kecamatan Kembangbahu (30cm), terendah Kecamatan
Duduksampeyan (13,5cm). Jumlah bulu pada batang terbanyak Kecamatan Sugio (7536),
sedikit Kecamatan Dawar (2472). Panjang mahkota Kecamatan Duduksampeyan (12cm),
terendah Kecamatan Dawar dan Singosari (7cm). Panjang kelopak Kecamatan Sukodadi
dan Duduksampeyan (5cm), terendah Kecamatan Kembangbahu dan Dawar (2cm).
Panjang biji di Kecamatan Duduksampeyan (1,8cm), terendah di Kecamatan
Duduksampeyan (1,2cm). Adapun hubungan kekerabatan terdekat tanaman labu kuning
di Kecamatan Purwodadi dan Singosari dengan koefisien kemiripan 1,00, sedangkan
hubungan kekerabatan terjauh yaitu tanaman labu kuning di Kecamatan Sugio dan
Kembangbahu dengan koefisien kemiripan 0,789.
Kata kunci: Cucurbita moschata Duch, hubungan kekerabatan, karekterisasi morfologi.
PENDAHULUAN
Walaupun
Keragaman tanaman pangan di Indonesia
nyata pada saat ini, tetapi prosesnya
dapat dikembangkan untuk mengatasi
berlangsung lama seiring dengan ber-
masalah pangan. Adanya masalah pangan
kembangnya sistem penyediaan pangan
dapat dirasakan dampaknya oleh seluruh
yang
negara melalui berbagai macam bentuk.
secara global (Suranto, 2009).
61
krisis
berorientasi
pangan
baru
akumulasi
terasa
kapital
EL-VIVO
Vol.3, No.1, hal 61 – 71, April 2015
ISSN: 2339-1901
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Propinsi Jawa Timur memiliki banyak
Tanaman labu kuning juga dapat
potensi untuk mampu menanggulangi
digunakan
krisis
sebagai anti diabetes, anti hipertensi, anti
pangan.
Salah
satunya
adalah
sebagai
obat
dengan mengembangkan sumber-sumber
tumor,
immunomodulasi,
bahan pangan yang dapat menggantikan
bakteri
karena
keberadaan
nutrisi
beras
yang
semakin
dan
banyak
senyawa
dan
anti
mengandung
bioaktif
fenolat,
oleh jumlah penduduk yang semakin
vitamin β-karoten, vitamin A, vitamin B2,
bertambah. Banyak sumber bahan pangan
α-tokoferol, vitamin C, dan vitamin E)
yang bisa dihasilkan untuk menggantikan
(Valenzuela et al, 2011).
bahan
pangan
tersebut
adalah
labu
Duch.)
termasuk
Cucurbitaceae.
labu
kuning
(termasuk
Labu kuning (Cucurbita moschata
kuning.
Tanaman
vitamin
seperti
menyusut. Penyusutan ini disebabkan
keberadaan beras. Salah satu sumber
flavonoid,
tradisional
Labu
dalam
famili
kuning
memiliki
biasanya
karakteristik pertumbuhan batang yang
dibudidayakan di lahan kering dan hanya
bercabang dan menjalar. Hampir seluruh
sebagai
tanaman
menjelang
sekunder
ketika
tubuhnya dilingkupi oleh bulu halus yang
kemarau.
Ketika
tajam. Ciri morfologi C. moschata secara
musim
musim panen buah labu kuning di Jawa
umum
Timur
perakaran
banyak
dimanfaatkan
oleh
antara
lain
memiliki
tunggang,
sistem
batangnya
masyarakat di wilayah tersebut bahkan
herbaceus dan berongga dengan sisi-sisi
ada yang sampai dijual ke daerah lainnya
menyudut membentuk segi tiga, daun
misalnya Bali, Kalimantan, dan Sumatra.
berlobus lima dengan variasi ornamen
Daerah
mem-
warna permukaan hijau polos hingga
tersebut
butuhkan
buah
alternatif
banyak
yang
labu
kuning
sebagai
hjau bertotol putih, bunga monoceous
pengganti
beras
untuk
uniseksual berwarna kuning (Delahaut,
memenuhi kebutuhan setiap hari.
1998; Agbawa et al., 2007). Tanaman ini
Labu kuning merupakan tanaman
tumbuh
baik
di
daerah
tropis,
dari
yang sangat potensial sebagai sumber
dataran rendah hingga ketinggian 1.500
makanan
memiliki
m dpl. Selain itu mampu beradaptasi
beberapa komponen nutrisi antara lain
dengan baik pada kondisi hangat dengan
polisakarida,
temperatur 18-27 oC (Yuliani dkk, 2004,
bergizi.
Buahnya
protein,
asam
amino
esensial, karotenoid, dan mineral (Fokou,
Purba, 2008, Radovich 2011).
2004; El-Aziz dan El-kalek, 2011). Dari
Labu
kuning
memiliki
kandungan gizi pada labu luning dapat
keanekaragaman yang tinggi berdasarkan
dijadikan makanan alternatif pengganti
bentuk, ukuran, warna, dan tekstur kulit
beras sehingga jika dioptimalkan akan
buahnya. Bentuk buah ada yang bulat,
mampu menanggulangi krisis pangan.
oval,
62
botol
dan
silindris
(UPOV
EL-VIVO
Vol.3, No.1, hal 61 – 71, April 2015
ISSN: 2339-1901
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
[International Union for the Protection of
dalam mengenal tanaman. Identifikasi
New
2007.,
berdasarkan karakter morfologi diguna-
Valenzuela, 2011). Warna buah mulai dari
kan untuk menunjukkan kesamaan dan
orange cerah hingga kuning, hijau, abu-
perbedaan tanaman berdasarkan karakter
abu, hijau dengan spot putih. Kulit buah
morfologinya.
bervariasi dari kasar hingga halus (Aruah
tanaman
et al., 2010). Di Indonesia sendiri, labu
yang
kuning
memiliki
vegetatif seperti akar, batang dan daun.
keragaman berdasarkan bentuk buahnya
Sedangkan bagian generatifnya adalah
antara lain meliputi beberapa bentuk
bunga, buah dan biji. Selain itu juga alat-
dasar
alat
Varieties
yang
yaitu
of
dibudidayakan
bulat,
ular/silindris
Plants],
oval,
(Sudarto,
botol
1993,
dan
Revanz,
Secara
tingkat
biasa
2011).
tinggi
diamati
tumbuhan
modifikasinya.
umum
pada
bagian-bagian
meliputi
seperti
bagian
bentuk
(Tjitrosoepomo,
1989;
Shukla dan Misra, 1979).
Tanaman
labu
lima
Lebih lanjut Tjitrosoepomo (1990)
Kabupeten Propinsi Jawa Timur memiliki
mengungkapkan cara menyusun diskripsi
keanekaragaman yang tinggi berdasarkan
lengkap suatu tanaman yaitu dengan
karakter morfologi batang, daun, bunga,
mengamati
buah,
(habitus),
dan
biji,
kuning
di
dengan
adanya
perawakan
perihal
perakaran,
daun,
batang,
identifikasi. Identifikasi ini akan mampu
perihal buah, perihal biji, serta alat-alat
menelaah mengenai kenampakan
modifikasi
(gemma,
perihal
perihal
keanekaragaman maka perlu dilakukan
dan
perihal
tumbuhan
bulbus,
bunga,
tuber,
struktur tumbuhan, termasuk bagaimana
cirrus/cirrhus, spina, ascidum, organa
bentuk
accessoris, trikhoma, dll). Penelitian ini
suatu
tumbuhan,
susunan
eksternal dan internalnya (Purwanto dkk,
bertujuan
2002). Identifikasi berdasarkan karakter
kuning (Cucurbita moschata Duch) di
morfologi,
lima Kabupaten Propinsi Jawa Timur
mengamati
perkembangan
bentuk
tumbuhan,
dan
penampilan
untuk
karakterisasi
labu
berdasarkan penanda morfologi.
eksternal tumbuhan dan juga berbagai
bentuk
modifikasinya.
(Tjitrosomo,
BAHAN DAN METODE
1984).
A. Alat dan Bahan
Berdasarkan perkembangannya ada 3
Alat yang digunakan untuk karakterisasi
sistem identifikasi yaitu: sistem artificial,
tanaman
labu
sistem
filogenetik
penanda
morfologi
melakukan
morfologi tumbuhan karangan Gembong
(Ashari,
alam
dan
1991).
sistem
Dalam
kuning
adalah
Tjitrosoepomo
menggunakan karakter morfologi karena
penunjang, kamera digital, pita meter,
63
sebagai
buku
identifikasi suatu jenis tanaman sering
cara ini merupakan cara yang termudah
(2006)
berdasarkan
buku
EL-VIVO
Vol.3, No.1, hal 61 – 71, April 2015
ISSN: 2339-1901
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
pisau, kertas label, alat tulis, dan papan
Pengamatan morfologi yang dilaku-
tulis.
kan dalam penelitian terdiri dari enam
Bahan
yang
digunakan
adalah
jenis karekterisasi pada tanaman labu
spesimen tanaman labu kuning yang
kuning.
Ke
diamati bagian batang, daun, bunga,
morfologi tanaman tersebut antara lain;
buah, biji, dan akar.
(1)
karakter
diamati
B. Karekterisasi Morfologi
Karekterisasi
tanaman
enam
jenis
morfologi
meliputi;
karakterisasi
batang
panjang
yang
batang,
diameter batang, warna batang, bulu
labu
kuning
batang,
batang
tumbuhan,
bentuk
dilakukan di lima kabupaten, meliputi
batang, permukaan batang, arah tumbuh
Kab Lamongan (Kec Sugio, Sukodadi, dan
batang. (2) karakter morfologi daun yang
Kembangbahu),
diamati meliputi; panjang tangkai daun,
Kab
Gresik
(Duduksampeyan), Kab Mojokerto (Kec
panjang
Dawarblandong,
Kab
daun, warna daun, permukaan daun,
Kab
jumlah bulu daun, bentuk daun, tepi
Malang (Kec Singosari) Propinsi Jawa
daun, tulang daun, ujung daun, pangkal
Timur (Gambar 1).
daun. (3) karakter morfologi bunga yang
Pasuruan
(Kec
dan
Kemlagi),
Purwodadi),
dan
daun,
lebar
daun,
diameter
diamati meliputi; warna bunga, panjang
kelopak,
jumlah
kelopak,
panjang
mahkota,
jumlah
mahkota,
panjang
tangkai bunga. (4) karakter buah yang
diamati meliputi; bentuk buah, warna
permukaan buah, panjang buah,diameter
buah, ketebalan daging buah, warna
daging buah. (5) karakter morfologi biji
Gambar 1. Peta daerah pengamatan tanaman
labu kuning di Lima Kabupaten
Propinsi Jawa Timur
Keterangan:
(a)ᵒ Pulau Jawa (Prop Jatim); (b) ᵒ Prop Jatim; (c)
Kab Lamongan-(ᵒ Kec Sugio, ᵒ Kec Sukodadi, ᵒ Kec
Kembangbahu ); (d) Kab Gresik-(ᵒ Kec
Duduksampeyan); (e) Kab Mojokerto (ᵒ Kec
Dawar, ᵒ Kec Kemlagi); (f) Kab Malang (ᵒ Kec
Singosari); (g) Kab Pasuruan (ᵒ Kec Purwodadi)
yang
diamati
meliputi;
bentuk
biji,
panjang biji, lebar biji, warna biji. (6)
karakter morfologi akar yang diamati
meliputi; bentuk akar.
C. Analisa Data
Setelah dilakukan karekterisasi maka
Analisa
diambil gambar morfologi tanaman labu
data
morfologi
ditabulasikan
untuk menghasilkan data kualitatif dan
kuning dengan kamera digital. Data yang
kuantitatif
sudah didapatkan dari hasil karekterisasi
berdasarkan
karekterisasi
morfologi. Data yang di peroleh ber-
kemudian ditulis pada tabel yang telah
dasarkan
dibuat.
hasil
pengkarekterisasian
tanaman labu kuning di beri tanda 1 dan
64
EL-VIVO
Vol.3, No.1, hal 61 – 71, April 2015
ISSN: 2339-1901
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
0 yang artinya 1 menandakan bahwa ciri
morfologi
terlihat
ada,
sedangkan
0
menandakan bahwa ciri morfologi tidak
terlihat pada labu kuning yang diamati.
Kemudian dibuat dendogram hubungan
kekerabatan
dengan
analisis
kluster.
Model perhitungan pengelompokan ini
tercakup dalam UPGMA (Unweighted Pair
Group Method with Arithmatic Mean),
yang dikomputasikan dalam program
Numerical Taxonomy and Multivariate
Analysis System versi 2.0 (NTSYS) (Rohlf,
1993).
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Morfologi
Labu
Kuning
(Cucurbita
Gambar 1. Morfologi batang tanaman labu
kuning di delapan Kecamatan pada lima
Kabupaten Propinsi Jawa Timur.
Keterangan:
(a) Kab Lamongan (Kec Sugio); (b) Kab Lamongan
(Kec Sukodadi); (c) Kab Lamongan (Kec
Kembangbahu); (d) Kab Gresik (Kec
Duduksampeyan); (e) Kab Mojokerto (Kec
Dawar); (f) Kab Mojokerto (Kec Kemlagi); (g) Kab
Pasuruan (Kec Purwodadi); (h) Kab Malang (Kec
Singosari).
moschata Duch)
1. Morfologi Batang
Hasil karekterisasi labu kuning dapat
diketahui
bahwa
warna
batang
(semuanya berwana hijau tua), bentuk
batang (semuanya segitiga), sifat batang
(semuanya berair), permukaan batang
(semuanya
kasar), dan
arah
tumbuh
Tabel 1. Karekterisasi labu kuning berdasarkan
panjang batang, diameter batang dan jumlah
bulu batang
batang (semuanya menjalar) menunjukan
tidak ada perbedaan yang ditemukan
Ciri
morfologi
pada kelima Kabupaten Propinsi Jawa
Timur
(Gambar
1).
Adapun
panjang
Panjang
batang
Diameter
batang
Jumlah
bulu batang
batang, diameter batang dan jumlah bulu
Daerah Penelitian
Gresik
Mojokerto
Lamongan
Sugio
Sukodadi
5 cm
Kembangbahu
30 cm
Duduksampeyan
3,5 cm
8cm
4 cm
3 cm
3 cm
3,5 cm
7536
4196,
34
7418
3351,6
Dawar
4,5
cm
2,5
cm
247
2,4
Kemlagi
6
cm
2,5
cm
406
2
Pasuruan
Purwo
dadi
8 cm
Malang
Singosari
7,5 cm
2,5 cm
2,5 cm
3324,2
2943,4
batang menunjukan terdapat perbedaan,
Berdasarkan (Tabel 1) keragaman
hal ini dapat di sajikan pada (Tabel 1).
labu kuning meliputi panjang batang,
diameter batang dan jumlah bulu batang
terdapat variasi hal ini diduga karena
adanya pengaruh faktor lingkungan yang
berbeda pada masing-masing wilayah
sehingga menimbulkan pengaruh yang
65
EL-VIVO
Vol.3, No.1, hal 61 – 71, April 2015
ISSN: 2339-1901
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
berbeda pula pada pemunculan fenotip
pada labu kuning. Faktor lingkungan
juga ikut berpengaruh dalam timbulnya
ciri-ciri yang muncul sebagai fenotip
(Cahyarini dkk, 2004., Ashari, 2010).
Perbedaan
yang
tampak
pada
tiap
anggota spesies menyebabkan adanya
keragaman dalam spesies. Keragaman
dalam spesies menyebabkan tiap anggota
spesies
dapat
dilihat
adanya
Gambar 3. Morfologi bunga tanaman labu
kuning di delapan Kecamatan pada lima
Kabupaten Propinsi Jawa Timur.
Keterangan:
(a) Kab Lamongan (Kec Sugio); (b) Kab Lamongan
(Kec Sukodadi); (c) Kab Lamongan (Kec
Kembangbahu); (d) Kab Gresik (Kec
Duduksampeyan); (e) Kab Mojokerto (Kec
Dawar); (f) Kab Mojokerto (Kec Kemlagi);
(g) Kab Pasuruan (Kec Purwodadi); (h) Kab
Malang (Kec Singosari).
ke-
kerabatannya satu sama lain. Semakin
banyak persamaan ciri-ciri yang dimiliki
semakin
dekat
kekerabatannya.
Sebaliknya, semakin sedikit persamaan
dalam ciri-ciri yang dimiliki semakin jauh
kekerabatannya (Radford, 1986 dalam
Hajar, 2011., Wigati, 2003).
Tabel 3. Karekterisasi labu kuning berdasarkan
warna bunga, panjang kelopak, jumlah kelopak,
panjang mahkota, jumlah mahkota, dan panjang
tangkai bunga.
2. Morfologi Bunga
Karekterisasi bunga labu kuning di lima
Daerah penelitian
Kabupaten Propinsi Jawa Timur meliputi
Ciri
morfologi
warna bunga, panjang kelopak, jumlah
kelopak,
panjang
mahkota,
jumlah
Warna
bunga
mahkota, dan panjang tangkai bunga,
Panjang
kelopak
Jumlah
kelopak
Panjang
mahkota
Jumlah
mahkota
Panjang
tangkai
bunga
dari beberapa karekterisasi bunga labu
kuning yang memiliki kesamaan seperti
warna bunga semuanya berwarna merah
kekuningan,
mahkota
jumlah
terdiri
kelopak
dari
Gresik
Duduk
sampe
yan
Merah
kekuningan
Mojokerto
Sukod
adi
Merah
kekuningan
3 cm
Merah
kekuningan
5 cm
Kembangbahu
Merah
kekuningan
2 cm
5
5
5
5
11 cm
11 cm
8 cm
7 cm
5
5
5
12
cm
5
3,5 cm
4 cm
4 cm
4 cm
27 cm
5 cm
Pasuruan Malang
Dawar Kemla
gi
Purwo
dadi
Singosari
Merah Merah
keku- kekuningan ningan
2 cm
3 cm
Merah
kekuningan
4 cm
Merah
kekuningan
5
5
4 cm
5
5
5
8 cm
9 cm
7 cm
5
5
5
3 cm
3,5
cm
4 cm
sedangkan
Berdasarkan (Tabel 3) keragaman
panjang kelopak, panjang mahkota, dan
bunga labu kuning meliputi panjang
panjang
memiliki
kelopak, panjang mahkota dan panjang
perbedaan, hal ini dapat di sajikan pada
tangkai bunga diduga karena adanya
(Gambar dan Tabel 3).
faktor
tangkai
5,
dan
Lamongan
Sugio
bunga
genetik
dan
lingkungan
yang
mempengaruhi kenampakan atau fenotip
dari
tanaman
labu
kuning.
Fenotip
adalah hasil gabungan antara genetik dan
lingkungan.
66
Menurut
Sitompul
dan
EL-VIVO
Vol.3, No.1, hal 61 – 71, April 2015
Guritno
(1995),
ISSN: 2339-1901
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
penampilan
bentuk
dengan
tanaman dikendalikan oleh sifat genetik
tanaman
di bawah pengaruh
faktor
lingkungan. Faktor
yang
diyakini
dapat
faktor-
lingkungan
mempengaruh
ketinggian
berbeda
akan
Tabel 4. Karekterisasi labu kuning berdasarkan
bentuk biji dan akar yang meliputi bentuk biji,
panjang biji, lebar biji, warna biji, dan bentuk
akar
Ciri
morfologi
Bentuk biji
antara lain iklim, suhu, jenis tanah,
tanah,
yang
menunjukan perbedaan morfologi.
terjadinya perubahan morfologi tanaman
kondisi
kondisi
tempat,
kelembaban.
Daerah penelitian
Gresik
Mojokerto
Pasuruan Malang
Duduk Dawar Kemla
Purwo Singosasampe
gi
dadi
ri
yan
Bundar BunBundar Bundar
Bund
meman- dar
telor
memanar
jang
telor
jang
mem
anja
ng
1,2 cm 1,5 cm 1,8 cm
1,5
1,7 cm 1,6 cm
1,5
cm
cm
0,8 cm 0,7 cm 0,9 cm
0,7
1 cm
0,8
0,7
cm
cm
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
buram licin
buram licin
buram buram
bura
m
Lamongan
Sugio Sukod Kemadi
bangbahu
Bundar Bundar Bundar
meman- telor
memanjang
jang
Panjang
biji
Lebar biji
1,5 cm
Warna biji
Putih
buram
0,5 cm
3. Morfologi Biji
Karekterisasi biji labu kuning di lima
Kabupaten Propinsi Jawa Timur meliputi
bentuk biji, panjang biji, lebar biji, warna
biji memiliki perbedaan, hal ini dapat di
sajikan pada (Gambar dan Tabel 4).
Berdasarkan (Gambar dan Tabel 4)
keragaman biji labu kuning meliputi
Gambar 4. Variasi bentuk biji labu kuning di
delapan Kecamatan pada lima Kabupaten
Propinsi Jawa Timur.
Keterangan:
(a) Kab Lamongan (Kec Sugio); (b) Kab Lamongan
(Kec Sukodadi); (c) KabLamongan (Kec
Kembangbahu); (d) Kab Gresik (Kec
Duduksampeyan; (e) Kab Mojokerto (Kec Dawar);
(f) Kab Mojokerto( Kec Kemlagi); (g) Kab
Pasuruan (Kec Purwodadi); (h) Kab Malang (Kec
Singosari).
bentuk biji, panjang biji, lebar biji, warna
biji
diduga
karena
adanya
faktor
lingkungan dan geografis yang mempengaruhi buah labu kuning. Menurut
Indriani dkk. (2008) menyatakan bahwa
keragaman suatu populasi yang berasal
dari daerah dengan kisaran geografi yang
B. Hubungan Kekerabatan Labu Kuning
rendah kemungkinan disebabkan oleh
proses
adaptasi
sehingga
akan
yang
(Cucurbita moschata Duch)
terus-menerus
terjadi
Hubungan kekerabatan tanaman labu
perubahan-
kuning di lima Kabupaten Propinsi Jawa
perubahan baik secara biokimia maupun
Timur
fisiologisnya, terjadinya interaksi antara
keragaman
genotip dengan lingkungan yang terusmenerus
hampir
(2001
menyebabkan
sama,
dan
fenotip
Suranto
b) menyatakan bahwa
apabila
tempat
yang
persamaan
ciri-ciri
semakin jauh hubungan kekerabatannya,
dan semakin banyak persamaan yang
dimiliki maka semakin dekat hubungan
lebih kuat dari pada faktor genetik, maka
di
dan
berdasarkan
sedikit persamaan yang dimiliki maka
faktor lingkungan memberikan pengaruh
tumbuhan
ditentukan
morfologi tanaman labu kuning. Semakin
yang
menurut
dapat
kekerabatannya.
berbeda
67
Perbandingan
ciri-ciri
EL-VIVO
Vol.3, No.1, hal 61 – 71, April 2015
ISSN: 2339-1901
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
morfologi tanaman labu kuning terlihat
pada
(Tabel
5).
Dimana
pada
tabel
tersebut terlihata angka 1 dan 0 yang
artinya
menandakan
morfologi
terlihat
bahwa
ada,
ciri
sedangkan
0
menandakan bahwa ciri morfologi tidak
terlihat pada labu kuning.
Tabel 5. Perbandingan ciri morfologi tanaman
labu kuning di lima Kabupaten Propinsi Jawa
Timur.
Ciri Morfologi
Panjang batang <
20,3 cm
Panjang batang ≥
20,3 cm
Diameter batang <
3,3 cm
diameter batang ≥
3,3 cm
Warna batang hijau
tua
Bulu batang < 44
97,86
bulu batang ≥
4497,86
Batang tumbuhan
berair
Bentuk batang
segitiga
Permukaan batang
kasar
Arah tumbuh batang
menjalar
Warna bunga merah
kekuningan
Panjang kelopak <
3,4 cm
panjang kelopak ≥
3,4 cm
Jumlah kelopak 5
Panjang mahkota <
9,2 cm
panjang mahkota ≥
9,2 cm
Jumlah mahkota 5
Panjang tangkai
bunga < 12,8 cm
Panjang tangkai
bunga ≥ 12,8 cm
Bentuk biji bundar
memanjang
Bentuk biji bundar
telor
Panjang biji < 1,46
cm
Panjang biji ≥ 1,46
cm
Lebar biji < 0,9 cm
Lebar biji ≥ 0,9 cm
Warna biji putih
buram
Warna biji putih licin
Bentuk akar serabut
A
1
B
1
C
0
D
1
E
1
F
1
G
1
H
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
diperoleh, dapat diketahui tanaman labu
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
kuning
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
Gambar 6. Dendogram hubungan kekerabatan
tanaman labu kuning di lima Kabupaten
Propinsi Jawa Timur berdasarkan ciri morfologi.
Keterangan:
(a) Kecamatan Sugio; (b) Kecamatan Sukodadi;
(c) Kecamatan Kembangbahu;
(d) Kecamatan Duduksampeyan; (e) Kecamatan
Dawar; (f) Kecamatan Kemlagi; (g) Kecamatan
Purwodadi; (h) Kecamatan Singosari
Berdasarkan
di
koefisien
artinya
tanaman
Kabupaten
Propinsi
hubungan
kemudian
dianalisis
Timur
menggunakan
(IS)
tanaman
(G)
labu
1,00
yang
merupakan koefisien kemiripan tertinggi
Kecamatan
similaritas
Purwodadi
kemiripan
morfologi tanaman labu kuning di lima
indeks
dengan
yang
kuning di Kecamatan Singosari (H) pada
Dari (Tabel 5) perbandingan ciri
Jawa
Kecamatan
mengelompok
Keterangan:
A= Sugio, B=Sukodadi, C=Kembangbahu,
D=Duduksampeyan, E=Dawar, F=Kemlagi,
G=Purwodadi, H=Singosari, 1=ada, 0=tidak ada
dendogram
dengan
labu
Purwodadi
kekerabatan
tanaman
labu
kuning
di
memiliki
paling
dekat
kuning
di
Kecamatan Singosari jika dilihat dari
diperoleh
dendogram seperti pada (Gambar 6).
persamaan ciri morfologi yang dimiliki
oleh keduanya, kemudian tanaman labu
kuning di Kecamatan Duduksampeyan
68
EL-VIVO
Vol.3, No.1, hal 61 – 71, April 2015
ISSN: 2339-1901
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
(D) menggabung dengan tanaman labu
berarti
kuning di Kecamatan Purwodadi (G) dan
banyak memiliki kesamaan ciri morfologi
Singosari (H) pada koefisien kemiripan
yaitu panjang batang < 20,3 cm, warna
0,863,
batang hijau tua, bulu batang < 44 97,86,
tanaman
Kecamatan
dengan
labu
Sukodadi
tanaman
Kecamatan
Purwodadi
kuning
(B)
di
menggabung
labu
kuning
Singosari
(H)
batang
keduanya
berair,
bentuk
lebih
batang
di
segitiga, permukaan batang kasar, arah
(D),
tumbuh batang menjalar, warna bunga
pada
merah kekuningan, panjang kelopak ≥ 3,4
Duduksampeyan
(G),
sifat
dikarenakan
koefisien kemiripan 0,838.
cm, jumlah kelopak 5, panjang mahkota
Tanaman labu kuning di Kecamatan
≥ 9,2 cm, jumlah mahkota 5, panjang
Dawar (E) mengelompok dengan tanaman
tangkai bunga < 12,8 cm. Bentuk biji
labu kuning di Kecamatan Kemlagi (F)
bundar memanjang, panjang biji ≥ 1,46
memiliki
cm, lebar biji < 0,9 cm.
koefisien
kelompok
ini
kemiripan
memiliki
0,845
hubungan
Sedangkan
hubungan
kekerabatan terdekat ke dua, kemudian
terjauh
tanaman
kuning di Kecamatan Sugio (A) dan
labu
kuning
di
Kecamatan
dimiliki
Dawar (E) dan Kemlagi (F) menggabung
Kembangbahu
dengan
kemiripan
tanaman
Kecamatan
labu
kuning
Sukodadi
Duduksampeyan
(D),
Purwodadi
di
oleh
kekerabatan
(C)
0,789.
tanaman
pada
Hal
ini
labu
koefisien
disebabkan
(B),
faktor lingkungan sangat mempengaruhi
(G),
terhadap ciri fenotif pada tanaman labu
Singosari (H) pada koefisien kemiripan
kuning.
0,782.
Wendel,
Menurut
1990
Purwanto,
dalam
2002.,
Suhendi,
1999)
Tanaman labu kuning di Kecamatan
penanda morfologi didasarkan pada sifat
Sugio (A) mengelompok dengan tanaman
fenotif sehingga ragam genetik yang
labu kuning di Kecamatan Kembangbahu
diperoleh masih bersifat dugaan dan
(C) memiliki koefisien kemiripan 0,789%,
masih
kemudian
lingkungan dan interaksi gen dominan-
tanaman
labu
kuning
di
Kecamatan Sugio (A) dan Kembangbahu
di
pengaruhi
oleh
faktor
resesif.
(C) menggabung dengan tanaman labu
kuning
di
Kecamatan
Sukodadi
(B),
KESIMPULAN
Purwodadi
(G),
Berdasarkan ciri morfologi, tanaman labu
Singosari (H) Dawar (E), Kemlagi (F) pada
kuning di Kecamatan Sugio, Sukodadi,
koefisien kemiripan 0,74.
Kembangbahu, Duduksampeyan, Dawar,
Duduksampeyan
Hubungan
(D),
kekerabatan
terdekat
Purwodadi,
dan
Singosari
memiliki
dimiliki oleh tanaman labu kuning di
keragaman meliputi bentuk biji bundar
Kecamatan Purwodadi (G) dan Singosari
memanjang
(H) pada koefisien kemiripan 1,00. Hal ini
Kembangbahu,
69
(Kecamatan
Sugio,
Duduksampeyan,
EL-VIVO
Vol.3, No.1, hal 61 – 71, April 2015
Purwodadi,
Singosari),
ISSN: 2339-1901
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
bundar
telor
Ashary, S. S. 2010. Studi Keragaman
Ganyong (Canna edulis Ker.) di
Wilayah Eks-karesidenan Surakarta
Berdasarkan Ciri Morfologi dan Pola
Pita Isozym. Laporan Penelitian.
Jurusan Biologi Fakultas MIPA UNS,
Surakarta.
Ashari. 1991. Studi tentang Karakter
Morfologi Buah dan Batang Salak.
Laporan Penelitian Fakultas Pertanian
Unibraw Malang.
Cahyarini, R.D., A. Yunus, & E. Purwanto.
2004. Identifikasi keragaman genetik
beberapa varietas lokal kedelai di
jawa berdasarkan analisis isozim.
Agrosains. 6 (2): 79-83.
Delahaut, K. A. 1998. Growing Pumpkin
and Other Vine Crops in Wiscounsin,
a Guide for Fresh- Market Growers.
University
of
Wiscounsin,
Wiscounsin.
Fokou, E., M. Achu, and M. Tchouanguep.
2004.
Preliminary
nutritional
evaluation of five species of Egusi
seeds in Cameroon. Afr. J. Food
Agric. Nutr. Develop. (AJFAND). 4
(1):1-11.
Hajar, S. 2011. Studi variasi morfologi
dan anatomi daun, serta jumlah
kromosom Hibiscus rosa-sinensis L. di
kampus
Universitas
Indonesia,
Depok. Skripsi Departemen Biologi
FMIPA Universitas Indonesia.
Indriani, F.C. Sudjindro, A., N. Sugiharto,
dan L. Soetopo. 2008. Keragaman
Genetik
Plasma
Nutfah
Kenaf
(Hibiscus
Cannabinus
L.)
dan
Beberapa Spesies yang Sekerabat
Berdasarkan Analisis Isozim. Agritek.
Purwanto, E., Yuniastuti dan D. Waluyo.
2002. Karakterisasi secara morfologi
terhadap beberapa kultivar jeruk
besar. Agrosains 4 (1).
Purba, J.H. 2008. Pemnafaatan Labu
Kuning Sebagai Bahan Baku Minuman
Kaya Serat. Skripsi. IPB. Bogor.
Rohlf, F.J. 1993. NTSYS-pc. Numerical
Taxonomy and Multivariate Analysis
System Version 1,80. New York: Exerter Software.
Radovich, T. 2011. Farm and Forestry
Production and Marketing profile for
Pumpkin and Squash (Cucurbita
spp.).
Permanent
Agriculture
Resources. USA.
(Kecamatan Sukodadi, Dawar, Kemlagi).
Warna
biji
Sugio,
putih
buram
Sukodadi,
(Kecamatan
Duduksampeyan,
Kemlagi,Purwodadi, Singosari), putih licin
(Kecamatan
Panjang
Kembangbahu,
batang
Kembangbahu
Kecamatan
Dawar).
di
(30cm),
Kecamatan
terendah
Duduksampeyan
di
(13,5cm).
Jumlah bulu pada batang terbanyak di
Kecamatan
Sugio
(7536),
sedikit
di
Kecamatan Dawar (2472). Panjang biji di
Kecamatan
Duduksampeyan
(1,8cm),
terendah di Kecamatan Duduksampeyan
(1,2cm).
Berdasarkan ciri morfologi, tanaman
labu kuning di Kecamatan Purwodadi dan
Singosari
memiliki
hubungan
kekerabatan terdekat dengan koefisien
kemiripan 1,00, sedangkan hubungan
kekerabatan terjauh yaitu tanaman labu
kuning
di
Kecamatan
Kembangbahu
dengan
Sugio
dan
koefisien
kemiripan 0,789.
DAFTAR PUSTAKA
Abd El-Aziz, A. B., and H. H. Abd El-Kalek.
2011. Antimicrobial proteins oil
seeds from pumpkin (Cucurbita
moschata). Nature and Science 9 (3):
105-119.
Agbagwa, I. O., and B. C. Ndukwu. 2004.
The value of morpho-anatomicalm
features in systematics of Cucurbita
L. (Cucurbitaceae) species in Nigeria.
Afr. J. Biotechnol. 3 (10): 541-546.
Aruah, C. B., M. I. Uguru, and B. C. Oyiga.
2010.
Variations
among
some
Nigerian
Cucurbita
Landcraces.
African Journal of Plant Science 4
(10): 374-386.
70
EL-VIVO
Vol.3, No.1, hal 61 – 71, April 2015
ISSN: 2339-1901
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Revanz, R. 2011. Tanaman Labu Kuning.
http://rachmadrevanz.com/
2011/tanaman-labu-kuning.html [17
April 2014].
Shukla Priti and Shital P. Misra. 1979. An
Introduction to Angiospermae. Vikas
Publishing House. New Delhi. India.
Sudarto, Y. 1993. Budidaya Waluh.
Kanisius. Yogyakarta.
Suranto. 2009. Perkembangan IPTEK dan
Sumbangannya
terhadap
Penanganan Krisis Pangan Global
(Sebuah
Pendekatan
Bioteknologi
Molekuler).
Pascasarjana,
UNS.
Http://www.pasca.uns.ac.id.
HTM
(September 2013).
Suranto. 2001 b. Pengaruh Lingkungan
Terhadap
Bentuk
Morfologi
Tumbuhan: Could The Enviromental
Influences Determine The Plant
Morphology. Enviro 1 92): 772-775.
Sitompul, S.M., & Guritno, B. 1995.
Analisis
pertumbuhan
tanaman.
Gajah
Mada
University
Press,
Yogyakarta.
Suhendi, D. 1999. Analisis kemiripan
genetik
beberapa
klon
kakao
berdasarkan
karakter
morfologi
buah. Zuriat. 10 ( 2 ) : 86-94
Tjitrosomo, H. dan S. Sutarmi. 1984.
Botani Umum I. Angkasa Bandung.
Tjitrosoepomo,
G.
1989.
Morfologi
Tumbuhan I. UGM Press. Yogyakarta.
Tjitrosoepomo,
G.
1990.
Morfologi
Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, G. 1998. Taksonomi
Umum:
Dasar-dasar
Taksonomi
Tumbuhan. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
UPOV. 2007. Butternut, Butternut Squash,
Chees Pumpkin, China Squash,
Cusshaw, Golden Cushaw, Musky
Gourd, Pumpkin, Winter Crookneck
Squash-Guidelines for conduct of test
for distinctness, uniformity, and
stability. International Union for the
Protection on New Varieties of Plants,
Geneva.
Velenzuela, N.J., Morales, J.A.G.Infanze, et
al.
2011.
Chemical
and
Physicochemical Characterization of
Winter Squash (Cucurbita moschata
D.)
Notulae
Botanicae
Horti
Agrobotanici 39(1): 34-40.
Wigati, E. 2003. Variasi Genetik Ikan
Anggoli (Pristipomoides multidens)
Berdasarkan Pola Pita Allozyme.
Skripsi. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Yuliani, S., E.Y. Purwani, S. Usmiati, dan
H.
Setiyanto.
2004.
Penelitian
Pengembangan
Teknologi
Pengolahan Pangan Berbasis Sagu,
Sukun dan Labu Kuning: Kegiatan
Penelitian Pengembangan Teknologi
Pengolahan Berbasis Labu Kuning.
Laporan Akhir. Balai Besar Litbang
Pascapanen Pertanian, Badan Litbang
Pertanian, Departemen Pertanian
71
Download