kajian sinonimi yang berhubungan dengan makna “mengalahkan”

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KAJIAN SINONIMI YANG BERHUBUNGAN
DENGAN MAKNA “MENGALAHKAN” DALAM
BERITA OLAHRAGA DI MEDIA CETAK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh
JOKO HERIWALUYO
C0204038
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KAJIAN SINONIMI YANG BERHUBUNGAN
DENGAN MAKNA “MENGALAHKAN” DALAM BERITA
OLAHRAGA DI MEDIA CETAK
Disusun oleh
JOKO HERIWALUYO
C0204038
Telah disetujui oleh pembimbing
Pembimbing
Dra. Hesti Widyastuti, M. Hum.
NIP 195504091983032001
Mengetahui
Ketua Jurusan Sastra Indonesia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Drs. Ahmad Taufiq, M. Ag.
commit to user
NIP 196206101989031001
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KAJIAN SINONIMI YANG BERHUBUNGAN
DENGAN MAKNA “MENGALAHKAN” DALAM BERITA
OLAHRAGA DI MEDIA CETAK
Disusun oleh
Joko Heriwaluyo
C0204038
Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi
Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Pada Tanggal …………………………….
Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Ketua
Dra. Chattri S. W., M. Hum.
NIP 196412311994032005
.......................
Sekretaris
Drs. Hanifullah S., M.Hum.
NIP 196806171999031002
.......................
Penguji I
Dra. Hesti Widyastuti, M. Hum.
NIP 195504091983032001
.......................
Penguji II
Miftah Nugroho, S.S., M. Hum.
NIP 197707252005011002
.......................
Dekan
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Drs. Sudarno, M.A.
NIP 195303141985061001
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama
NIM
: Joko Heriwaluyo
: C0204038
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Kajian Sinonimi yang
Berhubungan dengan Makna “Mengalahkan” dalam Berita Olahraga di Media
Cetak adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh
orang lain. Hal-hal yang bukan karya penulis dalam skripsi ini diberi tan
da citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka penulis
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang
diperoleh dari skripsi tersebut.
Surakarta,
Juli 2010
Yang membuat pernyataan
Joko Heriwaluyo
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Walau tidak ada yang sempurna,
Hidup ini indah begini adanya
(Dewi Lestari dalam novel Filosofi Kopi)
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini, penulis persembahkan untuk:
Kedua Orang Tuaku
Untuk ketulusan cinta, pengorbanan serta doa yang selalu menyertaiku
Kedua kakakku
Untuk semua nasihat-nasihat dan kritikan yang membangun
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kesempatan, kesehatan, dan kesabaran, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.
Dalam skripsi ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada pihak-pihak
berikut.
1. Drs. Sudarno, M.A. selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
2. Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Sastra Indonesia Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta atas arahan dan
petunjuk yang diberikan selama penulis belajar.
3. Dra. Hesti Widyastuti, M Hum. selaku pembimbing penulisan skripsi yang
telah bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar, memberikan saran dan
nasihat yang sangat berharga bagi penulisan skripsi ini.
4. Prof. Dr. H. Bani Sudardi, M.Hum. selaku pembimbing akademik selama
kuliah.
5. Bapak dan Ibu dosen Sastra Indonesia, atas curahan ilmu dan pemikiran
sebagai bekal dalam penulisan skripsi ini.
6. Staf UPT Perpustakan Universitas Sebelas Maret dan Perpustakaan Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas
commit Sebelas
to user Maret yang telah memberikan
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kemudahaan dalam proses peminjaman buku referensi yang digunakan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
7. Kedua orang tuaku yang telah memberikan dukungan doa, dana, dan petuah
sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah.
8. Kakak-kakakku tercinta yang telah banyak memberikan nasihat-nasihatnya
dan juga menyediakan fasilitas kepada penulis untuk proses pengerjaan skripsi
ini hingga selesai.
9. Rekan-rekan Sastra Indonesia, khususnya angkatan 2004, terima kasih atas
bantuan, semangat, dan kebersamaan dalam proses meraih cita dan harapan.
Terutama untuk Bang Lis dan Pepen, tanpa bantuan kalian mungkin skripsi ini
tidak akan pernah jadi.
10. Teman-teman sesama personil KongPlus: Rendhy, Rodex, Harno, Wiji,
Effendy, Andhika, dan Ridho untuk semua motivasi dan dukungan serta
semangat yang kalian berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
11. Teman-teman sepermainan: Budi, Herno, Elin, Galih, Tina, Sakius, Doni,
Sigit, Dian, Bozok, Ezra, Diah, dan Yudhis atas canda tawa serta suka duka
yang selalu kita hadapi bersama. Kalian yang memberikan inspirasi hidup bagi
penulis.
Banyak kelemahan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, diharapkan karya ini dapat
bermanfaat bagi penulis secara pribadi, Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra
dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, 21 Juli 2010
Penulis
Joko Heriwaluyo
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………......
ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………... iii
HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………… iv
HALAMAN MOTTO ……………………………………………………. v
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………. vi
KATA PENGANTAR …………………………………………………… vii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… x
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xiii
ABSTRAK ………………………………………………………………… xiv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………….. 1
B. Pembatasan Masalah …………………………………………… 3
C. Rumusan Masalah …………………………………………….
3
D. Tujuan Penelitian ……………………………………………….. 4
E. Manfaat Penelitian ……………………………………………… 4
F. Sistematika Penulisan ………………………………………….. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………. 7
A. Kajian Studi Terdahulu ………………………………………… 7
B. Landasan Teori …………………………………………………. 8
1. Semantik …………………………………………………... 8
2. Relasi Makna ……………………………………………….
9
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Tipe-Tipe Makna …………………………………………… 13
4. Sinonimi …………………………………………………...... 16
a. Cara Menentukan Sinonimi …………………………….. 17
b. Macam-Macam Sinonimi ………………………………. 19
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………….. 20
A. Jenis Penelitian ………………………………………………….. 20
B. Sumber Data Penelitian …………………………………………. 21
C. Populasi………………………………………………………….. 21
D. Sampel…………………………………………………………… 21
E. Data Penelitian………………………………………………….. 23
F. Metode Pengumpulan Data……………………………………… 23
G. Metode Analisis Data …………………………………………… 24
H. Metode Penyajian Analisis Data ………………………………... 25
BAB IV ANALISIS DATA ……………………………………………… 26
A. Klasifikasi Data ………………………………………………… 26
1.
Berdasarkan Identifikasi Kata dan Frasa …………………. 26
2.
Berdasarkan Afiksasi ……………………………………… 27
3.
Berdasarkan Bentuk yang Lugas dan Metaforis ………….. 27
B. Analisis Data …………………………………………………….. 28
1. Hubungan Kata dengan Kata dan
Kata dengan Frasa ………………………………………….. 28
2. Bentuk Substitusi dalam Kalimat antara Kata dengan Kata
yang Menunjukkan Gejala Sinonimi Makna “Mengalahkan”…30
BAB V PENUTUP ……………………………………………………….....53
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Simpulan……………………………………………………… 53
2. Saran………………………………………………………….. 54
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 55
LAMPIRAN ………………………………………………………………. 1
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR SINGKATAN
B
: tabloid olahraga Bola
K
: surat kabar harian Kompas
S
: surat kabar harian Solopos
SM
: surat kabar harian Suara Merdeka
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Joko Heriwaluyo. C0204038. 2009. Kajian Sinonimi yang Berhubungan dengan
Makna “Mengalahkan” dalam Berita Olahraga di Media Cetak. Skripsi : Jurusan
Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi (1)
bagaimanakah identifikasi kata, frasa, dan klausa yang memenuhi makna
‟mengalahkan‟ dalam wacana jurnalistik berita olahraga di media cetak?, (2)
bagaimanakah hubungan kata dengan kata dan kata dengan frasa yang
menunjukkan gejala sinonimi makna ‟mengalahkan‟ dalam wacana jurnalistik
berita olahraga di media cetak?
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan identifikasi kata, frasa,
dan klausa yang memenuhi makna ‟mengalahkan‟ dalam wacana jurnalistik berita
olahraga di media cetak, (2) mendeskripsikan bentuk substitusi kata dengan kata
dan kata dengan frase yang memenuhi makna ”mengalahkan” dalam berita
olahraga di media cetak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang
bersifat deskriptif. Data penelitian ini adalah data kebahasaan berupa kata, frase,
klausa, maupun kalimat yang memuat arti konsep „kalah‟ dalam wacana
jurnalistik berita olahraga. Sumber data penelitian ini adalah tiga macam surat
kabar harian yakni Solopos (S), Suara Merdeka SM), dan Kompas (K) serta
tabloid olahraga Bola (B). Data diperoleh dengan menggunakan teknik pustaka.
Teknik analisis data menggunakan langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi
data, analisis data, penafsiran data, evaluasi, penarikan simpulan.
Dari analisis data dapat ditarik simpulan bahwa (1) Identifikasi kata, frasa,
dan klausa menghasilkan sebuah klasifikasi berdasarkan afiksasi dan berdasarkan
bentuk yang lugas dan metaforis (2) Berdasarkan analisis data, bentuk substitusi
dari kata-kata atau frase yang memenuhi makna ”mengalahkan” dapat
menimbulkan hubungan kata dengan kata yang dapat saling dipertukarkan tanpa
mengubah struktur kalimat dan dapat menimbulkan tambahan makna yakni makna
metaforis, sedangkan hubungan kata dengan frasa tidak dapat dipertukarkan
secara langsung.
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemakaian bahasa meliputi berbagai bidang kehidupan. Salah satu
pemakaian bahasa Indonesia dalam kehidupan manusia adalah pemakaian bahasa
Indonesia di media massa cetak, seperti surat kabar, majalah, dan lain-lain Salah
satu fungsi dari surat kabar adalah untuk menyampaikan berita atau informasi
kepada pembaca dengan menggunakan media pengungkap bahasa. Bahasa yang
digunakan dalam surat kabar adalah bahasa yang dikenal dengan sebutan bahasa
jurnalistik. Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa yang tampak
dalam harian-harian dan majalah. Menurut Haris Sumadiria, bahasa jurnalistik
merupakan bahasa yang lazim dipakai dalam media massa cetak berkala seperti
surat kabar, tabloid, dan majalah (2006: 53).
Bahasa jurnalistik sebagai salah satu jenis dari ragam bahasa, yaitu ragam
jurnalistik terdiri atas beberapa wacana. M. Ramlan (1987: 32) mengungkapkan
bahwa wacana berita berfungsi untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain,
sehingga tanggapan yang diharapkan berupa perhatian seperti tercermin pada
pandangan mata yang menunjukkan adanya perhatian.
Ragam jurnalistik digunakan dalam tulisan-tulisan yang dimuat di surat
kabar-surat kabar atau majalah. Berita sebagai bagian dari kegiatan jurnalistik
juga dikatakan sebagai kejadian yang diulang, yaitu dengan menggunakan katato user
kata atau gambar-gambar. Salah commit
satu contoh
berita adalah berita olahraga yang
1
2
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menggunakan kata-kata berbahasa Indonesia sebagai media pengungkapannya.
Selain itu, berita olahraga juga banyak mengandung kata-kata yang bersinonim.
Sinonimi adalah hubungan atau relasi persamaan makna (I Dewa Putu Wijana dan
Muhammad Rochmadi, 2008: 28). Mansoer Pateda (2001: 222) mendefinisikan
sinonimi dalam tiga batasan. Batasan atau definisi itu, ialah : (i) kata-kata dengan
acuan ekstra linguistik yang sama, misalnya kata mati dan mampus; (ii) kata-kata
yang mengandung makna yang sama, misalnya kata memberitahukan dan kata
menyampaikan; dan (iii) kata-kata yang dapat disubstitusikan dalam knteks yang
sama, misalnya ”Kami berusaha agar pembangunan berjalan terus.”, ”Kami
berupaya agar pembangunan berjalan terus.” Kata berusaha bersinonim dengan
kata berupaya.
Mengacu pada sifat dari ragam jurnalistik yang lebih menekankan pada
efektivitas, efisiensi, kejelasan, dan mudah dibaca serta tidak membosankan, maka
memancing kreativitas dari para penulisnya untuk memberdayakan kosakata
secara maksimal. Sebagai contoh adanya kreativitas dalam penulisan wacana
jurnalistik adalah sebagai berikut. Penggunaan arti konsep ”mengalahkan” dalam
berita olahraga dengan variasi-variasi bentuk yang terjadi.
1. Tuan rumah, Ghana, yang dikalahkan Kamerun 1-0 di semifinal,
akhirnya menempati tempat ketiga setelah memukul Pantai Gading 42. ( BOLA no. 1889/ Selasa, 23 Desember 2008)
Dari contoh di atas, kata bergaris bawah menunjukkan gejala sinonimi.
Maka kalimatnya menjadi sebagai berikut:
commit to user
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Tuan rumah, Ghana, yang dikalahkan Kamerun 1-0 di Semifinal,
akhirnya menempati tempat ketiga setelah memukul Pantai Gading 4-2.
1a. Tuan rumah, Ghana, yang dikalahkan Kamerun 1-0 di semifinal,
akhirnya menempati tempat ketiga setelah mengalahkan Pantai Gading 42.
Gejala sinonimi terlihat pada kalimat (1a) di atas. Kata memukul
bersinonimi dengan mengalahkan. Haris Sumadiria mengatakan bahwa sifat dari
ragam jurnalistik lebih menekankan pada aspek efektivitas, efisiensi, kejelasan
dan mudah dibaca serta tidak membosankan, maka kalimat (1a) dihindari
penggunaannya karena pengulangan kata yang sama dan penggunaan kata
berulang melelahkan untuk dibaca. Oleh karena itu penggunaan padanan kata,
atau penggantiannya akan lebih menarik. Selain itu, seperti dalam kalimat (1) dan
(1a), metode terbaik untuk pembatasan sinonimi adalah tes substitusi (penyulihan,
penggantian) yang direkomendasikan oleh Macaulay (Stephen Ulmann dalam
terjemahan Sumarsono, 2007: 178).
Dari contoh di atas, penulis berpendapat bahwa penggunaan arti konsep
”mengalahkan” dalam berita olahraga sangat beragam variasi bentuknya yang
dapat dilihat secara semantik terutama dari segi sinonimi. Berdasarkan hal
tersebut, penulis tertarik untuk mengkajinya.
B. Pembatasan Masalah
Pembatasan
masalah
dalam
suatu
penelitian
sangat
diperlukan.
Pembatasan masalah ini berisi pokok masalah yang masih bersifat umum.
commit to user
4
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pembatasan masalah akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian
yang lebih terarah sehingga tidak terjadi kekaburan dan melebar kemana-mana.
Dengan pembatasan masalah ini, penulis akan mudah untuk mencermati hal-hal
yang akan dikembangkan. Dalam penelitian ini, penulis hanya meneliti kata-kata
yang memuat arti ”mengalahkan” dalam berita olahraga pada tataran semantik
yang penulis khususkan tentang masalah sinonimi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah penulis kemukakan, maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah
identifikasi
kata
dan
frasa
yang memenuhi
makna
”mengalahkan” dalam berita olahraga di media cetak?
2. Bagaimanakah bentuk substitusi kata dengan kata dan kata dengan frasa yang
memenuhi makna ”mengalahkan” dalam berita olahraga di media cetak?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan suatu penelitian perlu disampaikan mengingat penelitian harus
mempunyai arah yang jelas dan tepat. Tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Mendeskripsikan identifikasi kata dan frasa yang memenuhi makna
”mengalahkan” dalam berita olahraga di media cetak.
2. Mendeskripsikan bentuk substitusi kata dengan kata dan kata dengan frasa
yang memenuhi makna ”mengalahkan” dalam berita olahraga di media cetak.
commit to user
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Manfaat Penelitian
Pada hakikatnya penelitian dilakukan untuk mendapatkan suatu manfaat.
Dalam penelitian ini diharapkan penulis dapat memberikan sesuatu yang
bermanfaat berkaitan dengan masalah penggunaan arti konsep ”kalah’ dalam
wacana jurnalistik berita sepak bola. Umumnya suatu penelitian memiliki dua
manfaat yakni manfaat teoretis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa perluasan
wawasan tentang arti konsep sebuah kata dalam ragam bahasa khususnya dalam
wacana jurnalistik berita olahraga.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang positif
terhadap para penulis berita olahraga dalam memberdayakan sebuah arti
konsep kata.
b. Diharapkan pula bisa dijadikan acuan dan rangsangan bagi penulis atau
pembaca dalam berbahasa Indonesia agar lebih baik dan menarik.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut.
Bab pertama pendahuluan. Bab pertama ini terdiri dari latar belakang
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
commit to user
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bab kedua berupa kajian terdahulu dan kajian teoretik yang berisi
pengertian semantik, relasi makna, tipe-tipe makna, dan pengertian sinonimi.
Bab ketiga adalah metodologi penelitian, berisi serangkaian proses
penelitian yang saling berhubungan, yaitu pengertian metode, jenis penelitian,
sumber data, populasi, sampel, data penelitian, metode pengumpulan data, metode
analisis data, dan metode penyajian analisis data.
Bab keempat adalah analisis data yang berisi klasifikasi data serta analisis
data.
Bab kelima merupakan penutup yang memuat kesimpulan dan saran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Studi Terdahulu
Beberapa studi terdahulu yang relevan telah dilakukan oleh Anita Tri
Widiyawati “Sinonimi Nomina Hubungan Kekerabatan Bahasa Jawa di Desa
Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember”.
Anita Tri Widiyawati (2008) dengan judul penelitian ”Sinonimi Hubungan
Kekerabatan Bahasa Jawa di Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten
Jember”. Temuan penelitiannya berisi persamaan dan perbedaan di antara
pasangan sinonimi, faktor yang melatarbelakangi terciptanya sinonimi, dan
perubahan makna nomina (kata benda) hubungan kekerabatan bahasa Jawa di
Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember sebagai akibat munculnya
pasangan sinonimi nomina hubungan kekerabatan bahasa Jawa di Desa Paseban,
Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember. Berdasarkan analisis dan pembahasan
tentang sinonimi nomina hubungan kekerabatan bahasa Jawa di Desa Paseban,
Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember bahwa sebutan „kakek‟ ada sembilan
belas, sebutan „nenek‟ ada dua puluh lima, sebutan „saudara tua laki-laki dari
orang tua‟ ada sebelas, sebutan „saudara tua perempuan dari orang tua‟ ada tiga
belas, sebutan „orang tua laki-laki‟ ada enam, sebutan „orang tua perempuan‟ ada
delapan, sebutan „saudara muda laki-laki dari orang tua‟ ada sepuluh, sebutan
„saudara muda perempuan dari orang tua‟ ada dua belas, sebutan „saudara tua
commit
to user
laki-laki‟ ada sembilan, dan sebutan
„saudara
tua perempuan‟ ada sepuluh. Faktor
7
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kolokasi ini meliputi: faktor kata serapan, faktor nilai rasa, faktor prestige, dan
faktor tingkat tutur. Sebutan „saudara muda laki-laki‟ ada sebelas, sebutan
„saudara muda perempuan‟ ada tiga belas, sebutan „anak laki-laki‟ ada delapan
belas, sebutan „anak perempuan‟ ada dua belas, sebutan „cucu laki-laki‟ ada lima
belas, dan sebutan „cucu perempuan‟ ada empat belas. Faktor penyebab masingmasing sebutan tersebut adalah faktor kolokasi. Faktor kolokasi ini meliputi:
faktor kata serapan, faktor nilai rasa, dan faktor prestige.
B. Landasan Teori
1. Semantik
Semantik di dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris semantics,
dari bahasa Yunani sema (nomina) „tanda‟ : atau dari verba samaino „menandai‟,
„berarti‟. Istilah tersebut digunakan para pakar bahasa untuk menyebut bagian
ilmu bahasa yang mempelajari makna. Fatimah Djajasudarma (1993: 1)
mengatakan bahwa istilah semantik baru muncul pada tahun 1894 yang dikenal
melalui American Philological Association „organisasi filologi Amerika‟ dalam
sebuah artikel yang berjudul Reflected Meaning: A point in Semantics.
Menurut Harimurti Kridalaksana (1989:174), semantik ialah bagian dari
struktur bahasa yang berhubungan dengan makna dari ungkapan dan juga dari
struktur makna suatu wicara atau sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam
suatu bahasa pada umumnya.
a. Semantik Leksikal
commit to user
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Edi Subroto (2007: 34), semantik leksikal ialah salah satu bidang
kajian linguistik yang khusus mempelajari arti kata yang lebih kurang bersifat
tetap (stabil). Jadi, semantik leksikal berfokus pada kata, tetapi yang dikaji
masalah arti. Semantik ini menitikberatkan pada kata,karena dianggap sebagai
tanda bahasa minimum yang bersifat mandiri secara bentuk makna. Ia merupakan
materi bahasa yang siap dipakai dalam kegiatan bahasa. Sebagai tanda bahasa,
kata adalah kedataan yang terpisahkan antara aspek bentuk dan arti yang bersifat
manasuka (arbriter)
b. Semantik Gramatikal
Semantik gramatikal adalah bagian dari linguistik yang mempelajari
masalah arti yang timbul karena bertemunya unsur gramatis dengan unsur lainnya
yang mengikuti kaidah tertentu. Dapat disimpulkan bahwa semantik gramatikal
ialah ilmu yang mempelajari arti kata yang timbul sebagai proses morfologis (Edi
Subroto, 2007: 36).
2. Relasi Makna
Yang dimaksud dengan relasi makna adalah hubungan semantik yang
terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lain (Abdul
Chaer, 2003: 297). Satuan bahasa di sini dapat berupa kata, frase, maupun
kalimat. Relasi semantik dapat menyatakan kesamaan makna, pertentangan
makna, ketercakupan makna, kegandaan makna, atau juga kelebihan makna.
Setiawati Darmojuwono dalam Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami
commit to user
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Linguistik menyatakan bahwa relasi makna adalah hubungan makna kata dalam
suatu bahasa (2005: 116).
I Dewa Putu Wijana dan Muhammad Rochmadi dalam Semantik: Teori
dan Analisis membagi relasi makna menjadi enam macam (2008: 28), yakni:
a. Sinonimi
Sinonimi adalah hubungan atau relasi persamaan makna. Jadi, bentuk
kebahasaan yang satu memiliki kesamaan makna dengan bentuk kebahasaan yang
lain. Bentuk-bentuk kebahasaan yang memiliki kesamaan makna disebut
bersinonim. Dalam bahasa Indonesia, kata ayah bersinonim dengan bapak, papa,
papi, dan babe. Kata melihat bersinonim dengan kata memandang, menonton,
memeriksa, mengintip, mengintai, menengok, membesuk, dsb. Walaupun kata-kata
bersinonim tersebut memiliki kesamaan makna, tetapi makna itu tidak bersifat
menyeluruh (total). Kesinoniman menyeluruh tidak pernah dijumpai (I Dewa Putu
Wijana, 2008: 29).
b. Antonimi
Antonimi adalah perlawanan makna. Kata laki-laki berantonim dengan
perempuan, mati berantonim dengan hidup, jauh berantonim dengan dekat, dsb.
Dilihat dari jumlah pasangan dan sifat perlawanannya, antonimi dapat dibedakan
menjadi antonimi biner dan nonbiner, antonimi bergradasi dan antonimi tak
bergradasi, antonimi orthogonal dan antipodal, antonimi direksional dan
relasional.
c. Polisemi
commit to user
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Polisemi adalah sebuah bentuk kebahasaan yang memiliki berbagai macam
makna. Perbedaan antara makna yang satu dengan makna yang lain dapat
ditelusuri atau dirunut sehingga sampai pada suatu kesimpulan bahwa maknamakna itu berasal dari sumber yang sama. Menurut Ullman dalam Putu Wijana
(2008: 44) polisemi sebagai ciri fundamental bahasa manusia muncul karena
berbagai faktor, antara lain:
1)
Pergeseran pemakaian (shift in application)
2)
Spesialisasi dalam lingkungan sosial (specialization in social milieu)
3)
Bahasa Figuratif (figurative language)
4)
Penafsiran kembali pasangan berhomonim (homonym reinterpreted)
5)
Pengaruh bahasa asing (foreign influence)
d. Homonimi
Homonimi adalah dua kata atau lebih yang secara kebetulan memiliki pola
bunyi yang sama. Karena merupakan butir leksikal yang berbeda, pasangan
berhomonim memiliki makna yang berbeda. Kata beruang (kata dasar) memiliki
tiga kemungkinan makna, yakni „sejenis binatang kutup berkaki empat dan
pemakan daging‟, „memiliki uang‟ (ber- plus uang), dan „memiliki ruang‟ (berplus ruang). Sebagian linguis membagi homonimi menjadi dua jenis, yakni
homografi dan homofoni. Homografi kesamaannya terletak pada identifikasi
ortografi (tulisan dan ejaan), sementara itu homofoni menyandarkan kesamaannya
pada keidentikan bunyi dan pengucapan.
e. Hiponimi
commit to user
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hiponimi adalah hubungan semantik antara makna spesifik dan makna
generik, atau antara anggota taksonomi dengan nama taksonomi (Kridalaksana
dalam Putu Wijana, 2008: 67). Misalnya, menatap, mengintip, memandang,
mengintai, dsb. yang memiliki makna spesifik berhiponim dengan melihat yang
memiliki makna generik. Bentuk sepeda,becak, pesawat terbang, mobil, kereta
api, dsb. berhiponim dengan kendaraan. Dalam hal ini, sepeda, becak, pesawat
terbang, mobil, kereta api anggota taksonomi, sedangkan kendaraan disebut nama
taksonomi. Hubungan antara menatap, mengintip, memandang,dan mengintai atau
sepeda, becak, pesawat terbang, mobil, dan kereta api dalam relasi makna ini
disebut kohiponim, sedangkan hubungan makna kata generik (nama taksonomi)
dengan makna spesifik disebut hiperonim.
f. Metonimia
Sebuah kata sering kali memiliki hubungan asosiatif dengan kata lain.
Misalnya kata amplop dan dompet di dalam pemakaian bahasa seringkali
dihubungkan dengan uang. Untuk itu, dapat diperhatikan kalimat (2) dan (3)
berikut:
(2) Ia baru saja menerima amplop dari atasannya.
(3) Ia seharusnya ingin membeli buku itu, tetapi lupa membawa dompet.
Mungkin kata amplop dan dompet menggantikan kata uang disebabkan oleh
kedekatan hubungan kata-kata bersangkutan secara ekstralingual. Dalam hal ini,
amplop dan dompet masing-masing adalah tempat menaruh uang.
commit to user
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selain enam macam pembagian relasi makna menurut Putu wijana di atas,
Abdul Chaer dalam Linguistik Umum menambahkan lagi dua macam relasi makna
(2003: 307), yakni:
a. Ambiguiti atau Ketaksaan
Ambiguiti atau ketaksaan adalah gejala terjadinya kegandaan makna akibat
tafsiran gramatikal yang berbeda. Tafsiran gramatikal yang berbeda ini umumnya
terjadi pada bahasa tulis, karena dalam bahasa tulis unsur suprasegmental tidak
dapat digambarkan dengan akurat. Misalnya, bentuk buku sejarah baru dapat
ditafsirkan maknanya menjadi (1) buku sejarah itu baru terbit, atau (2) buku itu
memuat sejarah zaman baru. Kemungkinan makna (1) dan (2) itu terjadi karena
kata baru yang ada dalam konstruksi itu, dapat dianggap menerangkan frase buku
sejarah, dapat juga dianggap hanya menerangkan kata sejarah.
b. Redundansi
Istilah redundansi biasanya diartikan sebagai berlebih-lebihannya penggunaan
unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran. Umpamanya kalimat Bola itu
ditendang oleh Dika tidak akan berbeda maknanya bila dikatakan Bola itu
ditendang Dika. Penggunaan kata oleh inilah yang dianggap redundans, berlebihlebihan.
Setiawati Darmojuwono dalam Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami
Linguistik menambahkan satu lagi jenis relasi makna yaitu „Meronimi‟. Meronimi
adalah relasi makna yang memiliki kemiripan dengan hiponimi karena relasi
maknanya bersifat hierarkis, namun tidak menyiratkan pelibatan searah tetapi
commit to user
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
merupakan relasi makna bagian dengan keseluruhan (2005: 119). Contohnya
adalah atap bermeronimi dengan rumah.
3. Tipe-tipe Makna
Tipe makna adalah kajian makna berdasarkan tipenya. Tipe adalah
pengelompokkan sesuatu berdasarkan kesamaan objek, kesamaan ciri atau sifat
yang dimiliki benda, hal, peristiwa atau aktivitas lainnya. Leech dalam terjemahan
Paina Partana (2003: 19) membagi makna menjadi tujuh macam, antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Makna Konseptual
Makna Konseptual biasa disebut Leech dengan makna logis. Makna
konseptual mempunyai susunan yang amat kompleks dan rumit, dapat
diperbandingkan dan dapat dihubung-hubungkan dengan susunan yang serupa
pada tingkatan bahasa fonologis maupun sintaksis (Leech, 2003: 20). Sasaran
semantik konseptual adalah untuk memberikan pada setiap tafsiran kalimat, suatu
konfigurasi atau simbol abstrak yang merupakan ‟representasi semantik‟-nya, dan
menunjukkan secara pasti apa yang harus kita ketahui apabila kita membedakan
makna dari semua kemungkinan makna kalimat yang lain dalam suatu bahasa, dan
untuk mencocokkan makna itu dengan ekspresi sintaksis dan fonologis yang
benar.
b. Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna yang dikomunikasikan dengan acuan
bahasa (Leech dalam terjemahan Paina Partana, 2003: 38). Makna konotatif
commit to user
15
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
merupakan nilai komunikatif dari satu ungkapan menurut apa yang diacu,
melebihi di atas isinya yang murni konseptual. Konotasi relatif tidak stabil,
artinya konotasi banyak berubah-ubah menurut budayanya, masanya, dan
pengalaman individu. Dengan kata lain makna konotatif adalah bukan makna
sebenarnya. . Misalnya kata ‟amplop‟. Kata ‟amplop‟ bermakna sampul yang
berfungsi sebagai tempat mengisi surat yang akan disampaikan kepada orang lain,
kantor, instansi atau jawatan lain. Makna ini adalah makna denotasinya atau
makna sebenarnya. Pada kalimat “Berilah ia amplop agar urusannmu segera
selesai,” maka kata ‟amplop‟ sudah bermakna konotatif, yakni ‟berilah ia uang‟.
Kata ‟amplop‟ dan ‟uang‟ masih ada hubungan, karena uang dapat diisi di dalam
amplop. Dengan kata lain, kata ‟amplop‟ mengacu kepada uang, dan lebih khusus
lagi uang pelancar, uang pelican, uang semir, uang gosok Di sini terdapat fakta
bahwa makna kata ‟amplop‟ tidak sebagaimana adanya lagi, tetapi mengandung
makna lain, yang kadang-kadang masih berhubungan dengan sifat, rasa, benda,
peristiwa yang dimaksudkan. Dengan kata lain, maknanya bergeser dari makna
yang sebenarnya. Dengan demikian makna konotatif lebih berhubungan dengan
nilai rasa pemakai bahasa.
c. Makna Stilistik
Makna stilistik merupakan makna sebuah kata yang menunjukkan
lingkungan sosial penggunaannya. Dengan kata lain, makna stilistika adalah
makna yang melibatkan situasi sosial atau makna yang timbul akibat pemakaian
bahasa.
Makna
stilistika
berhubungan
dengan
commit to user
pemakain
bahasa
yang
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menimbulkan efek, terutama kepada pembaca. Itu sebabnya makna stilistika lebih
dirasakan di dalam karya sastra.
d. Makna Afektif
Makna Afektif adalah makna yang terungkap dari perasaan dan tingkah
laku pembicara/ penulis. Makna afektif merupakan makna yang muncul akibat
reaksi pendengar atau pembaca terhadap penggunaan kata atau kalimat. Misalnya,
jika seseorang berkata, ”Monyet, pasti kita akan mereaksi kepada orang yang
mengatakannya.” Hal itu terjadi karena kata monyet mengandung makna yang
berhubungan atau mengakibatkan perasaan tersinggung. Dengan kata lain, kata
monyet memiliki makna yang berkaitan dengan nilai rasa. Kata monyet
berhubungan dengan penghinaan.
e. Makna Refleksi
Makna Refleksi adalah makna yang timbul dalam hal makna konseptual
ganda, jika sesuatu pengertian kata membentuk sebagian dari respons kita
terhadap pengertian lain.
f. Makna Kolokatif
Makna Kolokatif merupakan makna yang disampaikan melalui asosiasi
dengan kata yang cenderung terjadi pada lingkup kta yang lain. Makna kolokatif
terdiri atas asosiasi-asosiasi yang diperoleh suatu kata, yang disebabkan oleh
makna kata-kata yang cenderung muncul di dalam lingkungannya. Kata pretty dan
handsome memiliki dasar yang sama dalam arti ‟sedap dipandang‟, namun
commit to user
17
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
demikian kedua kata itu bisa dibedakan menurut beberapa kata benda lain yang
mungkin menyertainya atau menjadi kata sandingannya.
g. Makna Tematik
Makna Tematik yakni makna yang dikomunikasikan dengan cara di mana
pesannya disusun atas dasar urutan dan tekanan. Misalnya kalimat, ”Ali anak
dokter Bagus meninggal kemarin,” belum jelas siapa yang meninggal. Kalau
kalimat itu diubah menjadi, ”Ali, anak dokter Bagus, meninggal kemarin,” maka
makna yang diinformasikan, yakni anak dokter Bagus (entah siapa namanya)
meninggal kemarin. Informasi tersebut ditujukan kepada Ali.
4. Sinonimi
Secara etimologi kata sinonimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu
anoma yang berarti „nama‟, dan syn yang berarti „dengan‟. Secara harfiah kata
sinonimi berarti „nama lain untuk benda atau hal yang sama‟. Secara semantik
Verhaar (2006) mendefinisikan sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau
kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. I Dewa
Putu Wijana mengatakan bahwa sinonimi adalah hubungan atau relasi persamaan
makna. Menurut Edi Subroto sinonim adalah dua kata atau lebih yang mempunyai
arti leksikal yang kurang lebih sama (lebih kurang disini perlu karena tidak ada
dua kata atau lebih yang arti leksikalnya sama benar, atau disebut pula sinonim
mutlak atau absolut). Fatimah Djajasudarma juga mengatakan bahwa jika dua kata
atau lebih memiliki makna yang sama, maka perangkat kata itu disebut sinonim
(1993:36). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dua kata atau lebih yang pada
commit to user
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi berlainan bentuk luarnya disebut
dengan sinonimi. Abdul Chaer mengatakan bahwa sinonim atau sinonimi adalah
hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan
ujaran dengan satuan ujaran lainnya (2003: 297). Dapat disimpulkan bahwa
sinonimi adalah bentuk kebahasaan yang memiliki kesamaan makna dengan
bentuk kebahasaan yang lain.
a. Cara Menentukan Sinonimi
Kesamaan makna (sinonim) dapat ditentukan dengan dua cara (Edi
Subroto, 2007: 13):
1. Substitusi (penyulihan). Hal tersebut dapat terjadi bila kata dalam konteks
tertentu dapat disulih dengan kata yang lain dan makna konteks tidak berubah,
maka kedua kata itu disebut sinonim. Misalnya:
Amir anak pandai
Amir anak pintar
Kata pandai dan pintar disebut sinonim
2. Penentuan konotasi. Jika terdapat perangkat kata yang memiliki makna
kognitifnya sama, tetapi
makna emotifnya berbeda, maka kata-kata itu
tergolong sinonim. Misalnya, “kamar kecil, kakus, jamban, WC” mengacu
kepada acuan yang sama, tetapi konotasinya berbeda.
Edi Subroto (2007:1) mengatakan bahwa suatu cara yang biasa dipakai
untuk mengetes bahwa dua kata atau lebih bersinonim ialah keduanya dapat
saling menggantikan di dalam sebuah konstruksi sintaksis tertentu. Makna
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
19
digilib.uns.ac.id
sebuah kata tergantung pada konteks. Hal tersebut dapat diperhatikan
misalnya kalimat-kalimat berikut:

Saya mau ke rumah bersalin untuk menengok “kakak” yang baru
melahirkan (jelas bahwa “kakak” pada kalimat tersebut adalah “kakak
perempuan” dan hal tersebut ditentukan oleh konteks kalimatnya.

Suatu kata kadang-kadang berbeda maknanya di dalam berbagai konteks.
Perhatikan kalimat berikut di dalam bahasa Indonesia, misalnya:
4) Pagi-pagi benar ia “masuk “sekolah
5) Ia “masuk” angin harus dibawa ke dokter
Kata “masuk” di dalam bahasa Indonesia pada kalimat (4) dan (5) berbeda
maknanya. Kata “naik” pada kalimat “ayah naik mobil ke kantor”, tidak
bermakna “memanjat”, tetapi “mengendarai” (naik bersinonim dengan
mengendarai).
Sering dikatakan bahwa kata-kata yang bersinonimi memiliki makna yang
“sama”, dengan hanya bentuk-bentuk yang berbeda. Yang normal dalam
hubungan antar-sinonimi ialah ada perbedaan nuansa, dan maknanya boleh
disebut “kurang lebih sama”.
b. Macam-Macam Sinonimi
Palmer membagi sinonimi menjadi lima macam, yaitu: (1) perangkat
sinonim yang salah satu anggotanya berasal dari bahasa daerah atau bahasa asing
dan lainnya terdapat dalam bahasa umum. Misalnya: domisili dan kediaman,
commit to user
20
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
khawatir dan gelisah; (2) perangkat sinonim yang pemakaiannya bergantung
kepada langgam dan laras bahasa. Misalnya: dara, gadis, dan cewek; (3)
perangkat sinonim yang berbeda makna emotifnya, tetapi makna kognitifnya
sama. Misalnya: (negarawan dan politikus), (ningrat dan feodal); (4) perangkat
sinonim yang pemakaiannya terbatas pada kata-kata tertentu (keterbatasan
kolokasi). Misalnya: telur busuk, nasi basi, mentega tengik,susu asam, baju apek;
(5) perangkat sinonim yang maknanya tumpang tindih. Misalnya: (buluh dan
bambu), (bimbang, cemas dan sangsi) (Palmer dalam Djajasudarma, 1993: 44).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Edi Subroto (2007:5) bahwa metode adalah keseluruhan jalan
yang harus ditempuh sejak ia merumuskan kerangka pikirannya mengenai segi
tertentu bahasa, melakukan pengamatan terhadap fenomena pertuturan yang
berulang. Menyusun hipotesis, menganalisa data-data sampai pada perumusan
yang mengatur.
A. Jenis Penelitian
Dilihat dari analisis datanya, maka penelitian ini termasuk penelitian
kualitatif dalam
bidang semantik yang membahas mengenai relasi makna
sinonimi yang berhubungan dengan kata “mengalahkan”. Edi Subroto (2007:5)
mendefinisikan bahwa metode kualitatif adalah sebuah metode penelitian terhadap
suatu masalah yang tidak didesain atau dirancang menggunakan prosedurprosedur statistik. Penelitian kualitatif lebih mengutamakan proses daripada hasil.
Penelitian kualitatif juga berusaha memahami makna fenomena-fenomena,
peristiwa-peristiwa dan kaitannya dengan orang-orang atau masyarakat yang
diteliti dalam konteks kehidupan dalam situasi yang sebenarnya. Lebih lanjut
metode ini bersifat deskriptif yakni penulis mencatat dengan teliti dan cermat
data-data yang
berwujud kata-kata, frase, klausa, kalimat yang berhubungan
dengan kata “mengalahkan”.
commit to user
20
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Sumber Data
Keberadaan sumber data dalam sebuah penelitian mutlak diperlukan.
Sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah tiga macam surat
kabar harian antara lain Solopos (S), Suara Merdeka (SM), dan Kompas (K) serta
tabloid olahraga Bola (B). Dasar pemilihan keempat media cetak tersebut karena
dalam kalimat-kalimat beritanya keempat media itu sering memakai kata-ata yang
bersinonim dengan kata “mengalahkan”. Pemilihan tiga macam surat kabar harian
dan satu macam tabloid olahraga diperkirakan sudah mewakili dari data-data yang
diperlukan.
C. Populasi
Menurut Edi Subroto 2007: 36), populasi adalah objek penelitian. Dalam
penelitian linguistik, populasi ialah bahasa yang dipakai oleh sekelompok orang
tertentu atau segi tertentu dari bahasa tertentu.
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan kata atau frase
“mengalahkan” yang dimuat di harian Solopos, Suara Merdeka, Kompas, dan
tabloid Bola.
D. Sampel
Menurut Edi Subroto (2007:36) sampel adalah sebagian dari populasi yang
dijadikan objek penelitian langsung. Sampel itu hendaknya mewakili atau
dianggap mewakili populasi secara keseluruhan. Sampel dalam penelitian ini yaitu
berupa kata atau frase “mengalahkan” yang dimuat diempat media massa berikut:
1. Surat kabar Harian Solopos:
commit to user
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
 Tanggal 26 Mei 2009
- Tanggal 8 Desember 2009
 Tanggal 28 Mei 2009
- Tanggal 10 Desember 2009
 Tanggal 29 Mei 2009
- Tanggal 11 Desember 2009
 Tanggal 30 Mei 2009
-Tanggal 12 Desember 2009
 Tanggal 31 Mei 2009
-tanggal 13 Desember 2009
 Tanggal 1 Juni 2009
-Tanggal 4 Februari 2010
 Tanggal 5 Juni 2009
-Tanggal 8 Februari 2010
 Tanggal 10 Juni 2009
-Tanggal 20 Februari 2010
 Tanggal 11 Juni 2009
2. Surat kabar Harian Kompas:
 Tanggal 30 Mei 2009
- Tanggal 27 Agustus 2009
 Tanggal 31 Mei 2009
- Tanggal 29 Agustus 2009
 Tanggal 2 Juni 2009
- Tanggal 1 September 2009
3. Surat kabar Harian Suara Merdeka:
 Tanggal 14 Mei 2009
- Tanggal 26 Agustus 2009
 Tanggal 15 Mei 2009
- Tanggal 31 Agustus 2009
 Tanggal 22 Mei 2009
- Tanggal 1 September 2009
 Tanggal 31 Mei 2009
 Tanggal
1 Juni 2009
4. Tabloid Olahraga “Bola”:
 No. 1936 Minggu Pertama Juni 2009
 No. 1937 Minggu Kedua Juni 2009
 No. 2006 Minggu Pertama Februari 2010
commit to user
 No. 2008 Minggu Kedua Februari 2010
23
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Data Penelitian
Data sebagai objek penelitian secara umum adalah semua informasi atau
bahan yang disediakan oleh alam yang dicari atau dikumpulkan dan dipilih oleh
peneliti (Edi Subroto, 2007:34). Data terdapat pada segala sesuatu yang menjadi
bidang dan sasaran penelitian.
Data kebahasaan berupa fenomena-fenomena kebahasaan apapun yang
sesuai dengan segi-segi tertentu yang diteliti. Data kebahasaan harus berwujud
konteks (kebahasaan ataupun situasi), yang memungkinkan segi-segi tertentu yang
diteliti dapat dianalisis atau diketahui identitasnya.
Data penelitian yang digunakan oleh penulis adalah data tertulis dari
sumber data. Adapun data dalam penelitian ini berupa kata atau frase
“mengalahkan” yang terdapat di media cetak Solopos, Suara Merdeka, Kompas,
dan tabloid olahraga Bola.
Penentuan data penelitian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa
dalam penelitian ini akan didapatkan suatu kesimpulan tentang perkembangan dan
perluasan penggunaan kosakata tertentu pada umumnya dan kata “mengalahkan”
pada khususnya
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk
memperoleh data yang berkualitas. Dalam penelitian ini pengumpulan
data
dilakukan dengan cara simak catat dengan teknik pustaka. Teknik pustaka adalah
mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data (Edi Subroto,
commit to user
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2007: 47). Teknik penomoran datanya berupa nama surat kabar atau tabloid,
bulan dan tanggal diterbitkannya, atau minggu keberapa diterbitkannya, serta
nomor urut data.
Contoh:
Nama FC Barcelona pun langsung diukir di bagian trofi Liga Champion
beberapa saat setelah El Barca menundukkan Manchester United 2-0 pada
final di Stadion Olimpico, Roma. (S/ 29 Mei 2009/001).
S/ 29 Mei 2009/ 01
S
: Surat Kabar Harian Solopos
29
: tanggal 29
Mei
: bulan Mei
2009
: tahun 2009
001
: nomor urut data 001
G. Metode Analisis Data
Setelah
data
diklasifikasikan,
maka
langkah
selanjutnya
adalah
menganalisis data. Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah metode substitusi. Metode substitusi merupakan metode yang digunakan
untuk menyelidiki keparalelan atau kesejajaran distribusi antara satuan lingual
tertentu dengan satuan lingual yang lainnya (Edi Subroto, 2007: 79). Alat
penentunya adalah bisa tidaknya kedua satuan lingual itu saling menggantikan.
Dengan metode ini akan diketahui adanya persamaan antara unsur terganti dengan
unsur pengganti. Metode ini digunakan untuk menentukan kemungkinan suatu
commit to user
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kata yang satu dapat digantikan oleh kata yang lain sehingga dapat diketahui
persamaan dan perbedaan antara kata tersebut dalam kalimat bahasa indonesia
Contoh:
Nama FC Barcelona pun langsung diukir di bagian trofi Liga
Champion beberapa saat setelah El Barca menundukkan Manchester
United 2-0 pada final di Stadion Olimpico, Roma. (S/ 29 Mei 2009/
001).
Pada kalimat di atas kata menundukkan dapat disubstitusikan atau dapat
saling menggantikan dengan kata mengalahkan tanpa mengubah struktur
kalimatnya.
Nama FC Barcelona pun langsung diukir di bagian trofi Liga
Champion beberapa saat setelah El Barca mengalahkan Manchester
United 2-0 pada final di Stadion Olimpico, Roma. (S/ 29 Mei 2009/
001).
H. Metode Penyajian Analisis Data
Data dalam penelitian ini disajikan dengan menggunakan metode formal
dan informal. Adapun penyajian secara formal yaitu penyajian data melalui
tabel, diagram, grafik, gambar dan sebagainya. Dan penyajian secara informal
yaitu penyajian dengan cara mendeskripsikan data dalam bentuk kata-kata atau
kalimat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
ANALISIS DATA
Analisis merupakan inti dari penelitian ini. Sebelum melakukan analisis
data, ada beberapa langkah yang harus dikerjakan, yaitu pengumpulan data,
klasifikasi data, dan analisis data.
A. Klasifikasi Data
Setelah data terkumpul kemudian diklasifikasikan berdasarkan identifikasi
kata dan frasa, berdasarkan afiksasi, menurut kata-kata yang bersifat lugas dan
metaforis.
1. Klasifikasi Berdasarkan Identifikasi Kata dan Frasa
a. Termasuk Kata
~ menundukkan
~ mempermalukan
~ menghancurkan
~ memukul
~ mencukur
~ menekuk
~ melibas
~ menjinakkan
~ menjegal
~ taklukkan
~ menenggelamkan
~ menumbangkan
~ mempecundangi
~ membenamkan
~ mengandaskan
~ menghajar
~ mengatasi
~ menghabisi
b. Termasuk Frasa
~ bertekuk lutut
commit to user
26
27
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Klasifikasi Berdasarkan Afiksasi
a. Afiks me~ mencukur
~ memukul
~ melibas
~ menekuk
~ menjegal
~ menghajar
~ mengatasi
b. Afiks me-i
~ menghabisi
~ mempecundangi
c. Afiks me-kan
~ menundukkan
~ mempermalukan
~ menghancurkan
~ menumbangkan
~ menenggelamkan
~ membenamkan
~ mengandaskan
~ menjinakkan
d. Sufiks –kan
~ taklukkan
3. Klasifikasi Berdasarkan Bentuk yang Lugas dan Metaforis
a. Bentuk Lugas
~ mempecundangi
~ taklukkan
~ mengandaskan
~ bertekuk lutut
~ mengatasi
~ mempermalukan
b. Bentuk Metaforis
~ menundukkan
~ menghabisi
commit to user
28
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
~ menghancurkan
~ memukul
~ mencukur
~ menekuk
~ melibas
~ menjinakkan
~ menjegal
~ menumbangkan
~ menenggelamkan
~ membenamkan
~ menghajar
A. Analisis Data
Setelah data terkumpul dan diklasifikasikan, langkah selanjutnya adalah
analisis data. Berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan dapat diketahui
tentang gejala sinonimi yang berhubungan dengan makna “mengalahkan” dalam
berita olahraga di media cetak.
Sinonimi ialah dua kata atau lebih yang mempunyai arti leksikal kurang
lebih sama atau keadaan dimana dua kata atau lebih mempunyai arti yang sama.
Data-data berikut menunjukkan adanya gejala sinonimi antara kata atau frasa
makna mengalahkan.
1. Hubungan Kata dengan Kata dan Kata dengan Frasa
a. Hubungan kata dengan kata
Kata dengan kata dapat dipertukarkan atau dapat saling menggantikan
dalam sebuah kalimat tanpa harus mengubah struktur kalimatnya. Hal ini
dapat disebut sebagai sinonimi.
Sebagai contoh kata ”menundukkan” dapat saling menggantikan dengan
kata ”mengalahkan” tanpa harus mengubah struktur kalimatnya. Perhatikan
kalimat di bawah ini.
commit to user
29
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Nama FC Barcelona pun langsung diukir di bagian trofi Liga
Champion beberapa saat setelah El Barca menundukkan Manchester
United 2-0 pada final di Stadion Olimpico, Roma. (S/ 29 Mei 2009/
001).
Seperti terlihat pada kalimat (6a) kata menundukkan dapat langsung
digantikan atau dapat dipertukarkan dengan kata mengalahkan tanpa
mengubah struktur kalimatnya.
6a) Nama FC Barcelona pun langsung diukir di bagian trofi Liga
Champion beberapa saat setelah El Barca mengalahkan Manchester
United 2-0 pada final di Stadion Olimpico, Roma. (S/ 29 Mei 2009/
001).
b. Hubungan kata dengan frasa
Tidak seperti hubungan kata dengan kata yang dapat secara langsung
dipertukarkan, hubungan kata dengan frasa tidak bisa dipertukarkan secara
langsung. Selain itu, hubungan kata dengan frasa juga dapat mengubah
struktur kalimat menjadi kalimat pasif. Sebagai contoh frasa ”bertekuk lutut”.
5) MU bertekuk lutut 0-1 di depan klub promosi Burnley dan baru
bisa bangkit pada laga ketika panen gol 5-0 di kandang Wigan
Atlhetic. (K/ 29 Agustus 2009/ 013)
BUKAN
7a) MU mengalahkan 0-1 di depan klub promosi Burnley dan baru bisa
bangkit pada laga ketika panen gol 5-0 di kandang Wigan Atlhetic.
commit to user
30
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
MELAINKAN
7b) MU dikalahkan 0-1 di depan klub promosi Burnley dan baru bisa
bangkit pada laga ketika panen gol 5-0 di kandang Wigan Atlhetic.
Atau bisa juga menjadi:
7c) Klub promosi Burnley mengalahkan MU 0-1 dan baru bisa bangkit
pada laga ketika panen gol 5-0 di kandang Wigan Atlhetic.
2. Bentuk Substitusi dalam Kalimat Antara Kata dengan Kata yang
Menunjukkan Gejala Sinonimi Makna “Mengalahkan”
a. Kata Menundukkan
6) Nama FC Barcelona pun langsung diukir di bagian trofi Liga
Champion
beberapa
saat
setelah
El
Barca
menundukkan
Manchester United 2-0 pada final di Stadion Olimpico, Roma. (S/
29 Mei 2009/ 001).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata menundukkan
memiliki pengertian menjadi menunduk. Untuk mengetahui bahwa kata
menundukkan bersinonimi dengan kata mengalahkan adalah dengan cara
mengetes apakah kedua kata tersebut dapat saling menggantikan dalam suatu
konstruksi sintaksis tertentu. Perhatikan kalimat berikut.
8a) Nama FC Barcelona pun langsung diukir di bagian trofi Liga
Champion beberapa saat setelah El Barca mengalahkan Manchester
United 2-0 pada final di Stadion Olimpico, Roma. (S/ 29 Mei 2009/
001).
commit to user
31
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kata
menundukkan
ternyata
dapat
digantikan
dengan
kata
mengalahkan. Jadi, kata menundukkan bersinonimi dengan kata mengalahkan.
Contoh lain adalah sebagai berikut.
7) Persisam tampil menjadi yang terbaik di sepakbola kasta kedua
Indonesia itu seusai menundukkan Persema Malang 1-0 pada laga
final yang berlangsung di stadion Palaran Samarinda. (S/ 30 Mei
2009/ 002)
~ bentuk:
Mengalahkan
Menundukkan
Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba
transitif)
transitif)
Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me-kan => me(N) +
+ kan =>mengalahkan
tunduk + kan =>menundukkan
Bentuk lugas
Termasuk bentuk yang metaforis
~ makna:
Mengalahkan
Menundukkan
Menjadikan kalah, mengungguli Menjadi
menunduk
(dalam pertandingan, perlombaan, mengalahkan (kiasan)
dsb); menaklukkan (musuh)
Benda/manusia/binatang
Manusia/binatang
Bernyawa
Bernyawa
commit to user
(kepala),
32
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Kata menghancurkan
8) Melawan ke Stadion Gelora Bung Karno, Arema menghancurkan
tuan rumah Persija dengan skor besar, 5-1. (S/ 31 Mei 2010)
Pada kalimat (10) di atas, menghancurkan tidak bermakna seperti
dalam KBBI yakni merusakkan tetapi mengalahkan. Perhatikan kalimat
berikut.
10a) Melawan ke Stadion Gelora Bung Karno, Arema mengalahkan
tuan rumah Persija dengan skor besar, 5-1.
Kata menghancurkan dalam kalimat (10) dapat digantikan dengan kata
mengalahkan pada kalimat (10a), berarti kedua kata tersebut bersinonimi.
~ bentuk:
Mengalahkan
Menghancurkan
Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba
transitif)
transitif)
Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me-kan => me(N) +
+ kan =>mengalahkan
hancur + kan => menghancurkan
Bentuk lugas
Termasuk bentuk metaforis
~ makna:
Mengalahkan
Menghancurkan
Menjadikan kalah, mengungguli Meremukkan,
merusakkan,
(dalam pertandingan, perlombaan, mengalahkan (kiasan)
dsb); menaklukkan (musuh)
Benda/manusia/binatang commit to user
Benda
33
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bernyawa
Tidak bernyawa
c. Kata mencukur
9) Kepastian datang setelah Atletico mencukur Almeria 3-0 pada partai
terakhir musim ini di Stadion Vicente Calderon, Minggu (31/5) dini
hari WIB. (S/ 1 Juni 2009/ 006).
Pada kalimat di atas, kata mencukur tidak bermakna memotong seperti
dalam
KBBI
tetapi
mengalahkan
(memotong
bersinonimi
dengan
mengalahkan) karena kedua kata tersebut dapat saling menggantikan,
sehingga kalimatnya menjadi seperti di bawah ini.
11a) Kepastian datang setelah Atletico mengalahkan Almeria 3-0 pada
partai terakhir musim ini di Stadion Vicente Calderon, Minggu
(31/5) dini hari WIB
Contoh lain adalah sebagai berikut.
12) Setelah akhir pekan lalu mencukur Kazhaktan 4-0, The Three Lion,
julukan Inggris, kini mengincar tiga poin di kandang sendiri saat
menjamu tim lemah Andorra di Stadion Wembley, Kamis (11/6)
dini hari WIB. (S/ 10 Juni 2009/ 010)
~ bentuk:
Mengalahkan
Mencukur
Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba
transitif)
transitif)
Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me- => me(N) + cukur
+ kan =>mengalahkan
=> mencukur
commit to user
34
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bentuk lugas
Termasuk bentuk yang metaforis
~ makna:
Mengalahkan
Mencukur
Menjadikan kalah, mengungguli Memotong,
membersihkan
(dalam pertandingan, perlombaan, dengan pisau cukur (rambut),
dsb); menaklukkan (musuh)
mengalahkan (kiasan)
Benda/manusia/binatang
Benda
Bernyawa
Tidak bernyawa
d. Kata melibas
13) Pernyataan itu diungkapkan Ancelotti setelah mengantar Milan
merebut tiket langsung ke kompetisi Liga Champion dengan
melibas Fiorentina 2-0 di Stadion Artemio Franchi, Minggu (31/5).
(S/ 1 Juni 2009/ 008)
Dalam kalimat di atas, melibas dalam KBBI bermakna mengalahkan.
Apabila kata melibas pada kalimat (13) diganti dengan kata mengalahkan,
ternyata kedua kata itu berterima atau saling menggantikan maka kata tersebut
dikatakan bersinonimi. Perhatikan kalimat (13a) berikut.
13a) Pernyataan itu diungkapkan Ancelotti setelah mengantar Milan
merebut tiket langsung ke kompetisi Liga Champion dengan
mengalahkan Fiorentina 2-0 di Stadion Artemio Franchi, Minggu
(31/5).
commit to user
35
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
~ bentuk:
Mengalahkan
Melibas
Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba
transitif)
transitif)
Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me- => me + libas =>
+ kan =>mengalahkan
melibas
Bentuk lugas
Termasuk bentuk metaforis
~ makna:
Mengalahkan
Melibas
Menjadikan kalah, mengungguli Melebas, memukulkan (cambuk),
(dalam pertandingan, perlombaan, mengalahkan (kiasan)
dsb); menaklukkan (musuh)
Benda/manusia/binatang
Benda
Bernyawa
Tidak bernyawa
e. Kata menjegal
14) Ambisi besar La Albiorroja menjegal Samba. (S/ 10 Juni 2009/
011)
Kata menjegal dalam makna yang sebenarnya (KBBI) berarti
menjatuhkan orang lain dengan mengaitkan kakinya. Pada kalimat di atas kata
menjegal lebih bermakna mengalahkan. Hal ini terlihat seperti contoh di
bawah ini.
14a) Ambisi besar La Albiorroja
mengalahkan Samba.
commit to user
36
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kata menjegal dan kata mengalahkan dapat dikatakan sebagai
sinonimi karena saling menggantikan dalam sebuah konteks kalimat. Contoh
lain adalah sebagai berikut.
15) Setelah pada pertandingan hari pertama hanya merebut medali
perunggu di nomor hoop putra dan putri, tim sepak takraw putra
Indonesia berambisi menjegal tim Thailand pada laga pertama
pertandingan nomor beregu di SEA Games 2009 Laos, Kamis
(10/12). (S/ 10 Desember 2009/ 044)
~ bentuk:
Mengalahkan
Menjegal
Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba
transitif)
transitif)
Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me- => me(N) + jegal =>
+ kan =>mengalahkan
menjegal
Bentuk lugas
Termasuk bentuk metaforis
~ makna:
Mengalahkan
Menjegal
Menjadikan kalah, mengungguli Menjatuhkan orang lain dengan
(dalam pertandingan, perlombaan, mengait kakinya, mengalahkan
dsb); menaklukkan (musuh)
(kiasan)
Benda/manusia/binatang
Manusia/binatang
Bernyawa
Bernyawa
commit to user
37
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f. Kata menenggelamkan
16) Persipura Jayapura menyempurnakan gelarnya sebagai juara
Djarum Indonesia Super League (DISL) musim 2008/2009
dengan menenggelamkan Sriwijaya FC, 4-1. (S/ 11 Juni 2009/
012)
Kata
menenggelamkan
bermakna
menjadikan
(menyebabkan)
tenggelam (ke dalam air) tetapi dalam kalimat (16), menenggelamkan tidak
bermakna menjadikan (menyebabkan) tenggelam (ke dalam air) tetapi
mengalahkan sehingga kalimatnya menjadi sebagai berikut.
16a) Persipura Jayapura menyempurnakan gelarnya sebagai juara
Djarum Indonesia Super League (DISL) musim 2008/2009 dengan
mengalahkan Sriwijaya FC, 4-1
Kedua kata tersebut dapat saling menggantikan dan tidak merubah
konteks kalimat sehingga dikatakan sebagai sinonimi.
~ bentuk:
Mengalahkan
Menenggelamkan
Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba
transitif)
transitif)
Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me-kan => me(N) +
+ kan =>mengalahkan
tenggelam
+
kan
menenggelamkan
Bentuk lugas
Termasuk bentuk metaforis
commit to user
=>
38
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
~ makna:
Mengalahkan
Menenggelamkan
Menjadikan kalah, mengungguli Menjadikan tenggelam (ke dalam
(dalam pertandingan, perlombaan, air), membenamkan, mengalahkan
dsb); menaklukkan (musuh)
(kiasan)
Benda/manusia/binatang
Manusia/binatang/benda
Bernyawa
Bernyawa/tidak bernyawa
g. Kata mempecundangi
17) Tim Matador menunjukkan kelasnya dengan mempecundangi
Azerbaijan 6-0 di Baku. (S/ 11 Juni 2009/ 013)
Kata mempecundangi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna
mengalahkan. Jadi, kata mempecundangi dan mengalahkan adalah sebuah
sinonimi. Hal tersebut terlihat pada contoh di bawah ini.
17a) Tim Matador menunjukkan kelasnya dengan mengalahkan
Azerbaijan 6-0 di Baku
~ bentuk:
Mengalahkan
Mempecundangi
Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba
transitif)
transitif)
Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks
+ kan =>mengalahkan
me-i
pecundang
=>
+
me(N)
i
mempecundangi
Bentuk lugas
Termasuk bentuk yang lugas
commit to user
+
=>
39
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
~ makna:
Mengalahkan
Mempecundangi
Menjadikan kalah, mengungguli Mengecundangi,
menjadikan
(dalam pertandingan, perlombaan, kalah
dsb); menaklukkan (musuh)
Benda/manusia/binatang
Manusia/binatang
Bernyawa
Bernyawa
h. Kata mengandaskan
18) “Laskar Si Pitung” lolos setelah mengandaskan perlawanan tim
Divisi Utama Persebaya Surabaya dengan skor agregat 4-3. (SM/
14 Mei 2009/ 015)
Kata mengandaskan mempunyai makna menyebabkan kandas (gagal,
tidak tercapai maksud). Kata tersebut bersinonimi dengan kata
mengalahkan karena dapat saling menggantikan sehingga kalimatnya
menjadi sebagai berikut.
18a) “Laskar Si Pitung” lolos setelah mengalahkan perlawanan tim
Divisi Utama Persebaya Surabaya dengan skor agregat 4-3.
~ bentuk:
Mengalahkan
Mengandaskan
Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba
transitif)
transitif)
Berafiks me-kan => me(N)
+ kalah
Berafiks me-kan => me(N) +
commit
to user
40
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
+ kan =>mengalahkan
kandas + kan => mengandaskan
Bentuk lugas
Termasuk bentuk lugas
~ makna:
Mengalahkan
Mengandaskan
Menjadikan kalah, mengungguli Menyebabkan kandas
(dalam pertandingan, perlombaan,
dsb); menaklukkan (musuh)
Benda/manusia/binatang
Manusia
Bernyawa
Bernyawa
i. Kata mengatasi
19) AC Milan harus puas diurutan ketiga selepas mengatasi tuan rumah
Fiorentina 2-0. (SM/ 1 Juni 2009/ 022)
Mengatasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki makna
menguasai keadaan, menanggulangi atau menyelesaikan. Apabila kata
mengatasi pada kalimat di atas diganti dengan kata mengalahkan, ternyata
kedua kata tersebut dapat saling menggantikan. Maka kedua kalimat itu
bersinonimi. Perhatikan kalimat di bawah ini.
19a) AC Milan harus puas diurutan ketiga selepas mengalahkan tuan
rumah Fiorentina 2-0.
Contoh lain terlihat seperti di bawah ini.
commit to user
41
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
20) Setelah dua kali menderita kekalahan dalam laga perdananya, klub
sekota Liverpool itu memetik kemenangan pertamanya setelah
mengatasi Wigan Athletic 2-1. (SM/ 1 September 2009/ 010)
~ bentuk:
Mengalahkan
Mengatasi
Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba
transitif)
transitif)
Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me- => me(N) + atasi =>
+ kan =>mengalahkan
mengatasi
Bentuk lugas
Termasuk bentuk yang lugas
~ makna:
Mengalahkan
Mengatasi
Menjadikan kalah, mengungguli Menguasai (keadaan)
(dalam pertandingan, perlombaan,
dsb); menaklukkan (musuh)
Benda/manusia/binatang
Benda
Bernyawa
Tidak bernyawa
j. Kata menghabisi
21) Predikat tim berpenampilan terbaik disandang PSPS Pekanbaru
yang pada hari yang sama menghabisi Persebaya Surabaya 5-1
(4-0) untuk memperebutkan urutan ketiga serta satu tempat ke
Liga Super Indonesia.
(K/to30
Mei 2009/ 024)
commit
user
42
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kata menghabisi pada kalimat di atas bukan bermakna menghilangkan
nyawa seperti dalam KBBI melainkan bermakna mengalahkan (menghabisi
dan mengalahkan bersinonimi). Perhatikan kalimatnya di bawah ini.
21a) Predikat tim berpenampilan terbaik disandang PSPS Pekanbaru
yang pada hari yang sama mengalahkan Persebaya Surabaya 5-1
(4-0) untuk memperebutkan urutan ketiga serta satu tempat ke Liga
Super Indonesia.
Dalam kalimat (21a) di atas, kata menghabisi dan kata mengalahkan
dapat saling menggantikan dalam sebuah konteks kalimat sehingga dapat
disebut sebagai sinonimi.
~ bentuk:
Mengalahkan
Menghabisi
Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba
transitif)
transitif)
Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me-i => me(N) + habis +
+ kan =>mengalahkan
i => menghabisi
Bentuk lugas
Termasuk bentuk metaforis
~ makna:
Mengalahkan
Menghabisi
Menjadikan kalah, mengungguli Menyudahi,
menghilangkan
(dalam pertandingan, perlombaan, (nyawa), mengalakan (kiasan)
dsb); menaklukkan (musuh)
Benda/manusia/binatang commit to user
Manusia/binatang
43
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bernyawa
Bernyawa
k. Kata mempermalukan
22) Malaga mempermalukan Atletico Madrid. (K/ 1 September 2009/
038)
Kata mempermalukan pada kalimat di atas bersinonimi dengan kata
mengalahkan. Hal ini karena kata mempermalukan dapat diganti dengan kata
mengalahkan tanpa merubah konteks kalimat. Seperti terlihat pada kalimat di
bawah ini.
22a) Malaga mengalahkan Atletico Madrid
Contoh lain adalah sebagai berikut.
23) Tampil tanpa beberapa pemain pilarnya, pasukan Ciro Ferrara
mempermalukan tuan rumah AS Roma 3-1 di Stadion Olimpico, Senin
(31/8) dinihari WIB. SM/ 1 September 2009/ 035)
~ bentuk:
Mengalahkan
Mempermalukan
Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba
transitif)
transitif)
Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks memper-kan => memper
+ kan =>mengalahkan
+ malu + kan => mempermalukan
Bentuk lugas
Termasuk bentuk yang lugas
~ makna:
Mengalahkan commit to user
Mempermalukan
44
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menjadikan kalah, mengungguli Membuat jadi malu, merasa tidak
(dalam pertandingan, perlombaan, enak hati (hina, rendah)
dsb); menaklukkan (musuh)
Benda/manusia/binatang
Manusia
Bernyawa
Bernyawa
l. Kata memukul
24) Milan, yang sebelumnya dipandang sebelah mata karena diperkuat
sebagian pemain yang sudah gaek, justru terus melaju dan
menjuarai Liga Champion dengan memukul Liverpool. (K/ 2 Juni
2009/ 026)
Kata memukul dalam KBBI memiliki makna mengenakan suatu benda
yang keras atau berat dengan kekuatan. Dalam kalimat (24), kata memukul
tidak bermakna seperti itu tetapi memiliki makna mengalahkan, sehingga
kalimatnya menjadi seperti di bawah ini.
24a) Milan, yang sebelumnya dipandang sebelah mata karena
diperkuat sebagian pemain yang sudah gaek, justru terus melaju
dan menjuarai Liga Champion dengan mengalahkan Liverpool.
Contoh lain seperti terlihat di bawah ini.
25) Presiden Juventus Giovanni Cobolli Gigli berbicara tentang
pesaing terberat, Inter Milan, setelah Gianluigi Buffon dkk
memukul AS Roma 3-1. (SM/ 1 September 2009/ 037)
26) Dua gol dipersembahkan winger asal Belanda ini tatkala klub
Bavaria itu memukul juara Wolfsburg 3-0 dalam laga Liga Jerman
commit to user
45
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(Bundesliga) di Allianz Arena, Minggu (30/8) dinihari WIB (K/ 27
Agustus 2009/ 034)
~ bentuk:
Mengalahkan
Memukul
Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba
transitif)
transitif)
Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me- => me(N) + pukul
+ kan =>mengalahkan
=> memukul
Bentuk lugas
Termasuk bentuk metaforis
~ makna:
Mengalahkan
Memukul
Menjadikan kalah, mengungguli Mengenakan suatu benda yang
(dalam pertandingan, perlombaan, keras
dengan
kekuatan,
dsb); menaklukkan (musuh)
mengalahkan (kiasan)
Benda/manusia/binatang
Benda/manusia/binatang
Bernyawa
Bernyawa/tidak bernyawa
m. Kata menekuk
27) Pada pertemuan pertama menuju Afsel 2010, De Orange dapat
menekuk Islandia 2-0. (B/ Minggu Pertama Juni 2009/ 027)
Kata menekuk dalam KBBI bermakna melipat, membekuk (leher). Jika
kata menekuk dalam kalimat di atas diganti dengan kata mengalahkan,
commit to user
46
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ternyata dapat saling menggantikan. Maka kedua kata tersebut bersinonimi.
Kalimatnya terlihat seperti di bawah ini.
27a) Pada pertemuan pertama menuju Afsel 2010, De Orange dapat
mengalahkan Islandia 2-0.
~ bentuk:
Mengalahkan
Menekuk
Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba
transitif)
transitif)
Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me- => me(N) + tekuk
+ kan =>mengalahkan
=> menekuk
Bentuk lugas
Termasuk bentuk metaforis
~ makna:
Mengalahkan
Menekuk
Menjadikan kalah, mengungguli Melipat,
membekuk
(leher),
(dalam pertandingan, perlombaan, mengalahkan (kiasan)
dsb); menaklukkan (musuh)
Benda/manusia/binatang
Benda/manusia
Bernyawa
Bernyawa/tidak bernyawa
n. Kata menjinakkan
28) Persitara menjinakkan Persijap 1-0. (S/ 31 Mei 2009/ 028)
Kata menjinakkan sebetulnya bermakna melatih supaya jinak jika
dilihat dalam KBBI. Hal ini
tidak
berlaku dalam kalimat (28). Kata
commit
to user
47
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menjinakkan bermakna mengalahkan sehingga kalimatnya seperti terlihat di
bawah ini.
28a) Persitara mengalahkan Persijap 1-0
Karena kata tersebut dapat saling menggantikan maka kedua kata
tersebut dapat disebut sinonim.
~ bentuk:
Mengalahkan
Menjinakkan
Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba
transitif)
transitif)
Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me-kan => me(N) +
+ kan =>mengalahkan
jinak + kan => menjinakkan
Bentuk lugas
Metaforis
~ makna:
Mengalahkan
Menjinakkan
Menjadikan kalah, mengungguli Melatih
supaya
(dalam pertandingan, perlombaan, mengalahkan (kiasan)
dsb); menaklukkan (musuh)
Benda/manusia/binatang
Binatang
Bernyawa
Bernyawa
o. Kata taklukkan
29) Persela taklukkan Persita (SM/ 22 Mei 2009/ 029)
commit to user
jinak,
48
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Apabila kata taklukkan pada kalimat (29) di atas digantikan kata
mengalahkan, ternyata kedua kata tersebut dapat saling menggantikan. Hal ini
karena kata taklukkan juga bermakna mengalahkan. Maka kedua kata itu
bersinonimi sehingga kalimatnya menjadi seperti berikut ini.
29a) Persela mengalahkan Persita.
~ bentuk:
Mengalahkan
Taklukkan
Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba
transitif)
transitif)
Berafiks me-kan => me(N) + kalah Bersufiks –kan => takluk + kan
+ kan =>mengalahkan
=> taklukkan
Bentuk lugas
Lugas
~ makna:
Mengalahkan
Taklukkan
Menjadikan kalah, mengungguli Mengalahkan,mengakui
(dalam pertandingan, perlombaan, kekuasaan pihak yang menang
dsb); menaklukkan (musuh)
Benda/manusia/binatang
Benda
Bernyawa
Tidak bernyawa
commit to user
49
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
p. Kata menumbangkan
30) Aston Villa membuat kejutan dengan menumbangkan tuan rumah
Liverpool 3-1 dalam laga Liga Primer Inggris di Anfield, Selasa
(25/8) dinihari WIB. (SM/ 26 Agustus 2009/ 030)
Pada kalimat di atas, kata menumbangkan tidak lantas bermakna
seperti dalam KBBI karena kata tersebut merupakan sinonim dari kata
mengalahkan, sebab kedua kata itu dapat saling menggantikan, sehingga
kalimatnya seperti di bawah ini.
30a) Aston Villa membuat kejutan dengan mengalahkan tuan rumah
Liverpool 3-1 dalam laga Liga Primer Inggris di Anfield, Selasa
(25/8) dinihari WIB.
Contoh lain sebagai berikut.
31) Bryant yang menyumbang 20 angka saat timnya menumbangkan
Timberwolves 104-92, mengalami cedera pada kuarter pertama.
(S/ 13 Desember 2009/ 041)
~ bentuk:
Mengalahkan
Menumbangkan
Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba
transitif)
transitif)
Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me-kan => me(N) +
+ kan =>mengalahkan
tumbang
+
menumbangkan
Bentuk lugas
Metaforis
commit to user
kan
=>
50
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
~ makna:
Mengalahkan
Menumbangkan
Menjadikan kalah, mengungguli Merobohkan (pohon yang besar),
(dalam pertandingan, perlombaan, menjatuhkan,
dsb); menaklukkan (musuh)
(kiasan)
Benda/manusia/binatang
Benda
Bernyawa
Tidak bernyawa
mengalahkan
q. Kata membenamkan
32) Tak hanya mencetak 22 angka, LeBrown James juga menjadi
inspirator terciptanya poin demi poin yang membantu Cleveland
Cavaliers membenamkan Memphis Grizzlies 105-89 pada lanjutan
pertandingan NBA, Rabu (3/2) WIB. (S/ 4 Februari 2010/ 046)
Kata membenamkan dalam KBBI bermakna menyelamkan ke dalam
air, menghilangkan. Apabila kata membenamkan pada kalimat (32) di atas
digantikan kata mengalahkan, ternyata kedua kata tersebut dapat saling
menggantikan. Maka kedua kata itu bersinonimi sehingga kalimatnya menjadi
seperti berikut ini.
32a) Tak hanya mencetak 22 angka, LeBrown James juga menjadi
inspirator terciptanya poin demi poin yang membantu Cleveland
Cavalier mengalahkan Memphis Grizzlier 105-89 pada lanjutan
pertandingan NBA, Rabu (3/2) WIB.
~ bentuk:
Mengalahkan
commit to user
Membenamkan
51
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba
transitif)
transitif)
Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me-kan => me(N) +
+ kan =>mengalahkan
benam + kan => membenamkan
Bentuk lugas
Termasuk bentuk metaforis
~ makna:
Mengalahkan
Membenamkan
Menjadikan kalah, mengungguli Menyelamkan
(dalam pertandingan, perlombaan, menghilangkan,
ke
dalam
air,
mengalahkan
dsb); menaklukkan (musuh)
(kiasan)
Benda/manusia/binatang
Benda
Bernyawa
Bernyawa/tidak bernyawa
r. Kata menghajar
33) Kemenangan 8-5 atas Thailand pada pertandingan terakhir
melengkapi kesuksesan mereka yang pada dua pertandingan
sebelumnya menghajar Filipina dengan skor 8-1 dan menaklukkan
Indonesia 14-5. (S/ 8 Desember 2009/ 045)
Dalam KBBI, kata menghajar memiliki makna memukuli, membuat
tidak berdaya. Jika kata menghajar dalam kalimat di atas digantikan kata
mengalahkan, ternyata kedua kata tersebut dapat saling menggantikan. Maka
kedua kata tersebut bersinonimi sehingga kalimatnya menjadi seperti di
bawah ini.
commit to user
52
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
33a) Kemenangan 8-5 atas Thailand pada pertandingan terakhir
melengkapi kesuksesan mereka yang pada dua pertandingan
sebelumnya
mengalahkan
Filipina
dengan
skor
8-1
dan
menaklukkan Indonesia 14-5. (S/ 8 Desember 2009/ 045)
~ bentuk:
Mengalahkan
Menghajar
Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba
transitif)
transitif)
Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me- => me(N) + hajar
+ kan =>mengalahkan
=> menghajar
Bentuk lugas
Bentuk metaforis
~ makna:
Mengalahkan
Menghajar
Menjadikan kalah, mengungguli Memukuli,
membuat
tidak
(dalam pertandingan, perlombaan, berdaya, mengalahkan (kiasan)
dsb); menaklukkan (musuh)
Benda/manusia/binatang
Manusia
Bernyawa
Bernyawa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
(1)
Identifikasi kata, frasa, dan klausa menimbulkan dua macam klasifikasi
yakni klasifikasi berdasarkan proses pembubuhan afiks (afiksasi), diantaranya
afiks me-, me-i, me-kan, dan sufiks –kan, dan klasifikasi berdasarkan bentuk yang
lugas dan metaforis. Bentuk yang lugas antara lain mempecundangi,
mengandaskan, mengatasi, mempermalukan, dan taklukkan. Bentuk yang
metaforis antara lain menundukkan, menghancurkan, mencukur, melibas,
menjegal, menenggelamkan, menghajar, menghabisi, memukul, menekuk,
menjinakkan, menumbangkan, dan membenamkan.
(2)
Bentuk substitusi dari kata-kata atau frase yang memenuhi makna
”mengalahkan” dapat menimbulkan hubungan kata dengan kata seperti dalam data
yang dapat dipertukarkan atau dapat saling menggantikan tanpa harus mengubah
struktur kalimat. Sementara itu, hubungan kata dengan frasa tidak dapat
dipertukarkan secara langsung. Selain itu, hubungan kata dengan frasa juga dapat
mengubah struktur kalimat (dari kalimat aktif menjadi kalimat pasif).
commit to user
53
54
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Saran
Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
referensi tentang keberadaan sebuah kosa kata dalam penggunaannya dalam
media massa cetak khususnya dan kosa kata pada umumnya. Sebuah kosa kata
dapat dipakai dengan memanfaatkan variasi bentuk yang mungkin ada, sehingga
pemakaiannya dapat meringankan atau menghindarkan pembaca dari kebosanan
dan kelelahan membaca. Penulis juga berharap agar hasil penelitian yang belum
sempurna ini dapat menarik perhatian pembaca atau peneliti untuk dapat meneliti
kembali dari sudut pandang yang berbeda secara lebih sempurna.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Chaer. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Anita Tri Widiyawati. 2008. “Sinonimi Hubungan Kekerabatan Bahasa Jawa di
Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember” (tesis). Jember:
Universitas Jember
Aminuddin. 2001. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar
Baru Algensindo
Edi Subroto. 2007. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta:
LPP dan UPT UNS Press
Fatimah Djajasudarma. 1993. Sematik I Pengantar Ke Arah Ilmu Makna.
Bandung: PT. Eresco
Harimurti Kridalaksana. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia
Harimurti Kridalaksana. 1989. Pembentukan Kata Dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT. Gramedia
Haris Sumadiria A. S. 2006. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset
Henry Guntur Tarigan.1985. Pengajaran Morfologi. Bandung: Angkasa
I Dewa Putu Wijana dan Muhammad Rochmadi.2008. Semantik Teori dan
Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka
I Dewa Putu Wijana. 1995. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset
Leech, Geoffrey. 2003. Semantik (Edisi terjemahan oleh Paina Partana).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mansoer Pateda. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka
Ramlan M. 1987. Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono
Redi Panuju. 2005. Nalar Jurnalistik Dasarnya Dasar Jurnalistik. Malang: Bayu
Media Publishing
Setiawati Darmojuwono. 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami
Linguistik. Jakarta: Rinekacommit
Cipta to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ullman, Stephen. 2007. Pengantar Semantik (Edisi terjemahan oleh Sumarsono).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Verhaar J. W. M. 2006. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
commit to user
Download