perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KAJIAN SINONIMI YANG BERHUBUNGAN DENGAN MAKNA “MENGALAHKAN” DALAM BERITA OLAHRAGA DI MEDIA CETAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh JOKO HERIWALUYO C0204038 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KAJIAN SINONIMI YANG BERHUBUNGAN DENGAN MAKNA “MENGALAHKAN” DALAM BERITA OLAHRAGA DI MEDIA CETAK Disusun oleh JOKO HERIWALUYO C0204038 Telah disetujui oleh pembimbing Pembimbing Dra. Hesti Widyastuti, M. Hum. NIP 195504091983032001 Mengetahui Ketua Jurusan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta Drs. Ahmad Taufiq, M. Ag. commit to user NIP 196206101989031001 ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KAJIAN SINONIMI YANG BERHUBUNGAN DENGAN MAKNA “MENGALAHKAN” DALAM BERITA OLAHRAGA DI MEDIA CETAK Disusun oleh Joko Heriwaluyo C0204038 Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Pada Tanggal ……………………………. Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua Dra. Chattri S. W., M. Hum. NIP 196412311994032005 ....................... Sekretaris Drs. Hanifullah S., M.Hum. NIP 196806171999031002 ....................... Penguji I Dra. Hesti Widyastuti, M. Hum. NIP 195504091983032001 ....................... Penguji II Miftah Nugroho, S.S., M. Hum. NIP 197707252005011002 ....................... Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta Drs. Sudarno, M.A. NIP 195303141985061001 commit to user iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERNYATAAN Nama NIM : Joko Heriwaluyo : C0204038 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Kajian Sinonimi yang Berhubungan dengan Makna “Mengalahkan” dalam Berita Olahraga di Media Cetak adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya penulis dalam skripsi ini diberi tan da citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka penulis bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut. Surakarta, Juli 2010 Yang membuat pernyataan Joko Heriwaluyo commit to user iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOTTO Walau tidak ada yang sempurna, Hidup ini indah begini adanya (Dewi Lestari dalam novel Filosofi Kopi) commit to user v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN Karya ini, penulis persembahkan untuk: Kedua Orang Tuaku Untuk ketulusan cinta, pengorbanan serta doa yang selalu menyertaiku Kedua kakakku Untuk semua nasihat-nasihat dan kritikan yang membangun commit to user vi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan, kesehatan, dan kesabaran, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Dalam skripsi ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada pihak-pihak berikut. 1. Drs. Sudarno, M.A. selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini. 2. Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta atas arahan dan petunjuk yang diberikan selama penulis belajar. 3. Dra. Hesti Widyastuti, M Hum. selaku pembimbing penulisan skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar, memberikan saran dan nasihat yang sangat berharga bagi penulisan skripsi ini. 4. Prof. Dr. H. Bani Sudardi, M.Hum. selaku pembimbing akademik selama kuliah. 5. Bapak dan Ibu dosen Sastra Indonesia, atas curahan ilmu dan pemikiran sebagai bekal dalam penulisan skripsi ini. 6. Staf UPT Perpustakan Universitas Sebelas Maret dan Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas commit Sebelas to user Maret yang telah memberikan vii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kemudahaan dalam proses peminjaman buku referensi yang digunakan untuk menyelesaikan skripsi ini. 7. Kedua orang tuaku yang telah memberikan dukungan doa, dana, dan petuah sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah. 8. Kakak-kakakku tercinta yang telah banyak memberikan nasihat-nasihatnya dan juga menyediakan fasilitas kepada penulis untuk proses pengerjaan skripsi ini hingga selesai. 9. Rekan-rekan Sastra Indonesia, khususnya angkatan 2004, terima kasih atas bantuan, semangat, dan kebersamaan dalam proses meraih cita dan harapan. Terutama untuk Bang Lis dan Pepen, tanpa bantuan kalian mungkin skripsi ini tidak akan pernah jadi. 10. Teman-teman sesama personil KongPlus: Rendhy, Rodex, Harno, Wiji, Effendy, Andhika, dan Ridho untuk semua motivasi dan dukungan serta semangat yang kalian berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-teman sepermainan: Budi, Herno, Elin, Galih, Tina, Sakius, Doni, Sigit, Dian, Bozok, Ezra, Diah, dan Yudhis atas canda tawa serta suka duka yang selalu kita hadapi bersama. Kalian yang memberikan inspirasi hidup bagi penulis. Banyak kelemahan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik. commit to user viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, diharapkan karya ini dapat bermanfaat bagi penulis secara pribadi, Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan pembaca pada umumnya. Surakarta, 21 Juli 2010 Penulis Joko Heriwaluyo commit to user ix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………...... ii HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………... iii HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………… iv HALAMAN MOTTO ……………………………………………………. v HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………. vi KATA PENGANTAR …………………………………………………… vii DAFTAR ISI ……………………………………………………………… x DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xiii ABSTRAK ………………………………………………………………… xiv BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1 A. Latar Belakang Masalah ……………………………………….. 1 B. Pembatasan Masalah …………………………………………… 3 C. Rumusan Masalah ……………………………………………. 3 D. Tujuan Penelitian ……………………………………………….. 4 E. Manfaat Penelitian ……………………………………………… 4 F. Sistematika Penulisan ………………………………………….. 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………. 7 A. Kajian Studi Terdahulu ………………………………………… 7 B. Landasan Teori …………………………………………………. 8 1. Semantik …………………………………………………... 8 2. Relasi Makna ………………………………………………. 9 commit to user x perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3. Tipe-Tipe Makna …………………………………………… 13 4. Sinonimi …………………………………………………...... 16 a. Cara Menentukan Sinonimi …………………………….. 17 b. Macam-Macam Sinonimi ………………………………. 19 BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………….. 20 A. Jenis Penelitian ………………………………………………….. 20 B. Sumber Data Penelitian …………………………………………. 21 C. Populasi………………………………………………………….. 21 D. Sampel…………………………………………………………… 21 E. Data Penelitian………………………………………………….. 23 F. Metode Pengumpulan Data……………………………………… 23 G. Metode Analisis Data …………………………………………… 24 H. Metode Penyajian Analisis Data ………………………………... 25 BAB IV ANALISIS DATA ……………………………………………… 26 A. Klasifikasi Data ………………………………………………… 26 1. Berdasarkan Identifikasi Kata dan Frasa …………………. 26 2. Berdasarkan Afiksasi ……………………………………… 27 3. Berdasarkan Bentuk yang Lugas dan Metaforis ………….. 27 B. Analisis Data …………………………………………………….. 28 1. Hubungan Kata dengan Kata dan Kata dengan Frasa ………………………………………….. 28 2. Bentuk Substitusi dalam Kalimat antara Kata dengan Kata yang Menunjukkan Gejala Sinonimi Makna “Mengalahkan”…30 BAB V PENUTUP ……………………………………………………….....53 commit to user xi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1. Simpulan……………………………………………………… 53 2. Saran………………………………………………………….. 54 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 55 LAMPIRAN ………………………………………………………………. 1 commit to user xii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR SINGKATAN B : tabloid olahraga Bola K : surat kabar harian Kompas S : surat kabar harian Solopos SM : surat kabar harian Suara Merdeka commit to user xiii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRAK Joko Heriwaluyo. C0204038. 2009. Kajian Sinonimi yang Berhubungan dengan Makna “Mengalahkan” dalam Berita Olahraga di Media Cetak. Skripsi : Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi (1) bagaimanakah identifikasi kata, frasa, dan klausa yang memenuhi makna ‟mengalahkan‟ dalam wacana jurnalistik berita olahraga di media cetak?, (2) bagaimanakah hubungan kata dengan kata dan kata dengan frasa yang menunjukkan gejala sinonimi makna ‟mengalahkan‟ dalam wacana jurnalistik berita olahraga di media cetak? Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan identifikasi kata, frasa, dan klausa yang memenuhi makna ‟mengalahkan‟ dalam wacana jurnalistik berita olahraga di media cetak, (2) mendeskripsikan bentuk substitusi kata dengan kata dan kata dengan frase yang memenuhi makna ”mengalahkan” dalam berita olahraga di media cetak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Data penelitian ini adalah data kebahasaan berupa kata, frase, klausa, maupun kalimat yang memuat arti konsep „kalah‟ dalam wacana jurnalistik berita olahraga. Sumber data penelitian ini adalah tiga macam surat kabar harian yakni Solopos (S), Suara Merdeka SM), dan Kompas (K) serta tabloid olahraga Bola (B). Data diperoleh dengan menggunakan teknik pustaka. Teknik analisis data menggunakan langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi data, analisis data, penafsiran data, evaluasi, penarikan simpulan. Dari analisis data dapat ditarik simpulan bahwa (1) Identifikasi kata, frasa, dan klausa menghasilkan sebuah klasifikasi berdasarkan afiksasi dan berdasarkan bentuk yang lugas dan metaforis (2) Berdasarkan analisis data, bentuk substitusi dari kata-kata atau frase yang memenuhi makna ”mengalahkan” dapat menimbulkan hubungan kata dengan kata yang dapat saling dipertukarkan tanpa mengubah struktur kalimat dan dapat menimbulkan tambahan makna yakni makna metaforis, sedangkan hubungan kata dengan frasa tidak dapat dipertukarkan secara langsung. commit to user xiv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemakaian bahasa meliputi berbagai bidang kehidupan. Salah satu pemakaian bahasa Indonesia dalam kehidupan manusia adalah pemakaian bahasa Indonesia di media massa cetak, seperti surat kabar, majalah, dan lain-lain Salah satu fungsi dari surat kabar adalah untuk menyampaikan berita atau informasi kepada pembaca dengan menggunakan media pengungkap bahasa. Bahasa yang digunakan dalam surat kabar adalah bahasa yang dikenal dengan sebutan bahasa jurnalistik. Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa yang tampak dalam harian-harian dan majalah. Menurut Haris Sumadiria, bahasa jurnalistik merupakan bahasa yang lazim dipakai dalam media massa cetak berkala seperti surat kabar, tabloid, dan majalah (2006: 53). Bahasa jurnalistik sebagai salah satu jenis dari ragam bahasa, yaitu ragam jurnalistik terdiri atas beberapa wacana. M. Ramlan (1987: 32) mengungkapkan bahwa wacana berita berfungsi untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain, sehingga tanggapan yang diharapkan berupa perhatian seperti tercermin pada pandangan mata yang menunjukkan adanya perhatian. Ragam jurnalistik digunakan dalam tulisan-tulisan yang dimuat di surat kabar-surat kabar atau majalah. Berita sebagai bagian dari kegiatan jurnalistik juga dikatakan sebagai kejadian yang diulang, yaitu dengan menggunakan katato user kata atau gambar-gambar. Salah commit satu contoh berita adalah berita olahraga yang 1 2 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id menggunakan kata-kata berbahasa Indonesia sebagai media pengungkapannya. Selain itu, berita olahraga juga banyak mengandung kata-kata yang bersinonim. Sinonimi adalah hubungan atau relasi persamaan makna (I Dewa Putu Wijana dan Muhammad Rochmadi, 2008: 28). Mansoer Pateda (2001: 222) mendefinisikan sinonimi dalam tiga batasan. Batasan atau definisi itu, ialah : (i) kata-kata dengan acuan ekstra linguistik yang sama, misalnya kata mati dan mampus; (ii) kata-kata yang mengandung makna yang sama, misalnya kata memberitahukan dan kata menyampaikan; dan (iii) kata-kata yang dapat disubstitusikan dalam knteks yang sama, misalnya ”Kami berusaha agar pembangunan berjalan terus.”, ”Kami berupaya agar pembangunan berjalan terus.” Kata berusaha bersinonim dengan kata berupaya. Mengacu pada sifat dari ragam jurnalistik yang lebih menekankan pada efektivitas, efisiensi, kejelasan, dan mudah dibaca serta tidak membosankan, maka memancing kreativitas dari para penulisnya untuk memberdayakan kosakata secara maksimal. Sebagai contoh adanya kreativitas dalam penulisan wacana jurnalistik adalah sebagai berikut. Penggunaan arti konsep ”mengalahkan” dalam berita olahraga dengan variasi-variasi bentuk yang terjadi. 1. Tuan rumah, Ghana, yang dikalahkan Kamerun 1-0 di semifinal, akhirnya menempati tempat ketiga setelah memukul Pantai Gading 42. ( BOLA no. 1889/ Selasa, 23 Desember 2008) Dari contoh di atas, kata bergaris bawah menunjukkan gejala sinonimi. Maka kalimatnya menjadi sebagai berikut: commit to user 3 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1. Tuan rumah, Ghana, yang dikalahkan Kamerun 1-0 di Semifinal, akhirnya menempati tempat ketiga setelah memukul Pantai Gading 4-2. 1a. Tuan rumah, Ghana, yang dikalahkan Kamerun 1-0 di semifinal, akhirnya menempati tempat ketiga setelah mengalahkan Pantai Gading 42. Gejala sinonimi terlihat pada kalimat (1a) di atas. Kata memukul bersinonimi dengan mengalahkan. Haris Sumadiria mengatakan bahwa sifat dari ragam jurnalistik lebih menekankan pada aspek efektivitas, efisiensi, kejelasan dan mudah dibaca serta tidak membosankan, maka kalimat (1a) dihindari penggunaannya karena pengulangan kata yang sama dan penggunaan kata berulang melelahkan untuk dibaca. Oleh karena itu penggunaan padanan kata, atau penggantiannya akan lebih menarik. Selain itu, seperti dalam kalimat (1) dan (1a), metode terbaik untuk pembatasan sinonimi adalah tes substitusi (penyulihan, penggantian) yang direkomendasikan oleh Macaulay (Stephen Ulmann dalam terjemahan Sumarsono, 2007: 178). Dari contoh di atas, penulis berpendapat bahwa penggunaan arti konsep ”mengalahkan” dalam berita olahraga sangat beragam variasi bentuknya yang dapat dilihat secara semantik terutama dari segi sinonimi. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengkajinya. B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam suatu penelitian sangat diperlukan. Pembatasan masalah ini berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. commit to user 4 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Pembatasan masalah akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih terarah sehingga tidak terjadi kekaburan dan melebar kemana-mana. Dengan pembatasan masalah ini, penulis akan mudah untuk mencermati hal-hal yang akan dikembangkan. Dalam penelitian ini, penulis hanya meneliti kata-kata yang memuat arti ”mengalahkan” dalam berita olahraga pada tataran semantik yang penulis khususkan tentang masalah sinonimi. C. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah penulis kemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah identifikasi kata dan frasa yang memenuhi makna ”mengalahkan” dalam berita olahraga di media cetak? 2. Bagaimanakah bentuk substitusi kata dengan kata dan kata dengan frasa yang memenuhi makna ”mengalahkan” dalam berita olahraga di media cetak? D. Tujuan Penelitian Tujuan suatu penelitian perlu disampaikan mengingat penelitian harus mempunyai arah yang jelas dan tepat. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan identifikasi kata dan frasa yang memenuhi makna ”mengalahkan” dalam berita olahraga di media cetak. 2. Mendeskripsikan bentuk substitusi kata dengan kata dan kata dengan frasa yang memenuhi makna ”mengalahkan” dalam berita olahraga di media cetak. commit to user 5 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id E. Manfaat Penelitian Pada hakikatnya penelitian dilakukan untuk mendapatkan suatu manfaat. Dalam penelitian ini diharapkan penulis dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat berkaitan dengan masalah penggunaan arti konsep ”kalah’ dalam wacana jurnalistik berita sepak bola. Umumnya suatu penelitian memiliki dua manfaat yakni manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa perluasan wawasan tentang arti konsep sebuah kata dalam ragam bahasa khususnya dalam wacana jurnalistik berita olahraga. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang positif terhadap para penulis berita olahraga dalam memberdayakan sebuah arti konsep kata. b. Diharapkan pula bisa dijadikan acuan dan rangsangan bagi penulis atau pembaca dalam berbahasa Indonesia agar lebih baik dan menarik. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut. Bab pertama pendahuluan. Bab pertama ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. commit to user 6 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Bab kedua berupa kajian terdahulu dan kajian teoretik yang berisi pengertian semantik, relasi makna, tipe-tipe makna, dan pengertian sinonimi. Bab ketiga adalah metodologi penelitian, berisi serangkaian proses penelitian yang saling berhubungan, yaitu pengertian metode, jenis penelitian, sumber data, populasi, sampel, data penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan metode penyajian analisis data. Bab keempat adalah analisis data yang berisi klasifikasi data serta analisis data. Bab kelima merupakan penutup yang memuat kesimpulan dan saran. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Studi Terdahulu Beberapa studi terdahulu yang relevan telah dilakukan oleh Anita Tri Widiyawati “Sinonimi Nomina Hubungan Kekerabatan Bahasa Jawa di Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember”. Anita Tri Widiyawati (2008) dengan judul penelitian ”Sinonimi Hubungan Kekerabatan Bahasa Jawa di Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember”. Temuan penelitiannya berisi persamaan dan perbedaan di antara pasangan sinonimi, faktor yang melatarbelakangi terciptanya sinonimi, dan perubahan makna nomina (kata benda) hubungan kekerabatan bahasa Jawa di Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember sebagai akibat munculnya pasangan sinonimi nomina hubungan kekerabatan bahasa Jawa di Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember. Berdasarkan analisis dan pembahasan tentang sinonimi nomina hubungan kekerabatan bahasa Jawa di Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember bahwa sebutan „kakek‟ ada sembilan belas, sebutan „nenek‟ ada dua puluh lima, sebutan „saudara tua laki-laki dari orang tua‟ ada sebelas, sebutan „saudara tua perempuan dari orang tua‟ ada tiga belas, sebutan „orang tua laki-laki‟ ada enam, sebutan „orang tua perempuan‟ ada delapan, sebutan „saudara muda laki-laki dari orang tua‟ ada sepuluh, sebutan „saudara muda perempuan dari orang tua‟ ada dua belas, sebutan „saudara tua commit to user laki-laki‟ ada sembilan, dan sebutan „saudara tua perempuan‟ ada sepuluh. Faktor 7 8 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kolokasi ini meliputi: faktor kata serapan, faktor nilai rasa, faktor prestige, dan faktor tingkat tutur. Sebutan „saudara muda laki-laki‟ ada sebelas, sebutan „saudara muda perempuan‟ ada tiga belas, sebutan „anak laki-laki‟ ada delapan belas, sebutan „anak perempuan‟ ada dua belas, sebutan „cucu laki-laki‟ ada lima belas, dan sebutan „cucu perempuan‟ ada empat belas. Faktor penyebab masingmasing sebutan tersebut adalah faktor kolokasi. Faktor kolokasi ini meliputi: faktor kata serapan, faktor nilai rasa, dan faktor prestige. B. Landasan Teori 1. Semantik Semantik di dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris semantics, dari bahasa Yunani sema (nomina) „tanda‟ : atau dari verba samaino „menandai‟, „berarti‟. Istilah tersebut digunakan para pakar bahasa untuk menyebut bagian ilmu bahasa yang mempelajari makna. Fatimah Djajasudarma (1993: 1) mengatakan bahwa istilah semantik baru muncul pada tahun 1894 yang dikenal melalui American Philological Association „organisasi filologi Amerika‟ dalam sebuah artikel yang berjudul Reflected Meaning: A point in Semantics. Menurut Harimurti Kridalaksana (1989:174), semantik ialah bagian dari struktur bahasa yang berhubungan dengan makna dari ungkapan dan juga dari struktur makna suatu wicara atau sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa pada umumnya. a. Semantik Leksikal commit to user 9 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Menurut Edi Subroto (2007: 34), semantik leksikal ialah salah satu bidang kajian linguistik yang khusus mempelajari arti kata yang lebih kurang bersifat tetap (stabil). Jadi, semantik leksikal berfokus pada kata, tetapi yang dikaji masalah arti. Semantik ini menitikberatkan pada kata,karena dianggap sebagai tanda bahasa minimum yang bersifat mandiri secara bentuk makna. Ia merupakan materi bahasa yang siap dipakai dalam kegiatan bahasa. Sebagai tanda bahasa, kata adalah kedataan yang terpisahkan antara aspek bentuk dan arti yang bersifat manasuka (arbriter) b. Semantik Gramatikal Semantik gramatikal adalah bagian dari linguistik yang mempelajari masalah arti yang timbul karena bertemunya unsur gramatis dengan unsur lainnya yang mengikuti kaidah tertentu. Dapat disimpulkan bahwa semantik gramatikal ialah ilmu yang mempelajari arti kata yang timbul sebagai proses morfologis (Edi Subroto, 2007: 36). 2. Relasi Makna Yang dimaksud dengan relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lain (Abdul Chaer, 2003: 297). Satuan bahasa di sini dapat berupa kata, frase, maupun kalimat. Relasi semantik dapat menyatakan kesamaan makna, pertentangan makna, ketercakupan makna, kegandaan makna, atau juga kelebihan makna. Setiawati Darmojuwono dalam Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami commit to user 10 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Linguistik menyatakan bahwa relasi makna adalah hubungan makna kata dalam suatu bahasa (2005: 116). I Dewa Putu Wijana dan Muhammad Rochmadi dalam Semantik: Teori dan Analisis membagi relasi makna menjadi enam macam (2008: 28), yakni: a. Sinonimi Sinonimi adalah hubungan atau relasi persamaan makna. Jadi, bentuk kebahasaan yang satu memiliki kesamaan makna dengan bentuk kebahasaan yang lain. Bentuk-bentuk kebahasaan yang memiliki kesamaan makna disebut bersinonim. Dalam bahasa Indonesia, kata ayah bersinonim dengan bapak, papa, papi, dan babe. Kata melihat bersinonim dengan kata memandang, menonton, memeriksa, mengintip, mengintai, menengok, membesuk, dsb. Walaupun kata-kata bersinonim tersebut memiliki kesamaan makna, tetapi makna itu tidak bersifat menyeluruh (total). Kesinoniman menyeluruh tidak pernah dijumpai (I Dewa Putu Wijana, 2008: 29). b. Antonimi Antonimi adalah perlawanan makna. Kata laki-laki berantonim dengan perempuan, mati berantonim dengan hidup, jauh berantonim dengan dekat, dsb. Dilihat dari jumlah pasangan dan sifat perlawanannya, antonimi dapat dibedakan menjadi antonimi biner dan nonbiner, antonimi bergradasi dan antonimi tak bergradasi, antonimi orthogonal dan antipodal, antonimi direksional dan relasional. c. Polisemi commit to user 11 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Polisemi adalah sebuah bentuk kebahasaan yang memiliki berbagai macam makna. Perbedaan antara makna yang satu dengan makna yang lain dapat ditelusuri atau dirunut sehingga sampai pada suatu kesimpulan bahwa maknamakna itu berasal dari sumber yang sama. Menurut Ullman dalam Putu Wijana (2008: 44) polisemi sebagai ciri fundamental bahasa manusia muncul karena berbagai faktor, antara lain: 1) Pergeseran pemakaian (shift in application) 2) Spesialisasi dalam lingkungan sosial (specialization in social milieu) 3) Bahasa Figuratif (figurative language) 4) Penafsiran kembali pasangan berhomonim (homonym reinterpreted) 5) Pengaruh bahasa asing (foreign influence) d. Homonimi Homonimi adalah dua kata atau lebih yang secara kebetulan memiliki pola bunyi yang sama. Karena merupakan butir leksikal yang berbeda, pasangan berhomonim memiliki makna yang berbeda. Kata beruang (kata dasar) memiliki tiga kemungkinan makna, yakni „sejenis binatang kutup berkaki empat dan pemakan daging‟, „memiliki uang‟ (ber- plus uang), dan „memiliki ruang‟ (berplus ruang). Sebagian linguis membagi homonimi menjadi dua jenis, yakni homografi dan homofoni. Homografi kesamaannya terletak pada identifikasi ortografi (tulisan dan ejaan), sementara itu homofoni menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi dan pengucapan. e. Hiponimi commit to user 12 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Hiponimi adalah hubungan semantik antara makna spesifik dan makna generik, atau antara anggota taksonomi dengan nama taksonomi (Kridalaksana dalam Putu Wijana, 2008: 67). Misalnya, menatap, mengintip, memandang, mengintai, dsb. yang memiliki makna spesifik berhiponim dengan melihat yang memiliki makna generik. Bentuk sepeda,becak, pesawat terbang, mobil, kereta api, dsb. berhiponim dengan kendaraan. Dalam hal ini, sepeda, becak, pesawat terbang, mobil, kereta api anggota taksonomi, sedangkan kendaraan disebut nama taksonomi. Hubungan antara menatap, mengintip, memandang,dan mengintai atau sepeda, becak, pesawat terbang, mobil, dan kereta api dalam relasi makna ini disebut kohiponim, sedangkan hubungan makna kata generik (nama taksonomi) dengan makna spesifik disebut hiperonim. f. Metonimia Sebuah kata sering kali memiliki hubungan asosiatif dengan kata lain. Misalnya kata amplop dan dompet di dalam pemakaian bahasa seringkali dihubungkan dengan uang. Untuk itu, dapat diperhatikan kalimat (2) dan (3) berikut: (2) Ia baru saja menerima amplop dari atasannya. (3) Ia seharusnya ingin membeli buku itu, tetapi lupa membawa dompet. Mungkin kata amplop dan dompet menggantikan kata uang disebabkan oleh kedekatan hubungan kata-kata bersangkutan secara ekstralingual. Dalam hal ini, amplop dan dompet masing-masing adalah tempat menaruh uang. commit to user 13 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Selain enam macam pembagian relasi makna menurut Putu wijana di atas, Abdul Chaer dalam Linguistik Umum menambahkan lagi dua macam relasi makna (2003: 307), yakni: a. Ambiguiti atau Ketaksaan Ambiguiti atau ketaksaan adalah gejala terjadinya kegandaan makna akibat tafsiran gramatikal yang berbeda. Tafsiran gramatikal yang berbeda ini umumnya terjadi pada bahasa tulis, karena dalam bahasa tulis unsur suprasegmental tidak dapat digambarkan dengan akurat. Misalnya, bentuk buku sejarah baru dapat ditafsirkan maknanya menjadi (1) buku sejarah itu baru terbit, atau (2) buku itu memuat sejarah zaman baru. Kemungkinan makna (1) dan (2) itu terjadi karena kata baru yang ada dalam konstruksi itu, dapat dianggap menerangkan frase buku sejarah, dapat juga dianggap hanya menerangkan kata sejarah. b. Redundansi Istilah redundansi biasanya diartikan sebagai berlebih-lebihannya penggunaan unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran. Umpamanya kalimat Bola itu ditendang oleh Dika tidak akan berbeda maknanya bila dikatakan Bola itu ditendang Dika. Penggunaan kata oleh inilah yang dianggap redundans, berlebihlebihan. Setiawati Darmojuwono dalam Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik menambahkan satu lagi jenis relasi makna yaitu „Meronimi‟. Meronimi adalah relasi makna yang memiliki kemiripan dengan hiponimi karena relasi maknanya bersifat hierarkis, namun tidak menyiratkan pelibatan searah tetapi commit to user 14 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id merupakan relasi makna bagian dengan keseluruhan (2005: 119). Contohnya adalah atap bermeronimi dengan rumah. 3. Tipe-tipe Makna Tipe makna adalah kajian makna berdasarkan tipenya. Tipe adalah pengelompokkan sesuatu berdasarkan kesamaan objek, kesamaan ciri atau sifat yang dimiliki benda, hal, peristiwa atau aktivitas lainnya. Leech dalam terjemahan Paina Partana (2003: 19) membagi makna menjadi tujuh macam, antara lain adalah sebagai berikut: a. Makna Konseptual Makna Konseptual biasa disebut Leech dengan makna logis. Makna konseptual mempunyai susunan yang amat kompleks dan rumit, dapat diperbandingkan dan dapat dihubung-hubungkan dengan susunan yang serupa pada tingkatan bahasa fonologis maupun sintaksis (Leech, 2003: 20). Sasaran semantik konseptual adalah untuk memberikan pada setiap tafsiran kalimat, suatu konfigurasi atau simbol abstrak yang merupakan ‟representasi semantik‟-nya, dan menunjukkan secara pasti apa yang harus kita ketahui apabila kita membedakan makna dari semua kemungkinan makna kalimat yang lain dalam suatu bahasa, dan untuk mencocokkan makna itu dengan ekspresi sintaksis dan fonologis yang benar. b. Makna Konotatif Makna konotatif adalah makna yang dikomunikasikan dengan acuan bahasa (Leech dalam terjemahan Paina Partana, 2003: 38). Makna konotatif commit to user 15 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id merupakan nilai komunikatif dari satu ungkapan menurut apa yang diacu, melebihi di atas isinya yang murni konseptual. Konotasi relatif tidak stabil, artinya konotasi banyak berubah-ubah menurut budayanya, masanya, dan pengalaman individu. Dengan kata lain makna konotatif adalah bukan makna sebenarnya. . Misalnya kata ‟amplop‟. Kata ‟amplop‟ bermakna sampul yang berfungsi sebagai tempat mengisi surat yang akan disampaikan kepada orang lain, kantor, instansi atau jawatan lain. Makna ini adalah makna denotasinya atau makna sebenarnya. Pada kalimat “Berilah ia amplop agar urusannmu segera selesai,” maka kata ‟amplop‟ sudah bermakna konotatif, yakni ‟berilah ia uang‟. Kata ‟amplop‟ dan ‟uang‟ masih ada hubungan, karena uang dapat diisi di dalam amplop. Dengan kata lain, kata ‟amplop‟ mengacu kepada uang, dan lebih khusus lagi uang pelancar, uang pelican, uang semir, uang gosok Di sini terdapat fakta bahwa makna kata ‟amplop‟ tidak sebagaimana adanya lagi, tetapi mengandung makna lain, yang kadang-kadang masih berhubungan dengan sifat, rasa, benda, peristiwa yang dimaksudkan. Dengan kata lain, maknanya bergeser dari makna yang sebenarnya. Dengan demikian makna konotatif lebih berhubungan dengan nilai rasa pemakai bahasa. c. Makna Stilistik Makna stilistik merupakan makna sebuah kata yang menunjukkan lingkungan sosial penggunaannya. Dengan kata lain, makna stilistika adalah makna yang melibatkan situasi sosial atau makna yang timbul akibat pemakaian bahasa. Makna stilistika berhubungan dengan commit to user pemakain bahasa yang 16 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id menimbulkan efek, terutama kepada pembaca. Itu sebabnya makna stilistika lebih dirasakan di dalam karya sastra. d. Makna Afektif Makna Afektif adalah makna yang terungkap dari perasaan dan tingkah laku pembicara/ penulis. Makna afektif merupakan makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau pembaca terhadap penggunaan kata atau kalimat. Misalnya, jika seseorang berkata, ”Monyet, pasti kita akan mereaksi kepada orang yang mengatakannya.” Hal itu terjadi karena kata monyet mengandung makna yang berhubungan atau mengakibatkan perasaan tersinggung. Dengan kata lain, kata monyet memiliki makna yang berkaitan dengan nilai rasa. Kata monyet berhubungan dengan penghinaan. e. Makna Refleksi Makna Refleksi adalah makna yang timbul dalam hal makna konseptual ganda, jika sesuatu pengertian kata membentuk sebagian dari respons kita terhadap pengertian lain. f. Makna Kolokatif Makna Kolokatif merupakan makna yang disampaikan melalui asosiasi dengan kata yang cenderung terjadi pada lingkup kta yang lain. Makna kolokatif terdiri atas asosiasi-asosiasi yang diperoleh suatu kata, yang disebabkan oleh makna kata-kata yang cenderung muncul di dalam lingkungannya. Kata pretty dan handsome memiliki dasar yang sama dalam arti ‟sedap dipandang‟, namun commit to user 17 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id demikian kedua kata itu bisa dibedakan menurut beberapa kata benda lain yang mungkin menyertainya atau menjadi kata sandingannya. g. Makna Tematik Makna Tematik yakni makna yang dikomunikasikan dengan cara di mana pesannya disusun atas dasar urutan dan tekanan. Misalnya kalimat, ”Ali anak dokter Bagus meninggal kemarin,” belum jelas siapa yang meninggal. Kalau kalimat itu diubah menjadi, ”Ali, anak dokter Bagus, meninggal kemarin,” maka makna yang diinformasikan, yakni anak dokter Bagus (entah siapa namanya) meninggal kemarin. Informasi tersebut ditujukan kepada Ali. 4. Sinonimi Secara etimologi kata sinonimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu anoma yang berarti „nama‟, dan syn yang berarti „dengan‟. Secara harfiah kata sinonimi berarti „nama lain untuk benda atau hal yang sama‟. Secara semantik Verhaar (2006) mendefinisikan sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. I Dewa Putu Wijana mengatakan bahwa sinonimi adalah hubungan atau relasi persamaan makna. Menurut Edi Subroto sinonim adalah dua kata atau lebih yang mempunyai arti leksikal yang kurang lebih sama (lebih kurang disini perlu karena tidak ada dua kata atau lebih yang arti leksikalnya sama benar, atau disebut pula sinonim mutlak atau absolut). Fatimah Djajasudarma juga mengatakan bahwa jika dua kata atau lebih memiliki makna yang sama, maka perangkat kata itu disebut sinonim (1993:36). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dua kata atau lebih yang pada commit to user 18 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi berlainan bentuk luarnya disebut dengan sinonimi. Abdul Chaer mengatakan bahwa sinonim atau sinonimi adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya (2003: 297). Dapat disimpulkan bahwa sinonimi adalah bentuk kebahasaan yang memiliki kesamaan makna dengan bentuk kebahasaan yang lain. a. Cara Menentukan Sinonimi Kesamaan makna (sinonim) dapat ditentukan dengan dua cara (Edi Subroto, 2007: 13): 1. Substitusi (penyulihan). Hal tersebut dapat terjadi bila kata dalam konteks tertentu dapat disulih dengan kata yang lain dan makna konteks tidak berubah, maka kedua kata itu disebut sinonim. Misalnya: Amir anak pandai Amir anak pintar Kata pandai dan pintar disebut sinonim 2. Penentuan konotasi. Jika terdapat perangkat kata yang memiliki makna kognitifnya sama, tetapi makna emotifnya berbeda, maka kata-kata itu tergolong sinonim. Misalnya, “kamar kecil, kakus, jamban, WC” mengacu kepada acuan yang sama, tetapi konotasinya berbeda. Edi Subroto (2007:1) mengatakan bahwa suatu cara yang biasa dipakai untuk mengetes bahwa dua kata atau lebih bersinonim ialah keduanya dapat saling menggantikan di dalam sebuah konstruksi sintaksis tertentu. Makna commit to user perpustakaan.uns.ac.id 19 digilib.uns.ac.id sebuah kata tergantung pada konteks. Hal tersebut dapat diperhatikan misalnya kalimat-kalimat berikut: Saya mau ke rumah bersalin untuk menengok “kakak” yang baru melahirkan (jelas bahwa “kakak” pada kalimat tersebut adalah “kakak perempuan” dan hal tersebut ditentukan oleh konteks kalimatnya. Suatu kata kadang-kadang berbeda maknanya di dalam berbagai konteks. Perhatikan kalimat berikut di dalam bahasa Indonesia, misalnya: 4) Pagi-pagi benar ia “masuk “sekolah 5) Ia “masuk” angin harus dibawa ke dokter Kata “masuk” di dalam bahasa Indonesia pada kalimat (4) dan (5) berbeda maknanya. Kata “naik” pada kalimat “ayah naik mobil ke kantor”, tidak bermakna “memanjat”, tetapi “mengendarai” (naik bersinonim dengan mengendarai). Sering dikatakan bahwa kata-kata yang bersinonimi memiliki makna yang “sama”, dengan hanya bentuk-bentuk yang berbeda. Yang normal dalam hubungan antar-sinonimi ialah ada perbedaan nuansa, dan maknanya boleh disebut “kurang lebih sama”. b. Macam-Macam Sinonimi Palmer membagi sinonimi menjadi lima macam, yaitu: (1) perangkat sinonim yang salah satu anggotanya berasal dari bahasa daerah atau bahasa asing dan lainnya terdapat dalam bahasa umum. Misalnya: domisili dan kediaman, commit to user 20 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id khawatir dan gelisah; (2) perangkat sinonim yang pemakaiannya bergantung kepada langgam dan laras bahasa. Misalnya: dara, gadis, dan cewek; (3) perangkat sinonim yang berbeda makna emotifnya, tetapi makna kognitifnya sama. Misalnya: (negarawan dan politikus), (ningrat dan feodal); (4) perangkat sinonim yang pemakaiannya terbatas pada kata-kata tertentu (keterbatasan kolokasi). Misalnya: telur busuk, nasi basi, mentega tengik,susu asam, baju apek; (5) perangkat sinonim yang maknanya tumpang tindih. Misalnya: (buluh dan bambu), (bimbang, cemas dan sangsi) (Palmer dalam Djajasudarma, 1993: 44). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN Menurut Edi Subroto (2007:5) bahwa metode adalah keseluruhan jalan yang harus ditempuh sejak ia merumuskan kerangka pikirannya mengenai segi tertentu bahasa, melakukan pengamatan terhadap fenomena pertuturan yang berulang. Menyusun hipotesis, menganalisa data-data sampai pada perumusan yang mengatur. A. Jenis Penelitian Dilihat dari analisis datanya, maka penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dalam bidang semantik yang membahas mengenai relasi makna sinonimi yang berhubungan dengan kata “mengalahkan”. Edi Subroto (2007:5) mendefinisikan bahwa metode kualitatif adalah sebuah metode penelitian terhadap suatu masalah yang tidak didesain atau dirancang menggunakan prosedurprosedur statistik. Penelitian kualitatif lebih mengutamakan proses daripada hasil. Penelitian kualitatif juga berusaha memahami makna fenomena-fenomena, peristiwa-peristiwa dan kaitannya dengan orang-orang atau masyarakat yang diteliti dalam konteks kehidupan dalam situasi yang sebenarnya. Lebih lanjut metode ini bersifat deskriptif yakni penulis mencatat dengan teliti dan cermat data-data yang berwujud kata-kata, frase, klausa, kalimat yang berhubungan dengan kata “mengalahkan”. commit to user 20 21 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id B. Sumber Data Keberadaan sumber data dalam sebuah penelitian mutlak diperlukan. Sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah tiga macam surat kabar harian antara lain Solopos (S), Suara Merdeka (SM), dan Kompas (K) serta tabloid olahraga Bola (B). Dasar pemilihan keempat media cetak tersebut karena dalam kalimat-kalimat beritanya keempat media itu sering memakai kata-ata yang bersinonim dengan kata “mengalahkan”. Pemilihan tiga macam surat kabar harian dan satu macam tabloid olahraga diperkirakan sudah mewakili dari data-data yang diperlukan. C. Populasi Menurut Edi Subroto 2007: 36), populasi adalah objek penelitian. Dalam penelitian linguistik, populasi ialah bahasa yang dipakai oleh sekelompok orang tertentu atau segi tertentu dari bahasa tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan kata atau frase “mengalahkan” yang dimuat di harian Solopos, Suara Merdeka, Kompas, dan tabloid Bola. D. Sampel Menurut Edi Subroto (2007:36) sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian langsung. Sampel itu hendaknya mewakili atau dianggap mewakili populasi secara keseluruhan. Sampel dalam penelitian ini yaitu berupa kata atau frase “mengalahkan” yang dimuat diempat media massa berikut: 1. Surat kabar Harian Solopos: commit to user 22 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Tanggal 26 Mei 2009 - Tanggal 8 Desember 2009 Tanggal 28 Mei 2009 - Tanggal 10 Desember 2009 Tanggal 29 Mei 2009 - Tanggal 11 Desember 2009 Tanggal 30 Mei 2009 -Tanggal 12 Desember 2009 Tanggal 31 Mei 2009 -tanggal 13 Desember 2009 Tanggal 1 Juni 2009 -Tanggal 4 Februari 2010 Tanggal 5 Juni 2009 -Tanggal 8 Februari 2010 Tanggal 10 Juni 2009 -Tanggal 20 Februari 2010 Tanggal 11 Juni 2009 2. Surat kabar Harian Kompas: Tanggal 30 Mei 2009 - Tanggal 27 Agustus 2009 Tanggal 31 Mei 2009 - Tanggal 29 Agustus 2009 Tanggal 2 Juni 2009 - Tanggal 1 September 2009 3. Surat kabar Harian Suara Merdeka: Tanggal 14 Mei 2009 - Tanggal 26 Agustus 2009 Tanggal 15 Mei 2009 - Tanggal 31 Agustus 2009 Tanggal 22 Mei 2009 - Tanggal 1 September 2009 Tanggal 31 Mei 2009 Tanggal 1 Juni 2009 4. Tabloid Olahraga “Bola”: No. 1936 Minggu Pertama Juni 2009 No. 1937 Minggu Kedua Juni 2009 No. 2006 Minggu Pertama Februari 2010 commit to user No. 2008 Minggu Kedua Februari 2010 23 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id E. Data Penelitian Data sebagai objek penelitian secara umum adalah semua informasi atau bahan yang disediakan oleh alam yang dicari atau dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti (Edi Subroto, 2007:34). Data terdapat pada segala sesuatu yang menjadi bidang dan sasaran penelitian. Data kebahasaan berupa fenomena-fenomena kebahasaan apapun yang sesuai dengan segi-segi tertentu yang diteliti. Data kebahasaan harus berwujud konteks (kebahasaan ataupun situasi), yang memungkinkan segi-segi tertentu yang diteliti dapat dianalisis atau diketahui identitasnya. Data penelitian yang digunakan oleh penulis adalah data tertulis dari sumber data. Adapun data dalam penelitian ini berupa kata atau frase “mengalahkan” yang terdapat di media cetak Solopos, Suara Merdeka, Kompas, dan tabloid olahraga Bola. Penentuan data penelitian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa dalam penelitian ini akan didapatkan suatu kesimpulan tentang perkembangan dan perluasan penggunaan kosakata tertentu pada umumnya dan kata “mengalahkan” pada khususnya F. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data yang berkualitas. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara simak catat dengan teknik pustaka. Teknik pustaka adalah mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data (Edi Subroto, commit to user 24 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2007: 47). Teknik penomoran datanya berupa nama surat kabar atau tabloid, bulan dan tanggal diterbitkannya, atau minggu keberapa diterbitkannya, serta nomor urut data. Contoh: Nama FC Barcelona pun langsung diukir di bagian trofi Liga Champion beberapa saat setelah El Barca menundukkan Manchester United 2-0 pada final di Stadion Olimpico, Roma. (S/ 29 Mei 2009/001). S/ 29 Mei 2009/ 01 S : Surat Kabar Harian Solopos 29 : tanggal 29 Mei : bulan Mei 2009 : tahun 2009 001 : nomor urut data 001 G. Metode Analisis Data Setelah data diklasifikasikan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode substitusi. Metode substitusi merupakan metode yang digunakan untuk menyelidiki keparalelan atau kesejajaran distribusi antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang lainnya (Edi Subroto, 2007: 79). Alat penentunya adalah bisa tidaknya kedua satuan lingual itu saling menggantikan. Dengan metode ini akan diketahui adanya persamaan antara unsur terganti dengan unsur pengganti. Metode ini digunakan untuk menentukan kemungkinan suatu commit to user 25 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kata yang satu dapat digantikan oleh kata yang lain sehingga dapat diketahui persamaan dan perbedaan antara kata tersebut dalam kalimat bahasa indonesia Contoh: Nama FC Barcelona pun langsung diukir di bagian trofi Liga Champion beberapa saat setelah El Barca menundukkan Manchester United 2-0 pada final di Stadion Olimpico, Roma. (S/ 29 Mei 2009/ 001). Pada kalimat di atas kata menundukkan dapat disubstitusikan atau dapat saling menggantikan dengan kata mengalahkan tanpa mengubah struktur kalimatnya. Nama FC Barcelona pun langsung diukir di bagian trofi Liga Champion beberapa saat setelah El Barca mengalahkan Manchester United 2-0 pada final di Stadion Olimpico, Roma. (S/ 29 Mei 2009/ 001). H. Metode Penyajian Analisis Data Data dalam penelitian ini disajikan dengan menggunakan metode formal dan informal. Adapun penyajian secara formal yaitu penyajian data melalui tabel, diagram, grafik, gambar dan sebagainya. Dan penyajian secara informal yaitu penyajian dengan cara mendeskripsikan data dalam bentuk kata-kata atau kalimat. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV ANALISIS DATA Analisis merupakan inti dari penelitian ini. Sebelum melakukan analisis data, ada beberapa langkah yang harus dikerjakan, yaitu pengumpulan data, klasifikasi data, dan analisis data. A. Klasifikasi Data Setelah data terkumpul kemudian diklasifikasikan berdasarkan identifikasi kata dan frasa, berdasarkan afiksasi, menurut kata-kata yang bersifat lugas dan metaforis. 1. Klasifikasi Berdasarkan Identifikasi Kata dan Frasa a. Termasuk Kata ~ menundukkan ~ mempermalukan ~ menghancurkan ~ memukul ~ mencukur ~ menekuk ~ melibas ~ menjinakkan ~ menjegal ~ taklukkan ~ menenggelamkan ~ menumbangkan ~ mempecundangi ~ membenamkan ~ mengandaskan ~ menghajar ~ mengatasi ~ menghabisi b. Termasuk Frasa ~ bertekuk lutut commit to user 26 27 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Klasifikasi Berdasarkan Afiksasi a. Afiks me~ mencukur ~ memukul ~ melibas ~ menekuk ~ menjegal ~ menghajar ~ mengatasi b. Afiks me-i ~ menghabisi ~ mempecundangi c. Afiks me-kan ~ menundukkan ~ mempermalukan ~ menghancurkan ~ menumbangkan ~ menenggelamkan ~ membenamkan ~ mengandaskan ~ menjinakkan d. Sufiks –kan ~ taklukkan 3. Klasifikasi Berdasarkan Bentuk yang Lugas dan Metaforis a. Bentuk Lugas ~ mempecundangi ~ taklukkan ~ mengandaskan ~ bertekuk lutut ~ mengatasi ~ mempermalukan b. Bentuk Metaforis ~ menundukkan ~ menghabisi commit to user 28 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id ~ menghancurkan ~ memukul ~ mencukur ~ menekuk ~ melibas ~ menjinakkan ~ menjegal ~ menumbangkan ~ menenggelamkan ~ membenamkan ~ menghajar A. Analisis Data Setelah data terkumpul dan diklasifikasikan, langkah selanjutnya adalah analisis data. Berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan dapat diketahui tentang gejala sinonimi yang berhubungan dengan makna “mengalahkan” dalam berita olahraga di media cetak. Sinonimi ialah dua kata atau lebih yang mempunyai arti leksikal kurang lebih sama atau keadaan dimana dua kata atau lebih mempunyai arti yang sama. Data-data berikut menunjukkan adanya gejala sinonimi antara kata atau frasa makna mengalahkan. 1. Hubungan Kata dengan Kata dan Kata dengan Frasa a. Hubungan kata dengan kata Kata dengan kata dapat dipertukarkan atau dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat tanpa harus mengubah struktur kalimatnya. Hal ini dapat disebut sebagai sinonimi. Sebagai contoh kata ”menundukkan” dapat saling menggantikan dengan kata ”mengalahkan” tanpa harus mengubah struktur kalimatnya. Perhatikan kalimat di bawah ini. commit to user 29 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 4) Nama FC Barcelona pun langsung diukir di bagian trofi Liga Champion beberapa saat setelah El Barca menundukkan Manchester United 2-0 pada final di Stadion Olimpico, Roma. (S/ 29 Mei 2009/ 001). Seperti terlihat pada kalimat (6a) kata menundukkan dapat langsung digantikan atau dapat dipertukarkan dengan kata mengalahkan tanpa mengubah struktur kalimatnya. 6a) Nama FC Barcelona pun langsung diukir di bagian trofi Liga Champion beberapa saat setelah El Barca mengalahkan Manchester United 2-0 pada final di Stadion Olimpico, Roma. (S/ 29 Mei 2009/ 001). b. Hubungan kata dengan frasa Tidak seperti hubungan kata dengan kata yang dapat secara langsung dipertukarkan, hubungan kata dengan frasa tidak bisa dipertukarkan secara langsung. Selain itu, hubungan kata dengan frasa juga dapat mengubah struktur kalimat menjadi kalimat pasif. Sebagai contoh frasa ”bertekuk lutut”. 5) MU bertekuk lutut 0-1 di depan klub promosi Burnley dan baru bisa bangkit pada laga ketika panen gol 5-0 di kandang Wigan Atlhetic. (K/ 29 Agustus 2009/ 013) BUKAN 7a) MU mengalahkan 0-1 di depan klub promosi Burnley dan baru bisa bangkit pada laga ketika panen gol 5-0 di kandang Wigan Atlhetic. commit to user 30 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id MELAINKAN 7b) MU dikalahkan 0-1 di depan klub promosi Burnley dan baru bisa bangkit pada laga ketika panen gol 5-0 di kandang Wigan Atlhetic. Atau bisa juga menjadi: 7c) Klub promosi Burnley mengalahkan MU 0-1 dan baru bisa bangkit pada laga ketika panen gol 5-0 di kandang Wigan Atlhetic. 2. Bentuk Substitusi dalam Kalimat Antara Kata dengan Kata yang Menunjukkan Gejala Sinonimi Makna “Mengalahkan” a. Kata Menundukkan 6) Nama FC Barcelona pun langsung diukir di bagian trofi Liga Champion beberapa saat setelah El Barca menundukkan Manchester United 2-0 pada final di Stadion Olimpico, Roma. (S/ 29 Mei 2009/ 001). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata menundukkan memiliki pengertian menjadi menunduk. Untuk mengetahui bahwa kata menundukkan bersinonimi dengan kata mengalahkan adalah dengan cara mengetes apakah kedua kata tersebut dapat saling menggantikan dalam suatu konstruksi sintaksis tertentu. Perhatikan kalimat berikut. 8a) Nama FC Barcelona pun langsung diukir di bagian trofi Liga Champion beberapa saat setelah El Barca mengalahkan Manchester United 2-0 pada final di Stadion Olimpico, Roma. (S/ 29 Mei 2009/ 001). commit to user 31 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Kata menundukkan ternyata dapat digantikan dengan kata mengalahkan. Jadi, kata menundukkan bersinonimi dengan kata mengalahkan. Contoh lain adalah sebagai berikut. 7) Persisam tampil menjadi yang terbaik di sepakbola kasta kedua Indonesia itu seusai menundukkan Persema Malang 1-0 pada laga final yang berlangsung di stadion Palaran Samarinda. (S/ 30 Mei 2009/ 002) ~ bentuk: Mengalahkan Menundukkan Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba transitif) transitif) Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me-kan => me(N) + + kan =>mengalahkan tunduk + kan =>menundukkan Bentuk lugas Termasuk bentuk yang metaforis ~ makna: Mengalahkan Menundukkan Menjadikan kalah, mengungguli Menjadi menunduk (dalam pertandingan, perlombaan, mengalahkan (kiasan) dsb); menaklukkan (musuh) Benda/manusia/binatang Manusia/binatang Bernyawa Bernyawa commit to user (kepala), 32 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id b. Kata menghancurkan 8) Melawan ke Stadion Gelora Bung Karno, Arema menghancurkan tuan rumah Persija dengan skor besar, 5-1. (S/ 31 Mei 2010) Pada kalimat (10) di atas, menghancurkan tidak bermakna seperti dalam KBBI yakni merusakkan tetapi mengalahkan. Perhatikan kalimat berikut. 10a) Melawan ke Stadion Gelora Bung Karno, Arema mengalahkan tuan rumah Persija dengan skor besar, 5-1. Kata menghancurkan dalam kalimat (10) dapat digantikan dengan kata mengalahkan pada kalimat (10a), berarti kedua kata tersebut bersinonimi. ~ bentuk: Mengalahkan Menghancurkan Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba transitif) transitif) Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me-kan => me(N) + + kan =>mengalahkan hancur + kan => menghancurkan Bentuk lugas Termasuk bentuk metaforis ~ makna: Mengalahkan Menghancurkan Menjadikan kalah, mengungguli Meremukkan, merusakkan, (dalam pertandingan, perlombaan, mengalahkan (kiasan) dsb); menaklukkan (musuh) Benda/manusia/binatang commit to user Benda 33 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Bernyawa Tidak bernyawa c. Kata mencukur 9) Kepastian datang setelah Atletico mencukur Almeria 3-0 pada partai terakhir musim ini di Stadion Vicente Calderon, Minggu (31/5) dini hari WIB. (S/ 1 Juni 2009/ 006). Pada kalimat di atas, kata mencukur tidak bermakna memotong seperti dalam KBBI tetapi mengalahkan (memotong bersinonimi dengan mengalahkan) karena kedua kata tersebut dapat saling menggantikan, sehingga kalimatnya menjadi seperti di bawah ini. 11a) Kepastian datang setelah Atletico mengalahkan Almeria 3-0 pada partai terakhir musim ini di Stadion Vicente Calderon, Minggu (31/5) dini hari WIB Contoh lain adalah sebagai berikut. 12) Setelah akhir pekan lalu mencukur Kazhaktan 4-0, The Three Lion, julukan Inggris, kini mengincar tiga poin di kandang sendiri saat menjamu tim lemah Andorra di Stadion Wembley, Kamis (11/6) dini hari WIB. (S/ 10 Juni 2009/ 010) ~ bentuk: Mengalahkan Mencukur Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba transitif) transitif) Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me- => me(N) + cukur + kan =>mengalahkan => mencukur commit to user 34 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Bentuk lugas Termasuk bentuk yang metaforis ~ makna: Mengalahkan Mencukur Menjadikan kalah, mengungguli Memotong, membersihkan (dalam pertandingan, perlombaan, dengan pisau cukur (rambut), dsb); menaklukkan (musuh) mengalahkan (kiasan) Benda/manusia/binatang Benda Bernyawa Tidak bernyawa d. Kata melibas 13) Pernyataan itu diungkapkan Ancelotti setelah mengantar Milan merebut tiket langsung ke kompetisi Liga Champion dengan melibas Fiorentina 2-0 di Stadion Artemio Franchi, Minggu (31/5). (S/ 1 Juni 2009/ 008) Dalam kalimat di atas, melibas dalam KBBI bermakna mengalahkan. Apabila kata melibas pada kalimat (13) diganti dengan kata mengalahkan, ternyata kedua kata itu berterima atau saling menggantikan maka kata tersebut dikatakan bersinonimi. Perhatikan kalimat (13a) berikut. 13a) Pernyataan itu diungkapkan Ancelotti setelah mengantar Milan merebut tiket langsung ke kompetisi Liga Champion dengan mengalahkan Fiorentina 2-0 di Stadion Artemio Franchi, Minggu (31/5). commit to user 35 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id ~ bentuk: Mengalahkan Melibas Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba transitif) transitif) Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me- => me + libas => + kan =>mengalahkan melibas Bentuk lugas Termasuk bentuk metaforis ~ makna: Mengalahkan Melibas Menjadikan kalah, mengungguli Melebas, memukulkan (cambuk), (dalam pertandingan, perlombaan, mengalahkan (kiasan) dsb); menaklukkan (musuh) Benda/manusia/binatang Benda Bernyawa Tidak bernyawa e. Kata menjegal 14) Ambisi besar La Albiorroja menjegal Samba. (S/ 10 Juni 2009/ 011) Kata menjegal dalam makna yang sebenarnya (KBBI) berarti menjatuhkan orang lain dengan mengaitkan kakinya. Pada kalimat di atas kata menjegal lebih bermakna mengalahkan. Hal ini terlihat seperti contoh di bawah ini. 14a) Ambisi besar La Albiorroja mengalahkan Samba. commit to user 36 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Kata menjegal dan kata mengalahkan dapat dikatakan sebagai sinonimi karena saling menggantikan dalam sebuah konteks kalimat. Contoh lain adalah sebagai berikut. 15) Setelah pada pertandingan hari pertama hanya merebut medali perunggu di nomor hoop putra dan putri, tim sepak takraw putra Indonesia berambisi menjegal tim Thailand pada laga pertama pertandingan nomor beregu di SEA Games 2009 Laos, Kamis (10/12). (S/ 10 Desember 2009/ 044) ~ bentuk: Mengalahkan Menjegal Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba transitif) transitif) Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me- => me(N) + jegal => + kan =>mengalahkan menjegal Bentuk lugas Termasuk bentuk metaforis ~ makna: Mengalahkan Menjegal Menjadikan kalah, mengungguli Menjatuhkan orang lain dengan (dalam pertandingan, perlombaan, mengait kakinya, mengalahkan dsb); menaklukkan (musuh) (kiasan) Benda/manusia/binatang Manusia/binatang Bernyawa Bernyawa commit to user 37 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id f. Kata menenggelamkan 16) Persipura Jayapura menyempurnakan gelarnya sebagai juara Djarum Indonesia Super League (DISL) musim 2008/2009 dengan menenggelamkan Sriwijaya FC, 4-1. (S/ 11 Juni 2009/ 012) Kata menenggelamkan bermakna menjadikan (menyebabkan) tenggelam (ke dalam air) tetapi dalam kalimat (16), menenggelamkan tidak bermakna menjadikan (menyebabkan) tenggelam (ke dalam air) tetapi mengalahkan sehingga kalimatnya menjadi sebagai berikut. 16a) Persipura Jayapura menyempurnakan gelarnya sebagai juara Djarum Indonesia Super League (DISL) musim 2008/2009 dengan mengalahkan Sriwijaya FC, 4-1 Kedua kata tersebut dapat saling menggantikan dan tidak merubah konteks kalimat sehingga dikatakan sebagai sinonimi. ~ bentuk: Mengalahkan Menenggelamkan Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba transitif) transitif) Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me-kan => me(N) + + kan =>mengalahkan tenggelam + kan menenggelamkan Bentuk lugas Termasuk bentuk metaforis commit to user => 38 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id ~ makna: Mengalahkan Menenggelamkan Menjadikan kalah, mengungguli Menjadikan tenggelam (ke dalam (dalam pertandingan, perlombaan, air), membenamkan, mengalahkan dsb); menaklukkan (musuh) (kiasan) Benda/manusia/binatang Manusia/binatang/benda Bernyawa Bernyawa/tidak bernyawa g. Kata mempecundangi 17) Tim Matador menunjukkan kelasnya dengan mempecundangi Azerbaijan 6-0 di Baku. (S/ 11 Juni 2009/ 013) Kata mempecundangi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna mengalahkan. Jadi, kata mempecundangi dan mengalahkan adalah sebuah sinonimi. Hal tersebut terlihat pada contoh di bawah ini. 17a) Tim Matador menunjukkan kelasnya dengan mengalahkan Azerbaijan 6-0 di Baku ~ bentuk: Mengalahkan Mempecundangi Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba transitif) transitif) Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks + kan =>mengalahkan me-i pecundang => + me(N) i mempecundangi Bentuk lugas Termasuk bentuk yang lugas commit to user + => 39 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id ~ makna: Mengalahkan Mempecundangi Menjadikan kalah, mengungguli Mengecundangi, menjadikan (dalam pertandingan, perlombaan, kalah dsb); menaklukkan (musuh) Benda/manusia/binatang Manusia/binatang Bernyawa Bernyawa h. Kata mengandaskan 18) “Laskar Si Pitung” lolos setelah mengandaskan perlawanan tim Divisi Utama Persebaya Surabaya dengan skor agregat 4-3. (SM/ 14 Mei 2009/ 015) Kata mengandaskan mempunyai makna menyebabkan kandas (gagal, tidak tercapai maksud). Kata tersebut bersinonimi dengan kata mengalahkan karena dapat saling menggantikan sehingga kalimatnya menjadi sebagai berikut. 18a) “Laskar Si Pitung” lolos setelah mengalahkan perlawanan tim Divisi Utama Persebaya Surabaya dengan skor agregat 4-3. ~ bentuk: Mengalahkan Mengandaskan Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba transitif) transitif) Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me-kan => me(N) + commit to user 40 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id + kan =>mengalahkan kandas + kan => mengandaskan Bentuk lugas Termasuk bentuk lugas ~ makna: Mengalahkan Mengandaskan Menjadikan kalah, mengungguli Menyebabkan kandas (dalam pertandingan, perlombaan, dsb); menaklukkan (musuh) Benda/manusia/binatang Manusia Bernyawa Bernyawa i. Kata mengatasi 19) AC Milan harus puas diurutan ketiga selepas mengatasi tuan rumah Fiorentina 2-0. (SM/ 1 Juni 2009/ 022) Mengatasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki makna menguasai keadaan, menanggulangi atau menyelesaikan. Apabila kata mengatasi pada kalimat di atas diganti dengan kata mengalahkan, ternyata kedua kata tersebut dapat saling menggantikan. Maka kedua kalimat itu bersinonimi. Perhatikan kalimat di bawah ini. 19a) AC Milan harus puas diurutan ketiga selepas mengalahkan tuan rumah Fiorentina 2-0. Contoh lain terlihat seperti di bawah ini. commit to user 41 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 20) Setelah dua kali menderita kekalahan dalam laga perdananya, klub sekota Liverpool itu memetik kemenangan pertamanya setelah mengatasi Wigan Athletic 2-1. (SM/ 1 September 2009/ 010) ~ bentuk: Mengalahkan Mengatasi Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba transitif) transitif) Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me- => me(N) + atasi => + kan =>mengalahkan mengatasi Bentuk lugas Termasuk bentuk yang lugas ~ makna: Mengalahkan Mengatasi Menjadikan kalah, mengungguli Menguasai (keadaan) (dalam pertandingan, perlombaan, dsb); menaklukkan (musuh) Benda/manusia/binatang Benda Bernyawa Tidak bernyawa j. Kata menghabisi 21) Predikat tim berpenampilan terbaik disandang PSPS Pekanbaru yang pada hari yang sama menghabisi Persebaya Surabaya 5-1 (4-0) untuk memperebutkan urutan ketiga serta satu tempat ke Liga Super Indonesia. (K/to30 Mei 2009/ 024) commit user 42 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Kata menghabisi pada kalimat di atas bukan bermakna menghilangkan nyawa seperti dalam KBBI melainkan bermakna mengalahkan (menghabisi dan mengalahkan bersinonimi). Perhatikan kalimatnya di bawah ini. 21a) Predikat tim berpenampilan terbaik disandang PSPS Pekanbaru yang pada hari yang sama mengalahkan Persebaya Surabaya 5-1 (4-0) untuk memperebutkan urutan ketiga serta satu tempat ke Liga Super Indonesia. Dalam kalimat (21a) di atas, kata menghabisi dan kata mengalahkan dapat saling menggantikan dalam sebuah konteks kalimat sehingga dapat disebut sebagai sinonimi. ~ bentuk: Mengalahkan Menghabisi Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba transitif) transitif) Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me-i => me(N) + habis + + kan =>mengalahkan i => menghabisi Bentuk lugas Termasuk bentuk metaforis ~ makna: Mengalahkan Menghabisi Menjadikan kalah, mengungguli Menyudahi, menghilangkan (dalam pertandingan, perlombaan, (nyawa), mengalakan (kiasan) dsb); menaklukkan (musuh) Benda/manusia/binatang commit to user Manusia/binatang 43 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Bernyawa Bernyawa k. Kata mempermalukan 22) Malaga mempermalukan Atletico Madrid. (K/ 1 September 2009/ 038) Kata mempermalukan pada kalimat di atas bersinonimi dengan kata mengalahkan. Hal ini karena kata mempermalukan dapat diganti dengan kata mengalahkan tanpa merubah konteks kalimat. Seperti terlihat pada kalimat di bawah ini. 22a) Malaga mengalahkan Atletico Madrid Contoh lain adalah sebagai berikut. 23) Tampil tanpa beberapa pemain pilarnya, pasukan Ciro Ferrara mempermalukan tuan rumah AS Roma 3-1 di Stadion Olimpico, Senin (31/8) dinihari WIB. SM/ 1 September 2009/ 035) ~ bentuk: Mengalahkan Mempermalukan Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba transitif) transitif) Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks memper-kan => memper + kan =>mengalahkan + malu + kan => mempermalukan Bentuk lugas Termasuk bentuk yang lugas ~ makna: Mengalahkan commit to user Mempermalukan 44 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Menjadikan kalah, mengungguli Membuat jadi malu, merasa tidak (dalam pertandingan, perlombaan, enak hati (hina, rendah) dsb); menaklukkan (musuh) Benda/manusia/binatang Manusia Bernyawa Bernyawa l. Kata memukul 24) Milan, yang sebelumnya dipandang sebelah mata karena diperkuat sebagian pemain yang sudah gaek, justru terus melaju dan menjuarai Liga Champion dengan memukul Liverpool. (K/ 2 Juni 2009/ 026) Kata memukul dalam KBBI memiliki makna mengenakan suatu benda yang keras atau berat dengan kekuatan. Dalam kalimat (24), kata memukul tidak bermakna seperti itu tetapi memiliki makna mengalahkan, sehingga kalimatnya menjadi seperti di bawah ini. 24a) Milan, yang sebelumnya dipandang sebelah mata karena diperkuat sebagian pemain yang sudah gaek, justru terus melaju dan menjuarai Liga Champion dengan mengalahkan Liverpool. Contoh lain seperti terlihat di bawah ini. 25) Presiden Juventus Giovanni Cobolli Gigli berbicara tentang pesaing terberat, Inter Milan, setelah Gianluigi Buffon dkk memukul AS Roma 3-1. (SM/ 1 September 2009/ 037) 26) Dua gol dipersembahkan winger asal Belanda ini tatkala klub Bavaria itu memukul juara Wolfsburg 3-0 dalam laga Liga Jerman commit to user 45 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id (Bundesliga) di Allianz Arena, Minggu (30/8) dinihari WIB (K/ 27 Agustus 2009/ 034) ~ bentuk: Mengalahkan Memukul Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba transitif) transitif) Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me- => me(N) + pukul + kan =>mengalahkan => memukul Bentuk lugas Termasuk bentuk metaforis ~ makna: Mengalahkan Memukul Menjadikan kalah, mengungguli Mengenakan suatu benda yang (dalam pertandingan, perlombaan, keras dengan kekuatan, dsb); menaklukkan (musuh) mengalahkan (kiasan) Benda/manusia/binatang Benda/manusia/binatang Bernyawa Bernyawa/tidak bernyawa m. Kata menekuk 27) Pada pertemuan pertama menuju Afsel 2010, De Orange dapat menekuk Islandia 2-0. (B/ Minggu Pertama Juni 2009/ 027) Kata menekuk dalam KBBI bermakna melipat, membekuk (leher). Jika kata menekuk dalam kalimat di atas diganti dengan kata mengalahkan, commit to user 46 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id ternyata dapat saling menggantikan. Maka kedua kata tersebut bersinonimi. Kalimatnya terlihat seperti di bawah ini. 27a) Pada pertemuan pertama menuju Afsel 2010, De Orange dapat mengalahkan Islandia 2-0. ~ bentuk: Mengalahkan Menekuk Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba transitif) transitif) Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me- => me(N) + tekuk + kan =>mengalahkan => menekuk Bentuk lugas Termasuk bentuk metaforis ~ makna: Mengalahkan Menekuk Menjadikan kalah, mengungguli Melipat, membekuk (leher), (dalam pertandingan, perlombaan, mengalahkan (kiasan) dsb); menaklukkan (musuh) Benda/manusia/binatang Benda/manusia Bernyawa Bernyawa/tidak bernyawa n. Kata menjinakkan 28) Persitara menjinakkan Persijap 1-0. (S/ 31 Mei 2009/ 028) Kata menjinakkan sebetulnya bermakna melatih supaya jinak jika dilihat dalam KBBI. Hal ini tidak berlaku dalam kalimat (28). Kata commit to user 47 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id menjinakkan bermakna mengalahkan sehingga kalimatnya seperti terlihat di bawah ini. 28a) Persitara mengalahkan Persijap 1-0 Karena kata tersebut dapat saling menggantikan maka kedua kata tersebut dapat disebut sinonim. ~ bentuk: Mengalahkan Menjinakkan Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba transitif) transitif) Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me-kan => me(N) + + kan =>mengalahkan jinak + kan => menjinakkan Bentuk lugas Metaforis ~ makna: Mengalahkan Menjinakkan Menjadikan kalah, mengungguli Melatih supaya (dalam pertandingan, perlombaan, mengalahkan (kiasan) dsb); menaklukkan (musuh) Benda/manusia/binatang Binatang Bernyawa Bernyawa o. Kata taklukkan 29) Persela taklukkan Persita (SM/ 22 Mei 2009/ 029) commit to user jinak, 48 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Apabila kata taklukkan pada kalimat (29) di atas digantikan kata mengalahkan, ternyata kedua kata tersebut dapat saling menggantikan. Hal ini karena kata taklukkan juga bermakna mengalahkan. Maka kedua kata itu bersinonimi sehingga kalimatnya menjadi seperti berikut ini. 29a) Persela mengalahkan Persita. ~ bentuk: Mengalahkan Taklukkan Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba transitif) transitif) Berafiks me-kan => me(N) + kalah Bersufiks –kan => takluk + kan + kan =>mengalahkan => taklukkan Bentuk lugas Lugas ~ makna: Mengalahkan Taklukkan Menjadikan kalah, mengungguli Mengalahkan,mengakui (dalam pertandingan, perlombaan, kekuasaan pihak yang menang dsb); menaklukkan (musuh) Benda/manusia/binatang Benda Bernyawa Tidak bernyawa commit to user 49 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id p. Kata menumbangkan 30) Aston Villa membuat kejutan dengan menumbangkan tuan rumah Liverpool 3-1 dalam laga Liga Primer Inggris di Anfield, Selasa (25/8) dinihari WIB. (SM/ 26 Agustus 2009/ 030) Pada kalimat di atas, kata menumbangkan tidak lantas bermakna seperti dalam KBBI karena kata tersebut merupakan sinonim dari kata mengalahkan, sebab kedua kata itu dapat saling menggantikan, sehingga kalimatnya seperti di bawah ini. 30a) Aston Villa membuat kejutan dengan mengalahkan tuan rumah Liverpool 3-1 dalam laga Liga Primer Inggris di Anfield, Selasa (25/8) dinihari WIB. Contoh lain sebagai berikut. 31) Bryant yang menyumbang 20 angka saat timnya menumbangkan Timberwolves 104-92, mengalami cedera pada kuarter pertama. (S/ 13 Desember 2009/ 041) ~ bentuk: Mengalahkan Menumbangkan Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba transitif) transitif) Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me-kan => me(N) + + kan =>mengalahkan tumbang + menumbangkan Bentuk lugas Metaforis commit to user kan => 50 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id ~ makna: Mengalahkan Menumbangkan Menjadikan kalah, mengungguli Merobohkan (pohon yang besar), (dalam pertandingan, perlombaan, menjatuhkan, dsb); menaklukkan (musuh) (kiasan) Benda/manusia/binatang Benda Bernyawa Tidak bernyawa mengalahkan q. Kata membenamkan 32) Tak hanya mencetak 22 angka, LeBrown James juga menjadi inspirator terciptanya poin demi poin yang membantu Cleveland Cavaliers membenamkan Memphis Grizzlies 105-89 pada lanjutan pertandingan NBA, Rabu (3/2) WIB. (S/ 4 Februari 2010/ 046) Kata membenamkan dalam KBBI bermakna menyelamkan ke dalam air, menghilangkan. Apabila kata membenamkan pada kalimat (32) di atas digantikan kata mengalahkan, ternyata kedua kata tersebut dapat saling menggantikan. Maka kedua kata itu bersinonimi sehingga kalimatnya menjadi seperti berikut ini. 32a) Tak hanya mencetak 22 angka, LeBrown James juga menjadi inspirator terciptanya poin demi poin yang membantu Cleveland Cavalier mengalahkan Memphis Grizzlier 105-89 pada lanjutan pertandingan NBA, Rabu (3/2) WIB. ~ bentuk: Mengalahkan commit to user Membenamkan 51 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba transitif) transitif) Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me-kan => me(N) + + kan =>mengalahkan benam + kan => membenamkan Bentuk lugas Termasuk bentuk metaforis ~ makna: Mengalahkan Membenamkan Menjadikan kalah, mengungguli Menyelamkan (dalam pertandingan, perlombaan, menghilangkan, ke dalam air, mengalahkan dsb); menaklukkan (musuh) (kiasan) Benda/manusia/binatang Benda Bernyawa Bernyawa/tidak bernyawa r. Kata menghajar 33) Kemenangan 8-5 atas Thailand pada pertandingan terakhir melengkapi kesuksesan mereka yang pada dua pertandingan sebelumnya menghajar Filipina dengan skor 8-1 dan menaklukkan Indonesia 14-5. (S/ 8 Desember 2009/ 045) Dalam KBBI, kata menghajar memiliki makna memukuli, membuat tidak berdaya. Jika kata menghajar dalam kalimat di atas digantikan kata mengalahkan, ternyata kedua kata tersebut dapat saling menggantikan. Maka kedua kata tersebut bersinonimi sehingga kalimatnya menjadi seperti di bawah ini. commit to user 52 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 33a) Kemenangan 8-5 atas Thailand pada pertandingan terakhir melengkapi kesuksesan mereka yang pada dua pertandingan sebelumnya mengalahkan Filipina dengan skor 8-1 dan menaklukkan Indonesia 14-5. (S/ 8 Desember 2009/ 045) ~ bentuk: Mengalahkan Menghajar Merupakan bentuk kata (verba Merupakan bentuk kata (verba transitif) transitif) Berafiks me-kan => me(N) + kalah Berafiks me- => me(N) + hajar + kan =>mengalahkan => menghajar Bentuk lugas Bentuk metaforis ~ makna: Mengalahkan Menghajar Menjadikan kalah, mengungguli Memukuli, membuat tidak (dalam pertandingan, perlombaan, berdaya, mengalahkan (kiasan) dsb); menaklukkan (musuh) Benda/manusia/binatang Manusia Bernyawa Bernyawa commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Identifikasi kata, frasa, dan klausa menimbulkan dua macam klasifikasi yakni klasifikasi berdasarkan proses pembubuhan afiks (afiksasi), diantaranya afiks me-, me-i, me-kan, dan sufiks –kan, dan klasifikasi berdasarkan bentuk yang lugas dan metaforis. Bentuk yang lugas antara lain mempecundangi, mengandaskan, mengatasi, mempermalukan, dan taklukkan. Bentuk yang metaforis antara lain menundukkan, menghancurkan, mencukur, melibas, menjegal, menenggelamkan, menghajar, menghabisi, memukul, menekuk, menjinakkan, menumbangkan, dan membenamkan. (2) Bentuk substitusi dari kata-kata atau frase yang memenuhi makna ”mengalahkan” dapat menimbulkan hubungan kata dengan kata seperti dalam data yang dapat dipertukarkan atau dapat saling menggantikan tanpa harus mengubah struktur kalimat. Sementara itu, hubungan kata dengan frasa tidak dapat dipertukarkan secara langsung. Selain itu, hubungan kata dengan frasa juga dapat mengubah struktur kalimat (dari kalimat aktif menjadi kalimat pasif). commit to user 53 54 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id B. Saran Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tentang keberadaan sebuah kosa kata dalam penggunaannya dalam media massa cetak khususnya dan kosa kata pada umumnya. Sebuah kosa kata dapat dipakai dengan memanfaatkan variasi bentuk yang mungkin ada, sehingga pemakaiannya dapat meringankan atau menghindarkan pembaca dari kebosanan dan kelelahan membaca. Penulis juga berharap agar hasil penelitian yang belum sempurna ini dapat menarik perhatian pembaca atau peneliti untuk dapat meneliti kembali dari sudut pandang yang berbeda secara lebih sempurna. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR PUSTAKA Abdul Chaer. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta Anita Tri Widiyawati. 2008. “Sinonimi Hubungan Kekerabatan Bahasa Jawa di Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember” (tesis). Jember: Universitas Jember Aminuddin. 2001. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Algensindo Edi Subroto. 2007. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: LPP dan UPT UNS Press Fatimah Djajasudarma. 1993. Sematik I Pengantar Ke Arah Ilmu Makna. Bandung: PT. Eresco Harimurti Kridalaksana. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Harimurti Kridalaksana. 1989. Pembentukan Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Haris Sumadiria A. S. 2006. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset Henry Guntur Tarigan.1985. Pengajaran Morfologi. Bandung: Angkasa I Dewa Putu Wijana dan Muhammad Rochmadi.2008. Semantik Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka I Dewa Putu Wijana. 1995. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset Leech, Geoffrey. 2003. Semantik (Edisi terjemahan oleh Paina Partana). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Mansoer Pateda. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: PT. Rineka Cipta Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka Ramlan M. 1987. Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono Redi Panuju. 2005. Nalar Jurnalistik Dasarnya Dasar Jurnalistik. Malang: Bayu Media Publishing Setiawati Darmojuwono. 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Rinekacommit Cipta to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Ullman, Stephen. 2007. Pengantar Semantik (Edisi terjemahan oleh Sumarsono). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Verhaar J. W. M. 2006. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press commit to user