EVALUASI PENERAPAN MOVING CLASS PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA 1 SLAWI TAHUN 2011 Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi Oleh Ria Lidiawati 440140706 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Evaluasi Penerapan Moving Class pada pembelajaran biologi di SMA 1 Slawi tahun 2011” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun. Semarang, Agustus 2011 Ria Lidiawati NIM 4401407065 ii PENGESAHAN Skripsi yang berjudul: Evaluasi Penerapan Moving Class Pada Pembelajaran Biologi di SMA 1 Slawi Tahun 2011 disusun oleh Nama : Ria Lidiawati NIM : 4401407065 telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada tanggal 25 Agustus 2011. Panitia Ujian Ketua Sekretaris Dr. Kasmadi Imam S., M.S. NIP.19511115 197903 1001 Dra. Aditya Marianti, M.Si. NIP. 19671217 199303 2 001 Ketua Penguji Ir. Nana Kariada TM, M Si. NIP. 19660316199310 2001 Anggota Penguji/ Pembimbing Utama Anggota Penguji/ Pembimbing Pendamping Ir. Tuti Widianti, M. Biomed Dr. Saiful Ridlo, M Si. NIP. 19510207 197903 2 001 NIP.19660419 199102 1 002 iii ABSTRAK Lidiawati, Ria. 2011. Evaluasi Penerapan Moving Class pada Pembelajaran Biologi di SMA 1 Slawi Tahun 2011 . Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Ir. Tuti Widianti, M Biomed. dan Drs. Saiful Ridlo, M Si. Pembelajaran dengan moving class diharapkan dapat memenuhi Peraturan Pemerintah Nomor 19 pasal 1 ayat 1 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Slawi merupakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), sehingga sekolah berupaya merintis pembelajaran dengan moving class termasuk pada pembelajaran biologi. berdasarkan hasil observasi, pelaksanaanya masih menjumpai hambatan-hambatan dan belum ada tindakan evaluasi secara formal. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X.1, XI NS.5, XI NS.3, dan XI NS.7; dua guru biologi SMA 1 Slawi. Objek dalam penelitian ini adalah 3 kelas biologi yaitu R.108, R.115, dan R.120; proses pembelajaran biologi di ketiga kelas tersebut. Jenis penelitian kualitatif dengan model CIPP evaluation model. Prosedur penelitianya yaitu tahap pra-lapangan ,tahap pengerjaan lapangan, dan analisis data. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana kelas biologi di SMA 1 Slawi masih perlu dilengkapi. Kelas R.108 dilengkapi dengan media dan alat peraga biologi untuk kelas XI. Kelas R.115 dilengkapi LCD, komputer, dan media pembelajaran untuk kelas X. Kelas R.120 perlu dilengkapi dengan LCD, komputer serta alat peraga biologi untuk kelas X dan XII. Meskipun kelengkapanya berbeda tetapi guru dapat mengatasinya sehingga pembelajaran tetap berlangsung dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran biologi sudah baik tetapi guru perlu memvariasikan desain kelas agar peserta didik tidak jenuh dengan suasana kelas. 69% peserta didik menyatakan puas, 31% cukup puas, guru 1 puas, dan guru 2 cukup puas terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa guru menyediakan kondisi fisik dan emosional yang baik, melakukan pemilihan metode dan media pembelajaran yang tepat saat pelaksanaan pembelajaran di kelas. Jadi, meskipun masih ada beberapa hambatan tetapi pembelajaran berjalan dengan cukup baik, hasil belajar dan minat belajar peserta didik pun meningkat. Ada 3 kelas yang nantinya khusus sebagai kelas biologi. Sarana, prasarana, media pembelajaran, dan alat peraga yang tersedia masih perlu dilengkapi agar mendukung pembelajaran biologi. 69% sembilan persen peserta didik menyatakan puas, 31% menyatakan cukup puas dengan penerapan moving class pada pembelajaran biologi sedangkan guru 1 menyatakan puas dan guru 2 menyatakan cukup puas terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi. Kata kunci: evaluasi, pembelajaran, moving class. iv KATA PENGANTAR Rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah mengaruniakan taufiq serta hidayah-Nya sehingga Skripsi yang berjudul “Evaluasi Penerapan Moving Class pada Pembelajaran Biologi di SMA 1 Slawi tahun 2011” dapat penulis selesaikan. Dengan selesainya penyusunan skripsi ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh ilmu di Universitas Negeri Semarang. 2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. 3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan segala fasilitas dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Ir. Tuti Widianti, M.Biomed., selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Dr. Saiful Ridlo, M Si., selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6. Ir. Nana Kariada TM, M.Si., selaku Penguji Utama yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Kepala SMA Negeri 1 Slawi yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian. 8. Muzayanah, S Pd. dan Bambang Jumintarto, S Pd., selaku Guru Biologi SMA Negeri 1 Slawi yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian. 9. Bapak dan Ibu tercinta dengan kasih sayangnya, yang selalu memberikan semangat, dukungan dan doa kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 10. Adik-adikku tersayang Titi Indriyani dan Fajar Abdillah Syukur, yang senantiasa memberi warna dan keceriaan di hari-hariku. 11. Teman- teman biologi Rombel 03 angkatan 2007, teman-teman Latanza kost, v dan orang terdekat serta sahabat-sahabatku yang telah membantu, mengingatkan, memberi semangat, dan doa. 12. Semua pihak yang telah membantu, mendukung dan memberikan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan kepada pembaca pada umumnya. Semarang, Agustus 2011 Penulis vi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ ii PENGESAHAN ................................................................................................. iii ABSTRAK ......................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ....................................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................. . ix DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3 C. Penegasan Istilah ................................................................................. 3 D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Hakikat Evaluasi Program Pendidikan................................................. 6 B. Metode Pembelajaran…………………................................................13 C. Pemilihan Metode Pembelajaran…….................................................. 17 D. Media Pembelajaran…………………................................................. 17 E. Pemilihan Media Pembelajaran……................................................. 19 F. Hakikat Pembelajaran Biologi……….................................................. 22 G. Pengelolaan Kelas………………….................................................... 24 H. Pembelajaran Moving Class………….................................................27 I. Kepuasan Peserta didik dan guru…….................................................. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 33 vii B. Populasi dan Sampel ........................................................................... 33 C. Rancangan Penelitian ....................................................................... 33 D. Prosedur Penelitian …………............................................................ 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi dan analisis data .............................................................. 39 B. Pembahasan......... ........................................................................... 58 BAB V PENUTUP A. Simpulan ............................................................................................ 79 B. Saran ................................................................................................... 79 C. Rekomendasi ..................................................................................... 80 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 82 LAMPIRAN ....................................................................................................... 83 viii DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Data, Sumber data, instrument, dan variabel………...................................... 35 2. Sarana dan prasarana kelas R.108, R.115, dan R.120..................................... 39 3. Data penggunaan kelas R.108, R.115, dan R.120…………..…...………….. 40 4. Hasil observasi pengelolaan kelas ……………….....………………..…… 43 5. Hasil wawancara mengenai media pembelajaran ………............................... 46 6. Hasil wawancara mengenai metode pembelajaran …………………………. 48 7. Hasil observasi tujuan Moving Class..……………..………………...…. 50 8. Hasil observasi perpindahan peserta didik……………..………………...…. 51 9. Hasil wawancara pengelolaan perpindahan peserta didik..……………...…. 52 10. Hasil wawancara mengenai administrasi guru dan peserta didik………...…. 53 11. Sarana, prasarana, media pembelajara, dan sumber belajar ……………..…..61 12. Data hubungan antara minat, sikap, dan hasil belajar …………………....….71 13. Hasil evaluasi dengan pendekatan CIPP…………… …………………...…. 78 ix DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Prosedur penelitian…………………………………………….…………. 38 2. Desain kelas tradisional ……………………….……………….…………. 42 3. Diagram minat peserta didik ………………...………………….…………. 54 4. Diagram kepuasan peserta didik …….………………………….…………. 55 x DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Kisi-kisi Lembar Observasi Pengelolaan Kelas........................................... 80 2. Lembar Observasi Pengelolaan Kelas............................................ 81 3. Kisi-kisi Lembar Observasi Perpindahan peserta didik.………………....... 82 4. Lembar Observasi Perpindahan peserta didik....................................... 83 5. Kisi-kisi Lembar Observasi Pencapaian tujuan Moving Class.......…….… 84 6. Lembar Observasi Pencapaian tujuan Moving Class ……...…… 85 7. Kisi-kisi Lembar Angket Kepuasan Peserta Didik………....…………… 86 8. Lembar Angket Kepuasan Peserta Didik…………….…………..………... 88 9. Kisi-Kisi Lembar Angket Minat Belajar Peserta Didik................................ 90 10. Lembar Angket Minat Belajar Peserta Didik................................................ 91 11. Kisi-Kisi Lembar Angket Kepuasan Guru.................................................... 93 12. Lembar Angket Kepuasan Guru................................................................ 94 13. Lembar Identifikasi Sarana dan Prasarana................................................... 97 14. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru……………………..……………... 98 15. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Wakil Kepala Sekolah ……………….. 99 16. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Peserta Didik…...……………………….. 100 17. Pedoman Wawancara Guru, Peserta Didik, Wakil Kepala Sekolah…….... 101 18. Hasil observasi perpindahan peserta didik …………………………..…..... 102 19. Hasil observasi pengelolaan kelas …….……..……………………………. 104 20. Hasil identifikasi sarana dan prasarana kelas biologi ……………….......... 106 21. Hasil observasi pencapaian tujuan Moving Class ………….………........... 109 22. Hasil wawancara guru, peserta didik, dan Wakil Kepala Sekolah................ 112 23. Hasil angket kepuasan peserta didik……………………………................. 113 24. Rekapitulasi lembar angket kepuasan peserta didik…………….................. 114 25. Hasil angket kepuasan guru…………………………………….................. 115 26. Hasil angket minat belajar peserta didik……………………….................. 116 27. Rekapitulasi lembar angket minat belajar peserta didik……………........... 117 xi 28. Jurnal Tenik Moving Class………………………………….…………… 118 29. Peraturan Moving Class SMA 1 Slawi…….……………………............ 119 30. Daftar nilai kelas XI semester gasal………….……………………............ 126 31. Dokumentasi ………………….……………………………...................... 127 32. Surat Penetapan Dosen Pembimbing…………….…………...................... 131 33. Surat Izin Penelitian…………...……………………………...................... 132 34. Surat Keterangan telah Selesai Melakukan Penelitian ……...................... 133 xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan PP Nomor 19 tahun 2005, Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan tersebut meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulus, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Atas dasar kedelapan standar tersebut, pemerintah mengkategorikan sekolah menjadi sekolah standar dan sekolah kategori mandiri. Sekolah standar adalah sekolah yang belum memenuhi syarat kedelapan standar nasional pendidikan sedangkan sekolah kategori madiri adalah sekolah yang hampir memenuhi atau sudah memenuhi kedelapan standar tersebut. Menurut PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pembelajaran dengan moving class merupakan salah satu cara pembelajaran yang tepat digunakan karena beberapa tujuan mendasar moving class seperti yang dipaparkan oleh Tim Pelaksana Program RSKM SMA 9 Yogyakarta (2008) antara lain (1) me nyediakan sumber belajar, al at peraga, sarana belajar sesuai karakteristik pelajaran, (2) meningkatkan kualitas pembelajaran (ada kelas biologi dan pengelolaan kelas), (3) meningkatkan efek tivitas dan efisiensi pembelajaran, (4) meningkatkan disiplin guru dan peserta didik, (5) meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran, (6) meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik. Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Slawi merupakan salah satu sekolah menengah yang merupakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) 1 2 sehingga sekolah tersebut memiliki program-program yang dipersiapkan untuk menuju sekolah bertaraf internasional. Menurut hasil penelitian Zesi (2010), bagi sekolah yang menjadi SBI (Sekolah Bertaraf Internasional) harus memenuhi syarat SNP (Standar Nasional Pendidikan) ditambah dengan X (X merupakan komponen pengayaan, pengembangan, perluasan, pendalaman melalui adaptasi atau adopsi terhadap standar pendidikan yang dianggap reputasi mutunya diakui secara internasional). Salah satu syarat dalam SNP adalah proses pembelajarannya menggunakan kelas bergerak (moving class). Moving class adalah suatu pembelajaran yang bercirikan peserta didik yang mandatangi guru di kelas, bukan sebaliknya. Guru memiliki sebuah kelas tersendiri sesuai mata pelajaran yang diampunya, sehingga diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung sesuai dengan kriteria mata pelajaran. Semua mata pelajaran di SMA 1 Slawi telah menerapkan moving class. Ada 3 kelas yang digunakan untuk pembelajaran biologi tetapi kelas tersebut digunakan juga untuk mata pelajaran lain. Walau demikian ketiga kelas tersebut nantinya khusus digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran biologi. Dengan adanya kelas biologi diharapkan guru dapat menciptakan lingkungan yang mendukung sesuai dengan karakteristik mata pelajaran biologi yaitu mempelajari diri sendiri (manusia) dan lingkunganya sebagai suatu sistem yang saling berhubungan dan saling menunjang (Rustaman et al. 2003) . Di kelas biologi terdapat sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran biologi sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dari hasil wawancara dengan salah satu guru biologi, penulis mengetahui bahwa dalam penerapan moving class pada pembelajaran biologi masih menjumpai hambatan-hambatan antara lain dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, sarana dan prasarana sehingga masih perlu perbaikan demi tercapainya tujuan penerapan moving class pada pembelajaran biologi. Selain itu wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA 1 Slawi mengatakan bahwa sejak moving class diterapkan yaitu pada tahun 2009 belum ada tindakan evaluasi secara formal. Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui bagaimanakah penerapan moving class pada pembelajaran biologi di SMA 1 Slawi tahun 2011. Dengan 3 demikian peneliti dapat mengetahui seberapa jauh dan bagian mana yang belum tercapai serta apa penyebabnya. Oleh karena itulah peneliti perlu mengkaji lebih jauh mengenai “Evaluasi penerapan moving class pada pembelajaran biologi di SMA 1 Slawi tahun 2011” . B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah pelaksanaan proses pembelajaran biologi dengan moving class di SMA 1 Slawi tahun 2011? 2. Bagaimanakah sarana dan prasarana yang tersedia di kelas biologi? 3. Bagaimanakah kepuasan guru dan peserta didik terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi? C. Penegasan Istilah 1. Evaluasi Evaluasi adalah suatu kegiatan mengumpulkan informasiinformasi yang digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan (Arikunto & Cepi 2009). Menurut Widoyoko (2009), evaluasi adalah suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi, dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu pertanggungjawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Sedangkan menurut Sukarno et al. (2010), evaluasi dalam moving class meliputi pemanfaatan sarana prasarana penunjang, alat peraga dan media pembelajaran, efisiensi waktu, dan minat belajar peserta didik. Dari ketiga pendapat ahli diatas maka evaluasi dalam penelitian ini adalah proses mengumpulkan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan mengenai tujuan dan implementasi moving class pada pembelajaran antara lain pelaksanaan pembelajaran di kelas yang meliputi pengelolaan kelas, media pembelajaran, metode pembelajaran, efisiensi 4 waktu ,dan minat belajar peserta didik; sarana dan prasarana di kelas yang meliputi kelengkapan sarana prasarana penunjang; kepuasan peserta didik dan guru terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi. Evaluasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi di SMA 1 Slawi tahun 2011 dikatakan berhasil jika tujuan penerapan moving class tercapai dan pihak-pihak yang secara langsung terlibat yaitu guru dan peserta didik puas terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi. 2. Moving class Menurut hasil penelitian Prabawa (2009), dengan penerapan moving class di SMA 1 Bantul, setiap guru mata pelajaran sudah siap mengajar di ruang kelas yang telah ditentukan sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Sedangkan menurut Zesi (2010), moving class SMK N 6 Surakarta menggunakan pendekatan mata pelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan ciri peserta didik yang aktif men datangi guru, sehingga guru pada setiap mata pelajaran memiliki ruang tersendiri bagi pelajaran yang diampu dan guru diberi kebebasan untuk mengelola ruang kelas guna mendukung proses pembelajaran. Sementara menurut Tim pelaksana program RSKM SMA 9 Yogyakarta (2008), moving class merupakan sistem belajar mengajar yang bercirikan peserta didik yang mendatangi guru/pendamping di kelas. Berdasarkan uraian diatas, moving class dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan ciri peserta didik yang aktif mendatangi guru, sehingga guru pada setiap mata pelajaran memiliki ruang tersendiri bagi pelajaran yang diampu dan guru diberi kebebasan untuk mengelola ruang kelas guna mendukung proses pembelajaran. 3. Pembelajaran Biologi Pembelajaran adalah kegiatan interaksi antara guru dan peserta didik dan komunikasi timbal balik dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman et al. 2003). Jadi pembelajaran biologi adalah 5 kegiatan interaksi antara guru dan peserta didik dan komunikasi timbal balik dalam suasana edukatif untuk mencapai tujuan belajar biologi. Pembelajaran biologi dalam penelitian ini adalah pelaksanaan proses pembelajaran biologi di kelas biologi yang menerapkan moving class di SMA 1 Slawi tahun 2011. Pembelajaran dikatakan berhasil jika hasil belajar meningkat dan menumbuhkan minat belajar peserta didik. D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran biologi dengan moving class di SMA 1 Slawi tahun 2011. 2. Mengetahui sarana dan prasarana yang tersedia di kelas biologi. 3. Mengetahui kepuasan guru dan peserta didik terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi. E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi guru a. Memperoleh pemahaman mengenai pelaksanaan pembelajaran biologi menggunakan moving class. b. Sebagai masukan informasi bagi guru mengenai ketercapaian tujuan penerapan moving class pada pembelajaran biologi 2. Bagi sekolah Sebagai salah satu informasi sekolah dalam membuat keputusan berkenaan dengan pelaksanaan pembelajaran biologi menggunakan moving class BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Evaluasi Program Pendidikan 1. Pengertian Evaluasi program pendidikan Evaluasi adalah suatu kegiatan mengumpulkan informasiinformasi yang digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan (Arikunto & Cepi 2009). Sedangkan menurut Widoyoko (2009), evaluasi adalah suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi, dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu pertanggungjawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Evaluasi program pendidikan adalah upaya untuk mengetahui efektivitas komponen program dalam mendukung pencapaian tujuan program. Setiap kegiatan merupakan realisasi dari sebuah kebijakan yang harus dirancang dengan cermat dan teliti supaya tujuan dalam kebijakan tersebut bisa tercapai. Untuk mengetahui seberapa jauh dan bagian mana dari tujuan yang sudah tercapai, dan bagian mana yang belum tercapai serta apa penyebanya, perlu adanya evaluasi. Tanpa adanya evaluasi keberhasilan dan kegagalan program tidak dapat diketahui. Dengan kata lain evaluasi program adalah upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat dengan cara mengetahui efektivitas masing-masing komponenya (Arikunto & Cepi 2009). 2. Manfaat evaluasi program pendidikan Menurut Arikunto & Cepi (2009), hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan kegiatan atau program yang sedang berjalan. Ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil evaluasi program yaitu : 6 7 a. Menghentikan program, karena program dianggap tidak bermanfaat dan tidak terlaksana dengan baik. b. Merevisi program, karena ada beberapa bagian program yang kurang sesuai dengan harapan. c. Melanjutkan program, karena program sudah berjalan dengan baik d. Menyebarluaskan program, karena program berjalan dengan baik dan akan sangat baik jika diterapkan di tempat lain pula. Sedangkan menurut Widoyoko (2009), manfaat evaluasi program pendidikan antara lain : a. Mengkomunikasikan program kepada publik Sekolah seharusnya mengkomunikasikan efektivitas program pembelajaranya kepada orang tua maupun publik lainya melalui hasilhasil evaluasi yang dilaksanakan, dengan demikian publik dapat mengetahui tentang efektivitas program pembelajaran dan memberikan dukungan yang diperlukan b. Menyediakan informasi bagi pembuat keputusan Penyediaan informasi bagi pembuat keputusan dapat dikelompokan menjadi tiga macam, menurut tujuanya yaitu menunjang pembuatan keputusan tentang perencanaan atau penyusunan program pembelajaran berikutnya, menunjang pembuatan keputusan tentang keberlangsungan atau kelanjutan program pembelajaran, menunjang pembuatan keputusan tentang modifikasi program. c. Penyempurnaan program yang ada Evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik dapat membantu upaya-upaya dalam rangka menyempurnakan jalanya program pembelajaran sehingga lebih efektif. d. Meningkatkan partisipasi Dengan adanya informasi hasil evaluasi program pembelajaran, maka orang tua atau masyarakat akan terpanggil untuk berpartisipasi dan ikut mendukung upaya-upaya peningkatan kualitas pembelajaran. 8 3. Model Evaluasi Program Pendidikan Menurut Arikunto & Cepi (2009), dalam ilmu evaluasi program pendidikan, ada model yang bisa digunakan untuk mengevaluasi suatu program. Adapun beberapa model yang banyak dikenal dan digunakan antara lain : a. Goal oriented evaluation model Yang menjadi objek dalam model ini adalah tujuan program yang sudah ditetapkan jauh sebelum program dimulai. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan, terus-menerus, mencek seberapa jauh tujuan tersebut sudah terlaksana di dalam proses pelaksanaan program. Model ini dikembangkan oleh Tyler. Sedangkan menurut Tayibnapis (2000) pendekatan ini memakai tujuan program sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan. Evaluator mencoba mengukur sampai dimana pencapaian tujuan telah dicapai. b. Goal free evaluation model Model yang dikembangkan oleh Michael Scriven ini tidak perlu memperhatikan tujuan program melainkan kerjanya program. Caranya dengan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi, baik halhal positif yaitu yang diharapkan maupun hal-hal negative yang sebetulnya memang tidak diharapkan. Alasan mengapa tujuan program tidak perlu diperhatikan karena ada kemungkinan evaluator terlalu merinci tiap-tiap tujuan khusus. Jika masing-masing tujuan khusus tercapai, artinya terpenuhi dalam penampilan, tetapi evaluator lupa memperhatikan seberapa jauh masing-masing penampilan tersebut mendukung penampilan akhir yang diharapkan oleh tujuan umum maka akibatnya jumlah penampilan khusus ini tidak banyak manfaatnya. Dari uraian di atas jelas bahwa yang dimaksud dengan evaluasi lepas dari tujuan dalam model ini bukanya lepas dari tujuan, tetapi hanya lepas dari tujuan khusus. Model ini hanya mempertimbangkan 9 tujuan umum yang akan dicapai oleh program, bukan secara rinci perkomponen. c. Formatif-sumatif evaluation model Model yang dikembangkan oleh Michael Scriven ini menunjuk adanya tahapan dan lingkup objek evaluasi, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan (evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai (evaluasi sumatif). Tujuan evaluasi formatif adalah mengetahui seberapa jauh program yang dirancang dapat berlangsung, sekaligus mengidentifikasi hambatan. Dengan diketahuinya hambatan dan hal-hal yang menyebabkan program tidak lancar, pengambilan keputusan sejak dini dapat mengadakan perbaikan yang mendukung kelancaran pencapaian tujuan program. Tujuan dari evaluasi sumatif adalah mengukur ketercapaian program. Fungsi evaluasi sumatif adalah untuk mengetahui posisi atau kedudukan individu di dalam kelompoknya. Mengingat bahwa objek sasaran dan waktu pelaksanaan berbeda antara evaluasi formatif dan sumatif maka lingkup sasaran yang dievaluasi juga berbeda. d. Countenance evaluation model Model Stake menekankan pada adanya pelaksanaan dua hal pokok yaitu deskripsi dan pertimbangan serta membedakan adanya tiga tahap dalam evaluasi program yaitu anteseden yang diartikan sebagai konteks, transaksi yang diartikan sebagai proses, keluaran yang diartikan sebagai hasil. Deskripsi menyangkut dua hal yang menunjukan posisi sesuatu yang menjadi sasaran evaluasi yaitu apa maksud/tujuan yang diharapkan oleh program, dan pengamatan/akibat, atau apa yang sesungguhnya terjadi atau apa yang betul-betul terjadi. Selanjutnya evaluator menuju ke langkah pertimbangan, yang dalam langkah tersebut mengacu pada standar. 10 Menurut Stake, ketika evaluator tengah mempertimbangkan program pendidikan, mereka mau tidak mau harus melakukan dua perbandingan, yaitu membandingkan kondisi hasil evaluasi program tertentu dengan yang terjadi di program lain dengan objek sasaran yang sama, dan membandingkan kondisi hasil pelaksanaan program dengan standar yang diperuntukan program yang bersangkutan, didasarkan pada tujuan yang akan dicapai. e. CSE-UCLA evaluasi model CSE merupakan singkatan dari center for the study of evaluation, sedangkan UCLA merupakan singkatan dari university of California in Los Angeles. Ciri dari model ini adalah lima tahap yang dilakukan dalam evaluasi yaitu perencanaan, pengembangan, implementasi, hasil, dan dampak. Fernandes memberi penjelasan tentang model ini menjadi empat tahap yaitu : 1) Needs assessment Pada tahap ini evaluator memusatkan perhatian pada penentuan masalah. 2) Program planning Dalam tahap ini program PBM dievaluasi dengan cermat untuk mengetahui apakah rencana pembelajaran telah disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Evaluasi tahap ini tidak lepas dari tujuan yang telah dirumuskan. 3) Formative evaluation Pada tahap ini evaluator memusatkan perhatian pada keterlaksanaan program. 4) Summative evaluation Pada tahap ini evaluator mengumpulkan semua data tentang hasil dan dampak dari program. Melalui tahap ini diharapkan dapat diketahui apakah tujuan yang dirumuskan untuk program sudah tercapai, dan jika belum dicari bagian mana yang belum dan apa penyebabnya. 11 f. CIPP evaluation model Model evaluasi yang dikembangkan oleh Sttuflebeam dkk ini paling banyak digunakan oleh para evaluator. CIPP yang merupakan singkatan dari huruf awal empat buah kata yaitu: Context evaluation : evaluasi terhadap konteks Input evaluation : evaluasi terhadap masukan Process evaluation : evaluasi terhadap proses Product evaluation : evaluasi terhadap hasil Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP merupakan sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program evaluasi sebagai sebuah sistem. Dengan demikian, jika tim evaluator sudah menentukan model CIPP sebagai model yang akan digunakan untuk mengevaluasi program yang ditugaskan maka mau tidak mau mereka harus menganalisis program tersebut berdasarkan komponen-komponenya. 1) Evaluasi konteks Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang belum terpenuhi, dan tujuan proyek. 2) Evaluasi masukan Maksud dari tahap ini adalah kemampuan awal peserta didik dan sekolah dalam menunjang pelaksanaan program (Arikunto & Cepi 2009). Sedangkan menurut Widoyoko (2009), komponen evaluasi masukan meliputi sumber daya manusia, sarana dan peralatan pendukung, berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan. 3) Evaluasi proses Menurut Widoyoko (2009), evaluasi proses digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Evaluasi proses meliputi koleksi data 12 penilaian yang telah ditentukan dan diterapkan dalam praktik pelaksanaan program. Pada dasarnya evaluasi proses bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki. 4) Evaluasi produk atau hasil Evaluasi produk digunakan untuk membantu membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan. Evaluasi produk merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. g. Discrepancy model Model yang dikembangkan oleh Malcolm Provus ini menekankan pada pandangan adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan program. Evaluasi program yang dilakukan oleh evaluator mengukur besarnya kesenjangan yang ada di setiap komponen jadi dalam model ini mengukur adanya perbedaan antara yang seharusnya dicapai dengan yang sudah riil dicapai. 4. Ketepatan penentuan model evaluasi Tepat artinya cocok. Jika tautan antara dua hal yang ditautkan cukup baik, erat berarti bahwa ada ketepatan tautan antara dua hal yang ditautka tersebut. Ketepatan penentuan model evaluasi program mengandung makna bahwa ada harapan keeratan tautan antara evaluasi program dengan jenis program yang dievaluasi. Model evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah CIPP Evaluation Model karena kelebihan yang dimiliki yaitu lebih komprehensif, karena objek evaluasi tidak hanya pada hasil semata tetapi juga mencakup konteks, masukan, proses maupun hasil. Selain itu model ini merupakan model evaluasi yang paling sering digunakan oleh para evaluator (Widoyoko 2009). 13 B. Metode pembelajaran Menurut Rustaman et al. (2003), metode berbeda dengan pendekatan. Pendekatan lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode lebih menekankan pada teknik pelaksanaanya. Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran biologi antara lain sebagai berikut : 1. Metode ceramah Metode ceramah adalah penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Metode banyak dipilih karena mudah dilaksanakan, tidak membutuhkan alat bantu khusus, dan tidak perlu merancang kegiatan peserta didik. Penggunaan metode ini membuat peserta didik kurang dirangsang kreativitasnya, tidak membuat peserta didik aktif mengemukakan pendapat, dan tidak dibiasakan mencari serta mengelola informasi. Salah satu upaya untuk membuat metode ceramah menjadi lebih efektif adalah dengan memberi bahan yang akan diceramahkan sebatas rambu-rambu agar peserta didik dapat mengikuti dan mengatasi kejenuhan, serta keterlambatan dalam menyimak. Penyajian harus sistematis dan sebaiknya dibantu oleh media elektronik. Akan lebih baik jika penyampaian materi dengan metode caramah dibumbui oleh humor sepelunya dan kadang-kadang diajukan pertanyakan untuk mendeteksi perhatian peserta didik. Menurut Ibrahim dan Nana (2003), metode ceramah tidak senantiasa jelek bila penggunaanya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, serta memperhatikan batasbatas kemungkinan penggunaanya. 2. Metode Tanya jawab Dalam tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan sudah direncanakan sesuai dengan konsep yang ingin diperoleh atau dipahami oleh peserta didik, sesuai dengan kemampuan peserta didik, dan dengan kalimat lugas. Metode ini dapat menarik perhatian peserta didik, memusatkan perhatian peserta didik. Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, peserta didik akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir, kemampuan berpikir peserta didik dan keruntutan dalam mengemukakan 14 pokok pikiranya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat menjadi pendorong bagi peserta didik untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber belajar. Ibrahim dan Nana (2003), mengatakan bahwa dengan metode tanya jawab maka akan terlihat adanya hubungan timbale balik secara langsung antara guru dengan peserta didik. Selain berbagai kelebihan, metode ini juga memiliki berbagai kekurangan antara lain tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami peserta didik, waktu sering terbuang apabila pertanyaan tidak terjawab oleh beberapa orang, perlu diciptakan suasana yang menunjang agar peserta didik tidak takut untuk menjawab pertanyaan. 3. Metode diskusi Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan pendapat. Metode ini memiliki beberapa kelebihan antara lain merangsang keberanian dan kreativitas peserta didik dalam mengemukakan gagasan, membiasakan peserta didik bertukar pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan juga peserta didik belajar bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran bersama. Kekurangan dari metode diskusi tentu ada, anatara lain pembicaraan sering kali didominasi orang-orang tertentu yang sudah terbiasa mengeluarkan pendapat, pembicaraan kadang-kadang meluas dan mengambang. Untuk mengatasi kekurangan tadi, guru perlu berkeliling ke tiap kelompok diskusi untuk membantu mengatasi jika terjadi hal-hal yang mengganggu kelancaran diskusi. 4. Metode belajar kooperatif Pada belajar kooperatif ini peserta didik berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak kurang lebih 4-5 orang. Dalam belajar secara kooperatif ini terjadi interaksi antar anggota kelompok. Semua 15 anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu. 5. Metode demonstrasi Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, sehingga memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang serta memerlukan waktu yang lama. Fasilitas seperti peralatan, jika tidak tersedia harus membuat sendiri. Tempat melaksanakan harus cukup tinggi sehingga proses dapat diamati oleh seluruh peserta didik. Menurut Ibrahim dan Nana (2003), metode demonstrasi cukup efektif karena membantu para peserta didik untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu. 6. Metode ekspositori atau pameran Metode menggunakan pameran benda adalah dua atau suatu tiga penyajian dimensi, visual dengan dengan maksud mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk membantu menyampaikan informasi yang diperlukan. Ketika guru menggunakan metode ekspositori, benda yang akan dipamerkan/diperagakan harus diletakan pada tempat yang dapat dilihat oleh seluruh peserta didik dan cukup besar. 7. Metode karyawisata/widyawisata Metode karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa peserta didik mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Widyawisata ini suatu kunjungan yang direncanakan kepada suatu objek tertentu untuk dipelajari atau untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Metode ini dapat dilakukan di sekitar sekolah atau tempat lain dengan bimbingan guru maupun pembimbing lain. Kelebihan dari metode ini antara lain memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, merangsang kreativitas peserta didik, informasi dapat lebih luas dan actual, peserta didik dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Sedang kekurangan metode ini antara lain memerlukan waktu yang panjang dan 16 biaya, memerlukan tanggung jawab guru dalam mengatur bayak peserta didik dan memerlukan perencanaan dan persiapan yang cukup lama. 8. Metode penugasan Dalam metode penugasan guru member tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tugas yang diberikan guru dapat berupa masalah yang harus dipecahkan dan prosedurnya tidak diberitahukan. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian peserta didik, merangsang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab peserta didik, membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Kekurangan metode ini terletak pada sulitnya mengawasi mengenai kemungkinan peserta didik tidak bekerja secara mandiri. 9. Metode eksperiment Metode eksperiment adalah penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen berarti peserta didik melakukan kegiatan yang mencakup pengendalian variabel, pengamatan, melibatkan pembanding atau control, dan penggunaan alat praktikum. Dengan metode ini peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri. Dengan melakukan eksperimen, peserta didik akan lebih yakin atas suatu hal daripada yang menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan peserta didik. Ibrahim dan Nana (2003), mengatakan bahwa metode eksperiment membuat peserta didik lebih aktif karena peserta didik melakukan percobaan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan yang diajukan. Kekurangan metode eksperimen adalah menuntut berbagai peralatan yang terkadang tidak mudah diperoleh. 10. Metode bermain peran Metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolaholah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam metode ini peserta didik mendapat kesempatan terlihat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep 17 dan lebih lama mengingat. Tetapi dalam persiapan dan pelaksanaan metode bermain peran membutuhkan waktu cukup lama. Selain waktu, diperlukan juga kemampuan imajinasi guru ketika menyusun skenario. C. Pemilihan Metode Pembelajaran Menurut Ibrahim dan Nana (2003), untuk memilih metode mengajar yang akan digunakan perlu dipertimbangkan faktor-faktor antara lain : 1. Kesesuaian dengan tujuan Setiap metode memiliki kekuatan dan kelemahan dilihat dari berbagai sudut. Bagi guru, apapun metode yang digunakan harus jelas dahulu tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan tertentu mungkin metode ceramah disertai Tanya jawab sudah cukup memadai, sedangkan untuk mencapai tujuan yang lain, mungkin diperlukan metode diskusi atau pemberian tugas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam memilih metode mengajar digunakan kombinasi berbagai metode mengajar yang relevan, yang akan membuat proses belajar lebih hidup, aktif, dan bermakna. 2. Keterlaksanaan dilihat dari waktu dan sarana Pada dasarnya dalam memilih metode mengajar diupayakan agar terwujud proses belajar mengajar yang menantang dan bermakna serta banyak melibatkan keaktifan peserta didik. Selain itu perlu pula mempertimbangkan waktu dan sarana yang tersedia. Mmisalnya metode karyawisata, tidak mungkin dilakukan setiap hari karena memerlukan waktu lama dalam perencanaan dan pelaksanaanya. Dalam situasi dimana jumlah peralatan sangat terbatas, metode demonstrasi lebih cocok digunakan dibandingkan metode eksperiment yang memerlukan banyak peralatan. D. Media pembelajaran Menurut Rustaman et al. (2003), media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan 18 kemauan peserta didik sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Sedangkan media pembelajaran diartikan sebagai media yang penggunaanya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pembelajaran berupa peralatan fisik untuk mambawakan atau menyampaikan isi pembelajaran. 1. Fungsi media pembelajaran antara lain : a. Memperjelas dan memperkaya/melengkapi informasi yang diberikan secara verbal b. Meningkatkan motivasi dan perhatian peserta didik untuk belajar c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi d. Menambah variasi peyajian materi e. Pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah, dan mencegah kebosanan peserta didik untuk belajar f. Kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak mudah dilupakan peserta didik g. Memberikan pengalaman yang lebih konkrit bagi hal yang mungkin abstrak h. Meningkatkan keingintahuan peserta didik i. Memberikan stimulus dan mendorong respon peserta didik 2. Peranan media pembelajaran antara lain : a. Mengatasi masalah keterbatasan ruang kelas b. Seperti model misalnya, digunakan karena objek asli tidak mungkin dapat ditunjukan di muka kelas. c. Mengatasi masalah letak geografis misalnya untuk daerah pegunungan yang jauh dari pantai, untuk memperlihatkan laut digunakan media film, kaset, atau video. d. Mengatasi gerak benda yang terlalu cepat atau lambat misalnya kepakan sayap lebah atau proses mekarnya bunga. Karena sangat sulit mengamati gerak-gerak tersebut maka kesulitan ini dapat diatasi dengan memutar rekaman film atau video yang diperlambat atau dipercepat. 19 E. Pemilihan media pembelajaran Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk memilih media pembelajaran. Kriteria umum dalam memilih media pembelajaran antara lain : 1. Ketersediaan yaitu ada tidaknya media tersebut di sekolah, bila tidak ada, apakah mungkin untuk dibuat sendiri. 2. Biaya, apakah biayanya tersedia dan mecukupi. 3. Kemudahan, apakah mudah dan kita mampu membuatnya. 4. Kalau tersedia, apakah mdah di bawa di kelas 5. Kesesuaian dengan fasilitas yang ada di kelas, missal penggunaan OHP apakah listriknya memadai 6. Keamanan dalam penggunaanya, misalnya menggunakan hewan yang berbisa, galak, atau menggunakan bahan kimia yang berbahaya dan beracun Media pembelajaran merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Karena dalam pemilihan media yang akan digunakan guru harus melihat semua komponen dari perencanaan pembelajaran seperti tujuan, materi, pendekatan, dan metode serta bentuk evaluasinya, termasuk ke dalam kriteria ini tingkat perkembangan intelektual peserta didik 1. Tujuan Media pembelajaran hendaknya sesuai dan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran 2. Materi pembelajaran Materi yang dipilih harus sesuai dengan materi/isi pembelajaran dalam arti harus relevan 3. Pendekatan/metode Pemilihan media perlu disesuaikan dengan metode pembelajaran yang dipilih. 4. Evaluasi 20 Sebenarnya evaluasi mengukur keberhasilan tujuan, karena itu media yang dipilih selain mengacu pada tujuan terkait juga pada evaluasi yang digunakan 5. Peserta didik Pemilihan media perlu disesuaiakan dengan perkembangan intelektual peserta didik, misalnya tingkat kemampuan membaca, mendengar, dan melihat. Menurut Julianto (2008) beberapa pertimbangan guru dalam memilih media pembelajaran yang tepat dirumuskan dalam satu kata akronim, yaitu ACTION (Access, Cost, Technology, Interactivity, Organization, dan Novelty). - Access. Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama kita dalam memilih media. Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh peserta didik atau tidak. Misalnya, kita ingin menggunakan media internet, hal yang perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah ada saluran untuk koneksi ke internet. Akses tersebut juga menyangkut aspek kebijakan, termasuk di dalamnya diijinkannya peserta didik untuk menggunakan internet. Komputer yang terhubung ke internet jangan hanya digunakan untuk kepala sekolah, tapi juga guru, dan yang lebih penting untuk peserta didik. Peserta didik harus memperoleh akses untuk menggunakan internet dalam proses belajarnya. - Cost. Komponen biaya juga harus dipertimbangkan dalam pemilihan media. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita, mulai dari media yang sederhana sampai media canggih dengan harga yang mahal. Namun, perhitungan mahalnya biaya itu harus kita kaitkan dengan aspek manfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan tersebut, maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun. - Technology. Dalam memilih media, mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Namun dalam memilih media yang akan kita pakai, kita perlu memperhatikan apakah teknologinya tersedia dan 21 mudah menggunakannya. misal jika kita ingin menggunakan media audio visual di kelas, maka kita perlu memperhatikan ketersediaan faktor pendukungnya, seperti ketersediaan sumber listrik. - Interactivity. Pemilihan media harus mempertimbangkan aspek kemudahan dalam berkomunikasi. Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang kita kembangkan tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. - Organization. Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Penentuan media pembelajaran yang akan digunakan juga harus mendapat dukungan dari penyelenggara pendidikan, termasuk yang berkaitan dengan arah kebijakan penyelenggaraan pendidikan tersebut. - Novelty. Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media adalah aspek “up date” media. Kebaruan dari media yang kita pilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi pengguna. Sedangkan menurut Ibrahhim dan Nana (2003), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran antara lain: a. Disesuaikan dengan tujuan pembelajaran b. Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri c. Kemampuan guru menggunakan suatu media d. Keluwesan atau fleksibilitas dalam penggunaanya Kesesuaianya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada e. Ketersediaan media tersebut f. Biaya 22 F. Hakikat Pembelajaran Biologi 1. Pengertian Ditinjau dari segi etimologi biologi berasal dari kata bios dan logos. Bios berarti hidup, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Biologi sebagai ilmu merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempunyai objek pembahasan dan mungkin juga penelitian tentang benda-benda hidup. Biologi mempelajari manusia, hewan, dan tumbuhan mengenai struktur tubuh, fungsi organ tubuh, hubunganya dengan lingkungan, dan sebagainya yang dimiliki mereka (Tim Biologi Umum 2007). Menurut BSNP (2007), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar. Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi 23 faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari (BSNP 2007). Sedangkan menurut Rustaman et al. (2003), keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses peserta didik menggunakan pikiranya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan, atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses misalnya mendiskusikan hasil pengamatan. Mata pelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang matematika, fisika, kimia dan pengetahuan pendukung lainnya (BSNP 2007). 2. Tujuan Menurut BSNP (2007), mata pelajaran biologi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa b. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain c. Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis d. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi 24 e. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri f. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia g. Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian lingkungan. G. Pengelolaan Kelas 1. Pengertian dan tujuan pengelolaan kelas Untuk guru biologi, kelas merupakan sejumlah peserta didik yang berkumpul bersama mengikuti proses pembelajaran, tetapi tidak selalu harus di dalam suatu ruangan di lokasi sekolah. Untk melakukan proses pembelajaran bisa digunakan tempat di luar ruangan kelas seperti pekarangan sekolah, lapangan rumput dekat sekolah, kebun sekolah atau rumah kaca dan sebagainya. Ada pun Pengelolaan diartikan sebagai kemampuan atau keteramplan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan dengan pola tertentu. Maka pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar mengajar yang optimal dan mengembalikanya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar (Rustaman et al. 2003) Dengan kata lain pengelolaan kelas adalah tindakan guru yang melibatkan keterampilan untuk mengembangkan interaksi antar semua unsur dalam kelas, atau upaya dalam mendayagunakan semua potensi kelas, sehingga tujuan dari kegiatan belajar mengajar tercapai optimal. Dengan demikian maka tujuan dari pengelolaan kelas adalah untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi optimal dan lingkungan kelas, sehingga peserta didik dapat memanfaatkan kemampuanya, bakatnya serta energinya pada proses pembelajaran (Rustaman et al. 2003) Menurut hasil peneletian Herlina (2007), pengelolaan kelas yang baik berhubungan dengan hasil belajar biologi peserta didik. Peningkatan hasil 25 belajar sains biologi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya penataan peserta didik dalam kelas, penataan ruang, dan penggunaan alat peraga dalam pengajaran serta penciptaan disiplin kelas, serta ditunjang dengan strategi pembelajaran. pengelolaan kelas merupakan sebuah upaya yang real untuk mewujudkan suatu kondisi proses atau kegiatan belajar mengajar yang efektif. Dengan pengelolaan kelas yang baik diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran di mana proses tersebut memberikan pengaruh positif yang secara langsung menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar di kelas. Sedangkan menurut Nasrun (2001), guru dituntut mampu memilih dan menggunakan media pengajaran sesuai dengan materi yang akan disajikan. Di samping itu, guru juga dituntut mampu menggunakan metode pengajaran secara simultan untuk menghidupkan suasana pengajaran dengan baik. Dengan kata lain, dalam pelaksanaan pengelolaan kelas guru harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan peserta didik memiliki kenyamanan dalam proses belajar mengajar. Penekanan terhadap metode belajar saja kurang dapat menghasilkan peserta didik seperti yang diharapkan. Untuk itu, pengelolaan lingkungan belajar merupakan suatu hal penting yang harus mendapat perhatian berbagai pihak yang memiliki kepentingan terhadap tercapainya tujuan pembelajaran yaitu menciptakan peserta didik yang cerdas dan dapat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Kondisi dan situasi belajar mengajar Menurut Rustaman et al (2003), Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang baik. Salah satu faktor pendorong berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif adalah penyediaan kondisi yang menguntungkan. Kondisi dalam pengertian disini adalah kondisi fisik dan emosional. Faktor-faktor yang termasuk dalam kondisi fisik diantaranya adalah penataan kelas sebagai berikut : a. Ruang kelas 26 Ruang tempat belajar harus memungkinkan semua peserta didik untuk bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan dan tidak saling mengganggu anatara satu peserta didik dengan peserta didik lainya pada saat melakukan aktivitas belajar. Besarnya ruangan kelas sangat bergatung pada berbagai hal seperti jenis kegiatan dan jumlah peserta didik yang melakukan kegiatan. b. Pengaturan atau penataan tempat duduk Tempat duduk peserta didik sebaiknya diatur agar memungkinkan terjadinya tatap muka dengan guru, dengan demikian guru sekaligus dapat mengontrol tingkah laku peserta didik. Beberapa pengaturan tempat duduk misalnya berbaris berbanjar, mengelompok terdiri dari 5-8 orang, setengah lingkaran, dan lingkaran. Biasanya penataan tempat duduk peserta didik disesuaiakan pula dengan jenis kegiatan (praktikum, diskusi kelompok, ceramah, demonstrasi, bermain peran). c. Ventilsi dan pengaturan cahaya Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan peserta didik. Jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan panas matahari dan udara segar masuk. Penataan keindahan, kebersihan kelas, dan ventilasi dilakukan oleh peserta didik secara bergiliran. d. Pengaturan atau penataan dan penyimpanan perlengkatan kelas Perlengkapan kelas hendaknya disimpan pada tempat yang khusus sehingga mudah dicapai. Barang yang nilai praktisnya tinggi seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi dapat disimpan dalam lemari di ruang kelas. Faktor-faktor yang termasuk dalam kondisi emosional diantaranya: 1) Tipe kepemimpinan guru Tipe kepemimpinan guru akan mewarnai suasana emosional dalam kelas. Guru yang bersifat otoriter akan menghasilkan peserta didik yang apatis, dan sebaliknya guru yang kurang tegas akan menumbuhkan sikap yang agresif. Tipe kepemimpinan guru yang lebih demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan peserta didik 27 dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai. Sikap ini dapat membantu menciptakan iklim yang menguntungkan bagi terciptanya kondisi proses belajar yang optimal, peserta didik akan belajar secara produktif baik pada saat diawasi guru maupun tanpa diawasi guru. 2) Sikap sabar dan bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku peserta didik dapat diperbaiki merupakan sikap yang baik dalam menghadapi peserta didik. Terimalah peserta didik dengan hangat apabila ia insaf akan kesalahanya. Berlaku adil dan ciptakan kondisi yang menyebabkan peserta didik sadar akan kesalahanya, dan ada dorongan untuk memperbaikinya. 3) Suara guru Suara guru merupakan suatu faktor yang memiliki pengaruh terhadap proses belajar mengajar. Suara yang pelan, melengking tinggi, dan monoton akan membuat peserta didik mmerasa bosan sehingga tidak memperhatikan pelajaran. Tekanan suara yang bervarisi, jelas, dan sedikit rileks akan mendorong peserta didik untuk memperhatikan pelajaran dan lebih berani mengajukan pertanyaan. 4) Pembinaan Pembinaan hubungan baik dengan peserta didik akan sangat membantu dalam mengelola kelas, karena akan menciptakan suasana gembira sehingga peserta didik penuh gairah, penuh semangat, bersikap optimis dalam melakukan kegiatan belajar. H. Pembelajaran Moving Class Menurut Tim Pengembang moving class SMA 4 Kayuagung (2008), pembelajaran moving class adalah kegiatan pembelajaran dengan peserta didik berpindah sesuai dengan pelajaran yang diikutinya. Pembelajaran dengan moving class merupakan salah satu syarat pelaksanaan Sekolah Kategori Mandiri yang dilaksanakan dengan pendekatan kelas mata pelajaran. Pendekatan ini mensyaratkan agar sekolah menyediakan kelas-kelas untuk kegiatan pembelajaran mata pelajaran tertentu atau untuk rumpun tertentu. 28 Strategi ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu: guru memiliki ruang mengajar sendiri yang memungkinkan untuk melakukan penataan sesuai karakteristik mata pelajaran, memungkinkan guru untuk mengoptimalkan sumber-sumber belajar dan media pembelajaran yang dimiliki. Guru berperan secara aktif dalam mengontrol perilaku peserta didik dalam belajar (Tim Pengembang moving class SMA 4 Kayuagung 2008). Menurut Tim pelaksana program rintisan SKM SMA 9 Yogyakarta (2008), tujuan mendasar dengan diterapkanya moving class antara lain: 1. Menyediakan sumber belajar, alat peraga, sarana belajar sesuai karakteristik pelajaran 2. Meningkatkan kualitas pembelajaran (ada kelas biologi dan pengelolaan kelas) 3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran 4. Meningkatkan disiplin guru dan peserta didik 5. Meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran 6. Meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik a. Kelebihan moving class Menurut Prabawa (2009), konsep moving class ini memiliki beberapa kelebihan antara lain: 1) Peserta didik akan lebih menyukai suasana ruang kelas yang bervariasi 2) Konsep moving class juga mampu mengatasi keterbatasan ruang kelas yang sering kali dikeluhkan pengelola sekolah. 3) Moving class juga akan relatif lebih menghemat pengeluaran sekolah, karena setiap ruang kelas tidak perlu membeli peralatan sama. Misalnya, di ruang sejarah cukup dengan alat peraga seperti contoh candi, microscop cukup ada di ruang biologi, tabung reaksi cukup ada di ruang kimia, penggaris, busur besar cukup ada diruang matematika. Sedangkan menurut Sukarno et.al (2010), kelebihan moving class antara lain bagi peserta didik; lebih fokus pada materi pelajaran, 29 suasana kelas yang menyenangkan, dan interaksi peserta didik dengan guru lebih intensif. Bagi guru; mempermudah mengelola pembelajaran, lebih kreatif dan inovetif dalam mendesain kelas, memudahkan guru lebih maksimal dalam menggunakan berbagai media, pemanfaatan waktu belajar lebih efesien, dan lebih mudah mengelola suasana kelas b. Kekurangan moving class Menurut hasil penelitian Prabawa (2009), masih banyak kendala pada pelaksanaan moving class ini sehingga tidak dapat semua sekolah bisa melakukan pembelajaran dengan moving class, kendala yang banyak dihadapi sekolah dalam moving class diantranya berikut ini. 1) Kendala pada saat pergantian jam pelajaran. Dalam pergantian jam pelajaran menjadi sebuah kendala, sehingga harus dibuat pengelolaan dalam perpindahan peserta didik, terkait lamanya waktu untuk perpidahan kelas. 2) Kendala dalam ruang belajar. Terjadi pada perlengkapan media pembelajaran, sehingga sekolah yang akan menerapkan moving class harus melengkapi fasilitas di dalam kelas, sesuai kelas yang dimaksud 3) Kendala yang lain adalah soal administrasi guru yang kurang baik, hal tersebut dapat ditanggulangi dengan cara membuat kelengkapan administrasi guru yang pengawasannya dilakukan oleh kepala sekolah. 11. Strategi Pengelolaan Moving Class Menurut Tim pelaksana program rintisan SKM (2008), ada lima strategi dalam pelaksanaan moving class. Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian Zesi (2010), Pengelolaan sistem pembelajaran dengan moving class meliputi perpindahan peserta didik, pengelolaan ruang belajar mengajar, pengelolaan pembelajaran, pengelolaan administrasi guru dan peserta didik, pengelolaan remedial dan pengayaan serta pengelolaan penilaian. a. Pengelolaan Perpindahan Peserta didik 30 1) Peserta didik berpindah ruang belajar sesuai mata pelajaran yang diikuti berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan 2) Tolerenasi waktu perpindahan antar kelas adalah 5 menit. 3) Peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan tempat duduknya sendiri 4) Peserta didik perlu ditegaskan peraturan tentang penggunaan ruang dan tata tertib dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran serta konsekuensinya 5) Bel tanda perpindahan suatu kegiatan pembelajaran dibunyikan pada saat pelajaran kurang 5 menit. 6) Sebelum tersedia loker, peserta didik diperkenankan membawa tas masuk dalam ruang belajar. Kegiatan pembelajaran di Laboratorium dibuat peraturan tersendiri hasil kesepakatan guru dengan laboran 7) Peserta didik diberi toleransi keterlambatan 10 menit, diluar waktu tersebut peserta didik tidak diperkenankan masuk kelas sebelum melapor kepada guru piket. 8) Keterlambatan berturut-turut lebih dari 3 (tiga) kali diadakan tindakan pembinaan yang dilakukan urusan Kurikulum/Akademik bersama dengan Guru Pembimbing. b. Pengelolaan ruang belajar-mengajar 1) Guru diperkenankan untuk mengatur ruang belajar sesuai karakteristik mata pelajaran/rumpun mata pelajaran. 2) Ruang belajar setidak-tidaknya memiliki sarana dan media pembelajaran yang sesuai, jadwal mengajar guru, tata tertib peserta didik dan faftar inventaris yang ditempel di dinding. 3) Tiap rumpun mata pelajaran diupayakan dilengkapi dengan prasarana multimedia. penggunaan prasarana diatur oleh penanggung jawab Rumpun Mata Pelajaran 4) Guru bertanggungjawab terhadap ruang belajar yang ditempatinya. c. Pengelolaan Administrasi Guru dan Peserta didik 1) Guru berkewajiban mengisi daftar hadir peserta didik dan guru 31 2) Guru membuat catatan-catatan tentang kejadian-kejadian di kelas berdasarkan format yang telah disediakan 3) Guru mengisi laporan kemajuan belajar peserta didik, absensi peserta didik, keterlambatan peserta didik dan membuat rekapitulasi. 4) Guru membuat laporan terhadap hal-hal khusus yang memerlukan penanganan kepada Urusan Kurikulum/Akademik 5) Guru membuat jadwal topik/materi yang diajarkan dan diinformasikan kepada peserta didik. d. Pengelolaan Program Remedial dan Pengayaan 1) Remedial dan pengayaan dilaksanakan diluar jam kegiatan tatap muka dan praktik. 2) Remedial dan pengayaan dapat dilaksanakan secara team teaching, dimana kolaboran dapat menjadi guru utama pada materi tertentu 3) Kegiatan remedial dan pengayaan dapat menggunakan waktu dalam kegiatan pembelajaran Tugas Terstruktur (25 menit) maupun Tugas Mandiri Tidak Terstruktur ( 25 menit ) 4) Remedial dan pengayaan dapat dilaksanakan dalam waktu berbeda maupun secara bersamaan jika memungkinkan, misal : guru utama memberi pengayaan, sedangkan kolaboran memberi remedial. 5) Remedial dan pengayaan dilaksanakan secara berkelanjutan berdasarkan hasil analisis postest , ulangan harian dan ulangan tengah semester. e. Pengelolaan Penilaian 1) Penilaian dilakukan untuk mengukur proses dan produk hasil pembelajaran 2) Penilaian proses dilakukan setiap saat untuk menilai kemajuan belajar peserta didik, sedangkan penilaian produk/hasil belajar dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester maupun ulangan akhir semester. 32 3) Penilaian meliputi aspek pengetahuan/kognitif, praktik/psikomotor dan sikap/ afektif yang disesuaikan dengan peraturan yang telah ditetapkan serta mengacu pada karakteristik mata pelajaran 4) Hasil penilaian dimasukkan sesuai dengan format yang telah disediakan dalam bentuk file exel yang kemudian diserahkan kepada Urusan Kurikulum/ Akademik 5) Tidak diadakan remedial untuk ujian/ulangan semester. Remedial dilakukan sesuai dengan ketentuan pengelolaan remedial dan pengayaan. 6) Guru mata pelajaran bertanggungjawab dan memiliki kewenangan penuh terhadap hasil penilaian terhadap mata pelajaran yang diampunya. Segala perubahan terhadap hasil penilaian hanya dapat dilakukan oleh guru yang bersangkutan. I. Kepuasan peserta didik dan guru terhadap penerapan Moving class Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepuasan adalah kesenangan atau kelegaan. Kepuasan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta didik dan guru terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi. Guru dan peserta didik dikatakan puas terhadap penerapan moving class jika mereka memberikan tanggapan positif terhadap moving class meliputi tujuan dan kelebihan moving class. Untuk mengukur kepuasan peserta didik dan guru, peneliti menggunakan instrument lembar angket dan pedoman wawancara. Dengan lembar angket dapat diketahui tingkat kepuasan guru dan peserta didik yaitu sangat puas, puas, cukup puas, dan tidak puas. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA 1 Slawi pada tanggal 18 mei s.d. 28 mei 2011 dan 15 juli 2011. B. Subjek dan Objek penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X.1, XI NS.5, XI NS.3, dan XI NS.7; dua guru biologi SMA 1 Slawi. Jumlah guru biologi di SMA 1 Slawi ada 5 tetapi peneliti mengambil data hanya 2 guru. Hal ini disebabkan 1 guru diantaranya sedang sakit dan 2 yang lain sudah selesai mengajar. Objek dalam penelitian ini adalah 3 kelas biologi yaitu R.108, R.115, dan R.120; peserta didik; proses pembelajaran biologi di ketiga kelas tersebut. C. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Model yang digunakan adalah CIPP evaluation model.. Model ini memandang program yang dievaluasi sebagai sistem jadi yang dievaluasi adalah komponenkomponen programnya yaitu evaluasi konteks, masukan, proses, dan produk (Arikunto & Cepi 2009). 1. Evaluasi konteks Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang belum terpenuhi, dan tujuan proyek. Pada tahap ini meliputi : a. Bagaimana keadaan kelas biologi? b. Apa sajakah kebutuhan yang belum dipenuhi dalam pembelajaran? c. Apa sajakah tujuan penerapan moving class pada pembelajaran biologi yang belum dan sudah tercapai? 2. Evaluasi masukan Maksud dari tahap ini adalah kemampuan awal peserta didik dan sekolah dalam menunjang pelaksanaan program (Arikunto & Cepi 2009). 33 34 Sedangkan menurut Widoyoko (2009), komponen evaluasi masukan meliputi sumber daya manusia, sarana dan peralatan pendukung, berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan. Tahap penelitian ini meliputi : a. Bagaimanakah kelangkapan sarana dan prasaranan di kelas biologi? b. Efektifkah strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan penerapan moving class pada pembelajaran biologi? 3. Evaluasi proses Menurut Widoyoko (2009), evaluasi proses digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Evaluasi proses meliputi koleksi data penilaian yang telah ditentukan dan diterapkan dalam praktik pelaksanaan program. Pada dasarnya evaluasi proses bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki. Tahap penelitian ini meliputi : a. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan moving class? b. Kendala-kendala apakah yang dialami guru dan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran dengan moving class? 4. Evaluasi produk atau hasil Evaluasi produk merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada tahap ini akan meneliti apakah tujuan moving class sudah tercapai? D. Prosedur Penelitian Menurut Moleong (2007), prosedur dalam penelitian kualitatif secara umum adalah 1. Tahap pra-lapangan Yang dilakukan peneliti pada tahap ini antara lain: a. Menyusun rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan model CIPP evaluation model b. Memilih lapangan penelitian 35 Penelitian ini dilakukan di SMA 1 Slawi c. Menyiapkan perlengkapan penelitian Perlengkapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah instrumen yang digunakan yaitu : Tabel 1 Data, Sumber data, instrument, dan variabel Evaluasi Konteks Data a. Identifikasi sarana prasarana b. Desain kelas Sumber data Kelas biologi Instrumen a. Lembar identifikasi sarana dan prasarana kelas biologi b. Dokumentasi Wawancara wakil kepala sekolah dan guru biologi Lembar observasi perpindahan peserta didik Dokumentasi Input Strategi pengelolaan moving class a. Perpindahan peserta didik b. Administrasi guru dan peserta didik c. Remedial dan pengayaan d. Penilaian Wakasek kurikulum Guru biologi peserta didik Proses Pelaksanaan pembelajaran 1. Pengelolaan kelas a. Pemilihan media b. Pemilihan metode c. Kondisi yang mendukung (fisik dan emosional) Guru biologi Peserta didik Lembar observasi pengelolaan kelas Dokumentasi Wawancara guru biologi Produk Tujuan moving class Guru biologi Peserta didik Lembar angket minat peserta didik, kepuasan peserta didik dan kepuasan guru Wawancara guru biologi dan peserta didik Dokumentasi Lembar observasi pencapaian tujuan moving class Variabel sarana dan prasarana moving class Pelaksanaa proses pembelajaran biologi dengan moving class Kepuasan peserta didik dan guru 36 2. Tahap pekerjaan lapangan Yaitu tahap pelaksanaan penelitian. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data menggunakan instrumen yang telah dibuat. 3. Tahap analisis data Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Menurut Arikunto & Cepi (2009), tahapan analisis data secara kualitatif meliputi : a. Reduksi data Pada tahap ini peneliti memilih dan memilah data yang sudah terkumpul sesuai dengan tujuan penelitian. b. Display data Data yang diperoleh dikategorikan menurut pokok permasalahan dan dibuat dalam matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola-pola hubungan satu sama lain. c. Menafsirkan data Menggunakan analisis konten. Pada model ini yang dilakukan adalah menemukan simbol/kode yang digunakan, klarifikasi simbol/kode tersebut, dan memprediksi atau menafsirkan data yang diperoleh. d. Menyimpulkan dan verifikasi Data yang telah ditafsirkan kemudian disimpulkan. Untuk mengecek kebenaran dari apa yang telah peneliti tafsir dan simpulkan maka dilakukan verifikasi. e. Meningkatkan keabsahan hasil Ada beberapa prinsip utama dalam meningkatkan keabsahan hasil yaitu : 1) Kredibilitas Peneliti melakukan pengamatan secara terus-menerus, melakukan triangulasi (triangulasi metode), melibatkan para pakar penelitian untuk memberikan masukan atas hasil penelitian (dosen pembimbing), dan mengecek data yang diperoleh. 2) Transferabilitas 37 Rekomendasi yang dihasilkan dapat diaplikasikan oleh lembaga pemakai. Hasilnya dapat bernilai tinggi jika menggambarkan dan memberikan pemahaman yang jelas mengenai fokus evaluasi. 3) Dependabilitas dan conformabilitas Berkomunikasi dengan pakar mengenai permasalahan pelaksanaan penelitian yang berkaitan dengan data yang harus dikumpulkan. Dalam penelitian ini pakar yang berperan adalah dosen pembimbing. 4) Narasi hasil analisis Peneliti memaparkan hasil penelitian dalam bentuk teks tertulis 38 Prosedur Penelitian Tahap pra lapangan (rancangan penelitian, tempat penelitian, membuat instrumen) Tahap pekerjaan lapangan (pengambilan data) Tahap analisis data Data terkumpul Pengambilan data Reduksi data Display data Data jenuh Menyimpulkan dan verifikasi Analisis konten Narasi hasil Ganbar. 1 Diagram prosedur penelitian 78 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi dan Analisis data 1. Sarana dan Prasarana Kelas Biologi a. Identifikasi Sarana dan Prasarana Jumlah kelas biologi di SMA 1 Slawi ada 3 yaitu R.108, R.115, dan R.120. Kelengkapan sarana dan prasarana kelas biologi di SMA 1 Slawi dapat diketahui pada tabel di bawah ini : Tabel 2 Sarana dan prasarana kelas R.108, R.115, dan R.120 Kelas R.108 R.115 R.120 Sarana dan prasarana LCD AC Sound system White board Komputer Torso Anatomi tubuh manusia Alat peraga a. Anatomi kulit manusia b. Anatomi gigi dan lidah manusia c. Anatomi ginjal dan hati d. Anatomi mata manusia e. Struktur rongga dada dan perut f. Struktur saraf tepi manusia g. Sistem peredaran darah h. Anatomi alat ekskresi Media gambar a. Sistem pernafasan manusia b. Pembuluh darah c. Anatomi kulit dan kuku manusia d. Anatomi ginjal manusia e. Susunan saraf belakang f. Anatomi binatang memamah biak g. Struktur mulut dan bagianya h. Kelenjar mulut Media gambar, antara lain: a. Organ tubuh b. Sistem saraf otonom c. Sistem peredaran darah d. Anatomi ayam e. Anatomi kuda f. Anatomi sapi g. Struktur kerangka manusia h. Anatomi otot manusia i. Struktur otak manusia Sound White board Keterangan 1 (Baik) 1 (Baik) 2 (Baik) 1 (Baik) 1 (Baik) 4 (Baik) 1(Baik) 1(Baik) 1(Baik) 1(Baik) 1(Baik) 1(Baik) 1(Baik) 2(Baik) 1(Baik) 1(Baik) 1(Baik) 1(Baik) 1(Baik) 1(Baik) 1(Baik) 1(Baik) 1 (Baik) 1 (Baik) 1 (Baik) 1 (Baik) 1 (Baik) 1 (Baik) 1 (Baik) 1 (Baik) 1 (Baik) 2 (Baik) 1 (Baik) Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana di kelas R.108, R.115, dan R.120 dalam keadaan baik. Di kelas R.108 belum menyediakan media pembelajaran dan alat peraga untuk mendukung pembelajara biologi. Di kelas R.115 sudah tersedia media pembelajaran dan alat peraga yang cukup beragam dan mendukung pelaksanaan pembelajaran biologi untuk materi sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem saraf, sistem peredaran darah, sistem gerak manusia, dan sistem regulasi. Kelas R.120 sudah tersedia media pembelajaran biologi yang cukup beragam yaitu untuk pembelajaran biologi materi sistem saraf dan sistem gerak manusia. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa kelas R.108, R.115, dan R.120 tidak hanya digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran biologi tetapi juga mata pelajaran lain. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3 Data penggunaan kelas R.108, R.115, dan R.120 R.108 Matematika Sosiologi Bahasa indonesia Bahasa inggris Bahasa jawa Biologi kelas XI R.115 Biologi kelas X, XI Bahasa jawa Kimia Agama R.120 Biologi kelas X, XII Pkn Bahasa indonesia Agama Kimia Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa media pembelajaran dan alat peraga biologi yang perlu disediakan di kelas R.108 meliputi materi biologi yang akan diajarkan yaitu materi biologi kelas XI. Sedangkan kelas R.115 perlu ditambah media pembelajaran dan alat peraga biologi yang mendukung pembelajaran kelas X karena sebagian besar alat peraga dan media pembelajaran yang tersedia hanya mendukung pembelajaran biologi kelas XI. Sementara media dan alat peraga di kelas R.120 perlu ditambah agar mendukung pembelajaran biologi kelas X dan kelas XII. Kelas R.108 perlu dilengkapi dengan media pembelajaran sistem pencernaan manusia, otot manusia, torso, bagian-bagian sel hewan atau tumbuhan, dan lain sebagainya dapat ditambahkan di kelas tersebut. Di kelas R.115 perlu dilengkapi dengan LCD, komputer, dan media pembelajaran serta alat peraga yang mendukung materi pembelajaran kelas X dan XI. Sedangkan kelas R.120 perlu dilengkapi dengan alat peraga biologi, LCD, dan komputer. Media pembelajaran juga sebaiknya ditambah media gambar struktur DNA dan struktur RNA karena kelas R.120 juga digunakan untuk pembelajaran biologi kelas XII. Di SMA 1 Slawi sudah tersedia tiga kelas yang nantinya khusus digunakan untuk pembelajaran biologi. Kelas R.108 digunakan untuk pembelajaran biologi kelas XI. Media dan alat peraga belum tersedia di kelas tersebut jadi guru belum bisa memanfaatkan media dan alat peraga dalam pembelajaran biologi. Tetapi di kelas tersebut sudah tersedia LCD dan komputer sehingga sementara sekolah belum menyediakan media dan alat peraga, guru dapat menggantinya dengan menayangkan media pembelajaran melalui LCD. Guru dapat menampilkan media berupa gambar 2 atau 3 dimensi bahkan guru dapat menayangkan video pem belajaran. Kelas R.115 sudah tersedia media dan alat peraga yang cukup beragam. Kelas ini digunakan untuk pembelajaran biologi kelas X dan XI. Berdasarkan hasil identifikasi, media dan alat peraga yang tersedia sebagian besar mendukung pembelajaran biologi kelas XI yaitu untuk materi sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem saraf, sistem peredaran darah, sistem gerak manusia, dan sistem regulasi. Dari 8 materi yang diajarkan di kelas XI, 6 bab diantaranya dapat diajarkan dengan memanfaatkan media pembelajaran tersebut. Media pembelajaran dan alat peraga untuk mendukung pembelajaran kelas X memang belum tersedia di kelas ini tetapi guru dapat menggunakan alternatif yang lain. Guru dapat memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah untuk belajar mengenai pencemaran lingkungan. Hal ini mungkin dilakukan karena letak SMA 1 Slawi yang berdekatan dengan pasar dan pabrik teh. Guru dapat juga menggunakan metode penugasan untuk materi keanekaragaman makhluk hidup. Peserta didik dapat mengeksplornya melalui internet karena sekolah menyediakan wifi. Jadi, walaupun kelas tersebut belum tersedia media dan alat peraga untuk mendukung pembelajaran kelas X tetapi dapat teratasi dengan pemanfaatan lingkungan sekolah dan pemanfaatan wifi sekolah. Kelas R.120 digunakan untuk pembelajaran biologi kelas X dan XII. Di kelas tersebut belum tersedia alat peraga, LCD, dan komputer tetapi sudah tersedia beberapa media pembelajaran yang mendukung untuk materi sistem saraf dan sistem gerak manusia. Meskipun belum lengkap, tetapi hal ini dapat diatasi dengan pemanfaatan wifi sekolah sebagai alah satu sumber belajar. Peserta didik dapat mengeksplor mengenai materi yang akan diajarkan yaitu struktur RNA dan DNA, bukti evolusi, serta produk-produk bioteknologi kemudian dilakukan diskusi yang didukung oleh media pembelajaran yang dibawa oleh peserta didik. Untuk materi kelas X dapat diatasi seperti pada kelas R.115 yaitu memanfaatkan wifi dan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah. b. Desain Kelas Gambar. 2 Desain kelas tradisional Berdasarkan gambar 2 dapat diketahui bahwa desain kelas yang dibuat guru dalam pelaksanaan pembelajaran biologi di SMA 1 Slawi adalah desain tradisional (Sukarno et al. 2010). Selain desain tradisional, guru juga mendesain kelas secara berkelompok. Selain desain kelas tradisional dan berkelompok, guru juga dapat memvariasikan desain kelas agar peserta didik tidak merasa bosan di kelas. Desain lain yang dapat digunakan oleh guru antara lain bentuk U, bentuk konferensi, bentuk lingkaran atau setengah lingkaran. 2. Pelaksanaan pembelajaran biologi a. Pengelolaan kelas Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru pada pembelajaran biologi antara lain guru menyediakan kondisi fisik dan emosional yang baik, pemilihan media serta metode pembelajaran dengan tepat. Hasil observasi mengenai pengelolaan kelas, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4 Hasil observasi pengelolaan kelas No. 1. Aspek yang diamati Tidak Catatan kondisi fisik a. Ruang tempat belajar harus memungkinkan semua peserta didik untuk bergerak leluasa b. Tempat duduk peserta didik sebaiknya diatur agar memungkinkan terjadinya tatap muka dengan guru c. Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan peserta didik d. Jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan panas matahari dan udara segar masuk e. Perlengkapan kelas hendaknya disimpan pada tempat yang khusus sehingga mudah dicapai f. Barang yang nilai praktisnya tinggi seperti buku pelajaran disimpan dalam lemari di ruang kelas. 2. Ya V ada peserta didik yg duduk berkelompok V V V V Belum ada tempat khusus V Buku di meja, dibawa peserta didik kondisi emosional a. Tipe kepemimpinan guru b. Sikap sabar dan bersahabat dengan peserta didik c. Tekanan suara guru bervarisi, jelas, dan sedikit rileks d. Pembinaan hubungan baik dengan peserta didik V Demokratis V V Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa guru sudah menyediakan kondisi fisik dan emosional yang baik tetapi masih ada beberapa yang perlu dilengkapi yaitu berkaitan dengan tempat khusus yang sebaiknya disediakan untuk meletakan perlengkapan kelas agar mudah dicapai dan barang yang nilai praktisnya tinggi seperti buku pelajaran. Buku-buku yang digunakan oleh guru diletakan di meja guru sedangkan buku-buku yang digunakan oleh peserta didik dibawa oleh peserta didik. Meja guru digunakan untuk berbagai fungsi, tidak hanya untuk menulis tapi juga untuk meletakan spidol, penghapus, dan buku. 1) Kondisi fisik Dalam pengelolaan kelas, kondisi fisik yang baik yaitu keadaan kelas yang nyaman dan mendukung suksesnya pelaksanaan pembelajaran biologi. Salah satu kelebihan moving class adalah suasana kelas yang menyenangkan sehingga peserta didik tidak jenuh. Untuk menciptakan kondisi fisik yang baik sehingga membuat peserta didik nyaman mengikuti kegiatan pembelajaran, guru tentu harus memperhatikan jendela, ventilasi, dan ruang kelas. Dari hasil observasi dapat diketahui bahwa jendela besar berada di kanan kiri kelas dengan kaca bening sehingga panas matahari bisa masuk. Jendela dilengkapi dengan ventilasi yang baik sehingga udara dapat masuk ke kelas. Kondisi fisik yang tersedia di kelas biologi di SMA 1 Slawi sudah baik karena kelas R.115, dan R.120 sudah didesain dengan jendela besar di kanan kiri kelas yang dilengkapi dengan ventilasi yang baik sehingga udara dapat masuk dan kelas nyaman. Di kelas R.108, jendela hanya terdapat di sebelah kiri sementara sebelah kanan adalah tembok. Jadi kelas tidak seterang kelas yang lain. Udara yang masuk pun tentu berkurang. Hal ini bisa diatasi dengan pemasangan mesin pendingin (AC) dan lampu ruangan perlu dinyalakan ketika pembelajaran berlangsung. Konsep moving class mengacu pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan yang dipelajarinya. Oleh karena itu guru melakukan pengelolaan kelas yang baik agar tujuan pembelajaran tercapai. Dalam melakukan pengeloaan kelas guru menciptakan kondisi fisik dan emosional yang baik, memilih metode serta media pembelajaran yang tepat karena dengan moving class, media pembelajaran dan alat peraga sudah tersedia di kelas. Dengan adanya moving class, pemanfaatan waktu pembelajaran oleh guru lebih efisien, guru lebih kreatif dan inovatif dalam mendesain kelas. Selain itu penerapan moving class pada pembelajaran biologi dapat menumbuhkan minat belajara peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa guru sudah melakukan pengelolaan kelas yang baik yaitu dengan menyediakan kondisi fisik. Tetapi ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Dalam menciptakan kondisi fisik, belum tersedia tempat khusus untuk meletakan perlengkapan yang nilai praktisnya tinggi seperti buku-buku pelajaran. Jika ada tempat khusus maka buku mudah diambil saat akan digunakan. Peserta didik juga tidak perlu membawa buku-buku pelajaran kemana pun mereka pergi. 2) Kondisi emosional Dari hasil observasi pengelolaan kelas, dapat diketahui bahwa dari awal hingga akhir pelajaran suara guru terdengar jelas hingga peserta didik yang duduk paling belakang pun masih bisa mendengar suara guru dengan jelas. Fakta ini menunjukan bahwa guru biologi yang bersangkutan telah menciptakan kondisi emosional yang baik kaitanya dengan suara guru. Agar peserta didik tidak bosan sebaiknya guru perlu sedikit berjalan mendekat ke arah peserta didik dengan suara yang bervariasi, jelas dan rileks. Jadi, penampilan guru dalam mengajar tidak monoton. Jika peserta didik sedang menyampaikan pendapat atau bertanya tetapi kurang jelas dalam menyampaikan, guru dengan sabar memberi kesempatan pada peserta didik untuk menyampaikan pendapat atau pertanyaan dengan kata-katanya sendiri kemudian guru memberi penjelasan dan kesempatan untuk bertanya atau berpendapat. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru telah menciptakan pembinaan hubungan baik dengan peserta didik dan akan sangat membantu dalam mengelola kelas, karena akan menciptakan suasana gembira sehingga peserta didik penuh gairah, penuh semangat, bersikap optimis dalam melakukan kegiatan belajar. 3) Pemilihan media pembelajaran Selain kondisi fisik dan emosional yang baik, pengelolaan kelas yang baik juga perlu adanya pemilihan media pembelajaran yang baik pula. Hal ini dapat diketahui pada tabel di bawah ini : Tabel 5 Hasil wawancara mengenai media pembelajaran Pertanyaan 1. Bagaimanakah keadaan kelas biologi dilihat dari : a. Media pembelajaran b. Kelengkapan sarana dan prasarana Jawaban Sudah cukup lengkap dan cukup membantu guru dalam mengajar. Walaupun belum mencakup semua materi pelajaran tapi guru merasa sudah bisa dikatakan lengkap bahkan sudah ada torso dan alat peraga Masih perlu dilengkapi, kalau bisa ditambah LCD dan komputer agar guru bisa menayangkan video pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru 1 dapat diketahui bahwa media pembelajaran dan alat peraga yang tersedia, digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Selain media pembelajaran dan alat peraga, kelas yang sudah dilengkapi LCD dan komputer, digunakan oleh guru untuk memutarkan video pembelajaran. Guru 1 menggunakan torso rangka manusia untuk menjelaskan materi sistem gerak pada manusia. Alat peraga anatomi kulit manusia digunakan oleh guru 1 untuk menjelaskan mengenai materi sistem indra manusia. Media pembelajaran dan alat peraga tersebut memang sudah seharusya dimanfaatkan oleh guru karena di kelas sudah tersedia sehingga sangat mudah bagi guru untuk menggunakanya. Berdasarkan hasil observasi, guru 2 memanfaatkan LCD dan komputer di kelas R.108 untuk menayangkan video pembelajaran yang berhubungan dengan materi sistem reproduksi yaitu mulai dari pembuahan, pembelahan sel, sampai terbentuknya individu baru. Di kelas R.108 memang belum tersedia media pembelajaran dan alat peraga untuk mendukung pembelajaran biologi jadi guru biologi yang mengajar di kelas tersebut belum bisa memanfaatkan media pembelajaran atau alat peraga untuk membantu dalam menjelaskan materi. Media pembelajaran berupa gambar anatomi binatang memamah biak yang terdapat di kelas R.115 digunakan untuk menjelaskan sistem pencernaan pada ruminansia. Media gambar sistem peredaran darah dimanfaatkan untuk menjelaskan proses peredaran darah pada manusia. Sedangkan alat peraga anatomi gigi dan lidah digunakan untuk menjelaskan mengenai macam-macam gigi dan daerah distribusi rasa pada lidah manusia. Selain itu anatomi ginjal dan hati digunakan untuk menjelaskan mengenai letak dan bentuk hati serta ginjal pada tubuh manusia. Anatomi mata manusia digunakan untuk membantu menjelaskan mengenai struktur dan bagianbagian mata manusia. Gambar anatomi binatang memamah biak memang tepat digunakan untuk menjelaskan materi sistem pencernaan karena standar kompetensinya adalah menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia). Dengan gambar tersebut guru dapat memudahkan peserta didik untuk memahami struktur pencenaan pada hewan memamah biak. Media gambar sistem peredaran darah manusia memang tepat digunakan untuk menjelaskan proses peredaran darah manusia karena standar kompetensinya adalah menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah. Dengan memanfaatkan media tersebut guru dapat memudahkan peserta didik memahami mengenai struktur peredaran darah manusia. Alat peraga anatomi gigi dan lidah memang tepat digunakan untuk menjelaskan materi sistem regulasi. Dengan media tersebut guru dapat memudahkan peserta didik untuk memahami tentang macam-macam gigi dan daerah distribusi rasa pada lidah manusia. Alat peraga anatomi ginjal dan hati memang tepat digunakan untuk menjelaskan materi sistem ekskresi. Dengan alat peraga tersebut guru dapat memudahkan peserta didik untuk memahami tentang organ ekskresi pada manusia yaitu hati, menjelaskan mengenai letak, bentuk, dan struktur hati manusia. Alat peraga anatomi mata manusia memang tepat digunakan untuk menjelaskan materi sistem regulasi. Dengan alat peraga tersebut guru dapat memudahkan peserta didik untuk memahami tentang struktur dan bagian-bagian mata manusia sehingga dapat membantu guru memenuhi standar kompetensi materi sistem regulasi yaitu menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan). 4) Pemilihan metode pembelajaran Selain kondisi fisik dan emosional yang baik, pemilihan media pembelajaran yang baik, perlu juga melakukan pemilihan metode pembelajaran yang baik. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 5 Hasil wawancara mengenai metode pembelajaran Pertanyaan 1. Metode pembelajaran yang digunakan meliputi a. Alasan pemilihan metode pembelajaran b. Kelebihan metode pembelajaran Jawaban Metode yang sering digunakan antara lain ceramah, diskusi, tanya jawab, presentasi, dan praktek. Guru menyesuaikan dengan materi Untuk presentasi biasanya dibagi menjadi presentasi individu dan kelompok tergantung materinya. Jika materi banyak maka dipresentasikan secara kelompok tetapi jika sedikit guru menggunakan presentasi individu. Guru masih sering menggunakan metode ceramah karena materi yang harus disampaikan banyak jadi guru menyesuaikan dengan waktu yang tersedia dan kompetensi dasar yang seharusnya dicapai oleh peserta didik Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa dalam memilih metode pembelajaran, guru menyesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, kompetensi yang harus dicapai, dan waktu yang tersedia. Dengan penerapan moving class pada pembelajaran biologi diharapkan guru dapat memvariasikan metode dan media pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, guru 1 saat mengajarkan materi sistem reproduksi menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Pada saat mengajarkan materi vertebrata menggunakan metode diskusi. Metode diskusi yang digunakan tidak hanya diskusi kelompok dengan presentasi kelompok tetapi juga diskusi kelompok dengan presentasi individu. Seorang peserta didik mempresentasikan suatu materi tertentu yang sebelumnya telah ditentukan oleh guru kemudian peserta didik lain menyimak dan menanggapinya. Jika ada pertanyaan, peserta didik itulah yang menjawab semua pertanyaan. Guru bertindak sebagai fasilitator untuk membantu menjawab pertanyaan yang belum bisa dijawab atau sudah dijawab tapi penanya belum puas dengan jawaban presentator. Berdasarkan hasil observasi, materi mamalia diajarkan dengan diskusi kelompok tetapi presentatornya individu. Seorang peserta didik mempresentasikan mengenai mamalia di depan kelas kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab. Presentator bertanggung jawab untuk menjawab pertanyaan dari peserta didik lain. Jika tidak bisa menjawab atau jawaban dari presentator kurang puas maka guru yang akan memberikan penjelasan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru 1 dan salah satu peserta didik kelas XI, peneliti mengetahui bahwa selain menggunakan metode diskusi dan tanya jawab, metode praktikum pun pernah digunakan pada materi sistem pernafasan dan uji makanan. Hal ini memang tepat dilakukan oleh guru karena alat dan bahan sudah mendukung untuk melaksanakan praktikum. Selain itu pada daftar nilai akhir terdapat kolom untuk nilai praktikum yang telah diikuti. Peserta didik lebih senang jika belajar biologi dengan praktikum karena peserta didik lebih aktif dan mudah memahami materi yang diajarkan. b. Efisiensi waktu Untuk mengetahui apakah dengan penerapan moving class pada pembelajaran biologi membuat waktu pembelajaran efisien, dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 6 Hasil observasi tujuan Moving Class No. Aspek yang diamati Ya 1 Menyediakan sumber belajar, alat peraga, sarana belajar sesuai karakteristik pelajaran V 2 Meningkatkan kualitas pembelajaran (ada kelas biologi dan pengelolaan kelas) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran Meningkatkan disiplin guru dan peserta didik Meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran V 3 4 5 Tidak catatan ada kelas biologi dan kondisi fisik terpenuhi V V V Menggunakan metode ceramah Presentasi individu materi aves dan mamalia pemutaran video pembelajaran dan pemberian LKS diskusi kelas Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan moving class belum membuat pembelajaran lebih efisien. Dengan moving class ini, memang diharapkan waktu pembelajaran lebih efisien karena tidak terganggu dengan mata pelajaran lain. Tetapi masih ada faktor lain yang menyebabkan hal ini yaitu perpindahan peserta didik. Pada saat pergantian pelajaran maka peserta didik pun harus berpindah ke kelas lain sesuai jadwal tetapi pada kenyataanya masih mengalami beberapa kendala. Oleh karena itulah sekolah menerapkan beberapa strategi untuk mengelola perpindahan peserta didik. Untuk mengetahui perpindahan peserta didik di SMA 1 Slawi, dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 7 Hasil observasi perpindahan peserta didik No. Aspek yang diamati Ya 1 Peserta didik berpindah ruang belajar sesuai mata pelajaran yang diikuti berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan V 2 Tolerenasi waktu perpindahan antar kelas adalah 5 menit. Peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan tempat duduknya sendiri Bel tanda perpindahan suatu kegiatan pembelajaran dibunyikan pada saat pelajaran kurang 5 menit. Sebelum tersedia loker, peserta didik diperkenankan membawa tas masuk dalam ruang belajar. Peserta didik diberi toleransi keterlambatan 10 menit, diluar waktu tersebut peserta didik tidak diperkenankan masuk kelas sebelum melapor kepada guru piket. V Keterlambatan berturut-turut lebih dari 3 (tiga) kali diadakan tindakan pembinaan yang dilakukan urusan Kurikulum/Akademik bersama dengan Guru Pembimbing. V 3 4 5 6 7 Tidak catatan dilihat dari jurnal rombongan belajar dan daftar absen guru V V V V 3 menit sebelum bel atau tepat di akhir pembelajaran loker hanya untuk pelajaran olahraga rombongan belajar X.1 terlambat masuk lebih dari 10 menit dengan alasan ganti baju karena pelajaran olahraga dan guru mengizinkan mereka masuk kelas guru menegur salah satu rombongan belajar X.1 yang sering membolos mapel biologi Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengelolaan perpindahan peserta didik yang dilakukan oleh SMA 1 Slawi sudah cukup baik tetapi masih menemui beberapa kendala yaitu berkaitan dengan bel tanda perpindahan. Seharusnya bel tanda perpindahan dibunyikan 5 menit sebelum jam pelajaran berakhir tetapi pada kenyataanya bel dibunyikan 3 menit sebelum atau tepat ketika pembelajaran berakhir sehingga mengakibatkan peserta didik datang terlambat ke kelas berikutnya. Tetapi hal ini dapat diminimalisir ketika jam istirahat karena peserta didik akan kembali tepat waktu masuk ke kelas. Untuk mengantisipasi peserta didik yang membolos dapat diketahui melalui absensi guru dan jurnal kelas. Jika keterlambatan dan membolos sudah dilakukan oleh peserta didik sebanyak 3 kali maka guru harus menegurnya. Kalau masih terlambat atau membolos lagi maka urusan tersebut diserahkan ke guru BK (Bimbingan Konseling). Sepanjang pengamatan peneliti, di kelas biologi pernah terjadi keterlambatan peserta didik masuk kelas sampai 15 menit yaitu dikarenakan rombongan belajar yang bersangkutan, pelajaran sebelumnya adalah olahraga jadi mereka cukup memakan waktu lama untuk istirahat. Walaupun sudah istirahat cukup lama tetapi masih ada peserta didik yang mengikuti pelajaran dengan mengenakan kaos olahraga. Guru tetap memberikan toleransi untuk mempersilahkan peserta didik mengikuti pelajaran. Pada pertemuan berikutnya, rombongan pelajaran tersebut tidak mengalami keterlambatan lagi dan semua peserta didiknya mengenakan seragam OSIS. Fakta yang peneliti peroleh dari observasi berbanding lurus dengan hasil wawancara seperti yang tertulis pada tabel berikut ini : Tabel 8 Hasil wawancara pengelolaan perpindahan peserta didik Pertanyaan 1. Pengelolaan perpindahan peserta didik dilihat dari : a. Waktu perpindahan b. Tata tertib penggunaan kelas Jawaban Peserta didik mulai berpindah kelas ketika bel tanda pergantian pelajaran dibunyikan Loker yang disediakan baru 50 loker untuk digunakan rombongan belajar yang sedang mengikuti pelajaran olahraga Toleransi keterlambatan masuk kelas untuk peserta didik adalah 10 menit, tapi dalam prakteknya guru selalu toleransi dan tetap mempersilahkan peserta didik untuk mengikuti pelajaran. Pernah ada kejadian guru terpaksa tidak memperbolehkan peserta didik untuk mengikuti pelajaran karena 2 peserta didik yang bersangkutan terlambat selama 30 menit. Di pertemuan berikutnya peserta didik yang bersangkutan tidak mengulangi kesalahan tersebut. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa memang benar guru bertindak sesuai dengan peraturan yang berlaku di sekolah kaitanya dengan perpindahan peserta didik seperti toleransi dan sanksi keterlambatan yang guru terapkan pada saat pembelajaran berlangsung. Untuk mendukung kelancaran penerapan moving class, maka administrasi guru dan peserta didik juga perlu dilakukan. Berikut adalah hasil wawancara dengan guru mengenai hal tersebut yaitu : Tabel 9 Hasil wawancara mengenai administrasi guru dan peserta didik Pertanyaan Pengelolaan administrasi guru dan peserta didik yang diterapkan di SMA 1 Slawi Jawaban Guru tidak pernah membuat catatan khusus mengenai aktivitas peserta didik di kelas. Guru hanya memperhatikan peserta didik yang kurang serius dan mengganggu peserta didik lain dalam mengikuti pelajaran dan jika tindakan itu dilakukan terus-menerus maka guru langsung menegur peserta didik yang bersangkutan saat itu juga Guru selalu mengabsen setiap rombongan belajar yang diajar. Masing-masing rombongan belajar mempunyai jurnal yang salah satu isinya mencantumkan jumlah peserta didik yang masuk dan absent disertai keterangan. Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa untuk lebih memastikan bahwa peserta didik melakukan perpindahan dengan benar maka guru melakukan beberapa hal antara lain mengabsen setiap rombongan belajar yang masuk ke kelas biologi. Selain itu, peserta didik juga mempunyai jurnal kelas yang salah satu kolomnya mencantumkan jumlah peserta didik yang masuk di kelas biologi ataupun di kelas berikutnya. Dengan cara tersebut maka jika ada peserta didik yang membolos, guru dapat mengetahuinya. Efisiensi waktu pembelajaran erat kaitanya dengan disiplin dari guru dan peserta didik. Jika mereka disiplin maka guru akan datang ke kelas tepat waktu, memulai pelajaran dan mengakhirinya tepat waktu, peserta didik pun masuk kelas tepat waktu sehingga waktu pembelajaran akan efisien dan efektif. Menurut guru 1 dan guru 2, dengan diterapkanya moving class, lebih memotivasi guru untuk lebih disiplin karena guru harus sudah siap di kelas sebelum peserta didik datang dan ketika waktu istirahat dan guru harus mengajar lagi maka guru harus bergegas menuju kelas karena peserta didik sudah menunggu di kelas. Peserta didik sendiri pun demikian, mereka dituntut untuk mendisiplinkan diri dengan diterapkanya moving class. Bel tanda pergantian pelajaran dibunyikan tepat ketika pelajaran berakhir jadi peserta didik harus segera bergegas ke kelas berikutnya. Berdasarkan hasil observasi, peneliti dapat mengetahui bahwa pada saat bel berbunyi dan guru sedang mengakhiri pertemuan, peserta didik dari rombongan belajar lain sudah menunggu di depan kelas biologi untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini juga sekaligus membuktikan bahwa pelajaran yang mereka ikuti sebelumnya berakhir sebelum bel berbunyi. c. Minat belajar Berdasarkan angket minat belajar peserta didik dengan diterapkanya moving class pada pembelajaran biologi, diperoleh hasil bahwa dari 29 peserta didik yang mengisi angket, 16 peserta didik menyatakan minat terhadap pembelajaran biologi dan 13 peserta didik menyatakan cukup minat. Jika diprosentasekan maka akan didapat hasil bahwa 55% peserta didik menyatakan minat dan 45% menyatakan cukup minat seperti yang digambarkan pada diagram lingkaran dibawah ini : Gambar 3. Diagram minat peserta didik Dari diagram tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah peserta didik yang minat untuk belajar biologi dengan diterapkanya moving class pada pembelajaran biologi lebih banyak daripada jumlah peserta didik yang menyatakan cukup minat. Bahkan tidak ada peserta didik yang menyatakan tidak minat terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum dapat diketahui bahwa moving class secara langsung dapat mengurangi tingkat kejenuhan peserta didik di kelas. Peserta didik tidak harus berada di kelas yang sama dari pagi sampai siang tetapi mereka bisa merasakan suasana yang selalu berbeda pada setiap pergantian pelajaran. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil angket terbuka peserta didik yang menyatakan bahwa dengan berpindah kelas, mereka tidak bosan di kelas yang sama sepanjang hari, mengurangi ngantuk, jadi mereka merasa lebih segar untuk mengikuti pelajaran berikutnya. Dengan keuntungan tersebut diharapkan peserta didik dapat lebih segar mengikuti pelajaran berikutnya sehingga dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik. 3. Kepuasan guru dan peserta didik a. Kepuasan peserta didik Untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta didik terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi, dapat diketahui bahwa dari 29 peserta didik yang mengisi angket, 20 peserta didik menyatakan puas terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi dan 9 peserta didik menyatakan cukup puas. Jika diprosentasekan maka akan didapat hasil bahwa 69% peserta didik menyatakan puas dan 31% menyatakan cukup puas seperti yang digambarkan pada diagram lingkaran berikut ini : Gambar 4. Diagram kepuasan peserta didik Dari diagram tersebut dapat diketahui bahwa jumlah peserta didik yang menyatakan puas lebih banyak dibanding dengan peserta didik yang cukup puas bahkan tidak ada peserta didik yang kurang puas atau tidak puas terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi. Dari hasil angket diketahui kalau sebagian besar peserta didik setuju bahwa : 1) Moving class cocok diterapkan pada pembelajaran biologi 2) Moving class mendukung pelaksanaan pembelajaran biologi 3) Moving class meningkatkan motivasi belajar biologi 4) Moving class meningkatkan motivasi dalam berteman 5) Moving class meningkatkan motivasi dalam mendapatkan nilai 6) Pembelajaran biologi dengan moving class menguntungkan karena media pembelajaran sudah tersedia di kelas 7) Pembelajaran biologi dengan moving class lebih efektif dibanding kelas menetap 8) Walaupun tidak punya kelas menetap tetapi kebersihan kelas tetap terjaga 9) Moving class membuat interaksi peserta didik dengan guru lebih intensif 10) Moving class membuat peserta didik tidak merasa bosan berada di kelas 11) Moving class membuat peserta didik siap menghadapi sistem yang diterapkan di kuliah sejak dini. 12) Moving class membuat peserta didik fokus dalam mengikuti pelajaran di kelas 13) Dengan Moving class suasana kelas lebih menyenangkan Berdasarkan hasil angket terbuka kepuasan peserta didik terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi, jumlah peserta didik yang menyatakan puas lebih mendominasi dari pada yang cukup puas. Beberapa alasan yang dikemukakan oleh para peserta didik tentang kepuasan mereka terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi antara lain : 1) Moving class lebih menyenangkan karena selalu ganti suasana kelas 2) Moving class membuat peserta didik lebih hati-hati menjaga barang-barang berharga mereka karena jika tertinggal biasanya hilang. 3) Moving class membuat peserta didik lebih semangat mengikuti pembelajaran berikutnya karena peserta didik mendapatkan suasana kelas yang berbeda dengan karakteristik yang berbeda setiap pergantian pelajaran. 4) Dengan moving class peserta didik tidak jenuh di kelas karena mendapatkan suasana yang menyenangkan saat perpindahan kelas yaitu bertemu dengan rombongan belajar lain dan dapat menghirup udara segar. b. Kepuasan guru Selain peserta didik, pihak yang secara langsung berkaitan dengan penerapan moving class pada pembelajaran biologi adalah guru biologi. Berdasarkan hasil angket kepuasan guru dapat diketahui bahwa guru 1 menyatakan puas terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi. Guru 1 menyatakan puas dengan diterapkanya moving class pada pembelajaran biologi karena : 1) Mempermudah guru dalam mengelola pembelajaran 2) Membuat guru lebih aktif dan inovatif dalam mendesain kelas 3) Mempermudah guru dalam mengelola suasana kelas 4) Guru lebih mudah dalam menggunakan berbagai media pembelajaran, alat peraga, dan sarana belajar karena sudah tersedia di kelas biologi. 5) Dapat mengkondisikan kelas/laboratoriumnya sesuai dengan kebutuhan setiap pertemuan tanpa terganggu oleh mata pelajaran lain 6) Guru dituntut datang tepat waktu, dan meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode serta media pembelajaran. Sedangkan guru 2 menyatakan cukup puas dengan penerapan moving class pada pembelajaran biologi. Hal ini dikarenakan kelas yang digunakan guru 2 yaitu kelas R.108 masih belum tersedia media pembelajaran dan alat peraga yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran biologi. Sarana yang mendukung pembelajaran hanya berupa komputer, sound system, dan LCD yang sering digunakan oleh guru 2 untuk menayangkan video pembelajaran yang berkaitan dengan materi pelajaran. Sementara di kelas R.120 yang digunakan oleh guru 2 sudah tersedia media pembelajaran tetapi belum ada alat peraga, komputer, dan LCD. Selain itu guru 2 menyatakan bahwa moving class di SMA 1 Slawi masih perlu diperbaiki karena guru pun masih banyak yang ikut moving. B. Pembahasan 1. Sarana dan Prasarana Kelas Biologi a. Identifikasi Sarana dan Prasarana Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai sarana dan prasarana kelas biologi di SMA 1 Slawi dapat diketahui bahwa sekolah memiliki 3 kelas biologi dengan kelengkapan yang berbeda dan masih ada beberapa media dan alat peraga yang perlu dilengkapi. Menurut Tim pelaksana program rintisan SKM SMA 9 Yogyakarta (2008), salah satu tujuan mendasar dengan diterap kanya moving class yaitu menyediakan sumber belajar, alat peraga, dan sarana belajar sesuai karakteristik pelajaran. Pernyataan ini didukung oleh Sukarno et al.(2010), yang menyatakan bahwa salah satu ciri moving class adalah alat peraga/alat bantu KBM berada dalam ruang mata pelajaran. Menurut Sukarno et al.(2010), kelas bergerak (moving class) adalah sistem belajar dimana peserta didik atau kelompok belajar berpindah ruangan setiap pergantian pelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang dipelajarainya, guru mata pelajaran beserta perangkat pembelajaranya menetap di ruang mata pelajaran yang telah ditentukan. Selain itu pengaturan tempat duduk dapat divariasi sesuai dengan kekhasan mata pelajaran dan metode pembelajaran untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, komunikatif, kondusif sehingga menunjang proses pembelajaran yang diinginkan dalam kompetensi yang ditetapkan. Menurut Sukarno et al. (2010), salah satu kelebihan moving class adalah guru lebih kreatif dan inovatif dalam mendesain kelas. Bahkan berdasarkan hasil penelitian Prabawa (2009) langkah awal yang dilakukan sekolah SMAN 1 Bantul dalam penerapan pembelajaran sejarah dengan moving class adalah dengan mempersiapkan ruang kelas sejarah. Jadi sekolah yang menerapkan pembelajaran moving class, harus mempunyai ruangan-ruangan kelas sesuai dengan mata pelajaran yang ada. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam moving class, tiap mata pelajaran harus memiliki kelas khusus yang didesain sesuai karakteristik mata pelajaran. Kelas menyediakan sumber belajar, alat peraga, dan media pembelajaran yang mendukung pelaksanaan pembelajaran di kelas biologi. Sumber belajar, alat peraga, dan media pembelajaran yang tersedia di kelas harus menetap di kelas tersebut. Selain itu guru dapat memvariasikan desain tempat duduk sesuai dengan kekhasan mata pelajaran dan metode pembelajaran yang digunakan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, komunikatif, dan kondusif. Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan moving class, sekolah terlebih dahulu menganalisis jumlah ruang mata pelajaran yang diperlukan dengan cara menghitung keseluruhan jam setiap pelajaran dari kelas X sampai kelas XII hasilnya dibagi dengan jumlah jam yang ditetapkan dalam satu minggu (Sukarno et al. 2010). Berdasarkan uraian tersebut maka jumlah kelas biologi yang dibutuhkan di SMA 1 Slawi dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Jumlah jam belajar per minggu ditetapkan sekolah 44 jam Jumlah jam belajar biologi kelas X = 10 x 3 = 30 jam Jumlah jam belajar biologi kelas XI = 10 x 5 = 50 jam Jumlah jam belajar biologi kelas XII = 10 x 5 = 50 jam Jumlah jam belajar biologi kelas X, XI, dan XII = 130 jam Jadi, jumlah ruang mata pelajaran biologi yang diperlukan adalah 130/ 44 = 2.95 ∞ 3 kelas biologi. Dalam moving class, ruang belajar mencirikan kekhasan mata pelajaran, dan setiap ruang mata pelajaran diberi nomor dan nama mata pelajaran sebagai identitas ruang (Sukarno et al. 2010). Kelas biologi memiliki alat peraga, media pembelajaran serta sarana prasarana yang mendukung pembelajaran biologi. Identitas disesuaikan dengan nama mata pelajaran misalnya kelas biologi 1, kelas biologi 2, dan kelas biologi 3. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa SMA 1 Slawi sudah memiliki 3 kelas yang nantinya khusus untuk pembelajaran biologi yaitu R.108, R.115, dan R.120. Ketiga kelas biologi memiliki kelengkapan sarana dan prasarana yang berbeda. Sumber belajar, alat peraga, dan media pembelajaran yang tersedia menetap di kelas tersebut. Kelas R.115 dan R.120 sudah cukup sesuai dengan karakteristik biologi yaitu tersedia media pembelajaran dan alat peraga yang mendukung pembelajaran biologi tetapi kelas R.108 belum sesuai dengan karakteristik biologi karena di kelas tersebut belum tersedia media dan alat peraga yang mendukung. Walaupun kelas R.108 belum sesuai dengan karakteristik biologi tetapi guru tetap dapat menyajikan media pembelajaran untuk mendukung pembelajaran biologi dengan memanfaatkan LCD. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru sudah memvariasikan tempat duduk peserta didik misalnya dibuat desain kelas tradisional dan berkelompok. Selain jenis desain tersebut, masih ada beberapa desain kelas yang dapat dijadikan sebagai alternatif guru untuk mendesain kelasnya antara lain bentuk U, bentuk konferensi, dan bentuk lingkaran atau setengah lingkaran. Hal tersebut membuktikan bahwa guru sudah cukup memvariasikan bentuk desain kelas pada saat pelaksanaan pembelajaran. SMA 1 Slawi sudah memenuhi ciri dimana dalam pembelajaran, peserta didik yang mendatangi guru di kelas. guru sudah memiliki kelas yang digunakan untuk melakukan pembelajaran biologi tetapi karena moving class di sekolah ini masih rintisan jadi kelas biologi juga masih digunakan untuk mata pelajaran lain pula. Walaupun demikian, kelas yang saat ini digunakan oleh guru sudah tersedia media pembelajaran, alat peraga yang sesuai karakteristik biologi kecuali pada kelas R.108 yang baru tersedia sarana multimedia tetap belum dilengkapi media pembelajaran dan alat peraga sehingga belum sesuai dengan karakteristik biologi. Berdasarkan hasil identifikasi penggunaan kelas pada tabel 2 dapat diketahui bahwa ketiga kelas bukan hanya digunakan untuk pembelajaran biologi tetapi mata pelajaran lain juga. SMA 1 Slawi merupakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) sehingga sekolah juga merintis pembelajaran dengan moving class untuk menjadi Sekolah Bertaraf Internasional. Sekolah sedang dalam proses menambah kelas dalam artian fisik untuk pelaksanaan pembelajaran masing-masing mata pelajaran. Sementara kelas belum tersedia untuk tiap-tiap pelajaran maka satu kelas digunakan untuk beberapa pelajaran. Walau demikian ketiga kelas yang saat ini digunakan untuk pembelajaran biologi merupakan kelas yang nantinya khusus digunakan untuk pembelajaran biologi. Kelas R.108 digunakan untuk pembelajaran biologi kelas XI. Kelas R.115 untuk pembelajaran biologi kelas X dan XI, sedangkan kelas R.120 untuk pembelajaran biologi kelas X dan XII. Berdasarkan kompetensi dasar yang harus dipenuhi, maka sarana, prasarana, media pembelajaran, dan alat peraga yang dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran biologi adalah sebagai berikut : Tabel 10 Sarana, prasarana, media pembelajaran, dan sumber belajar yang dibutuhkan berdasarkan standar kompetensi Kelas X Sarana, Media gambar virus prasarana, Mikroskop media Sumber belajar pembelajaran, Berbaga tumbuhan dan sumber lumut, paku, dan belajar yang tumbuhan berbiji di dibutuhkan sekitar peserta berdasarkan didik standar Protista yang bisa kompetensi dijumpai di sekitar peserta didik (rendaman air jerami) Berbagai jamur yang bisa dijumpai di sekitar siswa Informasi tentang berbagai cabang ilmu biologi dari internet Kelas XI Media gambar sel tumbuhan dan hewan Media gambar struktur jaringan akar, batang, dan daun Media gambar struktur jaringan hewan vertebrata Internet Beberapa bahan makanan Tabung reaksi Rak tabung reaksi Pembakar spiritus Regen biuret, iod, dan benedict respirometer Gambar sistem saraf, alat indera dan sistem hormon Berbagai gambar atau video pembelajaran alat reproduksi manusia Kelas XII Alat bantu presentasi alat peraga struktur DNA dan RNA media gambar struktur RNA dan DNA media gambar sel mitosis dan meiosis video pembelajaran tentang evolusi Tabel 10 menjelaskan bahwa sarana dan prasarana ketiga kelas perlu dilengkapi LCD dan komputer pada kelas R.115 dan R.120 agar guru dapat menayangkan video pembelajaran sistem reproduksi dan evolusi. Sekolah sudah menyediakan sumber belajar berupa internet sehingga mempermudah peserta didik untuk mengeksplor mengenai berbagai informasi HIV dan AIDS, serta informasi tentang berbagai cabang ilmu biologi. Media gambar yang perlu dilengkapi antara lain media gambar tumbuhan lumut, paku, dan tumbuhan berbiji pada kelas R.115 dan R.120. Media gambar sel tumbuhan dan hewan, media gambar struktur jaringan akar, batang, daun, media gambar struktur jaringan hewan vertebrata pada kelas R.115. Media gambar struktur RNA dan DNA, media gambar sel mitosis dan meiosis pada kelas R.120. Alat peraga struktur DNA dan RNA pada kelas R.120. Meskipun media pembelajaran yang tersedia belum lengkap tetapi kendala ini dapat diatasi. Bagi kelas R.108 yang belum tersedia media pembelajaran bisa memanfaatkan LCD untuk menampilkan media pembelajaran baik dalam bentuk 2 atau 3 dimensi, bahkan video pembelajaran. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa SMA 1 Slawi sebagai sekolah yang sedang merintis program moving class sudah menyediakan 3 kelas untuk 3 angkatan yang nantinya khusus digunakan untuk pembelajaran biologi. Ketiga kelas tersebut memiliki kelengkapan sarana dan prasarana yang berbeda dan masih perlu dilengkapi agar mendukung pembelajaran biologi. Kelas R.115 dan R.120 sudah sesuai karakteristik biologi sedangkan kelas R.108 belum tetapi guru tetap dapat menciptakan suasana kelas biologi dengan menayangkan media pembelajaran biologi melalui LCD. Dalam pembelajaran guru sudah cukup memvariasikan desain kelas sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan. Penamaan ruang kelas belum sesuai jurnal teknis jadi masih menggunakan simbol yang menggambarkan urutan ruangan dan lokasi kelas. 2. Pelaksanaan pembelajaran biologi a. Pengelolaan kelas Dengan moving class, guru mempunyai tanggung jawab untuk mengelola kelas dengan baik. Menurut Sukarno et al. (2010) penanggungjawab kelas/ koordinator mata pelajaran adalah guru mata pelajaran yang mengelola kelas dan mengkoordinasikan kegiatan pembelajaran bila ada guru yang tidak hadir di ruang tersebut. Dalam mengelola kelas yang baik guru menyediakan kondisi fisik dan emosional yang baik (Rustaman et al. 2003). Pengelolaan kelas merupakan sebuah upaya yang real untuk mewujudkan suatu kondisi proses atau kegiatan belajar mengajar yang efektif. Dalam melakukan pengelolaan kelas yang baik guru perlu melakukan pemilihan media pembelajaran yang tepat dan didukung dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat pula (Herlina 2007). 1) Kondisi fisik Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru yaitu mengenai kondisi fisik kelas dapat diketahui bahwa guru sudah menciptakan kondisi fisik yang baik tetapi ada hal yang belum sesuai dengan indikator sebagai kondisi fisik yang baik yaitu berkaitan dengan tempat khusus untuk perlengkapan yang nilai praktisnya tinggi seperti buku pelajaran. Pada kenyataanya, buku-buku pelajaran merupakan milik pribadi peserta didik bukan sekolah. Setiap peserta didik dianjurkan untuk memiliki buku paket yang mendukung pembelajaran. Sehingga akan lebih baik buku tersebut dibawa oleh masing-masing peserta didik agar mereka pun bisa menggunakanya ketika belajar di rumah. Menurut Rustaman et al (2003) Perlengkapan kelas hendaknya disimpan pada tempat yang khusus sehingga mudah dicapai. Barang yang nilai praktisnya tinggi seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi dapat disimpan dalam lemari di ruang kelas. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak tersedianya tempat khusus untuk perlengkapan yang nilai praktisnya tinggi seperti buku pelajaran tidak mengahambat guru dalam menyediakan kondisi fisik yang baik karena buku pelajaran dapat mudah dicapai juga dengan cara dibawa oleh masing-masing peserta didik. Menurut Rohani (2004) barang- barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau segera diperlukan. Barang- barang yang nilai praktisnya tinggi hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu gerak kegiatan peserta didik. Cara pengambilan barang dari tempat khusus, penyimpanan dan sebagainya diatur agar segera dapat digunakan. 2) Kondisi emosional Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data diketahui bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran biologi, guru menerapkan tipe kepemimpinan yang demokratis. Hal ini dapat dilihat dari sikap guru yang selalu memberikan kesempatan peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya. Walaupun pendapat tersebut kurang tepat tetapi guru tidak langsung menyalahkan melainkan memberikan kesempatan lagi pada peserta didik lain untuk mengemukakan pendapatnya. Guru sangat sabar membimbing peserta didik dalam memahami materi. Antara guru dan peserta didik sudah terjalin hubungan yang baik sehingga peserta didik tidak ragu untuk bertanya jika ada hal yang belum dipahami. Sepanjang pelajaran suara guru terdengar dengan jelas dengan intonasi dan tekanan suara yang baik. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa guru sudah menciptakan kondisi emosional yang baik karena guru menerapkan tipe kepemimpinan yang demokratis saat pembelajaran, suara terdengar jelas, dan terjalin hubungan yang baik antara guru dan peserta didik. Menurut Rustaman et al.(2003) tipe kepemimpinan guru yang demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan peserta didik dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai. Sikap ini dapat membantu menciptakan iklim yang menguntungkan bagi terciptanya kondisi proses belajar yang optimal, peserta didik akan belajar secara produktif baik pada saat diawasi guru maupun tanpa diawasi guru. Menurut Rustaman et al.(2003) suara guru merupakan suatu faktor yang memiliki pengaruh terhadap proses belajar mengajar. Suara yang pelan, melengking tinggi, dan monoton akan membuat peserta didik merasa bosan sehingga tidak memperhatikan pelajaran. Tekanan suara yang bervarisi, jelas, dan sedikit rileks akan mendorong peserta didik untuk memperhatikan pelajaran dan lebih berani mengajukan pertanyaan. Selain itu Pembinaan hubungan baik dengan peserta didik akan sangat membantu dalam mengelola kelas, karena akan menciptakan suasana gembira sehingga peserta didik penuh gairah, penuh semangat, bersikap optimis dalam melakukan kegiatan belajar. Suara guru walaupun bukan faktor yang besar tetapi berpengaruh pada pembelajaran. Suara yang melengking tinggi atau senantiasa tinggi atau demikian rendah sehingga tidak terdengar oleh peserta didik secara jelas dari jarak yang agak jauh akan membosankan dan pelajaran tidak akan diperhatikan (Rohani 2004). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa guru sudah menciptakan kondisi emosional yang baik yaitu dengan menerapkan tipe kepemimpinan yang demokratis dalam pembelajaran, suara yang bervariasi dan jelas, serta terjalin hubungan yang baik antara guru dan peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian Surjana (2002) ada hubungan yang positif antara gaya kepemimpinan guru dengan efektivitas pengelolaan kelas. Guru yang dapat menerapkan tipe kepemimpinan yang tepat pada kegiatan pembelajaran akan memiliki kemampuan melakukan pengelolaan kelas yang baik dan efektif. Menurut Rohani (2004) guru yang melakukan pengelolaan kelas yang baik akan dapat mengelola pembelajaran yang lebih baik. Kondisi kelas yang menguntungkan merupakan prasyarat utama bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. b. Pemilihan media pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian, pada saat guru menjelaskan materi sistem reproduksi, guru 1 menggunakan metode ceramah dan tanya jawab karena di kelas R.115 belum tersedia LCD sedangkan guru 2 menayangkan video pembelajaran tentang sistem reproduksi untuk mendukung pembelajaran karena di kelas R.108 memang sudah tersedia LCD dan komputer. Dari fakta tersebut dapat diketahui bahwa guru mempertimbangkan ketersediaan sarana pendukung jika akan menggunakan media pembelajaran. Guru juga mengacu pada kompetensi dasar yang diminta. Dalam materi sistem reproduksi, kompetensinya adalah peserta didik mampu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia. Dari hasil ulangan harian materi sistem reproduksi dapat diketahui bahwa dari 7 kelas, rata-rata nilai untuk materi ini diatas 78 padahal kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan sekolah adalah 75. Jadi, dengan media apa pun asalkan sudah dapat membuat peserta didik mampu menjelaskan maka dapat dikatakan guru sudah melakukan pemilihan media pembelajaran dengan tepat. Selain mempertimbangkan kompetensi dasar dan sarana pendukung, guru juga mempertimbangkan waktu pembelajaran yang tersedia. Jika waktu pembelajaran yang tersedia sedikit sementara materi yang harus disampaikan banyak maka guru 2 memutuskan untuk menggunakan media LCD untuk mendukung pembelajaran. Dengan memanfaatkan LCD, materi yang disampaikan jauh lebih banyak dan tidak memakan waktu lama. Sebagai contoh, guru 2 menayangkan video pembelajaran mengenai sistem reproduksi kemudian peserta didik menyimak video tersebut untuk mengisi lembar kerja yang telah guru berikan di awal pertemuan. Di akhir pertemuan, guru bersama peserta didik menyimpulkan materi yang diajarkan setelah diskusi kelas berlangsung. Pada kasus seperti ini, LCD telah membantu guru untuk menyampaikan materi dengan waktu yang lebih cepat dan peserta didik mudah dalam memahami materi. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam menggunakan media pembelajaran guru menyesuaikan dengan kompetensi dasar, ketersediaan sarana prasarana pendukung, waktu pembelajaran, dan kemampuan guru menggunakan media. Pemilihan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru biologi yang bersangkutan sudah tepat karena beberapa alasan antara lain: 1) Sesuai dan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran 2) Materi yang dipilih harus sesuai dengan materi/isi pembelajaran dalam arti harus relevan 3) Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi pengguna 4) Kemampuan guru menggunakan suatu media 5) Kesesuaianya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada Guru memang harus memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia di kelas. Menurut Rustaman et al. (2003), media pembelajaran memiliki beberapa manfaat antara lain : 1) Memperjelas dan memperkaya/melengkapi informasi yang diberikan secara verbal 2) Meningkatkan motivasi dan perhatian peserta didik untuk belajar 3) Menambah variasi peyajian materi 4) Kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak mudah dilupakan peserta didik 5) Memberikan pengalaman yang lebih konkrit bagi hal yang mungkin abstrak Menurut Ibrahhim dan Nana (2003), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran antara lain: 1) Disesuaikan dengan tujuan pembelajaran 2) Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri 3) Kemampuan guru menggunakan suatu media 4) Keluwesan atau fleksibilitas dalam penggunaanya Kesesuaianya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada 5) Ketersediaan media tersebut 6) Biaya Menurut Arsyad (2007), ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran yang tepat yaitu media pembelajaran dipilih berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu media pembelajaran harus praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana atau sumber daya lainya untuk memproduksi maka tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal bukan jaminan sebagai media yang baik. Kriteria ini menuntun guru untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau dibuat oleh guru sendiri. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa guru sudah melakukan pemilihan media pembelajaran dengan tepat karena disesuaikan dengan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar, sarana pendukung, alokasi waktu, dan ketersediaan media. c. Pemilihan metode pembelajaran Dalam pengelolaan kelas, guru memang harus melakukan pemilihan metode pembelajaran dengan tepat. Guru perlu mempertimbangkan materi, kompetensi, dan waktu yang tersedia. Jika materi yang harus disampaikan banyak sementara waktu yang tersedia sedikit maka metode ceramah pun akan tepat digunakan kalau kompetensinya hanya peserta didik dituntut agar mampu memahami atau mengetahui tentang materi yang diajarkan. Walau demikian guru diharapkan mampu memvariasikan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran biologi agar peserta didik tidak jenuh dengan proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang bervariasi dan tepat akan membuat peserta didik lebih senang dan tidak bosan dengan pembelajaran sehingga akan meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran biologi. Metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran biologi sangat beragam. Selain metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab, metode eksperiment pun sangat tepat digunakan. Seperti yang sudah dilaksanakan guru biologi di SMA 1 Slawi. Guru melakukan praktek uji makanan sederhana dan sistem pernafasan. Hal ini tepat dilakukan karena peralatanya mendukung. Untuk materi pencemaran lingkungan misalnya, guru bisa juga menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) karena letak SMA 1 Slawi berada di tengah kota yang dekat dengan pasar dan pabrik teh. Metode penugasan pun tepat diterapkan, misalnya peserta didik diberi tugas untuk mengeksplor mengenai kelainan pada sistem pencernaan manusia dan dipresentasikan di depan kelas. Hal ini mudah dilakukan karena di SMA 1 Slawi menyadiakan wifi, tidak membutuhkan waktu lama, dan mendukung pencapaian kompetensi dasar materi sistem pencernaan yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia). Metode diskusi juga sering digunakan oleh guru. Metode diskusi yang disampaikan secara kelompok atau individu. Seorang peserta didik mempresentasikan suatu materi mamalia yang sebelumnya telah ditentukan oleh guru kemudian peserta didik lain menyimak dan menanggapinya. Jika ada pertanyaan, peserta didik itulah yang menjawab semua pertanyaan. Guru bertindak sebagai fasilitator untuk membantu menjawab pertanyaan yang belum bisa dijawab atau sudah dijawab tapi penanya belum puas dengan jawaban presentator. Metode ini sangat baik untuk melatih mental peserta didik. Melatih agar bertanggung jawab dengan apa yang disampaikan kepada peserta didik lain. Ibrahim dan Nana (2003), mengatakan bahwa dengan metode tanya jawab maka akan terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dengan peserta didik. Dengan metode diskusi maka terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan pendapat. Metode ini memiliki beberapa kelebihan antara lain merangsang keberanian dan kreativitas peserta didik dalam mengemukakan gagasan, membiasakan peserta didik bertukar pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan juga peserta didik belajar bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran bersama. Menurut Rustaman et al. (2003), dengan melakukan eksperimen, peserta didik akan lebih yakin atas suatu hal daripada yang diterima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan peserta didik. Ibrahim dan Nana (2003) mengatakan bahwa metode eksperiment membuat peserta didik lebih aktif karena peserta didik melakukan percobaan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan yang diajukan. Kekurangan metode eksperimen adalah menuntut berbagai peralatan yang terkadang tidak mudah diperoleh. Menurut Rustaman et al. (2003), metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran biologi yaitu metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kooperatif, demontrasi, ekspositori/pameran, karyawisata, penugasan, eksperimen, dan bermain peran. Menurut Ibrahim dan Nana (2003), untuk memilih metode mengajar yang akan digunakan perlu dipertimbangkan faktor-faktor yaitu kesesuaian dengan tujuan dan keterlaksanaan dilihat dari waktu dan sarana. Menurut Tim pelaksana program rintisan SKM SMA 9 Yogyakarta (2008), salah satu tujuan mendasar dengan diterapkanya moving class yaitu meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa dari sepuluh macam metode pembelajaran yang dapat digunakan pada pembelajaran biologi, enam diantaranya sudah pernah diterapkan oleh guru. Dalam menggunakan metode pembelajaran, guru mempertimbangkan materi, kompetensi, dan waktu yang tersedia. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa guru sudah memvariasikan metode pembelajaran dan sudah melakukan pemilihan metode pembelajaran dengan tepat. d. Efisiensi waktu Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dalam penerapan moving class pada pembelajaran biologi menemui kendala berupa waktu pembelajaran yang belum efisien. Untuk mengatasi hal tersebut sekolah membuat strategi berupa pengelolaan perpindahan peserta didik dan pengelolaan administrasi guru dan peserta didik agar pelaksanaan pembelajaran dengan movng class berjalan lancar tetapi pada kenyataanya masih menemui kendala yaitu beberapa peserta didik yang terlambat masuk kelas sehingga berpengaruh juga pada pembelajaran. Dari 45 menit jam belajar, 5 menit digunakan untuk berpindah dengan toleransi keterlambatan 10 menit. Jadi rata-rata waktu pembelajaran yang efektif adalah 30 menit. Kendala ini dapat diatasi dengan memberikan pengertian pada peserta didik tentang pentingnya disiplin dan dapat juga dengan pemberian sanksi yang tegas pada peserta didik yang kurang disiplin masuk kelas. Awalnya mungkin banyak menemui kendala tetapi seiring berjalanya waktu maka guru dan peserta didik akan terbiasa dengan kegiatan pembelajaran seperti ini. Selama penelitian, keterlambatan yang terjadi di kelas tersebut hanya satu kali. Setelah mendapat teguran, peserta didik kembali disiplin masuk kelas. hal ini didukung pernyataan dari guru 1 dan guru 2 bahwa peserta didik memang kadang terlambat atau membolos tetapi setelah mendapatkan teguran dari guru, mereka kembali disiplin dalam mengikuti pembelajaran. Menurut Sukarno et al. (2010), keterlaksanaan dan ketercapaian sistem belajar moving class perlu diadakan evaluasi. Evaluasi meliputi pemanfaatan sarana prasarana penunjang, alat peraga dan media pembelajaran, efesiensi waktu , dan minat belajar peserta didik. Sedangkan menurut Tim pelaksana program rintisan SKM SMA 9 Yogyakarta (2008), salah satu tujuan mendasar dengan diterapkanya moving class yaitu meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. pernyataan in didukung oleh Tim RSMABI SMA 1 Slawi (2010), salah satu tujuan mving class adalah meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu pembelajaran guru mapel karena tetap berada di ruang mata pelajarannya, sehingga guru mata pelajaran tidak terganggu dengan hal-hal lain. Menurut Rohani (2004), pembelajaran yang baik adalah apabila proses pembelajaran itu menggunakan waktu yang cukup sekaligus dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan penggunaan waktu yang efisien dapat membuahkan hasil yang efektif. Dengan sedikit penjelasan dari guru diharapkan peserta didik cepat memahami suatu pelajaran. Oleh karena itu, ketepatan menerapkan metode dan penggunaan media pembelajaran perlu diperhatikan oleh para guru. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan moving class pada pembelajaran biologi belum sepenuhnya dapat membuat waktu pembelajaran lebih efisien. Meskipun demikian pembelajaran tetap berlangsung dengan baik, hasil belajar dan minat belajar peserta didik pun meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 11 Data hubungan antara minat, sikap, dan hasil belajar Kategori Minat Cukup minat Rata-rata nilai akhir 82 79 Prosentase 51% 49% Skor sikap 21 10 Prosentase 67.75% 32.25% Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa peserta didik yang menyatakan minat mengikuti pembelajaran biologi memiliki rata-rata nilai akhir yang lebih tinggi dibanding dengan peserta didik yang menyatakan cukup minat. Rata-rata nilai peserta didik yang menyatakan minat adalah 82 sedangkan yang menjawab cukup minat adalah 79. Selain itu, jika peserta didik yang bersikap sangat baik diberi skor 2 dan baik diberi skor 1 maka peserta didik yang menjawab minat, memilki rata-rata sikap yang lebih tinggi dibanding dengan peserta didik yang menyatakan cukup minat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik meningkat. c. Minat belajar Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 29 peserta didik yang mengisi angket, 45% peserta didik menyatakan cukup minat dan 55% menyatakan minat. Dengan berpindah-pindah kelas setiap pergantian pelajaran maka peserta didik tidak merasa bosan dan jenuh. Setiap kelas di desain sesuai karakteristik mata pelajaran, jadi setiap ganti kelas, suasananya pun berbeda. Perjalanan menuju ke kelas berikutnya juga membuat peserta didik dapat menghirup udara segar di luar kelas. Hal ini membuat peserta didik mengurangi rasa kantuk yang sering mereka alami ketika mengikuti pelajaran sebelumnya. Dengan demikian peserta didik akan lebih semangat untuk mengikuti pelajaran berikutnya. Minat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran pun meningkat. Peserta didik yang minat belajarnya meningkat mengindikasikan bahwa para peserta didik senang dan tertarik dengan pembelajaran biologi yang dilakukan oleh guru . Dengan demikian peserta didik akan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran biologi, baik karena ingin mengetahui ilmu yang disampaikan guru atau pun untuk mendapatkan nilai yang bagus. Selain itu peserta didik selalu memperhatikan penjelasan guru pada saat pembelajaran biologi berlangsung dan selalu mengulang pelajaran biologi yang diberikan oleh guru serta belajar sebelum pembelajaran biologi dimulai meskipun tidak ada tugas atau ulangan. Jika ada materi yang kurang paham, peserta didik bertanya kepada guru atau teman yang lebih pintar. Bahkan akan sangat mungkin jika mereka mengambil jurusan yang berhubungan dengan biologi ketika mendaftar di perguruan tinggi. Menurut Tim pelaksana program rintisan SKM SMA 9 Yogyakarta (2008), tujuan mendasar dengan diterapkanya moving class yaitu meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik. Hal serupa diungkapkan oleh Tim RSMABI SMA 1 Slawi (2010), salah satu tujuan moving class adalah meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan moving class dapat meningkatkan minat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran biologi. 3. Kepuasan peserta didik dan guru a. Kepuasan peserta didik Berdasarkan hasil penelitian, dari 29 peserta didik yang mengisi angket, 69% peserta didik menyatakan puas dan 31% menyatakan cukup puas. Dari hasil angket tersebut, dapat diketahui kalau sebagian besar peserta didik setuju bahwa moving class lebih baik dibanding dengan kelas menetap. Moving class cocok diterapkan pada pembelajaran biologi karena di kelas sudah tersedia media pembelajaran sehingga mendukung suksesnya pelaksanaan pembelajaran biologi. Setiap kelas memiliki suasana yang berbeda sesuai dengan mata pelajaranya sehingga peserta didik tidak jenuh dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar biologi. Selain itu suasana kelas lebih menyenangkan karena mencerminkan karakteristik mata pelajaran sehingga membuat peserta didik lebih fokus mengikuti pembelajaran biologi. Dengan diterapkanya moving class maka secara tidak langsung melatih peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan sistem yang diterapkan di perguruan tinggi. Berdasarkan hasil angket terbuka mengenai kepuasan peserta didik terhadap moving class pada pembelajaran biologi, dapat diketahui bahwa peserta didik merasa puas tetapi ada beberapa kendala yaitu peserta didik merasa lelah karena harus membawa perlangkapan belajar mereka kemana pun. Hal ini dapat diatasi dengan penyediaan loker untuk masing- masing peserta didik. Di SMA 1 Slawi, loker hanya digunakan oleh peserta didik yang sedang mengikuti pelajaran olahraga. Kendala ini dapat diatasi dengan cara peserta didik tetap membawa perlengkapan belajar mereka saat pergantian pelajaran tetapi pada saat istirahat mereka bisa meletakanya di kelas yang akan mereka masuki setelah istirahat. Peserta didik harus memastikan kelas dalam keadaan tertutup ketika akan ditinggalkan. Atau bisa juga mereka bergantian untuk menjaganya. Selain itu jika ada peserta didik lain dalam satu kelas yang tidak keluar kelas maka mintalah tolong untuk menjaga kelas ketika peserta didik lain sedang istirahat di luar kelas atau di kantin. Kendala lain yang cukup banyak dikeluhkan oleh peserta didik adalah kebersihan kelas yang kurang terjaga dan kehilangan perlengkapan belajar seperti bolpoint, pensil atau penghapus. Kendala ini dapat diatasi dengan tetap menanamkan pada diri peserta didik mengenai kepemilikan kelas. Jadi meskipun mereka tidak punya kelas menetap tetapi kebersihan selalu dijaga. Ada juga kelompok belajar yang selalu membersihkan kelas pertama yang mereka tempati. Kebiasaan ini dapat juga meminimalisir keadaan kelas yang kotor. Peserta didik hendaknya selalu meneliti kelengkapan belajarnya sehingga tidak akan ada yang tertinggal di kelas. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peserta didik puas terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi. Walaupun ada beberapa kendala tetapi dapat diatasi dengan cara seperti yang telah penulis jelaskan pada uraian sebelumnya. b. Kepuasan guru Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa guru 1 puas terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi karena media pembelajaran dan alat peraga sudah tersedia di kelas sehingga guru dapat menggunakanya untuk mendukung pembelajaran. Dengan moving class, guru 1 tidak perlu berpindahpindah kelas jadi lebih mudah mendesain kelas dan mengelola pembelajaranya tanpa terganggu oleh mata pelajaran lain. Sedangkan guru 2 menyatakan cukup puas dengan penerapan moving class pada pembelajaran biologi. Hal ini dikarenakan kelas yang digunakan guru 2 yaitu kelas R.108 masih belum tersedia media pembelajaran dan alat peraga yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran biologi. Sarana yang mendukung pembelajaran hanya berupa komputer, sound system, dan LCD yang sering guru 2 gunakan untuk menayangkan video yang berkaitan dengan materi pelajaran. Sementara di kelas biologi lain yang digunakan oleh guru 2 yaitu kelas R.120. memang sudah tersedia media pembelajaran tetapi belum ada alat peraga, komputer, dan LCD. Untuk mengatasi hal ini guru 2 dapat memanfaatkan LCD untuk menayangkan media gambar untuk mendukung pembelajaran biologi. Jadi, sementara sekolah berusaha untuk melengkapi sarana dan prasarana kelas biologi, guru dapat memanfaatkan sarana yang ada terlebih dahulu untuk mendukung suksesnya pembelajaran biologi. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kedua guru puas terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi karena memudahkan mereka dalam melaksanakan pembelajaran dan mengelola kelas. Meskipun ada kendala tetapi masih bisa diatasi dan pembelajaran tetap berlangsung dengan baik. Menurut Arikunto & Cepi (2009), hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan kegiatan atau program yang sedang berjalan. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diuaraikan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa pada pelaksanaan pembelajaran biologi, guru melakukan pengelolaan kelas yang baik yaitu dengan menciptakan kondisi fisik dan emosional yang baik, melakukan pemilihan media dan metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan minat belajar peserta didik. SMA 1 Slawi memiliki 3 kelas biologi yang memiliki kelengkapan sarana prasarana yang berbeda tetapi hal tersebut bisa diatasi dan tidak mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran biologi. Enam puluh Sembilan persen peserta didik menyatakan puas dan tiga puluh satu persen menyatakan cukup puas tershadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi di SMA 1 Slawi tahun 2011. Guru 1 menyatakan puas dan guru 2 menyatakan cukup puas terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi di SMA 1 Slawi tahun 2011. Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dikatakan bahwa penerapan moving class pada pembelajaran biologi di SMA 1 Slawi tahun 2011 sudah berjalan baik tetapi ada beberapa hal yang masih perlu diperbaiki karena belum sesuai harapan seperti yang tertulis pada tujuan moving class antara lain : 1. Menyediakan sumber belajar, alat peraga, sarana belajar sesuai karakteristik pelajaran Belum sepenuhnya tercapai, kelas R.115 dan R120 sudah tersedia media pembelajaran biologi sehingga sesuai dengan karakteristik biologi tetapi masih perlu dilengkapi lagi agar lebih mendukung pelaksanaan pembelajaran biologi. sedangkan kelas R108 belum tersedia media dan alat peraga biologi sehingga belum sesuai dengan karakteristik biologi. 2. Meningkatkan kualitas pembelajaran (ada kelas biologi dan pengelolaan kelas) Sudah tercapai karena sudah tersedia kelas yang nantinya khusus digunakan untuk pembelajara biologi dengan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran biologi. Guru sudah melakukan pengelolaan kelas yang baik yaitu dengan melakukan pemilihan media dan metode pembelajaran yang tepat dan menyediakan kondisi fisik dan emosional yang baik. 3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran Tujuan ini belum sepenuhnya tercapai karena masih sering terjadi beberapa hal yang mengindikasikan belum efektif dan efisienya waktu pembelajaran antara lain terkadang peserta didik datang tidak tepat waktu. 4. Meningkatkan disiplin guru dan peserta didik Tujuan ini sudah terpenuhi karena dengan moving class, guru dan peserta didik dituntut untuk hadir di kelas tepat waktu. Dalam pelaksanaanya guru dan peserta didik selalu mencoba untuk disiplin walaupun terkadang ada beberapa kendala yang dihadapi antara lain pembelajaran sebelumnya tidak berakhir tepat waktu sehingga berpengaruh pada pembelajaran berikutnya, jika sebelumnya pelajaran olahraga peserta didik sering masuk kelas terlambat dikarenakan lelah sehingga mereka menunda untuk masuk ke kelas berikutnya bahkan terkadang ada yang membolos. 5. Meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran Sudah terpenuhi tetapi akan lebih baik lagi jika media pembelajaran biologi dilengkapi lagi. 6. Meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik Sudah terpenuhi karena 69% peserta didik menyatakan puas dengan diterapkanya moving class pada pembelajaran biologi. Selain itu 55% peserta didik juga menyatakan bahwa mereka minat mengikuti pembelajaran biologi dan hasil belajarnya pun meningkat. Dengan Context berupa keadaan kelas biologi yang baik untuk pelaksanaan pembelajaran biologi. Input berupa kelengkapan sarana dan prasarana yang disediakan sekolah serta strategi yang diterapkan untuk mengatasi kendala dalam penerapan moving class pada pembelajaran biologi berupa pengelolaan perpindahan peserta didik, pengelolaan administrasi guru dan peserta didik, pengelolaan ruang belajar mengajar, pengelolaan program remedial dan pengayaan, serta pengelolaan penilaian. Meskipun penerapan strategi tersebut masih ada kendala tetapi Process pembelajaran biologi tetap berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket kepuasan guru dan peserta didik serta hasil belajar peserta didik. Sehingga Product yang dihasilkan baik yaitu dari enam tujuan moving class, empat diantarana sudah tercapai. Jika diprosentasekan maka 67% tujuan penerapan moving class pada pembelajaran biologi sudah tercapai. Jadi, dapat dikatakan bahwa penerapan moving class pada pembelajaran biologi di SMA 1 Slawi tahun 2011 berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat lebih jelas melalui tabel berikut : 78 Tabel 12 Hasil evaluasi dengan pendekatan CIPP Conteks d. Bagaimana keadaan kelas biologi? kondisi fisik dan emosional baik e. Apa sajakah kebutuhan yang belum dipenuhi dalam pembelajaran? Sarana prasarana, media pembelajaran, dan alat peraga perlu dilengkapi agar sesuai dengan karakteristik biologi f. Apa sajakah tujuan penerapan moving class pada pembelajaran biologi yang belum dan sudah tercapai? yang sudah tercapai : Meningkatkan disiplin guru dan peserta didik Meningkatkan keterampilan guru Meningkatkan minat dan hasil belajar Meningkatkan kualitas pembelajaran yang belum : Input c. Bagaimanakah kelangkapan sarana dan prasaranan di kelas biologi? Sarana dan prasarana perlu dilengkapi, kelas R.115 dan R.120 sudah sesuai karakteristik biologi tetapi R.108 belum d. Efektifkah strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan penerapan moving class pada pembelajaran biologi? 1) Pengelolaan perpindahan peserta didik Guru dan peserta berusaha disiplin Peserta didik tidak bingung dalam menempatkan diri di kelas Ada sanksi yang jelas bagi peserta didik yang terlambat/ bolos pelajaran 2) Pengelolaan ruang belajar mengajar Guru bebas menggunakan sapras, media, dan alat peraga yang tersedia di kelas Guru bebas mengelola kelas Proses c. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan moving class? Guru melakukan pengelolaan kelas yang baik, pemilihan metode dan media pembelajaran yang tepat d. Kendala-kendala apakah yang dialami guru dan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran dengan moving class? 1) Guru masih ikut berpindah (belum menetap) solusi : Guru berpindah di kelas lain yang juga digunakan untuk pembelajaran biologi 2) Masih ada kelas yang belum sesuai karakteristik biologi solusi : Sapras, media, dan alat peraga dilengkapi Di kelas yang sudah terdapat LCD bisa memanfaatkanya untuk menayangkan gambar 2 atau 3 dimensi dan video pembelajaran sebagai pengganti media dan alat peraga Untuk materi lingkungan, di sekitar sekolah tersedia sumber belajar yang baik seperti pasar. Sekolah juga menyediakan sumber belajar melalui wifi/internet untuk mengeksplor lebih jauh mengenai materi pelajaran Produk Apakah tujuan moving class sudah tercapai? 1) Sapras kelas belum lengkap 2) Ada 3 kelas yang nantinya digunakan untuk pembelajaran biologi dan guru sudah melakukan pengelolaan kelas yang baik 3) Belum sepenuhnya meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran 4) Meningkatkan disiplin peserta didik dan guru 5) Guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran 6) Meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik Dengan keadaan kelas yang baik tetapi sarana dan prasarana belum lengkap, pelaksanaan pembelajaran tetap berjalan dengan baik Ada kelas yang belum sesuai karakteristik biologi Belum meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran 3) Pengelolaan administrasi guru dan peserta didik Guru dapat mengetahui peserta didik yang masuk/ membolos pada pelajaranya 4) Pengelolaan program Remedial dan pengayaan Peserta didik dapat memenuhi kompetensi dasar yang diminta 5) Pengelolaan penilaian mengetahui hasil belajara peserta didik Dapat mengetahui hasil belajar semua kelas karena disimpan di satu komputer yang sama milik sekolah 3) Waktu pembelajaran kurang efisien dengan adanya perpindahan peserta didik solusi : Perlu ditekankan lagi mengenai pentingnya disiplin pada guru dan peserta didik Sanksi yang tegas bagi yang melanggar peraturan 4) Keadaan kelas kotor solusi : Peserta didik hendaknya tetap membangun rasa kepemilikan terhadap semua kelas membersihkan kelas pertama yang mereka tempati 5) Sering kehilangan perlengkapan belajar solusi : Selalu periksa perlengkapan kelas sebelum berpindah ke kelas berikutnya 6) Membawa perlengkapan belajar yang berat kemana pun solusi : Tas diletakan di kelas yang akan ditempati setelah jam istirahat 7) Lelah karena pindah ke kelas yang jauh solusi : Perpindahan diusahan ke kelas yang terdekat BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Guru menyediakan kondisi fisik dan emosional yang baik, melakukan pemilihan metode dan media pembelajaran yang tepat saat pelaksanaan pembelajaran di kelas. Jadi, meskipun masih ada beberapa hambatan tetapi pembelajaran berjalan dengan cukup baik, hasil belajar dan minat belajar peserta didik pun meningkat. 2. Ada 3 kelas yang nantinya khusus sebagai kelas biologi. Sarana, prasarana, media pembelajaran, dan alat peraga yang tersedia masih perlu dilengkapi agar mendukung pembelajaran biologi. 3. Enam puluh sembilan persen peserta didik menyatakan puas, tiga puluh satu persen menyatakan cukup puas dengan penerapan moving class pada pembelajaran biologi sedangkan guru 1 menyatakan puas dan guru 2 menyatakan cukup puas terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi. B. Saran 1. Bagi guru yang masih moving hendaknya berpindah ke kelas yang juga digunakan untuk pembelajaran biologi. 2. Sarana prasarana, media, dan alat peraga dilengkapi 3. Di kelas yang sudah terdapat LCD bisa memanfaatkanya untuk menayangkan gambar 2 atau 3 dimensi dan video pembelajaran sebagai pengganti media dan alat peraga 4. Untuk materi lingkungan, di sekitar sekolah tersedia sumber belajar yang baik seperti pasar. 5. Sekolah juga menyediakan sumber belajar melalui wifi/internet untuk mengeksplor lebih jauh mengenai materi pelajaran 6. Perlu ditekankan lagi mengenai pentingnya disiplin pada guru dan peserta didik 79 7. Sanksi yang tegas bagi yang melanggar peraturan 8. Peserta didik hendaknya tetap membangun rasa kepemilikan terhadap semua kelas 9. Membersihkan kelas pertama yang meraka tempati 10. Selalu memeriksa perlengkapan kelas sebelum berpindah ke kelas berikutnya 11. Tas diletakan di kelas yang akan ditempati setelah jam istirahat sehingga dapat peserta didik tidak selalu membawa beban berat kemana pun. 12. Perpindahan diusahan ke kelas yang terdekat C. Rekomendasi 1. Bagi Guru Biologi a. Dalam pelaksanaan pembelajaran biologi, guru akan lebih baik jika memvariasikan lagi metode pembelajaran yang digunakan karena begitu banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran biologi. b. Lebih memvariasikan desain kelas agar peserta didik tidak jenuh dengan suasana kelas. 2. Bagi Sekolah a. Penamaan ruang kelas sebaiknya sesuai dengan jurnal teknis moving class yaitu diberi nama sesuai mata pelajaranya, misalnya kelas biologi 1, kelas biologi 2, kelas biologi 3, dan seterusnya b. Sarana dan prasarananya perlu dilengkapi yaitu media pembelajaran dan alat peraga di kelas R.108 dan R.120 sementara LCD dan komputer di kelas R.120 juga perlu dipasang. c. Perpindahan kelas diatur sedemikian rupa sehingga peserta didik selalu berpindah ke kelas yang terdekat dan hal ini diharapkan dapat mengurangi keluhan lelah saat perpindahan kelas yang cukup banyak dialami peserta didik. d. Sebaiknya dibuat juga sanksi bagi guru yang kurang disiplin e. Perlu adanya sosialisasi kembali mengenai moving class baik pada guru ataupun peserta didik. Sosialisasi untuk guru dapat dilakukan oleh kepala sekolah atau wakil kepala sekolah bidang kurikulum sedangkan untuk peserta didik dilakukan oleh wali kelas. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. _________ 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi & Cepi Safrudin Abdul Jabar. 2009. Evaluasi Program Pendidikan pedoman teoritis bagi praktisi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. [BSNP] Badan Standar Nasional Pendidikan.2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses untuk pendidikan dasar dan menengah. Jakarta. [BSNP] Badan Standar Nasional Pendidikan.2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: BSNP. Herlina. 2007. Pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar biologi peserta didik (skripsi).jakarta : UIN Syarif Hidayatullah. Ibrahim dan Nana syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Julianto. Teguh. 2008. Peningkatan Kualitas Pembelajaran : antara profesionalitsa guru, media pembelajaran dan kualitas pembelajaran. Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 1. Kaluge, Laurens & Aos Santosa Hadiwijaya. 2007. Good Practices in Instructional Process Among Current Educational Programs For Basic Education in Indonesia. Jurnal Ilmu Pendidikan. No. 3. Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Prabawa, Nanang. 2009. Pembelajaran sejarah dengan model moving class di SMA 1 Bantul tahun 2009/2010 (skripsi). Semarang : UNNES. Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka cipta. Rustaman, Nuryani dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Jurusan Biologi FMIPA Unnes. Sodikin dkk. 2009.Jurnal Penyesuaian dengan Modus Pembelajaran Untuk Siswa SMA Kelas X. Jurnal Teknologi Informasi, Vol. V, No. 2. Sukarno. 2001. Media Metoda dan Pengelolaan Kelas terhadap Keberhasilan Praktek Lapangan Kependidikan. Jurnal Pendidikan Universitas Negeri Padang XXVI (04): halaman 429. Sukarno dkk. 2010. Petunjuk Teknis Pengembangan Strategi Belajar Sistem Kelas Bergerak (Moving Class) Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Surjana, Andyarto. 2002. Efektivitas Pengelolaan Kelas. Jurnal Pendidikan Penabur Th.1, No.1. Suyanto, Slamet. 2008. Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional Melalui Organisasi Belajar : Konsep dan Implementasi. Cakrawala Pendidikan, Vol. XXVII, No. 3. Tayipnapis, farida yusuf. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta TIM Biologi Umum. 2007. Bahan Ajar Biologi Umum. Jurusan Biologi FMIPA Unnes. TIM Moving Class RSMABI SMA 1 Slawi. 2010. Laporan Rancangan Program Pembelajaran dengan sistem pindah kelas (moving class) SMA 1 Slawi. TIM Pelaksana Program Rintisan Sekolah Kategori mandiri (SKM). 2008. Laporan Rancangan Program Pembelajaran dengan sistem pindah kelas (moving class) SMA 9 Yogyakarta. Yogyakarta. On line at http://www.sma9-jogja.com. [diakses tanggal 6 agustus 2010]. TIM Pelaksana Program Rintisan Sekolah Kategori mandiri (SKM). 2008. Laporan Rancangan Program Pembelajaran dengan sistem pindah kelas (moving class) SMA 4 Kayuagung. Kayuagung. On line at www.sman4kag.sch.id [diakses tanggal 6 agustus 2010]. Widoyoko, S Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Zesi. 2010. Analisis Penerapan Sistem Moving Class di SMK N 6 Surakarta Tahun 2010. (skripsi). Surakarta : UNS. 83 Lampiran 1 Kisi-kisi pengembangan lembar observasi pengelolaan kelas komponen kondisi fisik kondisi emosional indikator Ruang tempat belajar harus memungkinkan semua peserta didik untuk bergerak leluasa Tempat duduk peserta didik sebaiknya diatur agar memungkinkan terjadinya tatap muka dengan guru Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan peserta didik Jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan panas matahari dan udara segar masuk Perlengkapan kelas hendaknya disimpan pada tempat yang khusus sehingga mudah dicapai Barang yang nilai praktisnya tinggi seperti buku pelajaran disimpan dalam lemari di ruang kelas Tipe kepemimpinan guru Sikap sabar dan bersahabat dengan peserta didik Tekanan suara guru bervarisi, jelas, dan sedikit rileks Pembinaan hubungan baik dengan peserta didik no. pernyataan 1a 1b 1c 1d 1e 1f 2a 2b 2c 2d 84 Lampiran 2 LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN KELAS Kelas : Hari/tanggal : No. Aspek yang diamati Ya Tidak kondisi fisik 3. 1. a. Ruang tempat belajar harus memungkinkan semua siswa untuk bergerak leluasa b. Tempat duduk siswa sebaiknya diatur agar memungkinkan terjadinya tatap muka dengan guru c. Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa d. Jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan panas matahari dan udara segar masuk e. Perlengkapan kelas hendaknya disimpan pada tempat yang khusus sehingga mudah dicapai f. Barang yang nilai praktisnya tinggi seperti buku pelajaran disimpan dalam lemari di ruang kelas. kondisi emosional 4. 2 2 a. Tipe kepemimpinan guru 2 b. Sikap sabar 2 dan bersahabat dengan siswa 2 c. Tekanan suara 2 guru bervarisi, jelas, dan sedikit rileks 2 d. Pembinaan. hubungan baik dengan siswa Guru yang diobservasi Observer ........................... ...................... Catatan 85 Lampiran 3 Kisi-kisi lembar observaasi perpindahan peserta didik Indikator 1) Peserta didik berpindah ruang belajar sesuai mata pelajaran yang diikuti berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan 2) Tolerenasi waktu perpindahan antar kelas adalah 5 menit. 3) Peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan tempat duduknya sendiri 4) Peserta didik perlu ditegaskan peraturan tentang penggunaan ruang dan tata tertib dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran serta konsekuensinya 5) Bel tanda perpindahan suatu kegiatan pembelajaran dibunyikan pada saat pelajaran kurang 5 menit. 6) Sebelum tersedia loker, peserta didik diperkenankan membawa tas masuk dalam ruang belajar. Kegiatan pembelajaran di Laboratorium dibuat peraturan tersendiri hasil kesepakatan guru dengan laboran 7) Peserta didik diberi toleransi keterlambatan 10 menit, diluar waktu tersebut peserta didik tidak diperkenankan masuk kelas sebelum melapor kepada guru piket. 8) Keterlambatan berturut-turut lebih dari 3 (tiga) kali diadakan tindakan pembinaan yang dilakukan urusan Kurikulum/Akademik bersama dengan Guru Pembimbing. No. pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 86 Lampiran 4 LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN PERPINDAHAN PESERTA DIDIK Kelas : Guru mapel : No. Aspek yang diamati 1 Peserta didik berpindah ruang belajar sesuai mata pelajaran yang diikuti berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan 2 Tolerenasi waktu perpindahan antar kelas adalah 5 menit. Peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan tempat duduknya sendiri Bel tanda perpindahan suatu kegiatan pembelajaran dibunyikan pada saat pelajaran kurang 5 menit. Sebelum tersedia loker, peserta didik diperkenankan membawa tas masuk dalam ruang belajar. Peserta didik diberi toleransi keterlambatan 10 menit, diluar waktu tersebut peserta didik tidak diperkenankan masuk kelas sebelum melapor kepada guru piket. Keterlambatan berturut-turut lebih dari 3 (tiga) kali diadakan tindakan pembinaan yang dilakukan urusan Kurikulum/Akademik bersama dengan Guru Pembimbing. 3 4 5 6 7 Ya Tidak catatan Observer ………………. 87 Lampiran 5 Kisi-kisi lembar observasi pencapaian tujuan moving class Indikator No. pernyataan 1. Menyediakan sumber belajar, alat peraga, sarana belajar sesuai karakteristik pelajaran 2. Meningkatkan kualitas pembelajaran (ada kelas biologi dan pengelolaan kelas) 3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran 4. Meningkatkan disiplin guru dan peserta didik 5. Meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran 6. Meningkatkan minat 1 2 3 4 5 6 88 Lampiran 6 LEMBAR OBSERVASI PENCAPAIAN TUJUAN PENERAPAN MOVING CLASS Kelas : Guru mapel : No. Aspek yang diamati 1 Menyediakan sumber belajar, alat peraga, sarana belajar sesuai karakteristik pelajaran 2 Meningkatkan kualitas pembelajaran (ada kelas biologi dan pengelolaan kelas) 3 Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran 4 Meningkatkan disiplin guru dan peserta didik 5 Meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran Ya Tidak catatan Observer ………………… 89 Lampiran 7 Kisi-kisi pengembangan lembar angket kepuasan peserta didik komponen kepuasan peserta didik terahadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi indikator subindikator sikap terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi manfaat pembelajaran biologi dengan moving class meningkatkan motivasi kelebihan moving class 2 dalam belajar dalam berteman dalam mendapat nilai Pembelajaran di kelas Efektivitas pembelajaran Kebersihan kelas Efektivitas pembelajaran Kebersihan kelas Keamanan kelas Media pembelajaran kendala yang dihadapi No. pertanyaan 1 Efektivitas pembelajaran Kebersihan kelas Keamanan kelas Media pembelajaran 3a 3b 3c 4a 4b 4c 5a 5b 5c 5d 6a 6b 6c 6d 7 8 9 upaya mengatasi kendala 10 tipe kepimimpinan guru dalam pengelolaan kelas guru bersikap sabar dan bersahabat dengan peserta didik suara guru terdengar jelas saat menyampaikan materi terjadi hubungan yang baik antara peserta didik dan guru 91 Lampiran 8 LEMBAR ANGKET KEPUASAN PESERTA DIDIK Angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data sesuai dengan keadaan. Untuk itu mohon diisi dengan jujur. Jawaban anda tidak mempengaruhi prestasi belajar anda di sekolah. Ikuti petunjuk cara menjawab di bawah ini : A. Identitas Nama : Kelas : Alamat : Di bawah ini ada 14 pernyataan, diharapkan menulis tanda cek (v) pada kolom huruf SS, S, TS, STS yang dapat dianggap sesuai dengan keadaan diri anda. B. Petunjuk pilihan SS : sangat setuju S : setuju TS : tidak setuju STS : sangat tidak setuju C. Contoh menjawab soal dalam angket Pernyataan No . 1 jawaban SS S TS STS Dengan Moving class hasil belajar biologi saya v meningkat Keterangan dari jawaban tersebut berarti anda SS (sangat setuju) terhadap pernyataan pada kolom pernyataan. LEMBAR ANGKET KEPUASAN PESERTA DIDIK No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pernyataan SS jawaban S TS STS Penerapan moving class pada pembelajaran biologi telah meningkatkan hasil belajar saya. Penerapan moving class pada pembelajaran biologi telah meningkatkan minat belajar saya. Dengan diterapkanya moving class, suasana ruang kelas jadi lebih bervariasi. Penerapan moving class pada pembelajaran biologi telah meningkatkan keberanian saya untuk bertanya, menjawab, mengemukakan pendapat dan bersikap terbuka pada setiap mata pelajaran. Penerapan moving class pada pembelajaran biologi membuat saya lebih disiplin dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran biologi dengan moving class lebih menguntungkan karena sumber belajar, alat peraga, dan sarana belajar yang sesuai dengan karakter mata pelajaran telah tersedia di kelas. Pembelajaran biologi dengan moving class lebih menguntungkan karena saya dapat lebih fokus pada materi pelajaran, Pembelajaran biologi dengan moving class lebih menguntungkan karena suasana kelas menyenangkan, Pembelajaran biologi dengan moving class lebih menguntungkan karena interaksi saya dengan guru lebih intensif. Pembelajaran biologi dengan moving class lebih menguntungkan karena menghindarkan saya dari kejenuhan di kelas. Keterangan : 4 : sangat puas SS : skor 4 Skor ≥ 40 3 : puas S : skor 3 Skor 30 – 39 : puas 2 : cukup puas TS : skor 2 Skor 20 – 29 : cukup puas 1 : tidak puas STS : skor 1 Skor ≤ 20 : sangat puas : tidak puas 93 Lampiran 9 Kisi-kisi pengembangan lembar angket minat peserta didik komponen minat belajar peserta didik indikator Selalu memperhatikan penjelasan guru pada saat pembelajaran biologi berlangsung Senang dan tertarik dengan pembelajaran biologi yang dilakukan oleh guru Termotivasi untuk mengikuti pembelajaran biologi karena ingin mengetahui ilmu yang disampaikan guru Termotivasi untuk mengikuti pembelajaran biologi karena ingin mendapatkan nilai yang bagus Selalu mengulang pelajaran biologi yang diberikan oleh guru Selalu belajar sebelum pembelajaran biologi dimulai meskipun tidak ada tugas atau ulangan Akan bertanya kepada guru atau teman yang lebih pintar jika ada materi pelajaran biologi yang belum paham Akan mengambil jurusan yang berhubungan dengan biologi ketika mendaftar di perguruan tinggi No. pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 94 Lampiran 10 LEMBAR ANGKET MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK Angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data sesuai dengan keadaan. Untuk itu mohon diisi dengan jujur. Jawaban anda tidak mempengaruhi prestasi belajar anda di sekolah. Ikuti petunjuk cara menjawab di bawah ini : D. Identitas Nama : Kelas : Alamat : Di bawah ini ada 8 pernyataan, diharapkan menulis tanda cek (v) pada kolom huruf SS, S, TS, STS yang dapat dianggap sesuai dengan keadaan diri anda. E. Petunjuk pilihan SS : sangat setuju S : setuju TS : tidak setuju STS : sangat tidak setuju F. Contoh menjawab soal dalam angket No Pernyataan . 1 jawaban SS S TS STS Saya selalu memperhatikan penjelasan guru pada v saat pembelajaran biologi berlangsung Keterangan dari jawaban tersebut berarti anda SS (sangat setuju) terhadap pernyataan pada kolom pernyataan. LEMBAR ANGKET MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK No . 1 2 3 4 5 6 7 8 Pernyataan SS Saya selalu memperhatikan penjelasan guru pada saat pembelajaran biologi berlangsung Saya senang dan tertarik dengan pembelajaran biologi yang dilakukan oleh guru Saya termotivasi untuk mengikuti pembelajaran biologi karena saya ingin mengetahui ilmu yang disampaikan guru Saya termotivasi untuk mengikuti pembelajaran biologi karena saya ingin mendapatkan nilai yang bagus Saya selalu mengulang pelajaran biologi yang diberikan oleh guru Saya selalu belajar sebelum pembelajaran biologi dimulai meskipun tidak ada tugas atau ulangan Saya akan bertanya kepada guru atau teman yang lebih pintar jika ada materi pelajaran biologi yang belum saya pahami Saya akan mengambil jurusan yang berhubungan dengan biologi ketika mendaftar di perguruan tinggi Keterangan : 4 : sangat minat SS : skor 4 3 : minat S : skor 3 2 : cukup minat TS : skor 2 1 : tidak minat STS : skor 1 Skor ≥ 32 : sangat minat Skor 24 – 31 : minat Skor 16 – 23 : cukup minat Skor ≤ 16 : tidak minat jawaban S TS STS 96 Lampiran 11 Kisi-kisi pengembangan lembar angket kepuasan guru komponen kepuasan guru terahadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi indicator subindikator mempermudah guru dalam mengelola pembelajaran guru lebih kreatif dan inovatif dalam mendesain kelas pemanfaatan waktu belajar lebih efisien mempermudah guru dalam mengelola suasana kelas guru tidak perlu berpindah-pindah ruangan guru lebih mudah dalam mengajar media pembelajaran sudah tersedia di dalam kelas Guru mata pelajaran dapat mengkondisikan ruang/laboratoriumn ya sesuai dengan kebutuhan setiap pertemuan tanpa harus terganggu oleh mata pelajaran lain meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media pembe-lajaran meningkatkan kedisiplinan guru no. pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 10 9 97 Lampiran 12 LEMBAR ANGKET KEPUASAN GURU Angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data sesuai dengan keadaan. Untuk itu mohon diisi dengan jujur. Jawaban anda tidak mempengaruhi apapun di sekolah. Ikuti petunjuk cara menjawab di bawah ini : G. Identitas Nama : Alamat : Di bawah ini ada 10 pernyataan, diharapkan menulis tanda cek (v) pada kolom huruf SS, S, TS, STS yang dapat dianggap sesuai dengan keadaan diri anda. H. Petunjuk pilihan SS : sangat setuju S : setuju TS : tidak setuju STS : sangat tidak setuju I. Contoh menjawab soal dalam angket Pernyataan No . 1 jawaban SS S TS STS Penerapan moving class pada pembelajaran v biologi mempermudah guru dalam mengelola pembelajaran? Keterangan dari jawaban tersebut berarti anda SS (sangat setuju) terhadap pernyataan pada kolom pernyataan. LEMBAR ANGKET KEPUASAN GURU No . Pernyataan jawaban SS 1 Penerapan moving class pada pembelajaran biologi mempermudah guru dalam mengelola pembelajaran. 2 Penerapan moving class pada pembelajaran biologi membuat guru lebih kreatif dan inovatif dalam mendesain kelas. 3 Penerapan moving class pada pembelajaran biologi membuat waktu belajar mengajar lebih efisien. 4 Penerapan moving class pada pembelajaran biologi mempermudah guru dalam mengelola suasana kelas. 5 Penerapan moving class pada pembelajaran biologi lebih baik karena guru tidak perlu berpindah-pindah ruangan. 6 Penerapan moving class pada pembelajaran biologi lebih baik karena guru lebih mudah dalam menggunakan berbagai media pembelajaran. 7 Penerapan moving class pada pembelajaran biologi lebih baik karena sumber belajar, alat peraga, dan sarana belajar yang sesuai dengan karakter mata pelajaran sudah tersedia di dalam kelas. 8 Penerapan moving class pada pembelajaran biologi lebih baik karena guru mata pelajaran dapat mengkondisikan ruang/laboratoriumnya sesuai dengan kebutuhan setiap pertemuan tanpa harus terganggu oleh mata pelajaran lain. 9 Penerapan moving class pada pembelajaran biologi lebih baik karena guru akan dituntut datang tepat waktu, karena kunci setiap ruang/laboratorium dipegang oleh masing-masing guru mata pelajaran. 10 Penerapan moving class pada pembelajaran biologi lebih baik karena meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehari-hari. S TS STS Keterangan : 4 : sangat puas SS : skor 4 3 : puas S : skor 3 2 : cukup puas TS : skor 2 1 : tidak puas STS : skor 1 Skor ≥ 40 : sangat puas Skor 30 – 39 : puas Skor 20 – 29 : cukup puas Skor ≤ 20 : tidak puas 100 Lampiran 13 LEMBAR IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KELAS BIOLOGI SMA 1 SLAWI Kelas : Guru mapel : No. Sarana dan prasarana Keterangan 101 Lampiran 14 Kisi-kisi wawancara kepada guru biologi komponen indikator pelaksanaan pembelajaran biologi di kelas biologi keadaan kelas bilogi metode pembelajaran yang digunakan kendala dalam pembelajaran Upaya guru dalam mengatasi kendala dalam pembelajaran hasil penerapan moving class pada pembelajaran biologi Tujuan moving class subindikator desain kelas media pembelajaran kelengkapan sarana dan prasarana No. butir wawancara 1a 1b 1c 2 3 4 hasil belajar 5 pengelolaan kelas efisiensi waktu sarana dan prasarana 6a 6b 6c 102 Lampiran 15 Kisi-kisi wawancara kepada wakasek bidang kurikulum komponen indicator subindikator strategi pelaksanaan moving class pengelolaan perpindahan peserta didik pengelolaan ruang belajar mengajar waktu perpindahan tata tertib penggunaan kelas pengelolaan kelas oleh guru biologi sarana dan media pembelajaran prasarana multimedia pengelolaan administrasi guru dan peserta waktu didik pelaksanaan pengelolaan periode program pelaksanaan remedial dan pengayaan pengelolaan waktu penilaian pelaksanaan penilaian aspek yang dinilai jenis penilaian no. butir wawancara 1a 1b 2a 2b 2c 3 4a 4b 5a 5b 5c 103 Lampiran 16 Kisi-kisi wawancara kepada peserta didik komponen indikator kepuasan peserta didik terhadap pengelolaan kelas oleh guru biologi pendapat peserta didik terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi kelebihan moving class no. butir wawancara 1 2 3 kendala yang dihadapi tipe kepemimpinan guru dalam mengelola kelas 4 104 Lampiran 17 PEDOMAN WAWANCARA A. Guru biologi 1. Bagaimanakah keadaan kelas biologi dilihat dari : a. Media pembelajaran b. Kelengkapan sarana dan prasarana 2. Metode pembelajaran yang digunakan meliputi a. Alasan pemilihan metode pembelajaran b. Kelebihan metode pembelajaran 3. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran biologi dengan moving class 4. Upaya guru mengatasi kendala dalam pembelajaran biologi dengan moving class 5. Hasil belajar biologi dengan adanya moving class 6. Kelebihan moving class, meliputi : a. Pengelolaan kelas b. Efisiensi waktu c. Sarana dan prasarana di kelas B. Wakasek bidang kurikulum 1. Pengelolaan perpindahan peserta didik dilihat dari : a. Waktu perpindahan b. Tata tertib penggunaan kelas 2. Pengelolaan ruang belajar mengajar yang dilakukan dilihat dari : a. Pengelolaan kelas oleh guru b. Sarana dan media pembelajaran c. Prasarana multimedia 3. Pengelolaan administrasi guru dan peserta didik yang diterapkan di SMA 1 Slawi. 4. Pengelolaan remedial dan pengayaan dilihat dari : a. Waktu pelaksanaan 104 b. Periode pelaksanaan 5. Pengelolaan penilaian yang dilakukan di SMA 1 Slawi dilihat dari : a. Waktu pelaksanaan b. Aspek yang dinilai c. Jenis penilaian C. Peserta didik 1. Pendapat peserta didik terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi. 2. Kelebihan pembelajaran biologi dengan moving class 3. Kendala yang dihadapi peserta didik pada pembelajaran biologi dengan moving class 4. Tipe kepimimpinan guru dalam pengelolaan kelas selama kegiatatan pembelajaran berlangsung. 105 Lampiran 18 LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN PERPINDAHAN PESERTA DIDIK Hari /tanggal : Rabu, 18 Mei 2011 Kelas : R.115/ XI NS.7 Guru mapel : Muzayanah, S Pd. No. Aspek yang diamati 1 Peserta didik berpindah ruang belajar sesuai mata pelajaran yang diikuti berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan 2 Tolerenasi waktu perpindahan antar kelas adalah 5 menit. Peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan tempat duduknya sendiri Bel tanda perpindahan suatu kegiatan pembelajaran dibunyikan pada saat pelajaran kurang 5 menit. Sebelum tersedia loker, peserta didik diperkenankan membawa tas masuk dalam ruang belajar. Peserta didik diberi toleransi keterlambatan 10 menit, diluar waktu tersebut peserta didik tidak diperkenankan masuk kelas sebelum melapor kepada guru piket. Keterlambatan berturut-turut lebih dari 3 (tiga) kali diadakan tindakan pembinaan yang dilakukan urusan Kurikulum/Akademik bersama dengan Guru Pembimbing. 3 4 5 6 7 Ya Tidak catatan V 3 menit sebelum bel V V loker hanya untuk pelajaran olahraga Observer Ria Lidiawati LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN PERPINDAHAN PESERTA DIDIK Hari/ tanggal : Kamis, 19 Mei 2011 Kelas : R.115/ X.1 Guru mapel : Muzayanah, S Pd. No. Aspek yang diamati Ya 1 Peserta didik berpindah ruang belajar sesuai mata pelajaran yang diikuti berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan V 2 Tolerenasi waktu perpindahan antar kelas adalah 5 menit. Peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan tempat duduknya sendiri Bel tanda perpindahan suatu kegiatan pembelajaran dibunyikan pada saat pelajaran kurang 5 menit. Sebelum tersedia loker, peserta didik diperkenankan membawa tas masuk dalam ruang belajar. Peserta didik diberi toleransi keterlambatan 10 menit, diluar waktu tersebut peserta didik tidak diperkenankan masuk kelas sebelum melapor kepada guru piket. 3 4 5 6 7 Keterlambatan berturut-turut lebih dari 3 (tiga) kali diadakan tindakan pembinaan yang dilakukan urusan Kurikulum/Akademik bersama dengan Guru Pembimbing. Tidak catatan dilihat dari jurnal rombongan belajar dan daftar absen guru tidak ditetapkan secara tertulis V V 3 menit sebelum bel V loker hanya untuk pelajaran olahraga V rombongan belajar X.1 terlambat masuk lebih dari 10 menit dengan alasan ganti baju karena pelajaran olahraga dan guru mengizinkan mereka masuk kelas guru menegur salah satu rombongan belajar X.1 yang sering membolos mapel biologi V Observer Ria Lidiawati 106 Lampiran 19 LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN KELAS Kelas : R.115/ XI NS.7 Hari/tanggal : Rabu, 18 mei 2011 No. Aspek yang diamati Ya Tidak Catatan kondisi fisik 5. a. Ruang tempat belajar harus memungkinkan semua siswa untuk bergerak leluasa b. Tempat duduk siswa sebaiknya diatur agar memungkinkan terjadinya tatap muka dengan guru c. Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa d. Jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan panas matahari dan udara segar masuk e. Perlengkapan kelas hendaknya disimpan pada tempat yang khusus sehingga mudah dicapai f. Barang yang nilai praktisnya tinggi seperti buku pelajaran disimpan dalam lemari di ruang kelas. V ada peserta didik yg duduk berkelompok V V V V Belum ada tempat khusus V kondisi emosional 6. a. Tipe kepemimpinan guru b. Sikap sabar dan bersahabat dengan siswa c. Tekanan suara guru bervarisi, jelas, dan sedikit rileks d. Pembinaan hubungan baik dengan siswa V V V V Guru yang diobservasi Observer Muzayanah, S Pd. Ria Lidiawati Demokratis LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN KELAS Kelas : R.115/ X.1 Hari/tanggal : Kamis, 19 mei 2011 No. 1. Aspek yang diamati Tidak Catatan kondisi fisik a. Ruang tempat belajar harus memungkinkan semua siswa untuk bergerak leluasa b. Tempat duduk siswa sebaiknya diatur agar memungkinkan terjadinya tatap muka dengan guru c. Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa d. Jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan panas matahari dan udara segar masuk e. Perlengkapan kelas hendaknya disimpan pada tempat yang khusus sehingga mudah dicapai f. Barang yang nilai praktisnya tinggi seperti buku pelajaran disimpan dalam lemari di ruang kelas. 2. Ya V ada peserta didik yg duduk menggerombol V V V V Belum ada tempat khusus V Buku di meja, dibawa peserta didik kondisi emosional a. Tipe kepemimpinan guru b. Sikap sabar dan bersahabat dengan siswa c. Tekanan suara guru bervarisi, jelas, dan sedikit rileks d. Pembinaan hubungan baik dengan siswa V Demokratis V V Guru yang diobservasi Observer Muzayanah, S Pd. Ria Lidiawati 107 Lampiran 20 LEMBAR IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KELAS BIOLOGI SMA 1 SLAWI Kelas : R.115 Guru mapel : Muzayanah, S Pd. No. Sarana dan prasarana 1. Torso Anatomi tubuh 2. Alat peraga a. Anatomi kulit manusia b. Anatomi gigi dan lidah manusia c. Anatomi ginjal dan hati d. Anatomi mata manusia e. Struktur rongga dada dan perut f. Struktur saraf tepi manusia g. Sistem peredaran darah h. Anatomi alat ekskresi 3. Media gambar a. Sistem pernafasan manusia b. Pembuluh darah c. Anatomi kulit dan kuku manusia d. Anatomi ginjal manusia e. Susunan saraf belakang f. Anatomi binatang memamah biak g. Struktur mulut dan bagianya h. Kelenjar mulut Jumlah 4 Keterangan Baik 1 1 1 1 1 1 2 Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik LEMBAR IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KELAS BIOLOGI SMA 1 SLAWI Kelas : R.108 Guru mapel : Bambang Jumintarto, S Pd. dan Muzayanah, S Pd. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6 7 Sarana dan Prasarana Komputer LCD Sound system White board Penghapus Spidol AC Keterangan 1 (Baik) 1 (Baik) 1 (Baik) 1 (Baik) 1 (Baik) 2 (Baik) 1 (Baik) LEMBAR IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KELAS BIOLOGI SMA 1 SLAWI Kelas : R.120 Guru mapel : Bambang Jumintarto, S Pd. No. 1. 2. 3. Sarana dan Prasarana Media gambar, antara lain: a. organ tubuh b. system saraf otonom c. peredaran darah d. anatomi ayam e. anatomi kuda f. anatomi sapi g. kerangka manusia h. otot manusia i. otak Sound White board Keterangan 1 (Baik) 1 (Baik) 1 (Baik) 1 (Baik) 1 (Baik) 1 (Baik) 1 (Baik) 1 (Baik) 1 (Baik) 2 (Baik) 1 (Baik) 109 Lampiran 21 LEMBAR OBSERVASI PENCAPAIAN TUJUAN PENERAPAN MOVING CLASS Hari/ tanggal : Rabu, 18 Mei 2011 Kelas : R.115/ XI NS.7 Guru mapel : Muzayanah, S Pd. No. 1 Aspek yang diamati Menyediakan sumber belajar, alat Ya Tidak catatan V peraga, sarana belajar sesuai karakteristik pelajaran 2 Meningkatkan kualitas pembelajaran V (ada kelas biologi dan pengelolaan kelas) 3 ada kelas biologi dan kondisi fisik terpenuhi Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran 4 Meningkatkan disiplin guru dan V peserta didik 5 Meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan V menggunakan metode ceramah media pembelajaran Observer Ria Lidiawati LEMBAR OBSERVASI PENCAPAIAN TUJUAN PENERAPAN MOVING CLASS Hari/tanggal : Rabu, 18 Mei 2011 Kelas : R.115/ X.1 Guru mapel : Muzayanah, S Pd. No. Aspek yang diamati Ya 1 Menyediakan sumber belajar, alat peraga, sarana belajar sesuai karakteristik pelajaran V 2 Meningkatkan kualitas pembelajaran (ada kelas biologi dan pengelolaan kelas) V 3 Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran 4 Meningkatkan disiplin guru dan peserta didik V 5 Meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran V Tidak catatan ada kelas biologi dan kondisi fisik terpenuhi V Menggunakan metode ceramah Presentasi individu materi aves dan mamalia Observer Ria Lidiawati LEMBAR OBSERVASI PENCAPAIAN TUJUAN PENERAPAN MOVING CLASS Hari/ tanggal : Sabtu, 21 Mei 2011 Kelas : R.108/ XI NS.3 Guru mapel : Bambang Jumintarto, S Pd. No. Aspek yang diamati Ya 1 Menyediakan sumber belajar, alat peraga, sarana belajar sesuai karakteristik pelajaran 2 Meningkatkan kualitas pembelajaran (ada kelas biologi dan pengelolaan kelas) 3 Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran 4 Meningkatkan disiplin guru dan peserta didik V 5 Meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran V Tidak catatan media dan alat peraga belum ada, sumber belajar yang disediakan guru berupa video pembelajaran V ada kelas biologi dan kondisi fisik terpenuhi V Menggunakan metode ceramah pemutaran video pembelajaran dan pemberian LKS diskusi kelas Observer Ria Lidiawati Lampiran 22 112 Hasil wawancara 1 A. Peserta didik 1. Pendapat peserta didik terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi. Jawab : “bagus mba, beda dengan sekolah lain, jadi berasa seperti kuliah, dan saya senang dengan adanya moving class ini” 2. Kelebihan pembelajaran biologi dengan moving class Jawab : “bisa ganti-ganti suasana kelas, setiap ganti pelajaran ganti pula kelasnya. Walaupun ada beberapa kelas yang belum sesuai dengan pelajaranya tapi di kelas biologi ini saya senang karena banyak media pembelajaranya sehingga mempermudah dalamm memahami materi biologi. selainn itu bisa menghilangkan jenuh mba, karena saat pindah kelas bisa sekalian olahraga jadi tidak ngantuk” 3. Kendala yang dihadapi peserta didik pada pembelajaran biologi dengan moving class Jawab : “capek mba, karena kemana-mana harus bawa tas yang berat. Apalagi kalau kelas yang berikutnya berada di lantai dua, capek banget mba,naiknaik tangga dengan tas yang berat. Barang-barang saya pun sering hilang kalau ketinggalan di kelas. 4. Tipe kepimimpinan guru dalam pengelolaan kelas selama kegiatatan pembelajaran berlangsung* Keterangan * : Data diambil melalui observasi pada saat pembelajaran biologi berlangsung Hasil wawancara guru biologi 2 1. Bagaimanakah keadaan kelas biologi dilihat dari : a. Media pembelajaran “menurut saya sudah cukup lengkap mba. Cukup membantu saya dalam mengajar. Walaupun belum mencakup semua mata pelajaran tapi saya rasa sudah bisa dikatakan lengkap bahkan sudah ada torso dan alat peraganya” b. Kelengkapan sarana dan prasarana “masih perlu dilengkapi mba, kalau bisa ditambah LCD dan komputer agar saya bisa menayangkan video pembelajaran. Dulu saya pernah berencana akan menayangkan video untuk materi system reproduksi tapi terbentur sama sarana yang belum lengkap” 2. Metode pembelajaran yang digunakan meliputi a. Alasan pemilihan metode pembelajaran “sepanjang saya mengajar metode yang sering saya gunakan itu antara lain ceramah, diskusi, tanya jawab, presentasi, dan praktek. Saya sesuaikan dengan materinya mba. Untuk presentasi biasanya saya bagi menjadi presentasi individu dan kelompok tergantung materinya. Jika materi banyak maka dipresentasikan secara kelompok tetapi jika sedikit saya menggunakan presentasi individu. Siswanya saya tawarkan siapa yang mau presentasinya individu tapi kalau tidak ada yang mau saya menawarkanya pada siswasiswa yang biasanya aktif dalam kelas dan mereka biasanya tidak menolak karena kan tidak sepenuhnya tanggung jawab mereka tapi guru juga membantu menjawab jika presentator tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan siswa lain” b. Kelebihan metode pembelajaran “materi yang harus disampaikan banyak jadi saya sesuaikan dengan waktu yang tersedia dan kompetensi dasar yang seharusnya dicapai oleh siswa” 3. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran biologi dengan moving class 4. Upaya guru mengatasi kendala dalam pembelajaran biologi dengan moving class 5. Kelebihan moving class, meliputi : a. Pengelolaan kelas b. Efisiensi waktu c. Sarana dan prasarana di kelas Hasil wawancara 3 B. Wakasek bidang kurikulum 1. Pengelolaan perpindahan peserta didik dilihat dari : a. Waktu perpindahan Jawab : “peserta didik mulai berpindah kelas ketika bel tanda pergantian pelajaran dibunyikan” b. Tata tertib penggunaan kelas Jawab : “belum ada loker untuk tiap rombongan belajar mba, loker yang disediakan baru 50 loker untuk digunakan rombongan belajar yang sedang mengikuti pelajaran olahraga” 2. Pengelolaan ruang belajar mengajar yang dilakukan dilihat dari : a. Pengelolaan kelas oleh guru* b. Sarana dan media pembelajaran* c. Prasarana multimedia* 3. Pengelolaan administrasi guru dan peserta didik yang diterapkan di SMA 1 Slawi.* 4. Pengelolaan remedial dan pengayaan dilihat dari : a. Waktu pelaksanaan* b. Periode pelaksanaan* 5. Pengelolaan penilaian yang dilakukan di SMA 1 Slawi dilihat dari : a. Waktu pelaksanaan* b. Aspek yang dinilai* c. Jenis penilaian* Keterangan : Symbol * = Wawancara dilakukan pada guru biologi yang bersangkutan Hasil wawancara 4 C. Guru Biologi dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum 1. Pengelolaan perpindahan peserta didik dilihat dari : a. Waktu perpindahan Jawab : “peserta didik mulai berpindah kelas ketika bel tanda pergantian pelajaran dibunyikan” b. Tata tertib penggunaan kelas Jawab : “belum ada loker untuk tiap rombongan belajar mba, loker yang disediakan baru 50 loker untuk digunakan rombongan belajar yang sedang mengikuti pelajaran olahraga” “Toleransi keterlambatan masuk kelas untuk peserta didik adalah 10 menit, tapi dalam prakteknya guru selalu toleransi dan tetap mempersilahkan peserta didik untuk mengikuti pelajaran. Pernah ada kejadian guru terpaksa tidak memperbolehkan peserta didik untuk mengikuti pelajaran karena 2 peserta didik yang bersangkutan terlambat selama 30 menit. Di pertemuan berikutnya peserta didik yang bersangkutan tidak mengulangi kesalahan tersebut. 2. Pengelolaan ruang belajar mengajar yang dilakukan dilihat dari : a. Pengelolaan kelas oleh guru* Jawab : “Metode pembelajaran yang saya gunakan guru adalah ceramah, tanya jawab, diksusi kelompok, diskusi individu, praktikum, Media pembelajaran dan alat peraga yang tersedia selalu saya gunakan untuk mendukung proses pembelajaran” b. Sarana dan media pembelajaran* Jawab : “media pembelajaran saya rasa sudah cukup lengkap mba walaupun belum mencakup semua materi biologi yang saya ajarkan” c. Prasarana multimedia* Jawab “Sarana dan prasarana yang belum tersedia di kelas biologi yang diampu oleh guru 1. adalah LCD sementara alat peraga dan media sudah cukup lengkap. Sedangkan di kelas biologi yang diampu oleh guru 2. sudah tersedia LCD namun media pembelajaran dan alat peraga belum tersedia. Tetapi terkadang guru 2 mengajar di kelas yang sudah tersedia media pembelajaran biologi yang lengkap.” 3. Pengelolaan administrasi guru dan peserta didik yang diterapkan di SMA 1 Slawi.* Jawab : “saya tidak pernah membuat catatan khusus mengenai aktivitas siswa di kelas. Saya hanya memperhatikan peserta didik yang kurang serius dan mengganggu peserta didik lain dalam mengikuti pelajaran dan jika tindakan itu dilakukan terus-menerus maka saya langsung menegur peserta didik yang bersangkutan saat itu juga” “Saya selalu mengabsen setiap rombongan belajar yang saya ajar. Selain dari saya, dari masing-masing rombongan belajar juga mempunyai jurnal yang salah satu isinya mencantumkan jumlah peserta didik yang masuk dan absent disertai keterangan.” 4. Pengelolaan remedial dan pengayaan dilihat dari : a. Waktu pelaksanaan* Jawab “iya mba, kalo ada peserta didik yang belum memenuhi KKM, saya akan melakukan remidi. Waktu pelaksanaanya tergantung dari jumlah siswa yang ikut remidi. Kalo hanya satu atau dua anak maka saya kasih tugas tapi kalau banyak biasanya saya laksanakan pada jam aktif belajar, nanti sebagian kecil siswa yang tidak ikut remidi sementara saya suruh keluar kelas” “Tidak ada pengayaan materi kecuali pengayaan untuk persiapan mengikuti olimpiade. Jika sekolah akan mengirimkan peseta olimpiade maka saya melakukan pengayaan di luar jam belajar, biasanya siang hari sepulang sekolah mba” b. Periode pelaksanaan* Jawab “saya mengadakan remidi setiap kali ada ulangan harian dan MID semester tapi kalo untuk ujian semester saya tidak pernah melakukan remidi” 5. Pengelolaan penilaian yang dilakukan di SMA 1 Slawi dilihat dari : a. Waktu pelaksanaan* Jawab “Ulangan saya laksanakan tiap bab selesai diajarkan” b. Aspek yang dinilai* Jawab “Penilaian yang saya lakukan meliputi ranah kognitif dalam bentuk tes dan psikomotorik dalam bentuk praktikum” c. Jenis penilaian* Jawab “Penilaian yang saya lakukan meliputi ranah kognitif dalam bentuk tes dan psikomotorik dalam bentuk praktikum” Keterangan : Symbol * = Wawancara dilakukan pada guru biologi yang bersangkutan Lampiran 24 116 REKAPITULASI LEMBAR ANGKET KEPUASAN PESERTA DIDIK Hari/tanggal : Rabu, 18 mei 2011 Kelas No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 : XI Peserta didik A-001 A-002 A-003 A-004 A-005 A-006 A-007 A-008 A-009 A-010 A-011 A-012 A-013 A-014 A-015 A-016 A-017 A-018 A-019 A-020 A-021 A-022 A-023 A-024 A-025 A-026 A-027 A-028 A-029 Skor 36 35 37 31 36 25 32 33 29 39 27 25 25 28 28 29 31 29 34 32 36 30 31 30 31 32 30 33 33 Keterangan puas puas puas puas puas cukup puas puas puas cukup puas puas cukup puas cukup puas cukup puas cukup puas cukup puas cukup puas puas cukup puas puas puas puas puas puas puas puas puas puas puas puas 119 Lampiran 27 REKAPITULASI LEMBAR ANGKET MINAT PESERTA DIDIK Hari/tanggal : Rabu, 18 mei 2011 Kelas : XI No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Peserta didik A-001 A-002 A-003 A-004 A-005 A-006 A-007 A-008 A-009 A-010 A-011 A-012 A-013 A-014 A-015 A-016 A-017 A-018 A-019 A-020 A-021 A-022 A-023 A-024 A-025 A-026 A-027 A-028 A-029 Skor 23 28 27 25 23 26 24 26 23 28 21 21 18 26 23 21 20 24 23 27 24 22 23 22 28 27 24 26 25 Keterangan cukup minat minat minat minat cukup minat minat minat minat cukup minat minat cukup minat cukup minat cukup minat minat cukup minat cukup minat cukup minat minat cukup minat minat minat cukup minat cukup minat cukup minat minat minat minat minat minat 121 Lampiran 28 PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN STRATEGI BELAJAR SISTEM KELAS BERGERAK (MOVING CLASS) SEKOLAH MENENGAH ATAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS 2010 PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN STRATEGI BELAJAR SISTEM KELAS BERGERAK ( MOVING CLASS ) SEKOLAH MENENGAH ATAS Nomor Dokumen : PSMA …………… Tanggal Desain : 17 Februari 2010 Tanggal Revisi : 5 Maret 2010 Pengembang : Drs. Sukarno Pembahas : Ujang Suherman, S.Pd Drs. Iwan Suyawan Taga Radja Gah,S.Pd DAFTAR ISI NO. BAGIAN HALAMAN KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup Kegiatan D. Unsur yang Terlibat E. Referensi F. Pengertian dan Konsep G. Uraian Prosedur Kerja LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 : Alur Prosedur Kerja Pengembangan Strategi Belajar dengan Sistem Kelas Bergerak (Moving Class) Lampiran 2 : Tips dan Trik Pelaksanaan Moving Class Lampiran 3 : Contoh Menghitung Jumlah Ruang Mata pelajaran Lampiran 4 : Contoh Denah Ruang Mata pelajaran Lampiran 5 : Contoh Formasi Meja dan Tempat Duduk Peserta Didik Dalam Ruang MP Lampiran 6 : Contoh Jadwal Belajar Peserta Didik Lampiran 7 : Contoh Jadwal Mengajar Guru Lampiran 8 : Data Hasil Evaluasi Sistem Kelas Menetap dan Sistem Moving Class A. Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi pada Lampiran Bab III Mengenai Beban Belajar menyebutkan bahwa ”Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan”. Pada sistem kredit semester (SKS) diperlukan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik lebih aktif seperti sistem belajar kelas bergerak (moving class). Moving class merupakan sistem belajar mengajar yang bercirikan kelas berkarakter mata pelajaran, dengan demikian peserta didik akan berpindah tempat sesuai dengan jadwal mata pelajaran yang harus ditentukan. Konsep moving class mengacu pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan yang dipelajarinya. Sekalipun sistem moving class lebih sesuai pada SKS namun tidak menutup kemungkinan dilaksanakn pada sistem paket. Sistem belajar moving class mempunyai banyak kelebihan baik bagi peserta didik maupun Guru. Bagi peserta didik; lebih fokus pada materi pelajaran, suasana kelas yang menyenangkan, dan interaksi peserta didik dengan Guru lebih intensif. Bagi Guru; mempermudah mengelola pembelajaran, lebih kreatif dan inovetif dalam mendesain kelas, memudahkan Guru lebih maksimal dalam menggunakan berbagai media, pemanfaatan waktu belajar lebih efesien, dan lebih mudah mengelola suasana kelas. Pada kenyataanya pelaksanaan moving class baru dilaksanakan oleh beberapa sekolah termasuk RSKM dan RSBI. Hal ini disebabkan karena belum terpahami cara melaksanakan sistem moving class. Oleh karena itu, Direktorat Pembinaan SMA menerbitkan petunjuk teknis sistem moving class. B. Tujuan Petunjuk teknis ini bertujuan untuk memberikan acuan bagi Satuan Pendidikan dalam mengembangkan Sistem Pembelajaran moving class. C. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup kegiatan penyusunan petunjuk teknis ini adalah: 1. Pembentukan Tim Kerja Persiapan moving class; 2. Analisis kebutuhan jumlah ruang belajar; 3. Pengadaan kelengkapan ruang mata pelajaran; 4. Pembagian tugas mengajar guru; 5. Penetapan penanggung jawab ruang/ koordinator mata pelajaran; 6. 7. 8. 9. 10. D. Unsur yang Terlibat 1. 2. 3. 4. 5. E. Pembuatan denah ruang mata pelajaran; Penyusunan jadwal pembelajaran; Pelaksanaan pembelajaran; Sosialisasi rencana kegiatan moving class; Monitoring dan evaluasi program/pelaksanaan moving class. Kepala SMA; Tim kerja persiapan moving class; Wakil Kepala SMA; Guru; Penanggung jawab ruang mata pelajaran/koordinator guru mata pelajaran. Referensi 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 36, 37 , dan 38; 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab I Pasal 1; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Wewenang antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi; 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan; 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 24 Tahun 2006 dan Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan; 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, Bagian B 2 butir 2.2 dan 2.10; 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan; 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian; 10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses; 11. Strategi Belajar Dengan Sistem Kelas Bergerak (moving class), Sukarno Tahun 2006. Strategi belajar dengan kelas bergerak (moving class). F. Pengertian dan Konsep 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 1); Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 5); Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 4); SKL terdiri atas SKL Satuan Pendidikan, SKL Kelompok Mata Pelajaran, dan SKL Mata Pelajaran (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006). Sedangkan SKL Ujian merupakan representasi dari keseluruhan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran; Standar Pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan (PP Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 9). Saat ini standar pengelolaan yang sudah terbit adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah Daerah (provinsi dan kabupaten/kota); Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 6); Standar Penilaian Pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 11); Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu - (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 13); Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 butir 10); 10. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) adalah badan mandiri dan independen yang bertugas mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional pendidikan (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 22); 11. Tim kerja persiapan moving class terdiri atas pendidik, wakil kepala sekolah bidang akademik sebagai ketua merangkap anggota, kepala sekolah sebagai penanggung jawab merangkap anggota. Dalam melakukan tugasnya, tim kerja persiapan moving class dapat melibatkan pengawas sekolah, komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait; 12. Kelas bergerak (moving class) adalah sistem belajar dimana peserta didik/kelompok belajar berpindah ruangan setiap penggantian pelajaran sesuai mata pelajaran yang dipelajarinya, guru mata pelajaran beserta perangkat pembelajarannya menetap di ruang mata pelajaran yang telah ditetapkan; 13. Kelas menetap adalah sistem belajar dimana peserta didik/kelompok belajar menetap di ruang kelas dan guru berpindah sewaktu pergantian jam pelajaran sesuai jadwal mengajarnya; 14. Penanggungjawab ruang/ koordinator mata pelajaran adalah guru mata pelajaran yang mengelola ruang mata pelajaran dan mengkoordinasikan kegiatan pembelajaran bila ada guru yang tidak hadir di ruang tersebut; 15. Perbedaan moving class dan kelas menetap: No Moving classs Kelas Menetap 1. Pendidik menetap dalam ruang mata pelajaran, peserta didik berpindah-pindah Peserta didik menetap dalam kelas, guru berpindah-pindah 2. Alat peraga/alat bantu KBM berada dalam ruang mata pelajaran Alat peraga/alat bantu KBM harus dibawa guru berpindah-pindah kelas 3. Ruang belajar mencirikan kekhasan mata pelajaran Ruang belajar tidak mencirikan kekhasan mata pelajaran 4. Identitas ruang belajar adalah ruang mata pelajaran Identitas ruang belajar adalah ruang kelas Setiap pergantian mata pelajaran peserta didik berpindah ke ruang mata pelajaran lain sesuai mata pelajaran yang dipelajarinya Setiap pergantian mata pelajaran Peserta didik menetap di dalam kelasnya Setiap pergantian pelajaran tercipta suasana baru bagi peserta didik karena kondisi ruang mata pelajaran yang suasananya berbedabeda Suasana baru peserta didik diperoleh sewaktu jam istirahat dan pulang sekolah 5. 6. 16. Sebelum melaksanaan sistem belajar moving class, sekolah terlebih dahulu menganalisis kebutuhan jumlah ruang mata pelajaran yang diperlukan dengan cara menghitung keseluruhan jam setiap mata pelajaran dari kelas X sampai kelas XII hasilnya dibagi dengan jumlah jam yang ditetapkan dalam satu minggu. Contoh : Mata pelajaran Bahasa Indonesia: Jumlah rombongan belajar kelas X, XI dan XII masing-masing sebanyak 9 kelas dan jumlah jam perminggu adalah 4 jam pelajaran. Jumlah jam belajar per minggu ditetapkan sekolah 42 jam Jumlah jam belajar Bahasa Indonesia kelas X= 9 x 4 = 36 jam Jumlah jam belajar Bahasa Indonesia kelas XI = 9 x 4 = 36 Jumlah jam belajar Bahasa Indonesia kelas XII = 9 x 4 = 36 jam Jumlah jam belajar Bhs. Indonesia kelas X, XI, XII = 108 jam jam Jumlah ruang mata pelajaran yang diperlukan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah = 108/42 = 2,57 3. Artinya Bahasa Indonesia memerlukan 3 ruangan. Dengan menghitung jumlah ruang yang diperlukan setiap mata pelajaran seperti diatas maka dapat diketahui jumlah seluruh ruang mata pelajaran yang dibutuhkan. 17. Setiap ruang mata pelajaran diberi nomor dan nama pelajaran sebagai identitas ruang. Contoh : Ruang 1. B. Indonesia Ruang 2. B. Indonesia mata Ruang 3. B. Indonesia 18. Ruang mata pelajaran dilengkapi; sarana /prasarana pembelajaran sesuai dengan kebutuhan yang mengakomodir rombongan belajar terbanyak. 19. Pengaturan tempat duduk peserta didik dapat divariasikan sesuai dengan kekhasan matapelajaran dan metode pembelajaran untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, komunikatif, kondusif sehingga menunjang proses pembelajaran yang diinginkan dalam pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. 20. 21. G. Wali kelas seperti halnya pada kelas menetap, setiap kelompok belajar ada guru yang ditugaskan sebagai wali kelas bertanggung jawab dalam pengelolaan administrasi kelas, hasil belajar peserta didik dan membina peserta didik di dalam perwalian. Keterlaksanaan dan ketercapaian sistem belajar moving class perlu diadakan evaluasi. Evaluasi meliputi pemanfaatan sarana prasarana penunjang, alat peraga dan media pembelajaran, efesiensi waktu , dan minat belajar peserta didik. Uraian Prosedur Kerja 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kepala SMA memberikan pengarahan kepada warga sekolah tentang sistem belajar moving class, sekurang-kurangnya memuat: a. Dasar pelaksanaan sistem belajar moving class; b. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan sistem belajar moving class; c. Manfaat sistem belajar moving class; d. Hasil yang diharapkan dari sistem belajar moving class; e. Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam melaksanakan sistem belajar moving class. Kepala SMA membentuk Tim kerja Moving class untuk menyusun rencana kegiatan belajar moving class sekurang-kurangnya berisi tentang: uraian kegiatan, sasaran, pelaksana kegiatan dan waktu/jadwal pelaksanaan, yang meliputi kegiatan: a Menganalisis jumlah kebutuhan ruang mata pelajaran ; b Membuat denah ruang mata pelajaran; c Merencanakan pengadaan sarana/prasarana ruang mata pelajaran; d Menyusun pembagian tugas mengajar guru; e Menyusun penanggung jawab ruangan/Kordinator matapelajaran dan walikelas; f Menyusun jadwal pembelajaran; g Mensosialisasikan rencana kerja kepada warga sekolah. Kepala SMA, Tim Kerja Moving Class, Wakil Kepala SMA, penanggungjawab ruang membahas rencana kegiatan sistem belajar moving class; kepala SMA menandatangani rencana kegiatan sistem belajar moving class; Tim kerja Moving class melakukan pembagian tugas kepada penanggungjawab ruang untuk melakukan analisis kebutuhan ruang, perabot, peralatan, dan bahan sesuai mata pelajaran masing-masing; Tim kerja moving class menyusun draft sistem belajar moving class; Kepala SMA, Tim kerja Moving class, wakil Kepala SMA dan penanggungjawab ruang membahas draft sistem belajar moving class; Tim kerja moving class merevisi dan memfinalkan draft sistem belajar moving class; Kepala SMA menandatangani dokumen sistem belajar moving class; 10. TPK sekolah menggandakan dokumen sistem belajar moving class dan mendistribusikan kepada pihak yang berkepentingan, yang selanjutnya menjadi bahan penyusunan KTSP, dan rencana kerja sekolah. LAMPIRAN -LAMPIRAN Lampiran 1: Alur Prosedur Kerja Pengembangan Strategi Belajar dengan Sistem Kelas Bergerak (Moving Class) Lampiran 2: Tips dan Trik Pelaksanaan Moving Class Lampiran 3: Contoh Menghitung Jumlah Ruang Mata pelajaran Lampiran 4: Contoh Denah Ruang Mata pelajaran Lampiran 5: Contoh Formasi Meja dan Tempat Duduk Peserta Didik Dalam Ruang MP Lampiran 6: Contoh Jadwal Belajar Peserta Didik Lampiran 7: Contoh Jadwal Mengajar Guru Lampiran 8: Data Hasil Evaluasi Sistem Kelas Menetap dan Sistem Moving Class 122 Lampiran 29 MOVING CLASS RSMABI “ SMA NEGERI 1 SLAWI “ TAHUN PELAJARAN 2009/2010 I. LATAR BELAKANG 1. UU no 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dan PP no. 19 tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan. 2. Memberikan lingkungan pembelajaran siswa yang dinamis sesuai dengan bidang yang dipelajarinya. II. APA MOVING CLASS ? Moving class adalah kegiatan pembelajaran dengan peserta didik berpindah kelas sesuai pelajaran yang diikutinya (siswa mendatangi guru di kelas. Untuk memudahkan dalam proses pelaksanaaanya maka perlu penamaan kelas mata pelajaran atu kelas mata pelajaran serumpun. III. TUJUAN MOVING CLASS 1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran: a. Proses pembelajaran melalui moving class akan lebih bermakna karena setiap ruang mata pelajaran akan dilengkapi dengan perangkatperangkat pembelajaran sesuai dengan karakteristik mapel. b. Guru Mapel dapat mengkondisikan ruang sesuai kebutuhan setiap pertemuan tanpa harus terganggu oleh maple lain. 2. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu pembelajaran guru mapel tetap berada di ruang mata pelajarannya, sehingga guru mata pelajaran tidak terganggu dengan hal-hal lain. 3. Meningkatkan disiplin guru dan siswa: a. Guru akan dituntut dengan tepat waktu, karena kunci setiap ruang dipergang oleh guru masing-masing maple. 123 b. Siswa ditekankan oleh setiap guru maple utuk tepat waktu pada saat pelajarannya. 4. Meningkatkan ketrampilan guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran yang diaplkasikan dalam kehidupan sehari-hari. 5. Meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya, menjawab dan mengemukakan pendapat dan bersikap terbuka pada setiap mata pealajarn. 6. Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. IV. STRATEGI PELAKSANAAN MOVING CLASS 1. Pengorganisasian Pelaksana, tugas dan wewenwng a. Wali Kelas Memiliki tugas dan kewajiban sbb.: - Membuat rekap terhadap kejadian-kejadian khusus terhadap peserta didik yang menjadi tanggungjawabnya yang diserahkan kepada guru pembimbing/BK - Memberi bimbingan terhadap peserta didik yang membutuhkan penanganan khusus dibidang akademik dalam rangka meningkatkan hasil belajar. - Mengetahui rekap terhadap tingkat kehadiran peserta didik. b. TIM Pengembang TIK TIM Pengembang TIK secara umum berkewajibannmelakukan perawatan dan pengembangan prasarana TIK yang berkaitan dengan adminmistrasi dan pembelajaran. Secara khusus Tim TIK memiliki tugas sbb. - Melakukan pengolahan nilai, baik untuk nilai mid semester maupun nilai semester yang telah diserahkan oleh kurikilum. - Membuat laporan hasil penilian sesuai format yang berlaku. - Membuat hasil analisa beban studi peserta berdasarkan data yang telah diserahkan oleh penanggung jawab akademik. 124 - Membuat hasil rekap mengenai kehadiran pesrta didik, kehadiran guru berdasarkan data yang diserahkan oleh penanggung jawab akademik dan hasil input data system informasi menegemnt absensi guru dan karyawan. c. TIM Pengelola Moving class TIM pengelola moving class secara akademik dibawah Wakasek urusan kurikulum yang secara umum menjalankan kewajiban dan tugasnya sesuai beban yang diberikan. TIM ini dapat dibentuk secara khusus dibawah Wakil Bidang Kurikulum yang secara khusus memiliki tanggung jawab untuk : - Mengelola Jadwal dan Perencanaan moving class - Mengkoordinasi Penanggung jawab akademik dalam pelaksnaan administrasi dan bimbingan terhadap peserta didik. - Menyiapkan format-format yang diperlukan untuk pengelolaan administrasi pembelajaran dan pelaksanan pembelajaran. - Menyususn peraturan dalam pelaksanaan kegiatan PBM, remedial dan Pengayaan, piket guru dan Penetapan Peraturan akademiknya. 2. Strategi Pengeloaan Moving class a. Pengelolaan Perpindahan Peserta didik. Peserta didik berpindah ruang belajar sesuai mata pelajaran yang diikuti berdasarkan jadwal yang ditetapkan. Waktu perpindahan antar kelas adalah 5 menit Peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan tempat dudukny sendiri. Pesrta didik perlu ditegaskan peraturan tentang penggunaan ruang dan tata tertib dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran serta konsekuensinya. Bel tanda perpindahan suatu kegiatan pembelajaran dibunyikan pada saat pelajaran kurang 5 menit.\ Sebelum tersedia loker, peserta didik diperkenankan membawa tas masuk dalam ruang belajar. Kegiatan pembelajaran di laboratorium 125 dibuat peraturan tersendiri hasil kesepakatan antara guru dan laboran. Peserta diberi toleransi keterlambatan 5 menit, di luar waktu tersebut dan peserta didik tidak diperkenankan masuk kelas sebelum melapor kepada guru piket atau Wali Kelas. Keterlambatan berturut-turut lebih dari 3 kali diadakan pembinaan yang dilakukan Wali Kelas bersama dengan Guru Pembimbing/BK b. Pengeloaan Ruang Belajar. - Guru diperkenankan untuk mengatur ruang belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. - Ruang belajar setidak-tidaknya memiliki sarana dan - media pembelajaran yang sesuai, jadwal pelajaran, tata tertib peserta didik dan daftar inventaris yang ditempel di dinding. - Ruang belajar dapat dilengkapi dengan perpustakaan referensi dan sarana lainnya yang mendukung pembelajaran. - Tiap maple atau tiap rumpun maple telah disediakan prasarana multimedia. Penggunaan prasarana diatur oleh Penanggung Jawab maple/Rumpun maple. - Guru Bertanggung jawab terhadap ruang belajar yang ditempatinya. Dengan demikian setiap guru memiliki kunci untuk ruang masing-masing. c. Pengeloaan Pembelajaran Team Teaching - Pembelajaran dilaksanakan yang minimal terdiri 2 orang guru, dimana 1 guru utama dan yang lain sebagai asisten/kolaboran. - Dalm team teaching ada 1 guru yang bertanggung jawab untuk tingkat kelas yang berbeda. Misa; : Guru Penanggung jawan kelas X, guru penanggung jawab kelas XI dan guru penanggung jawab kelas XII. - Apa bila ada guru yang tidak dapat mengajar karena suatu hal (sakit yang lama atau mengikuti diklat) dapat digantikan dengan asisten dan kepada yang bersangkutan mengganti hari-hari tidak 126 mengajar kepada asiaten sebagai guru utama. Misal seorang guru kelas X mempunyai asisten guru utama kelas XI, apabila guru utama kelas X tidak mengajar 6 jam maka yang bersangkutan berkewajiban mengganti sebagai guru utama di kelas XI sebanyak 6 jam. d. Pengelolaan Adimintrasi Guru dan Peserta Guru berkewajiban mengabsen Guru membuat catatan-catatan tentang kejadian- kejadian di kelas berdasarkan format yang telah disediakan. Guru mengisi laporan kemajuan belajar peserta didik, absensi peserta didik, keterlambatan peserta didik dan membuat rekapan sesuai format yang disediakan. Guru membuat laporan terhadap hal-hal khusus yang memerlukan penanganan kepada Wali Kelas. Guru membuat jadwal materi yang akan diajarkan kepada peserta didik yang ditempel di ruang belajar. e. Pengelolaan Remidal dan Pengayaan - Remidial dan pengayaan dilakukan di luar jam tatap muka dan praktek. - Jika remedial dan pengayaan secara team teaching maka kolaboran/asisten dapat menjadi guru utama pada materi itu - Kegiatan remedial dan pengayaan dapat menggunakan waktu dalam kegiatan pembelajaran tugas berstruktur ( 25 menit) maupun tak berstruktur ( 25 menit). - Remidial dan pengayaan dilaksanakan dalam waktu berbeda maupiun secara bersamaan jika memungkinkan, missal Guru utama memberi pengayaan, sedangkan guru kolaboran memberi remedial. - Remidial dan pengayaan dilaksanakan secara berkelanjutan berdasarkan hasil analisa post test, ulangan harian atau ulanngan mid semester. 127 f. Pengelolaan Penilaian - Penilaian dilakukan untuk mengukur proses dan produk hasil pembelajaran. - Penilaian proses dilakukan setiap saat untuk menilai kemajuan belajar peserta didik, sedangkan penilaian produk/hasil belajar dilakukan melalui ulangan harian, misd semester maupun ulangan semester. - Penilaian meliputi kognitif, praktek dan sikap yang disesuaikan dengan peraturan yang telah ditetapkan serta mengacu pada karakteristik mata pelajaran. - Guru mata pelajaran penuh bertanggung jawab terhadap hasil penialaian terhadap mata pelajaran yang diampunya. V. KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN MOVING CLASS 1. Guru memiliki ruang mengajar sendiri yang memungkinkan untuk melakukan panataan sesuia dengan karakteristik mata pelajaran. 2. Guru memungkinkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber belajar dan media pembelajaran yang dimiliki karena penggunaannya tidak terikat oleh keterbatasan sirkulasi dan troubeling. 3. Guru berperan secara aktif dalam mengontrol perilaku peserta didik dalam belajar. 4. Pembelajaran dengan Team Teaching mudah dilakukan karena guru-guru dalam mata pelajaran yang sama terkumpul dalam satu tempat sehingga memudahkan koordinasi. 5. Penilaian terhadap hasil belajat peserta didik lebih obyektif dan optimal karena penilaiannya dilakukan secara TIM sehingga dapat mengurangi inkonsistensi dalam penilaian terhadap mata pelajaran tertentu. 128 VI. KENDALA-KENDALA YANG ADA DI LAPANGAN 1. Ruang yang tersedia tidak mencukupi. Solusinya sementara memanfaatkaan ruang laboratorium sebagai tempat Kegiatan Belajar Mengajar. 2. Ruang ganti pakaian ketika pelajaran Penjasorkes. Solusinya memanfaatkan ruang indoor. 3. Tempat tas ketika siswa mengikuti upacara, senam dan sholat di masjid. Solusinya mengupayakan loker loker untuk menyimpantas, atau tiap ruang disediakan almari untuk menyimpan barang-barang berharga. 4. Kegiatan MGMP tidak bisa diikuti oleh semua guru serumpun Jika ada guru yang tidak hadir, peranan Guru Piket sangat membantu demi terlaksanannya Kegiatan Belajar Mengajar 5. Kebersihan kelas menjadi tanggung jawab guru mapel. =============================================== 130 Lampiran 31 DOKUMENTASI Gambar.1 Guru melakukan pembelajaran di kelas R.115 Gambar.2 Peserta didik melakukan presentasi individu Gambar.3 Suasana pergantian kelas di kelas R.115 Gambar.4 Peserta didik sedang menunggu di depan kelas R.115 untuk mengikuti pembelajaran biologi Gambar.5 Guru menayangkan video sistem reproduksi Gambar.6 Peserta didik sedang ulangan harian di kelas R.120 Gambar.7 Media pembelajaran di kelas R.120 Gambar.8 Loker Gambar.9 Kegiatan pembelajaran biologi di kelas R.115 Gambar.10 Kegiatan pembelajaran biologi di kelas R.115 Lampiran 32 131 Lampiran 33 132 Lampiran 34 133