evaluasi penerapan moving class pada pembelajaran biologi di

advertisement
EVALUASI PENERAPAN MOVING CLASS PADA
PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA 1 SLAWI
TAHUN 2011
Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Oleh
Ria Lidiawati
440140706
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul
”Evaluasi Penerapan Moving Class pada pembelajaran biologi di SMA 1 Slawi
tahun 2011” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen
pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk
memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.
Semarang, Agustus 2011
Ria Lidiawati
NIM 4401407065
ii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul:
Evaluasi Penerapan Moving Class Pada Pembelajaran Biologi di SMA 1 Slawi
Tahun 2011
disusun oleh
Nama : Ria Lidiawati
NIM : 4401407065
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada
tanggal 25 Agustus 2011.
Panitia Ujian
Ketua
Sekretaris
Dr. Kasmadi Imam S., M.S.
NIP.19511115 197903 1001
Dra. Aditya Marianti, M.Si.
NIP. 19671217 199303 2 001
Ketua Penguji
Ir. Nana Kariada TM, M Si.
NIP. 19660316199310 2001
Anggota Penguji/
Pembimbing Utama
Anggota Penguji/
Pembimbing Pendamping
Ir. Tuti Widianti, M. Biomed
Dr. Saiful Ridlo, M Si.
NIP. 19510207 197903 2 001
NIP.19660419 199102 1 002
iii
ABSTRAK
Lidiawati, Ria. 2011. Evaluasi Penerapan Moving Class pada Pembelajaran
Biologi di SMA 1 Slawi Tahun 2011 . Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Negeri Semarang. Ir. Tuti Widianti, M Biomed. dan Drs. Saiful
Ridlo, M Si.
Pembelajaran dengan moving class diharapkan dapat memenuhi Peraturan
Pemerintah Nomor 19 pasal 1 ayat 1 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Slawi merupakan Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional (RSBI), sehingga sekolah berupaya merintis pembelajaran
dengan moving class termasuk pada pembelajaran biologi. berdasarkan hasil
observasi, pelaksanaanya masih menjumpai hambatan-hambatan dan belum ada
tindakan evaluasi secara formal.
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X.1, XI NS.5, XI
NS.3, dan XI NS.7; dua guru biologi SMA 1 Slawi. Objek dalam penelitian ini
adalah 3 kelas biologi yaitu R.108, R.115, dan R.120; proses pembelajaran
biologi di ketiga kelas tersebut. Jenis penelitian kualitatif dengan model CIPP
evaluation model. Prosedur penelitianya yaitu tahap pra-lapangan ,tahap
pengerjaan lapangan, dan analisis data.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana
kelas biologi di SMA 1 Slawi masih perlu dilengkapi. Kelas R.108 dilengkapi
dengan media dan alat peraga biologi untuk kelas XI. Kelas R.115 dilengkapi
LCD, komputer, dan media pembelajaran untuk kelas X. Kelas R.120 perlu
dilengkapi dengan LCD, komputer serta alat peraga biologi untuk kelas X dan
XII. Meskipun kelengkapanya berbeda tetapi guru dapat mengatasinya sehingga
pembelajaran tetap berlangsung dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran biologi
sudah baik tetapi guru perlu memvariasikan desain kelas agar peserta didik tidak
jenuh dengan suasana kelas. 69% peserta didik menyatakan puas, 31% cukup
puas, guru 1 puas, dan guru 2 cukup puas terhadap penerapan moving class pada
pembelajaran biologi.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa guru menyediakan
kondisi fisik dan emosional yang baik, melakukan pemilihan metode dan media
pembelajaran yang tepat saat pelaksanaan pembelajaran di kelas. Jadi, meskipun
masih ada beberapa hambatan tetapi pembelajaran berjalan dengan cukup baik,
hasil belajar dan minat belajar peserta didik pun meningkat. Ada 3 kelas yang
nantinya khusus sebagai kelas biologi. Sarana, prasarana, media pembelajaran,
dan alat peraga yang tersedia masih perlu dilengkapi agar mendukung
pembelajaran biologi. 69% sembilan persen peserta didik menyatakan puas, 31%
menyatakan cukup puas dengan penerapan moving class pada pembelajaran
biologi sedangkan guru 1 menyatakan puas dan guru 2 menyatakan cukup puas
terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi.
Kata kunci: evaluasi, pembelajaran, moving class.
iv
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah mengaruniakan taufiq serta
hidayah-Nya sehingga Skripsi yang berjudul “Evaluasi Penerapan Moving Class
pada Pembelajaran Biologi di SMA 1 Slawi tahun 2011” dapat penulis selesaikan.
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini perkenankanlah penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
untuk menempuh ilmu di Universitas Negeri Semarang.
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin
untuk melaksanakan penelitian.
3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan segala fasilitas dan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Ir. Tuti Widianti, M.Biomed., selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Dr. Saiful Ridlo, M Si., selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah
dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Ir. Nana Kariada TM, M.Si., selaku Penguji Utama yang telah memberikan
saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kepala SMA Negeri 1 Slawi yang telah mengizinkan penulis melaksanakan
penelitian.
8. Muzayanah, S Pd. dan Bambang Jumintarto, S Pd., selaku Guru Biologi SMA
Negeri 1 Slawi yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.
9. Bapak dan Ibu tercinta dengan kasih sayangnya, yang selalu memberikan
semangat, dukungan dan doa kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
10. Adik-adikku tersayang Titi Indriyani dan Fajar Abdillah Syukur, yang
senantiasa memberi warna dan keceriaan di hari-hariku.
11. Teman- teman biologi Rombel 03 angkatan 2007, teman-teman Latanza kost,
v
dan orang terdekat
serta sahabat-sahabatku yang telah
membantu,
mengingatkan, memberi semangat, dan doa.
12. Semua pihak yang telah membantu, mendukung dan memberikan motivasi
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada penulis
khususnya dan kepada pembaca pada umumnya.
Semarang, Agustus 2011
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................
ii
PENGESAHAN .................................................................................................
iii
ABSTRAK .........................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................
v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. . ix
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................
xi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Penegasan Istilah ................................................................................. 3
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Hakikat Evaluasi Program Pendidikan................................................. 6
B. Metode Pembelajaran…………………................................................13
C. Pemilihan Metode Pembelajaran…….................................................. 17
D. Media Pembelajaran…………………................................................. 17
E. Pemilihan Media Pembelajaran……................................................. 19
F. Hakikat Pembelajaran Biologi……….................................................. 22
G. Pengelolaan Kelas………………….................................................... 24
H. Pembelajaran Moving Class………….................................................27
I. Kepuasan Peserta didik dan guru…….................................................. 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 33
vii
B. Populasi dan Sampel ........................................................................... 33
C. Rancangan Penelitian ....................................................................... 33
D. Prosedur Penelitian …………............................................................ 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi dan analisis data .............................................................. 39
B. Pembahasan......... ........................................................................... 58
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................ 79
B. Saran ................................................................................................... 79
C. Rekomendasi ..................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 82
LAMPIRAN ....................................................................................................... 83
viii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Data, Sumber data, instrument, dan variabel………...................................... 35
2. Sarana dan prasarana kelas R.108, R.115, dan R.120..................................... 39
3. Data penggunaan kelas R.108, R.115, dan R.120…………..…...………….. 40
4. Hasil observasi pengelolaan kelas ……………….....………………..…… 43
5. Hasil wawancara mengenai media pembelajaran ………............................... 46
6. Hasil wawancara mengenai metode pembelajaran …………………………. 48
7. Hasil observasi tujuan Moving Class..……………..………………...…. 50
8. Hasil observasi perpindahan peserta didik……………..………………...…. 51
9. Hasil wawancara pengelolaan perpindahan peserta didik..……………...…. 52
10. Hasil wawancara mengenai administrasi guru dan peserta didik………...…. 53
11. Sarana, prasarana, media pembelajara, dan sumber belajar ……………..…..61
12. Data hubungan antara minat, sikap, dan hasil belajar …………………....….71
13. Hasil evaluasi dengan pendekatan CIPP…………… …………………...…. 78
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Prosedur penelitian…………………………………………….…………. 38
2. Desain kelas tradisional ……………………….……………….…………. 42
3. Diagram minat peserta didik ………………...………………….…………. 54
4. Diagram kepuasan peserta didik …….………………………….…………. 55
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Kisi-kisi Lembar Observasi Pengelolaan Kelas........................................... 80
2. Lembar Observasi Pengelolaan Kelas............................................
81
3. Kisi-kisi Lembar Observasi Perpindahan peserta didik.………………....... 82
4. Lembar Observasi Perpindahan peserta didik....................................... 83
5. Kisi-kisi Lembar Observasi Pencapaian tujuan Moving Class.......…….… 84
6. Lembar Observasi Pencapaian tujuan Moving Class ……...……
85
7. Kisi-kisi Lembar Angket Kepuasan Peserta Didik………....……………
86
8. Lembar Angket Kepuasan Peserta Didik…………….…………..………... 88
9. Kisi-Kisi Lembar Angket Minat Belajar Peserta Didik................................ 90
10. Lembar Angket Minat Belajar Peserta Didik................................................ 91
11. Kisi-Kisi Lembar Angket Kepuasan Guru.................................................... 93
12. Lembar Angket Kepuasan Guru................................................................
94
13. Lembar Identifikasi Sarana dan Prasarana................................................... 97
14. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru……………………..……………... 98
15. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Wakil Kepala Sekolah ……………….. 99
16. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Peserta Didik…...……………………….. 100
17. Pedoman Wawancara Guru, Peserta Didik, Wakil Kepala Sekolah…….... 101
18. Hasil observasi perpindahan peserta didik …………………………..…..... 102
19. Hasil observasi pengelolaan kelas …….……..……………………………. 104
20. Hasil identifikasi sarana dan prasarana kelas biologi ……………….......... 106
21. Hasil observasi pencapaian tujuan Moving Class ………….………........... 109
22. Hasil wawancara guru, peserta didik, dan Wakil Kepala Sekolah................ 112
23. Hasil angket kepuasan peserta didik……………………………................. 113
24. Rekapitulasi lembar angket kepuasan peserta didik…………….................. 114
25. Hasil angket kepuasan guru…………………………………….................. 115
26. Hasil angket minat belajar peserta didik……………………….................. 116
27. Rekapitulasi lembar angket minat belajar peserta didik……………........... 117
xi
28. Jurnal Tenik Moving Class………………………………….…………… 118
29. Peraturan Moving Class SMA 1 Slawi…….……………………............ 119
30. Daftar nilai kelas XI semester gasal………….……………………............ 126
31. Dokumentasi ………………….……………………………...................... 127
32. Surat Penetapan Dosen Pembimbing…………….…………...................... 131
33. Surat Izin Penelitian…………...……………………………...................... 132
34. Surat Keterangan telah Selesai Melakukan Penelitian ……...................... 133
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan PP Nomor 19 tahun 2005, Standar Nasional Pendidikan
adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan tersebut
meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulus, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Atas dasar kedelapan
standar tersebut, pemerintah mengkategorikan sekolah menjadi sekolah standar
dan sekolah kategori mandiri. Sekolah standar adalah sekolah yang belum
memenuhi syarat kedelapan standar nasional pendidikan sedangkan sekolah
kategori madiri adalah sekolah yang hampir memenuhi atau sudah memenuhi
kedelapan standar tersebut.
Menurut PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
pasal 19 ayat 1, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif,
serta
memberikan ruang
yang cukup
bagi
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pembelajaran dengan moving
class merupakan salah satu cara pembelajaran yang tepat digunakan karena
beberapa tujuan mendasar moving class seperti yang dipaparkan oleh Tim
Pelaksana Program RSKM SMA 9 Yogyakarta (2008) antara lain (1) me
nyediakan sumber belajar, al at peraga, sarana belajar sesuai karakteristik
pelajaran, (2) meningkatkan kualitas pembelajaran (ada kelas biologi dan
pengelolaan kelas), (3) meningkatkan efek tivitas dan efisiensi pembelajaran, (4)
meningkatkan disiplin guru dan peserta didik, (5) meningkatkan keterampilan
guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran, (6) meningkatkan
minat dan hasil belajar peserta didik.
Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Slawi merupakan salah satu sekolah
menengah yang merupakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)
1
2
sehingga sekolah tersebut memiliki program-program yang dipersiapkan untuk
menuju sekolah bertaraf internasional. Menurut hasil penelitian Zesi (2010), bagi
sekolah yang menjadi SBI (Sekolah Bertaraf Internasional) harus memenuhi
syarat SNP (Standar Nasional Pendidikan) ditambah dengan X (X merupakan
komponen pengayaan, pengembangan, perluasan, pendalaman melalui adaptasi
atau adopsi terhadap standar pendidikan yang dianggap reputasi mutunya diakui
secara internasional). Salah satu syarat dalam SNP adalah proses pembelajarannya
menggunakan kelas bergerak (moving class). Moving class adalah suatu
pembelajaran yang bercirikan peserta didik yang mandatangi guru di kelas, bukan
sebaliknya. Guru memiliki sebuah kelas tersendiri sesuai mata pelajaran yang
diampunya, sehingga diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang
mendukung sesuai dengan kriteria mata pelajaran.
Semua mata pelajaran di SMA 1 Slawi telah menerapkan moving class.
Ada 3 kelas yang digunakan untuk pembelajaran biologi tetapi kelas tersebut
digunakan juga untuk mata pelajaran lain. Walau demikian ketiga kelas tersebut
nantinya khusus digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran biologi.
Dengan adanya kelas biologi diharapkan guru dapat menciptakan lingkungan yang
mendukung sesuai dengan karakteristik mata pelajaran biologi yaitu mempelajari
diri sendiri (manusia) dan lingkunganya sebagai suatu sistem yang saling
berhubungan dan saling menunjang (Rustaman et al. 2003) . Di kelas biologi
terdapat sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran biologi sehingga
tujuan pembelajaran tercapai.
Dari hasil wawancara dengan salah satu guru biologi, penulis mengetahui
bahwa dalam penerapan moving class pada pembelajaran biologi masih
menjumpai hambatan-hambatan antara lain dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas, sarana dan prasarana sehingga masih perlu perbaikan demi tercapainya
tujuan penerapan moving class pada pembelajaran biologi. Selain itu wakil kepala
sekolah bidang kurikulum SMA 1 Slawi mengatakan bahwa sejak moving class
diterapkan yaitu pada tahun 2009 belum ada tindakan evaluasi secara formal.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui bagaimanakah penerapan
moving class pada pembelajaran biologi di SMA 1 Slawi tahun 2011. Dengan
3
demikian peneliti dapat mengetahui seberapa jauh dan bagian mana yang belum
tercapai serta apa penyebabnya. Oleh karena itulah peneliti perlu mengkaji lebih
jauh mengenai “Evaluasi penerapan moving class pada pembelajaran biologi
di SMA 1 Slawi tahun 2011” .
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah pelaksanaan proses pembelajaran biologi dengan moving
class di SMA 1 Slawi tahun 2011?
2. Bagaimanakah sarana dan prasarana yang tersedia di kelas biologi?
3. Bagaimanakah kepuasan guru dan peserta didik terhadap penerapan
moving class pada pembelajaran biologi?
C. Penegasan Istilah
1. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu kegiatan mengumpulkan informasiinformasi yang digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam
mengambil sebuah keputusan (Arikunto & Cepi 2009). Menurut
Widoyoko (2009), evaluasi adalah suatu proses menyediakan informasi
yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan
jasa dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi, dan dampak untuk
membantu membuat keputusan, membantu pertanggungjawaban dan
meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Sedangkan menurut
Sukarno et al. (2010), evaluasi dalam moving class meliputi pemanfaatan
sarana prasarana penunjang, alat peraga dan media pembelajaran, efisiensi
waktu, dan minat belajar peserta didik.
Dari ketiga pendapat ahli diatas maka evaluasi dalam penelitian
ini adalah proses mengumpulkan informasi yang dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan mengenai tujuan dan implementasi moving class pada
pembelajaran antara lain pelaksanaan pembelajaran di kelas yang meliputi
pengelolaan kelas, media pembelajaran, metode pembelajaran, efisiensi
4
waktu ,dan minat belajar peserta didik; sarana dan prasarana di kelas yang
meliputi kelengkapan sarana prasarana penunjang; kepuasan peserta didik
dan guru terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi.
Evaluasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap penerapan moving class
pada pembelajaran biologi di SMA 1 Slawi tahun 2011 dikatakan berhasil
jika tujuan penerapan moving class tercapai dan pihak-pihak yang secara
langsung terlibat yaitu guru dan peserta didik puas terhadap penerapan
moving class pada pembelajaran biologi.
2. Moving class
Menurut hasil penelitian Prabawa (2009), dengan penerapan
moving class di SMA 1 Bantul, setiap guru mata pelajaran sudah siap
mengajar di ruang kelas yang telah ditentukan sesuai dengan mata
pelajaran yang diampunya. Sedangkan menurut Zesi (2010), moving
class SMK N 6 Surakarta menggunakan pendekatan mata pelajaran yang
berpusat pada peserta didik dengan ciri peserta didik yang aktif men
datangi guru, sehingga guru pada setiap mata pelajaran memiliki ruang
tersendiri bagi pelajaran yang diampu dan guru diberi kebebasan untuk
mengelola ruang kelas guna mendukung proses pembelajaran. Sementara
menurut Tim pelaksana program RSKM SMA 9 Yogyakarta (2008),
moving class merupakan sistem belajar mengajar yang bercirikan peserta
didik yang mendatangi guru/pendamping di kelas.
Berdasarkan uraian diatas,
moving class dalam penelitian ini
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
dengan ciri peserta didik yang aktif mendatangi guru, sehingga guru pada
setiap mata pelajaran memiliki ruang tersendiri bagi pelajaran yang
diampu dan guru diberi kebebasan untuk mengelola ruang kelas guna
mendukung proses pembelajaran.
3. Pembelajaran Biologi
Pembelajaran adalah kegiatan interaksi antara guru dan peserta
didik dan komunikasi timbal balik dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan belajar (Rustaman et al. 2003). Jadi pembelajaran biologi adalah
5
kegiatan interaksi antara guru dan peserta didik dan komunikasi timbal
balik dalam suasana edukatif untuk mencapai tujuan belajar biologi.
Pembelajaran biologi dalam penelitian ini adalah pelaksanaan proses
pembelajaran biologi di kelas biologi yang menerapkan moving class di
SMA 1 Slawi tahun 2011. Pembelajaran dikatakan berhasil jika hasil
belajar meningkat dan menumbuhkan minat belajar peserta didik.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran biologi dengan moving class
di SMA 1 Slawi tahun 2011.
2. Mengetahui sarana dan prasarana yang tersedia di kelas biologi.
3. Mengetahui kepuasan guru dan peserta didik terhadap penerapan moving
class pada pembelajaran biologi.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi guru
a. Memperoleh pemahaman mengenai pelaksanaan pembelajaran biologi
menggunakan moving class.
b. Sebagai masukan informasi bagi guru mengenai ketercapaian tujuan
penerapan moving class pada pembelajaran biologi
2. Bagi sekolah
Sebagai salah satu informasi sekolah dalam membuat keputusan berkenaan
dengan pelaksanaan pembelajaran biologi menggunakan moving class
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Evaluasi Program Pendidikan
1. Pengertian Evaluasi program pendidikan
Evaluasi adalah suatu kegiatan mengumpulkan informasiinformasi yang digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam
mengambil sebuah keputusan (Arikunto & Cepi 2009). Sedangkan
menurut Widoyoko (2009), evaluasi adalah suatu proses menyediakan
informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan
harga dan jasa dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi, dan dampak
untuk membantu membuat keputusan, membantu pertanggungjawaban dan
meningkatkan pemahaman terhadap fenomena.
Evaluasi program pendidikan adalah upaya untuk mengetahui
efektivitas komponen program dalam mendukung pencapaian tujuan
program. Setiap kegiatan merupakan realisasi dari sebuah kebijakan yang
harus dirancang dengan cermat dan teliti supaya tujuan dalam kebijakan
tersebut bisa tercapai. Untuk mengetahui seberapa jauh dan bagian mana
dari tujuan yang sudah tercapai, dan bagian mana yang belum tercapai
serta apa penyebanya, perlu adanya evaluasi. Tanpa adanya evaluasi
keberhasilan dan kegagalan program tidak dapat diketahui. Dengan kata
lain
evaluasi
program
adalah
upaya
untuk
mengetahui
tingkat
keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat dengan cara mengetahui
efektivitas masing-masing komponenya (Arikunto & Cepi 2009).
2. Manfaat evaluasi program pendidikan
Menurut Arikunto & Cepi (2009), hasil evaluasi dapat dijadikan
sebagai pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan yang berkaitan
dengan kegiatan atau program yang sedang berjalan. Ada empat
kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil evaluasi
program yaitu :
6
7
a.
Menghentikan program, karena program dianggap tidak bermanfaat
dan tidak terlaksana dengan baik.
b.
Merevisi program, karena ada beberapa bagian program yang
kurang sesuai dengan harapan.
c.
Melanjutkan program, karena program sudah berjalan dengan baik
d.
Menyebarluaskan program, karena program berjalan dengan baik
dan akan sangat baik jika diterapkan di tempat lain pula.
Sedangkan menurut Widoyoko (2009), manfaat evaluasi program
pendidikan antara lain :
a. Mengkomunikasikan program kepada publik
Sekolah
seharusnya
mengkomunikasikan
efektivitas
program
pembelajaranya kepada orang tua maupun publik lainya melalui hasilhasil evaluasi yang dilaksanakan, dengan demikian publik dapat
mengetahui tentang efektivitas program pembelajaran dan memberikan
dukungan yang diperlukan
b. Menyediakan informasi bagi pembuat keputusan
Penyediaan informasi bagi pembuat keputusan dapat dikelompokan
menjadi tiga macam, menurut tujuanya yaitu menunjang pembuatan
keputusan tentang perencanaan atau penyusunan program pembelajaran
berikutnya, menunjang pembuatan keputusan tentang keberlangsungan
atau
kelanjutan
program
pembelajaran,
menunjang
pembuatan
keputusan tentang modifikasi program.
c. Penyempurnaan program yang ada
Evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik dapat
membantu upaya-upaya dalam rangka menyempurnakan jalanya
program pembelajaran sehingga lebih efektif.
d. Meningkatkan partisipasi
Dengan adanya informasi hasil evaluasi program pembelajaran, maka
orang tua atau masyarakat akan terpanggil untuk berpartisipasi dan ikut
mendukung upaya-upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
8
3. Model Evaluasi Program Pendidikan
Menurut Arikunto & Cepi (2009), dalam ilmu evaluasi program
pendidikan, ada model yang bisa digunakan untuk mengevaluasi suatu
program. Adapun beberapa model yang banyak dikenal dan digunakan
antara lain :
a. Goal oriented evaluation model
Yang menjadi objek dalam model ini adalah tujuan program yang
sudah ditetapkan jauh sebelum program dimulai. Evaluasi dilakukan
secara berkesinambungan, terus-menerus, mencek seberapa jauh tujuan
tersebut sudah terlaksana di dalam proses pelaksanaan program. Model
ini dikembangkan oleh Tyler. Sedangkan menurut Tayibnapis (2000)
pendekatan ini memakai tujuan program sebagai kriteria untuk
menentukan keberhasilan. Evaluator mencoba mengukur sampai
dimana pencapaian tujuan telah dicapai.
b. Goal free evaluation model
Model yang dikembangkan oleh Michael Scriven ini tidak perlu
memperhatikan tujuan program melainkan kerjanya program. Caranya
dengan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi, baik halhal positif yaitu yang diharapkan maupun hal-hal negative yang
sebetulnya memang tidak diharapkan.
Alasan mengapa tujuan program tidak perlu diperhatikan karena
ada kemungkinan evaluator terlalu merinci tiap-tiap tujuan khusus. Jika
masing-masing tujuan khusus tercapai, artinya terpenuhi dalam
penampilan, tetapi evaluator lupa memperhatikan seberapa jauh
masing-masing penampilan tersebut mendukung penampilan akhir yang
diharapkan oleh tujuan umum maka akibatnya jumlah penampilan
khusus ini tidak banyak manfaatnya.
Dari uraian di atas jelas bahwa yang dimaksud dengan evaluasi
lepas dari tujuan dalam model ini bukanya lepas dari tujuan, tetapi
hanya lepas dari tujuan khusus. Model ini hanya mempertimbangkan
9
tujuan umum yang akan dicapai oleh program, bukan secara rinci
perkomponen.
c. Formatif-sumatif evaluation model
Model yang dikembangkan oleh Michael Scriven ini menunjuk
adanya tahapan dan lingkup objek evaluasi, yaitu evaluasi yang
dilakukan pada waktu program masih berjalan (evaluasi formatif) dan
ketika program sudah selesai (evaluasi sumatif).
Tujuan evaluasi formatif adalah mengetahui seberapa jauh
program yang dirancang dapat berlangsung, sekaligus mengidentifikasi
hambatan.
Dengan
diketahuinya
hambatan
dan
hal-hal
yang
menyebabkan program tidak lancar, pengambilan keputusan sejak dini
dapat mengadakan perbaikan yang mendukung kelancaran pencapaian
tujuan program.
Tujuan dari evaluasi sumatif adalah mengukur ketercapaian
program. Fungsi evaluasi sumatif adalah untuk mengetahui posisi atau
kedudukan individu di dalam kelompoknya. Mengingat bahwa objek
sasaran dan waktu pelaksanaan berbeda antara evaluasi formatif dan
sumatif maka lingkup sasaran yang dievaluasi juga berbeda.
d. Countenance evaluation model
Model Stake menekankan pada adanya pelaksanaan dua hal
pokok yaitu deskripsi dan pertimbangan serta membedakan adanya tiga
tahap dalam evaluasi program yaitu anteseden yang diartikan sebagai
konteks, transaksi yang diartikan sebagai proses, keluaran yang
diartikan sebagai hasil.
Deskripsi menyangkut dua hal yang menunjukan posisi sesuatu
yang menjadi sasaran evaluasi yaitu apa maksud/tujuan yang
diharapkan oleh program, dan pengamatan/akibat, atau apa yang
sesungguhnya terjadi atau apa yang betul-betul terjadi. Selanjutnya
evaluator menuju ke langkah pertimbangan, yang dalam langkah
tersebut mengacu pada standar.
10
Menurut Stake, ketika evaluator tengah mempertimbangkan
program pendidikan, mereka mau tidak mau harus melakukan dua
perbandingan, yaitu membandingkan kondisi hasil evaluasi program
tertentu dengan yang terjadi di program lain dengan objek sasaran yang
sama, dan membandingkan kondisi hasil pelaksanaan program dengan
standar yang diperuntukan program yang bersangkutan, didasarkan
pada tujuan yang akan dicapai.
e. CSE-UCLA evaluasi model
CSE merupakan singkatan dari center for the study of
evaluation, sedangkan UCLA merupakan singkatan dari university of
California in Los Angeles. Ciri dari model ini adalah lima tahap yang
dilakukan
dalam
evaluasi
yaitu
perencanaan,
pengembangan,
implementasi, hasil, dan dampak. Fernandes memberi penjelasan
tentang model ini menjadi empat tahap yaitu :
1) Needs assessment
Pada tahap ini evaluator memusatkan perhatian pada penentuan
masalah.
2) Program planning
Dalam tahap ini program PBM dievaluasi dengan cermat untuk
mengetahui
apakah
rencana
pembelajaran
telah
disusun
berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Evaluasi tahap ini tidak lepas
dari tujuan yang telah dirumuskan.
3) Formative evaluation
Pada
tahap
ini
evaluator
memusatkan
perhatian
pada
keterlaksanaan program.
4) Summative evaluation
Pada tahap ini evaluator mengumpulkan semua data tentang hasil
dan dampak dari program. Melalui tahap ini diharapkan dapat
diketahui apakah tujuan yang dirumuskan untuk program sudah
tercapai, dan jika belum dicari bagian mana yang belum dan apa
penyebabnya.
11
f. CIPP evaluation model
Model evaluasi yang dikembangkan oleh Sttuflebeam dkk ini
paling banyak digunakan oleh para evaluator. CIPP yang merupakan
singkatan dari huruf awal empat buah kata yaitu:
Context evaluation : evaluasi terhadap konteks
Input evaluation
: evaluasi terhadap masukan
Process evaluation : evaluasi terhadap proses
Product evaluation : evaluasi terhadap hasil
Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP merupakan
sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah
program kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah model evaluasi
yang memandang program evaluasi sebagai sebuah sistem. Dengan
demikian, jika tim evaluator sudah menentukan model CIPP sebagai
model yang akan digunakan untuk mengevaluasi program yang
ditugaskan maka mau tidak mau mereka harus menganalisis program
tersebut berdasarkan komponen-komponenya.
1) Evaluasi konteks
Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci
lingkungan, kebutuhan yang belum terpenuhi, dan tujuan proyek.
2) Evaluasi masukan
Maksud dari tahap ini adalah kemampuan awal peserta didik dan
sekolah dalam menunjang pelaksanaan program (Arikunto & Cepi
2009). Sedangkan menurut Widoyoko (2009), komponen evaluasi
masukan meliputi sumber daya manusia, sarana dan peralatan
pendukung, berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan.
3) Evaluasi proses
Menurut Widoyoko (2009), evaluasi proses digunakan
untuk mendeteksi atau memprediksi rancangan prosedur atau
rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan
informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip
prosedur yang telah terjadi. Evaluasi proses meliputi koleksi data
12
penilaian yang telah ditentukan dan diterapkan dalam praktik
pelaksanaan program. Pada dasarnya evaluasi proses bertujuan
untuk mengetahui sampai sejauh mana rencana telah diterapkan
dan komponen apa yang perlu diperbaiki.
4) Evaluasi produk atau hasil
Evaluasi produk digunakan untuk membantu membuat
keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai
maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan. Evaluasi
produk merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengukur
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
g. Discrepancy model
Model yang dikembangkan oleh Malcolm Provus ini menekankan pada
pandangan adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan program.
Evaluasi program yang dilakukan oleh evaluator mengukur besarnya
kesenjangan yang ada di setiap komponen jadi dalam model ini
mengukur adanya perbedaan antara yang seharusnya dicapai dengan
yang sudah riil dicapai.
4. Ketepatan penentuan model evaluasi
Tepat artinya cocok. Jika tautan antara dua hal yang ditautkan
cukup baik, erat berarti bahwa ada ketepatan tautan antara dua hal yang
ditautka tersebut.
Ketepatan penentuan
model
evaluasi
program
mengandung makna bahwa ada harapan keeratan tautan antara evaluasi
program dengan jenis program yang dievaluasi.
Model evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah CIPP
Evaluation Model
karena kelebihan yang dimiliki yaitu lebih
komprehensif, karena objek evaluasi tidak hanya pada hasil semata tetapi
juga mencakup konteks, masukan, proses maupun hasil. Selain itu model
ini merupakan model evaluasi yang paling sering digunakan oleh para
evaluator (Widoyoko 2009).
13
B. Metode pembelajaran
Menurut Rustaman et al. (2003), metode berbeda dengan pendekatan.
Pendekatan lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan
metode lebih menekankan pada teknik pelaksanaanya. Metode yang dapat
digunakan dalam pembelajaran biologi antara lain sebagai berikut :
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah penyampaian bahan pelajaran secara lisan.
Metode banyak dipilih karena mudah dilaksanakan, tidak membutuhkan
alat bantu khusus, dan tidak perlu merancang kegiatan peserta didik.
Penggunaan metode ini membuat peserta didik kurang dirangsang
kreativitasnya, tidak membuat peserta didik aktif mengemukakan
pendapat, dan tidak dibiasakan mencari serta mengelola informasi.
Salah satu upaya untuk membuat metode ceramah menjadi lebih
efektif adalah dengan memberi bahan yang akan diceramahkan sebatas
rambu-rambu agar peserta didik dapat mengikuti dan mengatasi
kejenuhan, serta keterlambatan dalam menyimak. Penyajian harus
sistematis dan sebaiknya dibantu oleh media elektronik. Akan lebih baik
jika penyampaian materi dengan metode caramah dibumbui oleh humor
sepelunya dan kadang-kadang diajukan pertanyakan untuk mendeteksi
perhatian peserta didik. Menurut Ibrahim dan Nana (2003), metode
ceramah tidak senantiasa jelek bila penggunaanya betul-betul disiapkan
dengan baik, didukung dengan alat dan media, serta memperhatikan batasbatas kemungkinan penggunaanya.
2. Metode Tanya jawab
Dalam tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan
sudah direncanakan sesuai dengan konsep yang ingin diperoleh atau
dipahami oleh peserta didik, sesuai dengan kemampuan peserta didik, dan
dengan kalimat lugas. Metode ini dapat menarik perhatian peserta didik,
memusatkan perhatian peserta didik. Dengan mengajukan pertanyaan yang
terarah, peserta didik akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir,
kemampuan berpikir peserta didik dan keruntutan dalam mengemukakan
14
pokok pikiranya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini
dapat menjadi pendorong bagi peserta didik untuk mengadakan
penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber belajar. Ibrahim dan Nana
(2003), mengatakan bahwa dengan metode tanya jawab maka akan terlihat
adanya hubungan timbale balik secara langsung antara guru dengan
peserta didik.
Selain berbagai kelebihan, metode ini juga memiliki berbagai
kekurangan antara lain tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai
dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami peserta didik, waktu sering
terbuang apabila pertanyaan tidak terjawab oleh beberapa orang, perlu
diciptakan suasana yang menunjang agar peserta didik tidak takut untuk
menjawab pertanyaan.
3. Metode diskusi
Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan
masalah. Dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat
untuk memperoleh kesamaan pendapat. Metode ini memiliki beberapa
kelebihan antara lain merangsang keberanian dan kreativitas peserta didik
dalam mengemukakan gagasan, membiasakan peserta didik bertukar
pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan
juga peserta didik belajar bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran
bersama.
Kekurangan dari metode diskusi tentu ada, anatara lain
pembicaraan sering kali didominasi orang-orang tertentu yang sudah
terbiasa mengeluarkan pendapat, pembicaraan kadang-kadang meluas dan
mengambang. Untuk mengatasi kekurangan tadi, guru perlu berkeliling ke
tiap kelompok diskusi untuk membantu mengatasi jika terjadi hal-hal yang
mengganggu kelancaran diskusi.
4. Metode belajar kooperatif
Pada belajar kooperatif ini peserta didik berada dalam kelompok
kecil dengan anggota sebanyak kurang lebih 4-5 orang. Dalam belajar
secara kooperatif ini terjadi interaksi antar anggota kelompok. Semua
15
anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh
aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu.
5. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memeragakan suatu proses kejadian. Metode ini memerlukan keterampilan
guru secara khusus, sehingga memerlukan kesiapan dan perencanaan yang
matang serta memerlukan waktu yang lama. Fasilitas seperti peralatan, jika
tidak tersedia harus membuat sendiri. Tempat melaksanakan harus cukup
tinggi sehingga proses dapat diamati oleh seluruh peserta didik. Menurut
Ibrahim dan Nana (2003), metode demonstrasi cukup efektif karena
membantu para peserta didik untuk memperoleh jawaban dengan
mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.
6. Metode ekspositori atau pameran
Metode
menggunakan
pameran
benda
adalah
dua
atau
suatu
tiga
penyajian
dimensi,
visual
dengan
dengan
maksud
mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk membantu menyampaikan
informasi yang diperlukan. Ketika guru menggunakan metode ekspositori,
benda yang akan dipamerkan/diperagakan harus diletakan pada tempat
yang dapat dilihat oleh seluruh peserta didik dan cukup besar.
7. Metode karyawisata/widyawisata
Metode karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan
membawa peserta didik mempelajari materi pelajaran di luar kelas.
Widyawisata ini suatu kunjungan yang direncanakan kepada suatu objek
tertentu untuk dipelajari atau untuk memperoleh informasi yang
diperlukan. Metode ini dapat dilakukan di sekitar sekolah atau tempat lain
dengan bimbingan guru maupun pembimbing lain. Kelebihan dari metode
ini antara lain memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar,
merangsang kreativitas peserta didik, informasi dapat lebih luas dan actual,
peserta didik dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Sedang
kekurangan metode ini antara lain memerlukan waktu yang panjang dan
16
biaya, memerlukan tanggung jawab guru dalam mengatur bayak peserta
didik dan memerlukan perencanaan dan persiapan yang cukup lama.
8. Metode penugasan
Dalam metode penugasan guru member tugas tertentu agar peserta
didik melakukan kegiatan belajar. Tugas yang diberikan guru dapat berupa
masalah yang harus dipecahkan dan prosedurnya tidak diberitahukan.
Metode ini dapat mengembangkan kemandirian peserta didik, merangsang
untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab peserta
didik, membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi.
Kekurangan metode ini terletak pada sulitnya mengawasi mengenai
kemungkinan peserta didik tidak bekerja secara mandiri.
9. Metode eksperiment
Metode
eksperiment
adalah
penyajian
pelajaran
dengan
menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen berarti peserta
didik melakukan kegiatan yang mencakup pengendalian variabel,
pengamatan, melibatkan pembanding atau control, dan penggunaan alat
praktikum. Dengan metode ini peserta didik diberi kesempatan untuk
mengalami
sendiri
atau
melakukan
sendiri.
Dengan
melakukan
eksperimen, peserta didik akan lebih yakin atas suatu hal daripada yang
menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman,
mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama
dalam ingatan peserta didik. Ibrahim dan Nana (2003), mengatakan bahwa
metode eksperiment membuat peserta didik lebih aktif karena peserta didik
melakukan percobaan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan yang
diajukan. Kekurangan metode eksperimen adalah menuntut berbagai
peralatan yang terkadang tidak mudah diperoleh.
10. Metode bermain peran
Metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolaholah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman
tentang suatu
konsep. Dalam metode ini peserta didik mendapat
kesempatan terlihat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep
17
dan lebih lama mengingat. Tetapi dalam persiapan dan pelaksanaan
metode bermain peran membutuhkan waktu cukup lama. Selain waktu,
diperlukan juga kemampuan imajinasi guru ketika menyusun skenario.
C. Pemilihan Metode Pembelajaran
Menurut Ibrahim dan Nana (2003), untuk memilih metode mengajar
yang akan digunakan perlu dipertimbangkan faktor-faktor antara lain :
1. Kesesuaian dengan tujuan
Setiap metode memiliki kekuatan dan kelemahan dilihat dari berbagai
sudut. Bagi guru, apapun metode yang digunakan harus jelas dahulu tujuan
yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan tertentu mungkin metode
ceramah disertai Tanya jawab sudah cukup memadai, sedangkan untuk
mencapai tujuan yang lain, mungkin diperlukan metode diskusi atau
pemberian tugas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam memilih
metode mengajar digunakan kombinasi berbagai metode mengajar yang
relevan, yang akan membuat proses belajar lebih hidup, aktif, dan
bermakna.
2. Keterlaksanaan dilihat dari waktu dan sarana
Pada dasarnya dalam memilih metode mengajar diupayakan agar terwujud
proses belajar mengajar yang menantang dan bermakna serta banyak
melibatkan
keaktifan
peserta
didik.
Selain
itu
perlu
pula
mempertimbangkan waktu dan sarana yang tersedia. Mmisalnya metode
karyawisata, tidak mungkin dilakukan setiap hari karena memerlukan
waktu lama dalam perencanaan dan pelaksanaanya. Dalam situasi dimana
jumlah peralatan sangat terbatas, metode demonstrasi lebih cocok
digunakan dibandingkan metode eksperiment yang memerlukan banyak
peralatan.
D. Media pembelajaran
Menurut Rustaman et al. (2003), media adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan pesan, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
18
kemauan peserta didik sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada
dirinya. Sedangkan media pembelajaran diartikan sebagai media yang
penggunaanya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pembelajaran berupa
peralatan fisik untuk mambawakan atau menyampaikan isi pembelajaran.
1. Fungsi media pembelajaran antara lain :
a. Memperjelas dan memperkaya/melengkapi informasi yang diberikan
secara verbal
b. Meningkatkan motivasi dan perhatian peserta didik untuk belajar
c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi
d. Menambah variasi peyajian materi
e. Pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah, dan
mencegah kebosanan peserta didik untuk belajar
f. Kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak
mudah dilupakan peserta didik
g. Memberikan pengalaman yang lebih konkrit bagi hal yang mungkin
abstrak
h. Meningkatkan keingintahuan peserta didik
i. Memberikan stimulus dan mendorong respon peserta didik
2. Peranan media pembelajaran antara lain :
a. Mengatasi masalah keterbatasan ruang kelas
b. Seperti model misalnya, digunakan karena objek asli tidak mungkin
dapat ditunjukan di muka kelas.
c. Mengatasi masalah letak geografis
misalnya untuk daerah pegunungan yang jauh dari pantai, untuk
memperlihatkan laut digunakan media film, kaset, atau video.
d. Mengatasi gerak benda yang terlalu cepat atau lambat
misalnya kepakan sayap lebah atau proses mekarnya bunga. Karena
sangat sulit mengamati gerak-gerak tersebut maka kesulitan ini dapat
diatasi dengan memutar rekaman film atau video yang diperlambat atau
dipercepat.
19
E. Pemilihan media pembelajaran
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk memilih media
pembelajaran. Kriteria umum dalam memilih media pembelajaran antara
lain :
1. Ketersediaan yaitu ada tidaknya media tersebut di sekolah, bila tidak
ada, apakah mungkin untuk dibuat sendiri.
2. Biaya, apakah biayanya tersedia dan mecukupi.
3. Kemudahan, apakah mudah dan kita mampu membuatnya.
4. Kalau tersedia, apakah mdah di bawa di kelas
5. Kesesuaian dengan fasilitas yang ada di kelas, missal penggunaan OHP
apakah listriknya memadai
6. Keamanan dalam penggunaanya, misalnya menggunakan hewan yang
berbisa, galak, atau menggunakan bahan kimia yang berbahaya dan
beracun
Media pembelajaran merupakan bagian integral dari proses
pembelajaran. Karena dalam pemilihan media yang akan digunakan
guru harus melihat semua komponen dari perencanaan pembelajaran
seperti tujuan,
materi, pendekatan, dan metode serta bentuk
evaluasinya, termasuk ke dalam kriteria ini tingkat perkembangan
intelektual peserta didik
1.
Tujuan
Media pembelajaran hendaknya sesuai dan menunjang pencapaian
tujuan pembelajaran
2.
Materi pembelajaran
Materi yang dipilih harus sesuai dengan materi/isi pembelajaran dalam
arti harus relevan
3.
Pendekatan/metode
Pemilihan media perlu disesuaikan dengan metode pembelajaran yang
dipilih.
4.
Evaluasi
20
Sebenarnya evaluasi mengukur keberhasilan tujuan, karena itu media
yang dipilih selain mengacu pada tujuan terkait juga pada evaluasi
yang digunakan
5.
Peserta didik
Pemilihan media perlu disesuaiakan dengan perkembangan intelektual
peserta didik, misalnya tingkat kemampuan membaca, mendengar,
dan melihat.
Menurut Julianto (2008) beberapa pertimbangan guru dalam
memilih media pembelajaran yang tepat dirumuskan dalam satu kata
akronim, yaitu ACTION (Access, Cost, Technology, Interactivity,
Organization, dan Novelty).
- Access. Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama kita dalam
memilih media. Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah,
dan dapat dimanfaatkan oleh peserta didik atau tidak. Misalnya, kita
ingin menggunakan media internet, hal yang perlu dipertimbangkan
terlebih dahulu apakah ada saluran untuk koneksi ke internet. Akses
tersebut juga menyangkut aspek kebijakan, termasuk di dalamnya
diijinkannya peserta didik untuk menggunakan internet. Komputer
yang terhubung ke internet jangan hanya digunakan untuk kepala
sekolah, tapi juga guru, dan yang lebih penting untuk peserta didik.
Peserta didik harus memperoleh akses untuk menggunakan internet
dalam proses belajarnya.
- Cost. Komponen biaya juga harus dipertimbangkan dalam pemilihan
media. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita, mulai dari
media yang sederhana sampai media canggih dengan harga yang
mahal. Namun, perhitungan mahalnya biaya itu harus kita kaitkan
dengan aspek manfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan
tersebut, maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun.
- Technology. Dalam memilih media, mungkin saja kita tertarik
kepada satu media tertentu. Namun dalam memilih media yang akan
kita pakai, kita perlu memperhatikan apakah teknologinya tersedia dan
21
mudah menggunakannya. misal jika kita ingin menggunakan media
audio visual di kelas, maka kita perlu memperhatikan ketersediaan
faktor pendukungnya, seperti ketersediaan sumber listrik.
- Interactivity. Pemilihan media harus mempertimbangkan aspek
kemudahan dalam berkomunikasi. Media yang baik adalah yang dapat
memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Setiap kegiatan
pembelajaran yang kita kembangkan tentu saja memerlukan media
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
- Organization. Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan
organisasi. Penentuan media pembelajaran yang akan digunakan juga
harus mendapat dukungan dari penyelenggara pendidikan, termasuk
yang berkaitan dengan arah kebijakan penyelenggaraan pendidikan
tersebut.
- Novelty. Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media
adalah aspek “up date” media. Kebaruan dari media yang kita pilih
juga harus menjadi pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya
lebih baik dan lebih menarik bagi pengguna.
Sedangkan menurut Ibrahhim dan Nana (2003), hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran antara lain:
a. Disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
b. Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri
c. Kemampuan guru menggunakan suatu media
d. Keluwesan atau fleksibilitas dalam penggunaanya
Kesesuaianya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang
ada
e. Ketersediaan media tersebut
f. Biaya
22
F. Hakikat Pembelajaran Biologi
1. Pengertian
Ditinjau dari segi etimologi biologi berasal dari kata bios dan logos.
Bios berarti hidup, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi biologi merupakan ilmu
yang mempelajari tentang makhluk hidup. Biologi sebagai ilmu merupakan
salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempunyai objek
pembahasan dan mungkin juga penelitian tentang benda-benda hidup. Biologi
mempelajari manusia, hewan, dan tumbuhan mengenai struktur tubuh, fungsi
organ tubuh, hubunganya dengan lingkungan, dan sebagainya yang dimiliki
mereka (Tim Biologi Umum 2007).
Menurut BSNP (2007), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan
dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di sekolah menengah diharapkan
dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan
alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya
di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA
diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta
didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya
sendiri dan alam sekitar.
Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai
pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan
proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis,
menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu
mempertimbangkan
keamanan
dan
keselamatan
kerja,
mengajukan
pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan
hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi
23
faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan
masalah sehari-hari (BSNP 2007).
Sedangkan menurut Rustaman et al. (2003), keterampilan proses
melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan
sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan
melakukan keterampilan proses peserta didik menggunakan pikiranya.
Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena
mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran,
penyusunan, atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan
bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar dengan keterampilan proses misalnya mendiskusikan hasil
pengamatan.
Mata pelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir
analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan peristiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif
dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang
matematika, fisika, kimia dan pengetahuan pendukung lainnya (BSNP 2007).
2. Tujuan
Menurut BSNP (2007), mata pelajaran biologi bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari
keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa
b. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan
dapat bekerjasama dengan orang lain
c. Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji
hipotesis
melalui
percobaan,
serta
mengkomunikasikan
hasil
percobaan secara lisan dan tertulis
d. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif
dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi
24
e. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling
keterkaitannya
dengan
IPA
lainnya
serta
mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri
f. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya
teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia
g. Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga
kelestarian lingkungan.
G. Pengelolaan Kelas
1.
Pengertian dan tujuan pengelolaan kelas
Untuk guru biologi, kelas merupakan sejumlah peserta didik yang
berkumpul bersama mengikuti proses pembelajaran, tetapi tidak selalu harus
di dalam suatu ruangan di lokasi sekolah. Untk melakukan proses
pembelajaran bisa digunakan tempat di luar ruangan kelas seperti pekarangan
sekolah, lapangan rumput dekat sekolah, kebun sekolah atau rumah kaca dan
sebagainya. Ada pun Pengelolaan diartikan sebagai kemampuan atau
keteramplan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan
melalui kegiatan-kegiatan dengan pola tertentu. Maka pengelolaan kelas
dapat diartikan sebagai keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar mengajar yang optimal dan mengembalikanya
bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar (Rustaman et al. 2003)
Dengan kata lain pengelolaan kelas adalah tindakan guru yang
melibatkan keterampilan untuk mengembangkan interaksi antar semua unsur
dalam kelas, atau upaya dalam mendayagunakan semua potensi kelas,
sehingga tujuan dari kegiatan belajar mengajar tercapai optimal. Dengan
demikian maka tujuan dari pengelolaan kelas adalah untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi optimal dan lingkungan kelas, sehingga peserta
didik dapat memanfaatkan kemampuanya, bakatnya serta energinya pada
proses pembelajaran (Rustaman et al. 2003)
Menurut hasil peneletian Herlina (2007), pengelolaan kelas yang baik
berhubungan dengan hasil belajar biologi peserta didik. Peningkatan hasil
25
belajar sains biologi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
penataan peserta didik dalam kelas, penataan ruang, dan penggunaan alat
peraga dalam pengajaran serta penciptaan disiplin kelas, serta ditunjang
dengan strategi pembelajaran. pengelolaan kelas merupakan sebuah upaya
yang real untuk mewujudkan suatu kondisi proses atau kegiatan belajar
mengajar yang efektif. Dengan pengelolaan kelas yang baik diharapkan dapat
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran di mana proses tersebut
memberikan
pengaruh
positif
yang
secara
langsung
menunjang
terselenggaranya proses belajar mengajar di kelas.
Sedangkan menurut Nasrun (2001), guru dituntut mampu memilih dan
menggunakan media pengajaran sesuai dengan materi yang akan disajikan. Di
samping itu, guru juga dituntut mampu menggunakan metode pengajaran
secara simultan untuk menghidupkan suasana pengajaran dengan baik.
Dengan kata lain, dalam pelaksanaan pengelolaan kelas guru harus dapat
menciptakan
suasana
yang
memungkinkan
peserta
didik
memiliki
kenyamanan dalam proses belajar mengajar. Penekanan terhadap metode
belajar saja kurang dapat menghasilkan peserta didik seperti yang diharapkan.
Untuk itu, pengelolaan lingkungan belajar merupakan suatu hal penting yang
harus mendapat perhatian berbagai pihak yang memiliki kepentingan
terhadap tercapainya tujuan pembelajaran yaitu menciptakan peserta didik
yang cerdas dan dapat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat.
2.
Kondisi dan situasi belajar mengajar
Menurut Rustaman et al (2003), Pengelolaan kelas yang efektif
merupakan prasarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar
yang baik. Salah satu faktor pendorong berlangsungnya proses belajar
mengajar yang efektif adalah penyediaan kondisi yang menguntungkan.
Kondisi dalam pengertian disini adalah kondisi fisik dan emosional.
Faktor-faktor yang termasuk dalam kondisi fisik diantaranya adalah
penataan kelas sebagai berikut :
a. Ruang kelas
26
Ruang tempat belajar harus memungkinkan semua peserta didik
untuk bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan dan tidak saling
mengganggu anatara satu peserta didik dengan peserta didik lainya pada
saat melakukan aktivitas belajar. Besarnya ruangan kelas sangat bergatung
pada berbagai hal seperti jenis kegiatan dan jumlah peserta didik yang
melakukan kegiatan.
b. Pengaturan atau penataan tempat duduk
Tempat duduk peserta didik sebaiknya diatur agar memungkinkan
terjadinya tatap muka dengan guru, dengan demikian guru sekaligus dapat
mengontrol tingkah laku peserta didik. Beberapa pengaturan tempat duduk
misalnya berbaris berbanjar, mengelompok terdiri dari 5-8 orang, setengah
lingkaran, dan lingkaran. Biasanya penataan tempat duduk peserta didik
disesuaiakan pula dengan jenis kegiatan (praktikum, diskusi kelompok,
ceramah, demonstrasi, bermain peran).
c. Ventilsi dan pengaturan cahaya
Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan peserta didik. Jendela
harus cukup besar sehingga memungkinkan panas matahari dan udara
segar masuk. Penataan keindahan, kebersihan kelas, dan ventilasi
dilakukan oleh peserta didik secara bergiliran.
d. Pengaturan atau penataan dan penyimpanan perlengkatan kelas
Perlengkapan kelas hendaknya disimpan pada tempat yang khusus
sehingga mudah dicapai. Barang yang nilai praktisnya tinggi seperti buku
pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi dapat disimpan dalam lemari
di ruang kelas.
Faktor-faktor yang termasuk dalam kondisi emosional diantaranya:
1) Tipe kepemimpinan guru
Tipe kepemimpinan guru akan mewarnai suasana emosional dalam kelas.
Guru yang bersifat otoriter akan menghasilkan peserta didik yang apatis,
dan sebaliknya guru yang kurang tegas akan menumbuhkan sikap yang
agresif.
Tipe
kepemimpinan guru
yang
lebih
demokratis
lebih
memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan peserta didik
27
dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai. Sikap ini dapat
membantu menciptakan iklim yang menguntungkan bagi terciptanya
kondisi proses belajar yang optimal, peserta didik akan belajar secara
produktif baik pada saat diawasi guru maupun tanpa diawasi guru.
2) Sikap sabar dan bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku
peserta didik dapat diperbaiki merupakan sikap yang baik dalam
menghadapi peserta didik. Terimalah peserta didik dengan hangat apabila
ia insaf akan kesalahanya. Berlaku adil dan ciptakan kondisi yang
menyebabkan peserta didik sadar akan kesalahanya, dan ada dorongan
untuk memperbaikinya.
3) Suara guru
Suara guru merupakan suatu faktor yang memiliki pengaruh terhadap
proses belajar mengajar. Suara yang pelan, melengking tinggi, dan
monoton akan membuat peserta didik mmerasa bosan sehingga tidak
memperhatikan pelajaran. Tekanan suara yang bervarisi, jelas, dan sedikit
rileks akan mendorong peserta didik untuk memperhatikan pelajaran dan
lebih berani mengajukan pertanyaan.
4) Pembinaan
Pembinaan hubungan baik dengan peserta didik akan sangat membantu
dalam mengelola kelas, karena akan menciptakan suasana gembira
sehingga peserta didik penuh gairah, penuh semangat, bersikap optimis
dalam melakukan kegiatan belajar.
H. Pembelajaran Moving Class
Menurut Tim Pengembang moving class SMA 4 Kayuagung (2008),
pembelajaran moving class adalah kegiatan pembelajaran dengan peserta
didik berpindah sesuai dengan pelajaran yang diikutinya. Pembelajaran
dengan moving class merupakan salah satu syarat pelaksanaan Sekolah
Kategori Mandiri yang dilaksanakan dengan pendekatan kelas mata pelajaran.
Pendekatan ini mensyaratkan agar sekolah menyediakan kelas-kelas untuk
kegiatan pembelajaran mata pelajaran tertentu atau untuk rumpun tertentu.
28
Strategi ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu: guru memiliki ruang
mengajar sendiri yang memungkinkan untuk melakukan penataan sesuai
karakteristik mata pelajaran, memungkinkan guru untuk mengoptimalkan
sumber-sumber belajar dan media pembelajaran yang dimiliki. Guru berperan
secara aktif dalam mengontrol perilaku peserta didik dalam belajar (Tim
Pengembang moving class SMA 4 Kayuagung 2008).
Menurut Tim pelaksana program rintisan SKM SMA 9 Yogyakarta
(2008), tujuan mendasar dengan diterapkanya moving class antara lain:
1. Menyediakan sumber belajar, alat peraga, sarana belajar sesuai
karakteristik pelajaran
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran (ada kelas biologi dan pengelolaan
kelas)
3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran
4. Meningkatkan disiplin guru dan peserta didik
5. Meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media
pembelajaran
6. Meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik
a. Kelebihan moving class
Menurut Prabawa (2009), konsep moving class ini memiliki
beberapa kelebihan antara lain:
1) Peserta didik akan lebih menyukai suasana ruang kelas yang bervariasi
2) Konsep moving class juga mampu mengatasi keterbatasan ruang kelas
yang sering kali dikeluhkan pengelola sekolah.
3) Moving class juga akan relatif lebih menghemat pengeluaran sekolah,
karena setiap ruang kelas tidak perlu membeli peralatan sama.
Misalnya, di ruang sejarah cukup dengan alat peraga seperti contoh
candi, microscop cukup ada di ruang biologi, tabung reaksi cukup ada
di ruang kimia, penggaris, busur besar cukup ada diruang matematika.
Sedangkan menurut Sukarno et.al (2010), kelebihan moving
class antara lain bagi peserta didik; lebih fokus pada materi pelajaran,
29
suasana kelas yang menyenangkan, dan interaksi peserta didik dengan
guru lebih intensif. Bagi guru; mempermudah mengelola pembelajaran,
lebih kreatif dan inovetif dalam mendesain kelas, memudahkan guru
lebih maksimal dalam menggunakan berbagai media, pemanfaatan
waktu belajar lebih efesien, dan lebih mudah mengelola suasana kelas
b. Kekurangan moving class
Menurut hasil penelitian Prabawa (2009), masih banyak kendala
pada pelaksanaan moving class ini sehingga tidak dapat semua sekolah
bisa melakukan pembelajaran dengan moving class, kendala yang banyak
dihadapi sekolah dalam moving class diantranya berikut ini.
1) Kendala pada saat pergantian jam pelajaran.
Dalam pergantian jam pelajaran menjadi sebuah kendala, sehingga
harus dibuat pengelolaan dalam perpindahan peserta didik, terkait
lamanya waktu untuk perpidahan kelas.
2) Kendala dalam ruang belajar.
Terjadi pada perlengkapan media pembelajaran, sehingga sekolah yang
akan menerapkan moving class harus melengkapi fasilitas di dalam
kelas, sesuai kelas yang dimaksud
3) Kendala yang lain adalah soal administrasi guru yang kurang baik, hal
tersebut dapat ditanggulangi dengan cara membuat kelengkapan
administrasi guru yang pengawasannya dilakukan oleh kepala sekolah.
11. Strategi Pengelolaan Moving Class
Menurut Tim pelaksana program rintisan SKM (2008), ada lima
strategi dalam pelaksanaan moving class. Pernyataan ini sesuai dengan
hasil penelitian Zesi (2010), Pengelolaan sistem pembelajaran dengan
moving class meliputi perpindahan peserta didik, pengelolaan ruang
belajar mengajar, pengelolaan pembelajaran, pengelolaan administrasi
guru dan peserta didik, pengelolaan remedial dan pengayaan serta
pengelolaan penilaian.
a. Pengelolaan Perpindahan Peserta didik
30
1) Peserta didik berpindah ruang belajar sesuai mata pelajaran yang
diikuti berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan
2) Tolerenasi waktu perpindahan antar kelas adalah 5 menit.
3) Peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan tempat duduknya
sendiri
4) Peserta didik perlu ditegaskan peraturan tentang penggunaan ruang
dan tata tertib dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran serta
konsekuensinya
5) Bel tanda perpindahan suatu kegiatan pembelajaran dibunyikan pada
saat pelajaran kurang 5 menit.
6) Sebelum tersedia loker, peserta didik diperkenankan membawa tas
masuk dalam ruang belajar. Kegiatan pembelajaran di Laboratorium
dibuat peraturan tersendiri hasil kesepakatan guru dengan laboran
7) Peserta didik diberi toleransi keterlambatan 10 menit, diluar waktu
tersebut peserta didik tidak diperkenankan masuk kelas sebelum
melapor kepada guru piket.
8) Keterlambatan berturut-turut lebih dari 3 (tiga) kali diadakan
tindakan pembinaan yang dilakukan urusan Kurikulum/Akademik
bersama dengan Guru Pembimbing.
b. Pengelolaan ruang belajar-mengajar
1) Guru
diperkenankan
untuk
mengatur
ruang
belajar
sesuai
karakteristik mata pelajaran/rumpun mata pelajaran.
2) Ruang belajar setidak-tidaknya memiliki sarana dan media
pembelajaran yang sesuai, jadwal mengajar guru, tata tertib peserta
didik dan faftar inventaris yang ditempel di dinding.
3) Tiap rumpun mata pelajaran diupayakan dilengkapi dengan
prasarana multimedia. penggunaan prasarana diatur oleh penanggung
jawab Rumpun Mata Pelajaran
4) Guru bertanggungjawab terhadap ruang belajar yang ditempatinya.
c. Pengelolaan Administrasi Guru dan Peserta didik
1) Guru berkewajiban mengisi daftar hadir peserta didik dan guru
31
2) Guru membuat catatan-catatan tentang kejadian-kejadian di kelas
berdasarkan format yang telah disediakan
3) Guru mengisi laporan kemajuan belajar peserta didik, absensi peserta
didik, keterlambatan peserta didik dan membuat rekapitulasi.
4) Guru membuat laporan terhadap hal-hal khusus yang memerlukan
penanganan kepada Urusan Kurikulum/Akademik
5) Guru
membuat
jadwal
topik/materi
yang
diajarkan
dan
diinformasikan kepada peserta didik.
d. Pengelolaan Program Remedial dan Pengayaan
1) Remedial dan pengayaan dilaksanakan diluar jam kegiatan tatap
muka dan praktik.
2) Remedial dan pengayaan dapat dilaksanakan secara team teaching,
dimana kolaboran dapat menjadi guru utama pada materi tertentu
3) Kegiatan remedial dan pengayaan dapat menggunakan waktu dalam
kegiatan pembelajaran Tugas Terstruktur (25 menit) maupun Tugas
Mandiri Tidak Terstruktur ( 25 menit )
4) Remedial dan pengayaan dapat dilaksanakan dalam waktu berbeda
maupun secara bersamaan jika memungkinkan, misal : guru utama
memberi pengayaan, sedangkan kolaboran memberi remedial.
5) Remedial dan pengayaan dilaksanakan secara berkelanjutan
berdasarkan hasil analisis postest , ulangan harian dan ulangan
tengah semester.
e. Pengelolaan Penilaian
1) Penilaian dilakukan untuk mengukur proses dan produk hasil
pembelajaran
2) Penilaian proses dilakukan setiap saat untuk menilai kemajuan
belajar peserta didik, sedangkan penilaian produk/hasil belajar
dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester maupun
ulangan akhir semester.
32
3) Penilaian meliputi aspek pengetahuan/kognitif, praktik/psikomotor
dan sikap/ afektif yang disesuaikan dengan peraturan yang telah
ditetapkan serta mengacu pada karakteristik mata pelajaran
4) Hasil penilaian dimasukkan sesuai dengan format yang telah
disediakan dalam bentuk file exel yang kemudian diserahkan kepada
Urusan Kurikulum/ Akademik
5) Tidak diadakan remedial untuk ujian/ulangan semester. Remedial
dilakukan sesuai dengan ketentuan pengelolaan remedial dan
pengayaan.
6) Guru mata pelajaran bertanggungjawab dan memiliki kewenangan
penuh terhadap hasil penilaian terhadap mata pelajaran yang
diampunya. Segala perubahan terhadap hasil penilaian hanya dapat
dilakukan oleh guru yang bersangkutan.
I.
Kepuasan peserta didik dan guru terhadap penerapan Moving class
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepuasan adalah
kesenangan atau kelegaan. Kepuasan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kepuasan peserta didik dan guru terhadap penerapan
moving class pada pembelajaran biologi. Guru dan peserta didik dikatakan
puas terhadap penerapan moving class jika mereka memberikan tanggapan
positif terhadap moving class meliputi tujuan dan kelebihan moving class.
Untuk mengukur kepuasan peserta didik dan guru, peneliti menggunakan
instrument lembar angket dan pedoman wawancara. Dengan lembar angket
dapat diketahui tingkat kepuasan guru dan peserta didik yaitu sangat puas,
puas, cukup puas, dan tidak puas.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA 1 Slawi pada tanggal 18 mei s.d. 28
mei 2011 dan 15 juli 2011.
B. Subjek dan Objek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X.1, XI NS.5,
XI NS.3, dan XI NS.7; dua guru biologi SMA 1 Slawi. Jumlah guru biologi di
SMA 1 Slawi ada 5 tetapi peneliti mengambil data hanya 2 guru. Hal ini
disebabkan 1 guru diantaranya sedang sakit dan 2 yang lain sudah selesai
mengajar. Objek dalam penelitian ini adalah 3 kelas biologi yaitu R.108,
R.115, dan R.120; peserta didik; proses pembelajaran biologi di ketiga kelas
tersebut.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Model yang
digunakan adalah CIPP evaluation model.. Model ini memandang program
yang dievaluasi sebagai sistem jadi yang dievaluasi adalah komponenkomponen programnya yaitu evaluasi konteks, masukan, proses, dan produk
(Arikunto & Cepi 2009).
1. Evaluasi konteks
Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci
lingkungan, kebutuhan yang belum terpenuhi, dan tujuan proyek. Pada
tahap ini meliputi :
a. Bagaimana keadaan kelas biologi?
b. Apa sajakah kebutuhan yang belum dipenuhi dalam pembelajaran?
c. Apa sajakah tujuan penerapan moving class pada pembelajaran biologi
yang belum dan sudah tercapai?
2. Evaluasi masukan
Maksud dari tahap ini adalah kemampuan awal peserta didik dan
sekolah dalam menunjang pelaksanaan program (Arikunto & Cepi 2009).
33
34
Sedangkan menurut Widoyoko (2009), komponen evaluasi masukan
meliputi sumber daya manusia, sarana dan peralatan pendukung, berbagai
prosedur dan aturan yang diperlukan. Tahap penelitian ini meliputi :
a. Bagaimanakah kelangkapan sarana dan prasaranan di kelas biologi?
b. Efektifkah strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan penerapan
moving class pada pembelajaran biologi?
3. Evaluasi proses
Menurut Widoyoko (2009), evaluasi proses digunakan untuk
mendeteksi atau memprediksi rancangan prosedur atau rancangan
implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk
keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah
terjadi. Evaluasi proses meliputi koleksi data penilaian yang telah
ditentukan dan diterapkan dalam praktik pelaksanaan program. Pada
dasarnya evaluasi proses bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana
rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki.
Tahap penelitian ini meliputi :
a. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan moving class?
b. Kendala-kendala apakah yang dialami guru dan peserta didik dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan moving class?
4. Evaluasi produk atau hasil
Evaluasi produk merupakan penilaian yang dilakukan untuk
mengukur keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada tahap ini akan meneliti apakah tujuan moving class sudah tercapai?
D. Prosedur Penelitian
Menurut Moleong (2007), prosedur dalam penelitian kualitatif secara
umum adalah
1. Tahap pra-lapangan
Yang dilakukan peneliti pada tahap ini antara lain:
a. Menyusun rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan model CIPP evaluation model
b. Memilih lapangan penelitian
35
Penelitian ini dilakukan di SMA 1 Slawi
c. Menyiapkan perlengkapan penelitian
Perlengkapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah instrumen yang
digunakan yaitu :
Tabel 1 Data, Sumber data, instrument, dan variabel
Evaluasi
Konteks
Data
a. Identifikasi sarana prasarana
b. Desain kelas
Sumber data
Kelas biologi
Instrumen
a. Lembar
identifikasi
sarana dan
prasarana kelas
biologi
b. Dokumentasi
 Wawancara
wakil kepala
sekolah dan
guru biologi
 Lembar
observasi
perpindahan
peserta didik
 Dokumentasi
Input
Strategi pengelolaan moving
class
a. Perpindahan
peserta didik
b. Administrasi guru dan
peserta didik
c. Remedial dan
pengayaan
d. Penilaian
Wakasek
kurikulum
Guru biologi
peserta didik
Proses
Pelaksanaan pembelajaran
1. Pengelolaan kelas
a. Pemilihan media
b. Pemilihan metode
c. Kondisi yang
mendukung (fisik dan
emosional)
Guru biologi
Peserta didik
 Lembar
observasi
pengelolaan
kelas
 Dokumentasi
 Wawancara
guru biologi
Produk
Tujuan moving class
Guru biologi
Peserta didik
 Lembar
angket minat
peserta didik,
kepuasan
peserta didik
dan kepuasan
guru
 Wawancara
guru biologi
dan peserta
didik
 Dokumentasi
 Lembar
observasi
pencapaian
tujuan moving
class
Variabel
sarana dan
prasarana
moving class
Pelaksanaa
proses
pembelajaran
biologi dengan
moving class
Kepuasan
peserta didik
dan guru
36
2. Tahap pekerjaan lapangan
Yaitu tahap pelaksanaan penelitian. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data
menggunakan instrumen yang telah dibuat.
3. Tahap analisis data
Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Menurut Arikunto & Cepi
(2009), tahapan analisis data secara kualitatif meliputi :
a. Reduksi data
Pada tahap ini peneliti memilih dan memilah data yang sudah terkumpul
sesuai dengan tujuan penelitian.
b. Display data
Data yang diperoleh dikategorikan menurut pokok permasalahan dan dibuat
dalam matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola-pola
hubungan satu sama lain.
c. Menafsirkan data
Menggunakan analisis konten. Pada model ini yang dilakukan adalah
menemukan simbol/kode yang digunakan, klarifikasi simbol/kode tersebut,
dan memprediksi atau menafsirkan data yang diperoleh.
d. Menyimpulkan dan verifikasi
Data yang telah ditafsirkan kemudian disimpulkan. Untuk mengecek
kebenaran dari apa yang telah peneliti tafsir dan simpulkan maka dilakukan
verifikasi.
e. Meningkatkan keabsahan hasil
Ada beberapa prinsip utama dalam meningkatkan keabsahan hasil yaitu :
1) Kredibilitas
Peneliti melakukan pengamatan secara terus-menerus, melakukan
triangulasi (triangulasi metode), melibatkan para pakar penelitian untuk
memberikan masukan atas hasil penelitian (dosen pembimbing), dan
mengecek data yang diperoleh.
2) Transferabilitas
37
Rekomendasi yang dihasilkan dapat diaplikasikan oleh lembaga
pemakai. Hasilnya dapat bernilai tinggi jika menggambarkan dan
memberikan pemahaman yang jelas mengenai fokus evaluasi.
3) Dependabilitas dan conformabilitas
Berkomunikasi dengan pakar mengenai permasalahan pelaksanaan
penelitian
yang berkaitan dengan
data yang harus dikumpulkan.
Dalam penelitian ini pakar yang berperan adalah dosen pembimbing.
4) Narasi hasil analisis
Peneliti memaparkan hasil penelitian dalam bentuk teks tertulis
38
Prosedur Penelitian
Tahap pra lapangan
(rancangan penelitian, tempat penelitian, membuat instrumen)
Tahap pekerjaan lapangan
(pengambilan data)
Tahap analisis data
Data terkumpul
Pengambilan data
Reduksi data
Display data
Data jenuh
Menyimpulkan
dan verifikasi
Analisis konten
Narasi hasil
Ganbar. 1 Diagram prosedur penelitian
78
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi dan Analisis data
1. Sarana dan Prasarana Kelas Biologi
a. Identifikasi Sarana dan Prasarana
Jumlah kelas biologi di SMA 1 Slawi ada 3 yaitu R.108, R.115, dan
R.120. Kelengkapan sarana dan prasarana kelas biologi di SMA 1 Slawi dapat
diketahui pada tabel di bawah ini :
Tabel 2 Sarana dan prasarana kelas R.108, R.115, dan R.120
Kelas
R.108
R.115
R.120
Sarana dan prasarana
LCD
AC
Sound system
White board
Komputer
Torso Anatomi tubuh manusia
Alat peraga
a. Anatomi kulit manusia
b. Anatomi gigi dan lidah manusia
c. Anatomi ginjal dan hati
d. Anatomi mata manusia
e. Struktur rongga dada dan perut
f. Struktur saraf tepi manusia
g. Sistem peredaran darah
h. Anatomi alat ekskresi
Media gambar
a. Sistem pernafasan manusia
b. Pembuluh darah
c. Anatomi kulit dan kuku manusia
d. Anatomi ginjal manusia
e. Susunan saraf belakang
f. Anatomi binatang memamah biak
g. Struktur mulut dan bagianya
h. Kelenjar mulut
Media gambar, antara lain:
a. Organ tubuh
b. Sistem saraf otonom
c. Sistem peredaran darah
d. Anatomi ayam
e. Anatomi kuda
f. Anatomi sapi
g. Struktur kerangka manusia
h. Anatomi otot manusia
i. Struktur otak manusia
Sound
White board
Keterangan
1 (Baik)
1 (Baik)
2 (Baik)
1 (Baik)
1 (Baik)
4 (Baik)
1(Baik)
1(Baik)
1(Baik)
1(Baik)
1(Baik)
1(Baik)
1(Baik)
2(Baik)
1(Baik)
1(Baik)
1(Baik)
1(Baik)
1(Baik)
1(Baik)
1(Baik)
1(Baik)
1 (Baik)
1 (Baik)
1 (Baik)
1 (Baik)
1 (Baik)
1 (Baik)
1 (Baik)
1 (Baik)
1 (Baik)
2 (Baik)
1 (Baik)
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana di kelas
R.108, R.115, dan R.120 dalam keadaan baik. Di kelas R.108 belum menyediakan
media pembelajaran dan alat peraga untuk mendukung pembelajara biologi. Di
kelas R.115 sudah tersedia media pembelajaran dan alat peraga yang cukup
beragam dan mendukung pelaksanaan pembelajaran biologi untuk materi sistem
pencernaan, sistem pernafasan, sistem saraf, sistem peredaran darah, sistem gerak
manusia, dan sistem regulasi. Kelas R.120 sudah tersedia media pembelajaran
biologi yang cukup beragam yaitu untuk pembelajaran biologi materi sistem saraf
dan sistem gerak manusia.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa kelas R.108, R.115,
dan R.120 tidak hanya digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran biologi tetapi
juga mata pelajaran lain. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3 Data penggunaan kelas R.108, R.115, dan R.120
R.108
Matematika
Sosiologi
Bahasa indonesia
Bahasa inggris
Bahasa jawa
Biologi kelas XI
R.115
Biologi kelas X, XI
Bahasa jawa
Kimia
Agama
R.120
Biologi kelas X, XII
Pkn
Bahasa indonesia
Agama
Kimia
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa media pembelajaran dan alat
peraga biologi yang perlu disediakan di kelas R.108 meliputi materi biologi yang
akan diajarkan yaitu materi biologi kelas XI. Sedangkan kelas R.115 perlu
ditambah media pembelajaran dan alat peraga biologi yang mendukung
pembelajaran kelas X karena sebagian besar alat peraga dan media pembelajaran
yang tersedia hanya mendukung pembelajaran biologi kelas XI. Sementara media
dan alat peraga di kelas R.120 perlu ditambah agar mendukung pembelajaran
biologi kelas X dan kelas XII. Kelas R.108 perlu dilengkapi dengan media
pembelajaran sistem pencernaan manusia, otot manusia, torso, bagian-bagian sel
hewan atau tumbuhan, dan lain sebagainya dapat ditambahkan di kelas tersebut.
Di kelas R.115 perlu dilengkapi dengan LCD, komputer, dan media pembelajaran
serta alat peraga yang mendukung materi pembelajaran kelas X dan XI.
Sedangkan kelas R.120 perlu dilengkapi dengan alat peraga biologi, LCD, dan
komputer. Media pembelajaran juga sebaiknya ditambah media gambar struktur
DNA dan struktur RNA karena kelas R.120 juga digunakan untuk pembelajaran
biologi kelas XII.
Di SMA 1 Slawi sudah tersedia tiga kelas yang nantinya khusus digunakan
untuk pembelajaran biologi. Kelas R.108 digunakan untuk pembelajaran biologi
kelas XI. Media dan alat peraga belum tersedia di kelas tersebut jadi guru belum
bisa memanfaatkan media dan alat peraga dalam pembelajaran biologi. Tetapi di
kelas tersebut sudah tersedia LCD dan komputer sehingga sementara sekolah
belum menyediakan media dan alat peraga, guru dapat menggantinya dengan
menayangkan media pembelajaran melalui LCD. Guru dapat menampilkan media
berupa gambar 2 atau 3 dimensi bahkan guru dapat menayangkan video pem
belajaran.
Kelas R.115 sudah tersedia media dan alat peraga yang cukup beragam.
Kelas ini digunakan untuk pembelajaran biologi kelas X dan XI. Berdasarkan
hasil identifikasi, media dan alat peraga yang tersedia sebagian besar mendukung
pembelajaran biologi kelas XI yaitu untuk materi sistem pencernaan, sistem
pernafasan, sistem saraf, sistem peredaran darah, sistem gerak manusia, dan
sistem regulasi. Dari 8 materi yang diajarkan di kelas XI, 6 bab diantaranya dapat
diajarkan
dengan
memanfaatkan
media
pembelajaran
tersebut.
Media
pembelajaran dan alat peraga untuk mendukung pembelajaran kelas X memang
belum tersedia di kelas ini tetapi guru dapat menggunakan alternatif yang lain.
Guru dapat memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah untuk belajar mengenai
pencemaran lingkungan. Hal ini mungkin dilakukan karena letak SMA 1 Slawi
yang berdekatan dengan pasar dan pabrik teh. Guru dapat juga menggunakan
metode penugasan untuk materi keanekaragaman makhluk hidup. Peserta didik
dapat mengeksplornya melalui internet karena sekolah menyediakan wifi. Jadi,
walaupun kelas tersebut belum tersedia media dan alat peraga untuk mendukung
pembelajaran kelas X tetapi dapat teratasi dengan pemanfaatan lingkungan
sekolah dan pemanfaatan wifi sekolah.
Kelas R.120 digunakan untuk pembelajaran biologi kelas X dan XII. Di
kelas tersebut belum tersedia alat peraga, LCD, dan komputer tetapi sudah
tersedia beberapa media pembelajaran yang mendukung untuk materi sistem saraf
dan sistem gerak manusia. Meskipun belum lengkap, tetapi hal ini dapat diatasi
dengan pemanfaatan wifi sekolah sebagai alah satu sumber belajar. Peserta didik
dapat mengeksplor mengenai materi yang akan diajarkan yaitu struktur RNA dan
DNA, bukti evolusi, serta produk-produk bioteknologi kemudian dilakukan
diskusi yang didukung oleh media pembelajaran yang dibawa oleh peserta didik.
Untuk materi kelas X dapat diatasi seperti pada kelas R.115 yaitu memanfaatkan
wifi dan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah.
b. Desain Kelas
Gambar. 2 Desain kelas tradisional
Berdasarkan gambar 2 dapat diketahui bahwa desain kelas yang dibuat
guru dalam pelaksanaan pembelajaran biologi di SMA 1 Slawi adalah desain
tradisional (Sukarno et al. 2010). Selain desain tradisional, guru juga mendesain
kelas secara berkelompok. Selain desain kelas tradisional dan berkelompok, guru
juga dapat memvariasikan desain kelas agar peserta didik tidak merasa bosan di
kelas. Desain lain yang dapat digunakan oleh guru antara lain bentuk U, bentuk
konferensi, bentuk lingkaran atau setengah lingkaran.
2. Pelaksanaan pembelajaran biologi
a. Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru pada pembelajaran biologi
antara lain guru menyediakan kondisi fisik dan emosional yang baik, pemilihan
media serta metode pembelajaran dengan tepat. Hasil observasi mengenai
pengelolaan kelas, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4 Hasil observasi pengelolaan kelas
No.
1.
Aspek yang diamati
Tidak
Catatan
kondisi fisik
a. Ruang tempat belajar harus
memungkinkan semua peserta
didik untuk bergerak leluasa
b. Tempat duduk peserta didik
sebaiknya diatur agar
memungkinkan terjadinya tatap
muka dengan guru
c. Ventilasi harus cukup menjamin
kesehatan peserta didik
d. Jendela harus cukup besar sehingga
memungkinkan panas matahari dan
udara segar masuk
e. Perlengkapan kelas hendaknya
disimpan pada tempat yang khusus
sehingga mudah dicapai
f. Barang yang nilai praktisnya tinggi
seperti buku pelajaran disimpan
dalam lemari di ruang kelas.
2.
Ya
V
ada peserta didik
yg duduk
berkelompok
V
V
V
V
Belum ada
tempat khusus
V
Buku di meja,
dibawa peserta
didik
kondisi emosional
a. Tipe kepemimpinan guru
b. Sikap sabar dan bersahabat dengan
peserta didik
c. Tekanan suara guru bervarisi, jelas,
dan sedikit rileks
d. Pembinaan hubungan baik dengan
peserta didik
V
Demokratis
V
V
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa guru sudah menyediakan
kondisi fisik dan emosional yang baik tetapi masih ada beberapa yang perlu
dilengkapi yaitu berkaitan dengan tempat khusus yang sebaiknya disediakan untuk
meletakan perlengkapan kelas agar mudah dicapai dan barang yang nilai
praktisnya tinggi seperti buku pelajaran. Buku-buku yang digunakan oleh guru
diletakan di meja guru sedangkan buku-buku yang digunakan oleh peserta didik
dibawa oleh peserta didik. Meja guru digunakan untuk berbagai fungsi, tidak
hanya untuk menulis tapi juga untuk meletakan spidol, penghapus, dan buku.
1) Kondisi fisik
Dalam pengelolaan kelas, kondisi fisik yang baik yaitu keadaan
kelas yang nyaman dan mendukung suksesnya pelaksanaan pembelajaran
biologi. Salah satu kelebihan moving class adalah suasana kelas yang
menyenangkan sehingga peserta didik tidak jenuh. Untuk menciptakan
kondisi fisik yang baik sehingga membuat peserta didik nyaman mengikuti
kegiatan pembelajaran, guru tentu harus memperhatikan jendela, ventilasi,
dan ruang kelas.
Dari hasil observasi dapat diketahui bahwa jendela besar berada di
kanan kiri kelas dengan kaca bening sehingga panas matahari bisa masuk.
Jendela dilengkapi dengan ventilasi yang baik sehingga udara dapat masuk ke
kelas. Kondisi fisik yang tersedia di kelas biologi di SMA 1 Slawi sudah baik
karena kelas R.115, dan R.120 sudah didesain dengan jendela besar di kanan
kiri kelas yang dilengkapi dengan ventilasi yang baik sehingga udara dapat
masuk dan kelas nyaman. Di kelas R.108, jendela hanya terdapat di sebelah
kiri sementara sebelah kanan adalah tembok. Jadi kelas tidak seterang kelas
yang lain. Udara yang masuk pun tentu berkurang. Hal ini bisa diatasi dengan
pemasangan mesin pendingin (AC) dan lampu ruangan perlu dinyalakan
ketika pembelajaran berlangsung.
Konsep moving class mengacu pada pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik dan memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan
yang dipelajarinya. Oleh karena itu guru melakukan pengelolaan kelas yang
baik agar tujuan pembelajaran tercapai. Dalam melakukan pengeloaan kelas
guru menciptakan kondisi fisik dan emosional yang baik, memilih metode
serta media pembelajaran yang tepat karena dengan moving class, media
pembelajaran dan alat peraga sudah tersedia di kelas. Dengan adanya moving
class, pemanfaatan waktu pembelajaran oleh guru lebih efisien, guru lebih
kreatif dan inovatif dalam mendesain kelas. Selain itu penerapan moving class
pada pembelajaran biologi dapat menumbuhkan minat belajara peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa guru sudah
melakukan pengelolaan kelas yang baik yaitu dengan menyediakan kondisi
fisik. Tetapi ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Dalam menciptakan
kondisi fisik, belum tersedia tempat khusus untuk meletakan perlengkapan
yang nilai praktisnya tinggi seperti buku-buku pelajaran. Jika ada tempat
khusus maka buku mudah diambil saat akan digunakan. Peserta didik juga
tidak perlu membawa buku-buku pelajaran kemana pun mereka pergi.
2) Kondisi emosional
Dari hasil observasi pengelolaan kelas, dapat diketahui bahwa dari
awal hingga akhir pelajaran suara guru terdengar jelas hingga peserta didik
yang duduk paling belakang pun masih bisa mendengar suara guru dengan
jelas. Fakta ini menunjukan bahwa guru biologi yang bersangkutan telah
menciptakan kondisi emosional yang baik kaitanya dengan suara guru. Agar
peserta didik tidak bosan sebaiknya guru perlu sedikit berjalan mendekat ke
arah peserta didik dengan suara yang bervariasi, jelas dan rileks. Jadi,
penampilan guru dalam mengajar tidak monoton.
Jika peserta didik sedang menyampaikan pendapat atau bertanya
tetapi kurang jelas dalam menyampaikan, guru dengan sabar memberi
kesempatan pada peserta didik untuk menyampaikan pendapat atau
pertanyaan dengan kata-katanya sendiri kemudian guru memberi penjelasan
dan kesempatan untuk bertanya atau berpendapat. Berdasarkan hasil
observasi tersebut, guru telah menciptakan pembinaan hubungan baik dengan
peserta didik dan akan sangat membantu dalam mengelola kelas, karena akan
menciptakan suasana gembira sehingga peserta didik penuh gairah, penuh
semangat, bersikap optimis dalam melakukan kegiatan belajar.
3) Pemilihan media pembelajaran
Selain kondisi fisik dan emosional yang baik, pengelolaan kelas
yang baik juga perlu adanya pemilihan media pembelajaran yang baik pula.
Hal ini dapat diketahui pada tabel di bawah ini :
Tabel 5 Hasil wawancara mengenai media pembelajaran
Pertanyaan
1. Bagaimanakah keadaan kelas
biologi dilihat dari :
a. Media pembelajaran
b.
Kelengkapan sarana dan
prasarana
Jawaban
 Sudah cukup lengkap dan cukup
membantu guru dalam mengajar.
Walaupun belum mencakup semua
materi pelajaran tapi guru merasa
sudah bisa dikatakan lengkap
bahkan sudah ada torso dan alat
peraga
 Masih perlu dilengkapi, kalau bisa
ditambah LCD dan komputer agar
guru bisa menayangkan video
pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru 1 dapat diketahui bahwa
media pembelajaran dan alat peraga yang tersedia, digunakan untuk
mendukung proses pembelajaran. Selain media pembelajaran dan alat peraga,
kelas yang sudah dilengkapi LCD dan komputer, digunakan oleh guru untuk
memutarkan video pembelajaran. Guru 1 menggunakan torso rangka manusia
untuk menjelaskan materi sistem gerak pada manusia. Alat peraga anatomi
kulit manusia digunakan oleh guru 1 untuk menjelaskan mengenai materi
sistem indra manusia. Media pembelajaran dan alat peraga tersebut memang
sudah seharusya dimanfaatkan oleh guru karena di kelas sudah tersedia
sehingga sangat mudah bagi guru untuk menggunakanya.
Berdasarkan hasil observasi, guru 2 memanfaatkan LCD dan
komputer di kelas R.108 untuk menayangkan video pembelajaran yang
berhubungan dengan materi sistem reproduksi yaitu mulai dari pembuahan,
pembelahan sel, sampai terbentuknya individu baru. Di kelas R.108 memang
belum tersedia media pembelajaran dan alat peraga untuk mendukung
pembelajaran biologi jadi guru biologi yang mengajar di kelas tersebut belum
bisa memanfaatkan media pembelajaran atau alat peraga untuk membantu
dalam menjelaskan materi.
Media pembelajaran berupa gambar anatomi binatang memamah
biak yang terdapat di kelas R.115 digunakan untuk menjelaskan sistem
pencernaan pada ruminansia. Media gambar sistem peredaran darah
dimanfaatkan untuk menjelaskan proses peredaran darah pada manusia.
Sedangkan alat peraga anatomi gigi dan lidah digunakan untuk menjelaskan
mengenai macam-macam gigi dan daerah distribusi rasa pada lidah manusia.
Selain itu anatomi ginjal dan hati digunakan untuk menjelaskan mengenai
letak dan bentuk hati serta ginjal pada tubuh manusia. Anatomi mata manusia
digunakan untuk membantu menjelaskan mengenai struktur dan bagianbagian mata manusia.
Gambar anatomi binatang memamah biak memang tepat digunakan
untuk menjelaskan materi sistem pencernaan karena standar kompetensinya
adalah menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada
manusia dan hewan (misalnya ruminansia). Dengan gambar tersebut guru
dapat memudahkan peserta didik untuk memahami struktur pencenaan pada
hewan memamah biak. Media gambar sistem peredaran darah manusia
memang tepat digunakan untuk menjelaskan proses peredaran darah manusia
karena standar kompetensinya adalah menjelaskan keterkaitan antara struktur,
fungsi, dan proses serta kelainan yang dapat terjadi pada sistem peredaran
darah. Dengan memanfaatkan media tersebut guru dapat memudahkan peserta
didik memahami mengenai struktur peredaran darah manusia.
Alat peraga anatomi gigi dan lidah memang tepat digunakan untuk
menjelaskan materi sistem regulasi. Dengan media tersebut guru dapat
memudahkan peserta didik untuk memahami tentang macam-macam gigi dan
daerah distribusi rasa pada lidah manusia. Alat peraga anatomi ginjal dan hati
memang tepat digunakan untuk menjelaskan materi sistem ekskresi. Dengan
alat peraga tersebut guru dapat memudahkan peserta didik untuk memahami
tentang organ ekskresi pada manusia yaitu hati, menjelaskan mengenai letak,
bentuk, dan struktur hati manusia. Alat peraga anatomi mata manusia
memang tepat digunakan untuk menjelaskan materi sistem regulasi. Dengan
alat peraga tersebut guru dapat memudahkan peserta didik untuk memahami
tentang struktur dan bagian-bagian mata manusia sehingga dapat membantu
guru memenuhi standar kompetensi materi sistem regulasi yaitu menjelaskan
keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat
terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan).
4) Pemilihan metode pembelajaran
Selain kondisi fisik dan emosional yang baik, pemilihan media
pembelajaran yang baik, perlu
juga melakukan pemilihan metode
pembelajaran yang baik. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 5 Hasil wawancara mengenai metode pembelajaran
Pertanyaan
1. Metode pembelajaran
yang digunakan meliputi
a. Alasan pemilihan
metode pembelajaran
b. Kelebihan metode
pembelajaran
Jawaban
 Metode yang sering digunakan antara
lain ceramah, diskusi, tanya jawab,
presentasi, dan praktek.
 Guru menyesuaikan dengan materi
 Untuk presentasi biasanya dibagi
menjadi presentasi individu dan
kelompok tergantung materinya. Jika
materi banyak maka dipresentasikan
secara kelompok tetapi jika sedikit
guru menggunakan presentasi
individu.
 Guru masih sering menggunakan
metode ceramah karena materi yang
harus disampaikan banyak jadi guru
menyesuaikan dengan waktu yang
tersedia dan kompetensi dasar yang
seharusnya dicapai oleh peserta didik
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa dalam memilih
metode pembelajaran, guru menyesuaikan dengan materi yang akan
disampaikan, kompetensi yang harus dicapai, dan waktu yang tersedia.
Dengan penerapan moving class pada pembelajaran biologi diharapkan guru
dapat memvariasikan metode dan media pembelajaran. Berdasarkan hasil
observasi, guru 1 saat mengajarkan materi sistem reproduksi menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab. Pada saat mengajarkan materi vertebrata
menggunakan metode diskusi. Metode diskusi yang digunakan tidak hanya
diskusi kelompok dengan presentasi kelompok tetapi juga diskusi kelompok
dengan presentasi individu. Seorang peserta didik mempresentasikan suatu
materi tertentu yang sebelumnya telah ditentukan oleh guru kemudian peserta
didik lain menyimak dan menanggapinya. Jika ada pertanyaan, peserta didik
itulah yang menjawab semua pertanyaan. Guru bertindak sebagai fasilitator
untuk membantu menjawab pertanyaan yang belum bisa dijawab atau sudah
dijawab tapi penanya belum puas dengan jawaban presentator.
Berdasarkan hasil observasi, materi mamalia diajarkan dengan
diskusi kelompok tetapi presentatornya individu. Seorang peserta didik
mempresentasikan mengenai mamalia di depan kelas kemudian dilanjutkan
dengan tanya jawab. Presentator bertanggung jawab untuk menjawab
pertanyaan dari peserta didik lain. Jika tidak bisa menjawab atau jawaban dari
presentator kurang puas maka guru yang akan memberikan penjelasan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru 1 dan salah satu peserta didik
kelas XI, peneliti mengetahui bahwa selain menggunakan metode diskusi dan
tanya jawab, metode praktikum pun pernah digunakan pada materi sistem
pernafasan dan uji makanan. Hal ini memang tepat dilakukan oleh guru
karena alat dan bahan sudah mendukung untuk melaksanakan praktikum.
Selain itu pada daftar nilai akhir terdapat kolom untuk nilai praktikum yang
telah diikuti. Peserta didik lebih senang jika belajar biologi dengan praktikum
karena peserta didik lebih aktif dan mudah memahami materi yang diajarkan.
b. Efisiensi waktu
Untuk mengetahui apakah dengan penerapan moving class pada
pembelajaran biologi membuat waktu pembelajaran efisien, dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 6 Hasil observasi tujuan Moving Class
No.
Aspek yang diamati
Ya
1
Menyediakan sumber belajar, alat
peraga, sarana belajar sesuai
karakteristik pelajaran
V
2
Meningkatkan kualitas pembelajaran
(ada kelas biologi dan pengelolaan kelas)
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pembelajaran
Meningkatkan disiplin guru dan peserta
didik
Meningkatkan keterampilan guru dalam
memvariasikan metode dan media
pembelajaran
V
3
4
5
Tidak
catatan
ada kelas biologi dan
kondisi fisik terpenuhi
V
V
V
Menggunakan metode
ceramah
Presentasi individu
materi aves dan
mamalia
pemutaran video
pembelajaran dan
pemberian LKS
diskusi kelas
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan moving class belum
membuat pembelajaran lebih efisien. Dengan moving class ini, memang
diharapkan waktu pembelajaran lebih efisien karena tidak terganggu dengan mata
pelajaran lain. Tetapi masih ada faktor lain yang menyebabkan hal ini yaitu
perpindahan peserta didik. Pada saat pergantian pelajaran maka peserta didik pun
harus berpindah ke kelas lain sesuai jadwal tetapi pada kenyataanya masih
mengalami beberapa kendala. Oleh karena itulah sekolah menerapkan beberapa
strategi untuk mengelola perpindahan peserta didik.
Untuk mengetahui perpindahan peserta didik di SMA 1 Slawi, dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 7 Hasil observasi perpindahan peserta didik
No.
Aspek yang diamati
Ya
1
Peserta didik berpindah ruang belajar
sesuai mata pelajaran yang diikuti
berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan
V
2
Tolerenasi waktu perpindahan antar kelas
adalah 5 menit.
Peserta didik diberi kebebasan untuk
menentukan tempat duduknya sendiri
Bel tanda perpindahan suatu kegiatan
pembelajaran dibunyikan pada saat
pelajaran kurang 5 menit.
Sebelum tersedia loker, peserta didik
diperkenankan membawa tas masuk
dalam ruang belajar.
Peserta didik diberi toleransi
keterlambatan 10 menit, diluar waktu
tersebut peserta didik tidak
diperkenankan masuk kelas sebelum
melapor kepada guru piket.
V
Keterlambatan berturut-turut lebih dari 3
(tiga) kali diadakan tindakan pembinaan
yang dilakukan urusan
Kurikulum/Akademik bersama dengan
Guru Pembimbing.
V
3
4
5
6
7
Tidak
catatan
dilihat dari jurnal
rombongan belajar dan
daftar absen guru
V
V
V
V
3 menit sebelum bel
atau tepat di akhir
pembelajaran
loker hanya untuk
pelajaran olahraga
rombongan belajar X.1
terlambat masuk lebih
dari 10 menit dengan
alasan ganti baju
karena pelajaran
olahraga dan guru
mengizinkan mereka
masuk kelas
guru menegur salah
satu rombongan belajar
X.1 yang sering
membolos mapel
biologi
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengelolaan perpindahan
peserta didik yang dilakukan oleh SMA 1 Slawi sudah cukup baik tetapi masih
menemui beberapa kendala yaitu berkaitan dengan bel tanda perpindahan.
Seharusnya bel tanda perpindahan dibunyikan 5 menit sebelum jam pelajaran
berakhir tetapi pada kenyataanya bel dibunyikan 3 menit sebelum atau tepat ketika
pembelajaran berakhir sehingga mengakibatkan peserta didik datang terlambat ke
kelas berikutnya. Tetapi hal ini dapat diminimalisir ketika jam istirahat karena
peserta didik akan kembali tepat waktu masuk ke kelas.
Untuk mengantisipasi peserta didik yang membolos dapat diketahui
melalui absensi guru dan jurnal kelas. Jika keterlambatan dan membolos sudah
dilakukan oleh peserta didik sebanyak 3 kali maka guru harus menegurnya. Kalau
masih terlambat atau membolos lagi maka urusan tersebut diserahkan ke guru BK
(Bimbingan Konseling).
Sepanjang pengamatan peneliti, di kelas biologi pernah terjadi
keterlambatan peserta didik masuk kelas sampai 15 menit yaitu dikarenakan
rombongan belajar yang bersangkutan, pelajaran sebelumnya adalah olahraga jadi
mereka cukup memakan waktu lama untuk istirahat. Walaupun sudah istirahat
cukup lama tetapi masih ada peserta didik yang mengikuti pelajaran dengan
mengenakan
kaos
olahraga.
Guru
tetap
memberikan
toleransi
untuk
mempersilahkan peserta didik mengikuti pelajaran. Pada pertemuan berikutnya,
rombongan pelajaran tersebut tidak mengalami keterlambatan lagi dan semua
peserta didiknya mengenakan seragam OSIS.
Fakta yang peneliti peroleh dari observasi berbanding lurus dengan hasil
wawancara seperti yang tertulis pada tabel berikut ini :
Tabel 8 Hasil wawancara pengelolaan perpindahan peserta didik
Pertanyaan
1. Pengelolaan perpindahan
peserta didik dilihat dari :
a. Waktu perpindahan
b. Tata tertib penggunaan
kelas
Jawaban
 Peserta didik mulai berpindah kelas
ketika bel tanda pergantian pelajaran
dibunyikan
 Loker yang disediakan baru 50 loker
untuk digunakan rombongan belajar
yang sedang mengikuti pelajaran
olahraga
 Toleransi keterlambatan masuk kelas
untuk peserta didik adalah 10 menit,
tapi dalam prakteknya guru selalu
toleransi dan tetap mempersilahkan
peserta didik untuk mengikuti
pelajaran.
 Pernah ada kejadian guru terpaksa
tidak memperbolehkan peserta didik
untuk mengikuti pelajaran karena 2
peserta didik yang bersangkutan
terlambat selama 30 menit. Di
pertemuan berikutnya peserta didik
yang bersangkutan tidak mengulangi
kesalahan tersebut.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa memang benar guru
bertindak sesuai dengan peraturan yang berlaku di sekolah kaitanya dengan
perpindahan peserta didik seperti toleransi dan sanksi keterlambatan yang guru
terapkan pada saat pembelajaran berlangsung. Untuk mendukung kelancaran
penerapan moving class, maka administrasi guru dan peserta didik juga perlu
dilakukan. Berikut adalah hasil wawancara dengan guru mengenai hal tersebut
yaitu :
Tabel 9 Hasil wawancara mengenai administrasi guru dan peserta didik
Pertanyaan
Pengelolaan administrasi guru dan
peserta didik yang diterapkan di
SMA 1 Slawi




Jawaban
Guru tidak pernah membuat catatan khusus
mengenai aktivitas peserta didik di kelas.
Guru hanya memperhatikan peserta didik
yang kurang serius dan mengganggu
peserta didik lain dalam mengikuti
pelajaran dan jika tindakan itu dilakukan
terus-menerus maka guru langsung
menegur peserta didik yang bersangkutan
saat itu juga
Guru selalu mengabsen setiap rombongan
belajar yang diajar.
Masing-masing rombongan belajar
mempunyai jurnal yang salah satu isinya
mencantumkan jumlah peserta didik yang
masuk dan absent disertai keterangan.
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa untuk lebih memastikan
bahwa peserta didik melakukan perpindahan dengan benar maka guru melakukan
beberapa hal antara lain mengabsen setiap rombongan belajar yang masuk ke
kelas biologi. Selain itu, peserta didik juga mempunyai jurnal kelas yang salah
satu kolomnya mencantumkan jumlah peserta didik yang masuk di kelas biologi
ataupun di kelas berikutnya. Dengan cara tersebut maka jika ada peserta didik
yang membolos, guru dapat mengetahuinya. Efisiensi waktu pembelajaran erat
kaitanya dengan disiplin dari guru dan peserta didik. Jika mereka disiplin maka
guru akan datang ke kelas tepat waktu, memulai pelajaran dan mengakhirinya
tepat waktu, peserta didik pun masuk kelas tepat waktu sehingga waktu
pembelajaran akan efisien dan efektif.
Menurut guru 1 dan guru 2, dengan diterapkanya moving class, lebih
memotivasi guru untuk lebih disiplin karena guru harus sudah siap di kelas
sebelum peserta didik datang dan ketika waktu istirahat dan guru harus mengajar
lagi maka guru harus bergegas menuju kelas karena peserta didik sudah
menunggu di kelas. Peserta didik sendiri pun demikian, mereka dituntut untuk
mendisiplinkan diri dengan diterapkanya moving class. Bel tanda pergantian
pelajaran dibunyikan tepat ketika pelajaran berakhir jadi peserta didik harus
segera bergegas ke kelas berikutnya. Berdasarkan hasil observasi, peneliti dapat
mengetahui bahwa pada saat bel berbunyi dan guru sedang mengakhiri
pertemuan, peserta didik dari rombongan belajar lain sudah menunggu di depan
kelas biologi untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini juga sekaligus membuktikan
bahwa pelajaran yang mereka ikuti sebelumnya berakhir sebelum bel berbunyi.
c. Minat belajar
Berdasarkan angket minat belajar peserta didik dengan diterapkanya
moving class pada pembelajaran biologi, diperoleh hasil bahwa dari 29 peserta
didik yang mengisi angket, 16 peserta didik menyatakan minat terhadap
pembelajaran biologi dan 13 peserta didik menyatakan cukup minat. Jika
diprosentasekan maka akan didapat hasil bahwa 55% peserta didik menyatakan
minat dan 45% menyatakan cukup minat seperti yang digambarkan pada diagram
lingkaran dibawah ini :
Gambar 3. Diagram minat peserta didik
Dari diagram tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah peserta didik
yang minat untuk belajar biologi dengan diterapkanya moving class pada
pembelajaran biologi lebih banyak daripada jumlah peserta didik yang
menyatakan cukup minat. Bahkan tidak ada peserta didik yang menyatakan tidak
minat terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi. Berdasarkan
hasil wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum dapat diketahui
bahwa moving class secara langsung dapat mengurangi tingkat kejenuhan peserta
didik di kelas. Peserta didik tidak harus berada di kelas yang sama dari pagi
sampai siang tetapi mereka bisa merasakan suasana yang selalu berbeda pada
setiap pergantian pelajaran. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil angket
terbuka peserta didik yang menyatakan bahwa dengan berpindah kelas, mereka
tidak bosan di kelas yang sama sepanjang hari, mengurangi ngantuk, jadi mereka
merasa lebih segar untuk mengikuti pelajaran berikutnya. Dengan keuntungan
tersebut diharapkan peserta didik dapat lebih segar mengikuti pelajaran berikutnya
sehingga dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik.
3. Kepuasan guru dan peserta didik
a. Kepuasan peserta didik
Untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta didik terhadap penerapan
moving class pada pembelajaran biologi, dapat diketahui bahwa dari 29 peserta
didik yang mengisi angket, 20 peserta didik menyatakan puas terhadap penerapan
moving class pada pembelajaran biologi dan 9 peserta didik menyatakan cukup
puas. Jika diprosentasekan maka akan didapat hasil bahwa 69% peserta didik
menyatakan puas dan 31% menyatakan cukup puas seperti yang digambarkan
pada diagram lingkaran berikut ini :
Gambar 4. Diagram kepuasan peserta didik
Dari diagram tersebut dapat diketahui bahwa jumlah peserta didik yang
menyatakan puas lebih banyak dibanding dengan peserta didik yang cukup puas
bahkan tidak ada peserta didik yang kurang puas atau tidak puas terhadap
penerapan moving class pada pembelajaran biologi.
Dari hasil angket diketahui kalau sebagian besar peserta didik setuju
bahwa :
1) Moving class cocok diterapkan pada pembelajaran biologi
2) Moving class mendukung pelaksanaan pembelajaran biologi
3) Moving class meningkatkan motivasi belajar biologi
4) Moving class meningkatkan motivasi dalam berteman
5) Moving class meningkatkan motivasi dalam mendapatkan nilai
6) Pembelajaran biologi dengan moving class menguntungkan karena media
pembelajaran sudah tersedia di kelas
7) Pembelajaran biologi dengan moving class lebih efektif dibanding kelas
menetap
8) Walaupun tidak punya kelas menetap tetapi kebersihan kelas tetap terjaga
9) Moving class membuat interaksi peserta didik dengan guru lebih intensif
10) Moving class membuat peserta didik tidak merasa bosan berada di kelas
11) Moving class membuat peserta didik siap menghadapi sistem yang diterapkan
di kuliah sejak dini.
12) Moving class membuat peserta didik fokus dalam mengikuti pelajaran di
kelas
13) Dengan Moving class suasana kelas lebih menyenangkan
Berdasarkan hasil angket terbuka kepuasan peserta didik terhadap
penerapan moving class pada pembelajaran biologi, jumlah peserta didik yang
menyatakan puas lebih mendominasi dari pada yang cukup puas. Beberapa alasan
yang dikemukakan oleh para peserta didik tentang kepuasan mereka terhadap
penerapan moving class pada pembelajaran biologi antara lain :
1) Moving class lebih menyenangkan karena selalu ganti suasana kelas
2) Moving class membuat peserta didik lebih hati-hati menjaga barang-barang
berharga mereka karena jika tertinggal biasanya hilang.
3) Moving class membuat peserta didik lebih semangat mengikuti pembelajaran
berikutnya karena peserta didik mendapatkan suasana kelas yang berbeda
dengan karakteristik yang berbeda setiap pergantian pelajaran.
4) Dengan moving class peserta didik tidak jenuh di kelas karena mendapatkan
suasana yang menyenangkan saat perpindahan kelas yaitu bertemu dengan
rombongan belajar lain dan dapat menghirup udara segar.
b. Kepuasan guru
Selain peserta didik, pihak yang secara langsung berkaitan dengan
penerapan moving class pada pembelajaran biologi adalah guru biologi.
Berdasarkan hasil angket kepuasan guru dapat diketahui bahwa guru 1
menyatakan puas terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi.
Guru 1 menyatakan puas dengan diterapkanya moving class pada pembelajaran
biologi karena :
1) Mempermudah guru dalam mengelola pembelajaran
2) Membuat guru lebih aktif dan inovatif dalam mendesain kelas
3) Mempermudah guru dalam mengelola suasana kelas
4) Guru lebih mudah dalam menggunakan berbagai media pembelajaran, alat
peraga, dan sarana belajar karena sudah tersedia di kelas biologi.
5) Dapat mengkondisikan kelas/laboratoriumnya sesuai dengan kebutuhan setiap
pertemuan tanpa terganggu oleh mata pelajaran lain
6) Guru dituntut datang tepat waktu, dan meningkatkan keterampilan guru
dalam memvariasikan metode serta media pembelajaran.
Sedangkan guru 2 menyatakan cukup puas dengan penerapan moving
class pada pembelajaran biologi. Hal ini dikarenakan kelas yang digunakan guru 2
yaitu kelas R.108 masih belum tersedia media pembelajaran dan alat peraga yang
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran biologi. Sarana yang mendukung
pembelajaran hanya berupa komputer, sound system, dan LCD yang sering
digunakan oleh guru 2 untuk menayangkan video pembelajaran yang berkaitan
dengan materi pelajaran. Sementara di kelas R.120 yang digunakan oleh guru 2
sudah tersedia media pembelajaran tetapi belum ada alat peraga, komputer, dan
LCD. Selain itu guru 2 menyatakan bahwa moving class di SMA 1 Slawi masih
perlu diperbaiki karena guru pun masih banyak yang ikut moving.
B. Pembahasan
1. Sarana dan Prasarana Kelas Biologi
a. Identifikasi Sarana dan Prasarana
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai sarana dan
prasarana kelas biologi di SMA 1 Slawi dapat diketahui bahwa sekolah memiliki
3 kelas biologi dengan kelengkapan yang berbeda dan masih ada beberapa media
dan alat peraga yang perlu dilengkapi. Menurut Tim pelaksana program rintisan
SKM SMA 9 Yogyakarta (2008), salah satu tujuan mendasar dengan diterap
kanya moving class yaitu menyediakan sumber belajar, alat peraga, dan sarana
belajar sesuai karakteristik pelajaran. Pernyataan ini didukung oleh Sukarno et
al.(2010), yang menyatakan bahwa salah satu ciri moving class adalah alat
peraga/alat bantu KBM berada dalam ruang mata pelajaran. Menurut Sukarno et
al.(2010), kelas bergerak (moving class) adalah sistem belajar dimana peserta
didik atau kelompok belajar berpindah ruangan setiap pergantian pelajaran sesuai
dengan mata pelajaran yang dipelajarainya, guru mata pelajaran beserta perangkat
pembelajaranya menetap di ruang mata pelajaran yang telah ditentukan. Selain itu
pengaturan tempat duduk dapat divariasi sesuai dengan kekhasan mata pelajaran
dan metode pembelajaran untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan, komunikatif, kondusif sehingga menunjang proses pembelajaran
yang diinginkan dalam kompetensi yang ditetapkan. Menurut Sukarno et al.
(2010), salah satu kelebihan moving class adalah guru lebih kreatif dan inovatif
dalam mendesain kelas. Bahkan berdasarkan hasil penelitian Prabawa (2009)
langkah awal yang dilakukan sekolah SMAN 1 Bantul dalam penerapan
pembelajaran sejarah dengan moving class adalah dengan mempersiapkan ruang
kelas sejarah. Jadi sekolah yang menerapkan pembelajaran moving class, harus
mempunyai ruangan-ruangan kelas sesuai dengan mata pelajaran yang ada.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam moving class,
tiap mata pelajaran harus memiliki kelas khusus yang didesain sesuai karakteristik
mata pelajaran. Kelas menyediakan sumber belajar, alat peraga, dan media
pembelajaran yang mendukung pelaksanaan pembelajaran di kelas biologi.
Sumber belajar, alat peraga, dan media pembelajaran yang tersedia di kelas harus
menetap di kelas tersebut. Selain itu guru dapat memvariasikan desain tempat
duduk sesuai dengan kekhasan mata pelajaran dan metode pembelajaran yang
digunakan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan,
komunikatif, dan kondusif.
Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan moving class, sekolah
terlebih dahulu menganalisis jumlah ruang mata pelajaran yang diperlukan dengan
cara menghitung keseluruhan jam setiap pelajaran dari kelas X sampai kelas XII
hasilnya dibagi dengan jumlah jam yang ditetapkan dalam satu minggu (Sukarno
et al. 2010). Berdasarkan uraian tersebut maka jumlah kelas biologi yang
dibutuhkan di SMA 1 Slawi dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Jumlah jam belajar per minggu ditetapkan sekolah 44 jam
Jumlah jam belajar biologi kelas X
= 10 x 3 = 30 jam
Jumlah jam belajar biologi kelas XI = 10 x 5 = 50 jam
Jumlah jam belajar biologi kelas XII = 10 x 5 = 50 jam
Jumlah jam belajar biologi kelas X, XI, dan XII = 130 jam
Jadi, jumlah ruang mata pelajaran biologi yang diperlukan adalah 130/ 44 = 2.95
∞ 3 kelas biologi.
Dalam moving class, ruang belajar mencirikan kekhasan mata pelajaran,
dan setiap ruang mata pelajaran diberi nomor dan nama mata pelajaran sebagai
identitas ruang (Sukarno et al. 2010). Kelas biologi memiliki alat peraga, media
pembelajaran serta sarana prasarana yang mendukung pembelajaran biologi.
Identitas disesuaikan dengan nama mata pelajaran misalnya kelas biologi 1, kelas
biologi 2, dan kelas biologi 3.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa SMA 1 Slawi sudah
memiliki 3 kelas yang nantinya khusus untuk pembelajaran biologi yaitu R.108,
R.115, dan R.120. Ketiga kelas biologi memiliki kelengkapan sarana dan
prasarana yang berbeda. Sumber belajar, alat peraga, dan media pembelajaran
yang tersedia menetap di kelas tersebut. Kelas R.115 dan R.120 sudah cukup
sesuai dengan karakteristik biologi yaitu tersedia media pembelajaran dan alat
peraga yang mendukung pembelajaran biologi tetapi kelas R.108 belum sesuai
dengan karakteristik biologi karena di kelas tersebut belum tersedia media dan
alat peraga yang mendukung. Walaupun kelas R.108 belum sesuai dengan
karakteristik biologi tetapi guru tetap dapat menyajikan media pembelajaran untuk
mendukung
pembelajaran
biologi
dengan
memanfaatkan
LCD.
Dalam
pelaksanaan pembelajaran guru sudah memvariasikan tempat duduk peserta didik
misalnya dibuat desain kelas tradisional dan berkelompok. Selain jenis desain
tersebut, masih ada beberapa desain kelas yang dapat dijadikan sebagai alternatif
guru untuk mendesain kelasnya antara lain bentuk U, bentuk konferensi, dan
bentuk lingkaran atau setengah lingkaran. Hal tersebut membuktikan bahwa guru
sudah cukup memvariasikan bentuk desain kelas pada saat pelaksanaan
pembelajaran.
SMA 1 Slawi sudah memenuhi ciri dimana dalam pembelajaran, peserta
didik yang mendatangi guru di kelas. guru sudah memiliki kelas yang digunakan
untuk melakukan pembelajaran biologi tetapi karena moving class di sekolah ini
masih rintisan jadi kelas biologi juga masih digunakan untuk mata pelajaran lain
pula. Walaupun demikian, kelas yang saat ini digunakan oleh guru sudah tersedia
media pembelajaran, alat peraga yang sesuai karakteristik biologi kecuali pada
kelas R.108 yang baru tersedia sarana multimedia tetap belum dilengkapi media
pembelajaran dan alat peraga sehingga belum sesuai dengan karakteristik biologi.
Berdasarkan hasil identifikasi penggunaan kelas pada tabel 2 dapat
diketahui bahwa ketiga kelas bukan hanya digunakan untuk pembelajaran biologi
tetapi mata pelajaran lain juga. SMA 1 Slawi merupakan Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional (RSBI) sehingga sekolah juga merintis pembelajaran
dengan moving class untuk menjadi Sekolah Bertaraf Internasional. Sekolah
sedang dalam proses menambah kelas dalam artian fisik untuk pelaksanaan
pembelajaran masing-masing mata pelajaran. Sementara kelas belum tersedia
untuk tiap-tiap pelajaran maka satu kelas digunakan untuk beberapa pelajaran.
Walau demikian ketiga kelas yang saat ini digunakan untuk pembelajaran biologi
merupakan kelas yang nantinya khusus digunakan untuk pembelajaran biologi.
Kelas R.108 digunakan untuk pembelajaran biologi kelas XI. Kelas R.115
untuk pembelajaran biologi kelas X dan XI, sedangkan kelas R.120 untuk
pembelajaran biologi kelas X dan XII. Berdasarkan kompetensi dasar yang harus
dipenuhi, maka sarana, prasarana, media pembelajaran, dan alat peraga yang
dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran biologi adalah sebagai berikut :
Tabel 10 Sarana, prasarana, media pembelajaran, dan sumber belajar yang
dibutuhkan berdasarkan standar kompetensi
Kelas X
Sarana,
 Media gambar virus
prasarana,
 Mikroskop
media
 Sumber belajar
pembelajaran,  Berbaga tumbuhan
dan sumber
lumut, paku, dan
belajar yang
tumbuhan berbiji di
dibutuhkan
sekitar peserta
berdasarkan
didik
standar
 Protista yang bisa
kompetensi
dijumpai di sekitar
peserta didik
(rendaman air
jerami)
 Berbagai jamur
yang bisa dijumpai
di sekitar siswa
 Informasi tentang
berbagai cabang
ilmu biologi dari
internet
Kelas XI
 Media gambar sel
tumbuhan dan hewan
 Media gambar
struktur jaringan akar,
batang, dan daun
 Media gambar
struktur jaringan
hewan vertebrata
 Internet
 Beberapa bahan
makanan
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Pembakar spiritus
 Regen biuret, iod, dan
benedict
 respirometer
 Gambar sistem saraf,
alat indera dan sistem
hormon
 Berbagai gambar atau
video pembelajaran
alat reproduksi
manusia
Kelas XII
 Alat bantu
presentasi
 alat peraga
struktur DNA
dan RNA
 media gambar
struktur RNA
dan DNA
 media gambar
sel mitosis dan
meiosis
 video
pembelajaran
tentang
evolusi
Tabel 10 menjelaskan bahwa sarana dan prasarana ketiga kelas perlu
dilengkapi LCD dan komputer pada kelas R.115 dan R.120 agar guru dapat
menayangkan video pembelajaran sistem reproduksi dan evolusi. Sekolah sudah
menyediakan sumber belajar berupa internet sehingga mempermudah peserta
didik untuk mengeksplor mengenai berbagai informasi HIV dan AIDS, serta
informasi tentang berbagai cabang ilmu biologi. Media gambar yang perlu
dilengkapi antara lain media gambar tumbuhan lumut, paku, dan tumbuhan berbiji
pada kelas R.115 dan R.120. Media gambar sel tumbuhan dan hewan, media
gambar struktur jaringan akar, batang, daun, media gambar struktur jaringan
hewan vertebrata pada kelas R.115. Media gambar struktur RNA dan DNA,
media gambar sel mitosis dan meiosis pada kelas R.120. Alat peraga struktur
DNA dan RNA pada kelas R.120.
Meskipun media pembelajaran yang tersedia belum lengkap tetapi kendala
ini dapat diatasi. Bagi kelas R.108 yang belum tersedia media pembelajaran bisa
memanfaatkan LCD untuk menampilkan media pembelajaran baik dalam bentuk 2
atau 3 dimensi, bahkan video pembelajaran. Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa SMA 1 Slawi sebagai sekolah yang sedang merintis program
moving class sudah menyediakan 3 kelas untuk 3 angkatan yang nantinya khusus
digunakan untuk pembelajaran biologi. Ketiga kelas tersebut memiliki
kelengkapan sarana dan prasarana yang berbeda dan masih perlu dilengkapi agar
mendukung pembelajaran biologi. Kelas R.115 dan R.120 sudah sesuai
karakteristik biologi sedangkan kelas R.108 belum tetapi guru tetap dapat
menciptakan suasana kelas biologi dengan menayangkan media pembelajaran
biologi melalui LCD. Dalam pembelajaran guru sudah cukup memvariasikan
desain kelas sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan. Penamaan
ruang kelas belum sesuai jurnal teknis jadi masih menggunakan simbol yang
menggambarkan urutan ruangan dan lokasi kelas.
2. Pelaksanaan pembelajaran biologi
a. Pengelolaan kelas
Dengan moving class, guru mempunyai tanggung jawab untuk mengelola
kelas dengan baik. Menurut Sukarno et al. (2010) penanggungjawab kelas/
koordinator mata pelajaran adalah guru mata pelajaran yang mengelola kelas dan
mengkoordinasikan kegiatan pembelajaran bila ada guru yang tidak hadir di ruang
tersebut. Dalam mengelola kelas yang baik guru menyediakan kondisi fisik dan
emosional yang baik (Rustaman et al. 2003). Pengelolaan kelas merupakan
sebuah upaya yang real untuk mewujudkan suatu kondisi proses atau kegiatan
belajar mengajar yang efektif. Dalam melakukan pengelolaan kelas yang baik
guru perlu melakukan pemilihan media pembelajaran yang tepat dan didukung
dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat pula (Herlina 2007).
1) Kondisi fisik
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai pengelolaan
kelas yang dilakukan oleh guru yaitu mengenai kondisi fisik kelas dapat
diketahui bahwa guru sudah menciptakan kondisi fisik yang baik tetapi ada
hal yang belum sesuai dengan indikator sebagai kondisi fisik yang baik yaitu
berkaitan dengan tempat khusus untuk perlengkapan yang nilai praktisnya
tinggi seperti buku pelajaran. Pada kenyataanya, buku-buku pelajaran
merupakan milik pribadi peserta didik bukan sekolah. Setiap peserta didik
dianjurkan untuk memiliki buku paket yang mendukung pembelajaran.
Sehingga akan lebih baik buku tersebut dibawa oleh masing-masing peserta
didik agar mereka pun bisa menggunakanya ketika belajar di rumah.
Menurut Rustaman et al (2003) Perlengkapan kelas hendaknya
disimpan pada tempat yang khusus sehingga mudah dicapai. Barang yang
nilai praktisnya tinggi seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu
pribadi dapat disimpan dalam lemari di ruang kelas. Berdasarkan uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa tidak tersedianya tempat khusus untuk
perlengkapan yang nilai praktisnya tinggi seperti buku pelajaran tidak
mengahambat guru dalam menyediakan kondisi fisik yang baik karena buku
pelajaran dapat mudah dicapai juga dengan cara dibawa oleh masing-masing
peserta didik.
Menurut Rohani (2004) barang- barang hendaknya disimpan pada
tempat khusus yang mudah dicapai kalau segera diperlukan. Barang- barang
yang nilai praktisnya tinggi hendaknya ditempatkan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu gerak kegiatan peserta didik. Cara pengambilan
barang dari tempat khusus, penyimpanan dan sebagainya diatur agar segera
dapat digunakan.
2) Kondisi emosional
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data diketahui bahwa dalam
pelaksanaan pembelajaran biologi, guru menerapkan tipe kepemimpinan yang
demokratis. Hal ini dapat dilihat dari sikap guru yang selalu memberikan
kesempatan peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya. Walaupun
pendapat tersebut kurang tepat tetapi guru tidak langsung menyalahkan
melainkan memberikan kesempatan lagi pada peserta didik lain untuk
mengemukakan pendapatnya. Guru sangat sabar membimbing peserta didik
dalam memahami materi. Antara guru dan peserta didik sudah terjalin
hubungan yang baik sehingga peserta didik tidak ragu untuk bertanya jika ada
hal yang belum dipahami. Sepanjang pelajaran suara guru terdengar dengan
jelas dengan intonasi dan tekanan suara yang baik. Berdasarkan uraian
tersebut dapat diketahui bahwa guru sudah menciptakan kondisi emosional
yang baik karena guru menerapkan tipe kepemimpinan yang demokratis saat
pembelajaran, suara terdengar jelas, dan terjalin hubungan yang baik antara
guru dan peserta didik.
Menurut Rustaman et al.(2003) tipe kepemimpinan guru yang
demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan
peserta didik dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai. Sikap
ini dapat membantu menciptakan iklim yang menguntungkan bagi terciptanya
kondisi proses belajar yang optimal, peserta didik akan belajar secara
produktif baik pada saat diawasi guru maupun tanpa diawasi guru. Menurut
Rustaman et al.(2003) suara guru merupakan suatu faktor yang memiliki
pengaruh terhadap proses belajar mengajar. Suara yang pelan, melengking
tinggi, dan monoton akan membuat peserta didik merasa bosan sehingga tidak
memperhatikan pelajaran. Tekanan suara yang bervarisi, jelas, dan sedikit
rileks akan mendorong peserta didik untuk memperhatikan pelajaran dan
lebih berani mengajukan pertanyaan. Selain itu Pembinaan hubungan baik
dengan peserta didik akan sangat membantu dalam mengelola kelas, karena
akan menciptakan suasana gembira sehingga peserta didik penuh gairah,
penuh semangat, bersikap optimis dalam melakukan kegiatan belajar.
Suara guru walaupun bukan faktor yang besar tetapi berpengaruh pada
pembelajaran.
Suara yang melengking tinggi atau senantiasa tinggi atau
demikian rendah sehingga tidak terdengar oleh peserta didik secara jelas dari
jarak yang agak jauh akan membosankan dan pelajaran tidak akan
diperhatikan (Rohani 2004).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa guru sudah
menciptakan kondisi emosional yang baik yaitu dengan menerapkan tipe
kepemimpinan yang demokratis dalam pembelajaran, suara yang bervariasi
dan jelas, serta terjalin hubungan yang baik antara guru dan peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian Surjana (2002) ada hubungan yang
positif antara gaya kepemimpinan guru dengan efektivitas pengelolaan kelas.
Guru yang dapat menerapkan tipe kepemimpinan yang tepat pada kegiatan
pembelajaran akan memiliki kemampuan melakukan pengelolaan kelas yang
baik dan efektif. Menurut Rohani (2004) guru yang melakukan pengelolaan
kelas yang baik akan dapat mengelola pembelajaran yang lebih baik. Kondisi
kelas yang menguntungkan merupakan prasyarat utama bagi terjadinya proses
belajar mengajar yang efektif.
b. Pemilihan media pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian, pada saat guru menjelaskan materi sistem
reproduksi, guru 1 menggunakan metode ceramah dan tanya jawab karena di kelas
R.115 belum tersedia LCD sedangkan guru 2 menayangkan video pembelajaran
tentang sistem reproduksi untuk mendukung pembelajaran karena di kelas R.108
memang sudah tersedia LCD dan komputer. Dari fakta tersebut dapat diketahui
bahwa guru mempertimbangkan ketersediaan sarana pendukung jika akan
menggunakan media pembelajaran. Guru juga mengacu pada kompetensi dasar
yang diminta. Dalam materi sistem reproduksi, kompetensinya adalah peserta
didik mampu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang
meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan
pemberian ASI serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi
manusia. Dari hasil ulangan harian materi sistem reproduksi dapat diketahui
bahwa dari 7 kelas, rata-rata nilai untuk materi ini diatas 78 padahal kriteria
ketuntasan minimal yang ditentukan sekolah adalah 75. Jadi, dengan media apa
pun asalkan sudah dapat membuat peserta didik mampu menjelaskan maka dapat
dikatakan guru sudah melakukan pemilihan media pembelajaran dengan tepat.
Selain mempertimbangkan kompetensi dasar dan sarana pendukung, guru
juga mempertimbangkan waktu pembelajaran yang tersedia. Jika waktu
pembelajaran yang tersedia sedikit sementara materi yang harus disampaikan
banyak maka guru 2 memutuskan untuk menggunakan media LCD untuk
mendukung pembelajaran. Dengan memanfaatkan LCD, materi yang disampaikan
jauh lebih banyak dan tidak memakan waktu lama. Sebagai contoh, guru 2
menayangkan video pembelajaran mengenai sistem reproduksi kemudian peserta
didik menyimak video tersebut untuk mengisi lembar kerja yang telah guru
berikan di awal pertemuan. Di akhir pertemuan, guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi yang diajarkan setelah diskusi kelas berlangsung. Pada
kasus seperti ini, LCD telah membantu guru untuk menyampaikan materi dengan
waktu yang lebih cepat dan peserta didik mudah dalam memahami materi.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam menggunakan
media pembelajaran guru menyesuaikan dengan kompetensi dasar, ketersediaan
sarana prasarana pendukung, waktu pembelajaran, dan
kemampuan guru
menggunakan media. Pemilihan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru
biologi yang bersangkutan sudah tepat karena beberapa alasan antara lain:
1) Sesuai dan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran
2) Materi yang dipilih harus sesuai dengan materi/isi pembelajaran dalam arti
harus relevan
3) Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi
pengguna
4) Kemampuan guru menggunakan suatu media
5) Kesesuaianya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada
Guru memang harus memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia di
kelas. Menurut Rustaman et al. (2003), media pembelajaran memiliki beberapa
manfaat antara lain :
1) Memperjelas dan memperkaya/melengkapi informasi yang diberikan
secara verbal
2) Meningkatkan motivasi dan perhatian peserta didik untuk belajar
3) Menambah variasi peyajian materi
4) Kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak
mudah dilupakan peserta didik
5) Memberikan pengalaman yang lebih konkrit bagi hal yang mungkin
abstrak
Menurut Ibrahhim dan Nana (2003), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan media pembelajaran antara lain:
1) Disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
2) Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri
3) Kemampuan guru menggunakan suatu media
4) Keluwesan atau fleksibilitas dalam penggunaanya
Kesesuaianya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada
5) Ketersediaan media tersebut
6) Biaya
Menurut Arsyad (2007), ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan
dalam memilih media pembelajaran yang tepat yaitu media pembelajaran dipilih
berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu media pembelajaran harus
praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana atau sumber daya
lainya untuk memproduksi maka tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal bukan
jaminan sebagai media yang baik. Kriteria ini menuntun guru untuk memilih
media yang ada, mudah diperoleh, atau dibuat oleh guru sendiri.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa guru sudah
melakukan pemilihan media pembelajaran dengan tepat karena disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar, sarana pendukung, alokasi waktu,
dan ketersediaan media.
c. Pemilihan metode pembelajaran
Dalam pengelolaan kelas, guru memang harus melakukan pemilihan
metode pembelajaran dengan tepat. Guru perlu mempertimbangkan materi,
kompetensi, dan waktu yang tersedia. Jika materi yang harus disampaikan banyak
sementara waktu yang tersedia sedikit maka metode ceramah pun akan tepat
digunakan kalau kompetensinya hanya peserta didik dituntut agar mampu
memahami atau mengetahui tentang materi yang diajarkan. Walau demikian guru
diharapkan mampu memvariasikan metode pembelajaran yang akan digunakan
dalam pembelajaran biologi agar peserta didik tidak jenuh dengan proses
pembelajaran. Metode pembelajaran yang bervariasi dan tepat akan membuat
peserta didik lebih senang dan tidak bosan dengan pembelajaran sehingga akan
meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran biologi.
Metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran biologi
sangat beragam. Selain metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab, metode
eksperiment pun sangat tepat digunakan. Seperti yang sudah dilaksanakan guru
biologi di SMA 1 Slawi. Guru melakukan praktek uji makanan sederhana dan
sistem pernafasan. Hal ini tepat dilakukan karena peralatanya mendukung. Untuk
materi pencemaran lingkungan misalnya, guru bisa juga menggunakan pendekatan
Jelajah Alam Sekitar (JAS) karena letak SMA 1 Slawi berada di tengah kota yang
dekat dengan pasar dan pabrik teh. Metode penugasan pun tepat diterapkan,
misalnya peserta didik diberi tugas untuk mengeksplor mengenai kelainan pada
sistem pencernaan manusia dan dipresentasikan di depan kelas. Hal ini mudah
dilakukan karena di SMA 1 Slawi menyadiakan wifi, tidak membutuhkan waktu
lama, dan mendukung pencapaian kompetensi dasar materi sistem pencernaan
yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada
manusia dan hewan (misalnya ruminansia).
Metode diskusi juga sering digunakan oleh guru. Metode diskusi yang
disampaikan
secara
kelompok
atau
individu.
Seorang
peserta
didik
mempresentasikan suatu materi mamalia yang sebelumnya telah ditentukan oleh
guru kemudian peserta didik lain menyimak dan menanggapinya. Jika ada
pertanyaan, peserta didik itulah yang menjawab semua pertanyaan. Guru
bertindak sebagai fasilitator untuk membantu menjawab pertanyaan yang belum
bisa dijawab atau sudah dijawab tapi penanya belum puas dengan jawaban
presentator. Metode ini sangat baik untuk melatih mental peserta didik. Melatih
agar bertanggung jawab dengan apa yang disampaikan kepada peserta didik lain.
Ibrahim dan Nana (2003), mengatakan bahwa dengan metode tanya jawab
maka akan terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru
dengan peserta didik. Dengan metode diskusi maka terjadi tukar menukar gagasan
atau pendapat untuk memperoleh kesamaan pendapat. Metode ini memiliki
beberapa kelebihan antara lain merangsang keberanian dan kreativitas peserta
didik dalam mengemukakan gagasan, membiasakan peserta didik bertukar pikiran
dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan juga peserta
didik belajar bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran bersama.
Menurut Rustaman et al. (2003), dengan melakukan eksperimen, peserta
didik akan lebih yakin atas suatu hal daripada yang diterima dari guru dan buku,
dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar
akan bertahan lebih lama dalam ingatan peserta didik. Ibrahim dan Nana (2003)
mengatakan bahwa metode eksperiment membuat peserta didik lebih aktif karena
peserta
didik
melakukan
percobaan
untuk
mencari
jawaban
terhadap
permasalahan yang diajukan. Kekurangan metode eksperimen adalah menuntut
berbagai peralatan yang terkadang tidak mudah diperoleh. Menurut Rustaman et
al. (2003), metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran biologi yaitu
metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kooperatif, demontrasi, ekspositori/pameran, karyawisata, penugasan, eksperimen, dan bermain peran.
Menurut Ibrahim dan Nana (2003), untuk memilih metode mengajar yang
akan digunakan perlu dipertimbangkan faktor-faktor yaitu kesesuaian dengan
tujuan dan keterlaksanaan dilihat dari waktu dan sarana. Menurut Tim pelaksana
program rintisan SKM SMA 9 Yogyakarta (2008), salah satu tujuan mendasar
dengan diterapkanya moving class yaitu meningkatkan keterampilan guru dalam
memvariasikan metode dan media pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa dari sepuluh macam
metode pembelajaran yang dapat digunakan pada pembelajaran biologi, enam
diantaranya sudah pernah diterapkan oleh guru. Dalam menggunakan metode
pembelajaran, guru mempertimbangkan materi, kompetensi, dan waktu yang
tersedia. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa guru sudah memvariasikan
metode pembelajaran dan sudah melakukan pemilihan metode pembelajaran
dengan tepat.
d. Efisiensi waktu
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dalam penerapan
moving class pada pembelajaran biologi menemui kendala berupa waktu
pembelajaran yang belum efisien. Untuk mengatasi hal tersebut sekolah membuat
strategi berupa pengelolaan perpindahan peserta didik dan pengelolaan
administrasi guru dan peserta didik agar pelaksanaan pembelajaran dengan movng
class berjalan lancar tetapi pada kenyataanya masih menemui kendala yaitu
beberapa peserta didik yang terlambat masuk kelas sehingga berpengaruh juga
pada pembelajaran. Dari 45 menit jam belajar, 5 menit digunakan untuk berpindah
dengan toleransi keterlambatan 10 menit. Jadi rata-rata waktu pembelajaran yang
efektif adalah 30 menit. Kendala ini dapat diatasi dengan memberikan pengertian
pada peserta didik tentang pentingnya disiplin dan dapat juga dengan pemberian
sanksi yang tegas pada peserta didik yang kurang disiplin masuk kelas. Awalnya
mungkin banyak menemui kendala tetapi seiring berjalanya waktu maka guru dan
peserta didik akan terbiasa dengan kegiatan pembelajaran seperti ini. Selama
penelitian, keterlambatan yang terjadi di kelas tersebut hanya satu kali. Setelah
mendapat teguran, peserta didik kembali disiplin masuk kelas. hal ini didukung
pernyataan dari guru 1 dan guru 2 bahwa peserta didik memang kadang terlambat
atau membolos tetapi setelah mendapatkan teguran dari guru, mereka kembali
disiplin dalam mengikuti pembelajaran.
Menurut Sukarno et al. (2010), keterlaksanaan dan ketercapaian sistem
belajar moving class perlu diadakan evaluasi. Evaluasi meliputi pemanfaatan
sarana prasarana penunjang, alat peraga dan media pembelajaran, efesiensi waktu
, dan minat belajar peserta didik. Sedangkan menurut Tim pelaksana program
rintisan SKM SMA 9 Yogyakarta (2008), salah satu tujuan mendasar dengan
diterapkanya moving class yaitu meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pembelajaran. pernyataan in didukung oleh Tim RSMABI SMA 1 Slawi (2010),
salah satu tujuan mving class adalah meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu
pembelajaran guru mapel karena tetap berada di ruang mata pelajarannya,
sehingga guru mata pelajaran tidak terganggu dengan hal-hal lain.
Menurut Rohani (2004), pembelajaran yang baik adalah apabila proses
pembelajaran itu menggunakan waktu yang cukup sekaligus dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan penggunaan waktu yang efisien dapat
membuahkan hasil yang efektif. Dengan sedikit penjelasan dari guru diharapkan
peserta didik cepat memahami suatu pelajaran. Oleh karena itu, ketepatan
menerapkan metode dan penggunaan media pembelajaran perlu diperhatikan oleh
para guru. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan moving class
pada pembelajaran biologi belum sepenuhnya dapat membuat waktu pembelajaran
lebih efisien. Meskipun demikian pembelajaran tetap berlangsung dengan baik,
hasil belajar dan minat belajar peserta didik pun meningkat. Hal ini dapat dilihat
dari tabel berikut :
Tabel 11 Data hubungan antara minat, sikap, dan hasil belajar
Kategori
Minat
Cukup minat
Rata-rata nilai
akhir
82
79
Prosentase
51%
49%
Skor
sikap
21
10
Prosentase
67.75%
32.25%
Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa peserta didik yang menyatakan minat
mengikuti pembelajaran biologi memiliki rata-rata nilai akhir yang lebih tinggi
dibanding dengan peserta didik yang menyatakan cukup minat. Rata-rata nilai
peserta didik yang menyatakan minat adalah 82 sedangkan yang menjawab cukup
minat adalah 79. Selain itu, jika peserta didik yang bersikap sangat baik diberi
skor 2 dan baik diberi skor 1 maka peserta didik yang menjawab minat, memilki
rata-rata sikap yang lebih tinggi dibanding dengan peserta didik yang menyatakan
cukup minat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik
meningkat.
c. Minat belajar
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 29 peserta didik
yang mengisi angket, 45% peserta didik menyatakan cukup minat dan 55%
menyatakan minat. Dengan berpindah-pindah kelas setiap pergantian pelajaran
maka peserta didik tidak merasa bosan dan jenuh. Setiap kelas di desain sesuai
karakteristik mata pelajaran, jadi setiap ganti kelas, suasananya pun berbeda.
Perjalanan menuju ke kelas berikutnya juga membuat peserta didik dapat
menghirup udara segar di luar kelas. Hal ini membuat peserta didik mengurangi
rasa kantuk yang sering mereka alami ketika mengikuti pelajaran sebelumnya.
Dengan demikian peserta didik akan lebih semangat untuk mengikuti pelajaran
berikutnya. Minat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran pun meningkat.
Peserta didik yang minat belajarnya meningkat mengindikasikan bahwa
para peserta didik senang dan tertarik dengan pembelajaran biologi yang
dilakukan oleh guru . Dengan demikian peserta didik akan termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran biologi, baik karena ingin mengetahui ilmu yang
disampaikan guru atau pun
untuk mendapatkan nilai yang bagus. Selain itu
peserta didik selalu memperhatikan penjelasan guru pada saat pembelajaran
biologi berlangsung dan selalu mengulang pelajaran biologi yang diberikan oleh
guru serta belajar sebelum pembelajaran biologi dimulai meskipun tidak ada tugas
atau ulangan. Jika ada materi yang kurang paham, peserta didik bertanya kepada
guru atau teman yang lebih pintar. Bahkan akan sangat mungkin jika mereka
mengambil jurusan yang berhubungan dengan biologi ketika mendaftar di
perguruan tinggi.
Menurut Tim pelaksana program rintisan SKM
SMA 9 Yogyakarta
(2008), tujuan mendasar dengan diterapkanya moving class yaitu meningkatkan
minat dan hasil belajar peserta didik. Hal serupa diungkapkan oleh Tim RSMABI
SMA 1 Slawi (2010), salah satu tujuan moving class adalah meningkatkan minat
dan hasil belajar peserta didik. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
penerapan moving class dapat meningkatkan minat peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran biologi.
3. Kepuasan peserta didik dan guru
a. Kepuasan peserta didik
Berdasarkan hasil penelitian, dari 29 peserta didik yang mengisi angket,
69% peserta didik menyatakan puas dan 31% menyatakan cukup puas. Dari hasil
angket tersebut, dapat diketahui kalau sebagian besar peserta didik setuju bahwa
moving class lebih baik dibanding dengan kelas menetap. Moving class cocok
diterapkan pada pembelajaran biologi karena di kelas sudah tersedia media
pembelajaran sehingga mendukung suksesnya pelaksanaan pembelajaran biologi.
Setiap kelas memiliki suasana yang berbeda sesuai dengan mata pelajaranya
sehingga peserta didik tidak jenuh dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk
belajar
biologi. Selain itu suasana kelas lebih menyenangkan karena
mencerminkan karakteristik mata pelajaran sehingga membuat peserta didik lebih
fokus mengikuti pembelajaran biologi. Dengan diterapkanya moving class maka
secara tidak langsung melatih peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan
sistem yang diterapkan di perguruan tinggi.
Berdasarkan hasil angket terbuka mengenai kepuasan peserta didik
terhadap moving class pada pembelajaran biologi, dapat diketahui bahwa peserta
didik merasa puas tetapi ada beberapa kendala yaitu peserta didik merasa lelah
karena harus membawa perlangkapan belajar mereka kemana pun. Hal ini dapat
diatasi dengan penyediaan loker untuk masing- masing peserta didik. Di SMA 1
Slawi, loker hanya digunakan oleh peserta didik yang sedang mengikuti pelajaran
olahraga. Kendala ini dapat diatasi dengan cara peserta didik tetap membawa
perlengkapan belajar mereka saat pergantian pelajaran tetapi pada saat istirahat
mereka bisa meletakanya di kelas yang akan mereka masuki setelah istirahat.
Peserta didik harus memastikan kelas dalam keadaan tertutup ketika akan
ditinggalkan. Atau bisa juga mereka bergantian untuk menjaganya. Selain itu jika
ada peserta didik lain dalam satu kelas yang tidak keluar kelas maka mintalah
tolong untuk menjaga kelas ketika peserta didik lain sedang istirahat di luar kelas
atau di kantin.
Kendala lain yang cukup banyak dikeluhkan oleh peserta didik adalah
kebersihan kelas yang kurang terjaga dan kehilangan perlengkapan belajar seperti
bolpoint, pensil atau penghapus. Kendala ini dapat diatasi dengan tetap
menanamkan pada diri peserta didik mengenai kepemilikan kelas. Jadi meskipun
mereka tidak punya kelas menetap tetapi kebersihan selalu dijaga. Ada juga
kelompok belajar yang selalu membersihkan kelas pertama yang mereka tempati.
Kebiasaan ini dapat juga meminimalisir keadaan kelas yang kotor. Peserta didik
hendaknya selalu meneliti kelengkapan belajarnya sehingga tidak akan ada yang
tertinggal di kelas.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peserta didik puas terhadap
penerapan moving class pada pembelajaran biologi. Walaupun ada beberapa
kendala tetapi dapat diatasi dengan cara seperti yang telah penulis jelaskan pada
uraian sebelumnya.
b. Kepuasan guru
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa guru 1 puas terhadap
penerapan moving class pada pembelajaran biologi karena media pembelajaran
dan alat peraga sudah tersedia di kelas sehingga guru dapat menggunakanya untuk
mendukung pembelajaran. Dengan moving class, guru 1 tidak perlu berpindahpindah kelas jadi lebih mudah mendesain kelas dan mengelola pembelajaranya
tanpa terganggu oleh mata pelajaran lain.
Sedangkan guru 2 menyatakan cukup puas dengan penerapan moving class
pada pembelajaran biologi. Hal ini dikarenakan kelas yang digunakan guru 2 yaitu
kelas R.108 masih belum tersedia media pembelajaran dan alat peraga yang sesuai
dengan karakteristik
mata
pelajaran
biologi.
Sarana
yang
mendukung
pembelajaran hanya berupa komputer, sound system, dan LCD yang sering guru 2
gunakan untuk menayangkan video yang berkaitan dengan materi pelajaran.
Sementara di kelas biologi lain yang digunakan oleh guru 2 yaitu kelas R.120.
memang sudah tersedia media pembelajaran tetapi belum ada alat peraga,
komputer, dan LCD. Untuk mengatasi hal ini guru 2 dapat memanfaatkan LCD
untuk menayangkan media gambar untuk mendukung pembelajaran biologi. Jadi,
sementara sekolah berusaha untuk melengkapi sarana dan prasarana kelas biologi,
guru dapat memanfaatkan sarana yang ada terlebih dahulu untuk mendukung
suksesnya pembelajaran biologi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kedua guru puas terhadap
penerapan moving class pada pembelajaran biologi karena memudahkan mereka
dalam melaksanakan pembelajaran dan mengelola kelas. Meskipun ada kendala
tetapi masih bisa diatasi dan pembelajaran tetap berlangsung dengan baik.
Menurut Arikunto & Cepi (2009), hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai
pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan kegiatan
atau program yang sedang berjalan. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang
diuaraikan peneliti
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
pada
pelaksanaan
pembelajaran biologi, guru melakukan pengelolaan kelas yang baik yaitu dengan
menciptakan kondisi fisik dan emosional yang baik, melakukan pemilihan media
dan metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan minat belajar
peserta didik. SMA 1 Slawi memiliki 3 kelas biologi yang memiliki kelengkapan
sarana prasarana yang berbeda tetapi hal tersebut bisa diatasi dan tidak
mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran biologi. Enam puluh Sembilan persen
peserta didik menyatakan puas dan tiga puluh satu persen menyatakan cukup puas
tershadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi di SMA 1 Slawi
tahun 2011.
Guru 1 menyatakan puas dan guru 2 menyatakan cukup puas
terhadap penerapan moving class pada pembelajaran biologi di SMA 1 Slawi
tahun 2011. Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dikatakan bahwa
penerapan moving class pada pembelajaran biologi di SMA 1 Slawi tahun 2011
sudah berjalan baik tetapi ada beberapa hal yang masih perlu diperbaiki karena
belum sesuai harapan seperti yang tertulis pada tujuan moving class antara lain :
1.
Menyediakan sumber belajar, alat peraga, sarana belajar sesuai karakteristik
pelajaran
Belum sepenuhnya tercapai, kelas R.115 dan R120 sudah tersedia media
pembelajaran biologi sehingga sesuai dengan karakteristik biologi tetapi
masih perlu dilengkapi lagi agar lebih mendukung pelaksanaan pembelajaran
biologi. sedangkan kelas R108 belum tersedia media dan alat peraga biologi
sehingga belum sesuai dengan karakteristik biologi.
2.
Meningkatkan kualitas pembelajaran (ada kelas biologi dan pengelolaan
kelas)
Sudah tercapai karena sudah tersedia kelas yang nantinya khusus digunakan
untuk pembelajara biologi dengan sarana dan prasarana yang mendukung
pembelajaran biologi. Guru sudah melakukan pengelolaan kelas yang baik
yaitu dengan melakukan pemilihan media dan metode pembelajaran yang
tepat dan menyediakan kondisi fisik dan emosional yang baik.
3.
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran
Tujuan ini belum sepenuhnya tercapai karena masih sering terjadi beberapa
hal yang mengindikasikan belum efektif dan efisienya waktu pembelajaran
antara lain terkadang peserta didik datang tidak tepat waktu.
4.
Meningkatkan disiplin guru dan peserta didik
Tujuan ini sudah terpenuhi karena dengan moving class, guru dan peserta
didik dituntut untuk hadir di kelas tepat waktu. Dalam pelaksanaanya guru
dan peserta didik selalu mencoba untuk disiplin walaupun terkadang ada
beberapa kendala yang dihadapi antara lain pembelajaran sebelumnya tidak
berakhir tepat waktu sehingga berpengaruh pada pembelajaran berikutnya,
jika sebelumnya pelajaran olahraga peserta didik sering masuk kelas
terlambat dikarenakan lelah sehingga mereka menunda untuk masuk ke kelas
berikutnya bahkan terkadang ada yang membolos.
5.
Meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media
pembelajaran
Sudah terpenuhi tetapi akan lebih baik lagi jika media pembelajaran biologi
dilengkapi lagi.
6.
Meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik
Sudah terpenuhi karena 69% peserta didik menyatakan puas dengan
diterapkanya moving class pada pembelajaran biologi. Selain itu 55% peserta
didik juga menyatakan bahwa mereka minat mengikuti pembelajaran biologi
dan hasil belajarnya pun meningkat.
Dengan Context berupa keadaan kelas biologi yang baik untuk
pelaksanaan pembelajaran biologi. Input berupa kelengkapan sarana dan prasarana
yang disediakan sekolah serta strategi yang diterapkan untuk mengatasi kendala
dalam penerapan moving class pada pembelajaran biologi berupa pengelolaan
perpindahan peserta didik, pengelolaan administrasi guru dan peserta didik,
pengelolaan ruang belajar mengajar, pengelolaan program remedial dan
pengayaan, serta pengelolaan penilaian. Meskipun penerapan strategi tersebut
masih ada kendala tetapi Process pembelajaran biologi tetap berjalan dengan baik.
Hal ini dapat dilihat dari hasil angket kepuasan guru dan peserta didik serta hasil
belajar peserta didik. Sehingga Product yang dihasilkan baik yaitu dari enam
tujuan moving class, empat diantarana sudah tercapai. Jika diprosentasekan maka
67% tujuan penerapan moving class pada pembelajaran biologi sudah tercapai.
Jadi, dapat dikatakan bahwa penerapan moving class pada pembelajaran biologi di
SMA 1 Slawi tahun 2011 berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat lebih jelas
melalui tabel berikut :
78
Tabel 12 Hasil evaluasi dengan pendekatan CIPP
Conteks
d. Bagaimana keadaan kelas
biologi?
 kondisi fisik dan
emosional baik
e. Apa sajakah kebutuhan yang
belum dipenuhi dalam
pembelajaran?
 Sarana prasarana, media
pembelajaran, dan alat
peraga perlu dilengkapi
agar sesuai dengan
karakteristik biologi
f. Apa sajakah tujuan
penerapan moving class pada
pembelajaran biologi yang
belum dan sudah tercapai?
yang sudah tercapai :
 Meningkatkan disiplin
guru dan peserta didik
 Meningkatkan
keterampilan guru
 Meningkatkan minat dan
hasil belajar
 Meningkatkan kualitas
pembelajaran
yang belum :
Input
c. Bagaimanakah kelangkapan sarana
dan prasaranan di kelas biologi?
 Sarana dan prasarana perlu
dilengkapi,
 kelas R.115 dan R.120 sudah
sesuai karakteristik biologi
tetapi R.108 belum
d. Efektifkah strategi yang digunakan
untuk mencapai tujuan penerapan
moving class pada pembelajaran
biologi?
1) Pengelolaan perpindahan
peserta didik
 Guru dan peserta berusaha
disiplin
 Peserta didik tidak bingung
dalam menempatkan diri di
kelas
 Ada sanksi yang jelas bagi
peserta didik yang
terlambat/ bolos pelajaran
2) Pengelolaan ruang belajar
mengajar
 Guru bebas menggunakan
sapras, media, dan alat
peraga yang tersedia di
kelas
 Guru bebas mengelola
kelas
Proses
c. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di kelas
dengan moving class?
 Guru melakukan pengelolaan kelas yang
baik, pemilihan metode dan media
pembelajaran yang tepat
d. Kendala-kendala apakah yang dialami guru dan
peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan moving class?
1) Guru masih ikut berpindah (belum menetap)
solusi :
Guru berpindah di kelas lain yang juga
digunakan untuk pembelajaran biologi
2) Masih ada kelas yang belum sesuai
karakteristik biologi
solusi :
 Sapras, media, dan alat peraga dilengkapi
 Di kelas yang sudah terdapat LCD bisa
memanfaatkanya untuk menayangkan
gambar 2 atau 3 dimensi dan video
pembelajaran sebagai pengganti media dan
alat peraga
 Untuk materi lingkungan, di sekitar sekolah
tersedia sumber belajar yang baik seperti
pasar.
 Sekolah juga menyediakan sumber belajar
melalui wifi/internet untuk mengeksplor
lebih jauh mengenai materi pelajaran
Produk
Apakah tujuan moving class
sudah tercapai?
1) Sapras kelas belum
lengkap
2) Ada 3 kelas yang nantinya
digunakan untuk
pembelajaran biologi dan
guru sudah melakukan
pengelolaan kelas yang
baik
3) Belum sepenuhnya
meningkatkan efektivitas
dan efisiensi pembelajaran
4) Meningkatkan disiplin
peserta didik dan guru
5) Guru dalam
memvariasikan metode dan
media pembelajaran
6) Meningkatkan minat dan
hasil belajar peserta didik
 Dengan keadaan kelas yang
baik tetapi sarana dan
prasarana belum lengkap,
pelaksanaan pembelajaran
tetap berjalan dengan baik
 Ada kelas yang belum sesuai
karakteristik biologi
 Belum meningkatkan
efektivitas dan efisiensi
pembelajaran
3) Pengelolaan administrasi guru
dan peserta didik
 Guru dapat mengetahui
peserta didik yang masuk/
membolos pada
pelajaranya
4) Pengelolaan program
Remedial dan pengayaan
 Peserta didik dapat
memenuhi kompetensi
dasar yang diminta
5) Pengelolaan penilaian
mengetahui hasil belajara
peserta didik
 Dapat mengetahui hasil
belajar semua kelas karena
disimpan di satu komputer
yang sama milik sekolah
3) Waktu pembelajaran kurang efisien dengan
adanya perpindahan peserta didik
solusi :
 Perlu ditekankan lagi mengenai pentingnya
disiplin pada guru dan peserta didik
 Sanksi yang tegas bagi yang melanggar
peraturan
4) Keadaan kelas kotor
solusi :
 Peserta didik hendaknya tetap membangun
rasa kepemilikan terhadap semua kelas
 membersihkan kelas pertama yang mereka
tempati
5) Sering kehilangan perlengkapan belajar
solusi :
 Selalu periksa perlengkapan kelas sebelum
berpindah ke kelas berikutnya
6) Membawa perlengkapan belajar yang berat
kemana pun
solusi :
 Tas diletakan di kelas yang akan ditempati
setelah jam istirahat
7) Lelah karena pindah ke kelas yang jauh
solusi :
 Perpindahan diusahan ke kelas yang
terdekat
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Guru menyediakan kondisi fisik dan emosional yang baik, melakukan
pemilihan metode dan media pembelajaran yang tepat saat pelaksanaan
pembelajaran di kelas. Jadi, meskipun masih ada beberapa hambatan tetapi
pembelajaran berjalan dengan cukup baik, hasil belajar dan minat belajar
peserta didik pun meningkat.
2. Ada 3 kelas yang nantinya khusus sebagai kelas biologi. Sarana, prasarana,
media pembelajaran, dan alat peraga yang tersedia masih perlu dilengkapi
agar mendukung pembelajaran biologi.
3. Enam puluh sembilan persen peserta didik menyatakan puas, tiga puluh
satu persen menyatakan cukup puas dengan penerapan moving class pada
pembelajaran biologi sedangkan guru 1 menyatakan puas dan guru 2
menyatakan cukup puas terhadap penerapan moving class pada
pembelajaran biologi.
B. Saran
1.
Bagi guru yang masih moving hendaknya berpindah ke kelas yang juga
digunakan untuk pembelajaran biologi.
2.
Sarana prasarana, media, dan alat peraga dilengkapi
3.
Di kelas yang sudah terdapat LCD bisa memanfaatkanya untuk
menayangkan gambar 2 atau 3 dimensi dan video pembelajaran sebagai
pengganti media dan alat peraga
4.
Untuk materi lingkungan, di sekitar sekolah tersedia sumber belajar yang
baik seperti pasar.
5.
Sekolah juga menyediakan sumber belajar melalui wifi/internet untuk
mengeksplor lebih jauh mengenai materi pelajaran
6.
Perlu ditekankan lagi mengenai pentingnya disiplin pada guru dan
peserta didik
79
7.
Sanksi yang tegas bagi yang melanggar peraturan
8.
Peserta didik hendaknya tetap membangun rasa kepemilikan terhadap
semua kelas
9.
Membersihkan kelas pertama yang meraka tempati
10. Selalu memeriksa perlengkapan kelas sebelum berpindah ke kelas
berikutnya
11. Tas diletakan di kelas yang akan ditempati setelah jam istirahat sehingga
dapat peserta didik tidak selalu membawa beban berat kemana pun.
12. Perpindahan diusahan ke kelas yang terdekat
C. Rekomendasi
1. Bagi Guru Biologi
a. Dalam pelaksanaan pembelajaran biologi, guru akan lebih baik jika
memvariasikan lagi metode pembelajaran yang digunakan karena
begitu banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran
biologi.
b. Lebih memvariasikan desain kelas agar peserta didik tidak jenuh
dengan suasana kelas.
2. Bagi Sekolah
a. Penamaan ruang kelas sebaiknya sesuai dengan jurnal teknis moving
class yaitu diberi nama sesuai mata pelajaranya, misalnya kelas
biologi 1, kelas biologi 2, kelas biologi 3, dan seterusnya
b. Sarana dan prasarananya perlu dilengkapi yaitu media pembelajaran
dan alat peraga di kelas R.108 dan R.120 sementara LCD dan
komputer di kelas R.120 juga perlu dipasang.
c. Perpindahan kelas diatur sedemikian rupa sehingga peserta didik
selalu berpindah ke kelas yang terdekat dan hal ini diharapkan dapat
mengurangi keluhan lelah saat perpindahan kelas yang cukup banyak
dialami peserta didik.
d. Sebaiknya dibuat juga sanksi bagi guru yang kurang disiplin
e. Perlu adanya sosialisasi kembali mengenai moving class baik pada
guru ataupun peserta didik. Sosialisasi untuk guru dapat dilakukan
oleh kepala sekolah atau wakil kepala sekolah bidang kurikulum
sedangkan untuk peserta didik dilakukan oleh wali kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
_________ 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi & Cepi Safrudin Abdul Jabar. 2009. Evaluasi Program
Pendidikan pedoman teoritis bagi praktisi pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
[BSNP] Badan Standar Nasional Pendidikan.2007. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses
untuk pendidikan dasar dan menengah. Jakarta.
[BSNP] Badan Standar Nasional Pendidikan.2007. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar sarana
dan prasarana untuk pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: BSNP.
Herlina. 2007. Pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar biologi peserta
didik (skripsi).jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.
Ibrahim dan Nana syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Julianto. Teguh. 2008. Peningkatan Kualitas Pembelajaran : antara profesionalitsa
guru, media pembelajaran dan kualitas pembelajaran. Jurnal Ilmiah
Kependidikan, Vol. I, No. 1.
Kaluge, Laurens & Aos Santosa Hadiwijaya. 2007. Good Practices in
Instructional Process Among Current Educational Programs For Basic
Education in Indonesia. Jurnal Ilmu Pendidikan. No. 3.
Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Prabawa, Nanang. 2009. Pembelajaran sejarah dengan model moving class di
SMA 1 Bantul tahun 2009/2010 (skripsi). Semarang : UNNES.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka cipta.
Rustaman, Nuryani dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Jurusan
Biologi FMIPA Unnes.
Sodikin dkk. 2009.Jurnal Penyesuaian dengan Modus Pembelajaran Untuk Siswa
SMA Kelas X. Jurnal Teknologi Informasi, Vol. V, No. 2.
Sukarno. 2001. Media Metoda dan Pengelolaan Kelas terhadap Keberhasilan
Praktek Lapangan Kependidikan. Jurnal Pendidikan Universitas Negeri
Padang XXVI (04): halaman 429.
Sukarno dkk. 2010. Petunjuk Teknis Pengembangan Strategi Belajar Sistem Kelas
Bergerak (Moving Class) Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Kementrian
Pendidikan Nasional Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Surjana, Andyarto. 2002. Efektivitas Pengelolaan Kelas. Jurnal Pendidikan
Penabur Th.1, No.1.
Suyanto, Slamet. 2008. Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional Melalui
Organisasi Belajar : Konsep dan Implementasi. Cakrawala Pendidikan, Vol.
XXVII, No. 3.
Tayipnapis, farida yusuf. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta
TIM Biologi Umum. 2007. Bahan Ajar Biologi Umum. Jurusan Biologi FMIPA
Unnes.
TIM Moving Class RSMABI SMA 1 Slawi. 2010. Laporan Rancangan Program
Pembelajaran dengan sistem pindah kelas (moving class) SMA 1 Slawi.
TIM Pelaksana Program Rintisan Sekolah Kategori mandiri (SKM). 2008.
Laporan Rancangan Program Pembelajaran dengan sistem pindah kelas
(moving class) SMA 9 Yogyakarta. Yogyakarta. On line at
http://www.sma9-jogja.com. [diakses tanggal 6 agustus 2010].
TIM Pelaksana Program Rintisan Sekolah Kategori mandiri (SKM). 2008.
Laporan Rancangan Program Pembelajaran dengan sistem pindah kelas
(moving class)
SMA 4 Kayuagung. Kayuagung. On line at
www.sman4kag.sch.id [diakses tanggal 6 agustus 2010].
Widoyoko, S Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis
Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Zesi. 2010. Analisis Penerapan Sistem Moving Class di SMK N 6 Surakarta
Tahun 2010. (skripsi). Surakarta : UNS.
83
Lampiran 1
Kisi-kisi pengembangan lembar observasi pengelolaan kelas
komponen
kondisi fisik
kondisi emosional
indikator
 Ruang tempat belajar harus
memungkinkan semua peserta didik
untuk bergerak leluasa
 Tempat duduk peserta didik
sebaiknya diatur agar
memungkinkan terjadinya tatap
muka dengan guru
 Ventilasi harus cukup menjamin
kesehatan peserta didik
 Jendela harus cukup besar sehingga
memungkinkan panas matahari dan
udara segar masuk
 Perlengkapan kelas hendaknya
disimpan pada tempat yang khusus
sehingga mudah dicapai
 Barang yang nilai praktisnya tinggi
seperti buku pelajaran disimpan
dalam lemari di ruang kelas
 Tipe kepemimpinan guru
 Sikap sabar dan bersahabat dengan
peserta didik
 Tekanan suara guru bervarisi, jelas,
dan sedikit rileks
 Pembinaan hubungan baik dengan
peserta didik
no. pernyataan
1a
1b
1c
1d
1e
1f
2a
2b
2c
2d
84
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN KELAS
Kelas
:
Hari/tanggal :
No.
Aspek yang diamati
Ya
Tidak
kondisi fisik 3.
1.
a. Ruang tempat belajar harus
memungkinkan semua siswa
untuk bergerak leluasa
b. Tempat duduk siswa sebaiknya
diatur agar memungkinkan
terjadinya tatap muka dengan
guru
c. Ventilasi harus cukup menjamin
kesehatan siswa
d. Jendela harus cukup besar
sehingga memungkinkan panas
matahari dan udara segar masuk
e. Perlengkapan kelas hendaknya
disimpan pada tempat yang
khusus sehingga mudah dicapai
f. Barang yang nilai praktisnya
tinggi seperti buku pelajaran
disimpan dalam lemari di ruang
kelas.
kondisi emosional
4. 2
2
a. Tipe kepemimpinan
guru
2
b. Sikap sabar
2 dan bersahabat
dengan siswa
2
c. Tekanan suara
2 guru bervarisi,
jelas, dan sedikit
rileks
2
d. Pembinaan. hubungan baik
dengan siswa
Guru yang diobservasi
Observer
...........................
......................
Catatan
85
Lampiran 3
Kisi-kisi lembar observaasi perpindahan peserta didik
Indikator
1) Peserta didik berpindah ruang belajar sesuai mata
pelajaran yang diikuti berdasarkan jadwal yang telah
ditetapkan
2) Tolerenasi waktu perpindahan antar kelas adalah 5
menit.
3) Peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan
tempat duduknya sendiri
4) Peserta didik perlu ditegaskan peraturan tentang
penggunaan ruang dan tata tertib dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran serta konsekuensinya
5) Bel tanda perpindahan suatu kegiatan pembelajaran
dibunyikan pada saat pelajaran kurang 5 menit.
6) Sebelum tersedia loker, peserta didik diperkenankan
membawa tas masuk dalam ruang belajar. Kegiatan
pembelajaran di Laboratorium dibuat peraturan
tersendiri hasil kesepakatan guru dengan laboran
7) Peserta didik diberi toleransi keterlambatan 10 menit,
diluar waktu tersebut peserta didik tidak diperkenankan
masuk kelas sebelum melapor kepada guru piket.
8) Keterlambatan berturut-turut lebih dari 3 (tiga) kali
diadakan tindakan pembinaan yang dilakukan urusan
Kurikulum/Akademik bersama dengan Guru
Pembimbing.
No. pernyataan
1
2
3
4
5
6
7
8
86
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN PERPINDAHAN PESERTA
DIDIK
Kelas
:
Guru mapel :
No.
Aspek yang diamati
1
Peserta didik berpindah ruang belajar
sesuai mata pelajaran yang diikuti
berdasarkan jadwal yang telah
ditetapkan
2
Tolerenasi waktu perpindahan antar
kelas adalah 5 menit.
Peserta didik diberi kebebasan untuk
menentukan tempat duduknya sendiri
Bel tanda perpindahan suatu kegiatan
pembelajaran dibunyikan pada saat
pelajaran kurang 5 menit.
Sebelum tersedia loker, peserta didik
diperkenankan membawa tas masuk
dalam ruang belajar.
Peserta didik diberi toleransi
keterlambatan 10 menit, diluar waktu
tersebut peserta didik tidak
diperkenankan masuk kelas sebelum
melapor kepada guru piket.
Keterlambatan berturut-turut lebih dari
3 (tiga) kali diadakan tindakan
pembinaan yang dilakukan urusan
Kurikulum/Akademik bersama dengan
Guru Pembimbing.
3
4
5
6
7
Ya
Tidak
catatan
Observer
……………….
87
Lampiran 5
Kisi-kisi lembar observasi pencapaian tujuan moving class
Indikator
No. pernyataan
1. Menyediakan sumber belajar, alat peraga, sarana
belajar sesuai karakteristik pelajaran
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran (ada kelas
biologi dan pengelolaan kelas)
3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pembelajaran
4. Meningkatkan disiplin guru dan peserta didik
5. Meningkatkan keterampilan guru dalam
memvariasikan metode dan media pembelajaran
6. Meningkatkan minat
1
2
3
4
5
6
88
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI PENCAPAIAN TUJUAN PENERAPAN MOVING
CLASS
Kelas
:
Guru mapel :
No.
Aspek yang diamati
1
Menyediakan sumber belajar, alat
peraga, sarana belajar sesuai
karakteristik pelajaran
2
Meningkatkan kualitas pembelajaran
(ada kelas biologi dan pengelolaan
kelas)
3
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pembelajaran
4
Meningkatkan disiplin guru dan
peserta didik
5
Meningkatkan keterampilan guru
dalam memvariasikan metode dan
media pembelajaran
Ya
Tidak
catatan
Observer
…………………
89
Lampiran 7
Kisi-kisi pengembangan lembar angket kepuasan peserta didik
komponen
kepuasan
peserta didik
terahadap
penerapan
moving class
pada
pembelajaran
biologi
indikator
subindikator
 sikap terhadap
penerapan moving class
pada pembelajaran
biologi
 manfaat pembelajaran
biologi dengan moving
class
 meningkatkan motivasi
 kelebihan moving class
2
 dalam belajar
 dalam berteman
 dalam mendapat
nilai
 Pembelajaran di
kelas
 Efektivitas
pembelajaran
 Kebersihan kelas
 Efektivitas
pembelajaran
 Kebersihan kelas
 Keamanan kelas
 Media
pembelajaran
 kendala yang dihadapi
No.
pertanyaan
1
 Efektivitas
pembelajaran
 Kebersihan kelas
 Keamanan kelas
 Media
pembelajaran
3a
3b
3c
4a
4b
4c
5a
5b
5c
5d
6a
6b
6c
6d
7
8
9
 upaya mengatasi
kendala
10
 tipe kepimimpinan guru
dalam pengelolaan
kelas
 guru bersikap sabar dan
bersahabat dengan
peserta didik
 suara guru terdengar
jelas saat
menyampaikan materi
 terjadi hubungan yang
baik antara peserta
didik dan guru
91
Lampiran 8
LEMBAR ANGKET KEPUASAN PESERTA DIDIK
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data sesuai dengan
keadaan. Untuk itu mohon diisi dengan jujur. Jawaban anda tidak mempengaruhi
prestasi belajar anda di sekolah. Ikuti petunjuk cara menjawab di bawah ini :
A. Identitas
Nama
:
Kelas
:
Alamat
:
Di bawah ini ada 14 pernyataan, diharapkan menulis tanda cek (v) pada kolom
huruf SS, S, TS, STS yang dapat dianggap sesuai dengan keadaan diri anda.
B. Petunjuk pilihan
SS
: sangat setuju
S
: setuju
TS
: tidak setuju
STS
: sangat tidak setuju
C. Contoh menjawab soal dalam angket
Pernyataan
No
.
1
jawaban
SS
S
TS
STS
Dengan Moving class hasil belajar biologi saya v
meningkat
Keterangan dari jawaban tersebut berarti anda SS (sangat setuju) terhadap
pernyataan pada kolom pernyataan.
LEMBAR ANGKET KEPUASAN PESERTA DIDIK
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pernyataan
SS
jawaban
S TS STS
Penerapan moving class pada pembelajaran biologi
telah meningkatkan hasil belajar saya.
Penerapan moving class pada pembelajaran biologi
telah meningkatkan minat belajar saya.
Dengan diterapkanya moving class, suasana ruang
kelas jadi lebih bervariasi.
Penerapan moving class pada pembelajaran biologi
telah meningkatkan keberanian saya untuk bertanya,
menjawab, mengemukakan pendapat dan bersikap
terbuka pada setiap mata pelajaran.
Penerapan moving class pada pembelajaran biologi
membuat saya lebih disiplin dalam mengikuti
pembelajaran.
Pembelajaran biologi dengan moving class lebih
menguntungkan karena sumber belajar, alat peraga,
dan sarana belajar yang sesuai dengan karakter mata
pelajaran telah tersedia di kelas.
Pembelajaran biologi dengan moving class lebih
menguntungkan karena saya dapat lebih fokus pada
materi pelajaran,
Pembelajaran biologi dengan moving class lebih
menguntungkan karena suasana kelas menyenangkan,
Pembelajaran biologi dengan moving class lebih
menguntungkan karena interaksi saya dengan guru
lebih intensif.
Pembelajaran biologi dengan moving class lebih
menguntungkan karena menghindarkan saya dari
kejenuhan di kelas.
Keterangan :
4 : sangat puas
SS
: skor 4
Skor ≥ 40
3 : puas
S
: skor 3
Skor 30 – 39 : puas
2 : cukup puas
TS
: skor 2
Skor 20 – 29 : cukup puas
1 : tidak puas
STS
: skor 1
Skor ≤ 20
: sangat puas
: tidak puas
93
Lampiran 9
Kisi-kisi pengembangan lembar angket minat peserta didik
komponen
minat belajar
peserta didik
indikator
 Selalu memperhatikan penjelasan guru
pada saat pembelajaran biologi
berlangsung
 Senang dan tertarik dengan
pembelajaran biologi yang dilakukan
oleh guru
 Termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran biologi karena ingin
mengetahui ilmu yang disampaikan
guru
 Termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran biologi karena ingin
mendapatkan nilai yang bagus
 Selalu mengulang pelajaran biologi
yang diberikan oleh guru
 Selalu belajar sebelum pembelajaran
biologi dimulai meskipun tidak ada
tugas atau ulangan
 Akan bertanya kepada guru atau teman
yang lebih pintar jika ada materi
pelajaran biologi yang belum paham
 Akan mengambil jurusan yang
berhubungan dengan biologi ketika
mendaftar di perguruan tinggi
No.
pertanyaan
1
2
3
4
5
6
7
8
94
Lampiran 10
LEMBAR ANGKET MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data sesuai dengan
keadaan. Untuk itu mohon diisi dengan jujur. Jawaban anda tidak mempengaruhi
prestasi belajar anda di sekolah. Ikuti petunjuk cara menjawab di bawah ini :
D. Identitas
Nama
:
Kelas
:
Alamat
:
Di bawah ini ada 8 pernyataan, diharapkan menulis tanda cek (v) pada kolom
huruf SS, S, TS, STS yang dapat dianggap sesuai dengan keadaan diri anda.
E. Petunjuk pilihan
SS
: sangat setuju
S
: setuju
TS
: tidak setuju
STS
: sangat tidak setuju
F. Contoh menjawab soal dalam angket
No
Pernyataan
.
1
jawaban
SS
S
TS
STS
Saya selalu memperhatikan penjelasan guru pada v
saat pembelajaran biologi berlangsung
Keterangan dari jawaban tersebut berarti anda SS (sangat setuju) terhadap
pernyataan pada kolom pernyataan.
LEMBAR ANGKET MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
Pernyataan
SS
Saya selalu memperhatikan penjelasan guru pada saat
pembelajaran biologi berlangsung
Saya senang dan tertarik dengan pembelajaran biologi
yang dilakukan oleh guru
Saya termotivasi untuk mengikuti pembelajaran
biologi karena saya ingin mengetahui ilmu yang
disampaikan guru
Saya termotivasi untuk mengikuti pembelajaran
biologi karena saya ingin mendapatkan nilai yang
bagus
Saya selalu mengulang pelajaran biologi yang
diberikan oleh guru
Saya selalu belajar sebelum pembelajaran biologi
dimulai meskipun tidak ada tugas atau ulangan
Saya akan bertanya kepada guru atau teman yang lebih
pintar jika ada materi pelajaran biologi yang belum
saya pahami
Saya akan mengambil jurusan yang berhubungan
dengan biologi ketika mendaftar di perguruan tinggi
Keterangan :
4 : sangat minat
SS
: skor 4
3 : minat
S
: skor 3
2 : cukup minat
TS
: skor 2
1 : tidak minat
STS
: skor 1
Skor ≥ 32
: sangat minat
Skor 24 – 31 : minat
Skor 16 – 23 : cukup minat
Skor ≤ 16
: tidak minat
jawaban
S TS STS
96
Lampiran 11
Kisi-kisi pengembangan lembar angket kepuasan guru
komponen
kepuasan guru
terahadap
penerapan
moving class
pada
pembelajaran
biologi
indicator
subindikator
 mempermudah guru
dalam mengelola
pembelajaran
 guru lebih kreatif
dan inovatif dalam
mendesain kelas
 pemanfaatan waktu
belajar lebih efisien
 mempermudah guru
dalam mengelola
suasana kelas
 guru tidak perlu
berpindah-pindah
ruangan
 guru lebih mudah
dalam mengajar
 media pembelajaran
sudah tersedia di
dalam kelas
 Guru mata pelajaran
dapat
mengkondisikan
ruang/laboratoriumn
ya sesuai dengan
kebutuhan setiap
pertemuan tanpa
harus terganggu
oleh mata pelajaran
lain
 meningkatkan
keterampilan guru
dalam
memvariasikan
metode dan media
pembe-lajaran
 meningkatkan
kedisiplinan guru
no. pertanyaan
1
2
3
4
5
6
7
8
10
9
97
Lampiran 12
LEMBAR ANGKET KEPUASAN GURU
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data sesuai dengan
keadaan. Untuk itu mohon diisi dengan jujur. Jawaban anda tidak mempengaruhi
apapun di sekolah. Ikuti petunjuk cara menjawab di bawah ini :
G. Identitas
Nama
:
Alamat
:
Di bawah ini ada 10 pernyataan, diharapkan menulis tanda cek (v) pada kolom
huruf SS, S, TS, STS yang dapat dianggap sesuai dengan keadaan diri anda.
H. Petunjuk pilihan
SS
: sangat setuju
S
: setuju
TS
: tidak setuju
STS
: sangat tidak setuju
I. Contoh menjawab soal dalam angket
Pernyataan
No
.
1
jawaban
SS
S
TS
STS
Penerapan moving class pada pembelajaran v
biologi mempermudah guru dalam mengelola
pembelajaran?
Keterangan dari jawaban tersebut berarti anda SS (sangat setuju) terhadap
pernyataan pada kolom pernyataan.
LEMBAR ANGKET KEPUASAN GURU
No
.
Pernyataan
jawaban
SS
1
Penerapan moving class pada pembelajaran biologi
mempermudah guru dalam mengelola pembelajaran.
2
Penerapan moving class pada pembelajaran biologi
membuat guru lebih kreatif dan inovatif dalam
mendesain kelas.
3
Penerapan moving class pada pembelajaran biologi
membuat waktu belajar mengajar lebih efisien.
4
Penerapan moving class pada pembelajaran biologi
mempermudah guru dalam mengelola suasana kelas.
5
Penerapan moving class pada pembelajaran biologi
lebih baik karena guru tidak perlu berpindah-pindah
ruangan.
6
Penerapan moving class pada pembelajaran biologi
lebih baik karena guru lebih mudah dalam
menggunakan berbagai media pembelajaran.
7
Penerapan moving class pada pembelajaran biologi
lebih baik karena sumber belajar, alat peraga, dan
sarana belajar yang sesuai dengan karakter mata
pelajaran sudah tersedia di dalam kelas.
8
Penerapan moving class pada pembelajaran biologi
lebih baik karena guru mata pelajaran dapat
mengkondisikan ruang/laboratoriumnya sesuai dengan
kebutuhan setiap pertemuan tanpa harus terganggu
oleh mata pelajaran lain.
9
Penerapan moving class pada pembelajaran biologi
lebih baik karena guru akan dituntut datang tepat
waktu, karena kunci setiap ruang/laboratorium
dipegang oleh masing-masing guru mata pelajaran.
10
Penerapan moving class pada pembelajaran biologi
lebih baik karena meningkatkan keterampilan guru
dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan siswa
sehari-hari.
S
TS STS
Keterangan :
4 : sangat puas
SS
: skor 4
3 : puas
S
: skor 3
2 : cukup puas
TS
: skor 2
1 : tidak puas
STS
: skor 1
Skor ≥ 40
: sangat puas
Skor 30 – 39 : puas
Skor 20 – 29 : cukup puas
Skor ≤ 20
: tidak puas
100
Lampiran 13
LEMBAR IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KELAS
BIOLOGI SMA 1 SLAWI
Kelas
:
Guru mapel :
No.
Sarana dan prasarana
Keterangan
101
Lampiran 14
Kisi-kisi wawancara kepada guru biologi
komponen
indikator
pelaksanaan
pembelajaran
biologi di kelas
biologi
 keadaan kelas bilogi
 metode pembelajaran
yang digunakan
 kendala dalam
pembelajaran
 Upaya guru dalam
mengatasi kendala
dalam pembelajaran
hasil penerapan
moving class pada
pembelajaran
biologi
Tujuan moving
class
subindikator
 desain kelas
 media
pembelajaran
 kelengkapan
sarana dan
prasarana
No. butir
wawancara
1a
1b
1c
2
3
4
 hasil belajar
5
 pengelolaan kelas
 efisiensi waktu
 sarana dan prasarana
6a
6b
6c
102
Lampiran 15
Kisi-kisi wawancara kepada wakasek bidang kurikulum
komponen
indicator
subindikator
strategi
pelaksanaan
moving class
 pengelolaan
perpindahan
peserta didik
 pengelolaan
ruang belajar
mengajar
 waktu
perpindahan
 tata tertib
penggunaan
kelas
 pengelolaan
kelas oleh guru
biologi
 sarana dan
media
pembelajaran
 prasarana
multimedia
 pengelolaan
administrasi
guru dan peserta
 waktu
didik
pelaksanaan
 pengelolaan
 periode
program
pelaksanaan
remedial dan
pengayaan
 pengelolaan
 waktu
penilaian
pelaksanaan
penilaian
 aspek yang
dinilai
 jenis penilaian
no. butir
wawancara
1a
1b
2a
2b
2c
3
4a
4b
5a
5b
5c
103
Lampiran 16
Kisi-kisi wawancara kepada peserta didik
komponen
indikator
kepuasan peserta didik
terhadap pengelolaan
kelas oleh guru biologi
 pendapat peserta didik
terhadap penerapan moving
class pada pembelajaran
biologi
 kelebihan moving class
no. butir
wawancara
1
2
3
 kendala yang dihadapi
 tipe kepemimpinan guru
dalam mengelola kelas
4
104
Lampiran 17
PEDOMAN WAWANCARA
A. Guru biologi
1. Bagaimanakah keadaan kelas biologi dilihat dari :
a. Media pembelajaran
b. Kelengkapan sarana dan prasarana
2. Metode pembelajaran yang digunakan meliputi
a. Alasan pemilihan metode pembelajaran
b. Kelebihan metode pembelajaran
3. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran biologi dengan moving
class
4. Upaya guru mengatasi kendala dalam pembelajaran biologi dengan moving
class
5. Hasil belajar biologi dengan adanya moving class
6. Kelebihan moving class, meliputi :
a. Pengelolaan kelas
b. Efisiensi waktu
c. Sarana dan prasarana di kelas
B. Wakasek bidang kurikulum
1. Pengelolaan perpindahan peserta didik dilihat dari :
a. Waktu perpindahan
b. Tata tertib penggunaan kelas
2. Pengelolaan ruang belajar mengajar yang dilakukan dilihat dari :
a. Pengelolaan kelas oleh guru
b. Sarana dan media pembelajaran
c. Prasarana multimedia
3. Pengelolaan administrasi guru dan peserta didik yang diterapkan di SMA 1
Slawi.
4. Pengelolaan remedial dan pengayaan dilihat dari :
a. Waktu pelaksanaan
104
b. Periode pelaksanaan
5. Pengelolaan penilaian yang dilakukan di SMA 1 Slawi dilihat dari :
a. Waktu pelaksanaan
b. Aspek yang dinilai
c. Jenis penilaian
C. Peserta didik
1. Pendapat
peserta
didik
terhadap
penerapan
moving
class
pada
pembelajaran biologi.
2. Kelebihan pembelajaran biologi dengan moving class
3. Kendala yang dihadapi peserta didik pada pembelajaran biologi dengan
moving class
4. Tipe kepimimpinan guru dalam pengelolaan kelas selama kegiatatan
pembelajaran berlangsung.
105
Lampiran 18
LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN PERPINDAHAN PESERTA
DIDIK
Hari /tanggal : Rabu, 18 Mei 2011
Kelas
: R.115/ XI NS.7
Guru mapel : Muzayanah, S Pd.
No.
Aspek yang diamati
1
Peserta didik berpindah ruang belajar
sesuai mata pelajaran yang diikuti
berdasarkan jadwal yang telah
ditetapkan
2
Tolerenasi waktu perpindahan antar
kelas adalah 5 menit.
Peserta didik diberi kebebasan untuk
menentukan tempat duduknya sendiri
Bel tanda perpindahan suatu kegiatan
pembelajaran dibunyikan pada saat
pelajaran kurang 5 menit.
Sebelum tersedia loker, peserta didik
diperkenankan membawa tas masuk
dalam ruang belajar.
Peserta didik diberi toleransi
keterlambatan 10 menit, diluar waktu
tersebut peserta didik tidak
diperkenankan masuk kelas sebelum
melapor kepada guru piket.
Keterlambatan berturut-turut lebih dari
3 (tiga) kali diadakan tindakan
pembinaan yang dilakukan urusan
Kurikulum/Akademik bersama dengan
Guru Pembimbing.
3
4
5
6
7
Ya
Tidak
catatan
V
3 menit sebelum bel
V
V
loker hanya untuk
pelajaran olahraga
Observer
Ria Lidiawati
LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN PERPINDAHAN PESERTA
DIDIK
Hari/ tanggal : Kamis, 19 Mei 2011
Kelas
: R.115/ X.1
Guru mapel : Muzayanah, S Pd.
No.
Aspek yang diamati
Ya
1
Peserta didik berpindah ruang belajar
sesuai mata pelajaran yang diikuti
berdasarkan jadwal yang telah
ditetapkan
V
2
Tolerenasi waktu perpindahan antar
kelas adalah 5 menit.
Peserta didik diberi kebebasan untuk
menentukan tempat duduknya sendiri
Bel tanda perpindahan suatu kegiatan
pembelajaran dibunyikan pada saat
pelajaran kurang 5 menit.
Sebelum tersedia loker, peserta didik
diperkenankan membawa tas masuk
dalam ruang belajar.
Peserta didik diberi toleransi
keterlambatan 10 menit, diluar waktu
tersebut peserta didik tidak
diperkenankan masuk kelas sebelum
melapor kepada guru piket.
3
4
5
6
7
Keterlambatan berturut-turut lebih
dari 3 (tiga) kali diadakan tindakan
pembinaan yang dilakukan urusan
Kurikulum/Akademik bersama
dengan Guru Pembimbing.
Tidak
catatan
dilihat dari jurnal
rombongan belajar
dan daftar absen guru
tidak ditetapkan
secara tertulis
V
V
3 menit sebelum bel
V
loker hanya untuk
pelajaran olahraga
V
rombongan belajar
X.1 terlambat masuk
lebih dari 10 menit
dengan alasan ganti
baju karena pelajaran
olahraga dan guru
mengizinkan mereka
masuk kelas
guru menegur salah
satu rombongan
belajar X.1 yang
sering membolos
mapel biologi
V
Observer
Ria Lidiawati
106
Lampiran 19
LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN KELAS
Kelas
: R.115/ XI NS.7
Hari/tanggal : Rabu, 18 mei 2011
No.
Aspek yang diamati
Ya
Tidak
Catatan
kondisi fisik 5.
a. Ruang tempat belajar harus
memungkinkan semua siswa
untuk bergerak leluasa
b. Tempat duduk siswa sebaiknya
diatur agar memungkinkan
terjadinya tatap muka dengan
guru
c. Ventilasi harus cukup menjamin
kesehatan siswa
d. Jendela harus cukup besar
sehingga memungkinkan panas
matahari dan udara segar masuk
e. Perlengkapan kelas hendaknya
disimpan pada tempat yang
khusus sehingga mudah dicapai
f. Barang yang nilai praktisnya
tinggi seperti buku pelajaran
disimpan dalam lemari di ruang
kelas.
V
ada peserta
didik yg duduk
berkelompok
V
V
V
V
Belum ada
tempat khusus
V
kondisi emosional
6.
a. Tipe kepemimpinan guru
b. Sikap sabar dan bersahabat
dengan siswa
c. Tekanan suara guru bervarisi,
jelas, dan sedikit rileks
d. Pembinaan hubungan baik
dengan siswa
V
V
V
V
Guru yang diobservasi
Observer
Muzayanah, S Pd.
Ria Lidiawati
Demokratis
LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN KELAS
Kelas
: R.115/ X.1
Hari/tanggal : Kamis, 19 mei 2011
No.
1.
Aspek yang diamati
Tidak
Catatan
kondisi fisik
a. Ruang tempat belajar harus
memungkinkan semua siswa
untuk bergerak leluasa
b. Tempat duduk siswa sebaiknya
diatur agar memungkinkan
terjadinya tatap muka dengan
guru
c. Ventilasi harus cukup menjamin
kesehatan siswa
d. Jendela harus cukup besar
sehingga memungkinkan panas
matahari dan udara segar masuk
e. Perlengkapan kelas hendaknya
disimpan pada tempat yang
khusus sehingga mudah dicapai
f. Barang yang nilai praktisnya
tinggi seperti buku pelajaran
disimpan dalam lemari di ruang
kelas.
2.
Ya
V
ada peserta
didik yg duduk
menggerombol
V
V
V
V
Belum ada
tempat khusus
V
Buku di meja,
dibawa peserta
didik
kondisi emosional
a. Tipe kepemimpinan guru
b. Sikap sabar dan bersahabat
dengan siswa
c. Tekanan suara guru bervarisi,
jelas, dan sedikit rileks
d. Pembinaan hubungan baik
dengan siswa
V
Demokratis
V
V
Guru yang diobservasi
Observer
Muzayanah, S Pd.
Ria Lidiawati
107
Lampiran 20
LEMBAR IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KELAS
BIOLOGI SMA 1 SLAWI
Kelas
: R.115
Guru mapel : Muzayanah, S Pd.
No.
Sarana dan prasarana
1.
Torso Anatomi tubuh
2.
Alat peraga
a. Anatomi kulit manusia
b. Anatomi gigi dan lidah manusia
c. Anatomi ginjal dan hati
d. Anatomi mata manusia
e. Struktur rongga dada dan perut
f. Struktur saraf tepi manusia
g. Sistem peredaran darah
h. Anatomi alat ekskresi
3.
Media gambar
a. Sistem pernafasan manusia
b. Pembuluh darah
c. Anatomi kulit dan kuku manusia
d. Anatomi ginjal manusia
e. Susunan saraf belakang
f. Anatomi binatang memamah biak
g. Struktur mulut dan bagianya
h. Kelenjar mulut
Jumlah
4
Keterangan
Baik
1
1
1
1
1
1
2
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
1
1
1
1
1
1
1
1
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
LEMBAR IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KELAS
BIOLOGI SMA 1 SLAWI
Kelas
: R.108
Guru mapel : Bambang Jumintarto, S Pd. dan Muzayanah, S Pd.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6
7
Sarana dan Prasarana
Komputer
LCD
Sound system
White board
Penghapus
Spidol
AC
Keterangan
1 (Baik)
1 (Baik)
1 (Baik)
1 (Baik)
1 (Baik)
2 (Baik)
1 (Baik)
LEMBAR IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KELAS
BIOLOGI SMA 1 SLAWI
Kelas
: R.120
Guru mapel : Bambang Jumintarto, S Pd.
No.
1.
2.
3.
Sarana dan Prasarana
Media gambar, antara lain:
a. organ tubuh
b. system saraf otonom
c. peredaran darah
d. anatomi ayam
e. anatomi kuda
f. anatomi sapi
g. kerangka manusia
h. otot manusia
i. otak
Sound
White board
Keterangan
1 (Baik)
1 (Baik)
1 (Baik)
1 (Baik)
1 (Baik)
1 (Baik)
1 (Baik)
1 (Baik)
1 (Baik)
2 (Baik)
1 (Baik)
109
Lampiran 21
LEMBAR OBSERVASI PENCAPAIAN TUJUAN PENERAPAN MOVING
CLASS
Hari/ tanggal : Rabu, 18 Mei 2011
Kelas
: R.115/ XI NS.7
Guru mapel : Muzayanah, S Pd.
No.
1
Aspek yang diamati
Menyediakan sumber belajar, alat
Ya
Tidak
catatan
V
peraga, sarana belajar sesuai
karakteristik pelajaran
2
Meningkatkan kualitas pembelajaran
V
(ada kelas biologi dan pengelolaan
kelas)
3
ada kelas biologi dan
kondisi fisik
terpenuhi
Meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pembelajaran
4
Meningkatkan disiplin guru dan
V
peserta didik
5
Meningkatkan keterampilan guru
dalam memvariasikan metode dan
V
menggunakan
metode ceramah
media pembelajaran
Observer
Ria Lidiawati
LEMBAR OBSERVASI PENCAPAIAN TUJUAN PENERAPAN MOVING
CLASS
Hari/tanggal : Rabu, 18 Mei 2011
Kelas
: R.115/ X.1
Guru mapel : Muzayanah, S Pd.
No.
Aspek yang diamati
Ya
1
Menyediakan sumber belajar, alat
peraga, sarana belajar sesuai
karakteristik pelajaran
V
2
Meningkatkan kualitas pembelajaran
(ada kelas biologi dan pengelolaan
kelas)
V
3
Meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pembelajaran
4
Meningkatkan disiplin guru dan
peserta didik
V
5
Meningkatkan keterampilan guru
dalam memvariasikan metode dan
media pembelajaran
V
Tidak
catatan
ada kelas biologi dan
kondisi fisik
terpenuhi
V
Menggunakan
metode ceramah
Presentasi individu
materi aves dan
mamalia
Observer
Ria Lidiawati
LEMBAR OBSERVASI PENCAPAIAN TUJUAN PENERAPAN MOVING
CLASS
Hari/ tanggal : Sabtu, 21 Mei 2011
Kelas
: R.108/ XI NS.3
Guru mapel : Bambang Jumintarto, S Pd.
No.
Aspek yang diamati
Ya
1
Menyediakan sumber belajar, alat
peraga, sarana belajar sesuai
karakteristik pelajaran
2
Meningkatkan kualitas pembelajaran
(ada kelas biologi dan pengelolaan
kelas)
3
Meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pembelajaran
4
Meningkatkan disiplin guru dan
peserta didik
V
5
Meningkatkan keterampilan guru
dalam memvariasikan metode dan
media pembelajaran
V
Tidak
catatan
media dan alat peraga
belum ada, sumber
belajar yang
disediakan guru
berupa video
pembelajaran
V
ada kelas biologi dan
kondisi fisik
terpenuhi
V
Menggunakan
metode ceramah
pemutaran video
pembelajaran dan
pemberian LKS
diskusi kelas
Observer
Ria Lidiawati
Lampiran 22
112
Hasil wawancara 1
A. Peserta didik
1. Pendapat peserta didik terhadap penerapan moving class pada pembelajaran
biologi.
Jawab :
“bagus mba, beda dengan sekolah lain, jadi berasa seperti kuliah, dan saya
senang dengan adanya moving class ini”
2. Kelebihan pembelajaran biologi dengan moving class
Jawab :
“bisa ganti-ganti suasana kelas, setiap ganti pelajaran ganti pula
kelasnya. Walaupun ada beberapa kelas yang belum sesuai dengan
pelajaranya tapi di kelas biologi ini saya senang karena banyak media
pembelajaranya sehingga mempermudah dalamm memahami materi
biologi. selainn itu bisa menghilangkan jenuh mba, karena saat pindah
kelas bisa sekalian olahraga jadi tidak ngantuk”
3. Kendala yang dihadapi peserta didik pada pembelajaran biologi dengan
moving class
Jawab :
“capek mba, karena kemana-mana harus bawa tas yang berat. Apalagi
kalau kelas yang berikutnya berada di lantai dua, capek banget mba,naiknaik tangga dengan tas yang berat. Barang-barang saya pun sering hilang
kalau ketinggalan di kelas.
4. Tipe kepimimpinan guru dalam pengelolaan kelas selama kegiatatan
pembelajaran berlangsung*
Keterangan
* : Data diambil melalui observasi pada saat pembelajaran biologi berlangsung
Hasil wawancara guru biologi 2
1. Bagaimanakah keadaan kelas biologi dilihat dari :
a. Media pembelajaran
“menurut saya sudah cukup lengkap mba. Cukup membantu saya dalam
mengajar. Walaupun belum mencakup semua mata pelajaran tapi saya rasa
sudah bisa dikatakan lengkap bahkan sudah ada torso dan alat peraganya”
b. Kelengkapan sarana dan prasarana
“masih perlu dilengkapi mba, kalau bisa ditambah LCD dan komputer agar
saya bisa menayangkan video pembelajaran. Dulu saya pernah berencana
akan menayangkan video untuk materi system reproduksi tapi terbentur
sama sarana yang belum lengkap”
2. Metode pembelajaran yang digunakan meliputi
a. Alasan pemilihan metode pembelajaran
“sepanjang saya mengajar metode yang sering saya gunakan itu antara lain
ceramah, diskusi, tanya jawab, presentasi, dan praktek. Saya sesuaikan
dengan materinya mba. Untuk presentasi
biasanya saya bagi menjadi
presentasi individu dan kelompok tergantung materinya. Jika materi banyak
maka dipresentasikan secara kelompok tetapi jika sedikit saya menggunakan
presentasi individu. Siswanya saya tawarkan siapa yang mau presentasinya
individu tapi kalau tidak ada yang mau saya menawarkanya pada siswasiswa yang biasanya aktif dalam kelas dan mereka biasanya tidak menolak
karena kan tidak sepenuhnya tanggung jawab mereka tapi guru juga
membantu menjawab jika presentator tidak bisa menjawab pertanyaan yang
diajukan siswa lain”
b. Kelebihan metode pembelajaran
“materi yang harus disampaikan banyak jadi saya sesuaikan dengan waktu
yang tersedia dan kompetensi dasar yang seharusnya dicapai oleh siswa”
3. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran biologi dengan moving
class
4. Upaya guru mengatasi kendala dalam pembelajaran biologi dengan moving
class
5. Kelebihan moving class, meliputi :
a. Pengelolaan kelas
b. Efisiensi waktu
c. Sarana dan prasarana di kelas
Hasil wawancara 3
B. Wakasek bidang kurikulum
1. Pengelolaan perpindahan peserta didik dilihat dari :
a. Waktu perpindahan
Jawab :
“peserta didik mulai berpindah kelas ketika bel tanda pergantian
pelajaran dibunyikan”
b. Tata tertib penggunaan kelas
Jawab :
“belum ada loker untuk tiap rombongan belajar mba, loker yang
disediakan baru 50 loker untuk digunakan rombongan belajar yang
sedang mengikuti pelajaran olahraga”
2. Pengelolaan ruang belajar mengajar yang dilakukan dilihat dari :
a. Pengelolaan kelas oleh guru*
b. Sarana dan media pembelajaran*
c. Prasarana multimedia*
3. Pengelolaan administrasi guru dan peserta didik yang diterapkan di SMA 1
Slawi.*
4. Pengelolaan remedial dan pengayaan dilihat dari :
a. Waktu pelaksanaan*
b. Periode pelaksanaan*
5. Pengelolaan penilaian yang dilakukan di SMA 1 Slawi dilihat dari :
a. Waktu pelaksanaan*
b. Aspek yang dinilai*
c. Jenis penilaian*
Keterangan :
Symbol * = Wawancara dilakukan pada guru biologi yang bersangkutan
Hasil wawancara 4
C. Guru Biologi dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum
1. Pengelolaan perpindahan peserta didik dilihat dari :
a. Waktu perpindahan
Jawab :
“peserta didik mulai berpindah kelas ketika bel tanda pergantian
pelajaran dibunyikan”
b. Tata tertib penggunaan kelas
Jawab :
“belum ada loker untuk tiap rombongan belajar mba, loker yang
disediakan baru 50 loker untuk digunakan rombongan belajar yang
sedang mengikuti pelajaran olahraga”
“Toleransi keterlambatan masuk kelas untuk peserta didik adalah 10
menit, tapi dalam prakteknya guru selalu toleransi dan tetap
mempersilahkan peserta didik untuk mengikuti pelajaran. Pernah ada
kejadian guru terpaksa tidak memperbolehkan peserta didik untuk
mengikuti pelajaran karena 2 peserta didik yang bersangkutan
terlambat selama 30 menit. Di pertemuan berikutnya peserta didik
yang bersangkutan tidak mengulangi kesalahan tersebut.
2. Pengelolaan ruang belajar mengajar yang dilakukan dilihat dari :
a. Pengelolaan kelas oleh guru*
Jawab :
“Metode pembelajaran yang saya gunakan guru adalah ceramah, tanya
jawab, diksusi kelompok, diskusi individu, praktikum, Media
pembelajaran dan alat peraga yang tersedia selalu saya gunakan untuk
mendukung proses pembelajaran”
b. Sarana dan media pembelajaran*
Jawab :
“media pembelajaran saya rasa sudah cukup lengkap mba walaupun
belum mencakup semua materi biologi yang saya ajarkan”
c. Prasarana multimedia*
Jawab
“Sarana dan prasarana yang belum tersedia di kelas biologi yang
diampu oleh guru 1. adalah LCD sementara alat peraga dan media
sudah cukup lengkap. Sedangkan di kelas biologi yang diampu oleh
guru 2. sudah tersedia LCD namun media pembelajaran dan alat
peraga belum tersedia. Tetapi terkadang guru 2 mengajar di kelas yang
sudah tersedia media pembelajaran biologi yang lengkap.”
3. Pengelolaan administrasi guru dan peserta didik yang diterapkan di SMA 1
Slawi.*
Jawab :
“saya tidak pernah membuat catatan khusus mengenai aktivitas siswa di
kelas. Saya hanya memperhatikan peserta didik yang kurang serius dan
mengganggu peserta didik lain dalam mengikuti pelajaran dan jika
tindakan itu dilakukan terus-menerus maka saya langsung menegur peserta
didik yang bersangkutan saat itu juga”
“Saya selalu mengabsen setiap rombongan belajar yang saya ajar. Selain
dari saya, dari masing-masing rombongan belajar juga mempunyai jurnal
yang salah satu isinya mencantumkan jumlah peserta didik yang masuk
dan absent disertai keterangan.”
4. Pengelolaan remedial dan pengayaan dilihat dari :
a. Waktu pelaksanaan*
Jawab
“iya mba, kalo ada peserta didik yang belum memenuhi KKM, saya
akan melakukan remidi. Waktu pelaksanaanya tergantung dari jumlah
siswa yang ikut remidi. Kalo hanya satu atau dua anak maka saya kasih
tugas tapi kalau banyak biasanya saya laksanakan pada jam aktif
belajar, nanti sebagian kecil siswa yang tidak ikut remidi sementara
saya suruh keluar kelas”
“Tidak ada pengayaan materi kecuali pengayaan untuk persiapan
mengikuti olimpiade. Jika sekolah akan mengirimkan peseta
olimpiade maka saya melakukan pengayaan di luar jam belajar,
biasanya siang hari sepulang sekolah mba”
b. Periode pelaksanaan*
Jawab
“saya mengadakan remidi setiap kali ada ulangan harian dan MID
semester tapi kalo untuk ujian semester saya tidak pernah melakukan
remidi”
5. Pengelolaan penilaian yang dilakukan di SMA 1 Slawi dilihat dari :
a. Waktu pelaksanaan*
Jawab
“Ulangan saya laksanakan tiap bab selesai diajarkan”
b. Aspek yang dinilai*
Jawab
“Penilaian yang saya lakukan meliputi ranah kognitif dalam bentuk tes
dan psikomotorik dalam bentuk praktikum”
c. Jenis penilaian*
Jawab
“Penilaian yang saya lakukan meliputi ranah kognitif dalam bentuk tes
dan psikomotorik dalam bentuk praktikum”
Keterangan :
Symbol * = Wawancara dilakukan pada guru biologi yang bersangkutan
Lampiran 24
116
REKAPITULASI LEMBAR ANGKET KEPUASAN PESERTA DIDIK
Hari/tanggal : Rabu, 18 mei 2011
Kelas
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
: XI
Peserta didik
A-001
A-002
A-003
A-004
A-005
A-006
A-007
A-008
A-009
A-010
A-011
A-012
A-013
A-014
A-015
A-016
A-017
A-018
A-019
A-020
A-021
A-022
A-023
A-024
A-025
A-026
A-027
A-028
A-029
Skor
36
35
37
31
36
25
32
33
29
39
27
25
25
28
28
29
31
29
34
32
36
30
31
30
31
32
30
33
33
Keterangan
puas
puas
puas
puas
puas
cukup puas
puas
puas
cukup puas
puas
cukup puas
cukup puas
cukup puas
cukup puas
cukup puas
cukup puas
puas
cukup puas
puas
puas
puas
puas
puas
puas
puas
puas
puas
puas
puas
119
Lampiran 27
REKAPITULASI LEMBAR ANGKET MINAT PESERTA DIDIK
Hari/tanggal : Rabu, 18 mei 2011
Kelas
: XI
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Peserta didik
A-001
A-002
A-003
A-004
A-005
A-006
A-007
A-008
A-009
A-010
A-011
A-012
A-013
A-014
A-015
A-016
A-017
A-018
A-019
A-020
A-021
A-022
A-023
A-024
A-025
A-026
A-027
A-028
A-029
Skor
23
28
27
25
23
26
24
26
23
28
21
21
18
26
23
21
20
24
23
27
24
22
23
22
28
27
24
26
25
Keterangan
cukup minat
minat
minat
minat
cukup minat
minat
minat
minat
cukup minat
minat
cukup minat
cukup minat
cukup minat
minat
cukup minat
cukup minat
cukup minat
minat
cukup minat
minat
minat
cukup minat
cukup minat
cukup minat
minat
minat
minat
minat
minat
121
Lampiran 28
PETUNJUK TEKNIS
PENGEMBANGAN STRATEGI BELAJAR SISTEM KELAS
BERGERAK (MOVING CLASS)
SEKOLAH MENENGAH ATAS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
2010
PETUNJUK TEKNIS
PENGEMBANGAN STRATEGI BELAJAR SISTEM KELAS BERGERAK (
MOVING CLASS )
SEKOLAH MENENGAH ATAS
Nomor Dokumen
:
PSMA ……………
Tanggal Desain
:
17 Februari 2010
Tanggal Revisi
:
5 Maret 2010
Pengembang : Drs. Sukarno
Pembahas : Ujang Suherman, S.Pd
Drs. Iwan Suyawan
Taga Radja Gah,S.Pd
DAFTAR ISI
NO.
BAGIAN
HALAMAN
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan
C.
Ruang Lingkup Kegiatan
D.
Unsur yang Terlibat
E.
Referensi
F.
Pengertian dan Konsep
G.
Uraian Prosedur Kerja
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 :
Alur Prosedur Kerja Pengembangan Strategi Belajar dengan Sistem
Kelas Bergerak (Moving Class)
Lampiran 2 :
Tips dan Trik Pelaksanaan Moving Class
Lampiran 3 :
Contoh Menghitung Jumlah Ruang Mata pelajaran
Lampiran 4 :
Contoh Denah Ruang Mata pelajaran
Lampiran 5 :
Contoh Formasi Meja dan Tempat Duduk Peserta Didik Dalam Ruang
MP
Lampiran 6 :
Contoh Jadwal Belajar Peserta Didik
Lampiran 7 :
Contoh Jadwal Mengajar Guru
Lampiran 8 :
Data Hasil Evaluasi Sistem Kelas Menetap dan Sistem Moving Class
A.
Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi pada Lampiran Bab III Mengenai Beban Belajar menyebutkan
bahwa ”Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan
menyelenggarakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket
atau sistem kredit semester. Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan
jenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan”. Pada sistem
kredit semester (SKS) diperlukan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik lebih aktif seperti sistem belajar kelas
bergerak (moving class). Moving class merupakan sistem belajar mengajar
yang bercirikan kelas berkarakter mata pelajaran, dengan demikian
peserta didik akan berpindah tempat sesuai dengan jadwal mata pelajaran
yang harus ditentukan. Konsep moving class mengacu pada pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik dan memberikan lingkungan yang
dinamis sesuai dengan yang dipelajarinya. Sekalipun sistem moving class
lebih sesuai pada SKS namun tidak menutup kemungkinan dilaksanakn
pada sistem paket.
Sistem belajar moving class mempunyai banyak kelebihan baik bagi
peserta didik maupun Guru. Bagi peserta didik; lebih fokus pada materi
pelajaran, suasana kelas yang menyenangkan, dan interaksi peserta didik
dengan Guru lebih intensif. Bagi Guru; mempermudah mengelola
pembelajaran, lebih kreatif dan inovetif dalam mendesain kelas,
memudahkan Guru lebih maksimal dalam menggunakan berbagai media,
pemanfaatan waktu belajar lebih efesien, dan lebih mudah mengelola
suasana kelas.
Pada kenyataanya pelaksanaan moving class baru dilaksanakan oleh
beberapa sekolah termasuk RSKM dan RSBI. Hal ini disebabkan karena
belum terpahami cara melaksanakan sistem moving class. Oleh karena itu,
Direktorat Pembinaan SMA menerbitkan petunjuk teknis sistem moving
class.
B.
Tujuan
Petunjuk teknis ini bertujuan untuk memberikan acuan bagi Satuan
Pendidikan dalam mengembangkan Sistem Pembelajaran moving class.
C.
Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan penyusunan petunjuk teknis ini adalah:
1. Pembentukan Tim Kerja Persiapan moving class;
2. Analisis kebutuhan jumlah ruang belajar;
3. Pengadaan kelengkapan ruang mata pelajaran;
4. Pembagian tugas mengajar guru;
5. Penetapan penanggung jawab ruang/ koordinator mata pelajaran;
6.
7.
8.
9.
10.
D.
Unsur yang Terlibat
1.
2.
3.
4.
5.
E.
Pembuatan denah ruang mata pelajaran;
Penyusunan jadwal pembelajaran;
Pelaksanaan pembelajaran;
Sosialisasi rencana kegiatan moving class;
Monitoring dan evaluasi program/pelaksanaan moving class.
Kepala SMA;
Tim kerja persiapan moving class;
Wakil Kepala SMA;
Guru;
Penanggung jawab ruang mata pelajaran/koordinator guru mata
pelajaran.
Referensi
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 36, 37 , dan 38;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab I Pasal 1;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Wewenang antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 24 Tahun 2006 dan
Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 13 Tahun 2007
tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, Bagian B 2 butir 2.2 dan
2.10;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 20 Tahun 2007
tentang Standar Penilaian;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses;
11. Strategi Belajar Dengan Sistem Kelas Bergerak (moving class),
Sukarno Tahun 2006. Strategi belajar dengan kelas bergerak (moving
class).
F.
Pengertian dan Konsep
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1
butir 1);
Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi
bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran
yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Bab I Pasal 1 butir 5);
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
(Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 4);
SKL terdiri atas SKL Satuan Pendidikan, SKL Kelompok Mata
Pelajaran, dan SKL Mata Pelajaran (Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 tahun 2006). Sedangkan SKL Ujian merupakan
representasi dari keseluruhan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran;
Standar Pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan
kegiatan
pendidikan
pada
tingkat
satuan
pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan (PP Nomor 19 Tahun 2005
Bab I Pasal 1 butir 9). Saat ini standar pengelolaan yang sudah terbit
adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah
Daerah (provinsi dan kabupaten/kota);
Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan (Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 6);
Standar Penilaian Pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian
hasil belajar peserta didik (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 Bab I Pasal 1 butir 11);
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu - (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 Bab I Pasal 1 butir 13);
Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan
informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan (Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 butir 10);
10. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) adalah badan mandiri dan
independen yang bertugas mengembangkan, memantau pelaksanaan,
dan mengevaluasi standar nasional pendidikan (Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 22);
11. Tim kerja persiapan moving class terdiri atas pendidik, wakil kepala
sekolah bidang akademik sebagai ketua merangkap anggota, kepala
sekolah sebagai penanggung jawab merangkap anggota. Dalam
melakukan tugasnya, tim kerja persiapan moving class dapat
melibatkan pengawas sekolah, komite sekolah, dan nara sumber,
serta pihak lain yang terkait;
12. Kelas bergerak (moving class) adalah sistem belajar dimana peserta
didik/kelompok belajar berpindah ruangan setiap penggantian
pelajaran sesuai mata pelajaran yang dipelajarinya, guru mata
pelajaran beserta perangkat pembelajarannya menetap di ruang
mata pelajaran yang telah ditetapkan;
13. Kelas menetap adalah sistem belajar dimana peserta didik/kelompok
belajar menetap di
ruang kelas dan guru berpindah sewaktu
pergantian jam pelajaran sesuai jadwal mengajarnya;
14. Penanggungjawab ruang/ koordinator mata pelajaran adalah guru
mata pelajaran yang mengelola ruang
mata pelajaran dan
mengkoordinasikan kegiatan pembelajaran bila ada guru yang tidak
hadir di ruang tersebut;
15. Perbedaan moving class dan kelas menetap:
No
Moving classs
Kelas Menetap
1.
Pendidik menetap dalam ruang mata
pelajaran, peserta didik berpindah-pindah
Peserta didik menetap dalam kelas,
guru berpindah-pindah
2.
Alat peraga/alat bantu KBM berada dalam
ruang mata pelajaran
Alat peraga/alat bantu KBM harus
dibawa guru berpindah-pindah kelas
3.
Ruang belajar mencirikan kekhasan mata
pelajaran
Ruang belajar tidak mencirikan
kekhasan mata pelajaran
4.
Identitas ruang belajar adalah ruang mata
pelajaran
Identitas ruang belajar adalah ruang
kelas
Setiap pergantian mata pelajaran peserta
didik berpindah ke ruang mata pelajaran lain
sesuai mata pelajaran yang dipelajarinya
Setiap pergantian mata pelajaran
Peserta didik menetap di dalam
kelasnya
Setiap pergantian pelajaran tercipta suasana
baru bagi peserta didik karena kondisi ruang
mata pelajaran yang suasananya berbedabeda
Suasana baru
peserta didik
diperoleh sewaktu jam istirahat dan
pulang sekolah
5.
6.
16. Sebelum melaksanaan sistem belajar moving class, sekolah terlebih
dahulu menganalisis kebutuhan jumlah ruang mata pelajaran yang
diperlukan dengan cara menghitung keseluruhan jam setiap mata
pelajaran dari kelas X sampai kelas XII hasilnya dibagi dengan jumlah
jam yang ditetapkan dalam satu minggu.
Contoh :
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Jumlah rombongan belajar kelas X, XI dan XII masing-masing sebanyak 9
kelas dan jumlah jam perminggu adalah 4 jam pelajaran.
Jumlah jam belajar per minggu ditetapkan sekolah 42 jam
Jumlah jam belajar Bahasa Indonesia kelas X= 9 x 4
=
36
jam
Jumlah jam belajar Bahasa Indonesia kelas XI = 9 x 4
=
36
Jumlah jam belajar Bahasa Indonesia kelas XII = 9 x 4
=
36
jam
Jumlah jam belajar Bhs. Indonesia kelas X, XI, XII
=
108
jam
jam
Jumlah ruang mata pelajaran yang diperlukan untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia adalah
=
108/42 = 2,57  3. Artinya Bahasa Indonesia
memerlukan 3 ruangan.
Dengan menghitung jumlah ruang yang diperlukan setiap mata pelajaran
seperti diatas maka dapat diketahui jumlah seluruh ruang mata pelajaran
yang dibutuhkan.
17. Setiap ruang mata pelajaran diberi nomor dan nama
pelajaran sebagai identitas ruang.
Contoh :
Ruang 1. B.
Indonesia
Ruang 2. B.
Indonesia
mata
Ruang 3. B.
Indonesia
18.
Ruang mata pelajaran dilengkapi; sarana /prasarana pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan yang mengakomodir rombongan belajar
terbanyak.
19.
Pengaturan tempat duduk peserta didik dapat divariasikan sesuai
dengan kekhasan matapelajaran dan metode pembelajaran untuk
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, komunikatif,
kondusif sehingga menunjang proses pembelajaran yang diinginkan
dalam pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.
20.
21.
G.
Wali kelas seperti halnya pada kelas menetap, setiap kelompok
belajar ada guru yang ditugaskan sebagai wali kelas bertanggung
jawab dalam pengelolaan administrasi kelas, hasil belajar peserta
didik dan membina peserta didik di dalam perwalian.
Keterlaksanaan dan ketercapaian sistem belajar moving class perlu
diadakan evaluasi. Evaluasi meliputi pemanfaatan sarana prasarana
penunjang, alat peraga dan media pembelajaran, efesiensi waktu ,
dan minat belajar peserta didik.
Uraian Prosedur Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kepala SMA memberikan pengarahan kepada warga sekolah tentang
sistem belajar moving class, sekurang-kurangnya memuat:
a. Dasar pelaksanaan sistem belajar moving class;
b. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan sistem belajar
moving class;
c. Manfaat sistem belajar moving class;
d. Hasil yang diharapkan dari sistem belajar moving class;
e. Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam
melaksanakan sistem belajar moving class.
Kepala SMA membentuk Tim kerja Moving class untuk menyusun
rencana kegiatan belajar moving class sekurang-kurangnya berisi
tentang: uraian kegiatan, sasaran, pelaksana kegiatan dan
waktu/jadwal pelaksanaan, yang meliputi kegiatan:
a Menganalisis jumlah kebutuhan ruang mata pelajaran ;
b Membuat denah ruang mata pelajaran;
c Merencanakan pengadaan sarana/prasarana ruang mata
pelajaran;
d Menyusun pembagian tugas mengajar guru;
e Menyusun penanggung jawab ruangan/Kordinator matapelajaran
dan walikelas;
f Menyusun jadwal pembelajaran;
g Mensosialisasikan rencana kerja kepada warga sekolah.
Kepala SMA, Tim Kerja Moving Class, Wakil Kepala SMA,
penanggungjawab ruang membahas rencana kegiatan sistem belajar
moving class;
kepala SMA menandatangani rencana kegiatan sistem belajar moving
class;
Tim kerja Moving class melakukan pembagian tugas kepada
penanggungjawab ruang untuk melakukan analisis kebutuhan ruang,
perabot, peralatan, dan bahan sesuai mata pelajaran masing-masing;
Tim kerja moving class menyusun draft sistem belajar moving class;
Kepala SMA, Tim kerja Moving class, wakil Kepala SMA dan
penanggungjawab ruang membahas draft sistem belajar moving
class;
Tim kerja moving class merevisi dan memfinalkan draft sistem
belajar moving class;
Kepala SMA menandatangani dokumen sistem belajar moving class;
10.
TPK sekolah menggandakan dokumen sistem belajar moving class
dan mendistribusikan kepada pihak yang berkepentingan, yang
selanjutnya menjadi bahan penyusunan KTSP, dan rencana kerja
sekolah.
LAMPIRAN -LAMPIRAN
Lampiran 1:
Alur Prosedur Kerja Pengembangan Strategi Belajar
dengan Sistem Kelas Bergerak (Moving Class)
Lampiran 2:
Tips dan Trik Pelaksanaan Moving Class
Lampiran 3:
Contoh Menghitung Jumlah Ruang Mata pelajaran
Lampiran 4:
Contoh Denah Ruang Mata pelajaran
Lampiran 5:
Contoh Formasi Meja dan Tempat Duduk Peserta Didik
Dalam Ruang MP
Lampiran 6:
Contoh Jadwal Belajar Peserta Didik
Lampiran 7:
Contoh Jadwal Mengajar Guru
Lampiran 8:
Data Hasil Evaluasi Sistem Kelas Menetap dan Sistem
Moving Class
122
Lampiran 29
MOVING CLASS
RSMABI “ SMA NEGERI 1 SLAWI “
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
I. LATAR BELAKANG
1. UU no 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dan PP no. 19
tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan.
2. Memberikan lingkungan pembelajaran siswa yang dinamis sesuai dengan
bidang yang dipelajarinya.
II. APA MOVING CLASS ?
Moving class adalah kegiatan pembelajaran dengan peserta didik
berpindah kelas sesuai pelajaran yang diikutinya (siswa mendatangi guru di
kelas. Untuk memudahkan dalam proses pelaksanaaanya maka perlu penamaan
kelas mata pelajaran atu kelas mata pelajaran serumpun.
III. TUJUAN MOVING CLASS
1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran:
a. Proses pembelajaran melalui moving class akan lebih bermakna karena
setiap ruang mata pelajaran akan dilengkapi dengan perangkatperangkat pembelajaran sesuai dengan karakteristik mapel.
b. Guru Mapel dapat mengkondisikan ruang sesuai kebutuhan setiap
pertemuan tanpa harus terganggu oleh maple lain.
2. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu pembelajaran guru
mapel tetap berada di ruang mata pelajarannya, sehingga guru
mata pelajaran tidak terganggu dengan hal-hal lain.
3. Meningkatkan disiplin guru dan siswa:
a. Guru akan dituntut dengan tepat waktu, karena kunci setiap ruang
dipergang oleh guru masing-masing maple.
123
b. Siswa ditekankan oleh setiap guru maple utuk tepat waktu pada saat
pelajarannya.
4. Meningkatkan ketrampilan guru dalam memvariasikan metode dan media
pembelajaran yang diaplkasikan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya,
menjawab dan
mengemukakan pendapat dan bersikap terbuka pada setiap mata
pealajarn.
6. Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
IV. STRATEGI PELAKSANAAN MOVING CLASS
1. Pengorganisasian Pelaksana, tugas dan wewenwng
a. Wali Kelas
Memiliki tugas dan kewajiban sbb.:
- Membuat rekap terhadap kejadian-kejadian khusus terhadap peserta
didik yang menjadi tanggungjawabnya yang diserahkan kepada guru
pembimbing/BK
- Memberi bimbingan terhadap peserta didik yang
membutuhkan penanganan khusus dibidang akademik dalam rangka
meningkatkan hasil belajar.
- Mengetahui rekap terhadap tingkat kehadiran peserta didik.
b. TIM Pengembang TIK
TIM Pengembang TIK secara umum berkewajibannmelakukan
perawatan dan pengembangan prasarana TIK yang berkaitan dengan
adminmistrasi dan pembelajaran.
Secara khusus Tim TIK memiliki tugas sbb.
- Melakukan pengolahan nilai, baik untuk nilai mid semester maupun
nilai semester yang telah diserahkan oleh kurikilum.
- Membuat laporan hasil penilian sesuai format yang berlaku.
- Membuat hasil analisa beban studi peserta berdasarkan data yang telah
diserahkan oleh penanggung jawab akademik.
124
- Membuat hasil rekap mengenai kehadiran pesrta didik, kehadiran guru
berdasarkan data yang diserahkan oleh penanggung jawab akademik
dan hasil input data system informasi menegemnt absensi guru dan
karyawan.
c. TIM Pengelola Moving class
TIM pengelola moving class secara akademik dibawah Wakasek
urusan kurikulum yang secara umum menjalankan kewajiban dan
tugasnya sesuai beban yang diberikan. TIM ini dapat dibentuk secara
khusus dibawah Wakil Bidang Kurikulum yang secara khusus
memiliki tanggung jawab untuk :
- Mengelola Jadwal dan Perencanaan moving class
- Mengkoordinasi Penanggung jawab akademik dalam pelaksnaan
administrasi dan bimbingan terhadap peserta didik.
- Menyiapkan format-format yang diperlukan untuk pengelolaan
administrasi pembelajaran dan pelaksanan pembelajaran.
- Menyususn peraturan dalam pelaksanaan kegiatan PBM, remedial
dan Pengayaan, piket guru dan Penetapan Peraturan akademiknya.
2. Strategi Pengeloaan Moving class
a. Pengelolaan Perpindahan Peserta didik.
 Peserta didik berpindah ruang belajar sesuai mata pelajaran yang
diikuti berdasarkan jadwal yang ditetapkan.
 Waktu perpindahan antar kelas adalah 5 menit
 Peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan tempat dudukny
sendiri.
 Pesrta didik perlu ditegaskan peraturan tentang penggunaan ruang
dan tata tertib dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran serta
konsekuensinya.
 Bel tanda perpindahan suatu kegiatan pembelajaran dibunyikan
pada saat pelajaran kurang 5 menit.\
 Sebelum tersedia loker, peserta didik diperkenankan membawa tas
masuk dalam ruang belajar. Kegiatan pembelajaran di laboratorium
125
dibuat peraturan tersendiri hasil kesepakatan antara guru dan
laboran.
 Peserta diberi toleransi keterlambatan 5 menit, di luar waktu
tersebut dan peserta didik tidak diperkenankan masuk kelas
sebelum melapor kepada guru piket atau Wali Kelas.
 Keterlambatan berturut-turut lebih dari 3 kali diadakan pembinaan
yang dilakukan Wali Kelas bersama dengan Guru Pembimbing/BK
b. Pengeloaan Ruang Belajar.
- Guru diperkenankan untuk mengatur ruang belajar sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran.
- Ruang belajar setidak-tidaknya memiliki sarana dan
- media pembelajaran yang sesuai, jadwal pelajaran, tata tertib
peserta didik dan daftar inventaris yang ditempel di dinding.
- Ruang belajar dapat dilengkapi dengan perpustakaan referensi dan
sarana lainnya yang mendukung pembelajaran.
- Tiap maple atau tiap rumpun maple telah disediakan prasarana
multimedia. Penggunaan prasarana diatur oleh Penanggung Jawab
maple/Rumpun maple.
- Guru
Bertanggung
jawab
terhadap
ruang
belajar
yang
ditempatinya. Dengan demikian setiap guru memiliki kunci untuk
ruang masing-masing.
c. Pengeloaan Pembelajaran Team Teaching
- Pembelajaran dilaksanakan yang minimal terdiri 2 orang guru,
dimana 1 guru utama dan yang lain sebagai asisten/kolaboran.
- Dalm team teaching ada 1 guru yang bertanggung jawab untuk
tingkat kelas yang berbeda. Misa; : Guru Penanggung jawan kelas
X, guru penanggung jawab kelas XI dan guru penanggung jawab
kelas XII.
- Apa bila ada guru yang tidak dapat mengajar karena suatu hal
(sakit yang lama atau mengikuti diklat) dapat digantikan dengan
asisten dan kepada yang bersangkutan mengganti hari-hari tidak
126
mengajar kepada asiaten sebagai guru utama. Misal seorang guru
kelas X mempunyai asisten guru utama kelas XI, apabila guru
utama kelas X tidak mengajar 6 jam maka yang bersangkutan
berkewajiban mengganti sebagai guru utama di kelas XI sebanyak
6 jam.
d. Pengelolaan Adimintrasi Guru dan Peserta
 Guru berkewajiban mengabsen
 Guru membuat catatan-catatan tentang kejadian- kejadian di kelas
berdasarkan format yang telah disediakan.
 Guru mengisi laporan kemajuan belajar peserta didik, absensi
peserta didik, keterlambatan peserta didik dan membuat rekapan
sesuai format yang disediakan.
 Guru membuat laporan terhadap hal-hal khusus yang memerlukan
penanganan kepada Wali Kelas.
 Guru membuat jadwal materi yang akan diajarkan kepada peserta
didik yang ditempel di ruang belajar.
e. Pengelolaan Remidal dan Pengayaan
- Remidial dan pengayaan dilakukan di luar jam tatap muka dan
praktek.
- Jika remedial dan pengayaan secara team teaching maka
kolaboran/asisten dapat menjadi guru utama pada materi itu
- Kegiatan remedial dan pengayaan dapat menggunakan waktu
dalam kegiatan pembelajaran tugas berstruktur ( 25 menit) maupun
tak berstruktur ( 25 menit).
- Remidial dan pengayaan dilaksanakan dalam waktu berbeda
maupiun secara bersamaan jika memungkinkan, missal Guru utama
memberi pengayaan, sedangkan guru kolaboran memberi remedial.
- Remidial dan pengayaan dilaksanakan secara berkelanjutan
berdasarkan hasil analisa post test, ulangan harian atau ulanngan
mid semester.
127
f. Pengelolaan Penilaian
- Penilaian dilakukan untuk mengukur proses dan produk hasil
pembelajaran.
- Penilaian proses dilakukan setiap saat untuk menilai kemajuan
belajar peserta didik, sedangkan penilaian produk/hasil belajar
dilakukan melalui ulangan harian, misd semester maupun ulangan
semester.
- Penilaian meliputi kognitif, praktek dan sikap yang disesuaikan
dengan peraturan yang telah ditetapkan serta mengacu pada
karakteristik mata pelajaran.
- Guru mata pelajaran penuh bertanggung jawab terhadap hasil
penialaian terhadap mata pelajaran yang diampunya.
V. KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN MOVING CLASS
1. Guru memiliki ruang mengajar sendiri yang memungkinkan untuk
melakukan panataan sesuia dengan karakteristik mata pelajaran.
2. Guru memungkinkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber belajar dan
media pembelajaran yang dimiliki karena penggunaannya tidak terikat
oleh keterbatasan sirkulasi dan troubeling.
3. Guru berperan secara aktif dalam mengontrol perilaku peserta didik dalam
belajar.
4. Pembelajaran dengan Team Teaching mudah dilakukan karena guru-guru
dalam mata pelajaran yang sama terkumpul dalam satu tempat sehingga
memudahkan koordinasi.
5. Penilaian terhadap hasil belajat peserta didik lebih obyektif dan optimal
karena penilaiannya dilakukan secara TIM sehingga dapat mengurangi
inkonsistensi dalam penilaian terhadap mata pelajaran tertentu.
128
VI. KENDALA-KENDALA YANG ADA DI LAPANGAN
1. Ruang
yang
tersedia
tidak
mencukupi.
Solusinya
sementara
memanfaatkaan ruang laboratorium sebagai tempat Kegiatan Belajar
Mengajar.
2. Ruang
ganti
pakaian
ketika
pelajaran
Penjasorkes.
Solusinya
memanfaatkan ruang indoor.
3. Tempat tas ketika siswa mengikuti upacara, senam dan sholat di masjid.
Solusinya mengupayakan loker loker untuk menyimpantas, atau tiap ruang
disediakan almari untuk menyimpan barang-barang berharga.
4. Kegiatan MGMP tidak bisa diikuti oleh semua guru serumpun Jika ada
guru yang tidak hadir, peranan Guru Piket sangat membantu demi
terlaksanannya Kegiatan Belajar Mengajar
5. Kebersihan kelas menjadi tanggung jawab guru mapel.
===============================================
130
Lampiran 31
DOKUMENTASI
Gambar.1 Guru melakukan pembelajaran di kelas R.115
Gambar.2 Peserta didik melakukan presentasi individu
Gambar.3 Suasana pergantian kelas di kelas R.115
Gambar.4 Peserta didik sedang menunggu di depan kelas R.115
untuk mengikuti pembelajaran biologi
Gambar.5 Guru menayangkan video sistem reproduksi
Gambar.6 Peserta didik sedang ulangan harian di kelas R.120
Gambar.7 Media pembelajaran di kelas R.120
Gambar.8 Loker
Gambar.9 Kegiatan pembelajaran biologi di kelas R.115
Gambar.10 Kegiatan pembelajaran biologi di kelas R.115
Lampiran 32
131
Lampiran 33
132
Lampiran 34
133
Download