4 Inten Setyawati Supriatna. E14102032. Nilai Ekonomi Sistem Agroforestry Kebun Campuran (Studi Kasus Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta). Pembimbing Dr. Ir. Leti Sundawati, MSc dan Ir. Bahruni, MS. Foresta et al. (2000) menyatakan bahwa agroforestry dalam bentuk kebun merupakan sumber inspirasi dan model yang sangat menarik untuk pengembangan pola pertanian dan kehutanan berkelanjutan yang memadukan manfaat ekonomi, perlindungan kesuburan tanah dan pelestarian keanekaragaman hayati. Sebagai sistem produksi skala kecil, kebun campuran tidak hanya memberikan manfaat langsung secara ekonomis tapi juga manfaat tidak langsung sebagai jasa pendukung kehidupan masyarakat. Pemanfaatan jasa pendukung kehidupan oleh masyarakat sering dianggap tidak bernilai ekonomi (public goods), sehingga sering tidak diukur (diabaikan) dalam menghitung kontribusi nilai ekonomi kebun campuran. Sempitnya pemahaman yang menyeluruh mengenai manfaat kebun campuran, membawa implikasi timbulnya miskonsepsi mengenai rendahnya nilai ekonomi sistem agroforestry kebun campuran. Hingga saat ini nilai ekonomi yang terukur dengan jelas dan akurat secara kuantitatif belum diketahui, dimengerti dan dipahami oleh masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan penilaian ekonomi terhadap manfaat dari komponen-komponen kebun campuran secara menyeluruh dalam upaya menunjukkan secara objektif dan kuantitatif bahwa sistem agroforestry kebun campuran memberikan nilai ekonomis yang nyata kepada masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan nilai manfaat ekonomi sistem agroforestry kebun campuran di Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta berupa nilai guna langsung (nilai produksi), nilai guna tidak langsung (nilai pencegahan erosi dan nilai kualitas air) dan nilai pilihan. Penelitian dilaksanakan di Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta. Waktu penelitian mulai Juli sampai dengan September 2006. Objek dalam penelitian ini adalah lahan kebun campuran dan aliran sungai sekitar kebun campuran. Penelitian dilakukan terhadap petani kebun campuran (memiliki lahan kebun campuran) dan bukan petani kebun campuran (tidak memiliki lahan kebun campuran) selaku responden. Metode penilaian yang digunakan yaitu metode penilaian berdasarkan harga pasar, metode penilaian berdasarkan harga barang pengganti dan metode kontingensi (CVM). Proses pengumpulan data dilakukan 5 melalui studi literatur, observasi, wawancara, dan pengukuran langsung, baik di lapangan maupun labotarorium. Pengolahan data dan analisis menggunakan program software excel dan minitab release 14. Keberadaan kebun campuran tidak hanya sebagai warisan turun temurun, tetapi juga dianggap dapat memberikan manfaat ekologis dan sosial. Selain itu tidak dapat dipungkiri kebun campuran di Desa Babakan merupakan asset utama ekonomi masyarakat. Luasan lahan kebun campuran sendiri berkisar antara 0,04 sampai 2 Ha. Kisaran dari rentangan ini menunjukkan keragaman skala usahatani yang ada. Dari hasil risalah pada 30 petak lahan responden petani kebun campuran diketahui terdapat 33 jenis tanaman kehutanan dengan 14 jenis yang dimanfaatkan kayunya dan 19 jenis yang dimanfaatkan buahnya serta 17 jenis tanaman pertanian. Dari ketiga jenis tanaman tersebut diperoleh nilai produksi kotor Rp 24.095.843/ha/thn terdiri dan tanaman buah Rp 10.296.540/ha/thn, tanaman kayu Rp 1.368.436/ha/thn dan tanaman pertanian Rp 12.430.844/ha/thn. Dengan biaya pengelolaan Rp 6.109.247/ha/thn maka nilai produksi bersih kebun campuran Rp 17.986.596/ha/thn. Keberadaan kebun campuran di Desa Babakan dapat menahan laju erosi sebesar 790,75 ton/ha/thn dibandingkan penutupan lahan tegal ladang. Sebanyak 1.186 kg N; 17.397 kg bahan organik; 4 kg P2O5; 70 kg K2O dan 267 kg Ca (kandungan unsur hara per ha) yang terdapat pada jenis tanah latosol coklat di Desa Babakan dapat ditahan dengan adanya kebun campuran. Penurunan laju erosi yang terjadi memiliki pengaruh terhadap kualitas air yang ditunjukkan melalui konsentrasi sedimen melayang dalam badan air. Keberadaan kebun campuran dapat menurunkan konsentrasi sedimen sebesar 6,384 mg/ltr dibandingkan penutupan lahan tegal/ladang. Nilai ekonomi sistem agroforestry kebun campuran Desa Babakan Wanayasa adalah sebesar Rp 40.160.127.123 per tahun, terdiri dari (1) nilai guna langsung berupa nilai produksi sebesar Rp 2.782.526.401 per tahun, (2) nilai guna tidak langsung berupa nilai hidrologi sebesar Rp 32.575.863.364 per tahun terdiri dari nilai pencegahan erosi sebesar Rp 628.132.359 per tahun dan nilai kualitas air sebesar Rp 31.947.731.005 per tahun, dan (3) nilai pilihan sebesar Rp 6 4. 801.737.358 per tahun. Nilai guna tidak langsung menunjukkan proporsi tertinggi sebesar 81,11% yang kemudian disusul dengan proporsi nilai pilihan sebesar 11,96% dan yang terakhir nilai guna langsung dengan proporsi sebesar 6,93%. Berdasarkan uraian diatas nilai guna tidak langsung dan nilai pilihan memiliki nilai ekonomi yang jauh lebih tinggi dibandingkan nilai guna langsung. Hal ini mengindikasikan pentingnya peranan kebun campuran dalam memberikan jasa pendukung kehidupan terutama dalam memberikan manfaat fungsional proses ekologis. Penilaian ekonomi kebun campuran yang bersifat kuantitatif secara menyeluruh terutama terhadap manfaat tidak langsung berupa jasa pendukung kehidupan perlu mendapat perhatian yang seimbang dan proporsional sehingga masyarakat mengetahui, mengerti dan memahami bahwa nilai ekonomi sistem agroforestry kebun campuran tidak hanya sebatas pada manfaat langsung yang mereka peroleh secara ekonomis.