91 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Nilai Ekonomi sistem agroforestry kebun campuran Desa Babakan Wanayasa adalah sebesar Rp 35.932.072.277 per tahun yang terdiri dari: 1. Nilai guna langsung berupa nilai produksi kebun campuran Desa Babakan Wanayasa sebesar Rp 2.782.526.401 per tahun. 2. Nilai guna tidak langsung berupa nilai hidrologi sebesar Rp 32.575.863.364 per tahun, terdiri dari nilai pencegahan erosi kebun campuran sebesar Rp 628.132.359 per tahun dan nilai kualitas air sebesar Rp 31.947.731.005 per tahun. 3. Nilai pilihan sebesar Rp 573.682.512 per tahun. Saran 1. Perlu adanya perhatian yang lebih dari pemerintah terhadap para petani dalam hal pelatihan keterampilan, bimbingan penyuluhan, dalam kegiatan pengelolaan lahan kebun campuran sehingga kebun campuran dapat dikelola dengan lebih intensif. 2. Perlu adanya penyuluhan pada masyarakat sekitar kebun campuran mengenai manfaat dari keberadaan kebun campuran yang tidak hanya memberikan nilai guna langsung (manfaat tangible) tapi juga nilai guna tidak langsung dan nilai pilihan (manfaat intangible) sehingga dapat mereduksi pemahaman masyarkat mengenai rendahnya nilai ekonomi sistem agroforestry kebun campuran. 3. Perlu adanya usaha-usaha baik dari segi pemilihan jenis tanaman dan segi konservasi tanah dan air untuk lebih meningkatkan nilai ekonomi sistem agroforestry kebun campuran sehingga kebun campuran dapat memberikan hasil yang optimal bagi masyarakat. 92 4. Perlu adanya perhatian yang lebih dari pemerintah terhadap sektor kehutanan mengenai pemanfaatan sistem agroforestry berupa kebun campuran yang dapat diterapkan dalam program PHBM sehingga dapat memberikan manfaat ekonomis sekaligus manfaat ekologis bagi masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Affandi O. 2002. Home garden: sebagai salah satu agroforestry lokal. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. [terhubung berkala]. http://www.Library usu. com [29 Desember 2005]. Affandi O dan Pindi P. 2004. Perhitungan nilai ekonomi pemanfaatannya hasil hutan non-marketable oleh masyarakat desa sekitar hutan (Studi Kasus Cagar Alam Dolok Sibual – Buali Kec. Sepirok Tapanuli Selatan). Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. [terhubung berkala]. http//www. Library usu. com [29 Desember 2005]. Arsyad S. 1980. Pengawetan Tanah dan Air. Bogor: IPB Press. Arsyad S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press. Bahruni. 1999. Diktat Penilaian Sumberdaya Hutan dan Lingkungan. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bedient PB, Wayne CH. 1989. Hidrology and Flood Plain Analisis. Florida: University of Florida. Dwidevi AP. 1992. Agroforestry Principles and Practices. New Delhi, Bombay Calcutta: Oxford & IBH Publishing Co. Foresta Hd, Kusworo A, Michon G, Djatmiko W. 2000. Ketika Kebun Berupa Hutan: Agroforest Khas Indonesia Sebuah Sumbangan Masyarakat. Bogor: World Agroforestry Centre (ICRAF). Hamilton LS, Peter NK. 1988. Daerah Aliran Sungai HutanTropika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 93 Herlianto. 2004. Nilai ekonomi fungsi hidrologis hutan Taman Nasional Gunung Halimun [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Hikmatullah, Sawiyo, Suharta N. 2002. Potensi dan kendala pengembangan sumber daya lahan untuk pencetakan sawah irigasi di luar Jawa. Jurnal Litbang Pertanian 21(4): 120. [terhubung berkala]. http://www. Iskandar J, Isnawan H, Hadikusumah HY, Soemarwoto O. 1981. Sistem talun kebun: suatu sistem pertanian hutan tradisional. Proceeding Seminar Agroforestry dan Pengendalian Perladangan. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Kartasapoetra, Kartasapoetra AG, Sutedjo MM. 1989. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Ed ke-2. Jakarta: Pt Melton Putra. Kompas. 22 Juli 2005. Kiat Memanfaatkan Lahan Subur. [terhubung berkala] http://www..Kompas.com/kompas-cetak.htm [14 Mei 2006]. Lee R. 1991. Hidrologi Hutan. Jogyakarta: Gadjah Mada University Press. Marwan. 1985. Pengaruh pengelolaan tanamandan pemakaian bahan organik terhadap erosi [tesis]. Bogor: Fakultas Pasaca Sarjana, Institut Petanian Bogor. Pamungkas H. 1993. Perbandingan erosi hasil prediksi metode USLE dengan sedimentasi Waduk Ir. H. Juanda kabupaten Purwakarta [skripsi]. Bogor: Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian IPB. Prawiro HR. 1980. Ekonomi Sumber Daya. Bandung: Penerbit Alumni. Purwowidodo. 1999. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. [PKBT] Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika. 2005. Laporan Kemajuan Tahap II: Riset Unggulan Strategis Nasional Pengembangan BuahBuahan Unggulan Indonesia Manggis. Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Republika. 19 Juli 2005. Dioplos harga jual manggis rendah. [terhubung berkala] http://www. Republika.com [14 Mei 2006]. 94 Soeharjo dan Patong. 1973. Sendi-Sendi Pokok Usahatani. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Suripin. 2002. Pengelolaan Sumber Daya Tanah dan Air. Jogyakarta: Penerbit Andi. Widiarso FA. 2005. Nilai ekonomi pemanfaatan lahan agroforestry di Kawasan DAS Ciliwung, Jawa Barat (Studi Kasus Desa Kuta dan Desa Sukagalih Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor) [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Wiradinata S. 1989. Pengantar Agrohutani. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Wulan YC. 2002. Nilai ekonomi sistem agroforestry kebun kopi multistrata (Studi kasus kebun kopi multistrata di Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat) [skripsi]. Bogor: Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. WEB Purwakarta. 13 Mei 2005. Manggis Wanayasa Purwakarta keliling dunia. [terhubung berkala]. http://www.gerbang jabar.go.id/kabpurwakarta/index. php [8 Mei 2006]