MAKALAH FISIKA KESEHATAN “KEKEKALAN ENERGI DI TUBUH

advertisement
MAKALAH
FISIKA KESEHATAN
“KEKEKALAN ENERGI DI TUBUH”
Disusun Oleh
Nama : SYLVI NANDA LAILI
NIM : A1C309042
Dosen Pengampu: Dra. Astalini, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
berkat dan rahmat-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul ”KEKEKALAN ENERGI DI TUBUH“ sesuai waktu yang telah
ditetapkan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan banyak kendala dalam
pengumpulan bahan dan informasi untuk menyusun makalah ini. Walaupun
demikian penulis juga banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dalam
bentuk motivasi dan dorongan, untuk itu dalam kesempatan ini penulis akan
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis
selama penyusunan makalah ini.
2. Teman–teman yang telah banyak memberikan konstribusi dalam berbagai
hal untuk penyelesaian makalah.
3. Ibu Dra. Astalini M,Si selaku dosen fisika kesehatan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan kelemahan pada makalah ini
untuk itu penulis menerima dengan lapang dada dan tangan terbuka terhadap
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini, agar suatu saat nanti
menjadi bahan referensi untuk ilmu pengetahuan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca.
Amin
Jambi, Maret 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Energi adalah suatu konsep dasar dalam fisika. Dalam fisika tubuh
manusia , energi merupakan hal yang sangat penting. Seluruh aktivitas tubuh,
termasuk berpikir, menggunakan energi. Perubahan energi menjadi kerja, seperti
mengangkat suatu beban atau mengendarai sepeda, hanya mencerminkan sebagian
kecil penggunaan energi total di tubuh. Pada keadaan istirahat (basal), konsumsi
energi tubuh terutama digunakan oleh : otot rangka dan jantung (25%), otak
(19%), ginjal (10%), serta hati dan limpa (27%). Sisanya 19% tersebar di banyak
system, misalnya system pencernaan.
Dari sudut pandang fisika, kita dapat memandang tubuh sebagai suatu
pengubah (converter) energi yang tunduk pada hukum kekekalan energi. Tubuh
menggunakan energi dari makanan untuk mengoperasikan berbagai organnya,
menghasilkan panas agar suhu tubuh konstan, melakukan pekerjaan eksternal, dan
menghasilkan pasokan energi simpanan (dalam bentuk lemak) untuk kebutuhan
mendatang. Penjelasan tentang energi makanan, panas, kerja dan kekekalan energi
akan dibahas dalam pembahasan makalah ini.
PEMBAHASAN
A. Energi Makanan
Makanan adalah sumber utama energi (bahan bakar) bagi tubuh. Makanan
yang kita konsumsi umumnya tidak terdapat dalam bentuk yang sesuai untuk
konversi energi secara langsung. Makanan harus diubah secara kimiawi oleh
tubuh untuk menghasilkan beragam molekul yang dapat berikatan dengan oksigen
di sel tubuh.
Energi makanan digunakan untuk aktivitas di dalam tubuh dan aktivitas
luar. Aktivitas di dalam tubuh misalnya kerja jantung memompa darah ke seluruh
tubuh, kerja paru-paru untuk bernafas, kerja ginjal, pencernaan makanan dan
proses metabolism dalam sel. Yang dimaksud dengan aktivitas luar adalah
berjalan, berlari, menulis, berolahraga dan lain-lain. Energi itu dihasilkan dari
makanan sumber energi melalui proses metabolisme dalam sel. Besar kecilnya
energi yang dihasilkan, disesuaikan dengan kebutuhan energi pada waktu itu.
Apabila seseorang pada suatu waktu bekerja berat, misalnya berlari cepat,
mencangkul, menebang pohon dengan kapak, maka proses metabolisme akan
menghasilkan energi yang dibutuhkan. Paru-paru dan jantung akan bekerja lebih
keras pula. Sebaliknya seseorang yang sedang dalam keadaan berbaring istirahat
(Basal), tidak tidur, alam suasana atau lingkungan yang nyaman, pada waktu dua
belas jam sesudah makan, maka energi yang dihasilkan hanya digunakan untuk
keperluan berlangsungnya aktivitas di dalam tubuh saja, misalnya untuk kerja
jantung, paru-paru dan untuk menjaga keseimbangan fisiologis di dalam tubuh.
Tabel Kebutuhan Energi tanpa Memperhitungkan Metabolisme basal dan
Pengaruh Makanan
Aktivitas
Kalori per jam
Naik sepeda cepat
7,6
Mencuci piring
1,0
Mengendarai mobil
0,9
Berlari
7,0
Menjahit dengan mesin kaki
0,6
Tiduran
0,1
Proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh yang sedang berada dalam
keadaan istirahat yang disebutkan tadi dinamakan metabolisme basal. Energi
untuk metabolisme basal ini untuk orang yang sehat dianggap tetap, yaitu bagi
orang dewasa pria dibutuhkan kira-kira satu kalori per kilogram berat badan per
jam. Jadi apabila berat badan pria dewasa 60 kg, maka untuk metabolisme basal
diperlukan 24x60 kal = 1.440 kal selama 24 jam. Energy untuk metabolisme basal
bagi wanita kira-kira 5-10 % lebih rendah daripada pria.
Tabel nilai energi dari zat-zat gizi dalam makanan
Kilo kalori per gram
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalorimeter bom
5,56
9,45
4,10
Kehilangan energi dalam bentuk
1,30
0
0
Jumlah nilai energi
4,35
9,45
4,10
Nilai energi praktis
4,00
9,00
4,00
urea
Untuk menentukan jumlah energy yang diperlukan dalam sehari bagi
berbagai golongan umur, diperhitungkan hal-hal seperti : a) energy untuk
metabolism basal, b) energy untuk mengolah makanan yanh disebut specific
dynamic action, c) energy untuk pertumbuhan, d) energy untuk melaksanakan
berbagai kerja. Meski seseorang tidak melaksanakan kerja fisik yang tampak,
tetapi tetap memerlukan energy. Energy ini bergantung dari luas permukaan tubuh
seseorang. Secara empiris luas permukaan tubuh seseorang dapat dihitung dengan
mengukur berat badan dan tinggi badan dengan menggunakan rumus Du Bois
sebagai berikut :
L = 𝐡 0,425 x 𝑇 0,725 x 71,84
L = luas permukaan tubuh (π‘π‘š2 )
B = berat badan (kg)
T = tinggi badan (cm)
Para ahli FAO mengemukakan rumus yang sederhana untuk menghitung
jumlah kalori yang diperlukan seseorang pada keadaan basal, yaitu :
E = a x 𝐡 0,73
E = energy yang diperlukan, dalam kalori
A = tetapan yang besarnya tergantung dari umur dan jenis kelamin. Untuk
orang dewasa muda umur 25 tahun pria, harga a adalah 152, untuk wanita
123,4
B = berat badan dalam kg
Jumlah energy yang diperlukan seseorang tiap π‘š2 permukaan tubuh dalam
keadaan basal disebut nilai metabolism basal atau Basal Metabolic Rate (BMR).
B. Panas dan Kerja Tubuh
Energi makanan hanya sebagian ditransformasi menjadi energi lagi,
seperti energi kimia dan energi mekanik. Sebagian lagi diubah menjadi energi
panas. Dengan demikian selama melakukan kerja otot suhu tubuh akan naik.
Besarnya energi yang dihasilkan oleh sejumlah energi makanan tertentu dapat
diukur dengan calorimeter bom (bomb calorimeter) yang dalam perhitungannya
menggunakan satuan kalori ( 1 kalori adalah energi panas yang digunakan untuk
menaikkan suhu 1 kilogram air sebasar 1 derajat celcius).
Jumlah energi yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu sampel makanan
yang dibakar dalam suasan oksigen, dapat diukur. Pembakaran dapat dilakukan
dengan bunga api listrik. Jumlah panas yang dihasilkan oleh 1 gram protein,
lemak dan karbohidrat murni dalam calorimeter bom adalah
1 gram protein
5,65 kalori
1 gram lemak
9,45 kalori
1 gram karbihidrat
4,10 kalori
C. Kekekalan energi di tubuh
Kekekalan energi di tubuh dapat ditulis sebagai suatu persamaan sederhana:
Perubahan simpanan energi
di tubuh (yaitu) energy makanan,
lemak tubuh, dan panas tubuh
=
pengeluaran panas tubuh
+
kerja
Hukum Kekekalan Energi berbunyi: “Energi dapat berubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lain tapi tidak bisa diciptakan ataupun dimusnahkan
(konversi energi)”. Karena energi bersifat kekal, maka energi yang ada di alam
semesta ini jumlahnya tidak pernah berubah, tidak bertambah dan berkurang.
Yang ada hanyalah perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Persamaan ini, yang merupakan pernyataan dari hukum pertama termodinamika,
menganggap bahwa tidak ada makanan atau minuman yang masuk dan tidak ada
feses atau urin yang dikeluarkan selama interval waktu bersangkutan. Meskipun
energi kalor telah berubah menjadi energi mekanik (usaha luar dan energi dalam,
jumlah seluruh energi itu selalu tetap.
Saat tubuh melakukan kerja atau tidak melakukan kerja, terjadi perubahan
energi yang terus-menerus. Kita dapat menuliskan hukum pertama termodinamika
sebagai :
ΔU = ΔQ – ΔW
Dengan ΔU adalah perubahan energi, ΔQ adalah panas yang hilang atau
diperoleh, dan ΔW adalah kerja yang dilakukan tubuh. (berdasarkan perjanjian,
ΔQ adalah positif jika tubuh mendapat panas, dan ΔW adalah positif jika tubuh
melakukan kerja). Tubuh yang tidak melakukan kerja (ΔW=0) dan pada suhu
konstan secara umum akan kehilangan panas ke lingkungannya apabila suhu
lingkungan lebih rendah sehingga ΔQ negative. Oleh karena itu ΔU juga negatif
yang menunjukkan penurunan simpanan energi.
Untuk memahami lebih jelas hukum pertama termodinamika, dimisalkan
sebuah system berubah dari suatu keadaan kesetimbangan mula-mula i ke suatu
keadaan kesetimbangan f dengan cara tertentu, dengan kalor yang diserap system
adalah Q dan kerja yang dilakukan oleh system adalah W. maka kuantitas Q-W
hanya bergantung pada koordinat mula-mula dan akhir dan tidak bergantung pada
jalan yang diambil pada titik-titik ujung ini. Dapat disimpulkan bahwa ada sebuah
fungsi dari koordinat-koordinat termodinamika yang nilai akhirnya dikurangi nilai
permulaannya menyamai perubahan Q-W di dalam proses tersebut. Fungsi ini
dinamakan sebagai fungsi tenaga dakhil (energi dalam).
Sekarang Q ditambahkan kepada system melaui perpindahan kalor dan W
adalah tenaga yang diserahkan oleh system di dalam melakukan kerja sehingga
menurut defenisi Q-W menyatakan perubahan tenaga dakhil dari system tersebut.
Fungsi tenaga dakhil dinyatakan dengan U. maka tenaga dakhil dari system f ,
yakni Uf dikurangi tenaga dakhil dari system dalam keadaan i, yakni Ui adalah
perubahan tenaga dakhil dari system, dan kuantitas ini mempunyai suatu nilai
tertentu yang tidak bergantung dari bagaimana system tersebut pergi dari keadaan
I ke keadaan f. diperoleh
Uf – Ui =ΔU
ΔU = Q – W
Ada manfaatnya bila kita menghitung kecepatan perubahan ΔU, ΔQ, dan
ΔW(perubahan ketiga kuantitas ini dalam interval waktu singkat Δt). Persamaan
tersebut kemudian menjadi:
π›₯π‘ˆ
π›₯𝑑
=
π›₯𝑄
π›₯𝑑
-
π›₯π‘Š
π›₯𝑑
Dengan ΔU/Δt adalah kecepatan perubahan simpanan energi, ΔQ/Δt adalah
kecepatan kehilangan atau penambahan panas, dan ΔW/Δt adalah kecepatan
melakukan pekerjaan, yaitu daya mekanis. Ketiga besaran harus memiliki satuan
energi/ waktu atau daya. Persamaan ini menyatakan bahwa kecepatan perubahan
energi adalah tetap di semua proses, tetapi tidak menyatakan apakah suatu proses
dapat terjadi atau tidak. Sebagai contoh, hukum pertama menyatakan bahwa
apabila kita memberikan panas pada tubuh dengan kecepatan tertentu, ΔQ/Δt, kita
dapat mengharapkan tubuh menghasilkan atau menyimpan energi kimia dengan
kecepatan tersebut, atau menghasilkan kerja dengan kecepatan tertentu. Hal ini
tidak terjadi, hukum fisika menjelaskan arah proses perubahan/konversi energi
dikenal sebagai hukum kedua termodinamika. Hukum kedua juga membatasi
fraksi energi simpanan, ΔU, yang dapat diubah menjadi kerja bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2008.Kekekalan energi dalam tubuh
http://www.infofisioterapi.com/wp.content.uploads/2010/11/
.
Diakses pada tanggal 27 Februari 2011.
Cameron, John. 1999. Fisika Tubuh Manusia. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.
Djadi, Anna Poe. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Halliday, David.1985. Fisika jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Download