File - usaid prioritas

advertisement
BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK
PRAKTIK YANG BAIK
DALAM PEMBELAJARAN
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/
MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs)
Mei 2013
Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United
States Agency for International Development (USAID). Isi dari materi pembelajaran ini
merupakan tanggung jawab konsorsium Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, and
Opprtunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS) dan
tidak mencerminkan pandangan USAID atau pemerintah Amerika Serikat.
Pengantar
Pengantar Modul
Daftar Isi
Kata Pengantar
Jadwal Pelatihan (contoh)
Halaman
vii
viii
Unit 1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/
Pembelajaran Aktif
3
Unit 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir
Tingkat Tinggi
25
Unit 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
63
Unit 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
101
Unit 5
Persiapan dan Praktik Mengajar
137
Unit 6
Menulis Jurnal Reflektif
157
Unit 7
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL)
177
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
v
Pengantar
Pengantar
Pengantar Modul
Kata Pengantar
Program Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers,
Administrators and Students (PRIORITAS) yang didanai oleh USAID bekerja sama dengan
Pemerintah Indonesia untuk mendukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta
Kementerian Agama dalam meningkatkan akses pendidikan dasar yang bermutu. Untuk
mencapai tujuan tersebut, PRIORITAS mengembangkan dan melaksanakan program
pengembangan kapasitas yang terdiri dari pelatihan, pendampingan, kegiatan kelompok kerja
di tingkat sekolah maupun gugus. Sasaran program pengembangan kapasitas ini adalah guru
dan dosen Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), kepala sekolah, komite
sekolah, serta pengawas dan staf Dinas Pendidikan terkait di kabupaten terpilih di tujuh
propinsi mitra USAID PRIORITAS, yaitu: Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan. Pelatihan bagi dosen dilaksanakan melalui kerja sama
dengan sejumlah LPTK terpilih untuk pengembangan peran LPTK sebagai penyedia layanan
baik untuk pendidikan guru pra-maupun pendidikan dalam-jabatan.
Modul yang digunakan merupakan adaptasi dari modul pelatihan tingkat sekolah. Sedangkan
modul tingkat sekolah merupakan pemaketan ulang dari modul-modul yang telah
dikembangkan oleh program bantuan seperti USAID Decentralized Basic Education (DBE) dan
Managing Basic Education (MBE) serta UNICEF’s Creating Learning Communities for Children
(CLCC) dan Mainstreaming Good Practices in Basic Education (MGP-BE). Modul Pelatihan
Praktik yang Baik untuk Sekolah Menengah tingkat Pertama – Bahan Rujukan bagi LPTK ini
memuat materi pembelajaran yang dikenal dengan Pembelajaran Kontekstual. Modul dikemas
dalam bentuk unit-unit yang berisi topik-topik, satu unit memuat satu topik. Berikut adalah
gambaran singkat tentang masing-masing unit.
Unit 1: Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif. Unit ini
membahas karakteristik pembelajaran kontekstual dalam mengembangkan kecakapan hidup,
khususnya kecakapan akademik, personal, dan sosial. Peserta akan diberi kesempatan untuk
menuliskan gagasan mereka tentang bagaimana mewujudkan pembelajaran mata pelajaran
mereka masing-masing yang memiliki karakteristik tersebut. Demikian juga gagasan mereka
tentang upaya yang perlu dilakukan oleh berbagai pihak terkait untuk mendorong
pelaksanaan pembelajaran kontekstual.
Unit 2: Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi. Kemampuan
siswa kita dalam berpikir tingkat tinggi: menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi/mencipta
masih perlu ditingkatkan. Unit ini memberi kesempatan kepada peserta untuk berlatih
merumuskan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tingkat tinggi tersebut. Unit ini juga
memberikan contoh-contoh pertanyaan tersebut.
Unit 3: Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif. Unit ini secara praktis
membahas bagaimana meja-kursi siswa diatur agar memungkinkan siswa berinteraksi secara
optimal, dan penataan hasil karya siswa sehingga ruang kelas menjadi menarik dan
mendorong siswa untuk belajar dan berkarya.
vi
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
Pengantar
Pengantar Modul
Unit 4: Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Unit ini membahas bagaimana
media pembelajaran digunakan sebanyak-banyaknya oleh siswa untuk melakukan pengamatan,
percobaan, melakukan manipulasi (‘mengotak-ngatik’) dalam rangka menemukan konsep,
bukan oleh guru dalam rangka menjelaskan konsep.
Unit 5: Persiapan dan Praktik Mengajar. Unit ini akan memfasilitasi guru/dosen agar
bisa membuat persiapan mengajar dengan menggunakan pembelajaran kontekstual yang
mengembangkan, antara lain, kemampuan berpikir tingkat tinggi, kemampuan bekerjasama,
sekaligus mempraktikannya di sekolah latihan. Unit ini juga memberikan kesempatan kepada
peserta untuk mencobakan berbagai gagasan di pelatihan diterapkan dalam situasi nyata, yaitu
mengajar para siswa di kelas. Dengan demikian, peserta dapat memperkirakan berbagai
kemudahan atau kendala ketika gagasan tersebut diterapkan di sekolah.
Unit 6: Menulis Jurnal Reflektif. Salah satu ’alat’ untuk memperbaiki kinerja kita adalah
refleksi: kita merefleksi diri tentang apa yang kita kerjakan; apa yang sudah baik dan belum
baik. Unit ini melatih peserta/guru bagaimana membuat catatan reflektif tentang mengajar
mereka. Dengan demikian, peserta/guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran
mereka secara terus menerus, tanpa terlalu tergantung pada orang lain.
Unit 7: Penyusunan Rencana Tindak Lanjut. Suatu pelatihan yang berkaitan dengan
peningkatan mutu pembelajaran akan sangat kurang bermanfaat bahkan sia-sia apabila tidak
ditindaklanjuti dengan langkah nyata penerapan gagasan di lapangan. Unit ini akan memberi
kesempatan kepada peserta pelatihan untuk membuat Rencana Tindak Lanjut: Apa saja yang
akan dilakukan di kampus/perkuliahan segera setelah pelatihan berakhir. Rencana tindak
lanjut merupakan awal ‘komitmen’ peserta dalam menerapkan apa yang diperoleh dalam
pelatihan. Rencana tindak lanjut bagi dosen meliputi 1) Rencana penerapan gagasan dalam
perkuliahan sehari-hari, 2) Rencana penerapan gagasan dalam bimbingan kepada mahasiswa
dalam praktik pengalaman lapangan terpadu (PPLT), dan 3) Rencana penerapan gagasan
dalam layanan kepada guru dalam jabatan.
Pendekatan pembelajaran aktif dan interaktif yang diterapkan dalam pelatihan ini tidak
hanya untuk memotivasi peserta untuk terlibat secara fisik dan mental dalam pelatihan, tetapi
juga untuk menyediakan contoh pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru di dalam kelas.
Fasilitator memberikan model tentang pelaksanaan pembelajaran kontekstual/pembelajaran
aktif, pengelolaan peserta, dan menciptakan suasana dalam pelatihan yang diharapkan dapat
dicontoh oleh peserta ketika mereka melatih dan mengajar di kelas di sekolah/kampus
mereka.
Modul ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan rujukan oleh para dosen di Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) terutama dalam 1) Pelaksanaan perkuliahan seharihari, 2) Pelaksanaan bimbingan kepada mahasiswa calon guru dalam praktik pengalaman
lapangan terpadu (PPLT), dan 3) Pelaksanaan layanan kepada guru dalam jabatan.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
vii
Pengantar
Pengantar
Pengantar Modul
JADWAL PELATIHAN (contoh)
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs
Waktu
Topik/Kegiatan
Fasilitator
Keterangan
Hari 1
08.30 - 10.00 90’
• Pembukaan·
• Penjelasan umum tentang program USAID
PRIORITAS dan pelatihan
Unit 1: Apa dan Mengapa Pembelajaran
Kontekstual/Pembelajaran Aktif?
10.00 - 10.15 15’
Istirahat
10.15 - 11.55 100’
Unit 2: Pertanyaan yang Mendorong Siswa
Berpikir Tingkat Tinggi
08.00 - 08.30 30’
11.55 - 13.00 65’ Makan Siang
13.00 - 15.00 120’ Unit 3: Menciptakan Lingkungan Belajar yang
Efektif
15.00 - 17.00 120’ Unit 4: Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Hari 2
08.00 - 12.00 240’ Unit 5: Persiapan dan Praktik Mengajar
a. Persiapan Mengajar
1) Memahami SK dan KD
2) Mengembangkan RPP
Pleno
Pleno
Pleno
Pleno
Kel.
Mapel
Kel. Mapel
12.00 - 13.00 60’ Makan Siang
a. Persiapan Mengajar (lanjutan)
13.00 - 17.00 240’
3) Simulasi
4) Penyempurnaan RPP
08.00 - 11.00 180’
Hari 3
b. Praktik Mengajar
c.Diskusi Pasca Praktik
1) Karya siswa
11.00 - 12.30 90’
12.30 - 13.30 60’
13.30 - 15.30 120’
15.30 - 16.30 60’
Unit 6: Menulis Jurnal Reflektif
Pleno
Makan Siang
Melakukan Pendampingan yang Efektif
Unit 7: Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Pleno
Pleno
16.30 - 17.00 30’
Penutupan
Pleno
viii
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UN I T 1
APA DAN MENGAPA
PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL/
P E M B E L AJ A R AN AK T I F
UNIT 1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
UNIT 1
APA DAN MENGAPA PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL/
PEMBELAJARAN AKTIF?
Pendahuluan
Pembelajaran di dalam kelas, pada dasarnya dimaksudkan untuk membantu siswa BERTAHAN HIDUP
atau bahkan MEWARNAI KEHIDUPAN. Karena itu,
pembelajaran di sekolah tidak seharusnya diarahkan
untuk sekedar mengenal, mengingat, atau memahami
ilmu pengetahuan, melainkan juga menganalisis,
mengevaluasi, dan mengkreasi. Selain itu siswa harus
mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan yang
dipelajarinya untuk bekal mereka dalam mengenali
dan mengatasi masalah kehidupan atau bahkan dalam
menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan.
Mengukur diameter roda sepeda
motor dalam pembelajaran
matematika – contoh pembelajaran
kontekstual.
Selama ini, pada jenjang SMP/MTs telah dikembangkan pembelajaran kontekstual. Pola
pembelajaran kontekstual ini memiliki beberapa ciri, antara lain menuntut siswa untuk
aktif dan kreatif menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, memanfaatkan
lingkungan yang ada di sekitar, dan bekerja dalam kelompok. Ciri tersebut menunjukkan
bahwa pembelajaran kontekstual memiliki kontribusi dalam pengembangan kreativitas
siswa secara maksimal.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu:
1.
2.
3.
mengidentifikasi Komponen pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif
menuliskan beberapa contoh kegiatan pembelajaran untuk masing-masing mata
pelajaran yang menerapkan komponen pembelajaran kontekstual
menyimpulkan kesesuaian Komponen Pembelajaran Kontekstual dengan Kurikulum
2013.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
3
UNIT I
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Pertanyaan Kunci
Beberapa pertanyaan kunci yang perlu mendapatkan jawaban dari kegiatan dalam sesi ini
antara lain:
1.
2.
3.
Komponen apa yang terdapat dalam pembelajaran kontekstual?
Kegiatan pembelajaran seperti apakah yang menerapkan komponen pembelajaran
kontekstual?
Sejauhmana kesesuaian Komponen Pembelajaran Kontekstual dengan Kurikulum
2013?
Petunjuk Umum
Agar pelaksanaan sesi ini dapat berjalan dengan baik, berikut adalah beberapa petunjuk
umum.
1.
2.
3.
4
Sejak awal sesi, peserta dikelompokkan dalam kelompok mata pelajaran (4
orang/kelompok). Pembagian kelompok memperhatikan aspek gender: pada tiap
kelompok diusahakan ada perempuan dan laki-laki.
Fasilitator hendaknya mendorong peserta untuk aktif mengamati video pembelajaran
IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika, dan menemukan
komponen pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif yang terdapat di
dalamnya.
Manakala tidak ada video atau video tidak bisa ditayangkan, alternatif yang bisa
dilakukan adalah: (1) Introduction: menyampaikan tujuan dan skenario; (2) Connection:
presentasi tentang pembelajaran k ontekstual/pembelajaran aktif; (3) Application:
diskusi kelompok untuk mengidentifikasi potensi pembelajaran kontekstual/
pembelajaran aktif di kelas; (4) Reflection: merenungkan kembali tujuan dan proses
serta hasil yang telah dicapai; dan (5) Extension: membaca informasi tambahan dan
materi-materi pembelajaran kontekstual/ pembelajaran aktif untuk memantapkan
pemahaman tentang hal tersebut.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
Sumber dan Bahan
1.
2.
3.
Presentasi Unit 1
Rekaman video yang memuat pembelajaran kontekstual/ pembelajaran aktif
Handout Peserta 1.1: Penerapan Komponen Pembelajaran Kontekstual/ Pembelajaran
Aktif.
4. Informasi Tambahan 1.1: Komponen Pembelajaran Kontekstual.
5. ATK: kertas flipchart, spidol, pena, post-it berwarna, kertas catatan, penempel kertas,
lem, dan gunting
Waktu
Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 90 menit. Rincian alokasi waktu dapat
dilihat pada setiap tahapan pelaksanaan sesi ini.
TIK
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau
memungkinkan dapat disediakan:
1. Proyektor LCD
2. Laptop atau personal computer untuk presentasi
3. Layar proyektor LCD (Dinding putih dapat digunakan)
Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak
tersedia. Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan
menggunakan kertas flipchart.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
5
UNIT I
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Ringkasan Sesi
Introduction
Connection
Application
Reflection
Extension
5 menit
35 menit
Curah
Pendapat
45 menit
5 menit
Diskusi
penerapan
komponen
pembelajaran
kontekstual
Menilai sejauh
mana kegiatan sesi
telah mencapai
tujuan
Membaca
sumber lain
yang berhubungan
dengan pembelajaran
kontekstual/
pembelajaran
aktif.
Fasilitator
menyampaikan
latar berlakang,
tujuan, langkahlangkah
kegiatan dari
sesi ini
Menyimak
tayangan film
pembelajaran
Identifikasi
komponen
dalam video
pembelajaran
Periksa
kesesuaian
komponen
pemb.
kontekstual
dengan
Kurikulum 2013
Peserta
menuliskan halhal yang masih
perlu diperjelas.
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
I
Introduction (10 menit)
(1) Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan hasil yang diharapkan dari
kegiatan sesi ini.
(2) Fasilitator menyampaikan pengantar terkait pentingnya pembelajaran kontekstual/
pembelajaran aktif.
C
Connection (30 menit)
Kegiatan 1: Curah Pendapat (5 menit)
(1) Fasilitator meminta peserta, secara berkelompok (3-4 orang), melakukan curah
pendapat tentang
a. Komponen pembelajaran konstektual.
b. Mengapa Komponen tersebut perlu diterapkan dalam pembelajaran
Fasilitator kemudian merangkum hasil curah pendapat secara pleno dan
menuliskannya pada papan tulis/kertas plano.
6
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
Kegiatan 2: Mengamati Pembelajaran dalam Video (15 menit)
(1) Fasilitator menyampaikan bahwa sebentar lagi peserta akan menonton tayangan
video. Mereka dituntut memperhatikan penerapan komponen pembelajaran
kontekstual/pembelajaran aktif dalam pembelajaran semua mapel pada tayangan video
tersebut .
(2) Fasilitator mengingatkan bahwa hasil pengamatan tersebut akan menjadi bahan
diskusi selanjutnya.
(3) Fasilitator membagikan Informasi Tambahan 1.1: Komponen Pembelajaran
Kontekstual, dan meminta peserta untuk membacanya. ……………………………5’)
(4) Fasilitator membagikan Handout Peserta 1.1: Penerapan Komponen Pembelajaran
Kontekstual/Pembelajaran Aktif, dan peserta dipersilakan mengisi kolom 2 pada
Handout Peserta 1.1 pada saat atau setelah film ditayangkan.
(5) Fasilitator memberikan klarifikasi/penjelasan tentang komponen tersebut, JIKA
DIPERLUKAN.
(6) Fasilitator menayangkan film pembelajaran yang berisi mata pelajaran IPA, Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPS (upayakan gambar dan suara dapat
diterima dengan baik oleh seluruh peserta dari tempat duduk mereka).
(7) Fasilitator memantau dan mendorong peserta agar mengisi format yang diberikan.
Kegiatan 3: Diskusi Hasil Pengamatan (15 menit)
(1) Peserta diminta untuk saling berbagi hasil pengamatan, misal berpandu pada
pertanyaan:
a. Komponen pembelajaran kontekstual apa sajakah yang diterapkan dalam
pembelajaran tsb.?
b. Apakah kegiatan yang ditulis temannya benar- benar mencerminkan komponen
tersebut?
(2) Fasilitator, secara klasikal, mengajak peserta untuk berbagi temuan hasil pengamatan
video mengenai penerapan komponen pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif.
(Fasilitator memperhatikan keberimbangan partisipasi dan kesempatan berbicara
antara peserta laki-laki dan perempuan)
Fasilitator meminta juru bicara kelompok, dari dua sampai tiga kelompok, untuk
mempresentasikan hasil diskusi.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
7
UNIT I
A
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Application (45 menit)
Kegiatan1: Diskusi Penerapan Komponen Pembelajaran Kontekstual dalam
Pembelajaran Mata Pelajaran (30 menit)
(1) Peserta diminta berdiskusi untuk menuliskan contoh penerapan Komponen
tersebut dalam bidang studi masing-masing (Gunakan Handout Peserta 1.1 lagi dan
tuliskan hasil diskusi pada kolom 3).
Catatan untuk Fasilitator
1
 Penulisan contoh penerapan komponen tersebut sebaiknya
didasarkan pada satu KD terpilih di masing-masing bidang studi.
(2) Peserta diminta untuk menuliskan hasil diskusi mereka pada kertas flipchart untuk
dipajangkan.
Kegiatan2: Identifikasi Kesesuaian Komponen Pembelajaran Kontekstual
dengan Kurikulum 2013 (15 menit)
(1) Fasilitator meminta peserta, secara berkelompok, untuk membandingkan
Komponen pembelajaran kontekstual dengan Kurikulum 2013 (Standar
Kompetensi Lulusan – SKL) dan memberikan kesimpulan (Lihat SKL selengkapnya
pada power point slide no. 9)
(2) Peserta diminta untuk menuliskan hasil diskusi mereka pada kertas flipchart dan
memajangkannya di dalam ruangan.
R
Reflection (5 menit)
(1) Fasilitator meminta peserta untuk merenungkan apakah tujuan sesi ini telah tercapai
atau belum.
(2) Fasilitator meminta peserta untuk menuliskan/menyebutkan hal-hal yang masih perlu
diperjelas.
8
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 1
E
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
Extension
Fasilitator mendorong peserta untuk:
(1) Membaca sumber lain berkaitan dengan pembelajaran kontekstual/pembelajaran
aktif.
(2) Menerapkan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran sehari-hari.
Pesan Utama
Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif memiliki potensi yang besar untuk
mengembangkan kreativitas peserta didik. Oleh karena itu, berbagai pihak perlu berupaya untuk
memungkinkan pembelajaran kontekstual/ pembelajaran aktif dapat dilaksanakan secara terus
menerus .
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
9
UNIT I
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Handout Peserta 1.1
Penerapan Komponen Pembelajaran Kontekstual/
Pembelajaran Aktif
Petunjuk: Tuliskan secara deskriptif praktik penerapan pembelajaran kontekstual/
pembelajaran aktif yang teramati dalam tayangan video (Semua mapel).
Komponen
CTL
1
Terlihat dalam tayangan
video ketika..........
2
Contoh Penerapan dalam
Mapel
(Diisi pada Application, Kegiatan 1,
butir (1))
3
Suasana
pembelajaran
mendorong siswa
untuk membangun
sendiri gagasannya
Inkuiri: Siswa a.l.
mengamati,
mengumpulkan
data, menganalisis
data, dan membuat
kesimpulan.
10
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 1
Komponen
CTL
1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
Terlihat dalam tayangan
video ketika..........
2
Contoh Penerapan dalam
Mapel
(Diisi pada Application, Kegiatan 1,
butir (1))
3
Siswa didorong
untuk bertanya atau
mempertanyakan
suatu gagasan.
Mengembangkan
‘masyarakat belajar’
(Siswa berdiskusi
dalam kelompok)
Pemodelan (Guru
memberi contoh ttg
suatu konsep atau
mendemonstrasikan
prosedur kerja
tertentu)
Guru menggunakan
penilaian otentik
Siswa melakukan
refleksi atas proses
dan hasil belajarnya
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
11
UNIT I
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Informasi Tambahan 1.1
Komponen Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran
dengan dunia nyata: kehidupan keluarga, masyarakat, dan dunia kerja. Dengan demikian,
siswa dapat melihat kebermaknaan dari apa yang dipelajari: melihat hubungan yang
bermakna antara konsep yang abstrak dan penerapannya di dunia nyata.
Konsep pembelajaran ini beranggapan bahwa pikiran seseorang secara alami mencari
makna dalam suatu konteks, yakni pengetahuan yang sudah dimiliki, dengan cara melihat
hubungan-hubungan sehingga masuk akal dan dipandang bermanfaat bagi dirinya; dan
‘proses belajar’ hanya terjadi ketika seseorang memproses informasi/pengetahuan baru
sedemikian rupa sehingga masuk akal (‘makes sense’) di ‘alam pikiran/pengalaman’-nya.
Pembelajaran Kontekstual memiliki sejumlah komponen sebagai berikut:
1. Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pembelajaran kontekstual,
yaitu suatu paham yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang hanya dapat
dibangun oleh dirinya sendiri melalui pengalaman, dan bukan diberikan oleh orang lain
yang siap diambil dan diingat. Oleh karena itu, pembelajaran harus dikemas menjadi
proses mengkonstruksi oleh si pebelajar bukan menerima pengetahuan dari si
pengajar. Proses konstruksi terjadi melalui keterlibatan aktif si pebelajar dalam proses
pembelajaran.
2. Inkuiri/Proses Menemukan
Sejalan dengan konstruktivisme di atas, pengetahuan merupakan hasil dari proses
menemukan sendiri (inkuiri) yang meliputi : mengamati, menemukan dan
merumuskan masalah, mengajukan dugaan jawaban (hipotesis), mengumpulkan data,
menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
3. Pertanyaan/Bertanya
Belajar pada dasarnya MENGAJUKAN dan MENJAWAB pertanyaan. Bertanya
dipandang sebagai pertanda ‘rasa ingin tahu’ dan menjawab sebagai pertanda ‘mampu
berpikir’. Pengetahuan seseorang hampir selalu bermula dari pertanyaan. Bertanya
adalah strategi utama dalam pembelajaran kontekstual yang oleh pebelajar digunakan
secara aktif untuk menganalisis dan mengeksplorasi gagasan. Bertanya juga dapat
12
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
mengembangkan berpikir kritis, mendorong pertukaran cara berpikir, dan
memfasilitasi inkuiri. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran, guru harus
memberi kesempatan bahkan mendorong siswa untuk bertanya.
4. Masyarakat Belajar
Belajar akan lebih efektif melalui kerjasama/interaksi/berbagi dengan orang lain. Kerja
kelompok, diskusi kelompok, pengerjaan proyek secara berkelompok adalah contoh
bentuk masyarakat belajar. Interaksi dan komunikasi pemikiran antar pebelajar
mendapat porsi lebih tinggi dalam suatu proses pembelajaran.
5. Pemodelan/Memberikan Contoh
Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu diperlukan
contoh/model yang bisa ditiru siswa. Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi,
pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar. Model/contoh bisa berupa
benda, cara/prosedur kerja, metode kerja, cara mengoperasikan sesuatu, atau yang
lain, yang bisa ditiru siswa. Pemodelan membuat siswa terhindar dari pembelajaran
yang teoritis-abstrak yang dapat menimbulkan terjadinya verbalisme.
6. Penilaian Otentik/Penilaian sebenarnya.
Suatu bentuk penilaian yang menuntut siswa untuk menunjukkan penyelesaian
tugas/masalah dalam kehidupan nyata atau tiruan masalah nyata dengan menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari.
7. Refleksi
Refleksi adalah proses memikirkan apa yang sudah dipelajari kemudian
membandingkannya dengan pengetahuan/keterampilan yang sudah dimiliki. Refleksi
dapat memperkaya/meneguhkan atau memperbaiki pengetahuan/keterampilan yang
sudah dimiliki tersebut.
Secara konkret, pada saat refleksi-di akhir pelajaran, pebelajar mengajukan
pertanyaan kepada diri sendiri a.l.:
1)
2)
3)
4)
Apa yang sudah dan belum saya pahami?
Hal penting apa yang sudah saya pelajari?
Bagaimana cara belajar saya tadi?
Apa yang sebaiknya saya lakukan berikutnya?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
13
UNIT I
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Daftar Bacaan












14
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd. (Blog Kabar Pendidikan) – www.Majalah
Pendidikan.com.
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. 2003. Pendekatan kontektual (Contextual
teaching and learning(CTL).
Johson, E.B. 2002. Contextual teaching and learning: What it is and why it’s here to
stay. Thousand Oaks, california: Corwin Press, Inc.
Joyse, B. & Weil, M. 1996. Models of teaching. Boston: Allyn and Bacon.
Robert G. Berns and Patricia M. Erickson. Contextual Teaching and Learning:
Preparing Students for the New Economy - http://www.cord.org/uploadedfiles/NCCTE_
Highlight05-ContextualTeachingLearning.pdf
http://uunsmaji.wordpress.com/2011/03/15/efektifitas-contextual-teaching-andlearning-untuk-meningkatkan-prestasi-belajar-biologi-dan-hubungan-interpersonal.
Jon Mueller, What is Authentic Assessment?
http://jfmueller.faculty.noctrl.edu/toolbox/whatisit.htm
http://www.texascollaborative.org/WhatIsCTL.htm
http://www.texascollaborative.org/TheREACTstrategy.htm
http://www.texascollaborative.org/AreYouTeachingContextually.htm
http://myassignmentsbox.wordpress.com/2013/01/04/contextual-teaching-andlearning-ctl/
http://mydreamarea.wordpress.com/2013/01/06/contextual-teaching-and-learning/
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
PRESENTASI UNIT 1
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
15
UNIT I
16
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
17
UNIT I
18
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
19
UNIT I
20
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
21
UNIT I
22
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
MERUMUSKAN PERTANYAAN
YANG MENDORONG SISWA
BERPIKIR TINGKAT TINGGI
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
UNIT 2
MERUMUSKAN PERTANYAAN YANG MENDORONG
SISWA BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Pendahuluan
Sering kali guru/dosen mengajukan banyak
pertanyaan dalam proses pembelajaran di dalam
kelas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terkadang
sangat banyak sehingga terkesan sedang menguji
siswa / mahasiswa. Selain itu, apabila dicermati,
jenis-jenis pertanyaan yang dilontarkan baru
sebatas pertanyaan yang membutuhkan jawaban
‘ya’ atau ‘tidak’, atau pertanyaan yang
membutuhkan hanya satu jawaban tertentu.
Pertanyaan tersebut belum memberi kesempatan
kepada mahasiswa untuk berpikir kreatif, kurang
menuntut mahasiswa untuk mengemukakan
gagasannya sendiri.
Potensi siswa akan lebih tergali dengan
pertanyaan-pertanyaan tingkat tinggi dalam
pembelajaran.
Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang diberikan oleh dosen sangat berpengaruh
terhadap perkembangan keterampilan berpikir mahasiswa. Pertanyaan/tugas tersebut
bukan hanya untuk memfokuskan mahasiswa pada kegiatan, tetapi juga untuk menggali
potensi belajar mahasiswa. Pertanyaan atau tugas yang memicu mahasiswa untuk berpikir
analitis, evaluatif, dan kreatif dapat melatih mahasiswa untuk menjadi pemikir yang kritis
dan kreatif.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu
1. mengidentifikasi pertanyaan yang mendorong mahasiswa berpikir kritis (kategori
analitis, evaluatif, dan kreatif).
2. merumuskan pertanyaan yang mendorong mahasiswa berpikir kritis
3. menggunakan pertanyaan yang mendorong mahasiswa berpikir kritis dalam
menyusun Lembar Kerja (LK)
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
25
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Pertanyaan Kunci
1. Apa saja jenis pertanyaan/tugas yang dapat memicu siswa berpikir tingkat tinggi?
2. Bagaimana merumuskan pertanyaan/tugas yang mendorong siswa untuk berbuat atau
berpikir tingkat tinggi?
3. Bagiamana merumuskan pertanyaan/tugas yang mendorong siswa untuk berbuat atau
berpikir tingkat tinggi dalam sebuah lembar kerja (LK)?
Petunjuk Umum
Kegiatan dilaksanakan secara pleno, namun peserta duduk berdasarkan kelompok bidang
studi.
Sumber dan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Presentasi Unit 2
Handout Peserta 2.1: Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom
Handout Peserta 2.2: Contoh Jenis Pertanyaan/Tugas berdasarkan Taksonomi Bloom
Handout Peserta 2.3: Daftar Kata Kerja untuk Membuat Pertanyaan/Tugas
Handout Peserta 2.4: Komponen Lembar Kerja
Handout Peserta 2.5: Contoh Lembar Kerja Bidang Studi.
Pita kertas (Kertas HVS dibagi sama besar menjadi 12 bagian – arah panjang)
ATK: spidol, kertas flipchart (kertas plano), kertas HVS: hijau, kuning, merah; gunting,
lem, selotip
Waktu
Waktu yang digunakan untuk unit ini adalah 100 menit. Perincian alokasi penggunaan
waktu tersebut dapat dilihat pada setiap tahapan dari sesi ini.
26
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
ICT
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau
memungkinkan dapat disediakan:
1. Proyektor LCD
2. Laptop atau personal computer untuk presentasi
3. Layar proyektor LCD (Dinding putih dapat digunakan)
Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak
tersedia. Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan
menggunakan kertas flipchart.
Ringkasan Sesi
Introduction
Connection
Application
Reflection
5 menit
10 menit
80 menit
5 menit
Menjelaskan
latar belakang,
tujuan, dan
langkahlangkah sesi
Urun gagasan
tentang tujuan
bertanya
dalam
pembelajaran
Mengidentifika
si pertanyaan
Pertanyaan/tug
as tingkat
manakah yang
sulit
dirumuskan?
Mengapa?
Merumuskan
pertanyaan
Membuat LK
Extension
Berlatih
merumuskan
pertanyaan/tug
as
berdasarkan
Taksonomi
Bloom
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
I
Introduction (5 menit)
(1) Fasilitator menjelaskan latar belakang dan tujuan sesi dengan menggunakan informasi
dari bagian pendahuluan dan tujuan.
(2) Fasilitator menyiapkan peserta untuk mengikuti kegiatan berikutnya.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
27
UNIT 2
C
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Connection (10 menit)
Ungkap Pengalaman
(1) Fasilitator menampilkan tayangan pertanyaan berikut satu per satu, dan mintalah
peserta untuk menyampaikan gagasan mereka secara lisan.
 Apa tujuan saudara mengajukan bertanya kepada mahasiswa? Mengharapkan
jawaban benar atau ingin mengetahui sesuatu tentang mahasiswa? (2’)
 Jika tujuan saudara mengharapkan jawaban benar, bagaimana kemungkinan siswa
berani menjawab bila mereka tidak yakin jawabannya benar? (2’)
 Jika tujuan saudara bertanya ingin mengetahui sesuatu tentang siwa, apa yang ingin
saudara ketahui? Pengetahuan mahasiswa atau proses berpikir mahasiswa? (2’)
 Jika yang saudara maksudkan proses berpikir mahasiswa, proses berpikir
bagaimana yang saudara harapkan? Mahasiswa mengulang gagasan saudara atau
mahasiswa membangun gagasan sendiri?(2’)
(Beri peserta waktu beberapa menit untuk menjawab tiap pertanyaan)
A
Application (80 menit)
Kegiatan 1: Membuat Pertanyaan dan Mengidentifikasi Jenisnya (20 menit)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
28
Fasilitator menunjukkan sebuah benda misalnya buah jeruk atau benda apa saja yang
ada dan mudah ditemukan di ruang pelatihan.
Mintalah setiap peserta secara individu merumuskan suatu pertanyaan terkait benda
tersebut. Ingatkan peserta agar membuat pertanyaan sesuai dengan bidang studi
masing-masing (IPA, Matematika, IPS, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris).
Dalam kelompok bidang studi, mintalah salah satu peserta untuk memimpin diskusi
untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan mana sajakah yang jawabannya
memerlukan pemikirian kritis dari mahasiswa.
Fasilitator memberikan Handout Peserta 2.1: Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom
dan Handout Peserta2.2: Contoh Jenis Pertanyaan/Tugas Berdasarkan Taksonomi
Bloom. Di sini pertanyaan-pertanyaan yang menuntut pemikiran kritis dikatagorikan
sebagai pertanyaan tingkat tinggi.
Fasilitator menyatakan bahwa:
 pertanyaan yang menuntut ‘menghafal’ digolongkan sebagai pertanyaan tingkat
rendah;
 pertanyaan yang menuntut berpikir ‘memahami’ dan ‘menerapkan’ sebagai
pertanyaan tingkat sedang ; dan
 Pertanyaan yang menuntut berpikir menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi
sebagai pertanyaan tingkat tinggi.
Peserta diminta untuk memeriksa kembali apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut
sudah benar dikatagorikan sebagai pertanyaan yang menuntut mahasiswa berpikir
kritis (pertanyaan tingkat tinggi).
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
(Tegaskan oleh fasilitator bahwa yang dipelajari pada sesi ini adalah pertanyaan
tingkat tinggi yaitu pertanyaan yang mendorong siswa berpikir kritis)
(7)
Fasilitator memberi penegasan tentang ciri singkat ketiga jenis pertanyaan sbb.:
 Menganalisis --- memicu pikiran utk. menghubung-hubungkan, mengurai
 Mengevaluasi --- memicu pikiran utk membandingkan sesuatu dengan kriteria
tertentu kemudian menetapkan bahwa sesuatu itu baik/tidak, tepat/tidak,
dsb. sesuai dengan kriteria yang dipakai
 Mengkreasi --- memicu pikiran utk membangun/membentuk gagasan baru
Catatan untuk Fasilitator
1
Perbedaan antara ‘analisis’ dan ‘evaluasi’ adalah bahwa pada ‘evaluasi’
terdapat proses ‘menetapkan’ (judgement) sesuatu secara kualitatif
(misal baik-tidak baik, efektif-tidak efektif, dan tepat-tidak tepat)
sedangkan pada ‘analisis’ tidak ada.
Kegiatan 2 : Merumuskan Pertanyaan (30 menit)
(1)
Setiap peserta, masih dalam kelompok mata pelajaran, membuat 3 pertanyaan/tugas
(menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi) sesuai dengan mata pelajaran masingmasing. Gunakan suatu benda atau objek yang berbeda dengan benda pada kegiatan
1 (misalnya pada kegiatan ini menggunakan gambar). Setiap pertanyaan ditulis pada
kertas kecil. Setelah itu, semua pertanyaan dikumpulkan di bagian tengah meja.
Ketua kelompok mapel memimpin diskusi untuk menggolongkan semua pertanyaan
ke dalam 3 tingkatan: menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Setelah selesai
peserta meninjau kembali hasilnya kemudian menetapkannya.
Pertanyaan/tugas hasil setiap kelompok ditempel pada kertas HVS hijau
(‘menganalisis’), kuning (‘mengevaluasi’), dan merah (‘mengkreasi’).
Fasilitator memberikan Handout Peserta 2.3: Daftar Kata Kerja untuk Membuat
Pertanyaan/Tugas dan peserta membacanya secara perorangan (10 menit).
Pajangkan hasil kerja kelompok bidang studi agar dapat dilihat oleh peserta pada
kelompok bidang studi lain pada waktu rehat.
(2)
(3)
(4)
(5)
Catatan untuk Fasilitator
2
1. Diskusi difokuskan pada: “Apakah pengelompokan pertanyaan sudah
tepat, yang mana pertanyaan ‘menganalisis’, ‘mengevaluasi’, dan
‘mengkreasi’?”
2. Pertanyaan yang dibahas di sini dimaksudkan terutama untuk digunakan
guru sebagai alat dalam membelajarkan (misalnya dalam LK) bukan
mengetes siswa.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
29
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Kegiatan 3 : Merancang Lembar Kerja (30 menit)
(1) Fasilitator menjelaskan bahwa peserta akan diminta membuat Lembar Kerja sederhana yang
memiliki 2 komponen: a) Informasi/Konteks persoalan, dan b) Pertanyaan/Perintah sesuai
dengan Handout Peserta 2.4: ‘Komponen Lembar Kerja’. Selanjutnya Handout Peserta 2.4:
‘Komponen Lembar Kerja’ dibagikan kepada peserta.
(2) Fasilitator meminta peserta (masih dalam kelompok bidang studi)secara berpasangan
2 orang untuk membuat sebuah Lembar Kerja (berdasarkan Handout Peserta 2.4)
dengan mengingat bahwa pertanyaan dalam LK tersebut hendaknya menggunakan
pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tingkat tinggi.
(3) Selanjutnya setiap pasangan dalam bidang studi saling bertukar hasil kerja (maksimal 3
kali), saling mencermati, berdiskusi dan memberikan masukan.
(4) Mintalah 1-2 pasangan mempresentasikan hasil LK dalam kelompok mapel.
Catatan untuk Fasilitator
Komponen LK yang dikenalkan adalah ’Informasi’/’Konteks Permasalahan’ dan
’Pertanyaan’/’Perintah’ dengan ciri-ciri sbb:
 Informasi/Konteks Permasalahan, hendaknya ‘menginspirasi’ siswa untuk
menjawab/mengerjakan tugas; tidak terlalu sedikit atau kurang jelas sehingga siswa
‘tak berdaya’ untuk menjawab/ mengerjakan tugas; tetapi juga tidak terlalu banyak
sehingga mengurangi ‘ruang kreativitas’ siswa.
Informasi/Konteks Permasalahan dapat dilengkapi dengan gambar, teks, tabel, atau
benda konkret.
3
 Pertanyaan/Perintah, hendaknya memicu siswa untuk melakukan percobaan,
menyelidiki, menemukan, memecahkan masalah dan/atau berimajinasi/mengkreasi.
Jumlah pertanyaan sebaiknya dibatasi paling banyak 3 buah sehingga LK/LT tidak
seperti ‘hutan belantara’ sehingga menjadi beban baca bagi siswa. Bila guru memiliki
lebih dari 3 pertanyaan bagus, pertanyaan lebih tersebut hendaknya disimpan dalam
pikirannya dan baru diajukan secara lisan kepada siswa sebagai tambahan bila
diperlukan.
 Contoh LK (Handout peserta 2.5) adalah contoh-contoh LK untuk pegangan
fasilitator. Contoh tersebut dapat dibagikan setelah peserta selesai membuat LK.
Contoh tersebut dibagikan diakhir sesi dan karena itu tidak perlu dibahas.
30
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
R
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Reflection (5 menit)
Fasilitator menanyakan kepada peserta:
(1)
Pertanyaan atau tugas tingkat manakah (menganalisis, mengevaluasi, atau mengkreasi)
yang sukar dirumuskan? Mengapa?
(2)
Pastikan bahwa tujuan unit ini dapat dicapai.
(3)
Komentari singkat hal-hal penting yang masih dipertanyakan peserta dan
memerlukan penegasan.
E
Extension
Peserta mempelajari lagi bahan bacaan “Taksonomi Bloom” dan berlatih terus
merumuskan pertanyaan tingkat tinggi sesuai mata pelajarannya.
Pesan Utama
Dosen dan guru perlu melengkapi pembelajarannya dengan pertanyaan tingkat tinggi
(menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi) walaupun merumuskannya tidak mudah.
Kemampuan merumuskan pertanyaan yang baik, antara lain pertanyaan tingkat tinggi,
merupakan salah satu kemampuan kunci untuk mengembangkan potensi siswa.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
31
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Handout Peserta 2.1
Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom
Sering kita mengamati guru yang mengajukan banyak pertanyaan dalam proses
pembelajarannya di dalam kelas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terkadang sangat banyak
sehingga terkesan bahwa guru itu sedang menguji siswanya. Namun, apabila dicermati,
jenis-jenis pertanyaan yang dilontarkan hanya sebatas pertanyaan yang membutuhkan
jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’, atau pertanyaan yang membutuhkan hanya satu jawaban tertentu.
Pertanyaan tersebut sama sekali tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir
kreatif, yaitu kurang menuntut siswa untuk mengemukakan gagasannya sendiri.
Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang diberikan oleh guru sangat berpengaruh
terhadap perkembangan keterampilan berpikir siswa. Pertanyaan/tugas tersebut bukan
hanya untuk memfokuskan siswa pada kegiatan, tetapi juga untuk menggali potensi belajar
mereka. Pertanyaan atau tugas yang memicu siswa untuk berpikir analitis, evaluatif, dan
kreatif dapat melatih siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif.
Kondisi di atas akan terjadi apabila guru cukup selektif dalam menggunakan jenis
pertanyaan yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa. Pada tahun 1950,
Benjamin S. Bloom memperkenalkan konsep tingkatan dalam berpikir. Tingkatan berpikir
tersebut dapat dipakai guru dalam menyusun pertanyaan atau tugas yang akan diberikan
kepada siswa. Berikut adalah tingkatan berpikir Bloom versi perbaikan.
Mengkreasi
Menghasilkan ide-ide baru, produk, atau cara memandang terhadap sesuatu.
Kegiatan: mendisain, membangun, merencanakan, menemukan.
Mengevaluasi
Menilai suatu keputusan atau tindakan.
Kegiatan: memeriksa, membuat hipotesa, mengkritik, bereksperimen, memberi penilaian.
Menganalisis
Mengolah informasi untuk memahami sesuatu dan mencari hubungan.
Kegiatan: membandingkan, mengorganisasi, menata ulang, mengajukan pertanyaan, menemukan.
Menerapkan
Menggunakan informasi dalam situasi lain.
Kegiatan: menerapkan, melaksanakan, menggunakan, melakukan.
Memahami
Menerangkan ide atau konsep.
Kegiatan: menginterpretasi, merangkum, mengelompokkan, menerangkan.
Mengingat
Kegiatan: mengenali, membuat daftar, menggambarkan, menyebutkan.
32
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Handout Peserta 2.2
Contoh Jenis Pertanyaan /Tugas berdasarkan
Taksonomi Bloom
Matematika
Bangun 3 Dimensi
Mengkreasi
Rancanglah suatu bangun baru yang memiliki bagian-bagian yang berasal dari bangun
yang kamu pilih tadi. Beri nama untuk bangun barumu dan namailah bagian-bagiannya.
Mengevaluasi
Menurutmu, apakah bangun tersebut tepat digunakan di tempat kamu menemukannya
tadi? Mengapa?
Menganalisis
Terangkan mengapa bangun tadi digunakan di tempat dimana kamu menemukannya.
Menerapkan
Gambarlah bangun yang kamu pilih tadi.
Memahami
Carilah benda-benda yang memiliki bentuk yang sama dengan bangun yang kamu pilih
tersebut.
Mengingat
Sebutkan ciri-ciri dari bangun yang kamu pilih.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
33
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Ilmu Pengetahuan Alam
Serangga
Mengkreasi
Buatlah jenis serangga baru dari bagian-bagian tubuh serangga yang ada. Gambar dan
beri nama bagian-bagian tersebut.
Mengevaluasi
Kalau kamu ingin menjadi serangga, serangga apa yang jadi pilihanmu? Sebutkan
alasannya, paling sedikit lima alasan.
Menganalisis
Pilih dua macam serangga, bandingkan. Tulislah hasil perbandinganmu.
Menerapkan
Wawancarailah 10 orang untuk mengetahui serangga yang paling tidak disukai. Buatlah
grafik dari hasil wawancara tersebut dan simpulkan hasilnya.
Memahami
Pilihlah satu nama serangga. Buatlah 10 pernyataan tentang serangga tersebut. 5
pernyataan tentang fakta dari serangga tersebut dan 5 lainnya merupakan opini. Tulis di
atas kertas yang berbeda. Berikan kepada temanmu dan minta temanmu untuk
memeriksa pekerjaanmu.
Mengingat
Buatlah daftar nama-nama serangga, kelompokkan berdasarkan jenis serangga yang
membahayakan dan tidak membahayakan.
34
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Pasar
Mengkreasi
Buatlah usulan perubahan/perbaikan yang dapat membuat pasar di sekitar rumahmu
menjadi lebih baik. Kirimkan surat itu kepada pemerintah setempat.
Mengevaluasi
Setujukah kamu apabila semua pasar tradisional diganti dengan pasar modern?
Mengapa?
Menganalisis
Bandingkan kondisi beberapa jenis pasar, carilah apa saja kekuatan dan kelemahan
masing-masing jenis pasar?
Menerapkan
Misalkan kamu adalah salah seorang anggota Panitia Peringatan Kemerdekaan RI di
sekolahmu dan merencanakan untuk membuat pesta. Buatlah daftar barang-barang
yang kamu butuhkan dan putuskan di pasar jenis apa kamu akan membelinya. Berikan
alasanmu.
Memahami
Cari nama-nama pasar yang kamu ketahui dan kelompokkan menurut jenisnya.
Mengingat
Sebutkan jenis-jenis pasar yang kamu ketahui dan ciri-cirinya.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
35
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Bahasa Indonesia
Sempurna
Kau begitu sempurna
Dimataku kau begitu indah
Kau membuat diriku akan slalu memujamu
Di setiap langkahku
Kukan slalu memikirkan dirimu
Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu
* Janganlah kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Reff:
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku
Oh sayangku, kau begitu
Sempurna… Sempurna...
Kau genggam tanganku
Saat diriku lemah dan terjatuh
Kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku
Kembali ke *
Dinyanyikan oleh: Gita Gutawa
Mengkreasi
Tulislah sebuah puisi tentang seseorang yang kamu kirimi surat!
Mengevaluasi
Selama ini sikap baik apa yang sudah kamu lakukan kepada seseorang yang kamu kirimi
surat?
Menganalisis
Bandingkan perasaanmu antara kepada temanmu dengan kepada seseorang yang kamu
kirimi surat!
Menerapkan
Tulislah surat untuk seseorang, mungkin ibu atau gurumu yang sesuai dengan isi lagu
tersebut!
Rangkumlah isi lagu tersebut!
Memahami
Mengingat
Temukan dua kata yang bermakna kias!
36
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Bahasa Inggris
Kancil and Crocodile
Kancil was a clever mousedeer. He had many enemies. One of them
was Crocodile. Crocodile lived in a river in the forest.
Now, one day, Kancil went to the river. It was a very hot day, and he
wanted to have a bath. Kancil bathed and splashed about in the water.
Crocodile saw Kancil. "A nice meal," he thought. Then, he crawled behind
Kancil and grabbed him. He caught one of Kancil's legs.
Kancil was terrified. Then, he had an idea. He saw a twig floating near
him. He picked it up and said, "You stupid fool! So you think you've got me.
You're biting a twig - not my leg. Here, this is my leg."
And with that, he showed Crocodile the twig. Crocodile could not see well.
He was a very stupid creature, too. He believed the cunning mousedeer. He freed
the mousedeer's leg and snapped upon the twig. Kancil ran out of the water
immediately.
"Ha! Ha!" he laughed. "I tricked you!"
Mengkreasi
Compose a letter of apology from Kancil to Crocodile.
Mengevaluasi
Do you think Kancil has done the right thing? Why?
Menganalisis
In what ways are Kancil and Crocodile different?
Menerapkan
Change the sentences in one of the paragraphs into the present tense.
Memahami
What examples from the story show that Kancil was a cunning animal?
Mengingat
Why did Kancil go to the river?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
37
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Handout Peserta 2.3
Daftar Kata Kerja untuk Membuat
Pertanyaan/Tugas
Pertanyaan tingkat rendah: Mengembangkan kemampuan mengingat
Tujuan
mengembang-kan
kemampuan siswa
untuk mengingat.
Pertanyaan jenis ini
menugaskan siswa
untuk menghafal,
mengingat kembali,
atau menceritakan
kembali informasi /
pengetahuan yang
telah dipelajari.
Jawaban atas
pertanyaan ini
biasanya sudah ada di
buku atau catatan
siswa sehingga siswa
tinggal menghafal dan
mengeluarkannya
ketika ditanya.
Yang dilakukan
guru:
 berceramah /
menerangkan
 mengarahkan
 menunjukkan
 menguji
 melatih mengingat/
drill
 memberi contoh
 mengevaluasi
kemampuan
mengingat
38
Kata kerja yang biasa dipakai








Kapan terjadinya ....
Kapan terjadinya peristiwa penangkapan Pattimura / Di manakah
Pattimura ditangkap oleh Belanda?/ Siapa pelaku-pelaku dalam cerita?
Definisikan / artikan ....
Apa arti metamorfosa?
Berikan contoh-contoh ....
Berikan contoh – contoh kenampakan alam dan kenampakan buatan
(Jawaban bisa dicari di dalam teks).
Hafalkan ....
Hafalkan nama dan fungsi alat-alat pencernaan manusia.
Ceritakan kembali ....
Ceritakan kembali dongeng Batu Badaun yang telah kamu dengarkan.
Pasangkan ....
Pasangkan istilah-istilah berikut ini dengan maknanya.
Urutkan ....
Urutkan gambar planet – planet sesuai dengan urutan tata surya yang
benar.
Beri nama ....
Berilah nama gambar bagian-bagian bunga ini dengan istilah yang
tepat.
Yang dilakukan siswa:
 mendengarkan
 meyerap informasi
 mengingat kembali
 menghafal
 mengurutkan
 mengartikan / mendefinisikan
 menyebutkan kembali
 memberi nama
 menceritakan kembali
Peran siswa dalam kegiatan belajar yang banyak menggunakan pertanyaan
tingkat rendah adalah sebagai peserta belajar yang menerima informasi
secara pasif. Pertanyaan / penugasan jenis ini biasanya hanya memiliki satu
jawaban benar.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Pertanyaan tingkat sedang : Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan
pengetahuan
Tujuan
Kata kerja yang biasa dipakai
Mengembangkan
kemampuan siswa
untuk menggunakan
atau menerapkan
informasi /
pengetahuan yang
dipelajarinya.

Pertanyaan tingkat
sedang ini sudah
memasuki ranah
kemampuan berpikir
dengan tingkat yang
lebih tinggi dan lebih
menantang dari pada
hanya menghafal.










Yang dilakukan
guru:
 menunjukkan
 memfasilitasi
 mengamati
 mengorganisasi
 mengevaluasi
kinerja siswa
Hitunglah ....
Hitunglah soal-soal perkalian di bawah ini.
Berapakah luas atau keliling kelas kita ini.
Lakukan ....
Lakukan drama satu babak tentang peristiwa penculikan Bung
Karno hingga pembacaan teks Proklamasi.
Buatlah ....
Buatlah model-model gunung berapi di Indonesia.
Terjemahkan….
Terjemahkan paragraf berikut ini.
Operasikan ....
Operasikan penggunaan pesawat telepon ini.
Tunjukkan / demonstrasikan/peragakan ....
Peragakan dengan gerakan kelompokmu urutan dan pergerakan
planet-planet beserta satelitnya dalam sistem tata surya kita.
Praktikkan ....
Praktikkan bagaimana cara memperkenal diri dengan Bahasa
Inggris dalam situasi formal dan tidak formal.
Tuliskan ....
Tulislah surat e-mail perkenalan untuk teman baru yang kamu
temukan di website friendster.
Ubahlah ....
Ubahlah gambar lingkungan yang kumuh ini menjadi lingkungan
yang sehat dan beri keterangan.
Golongkan ....
Golongkan sampah-sampah di sekolah ini menurut klasifikasi
sampah yang kamu kenal.
Memecahkan masalah ....
Pecahkanlah masalah .... / Cari jalan keluar dari permasalahan
tersebut.
Yang dilakukan siswa:
 memecahkan masalah
 mendemonstrasikan / menunjukkan penggunaan pengetahuan
 menghitung
 mempraktikkan
 meragakan
 menerapkan pengetahuan
Dalam kegiatan belajar dengan pertanyaan jenis kedua ini siswa menjadi
peserta pembelajaran yang aktif mencoba dan mempraktikkan
pengetahuan mereka.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
39
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Pertanyaan tingkat tinggi: Mengembangkan kemampuan siswa untuk
mengkreasi dan memberikan pendapat / penilaian
pribadi
Tujuan
Mengembangkan
kemampuan siswa
untuk menciptakan
hal-hal baru
(gagasan/ide,
informasi, produk,
cara pandang)
dengan
menggunakan
pengetahuan yang
telah mereka
pelajari
sebelumnya.
Yang dilakukan
guru:
 memfasilitasi
 memberi
kesempatan
 mendorong
 mengevaluasi
Kata kerja yang biasa dipakai

Buatlah ....
Ayo membuat gambar kue ulang tahun yang indah, seindah yang
kalian inginkan.
 Rancanglah ....
Rancanglah beberapa menu sehat untuk 3 hari.
 Kembangkan ....
Kembangkan sebuah rencana kampanye anti penggunaan narkoba
(narkotik dan obat-obatan terlarang) beserta jinggle anti narkoba.
 Karang ....
Karanglah sebuah cerita persahabatan dengan latar belakang
perselisihan antar suku.
 Ciptakan ....
Ciptakanlah sebuah rancang bangun kendaraan untuk akhir abad 21.
 Tulis ....
Dengan memakai sudut pandang Malin Kundang, tulislah
sebuah surat yang menceritakan konflik antara si Malin dengan
ibunya.
Yang dilakukan siswa:






mendisain
membangun/membuat/mencipta
mengusulkan
menyempurnakan
mengambil resiko (karena menciptakan hal baru)
mengemukakan sudut pandang baru
Tujuan
Kata kerja yang biasa dipakai
mengembangkan
kemampuan siswa
untuk membuat
keputusan berdasarkan refleksi /
perenungan, kritik,
dan penilaian yang
sungguh-sungguh
dari siswa sendiri.
 Ramal ....(berdasarkan data / informasi / pengetahuan yang dimiliki)
Hutan di desa diubah menjadi ladang jagung. Apa saja yang mungkin
terjadi karena perubahan itu (Siswa membuat dugaan / ramalan: Jika
hujan turun deras terus menerus, maka bukit akan longsor karena
....)
 Tentukan ....
Tentukan alat ukur manakah yang lebih cocok untuk mengetahui
berat sebutir buah jeruk. Berikan alasanmu.
 Simpulkan....
Amatilah semua bagian sekolah ini. Simpulkan apakah para guru dan
siswa di sekolah ini telah menjalankan ajaran “kebersihan adalah
sebagian dari iman”. Berikan penjelasan untuk kesimpulan kalian.
40
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
 Nilailah (menilai) ....
Menurut penilaianmu, apakah Malin Kundang satu-satunya yang
bersalah dalam peristiwa tersebut? Mengapa?
 Usul….
Jajanan apakah yang bisa kamu usulkan ke pengelola kantin supaya
kantin menjual makanan yang lebih sehat?
Yang dilakukan
guru:




mendengarkan
menerima
mengklarifikasi
membimbing
Yang dilakukan siswa:
 memberikan pendapat, berbeda pendapat, mempertahankan
pendapat, berdebat, menerima/mengubah pendapat
 membandingkan
 mengkritik, mempertanyakan
 membuat kesimpulan / rekomendasi /usulan
 menilai
 memberikan justifikasi (memberikan alasan untuk pembenaran)
 menjadi peserta aktif dalam pembelajaran
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
41
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Handout Peserta 2.4
Komponen Lembar Kerja
Komponen Lembar Kerja
Komponen LK/LT yang dikenalkan adalah ’Informasi’/’Konteks Permasalahan’ dan
’Pertanyaan’/’Perintah’ dengan ciri-ciri sbb:
 Informasi/Konteks Permasalahan hendaknya ‘menginspirasi’ siswa untuk
menjawab/mengerjakan tugas; tidak terlalu sedikit atau kurang jelas sehingga siswa ‘tak
berdaya’ untuk menjawab/ mengerjakan tugas; tetapi juga tidak terlalu banyak sehingga
mengurangi ‘ruang kreativitas’ siswa.
Informasi dapat dilengkapi dengan gambar, teks, tabel, atau benda konkret.
 Pertanyaan/Perintah hendaknya memicu siswa untuk melakukan percobaan,
menyelidiki, menemukan, memecahkan masalah dan/atau berimajinasi/mengkreasi.
Usahakan jumlah pertanyaan dibatasi paling banyak 3 buah sehingga LK/LT tidak seperti
‘hutan belantara’ yang menjadi beban baca bagi siswa. Sering kita mengajukan banyak
pertanyaan padahal ada pertanyaan yang sudah terkandung/’implisit’ dalam pertanyaan
lain. Misal, bila sudah ada pertanyaan: ”Manakah bangun yang paling panjang kelilingnya?”
tidak perlu lagi ada pertanyaan: ”Manakah bangun yang paling pendek kelilingnya?”
Bila guru memiliki lebih dari 3 pertanyaan bagus, pertanyaan lebih tersebut hendaknya
disimpan dalam pikirannya dan baru diajukan secara lisan kepada siswa sebagai
tambahan bila diperlukan.
42
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
HandoutPeserta 2.5: Berbagai contoh Lembar Kerja
Bidang Studi
Lembar Kerja MAT - I
Rangkaian Persegi
Enam buah persegi dapat disusun sehingga membentuk bangun-bangun
berikut:
 Bangun mana lagi yang dapat kamu bentuk?
Gambarkan hasilnya pada kertas bertitik/polos.
 Dari bangun yang terbentuk, bangun mana sajakah yang merupakan
jaring-jaring kubus?
Rangkaian persegi seperti
ini tidak diperkenankan.
Bangun-bangun ini sama,
hanya berbeda letak/posisi
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
43
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Contoh Lembar Kerja MAT - 2
Susunan Keramik Manakah yang Dipilih?
Sebagai seorang yang mencintai matematika, Pak Asari bermaksud membuat
pengubinan berukuran 1m x 1m di lantai kamarnya yang berukuran 3m x 4m. Dia akan
menggunakan keramik khusus, yaitu keramik yang setiap 4 keramiknya sudah
terhubungkan sehingga membentuk pola di antara pola-pola berikut:
atau
(1)
atau
(2)
(3)
Keramik-keramik ini memiliki harga khusus.
Setiap 4 keramik berwarna ungu (1) berharga Rp50.000
Setiap 4 keramik berwarna hijau (2) berharga Rp60.000
Setiap 4 keramik berwarna biru (3) berharga Rp40.000
Setiap 1 keramik yang tidak bisa dikombinasikan menjadi 4 keramik di atas berharga
Rp50.000
Pak Asari menginginkan biaya serendah mungkin dalam pembuatan ubin tersebut.
Jika Anda dimintai nasihat oleh Pak Asari tentang susunan keramik yang harus dibuat
di kamarnya, bagaimanakah susunan yang akan Anda sarankan?
Jika ongkos merancang ubin tersebut Rp500.000, berapakah uang yang harus
disediakan oleh Pak Asari?
44
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Contoh Lembar Kerja MAT - 3
Bagaimana Cara lain Membagi Dua Sama Besar?
Dua orang, A dan B, memiliki lahan tanah yang berdekatan. Dalam bentuk gambar,
lahan mereka dapat digambarkan seperti berikut:
A
B
Tampak bahwa garis yang membatasi lahan A dan lahan B terdiri dari dua ruas garis.
Mereka menginginkan agar batas mereka hanya terdiri dari 1 ruas garis saja dengan
syarat luas lahan masing-masing tidak ada yang berkurang.
Kalau Anda diminta untuk mengusulkan batas yang dikehendaki, seperti apakah gambar
baru yang akan terjadi? Berikan alasan bahwa luas keduanya memang tetap tidak
berubah!
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
45
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Contoh Lembar Kerja MAT - 4
Penjumlahan Manakah?
2
5
8
3
Dari angka 2, 3, 5, dan 8 dapat dibentuk penjumlahan 2
bilangan satu angka misal:
 2 + 3 = ...
 8 + 5 = ...
 3 + 5 = ...
Penjumlahan mana lagi yang dapat kamu bentuk?
46
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Contoh Lembar Kerja Bahasa Indonesia - 1
Sampah
Temukan data/fakta dari gambar di atas dan tulislah sebuah teks
berita singkat, padat, dan jelas!
Jawaban terhadap pertanyaan berikut mungkin akan membantumu.






Apa saja yang kamu lihat dalam gambar di atas?
Siapa saja yang terlibat?
Di mana kira-kira kejadian peristiwa tersebut?
Kapan peristiwa itu terjadi? (Pagi, siang, sore, atau malam?)
Mengapa kira-kira peristiwa itu terjadi?
Bagaimana cara mengatasi?
LK IND-SMP Kls VII/2(KD 12.2: Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas).
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
47
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Contoh Lembar Kerja Bahasa Indonesia - 2
Amatilah gambar di atas !
 Apa kira-kira yang sedang ia pikirkan?
 Mengapa ia duduk di situ?
 Apa yang akan ia lakukan kemudian?
Tulislah teks cerita singkat berdasar pada
jawabanmu terhadap pertanyaan di atas.
48
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Contoh Lembar Kerja B. Inggris
A. Read the story
The Story of Ant and Grasshopper
Ant lived next to Grasshopper. Ant said, “I like to work and go to school every day.”
Every day Ant got up at 5.00 in the morning. She found food before she went to school. She read
and wrote. After school, she played soccer. Ant worked and worked. Grasshopper didn’t like to
work.
One day Grasshopper got up at 9.00. He said,
“I like to hop and sing every day.” He got dressed and
ate breakfast. After breakfast he hopped and sang and
watched TV. At 11:45 he went back to sleep.
Ant walked home at lunch. She saw
Grasshopper and said,” Hello!” Grasshopper opened
one eye and asked, “What time is it?”
Ant said,” It’s 12:45.” Grasshopper smiled. “Is it time
for lunch?” he asked. “Yes,” said Ant, but you don’t
have any food.”
Grasshopper looked at Ant’s food. “Can I eat
some of your food?” he asked.
Ant said, “I work every day. You hop and sing and play.”
Grasshopper said, “After lunch, I can work.” Ant gave Grasshopper some food. After lunch
Grasshopper hopped and sang and worked.
B. Answer the following questions.
1.
2.
3.
4.
What were the differences between Ant’s and Grasshopper’s personality?
What problem did Grasshopper face one day?
How did Grasshopper solve his problem?
Do you think Grasshopper will ask for some food to Ant again the next time? Why?
C. Work in groups of three. Do one of the following activities.
1. Imagine that Grasshopper already changed his habit. What would you do if you were
Grasshopper and met Ant?
Write a dialog between you and Ant, and act it out. One of you becomes a narrator, and
two of becomes Ant and Grasshopper.
2. What would you do if you were Ant? Write a letter to Grasshopper. Read it aloud to
your classmates.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
49
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Contoh Lembar Kerja IPA
Memompa Air dengan Api
Sebuah lilin yang menyala diletakkan dalam wadah yang berisi air seperti pada
Gambar 1 di bawah ini. Lilin tersebut kemudian ditutup dengan sebuah gelas kosong
seperti pada Gambar 2.
1. Apa yang dapat kamu amati dengan nyala lilin dan air setelah beberapa saat?
Mengapa hal itu terjadi?
2. Apakah peristiwa yang terjadi pada air akan terjadi juga jika lilin tidak
dinyalakan?
3. Kalau demikian, apa fungsi nyala lilin?
Lakukan percobaan kemudian buatlah laporan yang memuat:





Tujuan percobaan
Alat dan bahan yang digunakan
Langkah-langkah kegiatan percobaan
Data dan analisis
Kesimpulan
LK IPA-SMP Kls. IX/1
50
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Contoh Lembar Kerja IPS
1. Berdasarkan potensi Garut tersebut, tindakan ekonomi apakah yang akan kamu
lakukan untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Garut?
2. Untuk menunjang tindakan ekonomi tersebut, perilaku apa sajakah yang harus
kamu kembangkan?
3. Bila tindakan ekonomi tsb. berkembang di Garut, apa sajakah dampak positif
maupun negatif yang mungkin timbul?
Contoh Lembar Kerja IPS SMP/MTs, Kelas VII/Sm 2.
KD 6.4: Mengungkapkan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai kemandirian
dan kesejahteraan.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
51
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Informasi Tambahan (untuk Peserta)
Pertanyaan Tertutup x Pertanyaan Terbuka (Khusus Matematika)
Dalam Matematika dikenal pertanyaan tertutup (jawaban benar hanya satu) dan
pertanyaan terbuka (jawaban benar lebih dari satu).
Cara mudah untuk mengubah pertanyaan tertutup menjadi terbuka adalah dengan cara
menyertakan jawaban pertanyaan tertutup kedalam kalimat pertanyaan pada pertanyaan
terbuka. Misal:
Pertanyaan tertutup: 2 + 3 = .... Bila dibuat kalimatnya: “Berapa dua ditambah tiga?” (dan
jawabannya adalah LIMA); maka
pertanyaan terbukanya: 5 = ... + .... Bila dibuat kalimatnya: “Penjumlahan berapa saja yang
hasilnya 5?”
Jawaban dari 2 + 3 = …
Berikut contoh-contoh yang lainnya.
Pertanyaan Tertutup
Berapa rata-rata dari nilai berikut:
8, 5, 5, 5, 6, 7 ?
Pertanyaan Terbuka
Berapa sajakah kemungkinan enam nilai
yang rata-ratanya 6?
Berapakah 6 x 4?
Pasangan bilangan mana sajakah yang hasil
kalinya 24?
Berapakah luas persegi panjang berikut?
Berapa sajakah ukuran persegipanjang yang
luasnya sama dengan luas persegipanjang
berikut:
6
4
4
6
52
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
PRESENTASI UNIT 2
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
53
UNIT 2
54
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
55
UNIT 2
56
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
57
UNIT 2
58
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
59
UNIT 2
60
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UN I T 3
MENCIPTAKAN
LINGKUNGAN BELAJAR
Y AN G E F E K T I F
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
UNIT 3
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BELAJAR
YANG EFEKTIF
Pendahuluan
Lingkungan kelas sangat berperan dalam
menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk
belajar. Penataan lingkungan belajar bisa berupa
pengelolaan kelas, penataan sumber dan alat bantu
belajar, serta penataan pajangan hasil karya siswa.
Pengelolaan kelas yang efektif paling tidak
memenuhi empat hal: 1) Mobilitas, memudahkan
siswa untuk bergerak dari satu pojok ke pojok
lain, 2) Aksesibilitas, memudahkan siswa
Penataan meja dan kursi memudahkan siswa
mengakses sumber dan alat bantu belajar, 3)
untuk mengeksplorasi pengetahuannya
Interaksi, memudahkan siswa untuk berinteraksi
dengan sesama teman dan gurunya, dan 4) Variasi kegiatan, memudahkan siswa dalam
melakukan berbagai kegiatan yang beragam, misalnya berdiskusi, melakukan percobaan, dan
presentasi.
Penataan sumber dan alat bantu belajar hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga
sumber belajar mudah diakses oleh siswa maupun guru. Misalnya penempatan alat bantu
belajar di tengah ruangan memungkinkan semua siswa memiliki jarak yang relatif sama dalam
mengaksesnya daripada alat tersebut ditempatkan di salah satu pojok ruangan.
Penataan pajangan hasil karya siswa selain perlu memenuhi aspek estetika (keindahan)
juga perlu diatur sedemikian rupa sehingga berada dalam jangkauan pandang/sentuh siswa
agar mereka benar-benar memperoleh manfaat dari pemajangan hasil karya tersebut.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu:
1. mengelola kelas untuk mendorong pembelajaran kontekstual;
2. mengelola hasil karya siswa menjadi pajangan dan sumber belajar bersama.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
63
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Pertanyaan Kunci
Bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang mendorong siswa aktif?
Petunjuk Umum
1. Pengelolaan kelas dilakukan untuk mendorong terlaksananya pembelajaran kontekstual
yang melatih kecakapan berpikir dan bekerja baik secara individu maupun kelompok.
2. Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa menjadi sumber belajar bersama yang
dapat digunakan untuk bahan praktik presentasi yang baik, mendiskusikan berbagai jenis
karya siswa, dan mengelolanya sebagai sumber belajar yang diatur sebagai pajangan di
dalam atau di luar kelas, dan memamerkannya dalam perpustakaan hasil karya siswa atau
portofolio.
Sumber dan Bahan
1. Presentasi Unit 3
2. Film wawancara dengan kepala sekolah dan guru yang mengembangkan pembelajaran
kooperatif, memajangkan dan mengelola karya siswa sebagai sumber belajar, dan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
3. Film wawancara dengan siswa yang hasil karyanya diportofoliokan sendiri
4. Handout Peserta 3.1: Seting Kelas
5. Handout Peserta 3.2: Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa
6. Handout Peserta 3.3: Mengidentifikasi Masalah dan Mencari Alternatif Solusi
7. Informasi Tambahan 3.1: Menata Kelas yang Dinamis dan Variatif
8. Informasi Tambahan 3.3: Mengembangkan Portofolio Siswa sebagai Sumber Belajar
9. ATK: kertas flipchart, spidol, plester
Waktu
Waktu yang digunakan untuk menyampaikan sesi ini adalah 120 menit. Perincian alokasi
penggunaan waktu tersebut dapat dilihat pada setiap tahapan dari sesi ini.
64
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
ICT
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau
memungkinkan dapat disediakan:
1. Proyektor LCD
2. Laptop atau personal computer untuk presentasi
3. Layar proyektor LCD (Dinding putih dapat digunakan)
Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia.
Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan
menggunakan kertas flipchart.
Energizer
Anda dapat menggunakan energizer berikut ini pada awal sesi, yaitu permainan penulisan
lingkaran.
“Instruksi: Gambarlah sebuah lingkaran dan sebuah titik di tengah lingkaran
tanpa mengangkat ballpoint. Antara titik yang berada di tengah lingkaran dan
tepi lingkaran tidak diperkenankan terdapat coretan”
Pesan utama dari Energizer di atas adalah guru dalam mengajar sering berkutat pada hal-hal
yang biasa terjadi atau masuk zona aman termasuk dalam hal mengatur lingkungan kelas.
Guru cenderung kurang berani mencoba sesuatu yang inovatif, keluar dari kebiasaan.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
65
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Ringkasan Unit 3
Introduction
10 menit
Connection
15 menit
Application
90 menit
Reflection
5 menit
Extension
Fasilitator
menyampaikan
latar belakang,
tujuan, dan
langkah
kegiatan, serta
menggunakan
Energizer untuk
memotivasi
peserta
Fasilitator
memandu
kegiatan curah
pendapat,
kemudian
fasilitator
menyampaikan
model
penyelesaian
tugas untuk
membahas tiga
topik
1. Peserta
bekerja
dalam
kelompok
mapel.
2. Setiap
mapel
terdiri atas
tiga
kelompok
kecil untuk
membahas
dua hal.
3. Presentasi
antar
kelompok
mapel untuk
perbaikan
4. Memajangkan hasil
pekerjaan
kelompok
5. Menonton
film
bersama
Merangkum
kegiatan
untuk
memastikan
ketercapaian
tujuan dan
menentukan
apakah tujuan
dari sesi ini
sudah bisa
dijawab
peserta atau
belum
Peserta
diharapkan
menemukan
contoh lain yang
lebih bagus dan
sederhana yang
cocok dengan
kompetensi
dasar mata
pelajaran dan
menerapkannya
Pelatihan Unit 3 dilaksanakan secara pleno tetapi peserta dikelompokkan menjadi 5
kelompok mata pelajaran. Setiap kelompok mapel mendiskusikan dua hal, yaitu: 1)
Pengaturan seting kelas dan 2) pemajangan dan pengelolaan hasil karya siswa. Selain itu
kelompok tersebut juga mendiskusikan identifikasi masalah dan solusi alternatif atas dua hal
tersebut, seperti ditunjukkan skema berikut ini:
66
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
35’
15’
10’
Pendahuluan:
menyampaikan
tujuan dan
pertanyaan
kunci
(1)
Curah
pendapat,
lingkungan
kelas yang baik,
penjelasan
tugas
Penyusunan
Seting Kelas
55’
Pengaturan Perabot/Siswa
Pengelolaan Pembelajaran
Pengoptimalan Sudut Baca
Pertanyaan 1-4
Pemajangan
Hasil
Karya Siswa
Pertanyaan 5-9
Identifikasi Masalah
Diskusi,
Presentasi
antar
kelompok,
Pemajangan
dan
Menonton
Film
(4)
(2)
5’
Refleksi
dan
Penutup
(5)
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
I
Introduction (10 menit)
(1) Jelaskan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Aspek menciptakan
lingkungan belajar tersebut beragam, tetapi pada unit ini terbatas kepada dua hal yaitu:
(1) Pengaturan seting kelas dan (2) Pemajangan dan pengelolaan hasil karya siswa,
Sampaikan tujuan dan hasil yang diharapkan dari kegiatan sesi ini.
(2) Gunakan Energizer untuk memotivasi para peserta tentang pentingnya keberanian guru
melakukan kreasi dan inovasi dalam mengembangkan kelas yang mendorong siswa
untuk belajar aktif.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
67
UNIT 3
1
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Catatan untuk Fasilitator
Energizer dilakukan untuk membuka persepsi guru agar tidak hanya
melakukan hal yang terbiasa dilakukan. Waktu yang tersedia maksimal
hanya 3 menit, untuk itu fasilitator perlu mengelola jawaban peserta
dengan mempertimbangkan aspek waktu. Kaitkan jawaban peserta dengan
banyak alternatif untuk melakukan kreasi dan inovasi dalam menciptakan
kelas yang mendorong siswa untuk belajar aktif.
Kemungkinan Kunci Jawaban:
a. Kertas yang digeser dan ballpoint tetap
b. Memfungsikan bagian tertentu dari ballpoint
c. Meminta bantuan teman
d. Ballpoint ditidurkan dan digeser, diposisikan kembali untuk
membuat titik.
e. Menggunakan alat selain ballpoint
f. dll
C
Connection (15 menit)
(1) Lakukan curah pendapat dengan memberikan pertanyaan kepada peserta: bagaimana
menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Jawaban ditulis di kertas post it
(2) Kumpulkan jawaban-jawaban para peserta dengan cara ditempel.
2
Catatan untuk Fasilitator
Lingkungan belajar yang efektif sangat penting karena bisa (1) menjelaskan
informasi tentang fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sesuai dengan
mata pelajaran, (2) memudahkan, menyederhanakan, mengongkretkan,
dan menguatkan konsep, (3) meningkatkan motivasi belajar, (4)
mempermudah dalam pencapaian tujuan belajar, (5) menghemat waktu,
tenaga, dan biaya, (6) membawa situasi dari luar kelas, (7) menjembatani
proses berpikir dan bertindak bagi siswa (8) mendorong siswa dalam
memberikan tanggapan, (8) mendorong siswa untuk melakukan praktik
dengan benar, dan lain sebagainya.
(3) Fasilitator menjelaskan dua tugas yang akan dibahas oleh peserta dalam penyajian unit
ini. Tunjuk satu orang koordinator di setiap kelompok mapel untuk mengorganisasi
pembagian tugas kelompok dalam kelompok kecil. Tugas-tugas tersebut dapat dilihat
pada Catatan untuk Fasilitator berikut ini.
68
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 3
3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Catatan untuk Fasilitator
a) Settting Kelas: Saat ini sebagian besar ruang kelas teratur secara
tradisional. Siswa duduk berbaris dan lebih banyak mendengarkan guru.
Dalam pembelajaran kontekstual pengelolaan kegiatan siswa lebih
bervariasi, termasuk kerja kelompok, kerja berpasangan, kerja perorangan,
dan klasikal. Tugas kelompok ini adalah untuk:
 menyusun alternatif pengaturan perabot yang menunjang pengelolaan
siswa yang bervariasi
 menyebutkan jenis-jenis kegiatan yang cocok untuk dikerjakan dalam
masing-masing pengelolaan kegiatan, yaitu kerja kelompok, kerja
berpasangan, kerja perorangan, dan klasikal.
 menggali ide kegiatan untuk pemanfaatan ICT (internet, tv, radio), perpustakaan
atau sudut baca di kelas
b) Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa: Kelompok ini
membahas lembar kerja tentang bagaimana mengelola hasil karya siswa
menjadi sumber belajar bersama, pajangan di dalam dan di luar kelas,
perpustakaan hasil karya siswa, dan portofolio.
c)
Identifikasi Masalah dan Mencarai Alternatif Solusi: Setelah
menyelesaikan tugas, setiap kelompok melakukan identifikasi masalah, mencari
alternatif solusi dari masalah, dan membuat rencana tindak lanjut penerapan sesuai
topik Handout Peserta yang menjadi tugas kelompok.
Fasilitator sebaiknya tidak terlalu lama dalam memberikan penjelasan kedua tugas.
Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya atau memberikan komentar
tentang tugas yang akan dibahas untuk lebih memahami yang akan dikerjakan.
A
Application (90 menit)
(1) Peserta bekerja dalam kelompok mapel. Setiap kelompok mapel terdiri atas tiga
kelompok kecil. Masing-masing kelompok kecil membahas: Handout Peserta 3.1: Seting
Kelas, dan Handout Peserta 3.2: Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa. Selain
itu kelompok kecil juga mengerjakan identifikasi masalah dan mencari alternatif solusi
(Handout Peserta 3.3).
4
Catatan untuk Fasilitator
Mengingat tugas yang dikerjakan cukup kompleks, gunakan skema
kegiatan untuk mendetailkan strategi dalam menyelesaikan tugas,
terutama agar sesuai dengan waktu yang tersedia dan tujuan yang
akan dicapai. Peran para fasilitator pendamping dalam mendampingi
kerja kelompok sangat menentukan keberhasilan proses untuk
pencapaian tujuan. Dampingi dan pastikan bahwa peserta memahami
tugas yang dikerjakan dan sesuai dengan tugas yang diberikan.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
69
M
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
(2) Di dalam kelompok kecil peserta membahas lembar kerja secara berkelompok kecil
terlebih dahulu selama 20 menit. Kemudian selama 15 menit peserta menyatukan
hasilnya ke dalam kelompok mapel untuk dipresentasikan ke kelompok lain untuk
mendapatkan masukan.
(3) Hasil kelompok mapel dipajangkan sesuai tempat yang disediakan.
(4) Setelah pemajangan, peserta menonton dua film, (1) film wawancara dengan kepala
sekolah dan guru yang mengembangkan pembelajaran kooperatif, memajangkan dan
mengelola karya siswa sebagai sumber belajar, dan memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar, (2) film wawancara dengan siswa yang hasil karyanya diportofoliokan
sendiri.
R
Reflection (5 menit)
(1) Fasilitator meminta peserta untuk mengecek apakah tujuan dari sesi ini telah tercapai
atau belum.
(2) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang belum
dipahami.
E
Extension
Identifikasi pengeloalaan kelas untuk mendorong siswa belajara secara aktif.
Pengelolaan karya siswa ke dalam pajangan harus terus dilakukan untuk memotivasi siswa
belajar
Pemanfaatan hasil karya siswa sebagai sumber belajar akan memicu siswa untuk berbuat
lebih baik.
Pesan Utama
Menciptakan lingkungan belajar yang efektif sangat diperlukan terutama untuk menciptakan
pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif. Banyak dampak positif yang diberikan seperti
tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan lebih mudah, memotivasi peserta, menciptakan
iklim belajar yang kondusif, dan lain sebagainya. Sumber belajar tidak harus mahal dan rumit,
tetapi yang paling utama adalah cocok dengan pencapaian kompetensi dasar, Di samping itu
harus sederhana, murah, mudah diperoleh, dan mudah digunakan.
70
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Handout Peserta 3.1
Seting Kelas
Pengaturan Perabot: Saat ini sebagian besar ruang kelas diatur secara klasikal. siswa
duduk berbaris dan lebih banyak mendengarkan guru. Dalam pembelajaran kontekstual
interaksi antar siswa sangat didorong untuk menciptakan ’masyarakat belajar’. Oleh karena
itu, pengelolaan kegiatan siswa disarankan lebih bervariasi: kerja kelompok, kerja
berpasangan, kerja perorangan, dan klasikal, serta pemanfaatan perpustakaan. Tugas
kelompok ini adalah sebagai berikut:
1. Menyusun alternatif seting kelas yang menunjang pengelolaan siswa yang
bervariasi
Contoh letak perabot untuk 40 siswa yang biasanya digunakan di dalam kelas.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
71
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
2. Menuliskan jenis kegiatan pembelajaran yang cocok dikerjakan dalam setiap
pengelolaan tersebut, yaitu: klasikal, kelompok, dan individual.
Jenis
Pengelolaan
Klasikal
Jenis Kegiatan Pembelajaran
Kelompok
Individual
72
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
3. Menggali ide kegiatan untuk pemanfaatan sumber belajar
Peningkatan pemanfaatan sumber belajar (ICT dan perpustakaan sekolah) merupakan
salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kebiasaan membaca dan mencari
informasi untuk terjun ke dunia modern yang penuh persaingan. Mereka yang berhasil
adalah mereka yang menguasai informasi. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa
fungsi ICT dan perpustakaan sekolah (informatif, edukatif, bersifat riset, dan rekreatif)
banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal. Kendala yang dihadapi sekolah antara
lain adalah kurangnya minat baca siswa, kurangnya sarana/prasarana perpustakaan, jumlah
dan ragam buku yang tidak memadai, dan kurang serta rendahnya keterampilan tenaga
pustakawan.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan, identifikasi ide-ide kegiatan yang
relevan dengan panduan lembar kerja di bawah ini.
No
Topik
1
Ide-ide pembelajaran
yang berkaitan dengan
penggunaan ICT dan
perpustakaan
2
Kegiatan-kegiatan
untuk meningkatkan
pemanfaatan ICT dan
perpustakaan di kelas
dalam rangka
meningkatkan minat
baca siswa
Ide-ide Kegiatan
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
73
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Handout Peserta 3.2
Pengelolaan dan Pemajangan Hasil Karya Siswa
Sering kali karya-karya siswa setelah dinilai tidak dimanfaatkan lagi keberadaannya. Padahal
karya-karya siswa dapat menjadi sumber belajar bersama dan dipajangkan baik di dalam
maupun di luar kelas. Karya-karya tersebut bisa juga ditempatkan di perpustakaan karya
siswa, atau disimpan khusus sebagai penilaian portofolio yang menjadi koleksi hasil pekerjaan
seorang siswa (bersifat individual) yang menggambarkan (merefleksi) taraf pencapaian,
kegiatan belajar, kekuatan, dan pekerjaan terbaik siswa tersebut. Tugas kelompok ini adalah
sebagai berikut:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Pertanyaan
Jawaban
Apa saja karya siswa yang
dapat dijadikan sumber
belajar?
Bagaimana memanfaatkan
karya siswa menjadi
sumber belajar?
Bagaimana
mengembangkan karya
siswa menjadi portofolio?
Apa saja karya siswa yang
akan dipajang?
Apa saja karya siswa yang
seharusnya tidak
dipajang?
Bagaimana cara
memajangkan hasil kerja
siswa?
Kriteria apa yang
digunakan untuk
memajangkan hasil kerja
siswa?
Kapan pajangan sebaiknya
diganti?
Catatan: Pertanyaan dapat ditambah sesuai keperluan.
74
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Handout Peserta 3.3
Mengidentifikasi Masalah dan Mencari Alternatif Solusi.
Topik
Seting Kelas
Masalah
1.
Alternatif Solusi
1.
2.
3.
Pajangan Karya
Siswa
Catatan: Daftar masalah dapat ditambah sesuai keperluan.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
75
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Informasi Tambahan 3.1
Menata Kelas yang Dinamis dan Variatif
Peserta didik dalam suatu kelas biasanya memiliki kemampuan beragam, ada yang
memiliki tingkat kepandaian yang tinggi, sedang, dan kurang. Menurut pandangan psikologi
pendidikan, sebenarnya tidak ada peserta didik yang pandai atau bodoh, yang lebih tepat
adalah peserta didik dengan kemampuan lambat atau cepat dalam belajar. Dalam materi yang
sama, bagi peserta didik satu memerlukan dua kali pertemuan untuk memahami isinya,
namun bagi peserta didik lain perlu empat kali pertemuan atau lebih untuk dapat
menyerapnya.
Karena itu, guru perlu mengatur kapan peserta didik bekerja secara perorangan,
berpasangan, kelompok, atau klasikal. Jika harus dibentuk kelompok, kapan peserta didik
dikelompokan berdasarkan kemampuannya sehinga guru dapat berkonsentrasi membantu
peserta didik yang kurang, dan kapan peserta didik dikelompokkan secara campuran berbagai
kemampuan sehingga terjadi tutor sebaya (peer teaching).
Dalam kerangka mewujudkan desain belajar siswa maka pengaturan ruang kelas dan
siswa (setting kelas) merupakan tahap penting dalam proses belajar mengajar. Karena itu,
kursi, meja dan ruang belajar perlu ditata sedemikian rupa sehinga dapat menunjang kegiatan
pembelajaran yang memungkinkan hal-hal sebagai berikut:
1. Mobilitas: peserta didik mudah bergerak ke bagian lain dalam kelas.
2. Aksebilitas: peserta didik mudah menjangkau sumber belajar yang tersedia.
3. Komunikasi: peserta didik mudah berkomunikasi secara intensif kepada seluruh
teman di kelas.
4. Interaksi: memudahkan interaksi antara guru dan peserta didik maupun antar
peserta didik. Interaksi yang tercipta berupa interaksi multi-arah.
5. Dinamika : kelas dinamis, dibuktikan dengan dinamika kelompok, dinamika individu,
dan dinamika pembelajaran.
6. Variasi kerja peserta didik: memungkinkan peserta didik bekerja secara
perorangan, berpasangan, atau kelompok.
Lingkungan fisik dalam ruangan kelas dapat menjadikan belajar aktif. Tidak ada satu
bentuk ruang yang kelas yang mutlak ideal, namun ada beberapa pilihan yang dapat diambil
sebagai variasi. Dekorasi interior kelas juga perlu dirancang sehingga peserta didik menjadi
betah.
Ada setidaknya 10 (sepuluh) macam formasi kelas dalam kerangka mendukung
penerapan pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif (Melvin L. Silberman, 1996). Setting
atau formasi kelas berikut ini tidak dimaksudkan untuk menjadi susunan yang permanen,
namun hanya sebagai alternatif dalam penataan ruang kelas. Jika Anda memilih melakukannya,
76
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
mintalah siswa untuk membantu memindahkan meja kursi. Hal itu juga membuat mereka
”aktif”. Tata-letak fisik kelas pada umumnya sifatnya sementara ”tentatif”, fleksibel dan
realistis. Artinya guru dapat saja mengadakan perubahan setiap saat sesuai dengan keperluan
dan kesesuaian dengan materi ajarnya. Jika meubeler (meja atau kursi) yang ada di ruang
kelas dapat dengan mudah dipindah-pindah, maka sangat mungkin menggunakan beberapa
formasi ini sesuai dengan situasi dan kondisi yang diinginkan pendidik.
Formasi Huruf U
Formasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Para peserta didik dapat melihat
guru dan/atau melihat media visual dengan mudah dan mereka dapat saling berhadapan
langsung satu dengan yang lain. Susunan ini ideal untuk membagi bahan pelajaran kepada
peserta didik secara cepat karena guru dapat masuk dan berjalan ke berbagai arah dengan
seperangkat materi. Guru dapat menyusun meja dan kursi dalam format U sebagai berikut:
1.
Selain model di atas, formasi U berikut ini memungkinkan kelompok kecil yang terdiri dari
tiga peserta didik atau lebih dapat keluar masuk dari tempatnya dengan mudah.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
77
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Formasi Corak Tim
Guru mengelompokkan meja-meja setengah lingkaran di ruang kelas agar
memungkinkan peserta didik untuk melakukan interaksi tim. Guru dapat meletakkan kursikursi mengelilingi meja-meja untuk susunan yang paling akrab. Jika hal ini dilakukan, beberapa
peserta didik harus memutar kursi mereka melingkar menghadap ke depan ruang kelas untuk
melihat guru, papan tulis atau layar.
2.
Atau guru dapat meletakkan kursi-kursi setengah lingkaran sehingga tidak ada peserta
didik yang membelakangi papan tulis.
Meja Konferensi
Formasi ini paling baik dilakukan jika meja berbentuk persegi panjang. Susunan ini
dapat mengurangi peran penting peserta didik.
3.
78
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Jika guru duduk di tengah-tengah sisi yang luas, para peserta didik di ujung merasa
tertutup seperti tampak pada gambar berikut:
Guru dapat membentuk sebuah susunan meja konferensi dengan menggabungkan
beberapa meja kecil (di tengahnya biasanya kosong) seperti tampak pada gambar berikut:
Formasi Lingkaran
Para peserta didik duduk pada sebuah lingkaran tanpa meja atau kursi untuk
melakukan interaksi berhadap-hadapan secara langsung. Sebuah lingkaran ideal untuk diskusi
kelompok penuh.
4.
Jika guru menginginkan peserta didik memiliki tempat untuk menulis, hendaknya
digunakan susunan peripheral, yakni meja ditempatkan di belakang peserta didik. Guru dapat
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
79
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
menyuruh peserta didik memutar kursi-kursinya melingkar ketika guru menginginkan diskusi
kelompok.
Kelompok untuk Kelompok.
Susunan ini memungkinkan guru untuk melakukan diskusi atau untuk menyusun
permainan peran, berdebat atau observasi dari kreatifitas kelompok. Guru dapat meletakkan
meja pertemuan di tengah-tengah, yang dikelilingi oleh kursi-kursi pada sisi luar.
5.
Tempat Kerja (Workstation)
Susunan ini tepat untuk lingkungan tipe laboratorium, dimana setiap peserta didik
duduk pada tempat untuk mengerjakan tugas (seperti mengoperasikan komputer, mesin,
melakukan kerja laborat) tepat setelah didemonstrasikan. Tempat berhadapan mendorong
patner belajar untuk menempatkan dua peserta didik pada tempat yang sama.
6.
80
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Pengelompokan Terpisah (Breakout groupings)
Jika kelas cukup besar atau jika ruangan memungkinkan, guru dapat meletakkan mejameja dan kursi dimana kelompok kecil dapat melakukan aktifitas belajar didasarkan pada tim.
Guru dapat menempatkan susunan pecahan-pecahan kelompok saling berjauhan sehingga
tim-tim itu tidak saling mengganggu. Tetapi hendaknya dihindari penempatan ruangan
kelompok-kelompok kecil terlalu jauh dari ruang kelas, sehingga hubungan diantara peserta
didik sulit dijaga.
7.
Susunan Chevron
Sebuah susunan ruang kelas tradisional tidak memungkinkan untuk melakukan belajar
aktif. Jika terdapat banyak peserta didik (tiga puluh atau lebih) dan hanya tersedia beberapa
meja, barangkali guru perlu menyusun peserta didik dalam bentuk ruang kelas. Susunan V
mengurangi jarak antara para peserta didik, pandangan lebih baik dan lebih memungkinkan
untuk melihat peserta didik lain dari pada baris lurus. Dalam susunan ini, tempat paling bagus
ada pada pusat tanpa jalan tengah., seperti tampak pada gambar berikut:
8.
Kelas Tradisional
Jika tidak ada cara untuk membuat lingkaran dari baris lurus yang berupa meja kursi,
guru dapat mencoba mengelompokkan kursi-kursi dalam pasangan-pasangan memungkinkan
penggunan teman belajar. Guru dapat mencoba membuat nomor genap dari baris-baris
ruangan yang cukup diantara mereka sehingga pasangan-pasangan peserta didik pada barisbaris nomor ganjil dapat memutar kursi-kursi mereka melingkar dan membuat persegi
panjang dengan pasangan tempat duduk persis di belakang mereka pada baris berikutnya.
9.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
81
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Format atau setting kelas ini banyak digunakan di lembaga pendidikan manapun
karena paling mudah dan sederhana. Tetapi secara psikologis, bila digunakan sepanjang masa
tanpa variasi format lain akan berpengaruh terhadap gape psikologis peserta didik seperti
merasa minder, takut dan tidak terbuka dengan teman, karena sesama peserta didik tidak
pernah saling berhadapan (face to face) dan hanya melihat punggung temannya sepanjang
tahun dalam belajar. Meskipun demikian tidak berarti format kelas seperti ini tidak bisa
digunakan untuk pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif, tentu hal ini tergantung
bagaimana guru menciptakan suasana belajar aktif dengan strategi yang tepat. Berikut ini
tampak gambar/ formasi kelas tradisional:
Auditorium/Aula
Formasi auditorium atau aula merupakan tawaran alternatif dalam menyusun ruang
kelas. Meskipun bentuk auditorium menyediakan lingkungan yang sangat terbatas untuk
belajar aktif, namun hal ini dapat dicoba untuk dilakukan guru guna mengurangi kebosanan
peserta didik yang terbiasa dalam penataan ruang secara konvensional (tradisional). Jika
sebuah kelas tempat duduk mudah dipindah-pindah, maka guru dapat membuat bentuk
pembelajaran ala auditorium untuk dapat membuat hubungan lebih erat dan memudahkan
peserta didik melihat guru.
10.
Demikian beberapa alternatif setting kelas terkait formasi meja dan kursi serta ruang
belajar yang dapat dipilih guru dalam mengelola pelaksanaan pembelajaran di kelas. Formasi
82
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
yang digambarkan di depan bukan merupakan bentuk yang paten dalam arti tidak dapat
dirubah, tetapi bersifat fleksibel dan sangat mungkin dilakukan modifikasi sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan.
Disamping formasi kursi dan meja, setting kelas juga terkait dengan penempatan
pajangan hasil karya, portofolio peserta didik, pojok baca, tugas sarapan pagi, dan sejenisnya
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya menciptakan suasana yang mengesankan
dan mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam praktik pembelajaran dan pengelolaan kelas (classroom management) di
Indonesia, sejak tahun 2006, beberapa lembaga pendidikan telah menerapkan inovasi baru
yakni model pembelajaran moving class. Moving class adalah suatu model pembelajaran
dimana siswa berpindah dari kelas yang satu ke kelas lain pada setiap kali pergantian
pelajaran, sesuai dengan jadwal mata pelajaran yang harus ditempuh pada hari tersebut.
Sedangkan Preslysia (2007) mengartikan moving class sebagai sistem belajar mengajar
bercirikan siswa yang mendatangi guru di kelas, bukan sebaliknya. Menegaskan pengertian
tersebut, Sunarto, seorang praktisi pendidikan yang telah mengelola model ini selama kurang
lebih dua tahun mengatakan bahwa moving class adalah pola perpindahan kelas
(rombongan belajar) dari ruangan mapel satu ke ruangan mapel lainnya atau ke
suatu lingkungan belajar yang dilaksanakan pada setiap pergantian pelajaran
dengan posisi guru berada pada ruangan mapel atau lingkungan belajar yang
menjadi tanggung jawabnya (Sunarto, 2007:6).
Moving class bertujuan untuk
menciptakan susana pembelajaran yang dinamis dan kondusif bagi peserta didik sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Lebih dari itu, dalam kerangka penerapan
strategi pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif dengan segala variasinya, guru juga
sangat dianjurkan melaksanakan proses pembelajaran di luar kelas atau lingkungan tertentu
seperti out door atau outbond dalam konteks masih relevan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ditetapkan. [].
Referensi:
1.
2.
3.
Ismail SM, Strategi Pembelajaran PAI Berbasis PAIKEM, Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan (Semarang: Rasail & LSIS, Cet ke-9, 2011).
Melvin L. Silberman, Active Learning:101Strategies toTeach Any Subject, (Boston: Allyn and
Bacon, 1996).
Sunarto, “Upaya Mendinamisasikan Kegiatan Pembelajaran di SMP Negeri 2 Boyolali Melalui
Moving Class”, Karya Tulis diajukan dalam rangka pemilihan kepala sekolah berprestasi
tingkat nasional tahun 201.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
83
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Informasi Tambahan 3.2
Mengembangkan Portofolio Siswa Sebagai
Sumber Belajar
Portofolio merupakan koleksi dari pekerjaan-pekerjaan siswa sebagai bukti kemajuan siswa
atau kelompok siswa, bukti prestasi, keterampilan, dan sikap siswa. Portofolio menampilkan
pekerjaan siswa yang terbaik atau karya siswa yang paling berarti sebagai hasil kegiatannya
sehingga mengilustrasikan kemajuan belajar siswa. Portofolio merupakan satu cara agar dalam
diri siswa tumbuh kepercayaan diri bahwa dia mampu mengerjakan tugas. Dengan
tumbuhnya kepercayaan diri pada siswa diharapkan dapat memotivasinya untuk mencari
pengetahuan dan pemahaman sendiri serta berkreasi dan terbuka ide-ide baru yang mereka
lakukan dalam kegiatan pembelajarannya.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan portofolio siswa, antara
lain:
1. Guru dapat menggunakan asesmen portofolio untuk mengukur sejauh mana kemampuan
siswa dalam mengkonstruksi dan merefleksikan suatu pekerjaan/tugas/karya dengan
mengoleksi atau mengumpulkan bahan yang relevan dengan tujuan. Siswa dapat berkreasi
dalam mengkonstruksi tugas sesuai dengan keinginannya.ehingga hasil konstruksi dapat
dinilai dan dikomentari guru.
2. Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan paling sedikit dua kali. Artinya jika dalam
pengerjaan awalnya terdapat kesalahan, maka siswa diberi kesempatan untuk membuat
revisi tugas tersebut. Seseorang yang telah mengerjakan tugas yang sama beberapa kali
akan mengetahui bahwa usaha yang dilakukannya cenderung menjadi lebih baik, sejalan
dengan perbaikan yang dilakukannya. Hal ini akan dapat menumbuhkan rasa percaya diri
pada siswa bahwa dia mampu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.
3. Pengumpulan dan asesmen dilaksanakan berkelanjutan terhadap pekerjaan siswa sebagai
fokus sentral kegiatan pembelajarannya.
4. Portofolio digunakan secara terus menerus bukan hanya dilaksanakan pada akhir periode
atau pada waktu-waktu tertentu. Portofolio merupakan kegiatan yang mengikutsertakan
siswa secara aktif dalam mengumpulkan pekerjaan (dokumen-dokumen) mereka untuk
menyakinkan supervisor, guru dan orang tua siswa, bahwa sesuatu yang baik telah
berlangsung di dalam kelas.
Apa yang Perlu Dimasukkan ke dalam Portofolio?
Isi dari portofolio dapat bervariasi menurut tujuannya, di mana akan digunakan, dan
jenis-jenis kegiatan penilaian yang digunakan dalam kelas. Johnson dan Johnson (2002: 103)
menyebutkan butir-butir yang relevan dimasukkan ke dalam portofolio, diantaranya adalah
(1) pekerjaan rumah, tugas-tugas di kelas, (2) tes (buatan guru, curriculum supplied), (3)
komposisi (essay, laporan, cerita), (4) presentasi (rekaman, observasi), (5) investigasi,
penemuan, proyek, buku harian atau jurnal, (6) ceklis observasi (guru, teman sekelas), (7)
84
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
seni visual (melukis, pahatan, puisi), (8) refleksi diri dan ceklis, (9) hasil-hasil kelompok, (10)
bukti kecakapan sosial, (11) bukti kebiasaan dan sikap kerja, (12) catatan anekdot, laporan
naratif, (13) hasil-hasil tes baku, (14) foto, sketsa otobiografi, dan (15) kinerja.
Sedangkan Nur (2003: 10) dalam makalahnya memberikan daftar singkat item-item yang
terdapat pada portofolio yaitu (1) tabel isi, (2) tulisan atau catatan yang diambil dari buku
catatan siswa atau jurnal sains siswa, (3) ulangan harian, (4) asesmen kinerja, (5)
pengorganisasi grafis, seperti peta konsep, outline, atau diagram alir, (7) model asli buatan
siswa, (8) kegiatan-kegiatan pengembangan keterampilan proses, (9) lembar evaluasi-diri, (10)
gambar, foto, karya seni, (10) soal-soal, (11) rekaman video, rekaman audio, (12) data
eksperimen atau pengamatan, (13) karangan, (14) laporan tentang topik-topik sains, dan (15)
penelitian ilmiah.
Siapakah yang menentukan isi dari suatu portofolio?
a. Siswa. Siswa dapat memutuskan apa yang akan dimasukkan ke dalam portofolio mereka.
b. Kelompok pembelajaran kooperatif siswa. Kelompok ini dapat merekomendasikan tentang
apa yang akan dimasukkan dalam portofolio.
c. Guru dan sekolah. Guru IPA misalnya menghendaki demonstrasi tentang kemampuan
siswa menghubungkan sifat-sifat cahaya dengan kehidupan sehari-hari.
Bagaimana Menggunakan Portofolio Siswa sebagai Sumber Belajar?
Portofolio siswa merepresentasikan kualitas pembelajaran siswa. Meskipun guru memberi
tes, pekerjaan rumah, tugas-tugas, proyek portofolio dapat menyajikan secara keseluruhan
dan memberikan pandangan yang lebih menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari dan
diselesaikan oleh siswa. Aspek-aspek penting dari peran guru dalam menggunakan portofolio
terjadi pada (a) sebelum pengajaran atau pemberian nilai dimulai, (b) selama pengajaran dan
pemberian nilai berlangsung, dan (c) setelah pengajaran atau pemberian nilai.
Langkah pertama, adalah persiapan untuk menggunakan portofolio. Pedoman untuk ini
diberikan sebagai berikut.
a. Putuskan jenis portofolio apa yang akan digunakan. Apakah secara individu atau
kelompok.
b. Identifikasi tujuan dari portofolio.
c. Pilihlah kategori-kategori pekerjaan apa yang akan dimasukkan dalam portofolio.
d. Mintalah siswa memilih hal-hal yang akan dimasukkan dalam portofolio.
e. Putuskan bagaimana portofolio tersebut dinilai dan dievalusi.
Dalam merencanakan penggunaan portofolio sebagai bagian dari proses penilaian jangan
mencoba terlalu banyak dengan suatu program portofolio. Sebaiknya dimulai secara perlahan.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
85
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Langkah kedua, adalah mengatur portofolio.. Portofolio diatur dengan cara berikut ini.
a. Proses portofolio. Guru menjelaskan kepada siswa kategori contoh pekerjaan siswa yang
akan dimasukkan ke dalam portofolio.
b. Rubriks. Guru mengembangkan rubriks penilaian untuk menilai dan mengevaluasi
pekerjaan siswa.
c. Tugas-tugas. Siswa menyelesaikan tugas-tugas dan mengetahui bahwa beberapa atau
semua akan dimasukkan ke portofolio final. Semua tugas-tugas mungkin dapat
ditempatkan di portofolio.
d. Penilaian Diri. Siswa merefleksi dan menilai dirinya sendiri tentang kualitas dan kuantitas
pekerjaannya dan kemajuannya dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Langkah ketiga, adalah mengatur proses portofolio pada akhir dari pemberian nilai. Portofolio
harus lengkap, penilaian terhadap portofolio harus dibuat dan diorganisasi dalam suatu
representasi atau kerja kelompok.
86
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
PRESENTASI UNIT 3
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
87
UNIT 3
88
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
89
UNIT 3
90
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
91
UNIT 3
92
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
93
UNIT 3
94
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
95
UNIT 3
96
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
97
UN I T 4
PEMANFAATAN MEDIA
DALAM PEMBELAJARAN
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
UNIT 4
PEMANFAATAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
Pendahuluan
Pemanfaatan media pembelajaran yang relevan dalam kelas dapat mengoptimalkan proses
pembelajaran. Bagi guru atau dosen, media membantu mengkonkretkan konsep atau
gagasan dan membantu memotivasi peserta belajar aktif. Bagi siswa atau mahasiswa, media
dapat menjadi jembatan untuk berpikir kritis dan berbuat. Dengan demikian media dapat
membantu tugas guru atau dosen dan siswa atau mahasiswa mencapai kompetensi dasar
yang ditentukan. Akan tetapi, seringkali media pembelajaran hanya menjadi alat
bantu guru atau dosen, dan jarang digunakan oleh siswa atau mahasiswa.
Agar media pembelajaran dapat dimanfaatkan dengan baik, guru atau dosen perlu
mengetahui kebutuhan pembelajarannya dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi
siswa atau mahasiswa tentang materi yang akan diajarkan. Terkait dengan itu, media perlu
dikembangkan berdasarkan relevansi, kompetensi dasar, materi dan karakteristik siswa
atau mahasiswa. Guru atau dosen dapat berperan sebagai kreator yaitu menciptakan dan
memanfaatkan media yang tepat, efisen, dan menyenangkan bagi siswa atau mahasiswa.
Namun dalam pemanfaatannya di kelas, perlu ditekankan bahwa siswa atau
mahasiswalah yang seharusnya lebih banyak memanfaatkan media pembelajaran
tersebut.
Media pembelajaran yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan guru atau dosen sangat
bervariasi. Beberapa contoh media pembelajaran yang dimaksud adalah: foto, karikatur,
poster, koran, bagan, grafik, peta, benda model, permainan, slide, proyeksi komputer,
overhead transparansi, radio, televisi, lingkungan (fisik, alam, sosial, dan peristiwa).
Beberapa media, seperti media sederhana yang terjangkau, kadang perlu dikembangkan,
dimodifikasi, dikombinasikan dengan media lain, atau dicari alternatif media lainnya yang
juga relevan untuk membantu pencapaian tujuan pembelajaran. Media dari alat dan bahan
sederhana seringkali menarik dan menantang karena dapat merangsang kreativitas guru
atau dosen dalam mengidentifikasinya dan siswa atau mahasiswa dalam menggunakannya.
Media sederhana dan terjangkau sangat disarankan meskipun media-media yang lebih
modern seperti komputer dapat dimanfaatkan jika tersedia.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
101
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Tujuan
Setelah mengikuti unit ini, peserta pelatihan mampu:
Mengidentifikasi media pembelajaran yang relevan dengan kompetensi dasar mata
pelajaran atau bidang studi.
Menuliskan skenario pembelajaran yang memanfaatkan media sebanyak mungkin oleh
siswa/mahasiswa.
Pertanyaan Kunci
Apa saja media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran yang mengaktifkan
siswa/mahasiswa?
Bagaimana merancang skenario pembelajaran yang memanfaatkan media sebanyak
mungkin oleh siswa/mahasiswa?
Petunjuk Umum
Unit ini mulai kegiatan ”Connection” sampai ”Extension” dilakukan pada kelompok
bidang studi atau mata pelajaran.
Media pembelajaran digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
siswa/mahasiswa sehingga terjadi proses belajar.
Bahan tercetak, alat peraga, bahan praktikum, alat praktikum, lingkungan, dan segala
sesuatu yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat berfungsi sebagai media
pembelajaran.
Fokus unit ini adalah pemanfaatan media pembelajaran oleh siswa/mahasiswa
daripada oleh guru/dosen.
Pemanfaatan media pembelajaran yang bervariasi dapat menghidupkan suasana belajar,
memotivasi dan memudahkan siswa/mahasiswa dalam memahami dan membangun
konsep-konsep yang rumit, dan dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran.
102
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Sumber dan Bahan
Handout Peserta 4.1: Identifikasi Relevansi Media Pembelajaran dengan Kompetensi
Dasar, Kelebihan dan Kekurangannya, serta Alternatif Perbaikannya
Handout Peserta 4.2: Mengidentifikasi Objek/Peristiwa, Kompetensi, dan
Konsep/Materi
Handout Peserta 4.3: Identifikasi Konsep/Materi, Ide-Ide Pembelajaran, dan Skenario
Pembelajaran
Informasi Tambahan 4.1: Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Informasi Tambahan 4.2: Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Bahasa Inggris
Informasi Tambahan 4.3: Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
IPA
Informasi Tambahan 4.4: Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
IPS
Informasi Tambahan 4.5: Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Matematika
Informasi Tambahan 4.6: Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media & Sumber Belajar
Informasi Tambahan 4.7: Beberapa Aspek yang Harus Diperhatikan dalam
Mengidentifikasi dan Memanfaatkan Media Pembelajaran
Kertas flip chart, Spidol, Selotip.
Waktu
Waktu yang digunakan untuk menyampaikan sesi ini adalah 120 menit. Perincian alokasi
pemanfaatan waktu tersebut dapat dilihat pada setiap tahapan dari sesi ini.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
103
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
ICT
Berikut ini adalah peralatan ICT yang harus disediakan, namun apabila tidak bisa
ditemukan di tempat pelatihan, fasilitator dapat menggantikannya dengan OHP atau kertas
flip chart.
Proyektor LCD
Komputer desktop atau laptop.
Layar proyektor LCD
Ringkasan Sesi
Introduction
Connection
Application
Reflection
Extension
5 menit
40menit
70 menit
5 menit
Fasilitator
memberikan
simulasi
penggunaan
media dalam
pembelajaran;
Identifikasi dan
mengumpulkan
benda di dalam atau
di luar kelas/kampus
untuk media
pembelajaran.
Periksa
ketercapaian
tujuan sesi.
Identifikasi
kekuatan dan
kelemahan
pemanfaatan
media dalam
pembelajaran
Mengembangkan ide
& skenario
pembelajaran dari
suatu konsep dan
media yang dipilih.
Peserta
diharapkan
menggunakan
media yang
beragam dan
digunakan
sebanyak
mungkin oleh
siswa/mahasiswa
Fasilitator
menyampaikan
latar berlakang,
tujuan, dan
langkah-langkah
kegiatan dari
sesi ini.
104
Ungkap hal-hal
yg perlu
diperjelas
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
I
Introduction (5 menit)
(1) Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan langkah-langkah kegiatan sesi ini.
(2) Latar belakang yang disampaikan berfokus pada:
(a) media pembelajaran yang relevan dapat mengefektifkan proses pembelajaran;
(b) penggunaan media pembelajaran cenderung didominasi guru/dosen, bukan oleh
siswa/mahasiswa.
C
Connection (40 menit)
Kegiatan kelompok mata pelajaran/bidang studi.
Kegiatan 1: Urun Pengalaman (10 menit)
(1) Fasilitator meminta 2 sampai 3 peserta dari bidang studi berbeda untuk
menyampaikan pengalamannya atau pengalaman orang lain dalam memanfaatkan
media dalam pembelajaran.
Catatan untuk Fasilitator
1
 Pada saat peserta menyampaikan pengalamannya, fasilitator
hendaknya memperhatikan bagaimana mereka menggunakan media
tersebut dalam pembelajaran: Apakah penggunaannya didominasi
guru/dosen atau siswa/mahasiswa?
Kegiatan 2: Simulai Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran (15 menit)
(1) Fasilitator menyajikan simulasi pembelajaran secara singkat yang menggunakan media
tertentu (Simulasi dilaksanakan berdasarkan skenario terlampir – Informasi
Tambahan 4.1, 4.2, 4.3, 4.4, atau 4.5, sesuai dengan mata pelajaran/bidang studi
masing-masing);
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
105
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Catatan untuk Fasilitator

Simulasi ini dimaksudkan untuk membuka wawasan peserta agar berpikir
lebih kritis terkait pemanfaatan media.

Simulasi yang ditampilkan merupakan pemanfaatan media yang kurang baik:
media yang dipilih belum dimanfaatkan secara efektif/maksimal dan masih
berpusat pada guru/dosen.

Selesai kegiatan simulasi, peserta berdiskusi yang difokuskan pada
identifikasi kelebihan-kekurangan dalam PENGGUNAAN media
pembelajaran dan mengusulkan perbaikannya terutama untuk mendorong
siswa belajar secara aktif.
2
Kegiatan 3: Identifikasi Kelebihan dan Kekurangan Pemanfaatan Media dalam
Simulasi Pembelajaran (15 menit)
(2) Fasilitator meminta peserta mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dalam
PENGGUNAAN media tersebut dan mengusulkan perbaikan-perbaikannya.
(Gunakan Handout Peserta 4.1: Identifikasi Relevansi Media dalam Pembelajaran
Kelebihan dan Kekurangan dalam Pemanfaatannya, serta Alternatif Perbaikannya);
(3) Setelah peserta berdiskusi, fasilitator menekankan bahwa media pembelajaran
seharusnya digunakan sebanyak mungkin oleh siswa/mahasiswa.
A Application (70 menit)
Kegiatan 1: Identifikasi Objek atau Peristiwa untuk Media Pembelajaran
(10 menit)
(1)
(2)
(3)
106
Fasilitator membagikan handout 4.2.
Fasilitator meminta peserta secara berkelompok untuk mengidentifikasi dan
mengumpulkan berbagai objek atau benda yang tersedia di dalam dan/atau luar kelas
pelatihan, termasuk foto-foto atau gambar tentang lingkungan sosial dan budaya (bila
ada) yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran untuk pencapaian
kompetensi dan pemahaman konsep/materi tertentu.
Fasilitator meminta peserta secara berkelompok untuk mendiskusikan pemanfaatan
objek atau peristiwa yang diperoleh dan menuliskan hasil diskusinya pada handout
peserta 4.2/kertas plano. (Gunakan juga Informasi Tambahan 4.6 dan 4.7 untuk
membantu proses identifikasi)
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Kegiatan 2: Pengembangan Ide dan Skenario Pembelajaran (30 menit)
(1) Peserta diminta untuk memilih salah satu konsep/materi dalam handout 4.2 kemudian
mengembangkan ide-ide pembelajaran dan skenario alternatif sesuai konsep/materi
dan media yang dipilih (Gunakan handout 4.3: Identifikasi Ide-Ide Pembelajaran dan
Skenario Pembelajaran).
Catatan untuk Fasilitator
3
Ingatkan peserta bahwa skenario pembelajaran yang dikembangkan harus
menggambarkan pembelajaran yang memanfaatkan media sebanyak mungkin
oleh siswa/mahasiswa.
Gunakan juga Informasi Tambahan 4.6 dan 4.7 sebagai tambahan wawasan.
Kegiatan 3: Presentasi (30 menit)
(1) Fasilitator meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja (handout 4.2 dan
4.3) dalam kelompok pleno untuk mendapatkan umpan balik dari peserta lain.
Catatan untuk Fasilitator
4
 Umpan balik hendaknya difokuskan pada ’Sejauhmana skenario pembelajaran
yang ditulis menggambarkan pemanfaatan media sebanyak-banyaknya oleh
siswa/mahasiswa.
 Presentasi selama 5 menit per kelompok.
(2) Fasilitator meminta kelompok lain untuk memberikan komentar terutama tentang
sejauhmana media dalam skenario pembelajaran tersebut digunakan sebanyakbanyaknya oleh siswa/mahasiswa.
R
Reflection (5 menit)
(1) Fasilitator meminta peserta untuk memeriksa apakah tujuan dari sesi ini telah
tercapai.
(2) Fasilitator meminta peserta untuk menuliskan/menyebutkan hal-hal penting yang
telah dipetik dan hal-hal yang masih memerlukan penjelasan lebih lanjut dari unit ini.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
107
UNIT 4
E
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Extension
Peserta disarankan menggunakan beragam media pembelajaran yang sebanyak
mungkin digunakan oleh siswa atau mahasiswa.
Pesan Utama
• Pastikan bahwa media sebanyak mungkin digunakan siswa/mahasiswa sebagai sumber
dan alat bantu belajar; dan bukan hanya digunakan guru/dosen sebagai alat bantu
mengajar.
• Media pembelajaran tidak harus mahal dan rumit, yang penting cocok dengan
kompetensi yang akan dicapai dan merangsang siswa/mahasiswa untuk berpikir dan
berbuat.
• Apapun media yang dipilih, pastikan aman dari resiko kecelakaan pengguna.
108
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Handout Peserta 4.1
Identifikasi Relevansi Media dalam Pembelajaran
Kelebihan dan Kekurangan dalam Pemanfaatan, serta Alternatif Perbaikan
Bidang Studi
: ....................................................
Kelas/Semester
: ...........
KD Pembelajaran yang Dimodelkan: ................................................................................................
Media yang Digunakan: ...................................................
Kelebihan dan Kekurangan Pemanfaatan Media
Bagi siswa/mahasiswa
Bagi guru/dosen
Alternatif Perbaikan
Pemanfaatan Media untuk
Mendorong Siswa/Mahasiswa
Belajar secara Aktif
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
109
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Handout Peserta 4.2
Identifikasikan Objek/Peristiwa, Kompetensi, dan Konsep/Materi
Nama Objek/Peristiwa sbg Media
Fisik
110
Kompetensi
Non-fisik
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
Konsep/Materi
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Handout Peserta 4.3 (Lanjutan dari HP. 4.2)
Identifikasi Ide-Ide Pembelajaran dan Skenario Pembelajaran
Konsep/Materi: ……………………………………...
Media: ………………………………………………..
Ide Kegiatan Pembelajaran
yang Dipilih
Skenario Pembelajaran
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
111
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Perhatian: Skenario ini belum baik
Informasi Tambahan 4.1
Skenario Simulasi Pemanfaatan Media
dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VII/2
Standar kompetensi : Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis
kreatif naskah drama
Kompetensi Dasar
: Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan
kaidah penulisan naskah drama
Media
: Model teks drama, gambar seri
Langkah Pembelajaran
Pendahuluan
1. Motivasi : dialog kebermaknaan menulis naskah drama.
2. Apersepsi: cara menulis kalimat langsung.
Kegiatan Inti
3. Guru dan beberapa siswa membacakan cuplikan teks drama.
4. Guru mengidentifikasi kaidah-kaidah penulisan naskah drama.
5. Guru membimbing siswa menulis naskah drama berdasarkan gambar seri yang
dipajang guru di papan tulis.
6. Guru menyunting naskah drama siswa.
Penutup
7. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberi penguatan.
8. Guru meminta siswa menulis naskah drama dengan tema yang lain.
112
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Dialog Bidan dan Pasien
Bidan
: Nama Anda siapa tadi?”
Pasien
: “Bu Sally”
Bidan
: “Nama kepanjangannya!” Perempuan itu sekali lagi menghindari
pandangan Bu Bidan
Pasien
: “Saliyem”
Bidan
: “Oooo Allaaaah!”
Dicarinya lagi kartunya!” Namanya Saliyem!”
Bidan
: Siapa nama suaminya?” (dan sebelum pasien itu memberi jawaban,
pembantu perawat menambahkan) Pembantu
Bidan
: Nama lengkap! Nama aslinya
Bidan
: Nama desa, Nama yang dibawa dari desa!
Pasien
: Samijo,suara pasen itu tetap perlahan
Bidan
: Sekarang siapa namanya? Nama kota?
Tanpa mengenali nada ejekan atau sindiran dari bu bidan, perempuan
yang berbaring di tempat pemeriksaan.
Pasien
: Pak sammi
Bidan
: Mengapa mulutnya begitu rapat? Apa Ibu tahu caranya menulis? Dengan
huruf em dua atau bagaimana?
Pasien
: Saya tidak bisa menulis, bu tapi katanya memang pakai huruf em dua
Bidan dan pembantu perawat saling memandang, masing-masing mengulum senyum
Bidan
: Kalu begitu, Sally itu el-nya juga dua?
Pasien
: Ya bu katanya begitu
Bidan
: Katanya, katanya,siapa to itu yang mengatakan begitu?
Pasien
: Ya, anak-anak sekolah. Orang-orang pandai yang datang ke warung saya,
Bu
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
113
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Gambar – Gambar Serial
Gambar 1
Tulislah latar/setting dari gambar ini.
Setiap detail gambar yang kamu tulis akan
sangat berarti.
Gambar 2
Ciptakan tokohmu! Beri nama, umur, ciri
fisik dan karakter tokoh! Buatlah
monolognya.
Gambar 3
Tokoh – tokoh anda berbicara (dialog
antartokoh), mulailah ciptakan konflik.
114
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Gambar 4
Ciptakan konflik setajam mungkin antara
tokoh protagonis dengan tokoh antagonis.
Gambar 5
Konflik mulai reda, situasi mulai
terkontrol.
Gambar 6
Selesaikan konflik. Ingat, akhiri cerita
dengan baik.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
115
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Catatan :
Berilah judul pada naskah dramamu tersebut.
Refleksi :
Apakah Anda puas dengan hasil kerjamu, bila puas berikan naskah dramamu pada guru,
jika belum, Anda boleh meminta waktu kira-kira dua menit lagi untuk menyempurnakan
hasil kerjamu.
116
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Perhatian: Skenario ini belum baik
Informasi Tambahan 4.2
Skenario Simulasi Pemanfaatan Media
dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Kelas/Semester
: VII/ 2
Standar kompetensi : Mengungkapkan makna dalam teks lisan fungsional dan monolog
pendek sangat sederhana berbentuk descriptive dan procedure
untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat
Kompetensi Dasar : Mengungkapkan makna dalam monolog pendek sangat sederhana
dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar,
dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat
dalam teks berbentuk descriptive dan procedure
Media
: Kertas lipat
Langkah Pembelajaran
Pendahuluan
1. Memotivasi siswa dengan mengatakan bahwa kertas dapat menjadi media yang
menarik dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Kegiatan Inti
2. Guru menunjukkan kertas lipat dan mengatakan tujuan pembelajaran, yaitu berlatih
memberi petunjuk untuk membuat origami sederhana dengan menggunakan bahasa
Inggris
3. Guru memberi petunjuk cara membuat pesawat terbang dengan kertas lipat sambil
memperagakan langkah-langkah tersebut.
4. Guru meminta siswa menerangkan cara membuat pesawat terbang.
Penutup
5. Guru meminta siswa merangkum beberapa ungkapan yang digunakan dalam
membuat origami sederhana.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
117
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Contoh origami
AEROPLANE
118
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Perhatian: Skenario ini belum baik
Informasi Tambahan 4.3
Skenario Simulasi Pemanfaatan Media
dalam Pembelajaran Mata Pelajaran IPA
Kelas/Semester
: VIII/2
Standar kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan
sehari-hari
Kompetensi Dasar
: Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Media
: Botol dari gelas, sterofoam
Langkah Pembelajaran
Pendahuluan
1. Memotivasi siswa dengan bertanya bagaimana pesawat terbang yang berat bisa
terangkat
Kegiatan Inti
2. Guru mendemonstrasikan percobaan meniup permukaan botol gelas yang ujungnya
terdapat sebutir sterofoam.
3. Guru menunjukkan kepada siswa bahwa sterofoam tidak dapat masuk ke dalam
botol ketika ditiup
4. Guru menjelaskan alasan kenapa sterofoam tidak dapat masuk ke dalam botol ketika
ditiup.
Penutup
5. Guru menjelaskan hubungan percoban ini dengan daya angkat pesawat terbang
6. Guru meminta siswa menulis ringkasan hasil pengamatan dan mengulangi demonstrasi
guru di rumah masing-masing.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
119
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Perhatian: Skenario ini belum baik
Informasi Tambahan 4.4
Skenario Simulasi Pemanfaatan Media
dalam Pembelajaran Mata Pelajaran IPS
Kelas/Semester
: VII / 2
Standar Kompetensi : Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan
lingkungannya.
Kompetensi Dasar
: Menggunakan peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan
informasi keruangan.
Media
: Pemanfaatan peta untuk mendapatkan informasi keruangan.
Langkah-langkah:
Pendahuluan
1. Guru menggali pengertian siswa tentang peta.
Kegiatan inti
2. Guru mengukur jarak kota A – kota B di atas peta.
3. Guru mengkonversi jarak kota A – kota B pada peta ke jarak sebenarnya melalui
perhitungan skala peta.
4. Guru menulis jarak sebenarnya kota A – kota B di papan tulis.
5. Siswa menyalin perhitungan jarak yang telah dicontohkan.
Penutup
6. Guru menyimpulkan tentang penggunan peta untuk perhitungan jarak sebenarnya.
120
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
PETA INDONESIA
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
121
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Perhatian: Skenario ini belum baik
Informasi Tambahan 4.5
Skenario Simulasi Pemanfaatan Media
dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Standar Kompetensi
: Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar
: Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok,
prisma dan limas
: Kotak kue berbentuk balok
Media
Langkah Pembelajaran
Pendahuluan
1.
Guru menggali pengertian siswa tentang bangun ruang yang bersisi datar
Kegiatan inti
2.
3.
4.
Guru menunjukkan contoh kotak kue dan menjelaskan cara mencari luas permukaan
balok (aktifitas didominasi guru)
Guru menggunakan beberapa kotak dengan ukuran berbeda dan menghitung luas
permukaannya.
Siswa diperintahkan menyebutkan luas permukaan balok yang telah dihitung
Penutup
5.
122
Guru menyimpulkan cara menghitung luas permukaan balok.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Informasi Tambahan 4.6
Pemanfaatan Lingkungan sebagai Media dan Sumber Belajar
1. Lingkungan
Ada tiga jenis lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai media dan sumber belajar
bagi siswa/mahasiswa, yaitu lingkungan fisik, sosial, dan budaya. Lingkungan fisik
berkaitan dengan alam atau benda-benda seperti batu, rumah, dan sebagainya.
Lingkungan sosial berkaitan dengan kegiatan sosial atau hubungan antar manusia
seperti komunikasi, transaksi, dan sebagainya. Lingkungan budaya berkaitan dengan
hasil-hasil karya manusia atau hubungan antar manusia dengan alam.
2. Media dan Sumber Belajar
Media dan sumber belajar adalah dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya
menunjuk ke satu objek yang sama. Bila objek tersebut terfungsikan maka disebut
sebagai media. Sedangkan bendanya sendiri disebut sebagai sumber belajar.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dan dapat merangsang, pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa
sehingga terjadi proses belajar.
Pendapat berkaitan dengan Media
a. Confusius ;”saya dengar dan saya lupa”—“saya lihat dan saya ingat”—“saya
kerjakan ternyata saya memahami”
b. Pestalozzi ;”jika anda mengajarkan sapi maka bawalah sapi ke dalam kelas”
c. Pendapat lain ;”sebuah gambar mempunyai arti seribu kata”—Asal semua
pengetahuan adalah pengamatan yang ditunjang oleh keaktifan seluruh jiwa dan
peribadi.
Sebuah rangkuman hasil penelitian tentang perolehan pengalaman berdasarkan alat
indra yang digunakan sebagai berikut!
INDERA
A. BOUGH
E. DALE
G. WILSON
Pelihat
90 %
75 %
82 %
Pendengar
5%
13 %
12 %
Lain...
5%
12 %
6%
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
123
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
3. Ragam Media
Media terbagi ke dalam berbagai klasifikasi berdasarkan ciri tertentu. Salah satu
pengklasifikasian dikemukakan oleh Heinich dkk (1996) sebagai berikut:
a. Media tidak diproyeksikan (non projected media)
b. Media diproyeksikan (projected media)
c. Media Audio
d. Media Video
e. Media berbasis komputer
f. Multi media kit
Ragam media yang berkaitan dengan lingkungan (fisik, sosial, dan budaya) masuk
dalam klasifikasi media tidak diproyeksikan. Media yang tidak diproyeksikan dibagi
dalam 4 golongan yaitu:
1.
2.
3.
4.
Realia
Model
Bahan grafis
Display
Realia adalah bahan nyata yang digunakan sebagai media atau bahan belajar.
Penggunaannya dapat dilakukan dengan menghadirkan secara nyata di kelas, atau
observasi di lokasinya. Pada kondisi tertentu media ini dapat dimodifikasi dengan cara
mengambil sebagian (membelah) misal mesin, contoh (spacimen) dan pameran (exibit)
misalnya benda bersejarah.
Model adalah benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda
sesungguhnya. Biasanya dalam bentuk miniatur.
Bahan grafis adalah gambar-gambar atau visual-visual yang penampilannya tidak
diproyeksikan, misalnya gambar, grafik, poster, dan kartun.
Display adalah bahan pameran, misalnya papan bulletin, papan tulis, dsb.
4. Pemanfaatan benda-benda atau peristiwa yang ada di lingkungan
Untuk dapat memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan, guru harus
mengindentifikasi karakteristik dari objek yang dimiliki. Selanjutnya, dicocokan
karakteristik keberadaannya pada objek atau peristiwa yang sudah dipilih atau dimiliki.
Misalnya kita memiliki batu maka kita dapat mengidentifikasi karakter yang ada pada
batu, misalnya: berat, volume, warna, bentuk, dan sebagainya. Karakteristik ini
dicocokkan dengan ciri dari konsep yang akan dipelajari. Demikian pula sebaliknya
dengan menentukan ciri dari konsep yang akan diajarkan, kita mencocokan dengan
karakteristik benda-benda yang ada di lingkungan untuk kita pilih sebagai media atau
sumber belajar. Dari uraian tadi, bila kita bertolak dari batu, maka kita dapat
mengajarkan konsep berat, volume, dan warna. Demikian pula dari konsep berat kita
dapat memilih batu sebagai media.
124
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Di samping itu cara-cara pemilihan atau pemanfaatan benda-benda atau peristiwa
yang ada di lingkungan dapat dilakukan dengan bertolak dari cara-cara pemilihan
media menurut beberapa ahli media. Di sini akan dikemukakan hanya satu cara yaitu
berdasar atribut atau kemampuan untuk memenuhi indikator stimulus yang diberikan.
Pemilihan Media menurut atribut.*)
Media
Atribut
Cetak
Model
Obyek
Gambar
Grafis
Video
Audio
1. Warna
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
-
2. 3-D
-
Ya
Ya
-
-
-
3. Gerak
-
Ya
Ya
-
Ya
-
4. Kontrol
Siswa
Siswa
Siswa
Guru
Alat
Alat
(Siswa)
5. Pilihan Bebas
Tinggi
-
-
Sedang
Rendah
Sedang
6. Sensoris
Visual
Visual
Visual
Visual
Audio
Visual
Audio
7. Simbol
Ikonik
Digital
Ikonik
Ikonik
Ikonik
Digital
Ikonik
Digital
Digital
*) Dikutip dari Miarso, Y dkk. Hal. 69
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
125
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Informasi Tambahan 4.7
Beberapa Aspek yang Harus Diperhatikan
dalam Mengidentifikasi dan Memanfaatkan Media Pembelajaran
Untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan media dalam pembelajaran perlu
dipertimbangkan beberapa hal agar media tersebut bisa digunakan dengan
efektif sesuai dengan fungsinya, di antaranya:
1. Gunakan alat dan bahan yang tidak membahayakan siswa atau mahasiswa. Hindari
penggunaan bahan kimia, baik padat, cair dan gas, berbahaya. Jika terpaksa harus
menggunakan bahan kimia, guru atau dosen harus memberi pengawasan ketat, atau
percobaan cukup didemonstrasikan oleh guru atau dosen.
2. Hindari penggunaan alat/bahan yang berisiko menimbulkan kebakaran sehingga dapat
membahayakan keselamatan siswa atau mahasiswa. Jika dalam percobaan
menggunakan api, pastikan bahwa pembakaran yang dikehendaki dapat dikendalikan
dan dilakukan di tempat aman (tidak menyulut pembakaran benda di sekitarnya).
3. Gunakan sumber energi listrik dari batu baterai untuk media terkait rangkaian listrik
sederhana. Jangan menggunakan sumber listrik 220 V secara langsung karena sangat
berisiko terjadi hubungan singkat yang membahayakan keselamatan siswa atau
mahasiswa dan kebakaran.
4. Gunakan alat dan bahan yang mudah diperoleh di sekitar sekolah atau tempat tinggal.
Tidak semua alat-bahan perlu dalam keadaan baru. Banyak alat/bahan bekas yang
dapat digunakan lagi atau dialihfungsikan. Seringkali, alat/bahan bekas dan terjangkau
serta dikenal siswa atau mahasiswa sering merangsang inspirasi mereka.
5. Perhatikan tingkat kerumitan media yang dikembangkan agar sesuai dengan jenjang
kelas. Media yang terlalu rumit tidak selalu berhasil merangsang siswa atau mahasiswa
berpikir kritis dan lebih mengkongkritkan gagasan abstrak, bahkan dapat
menimbulkan rasa frustasi siswa atau mahasiswa. Pastikan bahwa media yang dipakai
dapat ditiru, direkayasa atau diciptakan ulang oleh siswa atau mahasiswa.
6. Kembangkan media yang merangsang siswa atau mahasiswa berpikir dan berbuat
sehingga lebih berpusat pada siswa atau mahasiswa. Media yang memungkinkan siswa
atau mahasiswa, memanipulasi, modifikasi, membongkar dan membangunnya lagi jauh
lebih bermanfaat ketimbang media yang indah tetapi tidak memungkinkan siswa atau
mahasiswa melakukan investigasi cara kerja (black box).
7. Kembangkan dan gunakan media yang paling sesuai dengan KD yang ingin dicapai.
126
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Daftar Bacaan

Arsya, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Degeng, I Nyoman S. 1999. Media Pembelajaran. Pelatihan Tenaga Pengajar. Malang:
Universitas Negeri Malang

H. Ronald, Andersen. 1987. Pemilihan dan pengembangan Media untuk Pembelajaran.
Seri Pustaka Teknologi Pendidikan. CV. Jakarta: Rajawali

Heinic, Robert dkk. 1982. Instructional Media and The Technologies of Instruction. New
York: John Wiley& Sons

Latuheru, John. 1988. Media Pembelajaran: Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini.
Jakarta: P2LPTK.

Lavie & Lentz. 1982. Teaching and Media. Englwood Cliffs: Prentice Hall, Inc

Miarso, Yusufhadi, dkk. 1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali

Sadiman, Arif. 1986. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan).
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Setyosari, Punanji dan Sinkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas

Sudjana & Rivai. 1991. Media Pembelajaran (Pembuatannya dan Penggunaannya).
Bandung: Rosdakarya

Suyanto, M. 2003. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing.
Yogyakarta: Andi
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
127
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
PRESENTASI UNIT 4
128
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
129
UNIT 4
130
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
131
UNIT 4
132
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
133
UNIT 4
134
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
U NI T 5
PERSIAPAN DAN PRAKTIK
MENGAJAR
UNIT 5
Persiapan dan Praktik Mengajar
UNIT 5
PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR
Pendahuluan
Persiapan dan praktik mengajar adalah salah satu unit yang penting dalam setiap tahapan
pelatihan. Unit ini memberikan kesempatan kepada
peserta untuk mempraktikkan, di kelas nyata, halhal yang dipelajari pada unit-unit sebelumnya.
Melalui unit ini, dosen diharapkan dapat
mendemonstrasikan perubahan-perubahan dalam
pembelajaran ke arah yang lebih baik sekaligus
mendapatkan umpan balik yang memadai dari
fasilitator dan sesama peserta. Dengan demikian,
kualitas
pembelajaran
kontekstual
dapat
ditingkatkan dan dipraktikkan secara berkelanjutan.
Persiapan dan praktik mengajar adalah salah
Pada praktik mengajar saat ini, peserta diharapkan satu unit yang penting dalam setiap tahapan
menerapkan pembelajaran kontekstual antara lain pelatihan.
dengan mecobakan dan menggunakan pertanyaan tingkat tinggi, pengaturan kelas,
pemanfaatan media sedemikian rupa sehingga siswa dapat berinteraksi satu sama lain secara
maksimal untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kegiatan pada unit ini diawali dengan persiapan praktik mengajar yang meliputi penyusunan
langkah-langkah pembelajaran berdasarkan standar kompetensi (SK), KD, dan Indikator yang
dipilih. Selanjutnya, dosen melakukan simulasi, memperbaiki langkah-langkah pembelajaran,
mengujicobakan langkah-langkah pembelajaran tersebut pada kelas nyata kemudian
melaksanakan diskusi pascapraktik mengajar.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu:
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan SK, KD dan Indikator yang
dikembangkan
2. Menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam sebuah simulasi dan kelas nyata
3. Menemukan keterampilan dan atau pengetahuan penting yang diperlukan agar
pembelajaran efektif
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
137
UNIT 5
Persiapan dan Praktik Mengajar
Pertanyaan Kunci
1. Bagaimana mengembangkan perencanaan pembelajaran yang menerapkan pembelajaran
kontekstual, pemanfaatan pertanyaan tingkat tinggi, penciptaan lingkungan belajar yang
efektif, dan pemanfaatan media?
2. Aspek-aspek penting apa saja yang menunjang keberhasilan pembelajaran di kelas?
Petunjuk Umum
1. Sesi ini akan berlangsung secara paralel di setiap kelompok mata pelajaran.
2. Praktik mengajar di kelas dilaksanakan pada hari berikutnya. Pastikan bahwa sekolah
tempat melakukan praktik mengajar telah dihubungi agar kelas yang diperlukan tersedia
dalam jumlah yang cukup.
3. Gunakanlah alat/bahan, dan media pembelajaran dari lingkungan yang mudah
diperoleh/dibuat. Pastikan bahwa alat/bahan/media yang digunakan terjangkau.
Sumber dan Bahan
Sumber-sumber berikut ini harus dipersiapkan dengan baik oleh fasilitator agar proses
pelatihan dapat berjalan dengan lancar.
1. Presentasi Unit 5
2. Standar Isi sesuai semester yang berlangsung
3. Alat/bahan/media sesuai dengan mata pelajaran dan kompetensi dasar (KD)
4. ATK: kertas flipchart, spidol, pulpen, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting
Waktu
Sesi ini membutuhkan waktu 9x60=540 menit yang terbagi atas dua hari (persiapan mengajar
dan praktik mengajar). Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan penyampaian
sesi ini.
138
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 5
Persiapan dan Praktik Mengajar
ICT
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau
memungkinkan dapat disediakan:
1. Proyektor LCD
2. Laptop atau desktop untuk presentasi
3. Layar proyektor LCD
Jika alat/bahan yang disarankan di atas tidak tersedia, fasilitator dapat menyiapkan presentasi
dengan menggunakan OHP atau dengan menggunakan kertas flipchart.
Ringkasan Sesi
Introduction
Connection
Application
Reflection
Extension
10 menit
10 menit
515 menit
5 menit
Menyampaikan
latar belakang,
tujuan, dan
langkahlangkah
kegiatan sesi
ini.
Mengingatkan
hal-hal yang
telah dipelajari
pada sesi-sesi
sebelumnya
Memahami KD
Menanyakan
ketercapaian
tujuan sesi
Membuat
RPP baru
yang lebih
baik sebagai
hasil belajar
dari praktik
mengajar dan
diskusi di
pelatihan
Menyusun RPP
Melakukan
simulasi
Berpraktik
mengajar, dan
diskusi tentang
praktik
mengajar
Menuliskan
hal-hal yang
masih menjadi
permasalahan
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
139
UNIT 5
Persiapan dan Praktik Mengajar
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
I
Introduction (10 menit)
(1) Fasilitator menyampaikan latar belakang sesi praktik mengajar, yaitu pentingnya praktik
mengajar dalam suatu pelatihan dosen agar teori yang dipelajari dapat terlihat/dirasakan
langsung dalam kenyataannya. Pengalaman praktik akan menjadi umpan balik bagi
perencanaan pembelajaran yang dibuat.
(2) Menyampaikan pertanyaan kunci, tujuan dan hasil belajar, dan langkah-langkah kegiatan
pada sesi ini.
Catatan untuk Fasilitator
1
C
Unit ini berlangsung secara paralel di setiap kelompok mata pelajaran.
Usahakan RPP yang dibuat mengakomodasi pembelajaran kontekstual,
pertanyaan tingkat tinggi, penciptaan lingkungan belajar yang fektif, dan
pemanfaatan media dalam pembelajaran.
Connection (10 menit)
(1) Fasilitator mengingatkan peserta tentang hal-hal yang sudah dipelajari dalam pelatihan ini
dengan gaya bertanya: Apa sajakah yang telah kita pelajari dalam pelatihan ini?
Catatan untuk Fasilitator
2
140
 Hal-hal yang telah dipelajari peserta dalam pelatihan adalah:
- pembelajaran kontekstual
- pertanyaan tingkat tinggi
- pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar yang efektif
- pemanfaatan media
- tuntutan Kurikulum 2013 yang memperhatikan:
* Proses dilengkapi dengan kegiatan mengamati, menanya,
mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta
* Guru bukan satu-satunya sumber belajar
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 5
Persiapan dan Praktik Mengajar
* Pelaksanaan pembelajaran dapat dilaksanakan di dalam dan di
luar kelas
* Pengajaran sikap tidak dilakukan secara verbal tetapi melalui
contoh dan teladan
(2) Fasilitator mengingatkan bahwa semua yang telah dipelajari hendaknya diakomodasi
seoptimal-optimalnya dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mengingat tujuan
utama praktik mengajar adalah untuk memberi kesempatan kepada peserta
mempraktikkan apa yang telah dipelajari dalam pelatihan.
A
Application (515 menit)
Kegiatan 1: Pemahaman Kompetensi Dasar (KD) (30 menit)
(1) Fasilitator memfasilitasi peserta untuk memilih KD berdasarkan Standar Isi
(2) Fasilitator memandu peserta mendiskusikan
a) Siapa yang harus menguasai KD tersebut?
b) Dalam bentuk seperti apa saja wujud KD tersebut ?
c) Dalam situasi/kondisi bagaimana KD tersebut harus ditunjukkan?
d) Pada tingkat bagaimana KD tersebut akan dituntut?
(3) Mengidentifikasi ide-ide pembelajaran yang sesuai dengan KD
(4) Peserta diminta memilih 1 (satu) ide pembelajaran untuk dikembangkan menjadi kegiatan
pembelajaran yang lengkap (kegiatan awal, inti dan penutup). Catatan : peserta dapat
memanfaatkan ide pembelajaran yang telah dikembangkan pada unit 4 pemanfaatan
media)
Kegiatan 2: Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (200 menit)
(1) Curah pendapat tentang komponen-komponen RPP
(2) Mintalah peserta bekerja secara individu.
(3) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun untuk 2 jam pelajaran (80 menit).
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
141
UNIT 5
Persiapan dan Praktik Mengajar
Catatan untuk Fasilitator
3
 Mata pelajaran dan topik tertentu memerlukan alat/bahan untuk
uji coba selama proses pengembangan langkah pembelajaran dan
simulasi. Hindari alat/bahan yang sulit ditemukan di sekitar tempat
pelatihan dan mahal. Alat/bahan sederhana atau terjangkau sangat
disarankan.
 Fasilitator perlu mendampingi peserta terutama memeriksa
seberapa jauh RPP mereka telah mengakomodasi hal-hal yang
telah dipelajari di pelatihan (Lihat catatan untuk fasilitator 2 di
atas).
 Seluruh kebutuhan praktik mengajar disiapkan sendiri oleh
peserta.
Kegiatan 3: Simulasi Pembelajaran (100 menit)
(1)
Setiap peserta mensimulasikan rencana pembelajarannya untuk mendapatkan masukan
perbaikan. Pada saat simulasi, peserta yang lain berperan sebagai siswa dan 1 orang
sebagai pengamat untuk melakukan observasi menggunakan Handout 5.1: Lembar
Observasi Persiapan RPP.
Catatan untuk Fasilitator
4
(2)
(3)
142
Ingatkan peserta bahwa simulasi ini bertujuan untuk memperoleh umpan
balik terhadap langkah-langkah pembelajaran yang dibuat dan merupakan
latihan sebelum praktik mengajar di kelas nyata. Oleh sebab itu, peserta
harus diyakinkan bahwa simulasi ini bukan merupakan tempat untuk
mempermalukan peserta dengan menonjolkan kelemahan-kelemahannya.
Satu rencana pembelajaran disimulasikan selama 10-15 menit dan ditindaklanjuti dengan
komentar dan diskusi selama 5-10 menit.
Diskusi hasil simulasi dilangsungkan dengan suasana yang saling membangun. Sebaiknya
beri kesempatan terlebih dahulu kepada peserta yang melakukan simulasi untuk
menyampaikan hal-hal yang ia rasakan perlu perbaikan, kemudian dilanjutkan dengan
komentar pengamat berdasarkan Handout Peserta 5.1: Lembar Observasi Simulasi RPP.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 5
(4)
(5)
Persiapan dan Praktik Mengajar
Di akhir diskusi tiap RPP, fasilitator memberikan masukan untuk perbaikan dan
penyempurnan langkah-langkah pembelajaran.
Peserta memperbaiki RPP mereka berdasarkan masukan yang diterima maupun hasil
perenungan mereka sendiri. Pastikan RPP tersebut layak dicobakan pada kelas nyata.
Catatan untuk Fasilitator
5
Kegiatan 3: Simulasi, merupakan akhir dari sesi hari ini. Fasilitator dapat
langsung melanjutkan ke kegiatan ’Reflection’
Kegiatan 4: ”Praktik Mengajar” ditunda ke hari berikutnya (lihat jadwal
pelatihan)
Kegiatan 4: Praktik Pembelajaran di Kelas (120 menit)
Fasilitator mengingatkan peserta hal-hal di bawah ini sebelum, selama dan setelah praktik
(1)
Bagikan Handout Peserta 5.2: Lembar Observasi Pembelajaran kepada dosen/kepala
sekolah/pengawas yang terlibat dalam praktik mengajar di kelas sebagai panduan dalam
diskusi. Mintalah mereka mengomentari berdasarkan butir-butir pada handout tersebut
(2)
Peserta melakukan praktik pembelajaran di sekolah (kelas nyata).
Catatan untuk Fasilitator
6
(3)
(4)
 Pembelajaran dilakukan secara individual sesuai skenario pada RPP.
 Ketika salah satu peserta berpraktik mengajar, harus ada salah satu
peserta lain se mapel yang berperan sebagai pengamat
 Sedapat mungkin libatkan guru/kepala sekolah/pengawas, yang ada di
sekolah tempat praktik, sebagai bagian dari tim.
Praktikan meminta siswa untuk menuliskan refleksi mereka beberapa menit sebelum
pembelajaran selesai, berpandu pada pertanyaan:
 Pengetahuan/kemampuan apa sajakah yang berhasil kamu miliki setelah pembelajaran
tadi?
 Hal apa sajakah yang masih perlu diperjelas?
Praktikan meminta (beberapa) karya siswa untuk bahan refleksi praktikan;
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
143
UNIT 5
Persiapan dan Praktik Mengajar
Catatan untuk Fasilitator
Persiapkan jumlah sekolah dan kelas sesuai dengan jumlah peserta yang
akan melakukan praktik mengajar. Untuk melakukan ini, fasilitator perlu
melakukan koordinasi dengan sekolah atau petugas pelatihan beberapa
hari sebelumnya.
7
Guru, kepala sekolah, dan pengawas sedapat mungkin dilibatkan dalam
praktik mengajar, sebagai bagian dari tim, ketika mereka memilih kelas
yang akan dijadikan fokus pengamatan. Keterlibatan ini tidak
dimaksudkan mengambil alih sebagian atau seluruh tugas tim yang
diskenariokan ketika menyusun RPP. Langkah ini dilakukan agar guru
kelas tidak merasa ditandingi oleh dosen praktik. Dengan demikian
dosen praktik dapat lebih terbuka dalam menerima dan mengkritik
secara positif praktik pembelajaran.
Kegiatan 5: Diskusi Pascapraktik Mengajar (25 menit)
(1)
Setiap peserta wajib memajang produk praktik mengajar: RPP, hasil observasi, karya
siswa, dan hasil refleksi siswa di tempat yang sudah disediakan.
(2) Peserta saling melakukan kunjung karya dalam mapelnya masing-masing dan mencatat
hal-hal:
 Kesesuaian langkah-langkah pembelajaran dalam praktik dengan perencanaan/RPP
berdasarkan hasil pengamatan (HO 5.2) di kelas
 Kesesuaian produk (karya siswa) pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
(3)
144
Dengan dipandu oleh fasilitator, peserta mendiskusikan hasil praktik mengajar dengan
memperhatikan hal-hal berikut.
 Salah satu peserta diminta menyampaikan refleksinya atas praktik pembelajaran yang
dilakukan, yang dilanjutkan dengan komentar peserta lain berdasarkan informasi
praktikan dan hasil kunjung karya
 Kegiatan dilanjutkan sampai seluruh peserta mendapat kesempatan
 Fasilitator mengarahkan agar hasil diskusi dalam kelompok mapel untuk menemukan
keterampilan dan atau pengetahuan penting yang diperlukan agar agar pembelajaran
efektif
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 5
R
(1)
(2)
E
Persiapan dan Praktik Mengajar
Reflection (5 menit)
Tanyakan kepada peserta apakah mereka sudah mampu menjawab pertanyaan kunci
dan sudah mencapai tujuan yang diharapkan pada sesi ini.
Peserta diminta menuliskan/menyebutkan hal-hal yang masih membingungkan.
Extension
Gunakan pengalaman praktik mengajar (merencanakan, melaksanakan, dan diskusi
pascapraktik) dalam membimbing mahasiswa ketika perkuliahan maupun PPL dan/atau PPG.
Pesan Utama
•
•
•
Praktik mengajar sangat penting dalam suatu pelatihan pembelajaran.
Praktik mengajar memberikan gambaran bagi dosen dalam mempersiapkan mahasiswa
sebagai calon guru atau sebagai pengampu mata kuliah pedagogi atau sebagai instruktur
PLPG/PPG.
Praktik mengajar memberikan pengalaman mendemonstrasikan perubahan-perubahan
dalam pembelajaran ke arah yang lebih baik.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
145
UNIT 5
Persiapan dan Praktik Mengajar
Handout Peserta 5.1
Lembar Observasi Simulasi RPP
No
Aspek yang Diobservasi
1.
Pertanyaan yang merangsang siswa
berpikir tingkat tinggi
2.
Langkah-langkah Pembelajaran (a.l:
logis? mengaktifkan siswa?)
3.
Pembelajaran menerapkan komponen
pembelajaran kontekstual?
4.
Kesesuaian pengelolaan kelas dengan
komponen PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL?
5.
Penggunaan lingkungan sebagai sumber
dan media belajar
6.
Cara mendorong siswa sehingga
menghasilkan karya siswa
Komentar
Catatan Tambahan:
………………………………………………………………………………………
146
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 5
Persiapan dan Praktik Mengajar
Handout Peserta 5.2
Lembar Observasi Pembelajaran
(Digunakan saat praktik mengajar)
No.
Aspek yang Diamati
Catatan Hasil Pengamatan
DOSEN/GURU
1.
Mengajukan pertanyaan yang
mendorong siswa berbuat/pertanyaan
tingkat tinggi
2.
Meminta siswa untuk memberi
komentar atau menjawab pertanyaan
siswa lain; ATAU menjawab langsung
pertanyaan siswa
3.
Merespons siswa
4.
Mengatur perabot kelas yang
mendukung
5.
Menggunakan karya siswa sebagai
sumber belajar
6.
Menggunakan sumber belajar yang
bervariasi, termasuk lingkungan
7.
Memberi pembelajaran yang
menghasilkan karya siswa
8.
Memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
147
UNIT 5
No.
Persiapan dan Praktik Mengajar
Aspek yang Diamati
Catatan Hasil Pengamatan
SISWA
9.
Melakukan sesuatu/berbuat
10.
Melakukan pengamatan
11.
Berinteraksi
12.
Melakukan refleksi
13.
Merespon guru/siswa lain
14.
Menggunakan media/sumber belajar
15.
Menjelaskan/mendemonstrasikan
Catatan:
 Pengamat dapat menuliskan dulu hasil pengamatannya pada kertas terpisah baru kemudian
memindahkannya ke format observasi di atas selesai mengamati.
148
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 5
Persiapan dan Praktik Mengajar
PRESENTASI UNIT 5
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
149
UNIT 5
150
Persiapan dan Praktik Mengajar
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 5
Persiapan dan Praktik Mengajar
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
151
UNIT 5
152
Persiapan dan Praktik Mengajar
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 5
Persiapan dan Praktik Mengajar
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
153
UNIT 5
154
Persiapan dan Praktik Mengajar
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UN I T 6
MENULIS JURNAL
REFLEKTIF
UNIT 6
Menulis Jurnal Reflektif
UNIT 6
MENULIS JURNAL REFLEKTIF
Pendahuluan
Kemampuan menulis Jurnal Reflektif dari sebuah
aktivitas yang dilakukan, baik oleh dosen, guru,
kepala sekolah, maupun pengawas merupakan
keterampilan yang sangat penting untuk
dikembangkan. Dengan berefleksi,-- merenungkan,
dan menganalisis apa saja yang telah dilakukan
serta pengaruhnya-- akan dapat menemukan
kelebihan dan kelemahan sebuah aktivitas.
Selanjutnya hal tersebut akan berkontribusi pada
pembaharuan hal-hal yang sudah baik, tidak
mengulangi kesalahan yang sama, dan mencari
jalan keluar untuk memecahkan kelemahan yang
ditemukan dan masalah yang dihadapi.
Merefleksikan sebuah pengalaman
pembelajaran, dapat berkontribusi pada
pembaharuan hal-hal yang sudah baik, tidak
mengulangi kesalahan yang sama.
Salah satu sarana yang dapat membantu melakukan refleksi adalah Jurnal Reflektif. Jurnal
Reflektif merupakan kumpulan catatan perenungan dan analisis tentang aktivitas serta
rencana tindak lanjut untuk hal-hal yang ditemukan dalam perenungan tersebut. Pada waktu
diminta berefleksi dan menuliskan hasil refleksi, seseorang cenderung mendeskripsikan apa
yang terjadi dan menilai peristiwa-peristiwa pada kulitnya saja tanpa mengkaji lebih
mendalam.
Unit ini mencakup latihan berefleksi dan menuliskan hasil refleksi dengan acuan siklus Jurnal
Reflektif yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu:
1. Membedakan tulisan antara Jurnal deskriptif dan reflektif
2. Melakukan refleksi dari aktivitas yang dialami selama praktik pembelajaran dan
menuliskannya dalam Jurnal Reflektif
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
157
UNIT 6
UNIT C
Menulis Jurnal Reflektif
Pertanyaan Kunci
1. Apa yang harus ada dalam Jurnal Reflektif agar Jurnal Reflektif tersebut bermanfaat bagi
peningkatan kinerja ?
2. Bagaimanakah menulis Jurnal Reflektif yang bermanfaat bagi peningkatan kinerja?
Petunjuk Umum
Kegiatan dilaksanakan secara pleno, namun peserta duduk berdasarkan kelompok rumpun
mata kuliah.
Sumber dan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
Presentasi Unit 6
Buku tulis, satu untuk setiap peserta untuk menuliskan Jurnal Reflektif mereka
Handout Peserta 6.1 dan 6.2 (Sebanyak peserta)
Bacaan Tambahan (untuk peserta)
ATK: kertas plano, spidol
Waktu
Waktu yang digunakan untuk unit ini adalah 90 menit. Perincian alokasi penggunaan waktu
tersebut dapat dilihat pada setiap tahapan dari sesi ini.
TIK
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau
memungkinkan dapat disediakan:
1. Proyektor LCD
2. Laptop atau personal computer untuk presentasi
3. Layar proyektor LCD (Dinding putih dapat digunakan)
Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia.
Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan
menggunakan kertas flipchart.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
158
UNIT 6
Menulis Jurnal Reflektif
Ringkasan Sesi
Introduction
10 menit
Connection
15 menit
Application
60 menit
Reflection
5 Menit
Menjelaskan
latar belakang,
tujuan dan
langkah-langkah
kegiatan sesi
Membaca
contoh teks
jurnal serta
mengkajinya
dengan bahan
siklus refleksi
yang benar
 Menulis Jurnal
Reflektif dari
aktivitas
praktik
pembelajaran
Peserta menilai
diri sendiri
tentang
ketercapaian
tujuan unit ini
 Membahas
Jurnal
Reflektif yang
ditulis dan
merevisinya
Menuliskan halhal yang masih
membingungkan
Extension
 Membiasakan
menulis Jurnal
Reflektif
 Mencoba
kemungkinan
penerapan
Jurnal Reflektif
dalam
peningkatan
kinerja
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
I
Introduction (10 menit)
(1) Peserta duduk berdasarkan kelompok rumpun mata kuliah.
(2) Fasilitator menjelaskan latar belakang, tujuan sesi, pertanyaan kunci, dan langkahlangkah kegiatan. Tujuan dan pertanyaan kunci membimbing peserta mengevaluasi diri
pada akhir sesi untuk mengetahui apakah tujuan sesi ini telah tercapai.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
159
UNIT 6
UNIT C
Menulis Jurnal Reflektif
Catatan untuk Fasilitator
1
Jurnal Mengajar atau Agenda Kelas selama ini lebih bersifat administratif,
yaitu berisi hari/tanggal mengajar, kelas, jam ke .., uraian kegiatan,
ketidakhadiran siswa, dan catatan. Kolom catatan biasanya lebih sering
kosong. Jurnal Mengajar atau Agenda Kelas tersebut bisa dibuat lebih
inspiratif dengan cara menuliskan refleksi guru/dosen pada kolom catatan.
Catatan yang reflektif akan menjadi pembimbing guru/dosen untuk bisa
mengajar lebih baik dan tidak mengulang kesalahan yang sama.
Catatan reflektif tersebut bisa juga dilampirkan pada RPP/SAP sebelumnya
sehingga setiap RPP/SAP yang telah digunakan memiliki catatan proses
pelaksanaannya. Hal ini akan sangat berguna sebagai masukan ketika guru
atau dosen menyusun dan melaksanakan ulang RPP/SAP tersebut.
RPP/SAP dapat diperbaiki dan menjadi lebih baik sehingga pelaksanaan
proses belajar mengajar lebih efektif karena guru telah belajar dari
kelebihan dan kekurangan proses yang telah lewat. Hal ini bisa menjadi
sumber gagasan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .
C
Connection (15 menit)
(1) Membaca contoh jurnal dan membahasnya dengan menggunakan Siklus Refleksi
a. Fasilitator menyampaikan bahwa beberapa jurnal yang ada kebanyakan masih berupa
deskripsi perisiwa saja. Jurnal yang bermanfaat bagi perkembangan profesionalitas guru
dan dosen, adalah jurnal mengandung unsur refleksi.
b. Fasilitator menayangkan/membagikan "contoh jurnal belajar", sebagian
bersifat
deskriptif dan yang lain lebih reflektif (Handout Peserta 6.1). Secara berpasangan,
peserta diminta membaca, menemukan, dan membahas perbedaan di antara contoh
jurnal tersebut dengan menemukan kata/frase/kalimat yang menunjukkan berpikir
reflektif.
c. Fasilitator membagikan Handout Peserta 6.2 yang berisi diagram siklus refleksi dan
meminta peserta untuk membaca dan mendiskusikannya. Salah seorang yang mewakili
kelompok menyampaikan hal-hal yang sebaiknya dilakukan seseorang ketika melakukan
refleksi.
d. Fasilitator meminta peserta untuk menggunakan siklus refleksi untuk menilai contohcontoh tersebut.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
160
UNIT 6
Menulis Jurnal Reflektif
e. Setelah berpasangan, kelompok menyimpulkan jurnal manakah yang lebih reflektif yang
dapat memberikan perbaikan pembelajaran. Fasilitator meminta setiap wakil kelompok
untuk menyampaikan simpulannya.
f.
Fasilitator menyampaikan bahwa yang penting dari Jurnal Reflektif adalah adanya
evaluasi kebermanfaatan/kelebihan-kelemahan dan rencana tindak lanjut untuk aktivitas
yang akan dating.
A
Application (60 menit)
(1)Praktik menulis refleksi pada Jurnal Reflektif (40 menit)
a. Fasilitator membagikan notebook / buku tulis dan meminta peserta menulis Jurnal
Reflektif atas pengalaman praktik pembelajaran yang telah dilakukan pada kegiatan
sebelumnya.
b. Fasilitator meminta peserta menggunakan diagram siklus refleksi sebagai panduan
menulis.
(2) Sharing Jurnal Reflektif (20 menit)
a. Fasilitator meminta peserta saling bertukar jurnal dan membahas apakah Jurnal yang
dibaca sudah reflektif berdasar atas siklus refleksi.
b. Fasilitator meminta peserta untuk saling mengembalikan Jurnal Reflektif untuk
diperbaiki berdasarkan masukan yang ada.
c. Fasilitator menayangkan salah satu contoh Jurnal Reflektif yang dibuat peserta dan
mengkaji berdasarkan siklus refleksi.
d. Fasilitator meminta peserta memperbaiki Jurnal Reflektif masing-masing peserta
berdasarkan hasil kajian/diskusi.
R
Reflection (5 menit)
Fasilitator menayangkan tujuan sesi dan meminta peserta mengevaluasi diri untuk menilai
ketercapaian tujuan sesi ini.
E
Extension
(1) Peserta membahas pentingnya Jurnal Reflektif sebagai sumber gagasan untuk melakukan
PTK (bagi guru dan dosen) dan PTS (bagi kepala sekolah dan pengawas).
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
161
UNIT 6
UNIT C
Menulis Jurnal Reflektif
Pesan Utama


Jurnal Reflektif dapat menjadi sumber inspirasi untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas
(bagi guru/dosen) dan Penelitian Tindakan Sekolah (bagi kepala sekolah dan pengawas).
Pada dasarnya penulisan Jurnal Reflektif yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan
profesionalitas kerja sebagai seorang guru dan dosen, kepala sekolah dan pengawas.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
162
UNIT 6
Menulis Jurnal Reflektif
Handout Peserta 6.1
Contoh Refleksi Guru
Berikut ini adalah contoh refleksi dari beberapa guru. Manakah dari beberapa contoh
berikut yang reflektif yang memberikan inspirasi bagi yang menulis untuk berkembang
menjadi guru / fasilitator yang lebih baik.
Contoh 1:
1 Juni 2009
Aku memfasilitasi kegiatan whole school training sesi 1 dengan peserta 60 orang yang terdiri atas 5
klmpk dari 4 sekolah mitra beserta KS, pengawas, dan ketua MGMP. Peserta sangat antusias dan
aktif mengikuti sesi. Terbukti mereka luar biasa aktif mereaksi yel-yel dan menjawab pertanyaan
individual dan kelompok. Tapi aku belum merasa puas.
Ada beberapa hal yang mestinya bisa dilaksanakan lebih maksimal, yaitu penataan ruang dan
pengelolaan waktu. Aku kurang bisa bergerak leluasa terutama ketika mendampingi peserta dalam
berdiskusi karena jarak kursi yang terlalu dekat. Akibatnya aku tidak bisa betul-betul mengetahui
mutu pekerjaan peserta.
Besok pagi aku berharap tempat pelatihan betul bisa pindah ke ruang aula. Besok aku akan ajak
teman-teman menata ruang sedemikian rupa supaya fasilitator bisa bergerak lebih leluasa dan bisa
mendampingi peserta dalam kerja kelompok dengan lebih intensif.
(Catatan refleksi seorang guru yang juga menjadi fasilitator pelatihan)
Contoh 2
15 Juni 09
Hari ini sy terapkan Jigsaw. Bagus, anak-anak ∴ lumayan aktif. Tapi, beberapa yg lain kurang sekali
partisipasinya dalam diskusi kelompok ahli. Kalau diam saja kan mereka bisa ketinggalan. Setelah
saya dekati ternyata mereka tidak paham bahwa nantimereka harus menerangkan pada kelompok
asalnya sendiri-sendiri dan itu dinilai. Begitu tahu itu mereka kaget lalu mau ikut berdiskusi dan
membaca bab yang didiskusikan. Jadi yang pasip itu karena tidak mengira akan harus menerangkan
pada temannya nanti. Kenapa mereka tidak paham perintah saya untk kegiatan jigsaw? Memang
agak rumit, tapi saya merasa cukup jelas menerangkan alur kerja jigsaw. Apa karena perintah saya
sampaikan secara lisan saja? Mungkin. Oke, lain kali coba saya bikin saja poster atau carta alur
kerja jigsaw yang bisa saya pakai ber ulang kali kalau saya menerapkan jigsaw. Akan saya lihat
apakah itu bisa membuat tiap anak aktif. Selain itu sepertinya kalau dalam diskusi kelompok anakanak harus diberi beban pribadi. Kalau tidak enak-enak an saja mereka seperti tadi. Jadi dalam
diskusi kelompok tetap harus ada tugas pribadi. Itu berarti saya harus tetap merancang tugas
individu untuk tiap kegiatan klmpk
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
163
UNIT 6
UNIT C
Menulis Jurnal Reflektif
Contoh 3
Saya tergabung dalam team teaching mengajar di kelas VII B dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Materi yang kami bawakan adalah luas segitiga
dengan tujuan siswa dapat menemukan rumus luas segitiga dan menggunakan rumus
tersebut untuk menentukan luas segitiga. Di awal pembelajaran, kami melakukan
apersepsi dan membagi siswa ke dalam 6 kelompok. Pada kegiatan inti, kami awali
dengan menjelaskan unsur-unsur segitiga seperti menentukan alas segitiga dan garis
tingginya, begitupula rumus menemukan luas persegi panjang. Setelah memastikan
mereka memahaminya kami membagikan LKS kepada setiap kelompok. Saya merasakan
antusias yang sangat besar dalam bekerja sama dalam kelompoknya. Namun kami melihat
beberapa kelompok agak kesulitan mengikuti petunjuk yang ada dalam LKS sehingga kami
memberikan penjelasan tambahan terkait dengan petunjuk LKS.
Setelah mereka menyelesaikan LKS kami meminta beberapa anggota kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan meminta kelompok yang lain
menanggapinya dan kemudian meminta kepada seluruh kelompok untuk memajang hasil
karyanya pada dinding atau papan pemajangan di kelas. Pada sesi akhir kegiatan inti kami
memberikan quiz untuk mereka kerjakan secara individu.
Dari hasil pengamatan kami, proses pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk
membelajarkan luas segitiga sangat menarik untuk dilakukan. Hal ini didasarkan dengan
melihat keaktifan seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Beberapa hal yang menjadi
catatan kami antara lain, petunjuk pada LKS yang kami bagikan terkesan sulit dipahami
bagi sebagian kelompok siswa. Di samping itu, beberapa bagian yang kami tanyakan pada
LKS ditanggapi oleh siswa secara bervariasi. Hal ini kemungkinan disebabkan karena
beberapa istilah dalam petunjuk pada LKS kurang familiar bagi siswa. Di samping itu,
beberapa bagian dari LKS tidak memberikan petunjuk yang jelas bagi siswa mengenai apa
yang ditanyakan.
Menindaklanjuti hasil evaluasi di atas, maka beberapa hal yang perlu kami perbaiki antara
lain:
- memberi penjelasan yang lebih lengkap terkait istilah-istilah yang digunakan dalam
LKS sebelum siswa bekerja secara berkelompok,
- Memberi petunjuk yang jelas pada beberapa bagian LKS untuk menghindari
penafsiran ganda bagi siswa dalam memberikan jawaban,
- Mengawali dan mengakhiri proses pembelajaran tepat waktu.
- (memberikan Extra Class bagi siswa yang mengalami kesulitan dan melakukan
operasi perkalian atau pembagian bilangan bulat).
(Catatan refleksi seorang guru setelah menggunakan pembelajaran kelompok model STAD)
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
164
UNIT 6
Menulis Jurnal Reflektif
Contoh 4
Catatan Mengajar Saya:
Hari ini saya mengajar untuk mengembangkan kemampuan dasar (KD): Menulis surat pribadi
dengan memperhatikan komposisi, isi, dan bahasa. Saya menggunakan metode ceramah pada
para siswa. Saya memulai dengan memberikan penjelasan apa yang dimaksud dengan surat resmi.
Kegiatan berikutnya adalah menjelaskan perbedaan surat resmi dan surat pribadi. Berdasar atas
itu saya menyimpulkan apa yang dimaksud dengan surat pribadi.
(Catatan refleksi guru yang juga seorang pelatih)
Pada tahap ini saya merasakan keseriusan siswa saya semakin lama semakin surut. Perhatian
mereka kepada saya sudah berkurang. Di antara mereka ada yang mulai bernbincang-bincang
sendiri entah tentang apa. Saya juga mengetahui bahwa ada siswa yang mulai mengantuk. Saya
melanjutkan kegiatan belajar dengan menjelaskan komposisi, isi, dan bahasa surat resmi dengan
memanfaatkan media kertas karton besar yang sudah saya rancang dari rumah. Saya melihat ada
semangat sedikit pada diri siswa. Lama kelamaan mereka loyo kembali. Saya amati beberapa
siswa yang serius memperhatikan saya melanjutkan proses mencatat apa saja yang ada pada
media saya. Sementara siswa yang loyo mulai ada yang menguap dan ngobrol bersama teman di
sampingnya. Saya agak kecut melihat suasana kelas seperti ini.
Pelajaran saya lanjutkan dengan aktivitas menulis surat pribadi. Mereka saya minta membuat
surat pada teman akrabnya tentang liburan semester kemarin. Beberapa siswa saya lihat mulai
berantusias menulis sebab ia sudah mengerti maksudnya, tetapi sebagian besar siswa
menunjukkan gejala tidak bersungguh-sungguh. Bahkan ada siswa yang tidak mengerjakan tugas
sama sekali. Ketika saya dekati ia berkata bahwa ia tidak memiliki sahabat. Siswa yang lain juga
ada yang berkata bahwa liburan kemarin ia di rumah saja dan tidak berlibur. Saya semakin
pesimis dengan keadaan kelas saya. Saya berpikir apa penyebabnya bisa seperti ini? Saya akhirnya
sedikit merasakan mungkin karena saya berceramah terus-meneruslah yang menjadi sebab
mengapa kondisi kelas saya seperti ini.
Akhirnya saya mengakhiri pelajaran ini dengan memberikan tes 5 soal esay tentang menulis surat
pribadi. Mereka saya minta menjawab lima pertanyaan tersebut dalam waktu 10 menit. Hasilnya
sungguh luar biasa. 75% siswa saya memperoleh nilai di bawah 60. Hanya 25% siswa saya
mencapai skor minimal 70. Skor tertinggi 90 dan hanya dicapai seorang siswa, padahal KKM
mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah saya adalah 70. Saya semakin miris dengan kondisi
seperti ini. Saya merasa telah gagal mengajar. Saya berusaha mencari lagi apa penyebabnya. Saya
semakin yakin pangkal penyebabnya adalah ketaktepatan metode saya. Inilah penyebab siswa
saya tidak bergairah dan malas serta berhasil belajar buruk Saya tidak putus asa sebab saya
masih memiliki dua pertemuan lagi untuk KD ini.
Saya menduga kalau siswa saya saya minta secara langsung mengamati contoh surat pribadi
dengan mengisi LK, lalu mereka saya minta berdiskusi tentang LK yang telah terisi, kemudian
mereka saya minta menulis surat pribadi kepada artis idolanya masing-masing dengan memakai
kartu artis mungkin akan lebih menyenangkan. Saya juga akan meminta mereka mendiskusikan
surat mereka sesuai kesamaan artis idola dan memilih surat pribadi manakah yang terbaik
dengan melihat bahan ajar yang sudah saya siapkan. Saya juga akan tetap mengukur hasil belajar
siswa, baik surat yang dibuat siswa dan tes hasil belajar dengan soal essay. Semoga harapan saya
masih bisa saya jalankan dengan memanfaatkan dua kali tatap muka yang tersisa. Intinya saya
akan memperbaiki diri saya.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
165
UNIT 6
UNIT C
Menulis Jurnal Reflektif
Handout Peserta 6.2
Siklus Refleksi
1. Deskripsi
Deskripsikan apa yang
terjadi / apa yang anda
lihat / apa yang anda alami
/ apa yang anda lakukan.
6. Rencana ke depan
Kalau mengalami /
melakukan lagi, apa yang
akan dilakukan?
2. Rasa dan Pikiran
Apa yang anda rasakan /
pikir kan sehubungan
dengan yang anda alami?
5. Kesimpulan
Apa yang seharusnya
dilakukan / sebaiknya
dilakukan?
3. Evaluasi
Apa yang baik/tidak baik,
bermanfaat/tidak bermanfaat
dari peristiwa/pengalaman
tersebut?
4. Analisis:
Apa yang anda pahami
dari peristiwa/pengalaman
itu? Mis: Mengapa hanya beberapa anak yang aktif bekerja
dalam kerja kelompok?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
166
UNIT 6
Menulis Jurnal Reflektif
Bacaan Tambahan
Jurnal Reflektif oleh Siswa/Mahasiswa
Jurnal Reflektif siswa/mahasiswa adalah semacam buku catatan yang digunakan untuk
menuangkan pendapat/perasaan mereka tentang kegiatan pembelajaran tentang materi ajar
yang disampaiakan).
Contoh:
Minggu ini saya belajar tentang teks deskripsi. Sulit. Saya tidak betul-betul ngerti bagaimana sih
menulis teks deskripsi. Saya tahu kata bu guru pokoknya nulis ciri-ciri binatang. Warnanya,
besarnya, berapa kakinya, dll. Tapi dapat kata-katanya dari mana. Bu guru sudah
menerangkan tapi saya tetep ndak ngerti karena Bu Diah bicara terlalu banyak bhs. Inggrisnya
dan cepaaaat sekali. Yang diterangkan banyak lagi. Bingung ah. Saya akan minta Bu Diah
menerangkan lagi dalam bahasa Indonesia. Saya juga akan minta contoh. Dapat kata-katanya
itu dari mana.
Kebiasaan menulis Jurnal Reflektif oleh siswa/mahasiswa (biasa disebut sebagai Jurnal Belajar)
memiliki beberapa manfaat. Pertama, dengan adanya tradisi menulis Jurnal Reflektif
siswa/mahasiswa akan terbiasa menuangkan pikiran dan perasaannya secara tertulis sesuai
dengan proses yang dialami pada saat kegiatan pembelajaran.
Kedua, dengan membaca Jurnal Reflekif siswa/mahasiswa, guru dan dosen bisa lebih
memahami pikiran dan perasaan siswa tentang kegiatan pembelajaran yang diikutinya dengan
cara mengamati dan mendengarkan, serta membaca perasaan dan proses berpikir seperti
yang tertuang dalam Jurnal Reflektifnya. Pemahaman guru/dosen tentang siswa/mahasiswa
akan membantu guru/dosen melaksanakan pembelajaran yang lebih tepat sasaran, cocok
dengan keadaan riil siswa/mahasiswa.
Ketiga, dengan menulis Jurnal Reflektif, siswa/mahasiswa belajar mengevaluasi proses belajar
yang sedang dialami. Jurnal Reflektif membantu siswa mengidentifikasi apa yang sudah atau
belum dia ketahui atau pahami, serta merencanakan langkah-langkah untuk mendapatkan apa
yang seharusnya dia ketahui.
Kapankah siswa/mahasiswa seyogianya menulis Jurnal Refleksi? Apakah setiap saat selesai
pembelajaran? Ataukah setiap minggu untuk setiap mapel/mata kuliah? Tentu saja hal ini
disesuaikan dengan kebutuhan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja siswa/mahasiswa
dan guru/dosen. Sebagai langkah awal, guru/dosen bisa mencoba untuk meminta
siswa/mahasiswa menulis Jurnal Reflektif seminggu sekali untuk evaluasi kinerja mingguan.
Namun, sebaiknya Jurnal Reflektif tidak menjadi sesuatu yang membebani. Pada saat
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
167
UNIT 6
UNIT C
Menulis Jurnal Reflektif
guru/dosen membaca Jurnal Reflektif siswa/mahasiswa dapat memberikan tanggapan
terhadap isinya dan tanggapan dilandasi niat untuk memotivasi, membantu mencari jalan
keluar, dan memberikan layanan pendidikan terbaik.
Apakah Jurnal Reflektif diberi nilai?
Apresiasi atau penghargaan yang paling tepat atas Jurnal Reflektif siswa/mahasiswa adalah
dalam bentuk tanggapan-tanggapan dari guru/dosen yang ditulis di Jurnal Reflektif
siswa/mahasiswa, misalnya dalam bentuk pujian, motivasi, dorongan untuk lebih giat atau
tindak lanjut nyata yang bisa membantu siswa/mahasiswa mendapatkan jalan keluar atas
masalah yang dia tuliskan, dan lain-lain.
Pertanyaan Refleksi apa yang bisa diberikan?
Para guru dan dosen bisa merancang sendiri pertanyaan-pertanyaan yang bisa mendorong
siswa untuk merenungkan proses belajar mereka. Pertanyaan bisa diubah-ubah sesuai dengan
kondisi dan situasi setempat. Berikut ini hanyalah beberapa contoh yang bisa dikembangkan
lebih lanjut.
1. Apa saja yang telah kamu pahami? Apa yang telah bisa kamu lakukan dengan baik?
2. Seandainya kamu diminta melakukan lagi, kira-kira bagaimana kamu akan melakukannya?
(pertanyaan diberikan setelah siswa melakukan suatu kinerja tertentu)
3. Hal apa yang masih membingungkan? Kira-kira mengapa kamu masih bingung?
4. Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi kebingungan itu? Bantuan apa yang kamu
perlukan?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
168
UNIT 6
Menulis Jurnal Reflektif
PRESENTASI UNIT 6
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
169
UNIT 6
UNIT C
Menulis Jurnal Reflektif
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
170
UNIT 6
Menulis Jurnal Reflektif
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
171
UNIT 6
UNIT C
Menulis Jurnal Reflektif
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
172
UNIT 6
Menulis Jurnal Reflektif
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
173
UNIT 6
UNIT C
Menulis Jurnal Reflektif
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
174
UN I T 7
P EN Y U S U N A N R EN C A N A
TINDAK LANJUT
UNIT 7
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
UNIT 7
PENYUSUNAN RENCANA TINDAK LANJUT
Pendahuluan
Keberhasilan suatu pelatihan guru/dosen pada
hakikatnya ditunjukkan dengan sejauh mana
dampak pelatihan tersebut terhadap suasana
pembelajaran di kelas/ruang kuliah/sekolah.
Setinggi apa pun hasil post-test peserta dalam
suatu pelatihan (bila ada) akan kurang
bermakna bila tidak menimbulkan perubahan di
kelas/ruang kuliah/sekolah. Oleh karena itu,
penerapan hasil pelatihan oleh guru/dosen
dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari perlu Rencana tindak lanjut merupakan salah satu
dijamin baik oleh guru/dosen itu sendiri upaya menjamin penerapan hasil pelatihan.
maupun oleh manajemen sekolah/LPTK. Salah
satu upaya untuk menjamin penerapan tersebut adalah RENCANA TINDAK LANJUT dari
guru/dosen yang bersangkutan dan manajemen sekolah/LPTK secara keseluruhan.
Rencana tindak lanjut merupakan awal ‘komitmen’ guru/dosen dan sekolah/LPTK dalam
menerapkan apa yang diperoleh dalam pelatihan. Rencana tersebut perlu ditulis sehingga
memudahkan yang bersangkutan maupun pihak lain untuk melaksanakannya dan memantau
ketercapaiannya.
Rencana perlu dibuat praktis, dalam jangkauan kemampuan si pembuatnya dan daya dukung
sekolah/LPTK-nya. Jumlah kegiatan lebih baik sedikit tetapi dilaksanakan dari pada banyak
tetapi tidak dilaksanakan. Rencana yang terlalu ‘muluk’ hanya akan tinggal sebagai rencana,
tidak menimbulkan perubahan di sekolah/LPTK. Akibatnya, pelatihan yang telah dilaksanakan
hanya akan merupakan suatu ‘pemborosan’ dana, tenaga, dan waktu.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu:
1. menuliskan kegiatan yang akan dilakukan oleh individu peserta (guru/dosen) terkait
dengan kegiatan pembelajaran/perkuliahan sebagai penerapan dari apa yang diperoleh
dari pelatihan.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
177
UNIT 7
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
Pertanyaan Kunci
1. Apa saja yang akan dilakukan individu peserta/guru/dosen berkaitan dengan
pembelajaran/perkuliahan sebagai penerapan hasil pelatihan?
Sumber dan Bahan
1. Presentasi Unit 7
2. Handout Peserta 7.1: Rencana Tindak Lanjut - Individual
3. ATK: kertas flipchart, spidol, pulpen, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting.
Waktu
Unit ini membutuhkan waktu 60 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap
tahapan penyampaian unit ini.
ICT
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau
memungkinkan dapat disediakan:
1. Proyektor LCD
2. Laptop atau personal computer untuk presentasi
3. Layar proyektor LCD
Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia.
Misalnya fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan
menggunakan kertas flipchart.
178
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 7
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
Ringkasan Sesi
Introduction
5 menit
Menyampaikan
latar belakang,
tujuan, dan
langkahlangkah
kegiatan
Connection
Application
Reflection
10 Menit
40 menit
5 menit
Urun
pengalaman
tentang
perolehan
dari pelatihan
dan rencana
tindakan
Menulis
rencana tindak
lanjut
individual
 Menanyakan
pencapaian
tujuan
 Mencatat
hal-hal yang
masih perlu
penjelasan
Extension
Menindaklanjuti RTL
di
sekolah/LP
TK masingmasing
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
I
Introduction (5 menit)
(1) Menyampaikan tujuan dari unit ini.
(2) Menyampaikan informasi dari pendahuluan unit ini.
(3) Menjelaskan bahwa peserta diharapkan menuliskan kegiatan yang akan dilakukan pada 3 bulan
ke depan.
C
Connection (10 menit)
(1) Ungkap pengalaman: Fasilitator meminta peserta untuk mengungkapkan pengetahuan atau
kemampuan apa saja yang telah diperoleh setelah mengalami pelatihan ini.
(2) Ungkap gagasan: Fasilitator meminta peserta untuk mengemukakan rencana: apa yang akan
dilakukan berkaitan dengan mengajar setelah memperoleh beberapa pengetahuan dan
kemampuan tersebut?
A
Application (40 menit)
Kegiatan 1: Menyusun Rencana Tindak Lanjut - Individual (40 menit)
(1) Individual: Peserta merumuskan kegiatan yang ia akan lakukan sebagai individu guru/dosen
(Gunakan Handout Peserta 7.1: Rencana Tindak Lanjut – Individual) --------------------------- 25’
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
179
UNIT 7
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut disarankan meliputi rencana penerapan hasil-hasil pelatihan dalam:
 perkuliahan sehari-hari;
 bimbingan kepada mahasiswa dalam praktik pengalaman lapangan terpadu (PPLT); dan
 pelayanan pendidikan kepada guru dalam jabatan.
(2) Kelompok Mapel: Peserta mengemukakan/membacakan rencananya dan saling memberikan
masukan; ------------------------------------------------------------------------ 10’
Catatan untuk Fasilitator
1
 Bila kelompok mapel lebih dari satu kelompok, usahakan agar anggota
kelompok laki-laki dan perempuan proporsional.
(3) Individual: Peserta memperbaiki rencananya setelah mendapat komentar/ masukan dari
temannya. --------------------------------------------------------------------------------------- 5’
R
(1)
(2)
E
(1)
(2)
Reflection (5 menit)
Tanyakan kepada peserta apakah kegiatan yang dilakukan sudah dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Fasilitator meminta peserta untuk menuliskan/menyebutkan hal-hal yang masih memerlukan
penjelasan.
Extension
Semua peserta melaksanakan RTL di LPTK masing-masing.
Lakukanlah pemantauan dan evaluasi mandiri (tak perlu formal) terhadap pelaksanaan kegiatan
yang ada dalam RTL.
Pesan Utama
 Pelatihan tidak akan ada manfaatnya apabila tidak ditindaklanjuti dengan pelaksanaan hasil-hasil
pelatihan di LPTK masing-masing;
 Terapkanlah DI LPTK apa yang telah diperoleh dari pelatihan: Mulailah dari APA YANG
SAUDARA MAMPU, bukan dari APA YANG SAUDARA MAU.
180
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 7
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
Handout Peserta 7.1
Rencana Tindak Lanjut – Individual
Nama: ………………………………………………………………….....; Nama LPTK: ……………………; Propinsi: ……………………
Kegiatan
Bulan: ……………………
1
2
3
4
Bulan: ……………………
1
2
3
4
Bulan: ……………………
1
2
3
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
4
181
UNIT 7
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
PRESENTASI UNIT 7
182
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 7
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
183
UNIT 7
184
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 7
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
185
UNIT 7
186
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 7
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
187
UNIT 7
188
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
Download