BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Kepmenkes Nomor 58 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Bergerak, rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan rekam medis. Menurut UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas tidak hanya sekedar pencatatan akan tetapi mempunyai pengertian sebagai satu sistem penyelenggaraan suatu instansi/unit kegiatan. Proses penyelenggaraan rekam medis dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, dilanjutkan dengan kegiatan pencatatan data medis pasien oleh dokter 1 atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada pasien (Depkes, 1997). Menurut Depkes (1997), suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien. Oleh karena itu, rekam medis harus diberi data yang cukup terperinci, sehingga dokter lain dapat mengetahui bagaimana pengobatan dan perawatan kepada pasien dan konsultan dapat memberikan pendapat yang tepat setelah dia memeriksanya ataupun dokter yang bersangkutan dapat memperkirakan kembali keadaan pasien yang akan datang dari prosedur yang telah dilaksanakan. Rekam medis sangat penting dalam mengemban mutu pelayanan medik yang diberikan oleh rumah sakit beserta staf mediknya. Menurut PP RI Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Standar Pelayanan Minimal adalah tolak ukur kinerja dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah. Pada Kepmenkes Nomor 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, terdapat empat indikator untuk pelayanan rekam medis salah satunya adalah waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan. Berdasarkan peraturan tersebut, standar waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan adalah ≤ 10 menit. Berdasarkan observasi pada tanggal 6 Februari 2015, rata-rata penyediaan rekam medis rawat jalan di RST dr. Soedjono Magelang adalah 44,34 menit. Rata-rata penyediaan rekam medis untuk masing-masing klinik 2 yaitu, klinik Bedah (56,89 menit), HD (56,44 menit), Interna (49,38 menit), Anak (47 menit), Syaraf (45,27 menit), Jantung (42,43 menit), Gigi (39,14 menit), Fisioterapi (38,37 menit), THT (34,38 menit), VIP (28 menit), Akupuntur (16 menit), Mata (13,25 menit), dan Paru (12 menit). Klinik Bedah dan HD menempati peringkat pertama dan kedua untuk penyediaan rekam medis rawat jalan terlama. Pelayanan untuk klinik Bedah mulai pukul sebelas siang, sehingga penyediaan rekam medis untuk klinik tersebut tidak menjadi prioritas utama bagi petugas filing. Selain itu, pelayanan hemodialisa pada klinik HD diutamakan terlebih dahulu dan penggabungan rekaman/catatan hasil HD ke rekam medis pasien dilakukan pada saat pelayanan sudah selesai. Oleh sebab itu, pendistribusian rekam medis untuk klinik HD juga tidak menjadi prioritas utama bagi petugas filing. Pada Tempat Penerimaan Pasien Rawat Jalan (TPPRJ), data pasien HD dikumpulkan terlebih dahulu. Setelah terkumpul banyak petugas TPPRJ akan meregistrasi dan menginput data pasien pada SIMRS. Oleh karena itu, petugas filing lebih mengutamakan pendistribusian rekam medis untuk klinik selain bedah dan HD. Klinik Interna menjadi klinik dengan waktu penyediaan rekam medis terlama yaitu 49,38 menit. Pada tahun 2014, klinik Interna merupakan klinik dengan pasien terbanyak yaitu 14.743. Selain itu, bangsal untuk pasien penyakit dalam terutama bangsal Seruni merupakan bangsal dengan jumlah pasien rawat inap terbanyak pada tahun 2014. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan diteliti waktu penyediaan rekam medis untuk klinik Interna. Apabila penyediaan berkas rekam medis berjalan lama dan berkas rekam medis tak kunjung sampai di klinik, dokter menuliskan hasil pemeriksaan 3 pasien pada lembar rawat jalan yang baru. Apabila berkas rekam medis tersebut sampai di klinik, maka lembar tersebut akan dimasukkan ke map rekam medis. Hal itu menyebabkan riwayat penyakit pasien tidak tersusun secara kronologis. Pendokumentasian yang kronologis sebaiknya dilakukan agar riwayat penyakit dan pelayanan yang diterima pasien berkesinambungan. Daftar riwayat penyakit pasien yang berkesinambungan dapat berguna pada saat pengambilan keputusan mengenai tindakan atau pengobatan yang mempertimbangkan riwayat penyakit. Pada beberapa kasus, lembar lepas pasien tidak disatukan dengan berkas rekam medis pasien dan disimpan secara terpisah. Menurut Azwar (1996), kepuasaan pasien terhadap pelayanan kesehatan juga ditentukan oleh kesinambungan pelayanan kesehatan. Karena kepuasan mempunyai hubungan yang erat dengan mutu pelayanan, maka aspek kesinambungan ini juga turut diperhitungkan sebagai salah satu syarat pelayanan kesehatan yang bermutu. Secara umum disebutkan, pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat berkesinambungan, dalam arti tersedia setiap saat, baik menurut waktu dan atau pun kebutuhan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, penyediaan rekam medis yang tepat waktu dan sesuai dengan SPM perlu diterapkan agar pelayanan terhadap pasien berkesinambungan dan mutu pelayanan terjamin. Menurut Hasibuan (2000), manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu canggihnya. Alat-alat canggih yang dimiliki perusahaan 4 tidak ada manfaatnya bagi perusahaan, jika peran aktif karyawan tidak diikutsertakan. Begitu pula dalam penyediaan rekam medis rawat jalan yang tidak akan bisa berjalan dengan cepat apabila petugas filing tidak berperan aktif. Menurut Hasibuan (2000), penempatan karyawan yang jauh di bawah kemampuannya ataupun di luar kemampuannya mengakibatkan moral kerja dan kedisiplinan karyawan rendah. Menurut Ali (2009), pendidikan memberi pengaruh signifikan terhadap kualitas, khususnya tingkat kemampuan tenaga kerja. Menurut Soewartoyo (2007), faktor lain yang perlu diperhatikan dalam melihat SDM adalah kemampuan berproduksi yang juga dipengaruhi oleh faktor pengalaman kerja dan keahlian seseorang. Kemampuan dan keahlian tenaga kerja tampaknya terkait dengan pengalaman dan pelatihan yang diperoleh seseorang. Jika faktor lamanya tenaga kerja bekerja termasuk pengertian on the job training maka bisa dikatakan bahwa korelasi antara pengalaman dan pengetahuan kerja berkorelasi terhadap produktivitas. Staf rekam medis yang bekerja di Seksi Pelayanan Medis RST dr. Soedjono terdiri dari 28 orang dan berasal dari berbagai latar belakang pendidikan. Pada bagian filing, terdapat lima orang petugas yang bertanggung jawab menyediakan rekam medis baik rawat inap maupun rawat jalan. Dua diantaranya adalah lulusan D-3 rekam medis sedangkan tiga orang lainnya adalah lulusan SMA dan SMK. Dengan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji dan menganalisis lebih dalam tentang kemampuan petugas filing dalam menyediakan rekam medis rawat jalan klinik Interna di RST dr. Soedjono Magelang. 5 B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan permasalahan: latar belakang di atas maka dapat ditarik suatu bagaimana analisis kemampuan petugas filing dalam menyediakan rekam medis rawat jalan Klinik Interna di RST dr. Soedjono Magelang? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui kemampuan petugas filing dalam menyediakan rekam medis rawat jalan klinik Interna di RST dr. Soedjono Magelang. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui kemampuan petugas filing dalam menyediakan rekam medis rawat jalan kinik Interna di RST dr. Soedjono Magelang. b. Mengetahui rata-rata waktu penyediaan berkas rekam medis rawat jalan klinik Interna di RST dr. Soedjono Magelang. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Praktis a. Aspek Pelayanan Dapat dijadikan bahan evaluasi waktu penyediaan berkas rekam medis rawat jalan klinik Interna agar sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). 6 b. Aspek Penelitian Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang berharga secara langsung. Hal tersebut dikarenakan peneliti dapat menerapkan teori yang peneliti peroleh dari institusi pendidikan di rumah sakit. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dalam mempelajari kemampuan petugas filing dalam menyediakan rekam medis rawat jalan di rumah sakit. b. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian serupa. Peneliti lain juga dapat menjadikan sebagai acuan dalam kelanjutan penelitian mengenai analisis kemampuan petugas filing dalam menyediakan rekam medis rawat jalan di rumah sakit. E. KEASLIAN PENELITIAN Berdasarkan pengetahuan peneliti, penelitian tentang “Analisis Kemampuan Petugas Filing dalam Menyediakan Rekam Medis Rawat Jalan klinik Interna di RST dr. Soedjono Magelang” belum pernah dilakukan. Namun beberapa penelitian yang hampir mendekati serupa pernah dilakukan, antara lain: 1. Inayati (2010), dengan judul “Analisis Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) Rekam Medis tentang Rekam Medis Elektronik (RME) di Rumah Sakit „Aisyiyah Kudus”. Bertujuan untuk mengetahui analisis kemampuan 7 SDM Rekam Medis (RM) tentang Rekam Medis Elektronik (RME) di Rumah Sakit „Aisyiyah Kudus. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif dengan rancangan cross sectional. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara kuesioner, wawancara dan studi pustaka. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber. Subjek penelitian 8 staf rekam medis, perwakilan divisi SDM, dan Teknisi Komputer. Hasil penelitiannya yaitu pendidikan SDM RM sebagian besar bukan berlatar belakang teknologi informasi akan tetapi keterampilan mengoperasikan komputer cukup baik, hal ini karena petugas mengikuti pelatihan pengolahan data, kursus komputer serta belajar secara otodidak. Pengetahuan petugas tentang RME sampai pada tahap tahu. Sistem informasi di Rumah Sakit „Aisyiyah sampai pada fase implementasi. Terdapat kekurangan dalam tahap menyiapkan software, software yang digunakan kurang komunikatif. Pengembangan software dilakukan oleh pihak luar. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Inayati adalah sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Kesamaan yang lain yaitu sama-sama mengkaji tentang kemampuan SDM. Perbedaan dengan penelitian ini sangat jelas terletak pada judul, tujuan dan lokasi serta rancangan penelitian. Selain itu, penelitian Inayati mengkaji kemampuan SDM Rekam medis tentang Rekam Medis Elektronik (EMR) sedangkan penelitian ini mengkaji tentang kemampuan petugas filing dalam menyediakan rekam medis rawat jalan klinik Interna. Penelitian Inayati menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data, sedangkan 8 pada penelitian ini tidak. Selain itu, penelitian ini menggunakan triangulasi teknik, sedangkan pada penelitian Inayati menggunakan triangulasi sumber. 2. Priyono (2011), dengan judul “Penyediaan Berkas Rekam Medis Rawat Jalan Pasien Lama ke Klinik Penyakit Dalam berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Rumah Sakit Jogja”. Bertujuan untuk mengetahui rata-rata waktu penyediaan berkas rekam medis dan prosentase keterlambatan penyediaan berkas rekam medis ke klinik dalam antara Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan pelaksanaan, proses penyediaan berkas rekam medis serta faktor-faktor yang memengaruhi keterlambatan dalam penyediaan berkas rekam medis ke klinik penyakit dalam. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif dengan rancangan cross sectional. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitiannya yaitu rata-rata waktu untuk penyediaan berkas rekam medis ke klinik penyakit dalam di Rumah Sakit Jogja adalah 28,39 menit, dan prosentase keterlambatan penyediaan berkas rekam medis dengan standar pelayanan minimal 15 menit diperoleh 85,90% dan ketepatan 14,10%. Tingginya angka keterlambatan berkas rekam medis tersebut disebabkan oleh faktor-faktor: tidak diketemukannya berkas rekam medis di dalam rak penyimpanan, sarana dan fasilitas fisik ruangan penyimpanan serta sumber daya manusia. 9 Persamaan penelitian ini dengan penelitian Priyono adalah sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Kesamaan yang lain yaitu sama-sama mengkaji tentang waktu penyediaan berkas rekam medis rawat jalan sampai ke poliklinik penyakit dalam berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Selain itu, cara pengumpulan data penelitian ini dan penelitian Priyono juga sama yaitu dengan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Perbedaan dengan penelitian ini sangat jelas terletak pada judul, tujuan dan lokasi. Selain itu, penelitian Priyono menggunakan triangulasi sumber untuk menguji keabsahan datanya sedangkan pada penelitian ini menggunakan triangulasi teknik. penelitian ini mengkaji kemampuan petugas filing sedangkan penelitian Priyono tidak. 3. Winarni (2013), dengan judul “Penyediaan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Berdasakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta”. Bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penyediaan berkas rekam medis pasien rawat jalan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Hasil penelitiannya rata-rata kecepatan dalam penyediaan berkas rekam medis pasien rawat jalan adalah 14,52 menit dan prosentase keterlambatan 76,76% tepat waktu 23,23% dan faktor-faktor yang memengaruhinya adalah faktor machine (alat), man (manusia), method (cara), environment (lingkungan). Metode yang digunakan deskriptif kualitatif dengan rancangan cross sectional. Data diperoleh dengan cara observasi dan wawancara. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber. 10 Persamaan penelitian ini dengan penelitian Winarni (2013) yaitu samasama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Kesamaan yang lain yaitu sama-sama mengkaji tentang penyediaan berkas rekam medis pasien rawat jalan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Perbedaan dengan penelitian ini sangat jelas terletak pada judul, tujuan dan lokasi. Penelitian ini mengkaji kemampuan petugas filing dalam menyediakan rekam medis rawat jalan secara lebih mendalam. Selain itu, penelitian ini menggunakan triangulasi teknik untuk menguji keabsahan datanya sedangkan penelitian Winarni menggunakan triangulasi sumber. F. GAMBARAN UMUM RST DR. SOEDJONO MAGELANG BERDASARKAN BUKU PROFIL RUMAH SAKIT TK.II 04.05.01 DR. SOEDJONO MAGELANG TAHUN 2014 1. Profil RST dr. Soedjono Magelang Rumkit Tk.II dr. Soedjono Magelang sebagai Rumah Sakit TNI-AD dan pusat layanan rujukan kesehatan Angkatan Darat di wilayah Kodam IV/ Diponegoro dalam perjalanannya telah banyak mengalami perkembangan dan pencapaian yang cukup pesat. Sejak saat didirikan sampai dengan tahun 1986 kondisi bangunan rumah sakit tidak banyak mengalami perubahan ataupun penambahan bangunan. Kalaupun ada sifatnya hanya pemeliharaan/ perbaikan bangunan yang ada. Namun, sejak 20 tahun terakhir tepatnya era tahun 2000 hingga sekarang, Rumkit Tk II 04.05.01 dr. Soedjono telah mengalami perkembangan dan pencapaian yang sangat pesat. 11 Tahun 2011 terdapat penambahan bangunan baru yaitu gedung ICU dengan kapasitas 12 tempat tidur yang merupakan bantuan hibah dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang pengoperasionalannya secara resmi digunakan bulan April Tahun 2012, serta perbaikan ruang rawat inap Taruna pada tahun 2012. Tahun 2013 hingga tahun 2014 telah diperbaikinya sarana dan prasarana pendukung pelayanan rumah sakit, diantaranya pemasangan paving lapisan tenis, bangunan pagar lapangan tenis, pengeramikan ruang dan dinding luar kantor staf, pengadaan pintu kamar mandi ruang Edelweis, IGD dan Dahlia, pengecatan bertahap seluruh ruangan, pengeramikan dinding ruang HD, pembangunan ruang tunggu poliklinik, pembangunan kantor PPBP-AD, pembangunan tempat loundry, penambahan AC (Air Conditioner), pembuatan taman depan rumah sakit dan lain-lain. Semuanya bertujuan agar pelayanan kesehatan yang diberikan di Rumkit Tk II dr. Soedjono dapat dilaksanakan secara maksimal. 2. Visi, Misi, Motto dan Tujuan RST dr. Soedjono Rumkit Tk.II dr. Soedjono Magelang mempunyai visi, misi, moto dan tujuan sebagai berikut : a. Visi Menjadi rumah sakit kebanggaan setiap prajurit. b. Misi 1) Melaksanakan fungsi rujukan rumah sakit di jajaran Kodam IV/ Diponegoro. 12 2) Meningkatkan mutu pelayanan spesialis sesuai dengan standar rumah sakit tingkat II. 3) Memiliki sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang cukup memadai secara kualitas maupun kuantitas. c. Motto Senyum, Sapa, Sentuh, Sembuh (S4). d. Tujuan Terciptanya derajat kesehatan yang tinggi bagi prajurit TNI, PNS dan keluarganya serta masyarakat pada umumnya. 3. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia Rumah Sakit Tk. II 04.05.01 dr. Soedjono Magelang sampai dengan Desember 2014 sejumlah 608 orang dengan rincian: a. Tenaga Medis : 47 1) Dokter umum : 21 2) Dokter gigi :4 3) Dokter ahli : 22 b. Tenaga Para Medis : 252 c. Tenaga Non Paramedis : 309 Kualitas sumber daya manusia senantiasa ditingkatkan, agar tercapai kualitas yang optimal dengan cara pelatihan, pendidikan, studi banding dan lain-lain. 13 4. Performance RST dr. Soedjono Magelang Tabel 1. Data Performance RST dr. Soedjono Magelang Tahun 2012 – 2014 No Indikator 1 BOR 2 ALOS 3 2012 2013 2014 60,82 53,05 57 5 4,79 5 TOI 2,5 3,18 3 4 BTO 57,2 53,6 56 5 NDR 14,99 18,02 23,7 6 GDR 31,64 34,15 38,9 Sumber: Profil Rumah Sakit Tk.II 04.05.01 dr. Soedjono Magelang Tahun 2014 Tabel 2. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan RST dr. Soedjono Magelang Tahun 2014 No 1 2 3 Poliklinik Poliklinik Gigi Poliklinik Interna Poiliklinik Bedah f 3.569 14.743 10.109 4 Poliklinik Obsgin 1.493 5 Poliklinik Anak 1.437 6 7 8 9 10 11 12 13 14 17 18 Poliklinik Mata Poliklinik THT Poliklinik Jantung Poliklinik Paru Poliklinik Syaraf Poliklinik Kulit Poliklinik Jiwa Poli Eksekutif HD Akupuntur Fisioterapi Jumlah 5.182 3.556 7.784 6.574 7.669 3.179 263 1.441 6.867 186 4.259 74.052 Sumber: Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Jalan RST dr. Soedjono Magelang 14 Tabel 3. Jumlah Pasien Rawat Inap Tahun 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Bangsal F R. Anggrek 1286 Bougenville 2019 Cempaka 490 Edelweis 2402 Flamboyan 1608 Melati 1262 Mawar 14 Seruni 3357 Nusa Indah 594 Dahlia 537 ICU 819 Jumlah 14388 Sumber: Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap Tahun 2014 Tabel 4. Jumlah Tempat Tidur RST dr. Soedjono Magelang Kelas Ruang Non Kelas Anggrek I II 4 Bougenville 4 II UTAMA 12 14 f 20 43 22 Edelweis 22 25 Nusa Indah Dahlia 6 45 10 10 9 17 Melati 8 9 7 32 20 Mawar Seruni Taruna 43 Cempaka Flamboyan VIP 8 5 2 ICU 10 f 29 3 8 58 60 2 38 85 28 102 Hemodialisa 9 18 12 8 289 24 Sumber: Profil Rumah Sakit Tk.II 04.05.01 dr. Soedjono Magelang Tahun 2014 15 5. Fasilitas Pelayanan di RST dr. Seodjono Magelang a. Rawat Jalan 1) Klinik Umum 2) Klinik Gigi dan Mulut 3) Klinik Penyakit Dalam 4) Klinik Bedah Umum, Orthopedi, Bedah saraf, dan Bedah Urologi 5) Klinik Anak 6) Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan 7) Klinik Kulit dan Kelamin 8) Klinik Paru 9) Klinik Mata 10) Klinik THT 11) Klinik Syaraf 12) Klinik Jiwa 13) Klinik Rehab Medik 14) Klinik Jantung 15) Klinik Psikologi 16) Klinik Khusus 17) Klinik Akupunktur 18) Klinik Psikologi 19) Klinik Gizi b. Rawat Inap 1) Ruang Anggrek 2) Ruang Bougenville 3) Ruang Cempaka 16 4) Ruang Edelweis 5) Ruang Dahlia 6) Ruang Nusa Indah 7) Ruang Flamboyan 8) Ruang Melati 9) Ruang Mawar 10) Ruang Seruni 11) ICU/ ICCU c. Penunjang Diagnostik 1) Laboratorium 2) Radiologi 3) Spirometry 4) USG 5) EKG 6) CT Scan 7) Tread mill 8) Endoscopi d. Hemodialisa e. Fisiotherapi f. Instalasi Farmasi g. Penunjang Umum 1) Instalasi Gizi 2) Loundry 3) Pemulasaraan Jenazah h. IGD 24 jam 17