BAB VI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI WISATAWAN DOMESTIK DAN WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP TINGKAT PELANGGARAN ATURAN LOKAL 6.0 Pendahuluan Aturan lokal yang ada di Gili Trawangan merupakan aturan lokal yang dibuat masyarakat Gili Trawangan untuk melindungi Gili Trawangan dari perilaku negatif wisatawan mancanegara dan domestik yang dapat merusak lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan. Tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi yang berbeda dari wisatawan mancanegara dan domestik dapat menimbulkan kendala yang berbeda pada aturan lokal untuk mengatur perilaku wisatawan. Hubungan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan dengan tingkat pelanggaran yang terjadi pada aturan lokal dapat menunjukan aturan lokal dapat tersampaikan dengan baik atau tidak pada wisatawan serta dapat menunjukan efektivitas aturan lokal untuk mengatur perilaku wisatawan mancanegara dan domestik. Pada bab ini dipilih aturan lokal yang memiliki jumlah pelanggaran tertinggi dan jumlah pelanggaran terendah dihubungkan dengan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan untuk efektivitas aturan lokal tersebut mengatur perilaku wisatawan mancanegara dan domestik. Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran terendah pada wisatawan mancanegara dan domestik merupakan awig-awig nomor 4, yaitu aturan mengenai larangan melakukan tindak kriminal. Aturan lokal dengan tingkat pelanggaran terendah ini. Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi dibagi menjadi dua bagian, yaitu aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada wisatawan mancanegara dan aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada wisatawan domestik. Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada wisatawan mancanegara merupakan awig-awig nomor 1, yaitu aturan mengenai larangan memakai bikini atau pakaian renang di kawasan penduduk. Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada wisatawan domestik merupakan awigawig nomor 9, yaitu aturan mengenai zona khusus menyelam. 34 6.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pemahaman dan Implementasi Wisatawan Mancanegara Terhadap Awig-awig dengan Tingkat Pelanggaran Terendah Wisatawan mancanegara yang datang ke Gili Trawangan merupakan wisatawan mancanegara yang datang berkunjung ke Indonesia khususnya yang datang berwisata ke Gili Trawangan. Wisatawan mancanegara yang datang ke Gili Trawangan membawa budaya yang berbeda. Aturan lokal dalam sebuah masyarakat dibuat dengan tujuan menyampaikan pesan yang berasal dari budaya lokal kepada budaya yang berbeda. Perlunya mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan mancanegara pada awigawig dengan tingkat pelanggaran terendah. Hubungan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan mancanegara terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4 dapat menunjukan sejauh mana aturan lokal efektif melindungi lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan. Apabila tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan mancanegara terhadap aturan tersebut tergolong tinggi, maka kecil kemungkinan kedatangan wisatawan menyebabkan lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan menjadi terganggu, tetapi apabila tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan mancanegara tergolong rendah dan tingkat pelanggaran tergolong tinggi, maka besar kemungkinan lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan menjadi terganggu. Persentase responden dapat dilihat pada tabel 6.1. Tabel 6.1 Persentase Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pemahaman dan Implementasi Wisatawan Mancanegara Terhadap Tingkat Pelanggaran Awig-awig nomor 4 Pengetahuan Pemahaman Jenis peraturan Implementasi awig-awig nomor Rendah Tinggi Rendah Tinggi Ya Tidak 4 (%) (%) (%) (%) (%) (%) Melakukan tindak kriminal 0 0 0 0 0 0 Tidak melakukan tindak kriminal 10 90 22 78 100 0 Sumber : Data Primer diolah, 2012 35 Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.1 menunjukan hubungan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan mancanegara dengan tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4 mengenai larangan melakukan tindak kriminal. Data yang diperoleh menunjukan bahwa 10 persen wisatawan mancanegara mempunyai tingkat pengetahuan dan tingkat pelanggaran yang rendah terhadap awig-awig nomor 4. Awig-awig nomor 4 yang mempunyai tingkat pelanggaran terendah ini menunjukan sangat efektif mengatur perilaku wisatawan mancanegara karena dari 10 persen wisatawan mancanegara yang mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah tidak ada yang melakukan pelanggaran atas awig-awig nomor 4, hal ini dapat disebabkan karena wisatawan mancanegara mempunyai kebutuhan yaitu berupa sebuah rasa aman dalam melakukan kegiatan wisata sehingga mereka memiliki kesadaran untuk menjaga Gili Trawangan tetap aman dari tindak kriminal sehingga mereka dapat melakukan kegiatan wisata dengan rasa aman dan nyaman. Sebanyak 90 persen wisatawan mancanegara mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi dan mempunyai tingkat pelanggaran yang rendah mengenai awig-awig nomor 4. Wisatawan mancanegara yang mengetahui aturan awig-awig nomor 4 mempunyai kesadaran menjaga keamanan Gili Trawangan, sanksi yang mereka ketahui mengenai akibat melanggar awig-awig nomor 4 menjadi faktor pemicu mereka tidak melanggar aturan awig-awig nomor 4 karena sanksinya yang cukup berat. Sanksi yang cukup berat menjadi pemicu rendahnya tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4. Pengetahuan mereka yang tinggi mengenai awig-awig nomor 4 berserta sanksinya yang cukup berat dan kebutuhan mereka akan rasa aman di Gili Trawangan menjadi pemicu mereka tidak melanggar awig-awig nomor 4. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan wisatawan mancanegara terhadap jumlah pelanggaran awig-awig nomor 4. Semakin tinggi jumlah pengetahuan wisatawan mancanegara terhadap awig-awig nomor 4, maka semakin rendah pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4. Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.1 menunjukan hubungan tingkat pemahaman wisatawan mancanegara terhadap jumlah pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4 mengenai larangan melakukan tindak kriminal. Data 36 yang diperoleh menunjukan bahwa 22 persen wisatawan mancanegara mempunyai tingkat pemahaman yang rendah tetapi mempunyai tingkat pelanggaran yang rendah terhadap awig-awig nomor 4. Wisatawan mancanegara yang kurang memahami aturan lokal awig-awig nomor 4 ternyata tidak ikut melanggar aturan lokal awig-awig nomor 4. Tanpa harus memahami alasan dibuatnya aturan tersebut wisatawan mancanegara sudah mempunyai kesadaran untuk menjaga keamanan Gili Trawangan. Kebutuhan mereka akan rasa aman menjadi alasan mengapa mereka tidak melanggar aturan awig-awig nomor 4 tanpa mereka harus memahami lebih dalam mengenai aturan lokal tersebut. Sebanyak 78 persen wisatawan mancanegara mempunyai tingkat pemahaman yang tinggi dan mempunyai tingkat pelanggaran yang rendah mengenai awig-awig nomor 4. Wisatawan yang memahami awig-awig nomor 4 cenderung tidak melakukan pelanggaran terhadap aturan tersebut. Tingkat pemahaman wisatawan mancanegara yang tinggi mengenai alasan dibuatnya aturan lokal awig-awig nomor 4 dan sanksi awig-awig nomor 4 menyebabkan wisatawan mancanegara tidak melanggar dan patuh terhadap awig-awig nomor 4. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang responden (MS/36 tahun) “…sanksi bila kita melakukan tindak kriminal di Gili Trawangan sangat berat yaitu diarak keliling pulau dan dipukuli hingga tidak mati lalu dilarang masuk ke Gili Trawangan…” Terdapat hubungan antara tingkat pemahaman wisatawan mancanegara terhadap jumlah pelanggaran awig-awig nomor 4. Semakin tinggi tingkat pemahaman wisatawan mancanegara terhadap awig-awig nomor 4, maka semakin rendah jumlah pelanggaran yang terjadi terhadap awig-awig nomor 4. Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.1 menunjukan hubungan tingkat implementasi wisatawan mancanegara terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4 mengenai larangan melakukan tindak kriminal. Data yang diperoleh menunjukan bahwa 100 persen wisatawan mancanegara mempunyai tingkat implementasi yang tinggi dan jumlah pelanggaran yang rendah terhadap awig-awig nomor 4. Seluruh wisatawan mancanegara 37 mempunyai tingkat implementasi yang tinggi terhadap awig-awig nomor 4. Kesadaran wisatawan mancanegara untuk menjaga keamanan lingkungan Gili Trawangan dan kebutuhan rasa aman wisatawan mancanegara selama melakukan kegiatan wisata menjadi salah satu alasan mengapa wisatawan mancanegara 100 persen mengimplementasikan awig-awig nomor 4. Sanksi yang cukup berat dari awig-awig nomor 4 menjadi salah satu faktor penyebab awig-awig nomor 4 mempunyai tingkat implementasi yang tinggi dan tingkat pelanggaran yang rendah. Awig-awig nomor 4 dapat dikatakan menempati tingkatan norma paling tinggi yaitu tingkatan norma adat istiadat, tingkatan norma adat istiadat merupakan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat. Aturan awig-awig nomor 4 merupakan aturan yang sudah sangat tertanam di dalam adat istiadat masyarakat Gili Trawangan dan wisatawan mancanegara dapat melihat bahwa aturan tersebut sangat penting bagi Gili Trawangan. Terdapat hubungan antara tingkat implementasi wisatawan mancanegara terhadap jumlah pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4. Semakin tinggi tingkat implementasi wisatawan mancanegara terhadap awig-awig nomor 4, maka semakin rendah jumlah pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4. 6.2 Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pemahaman dan Implementasi Wisatawan Domestik Terhadap Awig-awig dengan Tingkat Pelanggaran Terendah Wisatawan domestik yang datang ke Gili Trawangan merupakan wisatawan lokal yang berasal dari Indonesia yang datang berwisata ke Gili Trawangan. Wisatawan domestik datang ke Gili Trawangan dengan budaya yang cukup berbeda tetapi tidak jauh berbeda dengan budaya lokal yang ada di Gili Trawangan. Aturan lokal dibentuk berdasarkan aturan-aturan Islam yang sebagian besar penduduk di Gili Trawangan menganut agama Islam dan Indonesia juga merupakan negara Islam, maka dapat dikatakan nilai norma dan budaya wisatawan domestik tidak terlalu jauh berbeda dengan masyarakat Gili Trawangan. Perlunya mengetahui tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan domestik terhadap aturan lokal yang ada di Gili Trawangan, serta mengetahui hubungan antar ketiganya dengan tingkat 38 pelanggaran yang terjadi pada awig-awig dengan tingkat pelanggaran terendah, yaitu awig-awig nomor 4. Hubungan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4 dapat menunjukan sejauh mana aturan lokal efektif melindungi lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan. Apabila tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan domestik terhadap aturan tersebut tergolong tinggi, maka kecil kemungkinan kedatangan wisatawan menyebabkan lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan menjadi terganggu, tetapi apabila tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan domestik tergolong rendah dan jumlah pelanggaran tergolong tinggi, maka besar kemungkinan lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan menjadi terganggu. Persentase responden dapat dilihat pada tabel 6.2. Tabel 6.2 Persentase Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pemahaman dan Implementasi Wisatawan Domestik Terhadap Tingkat Pelanggaran Awig-awig nomor 4 Jenis peraturan awig‐awig nomor 4 Melakukan tindak kriminal Tidak melakukan tindak kriminal Pengetahuan Rendah Tinggi (%) (%) Pemahaman Rendah Tinggi (%) (%) Implementasi Ya Tidak (%) (%) 0 0 0 0 0 0 0 100 33 67 100 0 Sumber : Data Primer diolah, 2012 Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.2 menunjukan hubungan tingkat pengetahuan wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4 mengenai larangan melakukan tindak kriminal. Data yang diperoleh menunjukan bahwa 100 persen wisatawan domestik mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi dan tingkat pelanggaran yang rendah terhadap awig-awig nomor 4. Aturan awig-awig nomor 4 cukup diketahui wisatawan domesik sehingga wisatawan domestik tidak melakukan pelanggaran kepada aturan awigawig nomor 4 demi menjaga keamanan Gili Trawangan. 39 Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran awig-awig nomor 4. Semakin tinggi tingkat pengetahuan wisatawan domestik terhadap awig-awig nomor 4, maka semakin rendah jumlah pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4. Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.2 menunjukan hubungan antara tingkat pemahaman wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4, yaitu aturan mengenai larangan melakukan tindak kriminal. Data yang diperoleh menunjukan bahwa 33 persen wisatawan domestik mempunyai tingkat pemahaman yang rendah dan pelanggaran yang rendah terhadap awig-awig nomor 4. Wisatawan domestik yang mempunyai tingkat pemahaman yang rendah tetapi tetap tidak melanggar awig-awig nomor 4 dikarenakan mereka mempunyai kesadaran untuk tetap menjaga Gili Trawangan agar tetap aman dan jauh dari tindak kriminal selain itu wisatawan domestik membutuhkan rasa aman dalam melakukan kegiatan wisata di Gili Trawangan, sehingga secara tidak langsung wisatawan domestik melaksanakan aturan tanpa memahami alasan dibuatnya aturan tersebut. Sebanyak 67 persen wisatawan domestik mempunyai tingkat pemahaman yang tinggi dan mempunyai tingkat pelanggaran yang rendah mengenai awigawig nomor 4. Wisatawan domestik yang memahami awig-awig nomor 4 cenderung tidak melakukan pelanggaran terhadap aturan tersebut. Wisatawan domestik yang paham mengenai aturan lokal awig-awig nomor 4 dan alasan mengapa aturan tersebut dibuat menyebabkan wisatawan domestik lebih mengerti lebih dalam mengenai filosofi aturan tersebut dibuat dan membuat mereka mengambil sikap untuk tidak melanggar awig-awig nomor 4. Terdapat hubungan antara tingkat pemahaman wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran awig-awig nomor 4. Semakin tinggi tingkat pemahaman wisatawan domestik terhadap awig-awig nomor 4, maka semakin rendah tingkat pelanggaran terhadap awig-awig nomor 4. Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.2 menunjukan hubungan tingkat implementasi wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4 mengenai larangan melakukan tindak kriminal. Data yang diperoleh menunjukan bahwa 100 persen wisatawan domestik mempunyai tingkat 40 implementasi yang tinggi dan jumlah pelanggaran yang rendah terhadap awigawig nomor 4. Awig-awig nomor 4 dapat dikatakan menempati tingkatan norma paling tinggi yaitu tingkatan norma adat istiadat, tingkatan norma adat istiadat merupakan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat. Aturan awig-awig nomor 4 merupakan aturan yang sudah sangat tertanam di dalam adat istiadat masyarakat Gili Trawangan dan wisatawan domestik dapat melihat bahwa aturan tersebut sangat penting bagi Gili Trawangan. Terdapat hubungan antara tingkat implementasi wisatawan domestik terhadap jumlah pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4. Semakin tinggi tingkat implementasi wisatawan domestik terhadap awig-awig nomor 4, maka semakin rendah jumlah pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4. 6.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pemahaman dan Implementasi Wisatawan Mancanegara Terhadap Awig-awig dengan Tingkat Pelanggaran Tertinggi Pada Wisatawan Mancanegara Wisatawan mancanegara yang datang ke Gili Trawangan merupakan wisatawan mancanegara yang datang berkunjung ke Indonesia khususnya yang datang berwisata ke Gili Trawangan. Wisatawan mancanegara yang datang ke Gili Trawangan membawa budaya berbeda dengan budaya Indonesia. Perbedaaan budaya inilah yang terkadang menjadi persoalan. Aturan lokal dalam sebuah masyarakat dibuat dengan tujuan menyampaikan hal-hal yang berasal dari budaya lokal kepada orang-orang dari budaya yang berbeda. Perlunya mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan mancanegara terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada aturan lokal awigawig nomor 1 yang ada di Gili Trawangan. Awig-awig nomor 1 merupakan awigawig dengan tingkat pelanggaran tertinggi pada wisatawan mancanegara diantara awig-awig yang lainnya. Hubungan antara tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan mancanegara terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awigawig nomor 1 dapat menunjukan sejauh mana aturan lokal efektif melindungi lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan. Apabila tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan mancanegara terhadap aturan tersebut 41 tergolong tinggi, maka kecil kemungkinan kedatangan wisatawan mancanegara menyebabkan lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan menjadi terganggu, tetapi apabila tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan mancanegara tergolong rendah dan tingkat pelanggaran tergolong tinggi, maka besar kemungkinan lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan menjadi terganggu. Persentase responden dapat dilihat pada tabel 6.3. Tabel 6.3 Persentase Hubungan Tingkat Pengetahuan Wisatawan Mancanegara Terhadap Tingkat Pelanggaran Awig-awig Nomor 1 Jenis peraturan awig‐awig nomor 1 Memakai bikini atau pakaian renang di kawasan penduduk Tidak memakai bikini atau pakaian renang di kawasan penduduk Pengetahuan Rendah Tinggi (%) (%) Pemahaman Rendah Tinggi (%) (%) Implementasi Ya Tidak (%) (%) 13 20 13 20 0 33 33 34 57 10 67 0 Sumber : Data Primer diolah, 2012 Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.3 menunjukan hubungan antara tingkat pengetahuan wisatawan mancanegara terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 1 mengenai larangan memakai bikini atau pakaian renang di pemukiman penduduk. Awig-awig nomor 1 yang mempunyai tingkat pelanggaran tertinggi pada wisatawan mancanegara ini menunjukan kurang efektif mengatur perilaku wisatawan mancanegara, karena terdapat 20 persen wisatawan mancanegara yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi tetap melakukan pelanggaran atas awig-awig nomor 1. Sebanyak 33 persen wisatawan mancanegara mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah, tetapi tidak melanggar awig-awig nomor 1. Wisatawan mancanegara yang kurang mengetahui aturan nomor 1 tetap tidak melanggar awig-awig nomor 1, hal ini dikarenakan terdapat perbedaan budaya dan kebiasaan antara masyarakat lokal dengan wisatawan mancanegara. Kebutuhan wisatawan mancanegara yang datang berkunjung ke Gili Trawangan untuk melakukan 42 kegiatan wisata dan kebiasaan mereka yang menganggap bahwa berpakaian renang atau bikini itu merupakan hal yang wajar dilakukan dalam kegiatan wisata membuat mereka sulit menerapkan peraturan yang berlaku. Rasa keinginan wisatawan mancanegara untuk menghormati aturan berbenturan dengan kebutuhan serta kebiasaan wisatawan mancanegara. Seperti yang dikatakan salah satu responden wisatawan mancanegara (TM/45 tahun) “…saya mengetahui aturan-aturan yang ada di Gili Trawangan. Tetapi saya terkadang tidak mengerti mengapa aturan lokalnya seperti itu. Latar belakang pemikiran kami dan mereka berbeda dari segi budaya dan kebiasaan, apa yang kami pikirkan belum tentu seperti yang mereka pikirkan…” Sebanyak 33 persen wisatawan mancanegara yang memiliki tingkat pengetahuan yang rendah tetapi tidak melanggar aturan awig-awig nomor 1, rasa penghargaan mereka terhadap budaya dan aturan lokal menjadi penyebab mereka tidak ikut melanggar aturan lokal awig-awig nomor 1, karena mereka sangat menghargai budaya masyarakat lokal. Seperti yang di katakana salah satu responden wisatawan mancanegara (STP/22 tahun) “….kalau kita berada di negara muslim kita harus menghargai mereka apapun alasannya dari aturan yang mereka buat, walaupun aturan tersebut kurang masuk akal dan tidak kami mengerti tetapi tetap harus dijalani karena kita sedang berada di negeri orang, bukan negeri kita sendiri, jangan sampai kita merusak kebudayaan mereka. Harus tetap menghormati…” Sebanyak 13 persen wisatawan mancanegara yang mempunyai tingkat pengetahuan rendah dan mempunyai tingkat pelanggaran yang tinggi. Sebanyak 34 persen wisatawan mancanegara mempunyai tingkat pengetahuan tinggi dan tidak melanggar aturan awig-awig nomor 1. 43 Terdapat hubungan tingkat pengetahuan wisatawan mancanegara terhadap tingkat pelanggaran awig-awig nomor 1. Semakin tinggi tingkat pengetahuan wisatawan mancanegara terhadap awig-awig nomor 1, maka semakin rendah tingkat pelanggaran terhadap awig-awig nomor 1. Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.3 menunjukan hubungan tingkat pemahaman wisatawan mancanegara terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 1 mengenai larangan memakai bikini atau pakaian renang di kawasan pemukiman penduduk. Data yang diperoleh menunjukan bahwa 13 persen wisatawan mancanegara mempunyai tingkat pemahaman rendah dan melanggar aturan awig-awig nomor 1. Sebanyak 20 persen wisatawan mancanegara mempunyai tingkat pemahaman yang tinggi tetapi melanggar awig-awig nomor 1. Perbedaan budaya menjadi penyebab wisatawan mancanegara yang memahami latar belakang aturan lokal awig-awig nomor 1 tetap melanggar awig-awig nomor 1. Wisatawan mancanegara paham mengenai budaya serta aturan lokal yang ada dan mereka mengetahui apa yang seharusnya dilakukan untuk menghormati aturan lokal, tetapi kebiasaan dan kebutuhan wisatawan mancanegara mengalahkan rasa penghormatan mereka terhadap budaya masyarakat lokal yang menjadi salah satu penyebab wisatawan mancanegara tersebut tetap melanggar aturan lokal awigawig nomor 1. Seperti yang dikatakan salah satu responden wisatawan mancanegara (JH/16 tahun) “….saya berlibur ke Gili Trawangan untuk bersenang-senang dan berlibur. Selama tidak ditegur dan tidak dilarang kami akan terus melakukan hal yang menurut kami hal biasa dan menyenangkan..” Sebanyak 57 persen wisatawan mancanegara yang mempunyai tingkat pemahaman yang rendah tetapi tidak melanggar aturan awig-awig nomor 1. Terdapat 57 persen wisatawan mancanegara yang mempunyai tingkat pemahaman rendah tetapi tidak melanggar awig-awig nomor 1. Wisatawan mancanegara tidak terlalu paham mengenai aturan awig-awig nomor 1, tetapi wisatawan mancanegara tetap menghormati masyarakat Gili Trawangan yang mayoritas 44 muslim dengan tidak memakai bikini atau pakaian renang di kawasan penduduk sehingga tetap menjaga kenyamanan lingkungan masyarakat lokal. Wisatawan mancanegara yang mempunyai tingkat pemahaman yang tinggi dan tidak melanggar awig-awig nomor 1 sebesar 10 persen. kurang terdapat hubungan tingkat pemahaman wisatawan mancanegara terhadap tingkat pelanggaran awig-awig nomor 1. Semakin tinggi tingkat pemahaman wisatawan mancanegara terhadap awig-awig nomor 1, tidak menjamin semakin tinggi tingkat pelanggaran yang terhadap awig-awig nomor 1, karena dengan rendahnya tingkat pemahaman, wisatawan mancanegara dapat tetap tidak melanggar aturan lokal awig-awig nomor 1. Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.3 menunjukan hubungan tingkat implementasi wisatawan mancanegara terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 1 mengenai larangan memakai bikini atau pakaian renang di pemukiman penduduk. Data yang diperoleh menunjukan bahwa 67 persen wisatawan mancanegara mengimplementasikan aturan awig-awig nomor 1 dan sebanyak 33 persen wisatawan mancanegara tidak mengimplementasikan aturan lokal awig-awig nomor 1. Cukup besarnya persentase wisatawan mancanegara yang melanggar awig-awig nomor 1 dapat disebabkan oleh perbedaan budaya wisatawan mancanegara dengan masyarakat lokal yang menjadi salah satu kendala pada penyampaian pesan aturan lokal awig-awig nomor 1. Sanksi yang kurang berat pada awig-awig nomor 1 menjadi salah satu faktor penyebab awigawig nomor 1 mempunyai tingkat pelanggaran yang cukup tinggi bagi wisatawan mancanegara. Awig-awig nomor 1 dapat dikatakan menempati tingkatan norma paling rendah yaitu tingkatan norma cara (usage) , tingkatan norma cara (usage) merupakan suatu bentuk perbuatan yang dilakukan individu dalam suatu masyarakat tetapi tidak secara terus menerus. Aturan awig-awig nomor 1 merupakan aturan yang belum terlalu tertanam di adat istiadat masyarakat Gili Trawangan dan wisatawan mancanegara, sehingga dapat dilihat bahwa bila wisatawan mancanegara melanggar aturan tersebut masih dapat ditoleransi. Terdapat hubungan tingkat implementasi wisatawan mancanegara terhadap tingkat pelanggaran awig-awig nomor 1. Semakin tinggi tingkat 45 implementasi wisatawan mancanegara terhadap awig-awig nomor 1, maka semakin rendah tingkat pelanggaran awig-awig nomor 1. 6.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pemahaman dan Implementasi Wisatawan Domestik Terhadap Awig-awig dengan Tingkat Pelanggaran Tertinggi Wisatawan domestik yang datang ke Gili Trawangan merupakan wisatawan lokal yang berasal dari Indonesia yang datang berwisata ke Gili Trawangan. Wisatawan domestik datang ke Gili Trawangan dengan budaya yang cukup berbeda tetapi tidak jauh berbeda dengan budaya lokal yang ada di Gili Trawangan. Aturan lokal dibentuk berdasarkan aturan-aturan Islam yang sebagian besar penduduk di Gili Trawangan menganut agama Islam dan Indonesia juga merupakan negara Islam, maka dapat dikatakan nilai norma dan budaya wisatawan domestik tidak terlalu jauh berbeda dengan masyarakat Gili Trawangan. Perlunya mengetahui tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan domestik terhadap aturan lokal yang ada di Gili Trawangan, serta mengetahui hubungan antar ketiganya dengan tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig dengan tingkat pelanggaran tertinggi, pada wisatawan domestik yaitu awig-awig nomor 9. Hubungan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 9 dapat menunjukan sejauh mana aturan lokal efektif melindungi lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan. Apabila tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan domestik terhadap aturan tersebut tergolong tinggi, maka kecil kemungkinan kedatangan wisatawan menyebabkan lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan menjadi terganggu, tetapi apabila tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan domestik tergolong rendah dan jumlah pelanggaran tergolong tinggi, maka besar kemungkinan lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan menjadi terganggu. Persentase responden dapat dilihat pada tabel 6.4 46 Tabel 6.4 Persentase Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pemahaman dan Implementasi Wisatawan Domestik Terhadap Tingkat Pelanggaran Awig-awig nomor 9 Jenis peraturan awig‐awig nomor 9 Melanggar zona khusus menyelam Tidak melanggar zona khusus menyelam Pengetahuan Rendah Tinggi (%) (%) Pemahaman Rendah Tinggi (%) (%) Implementasi Ya Tidak (%) (%) 13 4 10 7 0 27 33 50 26 57 73 0 Sumber : Data Primer diolah, 2012 Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.4 menunjukan hubungan tingkat pengetahuan wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 9 mengenai aturan zona khusus menyelam. Data yang diperoleh menunjukan bahwa 13 persen wisatawan domestik mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah dan melanggar awig-awig nomor 9. Sebanyak 4 persen wisatawan domestik yang mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi tetapi melanggar awig-awig nomor 9. Tidak terlalu banyak wisatawan domestik yang datang ke Gili Trawangan yang mempunyai tujuan untuk melakukan kegiatan menyelam, sebagian besar dari wisatawan domestik yang datang hanya untuk menikmati wisata darat yang ada di Gili Trawangan sehingga wisatawan domestik kurang mengetahui zona khusus menyelam di Gili Trawangan. Rendahnya tingkat pengetahuan wisatawan domestik terhadap awig-awig nomor 9 menyebabkan 13 persen wisatawan domestik melanggar awig-awig nomor 9. Terdapat 4 persen wisatawan domestik yang mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap awig-awig nomor 9 tetapi melakukan pelanggaran terhadap awig-awig nomor 9. Wisatawan domestik yang mengetahui zona khusus menyelam dan melanggar aturan zona khusus menyelam dikarenakan kurangnya kepedulian 4 persen wisatawan domestik tersebut untuk menjalani awig-awig nomor 9. Sebanyak 33 persen wisatawan domestik yang mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah tetapi tidak melanggar awig-awig nomor 9, hal ini disebabkan wisatawan domestik yang datang ke Gili Trawangan sebagian besar 47 lebih memilih melakukan wisata darat dibandingkan wisata laut atau kegiatan menyelam. Sebanyak 50 persen wisatawan yang datang ke Gili Trawangan mempunyai pengetahuan yang tinggi dan tidak melanggar awig-awig nomor 9. Seperti yang dikatakan oleh salah satu responden (ASP/24 tahun) “…saya ke Gili Trawangan hanya untuk menikmati pantai dan foto-foto saja, saya tidak bisa diving atau menyelam sehingga saya tidak tau banyak mengenai aturan diving, apalagi zona-zona diving disini..” Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran awig-awig nomor 9. Semakin tinggi tingkat pengetahuan wisatawan domestik terhadap awig-awig nomor 9, maka semakin rendah jumlah pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 9. Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.4 menunjukan hubungan antara tingkat pemahaman wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 9, yaitu aturan mengenai zona khusus menyelam. Data yang diperoleh menunjukan bahwa 10 persen wisatawan domestik mempunyai tingkat pemahaman yang rendah dan melanggar awig-awig nomor 9. Sebanyak 7 persen wisatawan domestik mempunyai tingkat pemahaman yang tinggi tetapi melanggar awig-awig nomor 9. Sebanyak 7 persen wisatawan domestik yang memahami awig-awig nomor 9 tetapi melanggar awig-awig nomor 9 di karenakan kurangnya wujud kepedulian mereka terhadap zona khusus menyelam, selain itu kebutuhan mereka terhadap wisata darat membuat mereka tidak terlalu pedui dengan wisata laut dan tak ingin mengetahui banyak mengenai zonasi menyelam sehingga mempunyai potensi besar untuk melanggar. Wisatawan domestik yang mempunyai tingkat pemahaman yang rendah tetapi tidak melanggar awig-awig nomor 9 sebanyak 26 persen, hal ini membuktikan bahwa masih ada wisatawan domestik yang kurang memahami aturan tetapi masih mempunyai kepedulian terhadap zona khusus menyelam. Wisatawan domestik yang mempunyai tingkat pemahaman rendah tetapi tidak melanggar awig-awig nomor 9 merupakan wisatawan domestik yang merasa penting menjaga zonasi untuk melindungi lingkungan laut Gili Trawangan. 48 Sebanyak 57 persen wisatawan domestik yang memahami awig-awig nomor 9 dan tidak melanggar awig-awig nomor 9. Terdapat hubungan antara tingkat pemahaman wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran awig-awig nomor 9. Semakin tinggi tingkat pemahaman wisatawan domestik terhadap awig-awig nomor 9, maka semakin tinggi tingkat pelanggaran terhadap awig-awig nomor 9. Sebanyak 27 persen wisatawan domestik tidak mengimplementasikan dan melanggar awig-awig nomor 9 mengenai zonasi khusus menyelam, minat wisawatan domestik yang masih rendah terhadap edukasi kegiatan menyelam atau wisata bawah laut merupakan salah satu faktor penyebab wisatawan domestik tidak mengimplementasikan awig-awig nomor 9. Kepedulian wisatawan domestik yang rendah menjadi salah satu faktor pendukung atas pelanggaran awig-awig nomor 9. Sebanyak 73 persen wisatawan domestik mengimplementasikan awigawig nomor 9, karena sebagian besar dari mereka mempunyai rasa ingin tau dan tertarik terhadap zona khusus menyelam atau kegiatan menyelam. Awig-awig nomor 9 dapat dikatakan menempati tingkatan norma paling rendah yaitu tingkatan norma cara (usage), tingkatan norma cara (usage) merupakan suatu bentuk perbuatan yang dilakukan individu dalam suatu masyarakat tetapi tidak secara terus menerus. Aturan awig-awig nomor 9 merupakan aturan yang belum terlalu tertanam di dalam adat istiadat masyarakat Gili Trawangan dan wisatawan domestik, sehingga bila wisatawan domestik melanggar aturan tersebut masih dapat ditoleransi. 6.5 Efektivitas Kelembagaan Lokal Tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig dapat menggambarkan efektivitas awig-awig dalam mengatur perilaku wisatawan dan menjaga lingkungan Gili Trawangan. Terdapat awig-awig dengan tingkat pelaksanaan yang tinggi dan tidak terjadi pelanggaran yang dapat menyatakan bahwa awigawig tersebut sangat efektif mengatur perilaku wisatawan. Terdapat awig-awig dengan tingkat pelanggaran yang paling besar pada wisatawan mancanegara terdapat pada awig-awig nomor 1 mengenai larangan memakai bikini atau pakaian renang sebesar 33 persen dan awig-awig dengan tingkat pelanggaran paling besar 49 pada wisatawan domestik terdapat pada nomor 9 mengenai zona menyelam yaitu sebesar 27 persen. Tingkat pelanggaran yang terjadi masih di bawah 35 persen yang membuktikan bahwa awig-awig masih cukup efektif mengatur perilaku wisatawan. Dari seluruh wisatawan yang berkunjung kurang dari setengahnya masih mentaati aturan lokal yang ada di Gili Trawangan. Gili Trawangan masih terjaga keutuhannya karena aturan lokal yang ada cukup efektif mengatur perilaku wisatawan sehingga berdampak baik pada masyarakat dan lingkungan Gili Trawangan serta menjaga keselarasan dengan kegiatan wisata yang berjalan di Gili Trawangan. 6.6 Ikhtisar Terdapat hubungan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan domestik dan mancanegara terhadap pelanggaran awig-awig. Hubungan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan dengan tingkat pelanggaran yang terjadi pada aturan lokal dapat menunjukan efektivitas aturan lokal untuk mengatur perilaku wisatawan mancanegara dan domestik. Untuk menunjukan efektivitas dipilih aturan lokal yang memiliki jumlah pelanggaran tertinggi dan jumlah pelanggaran Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran terendah pada wisatawan mancanegara dan domestik merupakan awig-awig nomor 4, yaitu aturan mengenai larangan melakukan tindak kriminal. Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi dibagi menjadi dua bagian, yaitu aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada wisatawan mancanegara dan aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada wisatawan domestik. Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada wisatawan mancanegara merupakan awig-awig nomor 1, yaitu aturan mengenai larangan memakai bikini atau pakaian renang di kawasan penduduk. Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada wisatawan domestik merupakan awigawig nomor 9, yaitu aturan mengenai zona khusus menyelam. Awig-awig nomor 4 mengenai larangan melakukan tindak kriminal sangat efektif mengatur perilaku wisatawan mancanegara dan domestik karena tidak terjadi pelanggaran pada awig-awig nomor 4. Awig-awig nomor 4 dapat dikatakan menempati tingkatan norma paling tinggi yaitu tingkatan norma adat istiadat, tingkatan norma adat istiadat merupakan tata kelakuan yang paling tinggi 50 kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat. Aturan awigawig nomor 4 merupakan aturan yang sudah sangat tertanam di dalam adat istiadat masyarakat Gili Trawangan dan wisatawan mancanegara dapat melihat bahwa aturan tersebut sangat penting bagi Gili Trawangan. Awig-awig nomor 1 mengenai larangan memakai pakaian renang atau bikini di kawasan pemukiman penduduk merupakan awig-awig dengan tingkat pelanggaran tertinggi pada wisatawan mancanegara, cukup besarnya persentase wisatawan mancanegara yang melanggar awig-awig nomor 1 dapat disebabkan oleh perbedaan budaya wisatawan mancanegara dengan masyarakat lokal yang menjadi salah satu kendala pada penyampaian pesan aturan lokal awig-awig nomor 1. Sanksi yang kurang berat pada awig-awig nomor 1 menjadi salah satu faktor penyebab awig-awig nomor 1 mempunyai tingkat pelanggaran yang cukup tinggi bagi wisatawan mancanegara. Aturan awig-awig nomor 1 merupakan aturan yang belum terlalu tertanam di adat istiadat masyarakat Gili Trawangan dan wisatawan mancanegara, sehingga dapat dilihat bahwa bila wisatawan mancanegara melanggar aturan tersebut masih dapat ditoleransi. Awig-awig nomor 9 mengenai zona khusus menyelam merupakan awigawig dengan tingkat pelanggaran tertinggi pada wisatawan domestik, cukup banyaknya wisatawan domestik yang tidak mengimplementasikan awig-awig nomor 9 mengenai zonasi khusus menyelam, minat wisawatan domestik yang masih rendah terhadap edukasi kegiatan menyelam atau wisata bawah laut merupakan salah satu faktor penyebab wisatawan domestik tidak mengimplementasikan awig-awig nomor 9. Aturan awig-awig nomor 9 merupakan aturan yang belum terlalu tertanam di dalam adat istiadat masyarakat Gili Trawangan dan wisatawan domestik, sehingga bila wisatawan domestik melanggar aturan tersebut masih dapat ditoleransi.