bab ii tinjauan pustaka

advertisement
 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Konsep Biaya
Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena
biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam
melaksanakan aktifitas atau kegiatan operasi suatu perusahaan.
2.1.1.
Pengertian Biaya
Horngren, Datar dan Foster (2008:31) “biaya (cost) sebagai sumber
daya yang dikorbankan (sacrificed) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai
tujuan tertentu”.
Sedangkan menurut Carter (2009:30) “biaya sebagai suatu nilai tukar,
pengeluaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan
manfaat”.
Menurut Mulyadi (2009:8) “biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi,
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau mungkin akan terjadi
dalam tujuan tertentu”.
Menurut Hansen dan Mowen (2006:40) “biaya adalah kas atau nilai
ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang
diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi
organisasi.”
13
14
Dari beberapa pengertian di atas, biaya adalah suatu pengorbanan atau
pengeluaran
sumber-sumber ekonomi yang dapat diukur dengan nilai uang untuk
mencapai
tujuan.
2.1.2.
Penggolongan Biaya
Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam
Pada umunya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang
cara.
hendak
dicapai dengan penggolongan tersebut. Menurut Mulyadi (2009:13) biaya
dapat digolongkan menurut :
1. Objek Pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar
penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran bahan bakar,
maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar
disebut “biaya bahan bakar”.
2. Fungsi Pokok dalam Perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi
produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi umum. Oleh karena
itu, dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelompok, yaitu:
a. Biaya Produksi
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
15
b. Biaya Pemasaran
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan
pemasaran produk.
c. Biaya Administrasi dan Umum
Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi
dan pemasaran produk.
3. Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam
hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan:
a. Biaya Langsung (Direct Cost).
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Dalam hubungannya dengan produk, biaya produksi dibagi menjadi dua
: biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Dalam
hubungan dengan departemen, biaya dibagi menjadi dua golongan:
biaya langsung departemen dan biaya tidak langsung departemen.
1. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satusatunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu
yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan
terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasi
dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari
biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya
16
langsung departemen adalah semua biaya yang terjadi di dalam
departemen tertentu.
2. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam
hubungannya dengan produk disebut biaya produksi tidak langsung
atau biaya overhead pabrik. Dalam hubungan dengan departemen,
biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi di suatu departemen,
tetapi manfaatnya juga dinimati oleh departemen lain.
4. Perilaku Biaya dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume
Kegiatan
Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat
digolongkan menjadi:
a. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume produksi.
b. Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume produksi.
c. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar
volume kegiatan tertentu.
5. Jangka Waktu Manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua :
17
a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure)
Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari
satu
periode
akuntansi
(biasanya
periode
akuntansi
kalender).
Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai kos
aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya
dengan cara didepresiasi, diamortisasi dan dideplesiasi.
b. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure)
Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat
dalam periode akuntansi terjadi pengeluaran tersebut.
Sedangkan penggolongan biaya menurut Carter (2009:40) sebagai berikut:
a. Biaya dalam Hubungannya dengan Produk
Dalam lingkungan akuntansi, total biaya operasi terdiri atas dua elemen:
1. Biaya Manufaktur
Biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik,
biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen: bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.
2. Beban Komersial
Beban komersial terdiri atas dua klasifikasi umum: beban pemasaran
dan beban administratif
b. Biaya dalam Hubungannya dengan Volume Produksi
Biaya-biaya yang berhubungan dengan volume produksi dapat
digolongkan menjadi tiga elemen, seperti:
18
1. Biaya Variabel
Jumlah total biaya variabel berubah secara proposional terhadap
perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan. Biaya variabel
biasanya dapat dibebankan ke departemen operasi dengan cukup
mudah dan akurat, dan dapat dikendalikan oleh penyelia pada tingkat
operasi tertentu.
2. Biaya Tetap
Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentan yang relevan.
3. Biaya Semi Variabel
Biaya semivariabel bisa dikatakan memiliki dua elemen bisa dikatan
biaya variabel dan biaya tetap.
c. Biaya dalam Hubungannya dengan Departemen Produksi atau Segmen
Lain
Suatu bisnis dapat dibagi menjadi segmen-segmen yang memiliki
berbagai nama. Pembagian pabrik menjadi departemen, proses, unit
kerja, pusat biaya atau kelompok biaya juga berfungsi sebagai dasar
pengkalsifikasian dan mengakumulasikan biaya serta membebankan
tanggung jawab untuk pengendalian biaya. Biaya yang akan muncul
dari pembagian departemen adalah biaya langsung dan biaya tidak
langsung departemen.
d. Biaya dalam Hubungannya dengan Periode Akuntansi
Biaya
dapat
diklasifikasikan
sebagai
belanja
modal
(capital
expenditure) atau sebagai belanja pendapatan (revenue expenditure).
19
Suatu belanja modal dimaksudkan untuk memberikan manfaat pada
periode-perode mendatang dan dilaporkan sebagai aset. Belanja
pendapatan
memberikan manfaat
untuk
periode sekarang dan
dilaporkan sebagai beban.
e. Biaya dalam Hubungannya dengan Suatu Keputusan, Tindakan atau
Evaluasi
Salah satu biaya yang berhubungan dengan suatu keputusan adalah
biaya diferensial. Biaya diferensial sering kali disebut sebagai biaya
marginal atau biaya incremental.
2.2.
Biaya Produksi
2.2.1.
Pengertian Biaya Produksi
Menurut Mulyadi (2009:14) “biaya produksi merupakan biaya-biaya
yang terjadi untuk mengolah bahan baku menajdi produk jadi yang siap dijual.”
Carter (2009:40) “biaya produksi disebut juga biaya manufaktur atau
biaya pabrik biasanya didefinisikan sebagai jumlah dati tiga elemen : bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.”
Jadi, biaya produksi adalah biaya yang timbul dari kegiatan pengolahan
bahan baku menjadi barang jadi melalui penggunaan tenaga kerja dan fasilitas
pabrik.
2.2.2.
Unsur-Unsur Biaya Produksi
Menurut Horngren, Datar dan Foster (2008:43) tiga isi yang umum
digunakan dalam menggambarkan biaya manufaktur :
20
a. Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya bahan baku langsung adalah biaya perolehan semua bahan yang
akhirnya akan menjadi bagian dari objek biaya (barang dalam proses
dan kemudian barang jadi) dan yang dapat ditelusuri ke objek biaya
dengan cara ekonomis.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung meliputi kompensasi atas seluruh tenaga
kerja manufaktur yang dapat ditelusuri ke objek biaya (barang dalam
proses dan kemudian barang jadi) dengan cara ekonomis.
c. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya manufaktur yang terkait dengan
objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) namun
tidak dapat ditelusuri ke objek biaya dengan cara yang ekonomis.
2.3.
Sistem biaya
Menurut Jayaatmaja (2010:4) ada tiga jenis biaya yang dapat digunakan
dalam menghitung harga pokok produk yang diproduksi, yaitu:
1. Sistem Biaya Sesungguhnya (Historical Cost Sistem)
Sistem biaya sesungguhnya adalah sistem pembebanan biaya kepada
produk berdasarkan biaya yang sesungguhnya diserap baik untuk biaya
bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, maupun biaya
overhead pabrik.
21
Menurut Supriyono (2012:46) “pembebanan harga pokok sesungguhnya
adalah pembebanan kepada harga pokok sesuai dengan harga pokok
yang sesungguhnya terjadi”.
Artinya harga pokok produk baru
diketahui pada akhir periode setelah biaya produk sesungguhnya dapat
dikumpulkan.
Selain itu sistem pembebanan harga pokok sesungguhnya memiliki
kelemahan, seperti yang diungkapkan oleh Supriyono (2012:46) “sistem
ini hanya bermanfaat untuk penentuan harga pokok produk, sedangkan
untuk tujuan pengendalian biaya dan sebagai dasar pengambilan
keputusan tidak dapat menyajikan infomasi yang memadai”.
2. Sistem Biaya Ditentukan Di muka (Predetermine Cost Sistem)
Sistem biaya ditentukan di muka adalah sistem pembebanan biaya
kepada produk berdasarkan biaya yang ditentukan di muka atau standar.
a. Sistem Biaya Taksiran
Menurut Mulyadi (2009:355) “sistem biaya taksiran adalah sistem
akuntansi biaya produksi yang menggunakan suatu bentuk biayabiaya yang ditentukan di muka dalam menghitung harga pokok
produk yang diproduksi”.
Sistem harga pokok taksiran adalah salah satu sistem harga
pokok yang ditentukan di muka untuk mengolah produk atau
jasa terntentu dengan jalan menentukan besarnya taksiran
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead yang diperlukan untuk mengolah produk atau jasa
tersebut di waktu yang akan datang (Supriyono, 2012 :47).
22
b. Sistem Biaya Standar
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang
merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu satuan produk atau membiayai kegiatan
tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan
factor-faktor lain tertentu (Mulyadi, 2009;387).
Menurut Supriyono (2009:96) “sistem biaya standar dipakai sebagai
alat untuk mengukur dan menilai prestasi pelaksanaan”.
3. Sistem Biaya Normal (Normal Cost Sistem)
Sistem biaya normal adalah sistem pembebanan biaya kepada produk
berdasarkan biaya yang sesungguhnya diserap untuk biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan untuk biaya overhead
pabrik berdasarkan biaya ditentukan di muka.
2.4.
Metode Penentuan Biaya Produksi
Menurut Mulyadi (2009:17) metode penentuan kos produksi adalah cara
memperhitungan
unsur-unsur
biaya
ke
dalam
kos
produksi.
Dalam
memperhitungan unsur-unsur biaya ke dalam produksi, terdapat dua pendekatan:
full costing dan variable costing.
a. Full Costing
Full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang
memperhitungakan semua unsur biaya produksi kedalam kos produksi
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel ataupun tetap.
23
b. Variable Costing
Variable costing merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya
memperhitungakan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam
kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
2.5.
Metode Pengumpulan Biaya Produksi
Pengumpulan biaya produksi sangat ditentukan oleh cara produksi.
Menurut Mulyadi (2009:16) “cara memproduksi produk dapat dibagi dua macam
: produksi atas dasar pesanan dan produksi proses”.
2.5.1.
Metode Harga Pokok Pesanan
Menurut Mulyadi (2009:16) “Perusahaan yang berporduksi berdasarkan
pesanan melaksanakan pengolahan produknya berdasrkan pesanan yang diterima
dari pihak luar”.
Menurut Carter (2009:145) “perhitungan biaya berdasarkan pesanan
mengakumuliasikan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan
overhead yang dibebankan ke setiap pesanan”.
Karakteristik perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan dan
berdasarkan proses memiliki karakteristik yang berbeda. Seperti yang
diungkapkan Mulyadi
(2009:37) “pengumpulan biaya produksi dalam suatu
perusahaan dipengaruhi oleh karakteristik kegiatan produksi perusahaan
tersebut”.
24
Karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan
menurut
Mulyadi (2009:37), sebagai berikut ini:
1.Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Jika pesanan
yang satu selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan dan dimulai
dengan pesanan berikutnya.
2.Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh
pemesan. Dengan demikian pesanan yang satu dapat berbeda dengan
pesanan yang lainnya.
3.Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi
persediaan di gudang.
Karakteristik perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan
berpengaruh terhadap pengumpulan biaya produksinya. Menurut Mulyadi
(2009:38) metode pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok
pesanan yang digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan
pesanan memiliki karaktersitik sebagai berikut :
1.Perusahaan memproduksi berbagai macam
produk sesuai dengan
spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok
produksinya secara individual.
2.Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubugannya dengan
produk menjadi dua kelompok berikut ini : biaya produksi langsung dan
biaya produksi tidak langsung.
3.Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya
produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik.
25
4.Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi
pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi,
sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok
pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.
5.Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai
diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang
dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
2.5.2.
Metode Harga Pokok Proses
Menurut Mulyadi (2009:63) “metode harga pokok proses merupakan
pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah
produksinya secara massa”.
Karakteristik metode harga pokok proses menurut Mulyadi (2009:63)
adalah sebagai berikut :
1.Produk Yang Dihasilkan Merupakan Produk Standar.
2.Produk Yang Dihasilkan Dari Bulan Ke Bulan Sama.
3.Kegiatan Produksi Dimulai Dengan Diterbitkannya Perintah Produksi
Yang Berisi Rencana Produksi Produk Standar Untuk Jangka Waktu
Tertentu.
2.5.3.
Perbedaan Metode Harga Pokok Pesanan Dan Proses
Menurut
Mulyadi
(2009:63)
perbedaan
pengumpulan biaya produksi tersebut terletak pada :
diantara
dua
metode
26
1. Pengumpulan Biaya Produksi
Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut
pesanan, sedangkan harga pokok proses mengumpulkan biaya
produksi per departemen produksi per periode akuntansi.
2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan
3. Penggolongan Biaya Produksi
Di dalam metode harga pokok pesanan biaya harus dipisahkan
menjadi biaya langsung dan biaya produksi tidak langsung.
Sedangkan untuk harga pokok proses tedak perlu memisahkan biaya
langsung dan tidak langsung. Karena harga pokok dihitung dihitung
setiap akhir bulan.
4. Unsur Biaya yang Dikelompokkan dalam Biaya Overhead Pabrik
Di dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri
dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan
biaya produksi lainnya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung, dalam metode ini juga biaya overhead pabrik dibebankan
kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Sedangkan di
dalam metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik terdiri dari
biaya bahan baku dan bahan penolong dan biaya tenaga kerja (baik
langsung maupun tidak langsung). Biaya overhead
pabrik yang
dibebankan pada produk pada metode harga pokok proses adalah
biaya yang sesungguhnya terjadi.
27
2.6.
Biaya Overhead Pabrik
2.6.1.
Pengertian Biaya Overhead Pabrik
Menurut Carter (2009:42) “overhead pabrik juga disebut overhead
manufaktur, beban manufaktur, atau beban pabrik terdiri atas semua biaya
manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu”.
2.6.2.
Penggolongan Biaya Overhead Pabrik
Menurut Mulyadi (2009:193), biaya overhead pabrik dapat digolongkan
dengan tiga cara:
1. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Sifatnya
Biaya-biaya produksi yang termasukdalam biaya overhead pabrik
dikelompokkan menjadi beberapa golonga berikut:
a. Biaya Bahan Penolong
Bahan penlong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi
atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya
relative kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi
tersebut.
b. Biaya Reparasi Dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang
(sparepart), biaya bahan habis pakai (factory supplies) dan harga
perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan
dan pemeliharaan.
28
c. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya
tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau
pesanan tertentu.
d. Biaya yang Timbul Sebagai Akibat Penilaian Terhadap Aktiva Tetap
Biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain biaya depresiasi
aktiva tetap yang digunakan dipabrik.
e. Biaya yang Timbul Sebagai Akibat Berlalunya Waktu
Biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya
asuransi-asuransi
f. Biaya Overhead Pabrik Lain yang Secara Langsung Memerlukan
Pengeluaran Uang Tunai
Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain
adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan.
2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam
hubungan dengan perubahan volume kegiatan
Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead
pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan: biaya overheah pabrik tetap,
biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik semivariabel.
3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan
departemen
29
Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada
dipabrik, biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua
kelompok:
a. Biaya overhead pabrik langsung departemen
Biaya overhead pabrik langsung departemen adalah biaya overhead
yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya
dinikmati oleh departemen tersebut.
b. Biaya overhead tidak langsung departemen
Biaya overhead tidak langsung departemen adalah biaya overhead
pabrik yang manfaat dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
2.6.3.
Langkah Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Menurut Mulyadi (2009:197) penentuan tarif biaya overhead pabrik
dilaksanakan melalui tiga tahap berikut ini:
1.Menyusun anggara produksi pabrik
Dalam penyusunan anggaran overhead pabrik harus diperhatikan
tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran
biaya overhead pabrik. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai
sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead pabrik:
a. Kapasitas praktis
b. Kapasitas normal
c. Kapasitas yang sesungguhnya diharapkan
30
2.Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar
pembebanan yang dipakai adalah:
a. Harus diperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan
jumlahnya dalam departemen produksi.
b. Harus diperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan
tersebut dan eratnya hubungan sifat-sifat tersebut dengan dasar
pembebanan yang akan dipakai.
Ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan
biaya overhead pabrik kepada produk, diantaranya adalah: (a) satuan
produk, (b) biaya bahan baku, (c) biaya tenaga kerja langsung, (d) jam
tenaga kerja langsung, (e) jam mesin.
3.Menghitung tarif biaya overhead pabrik
Setelah tingkat kapasitas yang akan dicapai dalam periode anggaran
ditentukan, dan anggaran biaya overhead pabrik telah disusun, serta
dasar pembebanannya telah dipilih dan diperkirakan, maka langkah
terakhir adalah menghitung tarif biaya overhead pabrik dengan rumus
sebagai berikut:
BOP yang dianggarkan
Taksiran dasar pembebanan
=
Tarif BOP
(Mulyadi, 2009:203)
31
2.6.4.
Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik
Selisih biaya adalah perbedaan antara jumlah aktual dan anggaran.
Selisih
ini harus dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui penyebab terjadinya
selisih. Dalam perusahaan manufaktur terdapat beberapa selisih biaya yang
mungkin terjadi. Selisih biaya itu antara lain selisih biaya bahan baku, selisih
tenaga kerja langsung dan selisih biaya overhead pabrik.
biaya
Dalam penggunaan tarif overhead pabrik yang ditentukan di muka,
kemungkinan adanya biaya oberhead yang lebih atau kurang dibebankan. Dalam
realisasinya pasti saja akan ada perbedaan antara anggaran dengan aktualnya,
sehingga akan terjadi perbedaan diantaranya. Perbedaan ini dapat menimbulkan
selsih yang menguntungkan (favorable) dan selisih merugikan (unfavorable).
Menurut Supriyono (2012:113) dalam mengadakan analisis selisih
biaya overhead pabrik dapat digunakan beberapa metode sebagai berikut:
1. Alat analisis selisih biaya overhead menurut Supriyono
(2012:113) menggunakan beberapa metode sebagai berikut:
a. Metode satu selisih
BOP Aktual
BOP yang dianggarkan
Selisih Total BOP
xxx
xxx xxx
b. Metode Dua Selisih
1. Selisih Terkendalikan
Selisih terkendalikan adalah selisih yang diakibatkan oleh
perbedaan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
32
terjadi dengan biaya overhead yang dianggarkan pada jam atau
kapasitas standar. Untuk menghitung selisih terkendali dapat
menggunakan rumus berikut:
BOP Aktual
Jam mesin normal x tarif BOP tetap
xxx
xxx -
Jam mesin yang dianggarkan x tarif BOP variabel
xxx
xxx -
Selisih Terkendalikan
xxx
2. Selisih Volume
Selisih volume adalah selisih yang diakibatkan oleh perbedaan
antara kapasitas normal dan kapasitas yang dianggarkan. Untuk
menghitung selisih volume dapat menggunakan rumus berikut :
jam mesin normal
jam mesin yang dianggarkan
tarif BOP tetap
Selisih Volume
xxx
xxx xxx
xxx x
xxx
c. Metode Tiga Selisih
1. Selisih Anggaran
Selisih anggaran diakibatkan oleh perbedaan antara biaya overhead
pabrik sesungguhnya dibandingkan dengan biaya overhead pabrik
yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya. Untuk menghitung
besar selisih anggaran dapat menggunakan rumus berikut ;
33
BOP Aktual
Jam mesin normal x tarif BOP tetap
xxx
xxx -
jam mesin aktual x tarif BOP variabel
xxx
xxx -
Selisih Anggaran
xxx
2. Selisih Kapasitas
Jam mesin normal
Jam mesin aktual
Tarif BOP tetap
Selisih Kapasitas
xxx
xxx xxx
xxx x
xxx
3. Selisih Efisiensi
Selisih efisiensi adalah perbedaan antara kapasitas yang
dianggarkan dengan kapasitas yang sesungguhnya terjadi yang
dipakai untuk mengolah produk dikalikan tarif biaya overhead
pabrik.
Jam mesin aktual
Jam mesin yang dianggarkan
Tarif BOP
Selisih Efisiensi
xxx
xxx xxx
xxx x
xxx
d. Metode Empat Selisih
Metode empat selisih adalah perluasan dari metode tiga selisih,
dimana selisih efisiensi biaya overhead pabrik dipisahkan ke
dalam selisih efisiensi tetap dan efisiensi variabel.
34
1. Selisih anggaran
xxx
2. Selisih kapasitas
xxx
3. Selisih Efisiensi Variabel
Jam mesin aktual
Tarif BOP tetap
BOP tetap aktual
xxx
xxx x
xxx
Jam mesin yang dianggarkan
Tarif BOP tetap
BOP tetap yang dianggarkan
xxx
xxx x
xxx
BOP tetap aktual
BOP tetap yang dianggarkan
Selisih Efisiensi BOP
xxx
xxx xxx
4. Selisih Efisiensi Tetap
2.6.5
Jam mesin aktual
Tarif BOP variabel
BOP variabel aktual
xxx
xxx x
xxx
Jam mesin yang dianggarkan
Tarif BOP variabel
BOP variabel yang dianggarkan
xxx
xxx x
xxx
BOP variabel aktual
BOP variabel yang dianggarkan
Selisih Efisiensi BOP Variabel
xxx
xxx xxx
Perlakuan Terhadap Selisih Biaya Overhead Pabrik
Menurut Mulyadi (2009:212) perlakuan terhadap selisih biaya overhead
pabrik dapat dilakukan dengan dua metode:
1.Selisih biaya overhead pabrik dibagikan kepada akun-akun persediaan
dan harga pokok penjualan.
35
2.Selisih biaya overhead pabrik diperlakukan sebagai pengurang atau
2.7. penambah harga pokok penjualan
Pemisahan Biaya Semivariabel
Pemisahaan biaya semivariabel perlu dilakukan karena berguna untuk
merencanakan, menganalisis, mengendalikan, mengukur, atau mengevaluasi
biaya. Menurut Carter (2009:72), pengelompokkan biaya tetap dan biaya variabel
diperlukan untuk tujuan-tujuan sebagai berikut :
1. Perhitungan tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan sebelumnya
dan analisis varians.
2. Penyusunan anggaran fleksibel dan analisis varians.
3. Perhitungan biaya langsung dan analisis margin kontribusi.
4. Analisis titik impas dan analisis biaya-volume-laba.
5. Analisis biaya diferensial dan komparatif.
6. Analisis maksimalisasi laba dan minimisasi biaya jangka pendek
7. Analisis anggaran modal.
8. Analisis profitabilitas pemasaran berdasarkan daerah, produk dan
pelanggan.
Dalam pemisahan biaya dapat menggunakan beberapa metode. Seperti yang
diuangkapkan oleh Carter (2009:72) “pada umumnya pemisahan biaya dapat
menggunakan salah satu dari metode : Metode tinggi-rendah, Metode
scattergraph, atau metode kuadrat terkecil”.
Download