BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas atau kegiatan operasi suatu perusahaan. 2.1.1. Pengertian Biaya Horngren, Datar dan Foster (2008:31) “biaya (cost) sebagai sumber daya yang dikorbankan (sacrificed) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan menurut Carter (2009:30) “biaya sebagai suatu nilai tukar, pengeluaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat”. Menurut Mulyadi (2009:8) “biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau mungkin akan terjadi dalam tujuan tertentu”. Menurut Hansen dan Mowen (2006:40) “biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi organisasi.” 13 14 Dari beberapa pengertian di atas, biaya adalah suatu pengorbanan atau pengeluaran sumber-sumber ekonomi yang dapat diukur dengan nilai uang untuk mencapai tujuan. 2.1.2. Penggolongan Biaya Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam Pada umunya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang cara. hendak dicapai dengan penggolongan tersebut. Menurut Mulyadi (2009:13) biaya dapat digolongkan menurut : 1. Objek Pengeluaran Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”. 2. Fungsi Pokok dalam Perusahaan Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi umum. Oleh karena itu, dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: a. Biaya Produksi Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. 15 b. Biaya Pemasaran Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. c. Biaya Administrasi dan Umum Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk. 3. Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan: a. Biaya Langsung (Direct Cost). b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Dalam hubungannya dengan produk, biaya produksi dibagi menjadi dua : biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Dalam hubungan dengan departemen, biaya dibagi menjadi dua golongan: biaya langsung departemen dan biaya tidak langsung departemen. 1. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satusatunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasi dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya 16 langsung departemen adalah semua biaya yang terjadi di dalam departemen tertentu. 2. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Dalam hubungan dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi di suatu departemen, tetapi manfaatnya juga dinimati oleh departemen lain. 4. Perilaku Biaya dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Kegiatan Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi: a. Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume produksi. b. Biaya Semi Variabel Biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume produksi. c. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. 5. Jangka Waktu Manfaatnya Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua : 17 a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi kalender). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai kos aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi dan dideplesiasi. b. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure) Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadi pengeluaran tersebut. Sedangkan penggolongan biaya menurut Carter (2009:40) sebagai berikut: a. Biaya dalam Hubungannya dengan Produk Dalam lingkungan akuntansi, total biaya operasi terdiri atas dua elemen: 1. Biaya Manufaktur Biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik, biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. 2. Beban Komersial Beban komersial terdiri atas dua klasifikasi umum: beban pemasaran dan beban administratif b. Biaya dalam Hubungannya dengan Volume Produksi Biaya-biaya yang berhubungan dengan volume produksi dapat digolongkan menjadi tiga elemen, seperti: 18 1. Biaya Variabel Jumlah total biaya variabel berubah secara proposional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan. Biaya variabel biasanya dapat dibebankan ke departemen operasi dengan cukup mudah dan akurat, dan dapat dikendalikan oleh penyelia pada tingkat operasi tertentu. 2. Biaya Tetap Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentan yang relevan. 3. Biaya Semi Variabel Biaya semivariabel bisa dikatakan memiliki dua elemen bisa dikatan biaya variabel dan biaya tetap. c. Biaya dalam Hubungannya dengan Departemen Produksi atau Segmen Lain Suatu bisnis dapat dibagi menjadi segmen-segmen yang memiliki berbagai nama. Pembagian pabrik menjadi departemen, proses, unit kerja, pusat biaya atau kelompok biaya juga berfungsi sebagai dasar pengkalsifikasian dan mengakumulasikan biaya serta membebankan tanggung jawab untuk pengendalian biaya. Biaya yang akan muncul dari pembagian departemen adalah biaya langsung dan biaya tidak langsung departemen. d. Biaya dalam Hubungannya dengan Periode Akuntansi Biaya dapat diklasifikasikan sebagai belanja modal (capital expenditure) atau sebagai belanja pendapatan (revenue expenditure). 19 Suatu belanja modal dimaksudkan untuk memberikan manfaat pada periode-perode mendatang dan dilaporkan sebagai aset. Belanja pendapatan memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. e. Biaya dalam Hubungannya dengan Suatu Keputusan, Tindakan atau Evaluasi Salah satu biaya yang berhubungan dengan suatu keputusan adalah biaya diferensial. Biaya diferensial sering kali disebut sebagai biaya marginal atau biaya incremental. 2.2. Biaya Produksi 2.2.1. Pengertian Biaya Produksi Menurut Mulyadi (2009:14) “biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menajdi produk jadi yang siap dijual.” Carter (2009:40) “biaya produksi disebut juga biaya manufaktur atau biaya pabrik biasanya didefinisikan sebagai jumlah dati tiga elemen : bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.” Jadi, biaya produksi adalah biaya yang timbul dari kegiatan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi melalui penggunaan tenaga kerja dan fasilitas pabrik. 2.2.2. Unsur-Unsur Biaya Produksi Menurut Horngren, Datar dan Foster (2008:43) tiga isi yang umum digunakan dalam menggambarkan biaya manufaktur : 20 a. Biaya Bahan Baku Langsung Biaya bahan baku langsung adalah biaya perolehan semua bahan yang akhirnya akan menjadi bagian dari objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dan yang dapat ditelusuri ke objek biaya dengan cara ekonomis. b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung meliputi kompensasi atas seluruh tenaga kerja manufaktur yang dapat ditelusuri ke objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dengan cara ekonomis. c. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya manufaktur yang terkait dengan objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) namun tidak dapat ditelusuri ke objek biaya dengan cara yang ekonomis. 2.3. Sistem biaya Menurut Jayaatmaja (2010:4) ada tiga jenis biaya yang dapat digunakan dalam menghitung harga pokok produk yang diproduksi, yaitu: 1. Sistem Biaya Sesungguhnya (Historical Cost Sistem) Sistem biaya sesungguhnya adalah sistem pembebanan biaya kepada produk berdasarkan biaya yang sesungguhnya diserap baik untuk biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, maupun biaya overhead pabrik. 21 Menurut Supriyono (2012:46) “pembebanan harga pokok sesungguhnya adalah pembebanan kepada harga pokok sesuai dengan harga pokok yang sesungguhnya terjadi”. Artinya harga pokok produk baru diketahui pada akhir periode setelah biaya produk sesungguhnya dapat dikumpulkan. Selain itu sistem pembebanan harga pokok sesungguhnya memiliki kelemahan, seperti yang diungkapkan oleh Supriyono (2012:46) “sistem ini hanya bermanfaat untuk penentuan harga pokok produk, sedangkan untuk tujuan pengendalian biaya dan sebagai dasar pengambilan keputusan tidak dapat menyajikan infomasi yang memadai”. 2. Sistem Biaya Ditentukan Di muka (Predetermine Cost Sistem) Sistem biaya ditentukan di muka adalah sistem pembebanan biaya kepada produk berdasarkan biaya yang ditentukan di muka atau standar. a. Sistem Biaya Taksiran Menurut Mulyadi (2009:355) “sistem biaya taksiran adalah sistem akuntansi biaya produksi yang menggunakan suatu bentuk biayabiaya yang ditentukan di muka dalam menghitung harga pokok produk yang diproduksi”. Sistem harga pokok taksiran adalah salah satu sistem harga pokok yang ditentukan di muka untuk mengolah produk atau jasa terntentu dengan jalan menentukan besarnya taksiran biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead yang diperlukan untuk mengolah produk atau jasa tersebut di waktu yang akan datang (Supriyono, 2012 :47). 22 b. Sistem Biaya Standar Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan factor-faktor lain tertentu (Mulyadi, 2009;387). Menurut Supriyono (2009:96) “sistem biaya standar dipakai sebagai alat untuk mengukur dan menilai prestasi pelaksanaan”. 3. Sistem Biaya Normal (Normal Cost Sistem) Sistem biaya normal adalah sistem pembebanan biaya kepada produk berdasarkan biaya yang sesungguhnya diserap untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan untuk biaya overhead pabrik berdasarkan biaya ditentukan di muka. 2.4. Metode Penentuan Biaya Produksi Menurut Mulyadi (2009:17) metode penentuan kos produksi adalah cara memperhitungan unsur-unsur biaya ke dalam kos produksi. Dalam memperhitungan unsur-unsur biaya ke dalam produksi, terdapat dua pendekatan: full costing dan variable costing. a. Full Costing Full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungakan semua unsur biaya produksi kedalam kos produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel ataupun tetap. 23 b. Variable Costing Variable costing merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya memperhitungakan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. 2.5. Metode Pengumpulan Biaya Produksi Pengumpulan biaya produksi sangat ditentukan oleh cara produksi. Menurut Mulyadi (2009:16) “cara memproduksi produk dapat dibagi dua macam : produksi atas dasar pesanan dan produksi proses”. 2.5.1. Metode Harga Pokok Pesanan Menurut Mulyadi (2009:16) “Perusahaan yang berporduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan produknya berdasrkan pesanan yang diterima dari pihak luar”. Menurut Carter (2009:145) “perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumuliasikan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead yang dibebankan ke setiap pesanan”. Karakteristik perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan dan berdasarkan proses memiliki karakteristik yang berbeda. Seperti yang diungkapkan Mulyadi (2009:37) “pengumpulan biaya produksi dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh karakteristik kegiatan produksi perusahaan tersebut”. 24 Karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan menurut Mulyadi (2009:37), sebagai berikut ini: 1.Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan dan dimulai dengan pesanan berikutnya. 2.Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lainnya. 3.Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di gudang. Karakteristik perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan berpengaruh terhadap pengumpulan biaya produksinya. Menurut Mulyadi (2009:38) metode pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan yang digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki karaktersitik sebagai berikut : 1.Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual. 2.Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubugannya dengan produk menjadi dua kelompok berikut ini : biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. 3.Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik. 25 4.Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. 5.Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. 2.5.2. Metode Harga Pokok Proses Menurut Mulyadi (2009:63) “metode harga pokok proses merupakan pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produksinya secara massa”. Karakteristik metode harga pokok proses menurut Mulyadi (2009:63) adalah sebagai berikut : 1.Produk Yang Dihasilkan Merupakan Produk Standar. 2.Produk Yang Dihasilkan Dari Bulan Ke Bulan Sama. 3.Kegiatan Produksi Dimulai Dengan Diterbitkannya Perintah Produksi Yang Berisi Rencana Produksi Produk Standar Untuk Jangka Waktu Tertentu. 2.5.3. Perbedaan Metode Harga Pokok Pesanan Dan Proses Menurut Mulyadi (2009:63) perbedaan pengumpulan biaya produksi tersebut terletak pada : diantara dua metode 26 1. Pengumpulan Biaya Produksi Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan, sedangkan harga pokok proses mengumpulkan biaya produksi per departemen produksi per periode akuntansi. 2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan 3. Penggolongan Biaya Produksi Di dalam metode harga pokok pesanan biaya harus dipisahkan menjadi biaya langsung dan biaya produksi tidak langsung. Sedangkan untuk harga pokok proses tedak perlu memisahkan biaya langsung dan tidak langsung. Karena harga pokok dihitung dihitung setiap akhir bulan. 4. Unsur Biaya yang Dikelompokkan dalam Biaya Overhead Pabrik Di dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi lainnya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, dalam metode ini juga biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Sedangkan di dalam metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan baku dan bahan penolong dan biaya tenaga kerja (baik langsung maupun tidak langsung). Biaya overhead pabrik yang dibebankan pada produk pada metode harga pokok proses adalah biaya yang sesungguhnya terjadi. 27 2.6. Biaya Overhead Pabrik 2.6.1. Pengertian Biaya Overhead Pabrik Menurut Carter (2009:42) “overhead pabrik juga disebut overhead manufaktur, beban manufaktur, atau beban pabrik terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu”. 2.6.2. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Mulyadi (2009:193), biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara: 1. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Sifatnya Biaya-biaya produksi yang termasukdalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golonga berikut: a. Biaya Bahan Penolong Bahan penlong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relative kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut. b. Biaya Reparasi Dan Pemeliharaan Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang (sparepart), biaya bahan habis pakai (factory supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan. 28 c. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. d. Biaya yang Timbul Sebagai Akibat Penilaian Terhadap Aktiva Tetap Biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain biaya depresiasi aktiva tetap yang digunakan dipabrik. e. Biaya yang Timbul Sebagai Akibat Berlalunya Waktu Biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya asuransi-asuransi f. Biaya Overhead Pabrik Lain yang Secara Langsung Memerlukan Pengeluaran Uang Tunai Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan. 2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan: biaya overheah pabrik tetap, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik semivariabel. 3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen 29 Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dipabrik, biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok: a. Biaya overhead pabrik langsung departemen Biaya overhead pabrik langsung departemen adalah biaya overhead yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut. b. Biaya overhead tidak langsung departemen Biaya overhead tidak langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yang manfaat dinikmati oleh lebih dari satu departemen. 2.6.3. Langkah Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik Menurut Mulyadi (2009:197) penentuan tarif biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap berikut ini: 1.Menyusun anggara produksi pabrik Dalam penyusunan anggaran overhead pabrik harus diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya overhead pabrik. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead pabrik: a. Kapasitas praktis b. Kapasitas normal c. Kapasitas yang sesungguhnya diharapkan 30 2.Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang dipakai adalah: a. Harus diperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi. b. Harus diperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut dan eratnya hubungan sifat-sifat tersebut dengan dasar pembebanan yang akan dipakai. Ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk, diantaranya adalah: (a) satuan produk, (b) biaya bahan baku, (c) biaya tenaga kerja langsung, (d) jam tenaga kerja langsung, (e) jam mesin. 3.Menghitung tarif biaya overhead pabrik Setelah tingkat kapasitas yang akan dicapai dalam periode anggaran ditentukan, dan anggaran biaya overhead pabrik telah disusun, serta dasar pembebanannya telah dipilih dan diperkirakan, maka langkah terakhir adalah menghitung tarif biaya overhead pabrik dengan rumus sebagai berikut: BOP yang dianggarkan Taksiran dasar pembebanan = Tarif BOP (Mulyadi, 2009:203) 31 2.6.4. Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik Selisih biaya adalah perbedaan antara jumlah aktual dan anggaran. Selisih ini harus dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui penyebab terjadinya selisih. Dalam perusahaan manufaktur terdapat beberapa selisih biaya yang mungkin terjadi. Selisih biaya itu antara lain selisih biaya bahan baku, selisih tenaga kerja langsung dan selisih biaya overhead pabrik. biaya Dalam penggunaan tarif overhead pabrik yang ditentukan di muka, kemungkinan adanya biaya oberhead yang lebih atau kurang dibebankan. Dalam realisasinya pasti saja akan ada perbedaan antara anggaran dengan aktualnya, sehingga akan terjadi perbedaan diantaranya. Perbedaan ini dapat menimbulkan selsih yang menguntungkan (favorable) dan selisih merugikan (unfavorable). Menurut Supriyono (2012:113) dalam mengadakan analisis selisih biaya overhead pabrik dapat digunakan beberapa metode sebagai berikut: 1. Alat analisis selisih biaya overhead menurut Supriyono (2012:113) menggunakan beberapa metode sebagai berikut: a. Metode satu selisih BOP Aktual BOP yang dianggarkan Selisih Total BOP xxx xxx xxx b. Metode Dua Selisih 1. Selisih Terkendalikan Selisih terkendalikan adalah selisih yang diakibatkan oleh perbedaan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya 32 terjadi dengan biaya overhead yang dianggarkan pada jam atau kapasitas standar. Untuk menghitung selisih terkendali dapat menggunakan rumus berikut: BOP Aktual Jam mesin normal x tarif BOP tetap xxx xxx - Jam mesin yang dianggarkan x tarif BOP variabel xxx xxx - Selisih Terkendalikan xxx 2. Selisih Volume Selisih volume adalah selisih yang diakibatkan oleh perbedaan antara kapasitas normal dan kapasitas yang dianggarkan. Untuk menghitung selisih volume dapat menggunakan rumus berikut : jam mesin normal jam mesin yang dianggarkan tarif BOP tetap Selisih Volume xxx xxx xxx xxx x xxx c. Metode Tiga Selisih 1. Selisih Anggaran Selisih anggaran diakibatkan oleh perbedaan antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dibandingkan dengan biaya overhead pabrik yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya. Untuk menghitung besar selisih anggaran dapat menggunakan rumus berikut ; 33 BOP Aktual Jam mesin normal x tarif BOP tetap xxx xxx - jam mesin aktual x tarif BOP variabel xxx xxx - Selisih Anggaran xxx 2. Selisih Kapasitas Jam mesin normal Jam mesin aktual Tarif BOP tetap Selisih Kapasitas xxx xxx xxx xxx x xxx 3. Selisih Efisiensi Selisih efisiensi adalah perbedaan antara kapasitas yang dianggarkan dengan kapasitas yang sesungguhnya terjadi yang dipakai untuk mengolah produk dikalikan tarif biaya overhead pabrik. Jam mesin aktual Jam mesin yang dianggarkan Tarif BOP Selisih Efisiensi xxx xxx xxx xxx x xxx d. Metode Empat Selisih Metode empat selisih adalah perluasan dari metode tiga selisih, dimana selisih efisiensi biaya overhead pabrik dipisahkan ke dalam selisih efisiensi tetap dan efisiensi variabel. 34 1. Selisih anggaran xxx 2. Selisih kapasitas xxx 3. Selisih Efisiensi Variabel Jam mesin aktual Tarif BOP tetap BOP tetap aktual xxx xxx x xxx Jam mesin yang dianggarkan Tarif BOP tetap BOP tetap yang dianggarkan xxx xxx x xxx BOP tetap aktual BOP tetap yang dianggarkan Selisih Efisiensi BOP xxx xxx xxx 4. Selisih Efisiensi Tetap 2.6.5 Jam mesin aktual Tarif BOP variabel BOP variabel aktual xxx xxx x xxx Jam mesin yang dianggarkan Tarif BOP variabel BOP variabel yang dianggarkan xxx xxx x xxx BOP variabel aktual BOP variabel yang dianggarkan Selisih Efisiensi BOP Variabel xxx xxx xxx Perlakuan Terhadap Selisih Biaya Overhead Pabrik Menurut Mulyadi (2009:212) perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik dapat dilakukan dengan dua metode: 1.Selisih biaya overhead pabrik dibagikan kepada akun-akun persediaan dan harga pokok penjualan. 35 2.Selisih biaya overhead pabrik diperlakukan sebagai pengurang atau 2.7. penambah harga pokok penjualan Pemisahan Biaya Semivariabel Pemisahaan biaya semivariabel perlu dilakukan karena berguna untuk merencanakan, menganalisis, mengendalikan, mengukur, atau mengevaluasi biaya. Menurut Carter (2009:72), pengelompokkan biaya tetap dan biaya variabel diperlukan untuk tujuan-tujuan sebagai berikut : 1. Perhitungan tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan sebelumnya dan analisis varians. 2. Penyusunan anggaran fleksibel dan analisis varians. 3. Perhitungan biaya langsung dan analisis margin kontribusi. 4. Analisis titik impas dan analisis biaya-volume-laba. 5. Analisis biaya diferensial dan komparatif. 6. Analisis maksimalisasi laba dan minimisasi biaya jangka pendek 7. Analisis anggaran modal. 8. Analisis profitabilitas pemasaran berdasarkan daerah, produk dan pelanggan. Dalam pemisahan biaya dapat menggunakan beberapa metode. Seperti yang diuangkapkan oleh Carter (2009:72) “pada umumnya pemisahan biaya dapat menggunakan salah satu dari metode : Metode tinggi-rendah, Metode scattergraph, atau metode kuadrat terkecil”.