BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 USG

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 USG ( Ultrasonography)
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan
gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi
(250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar
monitor.Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang
ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekira tahun 1920-an,
prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran.
Gambar 2.1 Hasil Citra USG
Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging
yang dikenal sampai saat ini.Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang
digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue)
pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive).Interaksi antara
fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendetektian hasil interaksi itu sendiri
untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi dasar
bekerjanya peralatan MI.
Dari sumber lain menyatakan bahwa, Ultrasonografi medis (sonografi) adalah
sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi,
membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa
digunakan ketika masa kehamilan.
Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam
tubuh pasien.Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai
13 megahertz.
Sedangkan dalam fisika istilah "suara ultra" termasuk ke seluruh energi
akustik dengan sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz),
penggunaan umumnya dalam penggambaran medis melibatkan sekelompok frekuensi
yang ratusan kali lebih tinggi.
Penggunaan
ultrasonik
dalam
bidang
kedokteran
ini
pertama
kali
diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit.
Dalam hal ini yang dimanfaatkan adalah kemampuan gelombang ultrasonik dalam
menghancurkan sel-sel atau jaringan “berbahaya” ini kemudian secara luas diterapkan
pula untuk penyembuhan penyakit-penyakit lainnya.Misalnya, terapi untuk penderita
arthritis, haemorrhoids, asma, thyrotoxicosis, ulcus pepticum (tukak lambung),
elephanthiasis (kaki gajah), dan bahkan terapi untuk penderita angina pectoris (nyeri
dada).Baru pada awal tahun 1940, gelombang ultrasonik dinilai memungkinkan untuk
digunakan sebagai alat mendiagnosis suatu penyakit, bukan lagi hanya untuk
terapi.Hal tersebut disimpulkan berkat hasil eksperimen Karl Theodore Dussik,
seorang dokter ahli saraf dari Universitas Vienna, Austria.Bersama dengan
saudaranya, Freiderich, seorang ahli fisika, berhasil menemukan lokasi sebuah tumor
otak dan pembuluh darah pada otak besar dengan mengukur transmisi pantulan
gelombang ultrasonik melalui tulang tengkorak.Dengan menggunakan transduser
(kombinasi alat pengirim dan penerima data), hasil pemindaian masih berupa gambar
dua dimensi yang terdiri dari barisan titik-titik berintensitas rendah.
Kemudian George Ludwig, ahli fisika Amerika, menyempurnakan alat
temuan Dussik. Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an memungkinkan
sinyal gelombang ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu
Universitas Sumatera Utara
jaringan tubuh dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas
sangat membantu teknologi ini.
Gelombang ultrasonik akan melalui proses sebagai berikut, pertama,
gelombang akan diterima transduser. Kemudian gelombang tersebut diproses
sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat
pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari transduser penghasil
gambar dua dimensi atau tiga dimensi.Seperti inilah hingga USG berkembang
sedemikian rupa hingga saat ini.
Gelombangultrasonikadalahgelombang accustic memiliki daerah frekuensi
diatas daerah frekuensi pendengaran manusia. Gelombang ultrasonik berupa
accustical yaitu vibrasi mekanik yang terjadi pada gas, cairan dan medium padat.
Suara yang dapat didengar oleh manusia (audiosonik) adalah gelombang suara
dengan frekuensi antara 20–20.000 Hz. Berdasarkan frekuensi gelombang suara dapat
dibedakan dalam beberapa bagian seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1 Daerah Frekuensi Gelombang Suara
Nama
Frekuensi
Infrasonik
<20 Hz
Audiosonik
20 Hz – 20000 Hz
Ultrasonik
>20000 Hz
Diagnostik
1
– 10 MHz
Berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat, setelah perang dunia
keII, USG berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-alat tubuh.Hoery dan Bliss
pada tahun 1952, telah melakukan pemeriksaan USG pada beberapa organ, misalnya
pada hati dan ginjal.Sekarang USG merupakan alat praktis dengan pemeriksaan
Universitas Sumatera Utara
klinisyang luas.Dan kemudian, sejarah alat USG dimulai akhir tahun 1970an.
Generasi awal alat USG ini masih sangat tidak praktis, dikarenakan alat ini memiliki
ukuran sebesar lemari es 2 pintu. Selain itu, teknologi fisika juga masih “kuno”, tetapi
perkembangan ilmu pengetahuan demikian pesat sampai dalam kurun 2 dekade saja
sudah telah ada teknologi yang ditambahkan dan dikembangkan.
Sebelumnya, pada tahun 1880, Pierre Curie dan Jacques Curie dari Perancis
menemukan efekpiezo-listrik.Mereka menemukan bahwa USG bisa menghasilkan
dan diterima dalam frekuensi megahertz.Sistem deteksi sonar pertama kali diciptakan
untuk eksplorasi bawah air dan navigasi.Penemuan dioda dan trioda di tahun 1900an
juga mendorong perkembangan USG. Paul Langevin dan Constantin Chilowsky dari
Perancis mengembangkan sebuah perangkat suara frekuensi tinggi yang dihasilkan
oleh USG.Lahirlah hidrofon, dengan menggunakan transduser dan menggunakan
kristalkuarsa yang ditemukan oleh Curie bersaudara.Dr Ian Donald menyarankan
agar sonar dapat digunakan untuk diagnosis medis.Praktik ini dimulai setelah USG
digunakan secara terbatas setelah Perang Dunia II.Pada tanggal 21 Juli 1955, beliau
mulai bekerja pada eksperimen yang melibatkan detektor logam cacat ultrasonic
industri. USG kemudian dirasakan sangat berguna dalam mendeteksi dan
membedakan fibroid, tumor perut dan kista.Dr Karl Theodore Dussik dari Austria
menyelidiki USG transmisi di otak pada tahun 1942 dan menerbitkan beberapa karya
ultrasonic medis. Dr Ian Donald bersama rekan lain dari Glasgow telah berjasa
melakukan banyak hal dalam pengembangan aplikasi dan teknologi praktis. Karyakarya mereka telah menyebabkan penggunaan teknologi yang lebih luas dalam
praktik medis ini.
Lebih banyak lagi tersedia sistem yang lebih komersial, seperti gambar
greyscale
dan
bistable. Doppler USG
juga
dikembangkan
dengan
mengkombinasikan pindai Duplex dan pindai berwarna. Bahkan sekarang aliran
darah melalui pembuluh tubuh dapat dilihat. Pencitraan 3D dan 4D juga sekarang
tersedia, yang dimula dengan penciptaanmicrochip pada tahun 1970.Untuk mendapat
gambar-gambar tersebut, operator USG tetap membuat gambar-gambar 2 dimensi
Universitas Sumatera Utara
kemudian memori potongan-potongan gambar tersebut direkonstruksi oleh komputer
dan tampak dengan tampilan 3 dimensi di layar monitor.
Ada beberapa jenis USG yang tersedia pada saat ini, dan penggunaan masingmasing USG tergantung pada kondisi pasien dan organ tubuh yang perlu
diperiksa.Semua relatif aman, nyaman dan terjangkau untuk digunakan.Semuanya
juga memiliki risiko yang sangat rendah dan tidak memerlukan persiapan apapun oleh
pasien.Prosedurnya juga non-invasif dan tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga
seseorang dapat segera melanjutkan kegiatan normal setelah pemeriksaan.
Ultrasonografi (USG) tradisional bagi banyak orang sangat sulit untuk
membaca dan menginterpretasikan karena hanya menawarkan gambar datar yang
sering kabur dan terdistorsi dalam banyak cara. Hal ini dapat mengakibatkan frustasi
di kalangan orang tua karena tidak bisa mengatakan jenis kelamin bayi karena
kualitas pencitraan yang kurang baik. Sebuah USG standar hanya menyediakan
gambar dua dimensi dari janin yang biasanya dipesan dalam kehamailan karena
berbagai alasan seperti mengevaluasi perkembangan bayi, menentukan usia
kehamilan dan mengidentifikasi kelainan. Meskipun USG standar menghasilkan
gambar janin, mungkin diperlukan ahli sonogram terlatih atau dokter untuk
mengidentifikasi fitur dan bagian tubuh.Namun, pencitraan 3D dengan menggunakan
berbagai sudut yang diambil dari bayi dengan mesin USG tunggal dapat berubah
menjadi model empat dimensi, semi animasi anggota keluarga.
Model 4D menawarkan orang tua kesempatan untuk melihat apa bayi mereka
akan terlihat seperti sebelum ia lahir. Ini berarti bahwa orang tua dapat memulai
proses ikatan sebelum lahir, menawarkan hingga foto - foto bayi mereka sebelum
mereka lahir dan bahkan memiliki sesuatu untuk ditambahkan ke buku bayi yang
akan dipahami bagi anak di kemudian hari. Meskipun semua hal luar biasa, banyak
orang masih memilih untuk mengorbankan USG 4D untuk 2D yang lebih tradisional
karena takut bahwa bayi mungkin akan terluka oleh mesin. Ini hanya tidak akan
terjadi seperti gelombang yang digunakan dalam mesin 4D identik dengan yang di
Universitas Sumatera Utara
mesin 2D, karena hanya dijalankan melalui program komputer untuk membersihkan
dan mempersembahkan gambar yang lebih jelas.
Pemilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam tubuh
pasien.Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai 13
megahertz.Sedangkan dalam fisika istilah “suara ultra” termasuk ke seluruh energi
akustik dengan sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz),
penggunaan umumnya dalam penggambaran medis melibatkan sekelompok frekuensi
yang ratusan kali lebih tinggi.
2.2 Skema Cara Kerja USG
1. Transduser
Salah satu bagian dari alat USG adalah transduser. Tranduser merupkan alat yang
nantinya akan ditempelkan pada tubuh pasien. Didalam alat ini terdapat material
piezoelektrik yang mampu menghasilkan “piezoelektrik effect” yaitu bila diberikan
energi listrik akan menimbulkan suatu getaran yang kemudian menghasilkan
gelombang suara, begitu pula sebaliknya apabila ada gelombang suara yang
dipantulkan oleh organ, maka piezoelektrik ini akan menangkap dan merubah menjadi
sinyallistrik. Pulsa yang di pancarkan kemudian dipantulkan oleh organ dan
ditangkap kembali oleh tranduser. Pulsa itu akan di ubah menjadi data digital dan
diolah secara komputer sehingga menjadi sebuah gambar yang di tampilkan pada
layar monitor. Teknologi transduser digital sekiar tahun 1990an memungkinkan
sinyal gelombang suara yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan
tubuh dengan lebih jelas.Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat
membantu teknologi ini.
Gelombang suara akan melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan
diterima transduser. Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam
komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor.
Transduser yang digunakan terdiri dari transducer penghasil gambar 2 dimensi atau 3
dimensi. Hingga USG berkembang sedemikian rupa hingga saat ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Tranduser
Transduser Ultrasonik
Transduser adalah adalah piranti yang dapat mengubah suatu bentuk energi kedalam
bentuk energi lain. Transduser ultrasonik untuk merubah suatu sinyal listrik kedalam
energi suara ultra yang dapat dipancarkan kedalam jaringan, mengubah energi
ultrasonik yang dipantulkan kembali dari jaringan/materi ke dalam sinyal listrik. Pada
sistem elektronik, gelombang ultrasonik dapat dibangkitkan melalui kristal tipis yang
bersifat piezoelektrik terbuat dari bahan alami kuarsa, garam rochelle, tourmaline
atau bahan piezoelektrik buatan, misalnya: Barium Titanate, Lead Circonate-titanate,
Lead Metaniobate. Bahan tersebut bersifat seperti kapasitor dengan konstanta
dielektrik tertentu yang memiliki perbedaan muatan listrik dalam lapisannya.
Penggunaan gaya perubahan bentuk atau tegangan pada kristal asimetris akan
menciptakan suatu tegangan listrik, fonemena ini disebut dengan efek piezoelektrik.
Ketika transduser piezoelektrik berfungsi sebagai pemancar (transmitter) akan
mengubah energi listrik menjadi energi mekanis (efek piezoelektrik terbalik), dan bila
sebagai penerima (receiver) maka akan mengubah energi mekanis menjadi energi
listrik (efek piezoelektrik). Untuk membangkitkan gelombang ultrasonik, bahan
tersebut digetarkan oleh rangkaian osilator.
Universitas Sumatera Utara
Pola radiasi yang dipancarkan melalui tranduser yang berada didepan nya
tergantung pada diameter transduser dan panjang gelombangnya sehingga transduser
yang sama dapat memiliki pola radiasi yang berlainan jika medium yang dilalui juga
berlainan.
2.Monitor yang digunakan dalam USG
Monitor adalah layar yang digunakan untuk menampilkan bentuk gambar dari
hasil pengolahan data komputer.
Monitor yang digunakan pada awal penemuan USG masih berupa layar tabung
besar yang terpisah dari mesin USG. Perkembangan teknologi yang terus
berkembang pesat membawa kemajuan pada teknologi monitor. Kalau pada awal
penemuan memakai layar tabung yang besar kini sudah menggunakan layar kecil dan
tipis. Awal penemuan USG layar monitor masih hitam putih sekarang sudah
berwarna. Layar monitor sekarang juga menjadi satu dengan alat USG sehingga
bentuk USG lebih terlihat kecil.
3. Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari sistem alat USG dimana fungsinya untuk
mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah pusar
kontrol USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti
CPU pada komputer. Dimana cara kerja USG merubah gelombang menjadi
gambar.Mesinpada USG digunakan sebagai pengolah data.Sinyal suara yang diterima
transduser akan dirubah menjadi sinyal listrik dan akan dikirim ke mesin. Komputer
merubah sinyal listrik menjadi data gambar dan merekonstruksi gambar. Kemudian
hasil olahan komputer akan di tampilkan pada monitor.Komputer terletak pada main
unit.
Dalam peralatan USG, layarmonitor merupakan salah satu media output dari
gambaran yang diperoleh yang diperoleh setelah sinyal listrik dari pengolahan
komputer, dahulu layar monitor yang digunakan adalah jenis CRT dengan resolusi
Universitas Sumatera Utara
gambar yang baik. Namun dengan siring kemajuan teknologi, saat ini tersedia layar
monitor berupa LCD maupun LED yang lebih simpel dan mempunyai banyak variasi
warna. Layar ini biasanya lebih datar dan tipis sehingga lebih praktis.
Gambar.2.3 Mesin USG
4. Printer
Pada peralatan USG, printer merupakan media output dari gambaran yang diperoleh
dari pengolahan komputer, pada zaman dahulu piranti printer ditempati oleh foto
Polaroid namun sekarang sudah diganti dengan film khusus, yaitu film termal.
Saat ini terdapat dua jenis printer yang digunakan yaitu printer berwarna dan printer
hitam putih. Printer warna akan lebih mahal dari printer hitam-putih. Jika tidak ada
printer USG, dapat juga digunakan printer lain seperti printer pada komputer pada
umumnya, maupun printer foto. Kekurangan jika menggunakan printer lain, gambar
tidak sejelas printer khusus USG dan printer ini tergantung dari isi tinta di dalamnya.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Prinsip Kerja Alat Ultrasonografi(USG)
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara.
Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh
transducer yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan
dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus
menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam pantulan sesuai
dengan jaringan yang dilaluinya.
Pantulan gema yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur
transducer dan akan ditangkap oleh transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa
listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar
monitor. Gelombang ini kemudian diteruskan ke tabung sinar katoda melalui recevier
seterusnya ditampilkan sebagai gambar di layar monitor.
Gambar 2.4 Diagram Prinsip Dasar USG
2.4Pemeriksaan Usg (Ultra Sonography)
USG atau Ultrasonografi dalam dunia kedokteran memang bukan barang
baru. Toh, kehadirannya terkadang masih menimbulkan kekhawatiran pada sebagian
orangtua tentang penggunaan dan manfaatnya. Misalnya, kekhawatiran akan radiasi
yang ditimbulkan dari alat tersebut. Beberapa orang bahkan menyangsikan manfaat
alat ini mengingat ada satu dua kasus kelainan bayi yang dianggap tak terdeteksi oleh
pemeriksaan USG. Belum lagi soal biaya. Beberapa klinik/rumah sakit memang
sudah memasukkan biaya USG dalam biaya pemeriksaan kehamilan. Namun cukup
Universitas Sumatera Utara
banyak juga yang menagih pemeriksaan ini sebagai biaya tersendiri. Kalau pasien
yang meminta, mungkin enggak jadi soal. Tapi jika dokter melakukan pemeriksaan
USG setiap kali pasien kontrol dan ada biaya tambahan untuk itu, tampaknya ini tidak
fair bagi pasien.
2.5Jenis Pemeriksaan Usg
1. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang
baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan. Dari hasil gambar 2D diperoleh
bentuk citra P x L (panjang x lebar)
2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal.
Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini
tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang
berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang
diputar). Untuk gambar 3 dimensi diperoleh bentuk citra P x L x Tebal (Panjang x
lebar x Tebal)
3. USG 4 Dimensi
Ultrasonografi (USG) adalah teknik yang dilakukan di mana gelombang suara
frekuensi sangat tinggi ditransmisikan ke dalam tubuh, yang mencerminkan gema
yang dibawa kembali dan dianalisis untuk membuat gambar. Gambar yang akan
ditampilkan adalah gambar organ internal dan janin yang sedang beristirahat di dalam
rahim. 4D adalah singkatan untuk empat dimensi. USG 4D adalah teknologi USG
terbaru prenatal yang mengambil gambar tiga dimensi USG 3D dan menambahkan
elemen waktu untuk proses. Hal ini memungkinkan untuk melihat bayi yang belum
lahir secara detail. Sebuah USG 4D menggunakan teknologi yang sama tetapi dengan
kemajuan bahkan lebih. Dalam jenis scan, gelombang suara dikirim kembali pada
Universitas Sumatera Utara
sudut yang berbeda sehingga volume hidup seperti tiga dimensi.Pada USG 4 dimensi
diperoleh bentuk citra P x L x Tebal + pembuluh darah dapat divisualisasi dan
bergerak.
5. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama
aliran
tali
pusat.Alat
ini
digunakan
untuk
menilai
keadaan/kesejahteraan
janin.Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:
- Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
- Tonus (gerak janin).
- Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
- Doppler arteri umbilikalis.
- Reaktivitas denyut jantung janin.
Pada aplikasi USG aliran darah menyebabkan pergeseran frequensi yang disebut
frequensi Doppler, yaitu beda antara frequensi refleksi dan transmitter.
Pulse Wave Doppler (PW)
Merupakan aplikasi Doppler dengan prinsip mengambil sampel secara pulse/berupa
cuplikan.
•
Transducer memancarkan Pulsa
•
Receiver diaktifkan setelah preset time, jadi processing diawali pd kedalaman
tertentu
•
Receiver di-off-kan setelah sample volume dicapai
•
Fd dari sample volume diproses dan ditampilkan
Keunggulan PW
Universitas Sumatera Utara
•
Dapat menampilkan duplex atau triplex ( b-mode, c-mode dan spectral
berjalan bersama)
•
Besar dan letak sample volume dapat diatur.
Kelemahan
•
Karena informasi dicuplik pd waktu tertentu, data diperoleh sepotongsepotong, sehinga untuk kecepatan aliran yang lebih besar dari sampling rate
akan terjadi ALIASING.
Continous wave Doppler (CW)
Merupakan aplikasi Doppler dengan prinsip mengambil sampel secara terus
menerus/continue
•
Ultrasound dipancarkan terus menerus oleh transducer dan Echo diterima
transducer secara terpisah
•
CW mendeteksi seluruh gerakan objek pada daerah overlap beam.
•
CW biasanya di pakai dalam pemeriksaan Ultrasonografi Jantung.
Keunggulan CW
•
Tidak ada aliasing, karena frequensi Doppler yang diterima bukan cuplikan
sample volume. Oleh karenanya CW dapat mendeteksi kecepatan aliran yang
tinggi.
Kelemahan CW
•
Informasi Doppler yang diterima tidak dapat diatur posisinya (sampel volume
tidak bisa di atur besarnya)
•
Output CW tidak dapat Duplex /triplex.
Universitas Sumatera Utara
Langkah-langkah dalam pemeriksaan USG Color Dopler
1.
Maksimalkan tampilan 2D pembuluh darah
2. Aktifkan color doppler/CFM, lakukan pengaturan steer/sudut color box
3. Tekan tombo PW atau CW (CW biasanya dipakai untuk pemeriksaan
jantung),
lalu atur posisi sampel volume, besarnya sampel volume dan
sudut sampel volume
4. Lalu aktifkan Doppler (biasanya tombol SET), lalu lakukan pengukuran.
2.5.1 Manfaat USG 4 Dimensi
Manfaat dari jenis USG adalah signifikan. Sangat mudah bagi tim kedis untuk
melihat perkembangan bayi dan mendiagnosa serta mengurangi masalah pada awal
kehamilan. Selain itu, studi menunjukkan ikatan antara orangtua dan anak tumbuh
lebih kuat sebelumnya bila terkena jenis penyaringan. Scan ini benar - benar mudah
dan aman diperoleh. 4D telah berhasil digunakan untuk melihat amniosintesis, CVS,
kardiosintesis dan transfusi intrauterin. Menggunakan bimbingan USG 4D, prosedur
yang paling dilakaukan dalam waktu 5 menit dan dengan tingkat keberhasilan 100%
bahkan dalam kasus yang melibatkan plasenta berat oligohidramnion, tipis dan vena
umbilikalis sempit. Selain itu, tidak ada komplikasi yang serius selama atau setelah
prosedur apapun.Hal ini tampaknya berkontribusi pada akurasi penempatan jarum
dengan menghilangkan fenomena lateralisasi ketika lampiran jarum tetap digunakan.
Saat ini, kedua metode 2D dan 4D diperlukan untuk penilaian perkembangan
motorik awal janin dan perilaku motorik.Beberapa pola gerakan seperti menyamping
lentur, cegukan, gerakan pernapasan, pembukaan mulut dan gerakan wajah dapat
diamati hanya dengan USG 2D.Gerakan tangan terisolasi dan subtipe gerakan tangan
yang mudah dikenal oleh USG 4D.Semua subtipe tangan untuk gerakan kepala dapat
dilihat dari minggu ke 13 kehamilan dengan kejadian berfluktuasi.Kegiatan wajah
dan berbagai bentuk ekspresi yang mudah dikenali. USG 4D memungkinkan untuk
menentukan arah yang tepat dari sisi janin, namun jumlah yang tepat dari setiap jenis
gerakan tangan masih bisa tidak akan ditentukan. Di antara kegiatan wajah yang
diamati oleh USG 4D, kelopak mata dan gerakan mulut simultan mendominasi antara
Universitas Sumatera Utara
30 dan 33 minggu kehamilan.Gerakan mulut murni seperti pembukaan mulut,
menguap dan cemberut.
Pada trimester pertama dilakukan untuk mengetahui terjadinya kehamilan atau
tidak, mengetahui keadaan rahim, denyut janin, bayi kembar, kelainan bentuk kepala,
kelainan tengkuk untuk mengetahui down sindrome.Pada trimester kedua dilakukan
untuk menentukan lokasi plasenta, mengukur panjang seviks, melihat bentuk jantung
dan sistem saraf pusat, kelainan hidrosefalus, kelainan katarak, kelainan rongga
jantung, kelainan tulang belakang, kelainan bibir sumbing.Pada trimester ketiga
dilakukan untuk menilai kesejahteraan janin, melihat posisi janin dan tali pusat serta
menilai keadaan plasenta.
2.5.2 Waktu Untuk Melakukan USG 4 Dimensi
Cara terbaik untuk melakukan USG 4D setelah kehamilan 28 minggu karena
ini adalah saat kehamilan bila ada biasanya jumlah yang cukup cairan ketuban sekitar
bayi.Cairan ketuban yang memadai diperlukan untuk mendapatkana gambar yang
jelas.Pemahaman saat ini menunjukkan bahwa USG 4D tidak menimbulkan resiko
terdeteksi baik bayi atau ibu. Namun, ini tidak berarti bahwa penelitian yang akan
datang tidak akan menemukan risiko baru. Saat pertama kali pemeriksaan kehamilan
usia 10 - 12 minggu dilakukan untuk penilaian awal. Pada saat usia kehamilan 20 - 24
minggu sebagai penilaian lengkap. Setelah usia kehamilan lebih dari 12 minggu
gambaran janin pada layar monitor akan terlihat sebagian dan tidak secara utuh.
2.6Tumor Mamae
Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh akibat
pengaruh berbagai faktor penyebab dan menyebabkan jaringan setempat pada tingkat
gen kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya.5 Istilah neoplasma pada
dasarnya memiliki makna sama dengan tumor. Keganasan merujuk kepada segala
penyakit yang ditandai hiperplasia sel ganas, termasuk berbagai tumor ganas dan
leukemia.Istilah kanker juga menunjukkan semua tumor ganas.
Istilah Tumorini digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan biologikal
jaringan yang tidak normal. Menurut Brooker, 2001 pertumbuhan tumor dapat
Universitas Sumatera Utara
digolongkan sebagai ganas (malignant) atau jinak (benign).Sel tumor pada tumor
jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada umumnya tidak cepat
membesar.Sel tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga
terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari
jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak mudah
dikeluarkan dengan cara operasi (Robin dan Kumar, 1995).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda.Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase
pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening
ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang,
paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005)
2.5.1 Etiologi
Tidak ada satupun sebab spesifik, sebaliknya terdapat serangkaian factor genetic,
hormonal dan kemudian kejadian lingkiungan dapat menunjang terjadinya cancer
payudara.
Faktor resiko
1.
Riwayat pribadi Ca payudara
2.
Menarche dini
3.
Nullipara/ usia lanjut pada kelahiran anak pertama
4.
menopause pada usia lanjut
5.
Riwayat penyakit payudara jinak
6.
Riwayat keluarga dengan ca mamae
7.
Kontrasepsi oral
8.
Terapai pergantian hormone
9.
Pemajanan radiasi
10. Masukan alcohol
11. Umur > 40 tahun
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri:
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh
struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi
yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi
dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di
dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya.Hampir
semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna
dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1.
Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi factor lingkungan
mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah
jaringan displasi menjadi tumor ganas.Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan
konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya
terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan
individu.
2.
fase in situ: 1-5 tahun
pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa
ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih,
kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3.
fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membran sel ke
jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa
tahun.
Universitas Sumatera Utara
4.
fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain
bertambah.
2.5.3 Tanda dan gejala
Penemuan tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi kanker payudara masih
sulit ditemukan secara dini.Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba,
biasanya oleh wanita itu sendiri.
1. Terdapat massa utuh (kenyal)
2. Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah lengan, bentuknya
tidak beraturan dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan)
3. Nyeri pada daerah massa
4. Adanya lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi pada area
mammae.Dimpling terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau akibat distorsi
ligamentum cooper.
Cara pemeriksaan: kulit area mammae dipegang antara ibu jari dan jari
telunjuk tangan pemeriksa l;alu didekatkan untuk menimbulkan dimpling.
5. Edema dengan Peaut d’oramge skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti
kulit jeruk)
6. Pengelupasan papilla mammae
7. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya cairan
secara spontan kadang disertai darah.
8. ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.
Universitas Sumatera Utara
Penentuan Ukuran Tumor, Penyebaran Ke Kelenjar Limfe Dan Tempat Lain Pada
Carcinoma Mammae
TUMOR SIZE (T)
TX
Tidak ada tumor
T0
Tidak dapat ditunjukkan adanya tumor primer
T1
Tumor dengan diameter 2 cm atau kurang
T1a diameter 0,5cm atau kurang, tanpa fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T1b >0,5 cm tapi kurang dari 1 cm, dengan fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T1c >1 cm tapi < 2 cm, dengan fiksasi terhadap fascia dan/muskulus
pectoralis
T2
Tumor dengan diameter antar 2-5cm
T2a tanpa fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
T2b dengan fiksasi
T3
Tumor dengan diameter >5 cm
T3a tan pa fiksasi, T3b dengan fiksasi
T4
Tumor tanpa memandang ukurannya telah menunjukkan perluasan
secar langsung ke dalam dinding thorak dan kulit
REGIONAL LIMFE NODES (N)
NX
Kelenjar ketiak tidak teraba
N0
Tidak ada metastase kelenjar ketiak homolateral
N1
Metastase ke kelenjar ketiak homolateral tapi masih bisa digerakkan
N2
Metastase ke kelenjar ketiak homolateral yang melekat terfiksasi satu
sama lain atau terhadap jaringan sekitarnya
N3
Metastase ke kelenjar homolateral supraklavikuler atau intraklavikuler
terhadap edema lengan
METASTASE JAUH (M)
M0
Tidak ada metastase jauh
M1
Metastase jauh termasuk perluasan ke dalam kulit di luar payudara
Universitas Sumatera Utara
STADIUM KLINIS KANKER PAYUDARA
STADIUM T
N
M
0
T1s
N0
M0
I
T1
N0
M0
IIA
T0
N1
M0
T1
N1
M0
T2
N0
M0
T2
N1
M0
T3
N2
M0
T0
N2
M0
T1
N2
M0
T2
N2
M0
T3
N1, N2
M0
T4
Semua N
M0
Semua T
N3
M0
Semua T
Semua N
M1
IIB
IIIA
IIIB
IV
2.6.7
Manajemen Keperawatan Tumor
1. Pengkajian
Pengkajianadalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh (Boedihartono, 1994 ).
Pengkajian pasien Pre operatif (Marilynn E. Doenges, 1999) meliputi :
•
Sirkulasi
Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit vascular
perifer, atau stasis vascular (peningkatan risiko pembentukan trombus).
•
Integritas ego
Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktor stress multiple,
misalnya financial, hubungan, gaya hidup.
Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ; stimulasi
simpatis.
Universitas Sumatera Utara
•
Makanan / cairan
Gejala : insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi untuk hipoglikemia/ketoasidosis)
; malnutrisi (termasuk obesitas) ; membrane mukosa yang kering (pembatasan
pemasukkan / periode puasa pra operasi).
•
Pernapasan
Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.
•
Keamanan
Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ; Defisiensi
immune (peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaan penyembuhan) ;
Munculnya kanker / terapi kanker terbaru ; Riwayat keluarga tentang hipertermia
malignant/reaksi anestesi ; Riwayat penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi obatobatan dan dapat mengubah koagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi
transfuse.
Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam.
•
Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid, antibiotic, antihipertensi, kardiotonik
glokosid,
antidisritmia,
bronchodilator,
diuretic,
dekongestan,
analgesic,
antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer dan juga obat yang dijual bebas,
atau obat-obatan rekreasional. Penggunaan alcohol (risiko akan kerusakan ginjal,
yang mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan juga potensial bagi
penarikan diri pasca operasi).
2.6.5 Diagnosa Keperawatan Tumor
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata
maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Pre Operatif (Wilkinson, M. Judith,
2006) meliputi :
1) Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri, ancaman terhadap
perubahan status kesehatan, ancaman terhadap pola interaksi dengan orang yang
berarti, krisis situasi atau krisis maturasi.
Universitas Sumatera Utara
2) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan, efek samping
penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan
penampilan.
3) Koping individu, ketidakefektifan berhubungan dengan perubahan penampilan,
keluhan terhadap reaksi orang lain, kehilangan fungsi, diagnosis kanker.
4) Proses keluarga, perubahan berhubungan dengan terapi yang kompleks,
hospitalisasi/perubahan lingkungan, reaksi orang lain terhadap perubahan
penampilan.
5) Ketakutan berhubungan dengan proses penyakit/prognosis (misalnya kanker),
ketidakberdayaan.
6) Mobilitas fisik, hambatan berhubungan dengan penurunan rentang gerak,
kerusakan saraf/otot, dan nyeri.
2.5.6 Intervensi dan Implementasi Tumor
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan
(Boedihartono, 1994). Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995).Intervensi
dan implementasi keperawatan pasien Pre Operatif (Wilkinson, M. Judith, 2006)
adalah :
1) Ansietas adalah suatu keresahan, perasaan ketidaknyamanan yang tidak mudah
atau dread yang disertai dengan respons autonomis ; sumbernya seringkali tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu ; perasaan khawatir yang disebabkan
oleh antisipasi terhadap bahaya.ini merupakan tanda bahya yang memperingatkan
bahaya yang akan terjadi dan memampukan individu untuk membuat pengukuran
untuk mengatasi ancaman.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan : ansietas berkurang/terkontrol.
Kriteria hasil :
 klien mampu merencanakan strategi koping untuk situasi-situasi
yang membuat stress.
 klien mampu mempertahankan penampilan peran.
 klien melaporkan tidak ada gangguan persepsi sensori.
 klien melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik.
 tidak ada manifestasi perilaku akibat kecemasan.
•
Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien.
Rasional : memudahkan intervensi.
•
Kaji mekanisme koping yang digunakan pasien untuk mengatasi ansietas di
masa lalu.
Rasional : mempertahankan mekanisme koping adaftif, meningkatkan
kemampuan mengontrol ansietas.
•
Lakukan
pendekatan
dan
berikan
motivasi
kepada
pasien
untuk
pasien
untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional
:
pendekatan
dan
motivasi
membantu
mengeksternalisasikan kecemasan yang dirasakan.
•
Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada saat ini,
harapan-harapan yang positif terhadap terapy yang di jalani.
Rasional : alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan
untuk mengurangi kecemasan.
•
Berikan penguatan yang positif untuk meneruskan aktivitas sehari-hari
meskipun dalam keadaan cemas.
Rasional : menciptakan rasa percaya dalam diri pasien bahwa dirinya mampu
mengatasi masalahnya dan memberi keyakinan pada diri sendri yang
dibuktikan dengan pengakuan orang lain atas kemampuannya.
•
Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi.
Rasional : menciptakan perasaan yang tenang dan nyaman.
Universitas Sumatera Utara
•
Sediakan informasi faktual (nyata dan benar) kepada pasien dan keluarga
menyangkut diagnosis, perawatan dan prognosis.
Rasional : meningkatkan pengetahuan, mengurangi kecemasan.
•
Kolaborasi pemberian obat anti ansietas.
Rasional : mengurangi ansietas sesuai kebutuhan.
2) Gangguan citra tubuh adalah konfusi pada gaambaran mental dari fisik seseorang.
Tujuan : pasien memiliki persepsi yang positif terhadap penampilan dan fungsi
tubuh.
Kriteria hasil :
- pasien melaporkan kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh.
- memiliki keinginan untuk menyentuh bagian tubuh yang mengalami gangguan.
- menggambarkan perubahan actual pada fungsi tubuh.
•
Kaji dan dokumentasikan respons verbal dan non verbal pasien tentang
tubuhnya.
Rasional : factor yang mengidentifikasikan adanya gangguan persepsi pada
citra tubuh.
•
Kaji harapan pasien tentang gambaran tubuh.
Rasional : mungkin realita saat ini berbeda dengan yang diharapkan pasien
sehingga pasien tidak menyukai keadaan fisiknya.
•
Dengarkan pasien dan keluarga secara aktif, dan akui realitas adanya
perhatian terhadap perawatan, kemajuan dan prognosis.
Rasional : meningkatkan perasaan berarti, memudahkan saran koping,
mengurangi kecemasan.
•
Berikan perawatan dengan cara yang tidak menghakimi, jaga privasi dan
martabat pasien.
Rasional : menciptakan suasana saling percaya, meningkatkan harga diri dan
perasaan berarti dalam diri pasien.
Universitas Sumatera Utara
3) Koping individu, ketidakefektifan adalah ketidakmampuan membuat penilaian
yang tepat terhadap stressor, pilihan respons untuk bertindak secara tidak adekuat,
dan atau ketidakmampuan untuk menggunakan sumber yang tersedia.
Tujuan : pasien menunjukkan koping yang efektif.
Kriteria hasil :
 pasien akan menunjukkan minat terhadap aktivitas untuk mengisi
waktu luang.
 mengidentifikasikan
kekuatan
personal
yang
dapat
mengembangkan koping yang efektif.
 menimbang serta memilih diantara alternative dan konsekuensinya.
 berpartisipasi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS).
•
Kaji pandangan pasien terhadap kondisinya dan kesesuaiannya dengan
pandangan pemberi pelayanan kesehatan.
Rasional : mengidentifikasi persepsi pasien terhadap kondisinya.
•
Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
Rasional : menghindari ketakutan dan menciptakan hubungan saling percaya,
memudahkan intervensi
•
Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi gambaran perubahan peran yang
realitas.
Rasional : memberikan arahan pada persepsi pasien tentang kondisi nyata
yang ada saat ini.
•
Bantu pasien dalam mengidentifikasi respons positif dari orang lain.
Rasional : meningkatkan perasaan berarti, memberikan penguatan yang
positif.
•
Libatkan sumber-sumber yang ada di rumah sakit dalam memberikan
dukungan emosional untuk pasien dan keluarga.
Rasional : menciptakan suasana saling percaya, perasaan berarti, dan
mengurangi kecemasan.
Universitas Sumatera Utara
4) Proses keluarga, perubahan adalah suatu perubahan dalam hubungan dan/atau
fungsi keluarga.
Tujuan : pasien dan keluarga memahami perubahan perubahan dalam peran
keluarga.
Kriteria hasil :
- pasien/keluarga mampu mengidentifikasi koping.
- paien/keluarga berpartisipasi dalam proses membuat keputusan berhubungan
dengan perawatan setelah rawat inap.
•
Kaji interaksi antara pasien dan keluarga.
Rasional : mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi.
•
Bantu keluarga dalam mengidentifikasi perilaku yang mungkin menghambat
pengobatan.
Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi.
•
Diskusikan dengan anggota keluarga tentang tambahan ketrampilan koping
yang digunakan.
Rasional : membantu keluarga dalam memilih mekanisme koping adaptif
yang tepat .
•
Dukung kesempatan untuk mendapatkan pengalaman masa anak-anak yang
normal pada anak yang berpenyakit kronis atau tidak mampu.
Rasional : memudahkan keluarga dalam menciptakan/memelihara fungsi
anggota keluarga.
5) Ketakutan adalah ansietas yang disebabkan oleh sesuatu yang dikenali secara sadar
dan
bahaya
nyata
dan
dipersepsikan
sebagai
bahaya
yang
nyata.
Tujuan : pasien akan memperlihatkan pengendalian ketakutan.
Kriteria hasil :
 mencari informasi untuk menurunkan ketakutan.
 menggunakan teknik relaksasi untuk menurnkan ketakutan.
 mempertahankan penampilan peran dan hubungan social.
Universitas Sumatera Utara
•
Kaji respons takut subjektif dan objektif pasien.
Rasional : mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi.
•
Berikan penguatan positif bila pasien mendemonstrasikan perilaku yang dapat
menurunkan atau mengurangi takut.
Rasional : mempertahankan perilaku koping yang efektif.
•
Lakukan
pendekatan
dan
berikan
motivasi
kepada
pasien
untuk
pasien
untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional
:
pendekatan
dan
motivasi
membantu
mengeksternalisasikan kecemasan yang dirasakan.
•
Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada saat ini,
harapan-harapan yang positif terhadap terapy yang di jalani.
Rasional : alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan
untuk mengurangi kecemasan.
6) Mobilitas fisik, hambatan adalah suatu keterbatasan dalam kemandirian,
pergerakkan fisik yang bermanfaat dari tubuh atau satu ekstremitas atau lebih.
Tujuan : pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal.
Kriteria hasil :
 penampilan yang seimbang..
 melakukan pergerakkan dan perpindahan.
 mempertahankan mobilitas optimal yang dapat di toleransi, dengan
karakteristik :
0 = mandiri penuh
1 = memerlukan alat Bantu.
2 = memerlukan bantuan dari orang lain untuk bantuan, pengawasan, dan
pengajaran.
3 = membutuhkan bantuan dari orang lain dan alat Bantu.
4 = ketergantungan; tidak berpartisipasi dalam aktivitas.
•
Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan.
Rasional : mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi.
Universitas Sumatera Utara
•
Tentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas.
Rasional : mempengaruhi penilaian terhadap kemampuan aktivitas apakah
karena ketidakmampuan ataukah ketidakmauan.
•
Ajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu.
Rasional : menilai batasan kemampuan aktivitas optimal.
•
Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif.
Rasional : mempertahankan /meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot.
•
Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi.
Rasional : sebagai suaatu sumber untuk mengembangkan perencanaan dan
mempertahankan/meningkatkan mobilitas pasien.
Universitas Sumatera Utara
Download