PENGGUNAAN SMARTPHONE DALAM MENGEMBANGKAN POLA BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 KULISUSU UTARA KABUPATEN BUTON UTARA. *Nursina**La Ode Muh.Umran***Joko Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo Kendari [email protected] ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana penggunaan smartphone dalam mengembangkan pola belajar siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara dan apa saja bentuk pola belajar siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui penggunaan smartphone dalam mengembangkan pola belajar siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara dan untuk mengetahui bentuk pola belajar siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara. Manfaat dari penelitian ini adalah secara teoritis: penelitian diharapkan dapat menambah dan memperluas wawasan tentang penggunaan smartphone dalam mengembangkan pola belajar siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara. secara praktis: penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada siswa mengenai penggunaan smartphone dalam mengembangkan pola belajar siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara. secara metodelogis: penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan tambahan informasi atau acuan bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan bidang ini. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kulisusu Utara yang berjumlah 98 orang. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling yaitu memilih secara sengaja dengan mempertimbangkan bahwa informan yang bersangkutan mengetahui dan memahami betul inti permasalahan. Dengan jumlah informan sebanyak 8 orang. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan smartphone memiliki pengaruh dalam mengembangkan pola belajar siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara dan terdapat dua bentuk pola belajar siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bentuk pola belajar siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara adalah pola belajar individu dimana siswa bebas menentukan cara, metode, dan sumber belajar tanpa kehadirin guru dan temannya sedangkan pola belajar kelompok dimana siswa saling bekerja sama dan berdiskusi dalam menyelesaikan tugas sekolah. Kata Kunci : Smartphone, Pola Belajar, Siswa. 1 ABSTRACT . The problem in this research is how the use of smartphones in developing student learning patterns SMA Negeri 1 North Kulisusu and any pattern shape student learning SMA Negeri 1 North Kulisusu. The purpose of this study was to determine the use of smartphones in developing student learning patterns SMA Negeri 1 North Kulisusu and to determine the shape of the pattern of student learning SMA Negeri 1 North Kulisusu. The benefits of this research are theoretically: the research is expected to add and expand knowledge about the use of smartphones in developing student learning patterns SMA Negeri 1 North Kulisusu. practical: This research is expected to provide feedback to the student about the use of smartphones in developing student learning patterns SMA Negeri 1 North Kulisusu. methodological basis: this research can be used as additional information or a reference for further research that is relevant to this field. The subjects in this study were all students of class XII SMA Negeri 1 North Kulisusu totaling 98 people. Mechanical determination of informants in this research is purposive sampling that is choosing deliberately taking into account that the informant is concerned to know and understand the true heart of the matter. With the number of informants as many as 8 people. Data were collected using qualitative analysis. The results showed that the use of smartphones have the effect of developing a student's learning SMA Negeri 1 North Kulisusu and there are two forms of learning patterns of students SMA Negeri 1 North Kulisusu. Based on the research that has been done, the pattern shape student learning SMA Negeri 1 Kulisusu North is a pattern of individual learning where students are free to determine how, methods, and learning resources without kehadirin teachers and friends while learning pattern group in which students work together and discuss in completing school assignments , Keywords: Smartphone, Pattern Learning, Student. 2 PENDAHULUAN Latar Belakang Di era yang serba modern ini, teknologi semakin hari semakin berkembang dan menjadikan teknologi sebagai salah satu bagian penting bagi kehidupan manusia. Kemajuan teknologi tersebut, menimbulkan inovasi–inovasi yang mengubah banyak aspek dalam kegiatan manusia. Salah satu aspek tersebut adalah aspek komunikasi. Smartphone merupakan salah satu dari teknologi komunikasi yang membantu manusia untuk mendapatkan informasi secara cepat. Di samping untuk membantu mencari informasi, smartphone juga berfungsi menyebarkan informasi, sehingga dengan berkembangnya kemajuan teknologi komunikasi, berkembang pula penggunaan smartphone. Teknologi smartphone selalu mengalami kemajuan dari waktu ke waktu. Saat ini smartphone terlihat pada kompetitif dari berbagai merek seperti Nokia, Samsung, Asus, Advan, Mito, Asiaphone, Evercoss, vivo dan lain-lain. Dari merek-merek tersebut diatas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, salah satu contohnya Samsung yang memiliki kelebihan seperti memiliki kecepatan akses internet yang dibekali dengan teknologi jaringan 3G dan 4G LTE sedangkan kekurangan dari Samsung adalah tidak dilengkapi dengan pelindung layar. Selain dapat digunakan untuk telepon dan pesan singkat seperti halnya telepon biasa, Keberadaan smartphone di tengah laju globalisasi teknologi komunikasi dan informasi memiliki fenomena tersendiri bagi dunia pendidikan khususnya bagi siswa. Kehadirannya yang menawarkan kecanggihan untuk dapat mengakses segala informasi lintas dunia dengan sangat cepat, mudah dan murah dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk pola belajar untuk meningkatkan prestasinya dengan berbagai fitur yang tersedia seperti jaringan akses internet yang menyediakan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya, chatting atau percakapan singkat melalui Facebook, Blackberry Messanger Line, Twitter, Instagram, Youtube, dan lain-lain. 3 Dengan berbagai aplikasi, maka pengguna dapat mengirim pesan singkat, mengirim gambar, data, melakukan percakapan secara berkelompok atau conference, mengirimkan pesan suara maupun mengirimkan lokasi dimana kita berada. Aplikasi lain dari smartphone misalnya, aplikasi push e-mail (mengirimkan pesan elektronik dengan jaringan internet), browsing (penjelajahan dunia maya dengan jaringan internet), hiburan seperti pemutaran musik maupun video, kamera dan juga kemampuan penyimpanan data yang hampir mirip seperti yang terdapat pada komputer. Dari sekian kelebihan yang telah ditawarkan dari smartphone, tetapi terdapat juga banyak dampak negatif yang bermunculan seperti kurangnya konsentrasi siswa dalam menerima materi pelajaran karena sibuk bermain dengan smartphonenya. Pola belajar merupakan salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap prestasi atau hasil belajar yang diperoleh siwa. Dalam pendidikan sering diketahui bahwa siswa mempunyai pola belajar yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari dua segi, yakni sebelum mengenal teknologi smartphone dan setelah mengenal teknologi smartphone. Pola belajar siswa sebelum mengenal teknologi smartphone waktu belajarnya terbatas contoh siswa hanya dapat menerima materi pelajaran pada saat di ruang kelas dalam proses belajar mengajar dan siswa harus membaca buku dalam perpustakaan untuk dapat menambah ilmu pengetahuan yang tidak diberikan oleh guru tetapi setelah mengenal teknologi smartphone siswa dengan mudah mencari materi pelajaran dan menambah ilmu pengetahuannya sendiri dengan menggunakan aplikasi yang ada dalam smartphone dimana dan kapan saja. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana penggunaan smartphone dalam mengembangkan pola belajar siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara ? 2. Apa saja bentuk pola belajar siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara ? 4 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hal-hal sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penggunaan smartphone dalam mengembangkan pola belajar siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara. 2. Untuk mengetahui bentuk pola belajar siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara . METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini sudah di lakukan di SMA Negeri 1 Kulisusu Utara. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan yang relevan dengan obyek yang diteliti. Informan Penelitian Sedangkan informan yang akan diambil dalam penelitian ini berjumlah 8 orang. Informan akan mewakili secara proporsional berdasarkan jumlah siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kulisusu Utara. Jenis dan Sumber Data Jenis Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh berdasarkan pada bahan informasi atau temuan dari obyek yang diteliti yang berkaitan dengan masalah yang menjadi fokus penelitian. Sumber Data Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data primer adalah data yang bersumber dari lapangan atau data yang diperoleh secara langsung melalui observasi serta wawancara dari informan dan dokumentasi terhadap obyek penelitian. 5 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu dengan cara menganalisis literatur-literatur berupa buku-buku, artikel, internet, dan jurnal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengamatan (Observation) yaitu teknik pengumpulan data melalui proses mengamati objek penelitian dilapangan. Teknik ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan dapat mendeskripsikan suatu gambaran hasil penelitian secara nyata sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan. 2. Wawancara yaitu data yang dikumpulkan dengan memberikan pertanyaan kepada informan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, dengan tanya jawab langsung atau tatap muka dengan informan menggunakan pedoman wawancara. 3. Studi pustaka (Library Study) yaitu cara memperoleh data dengan mempelajari literatur laporan dan bahan tertulis lainnya yang ada hubungannya dengan judul penelitian. 4. Dokumentasi, merupakan sumber pelengkap dari metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial sebagai sumber pelengkap dengan cara pengumpulan data dalam memperbanyak data yang dibutuhkan untuk peneliti dengan maksud agar data yang dikumpulkan lebih akurat. Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk analisis deskriptif kualitatif. Analisis ini akan mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan temuan dilapangan dan selanjutnya diberi penafsiran dan kesimpulan. Data secara kualitatif ini diuraikan dengan menggunakan kalimat secara logis kemudian dihubungkan dengan teori-teori yang relevan 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penggunaan Smartphone Dalam Mengembangkan Pola Belajar Siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara 1. Pemanfaatan Aplikasi Dalam menggunakan smartphone siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara memanfaatkan berbagai aplikasi yang tersedia dalam smartphone tersebut. Smartphone ialah salah satu alat yang menyediakan banyak aplikasi yang dapat mengembangkan pengetahuan siswa dalam proses belajar mengajar. Pengertian aplikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Alwi Hasan, 1998:52) adalah penerapan dari rancang sistem untuk mengolah data yang menggunakan aturan atau ketentuan bahasa pemograman tertentu. Aplikasi adalah suatu program komputer yang dibuat untuk mengerjakan dan melaksanakan tugas khusus dari user (pengguna). Seperti yang diutarakan oleh informan Zakrin ketika peneliti menanyakan apakah smartphone merupakan salah satu sarana belajar anda, ia mengatakan: “…..Smartphone menjadi salah satu sarana belajar saya karena smartphone memiliki fitur canggih berupa jaringan akses data dan hotspot yang memudahkan saya dalam proses belajar dan mendapatkan informasi dengan menggunakan aplikasi-aplikasi yang tersedia seperti uc browser yang merupakan salah satu alat pencari digoogle misalnya untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran seni budaya mengenai gambargambar seni tradisional saya memanfaatkan google untuk untuk mendapatkan gamabar-gambar tersebut” (wawancara 7/11/2016). Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu informan dalam penelitian ini, ia mengatakan bahwa: “smartphone sebagai salah satu sarana pembelajaran saya karena smartphone menyediakan aplikasi berupa kamus bahasa inggris yang memudahkan saya untuk belajar bahasa inggris contohnya, jika ada kata atau kalimat yang saya tidak tahu dalam bahasa inggris maka dapat saya terjemahkan kata atau kalimat tersebut menjadi bahasa Indonesia” (wawancara dengan informan Putri Sari 12/11/2016). 7 Selanjutnya ketika peneliti menanyakan aplikasi apa saja yang anda gunakan pada smartphone sebagai sarana belajar, informan Rahmatika mengatakan: “Aplikasi yang saya gunakan dalam smartphone untuk belajar sangat beragam sesuai dengan fungsinya masing-masing misalnya kamus bahasa Inggris untuk menerjemahkan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, rumus matematika untuk memecahkan soal matematika sesuai dengan langkah penyelesaiannya, kalkulator sebagai alat penghitung, internet berupa google dan offline yang menyediakan banyak informasi berupa pendidikan, kesehatan, kuliner, fashion dan media sosisal seperti facebook dan video calling yang memudahkan saya untuk berkomunikasi dengan teman” (wawancara 9/11/2016). Pernyataan diatas dikuatkan juga dengan keterangan salah satu informan, ia mengatakan: “Aplikasi smartphone yang saya gunakan dalam proses belajar adalah email karena aplikasi ini mempunyai fungsi untuk mengirim pesan dalam bentuk tulisan, gambar dan suara sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien antara siswa dan guru meskipun tidak berada dalam satu ruangan contohnya tugas mata pelajaran TIK mengenai jenis gambar grafis yang kurang saya pahami dapat bertanya langsung kepada guru saya dengan berkomunikasi melalui email” (wawancara dengan informan Yona Ariska/11/2016). Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa aplikasiaplikasi yang tersedia dalam smartphone dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran oleh siswa untuk memudahkannya memperoleh ilmu pengetahuan dan bahan materi pelajaran secara efektif dan efisien. Menurut Williams dan Sawyer (2011:12), Smartphone merupakan ponsel multimedia yang menggabungkan fungsionalitas personal computer dan handset sehingga menghasilkan gadget yang mewah, di mana terdapat pesan teks, kamera, pemutar musik, video, game, akses email, tv digital, search engine, pengelola informasi pribadi, fitur global positioning system, dan jasa telepon internet. Smartphone juga mempunyai beberapa manfaat antara lain: sebagai alat pencari informasi/ilmu, komunikasi antar manusia, media hiburan, media penyimpanan data file dan dapat menjalankan berbagai aplikasi yang tersedia di internet maupun 8 non internet sesuai dengan sistem operasi yang digunakan. Hal ini diutarakan oleh salah satu informan Cici Imelda Sabri L. ketika peneliti menanyakan apakah penggunaan smartphone dapat menambah wawasan pengetahuan anda, ia mengatakan: “Smartphone sangat menambah wawasan pengetahuan saya dengan tersedianya fitur-fitur yang dapat saya gunakan dalam mengakses internet seperti google sebagai aplikasi yang saya gunakan untuk memperoleh materi pelajaran biologi tentang gambar struktur dan fungsi bagian-bagian sel tumbuhan dan sel hewan selain itu, saya dapat menyimpan file mengenai materi dan tugas pelajaran tersebut pada microsoft office sebagai salah satu aplikasi yang tersedia dalam smartphone” (wawancara 14/11/2016). Respon yang sama terjadi pada dua informan lain yang mendukung informan diatas, mereka mengatakan: “Smartphone sangat menambah wawasan pengetahuan saya karena smartphone memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai komunikasi antarmanusia misalnya saya dapat berkomunikasi dan bertukar informasi mengenai materi pelajaran dengan teman saya melalui whats app group” (wawancara dengan Citra Safitri 18/11/2016). “Smartphone dapat menambah ilmu pengetahuan saya karena smartphone menyediakan aplikasi seperti microsoft office yang dapat saya gunakan untuk menyimpan bahan materi pelajaran PKN sehingga memudahkan saya untuk belajar tanpa harus pergi ke perpustakaan untuk membaca dan mencatat bahan materi pelajaran tersebut, dengan adanya microsoft office ini dapat memudahkan saya untuk belajar kapan dan dimana saja misalnya pada saat jam istirahat dikantin saya bisa belajar sambil makan dan mendengarkan musik” (wawancara dengan informan Agus Ardianto 10/11/2016). Ungkapan yang sama terjadi pada dua informan lain yang mendukung informan diatas, mereka mengatakan: “Smartphone sangat efektif dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan sebanding dengan apa yang saya peroleh baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari informasi yang telah dipelajari dalam e-book, aplikasi ini memudahkan saya dalam belajar dengan banyaknya informasi yang tersedia untuk menambah ilmu pengetahuan saya selain itu, saya dapat membaca buku apa saja seperti buku sosiologi juga dapat saya miliki buku tentang pelajaran disekolah 9 dengan cara mengunduhnya” (wawancara dengan informan Zakrin 7/11/2016). “Smartphone sangat efektif dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan karena smartphone saat ini sudah sanggat canggih sehingga sangat mudah dalam mengakses berbagai informasi dari belahan dunia. contoh dalam kegiatan proses belajar kelompok kami manfaatkan aplikasi youtube sebagai sarana belajar karena dalam youtube benar-benar memberikan kejelasan kepada kami untuk melihat gambaran visual dari berbagai kondisi dan juga memberi kesempatan bagi kami untuk benarbenar melihat kondisi yang sebenarnya seperti materi pelajaran geografi yang berhubungan dengan peristiwa alam akan memeberikan penjelasan mengenai proses dan penyebab terjadinya peristiwa tersebut. Dengan mengamati lewat youtube proses dan penyebab peristiwa alam akan lebih mudah untuk dipahami” (wawancara dengan informan Rahmatika 9/11/2016). Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa pengguna smartphone memanfaatkan fitur dan aplikasi yang tersedia guna untuk memenuhi kebutuhan mereka akan informasi atau ilmu pengetahuan dalam proses belajar. Bentuk-Bentuk Pola Belajar Siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara Adapun bentuk-bentuk pola belajar siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara yaitu sebagai berikut: 1. Belajar Individu Setiap siswa memiliki pola dan tipe belajar yang berbeda-beda dengan temannya hal ini disebabkan karena siswa memiliki potensi yang berbeda dengan orang lain. Menurut Hendra Surya (2003:114), belajar individu adalah proses menggerakan kekuatan atau dorongan dari dalam diri seseorang yang belajar untuk menggertakkan potensi dirinya mempelajari objek belajar tanpa tekanan atau pengaruh asing diluar dirinya. Belajar individu dalam banyak hal ditentukan oleh kemampuan belajar secara efisien, Kemampuan belajar bergantung pada kecepatan membaca dan kemampuan memahami isi bacaan. Untuk dapat belajar individu secara efisien, siswa dituntut memiliki disiplin diri, inisiatif, dan motivasi belajar yang kuat. Siswa juga dituntut untuk dapat mengatur waktunya dengan efektif, sehingga dapat belajar secara teratur berdasarkan jadwal belajar yang 10 ditentukan sendiri. Seperti yang diutarakan oleh informan Agus Ardianto ketika peneliti menanyakan bagaimana pola belajar anda untuk meningkatkan prestasi disekolah, ia menyatakan: “Untuk meningkatkan prestasi disekolah saya belajar sendiri dengan cara mengatur waktu belajar, menentukan materi apa yang harus saya pelajari, dan membaca baik itu catatan saya, buku cetak, ataupun bahan referensi lain yang saya dapatkan melalui sumber elektronik (smartphone) seperti ebook sebagai salah satu aplikasi smartphone yang menjadi salah satu media pembelajaran yang baru” (wawancara 10/11/2016)”. Pernyataan diatas dikuatkan juga dengan dua informan lainnya, mereka mengatakan: “Belajar sendiri dirumah adalah cara saya untuk meningkatkan prestasi di sekolah karena saya dapat mengulangi kembali materi pelajaran yang kurang saya pahami dengan lebih fokus lagi tanpa ada gangguan atau keributan dari orang lain selain itu, saya memasang target untuk nilai yang harus saya capai misalnya nilai pelajaran ekonomi pada saat latihan soal sebelumnya nilai yang saya peroleh adalah 70 maka untuk latihan soal selanjutnya harus memiliki nilai yang lebih tinggi. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar sendiri akan sangat membantu untuk mengevaluasi kembali kesalahan latihan soal sebelumnya sehingga untuk meningkatkan hasil belajar akan berjalan efektif dengan didukung sumber belajar yang memadai seperti smartphone yang dapat saya manfaatkan untuk memperoleh ilmu pengetahuan kapan saja” (wawancara dengan informan Ian Septian Ningsih 21/11/2016). Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa belajar individu adalah salah satu proses belajar yang optimal bila di lakukan dengan baik dan sungguh-sungguh. Terbukti belajar sendiri siswa dapat bebas menentukan strategi dan sumber belajar melalui cara-cara kemandirian yang telah mereka tetapkan sendiri dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi seperti smartphone yang menyediakan aplikasi-aplikasi untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pengguna dalam hal informasi tentang materi pelajaran di sekolah. Bahan pembelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri. Pada strategi belajar individu ini siswa dituntut dapat belajar secara mandiri, tanpa adanya kerjasama dengan orang lain. Sisi positif dari 11 strategi ini adalah terbangunnya rasa percaya diri siswa. Namun di sisi negatif pada strategi belajar ini adalah minat dan perhatian siswa justru dikhawatirkan berkurang apabila menemukan kendala dalam proses belajar mengajar karena kurangnya komunikasi belajar antar siswa, sementara enggan bertanya kepada guru, dan tidak membiasakan siswa bekerja sama dalam sebuah tim. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh informan Citra Safitri ketika peneliti menanyakan bagaimana pola belajar anda untuk meningkatkan prestasi disekolah, ia mengatakan: “Belajar sendiri adalah pola belajar yang saya gunakan untuk meningkatkan prestasi disekolah selain dapat membangun rasa percaya diri juga mengajarkan saya untuk mandiri tanpa bantuan orang lain untuk menyelesaikan permasalahan yang saya hadapi misalnya mata pelajaran kimia yang membahas unsur-unsur radioaktif dapat saya selesaikan sendiri tugas yang diberikan oleh guru tanpa bertanya pada teman tetapi dengan mempelajari kembali dan melihat contoh soal yang sudah dijelaskan oleh guru pada kegiatan proses belajar mengajar dikelas” (wawancara 18/11/2016). Respon yang sama terjadi pada informan yang bernama zakrin, ia mengatakan bahwa: “Belajar individu merupakan pola belajar yang sangat efektif untuk meningkatkan prestasi disekolah karena saya dapat belajar dimana saja baik dirumah maupun disekolah dengan cara saya sendiri seperti lebih banyak membaca daripada menghafal materi pelajaran karena dengan membaca akan membantu saya untuk memahami isi/pesan dari materi yang saya pelajari” (wawancara 7/11/2016). Berbeda halnya dengan dua informan lainnya ketika peneliti menanyakan pertanyaan yang sama, mereka mengatakan bahwa: “Strategi saya dalam meningkatkan prestasi disekolah salah satunya belajar individu tetapi dalam belajar individu saya kadang tidak bisa menyelesaikan permasalahan dalam melakukan praktek contoh pada saat praktek mata pelajaran penjaskes tentang belajar pencat silat, saya membutuhkan bantuan teman maupun guru agar gerakan dan pukulan saya benar dan tepat pada sasaran yang ditentukan” (wawancara dengan informan Rahmatika 9/11/2016). “Saya belajar sendiri sebagai strategi untuk meningkatkan prestasi disekolah walaupun kadang-kadang saya merasa jenuh dan malas karena tidak ada yang membantu saya untuk memecahkan masalah dalam mata 12 pelajaran fisika ketika mengerjakan tugas kadang rumus yang saya gunakan kurang tepat sehingga saya tidak mendapatkan jawaban yang benar” (wawancara dengan informan Yona Ariska 10/11/2016). Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa belajar individu adalah salah satu pola belajar yang digunakan siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara dalam meningkatkan prestasi disekolah. hal ini dapat dilihat dari pernyataan oleh sebagian besar informan dalam penelitian ini, yang mengatakan belajar individu adalah pola belajar yang efektif digunakan untuk meningkatkan prestasi karena sangat fleksibel dan mampu membangun rasa percaya diri yang dapat meningkatkan intelektual siswa dalam menambah ilmu pengetahuan untuk mencapai suatu keberhasilan secara maksimal. 2. Belajar Kelompok Belajar kelompok pada dasarnya memecahkan persoalan secara bersama artinya setiap orang turut memberikan sumbangan pikiran dalam memecahkan persoalan tersebut sehingga diperoleh hasil yang baik. Belajar kelompok adalah suatu kegiatan penting selain untuk memecahkan suatu masalah tetapi juga untuk membentuk suatu kerja sama dan kesepakatan yang harus dibuat secara bersamasama. Menurut Modjiono (1992:61), metode belajar kelompok dapat diartikan sebagai format belajar mengajar yang menitiberatkan kepada interaksi anggota yang lain dalam satu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama. Jadi, belajar kelompok adalah kegiatan belajar dalam kelompok dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan yang ada. seperti yang diutarakan oleh informan Putri Sari ketika peneliti menanyakan bagaimana pola belajar anda dalam meningkatkan prestasi disekolah, ia mengatakan: “Belajar kelompok adalah pola belajar yang saya gunakan untuk meningkatkan prestasi disekolah karena belajar kelompok sangat efektif, saya bisa bertukar ide/gagasan bersama teman sekelompok untuk memecahkan masalah mengenai pelajaran matematika misalnya tugas 13 pelajaran matematika yang diberikan oleh guru kadang sulit untuk saya selesaikan sendiri. jadi, saya bersama teman sekelas membuat kelompok sendiri untuk saling bekerja sama dalam menyelesaikan tugas pelajaran tersebut” (wawancara 12/11/2016). Respon yang sama terjadi pada informan yang bernama Rahmatika, ia menyatakan: “Belajar kelompok sangat efektif digunakan untuk meningkatkan prestasi disekolah karena dalam belajar kelompok tugas sekolah akan lebih mudah dan cepat selesai contoh dalam proses belajar mata pelajaran ekonomi yang membahas tentang membuat tabel kurva debit/kredit membutuhkan ketelitian agar tabel untuk menghitung jumlah laba rugi tidak salah (wawancara 9/11/2016). Pernyataan diatas dikuatkan juga dengan dua informan lainnya, mereka menyatakan: “pola belajar yang saya gunakan untuk meningkatkan prestasi disekolah yaitu belajar sendiri dan belajar kelompok karena dalam belajar kelompok dapat menciptakan suasana gembira yang memudahkan saya untuk meningkatkan cara berpikir dan bisa memiliki pengalaman yang lebih luas dan beraneka ragam, misalnya dalam belajar bahasa Indonesia guru membagi kelompok dalam kelas untuk diberikan tugas yang berbeda-beda seperti membuat drama dengan tema yang berbeda dalam setiap kelompok, dimana tugas kami sebagai siswa adalah untuk memerankan atau mempraktekan karakter/tokoh dalam drama” (wawancara dengan informan Cici Imelda Sabri L. 14/11/2016). “Selain belajar sendiri saya juga selalu belajar kelompok karena dalam sebuah kelompok saya dapat berdiskusi untuk mencapai kesepakatan dari berbagai sudut pandang yang berbeda-beda yang tentunya akan menambah pengetahuan saya, pertemanan juga akan semakin erat dan saya bisa berlatih untuk saling toleransi, serta tugas akan lebih ringan karena dikerjakan bersama-sama baik secara tatap muka langsung atau tidak langsung saya dapat belajar kelompok dengan menggunakan smartphone salah satunya saya bisa menggunakan Video Calling” (Wawancara dengan informan Citra Safitri 18/11/2016). Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa belajar kelompok sangat membantu siswa untuk meningkatkan prestasi dan memperoleh hasil belajar yang baik. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan beberapa informan yang mengatakan bahwa belajar kelompok memberi banyak ilmu pengetahuan, dapat menumbuhkan rasa sosial, mempererat ikatan pertemanan, saling bertukar 14 pendapat/ide dan memudahkan untuk memecahkan permasalahan serta mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih baik. Hal ini diungkapkan oleh informan ketika peneliti menanyakan menurut anda, apakah pola belajar yang digunakan sudah tepat, ia mengatakan: “Saya rasa pola belajar yang saya gunakan sudah tepat baik itu belajar individu maupun belajar kelompok karena keduanya saling berkaitan satu sama lain dimana pola belajar tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh hasil/prestasi yang baik” (wawancara dengan informan Cici Imelda Sabri L.14/10/2016). Selanjutnya dua informan juga mengatakan hal yang sama untuk memperkuat pernyataan diatas mereka mengatakan: “Saya rasa pola belajar yang saya gunakan sangat tepat karena saya dapat memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan target yang ingin saya capai” (wawancara dengan infoerman Rahmatika 9/11/2016). “pola belajar yang saya gunakan sudah tepat karena suatu proses belajar akan efektif apabila kita menerapkan strategi dengan begitu pembelajaran akan teratur/terarah dan pemilihan sumber belajar akan dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar sehingga kita dapat memperoleh hasil yang baik” (wawancara dengan informan Agus Ardianto 10/11/2016). Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pola belajar dan sarana belajar yang digunakan siswa dalam kegiatan belajar dapat mempengaruhi hasil atau prestasi yang akan dicapai. Untuk mengetahui adanya peningkatan dalam kegiatan proses belajar siswa maka dapat dilihat dari indikator peningkatan hasil belajar seperti pemanfaatan sumber belajar siswa sebelum menggunakan smartphone, dimana siswa kekurangan materi pelajaran hal ini disebabkan karena terbatasnya jumlah buku yang ada diperpustakan sementara, dengan adanya smartphone materi pelajaran mudah didapatkan tanpa harus menunggu waktu yang lama dengan harga terjangkau. 15 PEMBAHASAN Bedasarkan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori uses and gratification karya dari Stephan W. Little John dan Karen. A Foss Teori Komunikasi (Terjemahan Mohammad Yusuf, 2009:264) Teori uses and gratification ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan oleh media pada diri seseorang, tetapi ia tertarik dengan apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini yang dianggap khalayak adalah siswa, bagaimana media itu memenuhi kebutuhan siswa akan informasi/ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui media (smartphone). Penggunaan smartphone dengan memanfaatkan berbagai aplikasi yang tersedia akan dapat membantu memenuhi kebutuhan siswa akan informasi hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh beberapa informan dalam penelitian ini, yang mengatakan bahwa mereka menggunakan media (smartphone) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan mereka akan informasi baik dari aspek pendidikan, aspek komunikasi, aspek sosial dan aspek lingkungan. Selanjutnya pola belajar siswa terbagi dua yaitu belajar individu dan belajar kelompok. Menurut Hiemstra (1994:1) Belajar individu adalah perilaku siswa dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata dengan tidak tergantung pada orang lain, dalam hal ini adalah siswa tersebut mampu melakukan belajar sendiri, dapat menentukkan cara belajar yang efektif, mampu melaksanakan tugas-tugas belajar dengan baik dan mampu untuk melakukan aktivitas belajar secara mandiri. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dari beberapa informan yang mengatakan bahwa belajar individu merupakan proses belajar mengajar yang dapat dilakukan secara bebas menentukan keinginannya tanpa adanya dorongan atau paksaan dari orang lain. Menurut Robert L. cilstrap dan William R mortin dalam Roestiyah (2001:15) belajar kelompok adalah kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan belajar kelompok ini menuntut kegiatan yang aktif dari beberapa individu tersebut. 16 Belajar kelompok dilaksanakan dalam suatu proses kelompok. Para angggota kelompok saling berhubungan dan berpartisispasi, memberikan sumbangan untuk berpartisipasi bersama. Belajar kelompok bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa, dengan memberi sugesti, motivasi, dan informasi. Dari hasil wawancara peneliti dengan informan diperoleh bahwa belajar kelompok dilakukan agar mendapat kesepakatan dan kerja sama dalam sebuah tim. Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat jelas bahwa smartphone merupakan media yang sangat dibutuhkan oleh siswa untuk memenuhi rasa ingin tahunya terhadap informasi. Smartphone tidak hanya dianggap sebagai media komunikasi tetapi juga sebagai media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan proses belajar mengajar, dalam hal ini pengguna (siswa) sangat memiliki ketergantungan terhadap smartphone karena dapat memperoleh dan menyimpan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan secara praktis. Dari hasil wawancara yang diperoleh dalam penelitian beberapa informan mengatakan bahwa; mereka menggunakan smartphone sebagai sarana (media) untuk memperoleh informasi atau materi pelajaran karena apa yang mereka butuhkan dapat diperoleh melalui media baik bersifat akademik maupun non akademik. Dalam kegiatan proses belajar mengajar terdapat dua bentuk pola belajar siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara yaitu belajar individu dan belajar kelompok dimana kedua pola belajar tersebut memanfaatkan media sebagai sumber belajar untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dalam mencapai prestasi disekolah. Dengan demikian, penggunaan smartphone dalam mengembangkan pola belajar siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara memiliki pengaruh untuk mecapai hasil atau prestasi yang maksimal KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari pembahasan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan smartphone dalam mengembangkan pola belajar siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasaan akan 17 informasi atau ilmu pengetahuan dalam mencapai tujuan pendidikan sehingga smartphone dijadikan sebagai media pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang tersedia seperti internet, kamus bahasa inggris, rumus matematika, kalkulator, microsoft office google, e-mail, instagram, facebook, blackberry messanger, line, youtube, offline, search engine, short message service, multimedia messaging service dan lain sebagainya. selain itu, terdapat juga 2 bentuk pola belajar siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara yaitu: 1. Belajar individu adalah cara belajar aktif dan partisipatif untuk mengembangkan diri masing-masing individu yang tidak terikat dengan kehadiran guru, pertemuan/tatap muka dalam kelas, atau dengan kehadiran teman di sekolah. Pola belajar ini lebih dominan diterapkan oleh siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara karena mereka menganggap bahwa dengan mengatur kegiatan belajar sendiri akan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. 2. Belajar kelompok adalah sebuah model pembelajaran dimana peserta didik belajar bekerja sama dalam sebuah kelompok untuk menyelesaikan tugas belajar. Pola belajar ini diterapkan oleh beberapa siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara karena dalam belajar kelompok mereka akan saling bekerja sama untuk memecahkan masalah selain itu juga dalam pola belajar ini siswa dapat mengembangkan keterampilan berkomunikasi yang lebih baik. Saran Berdasarkan temuan hasil penelitian sebagaimana telah disimpulkan diatas maka disarankan: 1. Mengingat teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang dengan pesat maka pihak sekolah sebaiknya membangun fasilitas jaringan wi-fi untuk memudahkan kegiatan proses belajar mengajar berbasis internet. 2. Siswa diharapkan lebih bijak dalam menggunakan teknologi dan lebih selektif dalam mengakses informasi. 18 DAFTAR PUSTAKA Anton M. Moeliono, et. al. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Alma, Bachari. 2010. Guru Profesional Mengajar). Bandung:Alfabeta. (Menguasai Metode dan Terampil Alwi, Hasan.dkk.1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka. Cangara, Hafied. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Dedy mulyana 2000. Rosadakarya Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja. Effendy, Onong Uchjana 2003. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. Haris, Mudjiman. 2009. Belajar Mandiri. Surakarta: UNS Press. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hendra, Surya. 2003. Kiat mengajak anak belajar dan berprestasi. Kudus: Paramita Littlejohn, Stephan W. dan Foss, Karen A. 2009. Teori Komunikasi Edisi 9 (Terjemahan Mohammad Yusuf Hamdan). Jakarta: Salemba Humanika. Moedjiono. 1992. Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Muhammad. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara Munir. 2008. Kurikulum Bandung: Alfabeta. Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Roestiyanah, Robert L. Cilstrap dan William R Mortin. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta __________, Sriyono. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 19 Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar ilmu komunikasi. Cetakan ke-1. Bogor: Ghalia Indonesia Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo Sumber Elektronik http://amarsuteja.blogspot.co.id/2013/01/24/teori-komunikasi-antarpribadi (diakses, 10 september 2016). html. http://en.wikipedia.org/wiki/2013/09/03/ smartphone. (diakses, 10 september 2016). http://karyatulisilmiah.com/2015/03/19/pemberian tugas terhadap siswa. (diakses, 17 september 2016). http://laviniavini.blogspot.com/2011/09/06/pengertian teknologi informasi dan komunikasi. (diakses, 17 september 2016). http://muhammadkholik.wordpress.com/2014/12/13/macam-macam-polapembelajaran. (diakses, 17 september 2016). http://rana.wordpress.com/2008/10/06/sejarah-dan-perkembangan-smartphone. (diakses, 10 september 2016). http://snvoong.com/social-sciences/education/2288567-pengertian siswa. (diakses, 10 september 2016). http://yuhefizar.blogspot.co.id/2008/07.12/10-jam-mengenai-internet. 17 september 2016). www.seputar pengetahuan.com/tag/2016/09/29/kompas siswa. (diakses, 10 september 2016). gramedia (diakses, pengertian www.subliyanto.id/2011/05/11/mari-belajar. (diakses, 10 september 2016). www.google.com 20 21