BAB 5 Simpulan, Diskusi, Saran

advertisement
BAB 5
Simpulan, Diskusi, Saran
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data 349 responden dengan uji crosstab antara
tipe kesepian dengan gejala PIU dapat disimpulkana hasil dalam gejala PIU paling
banyak adalah gejala PIU mood regulation dengan tipe kesepian yang paling banyak
dialami oleh responden adalah tipe kesepian emotional diabanding tipe kesepian social.
Berdasarkan analisa tambahan juga terlihat bahwa tipe kesepian emotional ini lebih
banyak ditemui wanita dan struktur keluarga utuh.
5.2 Diskusi
Gejala PIU yang paling banyak terlihat oleh responden dengan tipe kesepian
emosional adalah mood regulation. Mood regulation sendiri merupakan keadaan atau
gejala PIU yang mana secara social, individu yang mengalami kecemasan akan memilih
interaksi melalui internet untuk mengurangi kecemasan tentang presentasi diri mereka
sendiri dalam situasi interpersonal (Caplan, 2007, dalam Caplan, 2010). Situasi atau
pengalaman yang kurang menyenangkan yang sering terjadi ini, sangat mungkin
berpengaruh pada suatu individu saat sedang berada di lingkungan sosial. Perasaan ini
menyebabkan mereka menjadi cenderung untuk memberikan pernyataan negatif,
mengkritik atau menyalahkan orang lain yang menyebabkan kegagalan mereka untuk
berinteraksi atau kegagalan dalam hubungan interpersonal dan memunculkan gejala PIU
pada individu tersebut karena dirasakan kecemasan-kecemasan tersebut dapat dialihkan
dengan penggunaan jejaring sosial (Caciopo, 2008 dalam Hall, 2013). Hal tersebut
berhubungan dengan tipe kesepian emosional karena orang yang merasa kesepian secara
emosional memiliki kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain karena mereka
cenderung merasa kesulitan untuk memandang diri mereka mampu dan berharga,
perasaan malu terhadap diri sendiri ini kemudian dapat membuat mereka menutup
kemungkinan untuk menjalin hubungan dengan orang lain ( Hall, 2013) , selain itu
menurut Weiss (1973) kesepian emosional merupakan hasil dari kegagalan seseorang
dalam membangun hubungan dekat dengan orang lain dan kelekatan secara intim
dengan orang lain. Maka, dapat disimpulkan bahwa gejala PIU mood regulation banyak
muncul pada tipe kesepian emosianal karena keduanya berkaitan dengan kegagalan atau
ketidak mampuan suatu individu untuk membangun kelekatan emosional atau hubungan
interpersonal yang baik sehingga merasa tidak nyaman ketika berada disekitar orang
lain hingga individu tersebut cenderung memilih media jejaring sosial untuk
membangun koneksi yang tidak dapat diperoleh di dunia nyata.
Penelitian ini menggunakan subjek yaitu mahasiswa yang dikategorikan pada
usia emerging adulthood yang mana rentang usia tersebut adalah masa identity
explorations adalah Seseorang akan mencari dan mengeksplorasi identitasnya secara
serius sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan selanjutnya seperti cinta dan
pekerjaan. (Arnett, 2011), karena hal inilah tipe kesepian emotional menjadi tipe
kesepian yang paling banyak dialami oleh subjek. Arnet (2011) mengatakan bahwa pada
masa ini pula seseorang memilih untuk hidup sendiri, keluar dari rumah untuk
mengeksplorasi identitas diri, menemukan peran-peran baru, membentuk jaringan sosial
yang baru di luar dari keluarga dan teman-teman yang telah dimiliki sebelumnya.
Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa tipe kesepian emotional lebih banyak
dialami daripada tipe kesepian social pada subjek.
Melalui hasil pengolahan data juga ditemukan dalam penelitian ini adalah bahwa
baik subjek dengan tingkat PIU tinggi maupun dengan tingkat PIU rendah paling
banyak mengalami tipe kesepian emotional. Seperti disampaikan sebelumnya bahwa
sesuai dengan karakteristik subjek pada tahap ini memang kebutuhan subjek pada
rentang usia tersebut adalah salah satunya yang terbesar adalah kebutuhan akan
pembentukan hubungan eomotional selain itu pada dasarnya baik dengan tingkat PIU
rendah maupun tinggi , PIU mengarahkan seseorang kepada kesepian. Orang-orang
yang merasa kesepian dalam hal ini kesepian emotional tidak merasa berhasil dalam
menjalin hubungan interpersonal secara intim dengan interaksi yang dilakukan secara
offline, kemudian, mereka cenderung mengasosiakan kegagalan tersebut pada
kurangnya kemampuan mereka dalam berinteraksi sosial yang mana meningkatkan PIU
yang dialami. Kesepian juga dapat secara langsung berpengaruh pada seseorang untuk
lebih memilih berinteraksi secara online karena orang yang mengalami kesepian merasa
dirinya dapat mengekspresikan diri dan berinteraksi dengan lebih baik secara online
(McKenna dan Green, 2002).
Pria dan Wanita pada penelitian ini paling banyak mengalami mengalami
kesepian pada tipe emotional namun jumlah wanita yang mengalami tipe kesepian
emotional ini lebih banyak daripada laki-laki. penelitian the new republic dalam
dollylife.com, 2014 mengatakan bahwa kesepian emosional cenderung lebih banyak di
alami oleh wanita daripada laki-laki. Kesepian sendiri berarti tidak adanya kedekatan
intim secara emosional dalam hubungan romantis yang mana hal ini lebih sulit diterima
oleh wanita daripada laki-laki. Bagi wanita kesepian adalah perasaan akan tidak adanya
cinta dan bukan dari tidak adanya seseorang disekitarnya, yang mana hal tersebut
berhubungan erat dengan tipe kesepian emotional. Hubungan emotional harusnya dapat
mengobati kesepian, tetapi pada wanita terkadang hal ini justru dapat menyebabkan
merasa sangat kesepian ketika seorang wanita merasa terjebak dalam hubungan yang
bermasalah (Shulevitz, J., 2013), hal inilah yang menyebabkan perasaan kesepian secara
emotional lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki laki. Namun pada wanita
maupun laki-laki dalam penelitian ini banyak mengalami kesepian emotional karena
seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa emerging adulthood adalah masa
pembentukan identitas dan pembentukan hubungan interpersonal lebih matang dan
hubungan intim (Arnett, 2011) yang mana merupakan ciri-ciri dari subjek dalam
penelitian ini.
Penelitian ini, juga menjelaskan gambaran kesepian dari struktur keluarga
subjek. Melalui pengolahan data melalui empat macam struktur keluarga yaitu struktur
keluarga utuh, struktur keluarga orang tua bercerai/berpisah, orang tua sudah meninggal
dan struktur keluarga kedua orang tua sudah meninggal diperoleh hasil bahwa tipe
kesepian yang paling banyak dialami pada masing-masing struktur keluarga tersebut
adalah tipe kesepian emotional. Jika dikaitkan dengan karakteristik subjek yaitu
emerging adulthood pada masa ini memang seseorang cenderung sudah tidak terlalu
memusatkan perhatian mereka pada hubungan dengan keluarga inti ( seperti; orang tua,
saudara kandung) dan lebih berorientasi pada pencapaian-pencapaian diluar rumah ,
baik pendidikan, karir, hubungan sosial dan hubungan romantis, sehingga seperti
apapun struktur keluarga tetap saja kesepian yang banyak dialami dialami adalah skala
kesepian romantic, karena pada masa ini kebutuhan tersebut adalah kebutuhan atas
hubungan interpersonal dan romantis adalah merupakan salah satu hal penting dalam
diri individu dalam eksplorasi jati dirinya.
Penelitian yang dilakukan tidak luput dari keterbatasan dan kekurangan. Jumlah
responden yang didapat telah cukup banyak namun kekurangan dari penelitian ini
penliti kurang baik dalam menerjemahkan alat tes yang lebih akurat dan lebih sesuai
dengan keadaan lingkungan penelitian, sebab terdapat beberapa kata atau kalimat yang
sulit diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan beberapa kata yang telah diadaptasi
nampaknya kurang sesuai dan kurang bisa dipahami oleh responden. Peneliti juga masih
lemah dalam metodologi penulisan, terlihat dari penulisan peneliti yang masih kurang
sistematis.
5.3 Saran
5.3.1 Saran Teoritis
Terdapat beberapa saran yang ditujukan peneliti untuk penelitian serupa yang
selanjutnya. Pertama, penyempurnaan alat ukur yang digunakan dalam adaptasi
terutama dalam tata bahasa apabila akan digunakan untuk responden. Beberapa alat
ukur yang perlu diadaptasi mungkin berasal dari bahasa asing dalam tata bahasa yang
tidak sederhana. Kedua, Membatasi pengukuran pemakaian jejaring sosial dalam data
kontrol alat tes penelitian agar lebih fokus pengguna situs jejaring sosial yang aktif
sehingga analisa hasil menjadi lebih akurat. Ketiga, perlu diperhatikan pula desain
kuisioner yang akan digunakan untuk penilitian berikutnya, dikarenakan item pada
kuisioner ini cukup banyak, penelitian berikutnya dapat mendisain tamplate kuisioner
agar tidak membuat jenuh responden dan mengurangi responden yang tidak mengisi
dengan serius.
5.3.1 Saran Praktis
Saran praktis dari penelitian ini adalah peneliti berharap mahasiswa bisa lebih
mengurangi penggunaan internet ketika mengalami kesepian. Berdasarkan hasil yang
didapatkan jumlah mahasiswa yang mengalami gejala PIU cukup banyak terutama pada
gejala mood regulation yang dapat berdampak negatif bagi dirinya maupun orang-orang
disekitar. Saat sedang merasa kesepian jangan mengalihkannya dengan menggunakan
internet dan situs jejaring sosial melainkan bisa mengatasinya dengan melakukan
kegiatan aktif dan mencoba beriteraksi dengan lingkungan sekitar untuk menurunkan
gejala tersebut.
Download