EDEMA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III PUSKESMAS BASUKI RAHMAD KOTA BENGKULU Nurhasanah Stikes Bhakti Husada Bengkulu Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Bengkulu Telp (0736) 23422 Email : [email protected] ABSTRACT Incidence of edema in pregnant women is influenced by several factors such as sleep position, pre-eclampsia, proteinuria, the pressure in the uterus, heart failure, excess sodium. Based on the preface survey a lot of third trimester pregnant women who experience edema. The purpose of this study to examine the relationship of pre eclampsia, proteinuria, excess sodium (salt) with the incidence of edema in the third trimester pregnant women in hospitals dr.M.Yunus Bengkulu. This research is an analytic research with cross sectional design. The population in this study were all patients third trimester pregnant women who came and treated at the Mawar Room dr.M.Yunus Bengkulu Hospital in 2013, with a sampling technique that is accidental sampling. Primary data collection using a checklist sheet to get the data pre eklampsia, proteinuria, excess sodium (salt). Analysis of the data using univariate and bivariate analysis. Results Univariate analysis showed that the majority (56.6%) respondents with pre-eclampsia, (54.2%) with positive proteinuria, (60.2%) with an excess of sodium, and most (62.7%) respondents with edema. Results of bivariate analysis showed a significant association between pre-eclampsia, proteinuria, excess sodium (salt) with the incidence of edema in the third trimester pregnant women (ρ = 0.000 0,05). The need to increase the role of the health promotion program to increase knowledge about pregnancy and edema that pregnant women can learn to prevent and resolve edema. Keywords: Pre eclampsia, proteinuria, Excess Sodium (Salt) PENDAHULUAN pembangunan diseluruh dunia yang merupakan komitmen bersama negara-negara maju dan negaranegara berkembang dalam menangani permasalahan utama pembangunan termasuk didalamnya pembangunan kesehatan diantaranya masih tingginya jumlah penduduk yang hidup dibawah garis Penerapan tujuan pembangunan millenium (Millenium Development Goals) dengan delapan tujuan yang ingin dicapai oleh berbagai bangsa pada tahun 2015 diantaranya adalah untuk menjawab tantangan-tantangan utama 1 kemiskinan dan masih tingginya angka kematian ibu dan anak. Indonesia merupakan negara berkembang dan anggota ASEAN yang mempunyai angka kematian ibu (AKI) tertinggi dari survei kesehatan rumah tangga ditemukan bahwa Indonesia 3,9/1.000 persalinan, Malaysia 0,7/1.000 persalinan, Filipina 1,4/1.000 persalinan, Tailand 1/1.000 persalinan. Sedangkan angka kematian anak di Indonesia 70/1.000. Pada tahun 2008 dari sebanyak 38.463 kelahiran hidup di Provinsi Bengkulu terdapat 170 bayi lahir mati dan jumlah kematian bayi sebesar 279. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup di Provinsi Bengkulu pada tahun 2008 belum mengalami penurunan yang signifikan yaitu pada tahun 2007 mencapai 10,45 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2008 menjadi 7,3 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian ibu di Provinsi Bengkulu tahun 2008 sebesar 119,6 per 100.000 kelahiran hidup. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus agar dapat berlangsung dengan baik demi tercapainya persalinan yang aman dan melahirkan bayi yang sehat dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB (Sarwono, 2007). Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil, dapat dicapai melalui Antenatal Care (ANC) yaitu pemeriksaan kehamilan yang dilakukan paling sedikit 4 kali pada kunjungan pertama (K1), trimester II yaitu antara minggu 1427 umur kehamilan, kunjungan ke III dan ke IV (KIII dan KIV) yaitu selama trimester III antara minggu 22-36 umur kehamilan dan sesudah minggu 36 umur kehamilan (Sarwono, 2007). Dampak kehamilan yang terjadi apabila ibu hamil tidak memeriksakan kehamilan secara teratur antara lain; tidak dapat diketahuinya kelainan-kelainan pada ibu dan janin, tidak dapat diketahuinya faktor-faktor resiko yang pada ibu hamil mungkin terjadi dan tidak dapat mendeteksi secara dalam penyakit yang ada pada ibu selama kehamilan (Depkes RI, 2007). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan (Saifudin, 2009). Keluhan ringan kehamilan terutama terjadi pada hamil muda. Dengan makin tua kehamilan keluhan makin berkurang, kecuali varises dan kaki bengkak makin meningkat, keluhan ringan segera dapat diatasi hanya dengan nasihat atau obat dokter yang tidak berbahaya bagi janin dalam rahim (Ayu, 2009). Kejadian edema pada ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti posisi tidur, pre eklampsia, proteinuria, tekanan dalam rahim, gagal jantung, kelebihan natrium, dan peningkatan permeabilitas kapiler (Guyton & Hall, 2006). Edema bisa menunjukkan adanya tanda-tanda bahaya dalam 2 kehamilan apabila edema dimuka atau di jari, sakit kepala hebat, penglihatan kabur sebagai akibat dari pre eklampsia (Purwaningsih, 2012). Sejalan dengan pendapat Tiara (2012), edema cukup berbahaya bagi ibu hamil karena bisa menyebabkan gangguan pada jantung, ginjal dan lain sebagainya sehingga menyebabkan organ tubuh tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Rahmawati (2012), mengatakan bahwa seorang wanita dapat mengidap tekanan darah tinggi sebelum dirinya hamil atau muncul ketika hamil. Artinya, kehamilan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, seperti munculnya kelainan pre eklampsia (keracunan kehamilan) yang dibarengi dengan edema (bengkak). Pada keadaan ringan, kaki bengkak dapat diatasi dengan tidur dengan kaki lebih tinggi dan mengurangi makan garam. Bila kaki bengkak abnormal diikuti oleh sakit kepala, pandangan makan kabur, pada pemeriksaan urin ditemukan protein yang meningkat dan tekanan darah meningkat. Bengkak kaki yang berhubungan dengan komplikasi bumil harus mendapat pengobatan khusus (Ayu, 2009). Penyebab edema yang terpenting adalah hilangnya protein yang lebih banyak dari yang dapat dibuat oleh hati yang sehat (Sibuea, 2008). Penurunan konsentrasi plasma akibat kegagalan untuk menghasilkan protein dalam jumlah yang cukup maupun karena kebocoran protein yang menimbulkan penurunan tekanan osmotik koloid plasma. Apabila ibu hamil mengalami penurunan konsentrasi protein akan mengakibatkan peningkatan kapiler diseluruh tubuh sehingga terjadi edema ekstraseluler dan dapat mengakibatkan malnutrisi protein (Guyton & Hall 2006). Berdasarkan data awal yang diperoleh di Ruang Mawar RSUD dr.M.Yunus Bengkulu, pada tahun 2012 terdapat 4291 pasien diantaranya terdapat 500 pasien ibu hamil trimester III dan 272 pasien pre eklampsia, tahun 2013 periode Januari-Maret terdapat 1049 pasien diantaranya terdapat 115 pasien ibu hamil trimester III dan 54 pasien dengan pre eklampsia. Dan berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 22-27 Maret 2013 terhadap 11 orang ibu hamil yang dirawat terdapat 7 orang ibu hamil yang mengalami edema. Dari uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya edema pada ibu hamil trimester III di Ruang Mawar RSUD dr.M.Yunus Bengkulu Tahun 2013. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat kuantitatif, menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional, variabel independen (bebas) pada penelitian ini adalah pre eklampsia, proteinuria, kelebihan natrium (garam) dan variabel dependen (terikat) pada penelitian ini adalah kejadian edema dengan melakukan pengukuran variabel dilakukan sekali dalam waktu bersamaan. Definisi operasional pre eklampsia adalah tekanan darah 3 tinggi yang disebabkan oleh kehamilan dengan hasil ukur 0= (Tidak, jika tekanan darah <140/90 mmHg) dan 1=( Ya, jika tekanan darah ≥140/90 mmHg); proteinuria adalah adanya protein di dalam urin dengan hasil ukur 0=( Negatif (-)) dan 1=( Positif (+)); kelebihan natrium (garam) adalah konsumsi natrium (garam) yang lebih dari kebutuhan tubuh dengan hasil ukur 0=(Tidak, jika asupan garam dalam 1 hari ≤ 1 sdt (6 gram)) dan 1=( ya, jika asupan garam dalam 1 hari > 1 sdt (6 gram)); edema adalah penimbunan cairan berlebihan pada jaringan yang ditampakkan adanya pembengkakan ekstremitas dan wajah dengan hasil ukur 0:=(tidak edema) dan 1=(edema). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12 Juni-12Agustus 2013 di Ruang Mawar RSUD dr.M.Yunus Bengkulu. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien ibu hamil trimester III yang datang dan dirawat di Ruang Mawar RSUD dr.M.Yunus Bengkulu pada tahun 2012 yaitu berjumlah 500 orang. Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap mewakili populasinya (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling, yaitu 83 orang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisi bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis antara variabel independen dan variabel dependen dan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Untuk keperluan tersebut peneliti menggunakan rumus uji Chi-Square. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 36 orang responden yang tidak mengalami pre eklampsia, hampir seluruh dari responden yaitu 31 orang (86,1%) yang tidak edema dan sebagian kecil dari responden yaitu 5 orang (13,9%) mengalami edema. Hasil analisi bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh seperti pada tabel berikut ini: Tabel 1 Hubungan Pre Eklampsia Dengan Kejadian Edema Pada Ibu Hamil Trimester III di Ruang Mawar RSUD dr.M.Yunus Bengkulu Tahun 2013 Pre Eklampsia Kejadian Edema Total % X2 Ρ Tidak Edema F Tidak Ya 31 0 % 86.10 0 Edema F 5 47 % 13.9 100.0 4 36 47 100.0 60.972 100.0 0.000 Table 1 menunjukkan bahwa dari 36 orang responden yang tidak mengalami pre eklampsia, hampir seluruh dari responden yaitu 31 orang (86,1%) yang tidak edema dan sebagian kecil dari responden yaitu 5 orang (13,9%) mengalami edema. Dari 47 orang responden yang mengalami pre eklampsia, tidak satupun dari responden. Tabel 2 Hubungan Proteinuria Dengan Kejadian Edema Pada Ibu Hamil Trimester III di Ruang Mawar RSUD dr.M.Yunus Bengkulu Tahun 2013 Proteinuria Kejadian Edema Total % X2 ρ Tidak Edema Edema F % F % Negatif 31 81.6 7 18.4 38 100.0 55.16 0.000 Positif 0 0 45 100.0 45 100.0 1 Jumlah 31 37.3 52 62.7 83 100.0 Table 2 menunjukkan bahwa dari 38 orang responden dengan proteinuria negatif, hampir seluruh dari responden yaitu 31 orang (81,6%) yang tidak edema dan sebagian kecil yaitu 7 orang (18,4%) yang edema. Dari 45 orang responden dengan proteinuria positif, tidak satupun yang tidak edema dan seluruh dari responden yaitu 47 orang (100,0%) mengalami edema. Dari analisis tersebut didapatkan nilai ρ = 0.000 yang lebih kecil dari α = 0,05, berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pre eklampsia dengan kejadian edema pada ibu hamil trimester III. Tabel 3 Hubungan Kelebihan Natrium (Garam) Dengan Kejadian Edema PadaIbu Hamil Trimester III di Ruang Mawar RSUD dr.M.Yunus Bengkulu Tahun 2013 Kelebihan Natrium Kejadian Edema Total % X2 Ρ (Garam) Tidak Edema Edema F % F % Tidak 26 78.8 7 21.2 33 100.0 37.31 0.000 Ya 5 10.0 45 90.0 50 100.0 4 Jumlah 31 37.3 52 62.7 83 100.0 Table 3 menunjukkan bahwa yaitu 7 orang (21,2%) mengalami dari 33 orang responden dengan edema. Dari 50 orang responden tidak kelebihan natrium (garam), dengan kelebihan natrium (garam), hampir seluruh dari responden yaitu sebagian kecil dari responden yaitu 5 26 orang (78,8%) yang tidak edema orang (10,0%) yang tidak edema dan dan sebagian kecil dari responden hampir seluruh dari responden yaitu 5 45 orang (90,0%) mengalami edema. Dari analisis tersebut didapatkan nilai ρ = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05, berarti terdapat hubungan yang bermakna antara kelebihan garam (natrium) dengan kejadian edema pada ibu hamil trimester III. eklampsia pada ibu hamil. Sebagian ibu hamil tidak mengetahui tentang pre eklampsia, gejala klinis (sakit kepala, nyeri ulu hati, gangguan penglihatan), pencegahan (misalnya; menghindari stress, melakukan pola makan sehat, istirahat cukup, olahraga cukup, dan tidak mengkonsumsi garam terlalu banyak), penanganan (melakukan kontrol kehamilan atau dilakukannya perawatan konservatif diusia kehamilan 36 minggu di rumah sakit jika mengarah ke pre eklampsia berat), dan bahaya yang di timbulkan dari pre eklampsia tersebut. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa hampir sebagian dari responden (45,8%) tidak mengalami proteinuria dan sebagian besar (54,2%) mengalami proteinuria. Pada saat peneliti melakukan penelitian, responden yang mengalami proteinuria lebih banyak di temukan pada usia kehamilan memasuki trimester III. Semakin tua umur kehamilan, maka akan memperberat kebocoran protein melalui urin sehingga mempengaruhi hasil uji dipstick yang dilakukan. Untuk mengetahui proteinuria pada ibu hamil pada saat penelitian dilakukan dengan menggunakan spesimen urin acak (random) atau urin sewaktu yang dapat dideteksi menggunakan strip reagen (dipstick). Responden yang memiliki nilai uji dipstick +1 (50 mg/dl) atau lebih telah menunjukkan adanya edema pada ibu hamil yang pada umumya edema timbul di daerah ekstremitas atau wajah. Penderita proteinuria pada ibu hamil lebih banyak ditemukan pada ibu hamil yang mengalami pre eklampsia. Tekanan darah yang PEMBAHASAN Hasil penelitian ini diperoleh bahwa hampir sebagian dari responden (43,4%) tidak mengalami pre eklampsia dan sebagian besar dari responden (56,6%) mengalami pre eklampsia. Pre eklampsia lebih banyak dialami ibu hamil di usia kehamilan memasuki trimester III atau mendekati saat kelahiran. Kejadian hipertensi dalam kehamilan yang dialami responden bervariasi mulai dari berbagai daerah keadaan masyarakat khususnya tentang pola hidup tidak sehat, mengalami stress, merokok, kebiasaan minum minuman yang mengandung kafein, pola makan yang tidak sehat misalnya makan makanan yang mengandung lemak berlebih yang mengakibatkan timbunan lemak dan kelebihan berat badan. Selain itu pre eklampsia juga disebabkan karena terdapat gangguan pada jantung atau ginjal. Pre eklampsia lebih banyak dialami oleh responden yang berumur lebih dari 30 tahun dan responden yang hamil di bawah 20 tahun dan mengandung anak pertama. Selain itu sebagian kecil responden juga ada yang mengatakan bahwa mereka memiliki riwayat pre eklampsia sebelumya. Pendidikan dan pengetahuan masyarakat juga dapat mempengaruhi terjadinya pre 6 ditemukan pada ibu hamil yang mengalami pre eklampsia ≥140/90 mmHg. Urin pada penderita pre eklampsia mengalami kekeruhan karena padatnya atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada. Selama kehamilan normal terdapat kenaikan hemodinamika ginjal dan di ikuti dengan tekanan venarenalis. Pembentukan urine dimulai dalam glomerulus, apabila filtrasi glomerulus mengalami kebocoran yang hebat, molekul protein besar akan terbuang dalam urin sehingga menyebabkan proteinuria. Hubungan pre eklampsia dengan kejadian edema pada ibu hamil trimester III pada table 1 bahwa 36 responden hampir sebagian dari responden (39,8%) tidak kelebihan natrium (garam) dan sebagian besar dri responden (60,2%) kelebihan natrium (garam). Dari analisis tersebut didapatkan nilai ρ = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05, berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pre eklampsia dengan kejadian edema pada ibu hamil Trimester III. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Guyton & Hall (2006), peningkatan aliran darah disebabkan oleh hormone aldesteron dan estrogen yang sama-sama meningkat dalam kehamilan menyebabkan retensi cairan oleh ginjal. Laju filtrasi glomerulus juga meningkat sebanyak 50% selama kehamilan, yang cenderung meningkat kecepatan hilangnya air dan elektrolit di dalam urin, biasanya ibu mengalami penambahan air dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Kerusakan endothelial vasosvasarterialme turut menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema dan menurunkan volume intravaskuler yang memprodisposisi ibu bisa menderita hipertensi pada kehamilan. Hubungan proteinuria dengan kejadian edema pada ibu hamil trimester III bahwa dari 83 orang responden, ada 38 orang responden dengan proteinuria negatif, terdapat 31 orang (81,6%) tidak mengalami edema dan ada 7 orang (18,4%) yang edema. Dari analisis tersebut didapatkan nilai ρ = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05, berarti terdapat hubungan yang bermakna antara proteinuria dengan kejadian edema pada ibu hamil trimester III. Proteinuria lebih banyak terjadi pada responden dengan usia kehamilan trimester III dan memiliki nilai uji dipstick +1 (50 mg/dl) atau lebih telah menunjukkan adanya edema pada ibu hamil yang pada umumya edema timbul di daerah ekstremitas atau wajah. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Sibuea (2008), bahwa penyebab edema yang terpenting adalah hilangnya protein yang lebih banyak dari yang dapat dibuat oleh hati yang sehat. Kehilangan protein yang massif ditemukan pada penyakit ginjal. Didalam glomerulus yang normal air di filtrasi sedang protein tetap tinggal di dalam kapiler glomerulus. Edema pada penderita proteinuria sering ditemukan disekitar mata, tetapi edema ini tidak akan hilang waktu tidur, bahkan sebaliknya bila penderita bangun pagi kelopak mata mungkin membengkak. 7 dalam 1 hari yaitu 1sdt dapat menyebabkan tekanan darah ibu hamil menjadi tinggi dan memicu pre eklampsia, sebagian ibu dapat mengalami bengkak di kaki atau memperberat pembengkakan pada ibu hamil. Kelebihan natrium (garam) bukanlah salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian edema pada ibu hamil trimester III. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis bivariat terdapat 7 orang responden (21,2%) dengan edema walaupun mereka tidak kelebihan natrium (garam) dan terdapat 5 orang responden (10,0%) tidak edema walaupun mereka kelebihan natrium (garam). Edema pada kehamilan juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor lain, seperti pre eklampsia, proteinuria, posisi tidur, tekanan dari rahim, dan gagal jantung. Menurut Ilham (2009) Asupan garam yang berlebih akan menyebabkan ginjal tidak mampu untuk membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Selain itu, ginjal juga tidak mampu untuk mengkonsentrasikan atau mengencerkan urin secara normal. Akibatnya penderita akan mengalami edema di wilayah tungkai bawah. Rizma (2012) mengatakan bahwa, ditemukannya protein urin merupakan tanda paling sering di jumpai pada pre eklampsia, penyakit ginjal, bahkan sering merupakan petunjuk dini dari latent glomerulo nephitis, toxemia gravidarum ataupun diabetic nephropathy. Selama kehamilan normal terdapat kenaikan hemodinamika ginjal dan di ikuti dengan tekanan venarenalis. Pembentukan urine dimulai dalam glomerulus, apabila filtrasi glomerulus mengalami kebocoran yang hebat, molekul protein besar akan terbuang dalam urin sehingga menyebabkan proteinuria. Pada pasien yang telah menderita penyakit parenkhim ginjal, faktor kehamilan yang memasuki usia 20 minggu ini mungkin akan memperberat kebocoran protein melalui urin. Hubungan kelebihan natrium (garam) dengan kejadian edema pada ibu hamil trimester III bahwa dari 83 orang responden, ada 33 orang responden tidak kelebihan natrium (garam), terdapat 26 (78,8%) responden tidak edema dan 7 orang (21,2%) yang edema. Dari analisis tersebut didapatkan nilai ρ = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, berarti terdapat hubungan yang bermakna antara kelebihan natrium (garam) dengan kejadian edema pada ibu hamil trimester III. Klien dengan kelebihan natrium (garam) sebagian besar mengatakan banyak mengkonsumsi makan makanan instan yang siap saji, fast food yang sebagian besar diproses dengan penambahan garam dan MSG yang cukup tinggi. Semakin banyak klien mengkonsumsi garam perharinya, semakin tinggi tekanan darah yang dialami. Konsumsi garam SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Ada hubungan antara pre eklamsia, proteinuria, dan kelebihan natrium (garam) dengan kejadian edema pada ibu hamil trimester III di Ruang Mawar RSUD dr.M.Yunus Bengkulu. Penderita proteinuria pada ibu hamil lebih banyak ditemukan pada ibu hamil yang mengalami pre eklampsia. Tekanan darah yang 8 ditemukan pada ibu hamil yang mengalami pre eklampsia ≥140/90 mmHg. Kelebihan natrium (garam) sebagian besar mengatakan banyak mengkonsumsi makan makanan instan yang siap saji, fast food yang sebagian besar diproses dengan penambahan garam dan MSG yang cukup tinggi. Notoatmodjo. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Purwaningsih Wahyu & Fatmawati Siti. (2012). Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika Rahmawati, Titik. (2012). Dasardasar Kebidanan. Jakarta: Prestasi Pustakarya Rizma. (2012). Prosedur Klinik Pemeriksaan Urine. Jakarta: Rineka Cipta Sibuea, Herdian. (2008). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Rineka Cipta Saifudin, Abdul Bari. (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi I, Catatan ke 5. Jakarta: JNPKKR. POGI Sarwono. (2007). Ilmu Kandungan, Edisi Pertama. Jakarta: Puspa Swara Tiara, ina. 2012. Cara Mengatasi Kaki Bengkak Pada Ibu Hamil. Jakarta: Rineka Cipta SARAN Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi tenaga kesehatan dan ibu hamil khususnya trimester III dalam mencegah dan menangani adanya edema yang dialami ibu hamil. Penanganan edema yang bisa ibu hamil lakukan misalnya dengan memperbanyak minum air putih paling sedikit 8 gelas perhari, menghindari konsumsi natrium berlebih saat hamil, merendam kaki di air hangat, meninggikan kaki sesering mungkin supaya cairan yang ada di bagian kaki mengalir ke atas dan serta konsultasi dengan dokter kandungan tentang kaki bengkak yang dialami. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Ayu, Ida. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Edisi 2. Jakarta: EGC Depkes RI. (2007). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI Guyton & Hall. (2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Ilham. (2009). Diet Serat. Jakarta: EGC 9