EDEMA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III PUSKESMAS BASUKI

advertisement
EDEMA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III PUSKESMAS
BASUKI RAHMAD KOTA BENGKULU
Nurhasanah
Stikes Bhakti Husada Bengkulu
Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Bengkulu Telp (0736) 23422
Email : [email protected]
ABSTRACT
Incidence of edema in pregnant women is influenced by several factors such as
sleep position, pre-eclampsia, proteinuria, the pressure in the uterus, heart
failure, excess sodium. Based on the preface survey a lot of third trimester
pregnant women who experience edema. The purpose of this study to examine the
relationship of pre eclampsia, proteinuria, excess sodium (salt) with the incidence
of edema in the third trimester pregnant women in hospitals dr.M.Yunus
Bengkulu.
This research is an analytic research with cross sectional design. The population
in this study were all patients third trimester pregnant women who came and
treated at the Mawar Room dr.M.Yunus Bengkulu Hospital in 2013, with a
sampling technique that is accidental sampling. Primary data collection using a
checklist sheet to get the data pre eklampsia, proteinuria, excess sodium (salt).
Analysis of the data using univariate and bivariate analysis.
Results Univariate analysis showed that the majority (56.6%) respondents with
pre-eclampsia, (54.2%) with positive proteinuria, (60.2%) with an excess of
sodium, and most (62.7%) respondents with edema. Results of bivariate analysis
showed a significant association between pre-eclampsia, proteinuria, excess
sodium (salt) with the incidence of edema in the third trimester pregnant women
(ρ = 0.000  0,05).
The need to increase the role of the health promotion program to increase
knowledge about pregnancy and edema that pregnant women can learn to prevent
and resolve edema.
Keywords: Pre eclampsia, proteinuria, Excess Sodium (Salt)
PENDAHULUAN
pembangunan diseluruh dunia yang
merupakan
komitmen
bersama
negara-negara maju dan negaranegara
berkembang
dalam
menangani permasalahan utama
pembangunan termasuk didalamnya
pembangunan kesehatan diantaranya
masih tingginya jumlah penduduk
yang
hidup
dibawah
garis
Penerapan
tujuan
pembangunan millenium (Millenium
Development Goals) dengan delapan
tujuan yang ingin dicapai oleh
berbagai bangsa pada tahun 2015
diantaranya adalah untuk menjawab
tantangan-tantangan
utama
1
kemiskinan dan masih tingginya
angka kematian ibu dan anak.
Indonesia merupakan negara
berkembang dan anggota ASEAN
yang mempunyai angka kematian ibu
(AKI) tertinggi dari survei kesehatan
rumah tangga ditemukan bahwa
Indonesia
3,9/1.000
persalinan,
Malaysia
0,7/1.000
persalinan,
Filipina
1,4/1.000
persalinan,
Tailand
1/1.000
persalinan.
Sedangkan angka kematian anak di
Indonesia 70/1.000.
Pada tahun 2008 dari sebanyak
38.463 kelahiran hidup di Provinsi
Bengkulu terdapat 170 bayi lahir
mati dan jumlah kematian bayi
sebesar 279. Angka kematian bayi
per 1.000 kelahiran hidup di Provinsi
Bengkulu pada tahun 2008 belum
mengalami
penurunan
yang
signifikan yaitu pada tahun 2007
mencapai 10,45 per 1.000 kelahiran
hidup tahun 2008 menjadi 7,3 per
1.000 kelahiran hidup. Sedangkan
angka kematian ibu di Provinsi
Bengkulu tahun 2008 sebesar 119,6
per 100.000 kelahiran hidup.
Kehamilan merupakan suatu
proses reproduksi yang perlu
perawatan khusus agar dapat
berlangsung dengan baik demi
tercapainya persalinan yang aman
dan melahirkan bayi yang sehat
dengan harapan dapat menekan AKI
dan AKB (Sarwono, 2007).
Upaya meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan ibu hamil, dapat
dicapai melalui Antenatal Care
(ANC) yaitu pemeriksaan kehamilan
yang dilakukan paling sedikit 4 kali
pada kunjungan pertama (K1),
trimester II yaitu antara minggu 1427 umur kehamilan, kunjungan ke III
dan ke IV (KIII dan KIV) yaitu
selama trimester III antara minggu
22-36 umur kehamilan dan sesudah
minggu
36
umur
kehamilan
(Sarwono, 2007).
Dampak kehamilan yang terjadi
apabila
ibu
hamil
tidak
memeriksakan kehamilan secara
teratur antara lain; tidak dapat
diketahuinya kelainan-kelainan pada
ibu dan janin, tidak dapat
diketahuinya faktor-faktor resiko
yang pada ibu hamil mungkin terjadi
dan tidak dapat mendeteksi secara
dalam penyakit yang ada pada ibu
selama kehamilan (Depkes RI,
2007).
Masa kehamilan dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3
triwulan yaitu triwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan, triwulan kedua dari bulan
keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ke tujuh sampai 9
bulan (Saifudin, 2009).
Keluhan
ringan
kehamilan
terutama terjadi pada hamil muda.
Dengan makin tua kehamilan
keluhan makin berkurang, kecuali
varises dan kaki bengkak makin
meningkat, keluhan ringan segera
dapat diatasi hanya dengan nasihat
atau obat dokter yang tidak
berbahaya bagi janin dalam rahim
(Ayu, 2009).
Kejadian edema pada ibu hamil
dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti posisi tidur, pre eklampsia,
proteinuria, tekanan dalam rahim,
gagal jantung, kelebihan natrium,
dan
peningkatan
permeabilitas
kapiler (Guyton & Hall, 2006).
Edema
bisa
menunjukkan
adanya tanda-tanda bahaya dalam
2
kehamilan apabila edema dimuka
atau di jari, sakit kepala hebat,
penglihatan kabur sebagai akibat dari
pre eklampsia (Purwaningsih, 2012).
Sejalan dengan pendapat Tiara
(2012), edema cukup berbahaya bagi
ibu hamil karena bisa menyebabkan
gangguan pada jantung, ginjal dan
lain
sebagainya
sehingga
menyebabkan organ tubuh tersebut
tidak
berfungsi
sebagaimana
mestinya.
Rahmawati (2012), mengatakan
bahwa seorang wanita dapat
mengidap tekanan darah tinggi
sebelum dirinya hamil atau muncul
ketika hamil. Artinya, kehamilan
dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi, seperti munculnya kelainan
pre eklampsia (keracunan kehamilan)
yang dibarengi dengan edema
(bengkak).
Pada keadaan ringan, kaki
bengkak dapat diatasi dengan tidur
dengan kaki lebih tinggi dan
mengurangi makan garam. Bila kaki
bengkak abnormal diikuti oleh sakit
kepala, pandangan makan kabur,
pada pemeriksaan urin ditemukan
protein yang meningkat dan tekanan
darah meningkat. Bengkak kaki yang
berhubungan dengan komplikasi
bumil harus mendapat pengobatan
khusus (Ayu, 2009).
Penyebab edema yang terpenting
adalah hilangnya protein yang lebih
banyak dari yang dapat dibuat oleh
hati yang sehat (Sibuea, 2008).
Penurunan konsentrasi plasma akibat
kegagalan
untuk
menghasilkan
protein dalam jumlah yang cukup
maupun karena kebocoran protein
yang
menimbulkan
penurunan
tekanan osmotik koloid plasma.
Apabila ibu hamil mengalami
penurunan konsentrasi protein akan
mengakibatkan peningkatan kapiler
diseluruh tubuh sehingga terjadi
edema ekstraseluler dan dapat
mengakibatkan malnutrisi protein
(Guyton & Hall 2006).
Berdasarkan data awal yang
diperoleh di Ruang Mawar RSUD
dr.M.Yunus Bengkulu, pada tahun
2012
terdapat
4291
pasien
diantaranya terdapat 500 pasien ibu
hamil trimester III dan 272 pasien
pre eklampsia, tahun 2013 periode
Januari-Maret terdapat 1049 pasien
diantaranya terdapat 115 pasien ibu
hamil trimester III dan 54 pasien
dengan
pre
eklampsia.
Dan
berdasarkan hasil observasi dan
wawancara yang peneliti lakukan
pada tanggal 22-27 Maret 2013
terhadap 11 orang ibu hamil yang
dirawat terdapat 7 orang ibu hamil
yang mengalami edema.
Dari uraian tersebut maka
peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan terjadinya
edema pada ibu hamil trimester III di
Ruang Mawar RSUD dr.M.Yunus
Bengkulu Tahun 2013.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah bersifat
kuantitatif, menggunakan metode
analitik dengan pendekatan cross
sectional,
variabel
independen
(bebas) pada penelitian ini adalah pre
eklampsia, proteinuria, kelebihan
natrium (garam) dan variabel
dependen (terikat) pada penelitian ini
adalah kejadian edema dengan
melakukan pengukuran variabel
dilakukan sekali dalam waktu
bersamaan.
Definisi
operasional
pre
eklampsia adalah tekanan darah
3
tinggi
yang
disebabkan
oleh
kehamilan dengan hasil ukur 0=
(Tidak, jika tekanan darah <140/90
mmHg) dan 1=( Ya, jika tekanan
darah ≥140/90 mmHg); proteinuria
adalah adanya protein di dalam urin
dengan hasil ukur 0=( Negatif (-))
dan 1=( Positif (+)); kelebihan
natrium (garam) adalah konsumsi
natrium (garam) yang lebih dari
kebutuhan tubuh dengan hasil ukur
0=(Tidak, jika asupan garam dalam 1
hari ≤ 1 sdt (6 gram)) dan 1=( ya,
jika asupan garam dalam 1 hari > 1
sdt (6 gram)); edema adalah
penimbunan cairan berlebihan pada
jaringan yang ditampakkan adanya
pembengkakan ekstremitas dan
wajah dengan hasil ukur 0:=(tidak
edema) dan 1=(edema).
Penelitian ini dilakukan pada
tanggal 12 Juni-12Agustus 2013 di
Ruang Mawar RSUD dr.M.Yunus
Bengkulu.
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua pasien ibu hamil
trimester III yang datang dan dirawat
di Ruang Mawar RSUD dr.M.Yunus
Bengkulu pada tahun 2012 yaitu
berjumlah 500 orang.
Sampel adalah bagian dari
populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dianggap mewakili
populasinya (Notoatmodjo, 2010).
Dalam
penelitian
ini
teknik
pengambilan sampel yang digunakan
adalah accidental sampling, yaitu 83
orang.
Analisis data dilakukan dengan
menggunakan analisis univariat dan
bivariat. Analisi bivariat dilakukan
untuk menguji hipotesis antara
variabel independen dan variabel
dependen dan untuk melihat
hubungan antara variabel independen
dan variabel dependen. Untuk
keperluan
tersebut
peneliti
menggunakan rumus uji Chi-Square.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis menunjukkan
bahwa dari 36 orang responden yang
tidak mengalami pre eklampsia,
hampir seluruh dari responden yaitu
31 orang (86,1%) yang tidak edema
dan sebagian kecil dari responden
yaitu 5 orang (13,9%) mengalami
edema.
Hasil analisi bivariat dengan
menggunakan
uji
Chi-Square
diperoleh seperti pada tabel berikut
ini:
Tabel 1
Hubungan Pre Eklampsia Dengan Kejadian Edema Pada Ibu Hamil
Trimester III di Ruang Mawar RSUD dr.M.Yunus Bengkulu Tahun 2013
Pre Eklampsia
Kejadian Edema
Total
%
X2
Ρ
Tidak Edema
F
Tidak
Ya
31
0
%
86.10
0
Edema
F
5
47
%
13.9
100.0
4
36
47
100.0
60.972
100.0
0.000
Table 1 menunjukkan bahwa
dari 36 orang responden yang tidak
mengalami pre eklampsia, hampir
seluruh dari responden yaitu 31
orang (86,1%) yang tidak edema dan
sebagian kecil dari responden yaitu 5
orang (13,9%) mengalami edema.
Dari 47 orang responden yang
mengalami pre eklampsia, tidak
satupun dari responden.
Tabel 2
Hubungan Proteinuria Dengan Kejadian Edema Pada Ibu Hamil Trimester III
di Ruang Mawar RSUD dr.M.Yunus Bengkulu Tahun 2013
Proteinuria
Kejadian Edema
Total
%
X2
ρ
Tidak
Edema
Edema
F
% F
%
Negatif
31 81.6 7
18.4
38
100.0 55.16
0.000
Positif
0
0
45 100.0
45
100.0
1
Jumlah
31 37.3 52
62.7
83
100.0
Table 2 menunjukkan bahwa
dari 38 orang responden dengan
proteinuria negatif, hampir seluruh
dari responden yaitu 31 orang
(81,6%) yang tidak edema dan
sebagian kecil yaitu 7 orang (18,4%)
yang edema. Dari 45 orang
responden dengan proteinuria positif,
tidak satupun yang tidak edema dan
seluruh dari responden yaitu 47
orang (100,0%) mengalami edema.
Dari analisis tersebut didapatkan
nilai ρ = 0.000 yang lebih kecil
dari
α = 0,05, berarti terdapat
hubungan yang bermakna antara pre
eklampsia dengan kejadian edema
pada ibu hamil trimester III.
Tabel 3
Hubungan Kelebihan Natrium (Garam) Dengan Kejadian Edema PadaIbu Hamil
Trimester III di Ruang Mawar RSUD dr.M.Yunus Bengkulu Tahun 2013
Kelebihan
Natrium
Kejadian Edema
Total
%
X2
Ρ
(Garam)
Tidak
Edema
Edema
F
%
F
%
Tidak
26 78.8
7
21.2
33
100.0 37.31
0.000
Ya
5
10.0
45
90.0
50
100.0
4
Jumlah
31 37.3
52
62.7
83
100.0
Table 3 menunjukkan bahwa
yaitu 7 orang (21,2%) mengalami
dari 33 orang responden dengan
edema. Dari 50 orang responden
tidak kelebihan natrium (garam),
dengan kelebihan natrium (garam),
hampir seluruh dari responden yaitu
sebagian kecil dari responden yaitu 5
26 orang (78,8%) yang tidak edema
orang (10,0%) yang tidak edema dan
dan sebagian kecil dari responden
hampir seluruh dari responden yaitu
5
45 orang (90,0%) mengalami edema.
Dari analisis tersebut didapatkan
nilai ρ = 0,000 yang lebih kecil
dari α = 0,05, berarti terdapat
hubungan yang bermakna antara
kelebihan garam (natrium) dengan
kejadian edema pada ibu hamil
trimester III.
eklampsia pada ibu hamil. Sebagian
ibu hamil tidak mengetahui tentang
pre eklampsia, gejala klinis (sakit
kepala, nyeri ulu hati, gangguan
penglihatan), pencegahan (misalnya;
menghindari stress, melakukan pola
makan sehat, istirahat cukup,
olahraga
cukup,
dan
tidak
mengkonsumsi
garam
terlalu
banyak), penanganan (melakukan
kontrol kehamilan atau dilakukannya
perawatan
konservatif
diusia
kehamilan 36 minggu di rumah
sakit jika mengarah ke pre eklampsia
berat), dan bahaya yang di timbulkan
dari pre eklampsia tersebut.
Hasil penelitian ini diperoleh
bahwa
hampir
sebagian
dari
responden (45,8%) tidak mengalami
proteinuria dan sebagian besar
(54,2%) mengalami proteinuria. Pada
saat peneliti melakukan penelitian,
responden
yang
mengalami
proteinuria lebih banyak di temukan
pada usia kehamilan memasuki
trimester III. Semakin tua umur
kehamilan, maka akan memperberat
kebocoran protein melalui urin
sehingga mempengaruhi hasil uji
dipstick yang dilakukan. Untuk
mengetahui proteinuria pada ibu
hamil pada saat penelitian dilakukan
dengan menggunakan spesimen urin
acak (random) atau urin sewaktu
yang dapat dideteksi menggunakan
strip reagen (dipstick). Responden
yang memiliki nilai uji dipstick +1
(50 mg/dl) atau lebih telah
menunjukkan adanya edema pada
ibu hamil yang pada umumya edema
timbul di daerah ekstremitas atau
wajah.
Penderita proteinuria pada ibu
hamil lebih banyak ditemukan pada
ibu hamil yang mengalami pre
eklampsia. Tekanan darah yang
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini diperoleh
bahwa
hampir
sebagian
dari
responden (43,4%) tidak mengalami
pre eklampsia dan sebagian besar
dari responden (56,6%) mengalami
pre eklampsia. Pre eklampsia lebih
banyak dialami ibu hamil di usia
kehamilan memasuki trimester III
atau mendekati saat kelahiran.
Kejadian hipertensi dalam kehamilan
yang dialami responden bervariasi
mulai dari berbagai daerah keadaan
masyarakat khususnya tentang pola
hidup tidak sehat, mengalami stress,
merokok,
kebiasaan
minum
minuman yang mengandung kafein,
pola makan yang tidak sehat
misalnya makan makanan yang
mengandung lemak berlebih yang
mengakibatkan timbunan lemak dan
kelebihan berat badan. Selain itu pre
eklampsia juga disebabkan karena
terdapat gangguan pada jantung atau
ginjal.
Pre eklampsia lebih banyak
dialami oleh responden yang
berumur lebih dari 30 tahun dan
responden yang hamil di bawah 20
tahun dan mengandung anak
pertama. Selain itu sebagian kecil
responden juga ada yang mengatakan
bahwa mereka memiliki riwayat pre
eklampsia sebelumya. Pendidikan
dan pengetahuan masyarakat juga
dapat mempengaruhi terjadinya pre
6
ditemukan pada ibu hamil yang
mengalami pre eklampsia ≥140/90
mmHg. Urin pada penderita pre
eklampsia mengalami kekeruhan
karena padatnya atau kasarnya
kekeruhan itu menjadi satu ukuran
untuk jumlah protein yang ada.
Selama kehamilan normal terdapat
kenaikan hemodinamika ginjal dan
di ikuti dengan tekanan venarenalis.
Pembentukan urine dimulai dalam
glomerulus,
apabila
filtrasi
glomerulus mengalami kebocoran
yang hebat, molekul protein besar
akan terbuang dalam urin sehingga
menyebabkan proteinuria.
Hubungan pre eklampsia dengan
kejadian edema pada ibu hamil
trimester III pada table 1 bahwa 36
responden
hampir sebagian dari
responden (39,8%) tidak kelebihan
natrium (garam) dan sebagian besar
dri responden (60,2%) kelebihan
natrium (garam). Dari analisis
tersebut didapatkan nilai ρ = 0,000
yang lebih kecil dari α = 0,05, berarti
terdapat hubungan yang bermakna
antara pre eklampsia dengan
kejadian edema pada ibu hamil
Trimester III.
Hasil penelitian ini sejalan
dengan teori yang dikemukakan
Guyton & Hall (2006), peningkatan
aliran darah disebabkan oleh
hormone aldesteron dan estrogen
yang sama-sama meningkat dalam
kehamilan menyebabkan retensi
cairan oleh ginjal. Laju filtrasi
glomerulus juga meningkat sebanyak
50% selama kehamilan, yang
cenderung meningkat kecepatan
hilangnya air dan elektrolit di dalam
urin, biasanya ibu mengalami
penambahan air dan mengakibatkan
peningkatan
tekanan
darah.
Kerusakan
endothelial
vasosvasarterialme
turut
menyebabkan
peningkatan
permeabilitas kapiler. Keadaan ini
meningkatkan
edema
dan
menurunkan volume intravaskuler
yang memprodisposisi ibu bisa
menderita hipertensi pada kehamilan.
Hubungan proteinuria dengan
kejadian edema pada ibu hamil
trimester III bahwa dari 83 orang
responden, ada 38 orang responden
dengan proteinuria negatif, terdapat
31 orang (81,6%) tidak mengalami
edema dan ada 7 orang (18,4%) yang
edema. Dari analisis tersebut
didapatkan nilai ρ = 0,000 yang lebih
kecil dari α = 0,05, berarti terdapat
hubungan yang bermakna antara
proteinuria dengan kejadian edema
pada ibu hamil trimester III.
Proteinuria lebih banyak terjadi
pada
responden
dengan
usia
kehamilan trimester III dan memiliki
nilai uji dipstick +1 (50 mg/dl) atau
lebih telah menunjukkan adanya
edema pada ibu hamil yang pada
umumya edema timbul di daerah
ekstremitas atau wajah.
Hasil penelitian ini sejalan
dengan teori yang dikemukakan
Sibuea (2008), bahwa penyebab
edema yang terpenting adalah
hilangnya protein yang lebih banyak
dari yang dapat dibuat oleh hati yang
sehat. Kehilangan protein yang
massif ditemukan pada penyakit
ginjal. Didalam glomerulus yang
normal air di filtrasi sedang protein
tetap tinggal di dalam kapiler
glomerulus. Edema pada penderita
proteinuria
sering
ditemukan
disekitar mata, tetapi edema ini tidak
akan hilang waktu tidur, bahkan
sebaliknya bila penderita bangun
pagi
kelopak
mata
mungkin
membengkak.
7
dalam 1 hari yaitu 1sdt dapat
menyebabkan tekanan darah ibu
hamil menjadi tinggi dan memicu pre
eklampsia, sebagian ibu dapat
mengalami bengkak di kaki atau
memperberat pembengkakan pada
ibu hamil.
Kelebihan natrium (garam)
bukanlah salah satu faktor yang
mempengaruhi kejadian edema pada
ibu hamil trimester III. Hal ini
dibuktikan dari hasil analisis bivariat
terdapat 7 orang responden (21,2%)
dengan edema walaupun mereka
tidak kelebihan natrium (garam) dan
terdapat 5 orang responden (10,0%)
tidak edema walaupun mereka
kelebihan natrium (garam). Edema
pada
kehamilan
juga
dapat
disebabkan oleh beberapa faktor lain,
seperti pre eklampsia, proteinuria,
posisi tidur, tekanan dari rahim, dan
gagal jantung.
Menurut Ilham (2009) Asupan
garam
yang
berlebih
akan
menyebabkan ginjal tidak mampu
untuk membuang sejumlah garam
dan air dari dalam tubuh. Selain itu,
ginjal juga tidak mampu untuk
mengkonsentrasikan
atau
mengencerkan urin secara normal.
Akibatnya penderita akan mengalami
edema di wilayah tungkai bawah.
Rizma
(2012)
mengatakan
bahwa, ditemukannya protein urin
merupakan tanda paling sering di
jumpai pada pre eklampsia, penyakit
ginjal, bahkan sering merupakan
petunjuk dini dari latent glomerulo
nephitis,
toxemia
gravidarum
ataupun
diabetic
nephropathy.
Selama kehamilan normal terdapat
kenaikan hemodinamika ginjal dan
di ikuti dengan tekanan venarenalis.
Pembentukan urine dimulai dalam
glomerulus,
apabila
filtrasi
glomerulus mengalami kebocoran
yang hebat, molekul protein besar
akan terbuang dalam urin sehingga
menyebabkan proteinuria. Pada
pasien yang telah menderita penyakit
parenkhim ginjal, faktor kehamilan
yang memasuki usia 20 minggu ini
mungkin
akan
memperberat
kebocoran protein melalui urin.
Hubungan kelebihan natrium
(garam) dengan kejadian edema pada
ibu hamil trimester III bahwa dari 83
orang responden, ada 33 orang
responden tidak kelebihan natrium
(garam), terdapat 26 (78,8%)
responden tidak edema dan 7 orang
(21,2%) yang edema. Dari analisis
tersebut didapatkan nilai ρ = 0,000
lebih kecil dari α = 0,05, berarti
terdapat hubungan yang bermakna
antara kelebihan natrium (garam)
dengan kejadian edema pada ibu
hamil trimester III.
Klien dengan kelebihan natrium
(garam) sebagian besar mengatakan
banyak
mengkonsumsi
makan
makanan instan yang siap saji, fast
food yang sebagian besar diproses
dengan penambahan garam dan
MSG yang cukup tinggi. Semakin
banyak klien mengkonsumsi garam
perharinya, semakin tinggi tekanan
darah yang dialami. Konsumsi garam
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Ada hubungan antara pre
eklamsia, proteinuria, dan kelebihan
natrium (garam) dengan kejadian
edema pada ibu hamil trimester III di
Ruang Mawar RSUD dr.M.Yunus
Bengkulu. Penderita proteinuria pada
ibu hamil lebih banyak ditemukan
pada ibu hamil yang mengalami pre
eklampsia. Tekanan darah yang
8
ditemukan pada ibu hamil yang
mengalami pre eklampsia ≥140/90
mmHg. Kelebihan natrium (garam)
sebagian besar mengatakan banyak
mengkonsumsi makan makanan
instan yang siap saji, fast food yang
sebagian besar diproses dengan
penambahan garam dan MSG yang
cukup tinggi.
Notoatmodjo. 2010. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Prawirohardjo, Sarwono. (2010).
Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina
Pustaka
Purwaningsih Wahyu & Fatmawati
Siti.
(2012).
Asuhan
Keperawatan
Maternitas.
Yogyakarta: Nuha Medika
Rahmawati, Titik. (2012). Dasardasar Kebidanan. Jakarta:
Prestasi Pustakarya
Rizma. (2012). Prosedur Klinik
Pemeriksaan Urine. Jakarta:
Rineka Cipta
Sibuea, Herdian. (2008). Ilmu
Penyakit
Dalam.
Jakarta:
Rineka Cipta
Saifudin, Abdul Bari. (2009). Buku
Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan
Maternal
dan
Neonatal, Edisi I, Catatan ke 5.
Jakarta: JNPKKR. POGI
Sarwono. (2007). Ilmu Kandungan,
Edisi Pertama. Jakarta: Puspa
Swara
Tiara, ina. 2012. Cara Mengatasi
Kaki Bengkak Pada Ibu Hamil.
Jakarta: Rineka Cipta
SARAN
Diharapkan hasil penelitian ini
dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi tenaga kesehatan dan
ibu hamil khususnya trimester III
dalam mencegah dan menangani
adanya edema yang dialami ibu
hamil. Penanganan edema yang bisa
ibu hamil lakukan misalnya dengan
memperbanyak minum air putih
paling sedikit 8 gelas perhari,
menghindari
konsumsi
natrium
berlebih saat hamil, merendam kaki
di air hangat, meninggikan kaki
sesering mungkin supaya cairan yang
ada di bagian kaki mengalir ke atas
dan serta konsultasi dengan dokter
kandungan tentang kaki bengkak
yang dialami.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto.
(2006).
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Ayu, Ida. (2009). Memahami
Kesehatan Reproduksi Wanita,
Edisi 2. Jakarta: EGC
Depkes RI. (2007). Profil Kesehatan
Indonesia. Jakarta: Depkes RI
Guyton & Hall. (2006). Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Jakarta:
EGC
Ilham. (2009). Diet Serat. Jakarta:
EGC
9
Download