Bab V. Simpulan G07mpa

advertisement
7
yang ditambah kloramfenikol dan kanamisin.
Hal ini mengindikasikan bahwa gen Km1
yang dibawa transposon mini-Tn5Km1 telah
berhasil disisipkan ke dalam genom
Pseudomonas sp. CRB17.
Transposon Tn5 merupakan salah satu
transposon yang telah banyak dikaji karena
menyediakan model sistem transposisi cut(potong) dan paste- (pindah) yang baik.
Transposon mini-Tn5Km1 merupakan turunan
dari Tn5 yang sangat berguna untuk
mutagenesis pada bakteri
Gram negatif
(Holtwick et al. 1997).
Selama konjugasi plasmid pUTminiTn5Km1 dipotong menjadi utas tunggal dan
utas tunggal ini pindah ke dalam sel resipien
melalui pili. Pada sel resipien transposon
penyandi resistensi kanamisin ini akan
menyisip acak pada genom resipien sehingga
menghasilkan transkonjugan yang resisten
kanamisin. Oleh karena itu pada media untuk
seleksi transkonjugan ditambahkan antibiotik
kanamisin sebagai penanda adanya penyisipan
transposon.
Penyisipan transposon mini-Tn5Km1 ini
bersifat stabil karena gen transposase berada
di luar transposon sehingga setelah transposon
menyisip pada genom resipien tidak terjadi
transposisi lagi yang diperantarai transposase.
Selain itu juga karena plasmid pUTminiTn5Km1 merupakan plasmid bunuh diri.
Plasmid ini tidak dapat bereplikasi dalam sel
resipien karena hanya dapat bereplikasi dalam
sel yang menyediakan protein pir (protein
initiation replication). Kemudian akhirnya
plasmid ini akan terdegradasi oleh DNAase.
.
Dari hasil seleksi diperoleh sebanyak 21
transkonjugan menghasilkan IAA yang lebih
tinggi daripada tipe liarnya yaitu mengalami
kenaikan produksi IAA-nya hingga 77.52 %
(Tabel 3). Hal ini diduga karena adanya
penyisipan transposon di daerah represor dan
mengakibatkan terjadinya perubahan pada
gen-gen yang terlibat dalam regulasi
biosintesis IAA sehingga produksi IAA
menjadi meningkat (Pratiwi et al. 2001).
Selain itu juga didapatkan 28 mutan
menghasilkan IAA yang lebih rendah
dibandingkan dengan tipe liarnya yaitu
dengan persentasi penurunan hingga 55.31 %
dari hasil uji produksi IAA ini (Tabel 4).
Mutan yang mengalami penurunan produksi
IAA ini mungkin disebabkan oleh adanya
penghambatan salah satu gen dalam
penghasilan IAA.
Melalui transposon mutagenesis ini tidak
didapatkan mutan yang tidak menghasilkan
IAA. Hal ini mungkin dikarenakan banyaknya
jalur sintesis yang digunakan dalam
penghasilan IAA yang kemungkinan dimiliki
oleh galur Pseudomonas. Jika salah satu jalur
saja terhambat karena salah satu gen yang
berperan dalam jalur tersebut tidak dapat
diekspresikan akibat penyisipan transposon
maka bakteri penghasil IAA dapat mengambil
jalur sintesis alternatif. Hal serupa juga
ditemui dalam penelitian Pratiwi et al. (2001)
yaitu didapatkan mutan-mutan Azospirillum
braziliense menghasilkan IAA yang lebih
tinggi dan lebih rendah melalui transposon
mutagenesis.
SIMPULAN
Sebanyak 100 isolat Pseudomonas sp. telah
berhasil diisolasi dari tanah rizosfer tanaman
kedelai daerah Cirebon. Sebanyak 98 isolat di
antaranya menghasilkan asam indol asetat.
Salah satu isolat yaitu Pseudomonas sp. CRB
17 merupakan penghasil IAA tertinggi yakni
sebesar 16.02 ppm dan mampu memacu
pertumbuhan tanaman kedelai melalui
pemacuan perpanjangan akar primer dan
pembentukan akar. Melalui mutagenesis
dengan transposon dapat dikonstruksi mutan
Pseudomonas sp. CRB17 yang menghasilkan
IAA dengan konsentrasi yang meningkat
hingga 77.52%. Dari hasil penelitian ini,
mutagenesis dengan transposon dapat
digunakan untuk meningkatkan produksi IAA,
khususnya pada Pseudomonas sp. CRB17.
DAFTAR PUSTAKA
Dey R, Pal KK, Bhatt DM, Chauhan SM.
2004. Growth promotion and yield
enhancement
of
peanut
(Arachis
hypogaea L.) by application of plant
growth-promoting
rhizobacteria.
Microbiol Res 159 : 371-394.
Garibaldi JA. 1967. Media for the
enhancement of fluorescent pigment
production by Pseudomonas species. J
Bacteriol 94 :1296-1299.
Harayama S, Lehrbach PR, Timmis KN.
1984. Transposon mutagenesis analysis
of meta-cleavage pathway operon genes
of the TOL plasmid of Pseudomonas
putida mt-2. J Bacteriol 160 : 251-255
Holt JG, et al. 1994. Bergey’s Manual of
Determinative Bacteriology. Ed ke-9.
Philadelphia: Lippincott William &
Wilkins
Download