BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan agar proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan
potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecakapan, akhlak mulia, keterampilan yang diperlukan masyarakat,
bangsa dan negara (UU Sisdiknas, 2010). Keberhasilan untuk mencapai tujuan
didalam pendidikan, pemerintah secara resmi memberlakukan langkah program
Wajib Belajar (Wajar) bagi seluruh warga negara Indonesia. Yang di atur pada
pasal 34 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, “Setiap warga negara yang
berusia 6 (enam) tahun dapat mengikuti program wajib belajar. Pemerintah pusat
dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada
jenjang dasar tanpa memungut biaya. Wajib belajar menjadi tanggung jawab
negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan, pemerintah, pemerintah
daerah dan masyarakat. (UU Sisdiknas, 2010:18).” Tujuan pendidikan dapat
dicapai dengan pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan
potensi dan kemampuan peserta didik, salah satunya dengan peserta didik
memiliki potensi terhadap pengembangan lingkungan. Kegiatan pembelajaran di
SD, siswa akan diajarkan mengenal lingkungan pada mata pelajaran IPS. Hampir
semua mata pelajaran di SD disusun secara sistematis, komperehensif, terpadu
dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam
kehidupan di masyarakat. Penggunaan pendekatan tersebut diharapkan peserta
didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang
ilmu yang berkaitan.
Salah satunya yaitu melalui penggunaan model pembelajaran yang tepat dan
diharapkan hasil belajar siswa dapat lebih meningkat. Menurut Miftahul Huda (
2011:59) Pembelajaran kooperatif dapat menciptakan suasana ruang kelas yang
terbuka (inclusive). Pembelajaran ini mampu membangun keragaman dan
mendorong koneksi antarsiswa.
1
2
IPS adalah salah satu mata pelajaran yang berusaha membekali pengetahuan
serta ketrampilan peserta didik agar mampu bermasyarakat dan menyesuaikan diri
dengan perkembangan jaman. Oleh sebab itu dalam proses belajar mengajar di
sekolah dasar untuk mata pelajaran IPS perlu diberikan kepada semua peserta
didik untuk membekali dengan kemampuan berpikir logis, kritis, memiliki
kemampuan berkomunikasi bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk di tingkat lokal, nasional maupun global (Permendiknas No. 22
Tahun 2006). Dengan pengajaran IPS diharapkan siswa memiliki sikap peka,
kritis, dan tanggap dalam pemecahan masalah-masalah sosial yang dihadapi
dalam kehidupannya. Selain itu keberadaan IPS pada pendidikan dasar sebagai
sarana dalam mengembangkan pemahaman siswa tentang bagaimana bekerjasama
dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Menurut Djahiri dan Man’mun (1978) dalam Rudy Gunawan (2011:17) IPS
atau studi sosial konsep-konsepnya merupakan konsep pilihan dari berbagai ilmu
lalu dipadukan dan diolah secara didaktis-pedagogis sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa. Sedangkan menurut Somantri (2011) dalam Sapriya
(2009:11) istilah IPS merupakan subprogram pada tingkat pendidikan dasar dan
menengah, maka lahirlah nama pendidikan IPS.
IPS sebagai bidang pendidikan tidak hanya membekali siswa dengan
pengetahuan sosial, melainkan berupaya membina dan mengembangkan
pengetahuan, pemahaman dan kemampuan siswa menjadi sumber daya manusia
yang berketerampilan sosial. Seringkali siswa mengalami kesulitan dalam
mengikuti pelajaran IPS yang guru ajarkan. Banyak siswa kesulitan untuk
memahami atau mengerti materi yang disampaikan guru, sehingga akan
berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Pelajaran IPS yang biasanya
hanya menghafal itulah yang membuat siswa mengalami kesulitan. Disini guru
harus lebih kreatif dalam menggunaan metode pengajaran agar siswa lebih aktif
dalam pembelajaran IPS.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di SDN 4 Karangrayung Kecamatan
Karangrayung Kabupaten Grobogan Kelas 4 pada mata pelajaran IPS ditemukan
pembelajaran yang diberikan oleh guru masih belum optimal karena masih
3
menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional yang dalam
penyampaian pembelajarannya menggunakan model atau metode ceramah, tanya
jawab, diskusi dan tugas. Siswa tidak berani untuk mengeluarkan pendapat dan
bertanya ketika mengalami kesulitan, padahal secara garis besarnya tidak semua
siswa dapat menerima dan mengerti pembelajaran yang disampaikan oleh guru,
akan tetapi guru menganggap para siswa sudah mengerti karena tidak ada
pertanyaan atau tanggapan dari siswa, dampaknya hasil belajar IPS yang
diperoleh siswa kurang optimal. IPS merupakan mata pelajaran yang
mengembangkan pemahaman siswa tentang bagaimana bekerjasama dan
berinteraksi dengan lingkungannya. SDN 4 Karangrayung hasil belajar ulangan
harian di kelas 4 Masih rendah. Setelah itu peneliti melakukan observasi, ada
sebagian murid yang nilainya masih di bawah KKM. 20 dari 30 siswa belum
mencapai KKM yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah yaitu 65. Dari 30
hanya 10 siswa yang nilainya mencapai KKM, sedangkan 20 siswa tidak
mencapai KKM yang sudah ditentukan. Peneliti mencoba menerapkan model
pembelajaran yang menggunakan kerjasama ataupun kekompakan perlu untuk
siswa dalam mengikuti pembelajaran karena ketika siswa menagalami kesulitan
ataupun ingin bertukar pendapat, siswa dapat bertanya atau mengeluarkan
pendapat kepada teman sepermainannya.
Guru harus mengubah model pembelajaran lama menggunakan model
pembelajaran yang lebih bervariatif dan menyenangkan untuk digunakan dalam
proses belajar mengajar terutama pada mata pelajaran IPS. Salah satu model
pembelajaran yang berkembang saat ini adalah pembelajaran kooperatif. Menurut
Roger dalam Miftahul Huda (2011: 29) pembelajaran kooperatif merupakan
aktivitas pembelajaran berkelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa
pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara
kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung
jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan
pembelajaran dari anggota-anggota yang lain didalam kelompok.
Dari latar belakang diatas peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul
Efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
4
dengan Jigsaw dalam meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPS siswa
kelas 4 SD Negeri 4 Karangrayung Kecamatan Karangrayung Kabupaten
Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2015/2016.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan peneliti, terdapat beberapa
permasalahan dalam pelajaran IPS, antara lain:
a. Banyak siswa yang kesulitan memahami materi pelajaran IPS.
b. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional atau ceramah.
c. Dalam proses pembelajaran IPS siswa hanya duduk, diam dan mendengarkan
penjelasan guru, sehingga siswa kurang termotivasi terhadap pembelajaran.
d. Hasil belajar IPS siswa rendah.
1.3
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang paparan diatas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1) Apakah ada perbedaan efektivitas antara model pembelajaran kooperatif tipe
NHT dengan model pembelajaran Jigsaw dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas 4 SD Negeri 4 Karangrayung Kecamatan Karangrayung
Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2015/2016.
2) Apakah ada perbedaan efektivitas antara model pembelajaran kooperatif tipe
NHT dengan model pembelajaran Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar
IPS siswa kelas 4 SD Negeri 4 Karangrayung Kecamatan Karangrayung
Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2015/2016.
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
a) Apakah ada perbedaan efektivitas antara model pembelajaran kooperatif tipe
NHT dengan model pembelajaran Jigsaw dalam menigkatkan motivasi
belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri 4 Karangrayung Kecamatan
Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2015/2016.
5
b) Apakah ada perbedaan efektivitas antara model pembelajaran kooperatif tipe
NHT dengan model pembelajaran Jigsaw dalam menigkatkan hasil belajar
IPS siswa kelas 4 SD Negeri 4 Karangrayung Kecamatan Karangrayung
Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2015/2016.
1.5
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah:
Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk mendukung teori yang telah dikemukakan
para ahli, sehingga kajian yang telah didapatkan dapat bertambah dan mengenai
pemberian model pembelajaran yang sesuai untuk siswa kelas 4 Sekolah Dasar
dapat diterapkan dengan baik.
Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Dapat meningkatkan dan menambah keaktifan serta semangat siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat menguasai materi
dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat. Siswa dapat berlatih
bekerjasama dalam kelompok dengan baik.
b. Bagi guru
Guru mendapatkan masukan mengenai mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan model pembelajaran Jigsaw yang
dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa.
c.
Bagi sekolah
Sekolah mendapatkan masukan bagaimana model pembelajaran kooperatif
tipe NHT dengan model pembelajaran Jigsaw dapat diterapkan dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga membuat siswa termotivasi dalam
pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Download