yogyakarta 2 0 0 9 - USD Repository

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BENTUK-BENTUK PERILAKU AGRESI PADA PASANGAN
YANG MENIKAH AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh :
Agata Kuntari
NIM : 019114027
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
BENTT'K.BENTI]K PERILAKU AGRESI PADA PASANGAN I
YANG MENIKAHAKIBAT
HAMIL DI LUARNIKAII
7"W
{ffi
Pembinbing
l'**J
::N-,-\-
Dra"L. Pratidannanastiti,
MS.
T&lggsl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
BENTIJK.BENTUK PERILAKU AGRESI PADA PASA}IGAI{
YANG MENIKAE AKIBAT IIAMIL DI LUAR NIKAE
Dipeniapkandandirulis oleh :
V.6H;'a1*r'*',@\
K€ba
Perguji I
PcngujiII
ffi3
ffi"*"""
MM. NimasEki Suprawati,S. Psi.,M. Si.
a^hd
yoeyakera,
..'!?...SlYll;..9.9
Suhetanio,S.Pf., M. Si.)
lll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Charity suffered long, and is kind; charity envied not; charity vaunted not itself,
is not puffed up. Doth not behave itself unseemly, seekth not her own, is not
easily provoked, thinketh no evil. Rejoiced not in iniquity, but rejoiced in the
truth. (1 Corinthians 13 : 4-6)
Di dalam kasih tidak ada ketakutan : kasih yang sempurna melenyapkan
ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barang siapa takut, ia
tidak sempurna di dalam kasih. (1 Yoh 4 :18)
Mood adalah faktor utama gagal atau berhasilnya penelitian.
Life is about choices. You choose how people affect your mood. You choose to be
in a good mood or bad mood. The bottom line : it’s your choice how you life your
life. (Anonim)
Sahabat terbaikku adalah dia yang menampilkan hal terbaik dalam diriku.
(Henry Ford)
Love is not about finding the right person, but creating a right relationship. It’s
not about how much love you have in the beginning but how much love you
build till the end. (Anonim)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
♥Orang tuaku, sahabatku tercinta yang selalu
memberikan doa, cinta dan dukungannya ……
♥Adik-adikku tersayang untuk segala doa, cinta dan
dukungannya ……
♥Mbah-mbahku dan keluarga besar di Yogyakarta
untuk doa, perhatian dan kasih sayangnya ……
♥Inspirasiku untuk cinta, perhatian dan kekuatan
yang selalu diberikan untukku …..
♥Mereka yang selalu mendoakanku dan mendukungku
di segala suasana hati …..
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERI..YATAANXEATILIANNARYA
Srya rn€trydrkrtrdctrgln sasmgguhn!,a
bahwaslripai yang sayatulis ini
tidaL mr|nud karyadau b.gisn karyaoralg lain, kccualiyarg dituliC€n drlel
kutipqrdnr dsftarpssrka scbagainana
layaknya
l<art ilrniah,
Yo$|8karra2 Dcsemb€i
200t
Penulis
fu""r-wl
,ldar-r*r"ti '
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
BENTUK-BENTUK PERILAKU AGRESI PADA PASANGAN
YANG MENIKAH AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH
Agata Kuntari
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2009
Ketidaksiapan seseorang untuk menjalani kehidupan pernikahan sangat
berdampak buruk bagi kehidupan pernikahan. Banyak hal buruk dapat terjadi pada
pernikahan mereka, terutama perilaku agresi. Selain pengalaman mereka untuk
menjalani kehidupan dirasa masih sangat kurang. Apalagi tanggung jawab mereka
semakin bertambah dengan adanya pasangan dan anak-anak. Ketidaksiapan dalam
menghadapi tanggung jawab yang semakin berat dapat menimbulkan perasaan
agresi yang kemudian muncul sebagai perilaku agresi atau yang sering disebut
sebagai kekerasan dalam rumah tangga. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bentuk-bentuk perilaku agresi yang muncul pada pasangan yang
menikah akibat hamil di luar nikah.
Penelitian ini menggunakan metode eksploratif deskriptif yang
menghasilkan data deskriptif mengenai bentuk-bentuk perilaku agresi pada
pasangan yang menikah akibat hamil di luar nikah. Metode pengambilan data
dilakukan dengan cara wawancara dan observasi.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa semua perilaku agresi muncul
dalam penelitian ini. Perilaku agresi yang terjadi adalah kekerasan psikis,
kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan penelantaran rumah tangga dengan
berbagai alasan yang melatarbelakanginya.
Kata kunci : perilaku agresi, kekerasan psikis, penelantaran rumah tangga,
kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan pernikan dini.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Patterns of Aggression Behaviors to Couples whom Married by Accident
Agata Kuntari
Psychology Department of Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
One’s unpreparedness to have a marriage life will have a bad effect to
marriage. Many bad things might happen in a marriage, especially aggression
behaviors. Besides they do not have enough experience in life. Moreover, they
have bigger responsibility by having a spouse and children in their life. The
unpreparedness in taking bigger responsibility can produce aggression feeling that
later on resulted in aggression behaviors or often known as domestic violence.
This study aims at finding out patterns of aggression behaviors that happened to
couples whom married because pregnant before marriage.
This study employed an explorative descriptive method which showed
descriptive data on the patterns of aggression behaviors to couples whom married
because pregnant before marriage. The data collection method was conducted by
interview and observations.
The result of this study showed that all kinds of aggression behaviors
revealed in the research. The aggression behavior that happened was
psychological violence, physical violence, sexual violence, and abandoned
household due to many kinds of reasons as the background.
Keywords : aggression behaviors, psychological violence, abandoned household,
physical violence, sexual abuse, and early marriage.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PARNYATAA]\ PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTIJK KtrPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangandi bawahini, sayamahasiswaUniversitasSanataDharma;
Nama
: AgataKuntari
Nonormahasiswa :01911402'7
Demi pengernbangan
ilmu pengetahtran,sayamemberikankepadaPgrpustakaanUniversitas
SanataDharmakarya ilmiah sayayang berjudul :
BENTUK-BENTUK PERILAKU AGRESI PADA PASANGAN YANG MENIKAH
AKIBAT IIAMIL DI LUAR NIKAH
Dengandemikiaq saya memberikankepadaPerpustakaanUniversitas SanataDharrnahak
untuk menfmpan, mengalihkandalam bentuk media lain, mengelolanyadi intemet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminia ijin dari saya maupun
memberikanroyalti kepadasayaselaoa tetapmencantumkannamasayasebagaipenulis.
Demikian pem)'ataanini sayabuatdengansebenamya.
Yogyakarta"20 Januari2009
Yang menyatakan,
'
@uoqf
AgataKuntari
tx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Psikologi. Skripsi ini berjudul Bentuk-bentuk Perilaku Agresi pada Pasangan
yang Menikah Akibat Hamil Di Luar Nikah.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dra. L. Pratidarmanastiti, MS. selaku dosen pembimbing skripsi.
Terima kasih atas kesabarannya untuk membimbing saya.
Kepada Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi, M.Si selaku dekan Fakultas
Psikologi. Bapak C. Siswa Widyatmoko, S. Psi, Ibu Sylvia CMYM, S.Psi., M. Si.
yang telah menjadi dosen pembimbing akademik selama berada di Fakultas
Psikologi. Terima kasih pula untuk seluruh dosen-dosen Fakultas Psikologi yang
telah membimbing dan membantu saya selama menyelesaikan kuliah di
Universitas Sanata Dharma.
Buat Ibu Nanik, Mas Gandung dan Pak Gie untuk segala bantuannya
terutama dalam administrasi perkuliahan selama berada di Fakultas Psikologi.
Buat Mas Muji dan Mas Doni terima kasih untuk segala bantuannya selama
praktikum.
Terima kasih juga untuk semua informan yang dengan senang hati
membantu menyelesaikan tugas akhirku ini walau ada beberapa masalah yang
tidak terduga. Semoga kalian semakin kuat dan terus berjuang untuk hidup yang
lebih baik. Maaf jika aku mengusik kehidupan pribadi kalian. Terima kasih untuk
temanku, Dewan yang sejak aku mulai kuliah yang selalu mengantar ke mana pun
aku pergi dan memberi dukungan agar penelitian ini cepat selesai. Aku yakin
Tuhan selalu menyertaimu untuk melakukan hal-hal baik. Terima kasih juga untuk
keluarga besar kalian semua yang selalu mendukung kuliahku dan atas banyak
sekali pengalaman hidup yang ku peroleh dari kalian semua. Maaf jika semua
berakhir tidak sesuai dengan yang diinginkan.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk teman-teman Psikologi USD angkatan 2001, juga bagi teman-teman
anggota kelompok AKSI 2001, serta seluruh teman-teman yang tidak dapat
kusebutkan satu per satu. Terima kasih atas kebersamaan kita selama ini. Juga
buat teman-teman KKN angkatan 28 kelompok Grogol 8: Tommy, Pendi, Kecil,
Enggar, Agnes, Teki dan spesial untuk Rika yang sudah mau mendengar masalahmasalah terberatku saat KKN. Thanks atas evaluasinya, teman-teman, banyak hal
yang dapat dipelajari dari kelompok kita! ☺
Buat teman-teman kost 99999 angkatan tua: Emi, Elli, Deasy, Maria,
Diana, Friska Grace, M’ Marta, M’ Yeyen, M’ Wiwin, M’ Ade, Okta, Hani, Juli,
Nana, Welly, Lia, Cicil, Debora. Terima kasih atas kebersamaan kita selama ini
serta atas dukungan doa dan semangat untuk menempuh ujian.Untuk Dani dan
Feni, terima kasih atas bantuan tugas-tugas KB 2nya. Buat Bapak dan Ibu
Sakidjan, terima kasih atas segala kebaikan dan perhatian yang diberikan dengan
selalu menanyakan kuliahku dan atas pengalaman hidupnya. Terima kasih juga
untuk M’ Dewi yang telah membantu mengoreksi abstrakku. Semoga Tuhan
membalas kebaikan kalian ! God bless you all ☺
Buat keluarga besarku di Jogja, terima kasih atas perhatian dan
dukungannya. Terima kasih untuk Bulek Esmi dan M’ Irene yang sudah mau
mengantar mencari bimbingan belajar di Jogja dan membantu pendaftaranku di
Sadhar. Om Hermoyo yang sering kali kuganggu dengan masalah-masalah kecil
dan membuat malu. Mas Budi yang mau mengajak aku jalan-jalan di Jogja.
Terima kasih banyak untuk kalian semua..pengalaman yang tidak begitu
mengenakkan di Komp. POLRI Balapan H4. God bless you all ☺
Buat teman-teman angkatan 2001 yang ‘tertinggal’; Tumbur, Anas, Silva,
Kris, Maria, kapan kita reunian lagi? Hi..hi…☺ Lasro, Clara semangat terus ya!!
Tinggal sedikit lagi, jangan menyerah dan malas! Untuk Etta dan Reni (Wu2) ’03,
teman satu SD-ku tetap semangat ya!! Teman-teman sekelasku yang terlalu baik
untukku; Elis, Sisca, Wilis, Nining dan Vembri. Buat masku di Psikologi ‘00..
terima kasih atas semuanya. Semuanya sulit dilupakan dan kadang buat ku sedih,
tapi tetap harus ikhlas dan sabar kan?! Semoga selalu bahagia dengan hidup.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tetap lihat sekitar, banyak orang yang membutuhkan dan perlu uluran tangan kita.
God bless you all ☺
Buat keluargaku tercinta..maaf karena lama menunggu tapi aku tetap
berusaha kog! Buat bapak ibuku, terima kasih atas doa yang tak pernah putus.
Untuk adik-adikku, Tia dan Andre, terima kasih sudah mau nganterin ke kampus.
Kalian juga cepat selesai ya, kuliahnya. God bless you all ☺
Untuk abangku tersayang, inspirasiku..semoga bisa tetap kuat untuk
mewujudkan cita-cita kita. Semoga kita bisa selalu menjadi tim yang solid, ‘selalu
setia pada yang baik’. Terima kasih sudah menemaniku di saat-saat terberatku,
juga saat menikmati jam 10 malam sampai jam 6 pagi..aku teler… Terima kasih
juga pada Tuhan karena telah mempertemukan kami walau awalnya agak tidak
mengenakkan tapi akan jadi cerita indah nantinya. Terima kasih, Tuhan atas
jawaban doa-doaku dan selalu sertai kami.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
keterbatasannya. Oleh karena itu saran dan kritik sangat diharapkan guna
membangun dan memperbaiki skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat
berguna bagi pembaca.
Penulis
Agata Kuntari
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .……………………………………………
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………
ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………
iii
HALAMAN MOTTO ……………………………………………
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………
vi
ABSTRAK …..…………………………………………………..
vii
ABSTRACT …………………………………………………….
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……
ix
KATA PENGANTAR …………………………………………..
x
DAFTAR ISI ...………………………………………………….
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..…………………………………
1
B. Rumusan Masalah …...……………………………………
4
C. Tujuan Penelitian …….……………………………………
4
D. Manfaat Penelitian ………………………………………..
4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Agresi ………..……….……………………………………
6
a. Pengertian Agresi ………………………………………
6
b. Macam-macam Perilaku Agresi ………………………..
8
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Penyebab Perilaku Agresi ………………………………
11
d. Penyebab Perilaku Agresi ………………………………
15
e. Mengurangi Perilaku Agresi ……………………………
18
B. Pernikahan Akibat Hamil Di Luar Nikah …………………..
24
C. Perilaku Agresi pada Pasangan yang Menikah
Akibat Hamil Di Luar Nikah ……………………………….
26
BAB III METODE
A. Jenis Penelitian ………………………………………………
29
B. Variabel Penelitian …….…………………………………….
29
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian…………………….
29
D. Subjek Penelitian …………………………………………….
30
E. Metode Pengumpulan Data ………………………………….
31
F. Metode Analisis Data ………………………………………..
35
G. Pemeriksaan Kesahihan dan Keabsahan Data ……………….
36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Subjek …………………………………………….
39
1. Subjek 1 ………………………………………………….
39
2. Subjek 2 ………………………………………………….
43
B. Tahap Pengumpulan Data ..…………………………………
47
1. Tahap Observasi Pra Penelitian ………………………….
47
2. Tahap Pengurusan Perijinan ……………………………..
47
3. Tahap Pengumpulan Data ……………………………….
48
C. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan ..………………
48
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………………
55
B. Saran ……………………………………………………….
56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berita mengenai perilaku agresi banyak terjadi dalam kehidupan
sehari-hari bahkan seringkali ditayangkan di televisi. Sebagian besar perilaku
agresi itu dilakukan oleh orang-orang yang dekat dengan korban, misalnya
suami atau istri, kakak, adik atau bahkan anak-anak. Perilaku agresi dalam
keluarga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya; masalah
kejiwaan, tekanan keuangan, kurangnya pengetahuan, ketidakmampuan dalam
mengontrol emosi, ketidakdewasaan, dan yang lainnya (“Kekerasan dalam
Rumah Tangga, 2006).
Perasaan marah terjadi karena adanya serangan dan frustrasi.
Kemarahan merupakan salah satu faktor penentu perilaku agresi, tetapi tidak
semua orang akan menunjukkan perilaku agresinya. Seringkali dijumpai
bahwa orang marah tetapi perilakunya tetap tenang, tidak tampak agresif.
Sikap tenang ini biasanya disebabkan karena kematangan emosi. Remaja
cenderung memiliki emosi yang belum stabil, karena biasanya kematangan
emosi terjadi pada usia 24 tahun. Pada saat itu seseorang mulai memasuki usia
dewasa (www.bkkbn.go.id, 11 Januari 2006). Perilaku agresi dalam suatu
pernikahan adalah hal yang sangat sering didengar akhir-akhir ini.
Pernikahan merupakan suatu lembaga yang mengizinkan adanya
persekutuan pria dan wanita, hubungan seks dan mendapatkan keturunan.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pernikahan tidak dapat dipaksakan atau dengan kata lain, pernikahan
membutuhkan persetujuan pasangan suami istri. Ada banyak pengetahuan
tentang pernikahan yang harus diketahui, sebelum seseorang melakukan
pernikahan. Para calon pasangan yang hendak menikah lebih baik
mempersiapkan diri terlebih dahulu. Kesiapan mental, spiritual dan material
akan menunjang keharmonisan dan kebahagiaan keluarga yang hendak
dibangun, mengembangkan sikap saling pengertian dan bijaksana. Begitu juga
dengan pasangan yang mengalami perkawinan karena hamil di luar nikah. Hal
paling dibutuhkan pada ikatan pernikahan adalah kemampuan untuk
bertanggung jawab atas keputusan pernikahan dan kestabilan emosi. Pasangan
yang akan menikah juga harus mengetahui tentang hak dan kewajiban yang
akan dijalani dalam pernikahan mereka. Pasangan yang melakukan pernikahan
akibat hamil di luar nikah didasarkan oleh rasa terpaksa karena tanggung
jawab.
Pasangan yang menikah akibat hamil di luar nikah belum siap
menerima perubahan saat mengalami pernikahan, mereka sibuk menata dunia
yang baginya sangat baru. Mereka harus bertanggung jawab atas perbuatan
mereka. Kematangan emosi sangat berpengaruh dalam memahami dan
mempersatukan dua kepribadian yang berbeda. Jika tidak ada kematangan
emosional, ada kemungkinan akan terjadi tindakan-tindakan kekerasan atau
perilaku agresi baik verbal maupun fisik.
Ketidakstabilan emosi mereka jelas labil, sulit kembali pada situasi
normal. Banyak keputusan yang diambil berdasarkan emosi atau mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mengatasnamakan cinta yang membuat mereka salah dalam bertindak.
Permasalahan akan muncul jika mereka sudah mempunyai anak. Apabila
mereka belum mempunyai anak, mereka masih bisa ‘enjoy’, apalagi kalau
mereka berasal dari keluarga cukup mampu, mereka masih bisa menikmati
masa remaja dengan bersenang-senang meski terikat dalam tali pernikahan.
Pada dasarnya, rumah tangga dibangun atas komitmen bersama dan
merupakan pertemuan dua pribadi berbeda, mereka bisa saling berubah untuk
menyesuaikan diri dan hal ini terjadi kalau mereka sama-sama dewasa. Hal ini
sulit dilakukan pada pernikahan usia remaja. Menurut M. Natsir, umumnya
perpecahan atau permasalahan pada sebuah mahligai rumah tangga itu dipicu
akibat belum memahami bagaimana pahit getirnya arti dari kehidupan. Hal ini
disebabkan karena pasangan lebih mementingkan nafsu. Alasan lain adalah,
permasalahan ekonomi yang juga sangat mempengaruhi keutuhan rumah
tangga itu, serta masalah yang datang dari keluarga, seperti si istri mencurigai
sang
suami
mempunyai
wanita
simpanan
begitu
juga
sebaliknya
(www.waspada.co.id, 22 Desember 2005). Pasangan akan mengalami
berbagai masalah yang seharusnya belum dapat mereka hadapi, misalnya
mencari penghasilan sendiri karena pasangan ini belum menyelesaikan
sekolah. Berbagai permasalahan yang dihadapi akan mempermudah
peningkatan emosi pada pasangan tersebut, apalagi mereka berada pada masa
remaja yang keadaan emosinya belum stabil. Pasangan tersebut mempunyai
kemungkinan melakukan perilaku-perilaku agresi dalam menghadapi banyak
permasalahan. Misalnya saja dengan perilaku agresi verbal, seperti mengejek,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pasangannya akan cepat merasa tersinggung dan menjadi cepat emosi dan
tidak jarang melakukan agresi fisik. Perilaku agresi fisik sering terjadi seperti
memukul atau bahkan menendang, melempar barang, atau bahkan mencekik.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang dialami oleh pasangan
yang mengalami pernikahan akibat kehamilan di luar nikah dan dari
permasalahan tersebut dapat menyebabkan perilaku agresi yang diperlihatkan
pada pasangan yang mengalami pernikahan dini, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai hal tersebut. Oleh karena itu, penulis
mengambil judul “Bentuk-bentuk Perilaku Agresi pada Pasangan yang
menikah akibat hamil di luar nikah”.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah : bentuk-bentuk perilaku agresi apa saja yang
muncul pada pasangan yang menikah akibat hamil di luar nikah?
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk perilaku
agresi yang muncul pada pasangan yang menikah akibat hamil di luar nikah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoretis, antara lain:
a. Mendeskripsikan bentuk-bentuk perilaku agresi yang muncul pada
pasangan yang menikah akibat hamil di luar nikah.
b. Menambah pengetahuan tentang konseling pernikahan dan psikologi
perkembangan.
2. Manfaat praktis, antara lain :
Penelitian ini dapat dijadikan pembelajaran kepada pasangan yang
menikah akibat hamil di luar nikah agar bisa meminimalkan pertengkaran
yang dapat mengakibatkan perilaku agresi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Agresi
1. Pengertian Agresi
Setiap orang dapat memahami pangertian perilaku agresi, namun
terdapat beberapa perbedaan pandangan dalam mengartikan agresi (Sears et
al., 1994), antara lain :
a. Ada perbedaan pengertian antara perilaku agresi dengan perasaan agresi.
Perilaku agresi adalah tindakan yang bersumber dari perasaan agresi dan
dimunculkan secara terbuka, sedangkan perasaan agresi adalah keadaan
internal yang tidak dapat diamati secara langsung (Averill, 1983 dalam
Sears et al., 1994). Kecenderungan seseorang untuk berperilaku agresi
akan diketahui dari adanya perasaan agresi dalam diri orang tersebut dan
dari kecenderungannya untuk menampakkan perasaan tersebut, misalnya
seseorang merasa sangat marah, tetapi tidak menampakkan usaha untuk
melukai orang lain. Hal ini mengindikasikan bahwa seseorang tersebut
tidak menunjukkan perasaannya melalui perilaku agresi.
Perasaan agresi
perilaku agresi
b. Pengertian agresi mencakup definisi agresi antisosial dan agresi prososial.
Permasalahan pada definisi kedua ini adalah apakah tindakan agresi
tersebut melanggar atau mendukung norma sosial yang sudah disepakati
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
atau tidak. Tindakan kriminal tidak beralasan yang melukai orang lain,
seperti penyerangan dengan kekerasan, pembunuhan, dan pemukulan oleh
sekelompok orang, jelas melanggar norma sosial sehingga disebut
antisosial. Tetapi, ada banyak tindakan agresi yang sebenarnya diatur oleh
norma sosial, yang disebut prososial. Perilaku ini mempunyai maksud
untuk melukai tetapi tidak melanggar norma sosial. Misalnya : dokter yang
melakukan operasi agar penyakit yang diderita pasiennya bisa sembuh.
Dokter
tersebut
harus
melukai
bagian
tubuh
pasiennya
untuk
menyembuhkan dari penyakit.
c. Agresi merupakan perilaku melukai atau mempertimbangkan apakah
orang tersebut mempunyai ‘maksud’ melukai. Orang sering mengabaikan
maksud seseorang yang melakukan tindakan tersebut, padahal faktor ini
sangat penting. Jika kita mengabaikan tujuan, mungkin beberapa tindakan
yang dimaksudkan untuk melukai orang lain tidak dikatakan agresif karena
tampaknya tidak berbahaya. Misalnya : suami yang menampar pipi
istrinya untuk menyadarkan istrinya dari pingsan.
Fokus utama penelitian ini berada pada perilaku agresi. Pengertian
perilaku agresi adalah perilaku yang bermaksud untuk melukai baik secara
fisik maupun psikologis dan sangat bertentangan dengan norma sosial di
masyarakat (antisosial). Perilaku agresi ini akan tampak atau dapat diamati
secara langsung. Jadi, peneliti berusaha untuk mengungkapkan perilaku yang
bermaksud melukai, bertentangan dengan norma sosial di masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
(antisosial) dan yang dapat diamati secara langsung sebagai perilaku agresi
tersebut.
1. Sumber Rasa Marah
Perasaan agresif adalah keadaan internal yang tidak dapat diamati
secara langsung. Dorongan agresif harus dipelajari secara luas dengan
menanyakan
kepada
memperkirakan
individu
keadaan
tentang
internalnya
perasaannya
berdasarkan
atau
dengan
fisiologis
atau
pengukuran perilaku. Beberapa faktor yang dapat membangkitkan amarah
(Sears, 1994), antara lain:
a. Serangan
Salah satu sumber amarah yang paling umum adalah serangan
atau gangguan yang dilakukan oleh orang lain. Pada umumnya, orang
akan marah dan agresif terhadap sumber serangan. Demikian juga,
berbagai rangsangan yang tidak disukai dapat menimbulkan agresi.
Misalnya, seseorang yang dihadapkan pada bau badan yang kurang
sedap, asap rokok yang memedihkan, dan pemandangan yang
memuakkan, akan memperlihatkan peningkatan perasaan agresif.
Motif yang tampak atau maksud di balik tindakan orang lain,
terutama bila secara potensial bersifat provokatif, seringkali jauh lebih
penting dalam mempengaruhi kecenderungan untuk melakukan
tindakan agresi terhadap tersebut dibandingkan sifat tindakan itu
sendiri. Menurut Straus, salah satu akibat dari kecenderungan
membalas adalah kekerasan dalam rumah tangga yang terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
berkembang. Banyak kasus kekerasan dalam keluarga yang tidak
hanya melibatkan suatu agresor dan satu korban, tetapi suatu pola
kekerasan timbal balik antara suami istri atau antara orang tua dan
anak.
b. Frustrasi
Frustrasi adalah gangguan atau kegagalan dalam mencapai
tujuan. Bila seseorang menginginkan sesuatu dan dihalangi, dapat
dikatakan bahwa orang tersebut mengalami frustrasi. Salah satu prinsip
dalam psikologi adalah bahwa frustrasi cenderung membangkitkan
perasaan agresif.
Pengaruh frustrasi juga dapat dilihat dari sudut pandang yang
lebih luas dalam masyarakat. Depresi ekonomi menyebabkan frustrasi,
yang mempengaruhi hampir semua orang. Orang tidak memperoleh
pekerjaan atau tidak dapat membeli sesuatu yang diinginkan, dan jauh
lebih dibatasi dalam semua segi kehidupan. Akibatnya, berbagai
bentuk agresi menjadi lebih umum. Menurut Straus, konflik dan
kekerasan dalam keluarga lebih banyak terjadi pada keluarga buruh
dibandingkan pada keluarga kelas menengah. Juga lebih banyak terjadi
kekerasan pada keluarga dengan kepala keluarga seorang penganggur,
atau terutama pada keluarga dengan jumlah anak yang banyak.
c. Peran Atribusi
Suatu kejadian akan menimbulkan amarah dan perilaku agresif
bila sang korban mengamati serangan atau frustrasi itu dimaksudkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sebagai tindakan yang menimbulkan bahaya. Atau dengan kata lain,
amarah akan muncul bila serangan atau frustrasi yang dialami
dianggap sebagai akibat pengendalian internal dan pribadi orang lain.
Berdasarkan survai yang dilakukan Averill tentang saat-saat di mana
orang menjadi marah, diperoleh hasil bahwa frustrasi yang berubahubah dan tidak pada tempatnya menimbulkan rasa marah yang lebih
besar dan perilaku yang lebih agresif dibandingkan frustrasi yang tidak
berubah-ubah.
Teori atribusi juga menyatakan bahwa jenis atau munculnya
dorongan emosional yang lain kadang-kadang dapat disalahartikan
sebagai kemarahan. Bangkitnya dorongan yang timbul dari beberapa
sumber bisa meningkatkan perilaku agresif, selama hal itu dikatakan
sebagai rasa marah. Misalnya, latihan yang penuh semangat bisa
meningkatkan agresivitas bila muncul dalam situasi yang tampaknya
mengundang amarah.
Ada banyak hal yang mengganggu di setiap saat, tetapi hanya
beberapa di antaranya yang benar-benar “bermaksud mengganggu”.
Namun, bukan berarti bahwa seseorang tidak pernah marah kecuali
bila ada maksud mengganggu. Benda mati dapat menimbulkan
amarah, misalnya; ban kempes, banjir, kran bocor, telur hangus, dan
batu yang membuat tersandung, biasanya tidak dianggap sebagai hasil
tindakan seseorang yang mencoba menyakiti. Jadi, ada banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
frustrasi dan gangguan yang tidak akan membuat seseorang marah bila
tidak dimaksudkan untuk melukai.
2. Macam-macam Perilaku Agresi
Ada banyak perilaku agresi yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari,
menurut Averill ada tiga macam perilaku agresi (1983 dalam Sears et al.,
1994), yaitu :
a. Agresi langsung
Agresi langsung merupakan suatu cara pengekspresian perasaan
agresi, yaitu emosi marah secara langsung, dalam wujud perilaku agresi
pada objek yang menyebabkan frustrasi. Agresi langsung dapat berupa :
i. Agresi verbal atau simbolik
Perilaku agresi verbal tampak pada perilaku seperti; berteriak,
menjerit, memaki, menyumpah, mencela secara langsung yang
dilakukan oleh seseorang karena frustrasi. Seringkali agresi verbal
dapat menciptakan perilaku agresi fisik, seperti memukul, menendang
dan menembak. Sedangkan perilaku agresi secara simbolik tampak
pada gambar-gambar atau karikatur yang ditujukan secara langsung
kepada pihak yang membuat frustrasi.
ii. Penolakan atau pengabaian kebaikan
Perilaku agresi langsung yang dapat dilihat adalah penolakan
dan pengabaian kebaikan dengan maksud melukai hati dari pihak
lawan secara langsung karena rasa frustrasi yang diderita oleh orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tersebut. Misalnya : istri tidak mau menerima bantuan suaminya saat ia
terjatuh karena suaminya telah membuatnya tersinggung sebelumnya.
iii. Agresi fisik atau hukuman
Agresi fisik ini tampak dalam perilaku, seperti memukul,
menendang,
menusuk
dan
menembak
orang
yang
telah
membangkitkan perasaan agresinya. Agresi inilah yang dapat
menyebabkan seseorang ditahan oleh polisi karena perilaku agresi
fisiknya.
b. Agresi tidak langsung
Bentuk agresi ini merupakan bentuk penekanan ekspresi perasaan
agresi seseorang dan tidak mengungkapkannya secara langsung kepada
pihak yang menyebabkan frustrasi dan memanfaatkan pihak atau media
lain untuk menyalurkan perasaan agresinya. Beberapa bentuk agresi tidak
langsung adalah :
i. Memberitahukan kepada pihak ketiga untuk membalas penghasut
(orang yang membuat frustrasi). Misalnya : memberitahukan kepada
orang tua bahwa suaminya menyakitinya dan agar suaminya ditegur
oleh orang tuanya.
ii. Merusak sesuatu yang memiliki nilai penting bagi si penghasut.
Misalnya : merusak kendaraan pribadi suami sebagai balasan karena
sudah menyinggung perasaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Agresi yang Dialihkan (Displaced Aggression)
Agresi ini merupakan agresi terhadap seseorang atau suatu benda
yang bukan menimbulkan frustrasi. Tujuannya adalah menyalurkan
perasaan agresi yang telah ditimbulkan oleh pihak yang membuat frustrasi.
Beberapa bentuk agresi ini adalah :
i. Agresi terhadap seseorang
Perilaku agresi ini merupakan pengalihan rasa frustrasi yang
ditimbulkan oleh pihak lawan kepada orang lain yang sama sekali
tidak terlibat dalam pembentukan rasa frustrasi. Misalnya : seorang
suami yang ditegur atasannya dan ia merasa tidak terima karena hal
tersebut. Suami tersebut malah memarahi istrinya karena takut pada
atasannya untuk menyalurkan rasa frustrasinya.
ii. Agresi terhadap objek bukan manusia
Perilaku ini merupakan bentuk pengalihan perilaku agresi
terhadap objek bukan manusia (benda atau hewan) sebagai bentuk
penyaluran rasa frustrasi yang ditimbulkan oleh pihak lawan. Misalnya
: seorang suami membanting pintu sebagai tanda protes karena istri
tidak melayaninya.
Perilaku agresi yang yang akan diteliti pada penelitian ini sering kali
didapati dalam rumah tangga dan sering kali dibahas dalam kasus kekerasan
dalam rumah tangga. Berdasarkan hasil Rapat Paripurna Dewan Perwakilan
Rakyat pada tanggal 14 September 2004, telah disahkan Undang-Undang No.
23 tahun 2004 mengenai Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
(PKDRT) yang terdiri dari 10 bab dan 56 pasal, yang diharapkan dapat
menjadi
perlindungan
hukum
bagi
anggota
dalam
rumah
tangga
(www.waspada.co.id, 22 Desember 2005) meliputi :
a. Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh
sakit atau luka berat.
b. Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan,
hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa
tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang.
c. Kekerasan seksual adalah setiap perbuatan yang berupa pemaksaan
hubungan seksual, pemaksaan hubungan seksual dengan cara yang tidak
wajar dan/atau tidak disukai, pemaksaan hubungan seksual dengan orang
lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu.
d. Penelantaran rumah tangga adalah seseorang yang menelantarkan orang
dalam lingkup rumah tangga, padahal menurut hukum yang berlaku
baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan
kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Misalnya
: suami yang pergi dari rumah dan tidak memberikan nafkah kepada
istrinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Kekerasan Fisik (Kf)
Kekerasan Psikis (Kp)
Perilaku Agresi
Kekerasan Seksual (Ks)
Penelantaran Rumah Tangga (Krt)
4. Penyebab Perilaku Agresi
Seseorang tidak selalu berperilaku agresif bila marah, meskipun
biasanya mereka merasa terdorong untuk melakukannya. Mungkin juga
orang bertindak agresif tanpa marah. Oleh sebab itu, faktor-faktor yang
mengendalikan perilaku agresif sama pentingnya dengan faktor-faktor
yang membangkitkan amarah.
Mekanisme
utama yang menentukan perilaku agresif manusia
adalah proses belajar masa lampau. Seperti yang dikatakan Hurlock
(1997), yaitu bahwa masa bayi adalah masa dominasi emosi yang meliputi
emosi kemarahan, ketakutan, rasa ingin tahu, kegembiraan, dan afeksi.
Pada masa dewasa, seseorang mempelajari kebiasaan melakukan perilaku
agresif dalam beberapa situasi dan menekan amarah dalam situasi yang
lain, bertindak agresif terhadap beberapa orang tertentu dan tidak pada
orang lain, serta dalam memberikan reaksi terhadap beberapa jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
frustrasi dan tidak terhadap yang lain. Beberapa mekanisme dalam
mempelajari perilaku agresi (Sears, 1994) antara lain :
1. Penguatan (Reinforcement)
Tindakan agresif biasanya merupakan reaksi yang dipelajari.
Salah satu mekanisme utama untuk memunculkan proses belajar
adalah penguatan atau peneguhan. Penguatan merupakan penunjang
agresi yang utama, bila suatu perilaku tertentu diberi ganjaran,
kemungkinan besar individu akan mengulangi perilaku tersebut di
masa mendatang; bila perilaku itu diberi hukuman, kecil kemungkinan
bahwa individu akan mengulanginya. Seperti seorang anak belajar
untuk
tidak
mengotori
permadani,
dia
belajar
untuk
tidak
mengekspresikan agresi. Dia dihukum jika memukul saudaranya,
melempari temannya dengan batu atau menggigit ibunya, dia belajar
untuk tidak melakukan hal tersebut. Dia juga diberi ganjaran jika
menahan diri meskipun mengalami frustrasi, dan hal ini pun dia
pelajari.
2. Imitasi
Semua orang dan anak khususnya mempunyai kecenderungan
yang kuat untuk meniru orang lain. Imitasi ini terjadi pada setiap jenis
perilaku, termasuk agresi. Anak yang mengamati orang lain melakukan
tindakan agresif atau mengendalikan agresinya akan meniru orang
tersebut. Anak belajar untuk melakukan agresi secara verbal, seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
berteriak, mengutuk dan mencela, dan tidak melakukan kekerasan,
tidak memukul orang lain, melempar batu atau meledakkan gedung.
Anak juga belajar kapan masing-masing perilaku tersebut boleh
dilakukan. Orang tidak boleh melakukan agresi meskipun secara verbal
pada saat-saat tertentu, tetapi pada saat lain, agresi apa pun tidak saja
diizinkan tetapi perlu dilakukan. Jadi, perilaku agresif anak dibentuk
dan ditentukan oleh pengamatannya terhadap perilaku orang lain.
Selain itu, proses belajar melalui orang lain (vicarious learning) ini
akan meningkat bila perilaku orang dewasa tersebut diberi penguatan,
dan bila situasinya mendukung identifikasi terhadap model orang
dewasa itu.
Anak tidak melakukan imitasi secara sembarang, mereka sering
meniru orang tertentu daripada meniru orang lain. Kemungkinan
seorang anak akan meniru seseorang apabila seseorang tersebut
semakin penting, berkuasa, berhasil, dan mirip atau orang yang paling
sering ditemui. Orang tualah yang memenuhi kriteria-kriteria ini, dan
merupakan model utama bagi seorang anak pada masa awal
kehidupannya.
Salah satu bentuk agresi imitatif yang penting dalam kejahatan
dan perilaku kerumunan adalah kekerasan yang menjalar (contagious
violence). Sosiolog Perancis, Tarde (1903 dalam Sears, 1994)
mengemukakan pendapat tentang kekerasan yang menjalar ketika dia
melihat bahwa berita kejahatan besar dalam suatu masyarakat akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menimbulkan kejahatan imitatif. Misalnya pada saat berita yang
mengerikan tentang pembunuhan yang dilakukan Jack the Ripper
mengilhami serangkaian kasus pemerkosaan di Inggris.
3. Norma Sosial
Pendekatan pembelajaran yang ketiga adalah mempelajari
norma umum masyarakat yang mengatur kapan dan bagaimana
seseorang boleh melakukan agresi. Orang belajar untuk melakukan
agresi atau tidak melakukan agresi sebagai suatu reaksi kebiasaan
terhadap isyarat-isyarat tertentu. Isyarat yang dikaitkan dengan
pengungkapan agresi dan penekanan agresi, diatur dengan baik oleh
norma sosial.
Orang yang tidak pernah mengendalikan agresinya tidak akan
dibiarkan tetap bebas; sedangkan orang yang tidak pernah melakukan
agresi mungkin lebih buruk dibandingkan orang yang melakukan
agresi pada saat yang tepat. Masalah yang penting dalam sosialisasi
bukan bagaimana mengajarkan anak untuk tidak melakukan agresi,
tetapi bagaimana mengajar mereka untuk mengetahui kapan agresi
dianggap tepat dan kapan agresi dianggap tidak tepat. Orang yang
tidak dapat membedakan hal itu akan dianggap gila dan tidak
bertanggung jawab terhadap tindakannya.
4. Deindividual
Pakar sosiologi, LeBon (1896 dalam Sears, 1994) mengamati
bahwa orang yang berada dalam kerumunan sering merasa bebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
untuk memuaskan nalurinya yang “liar dan destruktif”. Dia
berpendapat bahwa alasannya terletak pada dua karakteristik orang
yang berada dalam kerumunan besar, yaitu tidak terkalahkan dan
anonimitas. Individu yang menjadi bagian kerumunan memperoleh
perasaan tak terkalahkan yang memungkinkan dia memunculkan
nalurinya. Suatu kerumunan menjadi anonim dan akibatnya menjadi
tidak bertanggung jawab; rasa tanggung jawab yang selalu
mengendalikan individu hilang sama sekali. Kekerasan yang paling
ekstrim dilakukan oleh orang-orang yang menggunakan perangkat
deindividuasi seperti topeng, pewarna tubuh dan muka, serta pakaian
khusus.
2. Mengurangi Perilaku Agresi
Beberapa
teknik
yang
dapat
digunakan
untuk
mereduksi
(mengurangi) perilaku agresif (Sears, 1994) antara lain :
1. Hukuman dan Pembalasan
Rasa takut terhadap hukuman atau pembalasan bisa menekan
perilaku agresif. Tipe orang rasional akan memperhitungkan akibat
agresi di masa mendatang, dan berusaha untuk tidak melakukan
perilaku agresif bila ada kemungkinan mendapat hukuman. Efek dari
hukuman atau pembalasan yang diantisipasi tidak sederhana. Kadangkadang hal itu menekan agresi, bila secara rasional orang ingin
menghindari rasa sakit di masa mendatang. Tetapi kadang-kadang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
ancaman itu dimaknakan sebagai serangan, dan menimbulkan agresi
yang lebih besar.
Masalah pertama yang akan dihadapi adalah anak yang sering
dihukum karena melakukan perilaku agresif akan menjadi lebih agresif
dibandingkan anak lain. Mungkin karena mereka meniru model orang
tua yang agresif. Mungkin karena hukuman yang terlalu sering, seperti
serangan, membangkitkan rasa marah yang besar. Bagaimanapun juga,
hukuman terhadap agresivitas anak tidak akan menimbulkan usaha
untuk menghambat perilaku agresif mereka. Masalah yang kedua
adalah bahwa rasa takut terhadap hukuman atau pembalasan bisa
menimbulkan agresi balik. Orang yang diserang mempunyai
kecenderungan untuk membalas penyerangnya, meskipun pembalasan
itu bisa menimbulkan serangan yang lebih besar.
2. Mengurangi Frustrasi
Tehnik yang lebih baik adalah dengan engurangi kemungkinan
terjadinya serangan dan frustrasi. Kebanyakan masyarakat membuat
beberapa ketentuan melindungi kepentingan bersama, sehingga orang
awam tidak terus menerus menjadi korban serangan penjahat atau
pelaku kekerasan lainnya. Ini membantu kemungkinan meluasnya
kekerasan dalam cara : masyarakat dilindungi, dan mereka tidak
terdorong untuk melakukan pembalasan sendiri.
Akan ada selalu konflik di antara orang tua dan anak, di antara
rekan sekerja atau teman sekolah; tidak ada seorang pun yang bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
memperoleh dengan tepat apa dan seberapa banyak yang ingin
dimakan ketika dia menginginkannya; ada orang yang tidak pernah
mampu mencapai apa yang dia inginkan; ada orang yang selalu merasa
tidak puas terhadap apa yang dilakukan oleh temannya, dan
sebagainya. Oleh karena itu, meskipun masyarakat yang memandang
ke depan dengan bijaksana berusaha meminimalkan frustrasi skala
besar, mereka tidak akan pernah dapat menghilangkan frustrasi secara
menyeluruh. Karena itu, dibutuhkan teknik lain untuk meminimalkan
kekerasan.
3. Hambatan yang Dipelajari
Teknik lain untuk mengurangi agresi adalah dengan belajar
mengendalikan perilaku agresif, tidak peduli apakah diancam akan
dihukum atau tidak. Hambatan agresi yang dipelajari secara umum
dapat disebut kecemasan agresi (rasa salah agresi). Orang akan cemas
bila mendekati tanggapan berupa agresif. Kita juga mempelajari
kecemasan tentang pengungkapan agresi dalam situasi tertentu yang
sangat spesifik. Selama hidup, kita belajar dan mempelajari kembali
“ikatan”, norma-norma lingkungan sosial kita.
Hambatan yang dipelajari ini dipicu oleh isyarat yang
memberitahu kita tentang jenis situasi di mana kita berada, situasi yang
mengundang
penekanan,
agresi.
Pada
umumnya,
tanda-tanda
penderitaan subjek menghambat agresi selanjutnya, kecuali dalam
kasus rasa marah ekstrem, ketika tanda-tanda itu dianggap sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
isyarat keberhasilan usaha melukai. Karena alasan itu, gejala
dehumanisasi dianggap dapat meningkatkan agresi terhadap korban
yang jauh dari atau anonim bagi penyerangnya. Sebaliknya,
pemanusian korban, sehingga penyerang mempunyai empati terhadap
penderitaannya, bias mereduksi agresi.
4. Pengalihan (Displacement)
Seringkali orang dibuat frustrasi atau jengkel oleh seseorang
tetapi tidak dapat membalasnya, mungkin karena orang itu terlalu kuat,
atau mungkin karena mereka terlalu cemas dan terhambat untuk
melakukannya. Dalam situasi semacam ini, mungkin mereka akan
mengekspresikan agresi dengan cara lain, diantaranya dengan cara
pengalihan, yaitu mengekspresikan agresi terhadap sasaran pengganti.
Prinsip dasar pengalihan adalah semakin banyak kesamaan antara
sasaran dengan sumber frustrasi sebenarnya, semakin kuat dorongan
agresif individu terhadap sasaran. Pada umumnya, agresi yang
dialihkan diarahkan pada sasaran yang dipersepsilebih lemah atau
kurang kuat.
Pengalihan juga bisa terjadi dalam dimensi kemiripan respon
seperti halnya dalam dimensi kemiripan sasaran. Mungkin seorang
remaja tidak secara terbuka melakukan perkelahian tetapi cemberut
dan menjadi tidak koperatif. Tindakan itu menimbulkan sedikit
kecemasan tetapi juga hanya mengekspresikan sedikit rasa marah.
Reaksi semacam ini tidak merupakan tindakan agresi langsung sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
tanggapan terhadap frustrasi, tetapi merupakan pengalihan ke bentuk
lebih tertutup dan lebih halus. Orang yang biasa menampilkan bentuk
agresi tak langsung semacam ini disebut orang yang mempunyai
kepribadian agresif-pasif.
5. Katarsis
Perasaan marah dapat dikurangi melalui pengungkapan agresi.
Katarsis adalah bila orang merasa agresif, tindakan agresi yang
dilakukannya akan mengurangi intensitas perasaannya. Teori katarsis
versi Freud mengandaikan bahwa kita selalu mempunyai cadangan
energi naluriah di dalam diri kita. Tidak peduli bagaimana situasinya,
kita mempunyai jumlah agresifitas tertentu yang harus kita keluarkan
dari diri kita. Yang menjadi masalah pada pandangan ini adalah
prediksi bahwa perilaku agresif akan selalu mengurangi rasa marah,
karena cadangan energi itu selalu ada. Padahal perilaku agresif
meningkatkan agresivitas pada orang yang tidak marah; mereka
menambah energi dan tidak mengeluarkannya. Versi yang lain muncul
dari hipotesis agresi-frustrasi yang berasumsi bahwa dorongan agresif
tidak bersifat naluriah, tetapi dibangkitan oleh faktor situasional seperti
frustrasi dan serangan. Berhubung dalam teori ini tidak ada cadangan
energi agresif yang menetap, katarsis hanya akan mengurangi
agresivitas pada orang yang energinya bertambah karena mengalami
frustrasi atau serangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa perilaku agresif
menurunkan rasa marah. Dan penelitian berikutnya menyimpulkan
bahwa katarsis dapat mereduksi agresi hanya jika orang yang marah
telah mengekspresikan rasa marahnya secara langsung pada orang
yang menyebabkan frustrasi. Namun, bila katarsis digunakan untuk
mengurangi agresi akan menyebabkan sejumlah efek samping yang
tidak diinginkan, seperti akan memunculkan kemungkinan timbulnya
ketidakmampuan untuk menahan diri. Atau dengan kata lain,
pengungkapan agresi bisa menimbulkan agresi yang lebih hebat.
Resiko lain adalah bahwa dalam suatu keurutan perilaku tertentu,
tampaknya agresi cenderung meningkat dan tidak menurun. Katarsis
hanya mengurangi agresi bila ada perubahan tindakan, perubahan pada
korban, atau beberapa perubahan umum.
Bila agresi yang diekspresikan secara tidak langsung ini benarbenar dapat mengkatarsis energi agresif, perilaku agresif akan dapat
dikurangi tanpa menimbulkan efek sampingan yang negatif. Agresi
fantasi juga bukan merupakan cara yang benar-benar dapat diandalkan
untuk mereduksi agresivitas. Freud berpendapat bahwa humor
permusuhan dapat berfungsi sebagai mekanisme tak langsung untuk
melepaskan energi agresi. Teori katarsis mempredikasi bahwa subjek
yang marah akan menunjukkan agresi yang agak kurang setelah diberi
lelucon
permusuhan
daripada
setelah
diberi
lelucon
bukan
permusuhan, karena lelucon permusuhan membantu menyalurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
amarah mereka. Di samping itu juga diperoleh bukti bahwa cara-cara
pengungkapan agresi selain tindakan fisik dapat menghasilkan katarsis,
misalnya agresi yang dialihkan, agresi yang seolah-olah dilakukan
sendiri, dan agresi verbal dan bukan agresi fisik.
Dalam peristiwa apa pun, katarsis hanya dapat diandalkan
untuk mereduksi ekspresi agresi jika orang tersebut marah, dapat
mengekspresikan agresi dengan cara yang agak langsung serta dapat
mengekspresikan agresi terhadap orang yang dianggap bertanggung
jawab atas rasa marahnya (penyerang, pengganggu atau penyebab
frustrasi).
B. Pernikahan Akibat Hamil Di Luar Nikah
UU No. 1 tahun 1974 pasal 1 menuliskan bahwa pernikahan
merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
dan kekal berdasarkan Ke-Tuhanan yang Maha Esa. Pernikahan mempunyai
maksud agar suami dan istri dapat membentuk keluarga yang kekal dan
bahagia, dan sesuai dengan hak azasi manusia. Gunarsa (2002) menyatakan
bahwa pernikahan merupakan penyatuan di antara dua orang menjadi satu
kesatuan yang saling berdampingan dan membutuhkan dukungan, saling
melayani dan kesemuanya itu diwujudkan dalam hidup berbagi (share living).
Pernikahan juga merupakan sebuah ikatan yang bersifat menetap antara
pasangan yang sah dan perlu diarahkan untuk menciptakan kesejahteraan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
rasa aman dalam keluarga. Pernikahan dikatakan sah apabila pernikahan itu
dilakukan menurut hukum masyarakat dan agama atau kepercayaan.
Pernikahan hanya dapat dilakukan oleh dua orang yang secara sadar memang
menginginkan untuk menikah dan bebas dari paksaan pihak lain
(www.kompas.com, 11 Juni 2004).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernikahan merupakan
suatu ikatan lahir batin yang dilakukan tanpa paksaan antara pria dan wanita
untuk membentuk keluarga yang kekal dan bahagia, sesuai dengan hak azasi
manusia (HAM). Pernikahan membutuhkan perasaan saling berbagi,
memahami dan melengkapi agar terbentuk keluarga yang bahagia.
Kejadian yang sering kali dijumpai pada saat ini adalah pernikahan
yang diakibatkan karena kehamilan di luar pernikahan. Kebanyakan dari
mereka mengalaminya di usia sekolah. Pada saat masih sekolah mereka
dituntut untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka dengan membina
rumah tangga. Tentu saja mereka belum memiliki pendapatan untuk
membiayai kebutuhan rumah tangganya, bahkan mereka masih menerima
uang bulanan dari orangtua yang hanya cukup untuk diri mereka sendiri.
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Menneg PP) Meutia
Hatta Swasono mengingatkan pernikahan pada perempuan yang tingkat
pendidikannya rendah bisa berdampak pada rendahnya pengetahuan keluarga
tersebut. Mereka tidak akan tahu cara-cara mendidik anak yang baik sesuai
dengan perkembangan zaman (www.bkkbn.go.id, 11 Januari 2006).
Pernikahan akibat kehamilan pada masa remaja mempunyai resiko yang besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
bagi kesehatan anak dan ibu. Bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu remaja
cenderung memiliki berat tubuh lahir yang rendah dan masalah-masalah
neurologis serta penyakit-penyakit semasa bayi. Perempuan yang menikah
dengan pendidikannya rendah, tidak tahu tentang cara-cara menjaga
kesehatannya dan bayinya saat hamil (www.bkkbn.go.id, 11 Januari 2006 ).
Perempuan yang menikah akibat hamil di luar nikah seringkali putus sekolah,
gagal memperoleh pekerjaan, dan menjadi bergantung pada bantuan
kesejahteraan. Kurangnya pendidikan juga akan memberi akibat-akibat negatif
bagi perempuan-perempuan, seperti gaji yang rendah, pekerjaan yang
statusnya rendah atau menganggur, bila dibandingkan mereka yang menunda
melahirkan anak (Santrock, 2002).
Pada penelitian ini, pernikahan dini yang dimaksud adalah
pernikahan yang dilakukan tanpa persiapan atau keterpaksaan, yaitu karena
hamil sebelum menikah. Sedangkan pernikahan hendaknya dilakukan oleh dua
orang yang secara sadar memang menginginkan untuk menikah dan bebas dari
paksaan antara pria dan wanita untuk membentuk keluarga yang kekal dan
bahagia, sesuai dengan hak azasi manusia. Pernikahan dini terjadi saat mereka
belum menyelesaikan sekolah sehingga belum mempunyai penghasilan dan
pengetahuan tentang pernikahan. Keadaan ini akan mengakibatkan begitu
banyak tuntutan dan permasalahan yang harus mereka hadapi sebagai
pasangan pernikahan dini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
C. Perilaku Agresi pada Pasangan yang Menikah Akibat Hamil Di Luar
Nikah
UU No. 1 tahun 1974 pasal 1 menuliskan bahwa pernikahan
merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
dan kekal berdasarkan Ke-Tuhanan yang Maha Esa. Pernikahan mempunyai
maksud agar suami dan istri dapat membentuk keluarga yang kekal dan
bahagia, dan sesuai dengan hak azasi manusia. Pada pernikahan yang
dilakukan oleh pasangan akibat hamil di luar nikah, pasangan suami-istri
belum siap untuk menjalaninya. Keadaan yang memaksa mereka untuk
melakukan
pernikahan.
Kehamilan
pasangan
yang
harus
dipertanggungjawabkan menyebabkan keputusan untuk menikah di usia dini.
Pernikahan yang dilakukan oleh pasangan akibat hamil di luar nikah
ini terjadi pada saat pasangan tersebut belum menyelesaikan pendidikannya,
seluruh kehidupan masih bergantung pada orangtua. Mereka tidak mempunyai
kesempatan untuk mempunyai pengalaman yang dipunyai oleh teman-teman
yang tidak menikah atau mereka yang telah mandiri sebelum menikah. Hal ini
mengakibatkan sikap iri hati dan menjadi halangan bagi penyesuaian
pernikahan (Hurlock, 1997). Keadaan ekonomi belum cukup mampu untuk
menghidupi keluarga. Mereka juga belum mempunyai kematangan secara
emosi yang sangat mempengaruhi kehidupan rumah tangga.
Pada penelitian ini, pernikahan dini diakibatkan karena kehamilan
sebelum menikah. Penelitian dari Sauber dan Corrigan (dalam Santrock, 2002)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
menunjukkan bahwa setengah dari perempuan yang hamil sebelum menikah,
gagal hidup dengan suaminya dalam waktu lebih dari lima tahun. Pernikahan
dini yang terjadi pada kondisi di atas, sudah pasti membuat mereka merasa
belum siap. Keadaan ekonomi belum cukup mampu untuk menghidupi
keluarga mereka. Kematangan secara emosi juga sangat mempengaruhi
kehidupan rumah tangga. Ketidaksiapan pasangan tersebut akan menimbulkan
banyak permasalahan karena mereka belum siap secara emosi, ekonomi dan
pendidikan. Permasalahan yang mereka hadapi akan semakin menumpuk
setiap harinya. Hal ini juga akan semakin parah apabila mereka tidak dapat
mengendalikan emosi. Kematangan emosi biasanya akan terjadi pada saat
seseorang telah menyelesaikan sekolahnya. Pada pasangan pernikahan dini
kemungkinan secara emosi belum matang. Keadaan emosi yang belum matang
ini akan menimbulkan sudut pandang yang berbeda terhadap berbagai masalah
yang akan dihadapi, termasuk pengaruh negatif yang menimbulkan frustrasi
dan rasa marah terhadap keadaan yang kemudian dilampiaskan kepada
pasangannya. Perasaan marah dan frustrasi terhadap pasangan ini akan
diekspresikan melalui perilaku agresi. Pada penelitian ini, perilaku agresi yang
akan diteliti adalah perilaku yang bermaksud untuk melukai dan bersifat anti
sosial dalam kehidupan pasangan pernikahan dini sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
eksploratif deskriptif, karena penelitian ini berusaha mengungkap secara
keseluruhan gejala yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti, berusaha
untuk melukiskan fakta atau fenomena dengan merinci populasi dan area
permasalahan yang secara akurat dan menyeluruh.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah atribut, sifat atau nilai dari subjek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Penelitian ini membahas satu variabel,
yaitu bentuk-bentuk perilaku agresi pada pasangan pernikahan dini.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Perilaku agresi adalah perilaku yang bermaksud untuk melukai,
perilaku ini sangat bertentangan dengan norma sosial di masyarakat
(antisosial). Perilaku agresi yang yang akan diteliti pada penelitian ini meliputi
:
1. Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit
atau luka berat.
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
1. Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan,
hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa
tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang.
2. Kekerasan seksual adalah setiap perbuatan yang berupa pemaksaan
hubungan seksual, pemaksaan hubungan seksual dengan cara yang tidak
wajar dan/atau tidak disukai, pemaksaan hubungan seksual dengan orang
lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu.
3. Penelantaran rumah tangga adalah seseorang yang menelantarkan orang
dalam lingkup rumah tangga, padahal menurut hukum yang berlaku
baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan
kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Misalnya
: suami yang pergi dari rumah dan tidak memberikan nafkah kepada
istrinya.
Pernikahan dini yang dimaksud adalah pernikahan yang dilakukan tanpa
persiapan, yaitu karena hamil di luar nikah.
B. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah dua pasang suami istri yang
mengalami perkawinanan dini. Subjek yang akan diteliti harus berada dalam
satu tempat tinggal karena subjek yang berada dalam satu rumah dapat dengan
mudah diobservasi penyebab dan jenis perilaku agresi yang mereka alami dan
akan lebih sering berinteraksi satu sama lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
C. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, untuk membantu memperoleh data-data yang
dibutuhkan, peneliti melakukan dua teknik pengumpulan data, yaitu observasi
dan wawancara.
1. Metode wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang dimaksudkan
untuk
memperoleh
data-data
atau
informasi
yang
diinginkan.
Wawancara dapat digunakan untuk tiga maksud utama (Kerlinger,
2002), yaitu :
* Wawancara dapat dijadikan sebagai alat eksplorasi untuk membantu
identifikasi variabel dan relasi, mengajukan hipotesis, dan memandu
tahap-tahap lain dalam penelitian.
* Wawancara dapat menjadi instrumen utama penelitian. Dalam hal ini,
pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk mengukur variabelveriabel penelitian, akan dimasukkan ke dalam jadwal wawancara.
Pertanyaan-pertanyaan itu harus dipandang sebagai butir-butir (item)
“soal” dalam suatu instrument pengukuran, dan bukan hanya sebagai
sarana menghimpun informasi saja.
* Wawancara dapat digunakan sebagai penopang atau pelengkap metode
yang lain, tindak lanjut dalam menghadapi hasil yang tak terduga,
memvalidasikan metode-metode lain dan menyelami lebih dalam
motivasi responden serta alasan-alasan responden memberikan jawaban
dengan cara tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Berdasarkan keterangan di atas, pada penelitian ini, metode wawancara
digunakan sebagai instrument utama pada penelitian. Jenis wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstuktur yang dapat
juga disebut sebagai wawancara tidak standar yang bersifat luwes dan terbuka.
Meskipun pertanyaan yang diajukan ditentukan oleh maksud dan tujuan
penelitian, muatannya, runtutan, dan rumusan kata-katanya terserah pada
pewawancara (Kerlinger, 2002).
Informasi yang ingin digali atau pedoman dalam wawancara terhadap
pasangan pernikahan dini adalah :
a. Wawancara mengenai pernikahan yang dialami, meliputi alasan melakukan
pernikahan, lamanya menjalani pernikahan, campur tangan orangtua
terhadap kehidupan rumah tangga, usaha untuk melanjutkan sekolah,
perekonomian rumah tangga, dan seberapa sering tinggal bersama orangtua.
b. Wawancara mengenai perilaku agresi yang dialami, meliputi perilaku agresi
atau kekerasan yang sering diterima dari pasangan, akibat bagi kekerasan
tersebut, penyebab kekerasan yang dialami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel 1.
Panduan Wawancara
ASPEK
DESKRIPSI WAWANCARA
Alasan melakukan
- kehamilan sebelum menikah
pernikahan
- keinginan untuk menikah pada usia muda
Kehidupan sehari-hari
- relasi
informan
dengan
lingkungan
sekitar
(keluarga, tetangga)
- cara informan menjalani hidupnya (pendidikan,
ekonomi)
- komunikasi dengan pasangan
- komunikasi dengan keluarga dan lingkungan
Kekerasan yang
- kekerasan fisik (Kf)
dialami
- kekerasan psikis (Kp)
- kekerasan seksual (Ks)
- penelantaran rumah tangga (Krt)
- alasan melakukan kekerasan
2. Metode observasi adalah kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat
fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek
dalam fenomena tersebut. Tujuan observasi adalah mendeskripsikan
setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang
yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian, dilihat dari perspektif
mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Pada
dasarnya ada dua cara observasi atau pengamatan, yaitu dengan
memperhatikan orang bertindak dan berkata-kata, dan dapat menanyakan
kepada orang tentang tindakan-tindakannya sendiri serta perilaku orangorang lain. Cara-cara pokok untuk mendapat informasi adalah dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
mengalami sesuatu secara langsung, atau meminta orang mengatakan
kepada kita apa yang terjadi (Kerlinger, 2002).
Pada penelitian ini, observasi yang digunakan adalah observasi
partisipan. Observasi partisipan adalah observasi yang dilakukan oleh
observer, dimana peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan orang-orang yang
diobservasi. Peneliti berusaha untuk mengetahui kehidupan rumah tangga
yang dialami oleh pasangan pernikahan dini, terutama perilaku agresi yang
diperlihatkan pasangan pernikahan dini dan melihat secara langsung faktorfaktor penyebab perilaku agresi tersebut.
Tabel 2.
Panduan Observasi
ASPEK
Kehidupan sehari-hari
DESKRIPSI OBSERVASI
- relasi
informan
dengan
lingkungan
sekitar
(keluarga, tetangga)
- cara informan menjalani hidupnya (pendidikan,
ekonomi)
- komunikasi dengan pasangan
- komunikasi dengan keluarga dan lingkungan
Kekerasan yang
- kekerasan fisik (Kf)
dialami
- kekerasan psikis (Kp)
- kekerasan seksual (Ks)
- penelantaran rumah tangga (Krt)
- alasan melakukan kekerasan
Lain-lain
- kondisi (fisik) rumah informan
- kondisi lingkungan tempat tinggal informan
- deskripsi keadaan sosial ekonomi informan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
D. Metode Analisis Data
Analisis data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut :
1. Organisasi Data
Data-data yang sudah diperoleh dari serangkaian proses penelitian
diorganisasikan secara rapi, sistematis dan selengkap mungkin. Organisasi
data yang sistematis memungkinkan peneliti untuk memperoleh kualitas
data yang baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan, menyimpan
data, dan analisis yang berkaitan dengan penyelesaian penelitian (Higlen
dan Finley, 1996 dalam Poerwandari, 1998). Data-data yang akan
diorganisasikan dalam penelitian ini antara lain :
a. Data mentah, yaitu : catatan lapangan atau observasi, kaset atau catatan
hasil wawancara.
b. Data yang sudah diproses sebagiannya, yaitu : transkrip verbatim dan
catatan refleksi penelitian.
c. Data yang sudah ditandai atau dibubuhi kode-kode spesifik.
d. Penjabaran kode-kode dan kategori-kategori secara luas.
2. Pengkodean (Coding)
Pengkodean dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan dan
mensistematisasikan data secara lengkap dan mendetil sehingga data dapat
memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari (Poerwandari,
1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Pengkodean
yang
dilakukan
dalam
penelitian
ini
adalah
pengkodean terbuka (Open Coding), yaitu pengkodean yang berkaitan
dengan
pemberian
nama
dan
pengelompokan
fenomena
melalui
pemeriksaan data yang cermat. Pengkodean terbuka dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara analisis baris per baris, per kalimat atau paragraf.
Cara ini memerlukan pengujian frase demi frase dan bahkan kata-demi
kata (Strauss dan Corbin, 2003). Langkah-langkah yang dilakuakn
meliputi :
1. Menyususun transkrip wawancara dan catatan lapangan atau observasi
dengan memberikan kolom kosong yang cukup besar di sebelah kanan
dan kiri transkrip. Kolom ini digunakan untuk membubuhkan kode dan
catatan-catatan tertentu berdasarkan transkrip tersebut.
2. Memberikan penomoran secara urut pada baris-baris transkrip
wawancara dan catatan lapangan atau observasi.
3. Peneliti memberi nama untuk masing-masing berkas dengan kode
tertentu, yang dapat mewakili berkas tersebut.
E. Pemeriksaan Kesahihan dan Keabsahan Data
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berpegang pada
paradigma subjektif, sehingga informasinya pun bersifat natural atau apa
adanya. Dalam kondisi tersebut, seringkali hasil penelitian kualitatif diragukan
kebenaran atau validitasnya karena adanya subjektivitas tersebut, terutama
dari pihak peneliti. Maka untuk mengurangi subjektivitas, peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
menggunakan langkah pemeriksaan keabsahan data, yaitu (Nasution, 1998 dan
Moleong, 1989) : derajat kepercayaan (credibility). Credibility sering
digunakan untuk menggantikan konsep validitas sebagaimana yang biasa
digunakan pada penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini, langkah-langkah
yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman (Moleong, 1989).
Artinya dengan ketekunan ini, peneliti dapat mengamati secara lebih baik
dan mendalam guna menemukan gambaran perilaku agresi. Dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan
observasi
partisipan
untuk
memperdalam hasil pengamatan. Pengamatan juga berlangsung ketika
peneliti melakukan triangulasi. Proses wawancara untuk masing-masing
subjek berlangsung dua kali dan selama kurang lebih 1-2 jam sehingga
memungkinkan proses pengamatan lebih banyak.
2. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 1989). Teknik triangulasi
yang digunakan adalah pemeriksaan melalui metode. Pada triangulasi
metode, peneliti membandingkan antara hasil wawancara dan observasi.
Sedangkan triangulasi sumber, peneliti membandingkan hasil wawancara
masing-masing informan dengan berbagai perspektif dan pendapat orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
lain (significant other) yang berada di sekitar informan antara lain dengan
orangtua dan saudara-saudara informan.
Alasan pemilihan informan tersebut sebagai bagian dalam
pemeriksaan triangulasi sumber adalah karena berada dalam satu tempat
tinggalnya sehingga frekuensi interaksi antar mereka dengan informan
diasumsikan dapat memberikan informasi tambahan ataupun informasi
yang mendukung perihal data mengenai informan yang ingin di-cross
check. Triangulasi sumber dengan significant other ini dilakukan melalui
obrolan-obrolan informal yang cenderung tidak terjadwal, yaitu pada saat
kunjungan-kunjungan peneliti ke lokasi penelitian (rumah informan),
misalnya pada saat menunggu kedatangan informan yang sedang ke luar
ataupun hanya kunjungan biasa di lingkungan sekitar rumah informan.
Dalam hal ini verbatim hasil wawancara ini sudah selesai dilakukan yang
kemudian digunakan untuk croos check. Hasil dari triangulasi masingmasing informan dimasukkan ke dalam catatan lapangan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Subjek
1. Subjek I
Rumah mereka terlihat masih sangat sederhana walau berada di
kawasan perumahan yang cukup bagus. Hanya ada beberapa benda-benda
penting seperti; satu set kursi tamu, satu set meja makan, dua kasur karena
ada 2 kamar, kulkas, alat-alat masak, lemari pakaian mereka, dan kompor
minyak untuk memasak. Rumah mereka cukup besar sehingga dengan
barang-barang yang masih sedikit itu, rumah itu terlihat luas.
Sosialisasi mereka dengan tetangga di sekitar rumah cukup baik.
Terkadang jika mereka berada di rumah, pada sore hari mereka ikut warga
di sekitar untuk berolahraga atau sekedar bertukar informasi. Biasanya
warga di sana bermain badminton untuk membuang keringat. Pasangan ini
pun juga ikut bergabung bersama warga, hanya saja mereka jarang ikut
berkumpul karena mereka masih sering pulang ke rumah orangtua masingmasing.
Sejak tahun baru kemarin, suami memperoleh pekerjaan sebagai
supir pribadi salah satu tetangga orangtuanya. Selagi bekerja sebagai supir
pribadi, ia juga berusaha untuk mencoba berbagai lowongan pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuannya. Hasil yang ia peroleh setiap bulannya
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dipakai untuk memenuhi kebutuhan sekunder pasangan ini karena mereka
menetap di rumah orangtua mereka masing-masing.
Suami bernama AN, saat ini kira-kira berumur 26 tahun. Pada saat
menikah usianya tepat 24 tahun. Ia merupakan anak bungsu dari tiga
bersaudara. Semua kakaknya sudah menikah. Sebelum menikah, ia tinggal
bersama ibunya. Ayahnya tidak bisa selalu berkumpul bersama mereka
karena bekerja sebagai supir truk antar propinsi, Sebagian waktu
dihabiskan di jalan. Selama tinggal bersama ibunya, semua kebutuhannya
selalu dipenuhi. Hingga saat ini, ia belum menyelesaikan kuliahnya karena
ia memang sudah tidak ingin kuliah.
Secara fisik, suami termasuk orang yang cukup tampan dan tinggi.
Sebelum berpacaran dengan istrinya, ia memang sudah berkali-kali
pacaran. Ia sering membawa pacarnya ke rumah orangtuanya. Sama
seperti pacar-pacar yang sebelumnya, ia sering membawa calon istrinya ke
rumahnya, bahkan diperkenalkan dengan anggota keluarganya yang lain.
Ia sering membawa istrinya ini ke acara-acara keluarga walau terkadang
calon istri tidak begitu menyukai. Dari pihak keluarga suami, mereka bisa
menerima calon istrinya dengan baik, tetapi suami tidak begitu disukai
oleh keluarga calon istri dengan berbagai alasan yang terutama adalah
masalah pekerjaan dan keyakinan.
Suami mempunyai banyak teman, terutama teman-teman yang
berasal dari masa kecilnya di Purworejo. Teman-temannya yang inilah
sering memberikan pengaruh buruk bagi suami. Ia dan teman-temannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
sering kali keluar malam untuk berkumpul, ‘dugem’, minum, dan bahkan
pesta narkoba. Beberapa waktu yang lalu, ia tersangkut masalah narkoba.
Penangkapan yang dilakukan Polisi, sebenarnya bertujuan untuk menciduk
temannya sebagai bandar narkoba. Tetapi karena pada saat itu ia berada
bersama tersangka dan pada saat tes urine ternyata terbukti bahwa suami
positif memakai narkoba, ia termasuk salah satu orang yang ditahan oleh
pihak kepolisian. Masa penahanan yang dikenakan padanya berjalan
selama hampir satu tahun.
Istri bernama RN. Saat ini kira-kira berumur 23 tahun. Pada saat
menikah berumur 21 tahun. Ia merupakan salah satu mahasiswi fakultas
pendidikan bahasa Inggris di salah satu universitas swasta di Yogyakarta.
Ia merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya baru saja
menyelesaikan kuliah di akhir tahun lalu. Ayahnya adalah seorang polisi
yang cukup disegani di desanya. Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga
yang sangat memanjakan anak-anaknya. Kebetulan sekali bahwa pasangan
ini berasal dari desa yang sama, rumah mereka hanya berbeda RT (Rukun
Tetangga).
Semenjak dinyatakan hamil oleh dokter, ia memutuskan untuk cuti
kuliah. Selama cuti, mereka mempersiapkan pernikahan, mengikuti kursus
pernikahan dan kursus agama Katolik. Setelah kursus selesai, sebelum
gempa tanggal 26 Mei 2006, istri mengalami keguguran. Suami dan
keluarga berusaha untuk selalu menemani istri. Seminggu kemudian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
mereka mengadakan upacara pernikahan secara Katolik dan mengadakan
syukuran kecil-kecilan di rumah suami.
Kedua orangtua mereka sangat memperhatikan kebutuhan mereka.
Hal ini disebabkan karena mereka belum mempunyai penghasilan sendiri.
Bahkan dari pihak keluarga istri, mereka membelikan sebuah rumah di
daerah Sedayu, jalan Wates. Semua kebutuhan mereka selalu dipenuhi
oleh orangtua kedua belah pihak. Kehidupan mereka masih sama ketika
mereka belum menikah hanya saat ini status mereka sudah suami istri.
Hal terburuk yang dihadapi oleh istri adalah ketika mengetahui
bahwa suaminya ditangkap oleh polisi karena kasus narkoba. Kebetulan
sekali pada saat itu peneliti berada di rumah orangtua suami. Pada saat itu
mereka bersama keluarga besar mengadakan rapat untuk menyelesaikan
masalah ini. Peneliti agak kaget juga karena biasanya istri tidak mau ikut
bila ada rapat keluarga suaminya. Saat itu peneliti belum mengetahui
bahwa suami tertangkap oleh polisi karena kasus narkoba. Peneliti baru
mengetahuinya setelah selesai rapat. Saat itu, istri tiba-tiba menghampiri
peneliti sambil menangis. Ia menceritakan semua tentang masalah yang
dihadapi suaminya. Setelah tenang, ia diantar pulang oleh saudara
sepupunya. Karena permasalahan ini, istri jadi sering ke rumah mertuanya
untuk saling memberi semangat dan mencoba mencari jalan keluar yang
baik. Beberapa kali peneliti bertemu dengan istri. Ia selalu menceritakan
perkembangan masalah suaminya. Suatu saat, istri pernah bercerita bahwa
ia berada dalam posisi yang terjepit. Orangtua dan keluarga besarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
sering kali menyarankan untuk bercerai dengan suaminya sedangkan
keluarga besar suaminya semakin membuat ia sering berkumpul dengan
keluarga suami supaya mereka tidak bercerai. Ia mengatakan bahwa ia
sudah sangat menyayangi suami dan keluarganya, ia mencoba untuk
bertahan hingga akhirnya awal bulan November 2007 suaminya
dibebaskan.
1. Subjek II
Rumah yang mereka tempati adalah rumah orangtua istri. Mereka
menumpang di rumah itu untuk mempermudah pengasuhan anak. Rumah
itu terlihat kecil dengan banyaknya orang yang tinggal bersama mereka.
Mereka tinggal bersama ibu dan 2 adik istri yang beranjak dewasa dengan
3 kamar. Di rumah itu terdapat banyak sekali barang-barang dan sedikit
kurang teratur. Apalagi mereka memelihara anjing yang bulu-bulunya
rontok dan bertebaran di dalam rumah.
Dalam bersosialisasi, pasangan ini kurang mengenal tetangganya.
Mereka hanya dekat dengan tetangga yang berada di depan rumah mereka.
Tetangga mereka ini sudah cukup tua dan sayang sekali dengan anak
mereka yang pertama. Anak mereka ini menjadi sangat dekat dengan
tetangga mereka, ia sering menghabiskan waktu bersama tetangganya ini.
Hal yang sering terjadi adalah suami pergi keluar rumah untuk
bertemu dengan teman-temannya atau bermain playstation di rumah
saudaranya. Waktu yang ia pakai untuk keluar rumah bukan hanya satu
atau dua jam tetapi berjam-jam bahkan istri sampai berulang kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menyuruh suami pulang dengan menghubungi melalui hp (handphone)
atau telpon rumah teman atau saudaranya. Saudara-saudaranya sudah
sering sekali menasehati agar ia pulang dan membantu istrinya mengurus
anak-anaknya tetapi ia lebih asyik dengan permainannya. Bahkan telpon
dari istrinya tidak dijawab atau bila dijawab, ia sering berbicara dengan
nada keras.
Suami mulai mengubah perekonomian keluarga mereka dengan
meneruskan usaha ayahnya kira-kira 5 bulan yang lalu. Walaupun sedikit,
ia sudah dapat memberikan uang bulanan untuk istrinya. Setidaknya
mereka tidak bergantung dari jatah bulanan dari orangtua masing-masing.
Suami bernama DN. Saat ini berusia 20 tahun. Pada saat menikah
berusia 18 tahun. Ia baru saja tamat SMU. Suami merupakan anak kedua
dari dua bersaudara. Kakaknya juga baru saja menikah dengan alasan yang
sama, yaitu menikah setelah pacarnya hamil. Tetapi ia lebih beruntung
daripada kakaknya karena ia menikah dengan anak orang yang cukup
berada dan ia juga menjadi anak kesayangan ayah mertuanya. Adiknya
yang paling kecil sedang meneruskan kuliah di salah satu universitas
swasta di Semarang. Keluarga suami merupakan keluarga yang sudah
hancur. Ayah dan ibunya sudah bercerai. Ia tinggal bersama ayah dan
kakaknya. Ia berusaha untuk meneruskan usaha ayahnya sebagai
wiraswasta. Sebelum meneruskan usaha ayahnya ini, ia merasa tidak
nyaman dengan keluarga istrinya karena belum bisa menafkahi
keluarganya dan banyak bergantung dari keluarga istrinya. Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
mencoba meneruskan usaha ayahnya, ia mulai bisa memberikan uang
bulanan untuk istrinya walaupun tidak banyak.
Masa pacaran mereka hampir berlangsung lebih dari 1 tahun
karena mereka berada pada sekolah yang sama, hanya ada perbedaan
tingkat. Suami berada 2 tingkat di bawah istri, tetapi umur mereka tidak
terpaut jauh. Perbedaan ini tidak menjadi permasalahan yang berarti bagi
mereka. Pada saat menikah, ia masih berstatus sebagai pelajar SMU.
Karena permasalahan ini, ia terpaksa untuk pindah sekolah. Masuk ke
sekolah baru pun, ia harus memalsukan identitas. Hal ini ditempuh karena
pada saat itu ia ada di kelas 2 dan setahun lagi akan lulus sekolah.
Pada saat wawancara, suami dapat menjawab pertanyaan dengan
baik dan diselingi dengan sedikit candaan. Tempat melakukan wawancara
juga sangat mendukung, berada di teras rumah yang sangat teduh dengan
banyaknya pepohonan dan tanaman-tanaman di dalam pot.
Istri bernama VN. Saat ini berusia 21 tahun. Sebenarnya jarak usia
antara suami istri ini tidak begitu jauh, hanya beberapa bulan. Pada saat
menikah berusia 19 tahun. Ia merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara. Jarak kelahirannya dengan adik-adik cukup jauh. Ayahnya
bekerja di salah satu perusahaan asing di Papua sehingga ayah mereka
jarang sekali bisa berkumpul bersama mereka. Hanya pada hari-hari libur
saja mereka bisa berkumpul. Oleh karena itu pula, pada saat pernikahan
mereka, ayah dari pihak istri tidak bisa mengikuti acara tersebut.
Walaupun mereka jarang berkumpul, semua kebutuhan keluarga ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
terpenuhi bahkan sampai mereka menikah dan mempunyai anak-anak.
Hanya saja sebelum ibunya memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai
perawat sebuah rumah sakit swasta di Yogyakarta, istri dan adik-adik
sepertinya kurang mendapat perhatian. Setelah masalah yang dihadapi
mereka, ibunya mulai berhenti bekerja dan membantu keluarga baru ini
untuk mengurus anak-anak mereka. Selain ibunya, adik-adiknya terkadang
juga ikut menjaga dan mengurus anak-anak mereka.
Istri merasa bahwa suaminya merupakan orang yang cukup baik
untuk dirinya. Selama setahun lebih mereka pacaran, mereka merasakan
kecocokan. Apalagi antara keluarga suami istri ini sudah terjalin hubungan
pertemanan sejak orangtua mereka sekolah. Hanya saja, mereka terlalu
cepat untuk melakukan hal yang belum boleh mereka lakukan. Sebenarnya
sudah beberapa kali pasangan ini berusaha untuk menggugurkan
kandungan, tetapi janin di dalam perut istri terlalu kuat untuk digugurkan.
Akhirnya setelah 7 bulan mengandung, mereka resmi menjadi suami istri
dan 2 bulan kemudian anak pertama mereka lahir.
Baru saja beberapa bulan mengikuti kuliah, istri dihadapkan
dengan masalah kehamilannya ini, dan untuk menghindari gosip, ia
memutuskan untuk mengambil cuti kuliah sampai anaknya lahir. Setelah
anak pertama lahir, istri sudah memutuskan untuk kembali kuliah. Tetapi
mereka dihadapkan dengan masalah lagi karena diketahui bahwa ia sedang
mengandung anak kedua. Ia tetap kuliah, tetapi menjelang hari kelahiran,
ia meminta cuti lagi. Sampai saat ini, ia masih cuti hingga semester depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Wawancara yang dilakukan masih pada tempat yang sama dengan
suaminya. Semua pertanyaan dapat dijawab dengan baik. Hanya saja, istri
terlihat lebih serius menghadapi wawancara ini.
B. Tahap Pengumpulan Data
Setelah melakukan tahap pra lapangan yaitu menyusun rancangan
penelitian dan informan penelitian, serta menetapkan metode pengambilan data,
peneliti kemudian melanjutkan pada tahap memasuki lokasi penelitian.
1. Tahap observasi pra penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi dengan berkunjung ke
rumah yang menjadi kediaman informan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
dan mengenal kondisi lokasi penelitian yang sebenarnya. Observasi pra
lapangan ini meliputi observasi keadaan rumah, lingkungan di sekitar rumah,
dan sosialisasi informan dengan tetangga di sekitar rumah.
Selain observasi, peneliti juga mulai berkenalan dengan keluarga
informan terutama dengan anggota keluarga yang dekat dengan informan.
Melalui keluarga informan, peneliti mencari beberapa informasi misalnya
mengenai sifat-sifat informan sebelum dan sesudah menikah, penyebab
pernikahan, masalah-masalah yang mereka hadapi sebelum dan setelah
menikah serta cara mereka mengatasi permasalahannya. Tidak lupa juga
peneliti menanyakan kesediaan informan untuk menjadi subjek penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2. Tahap pengurusan perijinan
Pada tahap ini peneliti meminta izin kepada informan untuk
menjadi subjek penelitian. Setelah mendapat perizinan dari informan, peneliti
memulai penelitiannya tanpa sepengetahuan informan. Maksudnya, peneliti
tidak memberitahukan saat peneliti akan memulai penelitiannya. Observasi
yang dilakukan peneliti tanpa sepengetahuan informan.
3. Tahap pengumpulan data
Upaya pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan
wawancara partisipan sesuai dengan panduan (observasi dan wawancara) yang
telah dibuat sebelumnya. Observasi yang digunakan adalah observasi
partisipan, dimana peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan informan.
Peneliti berusaha untuk mengetahui kehidupan rumah tangga yang dialami
oleh pasangan pernikahan dini, terutama perilaku agresi yang diperlihatkan
pasangan pernikahan dini dan melihat secara langsung faktor-faktor penyebab
perilaku agresi tersebut. Metode wawancara digunakan sebagai metode
pelengkap, untuk mendalami informasi-informasi yang telah diperoleh dari
metode observasi. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara semi terstuktur yang dapat juga disebut sebagai wawancara
tidak standar yang bersifat luwes dan terbuka. Proses observasi pun
dilaksanakan pada tahap pra penelitian dan pada saat wawancara, serta
beberapa kali kunjungan setelah proses wawancara utama dilakukan.
Kunjungan ini dilaksanakan untuk melakukan triangulasi sumber melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
significant other dari masing-masing informan. Hal ini berguna untuk
melengkapi data penelitian ini.
C. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian lapangan yang diperoleh dari proses wawancara maupun
observasi (sebagai catatan lapangan) kemudian digabungkan dan dikategorikan
menurut aspek-aspek yang akan diteliti. Hasil penelitian itu kemudian
digabungkan dalam sebuah tabel rangkuman hasil penelitian yang terdiri dari
alasan melakukan pernikahan, lamanya menjalani pernikahan, campur tangan
orangtua terhadap kehidupan rumah tangga, usaha untuk melanjutkan sekolah,
perekonomian rumah tangga, dan seberapa sering tinggal bersama orangtua, serta
hal terpenting dalam penelitian ini adalah perilaku agresi atau kekerasan yang
sering diterima dari pasangan. Tabel rangkuman hasil penelitian tersebut adalah
sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 3
Rangkuman Hasil Penelitian
SUBJEK I
SUAMI
1. Hal-hal
mengenai
pernikahan:
a. alasan
pernikahan
b. lama menjalani
pernikahan
c. campur tangan
orangtua dalam
rumah tangga
d. pendidikan
e. perekonomian
2. Perilaku agresi:
a. kekerasan fisik
b. kekerasan psikis
c. kekerasan
seksual
d. penelantaran
rumah tangga
SUBJEK II
ISTRI
SUAMI
ISTRI
MBA (kehamilan sebelum menikah)
MBA (kehamilan sebelum menikah)
1 tahun lebih
1 tahun lebih
Orangtua sangat berperan penting dalam
memenuhi perekonomian rumah tangga dan
pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari mereka
terutama pada awal pernikahan.
Orangtua sangat berperan penting dalam
memenuhi perekonomian rumah tangga
mereka terutama pada awal pernikahan.
Selain itu, orangtua juga ikut mengasuh
anak selama pasangan ini beraktifitas di luar
rumah.
SMU
SMU
Suami mulai mencoba mencari penghasilan
sendiri dengan meneruskan usaha ayahnya.
SMU
SMU
Suami mulai mencoba mencari penghasilan sendiri
dengan menjadi supir pribadi.
memukul benda
(dinding atau meja) (w.
S / C (14-15)), menarik
badan atau menyubit
(w. S / C (17))
memukul, mencubit,
kata-kata kasar (w. I / C
(16-18, 19-20))
memukul istri (w. S
/ C (3-4))
_
mengucapkan kata-kata
kasar kepada istri (o.
inf. I)
marah tanpa alasan
kepada istri saat
dipengaruhi oleh
minuman keras (o. inf.
I)
memaksa hubungan
seks (o. inf. I)
pemaksaan istri untuk
menepati janjinya
dalam hal pemenuhan
kebutuhan istri (w. I / B
(10-11))
mengucapkan kata-kata
kasar kepada suami (w.
I / A (17-18))
_
mengucapkan katakata kasar saat
berbicara dengan
istri di luar rumah
(o. inf. II)
_
_
_
lebih memilih pergi
bersama-sama temantemannya daripada
bersama istri (w. I / B
(6)), (w. I / C (5-7)),
(w. I / D (26-27))
_
suami sering keluar
rumah untuk
bermain bersama
teman-temannya
atau bermain
playstation (o. Inf.
II)
_
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Pembahasan hasil penelitian :
1. Subjek I
Penyebab utama terjadinya perilaku agresi pada pasangan ini adalah
akibat belum siapnya pasangan ini, khususnya suami untuk hidup berumah
tangga. Pernikahan ini dilakukan dengan alasan keadaan istri yang telah hamil.
Suami harus siap dengan konsekuensi tanggung jawab yang ia pikul. Dari
sudut pandang istri, ia merasa sedikit trauma dengan kejadian penangkapan
suaminya karena masalah narkoba. Masalah ini membuat istri berada di posisi
terjepit antara membela suami atau mengikuti kemauan orangtuanya untuk
bercerai. Ia takut rumah tangganya akan semakin berantakan dengan keadaan
ekonomi yang memburuk atau perilaku yang tidak menyenangkan apabila
suami dalam keadaan tidak sadarkan diri akibat minuman keras atau narkoba,
seperti suami mengeluarkan kata-kata kasar atau marah sendiri dalam keadaan
mabuk. Kekerasan secara psikis juga terjadi karena suami tidak dapat menepati
janjinya untuk memenuhi kebutuhan istri yang terkadang memang tidak
penting. Tentu saja suami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan istrinya
apalagi suami tidak bekerja. Mereka hanya mengandalkan uang bulanan dari
orangtua masing-masing. Dari kedua belah pihak merasa tidak pantas untuk
selalu meminta bantuan dari orangtua.
Kebiasaan-kebiasaan pasangan ini selama masih lajang sering kali masih
terbawa. Kebiasaan suami yang sering keluar rumah untuk berkumpul bersama
teman-temannya, masih berlangsung walaupun pasangan ini telah menikah.
Oleh karena itu, perilaku agresi penelantaran rumah tangga sering terjadi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pasangan ini. Dan apabila perilaku ini terjadi, istri lebih suka kembali ke rumah
orangtuanya. Istri merasa bahwa suaminya lebih mementingkan teman-teman
daripada dirinya. Selain itu, istri juga tidak senang dengan teman-teman
suaminya, apalagi bila mereka berkumpul di rumah mereka. Suami dan temantemannya sering berkumpul untuk mabuk-mabukan dan akhir-akhir ini
diketahui bahwa suami juga pemakai narkoba. Sudah berulangkali ibu dari
suami
mengingatkan
hal
ini,
tetapi
sepertinya
suami
tidak
terlalu
memperhatikan. Rumah mereka sering kali tidak ditempati karena apabila istri
kembali ke rumah orangtuanya, suami juga kembali ke rumah orangtuanya
kecuali suami mengajak teman-temannya datang ke rumahnya.
Kekerasan fisik atau pertengkaran juga sering terjadi pada pasangan ini.
Kekerasan fisik yang sering dilakukan suami adalah memukul benda, menyubit
dan menarik badan istri. Istri juga melakukan hal yang sama dengan suami, ia
berusaha untuk membalas perbuatan suami. Tetapi dalam observasi juga
ditemui bahwa perilaku kekerasan fisik ini tidak dikategorikan sebagai
kekerasan fisik. Hal ini disebabkan karena alasan melakukan kekerasan fisik
ini adalah untuk melindungi istri. Suami berusaha untuk menghalangi niat istri
untuk pulang ke rumah orangtuanya karena pada saat itu sudah sangat malam
bahkan sudah dini hari. Suami tidak ingin terjadi sesuatu pada istri di jalan.
Karena istri tidak memperhatikan peringatan suami, suami secara diam-diam
mengikuti istrinya dari belakang. Setelah mengetahui bahwa istrinya sampai di
rumah orangtuanya dengan selamat, ia kembali ke rumahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Bentuk kekerasan lain yang sering dialami oleh pasangan ini adalah
perilaku kekerasan seksual. Bentuk perilaku kekerasan seksual yang terjadi
pada pasangan ini sudah sering terjadi semenjak mereka pacaran. Hanya saja
pada saat itu, istri menerima perilaku suaminya karena ia sangat ingin punya
anak. Karena perilaku inilah pasangan ini harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya. Apalagi istri akhirnya hamil walau pada akhirnya anak yang
dikandung istri harus meninggal karena keadaan kandungan istri yang sangat
lemah. Setelah menikah perilaku ini masih sering terjadi apalagi pada saat istri
tidak ingin melakukan hubungan seks. Tetapi perilaku ini sering kali terabaikan
karena istri merasa bahwa hal ini sudah menjadi kewajibannya sebagai istri.
Bentuk perilaku kekerasan seksual ini masih berada pada tahap yang normal,
pasangan ini tidak pernah memaksakan pasangannya untuk berhubungan seks
dengan orang lain, hanya ditemukan bahwa suami sering memaksa
berhubungan seks dengan kekerasan.
Harapan pasangan ini untuk kelangsungan pernikahan mereka cenderung
sama, yaitu supaya mereka bisa mengubah sikap untuk bisa lebih memahami
pasangan dan berusaha untuk mempunyai penghasilan sendiri sehingga tidak
bergantung lagi pada orangtua masing-masing. Suami mempunyai tugas yang
lebih berat dalam rumah tangga mereka yaitu ia harus bisa membuktikan
bahwa ia telah berubah dan tidak terjerumus lagi oleh narkoba dan pergaulan
yang tidak sehat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2. Subjek II
Pasangan ini mengalami keterpaksaan untuk menikah karena istri sudah
hamil terlebih dahulu. Kekerasan psikis ini tidak dilakukan oleh suami selama
mereka masih menumpang di rumah mertuanya karena suami tidak ingin
memberikan kesan yang jelek. Tetapi jika berada di luar rumah, suami sering
berkata-kata kasar apalagi saat istri menelponnya agar segera pulang ke rumah.
Perilaku agresi yang sering terjadi pada pasangan ini adalah perilaku
penelantaran rumah tangga. Perilaku ini sering dilakukan oleh suami. Ia masih
ingin merasa bebas dengan sering berkumpul bersama teman-teman dan
bermain komputer di rumah saudaranya. Sedangkan istri tidak pernah
melakukan perilaku penelantaran rumah tangga ini karena ia merasa tidak enak
dengan ibunya yang telah membantunya mengurus anak-anaknya
Bentuk perilaku kekerasan fisik juga terjadi dalam keluarga ini. Tetapi
semua dapat diatasi dengan baik. Hal ini terjadi karena mereka masih
menumpang di rumah orangtua istri sehingga mereka harus bisa jaga sikap dan
berusaha menyelesaikan masalah dengan baik dan dengan sedikit candaan.
Perilaku kekerasan ini juga tidak berlangsung lama, istri hanya membalas
pukulan suami.
Dalam hubungan seks, pasangan ini dapat menjalani dengan baik. Tidak
ada pemaksaan untuk berhubungan seks dengan orang lain dan dengan
pasangan sekali pun. Kekerasan seksual tidak terjadi pada pasangan ini.
Harapan mereka saat ini adalah mereka dapat mencukupi kebutuhan
mereka sendiri tanpa bantuan orangtua. Hal ini dapat terwujud karena suami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
mulai mempunyai penghasilan dari usaha wiraswasta ayahnya yang kemudian
ia teruskan. Walaupun penghasilannya masih sedikit, mereka berharap agar
usaha ini dapat terus maju dan memperoleh pendapatan yang mencukupi
sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian melalui proses observasi dan wawancara,
maka dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut :
a. Hampir semua bentuk perilaku agresi muncul pada pasangan pernikahan dini.
Perilaku agresi yang muncul disebabkan oleh usia yang terlalu muda untuk
menghadapi permasalahan di dalam rumah tangga. Pernikahan dilakukan
sebagai wujud tanggung jawab antara pasangan tersebut dan untuk menutupi
’aib’ yang pastinya akan membuat citra mereka dan keluarga menjadi buruk.
Tantangan yang dihadapi setiap pernikahan cukup besar dan mereka belum
bisa untuk mengatasinya sendiri.
b. Perilaku kekerasan secara psikis sering terjadi saat pasangan mengucapkan
kata-kata kasar yang menyakiti hati pasangan.
c. Bentuk-bentuk perilaku agresi lain yang terjadi pada pasangan pernikahan dini
ini adalah perilaku penelantaran rumah tangga. Sesuai dengan mereka usia,
keinginan untuk bersosialisasi masih sangat besar padahal mereka mempunyai
kewajiban yang penting untuk keluarga mereka.
d. Kekerasan secara fisik juga terjadi pada kedua informan ini. Hanya saja bentuk
kekerasan fisiknya berbeda. Pada pasangan yang hidup sendiri, mereka lebih
ekspresif dalam menunjukkan agresifitasnya. Sedangkan pada pasangan yang
masih menumpang di rumah orangtua, perilaku kekerasan mereka lebih
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
terbatas. Hal ini disebabkan karena rasa segan dan tidak ingin merepotkan
orangtua dengan permasalahan yang mereka hadapi, apalagi sampai terjadi
kekerasan fisik.
a. Kekerasan seksual sering kali dilakukan oleh suami, hal ini disebabkan karena
yang terjadi pada pasangan sedikit tertutupi karena istri merasa bahwa hal ini
sudah menjadi kewajibannya sebagai istri. Perilaku seks yang menyimpang
tidak tampak dalam diri setiap pasangan. Tidak ada pemaksaan terhadap
pasangan untuk berhubungan seks dengan oranglain. Sampai saat ini,
hubungan seks dapat dikatakan masih sangat wajar, terutama pada subjek II.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dikemukakan
beberapa saran, sebagai berikut :
a. Bagi perkembangan ilmu Psikologi, berbagai bentuk perilaku agresi ini dapat
pula dijadikan tambahan referensi dalam mempelajari perilaku agresi dengan
latar belakang penyebab yang berbeda, terutama bagi Psikologi Perkembangan.
b. Bagi pasangan yang mempunyai rencana untuk melangsungkan pernikahan,
diharapkan lebih matang dalam membuat keputusan dan didasari oleh kesiapan
mental, spiritual dan material akan menunjang keharmonisan dan kebahagiaan
keluarga yang hendak dibangun, mengembangkan sikap saling pengertian dan
bijaksana.
c. Bagi lembaga yang berkaitan dengan pernikahan, sebaiknya lebih selektif
dalam memutuskan untuk memberi izin untuk menikah sehingga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
meminimalkan dampak negatif dari pernikahan yang tidak siap secara mental,
spiritual dan material.
d. Bagi masyarakat sebaiknya lebih memperhatikan para remaja agar tidak
terjerumus oleh perilaku seks bebas, yang salah satu dampaknya adalah
pernikahan yang tidak didasari kesiapan mental, spiritual dan material.
e. Bagi pasangan yang sudah terlanjur masuk dalam situasi pernikahan ini,
diharapkan untuk dapat berpikir lebih dewasa dalam menjalani pernikahannya
dan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa, Singgih. 2002. Asas-asas Psikologi Keluarga Idaman. PT BPK Gunung
Mulia : Jakarta.
Hurlock, Elizabeth B.. 1997. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN : Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan Ed. 5. Erlangga : Jakarta.
“Kekerasan dalam Rumah Tangga”. (2006). Wanita Indonesia, No.879, 2 – 8
Oktober, hal.12.
Kerlinger, Fred N.. 2002. Asas-asas Penelitian Behavioral Ed. 3. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta.
Moleong, Lexy J. M.A. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. CV Remadja
Karya : Bandung.
Nasution, S, Prof. Dr. M.A. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif.
Tarsito : Bandung.
Poerwandari, E.K. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi.
Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuan dan Pendidikan Psikologi :
Jakarta.
Santrock, John W.. 2002. Perkembangan Masa Hidup Ed. 5, Jilid II. Erlangga :
Jakarta.
Sears, David O., dkk. 1994. Psikologi Sosial Ed. 5, Jilid II. Erlangga : Jakarta.
Strauss & Corbin. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Pustaka Pelajar :
Jakarta.
Undang-undang Perkawinan di Indonesia. Arkola : Surabaya.
www.waspada.co.id. Kekerasan Rumah Tangga oleh Aziarni Hasibuan, SH (22
Desember 2005).
www. Kompas.com. Kita Punya Hak Khusus, Lho! oleh Yahya Mashum &
Chatarina Wahyurini (11 Juni 2004).
www.bkkbn.go.id. Nikah Muda Tidak Salah, Tapi Resiko Kematian Tinggi (11
Januari 2006) Diakses pada 30 Agustus 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SUBJEK I (SUAMI)
Tgl : 2 November 2007 (02/11/07)
No
Verbatim
1A T: Kalian sudah berapa lama menikah?
2
J :E…kayaknya setahunan lah…habis gempa kemarin. Awal Juni.
3
Setahun lebih ya…
4
T : Alasan untuk menikah apa?
5
J : Ya…aku harus tanggung jawablah. Istriku sudah hamil. Ya, lagian
6
kami berdua juga sudah setuju.
7
T : Sebenarnya kamu siap gak sih untuk menikah?
8
J : Ya, gimana lagi...harus siap!
9
T : Sebenarnya kamu ini sudah lulus kuliah belum sih?
10 J : Belum...males mau nerusin. Gak seperti yang ku bayangkan
11 suasananya. Yah...males aja.
12 T : Terus sekarang gimana? Sudah kerja atau gimana statusnya?
13 J :Lagi nyari kerjaan. Tapi kayaknya kok sulit ya.... Aku punya
14 rencana untuk buat usaha sendiri. Mau nyoba buat warung makan.
15 Sedikit-sedikit, aku kan bisa masak.
16 T :Wah hebat donk! Sudah ada modal? Dari mana?
17 J : Ya itulah masalahnya. Kalau dari aku sendiri sih belum ada.
18 Rencananya mau minta bantuan sama orangtua. Sepertinya mereka
19 mau bantu.
20 T :Oh ya, sebelumnya istri kamu kan agamanya Islam. Apa dia
21 sungguh-sungguh ingin masuk Katolik atau ada paksaan?
22 J :Oh...kayaknya sih aku gak maksa. Tapi memang sejak pertama kali
23 pacaran, keluargaku sudah ngajak dia untuk ikut ke gereja. Memang
24 awalnya dia gak mau. Kayaknya keluarganya tidak begitu suka.
25 Tapi...sejak istriku hamil, orangtuanya membebaskan dia untuk
26 memutuskan. Ya, akhirnya dia mutusin untuk kursus agama Katolik.
27 T : Sekarang, dia mau ikut ke gereja?
28 J :Ya, kalau aku ke gereja, dia ikut. He..he..aku juga sering males sih.
29 Abis gerejanya jauh. Kalau mau gereja di kota lebih jauh lagi.
30 Kecuali kalau kami nginep di rumah orangtua.
31 T :Kalian sering nginep di rumah orangtua masing-masing ya?
1
Refleksi
Usia pernikahan : 1 tahun lebih
Alasan pernikahan → MBA
(kehamilan sebelum menikah)
Indikasi keterpaksaan untuk
menikah
Pendidikan suami : belum lulus
kuliah
Keadaan ekonomi keluarga yang
tidak stabil...suami belum
bekerja...ingin membuat usaha
sendiri
Perekonomian keluarga yang masih
dibantu oleh orangtua
Adanya masalah perpindahan agama
oleh istri yang pada mulanya tidak
disetujui keluarga istri tetapi setelah
diketahui bahwa istri
hamil..keluarga membebaskannya
Koding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1B
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Kenapa? Kan sudah punya rumah sendiri?
J :Ya nih....istriku gak mau tinggal di rumah. Ya memang aku sering
ninggalin dia. Aku sering keluar rumah. Mungkin dia gak betah di
rumah sendiri. Jadi kalau aku pergi...dia pulang ke rumahnya deh....
T :Kenapa kamu sering keluar rumah?
J :Temen-temenku sering ngajak ngumpul-ngumpul. Kadang malah
ngumpul di rumah tapi istriku gak seneng kalau ada temen-temenku
di rumah.
T :Bagaimana hubunganmu dengan keluarga istrimu?
J :Baik-baik aja sih.... Mungkin bapaknya agak..gak suka denganku.
Mungkin karena aku belum kerja ya?!
T :Makanya cobalah kerja... Oh ya, kalau hubungan istrimu
dengan keluargamu gimana?
J :Oh, baik banget... Bapak ibuku seneng dengan istriku.
T :Kamu merasa bahagia gak dengan kehidupanmu sekarang?
Setelah berumah tangga...
J :Bahagialah...tapi kami sempat merasa terpukul sebelum kami
menikah karna istriku keguguran. Ya, dalam rumah tangga
ya...biasalah ada masalah sedikit-sedikit.
T :Bagaimana perekonomian kalian selama ini?
J :Ya, karena belum ada penghasilan kami masih minta jatah bulanan
dari orangtua.
T :Apa masalah ini sering menjadi masalah besar bagi
keluargamu?
J :Gak sih...jadi orangtua masih ngasih uang bulanan seperti biasa.
Biasanya ibuku juga beliin bahan-bahan makanan. Kadang kalau
pulang, sering dibawain bahan makanan. Hanya sekarang harus
berhemat karena uang yang dikasih orangtua juga gak banyak.
T :Komunikasi kalian apakah lancar?
J :Lancar...ya paling kalau kami tidur di rumah masing-masing,
biasanya sms-an. Ya...kayak pacaran lagi. He..he...
T :Biasanya apa sih yang buat kalian bertengkar?
J :Mungkin dia masih kayak anak-anak ya... Kadang aku jadi serba
salah. Masalah kecil bisa jadi gede. Kayak gak berani ditinggal
2
Adanya kasus ’pisah
ranjang’...suami istri tinggal di
rumah orangtua masing-masing
Salah satu sumber pertengkaran :
sosialisasi suami dengan temanteman..tidak disenangi istri
Hubungan suami dengan keluarga
istri kurang baik karena masalah
ekonomi
Hubungan istri dengan keluarga
suami sangat baik
Kehidupan antara suami istri
berjalan baik..sesekali terdapat
masalah-masalah kecil
Perekonomian keluarga masih
bergantung pada orangtua masingmasing
Kondisi perekonomian tersebut tidak
menjadi masalah besar
Komunikasi antara suami-istri
berjalan lancar
Penyebab pertengkaran menurut
suami karena sifat istri yang
kekanak-kanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1C
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
sendiri, padahal kan rumah sendiri. Kalau aku bawa temen ke rumah
juga gak boleh. Aku bingung, apa maunya? Biasanya sih...kami cepet
baikannya.
T :Bagaimana cara nyelesaiin masalah kalian?
J :Ya, biasanya diajak bercanda aja... Lama-lama juga baik sendiri.
Kalo gak ya diajak jalan-jalan, dugem. He..he...
T :Yang biasanya ngalah, siapa?
J :Kadang-kadang aku, kadang-kadang dia. Tapi aku coba ngertiin
dia lah...
T :Apa yang biasa kamu lakukan kalau sedang bertengkar?
Pernah gak sampai mukul..banting sesuatu..kasar gitu?
J :Pernah sih aku mukul..saking jengkelnya. Gak taulah kayaknya kok
tangan ini ringan banget ya..jengkel banget sih. Kalo mukul badan
istriku sih gak..jarang..gak tega. Kadang aku mukul ke dinding atau
meja. Bertengkar itu sering e...ya setiap kami tinggal serumah. Dia
tuh kadang kayak anak kecil. Hal-hal kecil dibesar-besarkan. Pernah
sih aku narik ato jiwit e..dia juga ikutan bales..ya gak selesai-selesai.
Kalo dah capek baru diem ya.. kayak gitu kadang masalah langsung
selesai kadang dia malah pulang ke rumah orngtuanya. Aku kan gak
enak..wong sudah berumah tangga kok masih sering pulang ke rumah
orangtua.
T :Berarti sampai kesakitan donk?
J :Ya...gitu lah. Tapi baikannya juga cepet. Besoknya dirayu dikit,
udah baikan lagi.
T :Pernah gak kamu merasa ketakutan, gak percaya diri dengan
kehidupan rumah tangga kalian?
J :Ketakutan ya paling masalah penghasilan. Tau sendiri kan, aku
belum kerja. Untungnya orangtua masih mau bantu, ngasih uang
bulanan. Kalau gak ya dari mana kami makan?
T :Terus kamu ada rencana untuk kerja gak? Kan kasian
istrimu...
J :Ya, ini lagi nyari...kemarin udah dapat sih di bengkel tapi hari
pertama kerja aku telat datang...ya gak enak lah....
T :(Maaf ya sebelumnya...) Pernah gak kamu mengalami
3
Penyelesaian masalah dengan
bercanda, jalan-jalan, dugem
Pertengkaran menyebabkan
beberapa kekerasan antara lain :
pemukulan pada benda (dinding atau Kf
meja)
menarik badan atau menyubit
Kf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1D
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
pemaksaan hubungan seks?
J :He..he..sering.
T :Siapa yang maksa?
J :Aku...tapi ya akhirnya dia mau juga kok.
T :Kalau memaksa untuk berhubungan seks dengan orang lain,
pernah gak?
J :Ya gak lah...
T :Pernah gak kamu dilarang untuk kerja atau untuk melakukan
sesuatu yang menghasilkan uang?
J :Gak pernah tuh...ya selama kerja yang halal.
T :Emang pernah kerja gak halal?
J :Ya gitu lah...pernah sih jualan narkoba.
T :Sampai sekarang masih?
J :Jarang sih..kalau temenku bawa....
T :Berarti ”make” juga ya?
J :Ya...kalau ada duit untuk beli.
T :Istrimu tau?
J :Kayaknya sih gak...dia hanya tau kalo aku sering minum. Tapi
setelah kemarin aku ketangkep..ya akhirnya masuk sel..hampir
setahun. Dia sedih banget..aku juga takut dia ninggalin aku. Tapi
sampai kemarin aku keluar, dia masih mau nunggu aku. Aku jadi
ngrasa bersalah banget.
T :Sebelum kalian nikah, istrimu kan keguguran, kenapa to?
J :Oh itu...sayang ya.... Seharusnya sekarang dah hampir setahun,
lucu-lucunya. Kata dokter kandungan istriku lemah. Kecapekan juga
kayaknya...soalnya kan habis dari Purworejo, simbahku kan
meninggal.
T :Sifat apa yang tidak kamu sukai dari istrimu?
J :Ya itu... Kekanak-kanakan. Masalah kecil aja bisa jadi besar. Itu
yang sering buat jadi bertengkar.
T :Apa keinginanmu untuk rumah tangga kalian?
J :Ya, semoga aku bisa cepet dapat kerjaan tetap jadi gak nyusahain
orangtua. Semoga kami bisa menjalankan pernikahan ini selamanya.
Ya..semoga istriku bisa lebih dewasa lagi dalam berpikir.
4
Tidak ada penelantaran rumah
tangga
Suami pemakai dan pengedar
narkoba
Sifat istri yang tidak disukai : sifat
kekanak-kanakan
Harapan atau keinginan suami : ia
segera mendapat pekerjaan dan
adanya perubahan agar istri bisa
lebih dewasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SUBJEK I (ISTRI)
Tgl : 24 Januari 2007 (24/01/07)
No
Verbatim
1A T: Kalian sudah berapa lama menikah?
2
J :6 bulan mungkin…eh 7 bulan. Dari bulan..bulan apa to kae..bulan
3
Juni apa Juli…
4
T : Habis gempa ta?
5
J : E..eh..Juni, tanggal 8 ato berapa…oh he eh..tanggal 8 kan ulang
6
tahunnya dia (suami).
7
T : Alasan untuk menikah itu apa? Apa kalian sudah siap?
8
J : Kalo masalah siap sih...gak. Apalagi kami beda agama. Tapi dari
9
pertama pacaran dia tuh memperkosa aku banyak..banyak kali. Aku
10 pernah nanya...”umpamanya aku hamil, apa kamu mau bertanggung
11 jawab ato gak?” Dia bilang ”tanggung jawab.” Aku tanya
12 lagi,”Tanggung jawabnya berupa tunangan atau nikahi aku?”
13 Eh..dia jawab,”Tunangan dulu.” Aku gak setuju, akhirnya dia mau
14 tanggung jawab dengan nikahin aku. Aku lakuin itu atas dasar
15 persetujuan, jadi bukan karena..mungkin kalo orang bilang
16 kecelakaan atau kesesat. Gak..gak..jan..sebetul-betulnya aku sadar.
17 Itu memang disengaja lo! Aku pengen punya anak.
18 T : Lo..tapi kalian kan belum menikah? Kenapa gak nunggu dulu
19 sampai nikah?
20 J : Biasalah anak muda. La baru aja pacaran dia sudah maksa aku
21 untuk ’berhubungan’. Ya aku pikir sebelum ’semuanya’ terjadi, aku
22 harus buat perjanjian dulu dengan dia. Ya itu tadi..he..he..aku juga
23 mau kok.
24 T : Sebenarnya kamu ini sudah lulus kuliah belum sih?
25 J : Masih...ya, aku terusin sih rencananya. Tapi sekarang gak..baru
26 gak.
27 T : Tapi pasti mau diterusin kan?
28 J : Eh..he eh.
29 T : Kalian kan sekarang tidurnya sendiri-sendiri gini. Kenapa
30 gak tinggal serumah aja? Kan sudah punya rumah?
31 J : Dia nyebelin..nyebelin..ih..sengit aku! Entar kalo dah tidur to,
5
Refleksi
Usia pernikahan : 7 bulan
Sejak pacaran ada unsur
pemerkosaan yang berulang kali
Alasan pernikahan → MBA
(kehamilan sebelum menikah)..tetapi
menurut istri kehamilan ini terjadi
atas dasar persetujuan suami istri
terutama karena istri ingin
mempunyai anak
Adanya keinginan untuk melakukan
sex saat pacaran
Istri masih kuliah tetapi dalam masa
cuti
Koding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1B
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
digangguin..tidur di kamar satunya, digangguin lagi. Entar kalo udah
ada temennya sms ngajak ke luar..pergi dia. Gak tidur di rumah...
Mending aku di rumah orangtuaku. Nyebelin banget.
T : Jadi dia sering pergi ya?
J : Sering pergi dia... Kalo gak, ada temen smsan. Ya aku ngerasa
sih, dia tuh lebih mementingkan temen daripada aku.
T : Waktu kalian menikah kan kamu sudah tau dia belum kerja.
Kenapa kamu berani nikah?
J : Dulu kan dia sempat kerja berapa bulan gitu. Aku gak tau..tibatiba kok keluar. Katanya kalo disuruh kasarnya ’makani’ aku, dia
masih mampu. Itu katanya..sering ku ungkit tapi ya..gitu terus.
T : Terus sekarang yang biayain siapa?
J :Yang biayain sih..mungkin karena kita masih sulit bersama..tinggal
di rumah sendiri-sendiri..mungkin ya gak tau dia ada duit dari mana.
Kadang dia ngasih duit sih untuk uang sakuku, buat maen, makan,
jajan. Itu..kadang..jarang kalo gitu uangnya gak berani ku apaapakan, cuma aku simpen. Mungkin kalo uang saku, aku minta sama
ibuku.
T : Biasanya dia ngasih berapa?
J : Ya 50ribu, 100...200...ya gitu.
T : Kamu pernah nanya gak sama dia, dia dapat duit dari mana?
J : Kalo aku nanya katanya pasti dari ibunya...apalagi kalo ada
bapaknya.
T : Bagaimana hubunganmu dengan keluarga suamimu?
J : Baik-baik aja malah mereka baik banget. Aku sering diajak acaraacara keluarga..ya mereka lebih belain aku daripada suamiku.
T : Kamu merasa bahagia gak dengan kehidupanmu setelah
berumah tangga?
J : Bahagia sih..tapi kami masih muda. Dibilang bahagia kayaknya
masih jauh-jauh banget sih.
T : Pernah gak keadaan ekonomi kalian jadi masalah dalam
rumah tangga kalian?
J : Ya gak sih...soalnya kalo ada kurang biaya tinggal minta sama
orangtua. Ya kadang orangtuaku sih yang keberatan.
6
Istri memaksa agar suami memenuhi
kebutuhannya.
Sumber perekonomian istri berasal
dari orangtua..selain itu terkadang
suami juga memberikan ’pegangan’
tetapi tidak tahu berasal dari mana.
Hubungan istri dengan keluarga
suami sangat baik
Kehidupan rumah tangga kurang
membahagiakan
Perekonomian keluarga masih
bergantung pada orangtua
Kp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1C
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
T : Komunikasi kalian lancar gak?
J : Lancar..ya kan kami jarang tinggal bareng. Kecuali lagi
berantem..tapi tetep smsan kok.
T : Biasanya apa sih yang buat kalian berantem?
J : Ya dia tuh lo...sering banget ninggalin aku sendirian di
rumah..kalo gak dia bawa temen-temennya ke rumah..minum-minum
lagi. Sebel aku tuh...
T : Bagaimana cara kalian nyelesein masalah kalian itu?
J : Kadang dia ngajak bercanda tapi kadang kalo aku sebel banget
mending aku pulang ke rumah orangtuaku. Eh..pernah sih dia ngajak
jalan..dugem..he..he...
T : Yang biasanya ngalah siapa?
J : Dia..dia memang sering ngalah sih..tapi tetep aja jengkel.
T : Apa yang biasanya kamu lakukan kalo sedang bertengkar?
Pernah gak sampai mukul atau banting sesuatu..yang kasar gitu?
J : Kami kalo berantem tuh kayak anak kecil..pukul bales mukul..cubit
bales nyubit. Tapi aku gak pernah sampai kasar gitu. Paling katakataku aja yang kasar. Kalo lagi berantem seringnya aku langsung
pulang ke rumah orangtuaku. Kadang gak boleh sih sama dia..dia
sampe narik aku kadang sampe jambak rambutku. Tapi aku males di
rumah. Kayak kemarin waktu kamu di rumahku. Ada bekas biru-biru
kan di tanganku? Saking kuatnya dia narik aku biar aku gak pulang.
Mana kulitku ini sensitif banget.
T : Pernah gak kamu merasa ketakutan, gak percaya diri dengan
kehidupan rumah tangga kalian?
J : Ya..aku takut sih. Kami berdua gak kerja. Gimana bisa hidup. Kan
gak pantes kalo minta duit orangtua terus. Ya untung aja orangtua
kami mau bantu. Ketakutan sih kalo dia lagi bareng temen-temennya.
Aku takut dia ’make’ lagi. Ya..semoga dia kapok dengan kejadian
kemarin. Itu juga sudah buat aku malu banget dengan
orangtuku..keluarga besarku. Mereka sudah nyuruh aku untuk minta
cerai. Tapi aku masih menghormati keluarga suamiku..mereka juga
merasa terpukul juga dengan kejadian kemarin.
T : Sebelum kejadian kemarin kamu tau gak kalo suamimu
7
Komunikasi tetap lancar walaupun
tidak satu rumah
Hubungan istri sangat tidak baik
dengan teman-teman suami terutama
karena suami lebih mementingkan
temannya
Permasalah diselesaikan dengan
mengajak bercanda, jalan-jalan,
degem atau pulang ke rumah
orangtua
Krt
Kekerasan yang dilakukan antara
lain : memukul, mencubit, kata-kata
kasar
Kf
Bekas kekerasan yang diperlihatkan.
Tetapi tidak termasuk kekerasan
karena dilakukan dengan maksud
baik (lih. Obs. I, 2C – 8C)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1D
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
’make’ obat terlarang?
J : Aku tuh gak tau. Ku kira dia hanya suka minum-minum..mabukmabukan sama temen-temennya. Ternyata biasanya mereka juga
’make’. Apalagi kalo temennya yang dari Purworejo datang, katanya
temennya itu yang bawa.
T : Pernah gak kamu mengalami pemaksaan hubungan seks?
J :Ya sering lah.. Wong..masih pacaran aja dia sudah sering maksain
untuk ’berhubungan’. Tapi kalo sekarang sudah kewajibanku.
He..he..mau ga mau harus mau.
T : Siapa yang maksa?
J : Ya dialah...
T : Kalau memaksa untuk berhubungan seks dengan orang lain,
pernah gak?
J : Gak..ah gak lah...
T : Pernah gak kamu dilarang untuk kerja atau untuk
melakukan sesuatu yang menghasilkan uang?
J : Ya..belum pernah sih aku nyoba kerja..ya karna aku masih kuliah.
Tapi kemarin waktu dia ditawarin kerjaan di Kalimantan..dia gak
marah kalo aku ikut kerja kok.
T : Sebelum kalian nikah, kamu kan keguguran, kenapa to?
J : Ya kecapekan gitu lo..lagian kata dokter kandunganku memang
lemah. Ya sudah lemah eh..diajak pergi-pergi terus. Ya..mungkin
kami belum pantes aja untuk jadi orangtua..kasian juga anakku nanti.
Gak bisa hidup enak.
T : Sifat apa yang tidak kamu sukai dari suamimu?
J : Ya itu..kalo sudah sama temennya, aku sering dilupakan..dia lebih
milih pergi sama temen-temennya. Trus..aku gak suka dia bawa
temen-temennya ke rumah. Mereka sering mabuk-mabukkan..aku jadi
takut. Ya walaupun selama ini, mereka gak pernah gangguin aku
aku..tapi aku merasa gak nyaman ada di rumahku sendiri. Ya
taulah..orang kalo sudah mabuk..uh..sampah-sampah berserakkan,
gak mau bersihin. Ya..yang aku minta sih, semoga suamiku lebih
perhatian sama aku, bukan temen-temennya.
T : Apa keinginanmu untuk rumah tangga kalian?
8
Tidak ada larangan dari suami untuk
bekerja
Sifat suami yang tidak disukai istri
adalah suami lebih mementingkan
teman daripada istri
Harapan istri : suami bisa lebih
Krt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1E
2
3
J : Ya itu tadi..aku mau suamiku lebih perhatian dengan aku. Dia bisa perhatian kepada istri dan mandiri
cepet dapat kerjaan jadi kan enak bisa punya penghasilan dalam masalah ekonomi keluarga
sendiri..gak ngrepotin orangtua lagi.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SUBJEK II (SUAMI)
Tgl : 19 Mei 2007 (19/05/07)
No
Verbatim
1A T: Kalian sudah berapa lama menikah?
2
J :Kira-kira..ya dari 2006, setahunan lah..eee lebih…belum dink
3
malahan.
4
T : Alasan untuk menikah?
5
J : Karena istri saya sudah hamil duluan jadi saya tanggung jawab.
6
Saya kan laki-laki yang tanggung jawab.
7
T : Sebenernya kamu siap gak sih untuk menikah?
8
J : Ya, siap gak siap ya harus siap.
9
T : Sekarang sekolah tinggal nunggu kelulusan aja kan?
10 J : Ya....
11 T :Setelah itu mau kuliah...mau kerja?
12 J :Mau buka usaha sendiri kalau ada dana.
13 T :Trus...mengapa kalian memutuskan untuk tinggal di rumah
14 ini (rumah orangtua dari istri)?
15 J :Ya karena kalau saya...istri saya, saya ajak ke sana (rumah
16 orangtua dari suami) sama anak-anak saya, di sana gak ada yang
17 merawat kalau saya tinggal ke sekolah...saya tinggal main atau
18 kemana.Sebenernya saya pengen tinggal sendiri di rumah.
19 T :Kira-kira...misalnya kalau besok anak-anak sudah gede,
20 kamu mau pindah ke sana atau rumah sendiri?
21 J :Ya, pindah ke sana...tempat bapak.
22 T :Bagaimana hubungan istri dengan keluargamu?
23 J :Di?
24 T :Keluarga kamu, keluarga besar kamu...bukan keluarga di
25 sini (istri)?
10
Refleksi
Usia pernikahan : 1 tahun
Alasan pernikahan → MBA
(kehamilan sebelum menikah)
Indikasi keterpaksaan untuk
menikah
Pendidikan suami : lulus SMU
Keadaan ekonomi keluarga...suami
ingin membuat usaha sendiri
Alasan tinggal bersama orangtua
istri : pengasuhan anak saat
ditinggal untuk sekolah.
Koding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
27
28
29
30
31
1B
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
J :Semenjak...sejak nikah?
T :Ya?
J :Ya, kalau saya tau hubungan dengan keluarga lebih dekat dari
sebelumnya...kalau sebelum nikah kemarin.
T :Kalau dengan keluarga (istri), kamu gimana?
J :Ya, agak canggung. Kalau ngobrol masih gimana...
T :Kalau dengan tetangga disini?
J :Ya enak. Cuma dekat dengan tetangga yang sebelah ini tok.
T :Kamu merasa bahagia gak dengan kehidupan kamu
sekarang? Sudah berumah tangga...
J :Ada bahagianya...ada tidaknya...
T :Bahagianya apa, tidaknya apa?
J :Bahagia kalau punya anak, di rumah ada yang buat hiburan. Trus
kalau malam istri bisa nemenin (iki...lah).
T :Trus kalau gak senengnya?
J :Kalau pergi-pergi ke rumah temen apa itu...gak bisa...banyak gak
bisanya.
T :Bagaimana perekonomian kalian selama ini?
J :Kalau saat-saat ini masih stabil.
T :Kamu kan belum kerja to? Berarti selama ini masih dari
orangtua?
J :Orangtua.
T :Apa masalah ekonomi ini bisa menjadi masalah besar bagi
keluargamu?
J :Gak.
T :Komunikasi kalian lancar?
J :Lancar.
T :Biasanya apa yang membuat kalian bertengkar?
11
Hubungan istri dengan keluarga
suami berjalan dengan baik
Hubungan suami dengan keluarga
istri masih agak canggung
Hubungan baik dengan salah satu
keluarga sebelah rumah
Kebahagiaan setelah menikah : ada
anak sebagai penghibur dan istri
sebagai teman di malam hari
Sedihnya : tidak bisa lagi pergi ke
rumah teman, ada batasannya
Perekonomian keluarga cukup
stabil
Sumber perekonomian berasal dari
orangtua
Keadaan ekonomi tidak menjadi
masalah dalam keluarga
Komunikasi antara suami-istri
berjalan lancar
Alasan pertengkaran : pembagian
Perbedaan
dengan istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
1C
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
J :Ya mungkin kalau...kalau kita sih jarang bertengkar malah sering
gojeknya kalau kita. Mungkin kalau bertengkar kadang-kadang
kalau yang mandiin siapa...trus marah nengnengan.
T :Berarti hal-hal kecil ya? Bagaimana cara nyelesaiin masalah
itu?
J :Ya, mungkin aku ya tak gojeki wae. Diajak bercanda dah hilang
paling, sehari hilang paling. Gak nyampe sehari malah. Setengah
hari, kalau sehari malah langsung hilang malahan.
T :Yang biasanya ngalah siapa?
J :Ya...dia (istri)
T :Apa yang biasa kamu lakukan kalau sedang bertengkar?
J :Biasanya bercanda-bercanda, ngobrol-ngobrol biasa.
T :Pernah gak kalau lagi marah istrimu atau kamu sampai
banting pintu atau apa yang kasar gitu?
J :Mecahin gelas? Mukul? Kalau mukul pernah tapi biasanya dia
juga balas mukul.
T :Terus, balas-balasan?
J :Tapi gak lama kok, langsung baik lagi.
T :Pernah sampai luka atau sakit?
J :Gak. Mengko dilaporke polisi mengko nek loro.
T :Pernah gak kamu merasa ketakutan, gak percaya diri dengan
keadaan kalian berumah tangga kayak gini? Ketakutan, tidak
mampu biayai masa depan anak?
J :Kalau masalah takut, takut kalau masa depannya...aku belum
dapat kerjaan apa belum bisa cari uang sendiri. Besok gak tau mau
nyekolahin anak gimana...
T :Berarti selama ini merasa percaya diri aja to?
J :Ya. Selama ini tok.
12
tugas untuk mengurus anak
Penyelesaian masalah dengan cara
diajak bercanda
Kekerasan : pemukulan
Kf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
1D
2
3
4
5
6
7
8
9
10
T :Besok belum tau?
J :Besok belum tau.
T:(Maaf ya sebelumnya...) Pernah gak kamu mengalami
pemaksaan hubungan seksual?
J :Kerep he..he..he...
T :Biasanya siapa yang maksa?
J :Aku...
T :Tapi maksain hubungan seksual dengan orang lain gak
pernah to?
J :Gak pernah.
T :Pernah gak kamu dilarang kerja ato untuk melakukan
sesuatu yang menghasilkan uang?
J :Belum..selama ini ya belum.
T :Masih setuju aja gitu?
J :Ya. Kalau di tempatnya mas Tatuk tuh ya mau.
T :Jarak antara anak pertama dan kedua kan dekat, apa
memang keinginan kalian berdua ato...
J :Gak..soalnya yang kedua ini kan, kemarin kan istriku kusuruh ikut
KB gak mau. Maunya alami. Biasalah anak muda masih kepingin
berhubungan. Ya udah.
T :Sifat apa yang tidak kamu sukai dari istrimu?
J :Gak ada. Mungkin kalo aku mau pergi ke rumah temen gak boleh,
gak suka. Kalau mau pergi ke rumah (bapak), jarang boleh. Takut
ditinggal sendiri mungkin.
T :Apalagi sekarang anak sudah dua ya?
J :Ya.
T :Bagaimana keinginanmu untuk kehidupan rumah tangga
kalian ke depannya? Harapannya apa?
13
Tidak ada larangan untuk
bekerja..menghasilkan uang
Sifat istri yang tidak disukai : suka
melarang untuk main ke rumah
teman / tidak mau ditinggal sendiri
Harapan : mempunyai pekerjaan
untuk menghidupi keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
12
J :Ya..harapannya pengen punya kerjaan sendiri, pengen ngidupin
keluarga sendiri.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SUBJEK II (ISTRI)
Tgl : 19 Mei 2007 (19/05/07)
No
Verbatim
1A T: Kalian sudah berapa lama menikah?
2
J:Satu tahun berapa bulan ya? Satu tahun lebih…2 April..
3
April..Mei..2 bulan.
4
T : Alasan kalian untuk menikah?
5
J :Ya, karena kecelakaan.
6
T : Sebenernya kamu siap gak sih untuk menikah?
7
J :Belum...
8
T : Sekarang masih kuliah kan? Semester berapa?
9
J : Semester 4.
10 T :Seharusnya semester 4 apa?
11 J :Seharusnya semester 4.
12 T :Trus gimana kuliahnya sekarang?
13 J :(SADHAR)
14 T :Masih di lanjutin gak?
15 J :Ga tau sekarang ngambil cuti gak tau besok.
16 T :Semester besok mulai lagi?
17 J :Ya mungkin, mudah-mudahan.
18 T :Kenapa kalian memilih untuk tinggal di sini, di rumah ini?
19 J :Karena lebih gampang yang ngurus, ada yang ngurus.
20 T :Trus hubungan kamu dengan keluarga (suami) gimana?
21 J :Ya lancar, enak.
22 T :Kalau menurut kamu hubungan kalian sebagai suami istri
23 dengan keluarga kamu sendiri?
24 J :Ya, ga ada masalah.
25 T :Kalau dengan tetangga di sini?
15
Refleksi
Lama menikah : 1 tahun 2 bulan
Koding
Alasan pernikahan → MBA
(kehamilan sebelum menikah)
Indikasi ketidaksiapan untuk
menikah
Pendidikan istri : kuliah semester 4
Alasan tinggal bersama orangtua
istri : pengasuhan anak
Hubungan istri dengan keluarga
suami berjalan dengan baik
Hubungan suami dengan keluarga
istri berjalan dengan baik, tidak ada
masalah
Perbedaan
dengan suami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
27
28
29
30
31
1B
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
J :Semua ga ada masalah.
T :Gak ada yang...biasanya kan menggunjingkan gitu kan...ada
yang gosip-gosip gitu?
J :Ya mungkin, ga tau kalau di belakang-belakang..cuek ya mereka.
T :Trus perekonomian kalian selama ini?
J :Ya karena kita masih sekolah jadi masih di bantu orangtua.
Belum bisa menghasilkan penghasilan sendiri.
T :Masalah ekonomi bisa menjadi masalah besar gak untuk
kalian?
J :Bisa.
T :Misalnya? Kamu pernah ngalami apa gitu? Pengen apa?
J :Ya kalau misalnya keluargaku gitu ya kan yang ngurusin. Kayak
kemarin mamaku baru masuk rumah sakit, biaya ngurusin keluarga
juga buat rumah sakit misalnya buat beli susu, pampers. Nah itu,
kesulitan di situ. Kadang pengen berpenghasilan sendiri.
T : Komunikasi kalian lancar gak? Kalian berdua?
J :Lancar.
T :Pernah gak bertengkar gitu?
J :Bertengkar paling masalah kecil.
T :Biasanya apa yang membuat kalian bertengkar?
J :Kalau ngurus anak.
T :Cara menyelesaikan masalahnya?
J :Ya salah satu ada yang megalah.
T :Biasanya siapa yang mengalah?
J :Aku.
T :Apa yang bisanya kamu lakukan kalau sedang bertengkar?
Marah...trus banting, mukul?
J :Gak. malah cuma diem-diem gitu.
16
Perekonomian keluarga yang masih
dibantu oleh orangtua
Permasalahan ekonomi mulai terasa
saat ibu dari istri sakit
Komunikasi antara suami-istri
berjalan lancar
Alasan pertengkaran : pembagian
tugas untuk mengurus anak
Penyelesaian masalah dengan cara
mengalah
Tidak ada indikasi kekerasan fisik
Perbedaan
dengan suami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
1C
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
T :Kalau kamu (suami) pernah gak mukul gitu?
J :Gak.
T :Pernah sampai ngalami sakit?
J :Gak.
T :Pernah merasa ketakutan, tidak percaya diri karena sudah
berumah tangga?
J :E...eh. Gini..kan ketoke belum wangun. Belum pantas.
T :Misalnya di kuliah... temen-temen kuliah apa...
J :Kalau di kuliah cuek karna pada belum tau.
T :Pernah gak kamu mengalami pemaksaan hubungan seks?
J :Gak.
T :Kalo dipaksa dengan orang lain juga gak to?
J :Gak.
T :Pernah gak kamu dilarang untuk kerja...melakukan sesuatu
gitu?Kerja yang menghasilkan ung gitu?
J :Gak. Dipaksa gitu?
T :Dipaksa ato dilarang?Dilarang pernah gak?
J :Gak.
T :Jarak antara anak I dan II kan dekat.Itu memang disengaja
ato...memang keinginan kalian berdua apa...
J :Gak disengaja. Kebobolan.
T :Sifat apa yang tidak kamu sukai dari (suami)?
J :Apa ya...sebenarnya orangnya tuh baik, setia. Tapi kadang, kalo
pengen apa gitu suka sak karepe. Kadang-kadang maen kalo
dilarang malah tambah marah.
T :Apa harapanmu untuk kehidupan rumah tangga kalian?
J :Harapannya...pengen punya penghasilan, pengen menghidupi
keluarga sendiri.
17
Tidak ada pemaksaan hubungan
seks
Tidak ada larangan untuk
bekerja..menghasilkan uang
Sifat suami yang tidak disukai :
suka semaunya sendiri, kalau
dilarang jadi marah
Harapan : mempunyai penghasilan
sendiri
Perbedaan
dengan suami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INFORMAN
Tgl : 23 November 2007 (23/11/07)
No
Verbatim
1A T: Sudah berapa lama sih mas AN menikah?
2
J : Ya, kira-kira setahun lebih lah. Waktu itu abis gempa dan istrinya
3
baru seminggu keguguran.
4
T : Kalau mas DN berapa lama?
5
J : Kalau mas DN hampir sama lah. Paling selisih berapa bulan, tapi
6
mas DN duluan.
7
T : Apa alasan mereka menikah?
8
J : Ya, samalah! Istrinya duluan hamil. Tapi kemarin mas DN sempat
9
punya rencana untuk gugurin kandungan, tapi mungkin janinnya
10 lebih kuat jadi terpaksa bilang ke orangtua dan sudah berapa bulan
11 tuh hamilnya, baru mereka menikah. 2 bulan kemudian, istrinya
12 melahirkan.
13 T : Kalau mas AN?
14 J : Mas AN itu memang punya kebiasaan buruk. Free sex gitu..ee
15 didukung juga sama istrinya. Ya, intinya kalau akhirnya istrinya
16 hamil berarti mereka sudah memikirkan akibatnya juga kan? Istrinya
17 juga mau kog.
18 T : Kalau mas DN?
19 J : Kalau mas DN, itu aku gak ngerti. Aku taunya waktu mas DN
20 nanya ke masku cara untuk gugurin kandungan. Kukira untuk siapa,
21 ternyata untuk FN. Tapi gak berhasil tuh. Akhirnya ngomong terus
22 terang, tapi mas DN gak berani ngomong sama bapaknya, ia cerita
23 dulu sama bude BL. Bude BL yang jadi perantara mereka dan
24 akhirnya mereka merencanakan untuk menikahkan mas DN dengan
25 FN.
17
Refleksi
Koding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
27
28
29
1B
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
T : Setelah menikah,mereka gimana?
J : Mas DN tinggal bareng mamanya FN. Abis kalo di sini, siapa
yang mau bantu ngurus anak mereka. Padahal mas DN masih harus
sekolah. Di sini hanya ada pakde. Kalau mas AN, dia dibeliin rumah
sama mertuanya di Sedayu. Tapi jarang juga ditempati, malah sering
pulang ke rumah orangtuanya sendiri-sendiri. Padahal semua di
rumah itu sudah lengkap lo! Sebenarnya enak lah mereka. Tapi
memang mas AN sering pergi sih. Ya minum, narkoba. Nih baru aja masalah minuman keras dan narkoba
keluar dari penjara karena kasus narkoba. Untungnya istrinya masih pada subjek I (suami)
mau nunggu, padahal sudah disuruh cerai sama orangtuanya.
T : Mas DN masih sering main ke sini?
J : Masih.. Ya, main game sampai gak tau waktu, seperti biasa. main game tidak ingat waktu
Kadang ngopi lagu-lagu. Tapi semenjak komputerku rusak, dia gak
pernah main lagi. Ku marahin sih, abis yang buat rusak komputerku
tuh, dia juga. Sering dia bawa-bawa virus ke sini.
T : Kalau masalah ekonomi gimana?
J : Setauku..orangtua mereka masih ngasih jatah bulanan. Kalau mas
DN enak, bapak mertuanya kan kaya jadi semua kebutuhan tercukupi.
Tapi pakde juga sering ngasih kog. Mas AN sama RN juga dikasih
jatah bulanan. Kadang kalo ke balik rumah, dibawain indomi, atau
apalah, bahan-bahan makanan. Ya, masih kayak mereka belum nikah
tapi sekarang dah punya istri. Mas AN sekarang jadi supir pribadi
tetanggaku nih, jadi lumayanlah ada penghasilan daripada
nganggur, ngerjain yang gak bener. Kalo mas DN, dia nerusin usaha
bapaknya sambil buka counter HP.
T : FN tuh gimana orangnya?
J : FN, dia gak terlalu aneh-aneh lah. Kayaknya lurus-lurus aja.
Jarang banget sih ke sini, ya mungkin karena sudah punya anak jadi
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
26
27
28
29
30
31
32
1C
2
3
4
5
agak repot. Tapi kalau pertemuan keluarga, dia sering ikut kog. Yang
agak aneh tuh RN. Ya, cocok lah sama mas AN. Sama-sama aneh.
Suka dugem, minum..aku pernah lihat, ngerokok lagi. Mungkin
karena anak bungsu, paling disayang jadi kelihatan manjanya, masih
kayak anak kecil. Sering minta apa gitu sama mas AN, padahal mas
AN kan gak punya penghasilan.
T : Selama mas AN ke luar dari penjara, kamu lihat ada perilaku
aneh kayak dulu lagi gak?
J : Kayaknya gak tuh, abis kalo mau pergi-pergi ke mana, gak
dibolehin sama RN. Biasanya RN ikut.
T : Baguslah kalo gitu. Semoga mereka rukun dan gak ada
masalah lagi ya?
J : Iya....
19
Download