SNI – PUPUK ANORGANIK MAJEMUK – PEMBERLAKUAN 2014 PERMENPERIN NO.08/M-IND/PER/2/2014; BN TH.2014/NO.227; LL KEMENPERIN: 11 HLM. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL (SNI) PUPUK ANORGANIK MAJEMUK SECARA WAJIB ABSTRAK : - Dalam rangka optimalisasi pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pupuk Anorganik Majemuk secara wajib, perlu mengatur kembali pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara wajib dengan menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian. - Dasar Hukum Peraturan Menteri ini adalah: UU No.7 Tahun 1994, UU No.10 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah dengan UU No.17 Tahun 2006, UU No.8 Tahun 1999, UU No.32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan UU No.12 Tahun 2008, UU No. 3 Tahun 2014, PP No.17 Tahun 1986, PP No.102 Tahun 2000, PP No.38 Tahun 2007, PERPRES No.47 Tahun 2009 sebagaimana telah diubah dengan PERPRES No.91 Tahun 2011, PERPRES No.24 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan PERPRES No.92 Tahun 2011, KEPPRES No.78 Tahun 2001, KEPPRES No.84/P Tahun 2009 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan KEPPRES No.60/P Tahun 2013, PERMENPERIN No. 105/M-IND/PER/10/2010 PERMENPERIN No.64/MIND/PER/7/2011, PERMENDAG No.75/M-IND/PER/12/2013. - Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang Pemberlakuan secara wajib SNI Pupuk Anorganik Majemuk pada jenis Produk NPK Padat dengan Nomor SNI 2803-2012 dan Nomor Pos Tarif/HS Code 3105.20.00.00, dengan menetapkan batasan istilah yang digunakan dalam pengaturannya. Pupuk anorganik majemuk merupakan Pupuk yang mengandung dua atau lebih unsur kimia dengan ketentuan bawwa Pupuk NPK Padat yang merupakan pupuk anorganik buatan berbentuk padat yang mengandung unsur makro utama nitrogen, fosfor dan kalium serta dapat diperkaya dengan unsur hara makro lainnya. Pemberlakuan lakuan secara wajib berlaku bagi pupuk Anorganik majemuk dalam kemasan dan atau curah dan dipergunakan pada sektor pertanian. Ketentuan penerapan SNI tidak berlaku terhadap Pupuk Anorganik Majemuk apabila; merupakan bahan kimia dan memiliki no. HS yang sama dengan no.HS yang diberlakukan SNI Pupuk Anorganik Majemuk secara wajib; sebagai contoh uji dalam program penelitian dan pengembangan; sebagai contoh uji dalam rangka penerbitan atau pengawasan SPPT-SNI; atau penggunaannya diluar sektor pertanian. Impor Pupuk Anorganik Majemuk dan bahan kimia wajib melalui Surat Pertimbangan Teknis dari Direktur Jenderal Pembina Industri (Ditjen BIM),. Setiap Pupuk Anorganik Majemuk dari hasil produksi dalam negeri/impor yang tidak memenuhi ketentuan dilarang beredar di wilayah Indonesia apabila telah beredar di pasar harus ditarik dari peredaran dan dimusnahkan oleh produsen yang bersangkutan. Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penerapan SNI dilakukan oleh Direktur Jenderal Pembina Industri yang dilaksanakan oleh petugas PPSP, pengawasan terhadap produk mulai dari pra pasar sampai dengan peredaran produk di pasar yang dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun. BPKIMI melaksanakan pembinaan terhadap Lembaga Penilaian Kesesuaian dalam rangka penerapan SNI Pupuk Anorganik Majemuk, dan dapat memberikan terguran tertuluis dan sanksi terhadap LSPro yang tidak menyampaikan laporan. Pelaku Usaha, LSPro dan /atau Laboratorium Penguji yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan menteri ini dikenakan sanksi. CATATAN : - Peraturan Menteri inii mulai berlaku pada tanggal diundangkan, 17 Februari 2014, ditetapkan 13 Februari 2014 Petunjuk teknis dan petunjuk pengawasan penerapan SNI Pupuk Anorganik Majemuk ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pembina Industri (BIM). SPPT-SNI Pupuk Anorganik Tunggal yang diterbitkan berdasarkan SNI 02-2803-2000 diseduaikan dengan ketentuan pada Peraturan Menteri ini selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak diundangkan Peraturan menteri ini Peraturan Pelaksana yang diatur berdasarkan Permenperin No.19/M-IND/PER/2/2009 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Permenperin No.37/M-IND/PER/3/2010 YANG TERKAIT DENGAN Pupuk Anorganik Majemuk dinyatakan masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Menteri ini..