SNI - PAKAIAN BAYI – PERSYARATAN ZAT WARNA - PEMBERLAKUAN 2012 PERMENPERIN NO. 72/M-IND/PER/7/2012; BN TH. 2012/NO.777;LL KEMENPERIN : 10 HLM PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) PERSYARATAN ZAT WARNA AZO DAN KADARFORMALDEHIDA PADA KAIN UNTUK PAKAIAN BAYI SECARA WAJIB ABSTRAK : - Dalam rangka meningkatkan daya saing industri nasional dan menjamin mutu hasil industri, melindungi konsumen atas keselamatan, keamanan, dan kesehatan kususnya pada bayi dan anak, serta menciptakan persaingan usaha yang sehat dan adil khususnya sektor industri pakaian bayi perlu diberlakukan SNI persyaratan zat warna pada kain untuk pakaian bayi secara wajib dengan menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian. - Dasar Hukum Peraturan Menteri Perindustrian ini adalah : UU No.5 Tahun 1984, UU No.7 Tahun 1994, UU No.10 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah dengan UU No.17 Tahun 2006, UU No.8 Tahun 1999, UU No.32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 12 Tahun 2008, PP No.17 Tahun 1986, PP No.102 Tahun 2000, PP No.38 Tahun 2007, PERPRES No.47 Tahun 2009, PERPRES No.24 tahun 2010 sebagiamana telah beberapa kali diubah terakhir dengan PERPRES No. 92 Tahun 2011, KEPPRES No.78 Tahun 2001, KEPPRES No.84/P Tahun 2009 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan KEPPRES No.59/P Tahun 2011, PERMENDAG No. 62/MDAG/PER/12/2009 sebagaimana telah diubah dengan PERMENDAG No.22/M-DAG/PER/5/2010; PERMENPERIN No.86/M-IND/PER/9/2009; PERMENPERIN No.105/MIND/PER/10/2010, PERATURAN KEPALA BSN No. 1 Tahun 2011 - Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang Pemberlakuan secara wajib persyaratan zat warna Azo dan kadar formaldehida pada kain untuk pakaian bayi dengan menetapkan batasan istilah yang digunakan dalam pengaturannya. Kain yang dipergunakan untuk pakaian bayi adalah kain yang telah mengalami proses pengelantangan (bleaching), pencelupan (dyeing), pencapan (printing) dan/atau penyempurnaan (finishing) baik dalam bentuk lembaran yang digunakan sebagai bahan baku pakaian jadi. Bahwa setiap produk kain untuk pakaian bayi dengan jenis dan nomor Harmonized System (HS)/ pos tarif sesuai SNI 7617:2010 pada jenis produk sebagai berikut : a. Garmen dan aksesori pakaian untuk bayi, rajutan atau kaitan ( HS 6111.20.00.00; 6111.30.00.00; 611.90.00.00; 6209.20.30.00; 6209.20.90.10; 6209.20.90.90; 6209.30.10.00; 6209.30.30.006209.30.40.00; 6209.30.90.00; 6209.90.00.00). b. Handuk (pads) dan tampon saniter, popok dan pembebat ( HS 9619.00.91.10; 9619.00.91.90;9619.00.99.10; 9619.00.99.90). Perusahaan industri yang memproduksi dan mengimpor pakaian bayi sebagaimana tersebut diatas wajib memiliki SPPT-SNI dan membubuhkan tanda SNI pada setiap produk dan kemasan pakaian bayi. LSPro yang ditunjuk oleh Menteri untuk menerbitkan SPPT-SNI wajib melaporkan penerbitan SPPT-SNI kepada Direktur Jenderal Pembina Industri dan Kepala BPKIMI selambatlambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak penerbitan SPPT-SNI. Pakaian bayi yang diperdagangkan di dalam negeri dan berasal dari produksi dalam negeri atau impor yang tidak memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dilarang beredar dan wajib ditarik dari peredaran. Produk impor yang tidak memenuhi ketentuan dilarang masuk daerah pabean Indonesia, apabila telah berada di daerah kawasan pabean Indonesia wajib di re-ekspor atau dimusnahkan oleh Pelaku Usaha yang disaksikan oleh instansi terkait.Pelaku usaha, Pengawasan dilakukan oleh Direktur Jenderal Pembina Industri (BIM) yang dilaksanakan oleh PPSP di dalam lokasi produksi dan/atau diluar lokasi produksi yang dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun. BPKIMI melaksanakan pembinaan terhadap lembaga penilaian kesesuaian, dalam melaksanakan pembinaan BPKIMI dapat memberikan teguran tertulis dan sanksi kepada LSPro dan Laboratorium Penguji yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Menteri ini. Pelaku usaha, LSPro dan atau laboratorium Penguji yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dikenakan sanksi CATATAN : - Peraturan Menteri ini mulai berlaku 6 (enam) bulan sejak tanggal diundangkan, 6 Agustus 2010, ditetapkan 30 Juli 2012. Petunjuk Teknis dan Petunjuk Pengawasan Penerapan SNI ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pembina Industri (BIM).