SIMULASI PENGARUH ANGIN TERHADAP SIRKULASI

advertisement
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta
SIMULASI PENGARUH ANGIN TERHADAP
SIRKULASI PERMUKAAN LAUT BERBASIS MODEL
(Studi Kasus : Laut Jawa)
Martono
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Jl. Dr. Junjunan No 133 Bandung 40173
E-mail : [email protected]
Abstract
This research is conducted to study the characteristics of sea surface current over Java Sea at
seasonal time scale under normal condition. A three-D baroclinic hydrodinamics model used in this
research is Princeton Ocean Model (POM) which was developed by Blumberg dan Mellor (1977).
Bathimetry, water temperature, salinity, and surface wind are used as input data. The result show that
the variability of sea surface current over Java Sea is influenced by seasonal wind. From May to
September sea current flows to the west and from November to March to the east. In April and
October the direction of the flow change and eddies occur.
Keywords : Sea Surface current, Java Sea, POM
PENDAHULUAN
Arus laut merupakan salah satu parameter oseanografi yang banyak mendapat perhatian
tidak hanya dalam masalah kelautan saja tetapi juga mendapat perhatian yang besar dalam masalah
atmosfer khususnya yang berkaitan dengan cuaca dan iklim. Dalam masalah kelautan arus laut
mempunyai peranan penting dalam sistem ekologi laut, pemanfaatan laut sebagai sarana transportasi
dan usaha penanggulangan pencemaran laut (Dharma, 1994). Pola sirkulasi arus laut mempunyai
peranan yang sangat penting dalam daur biota laut terutama pada tahap planktonik dan penyebaran
makanan bagi biota yang hidupnya bersifat menetap di perairan tertentu. Dalam transportasi pola
sirkulasi arus laut dimanfaatkan untuk mencapai suatu daerah tertentu maupun untuk mempercepat
waktu pelayaran. Terhadap polutan pola sirkulasi arus laut menentukan pola penyebaran zat
pencemar yang terdapat dalam kolol air.
Sementara itu, arus laut terutama lapisan permukaan mempunyai peranan yang besar dalam
sistem interaksi laut dan atmosfer. Sistem interaksi tersebut meliputi pertukaran momentum dari
sirkulasi angin permukaan terhadap sirkulasi arus permukaan. Beberapa proses interaksi laut dan
atmosfer yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap cuaca dan iklim global terutama wilayah
Indonesia antara lain El Nino, La Nina dan Indian Ocean Dipole. Peristiwa El Nino dan La Nina terjadi
di Samudera Pasifik tropis, sedangkan Indian Ocean Dipole terjadi di Samudera Hindia tropis.
Peristiwa El Nino menyebabkan bencana kekeringan di sebagian wilayah Indonesia
sebaliknya La Nina menyebabkan bencana banjir. Sementara itu, jika Indian Ocean Dipole fase positif
maka akan menyebabkan bencana kekeringan di sebagian wilayah Indonesia terutama bagian barat
dan sebaliknya jika Indian Ocean Dipole fase negatif menyebabkan bencana banjir. Oleh karena itu,
penelitian para oseanografer dan meteorologis saat ini berkonsentrasi pada pemahaman yang lebih
dalam tentang proses interaksi laut dan atmosfer yang mempengaruhi cuaca/iklim dan dinamika
lautan (Sulasdi dkk, 2000).
Laut Jawa yang merupakan bagian dalam Perairan Indonesia menarik untuk diteliti. Ada
beberapa alasan utama mengapa perairan ini menarik untuk diteliti lebih lanjut. Pertama bahwa
perairan ini mempunyai potensi sumber daya hayati laut yang besar terutama perikanan laut (Komisi
Nasional Pengkajian Stok Sumber Ikan Laut, 1998). Perikanan adalah kegiatan ekonomi penting di
Laut Jawa. Ada 3000 lebih spesies kehidupan laut di daerah ini. Kedua bahwa beberapa kota besar
seperti Jakarta, Surabaya, Semarang dan Cirebon yang berada di wilayah pantai dan berhadapan
langsung dengan Laut Jawa yang berfungsi sebagai lokasi pemukiman, perdagangan, perhubungan,
perkembangan industri dan sektor lainnya (Diposaptono, 2006). Berkembangnya berbagai
kepentingan tersebut membuat wilayah pantai menyangga beban lingkungan yang berat. Hal ini
diperberat pula oleh kenyataan bahwa wilayah pantai rentan terhadap perubahan lingkungan dan
bencana alam karena pengaruh besar dari daratan dan lautan seperti banjir, tsunami, kenaikan muka
air laut.
1
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta
Berdasarkan hal tersebut di atas maka penelitian mengenai arus permukaan yang terjadi di
Laut Jawa penting untuk dilakukan dalam rangka mendukung program penelitian mengenai proses
interaksi antara laut dan atmosfer yang mempunyai dampak besar terhadap cuaca dan untuk
mendukung program pemanfaatan potensi sumber daya perikanan laut yang tersimpan di dalamnya.
Namun demikian, masih terdapat kendala yaitu data dan informasi tentang sirkulasi arus laut masih
sangat kurang. Hingga saat ini informasi terlengkap mengenai perairan Indonsesia masih bersumber
pada Naga Report II oleh Wrytki (1961).
Dengan semakin berkembangnya teknologi komputer dan minimnya data arus permukaan
hasil pengamatan secara langsung di lapangan, maka pemanfaatan pemodelan laut (model numerik)
merupakan salah satu alternatif yang baik untuk mempelajari dinamika arus permukaan di perairan ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik arus permukaan yang terbentuk di Laut Jawa
yang disebabkan oleh sistem angin yang berkembang di atsanya dengan menggunakan model
hidrodinamika laut baroklinik 3D.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemodelan dengan menggunakan model
hidrodinamika baroklinik tiga dimensi Princeton Ocean Model (lebih dikenal dengan POM). Model ini
dikembangkan oleh Alan Blumberg dan George L. Mellor (1977) dari Princeton University. Data-data
yang digunakan sebagai input dalam simulasi yaitu data bathimetri, suhu, salinitas dan angin
permukaan. Data suhu dan salinitas yang digunakan diperoleh dari World Ocean Atlas (Levitus, 1998)
dengan alamat : http://psc.apl.washington.edu/POLES/PHC2/Data3.html. Data ini merupakan data
klimatologis dengan resolusi 1O dan mempunyai 33 level kedalaman. Untuk kedalaman level 1 – 24
menggunakan data bulanan, sedangkan level 25 – 33 menggunakan data tahunan. Data batimetri
dengan resolusi 10 menit diperoleh dari http://www.ngdc.noaa.gov/mgg/fliers/01mgg04.html. Data
klimatologi yang digunakan adalah angin permukaan. Data angin diperoleh dari DMPS-SSM/I dan
ADEOS NSCAT yang merupakan data rata-rata 6 jam-an harian selama tahun 1996.
Model POM menggunakan teknik mode pemisah (mode-splitting) untuk mempercepat waktu
simulasi. Metode ini menggunakan 2 langkah waktu yaitu mode eksternal (∆te) untuk perhitungan dua
dimensi (2D) dan mode internal (∆ti) untuk perhitungan tiga dimensi (3D). Simulasi ini menggunakan
langkah waktu mode ekternal (∆te) = 6 detik dan langkah waktu mode internal (∆ti) = 90 detik. Secara
horizontal daerah simulasi dibagi menjadi beberapa grid dengan ukuran setiap grid Δx = Δy =15 km
dan secara vertikal daerah simulasi dibagi menjadi 8 lapisan (dalam koordinat sigma).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil simulasi model meliputi sirkulasi arus permukaan rata-rata bulanan dengan periode
waktu dari tahun 1996. Sebelum dianalisis lebih lanjut hasil simulasi model tersebut diverifikasi
terlebih dahulu dengan menggunakan data yang tersedia dan sudah banyak digunakan. Verifikasi
dilakukan secara kualitatif dengan membandingkan sirkulasi arus permukaan hasil simulasi model
dengan pola umum sirkulasi arus permukaan yang diperoleh dari Wyrtki (1961).
Pola umum sirkulasi arus permukaan hasil simulasi model dan Wyrtki pada bulan Februari
1996 diperlihatkan pada Gambar 1 dan Gambar 2. Dari hasil simulasi model terlihat bahwa pola arus
permukaan Laut Jawa secara umum bergerak ke arah timur. Dari pola umum Wyrtki juga
menunjukkan pola yang sama yaitu bergerak ke arah timur.
Gambar 1. Pola Arus Permukaan Hasil Simulasi
Bulan Februari 1996
Gambar 2. Pola Arus
Februari (Wyrtki ,1996)
Permukaan
Bulan
Pola umum sirkulasi arus permukaan hasil simulasi model dan Wyrtki pada bulan April 1996
diperlihatkan pada Gambar 3 dan Gambar 4. Dari Hasil simulasi menunjukkan pola arus permukaan di
2
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta
sepanjang pantai utara Jawa secara umum masih bergerak ke arah timur, tetapi di bagian selatan
Kalimantan arus bergerak ke arah barat dan kemudian di bagian tengah Laut Jawa berbelok arah ke
timur. Sementara itu, dari pola umum Wyrtki di bagian selatan Laut Jawa secara umum masih
bergerak ke arah timur, tetapi di bagian utara arus sudah bergerak ke arah barat.
Gambar 3. Pola Arus
Simulasi Bulan April 1996
Permukaan
Hasil
Gambar 4. Pola Arus Permukaan Bulan April
(Wyrtki ,1996)
Pola umum sirkulasi arus permukaan hasil simulasi model dan Wyrtki pada bulan Juni 1996
diperlihatkan pada Gambar 5 dan Gambar 6. Dari hasil simulasi model terlihat bahwa pola arus
permukaan Laut Jawa secara umum bergerak ke arah selatan, tetapi di sepanjang pantai selatan
Kalimantan sampai bagian tengah Laut Jawa arus bergerak ke arah barat. Sementara itu, dari pola
umum Wyrtki pola arus permukaan di seluruh Laut Jawa secara umum arus bergerak ke arah barat.
Pola umum sirkulasi arus permukaan hasil simulasi model dan Wyrtki pada bulan Agustus
1996 diperlihatkan pada Gambar 7 dan Gambar 8. Dari hasil simulasi model terlihat bahwa pola arus
permukaan di sepanjang pantai utara Jawa dan pantai selatan Kalimatan secara umum bergerak ke
arah barat, sementara di sekitar kepulauan Bawean arus permukaan bergerak ke selatan. Dari pola
umum Wyrtki pola arus permukaan di seluruh Laut Jawa secara umum arus bergerak ke arah barat.
Gambar 5. Pola Arus Permukaan Hasil Simulasi
Bulan Juni 1996
Gambar 6. Pola Arus Permukaan Bulan Juni
(Wyrtki ,1996)
Gambar 8. Pola Arus
Agustus (Wyrtki ,1996)
Permukaan
Bulan
3
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta
Pola umum sirkulasi arus permukaan hasil simulasi model dan Wyrtki pada bulan Oktober
1996 diperlihatkan pada Gambar 9 dan Gambar 10. Dari hasil simulasi menunjukkan bahwa pola arus
permukaan di bagian selatan Laut Jawa secara umum masih bergerak ke arah timur, tetapi di bagian
utara Laut Jawa sebagian bergerak ke arah barat dan sebagian ke arah timur dan di Laut Flores arus
bergerak secara tidak beraturan. Sementara itu, dari pola umum Wyrtki di bagian selatan Laut Jawa
arus permukaan bergerak ke arah timur sedangkan di bagian utara bergerak ke arah barat.
Gambar 9. Pola Arus Permukaan Hasil Simulasi
Bulan Oktober 1996
Gambar 10. Pola Arus Permukaan Bulan
Oktober (Wyrtki ,1996)
Sementara itu, pola umum sirkulasi arus permukaan hasil simulasi model dan Wyrtki pada
bulan Desember 1996 diperlihatkan pada Gambar 11 dan Gambar 12. Dari hasil simulasi model
terlihat bahwa pola arus permukaan Laut Jawa secara umum bergerak ke arah timur. Dari pola umum
Wyrtki juga menunjukkan pola yang sama yaitu arus permukaan bergerak ke arah timur.
Gambar 11. Pola Arus Permukaan
Simulasi Bulan Desember 1996
Hasil
Gambar 12. Pola Arus Permukaan Bulan
Desember (Wyrtki ,1996)
Secara umum bahwa di Laut Jawa pola sirkulasi arus permukaan mengalami perubahan total
dua kali dalam setahun sesuai dengan perkembangan sistem angin musim (Wyrtki, 1961 dalam Arief,
1994). Menurut Wyrtki (1961) bahwa dari bulan Mei sampai September arus permukaan Laut Jawa
bergerak dari timur ke barat, sedangkan dari bulan Nopember sampai Maret arus permukaan
bergerak dari barat ke timur. Pada bulan April dan Oktober sirkulasi arus permukaan melemah, tidak
menentu dan terbentuk arus eddies.
Pola sirkulasi arus permukaan hasil simulasi model dan pola angin permukaan rata-rata
antara bulan Mei sampai September 1996 (musim timur) diperlihatkan pada Gambar 13 dan Gambar
14, antara bulan Nopember sampai Maret 1996 (musim barat) diperlihatkan pada Gambar 15 dan
Gambar 16, pada bulan April 1996 (musim peralihan pertama) diperlihatkan pada Gambar 17 dan
Gambar 18, dan pada bulan Oktober 1996 (musim peralihan kedua) diperlihatkan pada Gambar 19
dan Gambar 20. Dari hasil tersebut terlihat bahwa secara umum pola sirkulasi arus permukaan Laut
Jawa mengikuti pola angin permukaan yang berkembang di atasnya. Pada musim timur baik angin
permukaan dan arus permukaan secara umum bergerak dari timur ke barat dan pada musim barat
bergerak sebaliknya yaitu dari barat ke timur. Pada musim peralihan pertama dan kedua pola arus
permukaan melemah, tidak menentu dan terbentuk arus eddies.
4
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta
Gambar 13. Pola Arus Permukaan Hasil Simulasi
Rata-rata Bulan Mei - September 1996
Gambar 14. Pola Angin Permukaan Rata-rata
Bulan Mei - September 1996
Gambar 15. Pola Arus Permukaan Hasil Simulasi
Rata-rata Bulan Nopember - Maret 1996
Gambar 16. Pola Angin Permukaan Rata-rata
Bulan Nopember – Maret 1996
Gambar 17. Pola Arus Permukaan Hasil Simulasi
Bulan April 1996
Gambar 18. Pola Angin Permukaan Bulan April
1996
Gambar 19. Pola Arus Permukaan Hasil Simulasi
Bulan Oktober 1996
Gambar 20.
Oktober 1996
Pola
Angin
Permukaan
Bulan
5
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil tersebut di atas, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :
• Secara kualitatif hasil simulasi model telah menunjukkan hasil yang baik setelah dibandingkan
dengan pola umum arus permukaan Wyrtki (1961).
• Pola sirkulasi arus permukaan Laut Jawa sangat dipengaruhi oleh sistem angin yang berkembang
di atasnya. Pada musim barat arus permukaan bergerak ke timur, sebaliknya pada musim timur
arus bergerak ke barat.
• Pada bulan April dan Oktober terbentuk arus eddies yang bergerak bergerak berlawanan arah
dengan arah jarum jam.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, D, “ Sirkulasi Air Laut “, Diktat Kursus Oseanografi bagi Perwira TNI-AL, LON-LIPI, Jakarta,
1994.
Diposaptono, S, “Karakteristik Laut Pada Kota Pantai”, Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar
Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global, 2006.
George, L.M, “Users Guide for A Three-Dimensional, Primitive Equation, Numerical Ocean Model”,
Princeton University, 2004.
http://psc.apl.washington.edu/POLES/PHC2/Data3.html.
http://www.ngdc.noaa.gov/mgg/fliers/01mgg04.html.
Komisi Nasional Pengkajian Stok sumber daya Ikan Laut, “Potensi dan Penyebaran Sumber daya
Ikan Laut Di Perairan Indonesia”, LIPI, 1998.
Nontji, A, “Laut Nusantara”, Djambatan, Jakarta, 1993.
Sulasdi, W.N., Hadi, S., Mihardja, D.K., Hang Tuah., Nganro, N.R dan Supangat, A, “Potensi dan
Strategi Pengembangan Kelautan Di Lingkungan Institut Teknologi Bandung”, Proceeding,
ITB, Volume 32 No 2, 2000.
Wyrtki, K, “Physical Oceanography of the Southeast Asian Waters”, Naga Report Volume 2, 1961.
6
Download