ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS DI BPM Bd.ELIS LISMAYANI, SST.,SKM.,MM. KABUPATEN CIAMIS LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Oleh : NITA SARTIKA NIM. 13DB277072 PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Word Health Organisasion (WHO) menyatakan sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah kehamilan, persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara persemakmuran (Depkes, RI, 2009). Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun meskipun tidak terlalu signifikan. Target global MDGs (Millenium Development Goals) ke-5 adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Mengacu dari kondisi saat ini, potensi untuk mencapai target MDGs ke-5 untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya diperlukan kerja keras dan sungguh-sungguh untuk mencapainya (Sarwono, 2013). Jumlah ibu hamil fisiologis pada tahun 2015 di wilayah Kabupaten Ciamis adalah 18.819 orang atau 92,33%. Sedangkan jumlah kematian ibu tahun 2015 sebanyak 15 orang, dan bayi sebanyak 176 orang (Dinkes, 2015). Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktung 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kaleder internasional (Sarwono, 2013). Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi 1 2 patologi/abnormal. Menyadari hal tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi (Yuni dkk, 2010). Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) asuhan antenatal atau yang dikenal antenatal care merupakan prosedur rutin yang dilakukan oleh petugas dalam membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinannya (Yuni dkk, 2010). Sebagai seorang bidan dalam melakukan asuhan kebidanan harus berdasarkan prinsip sesuai tugas pokok dan fungsinya agar apa yang dilakukan tidak melanggar kewenangan atau mal praktik. Ibu hamil setidaknya harus memeriksakan kehamilannya satu bulan sekali pada trimester pertama dan trimester kedua, dan dua minggu sekali pada trimester ketiga (Yuni, dkk 2010). Pelayanan asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak dia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya (Sarwono, 2009). Alloh SWT berfirman dalam Al Quran surat Al-Mu‟minun : 12-14 mengenai proses kehamilan: 3 Artinya:Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. al-Mu’minun [23]: 12–14). Dari Abu Abdurarahman Abdulah bin Mas‟ud radiallahuanhu beliau berkata:“Rasulullah shallallahu‟alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan: “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaanya diperut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selmaa empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari, kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya roh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara, menetapkan rezekinya, ajalnya, amalnya dan celaka atau bahagianya (Riwayat Bukhari dan Muslim) Hadits yang menerangkan “Sesungguhnya salah seorang tentang proses kehamilan: diantara kalian dipadukan bentuk ciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari (dalam bentuk mani) lalu menjadi segumpal darah selama itu pila (40 hari), lalu menjadi segumpal daging selama itu pula, kemudian Alloh mengutus malaikat untuk meniupkan ruh pada janin tersebut, lalu ditetapkan baginya empat hal, rizkinya, azalnya, perbuatannya, serta kesengsaraannya dan kebahagiannya.‟‟ [Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas‟ud Radhiyallahu „anhu]. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Haya dkk, di Desa Wilayah Pegunungan Tengah Jaya Wijaya, Papua pada tahun 2014, bahwa wanita yang melakukan persalinan oleh bidan adalah yang sering melakukan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) datang ke posyandu, beda halnya dengan yang tidak pernah ANC, subjek yang melakukan ANC di Posyandu 5,6 kali kemungkinan melahirkan ditolong perawat/bidan. Hal ini membuktikan bahwa subjek yang mendapatkan pemeriksaan ANC oleh bidan dan kunjungan ANC 4 kali memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk melahirkan ditolong oleh perawat/bidan. 4 Manfaat melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, menjaga kesehatan fisik dan mental ibu serta bayinya dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah, atau obstetri selama kehamilan. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial (Yuni, dkk 2010). Menurut hasil penelitian yang dilakukan Dian Pratitis di BPS Ernawati Boyolali dalam jurnalnya, sebanyak 30 orang responden ibu hamil trimester III berdasarkan umur ibu yang sering melakukan pemeriksaan kehamilan adalah umur 20-35 tahun 83,3% dan yang paling sedikit umur lebih dari 35 tahun 6,7%. Ibu hamil yang sering memeriksakan kehamilan berdasarkan pendidikannya paling sering dilakukan oleh ibu yang berpendidikan SMA 46,7%, perguruan tinggi paling sedikit 10%. Pemeriksaan ibu hamil menurut pekerjaannya, ibu rumah tangga paling sering 76,7%, paling sedikit pekerjaan wiraswasta 23,3%, (Jurnal Tanda Bahaya Kehamilan, 2013). Menurut Niven (2015) faktor yang mendukung kepatuhan yaitu pendidikan, akomodasi, perubahan model terapi, modifikasi faktor lingkungan dan meningkatkan interaksi dan sosial, profesional kesehatan dengan pasien. Ketidakpatuhan dapat disebabkan karena kurangnya pemahaman tentang instruksi, rendahnya kualitas interaksi tenaga kesehatan dengan pasien, adanya isolasi sosial dan keluarga, dan keyakinan sikap dan kepribadian yang tidak mendukung. Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal harganya. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil harus mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, dan minum cukup cairan. Vitamin juga diperlukan untuk kesehatan ibu dan bayinya. Seringkali ibu hamil malas mengkonsumi vitamin dengan berbagai alasan. 5 Dari laporan tersebut, maka penulis tertarik mengambil kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Fisiologis di BPM Bidan Elis Lismayani, SST., SKM., MM. Kabupaten Ciamis” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil suatu perumusan masalah tentang „‟Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ny.E G₁P₀A₀ Hamil 35-36 Minggu di BPM Bd.Elis Lismayani, SST., SKM., MM Kabupaten Ciamis‟‟. C. Tujuan Umum 1. Tujuan Umum Mampu melakukan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil secara Komprehensif di BPM Bd. Elis Lismayani, SST., SKM., MM dengan menggunakan pendekatan manajemen varney dan menggunakan SOAP. 2. Tujuan khusus Mampu melakukan pengkajian pada Ny.E G₁P₀A₀ hamil 35-36 minggu di BPM Bd.Elis Lismayani, SST., SKM., MM Kabupaten Ciamis‟‟. a. Mampu melakukan pengumpulan data dasar pada Ny.E G₁P₀A₀ hamil 35-36 minggu di BPM Bd. Elis Lismayani, SST., SKM., MM Kabupaten Ciamis. b. Mampu melakukan interpretasi data pada Ny.E G₁P₀A₀ hamil 35-36 minggu di BPM Bd. Elis Lismayani, SST., SKM., MM Kabupaten Ciamis. c. Mampu merumuskan diagnosa potensial pada Ny.E G₁P₀A₀ hamil 35-36 minggu di BPM Bd. Elis Lismayani, SST., SKM., MM Kabupaten Ciamis. d. Mampu mengidentifikasi tindakan segera pada Ny.E G₁P₀A₀ hamil 35-36 minggu di BPM Bd. Elis Lismayani, SST., SKM., MM Kabupaten Ciamis. e. Mampu menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan pengkajian pada Ny.E G₁P₀A₀ hamil 35-36 minggu di BPM Bd. Elis Lismayani, SST., SKM., MM Kabupaten Ciamis. 6 f. Mampu melaksanakan perencanaan tindakan asuhan kebidanan pada Ny.E G₁P₀A₀ hamil 35-36 minggu di BPM Bd. Elis Lismayani, SST., SKM., MM Kabupaten Ciamis. g. Mampu melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny.E G₁P₀A₀ hamil 35-36 minggu di BPM Bd. Elis Lismayani, SST., SKM., MM Kabupaten Ciamis. D. Manfaat 1. Secara Teoritis Diharapkan dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis di BPM Bidan Elis Lismayani, SST., SKM., MM Kabupaten Ciamis 2. Secara Praktis a. Bagi Klien Diharapkan dengan melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil diharapkan ibu hamil dapat melewati kehamilannya dengan sehat dan selamat sampai proses persalinan khususnya pada ibu hamil. b. Bagi STIKes Muhammadiyah Ciamis Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi belajar terhadap materi yang telah diberikan, dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan serta acuan bagi mahasiswi kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan. c. Bagi BPM Bidan Elis Lismayani, SST., SKM., MM Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dan melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kehamilan 1. Definisi Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kaleder internasional. Dikatakan fisiologis bisa ditentukan dari tanda-tanda vital normal, umur kehamilan sesuai, TFU sesuai dengan kehamilan, TBJ sesuai dengan kehamilan, DJJ normal, pemeriksaan laboratorium normal. (Sarwono, 2013). Kehamilan merupakan proses alami yang akan membuat perubahan baik fisik maupun psikologis. Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap proses kehamilan yang terjadi. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, di mana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Sarwono, 2013). Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi/abnormal. Menyadari hal tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi (Yuni, dkk 2010). 2. Diagnosa kehamilan menurut Yuni, dkk (2010): Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm adalah sekitar 280-300 hari dengan perhitungan sebagai berikut: a) Usia kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gram bila berakhir disebut keguguran. b) Usia kehamilan 29 sampai 36 minggu bila terjadi persalinan disebut prematuritas. 7 8 c) Usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu disebut aterm. d) Usia kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan serotinus 3. Tanda-tanda dugaan hamil adalah: a. Amenorhea Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil, mengeluh terlambat haid, maka pikirkan bahwa dia hamil, meskipun keadaan stres, obat-obatan, penyakit kronis dapat pula mengakibatkan terlambat haid. b. Mual dan Muntah Merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak sampai muntah berkepanjangan. Sering di kenal sebagai morning sickness karena munculnya seringkali pagi hari. Untuk mengatasinya penderita perlu diberi makanan-makanan yang ringan, mudah dicerna. Keadaan ini masih dalam batas normal orang hamil, bila berlebihan dapat pula diberikan obat anti muntah. c. Keluhan kencing Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam, disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan oleh uterus ke kranial. d. Perubahan Berat Badan Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan, karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai stabil menjelang aterm. e. Perubahan Warna Kulit Perubahan ini antara lain chloasma yakni warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi, punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi, terutama pada wanita dengan warna kulit tua. Biasanya muncul setelah kehamilan 16 minggu. Pada daerah areola dan puting payudara, warna kulit menjadi lebih hitam. Perubahan ini disebabkan oleh stimulasi MSH (Metanocyte Stimulating Hormone). f. Perubahan Payudara Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara mensekresi kolustrom, biasanya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu. 9 g. Perubahan pada Uterus Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan konsistensi. Uterus berubah menjadi lunak, bentuknya globular. 4. Tanda pasti kehamilan: a. Gerakan janin dalam rahim b. Denyut jantung janin (DJJ) Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18. Dengan stetoskope ultrasonik (doppler), DJJ dapat didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12. c. Palpasi Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi jelas seteah minggu ke-22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu 24. 5. Perubahan fisik dan psikologi a. Perubahan fisiologis ibu hamil 1) Rahim atau uterus Rahim yang besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan menjadi 1000 gram saat akhir kehamilan. Menurut Kusumawati (2008), dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis maka diperoleh, usia kehamilan 22-28 minggu : 24-26 cm, 28 minggu : 26,7 cm, 30 minggu : 29-30 cm, 32 minggu : 29,5-30 cm, 34 minggu : 30 cm, 36 minggu : 32 cm, 38 minggu : 33 cm, 40 minggu : 37,7 cm. 2) Vagina Vagina dan vulva akan mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiruan. 3) Ovarium Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur kehamilan 16 minggu. 4) Payudara 10 Payudara menjadi lebih besar, glandula montgomery makin tampak, areola payudara makin hiperpigmentasi (menghitam), puting susu makin menonjol. 5) Sirkulasi darah Sel darah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim. Serum darah (volume darah) meningkat sebesar 25-30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20% 6) Berat badan ibu hamil bertambah Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg/minggu. b. Perubahan psikologis menurut Dewi dan Sunarsih (2011): a. Perubahan Psikologis Trimester I Segera setelah konsepsi kadar hormon estrogen dan progesterone kehamilan akan meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan menyebabkan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali biasanya pada awal kehamilannya ibu berharap untuk tidak hamil. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama, karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang tidak mungkin diberitahukannya pada orang lain atau dirahasiakannya. b. Perubahan Psikologis Trimester II Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah mulai terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah 11 berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirahasiakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya bagi bagi seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido. c. Perubahan Psikologis Trimester III Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasakan takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa ketidaknyamanan trimester III seperti sakit punggung, konstipasi, gangguan pernafasan, sering buang air kecil, insomnia, bengkak dan kram kaki akibat kehamilan yang semakin membesar timbul kembali dan banyak ibu yang merasa didirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang yang diterima selama hamil. Pada trimester III inilah ibu memerlukan asuhan dan dukungan petugas kesehatan, suami dan keluarga yang memberikan bimbingan dan konseling. 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehamilan Menurut Romauli (2011), Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik, psikologis, dan faktor sosial budaya dan ekonomi. a. Faktor Fisik Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengn memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin atau poliklinik kebidanan. Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. 12 Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan. b. Faktor Psikologis a. Stress Stres yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterlambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik. b. Dukungan Keluarga Merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperhatikan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas. c. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan jika perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang pantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali merasa lembab, menggunakan 13 bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat. Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik. 7. Ketidaknyamanan pada Trimester III menurut Romauli (2011): a) Sakit Punggung Hal ini karena meningkatnya beban berat yaitu bayi dalam kandungan. Cara mengatasinya yaitu pakailah sepatu tumit rendah, hindari mengangkat beban yang berat, berdiri dan berjalan dengan punggung dan bahu yang tegak mintalah pertolongan untuk melakukan pekerjaan rumah sehingga tidak perlu membungkuk terlalu sering, pakailah kasur yang nyaman. b) Konstipasi Pada trimester III ini konstipasi juga karena tekanan rahim yang membesar di daerah usus selain meningkatkan hormon progesterone atasi dengan makan serat buah-buahan dan sayuran dan minum air yang banyak serta olahraga. c) Gangguan Pernafasan Pada kehamilan 33-36 banyak ibu hamil akan merasakan susah bernafas hal ini karena tekanan bayi yang berada dibawah digfarma menekan paru ibu tapi setelah kepala bayi sudah turun ke rongga panggul ini biasanya pada 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang pertama kali hamil akan merasakan lega dan bernafas lebih mudah. d) Sering Buang Air Kecil Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan kandung kemih. Mengatasinya tetap minum sekitar 2 liter air sehari. 14 e) Masalah Tidur Setelah perut semakin besar, bayi sering menendang di malam hari. Makan akan menimbulkan kesulitan untuk dapat tidur nyenyak. Pola istrirahat Istirahat pada saat hamil harus diperhatikan hingga pekerjaan harus diselingi dengan istirahat. Istirahat yang diperlukan ialah 8 jam pada malam hari dan 1 jam siang hari. Ini sesuai dengan kehamilan ibu bahwa ibu jangan terlalu berkerja terlalu keras karena usia kehamilan yang hampir cukup bulan. f) Varises Peningkatan volume darah dan aliran selama kehamilan akan menekan darah panggul dan vena di kaki yang menyebabkan vena menonjol, dan pada akhir kehamilan kepala bayi kan menekan vena darah panggul varises juga di pengaruhi faktor keturunan. g) Kontraksi Perut Kontraksi atau kontraksi palsu berupa rasa sakit yang ringan, tidak teratur, dan hilang bila duduk atau istirahat, h) Bengkak Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada darah kaki dan pergelangan kaki anda, kadang tangan bengkak juga. Itu disebut oedema, disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan. i) Kram Kaki Ini sering terjadi pada kehamilan trimester ke II dan ke III, san biasanya berhubungan dengan perubahan sirkulasi, tekanan pada syaraf di kaki atau karena rendahnya kadar kalsium. Konsumsi makanan sumber kalsium dan magnesium. Misalnya, susu, dan sayuran berdaun, hindari minuman bersoda sesering mungkin, posisi kaki lebih tinggi dari pinggang, lakukan pengurutan kaki secara teratur agar aliran teratur sehingga aliran dalam tubuh lancar. 15 8. Tanda Bahaya Kehamilan, menurut Yuni dkk (2010): a. Perdarahan pervagina b. Sakit kepala yang berat c. Penglihatan kabur d. Bengkak di wajar dan jari-jari tangan e. Keluar cairan pervaginam f. Gerakan janin tidak terasa g. Nyeri abdomen yang hebat Jika bidan mememukan suatu tanda bahaya ini, maka tindakan selanjutnya adalah melaksanakan semua kemungkinan untuk membuat suatu assesment atau diagnosa dan membuat rencana pelaksanaan yang sesuai. 9. Pemantauan pada Kehamilan, menurut Manuaba (2010): a) Trimester I antara (0 sampai 12 minggu) Pada trimester I,calon ibu akan melakukan sejumlah penyesuaian. Kebutuhan penambahan gizi pada trimester ini masih relatif kecil. Hal itu dimungkinkan karenapertumbuhan janin yang semakin lambat. Trimester I merupakan masa penting bagi ibu menginvestasikan zat gizi sebanyak-banyaknya. Setiap sari pati makanan yang disantap pada trimester I akan dijadikan cadangan untuk trimester berikutnya. Pada trimester ini ibu belum memperlihatkan perubahan yang berarti. b) Trimester II (antara 12 minggu sampai 28 minggu) Pada trimester II janin mulai tumbuh pesat. Trimester II ini bisa dikatakan sebagai kontak antara bayi dan calon ibu., dimana adanya gerakan janin yang mulai dapat dirasakan, morning sickness mulai berlangsung hilang. Trimester II bisa dikatakan sebagai periode yang paling menyenangkan, karena ibu merasa nyaman, kondisi tubuh yang membaik juga bisa mendorong nafsu makan tersebut. c) Trimester III (antara 28 minggu sampai 40 minggu) Pada trimester III ini ibu membutuhkan vitamin dan mineral. Hal ini diperlukan untuk mengimbangi pesatnya pertumbuhan tubuh dan pembentukan otak janin. Pasalnya, selama proses pertumbuhan 16 yang pesat ini, janin memanfaatkan cadangan energi yang disimpan ibu pada masa-masa kehamilan sebelumnya. Penting diperhatikan bahwa pada trimester III ini ibu hamil cenderung terkena anemia. Ini terjadi karena janin menimbun cadangan zat besi untuk ketahanan dirinya pada bulan pertama sesudah bayi lahir. 10. Jadwal pemeriksaan Antenatal, menurut Walyani (2015): a. Pemeriksaan pertama Dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid. b. Pemeriksaan ulang 1) Setiap bulan sampai usia kehamilan 6 sampai 7 bulan. 2) Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 8 bulan. 3) Setiap 1 minggu sejak usia kehamilan 9 bulan sampai terjadi persalinan. 11. Kebutuhan ibu hamil, menurut Romauli (2011): a. Kebutuhan ibu hamil trimester 1 1) Diet dalam kehamilan Ibu dianjurkan untuk makan makanan yang mudah dicerna dan makan makanan yang bergizi untuk menghindari adanya rasa mual dan muntah begitu pula nafsu makan yang menurun. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makan yang mengandung zat besi (150 mg besi sulfat, 300 mg besi glukonat), asam folat (0,4 0,8 mg/hari), kalori ibu hamil umur 23-50 tahun perlu kalori sekitar 23000 kkal), protein (74 gr/hari), vitamin dan garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium, seng, yodium). Makan dengan porsi sedikit namun sering dengan frekuensi sedang. Ibu hamil juga harus cukup minum 6-8 gelas sehari. 2) Pergerakan dan gerakan badan 3) Hygiene dalam kehamilan Ibu hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari akan tetapi jangan terlalu lelah sehingga harus di selingi dengan istirahat. Istirahat yang dibutuhkan ibu 8 jam pada malam hari dn 1 jam pada siang hari. Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan untuk mengurangi kemungkinan infeksi, kebersihan gigi juga harus 17 dijaga kebersihannya untuk menjamin perencanaan yang sempurna. 4) Koitus Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilannya jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan. Pada ibu yang mempunyai riwayat abortus, ibu dianjurkan untuk koitusnya di tunda sampai dengan 16 minggu karena pada waktu itu plasenta telah berbentuk. Pola seksual pada trimester III Saat persalinan semakin dekat, umumnya hasrat libido kembali menurun, bahkan lebih drastis dibandingkan dengan saat trimester pertama. Perut yang makin membuncit membatasi gerakandan posisi nyaman saat berhubungan intim. Pegal dipunggung dan pinggul, tubuh bertambah berat dengan cepat, nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan lambung). Selain hal fisik, turunnya libido juga berkaitan dengan kecemasan dan kekhawatiran yang meningkat menjelang persalinan. Sebenarnya tidak ada yang perlu dirisaukan jika kehamilan tidak disertai faktor penyulit. Hubungan seks sebaiknya lebih diutamakan menjaga kedekatan emosional daripada rekreasi fisik karena pada trimester terakhir ini, dapat terjadi kontraksi kuat pada wanita hamil yang diakibatkan karena orgasme. Hal tersebut dapat berlangsung biasanya sekitar 30 menit hingga terasa tidak nyaman. Jika kontraksi berlangsung lebih lama, menyakitkan, menjadi lebih kuat, atau ada indikasi lain yang menandakan bahwa proses kelahiran akan mulai. Akan tetapi, jika tidak terjadi penurunan libido pada trimester ketiga ini, hal itu normal saja. Ibu hamil berhak mengetahui pola seksual karena dapat terjadi kontraksi kuat pada wanita hamil yang diakibatkan karena orgasme. 18 5) Ibu diberi imnisasi TT1 dan TT2 b. Kebutuhan ibu hamil trimester II 1) Pakaian dalam kehamilan Menganjurkan ibu untuk mengenakan pakaian yang nyaman digunakan dan yang berbahan katun untuk mempermudah penyerapan keringat. Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan sandal atau sepatu yang berhak tinggi karena dapat menyebabkan nyeri pada pinggang. 2) Pola Makan Nafsu makan meningkat dan pertumbuhan yang pesat makan ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi protein, vitamin, juga zat besi. saat hamil kebutuhan zat besi sangat meningkat. Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi 90 tablet Fe selama hamil. Besarnya angka kejadian anemia ibu hamil disebabkan karena kurangnya mengkonsumsi tablet Fe. Efek samping tablet Fe adalah kadang terjadi mual karena bau tablet tersebut, muntah, perut tidak enak, susah buang air besar, tinja berwarna hitam, namun hal ini tidak berbahaya. Waktu minum tablet Fe adalah pada pada malam hari menjelang tidur, hal ini untuk mengurangi rasa mual yang timbul setelah ibu meminumnya. 3) Ibu diberi imunisasi TT3. c. Kebutuhan ibu hamil trimester III a) Mempersiapkan kelahiran dan kemingkinan darurat Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk mempersiapkan rencana kelahiran, termasuk mengindentifikasi penolong dan tempat persalinan, serta perencanaan tabungan untuk mempersiapkan biaya persalinan. Bekerja sama dengan ibu, keluarganya dan masyarakat untuk mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi, termasuk: Mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi untuk mencapai tempat tersebut, Mempersiapkan donor danar, Mengadakan persiapan financial, Mengidentifikasi pembuat 19 keputusan kedua jika pembuat keputusan pertama tidak ada ditempat. b) Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan a) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur. b) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada servik. c) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. d) Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pembukaan telah ada. d. Senam hamil 1) Pengertian Senam hamil adalah senam yang merupakan suatu bentuk latihan untuk memperkuat dan juga mempertahankan kelenturan dari dinding perut, otot-otot dasar panggul yang nantinya akan mempermuda proses persalinan normal serta mengimbangi perubahan titik berat tubuh. Senam hamil ditunjukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu penyakit jantung , ginjal, dan penyulit dala kehamilan. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan setelah 22 minggu. 2) Manfaat senam hamil a) Memperkuat kelenturan otot. Biasanya seorang yang sedang mengalami proses kehamilan akan merasa nyeri di perut dan bokong, dengan melakukan senam hamil, akan memperkuat elastisitas beberapa otot pada dinding perut sehingga akan mengurangi rasa nyeri pada perut dan bokong. b) Melatih teknik pernafasan Dengan melakukan senam hamil secara rutin maka akan mendapatkan oksigen secara optimal. membantu selama proses persalinan. Hal ini sangat 20 c) Melatih relaksasi Relaksasi sangat dibutuhkan ketika proses persalinan. Senam hamil akan membantu anda untuk mengatasi rasa sakit maupun ketegangan selama proses persalinan. d) Mengurangi keluhan Bentuk serta sikap tubuh orang hamil sangat berbeda dengan yang lainnya, senam hamil dapat membantu mengurangi keluhan terhadap perubahan bentuk tubuh. e) Melancarkan persalinan Menurut para ahli, dengan melakukan senam hamil secara rutin, anda akan terhindar dari kesulitan ketika menjalani proses persalinan. Adapun surat as-Sajdah ayat 7-9 menjelaskan tentang preses kehamilan, yaitu: Artinya:Dan segala sesuatu yang diciptakan-Nya, dibuat-Nya, dengan sebaik-baiknya dan dimulainya menciptakan manusia dari tanah. Kemudian ia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina. Kemudian ia membentuknya dan meniupkan kedalamanya sebagian dari ruh-Nya, dan dijadikannya untuk kamu pendengaran, penglihatan dan hati (pikiran dan perasaan). Sedikit sekali kamu bersyukur, (Q.S As-Sadjah 7-9). Ayat tersebut mengisyaratkan adanya proses penciptaan manusia dari alam arham (masa kehamilan), yang diawali dengan “sulalah min tin”, kemudian „‟menjadi nutfah, „alaqah, mudghah , „izaman, lahman dan khalqan‟‟. Penciptaan manusia, berasal dari sulalah min tin, artinya sari pati tanah, yaitu inti zat-zat yang ada dalam tubuh wanita dalam bentuk ovum dan dalam diri laki-laki dalam bentuk sperma. Sel telur yang telah dibuahi oleh sperma, atau zygote, disebut nutfah. Setelah menjadi pembuahan, zygote 21 berjalan secara perlahan melalui tuba fallopi, menuju rahim. Setelah menempel di dinding rahim, berubah menjadi „alaqah. Istilah „alaqah, biasa diterjemahkan dengan segumpal darah. Penggunaan istilah „alaqah oleh Al-Quran sangat tepat karena posisi zygote menggantung di dinding rahim. „Alaqah juga berarti sesuatu yang menggantung. Proses berikutnya, berubah menjadi mudghah, yang bentuknya seperti sekerat daging, kemudian tumbuh tulang („izamaman) tulang dibungkus daging (lahman), selanjutnya menjadi khalqan akhar (makhluk janin, yang sudah berbeda dengan kondisi awal terjadinya manusia). Kemudian Alloh SWT meniupkan ruh. Adapun Hadist tentang proses penciptaan manusia : Dari Abdullah bin Mas‟ud Radhiallahu „Anhu, dia berkata: telah berkata kepada kami Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam, dan dia adalah orang yang jujur lagi dipercaya: “Sesungguhnya tiap kalian dikumpulkan ciptaannya dalam rahim ibunya, selama 40 hari berupa nutfah (air mani yang kental), kemudian menjadi „alaqah (segumpal darah) selama itu juga, lalu menjadi mudghah (segumpal daging) selama itu, kemudian diutus kepadanya malaikat untuk meniupkannya ruh, dan dia diperintahkan mencatat empat kata yang telah ditentukan: rezekinya, ajalnya, amalnya, kesulitan atau kebahagiannya. Demi zat yang tiada Ilah kecuali Dia, sesungguhnya setiap kalian ada yang melaksanakan perbuatan ahli surga sehingga jarak antara dirinya dan surga hanyalah sehasta, namun dia telah didahului oleh al kitab (ketetapan/takdir), maka dia mengerjakan perbuatan ahli neraka, lalu dia masuk ke dalamnya. Di antara kalian ada yang mengerjakan perbuatan ahlin naar (penduduk neraka), sehingga jarak antara dirinya dan neraka cuma sehasta, namun dia telah didahului oleh taqdirnya, lalu dia mengerjakan perbuatannya ahli surga, lalu dia memasukinya. ” B. Teori Manajemen Kebidanan Menurut Varney: Langkah I : Pengkajian 22 Pengkajian merupakan metode pengumpulan semua informasi (data) yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tandatanda vital (Soepardan, 2008). Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari dua subjektif dan objektif. Data subjektif adalah adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, riwayat kehamilan, persalinan, nifas, biopsikologi spiritual, pengetahuan klien. Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai degan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya). Langkah II : interpretasi data Dalam langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Langkah III : diagnosa potensial Merupakan identifikasi yang dilakukan berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan agar tidak terjadi kegawatdaruratan. Mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Langkah IV : tindakan segera Adalah menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi, berdasarkan kondisi klien. kolaborasi dengan tenanga kesehatan lain 23 Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah V : Perencanaan Adalah membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang untuk mengusahakan tercapainya kondisi klien yang sebaik mungkin. Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan klien yang harus dicapai dalam bats waktu tertentu, tindakan yang diambil harus membantu mencapai kemajuan dalam kesejahteraan dan harus sesuai dengan intruksi dokter. Langkah VI : Pelaksanaan Adalah segala hal bentuk tindakan yang telah yang telah direncanakan sebelumnya ditahap perencanaan. Langkah VII : Evaluasi Adalah tahap dimana dilakukannya pengkajian secara sistematis dan mengkaji ulang aspek asuhan untuk mengetahui keberhasilan asuhan yang diberikan. Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dan asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apkah benar-benar akan terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya, Soepardan (2008). C. Metode Soap Menurut Walyani (2015): 1. S : Subjektif a) Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien melalui anamnesa. b) Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil pertanyaan dari klien, suami atau keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat menarche, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat KB, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola hidup). c) Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang klien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran keluhannya di catat 24 sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa. 2. O : Objektif a) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien. Hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment. b) Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan (keadaan umum, tanda-tanda vital, fisik, pemeriksaan dalam, laboratorium dan pemeriksaan penunjang, pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi). c) Data ini memberi bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi, informasi kajian teknologi (hasil laboratorium, sinar-X, rekaman CTG, dan lain-lain) serta informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukan dalam kategori ini. Apakah yang diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang akan ditegakan. 3. A : Assesment a) Masalah atau diagnosa yang di tegakan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif yang di kumpulkan atau di simpulkan. Karena keadaan klien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif maupun objektif, maka proses pengkajian menganalisa adalah suatu sesuatu proses yang yang penting dinamik. dalam Sering mengikuti perkembangan klien. b) Menggambarkan hasil pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dalam suatu identifikasi : 1. Diagnosa/masalah a) Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai kondisi klien : hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, berdasarkan data yang diperoleh. b) Masalah adalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga kebutuhan klien terganggu. 25 2. Antisipasi masalah lain/diagnosa potensial 4. P : Penatalaksanaan Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assesment. Untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi dimasukan dalam “Planning”. a) Perencanaan Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Untuk mengusahakan tercapainya kondisi klien yang sebaik mungkin. Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan klien yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu, tindakan yang diambil harus membantu mencapai kemajuan dalam kesejahteran dan harus sesuai dengan instruksi dokter. b) Implementasi Pelaksanaan rencana tindakan untuk menghilangkan dan mengurangi masalah klien. Tindakan ini harus di setujui oleh klien kecuali bila tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan. Bila kondisi pasien berubah, intervensi mungkin juga harus berubah atau disesuaikan. c) Evaluasi Tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil merupakan hal penting untuk menilai efektifnya asuhan yang diberikan. Analisis dari hasil yang dicapai menjadi fokus dari ketetapan nilai tindakan. Jika kriteria tujuan tidak percapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternatif sehingga mencapai tujuan. D. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan 1. Data Subjektif Data subjektif, berupa data fokus yang dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai dengan kondisinya. Jenis data yang dikumpulkan adalah: a) Biodata Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan yang terdiri dari data ibu dan suami. Meliputi : 26 1) Nama Ibu dan Suami Untuk dapat mengenal atau memanggil nama ibu dan untuk mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama. 2) Umur Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. 3) Suku/bangsa Untuk mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang mempengaruhi perilaku kesehatan. 4) Agama Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan penderita yang berkaitan dengan ketentuan agama. Antara lain dalam keadaan yang gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan dapat diketahui dengan siapa harus berhubungan, misalnya agama islam memanggil ustad dan sebagainya. 5) Pendidikan Untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang. 6) Pekerjaan Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar nasehat kita sesuai. Pekerjaan ibu perlu diketahui untuk mengetahui apakah ada pengaruh pada kehamilan pada kehamilan seperti bekerja dipabrik rokok, dan lain-lain. 7) Alamat Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada ibu yang namanya bersamaan. Ditanyakan alamatnya, agar dapat dipastikan ibuyang mana hendak ditolong itu. Alamat juga diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada penderita. 8) Telepon Ditanyakan bila ada, untuk memudahkan komunikasi. b) Alasan Kunjungan Apakah alasan kunjungan ini karena ada keluhan atau hanya untuk memeriksakan kehamilannya. 27 c) Kunjungan Apakah kunjungan ini adalah kunjungan awal atau kunjungan ulang. d) Keluhan Utama Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alas an pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. e) Riwayat Keluhan Utama Riwayat keluhan utama ditanyakan dengan tujuan untuk mengetahui sejak kapan seseorang klien merasakan keluhan tersebut. f) Riwayat Kebidanan A. Riwayat menstruasi Data ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi pasien. Beberapa data yang harus kita peroleh dari riwayat menstruasi antara lain yaitu menarche (usia pertama kali mengalami mennstruasi yang pada umumnya wanita Indonesia mengalami menarche pada usia sekitar 12 sampai 16 tahun). Siklus menstruasi (jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari yang biasanya sekitar 23 sampai 32 hari), volume darah data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan biasanya acuan yang digunakan berupa kriteria banyak atau sedikitnya,keluhan, beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi dan dapat merujuk kepada diagnose tertentu. B. Gangguan kesehatan alat reproduksi Data ini sangat penting untuk kita kaji karena akan memberikan petunjuk bagi kita tentang organ reproduksi pasien. Ada beberapa penyakit organ reproduksi yang berkaitan erat kebiasaan lain reproduksinya. dengan personal hygiene pasien, yang tidak mendukung atau kesehatan 28 Jika didapatkan adanya salah satu atau beberapa riwayat gangguan kesehatan alat reproduksi, makakita harus waspada adanya kemungkinan gangguan kesehatan alat reproduksi pada masa postpartum. Beberapa data yang perlu kita kaji dari pasien adalah apakah pasien pernah mengalami gangguan seperti keputihan, infeksi, gatal karena jamur, tumor. Riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan yang disebut taksiran partus dibeberapa tempat. Perhitungan dilakukan dengan menambah 9 bulan dan 7 hari pada hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun. C. Riwayat kontrasepsi Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat mempengaruhi EDD. Penggunaan metode lain dapat membantu „‟menanggali‟‟ kehamilan. Ketika seorang wanita menghabiskan pil berisi hormon dalam kaplet kontrasepsi oral, periode menstruasi yang selanjutnya akan dialami disebut „‟withdrawel bleed‟‟. Menstruasi ini bukan karena pengaruh hormon alami wanita tersebut tetapi karena dukungan hormonal terhadap endometrium yang disuplai oleh kontrasepsi yang dihentikan. Menstruasi spontan mungkin tidak terjadi atau terjadi pada waktu biasanya. Kurangnya menstruasi spontan disebut amenorea post pil. D. Riwayat obstetri Informasi esensial tentang kehamilan yang terdahulu mencakup bulan dan tahun kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada saat itu, tipe persalinan, lama persalinan, berat lahir, jenis kelamin, dan komplikasi lain, kesehatan fisik dan emosi terakhir harus diperhatikan. E. Riwayat kesehatan Dari data riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai penanda (warning) akan adanya penyulit masa hamil yang 29 melibatkan seluruh system dalam tubuh akan mempengaruhi organ yang mengalami gangguan. Beberapa data penting yang diperlukan adalah apakah pasien pernah menderita penyakit. F. Riwayat seksual Riwayat seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap karena riwayat ini memberiinformasi medis yang terpenting sehingga klinis dapat lebih memahami klien dan mendapat kesempatan untuk: 1. Mengidentifikasi penganiayaan seksual 2. Menawarkan informasi yang dapat mengurangi kecemasan dan menghilangkan mitos 3. Menawarkan anjuran-anjuran untuk memperbaiki fungsiseksual 4. Membuat rujukan bila tercatat disfungsi seksual atau masalah emosional G. Riwayat keluarga Informasi tentang riwayat keluarga pasien penting untuk mengidentifikasi wanita yang beresiko menderita penyakit genentik yang dapat mempengaruhi hasil akhir kehamilan atau beresiko memiliki bayi yang menderita penyakit genetic. Informasi ini juga dapat mengidentifikasi latar belakang rasa tau etnik yang diperlukan untuk melakukan pendekatan berdasarkan pertimbangan budaya atau untuk mengetahui penyakit organik yang memiliki komponen herediter. H. Riwayat social Riwayat social meliputi daridata keluarga, status perkawinan, sumber dukungan, respon ibu terhadap kehamilan ini, respon keluarga terhadap kehamilan ini, pengetahuan ibu tentang kehamilan perawatan kehamilan, pengetahuan ibu tentang keadaan dan perawatannya, adat istiadat setempat yang berkaitan dengan masa hamil, perencanaan KB. b) Data Objektif Setelah data subjektif kita dapatkan, untuk melengkapi data kita dalam menegakan diagnosa, maka kita harus melakukan pengkajian 30 data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi yang dilakukan secara berurutan. A. Keadaan umum : Baik B. Kesadaran : Komposmentis C. Postur tubuh : Pada saat ini diperhatikan pula bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung, dan cara berjalan. Apakah cenderung membungkuk, terdapat lordosis, scoliosis, atau berjalan pincang dan sebagainya. D. Tinggi badan : Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm tergolong resiko tinggi. E. Berat badan : Ditimbang tiap kali kunjungan untuk mengetahui penambahan berat badan ibu. Normalnya penambahan berat badan adalah tiap 0,50 minggu kg dan penambahan berat badan ibu dari awal kehamilan sampai akhir adalah 6,50 sampai 16,50 kg. F. LILA pada bagian kiri : LILA normal 23,50 cm kurang dari 23,50 dikatakan KEK cm merupakan indicator kuat untuk status gizi ibu yang kurang/baik, sehingga ia beresiko untuk melahirkan BBLR. Dengan demikian ditemukan pula sejak hal ini awal 31 kehamilan, petugas dapat memotivasi ibu agar lebih memperhatikan kesehatannya serta jumlah dan kualitas makanannya. G. Pemeriksaan tanda-tanda vital a. Tekanan darah : Tekanan darah Diakaitan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila tekanan darah meningkat, yaitu sisitolik 30 mmHg atau lebih dan atau diastolik 15 mmHg atau lebih, kelainan ini dapat berlanjut menjadi pre eklampsi dan eklampsi kalau tidak ditangani dengan tepat. b. Nadi : Dalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 6080x/menitatau mungkin salah keluhan ibu satu lebih, mengalami atau seperti lebih tegang, ketakutan atau cemas akibat masalah tertentu, perdarahan berat, anemia, sakit/demam, gangguan tyroid, gangguan jantung. c. Pernafasan : Untuk mengetahui Fungsi system pernafasan, normalnya16-24x/menit. d. Suhu tubuh : Suhu tubuh yang normal adalah 36-37,50C, suhu tubuh lebih dari 370C perlu di waspadai adanya infeksi. 32 H. Pemeriksaan khusus bagi ibu hamil meliputi I. 1. Inspeksi adalah memeriksa dengan cara melihat. 2. Palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara meraba 3. Aukultasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara di dengar. 4. Perkusi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara diketuk. Pemeriksaan laboratorium 1. Darah Yaitu pemeriksaan Hemoglobin. Menurut Wibisono dkk (2009), ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11 gr/%. Bahaya anemia pada ibu hamil tidak saja berpengaruh terhadap keselamatan dirinya, tetapi juga pada janin yang dikandungnya. Hemoglobin darah normal : >11 gr%, ringan : 10-9, sedang : 7-8, berat : <7 gr%. 2) Urine Yaitu pemeriksaan Protein urine dan glukosa urine. Tujuan pemeriksaan protein urine, untuk mengetahui kadar protein dalam urine dan juga untuk mengetahui apakah pasien mengalami eklamsi. (-) : tidak ada kekeruhan, (+) : kekeruhan, (++) : berbutir, (+++) : berkeping, (++++) : bergumpal. Tujuan pemeriksaan glukosa urine, untuk menentukan adanya glukosa dalam urine secara semi kuantitatif. (-) : biru, (+) : hijau kekuningan, (++) : kekuningan, (+++) : jingga, (++++) : merah bata, Ifana (2015). Berdasarkan Permenkes No.1464/MENKES/PER/X/2010 pasal 9 menyatakan bahwa kewenangan Bidan adalah pelayanan kesehatan pada ibu hamil. c) Menentukan Diagnosa Setelah seluruh pemeriksaan selesai dilakukan, kemudian ditentukan diagnosa. d) Penatalaksanaan Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini, informasi ataudata dasar 33 yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah diidentifikasi dari kondisi klien atau setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan terjadi berikutnya. Dengan kata lain asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dank lien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan pembahasan bersamaklien, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya. Rencana asuhan yang menyeluruh mengacu pada diagnosa yang sudah ditentukan sebelumnya, masalah asuhan,serta keluhan yang telah sesuai dengan kondisi klien saat diberi asuhan. Hak pasien adalah hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien, diantaranya: a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku. b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur. c. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar. d. Pasien berhak memperoleh asuhan setara dengan standar profesi. e. Pasien berhak memilih dokter atau perawat sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan. f. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari luar. g. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang telah terdaftar. h. Pasien berhak atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya. i. Pasien berhak mendapatkan informasi hasil pemeriksaan yang dilakukan. 34 j. Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter. k. Pasien berhak menolak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap didirnya. l. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya. m. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya. n. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan. o. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun Spiritual (Meylani, 2013). E. Tugas dan Wewenang Bidan 1. Landasan Hukum Permenkes No.1464/Menkes/SK/III/2010 Pasal 9 Bidan dalam menyelenggarakan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu, Pasal 10 Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan. a. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1):Pelayanan konseling pada masa pra hamil, Pelayanan antenatal pada kehamilan normal, Pelayanan persalinan normal, Pelayanan ibu menyusui dan Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan. b. Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berwewenang melakukan pelayanan antenatal meliputi, pemberian tablet Fe pda ibu hamil, penyuluhan dan konseling, bimbingan pada kelompok ibu hamil, pemberian surat kematian dan pemberian keterangan cuti bersalin. Pelayanan persalinan meliputi, episiotomi, penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II, penanganan kegawatdaruratan, dianjurkan dengan rujukan. Pelayanan nifas meliputi, pemberian vitamin A dosis tinggi, fasilitas/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu eklusif, pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala III dan postpartum. 35 1) Tugas Mandiri Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal: A. Mengkaji status kesehatan kesehatan klien yang dalam keadaan kehamilan. B. Menentukan diagnosa kebidanan dan kebutuhan keadaan hamil. C. Menyusun rencana asuhan kebidanan bersamaklien sesuai dengan prioritas masalah. D. Melaksanakan rencana asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun. E. Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien. F. Membuat pencatatan dan laopran asuhan kebidanan yang telah diberikan. 2) Tugas Kolaborasi/Kerjasama Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi. A. Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus resiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dan tindakan kolaborasi. B. Menentukan diagnosis, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor resiko dan keadaan kegawatdaruratanpada kasus resiko tinggi. C. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil resiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas. D. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama E. Membuat rencana tindakan lanjut bersama klien F. Membuat catatan dan laporan 3) Tugas Rujukan Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan kegawatdaruratan A. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil B. Menentukan diagnosis, prognosa dan prioritas 36 C. Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan D. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan E. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang F. Membuat catatan sdan laopran serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi, (Purwoastuti dan Walyani, 2014). DAFTAR PUSTAKA Al-Quran. Surat Al-Muminun Ayat 12-14. Surat Al-Sajdah Ayat 7-9. Depkes. RI (2009) Upaya Percepatan Penurunan Angka kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Indonesia. Available from : http//:www.depkes.go.id [diakses 10 Mei 2016]. Dewi, VNL. Sunarsih T. (2011) Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Dian Pratitis, Kamidah. (2013) Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya kehamilan dengan Kepatuhan Pemeriksaan Kehamilan Di BPS Ernawati Boyolali, Vol 10 (2) Agustus, pp 33-41 DinKes (2015) Data AKI dan AKB Ciamis. Ciamis : DinKes Haya, MAN. Pakasi, TA, Bahar, NA, Basuki, B. (2014) Antenatal care practice and the chance of having nurse/miwdife birth attendant a study in Central Mountain of Papua, vol 8 (3) Oktober, pp 30-39 Kusumawati. (2008) Panduan Lengkap Kehamilan dan Persalinan. Yogyakarta: Tugu Publisher. Manuaba I.B.G (2010) Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Prawiroharjo, S. (2013) Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Prawiroharjo, S. (2010) Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Permenkes. (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik Bidan. Available from: http://www.google.co.id/tag/ (Diakses tanggal 10 Mei 2016). Romauli, S. (2011) Asuhan kebidanan 1. Yogyakarta: Muha Medika Soepardan, S. (2008) Konsep Kebidanan. Jakarta: PT Maha Putra Sugiyono. (2010) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta Walyani, ES. (2015) Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Press Yuni, dkk (2010), Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya