BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Industri perbankan merupakan salah satu jenis industri yang saat ini dihadapkan pada iklim persaingan ketat, kompleks dan perubahan lingkungan bisnis yang cepat. Persaingan menjadi semakin tajam seiring dengan masuknya bank-bank asing yang turut memperebutkan nasabah pada pasar yang sama. Bank asing mempunyai sejumlah kelebihan dalam hal reputasi, pilihan produk yang inovatif, dan kuatnya jaringan global (Tempo, 18 Januari 2006). Bagi bank, karyawan merupakan aset yang harus dikelola dengan baik. Namun, sebagai sumber aset, karyawan juga merupakan sumber risiko bagi bank. Banyak kasus di perbankan yang mempertontonkan betapa karyawan menjadi sumber malapetaka. Meski banyak pula karyawan bank yang menunjukkan prestasinya (infobanknews.com, 10 Pebruari 2015). Steers (1985), salah satu aspek yang perlu memperoleh perhatian ekstra dalam bidang sumber daya manusia adalah komitmen karyawan pada organisasi. Faktor ini sangat diperlukan karena individu yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasi akan terus-menerus berikhtiar demi kemajuan organisasi. Kualitas sumber daya manusia yang berpengaruh kuat terhadap kinerja organisasi adalah komitmen. Karyawan yang memiliki komitmen terhadap organisasi memiliki potensi untuk memperbaiki kinerja baik secara individual, kelompok maupun organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi 14 Universitas Sumatera Utara yang tinggi akan memberikan usaha yang maksimal secara sukarela untuk kemajuan organisasi (Robbins, 2009). Komitmen karyawan sangat penting penting bagi perusahaan karena akan berpengaruh terhadap turn over karyawan, berhubungan dengan kinerja yang mengasumsikan bahwa karyawan yang mempunyai komitmen terhadap perusahaan cenderung mengembangkan upaya yang lebih besar pada perusahaan (Widodo, 2010). PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk sebagai salah satu perusahaan jasa keuangan di Indonesia yang bersaing dengan banyak kompetitor harus mampu unggul dalam persaingan. Persaingan ketat diantara kompetitor membuatnya harus memiliki kompetensi untuk menghadapi pasar, baik dalam pelayanan maksimal dan tepat waktu (service excelence), maupun efisiensi biaya (cost efficiency) dan dalam penyediaan jasa-jasa keuangan semakin berkembang. Untuk memenangkan persaingan ini dukungan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang saling terkait satu dengan lainnya sangat menentukan. Pada misi perusahaan sebagai berikut : “Menjadi organisasi yang berorientasi ke nasabah, yang melayani semua segmen, dengan menawarkan nilai yang unik untuk masing-masing segmen, berdasarkan keunggulan penjualan dan pelayanan, dengan didukung oleh teknologi kelas dunia. Aspirasi kami adalah menjadi perusahaan pilihan untuk berkarya dan yang dihormati oleh nasabah, karyawan, pemegang saham, regulator dan komunitas di mana kami berada”, Pegawai yang memiliki komitmen organisasi akan bekerja dengan penuh dedikasi karena pegawai yang memiliki komitmen tinggi menganggap bahwa hal 15 Universitas Sumatera Utara yang penting yang harus dicapai adalah pencapaian tugas dalam organisasi. Pegawai yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi juga memiliki pandangan yang positif dan akan melakukan yang terbaik untuk kepentingan organisasi. Hal ini membuat pegawai memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih menyokong keberhasilan organisasi tempatnya bekerja (Sanusi, 2012). Karyawan dengan komitmen yang tinggi terhadap organisasi sangat penting untuk dimiliki oleh sebuah organisasi karena tanpa adanya komitmen pada organisasi yang kuat, organisasi tersebut tidak akan berjalan dengan maksimal. Selain itu, komitmen karyawan yang tinggi akan membuat karyawan tersebut lebih stabil dan produktif dalam bekerja sehingga pada akhirnya akan lebih membawa keuntungan bagi organisasi (Greenberg & Baron, 1990; Sopiah 2008). Setiap orang dalam melakukan suatu tindakan tertentu pasti didorong oleh adanya motif tertentu. Motivasi biasanya timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi, tujuan yang ingin dicapai, atau karena adanya harapan yang diinginkan. Motivasi kerja merupakan kombinasi kekuatan psikologis yang kompleks dalam diri masing-masing orang. Setiap individu mempunyai motivasi sendiri yang mungkin berbeda (Wibowo, 2013). Motivasi sangat berpengaruh bagi suatu organisasi. Pegawai tanpa motivasi kerja tidak akan bisa memberikan kontribusi yang berarti bagi organisasi. Itulah sebabnya pihak SDM harus dapat mencermati apakah pegawai yang ada masih termotivasi dengan baik untuk bekerja atau sudah mengalami penurunan, sehingga dapat mengukur tingkat motivasi pegawai untuk dapat diambil tindakan yang dirasa perlu sebelum terlambat. Keterlambatan dalam peningkatan motivasi 16 Universitas Sumatera Utara kerja akan berdampak kurang produktifnya sumber daya manusia yang berakibat tidak tercapainya target organisasi (Sanusi, 2012). Herzberg, (1987) mengemukakan job satisfaction disebabkan oleh hadirnya serangkaian faktor yang disebut sebagai motivator, sedangkan job dissatisfaction disebabkan oleh ketidakhadiran rangkaian yang berbeda dari motivator yang disebut sebagai hygiene factor. Motivator factor berhubungan dengan aspek-aspek yang terkandung dalam pekerjaan itu sendiri. Jadi berhubungan dengan job content atau disebut juga sebagai aspek intrinsik dalam pekerjaan. Faktor-faktor yang termasuk di sini adalah: 1. Achievement (keberhasilan menyelesaikan tugas) 2. Recognition (penghargaan) 3. Work it self (pekerjaan itu sendiri ) 4. Responsibility (tanggung jawab) 5. Possibility of growth (kemungkinan untuk mengembangkan diri) 6. Advancement (kesempatan untuk maju) Herzberg berpendapat bahwa, hadirnya faktor-faktor ini akan memberikan rasa puas bagi karyawan, namun jika ada yang tidak terpenuhi bukan berarti mengakibatkan ketidakpuasan kerja karyawan. Hygiene factor adalah faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan; berhubungan dengan job context atau aspek ekstrinsik pekerja. faktor-faktor yang termasuk di sini adalah: 1. Working condition (kondisi kerja) 2. Interpersonal relation (hubungan antar pribadi) 17 Universitas Sumatera Utara 3. Company policy and administration (kebijaksanaan perusahaan dan pelaksanaannya) 4. Job security (perasaan aman dalam bekerja), pay (gaji), status (Jabatan) 5. Supervision technical (teknik pengawasan) Herzberg juga menyatakan bahwa motivator menyebabkan seseorang untuk bergerak dari kondisi tidak ada kepuasan menuju ke arah kepuasan. Sedangkan hygiene factors dapat menyebabkan seseorang yang berada dalam ketidakpuasan menuju kearah tidak ada ketidakpuasan. Tingkah laku seseorang dalam bekerja juga dipengaruhi serta dirangsang oleh keinginan, kebutuhan, tujuan dan keputusannya, dimana rangsangan ini timbul dari diri sendiri (internal) dan dari luar (external-lingkungannya). Rangsangan ini akan menciptakan “motif dan motivasi” yang mendorong orang bekerja (beraktivitas) untuk memperoleh kebutuhan dan kepuasan dari hasil kerjanya. Jika motivasi tersebut telah diwujudkan oleh perusahaan tempat ia bekerja maka dengan yakin ia akan memberikan komitmen yang tinggi kepada perusahaan. Dengan meningkatkan performa karyawan yang akan tampak pada prestasi yang ditunjukkan karyawan dengan tercapainya target-target tugas sesuai dengan standard yang telah ditetapkan. Melalui performa maksimal karyawannya apa yang menjadi tujuan perusahaan akan tercapai (Tania & Sutanto, 2013). Setiap orang ingin mendapatkan pekerjaan karena dengan bekerja ia mengharapkan mendapat imbalan untuk menghidupi dirinya dan keluarganya. Namun, sering kali terjadi bahwa mendapatkan imbalan saja dirasakan belum cukup. Mereka mengingkan mendapat kepuasan dari pekerjaannya. Persoalannya adalah bagaimana menentukan ukuran kepuasan kerja. Terhadap pekerjaan dan 18 Universitas Sumatera Utara imbalan yang sama, kepuasan orang dapat berbeda, orang yang satu dapat merasa puas. Sedangkan orang lainnya belum mendapatkan kepuasan (Wibowo, 2013) Oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk membangun motivasi dan memberikan kepuasan kerja yang maksimal kepada karyawan untuk menumbuhkan dan meningkatkan komitmen karyawan kepada perusahaan. B. RUMUSAN MASALAH Dari uraian pada latar belakang masalah maka permasalahan yang hendak diketahui jawabannya di dalam penelitian ini adalah : Apakah motivasi dan kepuasan kerja mempengaruhi komitmen karyawan PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Medan? C. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penelitian ini adalah : menganalisis pengaruh motivasi dan kepuasan kerja karyawan terhadap komitmen karyawan. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini akan memberikan data empiris mengenai pengaruh motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap komitmen karyawan sehingga dapat menjadi masukan bagi disiplin ilmu psikologi sains, peminatan pengembangan sumber daya manusia dan disiplin ilmu lainnya. 19 Universitas Sumatera Utara 2. Manfaat Praktis Dari penelitian ini akan diketahui sejauh mana pengaruh motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap komitmen karyawan sehingga data tersebut dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk mengambil langkah-langkah atau kebijakan penting terkait komitmen karyawan. Selain itu dapat diketahui gambaran mengenai tingkat Motivasi, Kepuasan kerja dan komitmen karyawan. 20 Universitas Sumatera Utara