Suciyananda et al,Uji Efektivitas Bacillus sp 106

advertisement
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017
“Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan
Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
UJI EFEKTIVITAS Bacillus sp. UNTUK MENURUNKAN DAYA TETAS TELUR
NEMATODA PURU AKAR (Meloidogyne incognita) PADA AKAR TEMBAKAU
(Nicotiana tabacum)
An Analysis of the Effectiveness of Bacillus sp. toLower the Hatching Eggs of Nematodes Root Knot
(Meloidogyne incognita) on Tobacco Roots (Nicotiana tabacum)
Irvani Eka Suciyananda1, Sri Wahyuni2, Wahyu Prihanta3,Kristiana Sri Wijayanti4
1,2,3)
Universitas Muhammadiyah Malang
4)
Balai Penelitian Tanaman Serat dan Pemanis(BALITTAS)
e-mail korespondensi: [email protected]
ABSTRAK
Meloidogyne incognita merupakan nematoda parasit pada tanaman yang menyebabkan kerugian ekonomi dan gagal
panen sekitar 5% dari total keuntungan yang di dapat. Nematoda ini menyebabkan gall atau puru pada sistem
perakarannya, selain itu tanaman yang terserang Meloidogyne incognita daunnya mengalami klorosis, layu dan
banyak yang gugur, tanaman kerdil, akar lebih sedikit, dan bila tanaman yang terserang hebat atau parah maka
tanaman yang terserang akan mati. Beberapa laporan penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa nematoda
Meloidogyne incognita dapat menyebabkan kerusakan tanaman tembakau sebesar 40%-100% dan menyebabkan
kerugian terhadap hasil panen tembakau. Pengendalian Upaya pengendalian nematoda pada umumnya dilakukan
secara kimiawi dengan menggunakan nematisida sintetik dan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap hasil
pertanian dan lingkungan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dilakukan penelitian tentang pengendalian
nematoda non-kimiawi salah satumya yaitu dengan bakteri antagonis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh pemberian bakteri Bacillus sp. terhadap penetasan telur nematoda puru akar (Meloidogyne incognita).
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fitopatologi BALITTAS pada tanggal 24 Oktober s/d 08 Desember 2016.
Metode yang digunakan adalah metode The Only Posttest Control Group Design. Pengumpulan data melalui
observasi eksperimen. Hasil penelitian dari bulan Oktober s/d Desember menunjukkan bahwa bakteri Bacillus sp.
memiliki potensi untuk menekan penetasan telur nematoda puru akar (Meloidogyne incognita). Enzim kitinase yang
dihasilkan oleh bakteri menyebabkan lisis pada kulit telur M. incognita terutama pada juvenil 1, sehingga
menghambat penetasan telur atau membunuh juvenil 1.
Kata Kunci: Meloidogyne incogita, pengendali hayati, Bacillus sp.
ABSTRACT
Meloidogyne incognita is a kind of endoparasite living which cause economic loss and crop failure around 5% of the
total profit. This nematoda leads to the gall on the Plant Root system. Besides, the leaves of plants which affected by
Meloidogyne incognita will undergo chlorosis, wilting and deciduous, cannot grow up effectively (stunted), less
roots, and when the effects of Meloidogyne incognita are intense, then the affected plants will die. Some overseas
research reports indicate that the nematode Meloidogyne incognita can cause damage to tobacco crops by 40% 100% and caused losses to the harvest of tobacco. The controlling measures of nematode are generally carried out
chemically by using synthetic nematicide, may cause negative impacts on agriculture and the environment. In order
to anticipate the need, it is necessary to do research on non-chemical nematode control such as by using the
antagonistic bacteria. The aimed of this research is to find out the effect of bacteria Bacillus sp on hatching eggs of
nematode root knot (Meloidogyne incognita). This research was conducted at the Laboratory of Phytopathology
BALITTAS on October 24th to December 8th, 2016. The method used is The Only Posttest Control Group Design.
The data was collected through observation experiment. The results of the October to December showed that the
bacteria Bacillus sp. is potential in suppressing the nematoda root knot (Meloidogyne incognita) hatching eggs.
Chitinase enzyme which produced by the bacterium causes lysis on the eggshell of M. incognita mainly on juvenile 1,
thus inhibiting hatching eggs or kill juvenile 1.
Keywords: Meloido gyneincogita, biological control, Bacillus sp.
Nematoda parasit tanaman dapat menyebabkan
kerusakan hampir mencapai 100%. Hal ini akan
menyebabkan tanaman puso dan petani gagal
panen.Meloidogyne incognita merupakan salah satu
nematoda parasit pada tanaman. Meloidogyne incognita
merupakan nematoda patogen yang menyebabkan
kerugian ekonomi dan gagal panen sekitar 5% dari total
keuntungan yang di dapat. Nematoda ini merupakan
nematoda yang berkembang sangat cepat dan mempunyai
daya tekan tinggi terhadap pertumbuhan tanaman dengan
gejala khas terlihat pada akar, yaitu berupa bintil-bintil
yang disebut dengan puru akar (Whitehead, 1998 dalam
Prasasti, 2012). Selain terbentuknya gall atau puru pada
sistem
perakarannya,
tanaman
yang
terserang
Meloidogyne incognita daunnya mengalami klorosis,
tanaman kerdil, daunnya mengalami klorosis, layu dan
banyak yang gugur, tanaman kerdil, akar lebih sedikit,
Suciyananda et al,Uji Efektivitas Bacillus sp
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
106
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017
“Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan
Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
dan bila tanaman yang terserang hebat atau parah maka
tanaman yang terserang akan mati (Prasasti, 2012).
Nematoda ini parasita di berbagai tanaman,
khususnya pada tanaman yang dapat hidup di tanah
berpasir yang memiliki temperature hangat (Munshid, et
al., 2013). Beberapa tanaman perkebunan, seperti jahe,
kenaf, kopi, lada, nilam, cengkeh, tebu, teh, tembakau,
lengkuas, temulawak, dan kapulaga tidak luput dari
serangan nematoda Meloidogyne incognita (Mustika,
2005). Salah satu tanaman perkebunan yang bernilai
ekonomis tinggi adalah tembakau. Tembakau cerutu
merupakan komoditas ekspor nonmigas yang memberikan
kontribusi tunggi terhadap devisa negara Indonesia.
Kualitas tembakau cerutu sangat menentukan harga
legalnya. Nematoda Meloidogyne incognita merupakan
salah satu dari sekian banyak jasad pengganggu tanaman
tembakau. Beberapa laporan penelitian di luar negeri
menunjukkan bahwa nematoda Meloidogyne incognita
dapat menyebabkan kerusakan tanaman tembakau sebesar
40%-100% (Natawegina, 1983).
Upaya pengendalian nematoda pada umumnya
dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan
nematisida sintetik. Nematisida yang sering digunakan
untuk mengendalikan NPA biasanya berupa fumigan dan
non-fumigan (Luc et al., 1990 dalam Prasasti, 2012).
Penggunaan nematisida dapat menimbulkan dampak
negatif terhadap hasil pertanian dan lingkungan, terutama
apabila penggunaan nematisida terlalu berlebihan.
Pengendalian dengan menggunakan bakteri antagonis
merupakan alternatif pengendalian yang potensial. Harni
dan Munif (2012) menggunakan bakteri endofit Bacillus
sp. untuk mengendalikan Meloidogyneincognita pada
tanaman lada. Bacillus sp. terbukti mempunyai aktivitas
enzim kitinase, serta mampu menekan tingkat kerusakan
akar (Manan et al., 2015). Enzim kitin dan antibiotik
lainnya diproduksi oleh Bacillus yang dapat digunakan
untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme antagonis
(Dorherty & Preece, 1988 dalam Dawar, et al., 2008).
Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh pemberian bakteri Bacillus sp.
terhadap penetasan telur nematoda puru akar
(Meloidogyne incognita).
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian
dilaksanakan
di
Laboratorium
Fitopatologi BALITTAS (Balai Penelitian Tanaman
Pemanis dan Seart). Penelitian berlangsung dari 24
Oktober – 8 Desember 2017.
Bahan dan Alat
Alat dan bahan yang digunakan adalah isolate
Bacillus yang diperoleh dari laboratorium Fitopatologi
BALITTAS. Telur nematoda Meloidogyne incognita yang
didapat dari akar tomat yang telah diinfeksi nematoda
Meloidogyne incognita dari akar tembakau. Media biakan
mikroba, autoclave, mikroskop binocular, petridish, labu
Erlenmeyer, timbangan, botol scott, shaker, dan LAF.
Rancangan Percobaan
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan
Acak Lengkap. Adapun perlakuan yang dicoba adalah:
O
P1
O1
O
P2
O2
O
P3
O3
O
P4
O4
O
P5
O5
O
P0
OK
Keterangan :
O
: Telur Meloidogyne incognita
P1,2,3,4,5
: Jenis perlakuan (Isolat Bacillus sp. BN 1,
BN 2, BN 3, BN 4, BN 5)
P0
: Tanpa adanya perlakuan
O1,2,3,4,5 :Observasi pada kelompok perlakuan
OK
: Observasi pada kelompok control
Pelaksanaan Penelitian
a. Infestas Meloidogyne incognita
Infestasi Meloidogyne incognita dilakukan dengan
mengambil telur nematoda puru akar pada akar tomat
yang sebelumnya telah diinfeksi nematoda puru akar dari
tanaman tembakau. Infestasi dilakukan menggunakan
metode dari Hussey & Barker (1973).
b. Kultur Bacillus sp.
Bakteri Bacillus sp. dikulturkan pada media TSA
selama 48 jam. Kemudian memindahkan koloni tunggal
Bacillus sp. ke dalam 100 ml media TSB dan men-shaker
selama 48 jam dengan kecepatan 150 rpm dan suhu 300C.
Mensentrifugasi kultur bakteri Bacillus sp dengan
kecepatan 5400 rpm selama 15 menit. Menyaring hasil
sentrifugasi dengan syringe filter 0,22 µm.
c. Perlakuan
Menyiapkan telur nematoda sejumlah 50-56 telur
dalam tiap petridish kecil. Mengambi sebanyak 5 ml
kultur bakteri yang sudah disentrifuge ke dalam petridish
kecil berisi telur nematoda. Menyimpan petridish di
dalam inkubator dengan suhu 250C.
d. Uji Kitinase
Uji kitinase ini dilakukan untuk membuktikan
bahwa Bacillus sp. menghasilkan enzim kitinase yang
dapat mendegradasi kulit telur nematoda. Uji ini
dilakukan dengan menanam isolate tunggal Bacillus sp.
pada media kitin dan mendiamkan semalam 2 minggu
pada suhu ruang.
e. Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap 24 jam selama 7 hari.
Indikator yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah
telur nematoda puru akar (Meloidogyne incognita) yang
tidak menetas dan jumlah juvinel hidup dan mati selama
waktu pengamatan tersebut. Pengamatan uji kitinase
dengan cara melihat zona bening yang terbentuk disekitar
bakteri koloni Bacillus sp.
f. Analisis Data
Suciyananda et al,Uji Efektivitas Bacillus sp
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
107
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017
“Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan
Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Data hasil pengamtan dianalisis dengan analisis
ragam satu jalur dengan bantuan analisis komputer SPSS
21. Apabila hasil analisis menunjukkan beda nyata, maka
dilanjutkan dengan uji beda nyata Duncan dengan taraf
nyata 5%.
tersebut sesuai dengan hasil uji kitin yang dilakukan pada
ke-5 isolat Bacillus sp. Isolat Bacillus sp. yang dapat
mensekresikan enzim-enzim kitinolitik ekstraseluler akan
membentuk zona bening pada media padat yang
mengandung kitin.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penenlitian dan analisis data
jumlah mortalitas telur nematoda Meloidogyne incognita
menunjukkan bahwa pemberian berbagai isolat Bacillus
sp. (BN 1, BN 2, BN 3, BN 4, BN 5) dengan lama
perlakuan selama 7 hari mempunyai perbedaan pengaruh
yang nyata terhadap tingkat mortalitas telur nematoda
Meloidogyne incognita. Pengaruh pemberian berbagai
isolat Bacillus sp pada setiap perlakuan menunjukkan
jumlah penetasan telur yang berbeda-beda. Perbedaan ini
disebabkan karena pada tiap-tiap isolat Bacillus sp.
menghasilkan enzim kitinase dengan jumlah yang
berbeda-beda. Enzim kitinase yang dihasilkan oleh
bakteri endofit dan organisme lainnya berperan penting
dalam pengendalian patogen karena enzim ini dapat
mendegradasi dinding sel patogen yang tersusun dari
senyawa kitinase (Tuminem, 2015).
Woo-Jin et al., (2002) melaporkan enzim kitinase
yang dihasilkan oleh bakteri Paenibacillus illinosensis
KJA-424 terbukti secara signifikan menurunkan
persentase penetasan telur M. incognita. Kitinase adalah
enzim yang mengkatalis pemecahan senyawa polimer
kitinase pada ikatan glikosidik β-1,4. Enzim ini dihasilkan
oleh bakteri dan organisme lainnya dan telah banyak
digunakan sebagai agensia biokontrol karena dapat
mendegradasi dinding sel patogen yang tersusun dari
kitinase seperti pada cendawan dan nematoda (Pratiwi et
al., 2015).
Selain itu,Bacillus sp. dan Pseudomonas termasuk
dalam bakteri PGPR. PGPR telah diindentifikasi sebagai
pengendali biologi yang digunakan untuk pengendalian
penyakit
tanaman tanpa efek
negatif dalam
penggunaannya, baik terhadap manusia maupun
lingkungan (Jhonsson et al., 1998 dalam Wijayanti,
2015).
Bacillus dapat dengan cepat mengoloni akar tanaman
sehingga patogen terhalang dalam mencapai permukaan
akar. Bakteri antagonis ini juga menggasilkan hormon
auksin yang merangsang pertumbuhan akar. Penggunaan
PGPR
dapat
mempertimbangkan
keseimbangan
mikroorganisme di daerah rhizosfer.
Hasil aplikasi isolat Bacillus sp. perlakuan paling
baik ditunjukan pada perlakuan BN 5, dimana jumlah
rata-rata telur nematoda yang tidak menetas sebanyak
47,82 dan terendah pada perlakuan BN 3 dengan rata-rata
telur nematoda yang tidak menetas sebanyak 42,68. Hal
ini menunjukkan bahwa perlakuan kultur filtrat bakteri
Bacillus sp. memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
penetasan telur Meloidogyne incognita dibandingkan
dengan perlakuan kontrol (aquadest). Hasil pengujian
Gambar 1. Grafik pengaruh pemberian berbagai isolat Bacillus
sp. selama 7 hari terhadap jumlah penetasan telur
Nematoda Meloidogyne incognita.
Menurut Faath (1994) dalam Soeka (2011),
perbedaan laju degradasi kitin dapat ditunjukkan dengan
penampakkan areal bening di sekeliling koloni pada agaragar yang mengandung kitin. Selanjutnya isolat-isolat
yang menunjukkan positif aktivitas kitinase secara
kualitatif diukur secara semi-kuantitatif dengan cara
membandingkan diameter zona bening disekitar koloni
dengan diameter zoan bening lainnya. Hasil perhitungan
secara semi-kuantitatif menunjukkan bahwa isolat BN 5
memiliki diameter zona bening paling besar jika
dibandingkan dengan diameter zona bening isolat lainnya.
Hasil pengamatan secara mikroskopik menunjukkan
perkembangan telur nematoda terhambat oleh bakteri dan
menyebabkan kerusakan pada kulit telur. Enzim kitinase
yang dihasilkan oleh bakteri menyebabkan lisis pada kulit
telur M. incognita terutama pada juvenil 1, sehingga
menghambat penetasan telur atau membunuh juvenil 1.
Lisisnya kulit telur nematoda yang disebabkan oleh
aktivitas kitinase berperan penting dalam pengendalian
nematoda puru akar (Woo-Jin et al., 2002).
Efek merugikan kitinase pada telur nematoda
meningkatkan pertahanan tanaman terhadap nematoda
parasitis dengan cara manipulasi genetik tumbuhan; 1)
penyisipan gen kitinase ke dalam tumbuhan; 2)
peningkatan ekspresi gen kitinase dari dalam akar
tumbuhan dan; 3) transformasi bakteri rhizosfer dengan
gen kitinase yang sesuai (Lobna, 2010). Enzim kitinase
berperan dalam pemecahan dinding sel telur dengan
mengurangi komponen sel telur tersebut, seperti glucan
Suciyananda et al,Uji Efektivitas Bacillus sp
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
108
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017
“Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan
Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
dan kitin (Woo-Jin et al., 2002). Enzim kitinase adalah
enzim yang mampu menghidrolisis kitin menjadi
monomernya N-asetil-glukosamin. Enzim tersebut
menghidrolisis ikatan β-1,4-glikosida, atau polimer
mengalamai deasetilisasi pertama yang selanjutnya
dihidrolisis oleh kitosanase (Herdyastuti, et al., 2009).
a
b
Isolat Bacillus sp. berpotensi sebagai agensia
biokontrol Meloidogyne incognita karena menghasilkan
enzim kitinase yang dihasilkan oleh bakteri endofit dan
organisme lainnya. Bakteri ini berperan penting dalam
pengendalian patogen karena enzim kitinase yang
dihasilkan dapat mendegradasi dinding sel patogen yang
tersusun dari senyawa kitinase. Selain itu, Bacillus sp.
telah diindentifikasi sebagai pengendali biologi yang
digunakan untuk pengendalian penyakit tanaman tanpa
efek negatif dalam penggunaannya, baik terhadap
manusia maupun lingkungan.
DAFTAR RUJUKAN
c
d
Dawar, S., Tariq, M., dan Zaki, M., J. 2008. Aplication of
Bacillus species in Control of Meloidogyne
javanica (Treub) Chitwood on Cowpea and Mash
Bean. Pak. J. Bot. No.40 Vol.1 Hal. 439-444.
Harni, R., and Munif, A. 2012. Pemanfaatan Agens
Hayati Endofit Untuk Mengendalikan Penyakit
Kuning Pada Tanaman Lada. Buletin RISTRI. No.3
Vol.3 Hal. 201-206.
Herdyastuti, N., Raharjo, T., J., Mudasir, & Matsjeh.
2009. Chitinase and Chitinolytic Microorganism:
Isolation, Characterization and Potential. Indo. J.
Chem. N0. 9 Vol. 1 Hal: 37-47.
e
Hussey, R.S & Barker, K.R. 1973. A Comparison of
Nematodes of Colleting Inocula for Meloidogyne
incognita spp. Including a New Technique. Dis.
Report.
Gambar 2. Hasil uji kitinase pada isolat Bacillus sp.; a. BN 1, b.
BN 2, c. BN 3, d. BN 4, e. BN 5.
Waktu maksimum yang diperlukan isolat Bacillus
sp untuk menekan jumlah penetasan telur nematoda yaitu
pada hari ke-2. Lama waktu perlakuan isolat Bacillus sp.
yang digunakan dalam pengujian juga memberikan
pengaruh nyata dalam menekan penetasan telur
Meloidogyne incognita. Aktivitas enzim kitinase
mencapai nilai maksimum pada hari kedua (48 jam) dan
mengalami penurunan setelah hari ke-3 (72 jam) dan ke-4
(96 jam). Seperti yang dilaporkan oleh Woo-Jin et al.,
(2002) aktivitas enzim kitinase sama seperti pertumbuhan
bakteri yaitu mengalami pertumbuhan yang baik sampai
hari ke-3, kemudian akan mengalami penurunan aktivitas
enzim yang tajam hingga mencapai setengah dari angka
maksimum sebelumnya. Bakteri menghasilkan enzim
kitinase maksimal ketika mencapai pH netral yaitu 7.
PENUTUP
Lobna, M., & Zawam, H. 2010. Efficacy of Some
Biocontrol Agents on Reproduction and
Development of Meloidogyne incognita Infecting
Tomato. Journal of American Science. N0.4 Vol.
11 Hal: 495-509.
Manan, Abdul., dan Mugiastuti, Endang. 2015. Potensi
Campuran
Mikroba
Antagonis
untuk
Mengendalikan
Nematoda
Puru
Akar
(Meloidogyne incoqnita) pada Tanaman Tomat.
Agrin. No.19 Vol.1 Hal. 1-7.
Munshid, H., Simon, S., dan Lal, A., A. 2013.
Antagonistic Potential of Bacillus subtilis and
Pseudomonas fluorenscens on Meloidogyne
incognita of Green Onion (Allium fistulosum).
International Journal of Botany and Research
(IJBR). ISSN: 2277-4815. No.3 Vol.1 Hal. 15-22.
Mustika, Ika. 2005. Konsepsi dan Strategi Pengendalian
Nematoda Parasit Tanaman Perkebunan di
Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan
Obat. Perspektif. No.4 Vol.1 Hal. 20-32.
Natawigena, H. 1983. Pengendalian Terpadu Nematoda
Parasit Tanama, Seminar Fitopatologi Regional I
PF1. Komisariat Jawa Timur Surabaya.
Suciyananda et al,Uji Efektivitas Bacillus sp
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
109
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017
“Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan
Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Prasasti, Wulandari Dwi. 2012. Makalah Seminar Umum
Strategi Pengendalian Penyakit Nematoda
(Meloidogyne
incognita)
Pada
Tanaman
Tomat(Solanum lycopersicum L.). Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta.
Pratiwi, R.S., Susanto, T.E., Wardani, Y.A.K., &
Sutrisno, A, 2015. Enzim Kitinase dan Aplikasi di
Bidang Industri: Kajian Pustaka. Jurnal Pangan
dan Agroindustri. Vol.3 No.3. Hal: 878-887.
Soeka, Yati Sudaryati dan Sulistiani, 2011. Seleksi,
Karakteristik, dan Identifikasi Bakteri Penghasil
Kitinase yang Diisolasi dari Gunung Bromo Jawa
Timur. Jurnal Natur Indonesia. No.13 Vol.2 Hal.
155-161.
Tuminem, Supramana, Sinaga, M.S., & Giyanto. 2015.
Potensi Bakteri Endofit Akar Ubi Jalar (Ipomea
batatas) Asal Kabupaten Sorong Papua Barat
Sebagai Agensia Biokontrol Meloidogyne spp. J.
HPT Tropika. Vol.15 No.2 Hal:122-131.
Wijayanti, K.S. 2015. Peran Plant Growth Promoting
Rhizobacteria (PGPR) Dalam Menginduksi
Ketahanan Tanaman Kenaf (Hibiscus cannabinus
L.) Terhadap Nematoda Puru Akar (Meloidogyne
incognita). Tesis Megister Pertanian. Program
Studi Ilmu Tanaman. Pasca Sarjana Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya.
Woo-Jin J, Soon-Ju J, Kyu-Nam A, Yu-Lan J, Ro-Dong
P, Kil-Yong K, Bo-Kyoon S, & Tae-Hwan K.
2002. Effect of chitinase producing Paenibacillus
illinoisensis KJA-424 on egg hatching of root knot
nematode (Meloidogyne incognita). J. Microbiol.
Biotechnol. No.12 Vol.6 Hal. 865–871.
Suciyananda et al,Uji Efektivitas Bacillus sp
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
110
Download