BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari uraianuraian tersebut menunjukkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Dari tujuan pendidikan nasional di atas, dapat kita ketahui bahwa peran seorang guru untuk menciptakan suatu suasana belajar yang menyenangkan sangatlah penting. Gurulah yang merancang suatu pembelajaran agar pembelajaran tersebut menjadi menyenangkan bagi peserta didik. Sahabuddin (1999) mengemukakan bahwa, keefektifan belajar, adalah implementasi yang berhasil dari komponen-komponen pengajaran. Masingmasing komponen pengajaran mempunyai hubungan dengan keterampilan guru. Oleh karena itu, di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memenuhi strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. Jika dicermati kenyataannya dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan model pembelajaran yang tidak bervariasi dan masih menggunakan model pembelajaran yang lama sehingga hal tersebut membuat sebagian besar siswa kurang tertarik pada suatu pembelajaran dan juga pembelajaran masih bersifat umum yakni masih menggunakan metode tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi. Pelaksanaan pembelajaran biasanya guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku paket pelajaran, sebelum kegiatan dilakukan, guru 1 2 berceramah tentang informasi yang dianggap penting berkaitan dengan apa yang harus dilakukan siswa. Kegiatan membaca dilakukan dari awal sampai akhir teks, yang selanjutnya diadakan tanya jawab dan diskusi untuk mengetahui penguasaan materi. Dengan memperhatikan uraian di atas, maka pemilihan metode pembelajaran harus sesuai dengan materi yang diajarkan. Konsep sifat-sifat cahaya yang terdapat dalam silabus mata pelajaran IPA Kelas 5 Sekolah Dasar secara mendasar memerlukan pengelolaan pengajaran yang baik dalam penyajiannya, sebab materi ini menyangkut pengetahuan terhadap sifat-sifat cahaya yang harus dipahami siswa dengan cara melakukan suatu penyeledikan langsung. Dengan cara demikian, tentu saja akan memberikan kemudahan belajar bagi siswa, diperlukan pemberian contoh-contoh secara langsung di depan kelas oleh guru kepada siswa, karena tanpa ada peragaan atau pemberian contoh nyata kepada siswa, siswa akan kesulitan dalam mengenal dan membedakan cahaya dan sifat-sifatnnya. Kenyataan yang terjadi di SD Negeri Pulutan 02 khususnya kelas 5 berdasarkan evaluasi nilai ulangan harian dalam mata pelajaran IPA terdapat beberapa anak yang belum tuntas sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Dari 13 siswa terdapat 6 siswa yang belum tuntas dengan nilai kurang dari 65. Meskipun tuntas tetapi nilai siswa belum maksimal, sehingga ratarata kelas masih rendah yaitu 63,46. Dari hasil observasi peneliti selama PPL di SDN Pulutan 02 hal ini disebabkan oleh faktor yang pertama dan utama adalah SDN Pulutan 02 merupakan sekolah inklusi sehingga ada 10 siswa yang mengalami gangguan belajar, siswa yang berkebutuhan khusus ini terlihat sangat pasif dan tidak aktif dalam mengikuti pelajaran. Bahkan ada siswa yang bermain sendiri tanpa memperhatikan guru sedang menerangkan materi pelajaran. Faktor lainnya adalah dari guru yang masih menggunakan cara klasikal yaitu semua siswa diperlakukan sama. Faktor di atas sangat mempengaruhi ketuntasan hasil belajar siswa selama ini. Jika tidak diatasi jumlah siswa dengan hasil belajar rendah akan terus bertambah. Untuk itu diperlukan solusi dalam mengemas dan menyajikan 3 pembelajaran. Solusinya adalah penerapan model pembelajaran secara tepat, dalam hal ini metode Group Investigation (GI) mampu membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar siswa, membantu keefektifan proses pembelajaran, menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada pokok materi yang akan diselidiki, membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, membawa kesegaran dan variasi baru bagi pengalaman belajar secara langsung kepada siswa, sehingga siswa tidak bosan dan tidak bersikap pasif (Asthika, 2005). Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan di atas, maka perlu adanya suatu tindakan guru untuk mencari dan menerapkan suatu model pembelajaran yang sekiranya dapat memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam hal ini peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Pulutan 02 Semester II Tahun 2012/2013. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dari masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya di SDN Pulutan 02 semester II Tahun 2012/2013? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar IPA tentang sifat-sifat cahaya pada siswa kelas 5 SDN Pulutan 02 semester II Tahun 2012/2013 melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian merupakan kegiatan mengungkap fakta, dengan menggunakan prosedur yang terstuktur dan sistematis. Hasilnya kemudian menjadi rujukan bagi 4 bidang keilmuan dimana penelitian ini diangkat, dalam hal ini adalah ilmu pendidikan, dan juga menjadi rujukan atau memiliki manfaat bagi para praktisi atau kepada institusi dimana penelitian ini diajukan. Berdasarkan pengertian demikian, maka penelitian seharusnya memiliki manfaat dalam dua ranah, yaitu: 1.4.1 Manfaat Teoretis Penelitian ini bermanfaat menambah pengetahuan tentang penerapan berbagai jenis metode pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan guru di kelas, serta terlaksananya proses pembelajaran yang baik dalam rangka peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah. 1.4.2 Manfaat Praktis Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini, yaitu: a. Bagi para guru: Dapat berlatih menyusun dan menerapkan metode pembelajaran yang menarik, inovatif dan dapat meningkatkan mutu pembelajaran di kelas, serta peningkatan kompetensi mengajarnya. b. Bagi siswa: Terjadinya peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya secara khusus dan konsep pembelajaran IPA secara umum. Disamping itu, penerapan model pembelajaran GI dapat mendorong siswa menjadi aktif dalam belajar demi tercapainya hasil belajar yang memuaskan. c. Bagi Sekolah : Penelitian ini memberikan masukan untuk perbaikan proses pembelajaran dalam mencapai tujuan dan kualitas pendidikan yang diselenggarakan.