Otot Bantu pernapasan ikut aktif hingga terlihat retraksi-retraksi pada inspirasi. Makin kecil anak makin jelas retraksi ini oleh karena dinding thorax masih fleksibel. Juga terlihat pernapasan cuping hidung. Hyperinflasi thorax (barrel shaped) : Diameter anteroposterior bertambah Hypersonoor (hyperresonance) Diaphragma rendah mendorong hepar ke bawah menjadi lebih mudah diraba Demping (redup) hepar dan jantung menyempit Cyanosis (pada bentuk yang berat) Frekuensi respirasi dan gejala cyanosis perlu diperhatikan pada observasi sebagai indewk dalam menentukan beratnya penyakit secara klinis. Pada umumnya terdapat hubungan yang sebanding antara penurunan tekanan O2 arteriel dengan peningkatan frekuensi respirasi. Walaupun demikian selalu harus diingatkan bahwa hypoxemia yang berat dapat terjadi depresi pusat pernapasan. Hingga frekuensi respirasi menjadi lambat. Bila frekuensi respirasi meningkat sampai lebih dari 60 kali permenit biasanya juga sudah terjadi adanya retensi CO2. Adanya cyanosis tergantung dari beberapa factor, misalnya : Jumlah reduced Hb dalam sirkulasi Aliran darah pada sirkulasi kulit Walaupun cyanosis penting untuk menentukan hypoxemia , ini tidak selalu berarti bahwa bila tidak ada cyanosis tidak ada hypoxemia oleh karena sampai tekanan O2 arteriel 50 mm air raksa kadang-kadang cyanosis tidak terlihat oleh karena masih di atas tekanan O2 darah vena yang normal. Antara 1-2 % kasus akan mengalami respiratory failure oleh karena : Kelelahan fisik Anak kecil relatif lemah Akan lebih mudah bila terdapat penyakit lain misalnya : congenital heart disease. Dehydrasi : dapat terjadi oleh karena intake yang kurang dan penguapan melalui paru-paru akibat hyperventilasi. Auscultasi : yang paling khas ialah adanya ronchi halus yang basah yang tersebar luas yang kadang-kadang terdengar nyaring. Ronchi juga terdengar pada ekspirasi. Bila obstruksi berat hingga ventilasi paru-paru amat berkurang maka auscultasi tidak akan terdengar kelainan. Ekspirasi tidak selalu memanjang oleh karena obstruksi jalan nafas tidak terjadi merata di seluruh paru-paru hingga pada saluran nafas yang tidak mengalami obstruksi terjadi pengeluaran udara dengan cepat. LABORATORIUM Jumlah leukosit normal atau sedikit meningkat. Tidak terdapat neutropenia seperti penyakit virus pada umumnya. RADIOLOGIS Pada kasus normal kadang-kadang terdapat gambaran radiologist yang normal walaupun hamper selalu terdapat hyperinflasi terutama pada potret lateral, dimana akan terlihat gambaran anteroposterior yang memanjang dan diaphragma yang menurun. Pada potret lateral juga dapat dilihat adanya bayangan udara di depan jantung. Kadang-kadang terdapat atelektase, kolaps lobuler, infiltrasi alveoli,garis-garis linier karena bronchioli yang menebal bersama-sama seringkali tampak sebagai daerah konsulidasi, kecil-kecil dan tersebar yang sulit dibedakan dengan infiltrate atau daerah konsulidasi oleh karena pneumonia. Hyperinflasi paru-paru mungkin akan terlihat lebih baik bila potret disamping diambil pada waktu ekspirasi. DIAGNOSA Biasanya tidak sulit karena klinik khas : Anak berusia dibawah 2 tahun Didahului oleh gejala upper respiratory tract infection, kemudian disusul oleh terjadinya respiratory distress dalam waktu yang singkat dengan wheezing. Dan thorax yang hyperinflated dengan ronchi basah yang tersebar luas. Diagnosa laboratories yang rutin tidak banyak membantu. Penentuan adanya respiratory syncytial virus sulit dan lama. Dengan cara yang baru, yaitu immunofluorescent technique, lebih cepat ; hasil dapat diperoleh dalam 12 jam. Positif biasanya 4-5 hari pertama sakit. Pemeriksaan gas darah dapat menentukan beratnya keadaan :PaO2 rendah dan PaCO2 normal atau meningkat. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS 1. Asthma Bronchiale Merupakan masalah, artinya sering sulit, terutama bila terjadi pada anak usia 2 tahun, oleh karena bronchiolitispun dapat timbul oleh karena reaksi alergi terhadap R.S. virus. Namun demikian, umumnya asthmaterdapat pada usia lebih dari 9-12 bulan, tapi terbanyak di atas usia 2 tahun. Perlu pula diketahui, bahwa 10-30 % dari anak yang menderita bronchiolitis setelah agak besar menjadi penderita asthma. Yang dapat membantu diagnosis asthma diantaranya, ialah : Anamnesa keluarga : penderita asthma positif atau penyakit atopik Serangan asthma lebih dering berulang atau episodic Mulai lebih akut seringkali tidak perlu didahului oleh adanya infeksi saluran pernapasan bagian atas. Ekspirasi yang sangat memanjang Ronchi lebih terbatas Pulmonary inflation lebih ringan Laboratoris ditemukan eosinophilia Reaksi terhadap bronchodilator pada umumnya nyata, juga epinephrine. 2. Bronchopneumonia Seringkali sangat sulit, lebih-lebih bila pada bronchiolitis terdapat infeksi sekunder bakteri atau pada pneumonia terjadi generalized obstrucyive emphysema. Beberapa pegangan : Pneumonia primer jarang pada usia dibawah 2 tahunkecuali oleh staphylococcus Umumnya tidak terdapat gejala obstructive emphysema atau bila ada tidak menonjol Pneumonia dapat oleh R.S virus tapi pada anak yang lebih besar. Bila oleh karena infeksi bakteri suhu tinggi dan terdapat neutrophil lekositosis Kejala konstitusi (toksik) lebih nyata Wheezing jarang positif Pada perkusi terdapat gejala konsulidasi (redup-pekak) Gejala phusik umumnya lebih terbatas, hingga terdapat asymetri thorax Pada pemeriksaan radiologist daerak konsulidasi dan infiltrate lebih kelas. 3. Bronchitis Acuta Gejala obstruksi dan gangguan pertukaran tidak nyata atau ringan. Ronchi : basah, kasar. Dapat berkembang menjadi bronchiolitis. 4. Pertusis Pada anak kurang dari 1 tahun dapat mirip sekali Laboratories terdapat limfisitosis lebih dari 15000/mm kubik 5. Morbili Pada morbili dapat terjadi bronchiolitis Effluoresensi kulit khas terjadi 6. Influenza Dapat terjadi bronchilitis. Gejala sakit kepala dan gejala konsitusi (loesu) menonjol 7. Tuberkulosa Dibedakan dengan biakan, pemeriksaan radiologist dan tuberculin test 8. Cystic Fibrosis Pancreas Anamnesa keluarga, dan anamnesa umum Pemeriksaan fisik Seringnya infeksi respirasi Chlorida atau sweat test 9. Croup (Laringotracheobronchitis) Serak Stridor menonjol Biasanya pada anak lebih besar 10. Benda asing/ kelainan congenital di daerah Tracheobronchial Biasanya mudah diketahui dari anamnesa dan pemeriksaan fisik, bronchoscopy dan pemeriksaan radiologist. 11. Heart failure & Pulmonary Edema Dapat diketahui dengananamnesa yang cermat dari perjalanan klinis Biasanya terdapat : Gangguan pertumbuhan Jantung yang membesar Murmur Hepar membesar progresif (bukan terdorong) Dibantu pemeriksaan radiologist dan ECG 12. Tachypnea & air hunger oleh karena metabolic asidosis, keracunan salicylat : Dibedakan dengan : Anamnesa Phisik terdapat respirasi yang cepat dan dalam Analisa darah Pemeriksaan urine KOMPLIKASI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Infeksi sekunder oleh bakteri : menyebabkan terjadinya bronchopneumonia bacterial dan otitis media. Klinis akan dijumpai: febris, leukositosis, gambaran radiologist memburuk Cardio-respiratory collaps : gejalanya adalah: anak lemas, respons terhadap rangsangan: negative, mottling pada extremitas, nadi cepat dan lemah, kadang-kadang bradikardi Asthma di kemudian hari: Interrelasinya belum jelas benar. Dilaporkan hamper 50% mendapat wheezing yang berulang-ulang dan 60 -75 % diantaranya (10-30% dari kasus) menderita asthma setelah anak besar. Pneumothorax atau pneumomediastinum: amat jarang apnoeic spells: terutama sering pada bayi dibawah 2 bulan, kadang-kadang pada usia dibawah 6 bulan. Mungkin bersifat reflektoris. Biasanya respirasi timbul lagi secara spontan dalam 30 detik. Dapat terjadi berulang-ulang. Dapat terjadi pada anak yang lebih besar yang lemah sekali atau sakit berat. Pada keadaan ini apneunya biasanya berlangsung lebih lama dan lebih sulit diatasi gejala tiba-tiba memeberat sering kali kesulitan respirasi tiba-tiba bertambah dan malah kadang-kadang menjadi kolaps. Hal ini dapat disebabkan oleh: intake cairan yang kurang dan konsentrasi O2 yang diberikan tiba-tiba berkurang. dehidrasi: karena intake yang kurang atau kehilangan cairan melalui respirasi meningkat. anemia PROGNOSIS Keadaan penyakit seperti dikatakan dapat dievaluasi dari PaO2 yang menurun, PaCO2 yang meningkat, frekuensi respirasi atau adanya cyanosis. Pada gambar berikut dapat dilihat hubungan antara PaO2, PaCO2, dan frekuensi respirasi. Dapat dilihat PaCO2 telah kabala normal pada hari ke-5 PaO2 pada hari ke 11. Angka kematian akibat bronchiolitis rendah berkisar antara 1-5%. Malah dengan perawatan yang cermat, angka kematian dapat ditekan sampai dibawah 1 persen, kematian biasanya disebabkan oleh: prolong apneu spells asidosis respiratorik berat yang tidak terkompensasi dehidrasi berat yang tidak segera ditanggulangi akan meningkat apabila disertai dengan kelainan lain seperti penyakit jantung congenital, cystic fibrosis pancreas. Bronchiolitis pada bentuk yang ringan pada umumnya sembuh tanpa sequilae, pada yang berat kemungkinan dikemudian hari anak sering mendapat penyakit respirasi, kadang-kadang dapat terjadi kelainan mukosa yang permanent akibat bronchiolitis yang berat. Terapi Oleh karena adanya fase kritis, walaupun berlangsung singkat, pada umumnya anak memerlukan perawatan dirumah sakit karena perlu pengawasan yang cermat dan mengurangi aktifitas atau tindakan yang tidak perlu sampai seminimal mungkin. Pada umumnya, terapi lebih banyak bersifat suportif karena penyebab utamanya adalah infeksi virus. Pada dasarnya terapi bronchiolitis terdiri dari: 1. Oksigen Hypoxomia pada umumnya sulit diketahui secara klinik oleh karena itu dilanjutkan senantiasa memberikan oksigen (cukup dengan konsentrasi 40 persen), kecuali pada kasus yang sangat ringan. Jadi dengan demikian bronchiolitis oksigen diberikan walaupun tidak ada cyanosis. Tujuan dari pemberian oksigen ini diantaranya ialah: - Menanggulangi dyspnoe Mengatasi atau mencegah terjadinya cyanosis Mengurangi kecemasan dan kegelisahan. Kalau perlu memang dapat diberikan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi untuk mengatasi hypoxemia terutama bila terdapat: - Circulatory collaps Right to left intrapulmonany shunt, namun dengan hati-hati karena dapat mengganggu cilia dan epithel paru-paru, dan retrolental fibroplasia terutama pada bayi-bayi kecil atau prematur, tetapi pada umumnya kerusakan paru-paru terjadi hanya bila pemberian ogsigen konsentrsi tinggi berlangsung sampai berjam-jam atau berhari-hari. Sebenarnya akan lebih baik kalau dapat dilakukan pemeriksaan tekanan oksigen arteriel untuk menentukan apkah pemberian oksigen masih perlu diteruskan. Bila oksigen diberikan pada penderita hypoxemia yang kronis yang disertai oleh retensi co2 seperti yang terdapat pada emphysema kronis, pernapasan dapat mengalami depresi yang dalam. Hal ini terjadi oleh karena pusat respirasi telah menjadi relatif tidak sensitif lagi terhadap peningkatan tekanan CO2 hingga rangsangan pernafasan berasal dari tekanan oksigen arteriel yang rendah terhadap chemoreseptor. Pada bronchiolitis , kemungkinan terjadinya depresi respirasi oleh karena pemberian oksigen tidak terdapat, mungkin oleh karena bronchiolitis merupakan penyakit yang akut hingga tidak terdapat waktu yang cukup untuk terjadinya depresi pusat pernafasan oleh karena peningkatan tensi CO2. Pemberian oksigen melalui tenda yang konvensipnal kerapkali tidak menguntungkan oleh karena sedikit saja ada kebocoran akan cepat menurunkan konsentrasi oksigen didalam tenda walaupun oksigen dialirkan dengan cukup cepat, Bila bayi kecil sebaiknya pemberian oksigen dilakukan dalam inkubator. Untuk anak yang lebih besar, sebaiknya diletakan sungkup plastik kedalam mana dialirkan oksigen yang sudah dilembabkan. Kelebihan oksigen dapat dikeluarkan dengan membuka lubang yang terdapat dibagian atas sungkup. Peningkatan CO2 didalam sungkup tidak berarti. Kesulitan penggunaan sungkup ini kadang-kadang yalah menjaga sungkup tetap dingin. Masker dapat pula dipergunakan untuk pemberian oksigen., Tetapi aliran oksigen harus selalu dijaga agar idak terhenti atau sangat berlebihan. 1. Posisi Bila anak dibaringkan mendatar, isi abdomen cendrung menekan rongga dada dari bawah. Hal ini tentunya akan menambahkan kesulitan respirasi yang sudah terdapat. Oleh karena itu sebaiknya anak dibaringkan dengan posisi setengah duduk kecualiterdapat muntah-muntah. 2. Humiditas Faedahnya tidak jelas mungkin dapat membantu mengencerkan secret dan mengurangi hilangnya cairan melalui paru-paru. Bila akan diberikan dilanjutkan memberikan cold mist. 3. Sedativa Pemberian sedativa sebaiknya dihindari oleh karena dapat menambah depresi respirasi, Walaupun anak gelisah, seperti telah disebutkan kegelisahan anak terutama disebabkan oleh karena adanya hypoxemia yang tentunya akan lebih rasional bila ditanggulangi dengan pemberian oksigen. 4. Cairan, elektrolit dan kalori Paling tidak ada 1-2 hari pertama. Dapat diberikan perosal atau parentral. Untuk mencegah dehydrasi, respiractory acidosis dan kebutuhan kalori. 5. Bantuan pernafasan secara mekanis - Tidak praktis untuk anak dibawah usia 2 tahun - Tapi bila harus dikerjakan sebaiknya oleh orang yang sudah berpengalaman life saving. - Bila dilakukan oleh orang tidak berpengalaman malah sering kali akan meningkatkan kematian. Disamping itu kalau PaCO2 masih dibawah 8,6k. Pa ( 66 mmHg ) sebenarnya cukup ditanggulangi secara konservatif dengan pemberian O2 secara biasa. Malah beberapa penulis menyebutkan sampai PaCo2 lebih dari 90 mmGh masih dapat diberikan 02 saja. - Tujuan utamanya yalah untuk mengurangi kelelahan / membantu pernafasan bila sudah terdapat respiratory failure. - Biasanya hanya diperlukan 2-3 hari dan oleh hanya 1-2 persen kasus. - Sebaiknya dengan nasotracheal tube, hati-hati tertekuk atau tersumbat oleh secret. 6. Antibiotika Tentang pemberian antibiotika masih terdapat beberapa perbedaan pendapat tergantung pandangan yang dianut. a. Golongan yang menganggap tidak perlu: - Antibiotika tidak perlu karena untuk infeksi virus tidak efektif - Walaupun diberikan tidak mempengaruhi perjalanan penyakit , dan malah dikatakan tidak mengurangi kemungkinan infeksi sekunder. - Kemungkinan terjadinya infeksi sekunder sangat rendah. - Antibiotika diberikan hanya bila jelas terlihat adanya tanda-tanda infeksi sekunder. b. Golongan yang menganggap perlu - Sering sekali sulit diketahui adanya infeksi bakteri atau tidak ( ingat menegakkan diagnosa bronchiolitis kadang-kadang sulit ). Pengawasan yang cermat tidak selalu mungkin dilakukan. Karena itu kecuali pada bentuk yang ringan sebaiknya selalu diberikan antibiotika. Dianjurkan methicilline dan gentamycin , bila kuman tidak dapat diperiksa atau anak ada dirumah sakit oleh karena biasanya dirumah sakit infeksi oleh staphylococcus aureus dan kuman gran negatif. 7. Kortikosteroid Tidak berfaedah, atau sekurang-kurangnya tidak jelas faedahnya. Ada yang menganggap mungkin malah merugikan. Oleh karena itu pemakaianya sebaiknya dibatasi pada kasus yang berat dengan harapan dapat mengurangi reaksi keradangan dan mengurangi bronchospastme. 8. Bronchodilator Juga terdapat perbedaan pendapat. Sebagian menganggap tidak berfaedah oleh karena oedema dinding bronchioli dan penyumbatan lumen akan menghalangi faedah dari dilatasi bronchus. Malah terdapat anggapan pemberian bronchodilator ( epinephrine, isoproterenol, aminophyllino ) dapat merugikan oleh karena dapat menambah kegelisahan dan meningkatkan kebutuhan oksigen. Walaupun demikian harus diakui bahwa kadang-kadang pada beberapa kasus dapat memberikan perbaikan nyata. Oleh karena itu dapat dicoba bila pada anamnesa keluarga terdapat asthma atau allergi, tetapi jangan diteruskan kecuali apabila terlihat adanya efek perbaikan seperti : - Ventasi membaik ( suara pernafasan mengeras ) - Retraksi-retraksi berkurang - Cyanosis berkurang atau menghilang - Frekuwensi respirasi berkurang mendekati normal 9. Bronchoscopi danTrachcostomi Tidak perlu karena obstruksi pada tingkat bronchioli. Ada juga yang menganggap ada juga gunanya yaitu untuk mengurangi dead spece, tetapi resikonya terlalu besar bila dikerjakan pada anak dengan usia yang terlalu muda dan sakit berat. 10. Digitalis Biasanya jarang sekali diperlukan, kecuali pada bentuk yang berat dengan tachycardia yang progresif dan pembesaran heper dan lien yang bertambah. 12 Respiratory Stimulant Misal : Nikethamide Efeknya tidak spesifik pada pusat pernafasan saja karena itu dapat merugikan. Dapat dicoba bila sangat terpaksa namun bila tidak tampak efek perbaikan hentikan.