ANEMIA DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO TAHUN 2014 WANIKMATUN HASANAH NIM. 1211010090 SUBJECT: Anemia, Perdarahan Postpartum, Ibu Bersalin DESCRIPTION: Perdarahan, terutama perdarahan postpartum masih merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu dalam persalinan. Perdarahan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan anemia dengan kejadian perdarahan postpartum. Jenis penelitian adalah analitik korelasional dengan pendekatan retrospektif. Variabel independen adalah anemia pada kehamilan dan variabel dependen adalah kejadian perdarahan postpartum. Populasi yaitu 801 semua ibu bersalin pada tahun 2014 dengan sampel sebanyak 267 responden. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Penelitian dilakukan di RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto pada tanggal 14-16 April 2015. Pengumpulan menggunakan data sekunder yaitu melalui data dari buku register persalinan. Analisa data menggunakan uji fisher exact. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh responden tidak mengalami anemia (95,1%) dan hampir seluruh responden tidak mengalami perdarahan post partum (HPP) (94%). Analisa menggunakan uji fisher exact didapatkan nilai ρ value (0,000) < α (0,05), maka H1 diterima dengan demikian ada hubungan anemia dengan perdarahan post partum di RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Tahun 2014. Anemia pada kehamilan akan menyebabkan oksigen yang diikat dalam darah kurang sehingga jumlah oksigen yang dikirim ke uterus pun kurang, hal ini menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan perdarahan postpartum. Ibu yang mengalami anemia pada kehamilan lebih beresiko mengalami perdarahan postpartum. Diharapkan bidan memberikan penyuluhan kesehatan pada ibu tentang pencegahan perdarahan post partum dan memberikan manajemen kebidanan pada ibu bersalin dengan perdarahan postpartum. ABSTRACT: Bleeding, especially postpartum hemorrhage is still one of the main causes of maternal death in childbirth. Postpartum hemorrhage is more common in anemic women and more often fatal, because anemic women can’t tolerate blood loss. This study aimed to know the relationship between anemia with the incidence of postpartum hemorrhage. The type of research was an analytic correlation with retrospective approach. The independent variable was anemia in pregnancy and the dependent variable was the incidence of postpartum hemorrhage. Population was 801 inpartu mothers in 2014 with a sample of 267 respondents. The sampling technique used in this study was simple random sampling. The study was conducted in RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto on 14 1 to 16 April 2015. The collection of secondary data was through the use of data from birth registry book. Data were analyzed using Fisher exact test. The results showed nearly all respondents did not have anemia (95.1%) and almost all respondents did not experience postpartum hemorrhage (HPP) (94%). Analysis using Fisher exact test values obtained ρ value (0,000) <α (0.05), then H1 accepted thus there was a relationship between anemia with postpartum hemorrhage in RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo hospital Mojokerto 2014. Anemia in pregnancy will cause the oxygen in the blood is less tied to the amount of oxygen that delivered to the uterus even less, this causes the muscles of the uterus does not contract adequately so that in turn can lead to postpartum hemorrhage. Mothers who suffer from anemia in pregnancy is at risk of postpartum hemorrhage. It is expected that midwife gives health education to the mothers on the prevention of postpartum hemorrhage and provide midwifery management in maternal postpartum hemorrhage. Keywords: Anemia, Postpartum Hemorrhage Contributor : 1. Ferilia Adiesti, SST., MM. 2. Elyana Mafticha, MPH. Date : 18 Juni 2015 Type Material : Laporan Penelitian Edentifier :Right : Open Document Summary : Latar Belakang Perdarahan, terutama perdarahan postpartum masih merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu dalam persalinan (Mochtar, 2012: 206). Dampak yang ditimbulkan oleh perdarahan post partum adalah syok hemoraghie, anemia dan Sindrom Sheehan. Akibat terjadinya perdarahan, ibu akan mengalami syok dan menurunnya kesadaran akibat banyaknya darah yang keluar. Hal ini menyebabkan gangguan sirkulasi darah ke seluruh tubuh dan dapat menyebabkan hipovolemia berat (Sumarah, 2009: 170). Perdarahan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Ai Yeyeh, 2010: 322). Faktor resiko terjadinya perdarahan postpartum salah satunya adalah anemia berat. Anemia pada ibu bersalin dapat meningkatkan rendahnya kemampuan ibu untuk bertahan pada saat persalinan, ibu dengan kadar Hb rendah cenderung dapat mengurangi daya tahan tubuh dan meningkatkan frekuensi komplikasi persalinan yang menyebabkan peningkatan risiko perdarahan pasca persalinan (Lestriana, 2013). Menurut World Health Organization (WHO) 36% atau sebesar 1400 juta orang dari populasi 3800 juta orang di negara yang sedang berkembang menderita anemia, dan menyebabkan terjadinya perdarahan sebesar 25%, sedangkan prevalensi di negara maju hanya sekitar 8% (atau sebesar 100 juta orang) dari perkiraan populasi 1200 juta orang. Berdasarkan Laporan Rutin Program Kesehatan Ibu Dinas Kesehatan Provinsi Tahun 2012, AKI di Indonesia mencapai 228/100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh Perdarahan (32%) dan Hipertensi dalam Kehamilan (25%), diikuti oleh infeksi (5%), partus lama (5%), dan abortus (1%). Selain penyebab obstetrik, kematian ibu juga disebabkan oleh penyebab lain-lain (non obstetrik) sebesar 32% (Kemenkes RI, 2012). Capaian Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Timur tahun 2012 yakni 97,43 per 100.000 kelahiran hidup. Capaian AKI Jawa Timur tahun 2012 2 masih berada 5 point di bawah dari target MDGs tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Perdarahan merupakan peringkat kedua penyebab kematian maternal yakni sebesar 25,09%, PE/E 34,88%, infeksi 4,98%, jantung 8,08% dan lain-lain 26,98%. (Dinkes Jatim, 2012). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto pada tanggal 6 Maret 2015 jumlah persalinan tahun 2012 sebanyak 1113 persalinan jumlah kasus anemia dengan HPP sebanyak 30,7% dari jumlah kejadian HPP dan data tahun 2013 sebanyak 1109 persalinan, normal 70,78% persalinan dan SC 29,21% persalinan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Eny Lestrina pada tahun 2012, didapatkan hasil bahwa di Rumah Sakit William Booth Surabaya selama periode 20072012 didapatkan kasus perdarahan postpartum sebanyak 54 kasus (0,85%) dari 6325 persalinan. Berdasarkan anemia, kejadian perdarahan postpartum tertinggi pada kelompok anemia berat yaitu 11 kasus (15,49 %) dari 71 persalinan. Dari hasil uji statistik Chi square terdapat hubungan antara paritas (x2 =19,01; P-value=0,0001) dan anemia (x2= 34,071; Pvalue=0,000) dengan kejadian perdarahan postpartum. Terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dan anemia dengan kejadian perdarahan postpartum. Perdarahan postpartum disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktor resiko terjadinya perdarahan postpartum yaitu anemia. Risiko perdarahan postpartum meningkat pada wanita bersalin dengan anemia berat, dimana pada ibu yang menderita anemia menyebabkan uterus akan kekurangan oksigen, glukosa, nutrisi esensial dan cenderung bekerja tidak efisien pada persalinan. Apabila jumlah oksigen yang diikat dalam darah kurang menyebabkan jumlah oksigen yang dikirim ke uterus pun kurang, ini dapat menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga timbul atonia uteri yang mengakibatkan perdarahan postpartum (Wuryanti, 2010). Perdarahan pasca persalinan sangat penting untuk diperhatikan karena sangat berhubungan erat dengan kondisi kesehatan ibu. Akibat banyaknya darah yang hilang dapat menyebabkan kematian ibu (Sumarah, 2009: 170). Upaya mengkontrol angka kejadian perdarahan postpartum yang disebabkan anemia pada kehamilan di Indonesia mengadopsi program dari World Health Organization (WHO) yaitu pemberian tablet besi (Fe). Pemberian tablet besi (Fe) kepada ibu hamil dilakukan oleh bidan atau petugas kesehatan pada saat kunjungan Antenatal Care (ANC). Pemberian tablet besi untuk pencegahan anemia pada ibu hamil yaitu 1 tablet besi (60 mg elemen iron dan 0,25 mg asam folat) per hari selama 90 hari, mulai pemberian pertama ibu hamil memeriksakan kehamilannya K1. Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa dan pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb). Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hal ini bertujuan untuk mencegah dan melakukan intervensi jika terdapat masalah gizi seperti anemia defisensi besi agar dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian pada ibu hamil, bersalin dan pasca-melahirkan (Wiko, 2013). Dari uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul anemia dengan kejadian perdarahan postpartum di RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto Tahun 2014. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik korelasional. Variabel independen dalam penelitian ini adalah anemia pada kehamilan dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian perdarahan postpartum. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto bulan JanuariDesember 2014 sebanyak 801 orang dengan sampel sebanyak 267 responden. Teknik 3 sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Pengambilan data dilakukan di RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto pada tanggal 14-16 April 2015. Pengumpulan data dokumentasi yang diperoleh dari buku register persalinan RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto untuk mengetahui data kejadian anemia dan perdarahan postpartum. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah chek list dengan melihat buku register persalinan di RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Analisa data menggunakan analisa menggunakan uji fisher exact. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh responden tidak mengalami anemia yaitu sebanyak 254 responden (95,1%). Menurut Manuaba (2001) anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan, persalinan dan nifas. Anemia dapat mengakibatkan gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak. Kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang dibawa/ditransfer ke sel tubuh maupun ke otak. Sehingga dapat memberikan efek buruk pada ibu itu sendiri maupun pada bayi yang dilahirkan (Wuryanti, 2010). Berdasarkan ketetapan WHO, anemia bumil bila Hb kurang dari 11gr% (Manuaba, 2007: 38). Akibat anemia pada ibu hamil antara lain perdarahan saat persalinan karena luka akibat persalinan sulit menutup, meninggal saat persalinan, meningkatkan risiko persalinan prematur, berat bayi rendah, gangguan jantung, ginjal, dan otak (Sinsin, 2008: 67). Pada penelitian ini menunjukkan hampir seluruhnya ibu tidak mengalami anemia karena kadar hemoglobin dalam tubuh ibu saat kehamilan terpenuhi dengan baik atau lebih dari dari 11gr%. Tetapi sebagian kecil ibu mengalami anemia dikarenakan penurunan kadar hemogloblin yang kurang dari 11 gr% selama kehamilan. Ibu yang mengalami anemia pada saat hamil dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu dan bayi, seperti perdarahan saat persalinan, meningkatkan risiko persalinan prematur, bayi berat badan lahir rendah, gangguan jantung, ginjal, dan otak serta dapat mengakibatkan kematian pada ibu sehingga deteksi dini dan pemberian asuhan kebidanan sangat penting pada ibu hamil dengan anemia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh responden tidak mengalami perdarahan post partum (HPP) yaitu sebanyak 251 responden (94%). Perdarahan post partum bila kehilangan darah lebih dari 500ml setelah persalinan dalam kurun waktu 24 jam. Perdarahan post partum merupakan faktor penyebab langsung kematian ibu bersalin (Sumarah, 2009: 152). Menurut Jerni Aisyah Nur Harahap (2013) beberapa kondisi atau situasi yang menyebabkan seseorang lebih beresiko mengalami perdarahan post partum adalah usia, paritas, anemia, riwayat persalinan, bayi makrosomia, kehamilan ganda. Wiknjosastro (2002) menjelaskan bahwa perdarahan postpartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serat-serat myometrium terutama yang berada di sekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat perlengketan plasenta. Atonia uteri terjadi saat myometrium tidak dapat berkontraksi secara adekuat. Anemia menjadi salah satu pemicu terjadinya atonia uteri, karena jumlah oksigen yang diikat dalam darah kurang. Sehingga jumlah oksigen yang dikirim ke uterus pun kurang. Hal ini menyebabkan otototot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga timbul atonia uteri yang mengakibatkan perdarahan postpartum (Wuryanti, 2010). Hasil penelitian di RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo didapatkan bahwa hampir seluruh responden tidak mengalami perdarahan post partum (HPP) jika terjadi perdarahan <500ml setelah bayi lahir. Selain itu masih ada ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum karena kerja uterus untuk melakukan kontraksi kurang adekuat sehingga menyebabkan perdarahan. Ibu yang mengalami perdarahan postpartum akan berdampak 4 buruk pada kesehatan ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian pada ibu bersalin. Pencegahan terhadap perdarahan postpartum dapat dilakukan dengan bersikap siaga pada ibu hamil resiko tinggi dan pada saat ibu hamil juga harus rutin melakukan antenatal care yang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 11 responden (4,1%) ibu yang anemia mengalami perdarahan postpartum dan sebanyak 249 responden (93,2%) ibu yang tidak anemia tidak mengalami perdarahan postpartum. Berdasarkan uji Chi Square diperoleh hasil perhitungan dengan nilai signifikan ρ value (0,000), terdapat 1 cell yang mempunyai nilai ekspektasi <5 atau sebesar 25% sehingga tidak memenuhi persyaratan chi square sehingga harus menggunakan uji fisher exact dengan nilai ρ value (0,000) < α (0,05), maka H1 diterima dengan demikian ada hubungan anemia dengan perdarahan post partum di RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Tahun 2014. Pada kelahiran normal akan terjadi kehilangan darah sebanyak kurang-lebih 200 ml. Episiotomi meningkatkan angka ini sebesar 100 ml dan kadang-kadang lebih banyak lagi. Wanita hamil mengalami peningkatan jumlah darah dan cairan sehingga kehilangan 500 ml darah pada wanita sehat setelah melahirkan tidak mengakibatkan efek yang serius. Akan tetapi kehilangan darah sekalipun dengan jumlah yang lebih kecil dapat menimbulkan akibat yang berbahaya pada wanita yang anemis. Anemia yang diakibatkan perdarahan tersebut memperlemah keadaan pasien, menuruunkan daya tahannya dan menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi nifas (Oxcorn, 2010: 412). Anemia dapat meningkatkan kejadian perdarahan postpartum, anemia dapat meningkatkan rendahnya kemampuan ibu untuk bertahan pada saat persalinan, ibu dengan Hb normal akan lebih dapat menyesuaikan diri dari pada ibu dengan anemia. Anemia dapat mengurangi daya tahan tubuh ibu dan meninggikan frekuensi komplikasi kehamilan serta persalinan yang menyebabkan peningkatan risiko perdarahan pasca persalinan (Dina, 2013). Risiko perdarahan postpartum meningkat pada wanita bersalin dengan anemia berat, dimana uterus kekurangan oksigen, glukosa dan nutrisi esensial, cenderung bekerja tidak efisien pada semua persalinan, hal inilah yang dapat menyebabkan perdarahan postpartum semakin meningkat (Lestrina, 2012) Hasil penelitian ini menerangkan bahwa ibu yang anemia pada kehamilan mengalami perdarahan postpartum, selain itu juga akan timbul komplikasi lain yang akan berpengaruh terjadinya kematian maternal. Ibu yang anemia akan terjadi pengenceran darah sehingga akan mempengaruhi daya tahan tubuh, menjadikan kondisi ibu lemah sehingga menyebabkan kelemahan otot-tot uterus dalam berkontraksi, hal tersebut memicu terjadinya perdarahan setelah melahirkan. Namun dari hasil penelitian ada 5 (1,9%) ibu yang tidak anemia tetapi mengalami perdarahan postpartum. Menurut Oxcorn (2010: 413-415) menjelaskan bahwa penyebab perdarahan posrpartum antara lain atonia uteri, trauma dan laserasi, rotentio placenta dan kelainan perdarahan. Ibu yang mengalami perdarahan postpartum yang tidak anemia disebabkan oleh faktor yang lainnya antara lain terjadinya laserasi, atonia uteri, retensio plasenta saat proses persalinan. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hampir seluruh responden tidak mengalami anemia di RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Tahun 2014. 2. Hampir seluruh responden tidak mengalami Perdarahan post partum di RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Tahun 2014. 5 3. Ada hubungan anemia dengan perdarahan post partum di RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Tahun 2014. Rekomendasi 1. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan dapat lebih aktif dalam memberikan penyuluhan kesehatan pada ibu tentang pencegahan perdarahan post partum dan dapat memberikan pelayanan kebidanan yang seoptimal mungkin dalam memberikan manajemen kebidanan pada ibu bersalin dengan perdarahan postpartum serta memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan anemia pada waktu ANC trimester III. 2. Bagi Ibu Bersalin Diharapkan ibu dapat lebih aktif dalam mencari informasi tentang perdarahan post partum pada ibu bersalin, sehingga ibu dapat mengerti sebab perdarahan postpartum dan menjaga kesehatan pada saat kehamilan serta rutin dalam mengkonsumsi tablet Fe dalam mencegah terjadinya anemia yang meningkatkan resiko perdarahan postpartum. 3. Bagi Institusi Pendidikan Hendaknya instutusi dapat menambahkan sumber kepustakaan dan literatur khususnya tentang anemia dan perdarahan post partum untuk dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan konsep penelitian ini dengan melakukan penelitian faktor selain anemia yang mempengaruhi perdarahan post partum seperti usia, paritas, antonia uteri, retensio plasenta dan laserasi. Alamat Correspondensi : - Alamat : Krajan RT.01/RW.02 Rowokangkung Lumajang - Email : [email protected] - No. HP : 085230797504 6