Ilmu Penalaran atau Logika

advertisement
Ilmu Penalaran atau Logika
Logika adalah Ilmu dan Kecakapan Menalar;
Berpikir dengan Tepat (the science and art of correct
thinking
berpikir dimaksudkan kegiatan akal untuk
"mengolah" pengetahuan yang telah kita terima
melalui panca indra, dan ditunjukan untuk mencapai
suatu kebenaran
Berpikir dengan tepat : sesuai dengan patokanpatokan seperti yang dikemukakan dalam logika,
disebut "logis
• Logika sebagai ilmu merumuskan aturanaturan untuk pemikiran yang tepat
• kecakapan menerapkan aturan-aturan
pemikiran yang tepat terhadap persoalanpersoalan konkret yang kita hadapi setiap
hari, serta pembentukan sikap ilmiah, kritis,
dan objektif.
Objek Logika: Arti Berpikir
sesuatu
yang merupakan bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan
• Objek Material dari logika adalah suatu bahan
yang menjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan pengetahuan (efisteme)/ hal yg
diselidiki,dipandang yg mencakup konkret atau
abstrak.
• Objek Formal dari Logika adalah sudut pandang
yang ditujukan pada bahan penelitian atau
pembentukan pengetahuan / dari sudut mana
objek material itu disoroti.
• Eks *manusia* antropologi,
psikologi,sosiologi,hukum
Faktor-faktor yang akan memaksa manusia
untuk berpikir:
• Jika pernyataan atau pendiriannya dibantah
oleh orang lain (atau dirinya sendiri);
• Jika dalam lingkungannya terjadi perubahan
secara mendadak, atau terjadi peristiwa yang
tidak diharapkan;
• Jika ia ditanya;
• Dorongan rasa ingin tahu (curiosity,
nieuwsgierigheid).
Menguji Suatu Penalaran atau Suatu Jalan Pikiran
• Tujuan pemikiran manusia adalah mencapai
pengetahuan yang benar dan sedapat mungkin
pasti.
• Tetapi dalam kenyataannya hasil pemikiran
(=kesimpulan) maupun alasan-alasan yang
diajukan belum tentu selalu benar
• Benar = Sesuai dengan kenyataan. Jadi, apabila
yang dipikirkan itu betul-betul demikian, cocok
dengan realitas.
• Salah = tidak sesuai dengan kenyataan. Jadi.
apabila apa yang dipikirkan atau dikatakan itu
tidak cocok dengan realitas yang sebenarnya
• Kegiatan berpikir itu berwujud proses dalam
akal budi yang berupa gerakan dari satu pikiran
ke pikiran yang lain
• Pikiran adalah suatu unsur dalam proses rokhani
(proses berpikir) yang memerlukan sebuah
kalimat yang lengkap untuk dapat
menyatakannya secara penuh (utuh) dan
bermakna.
• Dilihat dari sudut bentuk penampilannya,
kalimat adalah rangkaian kata-kata yang
tersusun dengan caracara tertentu.
• Sebuah perkataan mengungkapkan (merupakan
lambang dari) suatu gagasan (idea).
Menguji Suatu Pemikiran,
paling sedikit ada empat pertanyaan yang mesti diajukan:
• Apa yang hendak ditegaskan, atau apa pokok pernyataan (statement)
yang diajukan? Ini selanjutnya kita sebut kesimpulan.
• Bagaimana hal itu: Atas dasar apa orang sampai pada kesimpulan atau
pertanyaan itu? Apa titik pangkalnya? Apa alasan-alasannya? (Dengan
istilah teknis disebut premis-premisnya).
• Bagaimana jalam pikiran yang mengaitkan alasan-alasan yang diajukan
dan kesimpulan yang ditarik? Bagaimana langkah-langkahnya? Apakah
kesimpulan itu 'sah' (memang dapat ditarik dari alasan-alasan itu?)
• Apakah kesimpulan atau penjelasan itu benar? Apakah pasti? Atau
hanya mungkin benar? Sangat mungkin tidak benar?
• Kegiatan berpikir = kegiatan menghubungkan
pikiran-pikiran itu diarahkan untuk
memunculkan sebuah kesimpulan.
• Proses dalam akal budi yang berupa kegiatan
menghubungkan satu pikiran dengan pikiran
atau pikiran-pikiran lain untuk menarik sebuah
kesimpulan disebut penalaran (bahasa Inggris:
reasoning; bahasa Belanda: redenering)
Jalan pikiran itu mengenai pertalian atau hubungan antara titik
pangkal/alasan/premis-premis dan kesimpulan yang ditarik
darinya. Jika hubungan tersebut tepat dan logis, maka
kesimpulan disebut 'sah' (valid).
• Perhatikanlah mengapa kesimpulan salah
Semua orang berambut gondrong itu penjahat.
Nah, para penjahat harus dihukum.
Jadi, semua orang yang berambut gondrong
harus dihukum.
Jalan pikiran logis, tetapi kesimpulan salah,
karena titik pangkal salah: Berambut gondrong
# (tidak sama dengan) penjahat.
Tetangga saya mempunyai mobil. Oleh karena itu, saya
pun harus mempunyai mobil.
Tidak cukup alasan : Kita sama dalam hal apa? Dalam hal
apa tidak sama?
Semua sapi itu binatang. Semua kuda itu binatang. Jadi
sapi itu kuda.
Kalimat pertama dan kedua memang benar, tetapi
kesimpulannya salah karena jalan pikiran (kaitan antara
premis dan kesimpulan) keliru.
Tujuan dari Logika
Membedakan cara berpikir yang tepat dari yang tidak
tepat;
Memberikan metode dan teknik untuk menguji
ketepatan cara berpikir;
Merumuskan secara eksplisit asas-asas berpikir yang
sehat dan jernih.
Hukum Berpikir (the Laws of Thought).
• Asas Identitas (Principle ofIdentity; Principium
Identitatis) yang dapat dirumuskan: A adalah A (A = A);
setiap hal adalah apa dia itu adanya; setiap hal adalah
sama (identik) dengan dirinya sendiri; setiap subjek
adalah predikatnya sendiri.
• Asas Kontradiksi (Principle of Contradiction; Principium
Contradictionis) yang dapat dirumuskan: A adalah tidak
sama dengan bukan A (non-A) atau A adalah bukan non
A (A tidak sama dengan -A), dan dilambangkan
dengan"A I -A ", keputusankeputusan yang saling
berkontradiksi tidak dapat dua-duanya benar, dan
sebaliknya tidak dapat dua-duanya salah.
• Asas Pengecualian Kemungkinan Ketiga (Principle of
Exduded Middle; Principium Exdusi Tertii) dapat
dirumuskan: Setiap hal adalah A atau bukan-A; keputusankeputusan yang saling berkontradiksi tidak dapat duaduanya salah. Juga keputusan-keputusan itu tidak dapat
menerima kebenaran dari sebuah keputusan ketiga atau di
antara keduanya; salah satu dari dua keputusan tersebut
harus benar, dan kebenaran yang satu bersumber pada
kesalahan yang lain.
• Asas Alasan yang Cukup (Principle of Sufficient Reason;
Principium Rationis Sufficientis) dapat dirumuskan: tiap
kejadian harus mempunyai alasan yang cukup.
• Asas bahwa kesimpulan tidak boleh melampaui daya
dukung dari premis premisnya atau pembuktiannya (Do not
go beyond the evidence).
Premis dan Kesimpulan
• premis adalah pernyataan yang digunakan sebagai dasar
untuk menarik sebuah pernyataan yang disebut
kesimpulan, atau pernyataan yang digunakan untuk
mendukung atau membenarkan atau membuktikan kebenaran sebuah pernyataan lain yang disebut kesimpulan
(sebuah pendirian atau pendapat).
• Kesimpulan adalah sebuah pernyataan yang ditarik
berdasarkan sebuah atau beberapa pernyataan yang
disebut premis. Dengan demikian, premis dan kesimpulan
adalah pengertian-pengertian korelatif, artinya
pengertian-pengertian yang selalu berkaitan satu dengan
yang lainnya, dan masing-masing tidak dapat berdiri
sendiri, seperti misalnya pengertian-pengertian suami dan
istri.
•
Argumen/Argumentasi
• Kesatuan kumpulan pernyataan yang dinamakan
premis atau premis-premis dan kesimpulan yang
dihasilkan oleh kegiatan menalar itu dinamakan
argumen atau argumentasi.
• Jadi, argumen adalah sekelompok pernyataan
yang di dalamnya terdapat satu pernyataan yang
dinamakan kesimpulan yang diterima sebagai
kesimpulan berdasarkan pernyataan atau
pernyataan-pernyataan lainnya dari kelompok
pernyataan itu yang dinamakan premis atau
premis-premis.
VALIDITAS DAN KEBENARAN
• Perkataan validitas berasal dari perkataan valid.
Perkataan valid berasal dari perkataan "validus"
(bahasa Latin) yang berarti "kuat':
• Dalam kaitan dengan Logika, valid berarti "sah;"'absah
""kuat;' atau "sahih" :
• Perkataan "validitas" atau "keabsahan" ata u
"kesahihan" dalam Logika digunakan dalam arti
penentuan valid atau tidaknya sebuah argumen.
• Yang dapat ditentukan validitasnya adalah hanya
argumen.
• Suatu argumen dikatakan valid jika kesimpulannya
berakar dalam premis-premisnya, atau premispremis
meniscayakan kesimpulan yang bersangkutan.
• Yang dimaksud dengan benar adalah
kesesuaian antara pernyataan dengan fakta.
Jadi, masalah kebenaran adalah masalah
fakta. Suatu pernyataan adalah benar,jika isi
pernyataan itu sesuai dengan fakta
• validitas suatu argumen tergantung pada
bentuk argumen, dan tidak ditentukan oleh isi
argumen yang bersangkutan. Isi dari suatu
argumen dinilai berdasarkan kebenaran, dan
yang dapat dinilai benar atau salah adalah
pernyataannya.
Empat Teori Kebenaran
• Teori Korespondensi yang menyatakan bahwa sebuah
pernyataan adalah be'lar jika isinya sesuai dengan atau
mencerminkan kenyataannya sebagaimana adanya.
• Teori Koherensi yang menyatakan bahwa kebenaran
adalah kesesuaian antara sebuah pernyataan dengan
pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah diterima
sebagai benar.
• Teori Pragmatik yang menyatakan bahwa yang benar
adalah yang efektif.
• Teori Intersubjektivitas yang menyatakan bahwa
kebenaran adalah kesesuaian atau konsensus yang dapat
dicapai atau diterima oleh orang, terutama di kalangan
para pakar sekeahlian.
Validitas dari suatu argumen tidak tergantung pada kebenaran dari
pernyataan pernyataan yang mewujudkan argumen tersebut
Perhatikan contoh-contoh
1. Tuhan adalah cinta.
Cinta adalah buta.
Jadi,Tuhan adalah buta.
2. Semua orang sopan adalah peramah.
Beberapa petenis adalah bukan orang sopan.
Jadi, beberapa petenis adalah bukan peramah.
3. Semua mantan Presiden adalah orang bertanggungjawab.
Sukarno adalah orang bertanggungjawab.
Jadi, Sukarno adalah mantan Presiden.
4. Revolusi Perancis terjadi sesudah Revolusi Rusia.
Revolusi Indonesia terjadi sesudah Revolusi Perancis.
Jadi, Revolusi Indonesia terjadi sesudah Revolusi Rusia.
• Pada contoh 1, argumennya tidak valid dan
kesimpulannya salah.
• Pada contoh 2, semua pernyataannya (premispremis dan kesimpulan) benar, tetapi
argumennya tidak valid.
• Contoh 3, adalah argumen yang tidak valid
dengan semua pernyataan yang benar.
• Pada contoh 4,argumennya valid dengan
kesimpulan yang benar, tetapi dengan satu
premis yang salah.
Dari contoh-contoh tadi dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam kegiatan berpikir dapat terjadi diajukan argumenargumen:
a) Dengan kesimpulan yang benar, ditarik dari
premis-premis yang salah melalui argumen
yang valid.
b) Dengan premis-premis dan kesimpulan yang
benar, tetapi argumennya tidak valid.
c) Dengan premis-premis yang benar dengan
kesimpulan yang salah melalui argumen
yang tidak valid.
Masalah validitas argumen adalah
masalah bentuk logikal.
Artinya, yang menentukan valid atau tidaknya
sebuah argumen adalah bentuk logikal dari
argumen yang bersangkutan, dan bukan isinya
atau kebenaran pernyataan-pernyataannya.
BENTUK DAN BENTUK LOGIKAL
• Perkataan bentuk (form) menunjuk pada
pengertian wujud (shape).
• Perkataan wujud adalah perkataan yang paling
umum dari bentuk.
• Pada dasarnya perkataan wujud menunjuk pada
hubungan tertentu antara sejumlah unsur.
• Perkataan wujud itu, dalam arti tadi, mencakup
pengertian yang luas, yaitu meliputi pengertianpengertian: pengaturan, ketertiban, tipe, norma,
pola, standar, dan sebagainya.
• Jalan pikiran manusia juga mempunyai bentuk. Jika
seseorang memikirkan sesuatu hal secara sungguhsungguh, maka pikirannya akan berlangsung dengan
cara tertentu.
• Dalam berpikir, manusia akan menyatakan pikirannya
ke dalam bentuk bahasa, sebagai sarana untuk
mengekspresikan pikiran-pikirannya.
• Mengekspresikan pikiran ke dalam bahasa selalu
terjadi dalam bentuk kalimat-kalimat.
• Kalimat itu selalu tersusun atas sejumlah perkataan,
tetapi tidak setiap kelompok perkataan mewujudkan
kalimat.
• Kalimat adalah sekelompok perkataan yang tersusun,
menurut cara tertentu.
• Ketentuan tentang cara menyusun kata-kata
untuk mewujudkan sebuah kalimat diatur
dalam tata bahasa. Cara tersusunnya kata-kata
yang mewujudkan kalimat itu dinamakan
sintaksis.
• Susunan katakata dengan cara tertentu
menurut aturan tata bahasa (sintaksis) adalah
aspek bentuk dari bahasa. Kata-kata yang
digunakan untuk mewujudkan kalimat adalah
aspek bahan atau material dari bahasa, yang
disebut vokabulari atau kosakata.
• Tugas dari Ilmu Tata Bahasa adalah untuk
mengeksplisitkan pengetahuan yang implisit itu
dan mensistematisasikannya sehingga secara
rasional menjadi lebih mudah untuk dipelajari
dan diajarkan.
• Tugas dari Logika adalah untuk mengeksplisitkan
asas-asas dan aturan-aturan berpikir tepat . yang
telah diketahuinya secara implisit.
• Bentuk-bentuk jalan pikiran yang tepat berupa
pola-pola susunan rangkaian pernyataanpernyataar yang disebut bentuk logikal atau
bentuk pikiran.
• Pengetahuan eksplisit ini akan membantu kita
untuk dapat lebih mudah mengendalikan
kegiatan berpikir sehingga dapat lebih efektif.
Jadi, dalam Logika, pengetahuan yang implisit tentang cara berpikir yang
tepat (sound reasoning) dieksplisitkan dengan jalan mempelajari bentukbentuk logikal.
"Jika Jupe adalah artis dan semua artis adalah seksi, maka Jupe adalah seksi"
Pernyataan di atas adalah sebuah pernyataan majemuk yang terdiri
atas tiga buah pernyataan sederhana (tunggal) yang masingmasing
dapat berdiri sendiri.
Pernyataan majemuk tadi, yang merupakan contoh sebuah argumen
sederhana, dapat dijabarkan ke dalam pernyataan-pernyataan
sederhana yang mewujudkannya dan disusun (dari atas ke bawah)
sebagai berikut:
• Jupe adalah artis.
• Semua artis adalah seksi.
• Jupe adalah seksi.
• Dalam contoh tadi, sebagai sebuah argumen, maka
pernyataan 1 dan 2 berkedudukan sebagai premis-premis,
dan pernyataan 3 berkedudukan sebagai kesimpulan.
• Jika sekarang semua perkataan dalam contoh-contoh
argumen itu kita ganti dengan lambang-lambang A, B, dan C
secara konsekuen dan konsisten, maka kita akan
memperoleh pola atau skema jalan pikiran sebagai berikut:
LAMBANG DAN LAMBANG LOGIKAL
• Bahasa yang dipakai berkomunikasi pada
hakikatnya adalah suatu sistem lambang
• bahasa mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu:
a) Fungsi ekspresif, yakni fungsi untuk
menyatakan perasaan. Ucapan yang
bersifat ekspresif ini tidak dapat
dikualifikasi salah atau benar.
b) Fungsi informatif, yakni fungsi untuk
menyampaikan informasi.
c) Fungsi direktif, yakni fungsi untuk
memerintah.
Download