9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori – Teori Umum 2.1.1 Sistem

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Teori – Teori Umum
2.1.1 Sistem Informasi
Pengertian sistem informasi menurut O’brien& Marakas (2010)
adalah kombinasi dari orang-orang, hardware, software, jaringan
komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan
menyebarkan informasi di dalam sebuah organisasi.
Menurut Laudon dan Laudon (2010) sistem informasi adalah
sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang bekerja sama
mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi
untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengawasan
dalam suatu organisasi.
Sementara, berdasarkan pendapat Satzinger, Jackson, & Burd (2005)
sistem informasi merupakan sekumpulan komponen terpisah yang berfungsi untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan menyediakan
output berupa informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas –
tugas bisnis.
Maka dari beberapa definisi sistem informasi diatas, dapat
disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kombinasi komponen yang
terpisah (orang, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber daya
data, dan aturan serta prosedur) yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pengolahan data serta pendukung kegiatan didalam suatu
organisasi dimana nantinya data yang ada dikumpulkan dan diproses
sehingga menjadi suatu informasi yang berguna untuk didistribusikan
dan digunakan oleh pengguna.
2.1.2Sistem
Pengertian sistem menurut O’Brien dan Marakas (2008) adalah
sekumpulan komponen yang saling terkait, dengan batas jelas,
bekerjabersama untuk mencapai tujuan denganmenerima input dan juga
menghasilkan output dalam proses transformasi terorganisir.
2.1.3 Informasi
9
10
Menurut Kusrini dan Koniyo (2008), informasi adalah data yang
sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang
bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung
sistem informasi.
Pengertian informasi menurut Laudon dan Laudon (2010, p46)
adalah data yang telah dibentuk atau diolah menjadi suatu yang berarti
dan dapat digunakan.
Dari definisi diatas,dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data
yang sudah diolah atau dibentuk menjadi sesuatu yang berarti dan
berguna bagi penggunanya, yang dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan dan mendukung sistem informasi
2.1.4 Data
Pengertian data menurut O’brien (2005) adalah fakta atau observasi
mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis.
Menurut Laudon dan Laudon (2010), data terdiri dari kumpulan fakta
yang belum diolah yang mewakili sebuah kejadian yang terjadi dalam
suatu organisasi atau lingkungan fisik sebelum diolah sehingga dapat
dimengerti dan digunakan oleh orang.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa data adalah kumpulan
fakta atau observasi yang belum diolah (mentah) yang mewakili sebuah
kejadian yang terjadi didalam suatu organisasi atau lingkungan fisik
sebelum diolah dan biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi
bisnis sehingga dapat dimengerti dan digunakan oleh orang.
2.1.5 Proses Bisnis
Pengertian proses bisnis menurut Weske (2012), adalah sekumpulan
aktivitas yang dijalankan dalam bentuk koordinasi di dalam lingkungan
organisasi dan teknikal. Aktivitas ini akan menghasilkan tujuan dari
bisnis dimana proses bisnis suatu perusahaan akan berhubungan dengan
proses bisnis dari perusahaan lain.
Menurut Efraim, dkk (2007), proses bisnis adalah kerja, prosedur, dan
aturan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas bisnis, independen
terhadap segala jenis teknologi yang digunakan untuk mendukung bisnis
yang ada.
11
Berdasarkan dua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa proses
bisnis merupakan sekumpulan aktivitas baik itu kerja/tugas, prosedur dan
aturan yang berhubungan satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan di
dalam lingkungan organisasi guna mendukung bisnis yang ada.
2.2. Teori Khusus
2.2.1 Produksi Televisi
2.2.1.1
Definisi Produksi Televisi
Produksi televisi menurut Edwi Arief Sosiawanadalah
suatu proses kreatif yang melibatkan penggunaan peralatanperalatan yang rumit dan koordinasi sekelompok individu
yang mempunyai kepekaan estetis dan kemampuan teknis
untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kepada
penonton. Di bagian manapun kita berperan, harus di sadari
bahwa proses produksi televisi adalah suatu team work.
Bahkan dengan hanya sebuah camera praktis sekalipun, kita
masih membutuhkan bantuan orang lain untuk memegang
microphone, lampu, reflektor, atau alat yang lain. Supaya kita
memperoleh hasil yang maksimal.Lebih banyak peralatan
yang digunakan, lebih banyak orang yang ambil bagian. Jadi
tugas utama dalam produksi televisi adalah bekerja dengan
orang lain, baik yang berada di depan camera (aktor, aktris,
presenter) ataupun yang berada di belakang (crewproduksi,
teknisi, sutradara, dan yang sebagainya)
2.2.1.2
Pelaksanaan Produksi Televisi
Produksi suatu program sesungguhnya mungkin hanya
makan waktu 30 menit ,tetapi ini hanya bagian kecil dari
keseluruhan proses produksi , jauh sebelum kita masuk ke
studio dan control room , program harus di rencanakan dan di
operasikan secara rinci . Pelaksanaan produksi umumnya di
bagi menjadi 4 tahap :
1. Praproduksi
Perencanaan untuk satu program mungkin bisa
berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan, sebelum produksi yang sesungguhnya
12
. Program yang rumit, lebih lama waktunya yang di
butuhkan dalam tahap ini. Selama tahap ini,
producer dan director bekerja sama dengan penulis
untuk menyempurnakan naskah. Anggota tim
produksi utama (producer, director, dan scienic
designer) mengadakan pertemuan untuk diskusi
program dan bagian yang akan di tangani.
Tahap pra produksi adalah kunci keberhasilan
produksi.Kesulitan–kesulitan bisa dihindari bila
produksi telah di rancang dan di rencanakan jauh
sebelumnya secara hati–hati dan teliti. Dengan
seluruh anggota tim produksi yang sadar akan
tugas dan tanggung jawabnya masing–masing.
Lebih mudah mengoreksi masalah–masalah pada
kertas selama pra produksi.
2. Set up peralatan dan latihan
Mendekati proses produksi yang sesungguhnya ,
studio dan control room harus dipersiapkan .
banyak waktu yang di butuhkan untuk set up harus
di tentukan selama pra produksi . dan selalu
tergantung pada kerumitan program dan biaya. Dan
seluruh timharus tahu dengan tepat apa yang dibutuhkan dan mengawasi crewnya dalam menyelesaikan tugasnya sesuai denganjob desk - nya
masing–masing. dan setiap kepala divisi berkoordinasi dengan kepala divisi yang lain. Setelah
kepala divisi sudah mengumpulkan kesiapan anak
buahnya mereka harus koordinasi kepada technical
director sebagai penanggung jawab suatu produksi.
Karena semua kesiapan dan kelayakan sarana yang
akan digunakan dibawah naungan technic director.
3. Produksi
a. Produksi lapangan.
13
Terdapat beberapa istilah dalam produksi
yang dilakukandi lapangan, seperti:
• ENG (Electronic News Gathering).
Produksi berita elektronik. Proses
rekaman video jenis berita dengan
menggunakan peralatan yang mudah
di
bawa
(PORTABLE)
misalnya
kamera dengan vcr portable dan 1
microphone, dengan crew seorang
juru
kamera
di
sertai
seorang
sutradara yang sekaligus merangkap
sebagai reporter.
• EFP (Electronic Field Production).
Produksi lapangan elektronik. Sama
dengan ENG, hanya jenis program
yang di produksi adalah dokumenter,
sinetron, (film style)
• MCR (MULTI CAMERA REMOTE).
Produksi lapangan dengan mempergunakan camera lebih dari satu,
dengan di bantu peralatan lain seperti
switcher, tv monitor, sound audio
system. Produksi yang di rekam
adalah sinetron, musik, olah raga, dll.
b. Produksi studio
LIVE program di siarkan secara langsung,
tahap produksi merupakan tahap akhir dalam
suatu proses, kebanyakan program–program
berita, olah raga, upacara kenegaraan yang di
siarkan secara langsung. VIDEO TAPING
program yang di rekam dengan video / video
cassette. LIVE ON TAPE produksi yang
berlangsung terus tanpa berhenti sampai
14
akhir program, editing hanya dalam hal – hal
khusus (insert editing).
4.
Pasca Produksi
a. studio strike (semua peralatan / setting di
bongkar)
b. Video tape editing
c. Audio sweetening / dubbing
d. Evaluasi program
2.2.2 Pra Produksi
Tahap praproduksi adalah tahap semua pekerjaan dan aktivitas yang
terjadi sebelum multimedia komersial diproduksi secara nyata”(Suyanto,
2004).Pra produksi adalah salah satu tahap dimana dilakukan sejumlah
persiapan pembuatan video, diantaranya meliputi penulisan naskah
skenario, menentukan jadwal pengambilan gambar, mencari lokasi,
menyusun anggaran biaya, mencari atau mengaudisi calon pemeran,
mengurus perizinan, menentukan staf dan kru produksi, mengurus
penyewaan peralatan produksi video, dan juga persiapan produksi, pascaproduksi serta persiapan lainnya.
•
Penjadwalan
Penjadwalan memegang peranan penting dalam pencapaian
kegiatan produksi, sehingga semua pihak dapat mempersiapkan
diri dengan baik untuk menjalankan tugasnya masing-masing.
•
Penyusunan Crew
Dalam penyusunan crew film, yang harus dikedepankan adalah
rasa kebersamaan ingin menghasilkan sebuah film.
•
Pembuatan Skenario
Penulisan skenario dilakukan jika cerita sudah jadi dan fix.
Penulisan skenario dilakukan script writer dimana dicantumkan
scene-scene dan dialog serta audio yang akan digunakan.
•
Membuat Storyboard
Storyboard adalah rangkaian gambar ilustrasi yang berusaha
menjelaskan bahasa tulisan skenario kedalam bahasa visual.
15
2.2.3 Business Process Management (BPM)
Menurut
Jeston
dan
Nelis
(2008,
p11),
Business
Process
Management(BPM) adalah :
•
Tidak hanya sebuah perangkat lunak (Software).
•
Tidak hanya meningkatkan atau merekayasa ulang proses tetapi
juga dalam hal isu manajerial.
•
Tidak hanya sementara tetapi merupakan bagian dari manajemen.
•
Tidak hanya membuat model tetapi juga melakukan implementasi dan eksekusi dari proses-proses tersebut, yang membutuhkan analisa.
2.2.4 Business Process Management (BPM) Framework
Menurut Jeston dan Nelis (2008, p11), kerangka kerja (Framework)
dariBPM terdiri dari 10 fase yang dikelompokkan dalam berbagai tahap
sebagai berikut :
2.2.4.1 Tahap Foundation
Sebagian besar proyek BPM yang baru diinisialisasi
dari Launch Pad Phase, dan tipe proyek akan menentukan
luasnya pembahasan dalam Organization Strategy Phaseand
Process Architecture. Ketiga fase ini akan membentuk
‘fondasi’ dari setiap proyek.
a. Organization Strategy Phase
Fase ini meliputi pemahaman keyakinan bahwa strategi
organisasi,
visi,
sasaran
strategis,
bisnis,
dan
arahan
manajemen telah dipahami dengan jelas oleh anggota tim
proyek. Strategi harus dikomunikasikan dan disampaikan
kepada semua stakeholder sampai menjadi sebuah budaya
dalam organisasi. Strategi harus diketahui dan dipahami oleh
tim proyek, yang memastikan bahwa lingkup dan arah proyek
menambahkan nilai pada strategi. Tujuan dari fase ini bukan
mengenai bagaimanauntuk membangun strategi organisasi,
tetapi untuk menjelaskan bagaimana strategi organisasi
16
manajemen proses dan proses individu berhubungan dan
berinteraksi.
Hasil dari fase Organization Strategy mempunyai
masukkan yang signifikan bagi fase berikutnya, Fase Process
Architecture, yaitu:
•
•
•
Versi dokumentasi dari organisasi:
-
Visi
-
Misi
-
Tujuan
-
Tujuan strategi
-
Sasaran
-
Strategi implementasi
Konteks atau model bisnis yang meliputi:
-
Pelanggan
-
Layanan/produk
-
Pemasok/rekan kerja
-
Kunci pembeda
-
Sumber daya
Kunci pembeda utama dari organisasi
Gambar 2.1Organization Strategy Phase steps (Jeston dan Nelis,2008)
b. Process Architecture Phase
Fase ini adalah fase dimana arsitekturproses dirancang.
Arsitekturprosesartinyadimanaorganisasi
mengembangkan
kumpulan peraturan, prinsip, arahan, dan model untuk
mengimplementasiBPMdalam
organisasi.Arsitekturproses
menyediakan dasar untuk merancang dan merealisasikan
inisiatifBPM. Hasil dari Process Architecture Phase meliputi:
•
Arsitektur proses yang didokumentasikan dan
17
disetujui.
•
Arsitektur awal proyek.
•
Sebuah Organization Process View.
•
Daftar End-to-End Process.
Gambar 2.2Process Architecture Steps(Jeston dan Nelis, 2008)
c. Launch Pad Phase
Pada tahap Launch Pad terdapat tiga hasil utama sebagai
berikut:
•
PilihanakandimanaproyekBPMakandimulaidalam
organisasi.
•
Persetujuan daritujuan proses dan atau visi, di mana
proses telah dipilih.
•
Pengembangan dari proyek terpilih.
Menentukan di mana akanmemulai adalah sebuah hal
yang cukup sulit, akan tetapi framework ini akan menyediakan beberapa cara untuk menentukan di manadan
bagaimana untuk memulainya. Tujuan danvisi proses juga
harus sejalan denganstrategi organisasi dan arsitekturproses
untuk
memastikan
bahwaterdapatnilaitambahbagistrategi.Ketikaunitbisnisdan
proses-prosesnya telah dipilih dan tujuan proses telah
disetujui, proyek harus dibangun untuk meningkatkan
kesuksesan.
Membangunproyektermasukmemutuskanstrukturtim proyek,
18
ruanglingkup,manajemenpemegangsaham
danmanfaatbisnis
yang diharapkan. Hasil yang diharapkan dari fase ini yaitu:
•
Definisiyangmeliputipemegangsahamatauyangterkait
dengan proyek.
•
Perjanjian dan komitmen pemegang saham, dan
harapan yang terdokumentasi dan disetujui.
•
Process Selection Matrix.
•
Daftar dari proses bisnis yangterindentifikasidanmetrik
awal.
•
Daftar dari tujuan proses yang disetujui.
•
Proses yang menjadi prioritas untukUnderstandPhase.
•
Strategi implementasi awal.
•
Manajemenproyek:dokumen piagam proyek,dokumen
ruang
lingkup
proyek,
rancangan
awal
dari
perencanaan proyek, ketentuan dan dokumentasi dari
strategi komunikasi awal dan analisa resiko awal
•
Pembangunan dari kasus bisnis awal.
Gambar 2.3Launch Pad Phase Steps (Jeston dan Nelis, 2008)
19
2.2.4.2 Tahap Finding and Solutions
Tahap ini mengacu pada penemuan (atau analisa) yang
dilakukan terhadap proses berjalan dan dilakukan pada
Understand Phase,dansolusinyaditentukandandijelaskanpada
Innovate Phase.
d.
UnderstandPhase
Faseiniadalahuntukmemahamilingkungan prosesbisnis
berjalanuntukmemudahkandalamInnovate
pentinguntukmenentukanbiaya
Phase.
Faseini
dasarprosessebagaitujuan
perbandingan dimasadepan. Langkah pentinglainnya adalah
Root Cause Analysis dan identifikasi dari kemungkinan
kesuksesan. Akan ada kebutuhan untuk mengidentifikasi,
mengimpelentasi
secara
ideal,
mencapai
kesuksesan,
karena bisnis tidak akan menyediakan pem-biayaan tanpa
batas untuk proyek peningkatan proses. Situasi ideal adalah
untuk proyek menjadi mandiri dalam pem-biayaan karena
keberhasilan dalam implementasi. Hasil dari fase ini yaitu:
•
Model proses dari proses berjalan.
•
Desain yang tepat untuk membangun dasar dari ukuran
peningkatan proses dimasa depan, prioritas dan pilihan
untuk Innovate Phase.
•
Ukuran dan dokumentasi dari level performa yang ada.
•
Dokumentasi dari apa yang sudah berjalan dengan
baik dan apa yang bisa berjalan lebih baik.
•
Identifikasi dari cara-cara yang bisa diimplementasi
dalam periode waktu tertentu.
•
Laporan
20
Gambar 2.4Understand Phase Steps (Jeston dan Nelis, 2008)
e. Innovate Phase
Fase ini tidak hanya meliputi tim proyek dan bisnis,
tetapi juga pemegang saham yang terkait, baik internal
maupun eksternal. Beberapa pilihan proses baru yang sudah
diidentifikasi kemudian disimulasikan, dibuat activity based
costing,
menentukan
perencanaan
kapasitas
dan
studi
kelayakan implementasi untuk memungkinkan finalisasi dari
pilihan
yang
tambahan
terbaik.
Kemungkinan
diidentifikasi dan
dijadikan
cara
keberhasilan
prioritas
dalam
bisnis.Beberapa dokumen yang dihasilkan dari fase ini adalah:
•
Perancangan ulang model proses.
•
Dokumentasi pendukung proses
perancangan ulang.
•
Kebutuhan bisnis dari pilihan
prosesbaru.
•
Model simulasi dan detail ABC.
•
Capacity planning information.
•
Konfirmasibahwaalternatifpilihandariprosesbarua
kanmemenuhi harapan dari pemegang saham.
•
Konfirmasi bahwa
pilihan proses baru bersifat
konsisten dengan strategiorganisasi dan akan mencapai
tujuan proses yang sudah didesain.
21
•
Laporan process gap analysis.
•
Rencanaproyeksecaradetailuntukpeopleanddevel
op phases.
•
Pembuatan cost benefitanalysis secara detail
untuk menjadi input pada kasus bisnis.
•
Businesscaseyangterupdatedenganlebihbanyakdetail, serta manfaat dan
biaya yang dapat dihitung, dan penilaian dari dampak
terhadap organisasi; hal ini harus merefleksikan
manfaatsecara berwujud dan tidak berwujud.
•
Sebuahlaporanyangrincimengenaitahapansecarag
aris
besar
dibuat,pertimbanganalternatif
danpilihan,analisa temuan dan rekomendasi.
•
Sebuah penyajian untuk manajemen tingkat atas
mendukung kasus bisnis dan rekomendasi arahan.
•
Sebuah perencanaan komunikasi
awal untuk menginformasikan kepada semua
pemegang saham.
•
Sebuah dokumen strategi people change management
22
Gambar 2.5 Innovate Phase steps (Jeston dan Nelis, 2008)
2.2.4.3 . Fulfillments
Tahapan fulfillments ini terdiri dari People dan
Develop juga Implementation Phase, terhadap solusi yang
diberikan
f.
People Phase
Faseiniadalahfaseyangkritisdalam
workdanmampu
tidak
frame-
memberikandampakresikoapabila
ditangani
dengan
baik
danmembuatstandaryangterlalu
tinggi.Tujuandarifaseini adalahuntukmemastikanbahwa
aktivitas,aturan,danukuran performa
sesuai
dengan
strategi organisasi dan tujuan proses. Pada akhirnya,
orang lah yang membuat proses berjalan secara efektif
dan efisien, tidak peduli bagaimanaotomatisasidisertai.
Faseinitidakperludikaitkandengan
peoplechangemanagement, karena ini terkait dengan
seluruh fase dalamproyek. Beberapa aktivitas dan
23
laporan yang dihasilkan pada fase ini, yaitu:
- Pemecahan
dan
penggabungan
dari
prosesbarudan komponen - komponennya
dalam aktivitas.
- Perancangan ulang deskripsi peran dan tujuan
yang telah didiskusikan dandisetujui oleh
orang yangakan melaksanakannya.
- Performance management dan ukuran untuk
peran yang tepat, yang juga telah didiskusikan
dandisetujui oleh orang yang akan melaksanakannya.
- Sebuah rencana dan kumpulan tugas yang
memungkinkan organisasi untuk berubah dari
kondisi saat ini ke kondisi yang diperlukan.
Hal ini termasuk pemahaman terhadap kompetensi inti dan kemampuan orang pada saat
ini dan di masa depan, pada level peran. Hal
ini akan terlihat dalam analisa proses gap
yang dibuat di awal untuk mengadakan
rencana pelatihan yang sesuai untuk dikembangkan bagi masing-masing individu
dan tim.
- Struktur
organisasi
baru
berbasis
prosesuntuk wilayah bisnis termasuk dalam
proyek.
24
Gambar 2.6 People Phase steps (Jeston dan Nelis, 2008)
g. Develop Phase
Fase ini terdiri dari semua komponen untuk
mengimplementasikan proses baru. Penting untuk
dipahami
bahwafaseinitidaksecara
khususberartimembangunteknologi informasi. Hal ini
meliputi
membangunsemuainfrastruktur
untukmendukungprogram
peoplechangemanagementdan
melakukanperubahandalammendukungorangyangmela
kukan
proses.Halinijugameliputipelaksanaantestuntuksoftwar
eand hardware.Hasil pada fase ini meliputi:
- Gambaran solusi tingkat tinggi.
- Kebutuhan bisnis secara rinci.
- Dokumentasi software pilihan.
- Spesifikasi/desain software.
- Pembangunan/konfigurasi software
- Test dan hasil dari software.
- Spesifikasi hardware.
- Ketersediaan hardware.
- Test dan hasil dari hardware.
- Test dan hasil dari integrasi.
Gambar 2.7 Develop Phase steps (Jeston dan Nelis, 2008)
25
h.
I
mplement Phase
Fase ini merupakan adalah fase yang menentukan.
Dimanaseluruhaspekdalam proyek (pembangunan prosesbaru,
pembangunan deskripsi peranbaru, manajemen perfor-madan
ukuran, dan pelatihan) dikerjakan. Rencana implemen-tasi
merupakan fase yang krusial, karena membuat perencana-an
dengan
memutar
kembalidan
mencarikemungkinan.
Beberapaorganisasi meyakini bahwa proyek BPM telah
selesai setelah fase implementasi berjalan sukses, namun
sebenarnya kedua fase terakhir adalah fase yang palingpenting.Ketikafaseinitelahselesai,organisasimengharapkan untuk
mencapai:
•
Karyawan yang telah di-training dimotivasi
•
Pengembangan atau proses baru yang berjalan dengan
memuaskan, berdasarkanataskebutuhan dankeingin-an
dari stakeholder.
Gambar 2.8 Implement Phase steps (Jeston dan Nelis, 2008)
2.2.4.4 Future
Pada tahap ini Future membahas tentang pengaturan
26
proyek untuk masa mendatang dan hal ini dapat
dicapaimelalui Realize Value dan Sustainable Performance
Phase.
i. Realize Value Phase
Fase ini memiliki tujuan untuk memastikan bahwa
manfaat yang digambarkan dalam proyek bisnis dapat
diwujudkan. Fase ini pada dasarnya terdiri dari
penyampaian realisasi manfaat dari manajemen proses
dan laporan. Jika manfaat tidak berhasildirealisasikan, organisasi tidak diperkenankan untuk memberikan dana untuk melanjutkan proyek. Merupakan tugas
dari pimpinan proyek, pemilik proyek,
sponsorproyek dan bisnis untuk memastikan bahwa
manfaat telah direalisasikan. Walaupun fase ini berada
pada urutan kesembilan dalam framework, namun
kenyataan -nya fase ini tidak memiliki keunikan, karena
sebagian besar langkah-langkahnya telah dieksekusi
pada fase sebelumnya. Ada beberapa hasil dan keluaran
yang diharapkan oleh bisnis melalui fase ini, termasuk:
- Benefits summary plan
- Benefits milestone network matrix
- Benefits delivery matrix
- Benefits realization register
Gambar 2.9 Realize Value Phase steps(Jeston dan Nelis, 2008)
j. Sustainable Performance Phase
27
Sebuahhalyangpentingdimanatim proyekbekerjadalam
bisnis untuk membangun struktur proses untuk
memastikan bahwa kelancaran proses dan
pengembangannya dapat bertahan.
Pertimbanganinvestasiyangdibuatdalam
proyekprosesharus dapat dipertahankan dan
ditingkatkan tiap waktu. Organisasi harus memahami
bahwa proses memiliki daur ulang dan
akanmembutuhkanpengembanganselanjutnya setelah
target pengembangan proyek berhasil direalisasikan.
Jika tidak demikian, maka seiring berjalannya waktu
dan perubahan bisnis, organisasi akanmenjalankan
proses yang kurang optimal (efisien). Fase ini
mengkonversi ‘proyek’ menjadi ‘operasional bisnis.
Hasil yang akan disampaikan pada fase ini antara lain:
- Mekanisme (kumpulan langkah – langkah)
untukmengelola
mengidentifik-asi
proses
dan
bisnis
dan
merealisasikan
kesempatan untuk me- ngembangkan proses.
- Mengelola dan mengembangkan proses.
Gambar 2.10 Sustainable Performance Phase steps(Jeston dan Nelis, 2008)
Didalam implementasi BPM yang kami lakukan pada bagian pra
produksi di LPP TVRI, kami hanya menggunakan 8 tahap dari 10 tahap
yang ada pada teori Jeston dan Nelis di karenakan 2 tahap terakhir
(Realize Value Phase dan Sustainable Performance Phase) merupakan
28
fase future, dimana tahap ini membahas tentang pengaturan proyek
untuk masa mendatang.
Didalam jurnal Meyliana (2009) yang berjudul "Mengoptimalkan
Proses Bisnis Dengan Metode Business Process Management Pada
Sektor Jasa Pendidikan", dimana dengan diterapakannya BPM, suatu
perusahaan atau organisasi dapat melihat apakah proses bisnis yang
dimiliki sudah efisien atau belum dan manajemen dapat melihat dengan
detil dampak perubahan yang akan dilakukan baik dari sisi watu dan
biaya. Dan BPM juga merupakan jembatan antara bisnis dan teknologi
sehingga
kecepatan
perubahan
bisnis
dapat
diantisipasi
oleh
teknologi.Didalam kasus pada jurnal ini juga, dengan pendekatan BPM,
perusahaan atau organisasi pendidikan dapat mengetahui dengan benar
proses bisnis mana yang sudha baik dan mana yang perlu peningkatan
dalam arti perbaikan ke arah positif ini dapat memunculkan kepuasan
pelanggan sehingga perusahaan atau organisasi pendidikan akan
memiliki banyak pelanggan yang loyal yang mana secara otomatis
memberikan keuntungan signifikan bagi perusahaan atau organisasi
pendidikan dala mencari pelanggan baru.
2.2.5 Faktor Kesuksesan Business Process Management
MenurutJestondanNelis(2008,p49), terdapat tiga faktor yang menjadi
faktor kesuksesan BPM yaitu:
a. Proses.
inovasiataudesainulangbisnisprosesharusdalamlevel
yangbaikyangmenghubungkanstrategi organisasidengantujuan
proses,
dan
penerimaan
yang
baik
dari
proses
di
dalamorganisasi.
b. Orang.
Saat organisasi bertumbuh secara matang dalam
manajemenproses,dapatdipahami bahwaorangadalahkuncidari
implementasi proses baru.
c. Teknologi.Halinimengacupadaalatuntukmendukungproses
danorang dan yang dimaksud bukan hanya
komponen
atauaplikasi perangkat lunak BPM (walaupun hal ini termasuk
di dalamnya).
29
Gambar 2.11 Gambar Faktor Kesuksesan BPM(Jeston dan Nelis,
2008)
2.2.6
Activity Based Costing (ABC)
Menurut Mulyadi (2003) Activity Based Costing adalah sistem
informasi biaya yang berorientasi pada penyediaan informasi lengkap
tentang aktivitas untuk memungkinkan personel perusahaan melakukan
pengelolaan terhadap aktivitas. Sistem informasi ini menggunakan
aktivitas sebagai basis serta pengurangan biaya dan penentuan secara
akurat biaya produk atau jasa sebagai tujuan. Sistem informasi ini
diterapkan dalam perusahaan manufaktur, jasa, dan dagang .Perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas ini didasarkan pada konsep produk yang
mengkonsumsi
aktivitas
dan
aktivitas
mengkonsumsi
sumber
daya.Dengan metode ini diharapkan manajemen dapat mengurangi atau
bahkan menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah
(aktivitas yang dipertimbangkan tidak memberi kontribusi terhadap nilai
pelanggan atau terhadap kebutuhan organisasi).
Menurut Carter dan Usry (2002), terdapat beberapa
kelemahandidalam Activity Based Costing yaitu :
a. ABC(Activity Based Costing)mengharuskan manajer mem-
30
buat perubahan radikal dalam cara berpikir mereka mengenai
biaya.Cara yang paling berguna untuk memahami logika ABC
(Activity Based Costing) adalah dengan mengakui bahwa
Activity Based Costing memperlakukan semua biaya sebagai
biaya variabel, karena ABC (Activity Based Costing) didesain
sebagai alat pembuat keputusan strategis dalam jangka
panjang.
b. ABC (Activity Based Costing) tidak menunjukkan biaya yang
akan dapat dihindari dengan menghentikan suatu produk.ABC
(Activity Based Costing) berusaha untuk menunjukkan
konsumsi sumber daya dalam jangka panjang dari setiap
produk,
namun
tidak
memprediksikan
berapa
banyak
pengeluaran yang akan dipengaruhi oleh keputusan tertentu.
c. ABC (Activity Based Costing) memerlukan usaha pengumpulan data melampaui yang diperlukan untuk memenuhi
persyaratan pelaporan eksternal di perusahaan yang memiliki
sejarah sukses yang panjang dengan mengandalkan pada
perhitungan biaya tradisional, akan sulit untuk meyakinkan
manajemen bahwa sistem perhitungan biaya baru dibutuhkan.
Solusi bagi masalah ini adalah untuk terus menggunakan
sistem tradisional yang selama ini sudah dikenal, dan
melakukan eksperimen dengan ABC secara terpisah, dengan
cara menggunakannya pertama-tama untuk satu lini produk,
satu fasilitas, atau suatu kategori biaya seperti biaya
departemen jasa.
Dan menurut Cooper dan Kaplan (1991), ada tiga manfaat Activity
Based Costing, yaitu:
a. Improved Decision, perhitungan biaya produk dengan
menggunakan Activity Based Costing menghasilkan informasi
yang lebih akurat, sehingga manajemen perusahaan dapat
mengambil keputusan dengan tepat karena terhindar dari
distorsi
yang
terjadi
pada
perhitungan
biaya
produk
menggunakan sistem tradisional.
b. Continuous Improvement Activities to Reduce Overhead
31
Costs, dalam penerapan Activity Based Costing penghematan
biaya secara signifikan dapat dilakukan dengan cara
penanganan bahanbaku secara lebih efisien tanpa harus
menurunkan harga beli bahanbaku, mengurangi biaya set up
dan
membuat
penjadwalan
produksi.
Dengan
disertai
perbaikan aktivitas secara terus menerus dan penggunaan
informasi yang lebih akurat maka seharusnya penghematan
biaya tersbut dapat tercapai.
c. Ease of Determining Relevant Cost, Activity Based Costing
mengurangi kebutuhan untuk melaksanakan pembelajaran
khusus mengenai analisa yang lebih mendalam untuk
mendapatkan informasi yang relevan dalam rangka keputusan
tertentu dengan meningkatkan akurasi dari laporan biaya
produk dan menghasilkan biaya secara terpisah dari keempat
kategori aktivitas.
2.2.7
Business Process Modelling Notation (BPMN)
Menurut Rosmala dkk (2007) dalam jurnal yang berjudul
Pemodelan Proses Bisnis B2B denganBPMN definisi BPMN adalah
“suatu metodologi yang relatif baru tetapi saat ini mulai banyak diterima
oleh kalangan luas sebagai suatu model standar untuk menggambarkan
proses bisnis suatu organisasi”.
Sedangkan definisi BPMN menurut [http 2] “BPMN is a graphical
notation that depict the steps in a business process” dimana dari kata –
kata ini, BPMN dapat diartikan sebagai notasi grafikal yang
menggambarkan langkah – langkah didalam suatu proses bisnis.
Berdasarkan
definisi
yang
sudah
disebutkan
diatas,
dapat
disimpulkan bahwa BPMN adalah gambaran alur bisnis yang terjadi
pada suatu organisasi atau instansi yang digambarkan dengan notasi.
32
Gambar 2.12.Business Process Modelling Notation Diagram
(http://www.edrawsoft.com/images/business%20diagram/bpmn.png)
Notasi:
Start event
End event
Task activity
Pool
Sequence flow
Association
Gateway
33
Lane
Message flow
Gambar 2.13 Notasi Business Process Model Notation (BPMN)
Dalam jurnal Rosmala (2007), yang berjudul “Pemodelan Proses
Bisnis B2B dengan BPMN”, Pemodelan Proses Bisnis menggunakan
BPMN relatif lebih praktis digunakan karena dapat menggambarkan
keseluruhan proses dalam satu diagram sederhana sehingga representasi
proses bisnis relatif lebih cepat dipahami. Dan juga BPMN sangat sesuai
digunakan untuk menggambarkan tipe relasi bisnis B2B dengan
membedakan antara aliran proses dengan aliran pesan sehingga ketika
satu pihak bisnis berinteraksi dengan pihak lain, maka sifat interaksi
biasanya hanya berupa pesan, tetapi tidak berupa satu instruksi
proses.Pada kasus pengadaan barang divisi logisitik di jurnal ini juga,
terdapat 3 pool yaitu PT.X, Gudang dan Supplier. Divisi logistik sebagai
bagian dari PT. X yang kemudian berinterkasi secara internal dan
ekstemal yang mana interaksi eksternal divisi Logistik dengan Gudang
dan Supplier kemudian dapat direpresentasikan sebagai tipe relasi bisnis
B2B.
Didalam jurnal Stanley Karouw dkk (2007)
yang berjudul
“PEMODELAN PROSES BISNIS ADMISI CALON MAHASISWA
BARU DI UNIVERSITAS SAM RATULANGI”, Pemodelan proses
bisnis dengan menggunakan BPMN dapat menjelaskan dengan efisien
proses bisnis penerimaan mahasiswa baru yang dilakukan di Universitas
Sam Ratulangi dengan pendekatan grafis dimana BPMN dapat
mendeskripsikan model proses bisnis penerimaan mahasiswa baru pada
jalur SMNPTN, SBMPTN, T2 dan Sumikolah. Dan model BPMN juga
dapat digunakan untuk merancang proses bisnis usulan dari kegiatan
penerimaan mahasiswa baru yang dilakukan oleh Universitas Sam
Ratulangi Manado.
34
2.2.8
Kerangka Berpikir
Langkah – langkah berurut yang digunakan dalam metode BPM
adalah :
Gambar 2.14 Kerangka Berfikir
35
2.2.9 Analisis sistem yang sudah ada
Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada PT . Indonesia Indah
Tobacco Citraniaga (PT IITC ) yang dibahas didalam jurnal Jeff Edwin
(2014) yang berjudul “RANCANG BANGUN APLIKASI DOCUMENT
MANAGEMENT SYSTEM PADA BAGIAN PERSEDIAAN DI
PT.INDONESIA
INDAH
TOBACCO
CITRANIAGA”,
penulis
mengusulkan sistem website aplikasi Document Management System.
Sistem yang dibuat sudah bagus, kesamaan dari sistem yang dibuat
adalah dengan sistem DMS, yaitu dokumen masih belum bisa dibaca
sepenuhnya di web, dan tidak adanya tanda tangan digital untuk setiap
approval yang diajukan.
36
Download