penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen

advertisement
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN
PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PENGETAHUAN MATEMATIKA DAN SIKAP SPIRITUAL
TEMA CITA-CITAKU SISWA KELAS IV SD
Bayu Hartono1, Ni Wayan Suniasih2, I Wayan Wiarta3
1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk (1) meningkatkan hasil belajar
pengetahuan matematika melalui penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen
portofolio pada tema cita-citaku siswa Kelas IV SD N 11 Peguyangan Tahun Pelajaran
2014/2015 dan (2) meningkatkan sikap spiritual melalui penerapan pendekatan saintifik
berbasis asesmen portofolio pada tema cita-citaku siswa Kelas IV SD N 11 Peguyangan
Tahun Pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N 11
Peguyangan Kecamatan Denpasar Utara yang berjumlah 45 orang. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes yaitu tes
hasil belajar matematika bentuk esai dan non tes yaitu kuesioner. Data dianalisis
menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) nilai rata-rata hasil belajar pengetahuan matematika
meningkat 12,88 dari X = 72 pada siklus I menjadi X = 84,88 pada siklus II, (2) nilai
rata-rata sikap spiritual meningkat 0,88 dari X = 86,27 pada siklus I menjadi X = 87,15
pada siklus II, dan (3) ketuntasan klasikal hasil belajar pengetahuan matematika
meningkat 44,48% dari 42,22% pada siklus I menjadi 86,7% pada siklus II. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik
berbasis asesmen portofolio dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan matematika
dan sikap spiritual pada tema cita-citaku siswa kelas IV SD N 11 Peguyangan.
Kata kunci: pendekatan saintifik, asesmen portofolio, hasil belajar pengetahuan
matematika, dan sikap spiritual
Abstract
This classroom action research aimed to (1) improve the learning outcomes of
mathematical knowledge of students through the application of scientific approach
based on portfolio assessment on the theme of cita-citaku in fourth grade students of SD
N 11 Peguyangan academiy year 2014/2015 and (2) improve the spiritual attitude of the
students through the application of the scientific approaches based on portfolio
assessment on the theme of Cita-citaku in fourth grade students of SD N 11
Peguyangan academiy year 2014/2015. The subjects of this study were the fourth grade
students of SD N 11 Peguyangan North Denpasar District which amount 45 people. The
method to collect the data which used in this study was test method that was the result
of the learning process and non test that was quistioner.The data which analyzed by
descriptive quantitative analysis method and descriptive qualitative analysis. The result
of this study showed that (1) the mean score of the mathematic knowledge increased
12,88 from X = 72 in the cycle I became X = 84,88 in the cycle II, (2) the mean score of
the students spiritual attitude increased 0,88 dari X = 86,27 in the cycle I became X =
87,15 in the second cycle, and (3) the classical completeness of the learning outcomes
of the mathematic knowledge increased 44.48% from 42.22% in the first cycle to 86.7 %
in the second cycle. Based on the results of this research it can be concluded that the
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
application of the scientific approach based on portfolio assessment can improve the
learning outcomes of mathematical knowledge and spiritual attitudes of students on the
theme cita-citaku of fourth grade students in SD N 11 Peguyangan.
Keywords: scientific approach, portfolio-based assessment, learning outcomes of
mathematical knowledge, and spiritual attitudes.
PENDAHULUAN
Pemberlakuan kurikulum 2013 menuntut
sejumlah perubahan mendasar pada
proses pembelajaran yang berlangsung di
sekolah perubahan kurikulum berdampak
pada perubahan standar isi, standar
proses, standar penilaian dan standar
kompetensi lulusan. Pembelajaran pada
kurikulum 2013 merupakan pembelajaran
tematik terpadu integratif, maksudnya tema
merajut makna berbagai konsep dasar
sehingga siswa tidak belajar konsep dasar
secara
parsial.
Dengan
demikian
pembelajarannya memberikan makna yang
utuh kepada siswa seperti tercermin pada
berbagai
tema
yang
tersedia
(Permendikbud No 67 Tahun 2013).
Pengertian Kurikulum terdapat pada pasal 1
butir 19 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional,
yaitu
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Sesuai dengan
pernyataan di atas, kurikulum berperan
penting
dalam
meningkatkan
mutu
pendidikan yang dapat menghasilkan
lulusan yang kompeten dan berguna baik
bagi diri siswa maupun bagi orang banyak.
Kurikulum adalah hal yang bersifat dinamis,
artinya kurikulum dapat berubah sesuai
dengan perubahan dan perkembangan
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara yang tidak
terlepas dari pengaruh perubahan global,
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta seni dan budaya. Dengan
demikian kurikulum digunakan untuk
mempersiapkan siswa untuk mampu
bersaing di masa depan dengan segala
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendekatan saintifik sebagai pendukung
kurikulum
2013
diyakini
dapat
mengembangkan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan siswa.
Pembelajaran dengan pendekatan
saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar siswa
secara aktif mengkonstruk konsep, hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati, yaitu untuk mengidentifikasi
atau menemukan masalah, merumuskan
masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan
dan
mengkomunikasikan
konsep, atau prinsip yang ditemukan.
Menurut Kosasih (2014:70) pendekatan
saintifik merupakan pendekatan di dalam
kegiatan
pembelajaran
yang
mengutamakan kreativitas dan temuantemuan siswa. Pengalaman belajar yang
mereka dapat tidak bersifat indoktrinisasi,
hafalan, dan sejenisnya. Pendekatan
saintifik dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman
kepada
siswa
dalam
mengenal, memahami berbagai materi
dengan menggunakan pendekatan ilmiah,
bahwa informasi bisa berasal dari mana
saja, kapan saja, tidak tergantung dari
informasi searah yang diberikan oleh guru.
Oleh karena itu proses pembelajaran yang
diharapkan tercipta diarahkan untuk
mendorong siswa dalam mencari tahu dari
berbagai sumber melalui observasi, dan
tidak hanya diberi tahu. Menurut Kurniasih
dan Sani (2014:72) pembelajaran dengan
pendekatan saintifik yaitu (1) berpusat pada
siswa, (2) melibatkan keterampilan proses
sains dalam mengonstruksi konsep, hukum
atau prinsip, (3) melibatkan proses-proses
kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan
intelek,
khususnya
kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa, (4)
dapat mengembangkan karakter siswa
Selain itu Kosasih (2014:72) menyebutkan
beberapa
karakteristik
pembelajaran
dengan pendekatan saintifik yaitu (1) materi
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
pembelajaran dipahami dengan standar
logika
yang
sesuai
dengan
taraf
kedewasaannya, (2) interaksi pembelajaran
berlangsung secara terbuka dan objektif.
Siswa memiliki kesempatan seluas-luasnya
untuk mengemukakan pemikiran, perasaan,
sikap dan pengalamannya namun tetap
memperhatikan sikap ilmiah dan tanggung
jawab, (3) Siswa didorong untuk selalu
berfikir analitis dan kritis, tepat dalam
memahami, mengidentifikasi, memecahkan
masalah, serta mengaplikasikan materimaateri pembelajaran.
Penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran pada penelitian ini
dipadukan dengan asesmen portofolio yang
melibatkan keterampilan proses seperti
mengamati, mengklasifikasi, mengukur,
meramal, menjelaskan dan menyimpulkan.
Hasil kerja atau karya siswa dalam
melaksanakan proses-proses tersebut,
bantuan
guru
diperlukan
dalam
mendokumentasikan hasilnya akan tetapi
bantuan guru tersebut semakin berkurang
seiring dengan semakin tingginya kelas
siswa. Menurut Daryanto (2014:59) proses
pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk
semua jenjang dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik).
Kegiatan pembelajaran pada pendekatan
ilmiah (scientific approach) dalam proses
pembelajaran meliputi menggali informasi
melalui pengamatan, bertanya, percobaan,
kemudian mengolah data atau informasi,
menyajikan data atau informasi, dilanjutkan
dengan menganalisis, menalar, kemudian
menyimpulkan dan mencipta.
Mengamati adalah menggunakan
panca indra untuk memperoleh informasi.
Pengamatan yang dilakukan tidak terlepas
dari keterampilan lain seperti melakukan
pengelompokan
dan
membandingkan.
Metode ini memiliki keunggulan tertentu
seperti menyajikan obyek peneliti secara
nyata, peserta didik senang dan tertantang,
dan mudah pelaksanaanya. Kegiatan
menanya dalam kegiatan pembelajaran
sebagai
mana
disampaikan
dalam
pemendikbud Nomor 81a tahun 2013,
adalah mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau dipertanyakan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang
apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
yang faktual sampai kepertanyaan yang
bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang
diharapkan dalam kegiatan ini adalah
mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang
hayat. Mengumpulkan informasi dilakukan
melalui eksperimen, membaca sumber lain
selain buku teks mengamati objek/ aktifitas
wawancara dengan nara sumber. Adapun
kompetensi yang di harapkan berkembang
adalah sikap teliti, jujur, sopan, menghargai
pendapat
orang
lain,
kemampuan
berkomunikasi, menerapakan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai
cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang
hayat.
Kegiatan
menalar
dalam
pembelajaran sebagaimana disampaikan
dalam permendikbud No 81a Tahun 2013
adalah memproses informasi yang sudah
disimpulkan baik hasil kegiatan eksperimen
maupun hasil kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi. Adapun
kompetensi yang diharapkan adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat
aturan,
kerja
keras,
maupun
merupakan prosedur dan kemampuan
berfikir induktif serta deduktif dalam
menyimpulkan. Pendekatan saintifik guru
diharapkan memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengkomunikasikan apa yang
telah
dipelajari.
Kegiatan
mengkomunikasikan
dalam
kegiatan
pembelajaran sebagaimana disampaikan
dalam permendikbud Nomor 81aTahun
2013,
adalah
menyampaikan
hasil
pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil
analisi secara lisan, tertulis, atau media
lainnya. Kompetensi yang diharapkan
dalam kegiatan ini adalah mengembangkan
sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berfikir
sistematis,
mengungkapkan
pendapat dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemapuan berbahasa
dengan baik dan benar.
Pendekatan
saintifik
guru
diharapkan memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengkomunikasikan apa yang
telah
dipelajari.
Kegiatan
mengkomunikasikan
dalam
kegiatan
pembelajaran sebagaimana disampaikan
dalam permendikbud Nomor 81aTahun
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
2013,
adalah
menyampaikan
hasil
pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil
analisi secara lisan, tertulis, atau media
lainnya. Kompetensi yang diharapkan
dalam kegiatan ini adalah mengembangkan
sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berfikir
sistematis,
mengungkapkan
pendapat dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan berbahasa
dengan baik dan benar.
Dalam pelaksanaannya pendekatan
saintifik dipadukan dengan asesmen
portofolio. Menurut Trianto (2009:277),
asesmen portofolio adalah pengukuran
sejauh mana kemampuan siswa dalam
mengkonstruksi dan merefleksi suatu
pekerjaan/tugas/karya dengan mengoleksi
atau mengumpulkan bahan yang relevan
dengan tujuan dan keinginan yang
dikonstruksi oleh siswa sehingga hasil
konstruksi dapat dinilai dan dikomentari
guru. Menurut Samatowa (2012:172)
asesmen portofolio adalah asesmen yang
berupa kumpulan koleksi hasil kerja siswa
yang disimpan dalam suatu file atau boks.
Hasil
asesmen
pada
suatu
saat
dibandingkan pada hasil yang lalu, jadi
asesmen portofolio bisa bersifat pribadi,
karena
tidak
perlu
membandingkan
hasilnya
pada
orang
lain,
tetapi
dibandingkan dengan dirinya sendiri
(Mardapi, 2012 : 18).
Belajar dapat diartikan sebagai
perubahan tingkah laku pada diri individu
berkat adanya interaksi dari individu
dengan individu lain dan individu dengan
lingkungannya sehingga mereka lebih
mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Belajar adalah aktivitas mental atau psikis
yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
keterampilan, dan sikap Winkel (dalam
Purwanto; 2013:45). Selanjutnya menurut
Susanto (2013:5) mengutarakan bahwa
hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh siswa setelah melalui kegiatan
belajar. Hasil belajar yang dicapai siswa
merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor. Faktor itu dapat dibagi menjadi 2
bagian yaitu faktor internal merupakan
faktor yang bersumber dalam diri siswa,
yang
mempengaruhi
kemampuan
belajarnya. Faktor internal ini meliputi:
kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan sikap, kebiasaan belajar,
serta kondisi fisik dan kesehatan. Kemudian
faktor eksternal yaitu faktor yang berasal
dari luar diri siswa yang mempengaruhi
hasil belajar yaitu keluaraga, sekolah dan
masyarakat,
keadaan
keluaraga
berpengaruh terhadap hasil belajara siswa.
Keluarga
yang
kekurangan
dari
ekonominya, pertengkaran suami istri,
perhatian orang tua yang kurang terhadap
anaknya, serta kebiasaan sehari-hari
berprilaku yang kurang baik dari orang tua
dalam kehidupan sehari-hari secara tidak
langsung berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa.
Matematika merupakan salah satu
muatan materi pelajaran yang ada dari
tema tersebut. Matematika pada jenjang
sekolah dasar bertujuan untuk memberikan
bekal
kepada
siswa
untuk
hidup
bermasyarakat dan dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Pembelajaran materi matematika tidak
hanya bertujuan membuat siswa terampil
menggunakan matematika, tetapi juga
menekankan
penataan
nalar
dalam
penerapan matematika dalam kehidupan
sehari-hari. Belajar matematika merupakan
suatu syarat cukup untuk melanjutkan ke
jenjang
pendidikan
berikutnya.
Pengetahuan
matematika
dapat
memberikan siswa bernalar secara kritis,
kreatif, dan aktif. Dalam pembelajarannya
yang dipelajari adalah tentang ide-ide
abstrak berisi simbol-simbol, makna
konsep-konsep matematika yang harus
dipahami
terlebih
dahulu
sebelum
memanipulasi simbol-simbol matematika.
Matematika merupakan salah satu muatan
materi pelajaran di sekolah dasar yang
pembelajarannya
terdapat
proses
perhitungan dan proses berpikir untuk
menyelesaikan
beberapa
masalah
kehidupan yang dialami siswa. Kata
matematika berasal dari bahasa latin,
manthanein atau mathema yang berarti
belajar atau yang dipelajari, sedangkan
dalam bahasa Belanda, matematika disebut
wiskunde atau ilmu pasti yang semuanya
berkaitan dengan penalaran matematika
memiliki bahasa dan aturan yang terdefinisi
dengan baik, penalaran yang jelas dan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
sistematis, dan struktur atau keterkaitan
antar konsep yang kuat.
Matematika
merupakan
ilmu
pengetahuan yang dapat meningkatkan
kemampuan berfikir dan beragumentasi,
memberikan
konstribusi
dalam
penyelesaian masalah sehari-hari, dan
dalam dunia kerja, serta memberikan
dukungan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kebutuhan
akan aplikasi matematika saat ini dan masa
depan tidak hanya untuk keperluan seharihari, tetapi terutama dalam dunia kerja, dan
untuk mendukung berkembangan ilmu
pengetahuan, oleh karena itu, matematika
sebagai ilmu dasar perlu dikuasai dengan
baik oleh siswa sendiri, terutama sejak
sekolah dasar. Pada umumnya anak usia
sekolah dasar mengalami kesulitan dalam
memahami matematika yang bersifat
abstrak,
karena
keabstrakannya
matematika relative tidak mudah untuk
dipahami oleh siswa sekolah dasar pada
umumnya.
Dalam
pembelajaran
matematika di sekolah dasar selain
mengutamakan konsep juga memerlukan
adanya suatu sikap dalam belajar sikap
sangat menentukan bagaimana siswa
bereaksi terhadap situasi dan menentukan
apa yang akan dicari oleh individu dalam
kehidupannya. Salah satu yang dicari
dalam matematika adalah menemukan
konsep dan pengaplikasiannya. Dalam
kurikulum 2013 sikap berada pada KI1(Sikap spiritual) dan KI-2(Sikap Sosial).
Sikap
siswa
dalam
kegiatan
pembelajaran mempunyai peran yang
cukup dalam menentukan keberhasilan
belajar siswa. Siswa yang memiliki
sikap positif dan motivasi memiliki
peluang yang lebih untuk mencapai
prestasi belajar yang lebih baik dari
pada siswa yang memiliki sikap negatif
(Widoyoko, 2014:37).
Sikap spiritual menekankan siswa untuk
menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa,
sikap sosial menekankan pada akhlak
mulia, sehat, mandiri, dan demokratis serta
bertanggung jawab. Pada sekolah dasar
selain mengutamakan pengetahuan juga
mendidik siswa agar memiliki iman dan
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Penerapan pendekatan saintifik dalam
kurikulum 2013 sangat mengutamakan
siswa untuk menambahkan keyakinan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, mampu
beradaptasi dengan sesama, meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan. Mengingat
pentingnya sikap spiritual dan pengetahuan
yang ada pada sekolah dasar, maka perlu
dikaji dalam suatu penelitian terutama
upaya
peningkatan
pengetahuan
matematika dengan sikap spiritual siswa
melalui pendekatan saintifik berbasis
asesmen portofolio
Sesuai dengan observasi yang
dilakukan peneliti di SD N 11 Peguyangan
ditemukan permasalahan hasil belajar
pengetahuan matematika dan sikap
spiritual siswa. Pada observasi yang telah
dilakukan terdapat permasalahan hasil
belajar pengetahuan matematika siswa
kelas IV SD N 11 Peguyangan cendrung
rendah. Hal ini didasarkan daritemuan hasil
belajar
matematika
pada
aspek
pengetahuan yang diperoleh siswa masih
dibawah
kriteria ketuntasan minimum
(KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu di 70.
Dari seluruh siswa yang berjumlah 45
orang, siswa yang tuntas berjumlah 17
orang dan yang belum tuntas berjumlah 28
orang.
Selain
itu
juga
ditemukan
permasalahan merosotnya sikap spiritual
siswa mulai dari siswa malas bersembah
yang, jarang berdoa, sering mengolok-olok
temannya, pilih kasih dalam berteman. Dari
permasalahan tersebut perlunya solusi
perbaikan hasil belajar muatan materi
matematika dan sikap spiritual siswa
sehingga
dapat
menuntaskan
permasalahan hasil belajar pengetahuan
matematika dan meningkatkan sikap
spiritual siswa menjadi siswa yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa sehingga siswa nantinya menjadi
pribadi yang bermoral dan beretika luhur.
Berdasarkan uraian tersebut maka
dilaksanakan penelitian yang berjudul
penerapan pendekatan saintifik berbasis
asesemen portofolio untuk meningkatkan
hasil belajar pengetahuan matematika dan
sikap spiritual tema cita–citaku siswa SD N
11 Peguyangan tahuan ajaran 2014/2015.
Dari latar belakang yang telah dipaparkan,
adapun masalah dirumuskan yaitu (1)
Apakah penerapan pendekatan saintifik
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
berbasis
asesmen
portofolio
dapat
meningkatkan hasil belajar pengetahuan
matematika pada tema cita-citaku siswa
kelas IV SD N 11 Peguyangan tahun ajaran
2014/2015?,
(2)
Apakah
penerapan
pendekatan saintifik berbasis asesmen
portofolio dapat meningkatkan sikap
spiritual pada tema cita-citaku siswa kelas
IV SD N 11 Peguyangan tahun ajaran
2014/2015?
Berdasarkan latar belakang dan
rumusan masalah yang telah dipaparkan,
maka tujuan penelitian yang ingin dicapai
yaitu (1) Untuk meningkatkan hasil belajar
pengetahuan
matematika
melalui
penerapan pendekatan saintifik berbasis
asesmen portofolio pada tema cita-citaku
siswa kelas IV SD N 11 Peguyangan tahun
ajaran 2014/2015. (2) Untuk meningkatkan
sikap
spiritual
melalui
penerapan
pendekatan saintifik berbasis asesmen
portofolio pada tema cita-citaku siswa kelas
IV SD N 11 Peguyangan tahun ajaran
2014/2015.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas, yang dirancang untuk
meningkatkan hasil belajar pengetahuan
matematika dan sikap spritual siswa.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus
tindakan. Setiap siklus terdiri dari empat
tahapan, yaitu perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan
refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SD N
11 Peguyangan berada di kecamatan
Denpasar Utara, Kota Denpasar. SD ini
beralamat di Jln Lembusura.
Pada penelitian ini yang menjadi
subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD
N 11 Peguyangan tahun pelajaran
2014/2015. Siswa kelas IV ini, dipilih
sebagai subjek penelitian karena siswa di
kelas IV yang berjumlah 45, laki-laki 23 dan
perempuan 22 mengalami permasalahan
dalam hal hasil belajar siswa cukup rendah
yang
diakibatkan
karena
kurangnya
penguasaan materi pelajaran matematika.
Sementara obyek penelitian ini adalah hasil
belajar pengetahuan matematika dan sikap
spiritual siswa kelas IV SD N 11
Peguyangan
setelah
dilaksanakan
pendekatan saintifik berbasis asesmen
portofolio.
Data
yang
diperlukan
dalam
penelitian ini adalah data mengenai hasil
belajar pengetahuan matematika dan sikap
spiritual siswa. Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode tes untuk hasil belajar pengetahuan
matematika dan angket/kuesioner untuk
sikap spiritual siswa. Hasil belajar
pengetahuan matematika siswa dapat
diukur dengan menggunakan metode tes.
Bentuk tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes esay. Sikap spritual
siswa yang dimunculkan selama proses
pembelajaran diukur dengan menggunakan
lembar kuesioner yang berisi pernyataan
mengenai sikap spiritual siswa yang
ditentukan pada KI-II dalam kurikulum 2013
yang diisi oleh masing-masing siswa.
Penilaian
sikap
spiritual
menggunakan kuisioner yang terdiri dari
beberapa pernyataan. Setiap pernyataan
terdapat lima pilihan jawaban, yaitu Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak
Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
(STS). Skala yang diberikan untuk setiap
pernyataan adalah 5 untuk jawaban Sangat
Setuju, 4 untuk jawaban Setuju, 3 untuk
jawaban Netral, 2 untuk jawaban Tidak
Setuju, dan 1 untuk jawaban Sangat Tidak
Setuju. Sebelum membuat kuisioner
terlebih dahulu perlu adanya kisi-kisi sikap
spiritual.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa butir-butir tes atau
pertanyaan berbentuk tes esay. Instrumen
berupa butir-butir tes ini digunakan untuk
mengukur hasil belajar pengetahuan
matematika dan kuesioner untuk sikap
spiritual siswa.
Uji validitas isi dilakukan dengan
cara menyesuaikan butir tes dengan
indikator,
kompetensi
dasar
dan
kompetensi inti. Uji validitas isi ini dilakukan
dengan membuat kisi-kisi soal dan uji
validitas isi juga dilakukan dengan
mengkonsultasikan kepada guru kelas 4
SDN
11
Peguyangan
atau
mengkonsultasikan
dengan
dosen
pembimbing. Terkait dengan hal tersebut
maka untuk kisi-kisi soal hasil belajar
pengetahuan matematika yang digunakan
dalam
penelitian
ini
disusun
dan
dikonsultasikan dengan dosen pembimbing
dan guru kelas IV SDN 11 Peguyangan.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Sementara itu untuk kisi-kisi sikap spiritual
disusun dan dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing
Dalam menganalisis data digunakan
metode analisis deskriptif kualitatif dan
deskriptif kuantitatif. Setelah data dalam
penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya
dilakukan analisis data. Analisis data ini
dimaksudkan
untuk
mengetahui
peningkatan hasil belajar pengetahuan
Matematika dan sikap spritual siswa kelas
IV sebagai pelaksanaan tindakan yang
dilakukan. Adapun langkah-langkah analisis
data hasil belajar pengetahuan matematika
yaitu (1) Menentukan nilai tes secara
individu
siswa
dilakukan
dengan
menggunakan
rumus
sebagai
berikut
:
N=
(2)
(mean)
menghitung angka
kelas
dilakukan
rata-rata
dengan
menggunakan
rumus
sebagai
berikut,
(Sudjana, 2012:109),
Keterangan :
X = rata-rata (mean)
∑X = jumlah seluruh skor
N = banyaknya subjek
(3) menghitung ketuntasan belajar secara
klasikal. Kentuntasan klasikal secara
individu siswa di analisis dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
KB
= Ketuntasan belajar
Ketuntasan
secara
individu
siswa
dikonversikan melalui tabel konversi
tentang
hasil
belajar
pengetahuan
matematika
sebagai
berikut
:
.
Tabel 02. Tabel Konversi tentang Hasil Belajar Pengetahuan Matematika
Konversi Nilai Akhir
Skala 1-100
Skala 1-4
86-100
4
81-85
3,66
76-80
3,33
71-75
3,00
66-70
2,66
61-65
2,33
56-60
2
51-55
1,66
46-50
1,33
0-45
1
Predikat (Pengetahuan
Sikap
Dan Keterampilan)
A
SB
AB+
B
B
BC+
C
C
CD+
K
D
Sumber: Sunarti (2014:216)
Kemudian langkah-langkah analisis data
sikap spiritual siswa yaitu (1) menentukan
nilai tes secara individu siswa, (2)
Menghitung Angka Rata-rata (Mean).
Sebagai tolak ukur berhasil atau tidaknya
penelitian ini maka ditetapkan indikator
keberhasilan yaitu (1) penelitian ini
dikatakan berhasil jika rata-rata hasil belajar
pengetahuan matematika siswa mencapai
predikat baik dengan skor minimal 71
sedangkan ketuntasan klasikal ditetapkan
75% siswa memperoleh nilai ≥71. (2)
Penelitian ini dikatakan berhasil jika sikap
spiritual siswa mencapai predikat baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang dikumpulkan pada
penelitian ini adalah data mengenai hasil
belajar pengetahuan matematika dan sikap
spiritual
siswa
dengan
penerapan
pendekatan saintifik berbasis asesmen
portofolio
pada
tema
cita-citaku.
Selanjutnya data yang telah dikumpulkan
dianalisis sesuai dengan teknik analisis
data yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dari data hasil belajar pengetahuan
matematika pada siklus I yang telah
dianalisis bahwa hanya 19 siswa yang
memperoleh nilai lebih dari atau sama
dengan indikator keberhasilan, yaitu 71.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Sementara 26 siswa masih belum
memenuhi indikator keberhasilan yang
ditetapkan. Rata-rata nilai hasil belajar
pengetahuan matematika siswa pada siklus
I adalah X = 72. Untuk nilai tes individu
sikap spiritual siswa secara keseluruhan
terlihat bahwa sudah 35 siswa memperoleh
predikat Sangat Baik, 6 siswa memperoleh
predikat Baik, sementara 4 siswa
memperoleh predikat Cukup. Rata-rata nilai
sikap spiritual siswa pada siklus I adalah X
= 86,27. Dari 45 orang siswa, 19 orang
memiliki nilai lebih atau sama dengan 71.
Hal ini menunjukan bahwa ketuntasan
klasikal siswa pada siklus I adalah 42,22%
dari keseluruhan jumlah siswa.
Berdasarkan hasil analisi tersebut,
diperoleh data hasil belajar pengetahuan
matematika dan sikap spiritual siswa kelas
IV SD N 11 Peguyangan pada siklus I
sebagai berikut.
Tabel 0.6 Tabel Data Hasil Penelitian Siklus I
Kriteria
A. Hasil Belajar Pengetahuan
Matematika
Data / Hasil
Keterangan
Siswa yang memenuhi kriteria 19 siswa
dan 26 siswa belum memenuhi kreteria
X = 72
B. Sikap Spiritual
X = 86,27
35 siswa memperoleh predikat SB, 6
siswa memperoleh predikat B dan 4
siswa memperoleh predikat C
C. Ketuntasan Klasikal Hasil
Belajar Pengetahuan
Matematika
42,22%
Dari 45 siswa, 19 siswa yang memiliki
nilai ≥ 71.
nilai sikap spiritual siswa pada siklus II
adalah X = 87,15. Dari 45 orang siswa, 39
siswa memiliki nilai lebih atau sama dengan
71. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan
klasikal siswa pada siklus II adalah 86,7%
dari keseluruhan jumlah siswa yaitu 45
orang.
Berdasarkan hasil analisis tersebut,
diperoleh data hasil belajar pengetahuan
matematika dan sikap spiritual siswa kelas
IV SD N 11 Peguyangan pada siklus II
sebagai berikut.
Kemudian dari data hasil belajar
pengetahuan matematika pada siklus II
yang telah dianalisis terlihat bahwa 39
siswa yang memperoleh nilai > 71.
Sementara 6 siswa masih belum memenuhi
indikator kinerja yang ditetapkan. Rata-rata
nilai hasil belajar pengetahuan matematika
siswa pada siklus II adalah X = 84,88. Dari
hasil analisis sikap spiritual siswa terlihat
sudah 36 siswa memperoleh predikat SB, 5
siswa memperoleh predikat B, sementara 4
siswa memperoleh predikat C. Rata-rata
Tabel 0.9 Tabel Data Hasil Penelitian Siklus II
Kriteria
A. Hasil Belajar Pengetahuan
Matematika
B. Sikap Spiritual
C. Ketuntasan Klasikal Hasil
Belajar Pengetahuan
Matematika
Data/Hasil
Analisis
X = 84,88
X = 87,15
86,7%
Keterangan
Siswa yang memenuhi kriteria 39 siswa
dan 6 siswa belum memenuhi kreteria
36 siswa memperoleh predikat SB, 5
siswa memperoleh predikat B dan 4
siswa memperoleh predikat C
Dari 45 siswa, 39 siswa yang memiliki
nilai ≥ 71.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
PEMBAHASAN
Setelah menganalisis data hasil
belajar pengetahuan matematika, hasil
yang diperoleh siswa meningkat dari siklus I
ke siklus II. Pada pelaksanan tindakan
siklus I diperoleh rata – rata hasil belajar
pengetahuan matematika siswa X = 72
dan rata – rata sikap spiritual siswa X =
86,27. Sedangkan siswa yang berhasil
pada
hasil
belajar
pengetahuan
matematika ini sebanyak 19 siswa dari 45
siswa yang berarti hanya 42,22% siswa
yang sudah tuntas. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu, siswa masih bingung
dengan
model
pembelajaran
yang
diterapkan, siswa belum terbiasa dengan
portofolio, siswa masih belum berani
mengajukan pendapat yang dimiliki ataupun
menjawab pertanyaan yang diajukan guru
dan tidak berani untuk langsung bertanya
kepada guru apabila menemukan masalah.
Berdasarkan
permasalahan
di
atas,
dilakukan perbaikan terhadap proses
pembelajaran dan memberikan penjelasan
kepada siswa tentang kegunaan dari
portofolio. Menjelaskan kembali hal – hal
yang harus diperhatikan dan menekankan
kembali tentang hasil belajar pengetahuan
matematika.
Setelah dilakukan perbaikan pada
siklus II, diperoleh nilai hasil belajar
pengetahuan matematika siswa meningkat.
Rata – rata hasil belajar pengetahuan
matematika siswa X = 84,88, dan rata –
rata sikap spiritual X = 87,15, sedangkan
siswa yang tuntas pada hasil belajar
pengetahuan matematika sebanyak 39
orang dari 45 siswa yang berarti 86,7 %
siswa yang sudah berhasil. Dilihat dari
kriteria keberhasilan pada penelitian ini,
ketuntasan hasil belajar pengetahuan
matematika dan sikap spiritual pada siklus
II sudah mencapai target yang ditentukan
yakni lebih besar atau sama dengan 75%
dari jumlah siswa yang memperoleh nilai
lebih besar atau sama dengan 71. Sesuai
dengan indikator tersebut maka penelitian
ini sudah mencapai keberhasilan dan dapat
dihentikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan
tersebut, penerapan pendekatan saintifik
berbasis
asesmen
portofolio
dapat
meningkatkan hasil belajar pengetahuan
matematika dan sikap spiritual siswa pada
tema cita – citaku kelas IV SD N 11
Peguyangan tahun ajaran 2014/2015
secara signifikan.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan yang telah disajikan, dapat
disimpulkan
yaitu
(1)
penerapan
pendekatan saintifik berbasis asesmen
portofolio dapat meningkatkan hasil belajar
pengetahuan matematika siswa pada tema
cita – citaku siswa kelas IV SD N 11
Peguyangan tahun ajaran 2014/2015. Hal
ini dapat diketahui dari nilai rata-rata hasil
belajar pengetahuan matematika meningkat
12,88 dari siklus I X = 72 menjadi X =
84,88 pada siklus II dan ketuntasan klasikal
meningkat 44,48 % dari siklus I yaitu 42,22
% menjadi 86,70 % pada siklus II. Jumlah
siswa yang tuntas pada siklus I mencapai
19 siswa dari 45 orang kemudian pada
siklus II siswa yang tuntas meningkat
menjadi sebanyak 39 siswa dari 45 orang
sehingga
sudah
mencapai
indikator
keberhasilan yaitu ≥ 75%. (2) Penerapan
pendekatan saintifik berbasis asesmen
portofolio dapat meningkatkan sikap spritual
pada tema cita – citaku siswa kelas IV SD
N 11 Peguyangan tahun ajaran 2014/2015.
Hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata
sikap spiritual meningkat 0,88 dari siklus I
X = 86,27 menjadi X = 87,15 pada siklus
II.
Berdasarkan simpulan di atas, dapat
disampaikan beberapa saran kepada (1)
Sekolah, untuk menerapkan pendekatan
saintifik berbasis asesmen protofolio yang
dapat
meningkatkan
hasil
belajar
pengetahuan matematika. (2) Guru, agar
lebih sering menggunakan asesmen
portofolio karena dapat meningkatkan hasil
belajar siswa serta orang tua siswa dapat
mengetahui
perkembangan
anaknya
sehingga orang tua, guru dan sekolah
dapat bekerja sama dengan baik dalam
membimbing siswa/anaknya. (3) Siswa
harus lebih sering lagi mengumpulkan dan
menjadikan file hasil – hasil kerjanya, agar
siswa tahu sejauh mana dirinya telah
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
berkembang serta mengetahui kelebihan
dan kekurangan yang dimilikinya di mana
nantinya akan dapat meningkatkan hasil
belajarnya. (4) Bagi peneliti lain, hasil
penelitian ini dapat dijadikan rujukan
sebagai penelitian relevan.
Mardapi, Djamari. 2012 Pengukuran
Penilaian dan Evaluasi Pendidikan.
Jogjakarta : Nuhalitera:
DAFTAR PUSTAKA
Samatowa, Usman. 2011.Pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : PT.
Indeks
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
2013. Permendikbud No 76 Tahun
2013 tentang KerangkaDasar dan
Struktur
Kurukulum
Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:
Kementrian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
Kosasih, 2014. Strategi Belajar dan
Pembelajaran
Impelementasi
Kurikulum 2013. Bandung : Penerbit
Yrama Widya.
.
Purwanto, 2013. Evaluasi Hasil Belajar.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakata : Kencana
Trianto.
2010.
Mendesain
Model
Pembelajaran Inovatif – Progresif.
Jakarta : Kencana
Widoyoko,Eko Putro. 2014. Penilaian Hasil
Pembelajaran Di Sekolah.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Download