BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Capaian Kinerja Organisasi Untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan dan sasaran Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar Tahun 2016, dilakukan dengan pengukuran kinerja. Secara umum Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar telah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai perumusan kebijakan teknis bidang Kelautan dan Perikanan, pemberi dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan serta menyelenggarakan pembinaan, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Blitar baik kegiatan yang bersifat administratif maupun bersifat teknis secara proporsional telah berjalan dengan baik, hal ini dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Blitar secara berkeadilan. Tabel 3.1 Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2016 Terdapat dua jenis skala penilaian pengukuran : a. Bilamana Indikator Sasaran mempunyai makna progres positif, maka skala yang digunakan sebagai berikut : Skor Rentang Capaian Kategori Capaian 4 Lebih dari 100 % Sangat baik 3 75 % sampai 100 % Baik 2 55 % sampai 75 % Cukup 1 Kurang dari 55 % Kurang 7 b. Sebaliknya bilamana Indikator Sasaran mempunyai makna progres negatif, maka skala yang digunakan sebagai berikut : Skor Rentang Capaian Kategori Capaian 1 Lebih dari 100 % Kurang 2 75 % sampai 100 % Cukup 3 55 % sampai 75 % Baik 4 Kurang dari 55 % Sangat Baik Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing - masing indikator kinerja. Tingkat capaian kinerja masing - masing indikator yang tercantum pada perjanjian kerja tahun 2016 disajikan pada tabel 3.2 berikut : NO. 1. 2. 3. 4. 5. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Meningkatnya Kualitas Persentase Kecukupan Pelayanan Organisasi Administrasi Perkantoran dan Sarana Prasarana Meningkatnya Akuntabilitas Persentase Pemenuhan Dokumen Organisasi Perencanaan, Laporan Kinerja dan Keuangan Yang Tepat Waktu Meningkatnya Produksi Persentase Produksi Perikanan Perikanan Tangkap Tangkap (%) Meningkatnya Produksi Persentase Produksi Perikanan Perikanan Budidaya Budidaya (%) 100% 100% 100% 100% 3,5% -60,2% 19% 13,65% Meningkatnya Pemasaran Persentase Pemasaran Produk Produk Kelautan dan Kelautan dan Perikanan Yang Perikanan Yang Berdaya Saing Berdaya Saing (%) 3,9% 4,35% Secara umum berdasarkan hasil pengukuran kinerja tahun 2016 didapat hasil bahwa pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) pada Dinas Kelautan dan Perikanan dengan jumlah 5 (lima) indikator kinerja, ada 2 indikator yaitu indikator 1 dan 2 yang realisasinya 100%, indikator 3 Persentase Produksi Perikanan Tangkap terjadi penurunan produksi dari tahun dasar sehingga persentase peningkatannya minus, indikator 4 Persentase Produksi Perikanan Budidaya terjadi peningkatan produksi dari tahun dasar tetapi peningkatannya belum bisa mencapai target atau tercapai 59,75% 8 dari target. Indikator 5 realisasi pencapaiannya dikatakan sangat baik dengan capaian diatas 100 %. Evaluasi kinerja dilakukan terhadap pencapaian setiap indikator kinerja kegiatan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal yangmendukung keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan suatu program atau kegiatan dengan membandingkan Persentase capaian Indikator Kinerja Utama pada tahun 2016 dengan tahun sebelumnya. Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian target, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program atau kegiatan di masa yang akan datang. Sasaran Kinerja 1 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Organisasi Meningkatnya Akuntabilitas Organisasi Meningkatnya Produksi Perikanan Tangkap Meningkatnya Produksi Perikanan Budidaya Meningkatnya Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan Yang Berdaya Saing Tabel 3.3 Pencapaian Kinerja Indikator Kinerja Target 2 3 Realisasi 4 % Capaian 5 Persentase Kecukupan Administrasi Perkantoran dan Sarana Prasarana Persentase Pemenuhan Dokumen Perencanaan, Laporan Kinerja dan Keuangan Yang Tepat Waktu Persentase Produksi Perikanan Tangkap (%) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 3,5% -60,2% -1720 % Persentase Produksi Perikanan Budidaya (%) 19% 13,65% 71,84 % Persentase Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan Yang Berdaya Saing (%) 3,9% 4,35% 111,54 % 9 Sasaran Tabel 3.4 Perbandingan Realisasi Kinerja Indikator Target Strategis Kinerja 1 2 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Organisasi Persentase Kecukupan Administrasi Perkantoran dan Sarana Prasarana Persentase Pemenuhan Dokumen Perencanaan, Laporan Kinerja dan Keuangan Yang Tepat Waktu Persentase Produksi Perikanan Tangkap (%) Persentase Produksi Perikanan Budidaya (%) Persentase Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan Yang Berdaya Saing (%) Meningkatnya Akuntabilitas Organisasi Meningkatnya Produksi Perikanan Tangkap Meningkatnya Produksi Perikanan Budidaya Meningkatnya Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan Yang Berdaya Saing Realisasi Thn 2014 Thn 2015 Thn 2016 3 4 5 6 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 3,5% 11,89% 69,38% -60,2% 19% 88,10% 50,44% 13,65% 3,9% 46,12% 70,81% 4,35% 10 Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Organisasi Indikator Kinerja 2 Persentase Kecukupan Administrasi Perkantoran dan Sarana Prasarana Meningkatnya Persentase Akuntabilitas Pemenuhan Organisasi Dokumen Perencanaan, Laporan Kinerja dan Keuangan Yang Tepat Waktu Meningkatnya Persentase Produksi Produksi Perikanan Perikanan Tangkap Tangkap (%) Meningkatnya Persentase Produksi Produksi Perikanan Perikanan Budidaya Budidaya (%) Meningkatnya Persentase Pemasaran Pemasaran Produk Produk Kelautan dan Kelautan dan Perikanan Yang Perikanan Yang Berdaya Saing Berdaya Saing (%) Tabel 3.5 Pencapaian Kinerja Target Akhir RPJMD/RENSTRA 3 Realisasi 4 Tingkat Kemajuan 5 100% 100% 100% 100% 100% 100% 32,59% -60,2% -182,88% 144,15 13,65% 17,25% - 4,35% - 11 ALOKASI PER SASARAN PEMBANGUNAN 2016 No. Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Organisasi 2 Meningkatnya Akuntabilitas Organisasi 3 Meningkatnya Produksi Perikanan Tangkap 4 Meningkatnya Produksi Perikanan Budidaya 5 Meningkatnya Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan Yang Berdaya Saing Indikator Kinerja Persentase Kecukupan Administrasi Perkantoran dan Sarana Prasarana Persentase Pemenuhan Dokumen Perencanaan, Laporan Kinerja dan Keuangan Yang Tepat Waktu Persentase Produksi Perikanan Tangkap (%) Persentase Produksi Perikanan Budidaya (%) Persentase Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan Yang Berdaya Saing (%) Anggaran (Rp.) 693.782.000 % Anggaran 10,85 74.520.000 1,17 1.074.870.000,- 16,81 2.788.783.180,- 43,62 1.761.561.509,- 27,55 PENCAPAIAN KINERJA DAN ANGGARAN Sasaran/ Indikator Program Sasaran 1. Program Persentase Kecukupan Administrasi Perkantoran dan Sarana Prasarana Persentase Kecukupan Kinerja Anggaran Target Realisasi Capaian 100% 100% 100% 100% 100% 100% Alokasi Realisasi Capaian 693.782.000 669.678.913 96,53 452.406.000 436.861.261 96,56 12 1.1 Program 1.2 Sasaran 2. Program 2.1 Sasaran 3 Program 3.1 Program 3.2 Sasaran 4 Pelayanan Adminstrasi Perkantoran Persentase tercukupinya sapras aparatur yang layak fungsi Persentase Pemenuhan Dokumen Perencanaan, Laporan Kinerja dan Keuangan Yang Tepat Waktu Persentase dokumen perencanaan, laporan keuangan dan kinerja SKPD yang tepat waktu Meningkatnya Produksi Perikanan Tangkap Persentase Peningkatan Masyarakat Pesisir Yang Mempunyai Usaha Tambahan Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap Persentase Produksi Perikanan Budidaya (%) 100% 100% 100% 241.376.000 232.817.652 96,45 100% 100% 100% 74.520.000 71.903.950 96,49 100% 100% 100% 74.520.000 3,5% -60,2% -1720 1.074.870.000,- 63.310.000,- 16,81% 33 % 33% 100% 27.650.000,- 27.650.000,- 100% 73,55 -1.327,05 -60,2 % 1.047.220.000 35.660.000 3,41% ton ton 19% 13,65 % 2.788.783.180,- 2.403.737.290,- 86,19% 130,84 71.903.950 96,49 13 Program Persentase Peningkatan Produksi 4.1 Perikanan Konsumsi 4.2 Persentase Peningkatan Produksi Perikanan Non Konsumsi (ekor) Sasaran Persentase PeningkatanPemasaran 5 Produk Kelautan dan Perikanan Yang Berdaya Saing Program Peningkatan Jumlah Pelaku Usaha Kelautan 5.1 dan Perikanan yang terbina 5.2 Persentase Peningkatan Volume Produk Olahan Ikan (%) Persentase Peningkatan Nilai Peredaran Ikan Non 5.3 Konsumsi (%) Persentase Peningkatan Konsumsi Makan Ikan (%) 18,5% 11,35% 61,35% 19,5% 38,36 196,7% 3,9% 4,52% 115,89% 1.074.870.000,- 70 120 orang orang 5,4% 7,3% 135,18% 4,26% 4,9% 116% 2,16% 0,86% 98,73% 2.788.783.180,- 2.403.737.290,- 86,19% 171% 96.260.000,- 1.665.301.509 63.310.000,- 16,81% 89.241.200,- 92,71% 315.256.023 5.4 EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBERDAYA No. 1 Sasaran Indikator Sasaran Meningkatnya Persentase Kualitas Pelayanan Kecukupan Organisasi Administrasi Perkantoran % Capaian Kinerja 100% % Penyerapan Anggaran 96,53 Tingkat Efisiensi 3,47% 14 18,93 2 Meningkatnya Akuntabilitas Organisasi 3 Meningkatnya Produksi Perikanan Tangkap 4 Meningkatnya Produksi Perikanan Budidaya 5 Meningkatnya Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan Yang Berdaya Saing dan Sarana Prasarana Persentase Pemenuhan Dokumen Perencanaan, Laporan Kinerja dan Keuangan Yang Tepat Waktu Persentase Produksi Perikanan Tangkap (%) Persentase Produksi Perikanan Budidaya (%) Persentase Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan Yang Berdaya Saing (%) 100% 96,49 3,55% -1702,86 5,89 -289 130,84 86,19 1,52 115,89 22,96 5,04 A. Sasaran Strategis 1. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Organisasi Sasaran tersebut terdiri dari dua program yaitu program pelayanan administrasi perkantoran dan program peningkatan sarana dan prasarana aparatur. Capaian kinerja berdasarkan indikator sasaran yang dirumuskan menunjukan keadaan sebagai berikut : IKU Persentase Perkantoran Kecukupan Administrasi Target Realisasi Capaian 100% 100% 100% Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja 15 sebesar 100% yang mempunyai makna baik. Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut : Program Pelayanan Administrasi Perkantoran pada Tahun 2016 dari target Indikator Kinerja Persentase Kecukupan Pelayanan Administrasi Perkantoran, yang diusulkan 100% dan terealisasi 100%, maka capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan makna baik. Sedangkan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan Indikator Kinerja Persentase tercukupinya sarana dan prasarana aparatur yang layak fungsi dengan target 93% bisa terealisasi sebesar 93% dengan capaian 100% bisa dikatakan sangat baik. Dua program ini untuk mendukung kelancaran administrasi dari tugas-tugas utama dinas memberikan pelayanan kepada masyarakat di sektor kelautan dan perikanan. Pencapaian indikator sasaran ini sama seperti pada pencapaian indikator pada Tahun 2015 yaitu sebesar 100% pada sasaran yang pertama ini belum ada hambatan yang berarti. B. Sasaran Strategis 2. Meningkatnya Akuntabilitas Organisasi Pada sasaran strategis ini dengan Indikator Kinerja Persentase Pemenuhan Dokumen Perencanaan, Laporan Kinerja dan Keuangan Yang Tepat Waktu dari target kinerja 100% terealisasi 100% dengan capaian kinerja sebesar 100% mempunyai makna baik. Sasaran strategis ini didukung oleh Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan dengan Indikator Kinerja Persentase dokumen perencanaan, laporan keuangan dan kinerja SKPD yang tepat waktu, dengan capaian kinerja pada program ini sebesar 100%. Program ini untuk mewujudkan sistem akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah bisa berfungsi dengan baik, yaitu sebagai sarana untuk mempertanggungjawabkan kinerja dan alat pengendalian manajemen, dengan pemenuhan komponen pembangun SAKIP yaitu dokumen perencanaan berupa renstra, renja, perjanjian kinerja, rencana kerja dan anggaran, laporan keuangan semesteran dan tahunan, serta laporan kinerja Instansi pemerintah. Penerapan SAKIP yang benardiharapkan dapat mendukung terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, terwujudnya pemerintahan yang bersih dan meningkatkan kualitas pelayanan publik. 16 C. Sasaran Strategis3. Meningkatnya Produksi Perikanan Tangkap Keberhasilan sasaran strategis ini diukur melalui indikator kinerja yaitu Persentase Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap di mana dalam upaya pencapaiannya didukung oleh 2 (dua) program yaitu Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir dan Program Pengembangan Perikanan Tangkap. Total produksi perikanan tangkap merupakan jumlah dari produksi perikanan tangkap di laut dan perairan umum daratan (PUD) dimana perikanan tangkap di perairan umum meliputi penangkapan wilayah sungai dan waduk. Produksi perikanan tangkap pada tahun 2016 sebesar 888,2 ton yang paling besar dudukung oleh hasil tangkapan di laut sebesar 627,7 ton atau 70,67% dari total produksi perikanan tangkap yang didominasi oleh hasil tangkap berupa ikan Layang, Tongkol, Lemuru, Cakalang dan Kembung.Produksi perikanan di PUD hanya mencapai 29,33% dari total produksiperikanan tangkap yaitu sebesar 267,5 ton yang hasil tangkapannya didominasi oleh ikan Tawes, Mujair, Nila dan Jambal. Indikator persentase peningkatan produksi perikanan tangkap merupakan penghitungan besarnya peningkatan produksi perikanan tangkap pada tahun yang dievaluasi dengan tahun sebelumnya. Indikator kinerja utama, target dan realisasinya Tahun 2016 disajikan sebagai berikut : IKU Persentase Tangkap Peningkatan Produksi Perikanan Target Realisasi Capaian 3,5% -59,6% -1702% Persentase peningkatan produksi perikanan tangkap pada tahun 2016 adalah sebesar -59,6% persen dari target 3,5% persen. Tidak tercapainya target ini yang artinya terjadi penurunan produksi perikanan tangkap dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan antara lain karena produksi perikanan tangkap sangat bergantung pada kondisi alam. Laut dan PUD rentan terhadap perubahan iklim. Berbagai faktor seperti ketidakpastian cuaca, kondisi cuaca ekstrem, kenaikan suhu permukaan laut (sea surface temperature-SST), naik turunnya harga bahan bakar serta perubahan arah angin, menurunkan tingkat produktivitas nelayan. 17 Perkembangan jumlah produksi perikanan tangkap tahun 2015 – 2016 menurut wilayah perairan adalah sebagai berikut : Satuan : Ton Wilayah Perairan Laut Tahun 2015 2016 % Peningkatan 1.944.96 620,7 -68,09 Perairan Umum 281,49 267,5 -4,97 Total 1.314,5 888,2 Persentasepenurunan produksi perikanan tangkap tahun 2016 sebesar 59,6% persen penurunan paling besar didukung oleh hasil tangkapan ikan di laut yaitu sebesar 68,09 persen sedangkan hasil tangkapan ikan di perairan umum daratanmenurun sebesar 4,97 persen. Hal ini disebabkan laut lebih rentan terhadap perubahan iklim dibanding PUD. Perubahan iklim juga turut mempengaruhi distribusi dan penyebaran ikan di laut, sementara kenaikan harga bahan bakar akan memengaruhi kesempatan nelayan untuk menangkap ikan seiring dengan pergeseran penyebaran ikan yang terus berubah akibat perubahan iklim. Fenomena alam juga memperlihatkan peran yang semakin penting akhir akhir ini melalui munculnya anomali iklim el nino dan la nina. Anomali iklim tersebut semakin sering terjadi dengan kondisi musim yang semakin ekstrim dan durasi yang semakin panjang sehingga menimbulkan dampak yang signifikan terhadap hasil penangkapan ikan, terutama di laut. Di daerah tropis, kedua anomali iklim tersebut biasanya menimbulkan pergeseran pola curah hujan, perubahan besaran curah hujan dan perubahan temperatur udara. Akibatnya ikan di laut semakin berkurang dan meningkatnya perubahan cuaca yang susah ditebak yang menyebabkan nelayan takut melaut karena gelombang laut yang besar hingga mencapai beberapa meter. Keberadaan ikan di perairan Indonesia bersifat dinamis, selalu berhijrah mengikuti pergerakan kondisi lingkungan. Secara alamiah, ikan akan memilih habitat yang lebih sesuai. Kesesuaian habitat tersebut ditentukan antara lain oleh temperatur permukaan laut, salinitas, konsentrasi klorofil laut, dan cuaca serta yang berpengaruh pada dinamika pergerakan air laut, baik secara horisontal maupun vertikal. Seperti fenomena el nino diperairan Selatan Jawa, menyebabkan ikan bermigrasi ke daerah yang tempatnya lebih cocok untuk hidup sehingga populasi/stok ikan di perairan Jawa sangat sedikit maka dari itu hasil tangkapan nelayan 18 menurun.Terutama hasil tangkapan nelayan kecil dengan ukuran armada kurang dari 5 GT, dimana sebagian besar nelayan di wilayah Kabupaten Blitar adalah merupakan nelayan kecil. Sedangkan kapal-kapal yang berukuran di atas 30 GT, kurang terpengaruh karena sudah dilengkapi radio komunikasi, fish finder dan GPS. Dengan adanya alat tersebut, maka nelayan bisa mencari daerah yang ada ikannya. Untuk PUD yang ada di Kabupaten Blitar, karena akhir-akhir ini curah hujan tinggi dan sering terjadi banjir sehingga waduk di sungai Brantas pintu airnya sering dibuka cukup besar sehingga ikan banyak yang ikut hanyut, sehingga mengurangi stok ikan yang ada di PUD. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan untuk mengatasi kondisi tersebut diatas di antaranya mengusulkan pemberian bantuan sarana alat penangkapan ikan (API) dan Alat bantu penangkapan ikan (ABPI) kepada nelayan melalui anggaran provinsi dan pusat, untuk pengkayaan sumberdaya kelautan dan perikanan berupa kegiatan restocking, penebaran benih ikan di laut maupun perairan umum daratan (PUD) yang diharapkan dapat memperbaiki potensi sumberdaya ikan, kegiatan ini bisa terealisasi dengan menggunakan anggaran APBD I dan APBN (Dana Dekonsentrasi Provinsi Jawa Timur), karena alokasi anggaran pada Dinas Kelautan dan Perikanan belum bisa mengakomodir semua kebutuhan yang direncanakan, perbaikan sumberdaya habitat ikan di laut melalui pembangunan rumah ikan (Fish apartement), guna mendukung reproduksi ikan sehingga dapat meningkatkan potensi sumber daya ikan di laut. Selain itu untukmeningkatkankesadaran masyarakat terhadap pentingnyamengelolasumberdaya alam secara aman,lestari dan keberlanjutan, serta dukungan danpartisipasi Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) dalam membantu pengawasan dan pelestarian sumberdaya kelautan danperikanan; pembinaan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan berupa pelatihan penangkapan ikan, permesinan, sosialisasi undang-undang perikanan dan bimtek tentang konservasi laut pada nelayan. .Program dan kegiatan untuk mendukung keberhasilan atau pencapaian target peningkatan produksi perikanan tangkap adalah : Sasaran / Program Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Alokasi Anggaran Realisasi Capaian Sasaran 1. Meningkatnya Produksi Persentase Peningkatan 3,5% -59,6% -1702% 1.074.870.0 00,00 63.310.0 00,00 5,89% 19 Perikanan Tangkap Produksi Perikanan Tangkap Program 1.1 Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Persentase Peningkatan Masyarakat Pesisir Yang Mempunyai Usaha Tambahan 33% 33% Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap 73,55 ton -1.327,05 100% 27.650.000, 00 27.650.0 00,00 100% -59,6% 1.047.220.0 00,00 35.660.0 00,00 3,41% Program 1.2 Program Pengembangan Perikanan Tangkap ton 1. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir, Kegiatan Diversifikasi Usaha Masyarakat Pesisir dan PUD Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Rencana Realisasi % Capaian Input Jumlah Dana Output Jumlah masyarakat pesisir yang mempunyai usaha tambahan Rp 27.650.000,00 27.650.000,00 % 33 33 100% 100% 2. Program Pengembangan Perikanan Tangkap a. KegiatanPengembangan Sarana dan Prasarana Pendukung Perikanan Tangkap Indikator Kinerja Kegiatan Input : Jumlah Dana Output : Jumlah Sarana dan Prasarana Pendukung Perikanan Tangkap yang diadakan Satuan Rencana Realisasi % Capaian Rp 33.560.500 33.000.500 98.33% % 100 100 100% Pada Program Pengembangan Perikanan Tangkap, Kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendukung Perikanan Tangkap realisasi anggaran hanya 3,41% karena 95% anggaranya dialokasikan untuk pengadaan lahan kompensasi PPI Tambakrejo 20 tidak bisa dilaksanakan karena belum adanya regulasi yang mendukung kegiatan tersebut.mendukung pencapaian indikator kinerja peningkatan produksi perikanan tangkap realisasi anggaran rata-rata tercapai 77,73%, pencapaian tersebut karena pada kegiatan Pembinaan dan Evaluasi Pokmaswas yang kegiatan utamanya adalah hibah ke masyarakat tidak bisa dilaksanakan, karena Pemerintah Kabupaten Blitar belum bisa memenuhi urusan wajibnya (alokasi anggaran untuk bidang kesehatan 10% dan pendidikan 20%) dari anggaran APBD, selain itu berdasarkan undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah untuk kegiatan tersebut menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi. Walaupun realisasi anggaran tidak bisa terserap 100%, tetapi untuk output rata-rata bisa mencapai 90% dan outcome rata-rata tercapai 100%. D. Sasaran Strategis 2. Meningkatnya Produksi Perikanan Budidaya Perikanan budidaya Kabupaten Blitar memiliki kawasan budidaya air tawar dan payau. Perikanan budidaya air tawar antara lain memanfaatkan perairan umum, kolam, dan mina padi dengan komoditas strategis sebagai bahan konsumsi masyarakat seperti Lele, Nila, Gurami. Sementara budidaya air payau terdapat di wilayah pantai Kabupaten Blitar dengan komoditas Udang Vaname. Indikator Persentase Peningkatan Produksi Perikanan Budidayamerupakan penghitungan besarnya peningkatan persentase produksi perikanan budidaya Kabupaten Blitar pada tahun yang dievaluasi dengan tahun sebelumnya. Indikator tersebut didukung oleh Indikator Persentase Peningkatan Produksi Ikan Konsumsi dan Persentase Peningkatan Produksi Ikan Non Konsumsi, hasil rata-rata dari dua Indikator tersebut merupakan Indikator Peningkatan Persentase Produksi Perikanan Budidaya, target dan realisasinya Tahun 2016 disajikan sebagai berikut : IKU Persentase peningkatan perikanan budidaya Target Realisasi Capaian 19% 24,86% 130,84% produksi Persentase peningkatan produksi perikanan budidaya pada tahun 2016 adalah sebesar 24,86 persen dari target 19 persen atau mencapai 130,84%persen. Peningkatan Produksi budidaya ini diperoleh dari Peningkata Produksi Ikan Konsumsi 11,35% dan Ikan Non Konsumsi sebesar 38,36%. 21 Perkembangan jumlah produksi perikanan budidaya ikan konsumi tahun 2015 – 2016 menurut wadah budidaya : Satuan : Ton Tahun Wadah Budidaya Kolam 2015 % Peningkatan 2016 14.119,2 15.772,3 11,71 Minapadi 4,2 5,50 30,95 Karamba 0,4 - -100 Jaring Apung 20,76 66,8 221,77 Tambak 497,7 460,00 -7,57 14.642,26 16.304,61 Total Produksi perikanan budidaya ikan Konsumsi tahun 2016 sebesar 16.304,61 paling besar didukung oleh produksi perikanan budidaya di Kolam yaitu sebesar sebesar 15.772 ton yang didominasi oleh komoditas ikan Lele, Nila dan Gurami. Untuk bisa ditingkatkan lagi produksinya ada beberapa kendala yang dihadapi antara lain adalah daya dukung lahan budidaya yang sudah mulai menurun, sebagian besar pembudidaya masih menerapkan cara budidaya secara tradisional, serangan hama dan penyakit ikan, kondisi iklim/cuaca yang tidak menentu dan tingginya harga pakan ikan. Upaya peningkatan produksi perikanan budidaya dilakukan antara lain dengan cara : 1. Pengembangan sistem produksi melalui (i) perbaikan mutu induk dan benih, alih teknologi (adopsi teknologi hasil penelitian); (ii) Meningkatkan daya saing produk hasil produksi budidaya melalui sosialisasi pelaksanaan kegiatan sertifikasi cara budidaya ikan yang baik (CBIB); (iii) Pengembangan percontohan usaha perikanan budidaya sebagai upaya dalam mensosialisasikan model pengelolaan budidaya berkelanjutan. 2. Pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan, dengan melakukan pemantauan dan pelayanan penanganan penyakit ikan di wilayah Kabupaten Blitar 3. Fasilitasi program pakan mandiri untuk mengatasi harga pakan yang relative tinggi 22 4. Revitalisasi lahan budidaya dengan pengembangan system pengolahan lahan dengan pembuktian standar mutu kualitas sebelum dan pasca pengolahan Produksi perikanan budidaya seperti tersebut diatas adalah data untuk ikan konsumsi, sedangkan Kabupaten Blitar merupakan penghasil ikan non konsumsi khususnya ikan hias Koi terbesar di Indonesia.Ikan hias Koi ini merupakan salah satu komoditas unggulan bagi Kabupaten Blitar yang mampu menopang perekonomian dan kesejahteraan masyarakat pembudidaya dan pelaku usaha ikan hias koi, hal ini terbukti makin meningkatnya produksi ikan koi ini setiap tahunnya dan Kabupaten Blitar menjadi pemasok ikan hias Koikeberbagai kota di Indonesia maupun mancanegara. Guna mendukung pencapaian produksi dan produktivitas ikan Koi tahun 2016 Mendapat dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan dana Tugas Pembantuan c.q Ditjen Perikanan Budidayamelalui kegiatan demonstrasi farm (percontohan budidaya)dengan input teknologi budidaya ikan yang adaptif, efektif dan efisien, yang nantinya dapat direplikasi oleh masyarakat. Ikan hias Koi ini merupakan salah satu komoditas unggulan bagi Kabupaten Blitar yang mampu menopang perekonomian dan kesejahteraan masyarakat pembudidaya dan pelaku usaha ikan hias Koi, hal ini terbukti makin meningkatnya produksi ikan Koi ini setiap tahunnya dan Kabupaten Blitar menjadi pemasok ikan hias Koi ke berbagai kota di Indonesia, hingga ditetapkannya beberapa kawasan di yang potensial menjadi kawasan minapolitan ikan hias. 23 Perkembangan Data Produksi Budidaya Ikan Koi Kabupaten Blitar 2012 – 2016 No Komoditas 1 Koi 2012 2013 Realisasi Produksi (ekor) 2014 2015 176.647.000 200.800.000 233.268.000 234.342.000 2016 324.240.000 Realisasi produksi ikan Koi akan mempengaruhi capaian Kinerja Indikator Kinerja Utama Persentase Peningkatan Nilai Peredaran ikan Non Konsumsi. Terjadi peningkatan sebesar 38,36% produksi ikan koi pada tahun 2016. Realisasi indikator kinerja utama peningkatan produksi perikanan budidaya dibandingkan dengan target yang terdapat pada rencana strategis dalam rangka mencapai misi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar Tahun 2016 secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : Program dan kegiatan untuk mendukung keberhasilan atau pencapaian target peningkatan produksi perikanan budidaya adalah : Sasaran / Program Indikator Target Kinerja Realisasi Capaian 24,85% 130,8% Alokasi Anggaran Realisasi Capaian 2.403.737.290,- 86,19% Sasaran 1. Meningkatnya Produksi Perikanan Budidaya Persentase Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya 19% Program 1.1 Program Pengembangan Perikanan Budidaya Persentase Peningkatan Produksi PerikananKo nsumsi Peningkatan Produksi Perikanan Non Konsumsi 18,5 11,35 % 19,5 38,36 % 2.788.783.180,- 24 1. Program Pengembangan Budidaya Perikanan a. Kegiatan Pembangunan Balai Benih Ikan (DAK dan Pendampingan DAK) Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Pagu Realisasi % Capaian Rp 101.067.500,- 99.655.000,- 98,60% Paket 1 1 100% Input Jumlah Dana Output Jumlah sarana dan prasarana BBI yang diadakan b. Kegiatan Pendampingan Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya Ikan Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Pagu Realisasi % Capaian Rp 24.325.000 23.410.000 96,24% Bidang Tanah 50 50 100% Input Jumlah Dana Output Jumlah bidang tanah pembudidaya yang proses administrasi kegiatan pra sertifikasinya dapat terbantu c. Kegiatan Pendampingan Pelestarian dan Pengembangan Program Anti Kemiskinan (APP) Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Pagu Realisasi % Capaian Input Jumlah Dana Output Jumlah rumah tangga miskin yang dibantu Rp rtm 19.140.000,00 14.835.000,00 5 5 77,51% 100% d. Kegiatan Pemantauan dan Temu Teknis Pengendalian Serangan Penyakit Ikan Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Pagu Realisasi % Capaian Input Jumlah Dana Rp 120.011.000,- 114.224.290,- 95.18% Output Jumlah pelayanan pemantauan pelayanan dan pencegahan kesehatan ikan dan lingkungan 50 90 180% 25 e. Pengembangan Sarana dan Prasarana Unit Pelayanan dan Pengembangan (UPP) (DAK dan Pendamping DAK) Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Pagu Realisasi % Capaian Input Jumlah Dana Rp 543.797.750,- 465.118.000,- 85,53% paket 1 1 100% Output Jumlah sarana dan prasarana perkantoran UPP yang diadakan f. Kegiatan Optimalisasi Balai Benih Ikan Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Input Jumlah Dana Output Jumlah BBI operasional Rp yang mampu Rencana Realisasi % Capaian 86.772.000,00 84.531.000,00 BBI 1 1 97,42% 100% g. Kegiatan Pengembangan Sarana dan Perasarana Budidaya di Kawasan Minapolitan Indikator Kinerja Kegiatan Input Jumlah Dana Output Jumlah sarana dan prasarana budidaya yang terbangun, tersedia, terpelihara dan terehab Satuan Rp Paket Rencana Realisasi 1.757.489.000,- 1.470.889.000,- 1 1 % Capaian 83,69% 100% 26 h. Pengadaan Prasarana Penunjang Balai Benih Ikan (SILPA DAK 2014) Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Rencana Realisasi % Capaian Input Jumlah Dana Rp 136.180.930,00 131.075.000,00 96,25% Output Jumlah prasarana BBI yang diadakan penunjang Paket 1 1 100% Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap kegiatan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa output kegiatan secara garis besar bisa tercapai 100 %, dan realisasi anggarannya rata-rata diatas 80%. E. Sasaran Strategis 3. Meningkatnya Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan Yang Berdaya Saing Keberhasilan sasaran strategis ini diukur melalui Indikator Kinerja Persentase Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan Yang Berdaya Saingyang merupakan hasil rata-rata dari (tiga) indikator kinerja programyaitu Prosentase Peningkatan Volume Produk Olahan, Prosentase Peningkatan Nilai Peredaran Ikan Non Konsumsi dan Prosentase Peningkatan Konsumsi Ikan Masyarakatdimana dalam upaya pencapaiannya didukung oleh 2 Pengembangan Sistem Penyuluhan (dua) program Perikanan dan yaitu Program Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran dan Produksi Perikanan. a. Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan terdiri dari kegiatan : Fasilitasi Peningkatan SDM dan Kelembagaan Kelautan dan Perikanan Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Pagu Realisasi % Capaian Input Jumlah Dana Output Jumlah pelaku usaha perikanan yang mengikuti pembinaan, pelatihan, temu bisnis, bimtek, Rp Orang 96.260.000,- 89.241.200,- 150 200 92,71% 133,3% 27 sosialisasi dan lomba Pokdakan b. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran dan Produksi Perikanan, Indikator kinerja program, target, realisasi beserta capaiannya Tahun 2016 disajikan sebagai berikut Indikator Kinerja Program Target Realisasi Capaian Prosentase Peningkatan Volume Produk Olahan (%) Prosentase Peningkatan Nilai Peredaran Ikan Non Konsumsi (%) Prosentase Peningkatan Konsumsi Ikan Masyarakat (%) 5,40% 7,3% 135% 4,26% 4,9% 113,95% 2,16% 0,86% 27,7% Rencana Realisasi Program tersebut terdiri dari kegiatan : 1. Sosialisasi Gemar Ikan Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Input Jumlah Dana Rp % Capaian 74.385.000,00 69.489.578,00 93,42% Output Jumlah peserta sosialisasi Gemar Ikan Orang 200 200 100% 2. Fasilitasi Pameran Produk Kelautan dan Perikanan dan Kontes Ikan Hias Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Input Jumlah Dana Rp Rencana 227.250.500,00 219.907.345,00 Output Jumlah pelaku usaha yang orang 100 terfasilitasi kegiatan pameran dan kontes 3. Kegiatan Optimalisasi Sub Raiser Ikan Hias Indikator Kinerja Kegiatan Input Jumlah Dana Realisasi Satuan Rp Rencana 105 Realisasi 26.345.000,00 25.859.100,00 % Capaian 96,77% 105% % Capaian 98,16% Output 28 Jumlah bulan operasional sub raiser Bulan 12 12 100% 4. Pengadaan Sarana dan Prasarana Produk Non Konsumsi (SILPA DAK) Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Rencana Realisasi % Capaian Input Jumlah Dana Output Jumlah sarana dan prasarana pemasaran produk non konsumsi yang diadakan Rp 559.048.000,00 - - paket 2 - - 5. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pemasaran Produk Non Konsumsi dan Olahan (SILPA DAK) Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Rencana Realisasi % Capaian Input Jumlah Dana Output Jumlah sarana dan prasarana pemasaran produk konsumsi dan olahan yang diadakan Rp 778.273.009,- - - paket 2 - - Indikator Kinerja Persentase Peningkatan Nilai Peredaran Ikan Non Konsumsi Indikator kinerja utama, target, realisasi beserta capaiannya Tahun 2016 disajikan sebagai berikut : Indikator Kinerja Program Target Realisasi Capaian Persentase peningkatan nilai peredaran ikan non konsumsi 19,5% 38,36% 143,46% Persentase peningkatan nilai peredaran ikan non konsumsi tahun 2016 adalah sebesar 38,36 persen dari target 19,5 persen dengan capaian 143,46 persen dengan jumlah nilai peredaran ikan non konsumsi sebesar 287 Milyard meningkat dibandingkan tahun 2015 sebesar 273,5 Milyard. 29 Produk ikan non konsumsi Kabupaten Blitar, terutama ikan hias koi telah menjadi ikon, brand image dan produk unggulan dari kawasan minapolitan Kabupaten Blitar. namun seiring dengan berjalannya waktu, daerah-daerah lain di seluruh Indonesia sudah pula membudidayakan ikan hias ini, sehingga untuk tetap unggul dalam persaingan, harus diusahakan untuk terus meningkatkan nilai keunggulan komparatif koi Blitar yang tidak dipunyai oleh daerah lain. Bentuknya berupa : 1. Jaminan kesehatan ikan atau sertifikasi ikan, dan karantina ikan yang akan dipasarkan. Kegiatan ini dapat dilaksanakan bila ada kerjasama yang baik pada saat proses budidaya dan distribusi/pemasaran ikan terutama dalam memanfaatkan fasilitas Sub Raiser Ikan Hias di desa Penataran, Kecamatan Nglegok. 2. Pameran dan Kontes Ikan Hias perlu dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan, selain untuk memelihara jaringan pemasaran yang telah ada, juga untuk mengukur kualitas ikan koi Blitar bila dibandingkan dengan ikan koi dari daerah lain pada tahun yang bersangkutan. Pencapaian kinerja peningkatan nilai peredaran ikan non konsumsi pada Dinas kelautan dan perikanan sangat didukung oleh pendanaan tugas pembantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan c.q Dirjen P2HP terutama dalam pengadaan sarana dan prasarana baik untuk produk non konsumsi (ikan Hias), Pengolahan dan Pemasaran, sehingga produk ikan segar, ikan olahan dan produk non konsumsi yang beredar di pasar semakin meningkat volume, nilai dan kualitasnya. Harapan kami, kerjasama ini dapat berlanjut di tahun-tahun yang akan datang. Persentase peningkatan produk olahan ikan pada tahun 2016 adalah sebesar 23,89 persen dari target 15,63 persen atau mencapai 152,85 persen. Jumlah produksi olahan ikan tahun 2016 sebesar 750 Ton meningkat 5,27 persen bila dibandingkan realisasi pada tahun 2014 yaitu sebesar 605,4 Ton. 30 Tabel perkembangan produksi olahan ikan Kabupaten BlitarTahun 2012 - 2016 Indikator Kinerja Program Peningkatan Produksi Olahan ikan (Ton) Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 435.12 512.36 605.4 750 805 Terdapat trend dimana volume produksi olahan ikan yang beredar di pasaran semakin meningkat, dengan produk ikan olahan seperti bakso, nugget, siomay, albumin, kerupuk ikan dll. Pasar untuk produk olahan ikan masih berpeluang besar, dengan nilai yang relatif stabil, sehingga bidang usaha perikanan harus fokus untuk meningkatkan volume produksi ikan olahan. Akan tetapi permasalahannya adalah ketersediaan bahan baku yang kurang. Produk-produk ini sebagian besar berasal dari bahan baku ikan hasil budidaya, sehingga untuk mengatasi kekurangan supplai bahan baku, disarankan unit pengolah ikan (kelompok pengolah ikan) untuk bekerjasama dengan Unit Pelayanan dan Pengembangan (UPP) sebagai wadah pembudidaya, untuk mencukupi supplai bahan baku tersebut. Dalam rangka mendorong peningkatan volume produk olahan, telah dilakukan fasilitasi pengembangan UMKM pengolahan perikanan, fasilitasi pengembangan industri pengolahan, fasilitasi pengembangan produk, fasilitasi sarana prasarana pengolahan dan sistem rantai dingin, serta fasilitasi pengembangan dan penerapan standardisasi.Berbagai kegiatantersebut yang diharapkan mampu mencapai target dalam satu tahun sebesar 805 ton untuk tahun 2016. Indikator Kinerja Program :Konsumsi Makan Ikan Perkapita Per Tahun. Pada tahun 2016 ditargetkan konsumsi ikan Kabupaten Blitar sebesar 23,65 kg/kapita/th dan terealisasi sebesar 23,35 kg/kapita/th. Indikator kinerja utama, target dan realisasinya Tahun 2016 disajikan sebagai berikut : IKU Konsumsi makan ikan (Kg/kapita/th) Target Realisasi Capaian 23,65 23,35 98,73% 31 Dengan mengetahui besarnya angka konsumsi ikan maka dapat diketahui besarnya konsumsi ikan Kabupaten Blitar. Pada tahun 2016, capaian konsumsi ikan per kapita pertahun Kabupaten Blitar adalah sebesar 23,35 kg/kapita/th, atau tercapai 98,73% dari target sebesar 23,65 kg/kapita/th yang telah ditetapkan. Pencapaiantargetkinerja tersebutdisebabkan oleh keberhasilan pengenalan manfaat gizi asal ikan melalui terbentuknya FORIKAN untuk mendukung kegiatan Gemar Ikan, selain itu juga ditunjang pembinaan kelembagaan kelompok-kelompok usaha kelautan dan perikanan dan kelompok masyarakat yang potensial yaitu PKK, kader posyandu dll, karena budaya makan keluarga sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan ketrampilan ibu rumah tangga serta kebiasaan makan yang ditanamkan sejak anak-anak masih balita. Penguatan konsumsi makan melalui promosi serta melakukan akselerasi edukasi dan penyebarluasan informasi tentang ikan dan keunggulannya, sehingga masyarakat tahu dan gemar mengkonsumsi ikan. Pada tahun 2016, berbagai inovasi kegiatan yang melibatkan partisipasi publik untuk mendorong peningkatan konsumsi ikan dilakukan melalui sosialisasi manfaat ikan, lomba masak berbahan baku ikan, mengadaan edukasi dan penyebarluasan informasi tentang ikan kepada kader Posyandu dan Tim Penggerak PKK serta pelatihan pengolahan ikan kepada Tim Penggerak PKK. Data Realisasi Konsumsi Ikan Kabuten Blitar Tahun 2011 – 2016 Uraian Konsumsi Ikan kg/kapita/th 2011 15.1 2012 17.1 Tahun 2013 19.5 2014 21 2016 23,15 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa setiap tahun selama periode 20112016, tingkat konsumsi ikan per kapita Kabupaten Blitar terus meningkat.Hal tersebut mengindikasikan bahwa program-program peningkatan konsumsi ikan yang dilaksanakan berhasil meningkatkan konsumsi ikan masyarakat.Namun demikian angka tersebut masih dibawah angka konsumsi ikan perkapita Provinsi Jawa Timur dan Nasional, karena pada budaya agraris, budaya makan masih didominasi oleh nasi dan lauk pauk nabati, telur, daging unggas, daging sapi dan sangat sedikit ikan. Untuk itu, kegiatan Introduksi dan Promosi Makan Ikan masih 32 sangat diperlukan untuk melakukan sosialisasi dan pengenalan makan ikan di seluruh lapisan masyarakat terutama untuk ibu dan balita dan masih perlu ditingkatkan kegiatan-kegiatan yang menunjang peningkatan konsumsi makan ikan di Kabupaten Blitar. 3.2 Realisasi Anggaran Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar harus didukung dengan dana yang memadai, baik jumlahnya maupun kelancaran pencairannya.Adapun rincian dan realisasi tersebut adalah sebagai berikut ALOKASI BIAYA NO. 1. 2. 3. PROGRAM /KEGIATAN ANGGARAN REALISASI % Belanja Tidak Langsung (Gaji dan Tambahan Penghasilan) 452.406.000,00 436.861.261,00 96,56 Program Pelayanan Administrasi dan Perkantoran 452.406.000,00 436.861.261,00 96,56 Penyediaan dan Peningkatan Administrasi perkantoran 452.406.000,00 436.861.261,00 96,56 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 241.376.000,00 232.817.652,00 96,45 Pemeliharaan Gedung, Kendaraan, Perlengkapan dan Peralatan Kantor Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Pendataan statistik tangkap dan perikanan dan monitoring evaluasi 241.376.000,00 232.817.652,00 96,45 74.520.000,00 71.903.950,00 96,49 60.760.000,00 58.145.000,00 95,70 13.760.000,00 13.758.950,00 99,99 Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 33 4. 5. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir 27.650.000,00 27.650.000,00 96,06 Diversifikasi Usaha Masyarakat Pesisir 27.650.000,00 27.650.000,00 96,06 Program Pengembangan Budidaya Perikanan Pembangunan Balai Benih Ikan (DAK dan Pendampingan DAK) Pendampingan Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya Ikan 101.067.500,00 99.655.000,00 98,60 24.325.000,00 23.410.000,00 96,24 Pengadaan Sarana Perbenihan Untuk Balai Benih Ikan (Silpa DAK 2014) 482.963.830 285.612.000 59,14 Pendampingan Pelestarian dan Pengembangan Program Anti Kemiskinan (APP) 19.140.000,00 14.835.000,00 77,51 120.011.000,00 114.224.290,00 95,18 543.797.750,00 465.118.000,00 85,53 86.772.000,00 84.531.000,00 97,42 Pemantauan dan Temu Teknis Pengendalian Serangan Penyakit Ikan Pengembangan Sarana dan Prasarana Unit Pelayanan dan Pengembangan (UPP) (DAK dan Pendamping DAK) Optimalisasi Balai Benih Ikan 6. 7. 2.788.783.180,00 2.403.737.290,00 86,19 Pengembangan Sarana dan Perasarana Budidaya di Kawasan Minapolitan 1.757.489.000,00 1.470.889.000,00 83,69 Program Pengembangan Perikanan Tangkap Pengembangan Sarana dan Perasarana Pendukung Perikanan Tangkap Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan Optimalisasi SDM dan Kelembagaan Kelompok Kelautan dan Perikanan 1.047.220.000,00 35.660.000,00 3,41 1.047.220.000,00 35.660.000,00 3,41 96.260.000,00 89.241.200,00 92,71 96.260.000,00 89.241.200,00 92,71 34 8. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran dan Produksi Perikanan Sosialisasi Gemar Ikan Fasilitasi Pameran Produk Kelautan dan Perikanan dan Kontes Ikan Hias Optimalisasi Sub Raiser Ikan Hias 1.665.301.509,00 315.256.023,00 18,93 74.385.000,00 69.489.578,00 93,42 227.250.500,00 219.907.345,00 96,77 26.345.000,00 25.859.100,00 98,16 Pengadaan Sarana dan Prasarana Produk Non Konsumsi (SILPA DAK) 559.048.000,00 0,00 0,00 Pengadaan Sarana dan Prasarana Pemasaran Produk Non Konsumsi dan Olahan (SILPA DAK) 778.273.009,00 0,00 0,00 JUMLAH 6.393.516.689,00 3.613.127.376,00 56,51 Realisasi fisik secara umum telah dilaksanakan dengan baik, sedangkan realisasi keuangan secara keseluruhan mencapai 56,51 %, hal ini dikarenakan adanya beberapa kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan yaitu Program Pengembangan Perikanan Tangkap Kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendukung Perikanan Tangkap ada anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,- yang dialokasikan untuk pengadaan lahan kompensasi PPI Tambakrejo tidak bisa dilaksanakan karena belum adanya regulasi yang mendukung kegiatan tersebut, Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan, pada program tersebut ada kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Produk Non Konsumsi dan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pemasaran Produk Non Konsumsi dan Olahan sebesar Rp. 1.400.000.000,- yang merupakan kegiatan hibah ke masyarakat, tidak bisa dilaksanakan, karena Pemerintah Kabupaten Blitar pada Tahun Anggaran 2016 belum bisa memenuhi belanja wajib (utamanya alokasi anggaran untuk bidang kesehatan 10%) dari anggaran APBD, selain itu berdasarkan Undang-Undang 23 Tahun 2014 menyatakan bahwa pemasaran dan pengolahan produk perikanan merupakan kewenangan propinsi dan pemerintah pusat. Penyerapan anggaran yang rendah juga dikarenakan adanya sisa anggaran yang berasal dari pengadaan barang/jasa beberapa kegiatan, yaitu dari Program Pengembangan Budidaya Perikanan, kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana di Kawasan Minapolitan (DAK) berupa pembangunan jalan produksi ada sisa kontrak cukup besar yaituRp. 286.600.000,. 35 2. 3. 4. 5. 6. Penyediaan dan Peningkatan Administrasi perkantoran 339,009,600 212,445,299 62.67 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 94,615,000 92,398,953 97.66 Peningkatan Sarana dan Prasaran Aparatur 94,615,000 92,398,953 97.66 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 7,953,400.00 7,952,900.00 99.99 7,953,400 7,952,900 99.99 Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Diversifikasi Usaha Masyarakat Pesisir 29,485,000 28,323,000 96.06 29,485,000 28,323,000 96.06 Program Peningkatan Kesadaran dan Penegakan Hukum dalam Pendayagunaan Sumberdaya Laut Pengawasan dan Kelestarian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan 28,674,000 27,146,000 94.67 28,674,000 27,146,000 94.67 Program Pengembangan Budidaya Perikanan 4,311,180,330 2,672,887,164 62.00 Pembangunan Balai Benih Ikan (DAK dan Pendampingan DAK) Pendampingan Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya Ikan 3,647,114,000 2,211,766,564 60.64 22,325,000 19,875,000 89.03 Pengadaan Sarana Perbenihan Untuk Balai Benih Ikan (Silpa DAK 2014) 482,963,830 285,612,000 59.14 36 7. 8. 9. Pendampingan Pelestarian dan Pengembangan Program Anti Kemiskinan (APP) 10,825,000 10,825,000 100.00 Pemantauan dan Temu Teknis Pengendalian Serangan Penyakit Ikan Optimalisasi Balai Benih Ikan 49,100,000 46,850,000 95.42 98,852,500 97,958,600 99.10 Program Pengembangan Perikanan Tangkap Pengembangan Sarana dan Perasarana Pendukung Perikanan Tangkap 63,145,500 61,523,500 97.43 33,560,500 33,000,500 98.33 Pendataan dan Pelaporan Produksi Perikanan Tangkap dan Potensi Pesisir dan PUD 29,585,000 28,523,000 96.41 Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan Optimalisasi SDM dan Kelembagaan Kelompok Kelautan dan Perikanan 48,710,000 34,813,000 71.47 48,710,000 34,813,000 71.47 Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran dan Produksi Perikanan 312,555,000 268,150,580 85.79 Introduksi dan Promosi Hasil Perikanan 111,340,000 77,957,200 70.02 Pengembangan Sarana dan Prasarana Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan 23,345,000 22,245,000 95.29 104,050,000 99,448,380 95.58 Optimalisasi Sub Raiser Ikan Hias 73,820,000 68,500,000 92.79 Program Pengelolaan Sumberdaya Laut Pesisir dan Pulau Pulau Kecil 56,653,500 795,000 1.40 Pembinaan dan Evaluasi Pokmaswas 56,653,500 795,000 1.40 Pameran dan Kontes Ikan Hias 10. 37 JUMLAH 5,291,981,330 3,530,334,151 66.71 38