BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Capaian Kinerja

advertisement
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Capaian Kinerja Organisasi
Untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan dan sasaran
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar Tahun 2016, dilakukan dengan
pengukuran kinerja. Secara umum Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar telah
dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai perumusan kebijakan teknis
bidang Kelautan dan Perikanan, pemberi dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan
serta menyelenggarakan pembinaan, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan tugas
bidang Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Blitar baik kegiatan yang bersifat
administratif maupun bersifat teknis secara proporsional telah berjalan dengan baik, hal
ini dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Blitar secara
berkeadilan.
Tabel 3.1
Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2016
Terdapat dua jenis skala penilaian pengukuran :
a.
Bilamana Indikator Sasaran mempunyai makna progres positif, maka skala yang
digunakan sebagai berikut :
Skor
Rentang Capaian
Kategori Capaian
4
Lebih dari 100 %
Sangat baik
3
75 % sampai 100 %
Baik
2
55 % sampai 75 %
Cukup
1
Kurang dari 55 %
Kurang
7
b. Sebaliknya bilamana Indikator Sasaran mempunyai makna progres negatif, maka
skala yang digunakan sebagai berikut :
Skor
Rentang Capaian
Kategori Capaian
1
Lebih dari 100 %
Kurang
2
75 % sampai 100 %
Cukup
3
55 % sampai 75 %
Baik
4
Kurang dari 55 %
Sangat Baik
Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan
realisasi masing - masing indikator kinerja. Tingkat capaian kinerja masing - masing
indikator yang tercantum pada perjanjian kerja tahun 2016 disajikan pada tabel 3.2
berikut :
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
Meningkatnya
Kualitas Persentase
Kecukupan
Pelayanan Organisasi
Administrasi Perkantoran dan
Sarana Prasarana
Meningkatnya
Akuntabilitas Persentase Pemenuhan Dokumen
Organisasi
Perencanaan, Laporan Kinerja
dan Keuangan Yang Tepat Waktu
Meningkatnya
Produksi Persentase Produksi Perikanan
Perikanan Tangkap
Tangkap (%)
Meningkatnya
Produksi Persentase Produksi Perikanan
Perikanan Budidaya
Budidaya (%)
100%
100%
100%
100%
3,5%
-60,2%
19%
13,65%
Meningkatnya
Pemasaran Persentase Pemasaran Produk
Produk
Kelautan
dan Kelautan dan Perikanan Yang
Perikanan Yang Berdaya Saing Berdaya Saing (%)
3,9%
4,35%
Secara umum berdasarkan hasil pengukuran kinerja tahun 2016 didapat hasil
bahwa pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) pada Dinas Kelautan dan Perikanan
dengan jumlah 5 (lima) indikator kinerja, ada 2 indikator yaitu indikator 1 dan 2 yang
realisasinya 100%,
indikator 3 Persentase Produksi Perikanan Tangkap terjadi
penurunan produksi dari tahun dasar sehingga persentase peningkatannya minus,
indikator 4 Persentase Produksi Perikanan Budidaya terjadi peningkatan produksi dari
tahun dasar tetapi peningkatannya belum bisa mencapai target atau tercapai 59,75%
8
dari target. Indikator 5 realisasi pencapaiannya dikatakan sangat baik dengan capaian
diatas 100 %.
Evaluasi kinerja dilakukan terhadap pencapaian setiap indikator kinerja
kegiatan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal yangmendukung
keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan suatu program atau kegiatan dengan
membandingkan Persentase capaian Indikator Kinerja Utama pada tahun 2016 dengan
tahun sebelumnya. Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan
dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian target, agar dapat dinilai dan
dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program atau kegiatan di masa yang akan
datang.
Sasaran Kinerja
1
Meningkatnya
Kualitas
Pelayanan
Organisasi
Meningkatnya
Akuntabilitas
Organisasi
Meningkatnya
Produksi
Perikanan
Tangkap
Meningkatnya
Produksi
Perikanan
Budidaya
Meningkatnya
Pemasaran
Produk
Kelautan dan
Perikanan Yang
Berdaya Saing
Tabel 3.3
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja
Target
2
3
Realisasi
4
% Capaian
5
Persentase
Kecukupan
Administrasi
Perkantoran
dan
Sarana Prasarana
Persentase
Pemenuhan
Dokumen
Perencanaan,
Laporan Kinerja dan
Keuangan
Yang
Tepat Waktu
Persentase
Produksi Perikanan
Tangkap (%)
100%
100%
100%
100%
100%
100%
3,5%
-60,2%
-1720 %
Persentase
Produksi Perikanan
Budidaya (%)
19%
13,65%
71,84 %
Persentase
Pemasaran Produk
Kelautan
dan
Perikanan
Yang
Berdaya Saing (%)
3,9%
4,35%
111,54 %
9
Sasaran
Tabel 3.4
Perbandingan Realisasi Kinerja
Indikator
Target
Strategis
Kinerja
1
2
Meningkatnya
Kualitas
Pelayanan
Organisasi
Persentase
Kecukupan
Administrasi
Perkantoran
dan Sarana
Prasarana
Persentase
Pemenuhan
Dokumen
Perencanaan,
Laporan
Kinerja dan
Keuangan
Yang Tepat
Waktu
Persentase
Produksi
Perikanan
Tangkap (%)
Persentase
Produksi
Perikanan
Budidaya (%)
Persentase
Pemasaran
Produk
Kelautan dan
Perikanan
Yang Berdaya
Saing (%)
Meningkatnya
Akuntabilitas
Organisasi
Meningkatnya
Produksi
Perikanan
Tangkap
Meningkatnya
Produksi
Perikanan
Budidaya
Meningkatnya
Pemasaran
Produk
Kelautan dan
Perikanan
Yang Berdaya
Saing
Realisasi
Thn 2014
Thn 2015
Thn 2016
3
4
5
6
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
3,5%
11,89%
69,38%
-60,2%
19%
88,10%
50,44%
13,65%
3,9%
46,12%
70,81%
4,35%
10
Sasaran
Strategis
1
Meningkatnya
Kualitas
Pelayanan
Organisasi
Indikator
Kinerja
2
Persentase
Kecukupan
Administrasi
Perkantoran
dan
Sarana
Prasarana
Meningkatnya Persentase
Akuntabilitas
Pemenuhan
Organisasi
Dokumen
Perencanaan,
Laporan
Kinerja
dan
Keuangan Yang
Tepat Waktu
Meningkatnya Persentase
Produksi
Produksi
Perikanan
Perikanan
Tangkap
Tangkap (%)
Meningkatnya Persentase
Produksi
Produksi
Perikanan
Perikanan
Budidaya
Budidaya (%)
Meningkatnya Persentase
Pemasaran
Pemasaran
Produk
Produk
Kelautan dan Kelautan dan
Perikanan Yang Perikanan Yang
Berdaya Saing Berdaya Saing
(%)
Tabel 3.5
Pencapaian Kinerja
Target Akhir
RPJMD/RENSTRA
3
Realisasi
4
Tingkat
Kemajuan
5
100%
100%
100%
100%
100%
100%
32,59%
-60,2%
-182,88%
144,15
13,65%
17,25%
-
4,35%
-
11
ALOKASI PER SASARAN PEMBANGUNAN 2016
No.
Sasaran Strategis
1
Meningkatnya
Kualitas
Pelayanan Organisasi
2
Meningkatnya
Akuntabilitas Organisasi
3
Meningkatnya
Produksi
Perikanan Tangkap
4
Meningkatnya
Produksi
Perikanan Budidaya
5
Meningkatnya Pemasaran
Produk Kelautan dan
Perikanan Yang Berdaya
Saing
Indikator
Kinerja
Persentase
Kecukupan
Administrasi
Perkantoran
dan
Sarana
Prasarana
Persentase
Pemenuhan
Dokumen
Perencanaan,
Laporan Kinerja
dan Keuangan
Yang
Tepat
Waktu
Persentase
Produksi
Perikanan
Tangkap (%)
Persentase
Produksi
Perikanan
Budidaya (%)
Persentase
Pemasaran
Produk
Kelautan dan
Perikanan Yang
Berdaya Saing
(%)
Anggaran
(Rp.)
693.782.000
% Anggaran
10,85
74.520.000
1,17
1.074.870.000,-
16,81
2.788.783.180,-
43,62
1.761.561.509,-
27,55
PENCAPAIAN KINERJA DAN ANGGARAN
Sasaran/
Indikator
Program
Sasaran
1.
Program
Persentase
Kecukupan
Administrasi
Perkantoran
dan Sarana
Prasarana
Persentase
Kecukupan
Kinerja
Anggaran
Target
Realisasi
Capaian
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Alokasi
Realisasi
Capaian
693.782.000
669.678.913
96,53
452.406.000
436.861.261
96,56
12
1.1
Program
1.2
Sasaran
2.
Program
2.1
Sasaran
3
Program
3.1
Program
3.2
Sasaran
4
Pelayanan
Adminstrasi
Perkantoran
Persentase
tercukupinya
sapras
aparatur yang
layak fungsi
Persentase
Pemenuhan
Dokumen
Perencanaan,
Laporan
Kinerja dan
Keuangan
Yang Tepat
Waktu
Persentase
dokumen
perencanaan,
laporan
keuangan dan
kinerja
SKPD yang
tepat waktu
Meningkatnya
Produksi
Perikanan
Tangkap
Persentase
Peningkatan
Masyarakat
Pesisir Yang
Mempunyai
Usaha
Tambahan
Peningkatan
Produksi
Perikanan
Tangkap
Persentase
Produksi
Perikanan
Budidaya (%)
100%
100%
100%
241.376.000
232.817.652
96,45
100%
100%
100%
74.520.000
71.903.950
96,49
100%
100%
100%
74.520.000
3,5%
-60,2%
-1720
1.074.870.000,-
63.310.000,-
16,81%
33 %
33%
100%
27.650.000,-
27.650.000,-
100%
73,55
-1.327,05
-60,2 %
1.047.220.000
35.660.000
3,41%
ton
ton
19%
13,65 %
2.788.783.180,- 2.403.737.290,-
86,19%
130,84
71.903.950
96,49
13
Program Persentase
Peningkatan Produksi
4.1
Perikanan Konsumsi
4.2
Persentase
Peningkatan Produksi
Perikanan
Non
Konsumsi (ekor)
Sasaran Persentase
PeningkatanPemasaran
5
Produk Kelautan dan
Perikanan Yang
Berdaya Saing
Program Peningkatan
Jumlah
Pelaku Usaha Kelautan
5.1
dan Perikanan yang
terbina
5.2
Persentase
Peningkatan Volume
Produk Olahan Ikan (%)
Persentase
Peningkatan
Nilai
Peredaran Ikan Non
5.3
Konsumsi (%)
Persentase
Peningkatan Konsumsi
Makan Ikan (%)
18,5% 11,35%
61,35%
19,5%
38,36
196,7%
3,9%
4,52%
115,89% 1.074.870.000,-
70
120
orang
orang
5,4%
7,3%
135,18%
4,26%
4,9%
116%
2,16%
0,86%
98,73%
2.788.783.180,- 2.403.737.290,- 86,19%
171%
96.260.000,-
1.665.301.509
63.310.000,- 16,81%
89.241.200,- 92,71%
315.256.023
5.4
EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBERDAYA
No.
1
Sasaran
Indikator
Sasaran
Meningkatnya
Persentase
Kualitas
Pelayanan Kecukupan
Organisasi
Administrasi
Perkantoran
% Capaian
Kinerja
100%
%
Penyerapan
Anggaran
96,53
Tingkat
Efisiensi
3,47%
14
18,93
2
Meningkatnya
Akuntabilitas
Organisasi
3
Meningkatnya
Produksi Perikanan
Tangkap
4
Meningkatnya
Produksi Perikanan
Budidaya
5
Meningkatnya
Pemasaran
Produk
Kelautan
dan
Perikanan
Yang
Berdaya Saing
dan Sarana
Prasarana
Persentase
Pemenuhan
Dokumen
Perencanaan,
Laporan
Kinerja dan
Keuangan
Yang Tepat
Waktu
Persentase
Produksi
Perikanan
Tangkap (%)
Persentase
Produksi
Perikanan
Budidaya (%)
Persentase
Pemasaran
Produk
Kelautan dan
Perikanan
Yang Berdaya
Saing (%)
100%
96,49
3,55%
-1702,86
5,89
-289
130,84
86,19
1,52
115,89
22,96
5,04
A. Sasaran Strategis 1. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Organisasi
Sasaran
tersebut
terdiri
dari
dua
program
yaitu
program
pelayanan
administrasi perkantoran dan program peningkatan sarana dan prasarana aparatur.
Capaian
kinerja
berdasarkan
indikator
sasaran
yang
dirumuskan
menunjukan keadaan sebagai berikut :
IKU
Persentase
Perkantoran
Kecukupan
Administrasi
Target
Realisasi
Capaian
100%
100%
100%
Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari
indikator
sasaran
yang
ditetapkan
menghasilkan
angka
capaian
kinerja
15
sebesar 100% yang mempunyai makna baik. Pencapaian indikator kinerja sasaran
tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut :
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran pada Tahun 2016 dari target
Indikator Kinerja Persentase Kecukupan Pelayanan Administrasi Perkantoran, yang
diusulkan 100% dan terealisasi 100%, maka capaian indikator sasaran ini sebesar
100% dengan makna baik. Sedangkan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur dengan Indikator Kinerja Persentase tercukupinya sarana dan prasarana
aparatur yang layak fungsi dengan target 93% bisa terealisasi sebesar 93% dengan
capaian 100% bisa dikatakan sangat baik. Dua
program ini untuk mendukung
kelancaran administrasi dari tugas-tugas utama dinas memberikan pelayanan kepada
masyarakat di sektor kelautan dan perikanan. Pencapaian indikator sasaran ini sama
seperti pada pencapaian indikator pada Tahun 2015 yaitu sebesar 100% pada
sasaran yang pertama ini belum ada hambatan yang berarti.
B. Sasaran Strategis 2. Meningkatnya Akuntabilitas Organisasi
Pada sasaran strategis ini dengan Indikator Kinerja Persentase Pemenuhan
Dokumen Perencanaan, Laporan Kinerja dan Keuangan Yang Tepat Waktu dari
target kinerja 100% terealisasi 100% dengan capaian kinerja sebesar 100%
mempunyai makna baik. Sasaran strategis ini didukung oleh Program peningkatan
pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan dengan Indikator
Kinerja Persentase dokumen perencanaan, laporan keuangan dan kinerja
SKPD yang tepat waktu, dengan capaian kinerja pada program ini sebesar 100%.
Program ini untuk mewujudkan sistem akuntabilitas kinerja instansi
Pemerintah
bisa
berfungsi
dengan
baik,
yaitu
sebagai
sarana
untuk
mempertanggungjawabkan kinerja dan alat pengendalian manajemen, dengan
pemenuhan komponen pembangun SAKIP yaitu dokumen perencanaan berupa
renstra, renja, perjanjian kinerja, rencana kerja dan anggaran, laporan keuangan
semesteran dan tahunan, serta laporan kinerja Instansi pemerintah. Penerapan
SAKIP
yang
benardiharapkan
dapat
mendukung
terciptanya
tata
kelola
pemerintahan yang baik, terwujudnya pemerintahan yang bersih dan meningkatkan
kualitas pelayanan publik.
16
C. Sasaran Strategis3. Meningkatnya Produksi Perikanan Tangkap
Keberhasilan sasaran strategis ini diukur melalui indikator kinerja yaitu
Persentase Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap di mana dalam upaya
pencapaiannya didukung oleh 2 (dua) program
yaitu Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Pesisir dan Program Pengembangan Perikanan Tangkap.
Total produksi perikanan
tangkap merupakan jumlah dari produksi
perikanan tangkap di laut dan perairan umum daratan (PUD) dimana perikanan
tangkap di perairan umum meliputi penangkapan wilayah sungai dan waduk.
Produksi perikanan tangkap pada tahun 2016 sebesar 888,2 ton yang paling besar
dudukung oleh hasil tangkapan di laut sebesar 627,7 ton atau 70,67% dari total
produksi perikanan tangkap yang didominasi oleh hasil tangkap berupa ikan Layang,
Tongkol, Lemuru, Cakalang dan Kembung.Produksi perikanan di PUD hanya
mencapai 29,33% dari total produksiperikanan tangkap yaitu sebesar 267,5 ton yang
hasil tangkapannya didominasi oleh ikan Tawes, Mujair, Nila dan Jambal.
Indikator persentase peningkatan produksi perikanan tangkap merupakan
penghitungan besarnya peningkatan produksi perikanan tangkap pada tahun yang
dievaluasi dengan tahun sebelumnya.
Indikator kinerja utama, target dan
realisasinya Tahun 2016 disajikan sebagai berikut :
IKU
Persentase
Tangkap
Peningkatan
Produksi
Perikanan
Target
Realisasi
Capaian
3,5%
-59,6%
-1702%
Persentase peningkatan produksi perikanan tangkap pada tahun 2016
adalah sebesar -59,6% persen dari target 3,5% persen. Tidak tercapainya target ini
yang artinya terjadi penurunan produksi perikanan tangkap dari tahun sebelumnya.
Hal ini disebabkan antara lain karena produksi perikanan tangkap sangat bergantung
pada kondisi alam. Laut dan PUD rentan terhadap perubahan iklim. Berbagai faktor
seperti ketidakpastian cuaca, kondisi cuaca ekstrem, kenaikan suhu permukaan laut (sea
surface temperature-SST), naik turunnya harga bahan bakar serta perubahan arah angin,
menurunkan tingkat produktivitas nelayan.
17
Perkembangan jumlah produksi perikanan tangkap tahun
2015 – 2016
menurut wilayah perairan adalah sebagai berikut :
Satuan : Ton
Wilayah Perairan
Laut
Tahun
2015
2016
%
Peningkatan
1.944.96
620,7
-68,09
Perairan Umum
281,49
267,5
-4,97
Total
1.314,5
888,2
Persentasepenurunan produksi perikanan tangkap tahun 2016 sebesar
59,6% persen penurunan paling besar didukung oleh hasil tangkapan ikan di laut
yaitu sebesar 68,09 persen sedangkan hasil tangkapan ikan di perairan umum
daratanmenurun sebesar 4,97 persen. Hal ini disebabkan laut lebih rentan terhadap
perubahan iklim dibanding PUD.
Perubahan iklim juga turut mempengaruhi distribusi dan penyebaran ikan di laut,
sementara kenaikan harga bahan bakar akan memengaruhi kesempatan nelayan untuk
menangkap ikan seiring dengan pergeseran penyebaran ikan yang terus berubah akibat
perubahan iklim. Fenomena alam juga memperlihatkan peran yang semakin penting akhir
akhir ini melalui munculnya anomali iklim el nino dan la nina. Anomali iklim tersebut
semakin sering terjadi dengan kondisi musim yang semakin ekstrim dan durasi yang semakin
panjang sehingga menimbulkan dampak yang signifikan terhadap hasil penangkapan ikan,
terutama di laut.
Di daerah tropis, kedua anomali iklim tersebut biasanya menimbulkan pergeseran
pola curah hujan, perubahan besaran curah hujan dan perubahan temperatur udara.
Akibatnya ikan di laut semakin berkurang dan meningkatnya perubahan cuaca yang susah
ditebak yang menyebabkan nelayan takut melaut karena gelombang laut yang besar hingga
mencapai beberapa meter. Keberadaan ikan di perairan Indonesia bersifat dinamis, selalu
berhijrah mengikuti pergerakan kondisi lingkungan. Secara alamiah, ikan akan memilih
habitat yang lebih sesuai. Kesesuaian habitat tersebut ditentukan antara lain oleh
temperatur permukaan laut, salinitas, konsentrasi klorofil laut, dan cuaca serta yang
berpengaruh pada dinamika pergerakan air laut, baik secara horisontal maupun vertikal.
Seperti fenomena el nino diperairan Selatan Jawa, menyebabkan ikan
bermigrasi ke daerah yang tempatnya lebih cocok untuk hidup sehingga populasi/stok
ikan di perairan Jawa sangat sedikit maka dari itu hasil tangkapan nelayan
18
menurun.Terutama hasil tangkapan nelayan kecil dengan ukuran armada kurang dari 5
GT, dimana sebagian besar nelayan di wilayah Kabupaten Blitar adalah merupakan nelayan
kecil. Sedangkan kapal-kapal yang berukuran di atas 30 GT, kurang terpengaruh karena
sudah dilengkapi radio komunikasi, fish finder dan GPS. Dengan adanya alat tersebut,
maka nelayan bisa mencari daerah yang ada ikannya. Untuk PUD yang ada di Kabupaten
Blitar, karena akhir-akhir ini curah hujan tinggi dan sering terjadi banjir sehingga waduk di
sungai Brantas pintu airnya sering dibuka cukup besar sehingga ikan banyak yang ikut
hanyut, sehingga mengurangi stok ikan yang ada di PUD.
Upaya yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan untuk mengatasi kondisi
tersebut diatas di antaranya mengusulkan pemberian bantuan sarana alat penangkapan
ikan (API) dan Alat bantu penangkapan ikan (ABPI) kepada nelayan melalui anggaran
provinsi dan pusat, untuk pengkayaan sumberdaya kelautan dan perikanan berupa kegiatan
restocking, penebaran benih ikan di laut maupun perairan umum daratan (PUD) yang
diharapkan dapat memperbaiki potensi sumberdaya ikan, kegiatan ini bisa terealisasi
dengan menggunakan anggaran APBD I dan APBN (Dana Dekonsentrasi Provinsi Jawa
Timur), karena alokasi anggaran pada Dinas Kelautan dan Perikanan belum bisa
mengakomodir semua kebutuhan yang direncanakan, perbaikan sumberdaya habitat ikan di
laut melalui pembangunan rumah ikan (Fish apartement), guna mendukung reproduksi
ikan sehingga dapat meningkatkan potensi sumber daya ikan di laut. Selain itu
untukmeningkatkankesadaran
masyarakat
terhadap
pentingnyamengelolasumberdaya alam secara aman,lestari dan keberlanjutan,
serta dukungan danpartisipasi Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) dalam
membantu pengawasan dan pelestarian sumberdaya kelautan danperikanan;
pembinaan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan berupa pelatihan penangkapan ikan,
permesinan, sosialisasi undang-undang perikanan dan bimtek tentang konservasi
laut pada nelayan.
.Program dan kegiatan untuk mendukung keberhasilan atau pencapaian
target peningkatan produksi perikanan tangkap adalah :
Sasaran /
Program
Indikator
Kinerja
Target Realisasi Capaian
Alokasi
Anggaran
Realisasi
Capaian
Sasaran 1.
Meningkatnya
Produksi
Persentase
Peningkatan
3,5%
-59,6%
-1702%
1.074.870.0
00,00
63.310.0
00,00
5,89%
19
Perikanan
Tangkap
Produksi
Perikanan
Tangkap
Program 1.1
Program
Pemberdayaan
Ekonomi
Masyarakat
Pesisir
Persentase
Peningkatan
Masyarakat
Pesisir Yang
Mempunyai
Usaha
Tambahan
33%
33%
Peningkatan
Produksi
Perikanan
Tangkap
73,55
ton
-1.327,05
100%
27.650.000,
00
27.650.0
00,00
100%
-59,6%
1.047.220.0
00,00
35.660.0
00,00
3,41%
Program 1.2
Program
Pengembangan
Perikanan
Tangkap
ton
1. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir, Kegiatan Diversifikasi Usaha
Masyarakat Pesisir dan PUD
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
Rencana
Realisasi
%
Capaian
Input
Jumlah Dana
Output
Jumlah masyarakat pesisir yang
mempunyai usaha tambahan
Rp
27.650.000,00 27.650.000,00
%
33
33
100%
100%
2. Program Pengembangan Perikanan Tangkap
a. KegiatanPengembangan Sarana dan Prasarana Pendukung Perikanan Tangkap
Indikator Kinerja Kegiatan
Input :
Jumlah Dana
Output :
Jumlah Sarana dan Prasarana
Pendukung Perikanan Tangkap yang
diadakan
Satuan
Rencana
Realisasi
% Capaian
Rp
33.560.500
33.000.500
98.33%
%
100
100
100%
Pada Program Pengembangan Perikanan Tangkap, Kegiatan Pengembangan Sarana
dan Prasarana Pendukung Perikanan Tangkap realisasi anggaran hanya 3,41% karena
95% anggaranya dialokasikan untuk pengadaan lahan kompensasi PPI Tambakrejo
20
tidak bisa dilaksanakan karena belum adanya regulasi yang mendukung kegiatan
tersebut.mendukung pencapaian indikator kinerja peningkatan produksi perikanan tangkap
realisasi anggaran rata-rata tercapai 77,73%, pencapaian tersebut karena pada kegiatan
Pembinaan dan Evaluasi Pokmaswas yang kegiatan utamanya adalah hibah ke masyarakat
tidak bisa dilaksanakan, karena Pemerintah Kabupaten Blitar belum bisa memenuhi urusan
wajibnya (alokasi anggaran untuk bidang kesehatan 10% dan pendidikan 20%) dari anggaran
APBD, selain itu berdasarkan undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah untuk kegiatan tersebut menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi. Walaupun
realisasi anggaran tidak bisa terserap 100%, tetapi untuk output rata-rata bisa mencapai
90% dan outcome rata-rata tercapai 100%.
D. Sasaran Strategis 2. Meningkatnya Produksi Perikanan Budidaya
Perikanan budidaya Kabupaten Blitar memiliki kawasan budidaya air tawar
dan payau. Perikanan budidaya air tawar antara lain memanfaatkan perairan
umum, kolam, dan mina padi dengan komoditas strategis sebagai bahan konsumsi
masyarakat seperti Lele, Nila, Gurami. Sementara budidaya air payau terdapat di
wilayah pantai Kabupaten Blitar dengan komoditas Udang Vaname.
Indikator Persentase Peningkatan Produksi Perikanan Budidayamerupakan
penghitungan besarnya peningkatan persentase produksi perikanan budidaya
Kabupaten Blitar pada tahun yang dievaluasi dengan tahun sebelumnya. Indikator
tersebut didukung oleh Indikator Persentase Peningkatan Produksi Ikan Konsumsi
dan Persentase Peningkatan Produksi Ikan Non Konsumsi, hasil rata-rata dari dua
Indikator tersebut merupakan Indikator Peningkatan Persentase Produksi Perikanan
Budidaya, target dan realisasinya Tahun 2016 disajikan sebagai berikut :
IKU
Persentase
peningkatan
perikanan budidaya
Target
Realisasi
Capaian
19%
24,86%
130,84%
produksi
Persentase peningkatan produksi perikanan budidaya pada tahun 2016
adalah sebesar 24,86 persen dari target 19 persen atau mencapai 130,84%persen.
Peningkatan Produksi budidaya ini diperoleh dari Peningkata Produksi Ikan Konsumsi
11,35% dan Ikan Non Konsumsi sebesar 38,36%.
21
Perkembangan jumlah produksi perikanan budidaya ikan konsumi tahun 2015 –
2016 menurut wadah budidaya :
Satuan : Ton
Tahun
Wadah Budidaya
Kolam
2015
% Peningkatan
2016
14.119,2
15.772,3
11,71
Minapadi
4,2
5,50
30,95
Karamba
0,4
-
-100
Jaring Apung
20,76
66,8
221,77
Tambak
497,7
460,00
-7,57
14.642,26
16.304,61
Total
Produksi perikanan budidaya ikan Konsumsi tahun 2016 sebesar 16.304,61
paling besar didukung oleh produksi perikanan budidaya di Kolam yaitu sebesar
sebesar 15.772 ton yang didominasi oleh komoditas ikan Lele, Nila dan Gurami.
Untuk bisa ditingkatkan lagi produksinya ada beberapa kendala yang dihadapi
antara lain adalah daya dukung lahan budidaya yang sudah mulai menurun, sebagian
besar pembudidaya masih menerapkan cara budidaya secara tradisional, serangan
hama dan penyakit ikan, kondisi iklim/cuaca yang tidak menentu dan tingginya harga
pakan ikan.
Upaya peningkatan produksi perikanan budidaya dilakukan antara lain dengan cara :
1. Pengembangan sistem produksi melalui (i) perbaikan mutu induk dan benih, alih
teknologi (adopsi teknologi hasil penelitian); (ii) Meningkatkan daya saing
produk hasil produksi budidaya melalui sosialisasi pelaksanaan kegiatan
sertifikasi cara budidaya ikan yang baik (CBIB); (iii) Pengembangan percontohan
usaha perikanan budidaya sebagai upaya dalam mensosialisasikan model
pengelolaan budidaya berkelanjutan.
2. Pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan, dengan melakukan
pemantauan dan pelayanan penanganan penyakit ikan di wilayah Kabupaten
Blitar
3. Fasilitasi program pakan mandiri untuk mengatasi harga pakan yang relative
tinggi
22
4. Revitalisasi lahan budidaya dengan pengembangan system pengolahan lahan dengan
pembuktian standar mutu kualitas sebelum dan pasca pengolahan
Produksi perikanan budidaya seperti tersebut diatas adalah data untuk ikan
konsumsi, sedangkan Kabupaten Blitar merupakan penghasil ikan non konsumsi khususnya
ikan hias Koi terbesar di Indonesia.Ikan hias Koi ini merupakan salah satu komoditas
unggulan bagi Kabupaten Blitar yang mampu menopang perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat pembudidaya dan pelaku usaha ikan hias koi, hal ini terbukti makin
meningkatnya produksi ikan koi ini setiap tahunnya dan Kabupaten Blitar menjadi pemasok
ikan hias Koikeberbagai kota di Indonesia maupun mancanegara.
Guna mendukung pencapaian produksi dan produktivitas ikan Koi tahun
2016 Mendapat dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan dana Tugas
Pembantuan c.q Ditjen Perikanan Budidayamelalui kegiatan demonstrasi farm
(percontohan budidaya)dengan input teknologi budidaya ikan yang adaptif, efektif
dan efisien, yang nantinya dapat direplikasi oleh masyarakat.
Ikan hias Koi ini merupakan salah satu komoditas unggulan bagi Kabupaten
Blitar yang mampu menopang perekonomian dan kesejahteraan masyarakat
pembudidaya dan pelaku usaha ikan hias Koi, hal ini terbukti makin meningkatnya
produksi ikan Koi ini setiap tahunnya dan Kabupaten Blitar menjadi pemasok ikan
hias Koi ke berbagai kota di Indonesia, hingga ditetapkannya beberapa kawasan di
yang potensial menjadi kawasan minapolitan ikan hias.
23
Perkembangan Data Produksi Budidaya Ikan Koi Kabupaten Blitar 2012 –
2016
No Komoditas
1
Koi
2012
2013
Realisasi Produksi (ekor)
2014
2015
176.647.000 200.800.000 233.268.000 234.342.000
2016
324.240.000
Realisasi produksi ikan Koi akan mempengaruhi capaian Kinerja Indikator
Kinerja Utama Persentase Peningkatan Nilai Peredaran ikan Non Konsumsi. Terjadi
peningkatan sebesar 38,36% produksi ikan koi pada tahun 2016.
Realisasi indikator kinerja utama peningkatan produksi perikanan budidaya
dibandingkan dengan target yang terdapat pada rencana strategis dalam rangka
mencapai misi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar Tahun 2016 secara
rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
Program dan kegiatan untuk mendukung keberhasilan atau pencapaian
target peningkatan produksi perikanan budidaya adalah :
Sasaran /
Program
Indikator
Target
Kinerja
Realisasi
Capaian
24,85%
130,8%
Alokasi
Anggaran
Realisasi
Capaian
2.403.737.290,-
86,19%
Sasaran 1.
Meningkatnya
Produksi
Perikanan
Budidaya
Persentase
Peningkatan
Produksi
Perikanan
Budidaya
19%
Program 1.1
Program
Pengembangan
Perikanan
Budidaya
Persentase
Peningkatan
Produksi
PerikananKo
nsumsi
Peningkatan
Produksi
Perikanan
Non
Konsumsi
18,5
11,35
%
19,5
38,36
%
2.788.783.180,-
24
1. Program Pengembangan Budidaya Perikanan
a. Kegiatan Pembangunan Balai Benih Ikan (DAK dan Pendampingan DAK)
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
Pagu
Realisasi
% Capaian
Rp
101.067.500,-
99.655.000,-
98,60%
Paket
1
1
100%
Input
Jumlah Dana
Output
Jumlah sarana dan prasarana BBI
yang diadakan
b. Kegiatan Pendampingan Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya Ikan
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
Pagu
Realisasi
% Capaian
Rp
24.325.000
23.410.000
96,24%
Bidang
Tanah
50
50
100%
Input
Jumlah Dana
Output
Jumlah bidang tanah pembudidaya
yang proses administrasi kegiatan
pra sertifikasinya dapat terbantu
c. Kegiatan Pendampingan Pelestarian dan Pengembangan Program Anti Kemiskinan (APP)
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
Pagu
Realisasi
%
Capaian
Input
Jumlah Dana
Output
Jumlah rumah tangga miskin
yang dibantu
Rp
rtm
19.140.000,00 14.835.000,00
5
5
77,51%
100%
d. Kegiatan Pemantauan dan Temu Teknis Pengendalian Serangan Penyakit Ikan
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
Pagu
Realisasi
%
Capaian
Input
Jumlah Dana
Rp
120.011.000,- 114.224.290,-
95.18%
Output
Jumlah pelayanan pemantauan pelayanan
dan pencegahan kesehatan ikan
dan lingkungan
50
90
180%
25
e. Pengembangan Sarana dan Prasarana Unit Pelayanan dan Pengembangan (UPP) (DAK
dan Pendamping DAK)
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
Pagu
Realisasi
%
Capaian
Input
Jumlah Dana
Rp
543.797.750,-
465.118.000,-
85,53%
paket
1
1
100%
Output
Jumlah sarana dan prasarana
perkantoran UPP yang diadakan
f.
Kegiatan Optimalisasi Balai Benih Ikan
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
Input
Jumlah Dana
Output
Jumlah
BBI
operasional
Rp
yang
mampu
Rencana
Realisasi
% Capaian
86.772.000,00 84.531.000,00
BBI
1
1
97,42%
100%
g. Kegiatan Pengembangan Sarana dan Perasarana Budidaya di Kawasan Minapolitan
Indikator Kinerja Kegiatan
Input
Jumlah Dana
Output
Jumlah sarana dan prasarana
budidaya yang terbangun,
tersedia, terpelihara dan
terehab
Satuan
Rp
Paket
Rencana
Realisasi
1.757.489.000,- 1.470.889.000,-
1
1
% Capaian
83,69%
100%
26
h. Pengadaan Prasarana Penunjang Balai Benih Ikan (SILPA DAK 2014)
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
Rencana
Realisasi
%
Capaian
Input
Jumlah Dana
Rp
136.180.930,00 131.075.000,00
96,25%
Output
Jumlah prasarana
BBI yang diadakan
penunjang
Paket
1
1
100%
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap kegiatan tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa output kegiatan secara garis besar bisa tercapai 100 %, dan
realisasi anggarannya rata-rata diatas 80%.
E. Sasaran Strategis 3. Meningkatnya Pemasaran Produk Kelautan dan
Perikanan Yang Berdaya Saing
Keberhasilan sasaran strategis ini diukur melalui Indikator Kinerja
Persentase Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan Yang Berdaya Saingyang
merupakan hasil rata-rata dari (tiga) indikator kinerja programyaitu Prosentase
Peningkatan Volume Produk Olahan, Prosentase Peningkatan Nilai Peredaran Ikan
Non Konsumsi dan Prosentase Peningkatan Konsumsi Ikan Masyarakatdimana
dalam upaya pencapaiannya didukung oleh 2
Pengembangan
Sistem
Penyuluhan
(dua) program
Perikanan
dan
yaitu Program
Program
Optimalisasi
Pengelolaan dan Pemasaran dan Produksi Perikanan.
a.
Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan terdiri dari kegiatan :
Fasilitasi Peningkatan SDM dan Kelembagaan Kelautan dan Perikanan
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
Pagu
Realisasi
%
Capaian
Input
Jumlah Dana
Output
Jumlah pelaku usaha perikanan
yang mengikuti pembinaan,
pelatihan, temu bisnis, bimtek,
Rp
Orang
96.260.000,- 89.241.200,-
150
200
92,71%
133,3%
27
sosialisasi dan lomba Pokdakan
b. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran dan Produksi Perikanan,
Indikator kinerja program, target, realisasi beserta capaiannya Tahun 2016
disajikan sebagai berikut
Indikator Kinerja Program
Target
Realisasi
Capaian
Prosentase Peningkatan Volume Produk
Olahan (%)
Prosentase Peningkatan Nilai Peredaran Ikan
Non Konsumsi (%)
Prosentase Peningkatan Konsumsi Ikan
Masyarakat (%)
5,40%
7,3%
135%
4,26%
4,9%
113,95%
2,16%
0,86%
27,7%
Rencana
Realisasi
Program tersebut terdiri dari kegiatan :
1. Sosialisasi Gemar Ikan
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
Input
Jumlah Dana
Rp
%
Capaian
74.385.000,00 69.489.578,00
93,42%
Output
Jumlah peserta sosialisasi Gemar
Ikan
Orang
200
200
100%
2. Fasilitasi Pameran Produk Kelautan dan Perikanan dan Kontes Ikan Hias
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
Input
Jumlah Dana
Rp
Rencana
227.250.500,00 219.907.345,00
Output
Jumlah pelaku usaha yang orang
100
terfasilitasi
kegiatan
pameran dan kontes
3. Kegiatan Optimalisasi Sub Raiser Ikan Hias
Indikator Kinerja Kegiatan
Input
Jumlah Dana
Realisasi
Satuan
Rp
Rencana
105
Realisasi
26.345.000,00 25.859.100,00
% Capaian
96,77%
105%
% Capaian
98,16%
Output
28
Jumlah bulan operasional sub
raiser
Bulan
12
12
100%
4. Pengadaan Sarana dan Prasarana Produk Non Konsumsi (SILPA DAK)
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
Rencana
Realisasi
%
Capaian
Input
Jumlah Dana
Output
Jumlah sarana dan prasarana
pemasaran
produk
non
konsumsi yang diadakan
Rp
559.048.000,00
-
-
paket
2
-
-
5. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pemasaran Produk Non Konsumsi dan Olahan
(SILPA DAK)
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
Rencana
Realisasi
%
Capaian
Input
Jumlah Dana
Output
Jumlah sarana dan prasarana
pemasaran produk konsumsi
dan olahan yang diadakan
Rp
778.273.009,-
-
-
paket
2
-
-
Indikator Kinerja Persentase Peningkatan Nilai Peredaran Ikan Non Konsumsi
Indikator kinerja utama, target, realisasi beserta capaiannya Tahun 2016 disajikan
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Program
Target
Realisasi
Capaian
Persentase peningkatan nilai peredaran
ikan non konsumsi
19,5%
38,36%
143,46%
Persentase peningkatan nilai peredaran ikan non konsumsi tahun 2016 adalah
sebesar 38,36 persen dari target 19,5 persen dengan capaian 143,46 persen dengan
jumlah nilai peredaran ikan non konsumsi sebesar 287 Milyard meningkat
dibandingkan tahun 2015 sebesar 273,5 Milyard.
29
Produk ikan non konsumsi Kabupaten Blitar, terutama ikan hias koi telah menjadi
ikon, brand image dan produk unggulan dari kawasan minapolitan Kabupaten Blitar. namun
seiring dengan berjalannya waktu, daerah-daerah lain di seluruh Indonesia sudah pula
membudidayakan ikan hias ini, sehingga untuk tetap unggul dalam persaingan, harus
diusahakan untuk terus meningkatkan nilai keunggulan komparatif koi Blitar yang tidak
dipunyai oleh daerah lain. Bentuknya berupa :
1. Jaminan kesehatan ikan atau sertifikasi ikan, dan karantina ikan yang akan dipasarkan.
Kegiatan ini dapat dilaksanakan bila ada kerjasama yang baik pada saat proses budidaya
dan distribusi/pemasaran ikan terutama dalam memanfaatkan fasilitas Sub Raiser Ikan
Hias di desa Penataran, Kecamatan Nglegok.
2. Pameran dan Kontes Ikan Hias perlu dilaksanakan secara terus menerus dan
berkesinambungan, selain untuk memelihara jaringan pemasaran yang telah ada, juga
untuk mengukur kualitas ikan koi Blitar bila dibandingkan dengan ikan koi dari daerah
lain pada tahun yang bersangkutan.
Pencapaian kinerja peningkatan nilai peredaran ikan non konsumsi pada Dinas
kelautan dan perikanan sangat didukung oleh pendanaan tugas pembantuan dari
Kementerian Kelautan dan Perikanan c.q Dirjen P2HP terutama dalam pengadaan sarana dan
prasarana baik untuk produk non konsumsi (ikan Hias), Pengolahan dan Pemasaran,
sehingga produk ikan segar, ikan olahan dan produk non konsumsi yang beredar di pasar
semakin meningkat volume, nilai dan kualitasnya. Harapan kami, kerjasama ini dapat
berlanjut di tahun-tahun yang akan datang.
Persentase peningkatan produk olahan ikan pada tahun 2016 adalah
sebesar 23,89 persen dari target 15,63 persen atau mencapai 152,85 persen. Jumlah
produksi olahan ikan tahun 2016 sebesar 750 Ton meningkat 5,27 persen bila
dibandingkan realisasi pada tahun 2014 yaitu sebesar 605,4 Ton.
30
Tabel perkembangan produksi olahan ikan Kabupaten BlitarTahun 2012 - 2016
Indikator Kinerja Program
Peningkatan Produksi Olahan ikan (Ton)
Tahun
2012
2013
2014
2015
2016
435.12
512.36
605.4
750
805
Terdapat trend dimana volume produksi olahan ikan yang beredar di
pasaran semakin meningkat, dengan produk ikan olahan seperti bakso, nugget,
siomay, albumin, kerupuk ikan dll. Pasar untuk produk olahan ikan masih berpeluang
besar, dengan nilai yang relatif stabil, sehingga bidang usaha perikanan harus fokus
untuk meningkatkan volume produksi ikan olahan. Akan tetapi permasalahannya
adalah ketersediaan bahan baku yang kurang. Produk-produk ini sebagian besar
berasal dari bahan baku ikan hasil budidaya, sehingga untuk mengatasi kekurangan
supplai bahan baku, disarankan unit pengolah ikan (kelompok pengolah ikan) untuk
bekerjasama dengan Unit Pelayanan dan Pengembangan (UPP) sebagai wadah
pembudidaya, untuk mencukupi supplai bahan baku tersebut.
Dalam rangka mendorong peningkatan volume produk olahan, telah
dilakukan fasilitasi pengembangan UMKM pengolahan perikanan, fasilitasi
pengembangan industri pengolahan, fasilitasi pengembangan produk, fasilitasi
sarana prasarana pengolahan dan sistem rantai dingin, serta fasilitasi
pengembangan dan penerapan standardisasi.Berbagai
kegiatantersebut yang
diharapkan mampu mencapai target dalam satu tahun sebesar 805 ton untuk tahun
2016.
Indikator Kinerja Program :Konsumsi Makan Ikan Perkapita Per Tahun.
Pada tahun 2016 ditargetkan konsumsi ikan Kabupaten Blitar sebesar 23,65
kg/kapita/th dan terealisasi sebesar 23,35 kg/kapita/th. Indikator kinerja utama,
target dan realisasinya Tahun 2016 disajikan sebagai berikut :
IKU
Konsumsi makan ikan (Kg/kapita/th)
Target
Realisasi
Capaian
23,65
23,35
98,73%
31
Dengan mengetahui besarnya angka konsumsi ikan maka dapat diketahui
besarnya konsumsi ikan Kabupaten Blitar. Pada tahun 2016, capaian konsumsi ikan
per kapita pertahun Kabupaten Blitar adalah sebesar 23,35 kg/kapita/th, atau
tercapai 98,73% dari target sebesar 23,65 kg/kapita/th yang telah ditetapkan.
Pencapaiantargetkinerja tersebutdisebabkan oleh keberhasilan pengenalan
manfaat gizi asal ikan melalui terbentuknya FORIKAN untuk mendukung kegiatan
Gemar Ikan, selain itu juga ditunjang pembinaan kelembagaan kelompok-kelompok
usaha kelautan dan perikanan dan kelompok masyarakat yang potensial yaitu PKK,
kader posyandu dll, karena budaya makan keluarga sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan dan ketrampilan ibu rumah tangga serta kebiasaan makan yang
ditanamkan sejak anak-anak masih balita.
Penguatan konsumsi makan melalui promosi serta melakukan akselerasi
edukasi dan penyebarluasan informasi tentang ikan dan keunggulannya, sehingga
masyarakat tahu dan gemar mengkonsumsi ikan. Pada tahun 2016, berbagai inovasi
kegiatan yang melibatkan partisipasi publik untuk mendorong peningkatan
konsumsi ikan dilakukan melalui sosialisasi manfaat ikan, lomba masak berbahan
baku ikan, mengadaan edukasi dan penyebarluasan informasi tentang ikan kepada
kader Posyandu dan Tim Penggerak PKK serta pelatihan pengolahan ikan kepada
Tim Penggerak PKK.
Data Realisasi Konsumsi Ikan Kabuten Blitar Tahun 2011 – 2016
Uraian
Konsumsi
Ikan
kg/kapita/th
2011
15.1
2012
17.1
Tahun
2013
19.5
2014
21
2016
23,15
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa setiap tahun selama periode 20112016, tingkat konsumsi ikan per kapita Kabupaten Blitar terus meningkat.Hal
tersebut mengindikasikan bahwa program-program peningkatan konsumsi ikan
yang dilaksanakan berhasil meningkatkan konsumsi ikan masyarakat.Namun
demikian angka tersebut masih dibawah angka konsumsi ikan perkapita Provinsi
Jawa Timur dan Nasional, karena pada budaya agraris, budaya makan masih
didominasi oleh nasi dan lauk pauk nabati, telur, daging unggas, daging sapi dan
sangat sedikit ikan. Untuk itu, kegiatan Introduksi dan Promosi Makan Ikan masih
32
sangat diperlukan untuk melakukan sosialisasi dan pengenalan makan ikan di
seluruh lapisan masyarakat terutama untuk ibu dan balita dan masih perlu
ditingkatkan kegiatan-kegiatan yang menunjang peningkatan konsumsi makan ikan
di Kabupaten Blitar.
3.2 Realisasi Anggaran
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Blitar harus didukung dengan dana yang memadai, baik jumlahnya maupun kelancaran
pencairannya.Adapun rincian dan realisasi tersebut adalah sebagai berikut
ALOKASI BIAYA
NO.
1.
2.
3.
PROGRAM /KEGIATAN
ANGGARAN
REALISASI
%
Belanja Tidak Langsung (Gaji
dan Tambahan Penghasilan)
452.406.000,00
436.861.261,00 96,56
Program Pelayanan
Administrasi dan Perkantoran
452.406.000,00
436.861.261,00 96,56
Penyediaan dan Peningkatan
Administrasi perkantoran
452.406.000,00
436.861.261,00 96,56
Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur
241.376.000,00
232.817.652,00 96,45
Pemeliharaan Gedung,
Kendaraan, Perlengkapan dan
Peralatan Kantor
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Pendataan statistik tangkap dan
perikanan dan monitoring
evaluasi
241.376.000,00
232.817.652,00 96,45
74.520.000,00
71.903.950,00 96,49
60.760.000,00
58.145.000,00 95,70
13.760.000,00
13.758.950,00 99,99
Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
33
4.
5.
Program Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Pesisir
27.650.000,00
27.650.000,00 96,06
Diversifikasi Usaha Masyarakat
Pesisir
27.650.000,00
27.650.000,00 96,06
Program Pengembangan
Budidaya Perikanan
Pembangunan Balai Benih Ikan
(DAK dan Pendampingan DAK)
Pendampingan Sertifikasi Hak
Atas Tanah Pembudidaya Ikan
101.067.500,00
99.655.000,00 98,60
24.325.000,00
23.410.000,00 96,24
Pengadaan Sarana Perbenihan
Untuk Balai Benih Ikan (Silpa
DAK 2014)
482.963.830
285.612.000 59,14
Pendampingan Pelestarian dan
Pengembangan Program Anti
Kemiskinan (APP)
19.140.000,00
14.835.000,00 77,51
120.011.000,00
114.224.290,00 95,18
543.797.750,00
465.118.000,00 85,53
86.772.000,00
84.531.000,00 97,42
Pemantauan dan Temu Teknis
Pengendalian Serangan Penyakit
Ikan
Pengembangan Sarana dan
Prasarana Unit Pelayanan dan
Pengembangan (UPP) (DAK dan
Pendamping DAK)
Optimalisasi Balai Benih Ikan
6.
7.
2.788.783.180,00 2.403.737.290,00 86,19
Pengembangan Sarana dan
Perasarana Budidaya di Kawasan
Minapolitan
1.757.489.000,00 1.470.889.000,00 83,69
Program Pengembangan
Perikanan Tangkap
Pengembangan Sarana dan
Perasarana Pendukung
Perikanan Tangkap
Program Pengembangan Sistem
Penyuluhan Perikanan
Optimalisasi SDM dan
Kelembagaan Kelompok
Kelautan dan Perikanan
1.047.220.000,00
35.660.000,00
3,41
1.047.220.000,00
35.660.000,00
3,41
96.260.000,00
89.241.200,00 92,71
96.260.000,00
89.241.200,00 92,71
34
8.
Program Optimalisasi
Pengelolaan dan Pemasaran
dan Produksi Perikanan
Sosialisasi Gemar Ikan
Fasilitasi Pameran Produk Kelautan
dan Perikanan dan Kontes Ikan Hias
Optimalisasi Sub Raiser Ikan Hias
1.665.301.509,00
315.256.023,00 18,93
74.385.000,00
69.489.578,00 93,42
227.250.500,00
219.907.345,00 96,77
26.345.000,00
25.859.100,00 98,16
Pengadaan Sarana dan Prasarana
Produk Non Konsumsi (SILPA DAK)
559.048.000,00
0,00
0,00
Pengadaan Sarana dan Prasarana
Pemasaran Produk Non Konsumsi
dan Olahan (SILPA DAK)
778.273.009,00
0,00
0,00
JUMLAH
6.393.516.689,00 3.613.127.376,00 56,51
Realisasi fisik secara umum telah dilaksanakan dengan baik, sedangkan realisasi
keuangan secara keseluruhan mencapai 56,51 %, hal ini dikarenakan adanya beberapa
kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan yaitu Program Pengembangan Perikanan Tangkap
Kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendukung Perikanan Tangkap ada anggaran
sebesar Rp. 1.000.000.000,- yang dialokasikan untuk pengadaan lahan kompensasi PPI
Tambakrejo tidak bisa dilaksanakan karena belum adanya regulasi yang mendukung
kegiatan tersebut, Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan,
pada program tersebut ada kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Produk Non
Konsumsi dan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pemasaran Produk Non Konsumsi dan
Olahan sebesar Rp. 1.400.000.000,- yang merupakan kegiatan hibah ke masyarakat, tidak
bisa dilaksanakan, karena Pemerintah Kabupaten Blitar pada Tahun Anggaran 2016 belum
bisa memenuhi belanja wajib (utamanya alokasi anggaran untuk bidang kesehatan 10%) dari
anggaran APBD, selain itu berdasarkan Undang-Undang 23 Tahun 2014 menyatakan bahwa
pemasaran dan pengolahan produk perikanan merupakan kewenangan propinsi dan
pemerintah pusat. Penyerapan anggaran yang rendah juga dikarenakan adanya sisa
anggaran yang berasal dari pengadaan barang/jasa beberapa kegiatan, yaitu dari Program
Pengembangan Budidaya Perikanan, kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana di
Kawasan Minapolitan (DAK) berupa pembangunan jalan produksi ada sisa kontrak cukup
besar yaituRp. 286.600.000,.
35
2.
3.
4.
5.
6.
Penyediaan dan Peningkatan
Administrasi perkantoran
339,009,600
212,445,299
62.67
Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur
94,615,000
92,398,953
97.66
Peningkatan Sarana dan
Prasaran Aparatur
94,615,000
92,398,953
97.66
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
7,953,400.00
7,952,900.00
99.99
7,953,400
7,952,900
99.99
Program Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Pesisir
Diversifikasi Usaha Masyarakat
Pesisir
29,485,000
28,323,000
96.06
29,485,000
28,323,000
96.06
Program Peningkatan
Kesadaran dan Penegakan
Hukum dalam Pendayagunaan
Sumberdaya Laut
Pengawasan dan Kelestarian
Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan
28,674,000
27,146,000
94.67
28,674,000
27,146,000
94.67
Program Pengembangan
Budidaya Perikanan
4,311,180,330
2,672,887,164
62.00
Pembangunan Balai Benih Ikan
(DAK dan Pendampingan DAK)
Pendampingan Sertifikasi Hak
Atas Tanah Pembudidaya Ikan
3,647,114,000
2,211,766,564
60.64
22,325,000
19,875,000
89.03
Pengadaan Sarana Perbenihan
Untuk Balai Benih Ikan (Silpa
DAK 2014)
482,963,830
285,612,000
59.14
36
7.
8.
9.
Pendampingan Pelestarian dan
Pengembangan Program Anti
Kemiskinan (APP)
10,825,000
10,825,000
100.00
Pemantauan dan Temu Teknis
Pengendalian Serangan Penyakit
Ikan
Optimalisasi Balai Benih Ikan
49,100,000
46,850,000
95.42
98,852,500
97,958,600
99.10
Program Pengembangan
Perikanan Tangkap
Pengembangan Sarana dan
Perasarana Pendukung
Perikanan Tangkap
63,145,500
61,523,500
97.43
33,560,500
33,000,500
98.33
Pendataan dan Pelaporan
Produksi Perikanan Tangkap dan
Potensi Pesisir dan PUD
29,585,000
28,523,000
96.41
Program Pengembangan Sistem
Penyuluhan Perikanan
Optimalisasi SDM dan
Kelembagaan Kelompok
Kelautan dan Perikanan
48,710,000
34,813,000
71.47
48,710,000
34,813,000
71.47
Program Optimalisasi
Pengelolaan dan Pemasaran
dan Produksi Perikanan
312,555,000
268,150,580
85.79
Introduksi dan Promosi Hasil
Perikanan
111,340,000
77,957,200
70.02
Pengembangan Sarana dan
Prasarana Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perikanan
23,345,000
22,245,000
95.29
104,050,000
99,448,380
95.58
Optimalisasi Sub Raiser Ikan Hias
73,820,000
68,500,000
92.79
Program Pengelolaan
Sumberdaya Laut Pesisir dan
Pulau Pulau Kecil
56,653,500
795,000
1.40
Pembinaan dan Evaluasi
Pokmaswas
56,653,500
795,000
1.40
Pameran dan Kontes Ikan Hias
10.
37
JUMLAH
5,291,981,330
3,530,334,151
66.71
38
Download