BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Komunikasi Dan Komunikasi Massa II

advertisement
BAB II
URAIAN TEORITIS
II.1. Komunikasi Dan Komunikasi Massa
II.1.1. Komunikasi
Secara epistemologis, istilah kata komunikasi berasal dari bahasa latin,
yakni communication dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”.
Jika diartikan secara sederhana, berarti komunikasi adalah sebuah proses yang
bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna dan pemahaman pada
subjek yang melakukan proses komunikasi tersebut.
Menurut Dr. Everett
Kleinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi merupakan bagian kekal dari
kehidupan manusia seperti halnya dengan bernafas, jadi sepanjang manusia ingin
hidup, maka ia perlu berkomunikasi (Cangara, 2003: 1).
Wilbur Schramm menyatakan bahwa komunikasi dan masyarakat adalah
dua kata yang tidak dapat dipisahkan karena kedua aspek itu saling melengkapi
dalam pelaksanaannya. Sedangkan Harold Lasswell juga mengatakan bahwa cara
terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah dengan menjawab
pertanyaan “siapa-berkata apa-melalui saluran apa-kepada siapa-dengan efek apa”
Harold
D.Laswell
menyebutkan
hal
yang
menyebabkan
manusia
berkomunikasi, yaitu:
1. Hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya
2. Upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya
Universitas Sumatera Utara
3. Upaya untuk melakukan transformasi warisan sosial
Jika dilihat dari definisi komunikasi yang telah diuraikan sebelumnya,
maka pada dasarnya komunikasi dapat dilihat dari berbagai dimensi yakni sebagai
proses, sebagai simbolik, sebagai sistem dan sebagai multi-dimensional. Maka
tidak heran bila komunikasi juga mempunyai tujuan yang sangat universal.
Tujuan dari sebuah proses komunikasi yaitu:
1. Untuk mengubah sikap (to change the attitude)
2. Untuk mengubah opini dan/pendapat/pandangan (to change the opinion)
3. Untuk mengubah perilaku (to change the behaviour)
4. Untuk mengubah masyarakat (to change the society)
Komunikasi dapat berjalan baik dan lancar jika pesan yang disampaikan
seseorang yang didasari dengan tujuan tertentu dapat diterimanya dengan baik dan
dimengerti. Suksesnya suatu komunikasi apabila dalam penyampaiannya
menyertakan unsur-unsur berikut:
1. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat
atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa
terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok, misalnya
partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim,
komunikator, atau source, sender atau encoder.
2. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang
disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau
propaganda. Sering disebut juga sebagai message, content atau informasi.
3. Media
Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindahkan
pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat
mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa
bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi,
panca indera dianggap sebagai media komunikasi. Termasuk juga telepon,
surat kabar dan media massa lainnya.
4. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh
sumber. Penerima biasanya terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam
bentuk kelompok, partai bahkan negara. Sering juga disebut sebagai
khalayak, sasaran, komunikan, atau audience. Jika suatu pesan tidak
diterima oleh penerima, maka akan menimbulkan berbagai macam
masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan
atau saluran.
5. Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima
pesan. Pengaruh ini biasa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku
seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan sebagai perubahan
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan
pesan.
6. Tanggapan balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu
bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi
sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan
media, meski pesan belum sampai pada penerima.
7. Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat
mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas
empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya,
lingkungan psikologis dan dimensi waktu.
Aristoteles mengatakan suatu pesan akan terlaksana dengan baik hanya
cukup dengan tiga unsur saja, yaitu sumber, pesan dan penerima. Sedangkan
Claude E.Shannon dan Warren Weaver (1949) menyatakan bahwa proses
komunikasi memerlukan unsur pengirim, transmitter, signal, penerima dan tujuan.
(Cangara, 2003: 22)
Karlinah mengemukakan fungsi komunikasi secara umum adalah (dalam
Ardianto, 2004: 19):
Universitas Sumatera Utara
1. Fungsi informasi
Media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau
pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang
bersangkutan sesuai dengan kepentingan khalayak.
2. Fungsi pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya karena
media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah
satu cara yang mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui
pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku pada pemirsa atau
pembaca.
3. Fungsi mempengaruhi
Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada
tajuk/editorial, features, iklan, artikel dan sebagainya.
4. Fungsi proses pengembangan mental
Untuk mengembangkan wawasan, kita membutuhkan berkomunikasi
dengan orang lain. Dengan berkomunikasi, manusia akan bertambah
pengetahuannya
dan
berkembang
intelektualitasnya.
Hal
tersebut
diperoleh dari pengalaman pribadinya dan dari orang lain.
5. Fungsi adaptasi lingkungan
Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dunianya untuk
bertahan hidup. Proses komunikasi membantu manusia dalam proses
penyesuaian tersebut.
Universitas Sumatera Utara
6. Fungsi memanipulasi lingkungan
Memanipulasi lingkungan artinya berusaha untuk mempengaruhi. Setiap
orang berusaha untuk saling mempengaruhi dunia dan orang-orang yang
berada di sekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikasi digunakan
sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan.
II.1.2. Komunikasi Massa
II.1.2.1. Definisi Komunikasi Massa
Komunikasi massa menurut Charles R. Wright, pakar komunikasi massa
adalah “This new form can be distinguished from older types by the following
major characteristics : it is directed toward relatively large, heterogenous and
anonymous audiences; messages are transmitted publicly, often – times to reach
most audience members simultaneously and are transient in character; the
communicator tends to be, or to operate within, a complex organization that may
involve great expense”. (www.paperbackswap.com/-/book/007544652)
Ithiel de Sola Pool, seorang ahli hukum (1973) mendefinisikan komunikasi
massa sebagai “komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed. Ketika
antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak langsung, pesan-pesan
komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa,
seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi.” (Wiryanto,2000:3).
Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para
ahli komunikasi. Namun, dari sekian banyak definisi itu, ada benang merah
kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya, komunikasi massa adalah
komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal
perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari berasal dari pengembangan
kata media of mass communication (media komunikasi massa). Media massa yang
dimaksud adalah media massa yang dihasilkan oleh teknologi modern.
Komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass
mediated”.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini, juga perlu membedakan massa dalam arti umum dengan
massa dalam arti komunikasi massa. Kata massa dalam hal ini lebih mendekati
arti secara sosiologis. Dengan kata lain, massa yang dimaksud adalah kumpulan
individu yang berada di suatu lokasi tertentu. Massa dalam komunikasi massa
lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa.
Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan
peran media massa. Oleh karena itu, massa disini menunjuk kepada khalayak,
audience, penonton atau pembaca.
Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwa komunikasi massa diartikan sebagai
jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,
heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik, sehingga pesan yang
sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto, 2004: 7).
II.1.2.2. Unsur-unsur Komunikasi Massa
Komunikasi massa terdiri atas unsur-unsur (source), pesan (message),
saluran dan penerima (receiver) serta efek (effect). Harold D.Laswell mengatakan
untuk memahami komunikasi massa dapat dipahami dengan bentuk pertanyaan
yang dibuatnya, who says what in which channel to whom and with what effect:
1. Who (sumber atau komunikan)
Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi
atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga. Lembaga yang
dimaksudkan adalah surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film,
penerbit buku dan majalah.
Universitas Sumatera Utara
2. What (pesan)
Organisasi memiliki rasio keluaran yang tinggi atas masukannya dan
sanggup melakukan encode terhadap pesan-pesan yang sama pada saat
yang bersamaan. Pesan dalam komunikasi massa dapat diproduksi
dalam jumlah yang besar dan menjangkau audiens yang jumlahnya
cukup banyak.
3. Which (saluran atau media)
Menyangkut
pada
peralatan
mekanik
yang
digunakan
untuk
menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media itu bisa
berupa televisi, surat kabar, majalah, radio, film dan internet.
4. Whom (penerima atau mass audience)
Unsur ini menyangkut sasaran komunikasi massa. Menurut Charles
Wright, ada tiga karakteristik audiens, yaitu: (1) large, dimana
besarnya mass audience yang relatif dan menyebar di berbagai lokasi
tidak dilakukan dengan tatap muka dan tidak terikat di tempat yang
sama; (2) heterogen, dalam hal ini diartikan sebagai semua lapisan
masyarakat dengan berbagai keanekaragamannya; dan (3) anonim
diartikan sebagai anggota-anggota dari mass audience, pada umumnya
tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikator (vice versa)
5. What (unsur efek atau akibat)
Dalam komunikasi massa, jumlah umpan balik relatif sangat kecil
dibandingkan dengan jumlah khalayak secara keseluruhan yang
Universitas Sumatera Utara
merupakan sasaran komunikasi massa dan sering tidak mewakili
seluruh khalayak. Oleh karena itu, pengetahuan mass communication
atau mass audience sangat terbatas dan cenderung terlambat atau
delayed.
II.1.2.3. Ciri-ciri Komunikasi Massa
Komunikasi massa memiliki ciri-ciri tertentu (Nurudin,2003:63), seperti:
1. Komunikator bersifat melembaga
Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama
lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini
menyerupai sebuah sistem. Dengan demikian, komunikator dalam
komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai ciri-ciri berupa
kumpulan individu, dalam berkomunikasi individu-individu itu
terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, pesan yang
disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama
pribadi unsur-unsur yang terlibat, apa yang dikemukakan oleh
komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan
laba secara ekonomis.
2. Komunikan bersifat heterogen
Artinya, mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan, berasal
dari berbagai kelompok dalam masyarakat, tidak saling mengenal,
tidak
saling
berinteraksi
secara
langsung,
tidak
mempunyai
kepemimpinan atau organisasi formal.
Universitas Sumatera Utara
3. Pesannya bersifat umum
Artinya, dapat ditujukan kepada semua kalangan, pesan-pesan tidak
boleh bersifat khusus, tidak disengaja untuk golongan tertentu.
4. Komunikasinya berlangsung satu arah
Artinya, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi
konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak
langsung (delayed feedback).
5. Menimbulkan keserempakan
Artinya, ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya.
Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa hampir
bersamaan.
6. Mengandalkan peralatan teknis
Artinya, media massa sebagai alat utama dalam penyampaian pesan
kepada khalayaknya sangat memerlukan bantuan peralatan teknis.
Agar proses pemancaran atau penyebaran pesan lebih cepat dan
serentak kepada khalayak yang tersebar.
7. Dikontrol oleh gatekeeper
Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau
mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang
disebarkan lebih mudah dipahami.
Universitas Sumatera Utara
II.1.2.4. Fungsi Komunikasi Massa
Sean Mac Bride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO
(1980) mengemukakan bahwa komunikasi massa dapat berfungsi sebagai:
1. Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data,
fakta, dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui
keadaaan yang terjadi diluar dirinya.
2. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan
bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak
sebagai anggota masyarakat secara efektif.
3. Motivasi, yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang
lain melalui apa yang mereka baca, lihat dan dengar dari media massa.
4. Bahan diskusi, yakni menyediakan informasi sebagai bahan diskusi
untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai
hal-hal yang menyangkut orang banyak.
5. Pendidikan,
yakni
membuka
kesempatan
untuk
memperoleh
pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal maupun non
formal.
6. Memajukan
kebudayaan,
yakni
menyebarluaskan
hasil-hasil
kebudayaan melalui pertukaran program siaran.
7. Hiburan, yakni media massa memberikan situasi yang menyenangkan
atau hiburan bagi khalayaknya. Karena salah satu kebutuhan manusia
adalah mendapatkan hiburan yang cukup.
Universitas Sumatera Utara
8. Integrasi, yakni menjembatani perbedaan-perbedaan dari khalayak di
seluruh tempat.
II.1.2.5. Hambatan dalam Komunikasi Massa
1) Gangguan
Jika pembicara menyampaikan pesan dengan suara seperti menggerutu,
maka efektivitas pesannya akan terganggu. Ketidakjelasan ucapan dan
hambatan – hambatan lain dalam proses komunikasi sebelum pesan mencapai
audiens dinamakan gangguan (noise). Dalam komunikasi massa yang
didasarkan pada peralatan mekanik dan elektronik yang kompleks, peluang
terjadinya gangguan adalah tak terbatas karena ada banyak hal yang bisa
berjalan secara keliru. Gangguan terjadi dalam tiga bentuk (Vivian, 2008 :459
– 460) :
a.
Gangguan Semantik
komunikasi massa itu sendiri dapat
mengganggu kesuksesan pesannya jika disusun dengan buruk.
Susunan kata yang buruk salah satu contohnya, bicara seperti
orang ngedumel juga termasuk dalam bentuk ini.
b.
Gangguan Saluran, ketika mendengar radio AM tapi suaranya
terputus-putus, berarti itu dinamakan sedang mengalami
gangguan saluran. Bentuk lainnya adalah tinta yang blobor di
halaman majalah dan mikrofon yang tidak berbunyi saat penyiar
membacakan berita.
c.
Gangguan Lingkungan. Instrusi yang terjadi di tempat
penerimaan disebut juga gangguan lingkungan, misalnya saat
Universitas Sumatera Utara
membaca tiba-tiba bel pintu rumah berbunyi, terdengar suara
anak menjerit, yang menggangu proses decoding yang sedang
berlangsung saat proses komunikasi massa terjad
2) Filter
Orang-orang yang menerima pesan media massa mungkin secara
tidak sadar melakukan intervensi yang mengganggu kesuksesan proses
komunikasi. Penyebabnya itu dikenal dengan filter (Vivian, 2008: 462).
a. Filter Informasional. Jika seseorang tidak memahami bahasa
satu simbol yang dipakai komunikator, proses komunikasi akan
cacat. Orang tidak punya informasi untuk menguraikan pesan.
Filter semacam ini dapat datang dari pihak komunikator yang
kosakatanya tidak cocok dengan kosakata yang dimiliki audien,
tetapi juga kebanyakan merupakan kekurangan di pihak audien.
b. Filter Fisik. Ketika pikiran penerima sedang kelelahan, maka
filter fisik akan menganggu proses komunikasi massa. Orang
mabuk merupakan salah satu contohnya dan komunikator
massa tidak punya banyak kontrol atas filter fisik ini.
c. Filter Psikologis. Pandangan dan pengalaman yang berbeda
bisa saja mempengaruhi dalam menanggapi pesan massa.
Misalnya, dua wanita bersahabat yang bersama-sama menonton
film Fatal Attraction. Salah satu wanita itu sudah menikah dan
istri yang setia; yang satunya selingkuh dengan pria beristeri.
Karena punya gagasan dan pengalaman hidu yang berbeda
Universitas Sumatera Utara
dalam kesetiaan perkawinan yang merupakan tema dari film
itu, maka kedua wanita itu melihat dan mendengar kata-kata
yang sama, tetapi melihat dua film yang “berbeda” .
II.2. Televisi sebagai Media Massa
Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu “tele” yang berarti jauh dan
“vision” yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media
komunikasi massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan
unsur-unsur kata, musik, dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain
yaitu berupa unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang
mendalam bagi pemirsanya dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak dengan
mengubah emosi dan pikiran pemirsanya (Effendy, 1993: 192).
Salah satu media dalam komunikasi adalah televisi. Dari semua media
komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan
manusia (Ardianto, 2004: 125). Sedangkan menurut Kuswandi, media televisi
sebagai salah satu pioner dalam penyebaran informasi dan dengan menggunakan
perangkat satelit, kini menjadi media informasi yang terus berkembang pesat
(Kuswandi, 1996: 1).
Menurut Effendy, televisi siaran merupakan media dari jaringan
komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung
satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya
menimbulkan keserempakan dan komunikannya bersifat heterogen. (Effendy,
Universitas Sumatera Utara
2002:21). Marshall Mc. Luhan, yakin bahwa media elektronik, dalam hal ini
televisi mampu membuat kita tergantung dan menciptakan kembali dunia dalam
sebuah “perkampungan global”.
II.2. 1. Televisi di Indonesia
Masyarakat Indonesia, kini tidak lagi menganggap bahwa televisi itu
merupakan barang mewah dan langka, seperti beberapa puluh tahun yang lalu,
kini televisi tersebut sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat untuk
mendapatkan informasi. Sebagai bukti dewasa ini kita bisa mengecek sendiri
hampir tiap rumah pasti memiliki televisi dari berbagai merk yang ada di pasaran.
Komunikasi massa di Indonesia berkembang (termasuk televisi) , setelah
peresmian satelit komunikasi Palapa pada tanggal 17 Agustus 1976 (HUT RI ke
31). Satelit Palapa memiliki 12 transponder. Tiap transponder mampu meneruskan
satu saluran televisi berwarna atau 400 saluran telepon secara bolak balik atau 800
telepon satu arah. Satelit tersebut dihubungkan dengan 40 buah statiun bumi , 27
diantaranya terletak di ibukota provinsi. (www.wikipedia.co.id)
Televisi masuk ke Indonesia bertepatan dengan Asian Games KE 4, di
jakarta pada tahun 1962. Peresmian pesta olahraga antar negara negara asia
tenggara tersebut bersamaan dengan peresmian penyiaran televisi oleh Presiden
Soekarno, pada 24 Agustus 1962. Televisi yang pertama ada di Indonesia ialah
TVRI, dengan durasi tayangan antara 30 menit hingga 1 jam tiap harinya. Setelah
7 Tahun TVRI diresmikan jumlah penggunaan pesawat televisi meningkat dari
angka 10.000 unit pesawat televisi
menjadi 65.000 unit pesawat televisi.
Universitas Sumatera Utara
(http://atrioarismunandar6.blogspot.com/2007/02/makna-konsolidasi-stasiunstasiun-tv.html - 30k)
Sebagai tambahan , bukti berkembang pesatnya dunia pertelevisian di
Indonesia adalah dengan bermunculannya stasiun-stasiun televisi swasta yang
dibarengi dengan deregulasi pertelevisian oleh pemerintah sejak tahun 1990 atau
tepatnya sejak tanggal 24 agustus 1990 , masyarakat memiliki alternative
tontonan selain dari TVRI. Hingga saat ini saja bisa kita lihat di indonesia terdapat
11 stasiun televisi, dengan ciri khas mereka masing masing, misalnya tvOne dan
Metro TV yang identik dengan siaran yang informative dan edukative, Global TV
dengan menyajikan mayoritas acara hiburan, dan masih banyak lagi ciri dari
masing-masing stasiun televisi yang ada di Indonesia. Kini pun tidak hanya jenis
stasiun televisi yang beragam tetapi jenis jenis model televisi pun sudah beragam,
hal ini tergantung dari kocek masyarakat untuk memilih jenis tipe model pesawat
televisinya.(http://kosmik.web.id/ilmu-komunikasi/pertelevisian-indonesia/)
II.2.2. Kekuatan dan Kelemahan Televisi
Televisi merupakan suatu media massa yang diperuntukkan kepada
khalayak ramai juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Khasali dalam
menjalankan fungsinya, televisi memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
Adapun kelebihan dan kelemahan televisi. (Khasali, 1995:121 - 125)
Beberapa kelebihan televisi di antaranya (Morissan, 2008:56 – 58):
Universitas Sumatera Utara
1)
Karena sifatnya yang audio visual, pemirsa dapat terbantu oleh
kehadiran gambar. Oleh karena itu setiap orang pasti memiliki
gambaran yang sama, tidak ada imajinasi yang berbeda.
2)
Dapat menyaksikan kejadian di tempat jauh tanpa harus pergi ke
tempat tersebut. Hal ini dapat dinikmati dalam siaran langsung
pertandingan olahraga atau konser musik. Tak perlu pergi ke Italia
untuk menyaksikan pertandingan Juventus melawan Inter Milan.
Cukup duduk santai di depan televisi bisa menyaksikan pertandingan
tersebut.
3)
Dapat menikmati beragam tayangan hiburan dengan gratis. Tak perlu
pergi ke movie theater untuk menyaksikan film yang bermutu.
4)
Informasi yang disajikan bersifat up to date, kejadian yang baru terjadi
dapat disaksikan di televisi.
5)
Banyaknya saluran dalam televisi membuat setiap orang dapat
menyaksikan program favorit masing-masing.
Beberapa kekurangan televisi di antaranya (Morissan,2008:60):
1)
Dibatasi oleh durasi program dan panjangnya visualisasi.
2)
Tidak bisa didengarkan sambil lalu.
3)
Kemungkinan muncul tayangan yang mengandung unsur kekerasan,
kriminalitas, dan seks tanpa disensor semakin banyak. Hal ini dapat
berperangaruh buruk terutama bagi anak-anak dan remaja.
4)
Sebagai media elektronik, pesan yang disampaikan bersifat selintas.
5)
Berita yang disampaikan kurang mendalam
Universitas Sumatera Utara
II.3. Teori S-O-R
Prinsip stimulus-respon pada dasarnya merupakan suatu prisip belajar
yang sedarhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu
(Sasa,2005: 5.14). S-O-R ini merupakan singkatan dari Stimulus – Organism –
Response. Teori ini mula-mula dikemukakan oleh para psikolog, yaitu Parlov,
Shiner dan Hull. Teori ini dilandasi oleh suatu anggapan bahwa organisme
menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu. Dalam proses
perubahan sikap, maka sikap komunikan akan dapat berubah jika stimulus yang
menerpanya benar-benar melebihi dari apa yang pernah dialaminya.
Teori S-O-R ini yang semula berasal dari psikolog yang kemudian menjadi
teori komunikasi ini menyatakan bahwa, efek yang ditimbulkan adalah reaksi
khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian
antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi, unsur -unsur dalam teori S-O-R adalah:
a) Stimulus
(S)
: Pesan
b) Organism
(O)
: Komunikan
c) Response
(R)
: Efek
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah
“how” bukan “what” atau “why”. Dalam proses perubahan sikap, tampak bahwa
sikap yang dapat berubah hanya, jika stimulus yang menerpa benar-benar
melebihi semula. Hovland, Janis dan Kelley mengatakan bahwa dalam menelaah
sikap yang baru ada tiga variabel yang penting, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a) Perhatian
b) Pengertian
c) Penerimaan
Organism:
Perhatian
Stimulus
Pengertian
Penerimaan
Gambar . 3
Response
Teori SOR
(Effendy, 2002: 253)
Bagan di atas menunjukan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses
yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada
komunikan mungkin tidak diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung
jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya, komunikan mengerti,
setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan
untuk mengubah sikap. Model ini bilamana dikaitkan dengan penelitian yang
dilakukan, yakni tentang pengaruh tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” di
tvOne terhadap sikap mahasiswa FISIP USU akan permasalahan publik, dapat
digambarkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Stimulus:
Organism:
Tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” di
tvOne
Mahasiswa FISIP USU
Respons:
Munculnya sikap
mahasiswa akan
permasalahan publik
Gambar . 4
Model S-O-R
(Tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” di tvOne dan sikap Mahasiswa
Universitas Sumatera Utara)
Gambar di atas menerangkan bahwa stimulus yang dimaksud adalah
tayangan ““Apa Kabar Indonesia Malam””, sedangkan Mahasiswa USU yang
telah diberi rangsangan oleh tayanga tersebut merupakan komunikan atau disebut
juga dengan Organism. Sikap Mahasiswa FISIP USU akan permasalahan publik
merupakan efek atau response yang terjadi sebagai akibat dari komunikan
menonton tayangan ““Apa Kabar Indonesia Malam”” di tvOne.
II.4. Teori Komunikator
Dalam komunikasi peranan komunikator sangat penting. Komunikasi
haruslah
luwes
sehingga komunikator
sebagai pelaksana
dapat
segera
mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu
pengaruh yang menghambat komunikasi bisa datang sewaktu-waktu, lebih-lebih
jika komunikasi dilangsungkan melalui media massa. Faktor-faktor yang
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh bisa terdapat pada komponen media atau komponen komunikan
sehingga efek yang diharapkan tak kunjung tercapai. Para ahli komunikasi
berpendapat bahwa dalam melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan
pendekatan yang disebut AA Procedure atau from attention to action procedure.
AA Procedure ini sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat
AIDDA, yaitu attention, interest, desire, decision dan action (Khasali, 1995: 178).
Proses pentahapan komunikasi mengandung maksud bahwa komunikasi
hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hubungan ini
komunikator harus menimbulkan daya tarik. Pada dirinya harus terdapat faktor
daya tarik komunikator (source attractiveness).
Seorang komunikator akan
mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, pendapat dan tingkah
laku komunikasi melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa
bahwa komunikator ikut serta dengannya. Dengan kata lain pihak komunikan
merasa adanya kesamaan antara komunikator dengannya, sehingga dengan
demikian komunikan bersedia untuk taat pada pesan yang dikomunikasikan oleh
komunikator. Sikap komunikator yang berusaha menyamakan diri dengan
komunikan ini akan menimbulkan simpati komunikan pada komunikator
(Effendy, 2007: 34).
Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian (attention)
merupakan awal kesuksesan komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah
terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest),
yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan
dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk
Universitas Sumatera Utara
melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja
pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus
dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk
melakukan kegiatan (action) sebagaimana daharapkan komunikator.
Dalam proses komunikasi seorang komunikator akan sukses apabila ia
berhasil menunjukkan source credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan
bagi komunikan. Kepercayaan komunikan kepada komunikator ditentukan oleh
keahlian komunikator dalam bidang tugas pekerjaannya dan dapat tidaknya ia
dipercaya. Seorang ahli hukum akan mendapat kepercayaan apabila ia berbicara
mengenai masalah hukum. Demikian pula seorang dokter akan memperoleh
kepercayaan kalau ia membahas masalah kesehatan.
Kepercayaan kepada
komunikator mencerminkan bahwa pesan yang disampaikan kepada komunikan
dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan empiris.
Jadi seorang komunikator menjadi menjadi source of credibility
disebabkan adanya ethos pada dirinya yaitu apa yang dikatakan oleh Aristoteles,
dan yang hingga kini tetap dijadikan pedoman yaitu good sense, good moral
character dan good will, yang oleh para cendikiawan modern diterjemahkan
menjadi itikad baik (good intentions), dan dapat dipercaya (thrustworthiness) dan
kecakapan atau kemampuan (competence or expertness). Berdasarkan hal itu
komunikator yang ber-ethos menunjukkan bahwa dirinya mempunyai itikad baik,
dapat dipercaya dan mempunyai kecakapan dan keahlian (Effendy, 2007: 306).
Komunikator berperan penting dalam proses komunikasi karena
komunikatorlah yang mengelola, mengatur, dan menyusun (mengorganisasikan)
Universitas Sumatera Utara
pesan sehingga pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak dan tujuan dari
komunikasi dapat dicapai ditandai dengan adanya perubahan sikap khalayak.
Setelah komunikator mengorganisasikan pesan maka pesan tersebut harus
dibuat terstruktur. Komunikator harus menentukan informasi yang harus
disampaikan terlebih dahulu terhadap khalayak yang tidak sepaham dengan
komunikator. Bagian mana yang didahulukan, yang penting ataukah yang kurang
yang penting. Karena seorang komunikator akan sukses dalam komunikasinya,
apabila ia menyesuaikan komunikasinya dengan the image dari komunikan, yaitu
memahami kepentingannya, kebutuhannya, kecakapannya, pengalamannya,
kemampuan berpikirnya, kesulitannya, dan sebagainya. Singkatnya komunikator
harus dapat menjaga kesemestaan alam mental yang terdapat pada komunikan,
yang oleh Prof. Hartley disebut “The Image of Other” (Effendy, 2007:44).
Adapun gambar dari karakteristik komunikator adalah sebagai berikut:
Credibility
Attractiveness
Likeability
Trustworthiness
Expertise
Gambar .5
Karakteristik Komunikator
Kredibilitas
komunikator
terdiri dari
gabungan
dari daya
tarik
(attractiveness), kesukaan (likeability), kepercayaan (trustworthiness), dan
Universitas Sumatera Utara
keahlian (expertise). Kredibilitas memperngaruhi penerimaan komunikan terhadap
seorang komunikator dan pesan. Seorang komunikator yang kredibel dapat
dipercaya (Clow & Baack, 2007:214). Dalam penelitian ini komunikatornya
adalah tvOne yang menayangkan acara ““Apa Kabar Indonesia Malam””, lebih
spesifiknya dalam penelitian ini lebih difokuskan kepada presenter dan
narasumber dalam acara ““Apa Kabar Indonesia Malam””.
II.5. Teori Pesan
Dalam sebuah artikel “How Communication Works” yang dipublikasikan
tahun 1954, Wilbur schramm membuat 3 model yang dimulai dari komunikasi
manusia yang sederhana, kemudian mengembangkan dengan memperhitungkan
pengalaman dua individu hingga model komunikasi yang interaktif. Schramm
melihat
komunikasi
sebagai usaha
yang
bertujuan untuk
menciptakan
commonness antara komunikator dan komunikan. Hal ini karena komunikasi
berasal dari kata latin communis yang artinya common (sama).
Menurut schram komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya 3 unsur:
1. Sumber berupa seorang individual berbicara, menulis, menggambar,
dan bergerak atau sebuah organisasi komunikasi (Koran, rumah
produksi, televise)
2. Pesan dapat berupa tinta dalam kertas, gelombang suara dalam udara,
lambaian tangan, atau sinyal – sinyal lain yang memiliki makna
Universitas Sumatera Utara
3. Sasaran dapat berupa individu yang mendengarkan, melihat, membaca,
anggota dari sebuah kelompok, mahasiswa dalam perkuliahan,
khalayak massa, pembaca surat kabar, penonton televise, dan lain-lain.
Menurut
teori Cutlip dan Center, pesan meliputi berbagai hal
yang
dikenal dengan The 7C’s of Communication (Ruslan, 1997:72-74), yaitu:
a) Credibility, yaitu memulai komunikasi dengan membangun kepercayaan.
Oleh karena itu, untuk membangun berita kepercayaan itu berawal dari
kinerja, baikpihak komunikator maupun pihak komunikan akan menerima
pesan tersebut berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya begitu juga
tujuannya.
b) Context, yaitu suatu program komunikasi mestinya berkaitan dengan
lingkungan hidup atau keadaaan sosial yang bertentangan dan seiring
dengan keadaan tertentu dan memperhatikan sikap partisipatif.
c) Content, pesan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan memiliki
kecocokan dengan sistem nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak dan
bermanfaat.
d) Clarity, menyusun pesan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan
mempunyai persamaan arti antara komunikator dan komunikan.
e) Continuity, komunikasi tersebut merupakan proses yang tidak ada
akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai
tujuan.
f) Consistency, yaitu ketetapan terhadap makna pesan dimana isi atau materi
pesan harus konsisten dan tidak membingungkan audiens.
Universitas Sumatera Utara
g) Capability, kemampuan khalayak terhadap pesan , yaitu melibatkan
berbagai faktor adanya sesuatu kebiasaan-kebiasaan membaca atau
menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Selain itu Pesan juga haruslah disusun sedemikian rupa agar memudahkan
pengertian, pengingatan, dan perubahan sikap. Efek dari pengorganisasian pesan
yang tersusun dan tidak tersusun ternyata berbeda. Menurut penelitian dari
Beighley tahun 1952, pesan yang tersusun dengan baik lebih mudah dimengerti
daripada pesan yang tidak tersusun dengan baik (Rakhmat, 2005: 295).
Ada enam macam retorika dalam penyusunan/ pengorganisasian pesan
menurut Aristoteles, yaitu deduktif, induktif, kronologis, logis, spasial, dan
topical. Urutan deduktif dimulai dengan menyatakan dulu gagasan utama,
kemudian memperjelasnya dengan keterangan penunjang, penyimpulan, dan
bukti. Sebaliknya dalam urutan induktif, dikemukakan perincian-perincian dan
kemudian ditarik kesimpulan. Urutan kronologis, pesan disusun berdasarkan
urutan waktu terjadinya peristiwa. Urutan logis, pesan disusun berdasarkan sebab
akibat atau akibat sebab. Urutan spasial, pesan disusun berdasarkan tempat.
Sedangkan untuk urutan topical, pesan disusun berdasarkan topik pembicaraan.
Klassifikasinya, dari yang penting kepada yang kurang penting, dari yang mudah
ke yang sukar, dari yang dikenal ke yang asing (Rakhmat, 2005: 45).
Sesudah urutan-urutan pesan di atas, psikologi komunikasi menambahkan
lagi satu urutan yang disebut urutan psikologis. Urutan ini adalah yang paling
terkenal dan yang paling dahulu dikemukakan oleh Alan H. Monroe pada akhir
Universitas Sumatera Utara
1930-an. Urutan ini kemudian disebut motivied sequence, yang menyarankan lima
langkah dalam penyusunan pesan, yaitu:
a. Attention (perhatian)
b. Need (kebutuhan)
c. Satisfaction (pemuasan)
d. Visualization (visualisasi)
e. Action (tindakan)
Yang maksudnya ialah bila anda ingin mempengaruhi orang lain maka
rebutlah dahulu perhatiannya. Selanjutnya bangkitkan kebutuhannya dengan
memberikan petunjuk bagaimana cara memuaskan kebutuhan itu. Gambarkan
dalam pikirannya kerugian dan keuntungan yang akan diperolehnya bila ia
menerapkan gagasan anda dan akhirnya doronglah agar ia bertindak.
II.6. Efek Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan jenis kekuatan sosial yang dapat
menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu. Akan tetapi untuk mengetahui secara tepat dan rinci menegenai kekuatan
sosial yang dimiliki oleh komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapainya
dalam menggerakkan proses sosial itu tidaklah mudah. Oleh karena itu efek atau
hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai
media (lisan, tulisan, visual, dan audiovisual) perlu dikaji melalui metode tertentu
yang bersifat analisis psikologi dan analisis sosial.
Universitas Sumatera Utara
Yang dimaksud dengan analisis psikologi adalah berkaiatan dengan watak
serta kodrat manusia. Sedangkan analisis sosial adalah peristiwa sosial yang
terjadi akibat komunikasi massa dengan penggunaan media massa yang sangat
unik serta kompleks. Pada umumnya kita lebih tertarik kepada apa yang dilakukan
media pada kita daripada apa yang kita lakukan pada media massa. Sebagai
contoh, kita ingin mengetahui untuk apa kita mambaca surat kabar, mendengarkan
siaran radio, menonton teleivi dan seterusnya. Tetapi kita tidak mau tahu
bagaimana surat kabar, siaran radio dan televisi dapat menambah pengetahuan,
mengubah sikap, atau menggerakkan perilaku kita. Efektifitas komunikasi
ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain faktor komunikator, pesan dan faktor
penerimaan komunikasi (Wiryanto, 2000: 45)
Efektifitas komunikasi bila dilihat dari sudut komunikan, maka seseorang
akan menerima sebuah pesan kalau terdapat 4 kondisi, yaitu:
1. Ia benar mengerti pesan komunikasi.
2. Pada saat mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusannya itu sesuai
tujuannya.
3. Pada saat mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusannya itu
berkaitan dengan kepentingannya.
4. Ia mampu untuk menepatinya baik secara mental maupun fisik. Dapat
diambil kesimpulan bahwa faktor penerimaan memegang peranan penting
dalam menentukan terjadinya efek komunikasi. Bahwa tanggapan yang
diinginkan komunikan harus menguntungkan bagi komunikan itu sendiri.
Karena itu dalam hal ini komunikan bertindak sebagai subjek terhadap
Universitas Sumatera Utara
efek komunikasi massa. Akan tetapi efek komunikasi yang timbul belum
tentu sama pada masing- masing individu. Hal ini wajar, mengingat
manusia pada umumnya cenderung untuk berpegang pada kerangka
referensi (frame of reference) dan pengalaman (frame of experience). Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa akan menimbulkan
efek atau pengaruh apabila pesan yang dilancarkan sesuai dengan
kerangka referensi dan kerangka pengalaman dari komunikan. Jika tidak,
ia tidak akan menggunakan media massa tersebut untuk mencapai
tujuannya pun tidak akan tercapai.
Menurut Steven M. Chaffe (Karlinah, Dkk, 1999) efek media massa dapat
dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa
yang berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri:
a.
Efek Ekonomi, yaitu adanya pertumbuhan dalam bidang ekonomi
dengan hadirnya media massa. Misalnya kehadiran surat kabar sudah
pasti menghidupkan pabrik penyuplai kertas, pengusaha percetakan,
dan grafika serta membuka lapangan kerja.
b.
Efek Sosial, yaitu berkaitan dengan perubahan struktur atau interaksi
sosial masyarakat pengguan media massa. Sebagai contoh kehadiran
televisi dapat meningkatkan status sosial dari pemiliknya.
c.
Penjadwalan kegiatan sehari-hari, dimana dengan hadirnya media
massa maka khalayak menyediakan waktu untuk menikmati media
yang ingin dikonsumsinya. Misalnya untuk ibu-ibu rumah tangga
Universitas Sumatera Utara
menjadwalkan
waktunya
untuk
menonton
sinetron
yang
disenanginya.
d.
Efek
hilangnya
perasaan
tidak
nyaman,
dimana
khalayak
menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan psikologinya
dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan yang tidak nyaman.
Misalnya seseorang yang sedang jatuh cinta tentu saja akan senang
untuk mendengarkan lagu-lagu yang bertema cinta sedangkan orang
yang
sedang
terkena
musibah
akan
lebih
senang
untuk
mendengarkan atau menonton acara yang bersifat siraman rohani
untuk lebih menguatkan diri atas musibah yang dialami.
e.
Efek membutuhkan perasaan tertentu, yaitu selain perasaan tidak
senang, kehadiran media juga dapat menimbulkan perasaan positif
atau negatif terhadap media tertentu. Misalnya wanita remaja lebih
senang membaca majalah Aneka daripada majalah Femina. Perasaan
senang atau percaya pada suatu media massa tertentu erat kaitannya
dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut.
Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi
pada diri khalayak berupa perubahan sikap (kognitif), perasaan (afektif), dan
perilaku (behavioral).
a. Efek Kognitif, yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga
khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti yang
tadinya bingung menjadi merasa jelas.
Universitas Sumatera Utara
b. Efek Afektif, yaitu berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat
kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televise atau
film bioskop dapat menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak.
c. Efek Konatif, yaitu bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang
cenderung menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Efek konatif tidak
langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului
oleh efek kognitif dan afektif. Dengan kata lain efek konatif setelah
muncul, setelah efek kognitif dan efek afektif.
Pendekatan ketiga adalah observasi kepada khalayak (individu, kelompok,
organisasi, masyarakat, atau bangsa) pengguna media yang dikenai efek
komunikasi massa.
a. Audience Profile (Profil Khalayak), mencakup variabel-variabel: Jenis
kelamin, umur, tingkat pendidikan, pendapatan, kedudukan/jabatan
kepemilikan media. Dari data-data tersebut dapat diketahui gambaran
khalayak yang menggunakan suatu media massa tertentu.
b. Media Exposure (Terpaan Media), berusaha mencari data-data khalayak
tentang penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan, durasi
penggunaan (longevity). Penggunaan jenis media meliputi media audio,
audiovisual, media cetak, dan sebagainya.
c. Audience Rating (Peringkat Khalayak), digunakan untuk mengetahui
persepsi khalayak terhadap jenis media, jenis informasi, format acara dan
komunikator yang menjadi favorit khalayak. Peringkat khalayak sangat
baik dilakukan untuk mencari informasi yang paling dibutuhkan khalayak,
Universitas Sumatera Utara
media yang paling sering digun akan khalayak, format acara yang paling
disenangi khalayak dan komunikator (broadcaster, newscaster, reporter,
host, dsb) yang paling bagus dalam menyampaikan pesan – pesan.
d. Efek Media, bertujuan untuk mengetahui sejauhmana kehadiran suatu
media atau proses penyampaian pesan mempengaruhi khalayak dalam
berpikir, bersikap, atau berperilaku. Penelitian ini juga untuk mengetahui
sejauhmana perubahan sosial yang terjadi karena kehadiran media atau
karena pesan dari media massa.
II.7. Talkshow
Program Talkshow adalah program yang menampilkan satu atau beberapa
orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa
acara (Host). Istilah Talkshow adalah aksen dari bahasa Inggris di Amerika. Di
Inggris sendiri, istilah talkshow ini biasa disebut dengan chat show.
Pengertian talkshow adalah sebuah program televisi dimana seseorang
ataupun group berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik
dengan suasana serius tapi santai yang dipandu oleh moderator/presenter. Kadang
kala talkshow menghadirkan tamu berkelompok yang ingin mempelajari berbagai
pengalaman hebat. Acara talkshow ini terkadang diikuti dengan menerima telepon
dari para pemirsa yang berada dirumah atapun di tempat lain.
Universitas Sumatera Utara
Talkshow sering kali disiarkan secara siaran langsung (live). Namun ada
juga beberapa program acara talkshow mengandalkan taped talk program, artinya
direkam dahulu baru disiarkan. (Pane,2004 : 80)
II.8. Sikap
II.8.1. Pengertian Sikap
Menurut Effendy (2004: 19) sikap adalah suatu kesiapan kegiatan
(preparatory activity), suatu kecenderungan pada diri seseorang untuk melakukan
suatu kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial. Menurut J. Paul Peter dan
Jerry C. Olson (1999), sikap dapat didefenisikan sebagai evaluasi konsep secara
menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Dapat dikatakan bahwa sikap
merupakan suatu respon evaluatif. Respon evaluative merupakan bentuk reaksi
yang dinyatakan sebagai sikap yang muncul yang didasari proses evaluasi dalam
diri individu yang memberi kesimpulan terhadap rangsangan dalam bentuk nilai
baik dan buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan, positif atau negatif,
yang kemudian mengkristal menjadi potensi dan reaksi terhadap suatu objek.
Menurut Allport ada tiga komponen yang terdapat dalam sikap yaitu
sebagai berikut (Mar’at, 1993:13) :
1. Kognitif:
Merupakan komponen yang berhubungan dengan apa yang
diketahui
oleh
manusia
dan
berhubungan
dengan
kepercayaan, pengetahuan dan pemahaman.
2. Afektif:
Merupakan komponen pembentukan dan perubahan sikap
pada khalayak setelah mengenal aspek kognitif dan
Universitas Sumatera Utara
komponen ini menyangkut kehidupan emosional seseorang
yang dapat diamati langsung.
3. Konatif:
Merupakan kecenderungan bertingkah laku dan dapat
diamati langsung serta berhubungan dengan kebiasaan dan
tindakan.
Menurut Rakhmat (2007:39) mengemukakan lima pengertian sikap, yaitu:
1. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan
merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan
perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan
cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa
benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok.
2. Sikap mempunyai daya penolong atau motivasi. Sikap bukan sekedar
rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau
kontra terhadap sesuatu; menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan
diinginkan; mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang
harus dihindari.
3. Sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan sikap politik
kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami pembahan.
4. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya
mengandung nilai
menyenangkan atau tidak menyenangkan.
5. Sikap timbul dari pengalaman: tidak dibawa sejak lahir, tetapi
merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Severin (2009: 179), defenisi penting sikap adalah
sebagai berikut:
1. Sikap pada dasarnya adalah suatu cara “pandang” terhadap sesuatu.
2. Kesiapan mental dan sistem syaraf, yang diorganisasikan melalui
pengalaman, menimbulkan pengaruh langsung atau dinamis pada responsrespons seseorang terhadap semua objek dan situasi terkait.
3. Sebuah kecenderungan yang bertahan lama, dipelajari untuk berperilaku
dengan konsisten terhadap sekelompok objek.
4. Sebuah sistem evaluasi positif atau negatif yang awet, perasaan-perasaan
emosional, dan tendensi tindakan pro atau kontra terhadap sebuah objek
sosial.
Secara singkat, sikap ditentukan oleh citra dan citra ditentukan oleh sumbersumber informasi. Diantara sumber informasi yang paling penting dalam
kehidupan modern adalah media massa. Media massa tidak mengubah sikap
secara langsung. Media massa mengubah dulu citra dan citra mendasari sikap.
II.8.2. Fungsi Sikap
Katz (1960) berpendapat bahwa pembentukan dan perubahan sikap harus
dipahami dalam istilah fungsi-fungsi sikap bagi kepribadian. Karena fungsi-fungsi
ini berbeda, demikian pula kondisi dan teknik perubahan sikap. Oleh karena itu
Katz mengidentifikasikan empat fungsi utama sikap yang bermanfaat bagi
kepribadian (Severin, 2009: 197), yaitu:
1. Fungsi Instrumental
Universitas Sumatera Utara
Penyelarasan atau Kebermanfaatan Sejumlah sikap dipegang kuat karena
manusia berjuang keras untuk memaksimalkan penghargaan dalam lingkungan
eksternal mereka dan menimbulkan sanksi.
2. Fungsi Pertahanan Diri
Sejumlah sikap kuat dipegang karena manusia melindungi ego mereka dari
hasrat mereka sendiri yang tidak dapat diterima atau dari penegetahuan tentang
kekuatan-kekuatan yang mengancam dari luar.
3. Fungsi Ekspresi Nilai
Beberapa sikap dipegang kuat karena memungkinkan seseorang memberikan
ekspresi positif pada nilai-nilai sentral dan pada jati diri.
4. Fungsi Pengetahuan
Beberapa sikap dipegang kuat karena memuaskan kebutuhan akan pengetahuan
atau memberikan struktur dan makna pada sesuatu yang jika tanpanya dunia
akan kacau.
Universitas Sumatera Utara
Download