Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 238-247 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 PENINGKATAN PERCAYA DIRI SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI PENDEKATAN PERSON CENTERED Lestari, Rini Larassati, Laily Puji Astuti UniversitasNegeri Yogyakarta E-mail: [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRAK Percaya diri merupakan satu hal yang terdapat di dalam diri siswa, ada siswa yang memiliki percaya diri tinggi namun ada juga siswa yang memiliki percaya diri rendah. Salah fungsi guru Bimbingan dan Konseling dalam layanan bimbingan kelompok adalah untuk meningkatkan percaya diri siswa.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan percayadiri menggunakan layanan bimbingan kelompok. Masalah penelitian ini kurang percaya diri. Metode penelitian ini adalah metode Pre Eksperimen dengan menggunakan Pre-Posttestdesign. Subjek penelitian sebanyak 10 siswa yang kurang percaya diri. Hasil dari penelitian ini menggunakan analisis data dengan menggunakan uji wilcoxon menunjukkan peningkatan percaya diri sebesar 22,5% dan diketahui bahwa sig= 0,000 < 0,05. Maka kesimpulan dari penelitian ini adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat peningkatan percaya diri siswa setelah pengunaan layanan bimbingan kelompok. Saran yang dapat dikemukakan dari penelitian yang telah dilakukan adalah: (1) Kepada guru Bimbingan dan Konseling dapat mengadakan layanan bimbingan kelompok melalui pendekatan person centered dengan menggunakan tema penugasan untuk meningkatkan percaya diri siswa, sebagai salah satu program unggulan di sekolah; (2) Kepada Peneliti Selanjutnya, dapat melakukan penelitian mengenai masalah yang sama dengan subjek yang berbeda. Kata Kunci: percaya diri, bimbingan kelompok, pendekatan person centered masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan dapat siswa diartikan sebagai suatu rangkaian bangsa.Pendidikan kegiatan yang sistematis dan bekelanjutan bertujuan untuk membantu siswa mengenali pada proses terbentunya kepribadian siswa. dan mengembangkan potensi yang ada dalam Proses pembentukan pribadi dapat diperoleh diri.Siswa diharapkan mampu menyesuaikan melalui komunikasi dan interaksi dengan diri dengan lingkungan sehingga dapat me- lingkungannya. mewujudkan dan cita-cita diharapkan sebagai proses pembentukan pribadi pada ningkatkan kualitas diri yaitu me-njadi pribadi yang dewasa, mandiri dan Kurang percaya diri terkadang muncul mampu secara tiba-tiba pada seseorang ketika hendak bertanggung-jawab. melakukan Perkembangan potensi pada siswa dalam sesuatu atau ketika diminta seseorang untuk melakukan sesuatu yang pendidikan tidak ditujukan hanya untuk menyebabkan keperluan dirinya sendiri, tetapi juga untuk menunjukkan 238 orang tersebut ke-mampuan tidak yang Lestari, Larassati, Astuti, Peningkatkan Percaya Diri... 239 sesungguhnya Maslow secara optimal. (Iswidharmanjaya Menurut me-nanggapi, mendengarkan, Agung, meng-hargai pendapat dan bertenggang rasa 2004:13) Gambaran orang yang memiliki di dalam kelompok.Kegiatan ini menjadi kepercayaan diri yang rendah antara lain sarana dalm pengembangan diri dalam rangka pesimis, dalam belajar ber-komunikasi secara positif dan ragu-ragu & pendapat, dan takut menyampaikan gagasan, bimbang dalam efektif di dalam kelompok kecil. menentukan pilihan dan selalu Bidang Bimbingan Pribadi membandingkan diri dengan orang lain. Rasa Penelitian ini membahas percaya diri percaya diri siswa yang rendah jika dibiarkan siswa yang menyangkut pada layanan akan menghambat aktualisasi diri dalam bimbingan dan konseling pada bimbingan kehidupannya, terutama dalam melaksanakan pribadi. Dalam bimbingan pribadi, pelayanan tugas-tugas per-kembangannya dan juga dapat bimbingan dan konseling di SMA/SMK menimbulkan masalah lain yang kompleks. bertujuan untuk mem-bantu siswa dalam Berkaitan dengan per-masalahan siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang kurang percaya diri perlu ada upaya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan untuk membangun kepercayaan diri bagi Yang Maha Esa, mandiri, memantapkan siswa di sekolah sejak duduk di bangku kepribadian sekolah, kemampuan mengingat lulusan Sekolah dan individu me-ngembangkan dalam menangani menengah kejuruan yang sudah dipersiapkan masalah-masalah dirinya, serta sehat jasmani memasuki dan rohani. dunia kerja.Cara yang dapat dilakukan untuk membangun kepercayaan diri siswa adalah melalui Bimbingan ini merupakan layanan yang bimbingan mengarah pada pencapaian pribadi yang kelompok.Bimbingan kelompok merupakan seimbang dengan memperhatikan keunikan suatu kegiatan yang memanfaatkan dinamika karakteristik kelompok dengan jumlah anggota 8-15 orang. permasalahan yang dialami oleh individu. Bimbingan kelompok merupakan salah Bimbingan pribadi bisa diarahkan juga untuk pribadi membantu yang dapat membantu mengatasi kurang keadaan dirinya, baik kekurangan maupun percaya diri pada siswa.Siswa yang mengikuti kelebihan atau potensi-potensi yang bisa kegiatan bimbingan kelompok dapat berlatih dikembangkan untuk mencapai kualitas hidup secara langsung dalam menciptakan dinamika yang lebih baik dan membantu anak didik kelompok, agar berlatih menyampaikan dapat menguasai dalam ragam satu layanan di dalam bimbingan konseling yaitu seseorang serta memahami tugas-tugas per- 240 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 238-247 kembangan sesuai dengan tahap besar, kuat, dan mandiri, dengan perkembangannya secara optimal (Prayitno, memanfaatkan dinamika kelompok untuk 1997:63) mencapai tujuan-tujuan dalan bimbingan dan Percaya Diri konseling. Percaya diri adalah ke-percayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan Wingkel Pendapat (2004:71) bimbingan ini didukung menjelaksan kelompok oleh bahwa adalah proses menyadari kemampuan yang dimiliki, serta membantu orang perorang dalam memahami dapat memanfaatkannya secara tepat (Hasan dirinya dkk. dalam Iswidharmanjaya & Agung, 2004 selanjutnya di-nyatakan bahwa kelompok : 13). Rasa percaya diri yaitu suatu keyakinan terbentuk melalui berkumpulnya sejumlah seseorang terhadap segala aspek kelebihan orang.Dari yang dimilikinya dan keyakinan tersebut disimpulkan bahwa bimbingan kelompok membuatnya merasa mampu untuk bisa dapat diartikan suatu proses untuk mencegah mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya timbulnya (Hakim, 2005: 6). informasi serta membantu individu dalam sendiri dan penjelasan suatu lingkungannya, tersebut, masalah dan dapat bertukar Ciri-ciri orang yang percaya diri adalah mengambil keputusan yang tepat yang di sebagai berikut : a) Percaya pada kemampuan laksanakan dalam kegiatan kelompok dengan dirinya sendiri; b) Penerimaan diri; c) memanfaatkan dinamika kelompok. Optimis; d) Mampu mengendalikan Bimbingan kelompok dapat melatih diri.(Iswidharmanjaya & Agung, 2004 : 33) siswa untuk berani mengungkapkan pendapat terbentuknya percaya diri diawali dengan dan perasaannya, melatih untuk tampil di terbentuknya ke-pribadian yang baik sesuai depan per-kembangannya, pemahaman diri terhadap menanggapi pendapat orang lain, melatih kelebihan dan kelemahan, reaksi positif berinteraksi dengan penuh percaya diri. terhadap kelemahan serta adanya pengalaman Suasana dalam bimbingan kelompok lama- meng-gunakan kelebihannya sehingga rasa kelamaan akan mempengaruhi sikap dan percaya diri dapat terbentuk. tingkah laku siswa. Semakin kuat hubungan Bimbingan Kelompok yang diciptakan dalam kelompok maka Prayitno (1995:61) menjelaskan bahwa Bimbingan upaya ke-lompok untuk diartikan membimbing orang banyak, melatih untuk semakin besar pula pengaruh kelompok sebagai terhadap diri siswa. Pengaruh itu seperti ke- kelompok- cendrungan cara berbicara, cara bersikap dan kelompok siswa agar kelompok itu menjadi bertingkah laku. Proses peniruan yang Lestari, Larassati, Astuti, Peningkatkan Percaya Diri... 241 dilakukan oleh siswa yang dipelajari melaui proses belajar dalam suasana kelompok lama kelamaan Pendekatan Person Centered Pendekatan person centered memiliki akan menumbuhkan gambaran keyakianan bahwa individu pada dasarnya tentang diri siswa bagaimana harus bersikap baik. Manusia dipandang sebagai insan dan bertingkah laku penuh percaya diri rasional, sehingga mendorong siswa lebih percaya diri. berkembang. Konselor dalam pendekatan ini Interaksi yang dinamis di-kembangkan percaya bahwa manusia dapat memilih nilai dalam proses kegiatan bimbingan kelompok sendiri, dapat bertanggung jawab secara dapat untuk konstruktif, siswa. mengatur dirinya sendiri dan mendapat oleh kesempatan dan membuat penilaian yang dijadikan sebagai meningkatkan rasa Sebagaimana yang Wingkel (1991 : sarana percaya diri dikemukakan 451) bahwa proses makhluk sosial, memiliki realistis kapasitas dan untuk bijaksana. kelompok, yaitu interaksi dan komunikasi Pada proses konseling,konselor memberi yang dimanfaatkan dalam kelompok dapat kebebasan yang luas kepada konseli untuk menunjang perkembangan kepribadian dan membuat keputusan. Tujuan pendekatan ini per-kembangan sosial masing-masing anggota untuk membantu konseli menemukan konsep kelompok. Serangkaian kegiatan ini akan dirinya yang lebih positif lewat komunikasi dijadikan sarana individu konseling, serta mencapai kemandirian dan untuk belajar perilaku baru berupa peniruan, ingatan, integrasi diri. pemahaman sehingga kegiatan bimbingan Peran dan fungsi pendekatan yang kongruen atau keaslian, penerimaan tanpa pada peningkatan rasa percaya diri siswa di sekolah. kegiatan bimbingan meliputi syarat, pemahaman yang empatik dan akurat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa centered dalam menunjang per-kembangan pribadi siswa mengarah person konselor kelompok Dalam pendekatan person centered memiliki beberapa teknik, antara lain: mendengar aktif memungkinkan kepada individu untuk bisa mengulang melatih diri dan mengembangkan dirinya menyimpulkan, bertanya, menginterprestasi, dalam memahami dirinya sendiri, orang lain mengkonfrontasi, serta lingkungannya sehingga percaya diri memberi dukungan, berempati, menfasilitasi, siswa di sekolah meningkat. memulai, menentukan tujuan, mengevaluasi, memberikan kembali, memperjelas, merefleksikan umpan balik, perasaan, menjaga, 242 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 238-247 mendekatkan diri, mencontoh model dan X : mengakhiri. Perlakuan/treatment yang diberikan (Layanan Bimbingan Kelompok melalui Adapun tahap-tahap konseling dalam Pendekatan Person Centered) kepada pendekatan person centered yaitu proses siswa yang kurang percaya diri di SMK konseling Penerbangan Bandar Lampung. yang fleksibel dan sangat tergantung pada proses komunikasi antara 02 : Pemberian post test untuk mengukur konselor dan konseli. Penerimaan tanpa syarat percaya konselor Konselor perlakuan (X), dalam post test akan menunjukkan sikap empati terhadap konseli. didapatkan data hasil dari pemberian Konselor harus dapat meyakinkan konseli perlakuan yang menunjukkan percaya diri dengan yang meningkat atau tidak sama sekali. terhadap sikap konseli. dan perilakunya yang menunjukkan kualitas konselor. diri siswa setelah diberikan Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 10siswa METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam kelas XI SMK Penerbangan Bandar Lampung penelitian ini adalah Pre Eksperimen dengan yang kurang percaya diri dan diperoleh desain Pre-Posttest Design.Desain penelitian melalui penyebaran skala percaya diri. yang digunakan peneliti dapat digambarkan Prosedur Penelitian sebagai berikut. Peneliti menyebarkan skala percaya diri Pre-test Treatment 01 X Post-test kepada siswa kelas XI 02 dengan jumlah 24 siswa untuk melihat siswa yang kurang Gambar 1 Pre-Posttest Design (Sugiyono, 2015) percaya diri. Dari hasil penyebaran skala, didapatkan 20 siswa memiliki skor percaya Keterangan : diri rendah, sedang dan tinggi.Kemudian 10 01 : Pengukuran awal percaya diri kelas XI siswa tersebut dijadikan subjek penelitian dan SMK Penerbangan sebelum men-dapat Bandar Lampung, siswa dijadikan kelompok kontrol. akan Selanjutnya 10 subjek penelitian diberikan diberikan pretest. Pengukuran dilakukan layanan bimbingan kelompok sebanyak 3 dengan memberikan skala percaya diri. pertemuan dengan jenis kelompok tugas dan Jadi dalam setiap pertemuan diberi tema khusus pada pretest perlakuan 10 ini merupakan pengumpulan data untuk menjaring siswa yang kurang percaya diri dan belum mendapat perlakuan. untuk meningkatkan percaya diri siswa. Lestari, Larassati, Astuti, Peningkatkan Percaya Diri... 243 Variabel Penelitian Operasional dan Definisi penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik tugas. Variabel Penelitian Uji Persyaratan Instrumen Penelitian a. Variabel bebas (independent variable) Validitas Instrumen Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu layanan bimbingan kelompokmelalui Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (Content pendekatan person centered. Validity).Menguji b. Variabel terikat (dependent) digunakan pendapat Variabel terikat dalam penelitian ini validitas para isi ahli dapat (judgment experts).Berdasarkan hasil uji ahli (judgement adalah percaya diri. experts) yang dilakukan oleh 3 dosen Definisi Operasional Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Percaya diri dalam penelitian ini adalah Lampung. Setelah melakukan uji ahli, peneliti percaya diri siswa di sekolah. Percaya diri melakukan uji coba. Uji coba skala percaya adalah diri disebar ke sebanyak 30 siswa responden yakin dengan kemampuan yang dimiliki, menerima diri, bersikap optimis untuk dijadikan sample penguji validitas. sehingga dapat bertindak sesuai kapasitasnya Hasil uji coba dianalisis meng-gunakan serta mampu meng-endalikannya, yang di program SPSS (Statistical Package for Sosial tunjukkan dengan : yakin akan kemampuan Science)16, dari 45 butir persoalan terdapat 5 yang dimiliki, penerimaan diri, optimis, dan butir pengendalian kelompok terhadap instrument yang di-gunakan. Dari adalah upaya pemberian bantuan kepada 40 butir tersebut sudah mewakili semua siswamelalui bertukar deskriptor sehingga 5 butir yang tidak ber- informasi serta membantu individu dalam kontribusi tidak di gunakan. Dengan demikian mengambil keputusan yang tepat, dan juga instrument skala percaya diri dapat digunakan membantu dalam penelitian ini. diri.Bimbingan kelompok siswa dengan untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya dengan me- bimbingan dalam kelompok, pembentukaan, tahap kegiatan, tahap dan yaitu pelaksanaan tidak memiliki konstribusi Reliabilitas Instrumen manfaatkan dinamika kelompok. Adapun tahapan-tahapan yang Untuk menguji reliabilitas instrumen dan mengetahui tingkat reliabilitas : tahap instrumen dalam penelitian ini, peneliti peralihan, tahap menggunakan rumus alpha menggunakan pengakhiran.Dalam program SPSS 16. Hasil analisis reliabilitas yang dilakukan adalah skala percaya diri 244 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 238-247 Table1 Skor Percaya Diri Pada Kelompok Eksperimen No. Nama Pretest Kategori Posttest Kategori 78 83 87 90 91 93 125 129 158 160 994 Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi 130 136 138 140 144 147 168 173 179 189 1544 Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi 1. YW 2. MA 3. SA 4. MV 5. AHS 6. DT 7. ZA 8. DF 9. AS 10. SY Jumlah Jumlah Ratarata (N=10) 99,4 Persentase Peningkatan (%) 26% 26,5% 25,5% 25% 26,5% 27% 21,5% 22% 10,5% 14,5% 225 154,4 22,5% yang di buat memiliki tingkat reliabilitas adanya peningkatan percaya diri siswa setelah yakni 0,900. Kriteria reliabilitas instrument diberikan ini termasuk dalam kriteria sangat tinggi. melalui pendektan person centered sebesar HASIL PENELITIAN 22,5%. Berdasarkan tabel 1 dijelaskan hasil Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan terdapat peningkatan percaya layanan bimbingan kelompok pretest terhadap 10 subjek kelompok. Berdasarkan uji wilcoxon, diketahui diri siswa setelah mendapatkan layanan bahwa sig. = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak bimbingan penelitian dan Ha diterima, artinya terdapat peningkatan menunjukkan bahwa tingkat percaya diri percaya diri siswa setelah pengunaanlayanan siswa kelas XI di SMK Penerbangan Bandar bimbingan Lampungsetelah layanan layanan bimbingan kelompok berpengaruh meningkat terhadap peningkatan percaya diri pada siswa dibandingkan sebelum mendapatkan layanan kelas XI di SMK Penerbangan Bandar bimbingan kelompok.Berdasarkan tabel 1 Lampung. dijelaskan hasil pretest terhadap 10 subyek PEMBAHASAN kelompok.Hasil bimbingan pada mendapatkan kelompok kelompok kelompok. sebelum bimbingan kelompok menunjukkan terdapat peningkatan percaya diperoleh nilai rata-rata skor percaya diri yaitu diri siswa setelah mendapatkan layanan 99,4. Setelah dilakukan layanan bimbingan bimbingan kelompok, hasil posttest diperoleh nilai rata- peningkatan percaya diri pada kelompok rata kontrol yang tidak diberi perlakuan berupa layanan 154,4.Hal ini menunjukkan bahwa hasil penggunaan eksperimen diberikan Berdasarkan Jadi, kelompok analisis dan tidak data terjadi Lestari, Larassati, Astuti, Peningkatkan Percaya Diri... 245 bimbingan kelompok. Hasil penelitian me- Artinya, berkembangnya rasa percaya diri nunjukkan bahwa tingkat percaya diri siswa diawali dengan proses pengenalan diri secara kelas XI di SMK Penerbangan Bandar fisik terlebih dahulu, kemudian pengenalan Lampung terhadap emosi, pengenalan terhadap potensi bimbingan setelah mendapatkan kelompok layanan di- diri, dan pengenalan kelemahan maupun bandingkan sebelum mendapatkan layanan kelebihan diri sendiri. Apabila seseorang bimbingan kelompok sebesar 22,5%. Hasil tidak dapat menerima dirinya sendiri akan penelitian timbul rasa rendah diri dan kecewa dalam ini sesuai meningkat dengan penelitian (Pinasti, Nidawati Wahyu 2011 : 108) bahwa dirinya. percaya diri siswa dapat ditingkatkan melalui terungkap. Namun, pemahaman terhadap diri bimbingan dilakukan sendiri akan menjadikan seseorang mau analisis data terdapat peningkatan percaya diri menerima baik kelemahan atau pun kelebihan yang signifikan terhadap siswa yang diberikan yang dimiliki. kelompok. Setelah layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok Deretan penyesalan pun akan Timbulnya rasa percaya diri karena melatih siswa proses belajar. Percaya diri siswa di sekolah untuk berani berbicara atau mengungkapkan dapat ditingkatkan melalui proses belajar pendapat dan perasaannya, melatih siswa dalm suasana kelompok di sekolah. Remaja berani tampil di depan banyak orang, melatih sering bersinggungan dengan media massa siswa untuk saling ber-tenggang rasa, melatih dan pergaulan dengan teman sebaya (Hurlock untuk saling menghormati, melatih untuk me- dalam Iswidharmanjaya & Agung, 2004 : 73). nanggapi pendapat oranglain, melatih untuk Siswa akan belajar mengenal diri sendiri berinteraksi dan berkomunikasi dengan penuh melalui interaksi dengan teman-temannya. rasa percaya diri. Suasana kelompok yang Suasana ini memungkinkan siswa akan diciptakan dalam bimbingan kelompok lama memperoleh kelamaan akan mempengaruhi sikap dan sendiri tingkah laku siswa sehingga siswa akan tentang dirinya akan meningkat apabila siswa mengikuti apa saja yang dilakukan teman- banyak berinteraksi dengan teman-temannya. temannya dalam kelompok.Sikap percaya diri Melalui tumbuh dalam diri seseorang karena proses memperoleh pengetahuan tentang kelemahan “memahami diri sendiri” (Maslow dalam dan kelebihan yang dimiliki. Siswa menjadi Iswidharmanjaya & Agung, 2004 : 61). tahu bahwa dirinya kurang percaya diri dan dari informasi mengenai dirinya teman-temannya.Pengetahuan suasana kelompok, siswa akan 246 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 238-247 hal itu dapat mengganggu dirinya dalam setiap individu untuk belajar perilaku baru proses aktualisasi diri. berupa peniruan, ingatan, pemahaman yang Semakin kuat hubungan yang diciptkan didapat oleh anggota kelompok sehingga dalam kelompok semakin besar pula pengaruh kegiatan bimbingan kelompok menunjang kelompok tersebut pada diri siswa. Pengaruh perkembangan pribadi siswa yang mengarah itu muncul seperti kecendrungan dalam pada peningkatan rasa percaya diri siswa di berbicara, cara bersikap dan bertingkah laku. sekolah. Pelaksanaan kegiatan bimbingan Proses peniruan yang dilakukan oleh siswa kelompok ini di-maksudkan agar siswa dipelajari melalui proses belajar dalm suasana memperoleh pengetahuan dan pengalaman kelompok akan serta kesadarannya masing-masing dalam menciptakan gambaran tentang diri siswa memahami materi yang telah diberikan, bagaimana harus bersikap dan bertingkah laku sehingga penuh percaya diri sehingga dapat mendorong mengembangkan sikap dan tindakan secara siswa untuk lebih percaya diri.Interaksi yang nyata dalam menerapkan nilai-nilai positif dinamis dari semua topic yang disajikan dalam yang lama dikembangkan kelamaan dalam kegiatan bimbingan kelompok untuk melatih siswa agar lebih percaya diri. diharapkan siswa dapat bimbingan kelompok. Setiap pertemuan telah dianalisis bahwa Melalui kegiatan bimbingan kelompok, para anggota kelompok sudah memperoleh siswa dapat mengambil nilai-nilai positif pada pemahaman terhadap topic yang dibahas pada setiap per-temuan yang akhirnya memberikan setiap pertemuan. Setiap anggota kelompok peningkatan percaya diri se-bagaimana yang sudah diharapkan. Se-bagaimana yang dikemukakan perilaku yang positif secara bertahap yang oleh (Winkel, 1991 : 451) bahwa proses muncul kelompok, yaitu interaksi dan komunikasi kelompok pertemuan baerikutnya. yang dimanfaatkan dalm menunjukkan pada saat adanya kegiatan perubahan bimbingan bimbingan Kegiatan bimbingan kelompok dapat kelompok dapat me-nunjang perkembangan meningkatkan rasa percaya diri siswa di kepribadian dan perkembangan sosial masing- sekolah karena dalam prosesnya melibatkan masing anggota kelompok. Per-kembangan siswa untuk berinterakasi, berbicara, me- pribadi yang dicapai anggota kelompok nanggapi, mendengarkan dan bertenggang melalui kegiatan bimbingan kelompok salah rasa dengan siswa lain dalam satu kelompok satunya adalah peningkatan percaya diri. yang di-dalamnya membahas materi yang Serangkaian kegiatan ini akan dijadikan oleh disajikan oleh pemimpin kelompok. Siswa Lestari, Larassati, Astuti, Peningkatkan Percaya Diri... 247 dapat belajar mengembangkan nilai-nilai dan menerapkan langkah-langkah bersama dalam menanggapi topic yang dibahas dalam bimbingan kelompok. Saran Adapun saran yang dapat dikemukakan dari penelitian yang telah dilakukan di SMK PenerbanganBandar Bimbingan kelompok yang dilaksanakan Lampung adalah: 1) Kepada Guru Bimbingan Dan Konseling: dapat memberikan pengenalan, pemahaman Guru dan peng-embangan mengadakan layanan bimbingan kelompok menilai dirinya perkembangan kepada siswa dalam sesuai mereka, dengan tingkat siapa dirinya, Bimbingan dan Konseling dapat melaluipendekatan person centered dengan menggunakan tema penugasan untuk bagaimana dalam menyikapi ke-lebihan dan meningkatkan percaya diri siswa, sebagai kelemahan, bagaimana dalam menunjukkan salah satu program unggulan di sekolah. 2) kemampuan dan potensinya terutama saat Kepada Peneliti: para peneliti selanjutnya, memasuk dunia kerja, dan bagaimana harus dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan peran masalah yang sama dengan subjek yang mereka berbeda. sebagai siswa. Siswa dapat melakukan penelitian mengenai menemukan jawaban dari pertanyaan yang DAFTAR PUSTAKA muncul tentang dirinya yang pada akhirnya Hakim, Thursan. 2005. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara. Komasari,Gantina. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT Indeks. Iswidharmanjaya & Agung. 2004. Satu Hari Menjadi Lebih Percaya Diri. Jakarta: Media Komputindo. Pinasti, Nidawati Wahyu. 2011. Upaya Meningkatkan Percaya Diri Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Jambu.Jurnal Penelitian Universitas Negeri Semarang.Halaman 108. Prayitno.1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia. _______. 2004. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelonpok. Padang: Universitas Negeri Padang. _______. 1997. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia.2004. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelonpok. Padang: Universitas Negeri Padang. siswa akan mengembangkan rasa percaya diri, dan akhirnya percaya diri siswa di sekolah dapat meningkat. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan Percaya diri dapat ditingkatkan dengan layanan bimbingan kelompok pada siswa XI SMK Penerbangan Bandar Lampung. Hal ini ditunjukkan ada peningkatan skor percaya diri pada sepuluh siswa setelah diberikan perlakuan layanan bimbingan kelompok. 248 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 238-247 Sugiyono. 2015. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta Winkel, WS. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta. PT Grasindo.