Terapan teori Desain Komunikasi Visual dalam hal kampanye sosial

advertisement
BAB 4
KONSEP DESAIN
4.1 Landasan Teori
4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual
Terapan teori Desain Komunikasi Visual dalam hal kampanye sosial ini lebih
berfokus pada navigasi yang lebih playful namun edukatif dan informatif, begitu pula
yang dikatakan Armin Vit dalam prinsip Information Design, bahwa ketika desainer
mengorganisir dan menata informasi harus menjadi lebih mudah di mengerti juga
inovatif, berkiasan, efisien, dan memikat masyarakat.
Desainer grafis mengidentifikasikan target audience, dan menganalisa hal yang
dapat menjadi fokus dalam desain komunikasi visual. Dalam kaitannya
dengan
tujuan meningkatkan kunjungan target audience maka hal hal menjadi fokus adalah
hal hal yang menarik minat mereka untuk ikut serta dalam kampanye ini.
Dengan semua analisa yang telah di klarifikasi, maka dapat diinformasikan
kepada target audience melalui media media promosi yang tepat dan menarik.
Diharapkan dengan promosi yang menarik, dapat menarik minat audience dan
berhasil menaikan jumlah target audience.
4.1.2 Teori kampanye Sosial
Kampanye isu social, bukan kampanye politik, bukan kampanye demonstrasi
dan bukan kampanye promosi produk atau jasa. Kampanye isu social merupakan
upaya yang terencana oleh pihak yang jelas dengan maksud mengubah prilaku
anggota masayarakat melalui pengembangan wacana tentang sesuatu yang dianggap
penting bagi komunikator, tetapi belum tentu penting bagi khalayak, tergantung
masing-masing kebutuhan dan keperluan yang berbeda satu sama lain.
Ciri-ciri kampanye social :
1. Informasi kemasyarakat luas
2. Mempopulerkan masalah-masalah sosial dalam masyarakat
3. Hendak merubah kebiasaan dan perilaku
4. Memperbaiki kondisi sosial
5. Memberikan sebuah pemecahan
6. Mengingatkan khalayak untuk peduli
4.1.3 Teori Tipografi
Dalam buku ”Tipografi dalam desain grafis” dikatakan oleh Danton S, MFA,
mengatakan Sintaksis dalam tipografi memiliki pengertian sebagai sebuah proses
penataan elemen-elemen visual ke dalam kesatuan bentuk yang kohesif, studi terhadap
sintaksis tipografi dimulai dari elemen komposisi yang terkecil yaitu huruf, kata garis,
kolom, dan margin.
Lain hal yang dikatakan Rob Carter, faktor yang perlu diperhatikan dalam
tipografi diantaranya adalah kemudahan menalar penting dalam penyampaian persan
dan gagasan (Legibility), dapat dibaca dengan benar (Readability), mudah dilihat
(Visibility), dan jelas (Clarity)
4.1.4 Teori Warna
Berbeda dengan tipografi, warna sangatlah diperlukan dan variabel yang
berpengaruh dalam desain grafis, karena memiliki kekuatan untuk menyampaikan
berbagai macam emosi yang luas, menandakan petunjuk khusus, dan membentuk
koneksi dengan pembaca.
Dengan warna kita dapat menyapu segala batas interpretasi, pengaruh penilaian
definitif dan makna yang tidak mungkin, tugas yang berguna dan bijak bagi seorang
desainer untuk menalar bagaimana sebuah komposisi dan kategori warna berperilaku
tunggal atau saat dikombinasikan.
4.1.5 Teori Layout
Dari seluruh kedisiplinan desain grafis yang amat banyak, dan perwujudan yang
tidak terhitung jumlahnya, layout lah satu-satunya prinsip yang konstan, tidak
masalah apapun projek kecil ataupun besar, online, atau tercetak, halaman tunggal
atau jamak, datar atau 3 dimensi, bulat atau kotak, gambar atau teks, harus tertata
dengan baik, secara objektif layout dapat dikatakan sebagai sifat fisik (spasi, ukuran,
posisi) dan arahan dari elemen desain dalam area yang telah ditentukan, dan pada
akhirnya pun terimplementasi
Dengan warna kita dapat menyapu segala batas interpretasi, pengaruh penilaian
definitif dan makna yang tidak mungkin, tugas yang berguna dan bijak bagi seorang
desainer untuk menalar bagaimana sebuah komposisi dan kategori warna berperilaku
tunggal atau saat dikombinasikan.
4.1.6 Teori Imagery
Imagery itu dapat berupa fotografi, gtafis, serta ilustrasi. Drs. Soemarsoeno.D,
Menyatakan bahwa ilustrasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
Utama dan pendamping, Ilustrasi utama digunakan untuk menyajikan ide utama,
sedangkan ilustrasi pendamping untuk memperjelas ide utama.
Sedangkan Fotografi, biasanya menampilkan sesuatu yang lebih nyata, sehingga
mengungkapkan makna secara emosional.
Penggunaan imagery dalam kampanye penyakit Lupus ini, disertai dengan
penggunaan teknik fotografi dan kata-kata/copy yang saling berkesinambungan.
Kesinambungan yang mengarah pada suatu tujuan akan menghasilkan efek yang
optimal
4.1.7 Teori Komunikasi Massa
Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer
(1976), yang memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur
kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat
masyarakat modern, diamana media massa diangap sebagai sistem informasi yang
memiliki peran penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada
tataran masyarakat,kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Secara ringkas
kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap,
agenda-setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan
nilai-nilai.
2. Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau
menurunkan dukungan moral.
3. Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan
isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi
untuk suatu aktivitas serta menyebabkan perilaku dermawan.
4.1.8 Teori Media
Sebuah kampanye memerlukan sarana implementasi yaitu lewat penggunaan
media. Tujuan media yang menentukan kebutuhan atas jangkuan (reach), frekuensi
(frequency), dan keseimbangan (continuity) atas kampanye yang akan dilakukan.
Ada beberapa tipe media yang digunakan dalam kampanye ini :
- Above the line, sebuah tehnik periklanan untuk mempromosikan kampanye
melalui website, blog, dll.
- Below the line, sebuah tehnik periklanan untuk mempromosikan kampanye
melalui media poster, sticker, buku panduan, dll.
- Alternatif media, pemanfaatan medium seperti sarung ban mobil, bus ad, taxi
ad, balon, dll. Sebagai media iklan untuk kegiatan komunikasi.
Ambient media, pemanfaatan medium public untuk kegiatan komunikasi, sering
juga disebut media tak terduga dan bersifat kejutan. Keunggulannya yaitu untuk target
audien yang segmented/tertentu, misalnya pemanfaatan toilet, tempat sampah, lift,
tempat parkir, dll
4.2 Strategi Kreatif
4.2.1 Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi adalah sebuah perencanaan komunikasi yang digunakan
untuk mencapai tujuan dari kampanye sosial pada masyarakat tentang Lupus penyakit
1000 wajah.
4.2.1.1 Fakta Kunci
• Kurangnya inisiatif masyarakat selain kedokteran mempelajari tentang
penyakit Lupus diluar pembelajaran dasar seperti disekolah atau lingkungan
pembelajaran dasar lainnya.
• Masyarakat Indonesia pada umumnya adalah tipe orang yang keingin tahuan
nya besar, sehingga Ambient media yang di pakai sangat efektif dengan keadaan
itu.
4.2.1.2 Masalah Yang Akan Dikomunikasikan
Merubah persepsi masyarakat yang pekerja berat, yang mayoritas enggan atau
kurang antusias pada kampanye sosial tentang penyakit Lupus.
4.2.1.3 Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi dalam kampanye sosial ini adalah menambah wawasan
masyarakat tentang gejala-gejalan penyakit Lupus, membuka persepsi baru pada
pandangan masyarakat tentang penyakit Lupus.
Strategi komunikasi dilakukan dengan cara:
Merancang kampanye sosial untuk masyarakat dengan media ambient ads.
4.2.1.4 Keyword
•
Menolong
•
Mencegah
•
Memberitahu
4.2.1.5 Positioning
Menjadikan kampanye sosial “Lupus penyakit 1000 wajah” ini sebagai
kampanye sosial yang edukatif dan kreatif
juga dapat menjadi contoh untuk
kampanye social yang lain.
4.2.1.6 Big Idea
"Cintailah dirimu sendiri"
4.2.1.7 Brand essence
"Karna hanya engkau lah yang mengerti dirimu sendiri"
4.2.1.8 Pendekatan Komunikasi
Dalam perancangan media kamapnye sosial tentang penyakit Lupus, desainer
merancang pendekatan pada masyarakat, yaitu:
1. Pendekatan Rasional
Promosi berupa booklet yang berisikan info-info dari penyakit Lupus yang di
rancang secara menarik dan kreatif.
2. Pendekatan Emosional
Menyebarkan ambient ads ke sumua perkantoran, sekolah, kampus, mall, dan cafe
4.2.1.9 Visual Approach
Penyampaian dalam kampanye ini dibuat secara menarik dan kreatif, disajikan
dengan pendekatan emosional sehingga info yang ingin di sampai kan tercapai.
4.2.2 Strategi Desain
4.2.2.1 Tone & Manner
Secara keseluruhan kampanye sosial ini dibuat dengan design mood
yang minimalis namun ekspresif, sehingga menjadikan karya sebagai objek
dominan, namun tetap informatif dan komunikatif.
4.2.2.2 Strategi Verbal
Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa yang informal. Dimana
penggunaan gaya bahasanya lebih ringan, dengan menggunakan kalimatkalimat penjelasan yang singkat namun padat akan informasi yang
disampaikan.
4.2.2.3 Strategi Visual
Unsur – unsur visual yang digunakan dengan mempertimbangkan
target :
o Setelah melakukan survey dengan tekhnik kuesioner terhadap target
audience paling banyak menyarankan menggunakan media yang menarik agar
masyarakat gampang tertarik dengan kampanye ini.
o Warna – warna yang akan digunakan juga adalah warna – warna yang
sesuai dengan jenis media yang digunakan, dengan disesuaikan karakter dan
mood. Dan didukung dengan dengan sifat target audience, yaitu warna –
warna.
o Untuk jenis font, font yang di gunakan bersifat mudah di baca dan mudah di
pahami arti nya.
4.2.2.4 Pemilihan Media
o
Ambient Ads di kaca
o
Ambient Ads di pintu
o
Ambient Ads di tumbler
o
Ambient Ads di T-shirt
o
Ambient Ads di tembok
o
Booklet
Download