Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100 Penerapan Teknologi Virtualisasi Tingkat Sistem Operasi pada Server Linux Ubuntu 8.04 menggunakan OpenVZ 1) Teguh Indra Bayu, 2)Indrastanti Ratna Widiasari, 3)Dian W. Chandra Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Dipenogoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia 1) E-mail: [email protected], 2)[email protected], 3)[email protected] Abstract Virtualization of x86 servers has been a hot topic in the last decade. Three main virtualization approaches-emulation, paravirtualization, and operating system-level virtualization have been developed. This development covers several implementation including comparison of the technologies and their applications. OS-level virtualization is described in detail, using examples from OpenVZ. This paper, will be present an examples of OpenVZ implementation in developing several virtual server machines into a single server used by the client computer to connect to the internet. Apart from that the facilities found in the virtual servercould be used such as its DNS, proxy web cache, storage, web and e-mail. Keywords: Virtualization, OpenVZ, Operating System-level Virtualization 1. Pendahuluan Sebuah server bertugas melayani setiap kebutuhan komputer dalam suatu jaringan yang saling terhubung. Salah satu fungsi layanan yang sering dipakai adalah menyediakan layanan akses situs web, yang disebut sebagai web server. Seiring dengan perkembangan jaman, kebutuhan akan fungsi server semakin meningkat, yang dahulu pelayanan akses situs web hanya berupa file html saja, pada saat ini sudah banyak situs web yang menggunakan mesin penggerak web berdasarkan XML, java, flash dan lain-lain. Oleh karena perkembangan teknologi yang cukup pesat, fungsi sebuah mesin server bukan lagi hanya untuk menyimpan data web saja tetapi juga untuk menangani layanan mail, web-proxy dan tempat penyimpanan data jarak jauh. Untuk mendapat fungsi server yang optimal biasanya penyedia layanan server harus melakukan pemisahan mesin server sesuai dengan kebutuhannya, misalnya web server, proxy server, data server ke dalam suatu mesin yang terpisah-pisah. Hal ini tentu menyebabkan konsumsi akan sumber daya pendukung menjadi meningkat, seperti kebutuhan akan ketersediaan ruangan yang 68 Penerapan Teknologi (Bayu, dkk) layak, kebutuhan daya listrik yang meningkat dan penambahan suhu panas yang ditimbulkan. Sebagai solusi dari permasalahan itu, saat ini ada pilihan solusi yang ditawarkan salah satunya dengan menggunakan virtualisasi server. Kelebihan dari sistem ini (virtualisasi) dapat menggabungkan beberapa mesin server kedalam sebuah mesin server secara bersamaan. 2. Kajian Pustaka Sejak Agustus 2008, Universitas Indiana Amerika Serikat telah menerapkan sistem virtualisasi server dengan menggunakan OpenVZ [1]. Sistem virtual ini digunakan untuk fasilitas hosting, yang menyediakan portal dan gateway ilmu pengetahuan dengan dukungan sumber daya host-ing untuk menfasilitasi penggunaan sumber daya komputer dan penyimpanan oleh TerraGrid. Fasilitas ini didesain untuk kepentingan/avaliability tinggi dan dibangun di kampus Indianapolis dan Bloomington dengan kebutuhan jaringan, sumber tenaga, dan penyimpanan yang dapat bertahan lama. Sistem yang dibangun oleh Universitas Indiana ini digunakan dalam beberapa proyek tertentu seperti Sistem Informasi FlyBase dan TerraGrid, dengan waktu downtime hanya 5.37 jam. OpenVZ bertindak sebagai gateway untuk setiap lingkungan virtual dan mengefisiensi penggunaan sumber daya dan perangkat keras. Karena kebutuhan dari sistem yang dibangun tidak membutuhkan banyak fitur yang disediakan oleh kebanyakan teknologi virtualisasi dan beberapa kebutuhan berlawanan dengan fitur mereka, maka OpenVZ dipilih sebagai teknologi virtual untuk sistem ini. OpenVZ menggunakan kernel tunggal dengan menempatkan mesin virtual dalam sebuah kontainer. Setiap kontainer memiliki PID yang valid yang terletak dalam tempat mereka masing-masing. Setiap server dalam jaringan virtual, dengan masing-masing mesin virtual memiliki perangkat jaringan mandiri dan memiliki aturan firewall sendiri. File system diaktifkan di perangkat fisik dan pembagian porsi untuk mesin virtual ditunjuk langsung untuk masing-masing mesin virtual. Pada mula perkembangan teknologi komputer, para ahli komputer dan kebanyakan pengguna komputer pada perusahhan besar menemui kesulitan dalam hal penambahan perangkat komputer secara fisik yang berdampak membengkaknya biaya perawatan dan biaya pengadaan mesin komputer itu sendiri [2]. Teknologi virtualisasi adalah teknik membuat sebuah mesin komputer secara fisik berfungsi seperti jika ada dua buah atau lebih mesin komputer, setiap mesin maya atau “tervirtual” didukung oleh arsitektur dasar yang sama dengan komputer fisik aslinya. Untuk membuat agar sebuah mesin komputer tunggal berfungsi seperti lebih dari satu mesin, setiap karakteristik fisik perangkat keras harus dibuat ulang untuk dapat digunakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tugas ini dikerjakan oleh tingkatan pemrograman perangkat lunak yang disebut abstraction. Software abstraction ini digunakan oleh kebanyakan sistem program, termasuk dalam keluarga sistem-operasi Windows. Windows Hardware Abstraction Layer (HAL) adalah sebuah contoh sempurna dari abstraction. Virtualisasi adalah sebuah konsep dimana memperbolehkan sumber daya yang ada dalam mesin komputer untuk dibagi menjadi banyak bagian secara bersamaan. Setiap bagian tersebut dapat dioperasikan secara mandiri atau tanpa mengganggu antara satu dengan yang lain. Bagian ini yang kemudian 69 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100 disebut sebagai Mesin Virtual (VM). Mesin virtual akan bekerja di atas sistem operasi seperti Linux, Windows, dan sistem operasi yang lain. Sistem operasi virtual inilah yang disebut sebagai sistem operasi guest. Setiap instruksi untuk VM biasanya diteruskan langsung dari perangkat keras fisik yang memperbolehkan VM dapat berjalan lebih cepat dan lebih efisien dari pada sistem yang diemulasikan, meskipun instruksi yang harus ditangkap dan diinterpretasikan untuk memastikan keselarasan dan proses abstraction dengan perangkat keras menjadi lebih kompleks. Banyak orang berpendapat berbeda tentang definisi teknologi ini, berbeda manufaktur, berbeda pula produk virtualisasi yang diterapkan. Semuanya itu tidak salah, asalkan dalam penerapannya tidak menyimpang dari poin kunci utama dari virtualisasi itu sendiri yaitu memberikan satu tambahan landasan abstrak antara aplikasi dan perangkat keras, memberikan pengurangan biaya dan kompleksitas, dapat memberikan suatu kerangka isolasi terhadap sumber daya komputer untuk meningkatkan keamanan dan ketahanan, dapat meningkatkan kualitas layanan, membuat proses IT dalam berbisnis menjadi lebih baik, menghilangkan kelebihan muatan dan memaksimalkan penggunaan dari infrastruktur IT. Tetapi penerapan teknologi virtualisasi pada umumnya mengacu kepada platform perangkat keras server, dan bertujuan untuk mendukung suatu komponen dalam pusat data yang modern, termasuk penyimpanan dan infrastruktur jaringannya. Para ahli komputer melakukan beberapa pengembangan terhadap teknologi mesin virtual [3]. Virtualisasi pada level sistem operasi merupakan abstraction pada tingkatan sistem operasi untuk mendukung beberapa bagian yang terisolasi atau untuk mendukung lingkungan virtual dalam sebuah sistem operasi tunggal. Virtualisasi ini bekerja dengan menggandakan akses ke dalam kernel sementara tetap menjaga bahwa tidak ada satupun lingkungan virtual yang dapat mematikan proses tersebut. Arsitektur dasar virtualisasi pada level sistem operasi dapat digambarkan seperti pada Gambar 1. Gambar 1 Arsitektur Dasar Virtualisasi Level Sistem Operasi Teknik ini menghasilkan kelebihan muatan pada virtualisasi yang sangat rendah dan dapat membentuk partisi dengan kepadatan yang tinggi. Bagaimanapun juga, 70 Penerapan Teknologi (Bayu, dkk) terdapat dua kekurangan dalam tipe ini. Kekurangan yang pertama adalah ketidakmampuan untuk menjalankan sistem operasi yang heterogen yang dicampur dalam server tersebut karena seluruh partisi dibagi dalam sebuah kernel sistem operasi tunggal. Kekurangan yang kedua juga disebabkan oleh model pembagian kernel, yang menyebabkan ketidakmampuan untuk menjalankan fungsi 32 bit dan 64 bit secara bersamaan. Sebagai kelebihan dari tipe ini adalah segala update yang dilakukan pada kernel fisik, akan berpengaruh juga terhadap semua mesin virtual yang ada. Dengan alasan ini virtualisasi pada level sistem operasi menjadi pilihan terbaik dalam sistem homogen. Program virtualisasi, pada masa ini sudah banyak yang dikembangkan, salah satunya adalah OpenVZ [4]. OpenVZ adalah program virtualisasi berbasis kontainer untuk sistem operasi Linux. OpenVZ membentuk beberapa kontainer yang aman dan terisolasi, atau yang bisa disebut dengan Virtual Environtment (VE) atau Virtual Private Server (VPS), dalam sebuah server fisik tunggal, memperbolehkan penggunaan server yang lebih baik dan memastikan setiap aplikasi yang dijalankan tidak saling bertabrakan. Setiap kontainer berfungsi dan berjalan sama seperti layaknya server fisik pada aslinya, kontainer tersebut dapat dihidupkan ulang secara independen dan tidak memiliki akses root, user, alamat IP, memori, proses, file, aplikasi, sistem library, dan file konfigurasi pada server fisik. Gambar 2 Teknologi Virtual OpenVZ OpenVZ adalah sebuah solusi automatisasi dan virtualisasi server yang dikembangkan oleh SWsoft. OpenVZ membuat beberapa server virtual (VPS) yang terisolasi dalam sebuah server fisik untuk berbagi perangkat keras dan memanajemen tugas untuk mendapatkan efisiensi yang maksimal. Pada Gambar 2 menjelaskan bahwa setiap VPS berjalan dan melakukan tugasnya persis seperti layaknya server yang berdiri sendiri untuk setiap pengguna dan aplikasinya dan dapat dinyalakan ulang secara bebas dan memiliki hak akses root, pengguna, alamat IP, memori, proses, file, aplikasi, rak sistem dan file konfigurasi sendiri yang didesain untuk meminimalisasi kelebihan beban dan efisiensi, membuat OpenVZ menjadi pilihan tepat untuk server produksi dengan aplikasi langsung dengan data nyata. OpenVZ 71 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100 memberikan solusi yang komprehensif untuk layanan hosting yang memperbolehkan mereka untuk memiliki ratusan pelanggan dengan server virtual penuh milik mereka masing-masing secara pribadi berbagi dalam sebuah server fisik, menjamin setiap konsumen dengan kualitas layanan yang bagus, dengan mudah memindahkan konsumen dan perangkatnya diantara server tanpa perlu melakukan konfigurasi ulang. Server virtual yang dibentuk oleh OpenVZ sendiri bekerja layaknya server sesungguhnya. Setiap VPS memiliki proses, pengguna dan datanya sendiri dan memiliki akses root penuh, setiap VPS memiliki alamat IP, nomor port, penyaringan dan aturan arahan sendiri. setiap VPS dapat memiliki konfigurasi untuk sistem dan aplikasinya sendiri serta memungkinkan untuk dilakukan peng-instal-an atau perubahan paket perangkat lunak di dalam VPS. Dari sudut pandang penggunaan aplikasi dalam virtual server, maka setiap VPS adalah merupakan sebuah sistem yang independent. Hal ini dijamin oleh lapisan virtual di dalam kernel dari sistem operasi asli. Kelebihan yang ditawarkan dari lapisan virtual yang digunakan oleh OpenVZ adalah, setiap VPS terlihat seperti sistem operasi Linux normal pada umumnya, yang memiliki konfigurasi startup standar, dan aplikasi dari vendor dapat dijalankan di dalam VPS tanpa melakukan pengaturan konfigurasi yang spesifik pada OpenVZ, setiap user dapat merubah file konfigurasi dan menambah program tambahan, setiap VPS benar-benar terisolasi antara satu dengan yang lain, setiap proses yang terjadi dalam VPS dijadwalkan untuk dieksekusi pada semua CPU yang ada, yang menyebabkan VPS tidak membebani pada salah satu CPU, dan dapat menggunakan seluruh kemampuan CPU yang ada. Lapisan virtualisasi jaringan pada OpenVZ didesain agar setiap VPS terisolasi sempurna antara satu dengan yang lain maupun dengan jaringan fisik. Setiap VPS memiliki alamat IP sendiri dan memungkinkan untuk menggunakan alamat IP lebih dari satu, lalu lintas pada VPS terisolasi antara satu dengan yang lain, dengan kata lain tidak memungkinkan terjadinya pembajakan lalu lintas data, aturan Firewall dapat digunakan di dalam VPS. OS template dalam OpenVZ adalah sebuah kumpulan paket-paket dari distribusi Linux yang digunakan untuk membangun VPS. Terdiri dari beberapa program, libraries, dan skrip konfigurasi yang diperlukan untuk menjalankan sistem operasi virtual, seperti aplikasi-aplikasi dan peralatan dasar. Biasanya aplikasi seperti compiler dan SQL server tidak disertakan di dalam OS template. Manajemen sumber daya dalam OpenVZ bertugas mengontrol ketersediaan jumlah sumber daya yang cukup untuk setiap VPS. Sumber daya yang dikontrol antara lain, tenaga CPU, sisa tempat dan seperangkat parameter memori. Manajeman sumber daya ini memungkinkan OpenVZ untuk membagi sumber daya dari perangkat keras secara efektif untuk setiap VPS, menjamin kualitas pelayanan (QoS), memungkinkan dilakukannya isolasi performa dan sumber daya untuk melindungi dari serangan penolakan-layanan, secara simultan menugaskan dan mengontrol sumber daya untuk setiap VPS. 3. Perancangan Sistem Dalam penerapan teknologi virtualisasi dikenal istilah host, yang diartikan sebagai sistem operasi fisik, dimana program virtual di-install, dan guest, yang 72 Penerapan Teknologi (Bayu, dkk) diartikan sebagai sistem operasi virtual yang dibentuk oleh program virtual itu sendiri. Dalam OpenVZ, yang merupakan program virtualisasi pada tingkat sistem operasi, sistem operasi guest yang dibentuk akan memiliki tipe yang sama dengan sistem operasi host-nya. Komunitas OpenVZ telah menyediakan paket-paket dari berbagai macam sistem operasi virtual yang telah dikembangkan untuk berbagai sistem operasi. Dalam penelitian ini digunakan paket sistem operasi virtual untuk sistem operasi host Ubuntu 8.04-minimal. Paket sistem operasi virtual untuk OpenVZ telah disediakan pada website resmi OpenVZ, dengan mengunduh paket ubuntu-8.04i386-minimal.tar.gz dan memindahkan file tersebut ke dalam direktori /vz/template/cache, maka paket tersebut sudah dapat digunakan untuk membentuk sistem operasi virtual pada OpenVZ. Setelah itu dengan menggunakan konsol terminal, sistem operasi virtual dibentuk dengan menggunakan perintah Kode Program root@tikoes-desktop:~# vzctl create 777 —ostemplate ubuntu-8.04-i386minimal Dengan 777 sebagai nomor ID dari sistem operasi virtual yang akan dibentuk, tentu saja pemakaian angka bebas, selama masih belum terpakai, biasanya agar mudah diingat, nomor ID sering disamakan dengan alamat IP yang akan digunakan pada sistem operasi virtual nanti. Akan dibentuk lima buah sistem operasi virtual server seperti yang tertera pada Tabel 1. Tabel 1 Daftar Virtual Server VPS DNS server Proxy server File server Mail server Web server VEID 254 253 252 251 250 IP ADDRESS 192.168.54.254 192.168.54.253 192.168.54.252 192.168.54.251 192.168.54.250 Pemberian alamat IP pada server fisik dan klien akan diberikan seperti pada Tabel 2.Kartu jaringan eth 1adalah kartu jaringan yang akan berhubungan dengan internet, sedangkan kartu jaringan eth 0 berhubungan dengan klien dan virtual server. Server virtual yang akan dibangun akan dirancang seperti pada Gambar 3. Sistem virtual ini dirancang agar klien dapat terkoneksi dengan internet menggunakan sumber daya yang disediakan oleh setiap server virtual. Tabel 2 Daftar Alamat IP Alat Jaringan Server Fisik eth1 eth0 Klien Alamat IP 192.168.1.5 192.168.54.1 192.168.54.3 73 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100 Gambar 3 Skema Arsitektur Virtual Gambar 4 merupakan skema topologi sistem jaringan virtual yang akan dibangun agar dapat memenuhi kebutuhan koneksi klien ke internet ataupun ke server virtual sendiri secara lokal. Gambar 4 Skema Topologi Virtual 74 Penerapan Teknologi (Bayu, dkk) 4. Pengujian Gambar 5 Skema Pengujian Proses uji coba akan dilakukan dengan skema seperti pada Gambar 5. Gambar 5 menjelaskan bahwa klien akan mengakses koneksi internet dengan memanfaatkan sumber daya dari virtual server dan sekaligus dapat mengakses setiap virtual server. Setelah semua server virtual telah siap, maka dilakukan pemeriksaan apakah server virtual telah berfungsi semua dengan perintah vzlist. Gambar 6 menampilkan jendela terminal pada mesin server fisik atau sistem operasi host, hal ini dapat diperhatikan pada identitas terminal yang menerangkan akun pengguna pada mesin fisik (root@tikoes-desktop). Perintah vzlist menampilkan nomor ID, nomor sistem proses, status, alamat IP dan nama dari setiap server virtual yang ada, jika pada kolom status pada keaddan running, maka server virtual sudah siap untuk digunakan dan dilakukan pengujian terhadap setiap server virtual dengan perintah vzctl exec. Gambar 6 Daftar Server Virtual yang Sedang Berjalan Perintah ini berfungsi untuk mengeksekusi argumen yang akan diproses di dalam lingkungan virtual pada setiap server virtual. Perintah-perintah yang akan dieksekusi adalah: Perintah vzctl exec “ID” cat /proc/user_beancounter, dimana “ID” adalah nomor ID dari masing-masing server virtual. Perintah tersebut memperlihatkan kondisi lingkungan virtual dimana server virtual berjalan. Jika pada kolom failcnt menampilkan angka 0, maka lingkungan virtual pada server 75 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100 sudah tertata dengan sebagaimana mestinya. Perintah vzctl exec “ID” free, yang akan menampilkan kisaran besar memori virtual yang digunakan pada setiap lingkungan virtual. Hasil yang tampil merupakan garis besar jumlah total, jumlah yang sedang digunakan dan jumlah memori yang bebas pada setiap lingkungan virtual. Masing-masing lingkungan virtual diberikan alokasi memori sebanyak 124 Megabyte. Perintah vzctl exec “ID” df –h /, merupakan perintah yang digunakan untuk melihat ruang penyimpanan yang tersedia dalam setiap lingkungan virtual. Dimana “/” merupakan partisi root, sama halnya pada sistem partisi linux pada umumnya. Setiap lingkungan virtual diberikan alokasi ruang sebesar 3.9 Gigabyte. Gambar 7 menunjukkan hasil dari perintah vzctl exec “ID” cat /proc/user_beancounter, vzctl exec “ID” free dan vzctl exec “ID” df –h /, yang dilakukan pada server virtual. Pada uji coba ini, mesin klien akan tersambung secara langsung (peer-to-peer) dengan kartu jaringan lokal (eth nol) pada server fisik. Dan diberikan alamat IP statis 192.168.54.3 dan DNS server statis 192.168.54.254. Pengujian dilakukan dengan cara melakukan perintah ping dari klien ke setiap server virtual dan dilakukan pengujian lalu lintas paket data dengan menggunakan Wireshark. Gambar 7 Kondisi Server Virtual yang Sedang Aktif Pada Gambar 8, akan menampilkan hasil dari perintah ping menuju setiap alamat IP server virtual yang dilakukan pada komputer klien. Jika perintah ping tersebut menunjukkan respon yang sebagaimana mestinya atau terdapat respon kembalian dari setiap server virtual, maka secara sederhana, koneksi antara komputer klien dengan setiap server virtual telah terbentuk. 76 Penerapan Teknologi (Bayu, dkk) Gambar 8 Ping dari Klien ke Server Virtual Kemudian dilakukan juga penelusuran lalu lintas paket data menggunakan Wireshark. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah hasil respon kembalian dari hasil ping dari setiap Server virtual benar berasal dari Server virtual itu sendiri.Pada saat perintah ping berlangsung, Wireshark akan menangkap alur lalu lintas data yang sedang terjadi. Pada tampilan Wireshark, seperti pada Gambar 9, akan tampak informasi mengenai asal paket, tujuan paket, protokol yang digunakan dan informasi mengenai paket tersebut. Pada hal ini perintah ping merupakan hasil dari protokol ICMP. Terlihat dari hasil tersebut pada waktu paket berasal dari alamat IP klien, maka informasi yang ditunjukkan adalah Echo (ping) request, kemudain disusul dengan paket yang berasal dari alamat IP server virtual dengan informasi Echo (ping) reply. Hal inilah yang menampilkan hasil keluaran pada perintah ping yang dilakukan pada komputer klien. Gambar 9 Hasil Penelusuran Alur Data dengan Wireshark Setelah koneksi terbentuk dilakukan pengujian terhadap fasilitas yang ada pada setiap server virtual. Fasilitas DNS yang dimaksud adalah, bahwa klien dapat menggunakan alamat DNS server virtual untuk mengenali situs web server dan mail server virtual yang juga dibentuk. Fasilitas DNS tersebut dapat digunakan dengan cara mengisi kolom Prefered DNS Servers pada dialog Internet Protocol (TCP/IP) Properties, seperti pada Gambar 10, dengan alamat IP DNS server virtual yang dibuat. 77 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100 Gambar 10 Pemberian IP pada Klien dengan menggunakan IP DNS Server Virtual sebagai Prefered DNS Server Gambar 11 Pemeriksaan DNS terhadap Web Server dan Mail Server Virtual Setelah itu dilakukan pengujian terhadap fungsi dari DNS server dengan cara melakukan perintah nslookup pada komputer klien yang ditujukan kepada alamat web dari web server dan mail server virtual yang ditunjukkan dengan alamat tikoes.com untuk web server virtual dan mail.tikoes.com untuk mail server virtual, seperti pada Gambar 11. Jika hasil dari perintah nslookup tadi menampilkan nama web dan alamat IP yang sebagaimana mestinya, untuk web server virtual dengan nama tikoes.com dan alamat IP 192.168.54.250 dan mail server virtual dengan nama mail.tikoes.com dan alamat IP 192.168.54.251, dengan demikian fungsi dari DNS server virtual sudah bekerja dengan baik. Jika perintah nslookup tadi ditelusuri dengan menggunakan wireshark, maka akan tampak hasil seperti pada Gambar 12. Perintah nslookup akan diidentifikasi sebagai protokol DNS. Pada waktu klien meminta informasi tentang web server virtual, maka informasi dari permintaan yang disampaikan kepada DNS server virtual adalah wtandard query A tikoes.com, yang dapat diartikan bahwa klien meminta fungsi DNS untuk tikoes.com. Jika permintaan ini dapat diterima oleh DNS server, maka DNS server akan memberi jawaban sebagai berikut, standard query response 78 Penerapan Teknologi (Bayu, dkk) 192.168.54.250. Begitu juga pada saat memproses permintaan pada mail server virtual. Gambar 12 Hasil Penelusuran DNS dengan menggunakan Wireshark Klien dapat menggunakan fasilitas proxy ini untuk mempercepat koneksi pada waktu berselancar (browsing) ke internet. Dengan memasang alamat IP server Proxy virtual pada web browser, seperti pada Gambar 13, klien harus bisa berselancar ke internet. Dengan memakai alamat IP pada konfigurasi proxy manual web browser, semua lalu lintas yang mengarah pada internet akan dibelokkan ke dalam Proxy server virtual terlebih dahulu untuk dilakukan penyimpanan sementara agar pada waktu pengaksesan yang selanjutnya menjadi lebih cepat. Dalam pengujian ini diberikan pengecualian terhadap akses untuk tikoes.com dan mail.tikoes.com, agar lalu lintas datanya tidak diteruskan ke internet oleh proxy server virtual, tetapi hanya untuk komunikasi lokal saja. Gambar 13 Kondisi Saat Berselancar Internet menggunakan Proxy Server Virtual Sedangkan hasil dari Wireshark, pada Gambar 14 untuk menunjukkan bahwa proxy server virtual sudah berfungsi, ketika klien melakukan koneksi ke google.co.id, alamat yang dituju bukanlah langsung mengarah kepada alamat internet google, tetapi alamat IP dari proxy server virtual. Baru kemudian proxy server virtual yang bertugas untuk meneruskan permintaan klien kepada server google di internet. 79 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100 Gambar 14 Hasil Penelusuran Alur Data pada Google.co.id dengan Menggunakan Proxy Server Virtual pada Wireshark File server virtual menyediakan tempat penyimpanan umum dalam jaringan agar siapapun yang berada dalam jaringan tersebut dapat saling bertukar file dan data. Dengan membuat sebuah lokasi penyimpanan jaringan yang diarahkan ke alamat IP file server virtual, maka klien dapat menyimpan segala macam data pada tempat penyimpanan yang ada pada file server virtual tersebut. Pengujian dilakukan dengan membuat sebuah Network Drive pada komputer klien, dengan cara menambah Map Network Drive, seperti pada Gambar 15. Pada kolom folder, diisi dengan alamat folder yang dibagikan pada file server virtual. Gambar 15 Pembuatan Tempat Penyimpanan Jaringanp pada File Server Virtual Gambar 16 Hasil dari Pembuatan Tempat Penyimpanan Jaringan Jika berhasil, maka akan tampak sebuah drive baru, seperti pada Gambar 16, yang merupakan drive pada File server virtual yang diidentifikasi sebagai Network Drives pada tampilan explorer di komputer klien. Untuk memastikan folder jaringan sudah dapat berfungsi, dilakukan pengujian transfer data, seperti pada Gambar 17, ke dalam folder jaringan tersebut. 80 Penerapan Teknologi (Bayu, dkk) Gambar 17 Percobaan Pemberian File pada File Server Virtual Gambar 18, hasil dari penelusuran wireshark menunjukkan bahwa transaksi data yang dilakukan sudah sesuai dengan aktifitas yang terjadi, dan file yang dikirim sampai pada tujuan, yaitu file server virtual. Gambar 18 Hasil dari Penelusuran Alur Data saat Pemberian File dengan Wireshark Untuk pengujian mail server virtual ini saling berkaitan antara DNS server virtual. Jika DNS server virtual dapat berjalan dengan baik, maka halaman web dari mail server virtual dapat diakses tanpa harus memanggil dengan alamat IP, seperti pada Gambar 19. Gambar 19 Mengakses Mail Server Virtual Mengakses mail server virtual dilakukan melalui web browser, dengan cara memanggil mail server virtual (mail.tikoes.com), jika halaman dari mail server virtual sudah muncul dan penelusuran dengan menggunakan Wireshark, seperti pada 81 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100 Gambar 20 sudah menunjukkan bahwa squirrelmail berada pada alamat IP Mail server virtual yang benar, maka mail server virtual sudah siap bekerja. Gambar 20 Hasil Penelusuran Alur Data Selama Mengakses Mail Server virtual dengan Wireshark Hal yang sama dengan web server virtual , jika alamat web dari web server virtual sudah dapat dipanggil, seperti pada Gambar 21, maka web server virtual sudah dapat berjalan dengan baik. Gambar 21 Mengakses Web Server Virtual Untuk web server virtual dilakukan pengujian dengan mengakses tikoes.com menggunakan web browser, dan jika dapat tampil halaman phpMyadmin dan hasil penelusuran dengan menggunakan Wireshark, seperti pada Gambar 22, sudah menunjukkan alamat IP web server virtual yang benar, maka web server virtual juga sudah dapat digunakan. Gambar 22 Penelusuran Alur Data Ketika Mengakses Web Server Virtual dengan Wireshark 82 Penerapan Teknologi (Bayu, dkk) Tujuan utama dari pembentukan server virtual ini adalah membuat agar klien dapat berkoneksi internet melalui susunan server virtual yang ada. Agar klien dapat terkoneksi dengan internet, pada server fisik atau host, diperlukan penambahan aturan pada firewall atau dengan menggunakan penambahan dengan iptables, seperti pada Gambar 23. Gambar 23 Perintah Iptables yang Digunakan Agar Klien dapat Berkoneksi Internet Gambar 24 menunjukkan keadaan ketika dilakukan berselancar ke google.com. Dengan demikian sistem server virtual sudah berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Gambar 24 Tes Berselancar ke Internet Pemberian beban kinerja dilakukan pada server virtual dimana setiap klien akan memberikan beban kinerja yang berbeda-beda, dalam proses uji coba ini, akan dilakukan simulasi pemberian beban pada masing-masing web server virtual dan mail server virtual ntuk mengetahui seberapa besar beban yang ditanggung pada CPU server fisik dengan kondisi 100 klien, 1000 klien dan 2500 klien. Pada saat yang bersamaan disimulasikan terdapat 20 klien yang secara bersamaan melakukan transaksi data kepada file server virtual besar data untuk transaksi masing-masing sebesar 100 MB. Kemudian pada saat yang bersamaan juga disimulasikan terdapat dua buah klien lagi yang melakukan koneksi internet dan mengunduh file dari internet dengan membentuk beberapa cabang koneksi yang diasumsikan akan membebani 83 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100 sistem. Dari simulasi keadaan tersebut akan dilakukan pengawasan terhadap aktifitas CPU pada server fisik dan pengawasan pemakaian hard disk yang digunakan oleh file server virtual. Gambar 25, Gambar 26 dan Gambar 27 menunjukkan kondisi sistem pada saat proses uji coba berlangsung. Dari Gambar 27 dapat dilihat bahwa tetap terjadi kenaikan aktifitas CPU, tetapi tidak terlalu mempengaruhi kinerja sistem, karena belum mencapai separuh dari tenaga CPU yang dihasilkan. Dari pengujian ini dapat disimpulkan bahwa sistem virtual OpenVZ dapat menopang kinerja server yang telah disimulasikan sesuai dengan kondisi lapangan yang terjadi, dan kondisi sistem fisik sendiri cenderung stabil, karena setelah semua proses selesai, kondisi sistem kembali seperti pada kondisi idle. OpenVZ juga terbukti dapat menggunakan secara maksimal seluruh sumber daya yang ada pada setiap CPU, dengan tetap melakukan eksekusi program yang dikerjakan secara merata pada setiap CPU yang ada. Gambar 25 Kondisi Saat Proses Simulasi 100 Klien Gambar 26 Kondisi Saat Proses Simulasi 1000 Klien Gambar 27 Kondisi Saat Proses Simulasi 2500 Klien Hasil pengawasan terhadap tempat penyimpanan pada file server virtual ditunjukkan pada Gambar 28. Dapat dipastikan file yang ditransaksikan tadi berada pada folder virtual server yang sesuai, dengan berubahnya alokasi tempat yang ada. Alokasi yang ditunjukkan sesuai dengan besar file yang ditransaksikan, yaitu sebesar 2 GB. 84 Penerapan Teknologi (Bayu, dkk) Gambar 28 Kondisi Hard disk Penyimpanan File Server Virtual 5. Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan teknologi virtualisasi tingkat sistem operasi pada server Linux, dapat disimpulkan bahwa teknologi virtualisasi pada tingkat sistem operasi dengan menggunakan OpenVZ dapat diterapkan dalam sebuah penggunaan sistem server yang terpisah, setiap server virtual yang dibangun dalam sistem operasi Linux ubuntu dengan menggunakan OpenVZ, dapat menjalankan setiap fungsinya masing-masing dengan sempurna dan dapat menanggung beban hingga 5000 klien secara bersamaan seperti pada proses uji coba, alur lalu lintas paket data dalam jaringan yang tervirtual juga berjalan sesuai dengan arsitektur jaringan server yang dibuat. Untuk dapat mengoptimalkan teknologi virtualisasi ini, maka dapat disarankan untuk penerapan sistem cluster dalam arsitektur virtual serta manajemen direktori aktif dan akun pengguna. Pemilihan perangkat keras yang akan digunakan untuk sistem virtual bertumpu pada CPU, CPU yang digunakan sebaiknya yang sudah mendukung teknologi virtualisasi. 6. Daftar Pustaka [1] [2] [3] Lowe, M, dkk.2008.Gateway Hosting At Indiana University, www.teragrid.org/tg09/files/tg09_submission_47.pdf. Diakses tanggal 15 September 2009. Rule, D, & Rogier, D. 2007. The Best Damn Server Virtualization Book Period. Burlington : Syngress. Carnagos, F, Gabriel, G, & Benoit, L. 2008. Virtualization of Linux servers. Proceedings of the LinuxSymposium, 1, 63-76. 85