Revisi KIKD SMP-MTs

advertisement
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MUATAN LOKAL
MATA PELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013
REVISI 2017
JENJANG SMP/MTs
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MUATAN LOKAL
MATA PELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013
REVISI 2017
JENJANG SMP/MTS
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
2017
SUSUNAN TIM PENGEMBANG
KURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN LOKAL
MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA
BERDASARKAN KURIKULUM 2013 REVISI 2017
Penanggung Jawab
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Dr. Ir. Ahmad Hadadi, M.Si.
Pengarah
Kepala Balai Pengembangan Bahasa dan Kesenian Daerah
Drs. H. Husen R. Hasan, M.Pd.
Tenaga Ahli
Prof. Dr. H. Yayat Sudaryat, M.Hum. (UPI)
Dr. H. Dingding Haerudin, M.Pd. (UPI)
Dr. H. Usep Kuswari, M.Pd. (UPI)
Dr. Dedi Koswara, M.Hum. (UPI)
Tim Pengembang Kurikulum Muatan Lokal
Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Tim Pengembang Kurikulum SD/MI
Ida Widaningsih, S.Pd., M.M.
Nita Rosyana, S.Pd., M.M.Pd.
Sri Asdianwati, S.Pd., M.Pd.
Tim Pengembang Kurikulum SMP/MTs
Susi Budiwati, S.Pd., M.Pd.
Elah, S.Pd., M.Pd.
Uus Rustandi, S.Pd., M.Pd.
Tim Pengembang Kurikulum SMA/MA
Darpan, S.Pd., M.Pd.
Dra. Hermin Ruliati
Ivan Adzam Wahyudin, S.Pd.
Tim Pengembang Kurikulum SMK/MAK
Drs. Moch. Ridwan Iskandar, M.Pd.
Rani Rabiussani, S.Pd.
Ilah Nurlelah, S.Pd.
Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Nomor : 819/8653-Setdisdik
Tanggal : 20 Pebruari 2017
S
AMBUTAN
KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
Sejak tahun 2001 rencana perubahan kurikulum sudah sampai ke
sekolah. Kurikulum 1994 diganti dengan kurikulum baru yang berorientasi
kepada kompetensi. Sementara itu, dalam rangka pemantapannya, beberapa
mata pelajaran yang termasuk muatan nasional sudah diujicobakan, sehingga
masa transisi pembelajaran antara kurikulum lama dengan yang baru makin
terasa.
Balai Pengembangan Bahasa Daerah Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat sejak
tahun 2003 sudah mengadakan pemantauan terhadap kenyataan ini, khususnya yang
berkaitan dengan (1) kurikulum, (2) bahan ajar, (3) sarana dan sumber belajar, dan
(4) pelaksanaan pengajaran. Sejalan dengan keluarnya Kurikulum 2013 terdapat tiga
jenis kurikulum, yakni Kurikulum Tingkat Nasional, Kurikulum Tingkat Daerah, dan
Kurikulum Tingkat Sekolah. Kurikulum Tingkat Nasional disusun dan diberlakukan
secara nasional. Kurikulum Tingkat Daerah disusun dan diberlakukan di daerah
berdasarkan Kurikulum Tingkat Nasional sesuai dengan kebijakan daerah masingmasing. Sementara, Kurikulum Tingkat Sekolah disusun dan diberlakukan pada setiap
jenjang sekolah.
Dalam rangka memenuhi Kurikulum Tingkat Daerah, Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat menyusun Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD)
Mata Pelajaran Bahasa Sunda. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata
Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda ini dikeluarkan sebagai arahan atau pedoman
bagi guru dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Isinya memuat kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), yang harus disusun
dan dikembangkan lagi oleh guru dan sekolah menjadi kurikulum yang berisi KI,
KD, indikator, pengalaman belajar, lingkup materi, dan jenis evaluasi. Penyusunan
kurikulum tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan dan kondisi setempat.
Masih berhubungan dengan keadaan setempat yang berbeda satu dengan
lainnya, perlu dipertimbangkan pengelompokan keadaan (kategorisasi lokal), baik
di wilayah pemakaian bahasa Sunda maupun wilayah yang memiliki dialek bahasa
vi
Sunda atau bahasa daerah lain seperti Melayu-Betawi di daerah Depok dan Bekasi
serta Bahasa Cirebon di wilayah Cirebon dan Indramayu. Bahasa-bahasa tersebut
termasuk bahasa daerah yang hidup di Propinsi Jawa Barat sesuai dengan Peraturan
Daerah Jawa Barat No. 5/2003 tentang Pelestarian Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah
yang kemudian diubah menjadi Perda No. 14/2014.
Sebagai Kurikukulum Tingkat Daerah Muatan Lokal yang bengacu pada
Kurikulum Nasional, KIKD Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda berbasis
Kurikulum 2013 dilakukan revisi pada tahun 2017. Revisi tersebut berkaitan dengan
perumusan KD dan pemetaan materi ajar bahasa daerah mempertimbangkan
keragaman lokalitas dan mewadahi fenomena kebahasaan dan pola komunikasi yang
berkembang di lingkungan masyarakat.
Revisi Kurikulum ini dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat,
yang untuk kepentingan regional Jawa Barat disusun berdasarkan Pergub Jabar Nomor
69 Tahun 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada
Jenjang Pendidikan Dasar dan menengah di Jawa Barat, dan Surat Keputusan Kepala
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 819/8653-Setdisdik tanggal 20 Pebruari
2017 tentang Tim Pengembang Kurikulum Mulok Bahasa dan Sastra Sunda
Terima kasih kepada Tim Ahli dan Tim Pengembang Kurikulum (TPK)
Jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, yang telah berkenan melakukan revisi
Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa Sunda berbasis Kurikulum
2013. Semoga semua ini dapat dirasakan manfaatnya oleh dunia pendidikan
kita.
Bandung, Maret 2017
Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat,
Dr. Ir. H. Ahmad Hadadi, M.Si.
Pembina Utama Madya
NIP. 196112311987031042
vii
K
ATA PENGANTAR
KEPALA BALAI
PENGEMBANGAN BAHASA DAN KESENIAN DAERAH
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Daerah di sekolah-sekolah yang awalnya
menggunakan Kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal dengan Kurikulum KTSP, mulai
menggunakan Kurikulum Mulok yang baru, terutama di sekolah-sekolah yang menjadi
percontohan. Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah
yang mengacu pada Kurikulum 2013 ini terdiri dari Struktur Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar (KIKD) serta Silabusnya. Sebagai penunjang pembelajaran, BPBKD
juga mengupayakan penyusunan buku ajar sesuai rambu-rambu yang ditetapkan
oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Seperti diketahui, implementasi Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah hingga saat
ini pun sangat dinamis. Berbagai revisi dan perubahan terjadi hampir setiap tahun,
terutama menyangkut berbagai perangkat implementasinya di lapangan. Tahun 2016,
revisi bahkan menyangkut struktur inti kurikulum dengan adanya perubahan pada
tataran KIKD dan landasan konseptualnya. Sedikitnya ada empat Peraturan Mentri
(Permen) Pendidikan dan Kebudayaan dikeluarkan untuk mengganti Permen lama
berkaitan dengan revisi Kurikulum. Antara lain Permendikbud No. 20 tahun 2016
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan menengah, Permendikbud No.
21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, Permendikbud
No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan dan Dasar dan Menengah,
dan Permendikbud No. 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Melihat dinamika
yang terjadi pada Kurikulum 2013 tersebut, sudah seharusnya pula Kurikulum Mulok
Bahasa dan Sastra Daerah menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di atas.
Di samping itu, implementasi Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa
dan Sastra Daerah sendiri menemui beberapa masalah, antara lain ditemukan pada
struktur isi kurikulum yang masih dianggap kompleks dan sulit untuk dipahami oleh
siswa. Kurikulum Bahasa dan Sastra Daerah juga dianggap tidak memiliki tujuan yang
jelas di setiap jenjang pendidikan. Tidak dijelaskan apa skala prioritas yang ingin
dicapai dari pengajaran bahasa Sunda di tingkat, SD, SMP, dan SMA, karena masih
ditemukan materi-materi pelajaran yang bertumpuk dan berulang-ulang.
viii
Kendala lain yang juga sering disuarakan oleh masyarakat dan para guru
adalah tidak meratanya kurikulum diberlakukan di setiap satuan pendidikan karena
berbagai hal, kendati Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra
Daerah telah ditetapkan penggunaannya melalui Pergub. Kritik juga muncul dari
masyarakat berkaitan dengan kekeliruan bahan ajar dan karakter Kurikulum Muatan
Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah yang cenderung terlalu meniru
struktur kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia.
Berkaitan dengan masalah-masalah tersebut di atas, perlu adanya upaya untuk
merevisi dan mengembangkan kembali Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra Daerah untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Namun
sebelum revisi dilakukan, diperlukan landasan konseptual yang jelas menyangkut apa
saja yang harus menjadi pertimbangan tim review. Diperlukan poko-pokok pikiran
yang jelas untuk nanti digunakan oleh tim pengembang Kurikulum Muatan Lokal
Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah sebagai landasan bekerja.
Buku ini merupakan dokumen kurikulum tingkat daerah Provinsi Jawa Barat
yaitu Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda Berbasis
Kurikulum 2013 yang telah direvisi. Dokumen kurikulum diharapkan dapat dijadikan
pedoman pembelajaran muatan lokal bahasa dan sastra Sunda pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah di Jawa Barat, terhitung mulai tahun pelajaran
2017/2018.
Semoga buku ini ada kemanfaatan di dalamnya dan pada akhirnya akan
membawa pada perbaikan dalam pembinaan, pengembangan dan pelestarian
bahasa dan sastra daerah melalui jalur pendidikan di Jawa Barat.
Bandung, Maret 2017
Kepala Balai
Pengembangan Bahasa dan Kesenian Daerah,
Drs. H. Husen R. Hasan, M.Pd.
Pembina Tk. I
NIP. 196110051986031014
ix
D
AFTAR ISI
SAMBUTAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI JAWA BARAT ................................................................... v
KATA PENGANTAR KEPALA BALAI PENGEMBANGAN
BAHASA DAN KESENIAN DAERAH DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI JAWA BARAT ................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................ ix
BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH ..................... A. Rasional
................................................................................. B. Struktur Kurikulum Muatan Lokal................................................... C. Perbaikan Kurikulum Tingkat Daerah Berbasis Kurikulum 2013..... D. Kekhasan Kurikulum Tingkat Daerah............................................. E. Keragaman Lokalitas dan Bahasa Pengantar Pembelajaran......... F. Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar....................................... 1
2
6
10
13
14
16
BAB II: . KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR (kikd)
.
MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA ....... A. Rasional ....................................................................................... B. Pengertian..................................................................................... C. Fungsi........................................................................................... D. Tujuan........................................................................................... E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Bahasa Dan Sastra Sunda Jenjang SMP/MTs............................... Lampiran-LAMPIRAN.........................................................................
Lampiran 1: SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA
.
SUNDA SMP/MTs ...............................................................
A. Pengertian SIlabus........................................................................ B. Komponen Silabus......................................................................... C. Pengembangan Silabus................................................................. x
19
20
21
21
21
22
29
30
30
30
31
Lampiran 2: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
.
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH
.
TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN
.
BAHASA DAN SASTRA SUNDA........................................... A. Batasan ........................................................................................ B. Komponen RPP............................................................................. C. Prinsip Penyusunan RPP............................................................... D. Langkah Penyusunan RPP............................................................ xi
59
59
59
60
61
BAB I
STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
A. Rasional
Sejalan dengan keluarnya Kurikulum 2013 terdapat tiga jenis kurikulum,
yakni Kurikulum Tingkat Nasional, Kurikulum Tingkat Daerah, dan Kurikulum
Tingkat Sekolah. Kurikulum Tingkat Nasional disusun dan diberlakukan
secara nasional. Kurikulum Tingkat Daerah disusun dan diberlakukan di
daerah berdasarkan Kurikulum Tingkat Nasional sesuai dengan kebijakan
daerah masing-masing. Sementara, Kurikulum Tingkat Sekolah disusun dan
diberlakukan pada setiap jenjang sekolah.
Kurikulum Tingkat Nasional yang disebut Kurikulum 2013 telah
mengalami revisi sehingga disebut Kurikulum 2013 edisi revisi. Kurikulum
Tingkat Daerah pun turut mengalami perbaikan sehingga disebut Kurikulum
Tingkat Daerah Muatan Lokal berbasis Kurikulum 2013 revisi 2017. Revisi
ini dilakukan berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 20, 21, 22, dan 23 Tahun 2016.
Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasa-rana, standar
pengelolaan, dan standar pembiayaan. Dengan diberlakukanya Peraturan
Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54
Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar
dan Menengah memuat tentang Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Kompetensi Inti meliputi
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan ketrampilan. Ruang lingkup
materi yang spesifik untuk setiap mata pelajaran dirumuskan berdasarkan
Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti untuk mencapai kompetensi lulusan
minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Dengan diberlakukannya
Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk
2
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
mencapai kompetensi lulusan. Dengan diberlakukanya Peraturan Menteri ini,
maka Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun 2013 Tentang
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan yang merupakan kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat,
prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta
didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik
pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dengan diberlakukannya
Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Dalam rangka memenuhi Kurikulum Tingkat Daerah, Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat menyusun Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD)
Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah. Selain disesuaikan dan didasarkan
pada struktur Kurikulum Tingkat Nasional 2013, KIKD Mata Pelajaran Bahasa
Sunda didasarkan pada Surat Edaran Kepala Dinas Provinsi Jawa Barat
Nomor 423/2372/Set-Disdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran
Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/
MA.
Di samping itu, penyusunan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
(KIKD) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah didasari pula oleh Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat No. 14 Tahun 2014 tentang Pemeliharaan Bahasa,
Sastra, dan Aksara Daerah, yang menetapkan bahasa daerah, antara lain,
bahasa Sunda, diajarkan pada pendidikan dasar di Jawa Barat. Kebijakan
tersebut sejalan dengan jiwa UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah
dan UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang bersumber
dari UUD 1945 yang menyangkut Pendidikan dan Kebudayaan. Sejalan
pula dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab III Pasal 7 Ayat 3--8, yang
menyatakan bahwa dari SD/MI/SDLB, SMP/MTs./ SMPLB, SMA/MAN/
SMALB, dan SMK/MAK diberikan pengajaran muatan lokal yang relevan dan
Rekomendasi UNESCO tahun 1999 tentang “pemeliharaan bahasa-bahasa
ibu di dunia”.
BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
3
Hal di atas sejalan pula dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, di antaranya menyatakan bahwa: Bahasa
Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan
matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah
apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan
dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan
pendidikan tersebut. Hal ini diperkuat dengan Permendikbud Nomor 79 tahun
2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013, Pasal 9 dan Pasal 10, bahwa
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat mengembangkan muatan
lokal.
Bahasa Sunda, Bahasa Cirebon, dan Bahasa Melayu Betawi
berkedudukan sebagai bahasa daerah, yang juga merupakan bahasa
ibu bagi masyarakat Jawa Barat di wilayah tertentu. Bahasa daerah juga
menjadi bahasa pengantar pembelajaran di kelas-kelas awal SD/MI. Melalui
pembelajaran bahasa daerah diperkenalkan kearifan lokal sebagai landasan
etnopedagogis.
Berdasarkan kenyataan tersebut, bahasa daerah sebagai salah satu
khasanah dalam kebhineka-tunggal-ikaan bahasa dan budaya Nusantara
akan menjadi landasan bagi pendidikan karakter dan moral bangsa. Oleh
karena itu, bahasa daerah harus diperkenalkan di Taman Kanak-kanak (TK)/
Raudhatul Athfal (RA) dan diajarkan di sekolah-sekolah mulai Sekolah Dasar
(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah
Tsanawiyah (MTs), sampai Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliah (MA). Untuk kepentingan itu, telah disusun
dan direvisi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sesuai dengan satuan
pendidikan tersebut.
Pembelajaran bahasa dan sastra daerah diharapkan membantu peserta
didik mengenal dirinya dan budaya Sunda, mengemukakan gagasan dan
perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat Jawa Barat, dan menemukan serta
menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran bahasa dan sastra daerah diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Daerah dengan
baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap budaya dan hasil karya sastra daerah.
4
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
Kompetensi inti mata pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah yang
memiliki kesamaan dengan kompetensi inti mata pelajaran lainnya merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan
penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif
terhadap bahasa dan sastra daerah. Kompetensi Inti ini menjadi dasar
bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional,
dan nasional. Secara substansial terdapat empat Kompetensi Inti yang
sejalan dengan pembentukan kualitas insan yang unggul, yakni (1) sikap
keagamaan (beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa) untuk
menghasilkan manusia yang pengkuh agamana (spiritual quotient), (2) sikap
kemasyarakatan (berakhlak mulia) untuk menghasilkan manusia yang jembar
budayana (emotionalquotient), (3) menguasai pengetahuan, teknologi, dan
seni (berilmu dan cakap) untuk menghasilkan manusia yang luhung élmuna
(intellectualquotient), dan (4) memiliki keterampilan (kreatif dan mandiri) untuk
menghasilkan manusia yang rancagé gawéna (actional quotient).
Keempat Kompetensi Inti tersebut merupakan pengejawantahan dari
tujuan pendidikan nasional (Undang-undang No. 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 3), yakni “untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar Mata Pelajaran Bahasa
dan Sastra Daerah ini, selaras dengan alasan pengembangan kurikulum
2013, diharapkan peserta didik memiliki:
1.
2.
3.
4.
5.
Kemampuan berkomunikasi;
Kemampuan berpikir jernih dan kritis;
Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan;
Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab;
Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan
yang berbeda;
6. Kemampuan hidup dalam maysrakat yang mengglobal;
7. Minat yang luas dalam kehidupan;
8. Kesiapan untuk bekerja;
9. Kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya; dan
10. Rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.
BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
5
B. Struktur Kurikulum Muatan Lokal
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI,
SMP/MTs, SMA/SMK/MA dinyatakan bahwa Bahasa Daerah sebagai muatan
lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan matapelajaran Seni Budaya
dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa perlu
untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran
per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
Dasar pendidikan muatan lokal adalah Permendikbud Nomor 79 tahun
2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013. Dalam peraturan itu yang
dimaksud dengan muatan lokal adalah bahan kajian atau mata pelajaran
pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang
potensi dan keunikan lokal untuk membentuk pemahaman peserta didik
terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya. Muatan lokal
dikembangkan atas prinsip: (1) kesesuaian dengan perkembangan peserta
didik; (2) keutuhan kompetensi; (3) fleksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan
waktu penyelenggaraan; dan (4) kebermanfaatan untuk kepentingan nasional
dan menghadapi tantangan global.
Pendidikan Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah
merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran
yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan melalui
pemerintah daerah, dalam hal ini Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan
Propinsi Jawa Barat.
Kewenangan pemerintah daerah untuk mengembangkan bahasa
daerah diperkuat oleh UU nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa
dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Pasal 42 Ayat (1) dan Ayat
(2) berbunyi sebagai berikut.
(1) Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi
bahasa dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya
dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman
dan agar tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
6
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
(2) Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan
oleh pemerintah daerah di bawah koordinasi lembaga kebahasaan.
Mengingat kewenangan pemerintah daerah dalam mengembangkan
dan membina bahasa daerah, adanya kebijakan kurikulum tingkat daerah,
dan keberagaman pemerintah daerah dalam menetapkan konten muatan
lokal maka untuk Kurikulum 2013 ditetapkan pendidikan bahasa daerah tetap
menjadi wewenang pemerintah daerah. Kurikulum 2013 menyediakan muatan
lokal untuk pendidikan bahasa daerah dan pendidikan seni budaya.
Berkaitan dengan bunyi undang-undang tersebut, maka Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra Sunda termasuk mata pelajaran muatan lokal di wilayah
Provinsi Jawa Barat. Kedudukannya dalam proses pendidikan sama dengan
kelompok mata pelajaran inti dan pengembangan diri. Oleh karena itu, mata
pelajaran Bahasa Sunda juga diujikan dan nilainya wajib dicantumkan dalam
buku rapor.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengeluarkan Surat Keputusan
No. 423/2372/Set-disdik tanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran
Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/
MA). Kedudukan Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah dalam Struktur
Kurikulum Nasional adalah sebagai berikut.
Tabel 1: Struktur Kurikulum Tingkat Daerah Jenjang SD/MI
No.
Jumlah Jam Pelajaran Tiap
Kelas
Komponen
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelompok B
7. Seni Budaya dan Prakarya
8. Pendidikan Jasamani, Olahraga, dan Kesehatan
9. Bahasa dan Sastra Daerah
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
I
II
III
IV
V
VI
4
6
8
5
-
4
6
8
6
-
4
6
10
6
-
4
4
7
6
3
3
4
4
7
6
3
3
4
4
7
6
3
3
4
4
2
4
4
2
4
4
2
5
4
2
5
4
2
5
4
2
32
34
36
38
38
38
BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
7
Tabel 2: Struktur Kurikulum Tingkat Daerah Jenjang SMP/MTs.
No.
Komponen
Kelompok A
1.
Agama dan Budi Pekerti
Pendidikan Pancasila &
2.
Kewarganegaraan
3.
Bahasa Indonesia
4.
Matematika
5.
Ilmu Pengetahuan Alam
6.
Ilmu Pengetahuan Sosial
7.
Bahasa Inggris
Kelompok B
8.
Seni Budaya
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
9.
dan Kesehatan
10.
Prakarya
11.
Bahasa dan Sastra Daerah
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
Jumlah Jam Pelajaran Tiap Kelas
VI
VIII
IX
3
3
3
3
3
3
6
5
5
4
4
6
5
5
4
4
6
5
5
4
4
3
3
3
3
3
3
2
2
40
2
2
40
2
2
40
Tabel 3: Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kelompok Mata
Pelajaran Wajib
No.
Komponen
Jumlah Jam Pelajaran Tiap Kelas
X
XI
XII
Kelompok A (Wajib)
1.
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Pendidikan Pancasila &
2.
Kewarganegaraan
3.
Bahasa Indonesia
4.
Matematika
5.
Sejarah Indonesia
6.
Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
7.
Seni Budaya
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
8.
dan Kesehatan
10.
Prakarya dan Kewirausahaan
11.
Bahasa dan Sastra Daerah
Jumlah Jampel A & B per Minggu
8
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
3
3
3
2
2
E
4
4
2
2
4
4
2
2
4
4
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
26
2
2
26
2
2
26
Kelompok C (Peminataan)
Mata pelajaran peminatan Akademik (untuk
SMA/MA)
18
20
20
Jumlah Jampel yang harus ditempuh per
minggu
44
46
46
Tabel 4: Struktur Kurikulum SMA/MA
KELAS
MATA PELAJARAN
X
XI
XII
26
26
26
1. Matematika
3
4
4
2. Biologi
3
4
4
3. Fisika
3
4
4
4. Kimia
3
4
4
1. Geografi
3
4
4
2. Sejarah
3
4
4
3. Sosiologi dan Antropologi
3
4
4
4. Ekonomi
3
4
4
1. Bahasa dan Sastra Indonesia
3
4
4
2. Bahasa dan Sastra Daerah
3
4
4
3. Bahasa dan Sastra Inggris
4. Bahasa dan Sastra Asing
Lainnya
5. Antropologi
3
4
4
3
4
4
3
4
4
Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat
6
4
4
Jumlah Pelajaran yang tersedia per minggu
71
82
82
Jumlah Jampel yang harus ditempuh per minggu
44
46
46
Kelompok A dan B (Wajib)
C. Kelompok Peminatan
I
II.
III
Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya
Mata Pelajaran Pilihan Pendalaman
BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
9
Tabel 5: Struktur Kurikulum SMK/MAK
MATA PELAJARAN
Kelompok A (Wajib)
1.
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3.
Bahasa Indonesia
4.
Matematika
5.
Sejarah Indonesia
6.
Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
7.
Seni Budaya
8.
Bahasa dan Sastra Daerah
9.
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
10. Prakarya dan Kewirausahaan
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu
Kelompok C (Peminatan)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (SMK/
MAK)
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU
ALOKASI WAKTU PER
MINGGU
X
XI
XII
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
2
2
3
2
26
2
2
3
2
26
2
2
3
2
26
24
24
24
50
50
50
C. Perbaikan Kurikulum Tingkat Daerah
Berbasis Kurikulum 2013
Dengan adanya revisi Kurikulum 2013 pada tingkat nasional, Kurikulum
Tingkat Daerah Kurikulum Muatan Lokal pun mengalami perubahan. Nama
kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional, tapi tetap Kurikulum 2013
Edisi Revisi yang berlaku secara Nasional.Perubahan tersebut didasarkan
pada tiga Permendikbud, yakni Permendikbud No. 20 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, Permendikbud No.
21 Tahun 2016 tentang Standar Isi, Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses, dan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian.
Meskipun ada revisi, struktur matapelajaran dan lama belajar di
sekolah tidak diubah. Poin utama revisi Kurikulum 2013 adalah meningkatkan
hubungan atau keterkaitan antara kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar
10
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
(KD). Jika diintisarikan, terdapat lima poin penting revisi Kurikulum 2013.
1. Peningkatan hubungan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD). Kompetensi Inti 1 (Aspek Keagamaan) dan Kompetensi Inti 2
(Aspek Sosial) tidak lagi dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar (KD).
Kompetensi Dasar hanya dijabarkan dari Kompetensi Inti 2 (Pengetahuan)
dan Kompetensi Inti 4 (Keterampilan).
a. Penomoran KI dan KD tidak lagi ditandai dengan jenjang pendidikan
(kelas), tetapi sesuai dengan nomor urutan KI. Nomor KI sebanyak
satu digit angka (KI 3), sedangkan nomor KD sebanyak dua digit
angka (KD 3.1).
b. Dalam rumusan KD lama yang awalnya hanya menggambarkan
materi kesastraan saja, pada rumusan KD baru ditambahkan unsurunsur kebahasaan. Hal ini menunjukkan bahwa belajar bahasa daerah
dilaksanakan melalui sastra daerah.
c. Permusan KD yang awalnya terlalu spesifik dan operasioal, kemudian
pada edisi revisi diubah menjadi rumusan yang lebih umum agar tidak
menyulitkan pendidik dalam menyusun indikator.
d. Rumusan KD pada jenjang SD/MI disesuaikan dengan materi pokok
dan tema nasional. Untuk beberapa tema KD disesuaikan dengan
tema kedaerahan.
e. Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar
jenjang pendidikan memperhatikan (1) perkembangan psikologis
anak; (2) lingkup dan kedalaman; (3) kesinambungan; (4) fungsi satuan
pendidikan; dan (5) lingkungan. Dipertimbangkan pula penguasaan
pengetahuan dan keterampilan berbahasa dan bersastra secara
gradual daerah sesuai dengan jenjang pendidikan.
f. Pemetaan materi ajar bahasa daerah mempertimbangkan keragaman
lokalitas dan mewadahi fenomena kebahasaan dan pola komunikasi
yang berkembang di lingkungan masyarakat.
2. Proses berpikir siswa tidak lagi dibatasi. Pada kurikulum yang lama,
berlaku sistem pembatasan, yaitu anak SD sampai memahami, SMP
menganalisis, dan SMA mencipta. Pada kurikulum hasil revisi ini, anak
SD boleh berpikir sampai tahap penciptaan. Tentunya dengan kadar
penciptaan yang sesuai dengan usianya.
3. Penggunaan metode pembelajaran aktif. Guru berperan menjadi fasilitator
pembelajaran yang membuat siswa menyenangi kegiatan belajarBAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
11
mengajar. Adanya penerapan Pendekatan 5M (Mengingat, Memahami,
Menerapkan, Menganalisis, dan Mencipta). Pendekatan Saintifik 5M
bukanlah satu-satunya yang dapat diacu menjadi metode saat mengajar.
Apabila digunakan, maka susunan 5Mitu tidak harus berurutan.Pemilihan
pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau
inkuiri (inquiry) dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang
pendidikan.
4. Penyederhanaan aspek penilaian siswa oleh guru. Pada Kurikulum
2013 versi lawas, seluruh guru wajib menilai aspek sosial dan spiritual
(keagamaan) siswa. Sistem ini yang lantas dikeluhkan banyak guru.
Dalam skema yang baru, penilaian sosial dan keagamaan siswa cukup
dilakukan oleh guru PPKn dan guru Pendidikan Agama-Budi Pekerti.
Sementara guru fisika dan mata pelajaran lainnya hanya menilai aspek
akademik sesuai bidang yang diajarkan saja.Guru mata pelajaran lain
boleh menilai aspek sosial sewajarnya. seperti terkait kenakalan atau
misalnya saat siswa ketahuan mencontek.
a. Penilaian sikap KI-1 dan KI-2 sudah ditiadakan di setiap mata
pelajaran hanya Matapelajaran Agama dan PPKn, namun KI tetap
dicantumkankan dalam penulisan RPP.
b. Jika ada 2 nilai praktik dalam satu KD, maka yang diambil adalah
nilai yang tertinggi. Penghitungan nilai keterampilan dalam satu KD
ditotal (praktek, produk, portofolio) dan diambil nilai rata-rata untuk
pengetahuan, bobot penilaian harian, dan penilaian akhir semester
itu sama.
c. Perubahan terminologi ulangan harian menjadi penilaian harian, UAS
menjadi Penilaian Akhir Semester untuk Semester 1 dan Penilaian
Akhir Tahun untuk Semester 2. Oleh karena itu, sudah tidak ada lagi
UTS, langsung ke Penilaian Akhir Semester.
d. Skala penilaian menjadi 1-100. Sementara itu, penilaian sikap
diberikan dalam bentuk Predikat dan Deskripsi.
e. Remedial diberikan untuk nilai siswa yang kurang, namun sebelumnya
siswa diberikan pembelajaran ulang. Nilai Remedial adalah nilai yang
dicantumkan dalam hasil.
12
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
f. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan
evaluasi hasil pembelajaran.
5. Perencanaan pembelajaran mencakup silabus dan Recana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
a. Silabus Kurikulum 2013 edisi revisi lebih ramping, hanya tiga kolom,
yakni KD, Materi Pembelajaran, dan Kegiatan Pembilajaran.
b. Di dalam RPP tidak perlu disebutkan nama metode pembelajaran
yang digunakan dan materi dibuat dalam bentuk lampiran berikut
dengan rubrik penilaian (jika ada).
D. Kekhasan Kurikulum Tingkat Daerah
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda di
dalamnya memuat materi yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan
peserta didik yang mencakup perkembangan pengetahuan dan cara berpikir,
emosional, dan sosial peserta didik. Pembelajarannya diatur secara mandiri
serta menopang peningkatan kemampuan penguasaan kurikulum nasional.
Program
pembelajaran
bahasa
dan
sastra
Sunda
yang
dikembangkanmemperhatikan rambu-rambu pengembangan muatan lokal
yang tertuang dalam lampiran Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Muatan Lokal Kurikulum 2013, Pasal 9 dan Pasal 10, bahwa Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat mengembangkan muatan lokal.
Permendikbud ini merupakan revisi dari Permendikbud Nomor 81a Tahun
2013 tentang Implementasi Kurikulum, di antaranya kedekatan secara fisik
dan secara psikis.Dekat secara fisik berarti bahwa terdapat dalam lingkungan
tempat tinggal dan sekolah peserta didik, sedangkan dekat secara psikis
berarti bahwa bahan kajian tersebut mudah dipahami oleh kemampuan
berpikir dan mencerna informasi sesuai dengan usia peserta didik.
Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda memiliki kekhasan tersendiri
sesuai dengan kaidah keilmuannya, yaitu bahasa, sastra, budaya Sunda
sebagai kearifan lokal. Setiap sekolah wajib melaksanakannya agar peserta
didik memperoleh pengalaman berbahasa, bersastra, dan berbudaya
Sunda. Pendidik yang mengampu mata pelajaran ini diharapkan mampu
membangkitkan minat belajar, rasa keingintahuannya, menumbuhkembangkan
kesadaran, serta kemampuan apresiasi peserta didik terhadap budayanya
masyarakatnya. Hal ini merupakan wujud pembentukan karakter yang
BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
13
memungkinkan seseorang hidup secara beradab dan toleran dalam
masyarakat dan budaya yang majemuk.
Mata pelajaran bahasa dan sastra Sunda dikemas sedemikian rupa agar
menarik bagi perserta didik. Kemasan yang menarik dan perencanaan yang
tepat akan mampu mengembangkan beragam kompetensi peserta didik baik
secara konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi,
dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur etika, estetika,
logika, dan kinestetika.
E. Keragaman Lokalitas dan Bahasa
Pengantar Pembelajaran
Untuk mewadahi keragaman lokalitas perlu dipertimbangkan bahasa
dan budaya yang berkembang di lingkungan belajar peserta didik. Kenyataan
menunjukkan bahwa selain bahasa Sunda, di Jawa Barat terdapat pula bahasabahasa daerah lain yang wilayah pemakaiannya tidak berdasarkan daerah
administrasi pemerintah. Misalnya, sebagaimana diatur dalam Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pemeliharaan
Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah bahwa yang dimaksud dengan bahasa
daerah di Jawa Barat adalah bahasa Sunda, bahasa Cirebon, dan bahasa
Melayu-Betawi. Dalam hubungan itu, bagi daerah-daerah yang peserta
didiknya berbahasa ibu bukan bahasa Sunda, kompetensi dasar itu perlu
disesuaikan dengan keadaan kebahasaan dan budaya daerah setempat.
Pembelajaran tidak berlangsung untuk semua kompetensi dasar, tetapi dipilih
mana yang mungkin bisa dilaksanakan.
Berkaitan dengan kategorisasi lokal, di Jawa Barat ada masyarakat yang
berbahasa ibu bahasa Sunda lulugu ada pula yang menggunakan bahasa
Sunda wewengkon. Bahkan di pesisir utara dan sebagian besar wilayah
Cirebon mempunyai bahasa ibu yang bukan bahasa Sunda. Masyarakat
penuturnya menyebutnya sebagai bahasa Cirebon, yang awalnya merupakan
perpaduan antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa.
Sehubungan dengan kenyataan seperti itu, bahan pembelajaran
bahasa Sunda tentu tidak akan seragam. Penentuan bahan pembelajaran
diserahkan sepenuhnya kepada pendidik di tempatnya masing-masing
dengan mengadakan perembukan terpumpun dalam wadah Pusat Kegiatan
14
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
Guru (PKG). Lebih jauh lagi, penentuan yang lebih spesifik lagi diserahkan
kepada guru di sekolah yang bersangkutan.
Kategorisasi lokal dalam penentuan bahan pembelajaran dapat
dibedakan atas tiga kategori A, B, dan C. Ketiga kategori lokal tersebut
masing-masing memiliki ciri tersendiri.
1. Kategori A berlaku ditempat-tempat yang masyarakatnya menggunaan
bahasa Sunda lulugu, yakni bahasa yang kini dianggap baku dan resmi
menurut ukuran umum di Jawa Barat. Sebagi contoh yang termasuk
kategori ini adalah daerah Bandung dan sekitarnya dengan mengabaikan
beberapa kosakata wewengkon yang memang hanya sedikit.
2. Kategori B berlaku di tempat-tempat yang masyarakatnya menggunakan
bahasa Sunda wewengkon, yakni bahasa yang sampai saat ini dianggap
sebagai ragam bahasa yang mempunyai perbedaan dengan bahasa
lulugu, akan tetapi tetap dianggap sebagai bahasa Sunda. Perbedaan
tersebut berada pada tataran fonetik dan semantik, di samping perbedaan
onomasiologis (konsep yang sama dalam kosakata yang berbeda) dan
perbedaan semasiologis (konsep yang berbeda dengan kosakata yang
sama). Sebagai conto yang termasuk kategori B adalah bahasa Sunda di
Kuningan dan Karawang.
3. Kategori C berlaku di tempat-tempat yang masyarakatnya kental
menggunakan bahasa wewengkon atau bahasa daerah khusus
seperti bahasa Cirebon (bahasa Sunda Dialek Cirebon atau bahasa
Jawa Dialek Cirebon) dan bahasa Melayu Dialek Betawi. Misalnya, di
sebagian wilayah Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, dan Kota
Cirebon, selain diajarkan bahasa Sunda sebagai muatan lokal wajib,
juga diperkenankan untuk mengajarkan bahasa Cirebon sebagai muatan
lokal pilihan. Khusus di daerah ini, untuk Kelas I-III SD, alokasi waktu
untuk pelajaran bahasa Sunda dapat digunakan untuk pelajaran bahasa
daerah setempat. Keadaan yang sama dapat pula berlaku bagi sebagian
Kota dan Kabupaten Bekasi serta Kota Depok yang masyarakatnya
menggunakan Bahasa Melayu Dialek Betawi, meskipun sampai saat ini
belum dapat diajarkan di sekolah-sekolah.
Kategorisasi lokal tersebut dapat mengikuti perimbangan komponen
kompetensi bahasa (pemahaman dan penggunaan), ragam bahasa (lulugu
dan wewengkon), dan bahasa pengantar.
BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
15
(a) Di wilayah kategori A, diutamakan pemahaman dan penggunaan bahasa,
materi bahasa Sunda baku, dan menggunakan pengantar bahasa Sunda
baku.
(b) Di wilayah kategori B, diutamakan pemahaman dan penggunaan bahasa,
materi bahasa Sunda baku dan bahasa Sunda wewengkon seimbang,
dan menggunakan pengantar bahasa Sunda baku.
(c) Di wilayah kategori C, diutamakan pemahaman bahasa, materi bahasa
Sunda baku dan bahasa Sunda wewengkon atau bahasa setempat
seimbang, dan dapat menggunakan bahasa pengantar bahasa Sunda
wewengkon (bahasa setempat) atau menggunakan bahasa Indonesia.
Di sekolah-sekolah yang mempunyai kondisi khusus, seperti di sekolahsekolah yang peserta didiknya banyak yang berbahasa ibu bukan bahasa
Sunda, walaupun sebenarnya termasuk kategori A atau kategori B, dapat
ditentukan kebijakan lain.
Pada prinsipnya bahasa pengantar yang digunakan dalam pembelajaran
bahasa dan sastra Sunda adalah bahasa Sunda. Di sekolah-sekolah atau
daerah yang mengalami kesulitan dengan pengantar bahasa Sunda dapat
digunakan bahasa Indonesia atau bahasa setempat, baik sebagian maupun
sepenuhnya, atau menggunakan dwibahasa Sunda-Indonesia. Akan tetapi,
selalu disertai usaha untuk secara berangsur-angsur bisa memahami
petunjuk dalam bahasa Sunda. Di daerah-daerah yang memiliki basa Sunda
wewengkon, kata-kata dialek dapat difungsikan untuk mempercepat atau
meningkatkan kualitas pembelajaran.
F. Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar
1. Pemanfaatan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi
16
Teknologi informasi dan komunikasi dapat berupa media cetak dan
elektronik. Kini perkembangannya semakin pesat dan canggih.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan
untuk memfasilitasi pembelajara bahasa dan sastra Sunda. Dalam
batas-batas dan cara-cara tertentu semua itu dapat dimanfaatkan untuk
membantu meningkatkan kualitas dan kelancaran pembelajaran bahasa
dan sastra Sunda.
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
2. Pemanfaatan Lingkungan Alam, Sosial, dan Budaya
Sumber pembelajaran bahasa dan sastra Sunda dapat pula berupa
lingkungan alam, masyarakat, dan budaya Sunda. Peserta didik
diupayakan agar berhubungan langsung dengan masyarakat untuk
mengetahui kehidupan bahasa dan budaya Sunda saat ini, yang
selanjutnya dijadikan informasi dalam pembelajaran bahasa Sunda.
Berkaitan dengan pembelajaran sastra, peserta didik diupayakan untuk
mengetahui kehidupan sastra secara eksplisit maupun implisit dengan
mengapresiasi dan mengekspresikan isinya.
3. Bacaan Wajib
Pembelajaran bahasa dan Sastra Sunda harus didukung oleh adanya
buku babon, buku pendukung pembelajaran, atau buku-buku bacaan
kanonik untuk mendorong siswa gemar membaca dan membangkitkan
minat dan kesenangannya mempelajari bahasa dan sastra Sunda.
Buku yang akan digunakan dalam pembelajaran bahasa Sunda adalah
buku-buku yang sebelumnya telah dinyatakan lolos seleksi penilaian oleh
lembaga berwenang serta dan proses seleksinya harus memperhatikan
kejujuran dan kualitas buku.
Sebagai upaya meningkatkan apresiasi sastra dan gemar membaca,
setiap peserta didik pada setiap jenjang pendidikan diwajibkan membaca
sejumlah karya sastra (puisi, prosa, dan drama) yang sesuai dengan
tingkatannya dalam jumlah yang memadai. Pemilihan buku bacaan sastra
ini disesuikan dengan tingkat perkembangan psikologis peserta. Upaya
ini juga berkaitan dengan gerakan literasi sekolah yang menjadi unsur
penunjang dalam kurikulum yang berlaku saat ini.
BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
17
18
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
BAB II
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
(kikd)
MATA PELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA SUNDA
A. Rasional
Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda adalah mata pelajaran
Muatan lokal yang berdiri sendiri. Ketetapan kebijakan ini sejalan dengan
Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pasal 1 s.d
4. Atas dasar itulah, maka materi pembelajaran yang tertuang dalam mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda mengutamakan keunggulan dan kearifan
daerah.
KI-KD Kurikulum 2013 Muatan Lokal Mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Sunda serta revisinya
diberlakukan berdasarkan peraturan perundang-
undangan sebagai berikut. (1) UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah
dan UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; (2) UU No. 24/2009
tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan;
(3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19/2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Bab III Pasal 7 Ayat 3--8, yang menyatakan bahwa
dari SD/MI/SDLB, SMP/MTs./ SMPLB, SMA/MAN/SMALB, dan SMK/MAK
diberikan pengajaran muatan lokal yang relevan; (4) Permendikbud No. 67,
68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA; (5)
Permendikbud No. 79/2014 tentang Kurikulum 2013, Pasal 5 (a) dan (b),
yaitu materi mata pelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Sunda yang
dirumuskan dalam bentuk dokumen berupa KompetensiDasar dan Silabus; (6)
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 20,
21, 22, dan 23 Tahun 2016 tentang Standar Kelulusan, Standar Isi, Standar
Proses, dan Standar Penilaian; (7) Perda No. 14/2014 tentang Pemeliharan
Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah; (8) Peraturan Gubernur Jawa Barat
No. 69 Tahun 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra
Daerah pada Jenjang Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; (9) Surat
Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/
Set-disdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal
Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA; serta (10)
Rekomendasi UNESCO tahun 1999 tentang Pemeliharaan Bahasa-bahasa
Ibu di Dunia.
20
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
B. Pengertian
Dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun 2014 tentang KIKD Pelajaran
pada Kurikulum 2013 disebutkan bahwa kompetensi inti merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki
seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas, sedangkan kompetensi dasar
merupakan merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang
harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing
satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.
Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Sunda
adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Sunda.
C. Fungsi
Standar kompetensi dan kompetensi dasar berfungsi sebagai acuan
bagi guru-guru di sekolah dalam menyusun kurikulum mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Sunda sehingga segi-segi pengembangan pengetahuan,
keterampilan, serta sikap berbahasa dan bersastra Sunda dapat terprogram
secara terpadu.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini disusun dengan
mempertimbangkan kedudukan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah dan
sastra Sunda sebagai sastra Nusantara. Pertimbangan itu berkonsekuensi
pada fungsi mata pelajaran Bahasa Sunda sebagai (1) sarana pembinaan
sosial budaya regional Jawa Barat; (2) sarana peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap dalam rangka pelestarian dan pengembangan
budaya; (3) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk
meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (4)
sarana pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda untuk
berbagai keperluan; (5) sarana pengembangan penalaran; dan (6) sarana
pemahaman aneka ragam budaya daerah (Sunda).
D. Tujuan
Pertimbangan itu berkonsekuensi pula pada tujuan pembelajaran
bahasa dan sastra Sunda yang secara umum agar peserta didik mencapai
tujuan-tujuan berikut.
BAB II: KIKD Mata Pelajaran Bahasa
dan Sastra Sunda
21
1. Peserta didik menyenangi pengalamannya berbahasa Sunda baik dalam
bentuk lisan maupun tulisan.
2. Peserta didik memahami dan mampu menggunakan bahasa Sunda
dalam berbagai konteks komunikasi untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, kematangan emosi, dan kematangan sosial.
3. Peserta didik menghargai bahasa Sunda sebagai bagian dari warisan
kebudayaan masyarakat Sunda dan bagian dari kekayaan kebudayaan
nasional.
4. Peserta didik mampu menghargai, membanggakan, menikmati, dan
memanfaatkan karya sastra Sunda untuk mengembangkan kepribadian,
memperluas wawasan, dan memahami budaya serta intelektualitas
manusia Sunda.
E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA
SUNDA JENJANG SMP/MTs
KELAS VII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi
sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler,
kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial
yaitu, “Menunjukkanperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”.
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
22
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan
sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan
sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 3
(PENGETAHUAN)
3. Memahami pengetahuan
(faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian
tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam
ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami dan
mengidentifikasi kaidah,
bentuk, struktur teks, dan
unsur kebahasaan dalam
paguneman tentang
menyapa, memperkenalkan
diri, berpamitan, meminta
izin, mengucapkan terima
kasih, dan meminta maaf,
serta menanggapinya,
sesuai dengan fungsi sosial,
struktur teks dan unsur
kebahasaan.
3.2 Mengidentifikasi jenis,
ragam (varian), istilah,
prosedur kaulinan barudak
sesuai dengan fungsi sosial,
struktur teks dan unsur
kebahasaan.
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
4.1
Menyusun dan mendemontrasikan
teks paguneman tentang menyapa,
memperkenalkan diri, berpamitan,
meminta izin mengucapkan
terima kasih, dan meminta maaf
serta menanggapinya dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks.
4.2 Mendemonstrasikan jenis, ragam
(varian), dan prosedur kaulinan
barudak melalui pengamatan langsung
dari berbagai media sesuai dengan
fungsi sosial, struktur teks dan unsur
kebahasaan.
BAB II: KIKD Mata Pelajaran Bahasa
dan Sastra Sunda
23
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
3.3 Mengidentifikasi ragam/
jenis informasi, bentuk
dan struktur teks iklan
layanan masyarakat tentang
berbagai kegiatan sesuai
dengan fungsi sosial,
struktur teks dan unsur
kebahasaan.
4.3
Menyusun dan mengomunikasikan
iklan layanan masyarakat tentang
berbagai kegiatan sesuai dengan
fungsi sosial, struktur teks dan unsur
kebahasaan.
3.4 Mengidentifikasi bentuk,
stuktur, dan isi teks narasi
tentang pengalaman pribadi
sesuai dengan fungsi sosial,
struktur teks dan unsur
kebahasaan.
4.4
Menyusun dan mengomunikasikan teks
narasi tentang pengalaman pribadi
sesuai dengan fungsi sosial, struktur
teks dan unsur kebahasaan.
3.5
4.5.1 Menyusun peta fikiran/konsep dongeng
sasakala yang telah disimaknya sesuai
dengan fungsi sosial, struktur teks dan
unsur kebahasaan.
4.5.2 Mengomunikasikan dongeng sasakala
dengan bahasa sendiri sesuai dengan
fungsisosial, struktur teks dan unsur
kebahasaan.
Mengidentifikasi nilai-nilai
dongeng sasakala sesuai
dengan fungsisosial,
struktur teks dan unsur
kebahasaan.
3.6 Mengidentifikasi unsurunsur bahasa, isi dan
amanat sajak, sesuai
dengan fungsi sosial,
struktur teks dan unsur
kebahasaan.
3.7 Mengidentifikasi bentuk,
struktur dan isi teks
pupujian sesuai dengan
fungsi sosial, struktur teks
dan unsur kebahasaan.
3.8 Mengidentifikasi isi teks
narasi pengalaman
perjalanan pribadi, dengan
memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan yang
benar dan sesuai konteks.
24
4.6 Mendeklamasikan sajak dengan
penghayatan dan ekspresi yang tepat,
sesuai dengan fungsi sosial, struktur
teks dan unsur kebahasaan.
4.7
Melantunkan pupujian sesuai dengan
ciri khas daerah masing-masing sesuai
dengan fungsi sosial, struktur teks dan
unsur kebahasaan.
4.8
Menyajikan isi teks narasi pengalaman
perjalanan pribadi, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks.
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
KELAS VIII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi
sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler,
kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial
yaitu, “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”.
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan
sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan
sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
3. Memahami pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak
mata.
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
4. Mencoba, mengolah, dan
menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.
BAB II: KIKD Mata Pelajaran Bahasa
dan Sastra Sunda
25
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengidentifikasi fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan dari rumpaka
kawih.
4.1 Mengomunikasikan rumpaka kawih
atau melantunkannya dengan
memperhatikan ekspresi dan teknik
vokal.
3.2 Mengidentifikasi fungsi sosial,
struktur dan unsur kebahasaan
dari teks warta.
4.2 Mengekspresikan teks warta dengan
memperhatikan irama/tempo,
artikulasi, dan lentong kalimat.
3.3 Mengidentifikasi fungsi sosial,
struktur dan unsur kebahasaan
dari guguritan pupuh Durma
dan Mijil.
4.3 Mengekspresikan guguritan dalam
bentuk pupuh Durma dan Mijil dengan
memperhatikan ekspresi dan teknik
vokal.
3.4 Memahami dan
mengidentifikasi fungsi sosial,
struktur dan unsur kebahasaan
dari sisindiran.
4.4 Mengekspresikan sisindiran dalam
bentuk tulisan dan lisan (misalnya
melalui poster, meme, atau tempas
sindir) dengan memperhatikan struktur,
ekspresi, dan lentong kalimat.
3.5 Memahami dan
mengidentifikasi fungsi sosial,
struktur dan unsur kebahasaan
dari teks memandu acara
formal dan non formal.
3.6 Memahami dan
mengidentifikasi fungsi sosial,
struktur dan unsur kebahasaan
dari artikel seni budaya Sunda.
3.7 Memahami dan
mengidentifikasi fungsi sosial,
struktur dan unsur kebahasaan
dari laporan lalampahan.
3.8 Memahami dan
mengidentifikasi fungsi sosial,
struktur dan unsur kebahasaan
dari carita pondok.
26
4.5 Menyajikan teks memandu acara formal
dan nonformal dengan memperhatikan
fungsi sosial, ekspresi, dan lagu kalimat
(lentong).
4.6 Menyajikan dan menanggapi artikel
bertema seni budaya Sunda dengan
memperhatikan fungsi sosial, serta
struktur dan unsur kebahasaan.
4.7 Menanggapi bahasa dan isi laporan
lalampahan dengan memperhatikan
kerunutan kalimat dan kesantunan
berbahasa
4.8 Menanggapi nilai-nilai carita pondok
dengan memperhatikan unsur-unsur
intrinsik, fungsi sosial, serta aspek
kebahasaan.
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
KELAS IX
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi
sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler,
kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial
yaitu, “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”.
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan
sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan
sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
3. Memahami dan menerapkan
pengetahuan (faktual, konseptual,
dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
4. Mengolah, menyaji, dan menalar
dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
BAB II: KIKD Mata Pelajaran Bahasa
dan Sastra Sunda
27
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahamidan
4.1 Menyajikan teks biantara
mengidentifikasi teks biantara
dengan memperhatikan fungsi
dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur
sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar sesuai
kebahasaan yang benar dan
konteks.
sesuai konteks.
3.2 Mengidentifikasiisi teks
deskripsi tentang kampong
adat Sunda, dengan
memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
4.2 Menemukan makna yang terkait
dengan fungsi sosial, struktur
teks dan unsur kebahasaan teks
deskripsi tentang kampung adat
Sunda.
3.3 Mengidentifikasi kekayaan
4.3 Menafsirkan kekayaan bahasa
bahasa Sunda (kosa kata,
Sunda (kosa kata, idiom, dan
idiom, dan bahasa media
bahasa media sosial) yang
sosial) melalui beragam media,
berkaitan dengan fungsi
dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks dan unsur
sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan melalui beragam
kebahasaan yang benar dan
media.
sesuai konteks.
3.4 Mengidentifikasi unsur
intrinsik dalam ringkasan
novel remaja dengan
memperhatikan fungsisosial,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
4.4 Mendreskripsikan isi ringkasan
novel remaja, dengan
memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
3.5 Mengidentifikasi unsurunsur teks drama, dengan
memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
4.5 Mendemontrasikan adegan
drama dengan memperhatikan
unsur-unsurnya, fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan.
28
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
Lampiran-LAMPIRAN
Lampiran 1
SILABUS MATA PELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA SUNDA SMP/MTs
A. Pengertian SIlabus
Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) termasuk
ke dalam desain pembelajaran perencanaan pembelajaran yang mengacu
kepada standar isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar,
perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan
Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran.
B. Komponen Silabus
Di dalam lampiran Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses disebutkan bahwa silabus paling sedikit memuat beberapa
komponen, yakni:
1. Identitas mata pelajaran (misalnya: Bahasa dan Sastra Sunda);
2. Identitas sekolah, diisi dengan satuan pendidikan dan kelas (SD/Kelas
I);
30
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
3. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan
mata pelajaran;
4. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata
pelajaran;
5. Tema (khusus SD/MI),
6. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
pencapaian kompetensi;
7. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta
didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
8. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
9. Alokasi waktu, sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan
10. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
Komponen silabus tersebut termasuk komponen yang lengkap. Dalam
perkembangan selanjutnya dan perbaikan Kurikulum 2013, komponen silabus
hanya terdiri atas tiga komponen, yakni (1) kompetensi dasar, (2) materi
pembelajaran, dan (3) kegiatan pembelajaran.
C. Pengembangan Silabus
Pengembangan Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan
insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi dalam rangka mewujudkan
insan Indonesia yang produktif, kreatif, dan inovatif. Oleh karena itu proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
31
Memperhatikan konteks global dan kemajemukan masyarakat Indonesia,
misi dan orientasi Kurikulum 2013 diterjemahkan dalam praktik pendidikan
dengan tujuan khusus agar peserta didik memiliki kompetensi yang diperlukan
bagi kehidupan masyarakat di masa kini dan di masa mendatang, seperti
tampak pada gambar 1.
Gambar 1
Kompetensi yang dimaksud yaitu: (1) menumbuhkan sikap religius
dan etika sosial yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara; (2) menguasai pengetahuan; (3) memiliki keterampilan atau
kemampuan menerapkan pengetahuan dalam rangka melakukan penyelidikan
ilmiah, pemecahan masalah, dan pembuatan karya kreatif yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran bahasa dan Sastra Sunda yang dikembangkan
di setiap jenjang pendidikan harus mempertimbangkan pemanfaatan
tekhnologi informasi dan komunikasi. Untuk itu kemampuan pendidik dalam
menggunakan dan memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi
menjadi faktor penting agar pembelajaran Bahasa dan Sastra Sunda mampu
menjawab tantangan abad moderen dewasa ini. Selain penggunaan dan
pemanfaatan teknonolgi, pembelajaran Bahasa dan Sastra Sunda juga harus
memperhatikan kebutuhan daerah dan peserta didik, sehingga mata pelajaran
ini dapat menjadi penyaring dari masuknya kebudayaan asing sekaligus
mendorong peserta didik untuk memiliki kearifan terhadap budaya lokal atau
budaya masyarakat setempatnya.
32
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
Silabus mata pelajaran bahasa dan sastra Sunda SD/MI, SMP/MTs, SMA/
MA/MAK disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana
sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan
format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak
halaman namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap
mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya.
Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide,
desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable);
mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapainnya
(measurable); dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal
untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik.
Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan
kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta
mengakomodasi keungulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut,
komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran,
dan kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam
silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas.
Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat
mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan karakteristik masingmasing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini guru diharapkan
kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses pembelajaran,
penggunaan metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan
peserta didik.
KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, DAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kelas VII
Alokasi waktu : 2 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan
dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya
sekolah dengan memperhatikan karaktersitik mata pelajaran serta kebutuhan
dan kondisi peserta didik.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
33
34
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
Materi Pembelajaran
Fungsi sosial
Menjaga hubungan
interpersonal dengan
guru dan teman
•Struktur teks
- Pembuka paguneman
- isi paguneman
- Penutup
•Unsur kebahasaan
- Undak usuk basa
- Kalimah
- Ucapan, tekanan kata,
intonasi, ejaan, tanda
baca
•Topik
Kegiatan sehari-hari yang
terkait dengan menyapa,
memperkenalkan diri,
berpamitan, meminta
ijin, mengucapkan terima
kasih, dan meminta maaf
Kompetensi Dasar
3.1 Memahami dan
mengidentifikasi
kaidah , bentuk,
struktur teks, dan
unsure kebahasaan
dalam paguneman
tentang menyapa,
memperkenalkan diri,
berpamitan, meminta
izin, mengucapkan
terima kasih, dan
meminta maaf, serta
menanggapinya,
sesuai dengan fungsi
sosial, struktur
teks dan unsur
kebahasaan.
-Menyimak teks paguneman
-Membaca contoh teks paguneman
-Menganalisis struktur teks paguneman
-Menulis teks paguneman
-Memeragakan beberapa contoh percakapan, dengan ucapan
dan tekanan kata yang benar
-Mengidentifikasi undak-usuk basa
-Mengidentifikasi ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, tanda
baca.
-Menanyakan hal-hal yang tidak diketahui atau yang berbeda.
-Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajar tentang teks
paguneman.
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran untuk kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan sebagai berikut ini.
Penumbuhan dan pengembangan Kompetensi Sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung
dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
35
3.2 Mengidentifikasi jenis,
ragam (varian), istilah,
prosedur kaulinan
barudak sesuaidengan
fungsi sosial, struktur
teks dan unsur
kebahasaan.
4.1 Menyusun dan
mendemontrasikan
teks paguneman
tentang menyapa,
memperkenalkan diri,
berpamitan, meminta
izin mengucapkan
terimakasih, dan
meminta maaf serta
menanggapinya
dengan
memperhatikan
fungsisosial, struktur
teks, dan unsur
kebahasaan yang
benar dan sesuai
konteks.
Kompetensi Dasar
•Fungsi sosial
- Mengomentari jenis,
ragam, istilah dan
prosedur kaulinan
barudak.
- Menanamkan sikap
yang menjungjung
tinggi moral dan jiwa
sosial
Materi Pembelajaran
-Menonton tayangan melaui media audio visual tentang kaulinan
barudak
-Menyimpulkan ciri-ciri kaulinan barudak yang telah ditontonnya.
-Bertanya jawab tentang tayangan kaulinan barudak yang terkait
dengan ciri-cirinya
-Menentukan pandangan dan pendapat yang terkait dengan
kaulinan barudak.
Kegiatan Pembelajaran
36
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
•Fungsi sosial
Menerapkan kosakata
dan bahasa dalam teks
iklan layanan masyarakat,
dengan bahasa yang
menarik dan komunikatif.
•Struktur Teks
- Pengantar iklan
- Isi iklan
- Penutup iklan
4.2 Mendemonstrasikan
jenis, ragam (varian),
dan prosedur kaulinan
barudak melalui
pengamatan langsung
dari berbagai media
sesuai dengan fungsi
sosial, struktur teks
dan unsur kebahasaan.
3.3 Mengidentifikasi
ragam/jenis informasi,
bentuk dan struktur
teks iklanlayanan
masyarakat tentang
berbagai kegiatan
sesuai dengan
fungsisosial, struktur
teks dan unsure
kebahasaan.
Materi Pembelajaran
•Struktur teks kaulinan
barudak
- Pembuka
- Isi
- Penutup
•Unsur Kebahasaan
- Kalimat deklaratif
- Ungkapan persetujuan
- Ucapan, tekanan kata,
intonasi, ejaan, tanda
baca
•Topik
Kaulinan barudak
Kompetensi Dasar
-Membaca dan mengidentifikasi berbagai informasi yang tertera
dalam iklan layanan masyarakat.
-Menemukan ciri khas bahasa yag digunakan dalam iklan layanan
masyarakat
-Membedakan beragam informasi dari beberapa iklan layanan
masyarakat yang dibacanya/dilihatnya.
-Menyusun kosa kata dalam satu kalimat untuk menyampaikan
informasi melalui bentuk iklan layanan masyarakat
-Mempresentasikan hasil karya sendiri dalam bentuk iklan
layanan masyarakat.
-Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajarnya.
-Memeragakan jenis kaulinan barudak dengan memperhatikan
prosedur (langkah-langkah) yang tepat.
-Bertanya jawab tentang prosedur (langkah-langkah) dalam
memeragakan kaulinan barudak.
-Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajarnya.
Kegiatan Pembelajaran
LAMPIRAN-LAMPIRAN
37
•Fungsi sosial
Mendapatkan umpan
balik yang mengandung
nilai-nilai positif dari teks
narasipengalaman pribadi
setelah dibandingkan
dengan nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat.
•Struktur Teks
- Paragraf awalyang
berisi pendahuluan.
- Paragraf isi.
- Paragraf panutup
•Unsur Kebahasaan
- Istilah khusus terkait
dengan jenis informasi
yang digunakan dalam
teks iklan layanan
masyarakat
- Kalimat informatif dan
deklaratif
- Tata bahasa: penulisan
kosa kata dengan tepat
•Topik
Jenis informasi dan
struktur dalam iklan
layanan masyarakat.
4.3 Menyusun dan
mengomunikasikan
iklan layanan
masyarakat tentang
berbagai kegiatan
sesuai dengan
fungsisosial, struktur
teks dan unsur
kebahasaan.
3.4 Mengidentifikasi
bentuk, stuktur,
dan isi teks narasi
tentang pengalaman
pribadi sesuai dengan
fungsisosial, struktur
teks dan unsur
kebahasaan.
Materi Pembelajaran
Kompetensi Dasar
-Membaca teks narasi tentang pengalaman pribadi yang
disediakan.
-Menyimpulkan ciri-ciri teks narasi tentang pengalaman pribadi
yang telah dipelajari.
-Menyimpulkan isi teks narasi tentang pengalaman pribadi yang
telah dipelajarinya.
-Menulis teks narasi tentang pengalaman pribadi yang sesuai
dengan struktur teks yang telah ditentukan.
-Membacakan teks narasi tentang pengalaman pribadi yang telah
disusun dengan memperhatikan kaidah-kaidah penulisan
-Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajarnya
Kegiatan Pembelajaran
38
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
3.5 Mengidentifikasi nilainilai dongeng sasakala
sesuai dengan
fungsisosial, struktur
teks dan unsur
kebahasaan.
4.4 Menyusun dan
mengomunikasikan
teks narasi tentang
pengalaman pribadi
sesuai dengan fungsi
sosial, struktur
teks dan unsur
kebahasaan.
Kompetensi Dasar
•Fungsi sosial
Menemukan nilai-nilai
positif dari lingkungan
keluarganya.
•Struktur teks
- Bagian awal
- Bagian isi
- Bagian panutup
•Unsur Kebahasaan
- Kosa katakhusus
terkait dengan
kegiatan yang berisi
pengalaman pribadi.
- Frasa nominal untuk
menyebut benda
- Ucapan, tekanan kata,
intonasi, ejaan, tanda
baca, dan tulisan
tangan
•Topik
Teks narasi tentang
pengalaman pribadi
peserta didik yang dapat
menumbuhkan perilaku
yang termuat di KI.
Materi Pembelajaran
-Membaca teks narasi dongeng sasakala dengan memperhatikan
struktur teks dan ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, tanda
baca.
-Menemukan ciri-ciri teks narasi dongeng sasakala dengan
memperhatikan ciri khas yang nampak kasat mata.
-Bertanya jawab tentang isi teks narasi dongeng sasakala yang
dikaitkan dengan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.
Kegiatan Pembelajaran
LAMPIRAN-LAMPIRAN
39
•Unsur kebahasaan
- Ucapan, tekanan kata,
intonasi, ejaan, tanda
baca, dan tulisan tangan
•Topik
Teks narasi yang berisi
nilai-nilai dongeng
sasakala yang dapat
menumbuhkan perilaku
yang termuat di KI
Materi Pembelajaran
•Fungsi sosial
3.6 Mengidentifikasi unsurMendeskripsikan,
unsur bahasa, isi dan
menemukan, dan
amanat sajak, sesuai
merinci.
dengan fungsi sosial,
•Struktur teks
struktur teks dan unsur
- Nada, rasa, amanat
kebahasaan.
- Suasana dan
musikalitas (rima)
4.5.2 Mengomunikasikan
dongeng sasakala
dengan bahasa
sendiri sesuai
dengan fungsi
sosial, struktur
teks dan unsur
kebahasaan.
4.5.1 Menyusun peta
fikiran/konsep
dongeng sasakala
yang telah
disimaknya sesuai
dengan fungsi
sosial, struktur
teks dan unsur
kebahasaan.
Kompetensi Dasar
-Membaca contoh teks sajak.
-Menyimak pembacaan sajak melalui media audiovisual.
-Bertanya jawab tentang kosa kata yang ada dalam teks sajak.
-Mendiskusikan unsur bahasa, isi, dan amanat sajak.
-Berlatih mendeklamasikan sajak di dalam kelompok
-Mendeklamasikan sajak di depan kelas.
-Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajarnya.
-Membuat peta pikiran/konsep dari cerita dongeng sasakala
sehingga mengubah bentuks teks menjadi bagan yang menarik
-Menggunakan peta konsep/pikiran yang telah dibuat sebagai
pijakan dalam menyampaikan dongeng sasakala.
-Menceritakan kembali dongeng sasakala dengan bahasa sendiri
dengan menggunakan peta pikiran sebagai pijakan dalam
menyampaikan tuturan cerita
-Menempelkan karyanya di dinding kelas atau majalah dinding
-Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajarnya.
Kegiatan Pembelajaran
40
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
Materi Pembelajaran
3.7 Mengidentifikasi
bentuk, struktur dan
isi teks pupujian sesuai
dengan fungsisosial,
struktur teks dan
unsure kebahasaan.
•Fungsisosial
Menadomkan pupujian
untuk menasihati dan
pencerahan pengajaran
agama Islam
•Struktur teks
- Tema
- Nada
- Rasa
- Amanat
- Musikalitas
•Unsur kebahasaan
- Kalimat wawaran
- Kalimat ajakan
- Ucapan, tekanan kata,
intonasi, ejaan, tanda
baca.
4.6 Mendeklamasikan sajak •Unsur kebahasaan
dengan penghayatan
- Denotatif, konotatif,
dan ekspresi yang
- Ucapan, tekanan kata,
tepat, sesuai dengan
intonasi, ejaan, tanda
fungsi sosial, struktur
baca, dan ekspresi
teks dan unsur
•Topik
kebahasaan.
Sajak yang bertema
kasih sayang yang dapat
menumbuhkanperilaku
yang termuat di KI.
Kompetensi Dasar
-Menyimak guru sebagai model cara menadomkan pupujian.
-Menyimak pembacaan pupujian melalui media audio visual.
-Mendiskusikan struktur teks pupujian.
-Berkelompok berlatih menadomkan pupujian.
-Tanya jawab tentang kosa kata yang belum dipahami
-Tanya jawab tentang kesulitan menadomkan pupujian.
-Praktek menadomkan pupujian di depan kelas.
-Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajarnya.
Kegiatan Pembelajaran
LAMPIRAN-LAMPIRAN
41
•Topik
Pupujian yang berisi:
memuji Allah, solawat
kepada Rasulullah dan
pengajaran agama
Islam dan dapat
menumbuhkanperilaku
yang termuat di KI
Materi Pembelajaran
•Fungsisosial
3.8 Mengidentifikasi isi teks
Menceritakan
narasi pengalaman
isi pengalaman
perjalanan
perjalanan pribadi yang
pribadi, dengan
mengesankan, dengan
memperhatikan
mengembangkan nilaifungsisosial, struktur
nilai kehidupan dan
teks, dan unsur
karakter yang positif
kebahasaan yang
•Struktur teks
benar dan sesuai
- Paragraf pembuka
konteks.
- Paragraf isi
- Paragraf penutup
4.7 Melantunkan pupujian
sesuai dengan cirri
khas daerah masingmasing sesuai dengan
fungsisosial, struktur
teks dan unsure
kebahasaan.
Kompetensi Dasar
-Membacacontoh teks narasi pengalaman perjalanan pribadi.
-Mencermati struktur teks narasi pengalaman perjalanan pribadi.
-Bertanya jawab tentang isi teks narasi pengalaman perjalanan
pribadi
-Presentasi pengalaman perjalanan pribadi masing-masing di
depan kelas.
-Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajarnya.
Kegiatan Pembelajaran
42
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
•Unsur kebahasaan
- Kalimat deklaratif dan
interogatif
- Kata sambung
- Ucapan, tekanan kata,
intonasi, ejaan, tanda
baca, dan tulisan
tangan
•Topik
Pengalaman perjalanan
pribadi di lingkungan
sekitar siswa yang dapat
menumbuhkan perilaku
yang termuat di KI.
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penumbuhan dan pengembangan Kompetensi Sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung
dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching)
pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah dengan memperhatikan karaktersitik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
KELAS VIII
Alokasi Waktu: 2 jam pelajaran/minggu
4.8 Menyajikanisi teks
narasi pengalaman
perjalanan
pribadi, dengan
memperhatikan
fungsisosial, struktur
teks, dan unsur
kebahasaan yang
benar dan sesuai
konteks.
Kompetensi Dasar
LAMPIRAN-LAMPIRAN
43
Mengidentifikasi fungsi
sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan dari
rumpaka kawih .
4.1 Mengomunikasikan
rumpaka kawih atau
melantunkannya dengan
memperhatikan ekspresi
dan teknik vokal.
3.1
Kompetensi Dasar
•Fungsi Sosial
Melantunkan kawih
yang bertema
nasehat.
•Unsur-unsur teks
rumpaka kawih
- Tema
- Nada
- Rasa
- Amanat
- Musikalitas
• Unsur kebahasaan
- Gaya bahasa
- Kata Denotif
- Kata Konotatif
•Topik
Melantunkan kawih
yang berisi nasehat.
Materi Pembelajaran
• Menyimak kawih yang berisi nasehat baik melalui media
audio visual maupun guru sebagai model.
• Menuliskan kembali rumpaka kawih yang disimaknya.
• Berdiskusi tentang materi kawih.
• Mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan rumpaka kawih yang telah disimaknya
• Melantunkan salah satu kawih yang bertema nasehat.
• Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajarnya.
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran untuk kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan sebagai berikut ini.
44
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
•Fungsi Sosial
Menyampaikan
informasi secara
santun.
•Unsur-unsur teks
warta
5W1H
- What (Naon)
- Why (Naha)
- Who (Saha)
- Where
(Dimana)
- When (Iraha)
- How (Kumaha)
• Unsur kebahasaan
- Ejaan
- Kalimat berita
- Undak Usuk
- Lafal/intonasi
•Topik
Teks warta yang
berhubungan dengan
pendidikan.
3.2 Mengidentifikasi fungsi
sosial, struktur dan
unsur kebahasaan dari
teks warta.
4.2Mengekspresikan
teks warta dengan
memperhatikan irama/
tempo, artikulasi, dan
lentong kalimat.
Materi Pembelajaran
Kompetensi Dasar
Mengamati teks warta, baik yang diperdengarkan,
ditayangkan, atau dibaca.
- Mendiskusikan hasil pengamatan baik yang diperdengarkan,
ditayangkan, atau dibaca untuk memperoleh pemahaman
tentang
fungsi sosial, unsur-unsur tekswarta5W + 1 H, unsur
kebahasaan, dan topik teks warta.
- Menyimpulkan fungsi sosial, unsur-unsur teks warta 5W +
1 H, unsur kebahasaan, dan topik teks warta dari teks warta
yang didengarkan, ditayangkan, atau yang dibaca.
- Membaca berbagai sumber untuk memahami struktur teks
berita, kaidah kebahasaan yang digunakan dalam menulis
bagian-bagian teks warta.
- Mendata objek dari berbagai sumber tentag berita, bahan,
dan cara/langkah-langkah kegiatan yang disusun menjadi teks
warta.
- Mendiskusikan langkah-langkah menentukan pokok-pokok/
unsur-unsur teks warta.
- Menulis teks warta dengan memperhatikan unsur-unsur teks
warta dan pola penyajiannya.
- Membacakan teks warta yang ditulis.
- Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajarnya.
-
Kegiatan Pembelajaran
LAMPIRAN-LAMPIRAN
45
3.3 Mengidentifikasi fungsi
sosial, struktur dan
unsur kebahasaan dari
guguritan pupuh Durma
dan Mijil.
Kompetensi Dasar
•Fungsi Sosial
- Melantunkan
pupuh Durma yang
membangkitkan
semangat, cinta tanah
air.
- Melantunkan pupuh
Mijil yang berisi
nasehat untuk
menanamkan
nilai-nilai moral/
pendidikan.
•Aturan Pupuh:
- Unggal pupuh
bisa diwangun ku
sababaraha pada
atawa bait.
- Pada atawa bait
diwangun ku
sababaraha padalisan
atawa baris.
- Unggal padalisan
atawa baris diwangun
sababaraha engang.
Materi Pembelajaran
• Menyimak pupuh Durma dan pupuh Mijilbaik melalui media
audio visual maupun guru sebagai model.
• Menyimak penjelasan materi pupuh.
• Berdiskusi tentang materi pupuh.
• Mengidentifikasi rumpaka pupuh Durma dan pupuh Mijil
yang telah disimaknya.
• Berlatih melantunkan pupuh Durma dan Mijil.
• Berlatih menyusun guguritan dengan memakai patokan
pupuh Durma dan Mijil minimal dua bait dengan tema yang
telah ditentukan.
• Melantunkan pupuh Durma dan Mijil yang telah disusunnya
secara perorangan.
• Menyimpulkan materi sisindiran.
• Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajarnya.
Kegiatan Pembelajaran
46
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
3.4 Memahami dan
mengidentifikasi fungsi
sosial, struktur dan unsur
kebahasaan dari Sisindiran.
4.3 Mengekspresikan
guguritan dalambentuk
pupuh DurmadanMijil
dengan memperhatikan
ekspresi dan teknik vokal.
Kompetensi Dasar
•Fungsi Sosial
Menyampaikan
maksud, keinginan,
tujuan dengan secara
tidak langsung.
Lobana engang
unggal padalisan
disebut guru
wilangan.
- Sora engang
dina tungtung
padalisan disebut
guru lagu.
• Unsur kebahasaan
- Gaya bahasa.
- Kata denotif.
- Kata konotatif.
•Topik
Melantunkan pupuh
Durma dan pupuh
Mijil.
-
Materi Pembelajaran
• Membaca materi sisindiran yang terdapat dalam buku paket.
• Berdiskusi tentang materi sisindiran.
• Melakukan pengamatan melalui membaca teks sisindiran
yang dibagikan guru.
- Mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks sisindiran, dan
unsur kebahasaan sisindiran dengan menggunakan LK.
- Membagikan kartu yang berisi cangkang dan eusi sisindiran
yang berbeda-beda.
- Mencari pasangan yang tepat untuk menemukan cangkang
atau eusi sisindiran yang dimilikinya.
Kegiatan Pembelajaran
LAMPIRAN-LAMPIRAN
47
4.4 Mengekspresikan
sisindiran dalam
bentuk tulisan dan
lisan (misalnya melalui
poster, meme, atau
tempas sindir) dengan
memperhatikan struktur,
ekspresi, dan lentong
kalimat.
Kompetensi Dasar
•Struktur teks
Sisindiran
- Jumlah guru
lagu jeung guru
wilangan tina
unggal padalisan
- Jumlah padalisan
dina unggal pada
- Aya cangkang aya
eusina
- Eusi sisindiran
ngawengku
piwuruk, silih asih,
jeung sésébréd
• Unsur kebahasaan
- Gaya bahasa.
- Kata denotif.
- Kata konotatif.
•Topik
Membuat sisindiran
yang isinya meliputi
nasehat, percintaan,
dan humor.
Materi Pembelajaran
- Berkelompok sesuai dengan isi sisindiran yang dimilikinya.
- Menempelkan sisindiran yang telah disusun bersama-sama di
kertas karton yang telah disediakan.
- Berlatih membuat sisindiran sesuai dengan jenis sisindiran
yang ditentukan.
- Menyampaikan secara lisan sisindiran yang dibuatnya.
- Menyimpulkan materi sisindiran.
• Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajarnya.
Kegiatan Pembelajaran
48
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
4.5 Menyajikan teks
memandu acara formal
dan nonformal dengan
memperhatikan fungsi
sosial, ekspresi, dan lagu
kalimat (lentong).
3.5 Memahami dan
mengidentifikasi fungsi
sosial, struktur dan unsur
kebahasaan dariteks
memandu acara formal
dan nonformal.
Kompetensi Dasar
Kegiatan Pembelajaran
- Mengamati penyajian
teks memandu acara melalui tayangan video atau teks
- Berdiskusi tentang fungsi sosial, struktur, dan unsur
kebahasaan dari teks memandu acara baik formal maupun
non formal
- Menyimak penjelasan tentang langkah-langkah menyusun teks
memandu acara
- Membangun konteks dengan bertanya jawab tentang hal-hal
yang berkaitan dengan tema acara
- Mengenal, dan mendiskusikan ciri bahasa teks memandu
acara formal dan non formal
- Memahami, mengidentifikasi dan menerapkan penggunaan
kata baku, tidak baku, formal dan tidak formal dalam kalimat
yang digunakan dalam memandu acara baik formal dan tidak
formal
- Mendiskusikan langkah-langkah menyusun teks memandu
acara baik formal maupun non formal
- Menyusun teks memandu acara baik formal maupun non
formal
- Mendiskusikan cara memandu acara yang formal dan tidak
formal
- Mendemostrasikan teks memandu acara baik formal maupun
non formal.
- Menyimpulkan materi pembelajaran memandu acara.
• Melakukanrefleksi tentang proses dan hasil belajarnya.
Materi Pembelajaran
•Fungsi sosial
Menjaga hubungan
interpersonal dengan
orang lain melalui
bahasa yang santun
dan komunikatif.
• Struktur Teks:
- Salam pembuka
- Paragraf
pendahuluan
- Paragraf isi yang
menguraikan
tentang susunan
acara
- Paragrap penutup
- Salam penutup
•Unsur kebahasaan
- Undak usuk basa
- Penggunaan katakata baku dan
tidak baku/ formal
dan tidak formal
- Ucapan, tekanan
kata, intonasi,dan
ejaan
•Topik
Menyajikan teks
memandu acara
formal dan non formal
LAMPIRAN-LAMPIRAN
49
4.6 Menyajikan dan
menanggapi artikel
bertema seni budaya
Sunda dengan
memperhatikan fungsi
sosial, serta struktur dan
unsur kebahasaan.
3.6 Memahami dan
mengidentifikasi fungsi
sosial, struktur dan unsur
kebahasaan dari artikel
seni budaya Sunda.
Kompetensi Dasar
•Fungsi sosial
Merasa bangga
terhadap kekayaan
senibudaya Sunda
• Struktur teks
- Paragraf pembuka
- Paragraf isi
- Paragraf penutup
•Unsur kebahasaan
- Ejaan
- Keterpaduan
paragraf
- Kesesuaian isi
dengan tema
•Topik
Artikel mengenai
kesenian Sunda
setempat.
Materi Pembelajaran
Mengamati tayangan/bacaan artikel tentang seni budaya
Sunda.
- Membaca dan mencermati artikel sederhana tentangseni
budaya Sunda.
- Melengkapi kalimat dengan jawaban berupa ungkapanungkapan yang diambil teks, dengan ejaan dan tanda baca
yang benar.
- Bertanya jawab tentang artikel seni budaya Sunda.
- Mengumpulkan informasi tentang seni Sunda melalui
tayangan video, internet, bacaan untuk membuat artikel
pendek dan sederhana tentang seni Sunda.
- Mempresentasikan, menyimak dan bertanya jawab tentang
artikel seni budaya Sunda masing-masing dengan temantemannya, secara lisan, dengan ucapan dan tekanan kata yang
benar.
- Menyimpulkan pembelajaran mengenai artikel seni budaya
Sunda.
- Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajarnya.
-
Kegiatan Pembelajaran
50
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
4.7 Menanggapi bahasa dan
isi laporan lalampahan
dengan memperhatikan
kerunutan kalimat dan
kesantunan berbahasa
3.7 Memahami dan
mengidentifikasi fungsi
sosial, struktur dan unsur
kebahasaan dari teks
laporan lalampahan.
Kompetensi Dasar
•Fungsisosial
Mendapatkan
hiburan dan mencntai
alam/tempat yang
dikunjungi.
•Struktur teks
-
Latar belakang
- Maksud/tujuan
-
Biaya
-
Hasil
•Unsur kebahasaan
-
Ucapan,
tekanan kata,
intonasi, dan
ejaan
-Keterpaduan
paragraf.
-
Kesesuaian isi
dengan tema.
•Topik
Mengidentifikasi dan
menanggapi bahasa
dan isi yang terdapat
dalam laporan
lalampahan.
Materi Pembelajaran
- Membaca teks laporan lalampahan dalam buku teks dan atau
majalah/surat kabar berbahasa Sunda.
- Berdiskusi tentang fungsi sosial, struktur, unsur dan topik
dalam sebuah teks laporan lalampahan.
- Mengidentifikasi peristiwa-peristiwa penting dalam sebuah
teks laporan lalampahan.
- Berdiskusi tentang kaidah-kaidah penyusunan teks laporan
lalampahan.
- Menyusun teks laporan lalampahan.
- Mengidentifikasi teks laporan lalampahan yang disusun oleh
peserta didik lain.
- Menyampaikan tanggapan terhadap teks laporan lalampahan
yang disusunoleh peserta didik lain.
- Menyimpulkan materi pembelajaran laporan lalampahan.
- Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajarnya.
Kegiatan Pembelajaran
LAMPIRAN-LAMPIRAN
51
4.8 Menanggapinilai-nilaica
ritapondokdenganmem
perhatikanunsur-unsur
intrinsik, fungsi sosial,
serta aspek kebahasaan.
3.8 Memahami dan
mengidentifikasi fungsi
sosial, struktur dan unsur
kebahasaan dari carita
pondok
Kompetensi Dasar
•Fungsi sosial
Menemukan makna
dan nilai-nilai
kehidupan dari
carita pondok yang
dibacanya
•Struktur teks
- Tema
- Pelaku
- Latar
- Alur
- Amanat
•Unsur kebahasaan
- Kosa kata
- Jenis kalimat
- Ucapan, tekanan
kata, intonasi, dan
ejaan
•Topik
Mengidentifikasi dan
menaggapi nilai-nilai
cerita pendek dengan
memperhatikan unsurunsur intrinsik
Materi Pembelajaran
- Menyimak guru membacakan carita pondok, sambil bertanya
jawab tentang isi cerita.
- Mempelajari cara membacakan carita pondok dengan
menyimak dan meniru guru membaca cerita, ucapan, dan
tekanan kata yang benar.
- Mengidentifikasi fungsi sosial, struktur, dan unsur kebahasaan
yang terdapat dalam carita pondok yang dibacakan.
- Menyebutkan bagian-bagian carita pondok yang memuat nilainilai kehidupan.
- Membuat kelompok kecil untuk menyusun potongan-potongan
carita pondok menjadi carita pondok yang sempurna di atas
selembar karton.
- Menyajikan hasil tugas kelompok.
- Memberikan tanggapan terhadap hasil pekerjaan kelompok lain
di depan kelas.
- Mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan nilai-nilai
penting kehidupan dari carita pondok yang telah disusunnya.
- Membuat ringkasan carita pondok yang disusunnya dengan
kata-kata dan ungkapan yang tepat sesuai cerita.
- Membacakan ringkasan dengan suara nyaring dalam kelompok
masing-masing.
- Menyimpulkan pembelajaran materi carita pondok.
- Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajarnya.
Kegiatan Pembelajaran
52
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
4.1 Menyajikan teks
biantara dengan
memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan
yang benar sesuai
konteks.
3.1 Memahami dan
mengidentifikasi teks
biantara dengan
memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai
konteks.
Kompetensi Dasar
Kegiatan Pembelajaran
- Menyimak teks biantara
- Membaca contoh teks biantara.
- Menganalisis struktur teks naskah biantara.
- Memperagakan beberapa contoh percakapan, dengan
ucapan dan tekanan kata yang benar.
- Mengidentifikasi undak-usuk basa.
- Menanyakan hal-hal yang tidak diketahui atau yang berbeda.
- Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajar tentang
biantara “Paturay Tineung”.
Materi Pembelajaran
• Fungsi sosial
Menjaga hubungan
interpersonal dengan guru
dan teman.
• Struktur teks
- Membuka
- Menyampaikan isi biantara
- Menutup
• Unsur kebahasaan
- undak usuk basa
- Ucapan, tekanan kata,
intonasi, ejaan, tanda baca
• Topik
Paturay Tineung yang dapat
menumbuhkan perilaku yang
termuat di KI.
Pembelajaran untuk kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan sebagai berikut ini.
Penumbuhan dan pengembangan Kompetensi Sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung
dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching)
pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah dengan memperhatikan karaktersitik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
KELAS IX
Alokasi Waktu: 2 jam pelajaran/minggu
LAMPIRAN-LAMPIRAN
53
4.2 Menemukan makna
yang terkait dengan
fungsisosial, struktur
teks dan unsur
kebahasaan teks
deskripsi tentang
kampong adat Sunda.
3.2 Mengidentifikasi
isi teks deskripsi
tentang kampung
adat Sunda, dengan
memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai
konteks.
Kompetensi Dasar
• Struktur teks
- Pembuka
- Isi
- Penutup
• Unsur Kebahasaan
- Kalimat deklaratif dan
interogatif .
- Ungkapan persetujuan
- Ucapan, tekanan kata,
intonasi, ejaan, tanda baca
• Topik
Kahirupan Masyarakat
Kampung Adat Sunda yang
dapat menumbuhkan
perilaku yang termuat di KI.
- Merasa bangga terhadap
adat kebiasaan masyarakat
yang tinggal di “Kampung
Adat Sunda”.
• Fungsi sosial
Materi Pembelajaran
- Menonton tayangan film tentang kehidupan masyarakat
kampung adat Sunda.
- Membaca beberapa teks pendek yang berisi kahirupan
masyarakat kanpung adat Sunda.
- Bertanya jawab tentang isi tayangan film masyarakat
kampung adat Sunda.
- Menyimak, membaca, dan menirukan, guru membacakan
teks-teks tersebut dengan suara lantang.
- Menanyakan hal-hal yang tidak diketahui atau yang berbeda.
- Bertanya jawab dengan teman tentang perbedaan dan
persamaan adat kebiasaan masyarakat kampung adat Sunda.
- Memaparkan hasil temuannya dalam bentuk teks pendek
tentang kehidupan masyarakat kampung adat Sunda.
- Mempresentasikan temuan tentang adat kebiasaan
kehidupan masyarakat kampung adat Sunda.
- Bertanya jawab tentang isi tayangan film kahirupan
masyarakat kampung adat Sunda.
- Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajarnya.
Kegiatan Pembelajaran
54
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
4.3 Menafsirkan kekayaan
bahasa Sunda (kosa
kata, idiom, dan
bahasa media sosial)
yang berkaitan dengan
fungsi sosial, struktur
teks dan unsure
kebahasaan melalui
beragam media.
3.3 Mengidentifikasi
kekayaan bahasa
Sunda (kosa kata,
idiom, dan bahasa
media sosial)
melalui beragam
media, dengan
memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks,
unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai
konteks.
Kompetensi Dasar
• Fungsi sosial
Menerapkan idiom, kosakata
dan bahasa dalam media
sosial dalam interaksi sosial
siswa.
• Struktur Teks
- wacana yang berisi kosa
kata, dan idiom.
- bahasa yang digunakan
dalam media sosial
• Unsur Kebahasaan
- Istilah khusus terkait
dengan idiom dan kosa
kata, bahasa yang muncul
di media sosial yang
merupakan kekayaan
bahasa Sunda
- Kalimat imperatif
- Tata bahasa: frasa nominal
untuk menyebut benda,
frasa verba, dan frasa
adverbia, ajektiva.
- Ucapan, tekanan kata,
intonasi, ejaan, tanda
baca, dan tulisan tangan
• Topik
kekayaan bahasa Sunda.
(idiom, kosa kata, bahasa
media
Materi Pembelajaran
- Membaca dan mengamati teks wacana yang mengandung
berbagai macam kosa kata, idiom, dan bahasa di media sosial
yang merupakan kekayaan bahasa Sunda.
- Menyimak dan menonton tayangan film seputar kehidupan
siswa yang menggambarkan kekayaan bahasa Sunda.
- Mengidentifikasiberbagai informasi yang terdapat dalam
tayangan film yang berisi kekayaan bahasa Sunda. (idiom,
kosa kata, bahasa media sosial).
- Menuliskan kembali informasi yang terdapat dalam tayangan
film yang menggambarkan kekayaan bahasa Sunda (idiom,
kosa kata, bahasa media sosial).
- Mempelajari contoh mempresentasikan hasil pengamatan
dari berbagai media perihal kekayaan bahasa Sunda. (idiom,
kosa kata, bahasa media.
- Menyampaikan secara lisan dengan ucapan dan tekanan kata
yang benar.
- Mempresentasikan hasil analisis secara lisan di depan
kelompok lain.
- Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajarnya.
Kegiatan Pembelajaran
LAMPIRAN-LAMPIRAN
55
- Mengamati ringkasan novel remaja untuk mengetahui fungsi
sosial.
- Membaca intensif ringkesan novel remaja.
- Secara berkelompok menganalisis unsur-unsur intrinsik novel
remaja untuk mengetahui fungsi sosial.
- Mendiskusikan isi ringkasan novel remaja yang dibacanya
untuk mengetahui fungsi sosial.
- Menceritakan kembali isi ringkasan novel remaja dengan
suara lantang, dengan ucapan dan tekanan kata yang benar.
- Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajarnya.
• Fungsi sosial
Menemukan makna dan
nilai-nilai kehidupan para
remaja dari novel yang
dibacanya.
• Struktur Teks
Unsur-unsur intrinsik novel.
- Tema
- Pelaku
- Latar
- Alur
- Point of view
- Amanat
• Unsur Kebahasaan
- Kosa katakhusus
- Jenis-jenis kalimah
- Ucapan, tekanan kata,
intonasi, dan ejaan.
• Topik
Novel remaja yang kaya
akan nilai-nilai moral dan
gambaran kehidupan para
remaja/peserta didik yang
dapat menumbuhkan
perilaku yang termuat di KI.
3.4 Mengidentifikasi
unsur intrinsik dalam
ringkasan novel
remaja dengan
memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai
konteks.
4.4 Mendreskripsikan
isiringkasan novel
remaja, dengan
memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai
konteks.
Kegiatan Pembelajaran
Materi Pembelajaran
Kompetensi Dasar
56
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
4.5 Mendemontrasikan
adegan drama dengan
memperhatikan unsurunsurnya, fungsi sosial,
struktur teks, dan
unsur kebahasaan.
3.5 Mengidentifikasi
unsur-unsur teks
drama dengan
memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai
konteks.
Kompetensi Dasar
• Fungsi sosial
- Mengembangkan nilai-nilai
kehidupan dan karakter
yang positif
- Menemukan makna dan
nilai-nilai kehidupan
dari naskah drama yang
dipelajarinya, yang dapat
ditemukan dari gambaran
sifat tokoh dan jalan
ceritanya.
• Struktur Teks
Unsur-unsur drama
diantaranya:
- Tema
- Babak dan adegan
- Dialog
- Prolog dan epilog
- Amanat
• Unsur Kebahasaan
- Istilah-istilah khusus yang
terdapat dalam isi drama
- Jenis-jenis kalimah tanya,
kalimah perintah, kalimah
seru, dan kalimah berita.
- Ucapan, tekanan kata,
intonasi, ejaan, tanda
baca.
Materi Pembelajaran
- Membaca naskah drama remaja
- Secara berkelompok menganalisis unsur-unsur naskah drama
remaja untuk mengetahui fungsi sosial.
- Mendiskusikan isi naskah drama remaja yang dibacanya dan
pendalaman karakter tokoh.
- Memerankan naskah drama remaja dengan suara lantang,
dengan ucapan, tekanan kata yang benar seta penghayatan
karakter tokoh.
- Mendiskusikan hasil pengamatan tentang isi cerita drama.
- Melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajarnya
Kegiatan Pembelajaran
LAMPIRAN-LAMPIRAN
57
Kompetensi Dasar
• Topik
Drama remaja yang
berisi nilai-nilai moral
dan pendidikan sebagai
gambaran kehidupan para
remaja untuk menumbuhkan
perilaku yang termuat di KI
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
58
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH
TSANAWIYAH (SMP/MTs)
MATA PELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA SUNDA
A. Batasan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam
upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis
agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali
pertemuan atau lebih.
B. Komponen RPP
Menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses,
komponen RPP terdiri atas:
LAMPIRAN-LAMPIRAN
59
1.
2.
3.
4.
5.
Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
Kelas/semester;
Materi pokok;
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran
yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
6. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
7. Kompetensi dasar (KD) dan indikator pencapaian kompetensi;
8. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator ketercapaian kompetensi;
9. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang
akan dicapai;
10. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
11. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
12. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan,
inti, dan penutup; dan
13. Penilaian hasil pembelajaran.
C.
Prinsip Penyusunan RPP
Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut.
1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat
intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial,
emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang
budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
60
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik.
3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi,
minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan,
dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
D. Langkah Penyusunan RPP
RPP merupakan panduan yang akan diimplementasikan dalam
pelaksanaan pembelajaran. Inti dalam RPP adalah rencana kegiatan
pembelajaran.
1. Penetapan Identitas RPP
Identitas RPP mencakup komponen:
a. Identitas sekolah
b. Identitas matapelajaran
c. Tema (khusus untuk SD/MI)
d. Materi pokok
e. Alokasi waktu
2. Penyusunan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
61
3. Penetapan KD dan penyusunan indikator pencapaian kompetensi
KD dipilih dan ditetapkan berdasarkan KI-KD, kemudian dijabarkan
menjadi indikator pencapaian kompetensi. Rumusan indikator
disusun menggunakan kata kerja operasional sesuai dengan ranah
kompetensi pengetahuan (kognitif) dan ranah kompetensi keterampilan
(psikomotor).
4. Penyusunan materi pembelajaran
Materi pembelajaran disusun dengan memuat fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator ketercapaian kompetensi.
5. Pemilihan dan penetapan metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang
akan dicapai.
6. Pemilihan dan penetapan media pembelajaran
Media pembelajaran berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran dipilih dan ditetapkan
sesuai dengan materi pembelajaran dan situasi pembelajaran.
7. Pemilihan dan penetapan sumber belajar
Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan. Sumber belajar yang
digunakan dicantumkan dalam RPP.
8. Penyusunan langkah pembelajaran
Langkah pembelajaran disusun dalam tiga tahap kegiatan, yakni kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib menyusun:
1) Orientasi, untuk menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran dan memusatkan perhatian
peserta didik pada materi yang akan diajarkan;
2) Motivasi belajar peserta didik secara kontekstual dengan
merumuskan manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan
sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal,
nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik
dan jenjang peserta didik;
62
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
3) Apersepsi, dengan merumuskan kaitan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari;
4) Pemberian acuan, menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai dan cakupan materi.
b. Kegiatan Inti
1) Menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.
2) Dalam memperkuat pendekatan saintifik, tematik, dan tematik
terpadu, sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual,
baik individual maupun kelompok, disarankan yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
3) Memuat pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang terintegrasi pada pembelajaran. Sikap dimiliki melalui
proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, hingga mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui
aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, hingga mencipta. Keterampilan diperoleh melalui
kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta.
c. Kegiatan Penutup
1) Menyusun refleksi untuk mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas
pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya
secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak
langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
serta memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
2) Merumuskan rencana kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok;
3) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
9. Penyusunan penilaian hasil pembelajaran
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian
otentik (authenticassesment) yang menilai kesiapan peserta didik,
LAMPIRAN-LAMPIRAN
63
proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga
komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan
belajar peserta didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring
(nurturant effect) pada aspek sikap.
a. Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program
perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau
pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik digunakan
sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai
dengan Standar Penilaian Pendidikan.
b. Penilaian proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran
dengan menggunakan alat: (1) lembar pengamatan, (2) angket
sebaya, (3) rekaman, (4) catatan anekdot, dan (5) refleksi.
c. Penilaian hasil pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran
dan di akhir satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat:
(1) tes lisan/perbuatan dan (2) tes tulis. Tes tulis berbentuk uraian
atau esai.
Contoh RPP:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu
:
:
:
:
:
SMP/MTs ------------------Bahasa Sunda
8/1
Ngaregepkeun Kawih
8 JP (4x Pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan belajar mengajar materi kawih selesai, peserta didik
dapat:
a.
b.
c.
d.
64
Mengidentifikasi rumpaka kawih sesuai dengan kaidah-kaidahnya
Menganalisis rumpaka kawih sesuai dengan kaidah-kaidahnya
Menanggapi rumpaka kawih secara lisan dan tulisan
Mengekspresikan rumpaka kawih secara lisan
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
3.1
Mengidentifikasi fungsi
sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan dari
rumpaka kawih
4.1
Mengomunikasikan
rumpaka kawih atau
melantunkannya dengan
memperhatikan ekspresi
dan teknik vokal.
Indikator Pencapaian Kompetensi
Peserta didik dapat:
3.1.1 Menjelaskan tema kawih sesuai dengan
kaidah-kaidahnya
3.1.2 Menjelaskan amanat yang terdapat
dalam rumpaka kawih sesuai dengan
kaidah-kaidahnya
3.1.3 Mengidentifikasi purwakantikawih
sesuai dengan kaidah-kaidahnya
3.1.4 Menerangkan isi/makna rumpaka kawih
sesuai denga kaidah-kaidahnya
Pertemuan Kedua
Peserta didik dapat:
4.1.1 Menceritakan kembali isi kawih“Jang”
dengan bahasa tulisan yang sesuai
dengan kaidah-kaidahnya.
Pertemuan Ketiga dan Keempat
Peserta didik dapat:
4.1.2 Menyanyikan kawih Jang dengan lagam
yang benar.
4.1.3 Menyanyikan kawih Jang dengan
ekspresi yang benar.
C. Materi Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu
Mengidentifikasi rumpaka kawih
Conto rumpaka kawih:
JANG
Cipt. Oon B
Jang hirup téh teu gampang
Teu cukup ku dipikiran
Bari kudu dilakonan
LAMPIRAN-LAMPIRAN
65
Jang, jalan kahirupan
Henteu sapanjangna datar
Aya mudun jeung tanjakan
Kudu sabar dina kurang
Ulah nepak dada beunghar
Salawasna kudu sukur
Éling kanu Maha Agung
Kadé hidep bisi kufur
Jang, cing jadi jalma hadé
Cing jadi jalma gedé
Beunghar harta jembar haté
Jang hidep cing ngajalma
Turut paréntah agama
Ulah jauh ti ulama
Nyobat sareng ahli tobat
Dalit sareng para kiai
Hirup keuna ku owah gingsir
Ngarah aya anu ngageuing
Mangsa léngkah ninggang salah
Cing pinter tur bener
Cing jujur tong bohong
Ulah nganyerikeun batur
Ngarah hirup loba dulur
Raksa ucap lampah
Tékad jeung tabéat
Ngarah pinanggih bagja
Salamet dunya ahérat
Jang.....jang.....
Cing jadi jalma soléh
-
-
66
Purwakanti dina rumpaka kawih:Sora-sora engang anu
padeukeut dina rumpaka kawih
Topik kawih: Piwuruk ti nu jadi kolot keur anakna
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
2. Pertemuan ke-2
- Ngalengkepan rumpaka kawih nu copong
- Nyaritakeun eusi kawih
3. Pertemuan ke-3
- Nembangkeun kawih
4. Pertemuan ke-4
- Nembangkeun kawih
D. Metode Pembelajaran
• Model Pembelajaran Discopery
• Teknik Diskusi, Pemberian Tugas
E. Media Pembelajaran
Laptop, infocus, speaker active
F
Sumber Pembelajaran
:
• Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. 2013. Buku Siswa Pamekar Diajar
Basa Kelas VIII. Bandung. Hal 2-14.
• Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. 2013. Buku Pegangan Guru Pamekar
Diajar Basa Kelas VIII. Bandung.
• Hadi, Ahmad, Drs. 1991. Peperenian. Bandung: Geger Sunten.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu
Kegiatan
Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan
Waktu
• Guru mengkondisikan peserta didik untuk belajar.
• Guru memotivasi peserta didik untuk berperan aktif
dalam pembelajaran.
• Guru menyampaikan KD, tujuan, dan indikator materi
pembelajaran kawih.
• Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan yang 10 menit
akan ditempuh untuk mencapai kompetensi.
• Guru mengecek kemampuan prasyarat peserta didik
dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang
berkaitan dengan kawih.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
67
Kegiatan Inti
Penutup
• Peserta didik menyimak penjelasan guru mengenai
materi kawih.
• Peserta didik dan guru berdiskusi tentang materi
kawih.
60 menit
• Peserta didik menuliskan satu rumpaka kawih yang
dihafalnya.
• Peserta didik mengidentifikasi rumpaka kawih yang
dihafalnya.
• Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran materi kawih.
• Peserta didik bersama guru merefleksi kegiatan
pembelajaran kawih.
• Peserta didik diberi kesempatan mengemukakan
manfaat dari belajar rumpaka kawih.
• Peserta didik menjawab pertanyaan guru mengenai
materi kawih sesuai dengan indikator.
• Guru memberi tugas untuk menghafal salah satu
kawih Sunda dengan judul bebas.
• Guru menyampaikan rancangan pembelajaran pada
pertemuan yang akan datang.
• Guru mengakhiri pelajaran.
10 menit
2. Pertemuan Kedua
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
•
•
•
•
Pendahuluan
•
•
68
Guru mengkondisikan peserta didik untuk belajar.
Guru memotivasi peserta didik untuk berperan
aktif dalam pembelajaran.
Guru menyampaikan KD, tujuan, dan indikator
materi pembelajaran kawih.
Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan
yang akan ditempuh untuk mencapai kompetensi.
Guru mengaitkan materi kawih yang akan
disampaikan dengan materi kawih yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
Guru mengecek kemampuan prasyarat peserta
didik dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana
yang berkaitan dengan materi kawih yang telah
disampaikan sebelumnya.
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
Waktu
10 Menit
Peserta didik menyimak kawih Jang yang diputar
melalui tape recorder.
• Peserta didik dengan bimbingan guru belajar
menyanyikan lagu kawih Jang.
• Peserta didik dibentuk kelompok sebanyak empat
orang untuk mengidentifikasi rumpaka kawih Jang 60 Menit
dengan mengisi LK.
• Peserta didik mewakili kelompoknya menyampaikan
hasil diskusinya.
• Guru memberikan penguatan.
•
Kegiatan Inti
•
•
•
Penutup
•
•
•
•
Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil
identifikasi rumpaka kawih Jang.
Peserta didik bersama guru merefleksi kegiatan
pembelajaran kawih.
Peserta didik diberi kesempatan mengemukakan
manfaat dari belajar rumpaka kawih.
Peserta didik menjawab pertanyaan guru
mengenai materi kawih sesuai dengan indikator.
Guru memberi tugas untuk menghafal kawih
Jang.
Guru menyampaikan rancangan pembelajaran
pada pertemuan yang akan datang.
Guru mengakhiri pelajaran.
10 Menit
3. Pertemuan Ketiga
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
•
•
•
•
Pendahuluan
•
•
Waktu
Guru mengkondisikan peserta didik untuk belajar.
Guru memotivasi peserta didik untuk berperan
aktif dalam pembelajaran.
Guru menyampaikan KD, tujuan, dan indikator
materi pembelajaran kawih.
Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan
yang akan ditempuh untuk mencapai kompetensi.
Guru mengaitkan materi kawih yang akan
disampaikan dengan materi kawih yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
Guru mengecek kemampuan prasyarat peserta
didik dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana
yang berkaitan dengan materi kawih yang telah
disampaikan sebelumnya.
10 Menit
LAMPIRAN-LAMPIRAN
69
•
•
Kegiatan Inti
Peserta didik secara individu ditunjuk
untuk menembangkan kawih Jang.
60
Guru memberikan penguatan.
Menit
• Peserta didik bersama guru merefleksi
kegiatan unjuk kerja menembangkan
kawih Jang.
• Peserta didik diberi kesempatan
mengemukakan manfaat dari belajar
rumpaka kawih.
• Peserta didik menjawab pertanyaan guru
mengenai materi kawih sesuai dengan
indikator.
• Guru memberi tugas untuk menghafal
kawih Jang bagi yang belum tampil dan
belum hafal.
• Guru menyampaikan rancangan
pembelajaran pada pertemuan yang akan
datang.
• Guru mengakhiri pelajaran.
Penutup
10
Menit
4. Pertemuan Keempat
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
•
•
•
•
Pendahuluan
•
•
70
Waktu
Guru mengkondisikan peserta didik untuk belajar.
Guru memotivasi peserta didik untuk berperan aktif
dalam pembelajaran.
Guru menyampaikan KD, tujuan, dan indikator
materi pembelajaran kawih.
Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan yang
akan ditempuh untuk mencapai kompetensi.
10 Menit
Guru mengaitkan materi kawih yang akan
disampaikan dengan materi kawih yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
Guru mengecek kemampuan prasyarat peserta
didik dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana
yang berkaitan dengan materi kawih yang telah
disampaikan sebelumnya.
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
Kegiatan Inti
• Peserta didik secara individu ditunjuk untuk
menembangkan kawih Jang.
60 Menit
• Guru memberikan penguatan.
•
•
•
Penutup
•
•
•
Peserta didik bersama guru merefleksi kegiatan
unjuk kerja menembangkan kawih Jang.
Peserta didik diberi kesempatan mengemukakan
manfaat dari belajar rumpaka kawih.
Peserta didik menjawab pertanyaan guru
mengenai materi kawih sesuai dengan indikator.
Guru memberi tugas untuk menghafal kawih Jang
bagi yang belum tampil dan belum hafal.
Guru menyampaikan rancangan pembelajaran
pada pertemuan yang akan datang.
Guru mengakhiri pelajaran.
H. Penilaian
1. Aspek Kognitif
a. Teknik penilaian
b. Bentuk instrumen
c. Kisi-kisi
No.
1
2
3
4
10 Menit
: Tes tertulis
: Soal uraian
:
Indikator Pencapaian Kompetensi
8.3.1.1 Menjelaskan tema kawih yang
dihafalnya sesuai dengan kaidahkaidahnya.
8.3.1.2 Menjelaskan amanat yang terdapat
dalam rumpaka kawih yang
dihafalnya sesuai dengan kaidahkaidahnya.
8.3.1.3 Mengidentifikasi purwakantikawih
yang dihafalnya sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.
8.3.1.4 Menerangkan isi/makna rumpaka
kawih yang dihafalnya sesuai denga
kaidah-kaidahnya.
Aspek
Kognitif
Jumlah
Butir
Soal
No Soal
C2
1
1
C2
1
2
C3
1
3
C2
2
4&5
LAMPIRAN-LAMPIRAN
71
d. Instrumen Soal Pengetahuan
1) Naon tema kawih Jang teh?
2) Jelaskeun sacara ringkes amanat nu nyampak dina kawih Jang!
3) Tuliskeun purwakanti kawih Jang paling saeutik dina sapada!
4) Naon sababna urang kudu nyobat jeung ahli tobat jeung kudu
dalit jeung para kiayi?
5) Terangkeun naon nu dimaksud yen hirup teh henteu sapanjangna
datar, aya mudun jeung tanjakan!
e. Konci Jawaban
1) Papatah ti kolot ka anakna.
2) Ulah aral lamun manggih kasusah, ulah sombong mun manggih
kabungah, urang kudu bisa ngajaga omongan jeung kalakuan,
ulah nepi ka nyerikeun batur, kudu deukeut jeung ulama sangkan
aya nu ngingetan lamun urang milampah kasalahan.
3) ang, an, an
an, ar, an
ang, ar, ur, ung, ur
4) Ngarah aya anu ngingetan, lamun urang milampah kasalahan.
5) Hirup teu salawasna senang, teu salawasna susah. Kadangkadang urang manggih kabungah, kadang-kadang manggih
kasedih. Jadi dina nyorang kahirupan, kudu aya dina kasabaran.
f. Rublik Penilaian Soal
No.
72
Uraian
Skor
1
Jika jawaban benar dan lengkap
10
2
Jika jawaban benar dan lengkap
25
3
Jika jawaban benar dan lengkap
10
4
Jika jawaban benar dan lengkap
20
5
Jika jawaban benar dan lengkap
25
Jumlah Skor
100
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
Perhitungan skor akhir:
Jumlah Skor yang Diperoleh
Skor Maksimum
Nilai Akhir =
Keterangan:
Sangat Baik (A)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (D)
2. Aspek Keterampilan
a. Teknik peniaian
b. Bentuk instrumen
:
:
:
:
X 100
86 – 100
71 – 85
56 – 70
≤ 55
: Tes Praktik
: Lembar Observasi
Instrumen Penilaian Tes Praktik
No.
Indikator
1
8.4.1.1 Menceritakan kembali isi kawihJang dengan
bahasa tulisan dengan ejaan yang baik dan
benar.
2
8.4.1.2 Menyanyikan kawih Jang dengan lagam yang
benar.
3
8.4.1.3 Menyanyikan kawih Jang dengan ekspresi
yang benar.
Hasil Penilaian
3
2
1
Jumlah Skor yang Diperoleh
c. Soal Aspek Keterampilan
1) Caritakeun deui eusi kawih Jang maké basa sorangan kalayan
ngagunakeun éjaan anu bener!
2) Tembangkeun kawih Jang kalayan lagam anu bener!
3) Tembangkeun kawih Jang kalayan éksprési nu bener!
LAMPIRAN-LAMPIRAN
73
d. Rubrik Penilaian
No
1
Indikator
Menceritakan
kembali isi
kawihJang
dengan bahasa
tulisan yang
sesuai dengan
kaidahkaidahnya.
Menyanyikan
kawih Jang
dengan lagam
yang benar.
Menyanyikan
kawih Jang
dengan ekspresi
yang benar.
Rubrik
3
2
1
3
2
1
3
2
1
Mampu menceritakan kembali isi kawihJang
dengan bahasa tulisan yang sesuai dengan
kaidah-kaidahnya
Kurang mampu menceritakan kembali isi
kawihJang dengan bahasa tulisan yang sesuai
dengan kaidah-kaidahnya
Belum mampu menceritakan kembali isi
kawihJang dengan bahasa tulisan yang sesuai
dengan kaidah-kaidahnya
Mampu menyanyikan kawih Jang dengan lagam
yang benar
Kurang mampu menyanyikan kawih Jang
dengan lagam yang benar
Belum Mampu menyanyikan kawih Jang dengan
lagam yang benar
Mampu menyanyikan kawih Jang dengan
ekspresi yang benar
Kurang mampu menyanyikan kawih Jang
dengan ekspresi yang benar
Belum Mampu menyanyikan kawih Jang dengan
ekspresi yang benar
Perhitungan skor akhir:
Nilai Akhir =
Jumlah Skor yang Diperoleh
Skor Maksimum
Keterangan:
Sangat Baik (A) : 86 – 100
Baik (B)
: 71 – 85
74
Cukup (C)
Kurang (D)
x 100
: 56 – 70
: ≤ 55
Mengetahui
Kepala SMP .............................
......................, ..........................
Guru Mata Pelajaran,
..................................................
................................................
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SD/MI
Download