Sosialisasi Pesan “Pencegahan Kanker Serviks” oleh Yayasan Kanker Indonesia Terhadap Pengetahuan Mencegah Penyakit Kanker Serviks (Survei pada ibu-ibu pengajian Majelis Ta’lim Nurul Falah Kota Tangerang) Sri Desti Purwatiningsih Ika Puspitasari UPI YAI Jalan Pangeran Diponegoro No.74, Kenari, Jakarta Pusat Fakultas Ilmu Komunikasi Sosialisasi pesan pencegahan penyakit kanker serviks yang dilakukan oleh fasilitator dan pendamping lokal merupakan salah satu tahap awal proses kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman serta pengetahuan kepada masyarakat dalam mencegah terkenanya penyakit kanker serviks. Populasi sasaran penelitian adalah ibu-ibu pengajian Majelis Ta’lim Nurul Falah Kota Tangerang, dengan sampel 100 orang. Teknik sampling menggunakan acidental Sampling. Besarnya pengaruh sosialisasi pesan pencegahan kanker serviks terhadap pengetahuan mencegah penyakit kanker serviks sebesar 53,6%. Terdapat pengaruh yang cukup tinggi antara sosialisasi pesan kampanye terhadap pengetahuan pencegahan penyakit kanker serviks. Key Word: Sosialisasi pesan , pengetahuan, kanker serviks PENDAHULUAN Sampai saat ini, kanker mulut rahim merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat ditakuti oleh kaum perempuan Indonesia, sehubungan dengan angka kejadian dan angka kematiannya yang cukup tinggi. Keterlambatan diagnosis pada stadium lanjut, keadaan umum yang lemah, status sosial ekonomi yang rendah, keterbatasan sumber daya, keterbatasan sarana dan prasarana, jenis histopatologi, dan derajat pendidikan ikut serta dalam menentukan prognosis penderita. (Rasjidi, 2009). Kurangnya sosialisasi dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap penyakit ini membuat diagnosa penyakit ini menjadi terlambat ditangani. Sebenarnya dengan sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat akan bahaya kanker serviks diharapkan mampu mengurangi penderita penyakit kanker serviks secara luas. Penderita kanker serviks rata-rata dijumpai pada umur 45 tahun. Menurut Aziz M.F. (2006), umumnya insidens kanker serviks sangat rendah di bawah umur 20 tahun dan sesudahnya menaik dengan cepat dan menetap pada usia 50 tahun. Menurut Riono (1990), kanker serviks terjadi pada wanita yang berumur lebih 40 tahun tetapi bukti statistik 120 121 menunjukkan kanker serviks dapat juga menyerang wanita antara usia 2030 tahun. Sebagian besar penyebab terserang kanker serviks adalah infeksi virus HPV. Lebih dari 90% kanker serviks jenis skuamosa mengandung DNA virus HPV dan 50% kanker serviks berhubungan dengan HPV tipe 16 (Ferlay J et al, 2002). HPV adalah virus DNA yang menginfeksi sel-sel epitel (kulit dan mukosa). Selain itu pasangan yang sering melakukan seks dengan bertukar pasangan juga mempunyai risiko mendapat kanker serviks. Studi kasus kontrol menunjukkan bahwa pasien dengan kanker serviks lebih sering menjalani seks aktif dengan pasangan yang melakukan seks berulang kali (Belinson S., Smith J.S.,Myers E.,Olshan A, dan Hartmann K., 2002). Didasari pada kenyataan tersebut maka perlu adanya peran pemerintah dalam keikutsertaan menurunkan jumlah penderita kanker serviks, sebagai upaya peningkatan kualitas hidup kaum wanita. Dalam hal ini Yayasan Kanker Indonesia ikut berperan serta dan berperan aktif dalam Gerakan Nasional Peduli dan Cegah Kanker Serviks (GNPCKS) sebagai upaya peningkatan kualitas hidup wanita Indonesia. Salah satu upaya Yayasan Kanker Indonesia adalah mengurangi penderita penyakit kanker serviks, melalui deteksi dini kanker serviks dengan melakukan skrining yang dinamakan Papsmear, dan skrining efektif. Papsmear adalah suatu pemeriksaan sitologi yang diperkenalkan oleh Papanicolaou pada tahun 1943 untuk mengetahui adanya keganasan (kanker) dengan mikroskop. Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat dan tidak sakit (Bustan, 2007). Hanya saja sebagian besar wanita tidak mau menjalani pemeriksaan, dan kanker serviks ini karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman akan bahayanya kanker serviks, sehingga sebanyak 50% kasus baru kanker servik terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak pernah melakukan pemeriksaan pap smear. Padahal jika wanita mau melakukan pemeriksaan Papsmear, penyakit kanker serviks suatu hari bisa saja musnah, seperti halnya polio (Depkes RI, 2005). Sosialisasi pesan mencegah sejak dini penyakit kanker serviks melalui pemeriksaan papsmear sering dilakukan oleh Yayasan Kanker Indonesia melalui berbagai media massa, tetapi pada kenyataannya masih banyak wanita yang terserang oleh penyakit ini. Sehingga berdasarkan pada kenyataan tersebut di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui mengetahui apakah adanya pengaruh sosialilsasi pesan kampanye terhadap peningkatan pengetahuan mencegah penyakit kanker serviks” pada kaum wanita. KERANGKA TEORI Pesan Komunikasi Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara, mimik, gerak – gerik, bahas lisan, dan bahasa tulisan (Cangara, 2006). Pengirim pesan akan lebih sukses dalam menjelaskan pesannya apabila ia menggunakan empati, artinya dapat menempatkan dirinya pada tempat 122 penerima pesan. Dalam kedudukan demikian, pengirim pesan dapat memperkirakan reaksi penerima secara efektif (Moekijat, 2005). Adapun pesan menurut Effendy (2007), adalah: “suatu komponen dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran dan perasaan seseorang dengan menggunakan lambang, bahasa/lambang-lambang lainnya disampaikan kepada orang lain” (Effendy, 2007). Dapat disimpulkan bahwa pesan adalah materi yang disampaikan kepada orang lain dalam bentuk gagasan baik verbal maupun nonverbal, untuk menyatakan maksud tertentu sesuai dengan kebutuhan orang lain sesuai dengan manfaat dan kebutuhannya. Kanker Serviks Kanker Serviks atau yang lebih dikenal sebagai kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim /serviks yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Pada penderita kanker serviks terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus- menerus yang tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik (Sarwono, 1996). 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim. Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak terkendali (Rasjidi, 2008). Jika sel serviks terus membelah maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka keadaannya disebut kanker serviks. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun (Aziz M.F, 2006). Sosialisasi Pesan Charlotte Buhler (dalam Ahmadi, 2011), mendefinisikan sosialisasi sebagai proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan berfikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sedangkan Peter Berger (dalam Ahmadi, 2011), mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses dimana anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Lain halnya menurut Kimball Young (dalam Gunawan, 2000) yang menyatakan bahwa, sosialisasi merupakan hubungan interaktif dimana seorang dapat mempelajari kebutuhan sosial dan kultural yang menjadikan sebagai anggota masyarakat. Sementara Thomas Ford Hoult mendefinisikan sosialisasi sebagai proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapat dalam kebudayaan masyarakatnya. Sedangkan Soekanto (2002), menyatakan bahwa sosialisasi mencakup proses yang berkaitan dengan kegiatan individu-individu untuk mempelajari tertib sosial lingkungannya, dan menyerasikan pola interaksi yang terwujud dalam konformitas, non konformitas, penghindaran diri, dan konflik. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dalam sosialisasi individu belajar menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 123 Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat (Wahyudianto, 2006). Sedangkan Susanto (1983), menyatakan bahwa sosialisasi ialah proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berfikir kelompoknya, agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Adapun yang dimaksud dengan pesan dalam penelitian ini adalah informasi atau isi pernyataan yang disampaikan pengirim atau komunikator kepada penerima atau komunikan. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunkasi atau melalui media telekomunikasi, isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam hal ini pesan yang disampaikan oleh komunikator yang tingkat kredibilitasnya tinggi akan lebih banyak memberi pengaruh kepada perubahan sikap dalam penerimaan pesan daripada jika disampaikan oleh komunikator yang tingkat kredibilitasnya rendah. Rakhmat (2007) mengatakan “Dalam berkomunikasi yang berpengaruh terhadap komunikan bukan hanya apa yang disampaikan, tetapi juga keadaan komunikator secara keseluruhan”. Komunikasi yang efektif bagi sebuah pesan adalah menarik, dapat memenuhi kebutuhan individual (personal needs) bagi komunikan, dan cara memperoleh informasi dapat memberikan kepuasan pada kebutuhan pesan yang diterimanya. Pesan dapat memuaskan kebutuhan emosi, pesan dapat memuaskan kebutuhan harapan yang logis bagi penerima pesan. Isi pesan sangat menentukan efektivitas komunikasi. Schramm (dalam Effendy, 2007) mengatakan bahwa agar komunikasi yang dilancarkan dapat lebih efektif, maka pesan yang disampaikan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sasaran dimaksud. 2. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga sama-sama dapat dimengerti. 3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu. 4. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi, yang layak bagi situasi kelompok di mana sasaran berada pada saat ia gerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sosialisasi pesan disini adalah penyampaian informasi kepada masyarakat luas khususnya kaum wanita yang dilakukan oleh Yayasan Kanker Indonesia dalam mensosialisasikan pencegahan penyakit kanker serviks. Pengetahuan Mencegah Penyakit Kanker Serviks Pengetahuan mengenai kanker serviks perlu yang sedang dipelajari sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan kanker serviks bukanlah sesuatu yang sudah 124 ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya, namun sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan didapat setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinganya. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih kuat dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. (Wawan & Dewi 2010) METODOLOGI PENELITIAN Penelitian adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara sistematis, berencana dan mengikuti konsep ilmiah untuk mendapatkan sesuatu yang objektif dan rasional tentang sesuatu hal (Priyatno, 2008). Penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Tipetipe data kuantitatif adalah data nominal, data ordinal, data interval, dan rasio. Penelitian ini tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis, tetapi lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil penelitian dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Menurut Achmadi dan Narbuko (2001) “Survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Populasi dan Sampel Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian (Priyatno, 2008). Populasi sasaran peneliti adalah ibu-ibu pengajian Majelis Ta’lim Nurul Falah Kota Tangerang dengan jumlah 150 orang. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti Secara praktis, sampel biasanya terdiri atas sejumlah kecil unit sampling yang proporsional dan merupakan elemen-elemen target yang dipilih dari kerangka samplingnya (Priyatno, 2008). Pada penelitian ini kuesioner dibagikan ke 100 responden. Penarikan sampel dilakukan dengan tehnik accidental Sampling atau atau disebut pemilihan secara tidak sengaja (seketemunya). Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Definisi operasional merupakan gambaran teliti mengenai prosedur yang diperlukan untuk memasuki unitunit analisis ke dalam kategorikategori tertentu dari tiap-tiap variabel (Prasetyo dan Jannah, 2005). Sedangkan Singarimbun (dalam 125 Hamidi, 2007), menegaskan bahwa definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan gambaran teliti mengenai prosedur yang diperlukan untuk memasuki unitunit analisis ke dalam kategorikategori tertentu dari tiap-tiap variabel (Prasetyo dan Jannah, 2005). Sedangkan Singarimbun (dalam Hamidi, 2007), menegaskan bahwa definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur. Adapun dimensi-dimensi yang akan diukur adalah sebagai berikut: I. Sosialisasi Pesan Meskipun proses sosialisasi dipisahkan secara formal dan informal, namun hasilnya sangat sulit untuk dipisah-pisahkan karena individu biasanya mendapat sosialisasi formal dan informal sekaligus a) Tahap Persiapan (Preparatory Stage) Mempersiapkan konsep-konsep dari sosialisasi yang akan dilakukan oleh penyelenggara. b) Tahap Meniru (Play Stage ) Sosialisasi yang diadakan penyelenggara bisa diserap oleh para peserta untuk di praktekan atau dilaksanakan. c) Tahap Siap Bertindak (Game Stage ) Pelaksanaan yang dilakukan sudah mulai berkurang digantikan oleh peran yang secara langsung dipraktekan sendiri oleh para peserta yang mengikuti program sosialisasi dengan penuh kesadaran. d) Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Other) Sosialisasi dianggap telah berhasil, dan dapat menempatkan program yang dilaksanakan bisa berada pada posisi masyarakat secara luas. Pengetahuan Mencegah Penyakit Kanker Serviks Pengetahuan yang diterima dan dimiliki oleh responden merupakan hasil dari tahu dan didapat setelah mereka mendapatkan pesanpesan mengenai pencegahan penyakit kanker serviks dari yayasan kanker Indonesia. Adapun penjelasan masingmasing dari dimensi pengetahuan mencegah kanker serviks adalah sebagai berikut; a) Tahu (know), merupakan kemampuan responden dalam mengingat materi tentang kanker serviks yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. b) Memahami (comprehension), merupakan kemampuan responden dalam menjelaskan secara benar objek atau materi tentang kanker serviks yang telah disosialisasikan. c) Aplikasi (application), kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang benar hasil dari sosialisasi. d) Analisis (analysis), kemampuan responden dalam menjabarkan materi atau suatu objek hasil dari sosialisasi pesan tentang kanker serviks. 126 e) Sinthesis (synthesis), kemampuan responden dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dari materi kanker serviks yang disosialisasikan di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f) Evaluasi (evaluation), kemampuan responden dalam melakukan penilaian terhadap materi atau objek tentang kanker serviks. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau normanorma yang berlaku di masyarakat. Tabel Operasionalisasi Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala a. Mempersiapkan lokasi, perijinan dan tanggal pelaksanaan Tahap Persiapan Likert b. Mempersiapkan materi dan nara sumber Sosialisasi yang diadakan Variabel X Meniru penyelenggara bisa diserap oleh para Likert peserta untuk di praktekan Sosialisasi Pesan a. Para peserta langsung mempraktekkan materi yang disampaikan Siap Bertindak Likert b. Melaksanakan materi yang disampaikan tanpa paksaan Penerimaan Norma umum Likert Kolektif Variabel Dimensi Know Variabel Y Comprehen sion Pengetahuan kanker Serviks Application Analysis Indikator Kemampuan responden dalam mengingat materi tentang kanker serviks dan dapat memanggil kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Kemampuan responden dalam menjelaskan secara benar objek atau materi tentang kanker serviks yang telah disosialisasikan. Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang benar hasil dari hasil sosialisasi. Kemampuan responden dalam menjabarkan materi atau suatu objek hasil dari sosialisasi pesan tentang kanker serviks. Skala Likert Likert Likert Likert 127 Synthesis Evaluation Kemampuan responden dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dari materi kanker Likert serviks yang disosialisasikan di dalam bentuk keseluruhan yang baru. Kemampuan responden melakukan penilaian terhadap materi atau objek Likert tentang kanker serviks. Validitas dan Reliabilitas Dalam penelitian ini data dianalisis dengan 1) Uji Validitas Uji Validitas adalah uji untuk mengetahui ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur (Priyatno, 2008:16), Validitas dihitung dengan membandingkan nilai x y xy N rxy 2 2 x y 2 2 x y N N Uji Reliabilitas Menurut Kriyantono, 2007), reliabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Dengan kata lain, suatu alat ukur memiliki reliabilitas bila hasil pengukurannya relatif konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali oleh peneliti lainnya. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Pada penelitian ini menggunakan metode cronbach’s alpha. Metode ini dipilih karena, menurut Priyatno (2008) metode cronbach’s alpha sangat cocok corrected item correlation setiap butir pertanyaan terhadap nilai r kritis pada tabel r. Untuk dapat dikategorikan valid, nilai corrected item correlation setiap butir pertanyaan harus lebih besar dari nilai r kritis pada tabel r. Dapat dihitung dengan rumus Product Moment Pearson Keterangan : rxy : Koefisien korelasi item dan skor total ∑xy : Jumlah hasil perkalian x dan y ∑x : Jumlah nilai item valid faktor x ∑y : Jumlah nilai item yang valid N : Jumlah subyek penelitian digunakan pada skor berbentuk skala (misalnya 1-4, 1-5) atau skor rentangan (misalnya 0-20, 0-50). Uji signifikan pada penelitian ini dilakukan pada taraf 0,1 artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari nilai r kritis produk moment atau kita bisa menggunakan batasan tertentu seperti 0,600. Menurut Priyatno (2008), Keputusan alat ukur dikatakan reliabel dengan: 1) Apabila cronbach’s alpha yang dihasilkan > 0,600 maka butirbutir instrumen penelitian tersebut dinyata reliabel. 2) Apabila cronbach’s alpha yang dihasilkan < 0,600 maka butir- 128 butir instrumen tersebut dinyatakan tidak reliabel. 2 k b r11 1 2 k 1 t Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik, statistik pada penelitian ini adalah eksplanatif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2003). Data Coding Data Coding merupakan suatu proses penyusunan sistematis data mentah (yang ada dalam kuesioner) ke dalam bentuk yang mudah dibaca oleh mesin pengelola data seperti komputer (Prasetyo, 2006). Dalam proses pengerjaan koding, peneliti r= Keterangan: r xy = koefisien korelasi n = jumlah sampel x = skor setiap item y = skor total Cara mencari reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach: Keterangan: rii : reliabilitas instrumen k : banyaknya butir pertanyaan ∑σb² : jumlah butir varian σi² : varian total menggunakan Microsoft Excel dan bantuan program komputer SPSS versi 20. Dalam penelitian ini data dianalisis dengan uji korelasi dimana analisis korelasi yaitu suatu teknik untuk menentukan sampai sejauh mana terdapat hubungan dua variabel (Achmadi dan Narbuko, 2001). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu, variabel bebas sosialisasi pesan pencegahan penyakit kanker serviks (X) dan variabel tak bebas Pengetahuan mencegah penyakit kanker serviks (Y). Untuk mengetahui erat tidaknya hubungan antara variabel digunakan uji korelasi, pengujian selanjutnya dengan uji signifikansi koefisien korelasi sederhana, selain dapat menggunakan tabel, juga dapat dihitung menggunakan rumusan Korelasi Product Moment sebagai berikut: 129 (∑x2) ∑x2 ∑y2 (∑y2) = kuadrat jumlah skor item = jumlah kuadrat skor item = jumlah kuadrat skor item = kuadrat jumlah skor total Sedangkan menurut Sugiyono (2009), untuk memberikan penafsiran interpretasi koefisien korelasi yang ditemukan besar atau kecil, maka berpedoman pada ketentuan yang terdapat pada tabel berikut ini: Interval koefisien 0,00 – 0,199 0.20 – 0,399 0, 40 – 0, 599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Korelasi dapat positif dan negatif. Korelasi positif menunjukan arah yang sama pada hubungan antar variabel. Artinya, jika variabel 1 besar maka variabel 2 semakin besar pula. Sebaliknya korelasi negatif menunjukan arah yang berlawanan. Artinya, jika variabel 1 besar maka variabel 2 semakin kecil. Analisi Regresi Analisis dengan uji regresi digunakan untuk menguji hubungan ( Y= a + bx ) Keterangan : Y= Variabel terikat (Dependent) X= Variabel bebas (Independen) Tingkat hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat sebuah variabel dependen dengan variabel independent. Dalam uji regresi ini variabel dependennya adalah Sosialisasi pesan dan variabel independentnya adalah Kanker serviks. Uji regresi yang dilakukan adalah Uji Regresi Linear Sederhana. Dalam Uji Regresi Linear ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen. Persamaan umum Uji Regresi Linear Sederhana adalah : a= Nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X= 0 b= Koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independent. Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka terjadi penurunan. Nilai a dihitung dengan rumus : 130 Nilai b dihitung dengan rumus : HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Responden yang menjadi objek penelitian adalah ibu-ibu pengajian Majelis Ta’lim Nurul Falah Kota Tangerang yang berjumlah 100 orang dari hasil perhitungan sampel dalam penelitian ini. Adapun karakteristik identitas responden berupa umur dan pekerjaan dapat dilihat pada tabeltabel di bawah ini; Tabel Pekerjaan Umur Ibu Rumah Tangga Pegawai Negri Wiraswasta Karyawan Swasta Jumlah 18 responden 30 responden 21 responden 31 responden Dari tabel di atas diketahui responden yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 18 responden (18%). Pegawai Negri sebanyak 30 responden (30%). Wiraswasta 21 responden (21%). Karyawan Swasta 31 responden Percent 18% 30% 21% 31% (31%). Maka dari tabel di atas dapat diketahui karakteristik responden berdasarkan pekerjaan menunjukkan bahwa sebagian besar responden (31%) merupakan karyawan swasta. Tabel Usia Responden Umur 19 - 21 Tahun 22 - 24 Tahun 25 - 27 Tahun 28 > Tahun Jumlah 3 responden 18 responden 51 responden 28 responden Tabel di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden yang berusia 19 - 21 tahun sebanyak 3 orang (3%), sedangkan yang berusia 22 - 24 tahun sebanyak 18 orang (18%), usia 25 – 27 tahun sebanyak Percent 3% 18% 51% 28% 51 orang (51%). Dan yang berusia 28 tahu keatas sebanyak 28 orang atau sebesar 28% Kesimpulan dari karakteristik responden berdasarkan pekerjaan menunjukkan bahwa 131 sebagian besar responden berusia 25 – 27 tahun sebanyak 51 orang (51%).. Hasil Uji Bivariate adalah sosialisasi pesan pencegahan penyakit kanker serviks, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengetahuan mencegah penyakit kanker serviks. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Bivariatte dengan program SPSS for Windows versi 20.00. Variabel bebas dalam penelitian ini Uji Korelasi Tabel Correlations Sosialisasi Pesan Sosialisasi Pesan Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pengetahuan Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat dijelaskan hasil analisisnya yaitu dengan jumlah sampel 100 responden, ada korelasi antara Sosialisasi Pesan dengan Pengetahuan Kanker, dimana hasil koefisien korelasi didapat sebesar 0,732, sehingga dapat disimpulkan Hasil uji Regresi Analisis regresi linear sederhana adalah hubungan serta pengaruh secara linear antara suatu variabel Pengetahuan 1 .732** 100 .000 100 .732** 1 .000 100 100 bahwa terdapat hubungan antara variable Sosialisasi Pesan dengan Pengetahuan Kanker. Untuk r hitung sama dengan 0,732 berada pada interval 0,60-0,70, diperoleh tingkat hubungan yang kuat Sosialisasi Pesan dengan Pengetahuan Kanker. independen sosialisasi pesan pencegahan penyakit kanker serviks (x) dengan variabel dependen Tabel Coefficients a 1 Model (Constant) Sosialisasi.Pesan Dependent Variable: Pengetahuan Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta t 6.076 5.544 1.096 .730 .069 .732 10.636 Sig. .276 .000 132 pengetahuan mencegah penyakit kanker serviks (y). Analisis ini untuk mengetahui arah pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan (Priyatno, 2009) Persamaan regresinya sebagai berikut: Y = a + bX Y = 6.076+ 0.730 Angka-angka tersebut dapat diartikan sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 6.076 artinya jika Sosialisasi Pesan (x), maka Pengetahuan Kanker (y) nilainya positif sebesar 0.730. b. Koefisien regresi variabel Sosialisasi Pesan (x) sebesar 6.076, Pengetahuan Kanker (y) 0.730. Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara Sosialisasi Pesan tehadap Pengetahuan Kanker, semakin besar daya tarik Pengetahuan Kanker semakin meningkat Sosialisasi Pesan. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Tabel distribusi t dicari pada a = 5 % : 2 = 25% atau 0,25 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n – k – 1 atau 100 – 1 – 1 = 98 (n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen) maka dapat diketahui nilai t tabel yang di peroleh adalah 0,197 (Priyatno, 2009:71). Dengan kriteria pengujian: Ho diterima jika – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel Ho ditolak jika – t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel 0,197 Nilai t hitung 10.636 dan nilai t tabel 0,197 jadi nilai t hitung > t tabel dan Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan antara Sosialisasi Pesan (x) terhadap Pengetahuan Mencegah Penyakit Kanker Serviks (y). Jadi, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Sosialisasi Pesan berpengaruh terhadap Pengetahuan Mencegah Penyakit Kanker Serviks. Besarnya angka koefisien determinasi diperoleh kontribusi (r2) atau r square dalam penghitungan diatas adalah sebesar 0,536 atau sama dengan 53,6%. Angka tersebut mempunyai arti bahwa besarnya pengaruh Sosialisasi Pesan (x) sebesar 53,6% terhadap pengetahuan mencegah penyakit kanker serviks (y) dan sisanya sebesar 46,4% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan pada penelitian ini. Nilai t hitung 10.636 dan nilai t tabel 0,197 jadi nilai t hitung > t tabel dan Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan antara Sosialisasi Pesan pencegahan penyakit kanker serviks (x) terhadap Pengetahuan mencegah penyakit Kanker serviks (y). 133 Model Summary Model 1 R .732a R Square .536 Adjusted R Square Std. Error of the Estimate .531 5.63470 Predictors: (Constant), Sosialisasi.Pesan Besarnya angka koefisien determinasi diperoleh kontribusi (r2) atau r square dalam penghitungan diatas adalah sebesar 0,536 atau sama dengan 53,6%. Angka tersebut mempunyai arti bahwa besarnya pengaruh Sosialisasi Pesan penyakit KESIMPULAN 1. Terdapat pengaruh sosialisasi pesan pencegahan penyakit kanker serviks terhadap pengetahuan mencegah penyakit kanker serviks. Dari hasil uji statistik diperoleh bahwa Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Tabel distribusi t dicari pada a = 5 % : 2 = 25% atau 0,25 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n – k – 1 atau 100 – 1 – 1 = 98 (n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen) maka dapat diketahui nilai t tabel yang di peroleh adalah 0,197 antara sosialisasi pesan pencegahan penyakit kanker serviks (x) terhadap pengetahuan mencegah penyakit kanker serviks (y). 2. Berdasarkan hipotesis sebelumnya maka pembuktian hipotesis sementara telah diperoleh hasil kanker serviks (x) sebesar 53,6% terhadap pengetahuan mencegah penyakit kanker serviks (y) dan sisanya sebesar 46,4% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan pada penelitian ini. hipotesis nol ditolak, Nilai t hitung 10.636 dan nilai t tabel 0,197 jadi nilai t hitung > t tabel dan Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan antara Sosialisasi pesan pencegahan penyakit kanker serviks (x) terhadap pengetahuan mencegah penyakit Kanker serviks (y). Jadi, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Sosialisasi Pesan berpengaruh terhadap pengetahuan mencegah penyakit kanker serviks. DAFTAR PUSTAKA 134 Ahmadi A, 1982, Sosiologi pendidikan membahas gejala pendidikan dalam konteks sosial masyarakat, Bina Ilmu, Surabaya Ahmadi A. dan Narbuko C, 2001, Metode Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta. Aziz. MF. Andrijono Saifuddin AB, Editors, 2006, Buku acuan nasional onkologi ginekologi, Edisi kedua, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Bustan MN, 2007, Epidemiologi penyakit tidak menular, Cetakan 2, Rineka Cipta, Jakarta. Belinson S.,Smith J.S., Myers E.,Olshan A.,Hartmann K.,2002, Descriptive Evidence That Risk Profiles for Cervical Intraepithelial Neoplasia 1,2 & 3 are Unique,Am.J. Cangara, H, 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Rajawali Press. Jakarta. DEPKES. RI, 2005, Penanggulangan kanker serviks dengan vaksin HPV, Depertemen Kesehatan RI, Jakarta. Effendy, O.U. 2007, Ilmu Komunikasi (teori dan Praktek). PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Ferlay J, et al. GLOBOCAN 2002 Cancer Incidence, Mortality and Prevalence Worldwide.: CancerBase, IARC, Lyon. Gunawan, A, Pendidikan, Jakarta. 2000, Sosiologi Rineka Cipta, Hamidi. 2007. Metodelogi Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Kriyantono, R, 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana, Jakarta. Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia..Nuha Medika, Yogyakarta. Moekijat, 2005, Pengantar Sistem Informasi Manajemen. Penerbit Mandar Maju. Bandung Nasution, 2006, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara). Prasetyo. B & Jannah, LM, 2005, Metode Penelitian Kuantitatif.: PT Rajagrafindo Persada. Jakarta. Prasetyo B, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Priyatno D, 2008, Mandiri belajar SPSS untuk analisis data dan uji statistik, Mediacom, Yogyakarta. Rakhmat J, 1989, Psikologi Komunikasi, Remaja RosdaKarya, Bandung. Rasjidi I, 2009, Onk Indonesian Journal of Cancer Vol. III, No. 3, Juli - September 135 Riono, Y., 1999, Kanker Leher Rahim, Dept of Surgery Holywood Hospital, Australia. Sarwono, P. Kanker Serviks. In: M. Farid Azis, Andri Jono, Abdul Bari Saifuddin, editors. 2006. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Edisi Pertama. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. Soekanto S.,2002, Sosiologi Suatu Pengantar, Raja Grafindo Persada, Jakarta Susanto, P .A S. 1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bina. Jakarta. Wahyudianto A. 2006. Sosiologi. Kuala Pustaka. Solo