ABSTRAK Menurut sistem kepercayaan ummat Islam Mesjid nukan hanya sekedar tempat pelaksanaan ibadah ritual (sholat dan berdo’a) saja. Tetapi lebih dari itu Masjid memiliki fungsi yang lebih luas lagi apakah itu sebagai tempat pendidikan (pembinaan), kegiatan ekonomi, pengembangan sosial budaya ummat dan sebagai pusat pembentukan peradapan ummat Islam. Masjid dapat diguanakan oleh semua umur, latar belakang sosial budaya dan semua jenis kelamin. Begitu juga halnya dengan masyarakat, dapat menjadikan masjid sebagai puat pembinaan dan aktivitasnya. BKM adalah Lembaga semi resmi yang dibentuk oleh Departement Agama untuk meningkatkan peranan dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinan umat islam. Sebagai salah satu organisasi yang ada dimasyarakat sudah selayaknya organisasi ini menjalankan peran dan fungsinya didalam masyarakat, sesuai dengan statusnya sebagai organisasi dimasyarakat, membantu masyarakat dalam membina dan mengarahkan masyarakat. Tetapi sekarang ini banyak organisasi masyarakat muslim yang tidak dapat menjalankan aktivitasnya dan statis gerak organisasinya. Jumlah organisasi ini banyak yang tidak sebanding dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan. Penelitian ini mengambil kasus di Badan Kemakmuran Masjid (BKM) desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan. Lokasi ini tidak jauh dari kota Kisaran. Secara sosial lokasi dimana BKM ini berada tidaklah begitu baik apalagi untuk perkembangan masyarakat. Judi dan Narkoba adalah realita pada masyarakat desa manis disamping kegiatan memakmurkan masjid. Sehingga sangatlah tepat kehadiran BKM sebagai tempat pembinaan yang aman bagi masyarakat kerena dapat membantu orang tua dan tokoh masyarakat dalam mengawasi dan mengarahkan aktivitas masyarakatnya. BKM dipilih sebagai objek penelitian karena organisasi ini aktif kegiatanya dan pengelolaanya yang rapi pula. Selain itu beragamnya kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya pada kegiatan keagamaan tetapi juga kegiatan yang menambah wawasan dan kreatifitas anggotanya. BKM dekat dengan masyarakatnya, muncul sebagai tempat perlawanan terhadap perilaku negatif. Sebagai sumber data penelitian ini mewawancarai 10 orang informan yang merupakan unit analisis dari penelitian ini, disamping melakukan observasi dan studi pustaka selanjutnya disajikan dengan metode deskriptif. Penelitian ini merekomendasikan beberapa hal antara lain: BKM harus memiliki pola pengkaderan yang baku dan dapat menjawab kebutuhan generasi akan datang, meningkatkan kegiatan dan kajian-kajian keislaman tanpa meninggalkan kegiatan yang dapat meninggalkan wawasan, kesehatan fisik dan kreatifitas anggotanya. BKM juga harus memiliki sumber dana yang mandiri, serta lebih respon terhadap permasalahan yang ada dimasyarakat. Hal diatas tentu bukan hanya ditujukan pada BKM semata tetapi juga kepada Remaja masjid yang ada secara umum. Badan Kemakmuran Masjid adalah organisasi yang memiliki potensi besar dalam pemberdayaan ummat Islam khususnya masyarakat muslim.