pembelajaran menulis puisi dengan metode quantum learning

advertisement
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN METODE QUANTUM LEARNING (QL)
DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KADUNGORA KABUPATEN GARUT
TAHUN AJARAN 2011-2012
MAKALAH
Oleh
Defi Rahmawati
1021.0975
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) SILIWANGI BANDUNG
2012
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN METODE QUANTUM LEARNING (QL)
DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KADUNGORA KABUPATEN GARUT
TAHUN AJARAN 2011-2012
Defi Rahmawati
1021.0975
Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Siliwangi Bandung
2012
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Metode Quantum Learning di Kelas X Muhammadiyah
Kadungora Kabupaten Garut. Latar belakang dilakukannya penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa pembelajaran
bersastra sampai saat ini lebih sedikit diajarkan daripada pembelajaran berbahasa sehingga kemampuan siswa dalam menulis
puisi belum maksimal.Selain itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan /keterampilan siswa
setelah diberi metode Quantum Learning.
Quantum Learning adalah salah satu metode pembelajaran yang ditulis oleh Bobbi De Porter dimana beliau duduk
seba'gai kepala Learning Forum, sebuah perusahaan yang memproduksi program-program untuk siswa, guru, sekolah, dan
organisasi di seluruh Amerika dan Inggris. Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Interaksi ini
mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi ini mengubah kemampuan dan
bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Kadungora Kabupaten Garut dengan menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai
"aksi" atau tindakan yang dilakukan oleh peneliti.Penelitian ini dilakukan secara sistematis mulai perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan penilaian yang kesemuanya itu bertujuan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran dan meningkatkan
kualitas hasil pembelajaran sastra.
Penelitian dilakukan dalam satu observasi dan dua siklus. Observasi awal dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana
minat siswa dalam pembelajaran bersastra terutama dalam menulis puisi tanpa metode Quantum Learning. Siklus ke-1 mulai
dengan perencanaan, pelaksanaan, penilaian dengan metode pembelajaran yang sudah dipersiapkan yaitu metode Quantum
Learning.Perencanaan siklus ke-2 disusun berdasarkan masalah-masalah yang ditemukan di lapangan. Perencanaan tersebut
berupa pemilihan materi atau fokus pembelajaran dengan metode QL dan media yang lain.
Hasil analisis penelitian menunjukkan pada saat observasi awal kekurangan siswa dalam pemilihan judul, diksi, dan
majas kurang tepat dan kurang ekspresif terbukti yang mendapat nilai kategori sangat baik hanya 3 orang (7,5%) kategori baik
11 orang (27,5%),kategori nilai cukup 18 orang (45%) dan yang kategori nilai kurang 8 orang (20%). Sedangkan pada siklus
ke-1 siswa yang mendapat nilai kategori sangat baik adalah 9 orang (24,3%),nilai kategori baik 17 orang (42,5%),nilai kategori
cukup 9 orang (24,3%) dan nilai dengan kategori kurang 2 orang (5,4%). Pada siklus ke-2 peningkatan lebih signifikan yaitu
jumlah siswa yang mendapat nilai kategori sangat baik adalah 23 orang ( 60,5%) dan siswa yang mendapat nilai kategori baik
sebanyak 15 orang ( 39,5%).
Berdasarkan hasil penelitian diatas,metode Quantum Learning dapat menjadi alternatif dalam pembelajaran menulis
puisi karena selain pembelajaran dengan enjoyning, efektif dan dapat meningkatkan motivasi pada siswa .
Kata kunci: menulis puisi/ Quantum Learning (Ql)
PENDAHULUAN
Bahasa mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kehidupan manusia di dunia sebagai
salah satu alat untuk berkomunikasi.Khusus dalam
dunia pendidikan bahasa merupakan salah satu media
mutlak untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,
tanpa adanya bahasa segala ilmu pengetahuan akan
sulit berkembang. Dalam hal ini bahasa merupakan
ilmu yang harus dipelajari dan dikembangkan.
Pada hakekatnya untuk mengembangkan
bahasa diperlukan keterampilan berbahasa seperti
dua sisi mata uang yang selalu berkaitan satu sama
lainnya.
Keterampilan
berbahasa
(menyimak,berbicara,membaca dan menulis) tidak
dapat dipisah-pisahkan karena keempat aspek
tersebut merupakan catur tunggal yang saling
mengisi sesuai pendapat Tarigan H.G (1990: 2)
sebagai berikut: "Setiap keterampilan erat selain
berhubungan dengan ketiga keterampilan lainnya
dengan cara yang beraneka ragam. Keempat
keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu
kesatuan, merupakan catur tunggal. "
Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup
dua aspek, yaitu aspek kebahasaan dan aspek
kesastraan. Pengajaran sastra sama pentingnya
dengan pengajaran kebahasaan. Karya sastra adalah
satu pokok bahasan pada pelajaran bahasa Indonesia
yang penting, baik untuk keterampilan berbahasa
maupun apresiasi sastra (Sapani, 2001:103)
Sastra sebagai suatu cabang seni yang
berkaitan dengan ungkapan pribadi manusia yang
berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide,
semangat,
dan
keyakinan
yang
konkret
membangkitkan pesona dengan alat bahasa
(Sumardjo dan Saini K.M, 1994:3)
dan lambang tadi, menulis bukan sekedar
menggunakan huruf-huruf tetapi ada pesan yang
dibawa oleh penulis melalui gambar-gambar tersebut.
Tarigan H.G (1986: 2) Menurut Nurgiyantoro Burhan
(2001:296) “menulis adalah suatu bentuk system
komunikasi lambang visual dengan mengungkapkan
gagasan melalui media bahasa."
ME. Suhendar dan Pien Supinah (1994)
memberikan pengertian bahwa menulis merupakan
suatu proses perubahan bentuk pikiran/anganangan/perasaan dan sebagainya menjadi wujud
lambang /tanda/tulisan.
Dari berbagai pengertian menulis yang telah
dikemukakan dapatlah penulis simpulkan bahwa
menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang
digunakan sebagai alat komunikasi tidak langsung
yang berfungsi untuk menuangkan pikiran, perasaan
dalam bahasa tertulis.
Pengertian Puisi
Puisi merupakan salah satu karya sastra yang
harus diajarkan oleh guru Bahasa Indonesia.Karya
sastra sebagai suatu karya seni yang diciptakan oleh
pengarangnya, tentunya dengan maksud agar dapat
dinikmatinya. Karya sastra itu sendiri hakekatnya
adalah hasil proses kreatif sastrawan yang merupakan
ekspresi seluruh kehidupan intelektual dan emosinya
(Imam Syafei Dalam Aminuddin, 1987).
Puisi menurut A.Richards, suatu puisi
mengandung suatu "makna keseluruhan " yang
merupakan perpaduan dari tema penyair (mengenai
inti pokok puisi itu), perasaanya (sikap penyair
terhadap objeknya), nadanya (sikap sang penyair
terhadap pembaca atau penikmatnya) dan amanat
(maksud dan tujuan sang penyair).
Metode Quantum Learning
Metode yang digunakan penulis untuk
mengubah proses pembelajaran menjadi sesuatu yang
menyenangkan, sederhana dan efektif. Lingkungan
yang sportif akan membangkitkan harga diri siswa
dan berusaha menciptakan ruang belajar yang
kondusif untuk membangun sugesti dengan
memasang musik latar didalam kelas siswa bisa
duduk nyaman dan membuka lebar-lebar partisipasi
individu. Hal ini diharapakan akan terjalin saling
pengertian dan saling mempercayai diantara siswa
dan pengajar. Hubungan timbal balik ini
menggambarkan kondisi internal dan eksternal siswa
agar memiliki emosi positif ketika belajar. Disisi lain
siswa perlu diberi motivasi agar dari dalam dirinya
muncul semangat belajar.
Pembelajaran
Dalam penelitian ini adalah pengalaman
belajar yang dialami oleh siswa dalam proses
menguasai pelajaran. Pembelajaran menulis puisi
adalah sebuah pembelajaran untuk membantu
kecakapan berbahasa, meningkatkan pengetahuan
budaya, mengasah imajinasi, membangkitkan cipta
darin rasa, mencetak siswa menjadi manusia kreatif
dan meningkatkan kepekaan emosi siswa terhadap
masalah disekitarnya dengan mengkaitkan kata-kata
yang ekspresif dalam tulisan sebagai media
penyampaian imajinasi.
KAJIAN TEORI DAN METODE
Pengertian Menulis
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang lain
dapat membaca grafik tersebut. Jika mereka
memahami
bahasa
METODE PENELITIAN
Metode dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) atau yang biasa
dikenal dengan classroom action reseach. Menurut
Stephen Kemmis seperti dikutip dalam D. Hopkins
dalam bukunya yang berjudul A teacher's Guide To
Classroom Reserch, BrisboL PA, Open University
Press, 1993, halaman 44 (Tim Pelatih Proyek PGSM,
1999 : 6) diungkapkan bahwa penelitian tindakan
kelas merupakan,
"Sebuah bentuk kajian yang reflektif oleh
pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka
dalam
melaksanakan
tugas,
memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang
dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi dimana
praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan'’
Berdasarkan uraian diatas, kita dapat
mendefinisikan pengertian penelitian tindakan kelas
(PTK) secara rinci, sederhana, dan lengkap. Secara
singkat penelitian kelas dapat didefinisikan sebagai
suatu bentuk penelaahan penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki dan atau
meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas.
Teknik Wawancara
Wawancara dilaksanakan hanya sekali, yaitu
pada saat studi pendahuluan dengan mewawancarai
guru dan siswa. Wawancara yang digunakan adalah
wawancara tak terstruktur yang bertujuan untuk
mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa dan
guru selama kegiatan belajar mengajar.
Teknik Tes
Tes atau ujian adalah prosedur yang
digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
kemampuan atau pengetahuan subjek pembelajar.
Dalam hal ini lembar tes diberikan kepada siswa
dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana
perkembangan kemampuan siswa dalam menulis
puisi dengan metode QL. Lembar tes diberikan setiap
siklus mulai siklus pertama sampai siklus akhir.
Siswa membuat puisi pada selembar kertas.
Kumpulan puisi dari mulai siklus pertama
sampai siklus terakhir disimpan dalam sebuah map
sehingga akan terlihat perkembangan menulis anak
dari siklus satu sampai siklus terakhir. Hal ini akan
mempermudah penulis untuk memelaah kesalahan
yang dibuat siswa.
Teknik Observasi
Teknik Observasi dilaksanakan untuk
mengetahui segala peristiwa dan kegiatan yang
terjadi selama dalam proses tindakan dan perbaikan.
Observasi dilakukan terutama untuk memantau
proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan
untuk dapat menyusun langkah-langkah perbaikan
sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.
Teknik observasi dilakukan untuk mengamati
tindakan pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan metode Quantum Learning. Dalam
tahap ini pengamatan ini dilakukan secar terbuka dan
diketahui seluruh siswa. Jadi setiap observer hanya
memperhatikan semua kegiatan yang dilakukan guru
dan siswa.
Teknik Jurnal Siswa
Jurnal siswa digunakan terhadap siswa
setelah mendapatkan pembelajaran. Jurnal ini
diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk
mengetahui respon serta gambaran siswa setelah
mendapatkan proses pembelajaran kemudian data
tersebut digunakan dalam upaya perbaikan-perbaikan
dalam pembelajaran berikutnya.
Teknik catatan Lapangan
Catatan ini diperlukan untuk mengetahui
proses interaksi dan tingkah laku siswa. Menurut
Resimi (1998; 88); catatan lapangan dalam penelitian
pendidikan berkaitan dengan interaksi belajarmengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Catatan lapangan berisi gambaran pembelajaran
dalam setiap siklus.
PEMBAHASAN DAN HASIL
Setelah menganalisis hasil karya siswa
menulis puisi, mulai dari observasi awal, siklus ke-1
dan siklus ke-2, diperoleh data bahwa kemampuan
menulis puisi siswa mengalami peningkatan. Hal ini
ditunjukkan oleh peningkatan kategori nilai siswa
setiap siklusnya.
Peningkatan nilai dapat terjadi karena
kendala pada observasi awal dan siklus ke-1 sudah
tidak terjadi pada siklus ke-2. Pada saat observasi
awal, siswa terlihat bosan dengan pembelajaran
karena guru tidak memberikan metode yang menarik.
Guru hanya memberi metode ceramah tentang puisi
dan siswa langsung menulis puisi hanya memberi ide
seadanya.
Pada pembelajaran siklus ke-1 guru mulai
memberi metode Quantum Learning dimana prinsip
metode tersebut menanamkan pembelajaran yang
enjoy dan menyenangkan sehingga siswa lebih
terlihat gembira pada saat mencari ide puisinya
diperkenankan untuk keluar kelas oleh guru. Disini
siswa lebih terasah ide dan inspirasinya dalam
menuliskan puisinya karena siswa telah dibekali
dengan teori struktur bangun puisi yang terdiri dari
diksi, majas, irama, ritma, asonansi dan aliterasi.
Pada siklus-2 siswa lebih antusias lagi karena
guru member! ulang teori puisi dan membacakan
beberapa puisi hasil karya penyair-penyair besar dan
sebelum proses kreatif, guru juga member! puisi
karya guru untuk dibacakan oleh salah seorang siswa.
Hal ini menambah motivasi untuk lebih mengasah
kemampuan dalam meramu kata-kata sehingga
menjadi lebih puitis. Setelah tanya jawabbeberapa
menit, lalu proses kreatif dilaksanakan dengan
memberi media sebuah lagu instrumentalia disaat
akan menulis puisi yang tujuannya untuk
mempetarjam imajinasi siswa dalam mencari ide dan
pemilihan kata-kata dalam berpuisinya.
Kategiori
Sangat
Baik
Bauk
Cukup
Kurang
Observasi
awal
7,5%
27,5%
45%
20%
Presentase
Siklus 1
Siklus 2
24,3%
42,5%
24,3%
5,4%
60,5%
39,5%
-
Dari data hasil penelitian dan pengolahan data dapat
diperoleh hasil sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Dari hasil observasi awal bahwa siswa tidak
menyukai pelajaran puisi karena dibandingkan
dengan pengajaran sastra lainya siswa lebih
menyukai pelajaran menulis cerpen sebanyak
12 orang (30%),siswa yang menyukai drama
18 orang (45%) dan siswa yang menyukai
pelajaran menulis puisi hanya 9 orang (22%).
Pada umumnya siswa tidak menyukai
pelajaran menulis puisi karena sulitnya
menemukan ide, memilih kata-kata konotatif
atau pemilihan diksi, majas dan imaji yang
tepat untuk diungkapkan pada sebuah puisi.
Peneliti mendapatkan temuan dari hasil
observasi dimana siswa membuat hasil karya
puisi dengan hasil 7,5% kategori nilai sangat
baik,27,5% dengan kategori baik,45% kategori
cukup dan 20% kategori nilai kurang. Melihat
hasil yang kurang optimal peneliti lalu
menindaklanjuti
dengan
penyusunan
pembelajaran siklus ke-1. Dari data observasi
bahwa siswa yang sudah dapat membuat judul
yang sesuai dengan isi puisi hanya 11 orang
yang mendapat nilai 3 sedangkan yang
mendapat
nilai
2
sebanyak
29
orang.mendeskripsikan
isi
puisi
yang
mendapat nilai 3 sebanyak 14 orang nilai 2
sebanyak 25 dan yang mendapat nilai 1
seorang. yang sudah memahami pemilihan
diksi yang tepat hanya 13 orang sedangkan
yang menguasai penggunaan majas 14 orang
,penggunaan nada yang mendapat nilai 3
sebanyak 11 orang, penggunaan imaji yang
tepat hanya 11 orang dan siswa yang bisa
mengungkapkan amanat dalam puisi hanya 9
orang.
Di siklus ke-1 data hasil yang diperoleh adalah
sebagai berikut : Nilai siswa kategori sangat
baik sebanyak 24,3% dan nilai siswa yang
yang kategori baik adalah 42,5% sedangkan
nilai siswa kategori cukup adalah 24,3% dan
nilai siswa kategori kurang 5,4%. Sedangkan
kemampuan siswa dalam memilih judul yang
tepat dan disesuaikan dengan penggambaran
isi puisi adalah 12 orang dan 19 orang lalu
kemampuan siswa dalam pemilihan diksi dan
majas adalah 19 orang dan 21 orang sedangkan
kemampuan siswa dalam pemilihan nada 17
orang penggunaan imaji dan amanat yang tepat
masing-masing 20 orang.
Setelah tindakan kelas di siklus kel peneliti
masih belum puas karena masih ada siswa
yang mendapat nilai kategori kurang sebanyak
5,4% dan hal ini belum menunjukkan
kemampuan siswa yang maksimal. Oleh
karena itu peneliti perlu kiranya melakukan
tindakan kelas siklus ke-2 kembali guna
e.
f.
mendapat hasil yang optimal. Setelah tindakan
diperoleh data sebagai berikut, siswa yang
mendapat nilai kategori sangat baik adalah
60,5% dan siswa yang mendapat nilai kategori
baik sebanyak 39,5%. Sedangkan penguasaan
siswa dalam pemilihan judul yang sesuai
dengan penggambaran isi puisi adalah 23
orang dan 28 orang sedangkan dalam
penguasaan diksi,majas dan nada masingmasing 26 orang 31 orang dan 25 orang.
Adapun untuk penguasaan imaji dan amanat
adalah 26 orang dan 27 orang.
Pemberian Metode Quantum learning dalam
pembelajaran menulis puisi terbukti dapat
meningkatkan kemampuan menulis puisi
siswa. Hal ini dapat terlihat setelah pemberian
materi menggunakan metode QL yang
diberikan
pada
beberapa
siklus
meningkat.peneliti beranggapan bahwa dengan
satu kali observasi,siklus 1 dan siklus 2 sudah
cukup dalam pemberian materi dengan metode
QL karena target telah tercapai.
Dengan Metode QL dalam pembelajaran
menulis puisi dapat meningkatkan hasil
menulis puisi siswa dengan suasana yang
menyenangkan dan tidak monoton. Dengan
metode QL juga memberi motivasi pada siswa
untuk lebih mengaktifkan dalam pembelajaran
menulis puisi.
KESIMPULAN
Setelah melaksanakan semua kegiatan
dalam penelitian ini, penulis dapat mengemukakan
simpulan sebagai berikut:
1.
Dengan
Metode
Quantum
Learning
pembelajaran terasa lebih enjoyening dan
optimal dalam hasil karena Quantum adalah
interaksi yang mengubah energi menjadi
cahaya.Interaksi ini mengubah kemampuan
dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang
akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi
orang lain.
2.
Pembelajaran menulis puisi dengan metode
Quantum Learning cukup efektif diberikan
pada siswa kelasX-1 SMA Setia Bakti
Kabupaten
Garut.
Dengan
akronim
TANDURnya
metode
QL
bisa
mengaplikasikan pembelajaran dengan begitu
sistematis dan proses KBM berjalan alamiah
dan ada keterlibatan aktif para siswa dan guru.
3.
Akronim TANDUR dalam metode QL
Tumbuhkan motivasi,Alami dalam membuat
puisi,Namai
bagian-bagian
puisi
oleh
siswa,Demonstrasikan hasil karya siswa
dengan pembacaan hasil karya siswa yang
paling menarik dan baik,Ulangi apa yang telah
diajarkan guru sebagai refleksi diri dan terkhir
adalah Rayakan dengan member! reward bagi
siswa yang terbaik dalam penulisan karyanya,
dengan cara pengumuman, memberi pujian
atau memberi aplause dan tepuk tangan.
4.
Pemberian metode QL terbukti dapat
membantu siswa dalam mencari ide dan
gagasan dalam menulis puisi dengan
memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi
(Diksi, Majas, Nada, Tema, Amanat). Dari
hasil penelitian pada ketiga siklus yang telah
dilaksanakan peneliti pada siklus ke-2
menunjukkan 60,5% siswa dengan nilai
kategori sangat baik dan 39,5% siswa dengan
kategori baik.
5.
Dengan diterapkannya metode QL dalam
menulis
puisi disambut dengan baik oleh
siswa karena dengan metode QL pembelajaran
yang menyenangkan dapat terlaksana dengan
baik karena siswa lebih mudah dalam
menemukan ide karena kita bisa mencari
ide dari sekeliling kita berada, dan
penguasaan teori puisi lebih dipahami karena
siswa menamai sendiri bagian bagian puisi
yang mereka tulis.
Dari
hasil
penelitian
penulis
berkesimpulan
bahwa
metode QuantuLearning
dapat dijadikan aternatif bagi guru sebagai metode
pembelajaran yang mengasyikkan dan dapat
membantu siswa dan guru untuk lebih mendapatkan
hasil pembelajaran yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ambary Abdulah. 1983. Intisari Sastra Indonesia.
Bandung. Djatnika.
Aminudin. 1995. Pengantar Apresiasi Karya Sastra.
Bandung Sinar Baru Algesindo.
Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan praktek. Jakarta. Rineka
Cipta.
Aqib Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Yama
Widya. Bandung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2003.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2001.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2006.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP 2006) Sekotah Menengah Atas.
Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2005.
Materi Latihan Terintegrasi, Bahasa dan
Sastra Indonesia. Jakarta.
De Porter Bobbi & Mikke Hernacki. 1999. Quantum
Learning. Bandung. Kaifa.
Djoyosuroto Kinayati dan Sumaryati.2004. Prinsipprinsip Dasar Penelitian Bahasa & Sastra.
Bandung .Nuansa.
Djuhaeri dan Suherli. 2002. Panduan Membuat
Karya Tulis. Bandung: Yrama Widya.
Hamalik Oemar. (1989). Media Pendidikan.
Bandung. Citra Adiya Bakti. Jabrohim, dkk.
2003. Cara Menulis kreatif Yogyakaria.
Pustaka Pelajar. Rusyana Yus. 1982. Metode
Pengajaran Sastra. Bandung. Gunung
Larang. Kosasih, E. 2003. Kompetensi
Ketatabahasaan Dan Kesusastraan .
Bandung.
Tarigan H.G. 1994. Menulis sebagai suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung.
Tim Pelatih Proyek FGSM. (1999). Penelitian
Tindakan
Kelas.
Depdikbud.JKT.
Download