PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN METODE QUANTUM LEARNING (QL) DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKALAH Oleh Defi Rahmawati 1021.0975 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012 PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN METODE QUANTUM LEARNING (QL) DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 Defi Rahmawati 1021.0975 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Metode Quantum Learning di Kelas X Muhammadiyah Kadungora Kabupaten Garut. Latar belakang dilakukannya penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa pembelajaran bersastra sampai saat ini lebih sedikit diajarkan daripada pembelajaran berbahasa sehingga kemampuan siswa dalam menulis puisi belum maksimal.Selain itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan /keterampilan siswa setelah diberi metode Quantum Learning. Quantum Learning adalah salah satu metode pembelajaran yang ditulis oleh Bobbi De Porter dimana beliau duduk seba'gai kepala Learning Forum, sebuah perusahaan yang memproduksi program-program untuk siswa, guru, sekolah, dan organisasi di seluruh Amerika dan Inggris. Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Kadungora Kabupaten Garut dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai "aksi" atau tindakan yang dilakukan oleh peneliti.Penelitian ini dilakukan secara sistematis mulai perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan penilaian yang kesemuanya itu bertujuan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran dan meningkatkan kualitas hasil pembelajaran sastra. Penelitian dilakukan dalam satu observasi dan dua siklus. Observasi awal dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana minat siswa dalam pembelajaran bersastra terutama dalam menulis puisi tanpa metode Quantum Learning. Siklus ke-1 mulai dengan perencanaan, pelaksanaan, penilaian dengan metode pembelajaran yang sudah dipersiapkan yaitu metode Quantum Learning.Perencanaan siklus ke-2 disusun berdasarkan masalah-masalah yang ditemukan di lapangan. Perencanaan tersebut berupa pemilihan materi atau fokus pembelajaran dengan metode QL dan media yang lain. Hasil analisis penelitian menunjukkan pada saat observasi awal kekurangan siswa dalam pemilihan judul, diksi, dan majas kurang tepat dan kurang ekspresif terbukti yang mendapat nilai kategori sangat baik hanya 3 orang (7,5%) kategori baik 11 orang (27,5%),kategori nilai cukup 18 orang (45%) dan yang kategori nilai kurang 8 orang (20%). Sedangkan pada siklus ke-1 siswa yang mendapat nilai kategori sangat baik adalah 9 orang (24,3%),nilai kategori baik 17 orang (42,5%),nilai kategori cukup 9 orang (24,3%) dan nilai dengan kategori kurang 2 orang (5,4%). Pada siklus ke-2 peningkatan lebih signifikan yaitu jumlah siswa yang mendapat nilai kategori sangat baik adalah 23 orang ( 60,5%) dan siswa yang mendapat nilai kategori baik sebanyak 15 orang ( 39,5%). Berdasarkan hasil penelitian diatas,metode Quantum Learning dapat menjadi alternatif dalam pembelajaran menulis puisi karena selain pembelajaran dengan enjoyning, efektif dan dapat meningkatkan motivasi pada siswa . Kata kunci: menulis puisi/ Quantum Learning (Ql) PENDAHULUAN Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia di dunia sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi.Khusus dalam dunia pendidikan bahasa merupakan salah satu media mutlak untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, tanpa adanya bahasa segala ilmu pengetahuan akan sulit berkembang. Dalam hal ini bahasa merupakan ilmu yang harus dipelajari dan dikembangkan. Pada hakekatnya untuk mengembangkan bahasa diperlukan keterampilan berbahasa seperti dua sisi mata uang yang selalu berkaitan satu sama lainnya. Keterampilan berbahasa (menyimak,berbicara,membaca dan menulis) tidak dapat dipisah-pisahkan karena keempat aspek tersebut merupakan catur tunggal yang saling mengisi sesuai pendapat Tarigan H.G (1990: 2) sebagai berikut: "Setiap keterampilan erat selain berhubungan dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan catur tunggal. " Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup dua aspek, yaitu aspek kebahasaan dan aspek kesastraan. Pengajaran sastra sama pentingnya dengan pengajaran kebahasaan. Karya sastra adalah satu pokok bahasan pada pelajaran bahasa Indonesia yang penting, baik untuk keterampilan berbahasa maupun apresiasi sastra (Sapani, 2001:103) Sastra sebagai suatu cabang seni yang berkaitan dengan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan yang konkret membangkitkan pesona dengan alat bahasa (Sumardjo dan Saini K.M, 1994:3) dan lambang tadi, menulis bukan sekedar menggunakan huruf-huruf tetapi ada pesan yang dibawa oleh penulis melalui gambar-gambar tersebut. Tarigan H.G (1986: 2) Menurut Nurgiyantoro Burhan (2001:296) “menulis adalah suatu bentuk system komunikasi lambang visual dengan mengungkapkan gagasan melalui media bahasa." ME. Suhendar dan Pien Supinah (1994) memberikan pengertian bahwa menulis merupakan suatu proses perubahan bentuk pikiran/anganangan/perasaan dan sebagainya menjadi wujud lambang /tanda/tulisan. Dari berbagai pengertian menulis yang telah dikemukakan dapatlah penulis simpulkan bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi tidak langsung yang berfungsi untuk menuangkan pikiran, perasaan dalam bahasa tertulis. Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu karya sastra yang harus diajarkan oleh guru Bahasa Indonesia.Karya sastra sebagai suatu karya seni yang diciptakan oleh pengarangnya, tentunya dengan maksud agar dapat dinikmatinya. Karya sastra itu sendiri hakekatnya adalah hasil proses kreatif sastrawan yang merupakan ekspresi seluruh kehidupan intelektual dan emosinya (Imam Syafei Dalam Aminuddin, 1987). Puisi menurut A.Richards, suatu puisi mengandung suatu "makna keseluruhan " yang merupakan perpaduan dari tema penyair (mengenai inti pokok puisi itu), perasaanya (sikap penyair terhadap objeknya), nadanya (sikap sang penyair terhadap pembaca atau penikmatnya) dan amanat (maksud dan tujuan sang penyair). Metode Quantum Learning Metode yang digunakan penulis untuk mengubah proses pembelajaran menjadi sesuatu yang menyenangkan, sederhana dan efektif. Lingkungan yang sportif akan membangkitkan harga diri siswa dan berusaha menciptakan ruang belajar yang kondusif untuk membangun sugesti dengan memasang musik latar didalam kelas siswa bisa duduk nyaman dan membuka lebar-lebar partisipasi individu. Hal ini diharapakan akan terjalin saling pengertian dan saling mempercayai diantara siswa dan pengajar. Hubungan timbal balik ini menggambarkan kondisi internal dan eksternal siswa agar memiliki emosi positif ketika belajar. Disisi lain siswa perlu diberi motivasi agar dari dalam dirinya muncul semangat belajar. Pembelajaran Dalam penelitian ini adalah pengalaman belajar yang dialami oleh siswa dalam proses menguasai pelajaran. Pembelajaran menulis puisi adalah sebuah pembelajaran untuk membantu kecakapan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengasah imajinasi, membangkitkan cipta darin rasa, mencetak siswa menjadi manusia kreatif dan meningkatkan kepekaan emosi siswa terhadap masalah disekitarnya dengan mengkaitkan kata-kata yang ekspresif dalam tulisan sebagai media penyampaian imajinasi. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Menulis Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang lain dapat membaca grafik tersebut. Jika mereka memahami bahasa METODE PENELITIAN Metode dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau yang biasa dikenal dengan classroom action reseach. Menurut Stephen Kemmis seperti dikutip dalam D. Hopkins dalam bukunya yang berjudul A teacher's Guide To Classroom Reserch, BrisboL PA, Open University Press, 1993, halaman 44 (Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999 : 6) diungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan, "Sebuah bentuk kajian yang reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan'’ Berdasarkan uraian diatas, kita dapat mendefinisikan pengertian penelitian tindakan kelas (PTK) secara rinci, sederhana, dan lengkap. Secara singkat penelitian kelas dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelaahan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Teknik Wawancara Wawancara dilaksanakan hanya sekali, yaitu pada saat studi pendahuluan dengan mewawancarai guru dan siswa. Wawancara yang digunakan adalah wawancara tak terstruktur yang bertujuan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar. Teknik Tes Tes atau ujian adalah prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan atau pengetahuan subjek pembelajar. Dalam hal ini lembar tes diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana perkembangan kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan metode QL. Lembar tes diberikan setiap siklus mulai siklus pertama sampai siklus akhir. Siswa membuat puisi pada selembar kertas. Kumpulan puisi dari mulai siklus pertama sampai siklus terakhir disimpan dalam sebuah map sehingga akan terlihat perkembangan menulis anak dari siklus satu sampai siklus terakhir. Hal ini akan mempermudah penulis untuk memelaah kesalahan yang dibuat siswa. Teknik Observasi Teknik Observasi dilaksanakan untuk mengetahui segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama dalam proses tindakan dan perbaikan. Observasi dilakukan terutama untuk memantau proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk dapat menyusun langkah-langkah perbaikan sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Teknik observasi dilakukan untuk mengamati tindakan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode Quantum Learning. Dalam tahap ini pengamatan ini dilakukan secar terbuka dan diketahui seluruh siswa. Jadi setiap observer hanya memperhatikan semua kegiatan yang dilakukan guru dan siswa. Teknik Jurnal Siswa Jurnal siswa digunakan terhadap siswa setelah mendapatkan pembelajaran. Jurnal ini diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui respon serta gambaran siswa setelah mendapatkan proses pembelajaran kemudian data tersebut digunakan dalam upaya perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran berikutnya. Teknik catatan Lapangan Catatan ini diperlukan untuk mengetahui proses interaksi dan tingkah laku siswa. Menurut Resimi (1998; 88); catatan lapangan dalam penelitian pendidikan berkaitan dengan interaksi belajarmengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa. Catatan lapangan berisi gambaran pembelajaran dalam setiap siklus. PEMBAHASAN DAN HASIL Setelah menganalisis hasil karya siswa menulis puisi, mulai dari observasi awal, siklus ke-1 dan siklus ke-2, diperoleh data bahwa kemampuan menulis puisi siswa mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan kategori nilai siswa setiap siklusnya. Peningkatan nilai dapat terjadi karena kendala pada observasi awal dan siklus ke-1 sudah tidak terjadi pada siklus ke-2. Pada saat observasi awal, siswa terlihat bosan dengan pembelajaran karena guru tidak memberikan metode yang menarik. Guru hanya memberi metode ceramah tentang puisi dan siswa langsung menulis puisi hanya memberi ide seadanya. Pada pembelajaran siklus ke-1 guru mulai memberi metode Quantum Learning dimana prinsip metode tersebut menanamkan pembelajaran yang enjoy dan menyenangkan sehingga siswa lebih terlihat gembira pada saat mencari ide puisinya diperkenankan untuk keluar kelas oleh guru. Disini siswa lebih terasah ide dan inspirasinya dalam menuliskan puisinya karena siswa telah dibekali dengan teori struktur bangun puisi yang terdiri dari diksi, majas, irama, ritma, asonansi dan aliterasi. Pada siklus-2 siswa lebih antusias lagi karena guru member! ulang teori puisi dan membacakan beberapa puisi hasil karya penyair-penyair besar dan sebelum proses kreatif, guru juga member! puisi karya guru untuk dibacakan oleh salah seorang siswa. Hal ini menambah motivasi untuk lebih mengasah kemampuan dalam meramu kata-kata sehingga menjadi lebih puitis. Setelah tanya jawabbeberapa menit, lalu proses kreatif dilaksanakan dengan memberi media sebuah lagu instrumentalia disaat akan menulis puisi yang tujuannya untuk mempetarjam imajinasi siswa dalam mencari ide dan pemilihan kata-kata dalam berpuisinya. Kategiori Sangat Baik Bauk Cukup Kurang Observasi awal 7,5% 27,5% 45% 20% Presentase Siklus 1 Siklus 2 24,3% 42,5% 24,3% 5,4% 60,5% 39,5% - Dari data hasil penelitian dan pengolahan data dapat diperoleh hasil sebagai berikut: a. b. c. d. Dari hasil observasi awal bahwa siswa tidak menyukai pelajaran puisi karena dibandingkan dengan pengajaran sastra lainya siswa lebih menyukai pelajaran menulis cerpen sebanyak 12 orang (30%),siswa yang menyukai drama 18 orang (45%) dan siswa yang menyukai pelajaran menulis puisi hanya 9 orang (22%). Pada umumnya siswa tidak menyukai pelajaran menulis puisi karena sulitnya menemukan ide, memilih kata-kata konotatif atau pemilihan diksi, majas dan imaji yang tepat untuk diungkapkan pada sebuah puisi. Peneliti mendapatkan temuan dari hasil observasi dimana siswa membuat hasil karya puisi dengan hasil 7,5% kategori nilai sangat baik,27,5% dengan kategori baik,45% kategori cukup dan 20% kategori nilai kurang. Melihat hasil yang kurang optimal peneliti lalu menindaklanjuti dengan penyusunan pembelajaran siklus ke-1. Dari data observasi bahwa siswa yang sudah dapat membuat judul yang sesuai dengan isi puisi hanya 11 orang yang mendapat nilai 3 sedangkan yang mendapat nilai 2 sebanyak 29 orang.mendeskripsikan isi puisi yang mendapat nilai 3 sebanyak 14 orang nilai 2 sebanyak 25 dan yang mendapat nilai 1 seorang. yang sudah memahami pemilihan diksi yang tepat hanya 13 orang sedangkan yang menguasai penggunaan majas 14 orang ,penggunaan nada yang mendapat nilai 3 sebanyak 11 orang, penggunaan imaji yang tepat hanya 11 orang dan siswa yang bisa mengungkapkan amanat dalam puisi hanya 9 orang. Di siklus ke-1 data hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : Nilai siswa kategori sangat baik sebanyak 24,3% dan nilai siswa yang yang kategori baik adalah 42,5% sedangkan nilai siswa kategori cukup adalah 24,3% dan nilai siswa kategori kurang 5,4%. Sedangkan kemampuan siswa dalam memilih judul yang tepat dan disesuaikan dengan penggambaran isi puisi adalah 12 orang dan 19 orang lalu kemampuan siswa dalam pemilihan diksi dan majas adalah 19 orang dan 21 orang sedangkan kemampuan siswa dalam pemilihan nada 17 orang penggunaan imaji dan amanat yang tepat masing-masing 20 orang. Setelah tindakan kelas di siklus kel peneliti masih belum puas karena masih ada siswa yang mendapat nilai kategori kurang sebanyak 5,4% dan hal ini belum menunjukkan kemampuan siswa yang maksimal. Oleh karena itu peneliti perlu kiranya melakukan tindakan kelas siklus ke-2 kembali guna e. f. mendapat hasil yang optimal. Setelah tindakan diperoleh data sebagai berikut, siswa yang mendapat nilai kategori sangat baik adalah 60,5% dan siswa yang mendapat nilai kategori baik sebanyak 39,5%. Sedangkan penguasaan siswa dalam pemilihan judul yang sesuai dengan penggambaran isi puisi adalah 23 orang dan 28 orang sedangkan dalam penguasaan diksi,majas dan nada masingmasing 26 orang 31 orang dan 25 orang. Adapun untuk penguasaan imaji dan amanat adalah 26 orang dan 27 orang. Pemberian Metode Quantum learning dalam pembelajaran menulis puisi terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Hal ini dapat terlihat setelah pemberian materi menggunakan metode QL yang diberikan pada beberapa siklus meningkat.peneliti beranggapan bahwa dengan satu kali observasi,siklus 1 dan siklus 2 sudah cukup dalam pemberian materi dengan metode QL karena target telah tercapai. Dengan Metode QL dalam pembelajaran menulis puisi dapat meningkatkan hasil menulis puisi siswa dengan suasana yang menyenangkan dan tidak monoton. Dengan metode QL juga memberi motivasi pada siswa untuk lebih mengaktifkan dalam pembelajaran menulis puisi. KESIMPULAN Setelah melaksanakan semua kegiatan dalam penelitian ini, penulis dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut: 1. Dengan Metode Quantum Learning pembelajaran terasa lebih enjoyening dan optimal dalam hasil karena Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.Interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. 2. Pembelajaran menulis puisi dengan metode Quantum Learning cukup efektif diberikan pada siswa kelasX-1 SMA Setia Bakti Kabupaten Garut. Dengan akronim TANDURnya metode QL bisa mengaplikasikan pembelajaran dengan begitu sistematis dan proses KBM berjalan alamiah dan ada keterlibatan aktif para siswa dan guru. 3. Akronim TANDUR dalam metode QL Tumbuhkan motivasi,Alami dalam membuat puisi,Namai bagian-bagian puisi oleh siswa,Demonstrasikan hasil karya siswa dengan pembacaan hasil karya siswa yang paling menarik dan baik,Ulangi apa yang telah diajarkan guru sebagai refleksi diri dan terkhir adalah Rayakan dengan member! reward bagi siswa yang terbaik dalam penulisan karyanya, dengan cara pengumuman, memberi pujian atau memberi aplause dan tepuk tangan. 4. Pemberian metode QL terbukti dapat membantu siswa dalam mencari ide dan gagasan dalam menulis puisi dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi (Diksi, Majas, Nada, Tema, Amanat). Dari hasil penelitian pada ketiga siklus yang telah dilaksanakan peneliti pada siklus ke-2 menunjukkan 60,5% siswa dengan nilai kategori sangat baik dan 39,5% siswa dengan kategori baik. 5. Dengan diterapkannya metode QL dalam menulis puisi disambut dengan baik oleh siswa karena dengan metode QL pembelajaran yang menyenangkan dapat terlaksana dengan baik karena siswa lebih mudah dalam menemukan ide karena kita bisa mencari ide dari sekeliling kita berada, dan penguasaan teori puisi lebih dipahami karena siswa menamai sendiri bagian bagian puisi yang mereka tulis. Dari hasil penelitian penulis berkesimpulan bahwa metode QuantuLearning dapat dijadikan aternatif bagi guru sebagai metode pembelajaran yang mengasyikkan dan dapat membantu siswa dan guru untuk lebih mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal. DAFTAR PUSTAKA Ambary Abdulah. 1983. Intisari Sastra Indonesia. Bandung. Djatnika. Aminudin. 1995. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung Sinar Baru Algesindo. Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan praktek. Jakarta. Rineka Cipta. Aqib Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Yama Widya. Bandung. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2001. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006) Sekotah Menengah Atas. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2005. Materi Latihan Terintegrasi, Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta. De Porter Bobbi & Mikke Hernacki. 1999. Quantum Learning. Bandung. Kaifa. Djoyosuroto Kinayati dan Sumaryati.2004. Prinsipprinsip Dasar Penelitian Bahasa & Sastra. Bandung .Nuansa. Djuhaeri dan Suherli. 2002. Panduan Membuat Karya Tulis. Bandung: Yrama Widya. Hamalik Oemar. (1989). Media Pendidikan. Bandung. Citra Adiya Bakti. Jabrohim, dkk. 2003. Cara Menulis kreatif Yogyakaria. Pustaka Pelajar. Rusyana Yus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung. Gunung Larang. Kosasih, E. 2003. Kompetensi Ketatabahasaan Dan Kesusastraan . Bandung. Tarigan H.G. 1994. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Tim Pelatih Proyek FGSM. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Depdikbud.JKT.