RIZKY DITYA LARASATI NIM : 125100300111010 Kelas : L INTEGRAL A. PENGERTIAN Integral adalah suatu bilangan yang dihitung melalui proses pembatasan (limit) pada daerah asal dari suatu fungsi, sering berbentuk interval atau bidang datar, lalu dibagi menjadi sembarang unit-unit yang kecil, nilai fungsi pada suatu titik dikalikan dengan selang untuk interval atau luas unit untuk bidang datar, hasil-hasil perkalian ini lalu dijumlahkan. Integral adalah kebalikan dari proses diferensiasi. Integral ditemukan menyusul ditemukannya masalah dalam diferensiasi di mana matematikawan harus berpikir bagaimana menyelesaikan masalah yang berkebalikan dengan solusi diferensiasi. Lambang integral adalah ∫. Integral terbagi dua yaitu integral tak tentu dan integral tertentu. Bedanya adalah integral tertentu memiliki batas atas dan batas bawah. Integral tertentu biasanya dipakai untuk mencari volume benda putar dan luas. Integral merupakan konsep penting dalam matematika dan, bersama-sama dengan invers diferensial adalah salah satu dari dua operasi utama dalam kalkulus. Mengingat f fungsi dari variabel x nyata dan interval [a, b] dari garis real, integral tertentu didefinisikan informal menjadi daerah daerah di bidang xy-dibatasi oleh grafik f, sumbu x, dan garis vertikal x = a dan x = b daerah, sehingga di atas sumbu x menambah total, dan di bawah sumbu xmengurangi dari total. RUMUS 1 : Integral panjang juga dapat merujuk pada gagasan antiturunan atau antideferensial, sebuah fungsi F yang derivatif adalah fungsi f diberikan. Dalam kasus ini, hal itu disebut integral tak tentu dan ditulis: RUMUS 2 : B. Integral Tak Tentu Integral tak tentu atau antiderivatif adalah suatu bentuk operasi pengintegralan suatu fungsi yang menghasilkan suatu fungsi baru. fungsi ini belum memiliki nilai pasti (berupa variabel) sehingga cara pengintegralan yang menghasilkan fungsi tak tentu ini disebut integral tak tentu. Jika f(x) adalah turunan dari f(x) + c maka diperoleh : ๐ ๐ฅ ๐๐ฅ = ๐ ๐ฅ + ๐ Hasil dari integral tak tentu adalah sekumpulan fungsi yang tak berhingga banyaknya. Setiap fungsi tersebut hanya berbeda pada nilai tetapan C. Integral tak tentu biasa ditulis ๐(๐ฅ) ๐๐ฅ. Pada tanda integralnya tidak terdapat batas untuk variabel integrasi x. Jika ๐น’(๐ฅ) = ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) = ๐๐ฅ ๐ dengan ๐ฅ ๏น – 1 maka : ๐น ๐ฅ = ๐ ๐ฅ ๐๐ฅ = ๐๐ฅ ๐ ๐๐ฅ = ๐ ๐ฅ ๐ +1 + ๐ ๐+1 Contoh : 5๐ฅ 2 ๐๐ฅ Penyelesaian : 5๐ฅ 2 ๐๐ฅ = 5 5 ๐ฅ 2+1 + ๐ = ๐ฅ 3 + ๐ 2+1 3 C. Integral Tentu Integral tentu berbeda dengan integral tak tentu. Integral tentu memiliki batas untuk variabel integrasi x. Biasanya ditulis integral tentu ๐ ๐(๐ฅ) ๐ ๐ ๐ ๐(๐ฅ) ๐๐ฅ , jika ๐ ๐ฅ ๐๐ฅ > 0 akan ditunjukkan bahwa ๐๐ฅ menggambarkan luas kurva diatas sumbu x. Jadi, integral tentu bukanlah fungsi dalam x, tetapi berupa bilangan biasa, seperti 2, 5, ๐, 8, dll. Jika ๐น(๐ฅ) adalah antiturunan dari ๐(๐ฅ) maka : ๐ ๐(๐ฅ) ๐๐ฅ = ๐น(๐ฅ) ๐ ๐ = ๐น ๐ − ๐น(๐) ๐ Contoh : 2๐ฅ − 5 ๐๐ฅ Penyelesaian : 3 1 2 2๐ฅ − 5 ๐๐ฅ = ๐ฅ 1+1 − 5๐ฅ 1+1 = 32 − 5 × 3 − 12 − 5 × 1 = 9 − 15 − 1 + 6 = −2 D. Integral Fungsi Trigonometri 3 = ๐ฅ 2 − 5๐ฅ 1 3 1 Contoh : (4 cos ๐ฅ − 2 sin 3๐ฅ ๐๐ฅ 10 (cos 4๐ฅ cos ๐ฅ ๐๐ฅ Penyelesaian : 1 (4 cos ๐ฅ − 2 sin 3๐ฅ ๐๐ฅ = 4 sin ๐ฅ − 2 − cos 3๐ฅ + ๐ 3 2 = 4 sin ๐ฅ + cos 3๐ฅ + ๐ 3 10 (cos 4๐ฅ cos ๐ฅ ๐๐ฅ = 5 (2 cos 4๐ฅ cos ๐ฅ) ๐๐ฅ = 5 cos 5๐ฅ + cos 3๐ฅ ๐๐ฅ 1 1 sin 5๐ฅ + sin 3๐ฅ + ๐ 5 3 3 = sin 5๐ฅ + sin 3๐ฅ + ๐ 5 =5 E. Integral Substitusi Dalam integral substitusi digunakan pedoman : ๐ ๐๐ข๐ ๐๐ข = ๐ข๐+1 + ๐ ๐+1 sin ๐ข ๐๐ข = − cos ๐ข + ๐ cos ๐ข ๐๐ข = sin ๐ข + ๐ Contoh : Selesaikan (4๐ฅ − 1)8 ๐๐ฅ ! Penyelesaian : (4๐ฅ − 1)8 ๐๐ฅ ๐๐๐ ๐๐ โถ ๐ = 4๐ฅ − 1 → ๐๐ข = 4 ๐๐ฅ → ๐8 1 1 ๐๐ข = ๐ 8 ๐๐ข 4 4 1 1 = . ๐9 + ๐ 4 9 1 = (4๐ฅ − 1)9 + ๐ 36 F. Integral Parsial Rumus umum integral parsial : ๐ ๐๐ฃ = ๐. ๐ฃ − ๐ฃ ๐๐ข Contoh : 3๐ฅ cos 5๐ฅ ๐๐ฅ Penyelesaian : 3๐ฅ cos 5๐ฅ ๐๐ฅ ๐ = 3๐ฅ → ๐๐ข = 3 ๐๐ฅ ๐๐ฃ = cos 5๐ฅ ๐๐ฅ →๐ฃ= = cos 5๐ฅ ๐๐ฅ 1 sin 5๐ฅ + ๐ 5 1 ๐๐ข = ๐๐ฅ 4 ๐ ๐๐ โถ ๏ท 1. 2. 3. 4. 5. 1 1 3๐ฅ cos 5๐ฅ ๐๐ฅ = 3๐ฅ . sin 5๐ฅ – sin 5๐ฅ 3 ๐๐ฅ 5 5 3 3 1 = ๐ฅ sin 5๐ฅ – . − cos 5๐ฅ + ๐ 5 5 5 3 3 = ๐ฅ sin 5๐ฅ + cos 5๐ฅ + ๐ 5 25 Penggunaan Integral Tentu Luas daerah di bawah kurva Volum benda putar Panjang kurva atau lintasan Kerja (terapan gaya) Momen atau pusat massa G. Menghitung Luas Daerah Misalkan L adalah luas daerah pada bidang Cartesius yang dibatasi oleh kurva ๐ฆ = ๐(๐ฅ), sumbu x, garis x = a, garis x = b (dengan a < b), seperti tampak pada gambar (daerah yang diarsir). Luas daerah L dapat ditentukan dengan : ๐ ๐ฟ= ๐ ๐ฅ ๐๐ฅ ๐ Misalkan L adalah luas daerah pada bidang Cartesius yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu x, garis x = a, garis x = b (dengan a < b), seperti tampak pada gambar (daerah yang diarsir). Dengan demikian luas daerah yang dimaksud adalah : ๐ ๐ฟ= ๐ ๐ ๐ฅ ๐๐ฅ + ๐ ๐ ๐ฅ ๐๐ฅ ๐ Misalkan L adalah luas daerah pada bidang Cartesius yang dibatasi oleh kurva y = f(x), y = g(x) (dengan f(x) > g(x) untuk a < x < b), seperti tampak pada gambar (daerah yang diarsir). Dengan demikian luas daerah yang diarsir adalah : ๐ ๐ฟ= ๐ ๐ ๐ฅ ๐๐ฅ − ๐ ๐ ๐ฅ ๐๐ฅ ๐ ๐ ๐ฟ= ๐ ๐ฅ − ๐ ๐ฅ ๐ H. Menghitung Volume Benda Putar ๐๐ฅ I. Aplikasi Integral 1. Pada Bidang Teknik Pada bidang teknik penggunaan turunan dapat membantu progamer dalam pembuatan aplikasi dari mesin-mesin yang handal. Contohnya : para Engineer dalam membuat / mendesain mesin-mesin pesawat terbang. 2. Bidang Ekonomi 1. Surplus Konsumen Konsumen yang mampu atau bersedia membeli barang lebih tinggi (mahal) dari harga equilibrium P0 akan memperoleh kelebihan (surplus) untuk tiap unit barang yang dibeli dengan harga P0. Pada saat equilibrium, jumlah total pengeluaran (total expenditure) konsumen = P0.X0 yang dalam gambar ini adalah luas empat persegi panjang 0ABC, sedangkan konsumen yang tadinya bersedia membeli barang ini lebih tinggi dari harga P0 akan menyediakan uang yang banyaknya = luas daerah yang dibatasi kurva demand yang sumbu tegak P, sumbu mendatar X, dan garis ordinat x = x0 (yakni = luas daerah 0ABF). SK = Luas 0ABF – Luas 0ABC = Luas daerah CBF =oสxof(x).dx – P0.X0 Jika dari fungsi demand p = f(x) maka hasil dari 0สaf(x).dx adalah jumlah uang yang disediakan. 2. Surplus Produsen Surplus produsen adalah selisih antara hasil penjualan barang dengan jumlah penerimaan yang direncanakan produsen dalam penjualan sejumlah barang. Pada saat harga terjadi price equilibrium P0 maka penjual barang yang bersedia menjual barang ini dibawah harga po akan memperoleh kelebihan harga jual untuk tiap unit barang yang terjual yakni selisih antara po dengan harga kurang dari po. SP = Luas 0ABC – Luas daerah 0ABE = P0.X0 -oสxcg(x).dx Fungsi Biaya Total (C) Fungsi biaya total merupakan integral dari biaya marginalnya, dan sebaliknya biaya marginal merupakan turunan pertama dari fungsi biaya total. C=∫ MC dq Fungsi Penerimaan Total (R) Fungsi penerimaan total merupakan integral dari penerimaan marginalnya, dan sebaliknya penerimaan marginal merupakan turunan pertama dari fungsi penerimaan total. R=∫ MC dq Fungsi Konsumsi (C) Fungsi konsumsi merupakan integral dari konsumsi marginalnya (MPC), dan sebaliknya konsumsi merupakan turunan pertama dari fungsi konsumsi. C=∫ MPC dy Fungsi Tabungan (S) Fungsi tabungan merupakan integral dari tabungan marginalnya (MPS), dan sebaliknya tabungan marginal merupakan turunan pertama dari fungsi tabungan. S=∫ MPS dy Fungsi Model (K) Kt=∫ I(t) dt Fungsi (pembentukan) modal atau fungsi (pembentukan) kapital merupakan integral dari (aliran) investasi bersih (I) dan sebaliknya investasi bersih merupakan turunan pertama dari fungsi kapital. 3. Aplikasi Integral pada sistem elektronik Besarnya tegangan pada komponen elektronik dinyatakan sebagai berikut: Karena komponen elektronik memiliki karakteristik seperti di atas maka analisis dari beberapa rangkaian elektronis harus diselesaikan menggunakan turunan maupun integral. Sumber : http://latifanurjannah.blogspot.com/2012/08/aplikasi-integral-dalam-ekonomi.html http://ributsantoso.files.wordpress.com/2011/05/bab-8-aplikasi-integral-dalam-bidangekonom1.doc http://dc337.4shared.com/download/atAw0U1I/integral_adalah_kebalikan_dari.docx?t sid=20121229-222149-be0a0dc4 http://id.wikipedia.org/wiki/Integral http://dc481.4shared.com/download/tk7QLBZH/Integral.docx?tsid=20121227-0329167d136b43 http://bismartplis.files.wordpress.com/2010/06/aplikasi-integral.pdf Integral Calculus. Halm. 211-278.