STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

advertisement
Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
(Drs. Nuruddin Priyo BS, M.Or.)
STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI
Oleh : Drs. Nuruddin PBS, M.Or.
A. PENDAHULUAN
Pendidikan jasmani merupakan salah satu pelajaran yang harus
dimasukkan dalam kurikulum di semua jenis dan jenjang pendidikan. Dengan
demikian perlu adanya guru pendidikan jasmani yang mempunyai kewenangan
dan kemampuan untuk mengampu pelajaran pendidikan jasmani. Guru pendidikan
jasmani yang memiliki kewenangan dan kemampuan tersebut dihasilkan oleh
berbagai jenjang pendidikan dan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
seperti IKIP dan FKIP yang memiliki Fakultas atau Jurusan Pendidikan Olahraga
dan Kesehatan.
Sebenarnya cukup banyak lulusan guru pendidikan jasmani dari LPTK
tersebut, tetapi kondisi Negara yang kurang baik belum bias menempatkan mereka
bekerja sebagai guru. Oleh karena itu masih banyak guru yang bukan bidangnya
mengajar pendidikan jasmani. Hal ini diperarah lagi dengan keterbatasan sarana
dan prasarana yang menunjang pelajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah.
Kendala lain adalah cara mengajar pendidikan jasmani yang berorientasi pada
olahraga prestasi, sehingga kurang melibatkan partisipasi gerak dan tingkat
perkembangan siswa.
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari system pendidikan di
Indonesia. Oleh karena itu pendidikan jasmani harus dapat mengakomodasi nilainilai pendidikan. Selama ini peran pendidikan jasmani sebagai bagian dari system
pendidikan dirasa masih belum optimal. Selain faktor sarana dan prasarana yang
kurang memadai, masih banyak faktor lain yang perlu dibenahi dalam
mengoptimalkan peran pendidikan jasmani di sekolah, seperti kurikulum kualitas
guru dan strategi pembelajaran.
Jurnal Ilmiah SPIRIT. ISSN : 1411-8319 Vol. 10. No. 2. Tahun 2010
11
Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
(Drs. Nuruddin Priyo BS, M.Or.)
Sebagai bagian integral dari pendidikan maka tujuan pendidikan jasmani
harus sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Bab II Pasal 4 : “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Sedangkan
tentang pendidikan jasmani terdapat dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1950
Tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah, Bab VI Pasal 9, yang
berbunyi : “Pendidikan jasmani yang menuju kepada keselarasan antara
tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa, dan merupakan suatu usaha untuk
membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat dan kuat lahir batin,
diberikan kepada segala jenis sekolah”. Baik dari tujuan pendidikan maupun
pendidikan maupun pendidikan jasmani keduanya mengacu pada pendidikan anak
seutuhnya yang harus meliputi kesatuan jasmani dan rohani, pertumbuhan jiwa
dan raga menuju keselarasan untuk menghindari pendidikan yang hanya mengarah
kepada intelektualisme.
Tujuan pendidikan dan pendidikan jasmani yang tercantum dalam
Undang-undang sifatnya sangat umum. Untuk mencapai tujuan yang sifatnya
umum tersebut diperlukan pentahapan yang dirancang dan dapat dilaksanakan
sebagai tujuan yang sifatnya khusus. Tujuan pendidikan mencakup tiga ranah
(domain), yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Untuk
pendidikan jasmani perlu ditambah dengan ranah fisik/jasmani (Annarino dkk.,
1980:65). Ranah kognitif mencakup tujuan yang berkaitan dengan intelektual,
berpikir, pengetahuan, dan pemahaman. Ranah afektif berkaitan dengan sikap,
perasaan, emosi, minat, dan apresiasi. Ranah psikomotor mencakup tujuan yang
berkaitan dengan ketrampilan gerak, sedangkan ranah fisik berkaitan dengan
tujuan berfungsinya dengan baik sistem tubuh, seperti meningkatkan kekuatan,
kecakapan, daya tahan, kelentukan, dan sebagainya.
Jurnal Ilmiah SPIRIT. ISSN : 1411-8319 Vol. 10. No. 2. Tahun 2010
12
Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
(Drs. Nuruddin Priyo BS, M.Or.)
B. PENGAJARAN PENDIDIKAN JASMANI
Memilih strategi mengajar yang tepat merupakan salah satu unsur penting
dalam pengajaran pendidikan jasmani. Ketepatan dalam memilih strategi
mengajar akan berpengaruh pada tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan
mengajar. Keberhasilan dalam mencapai tujuan mengajar kan meningkatkan
motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan
jasmani pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan. Keputusan yang
dibuat oleh guru disebut sebagai perilaku mengajar, sedangkan keputusan yang
dibuat oleh siswa disebut perilaku belajar sehingga proses pembelajaran yang dulu
kita kenal sebagai proses belajar mengajar adalah interaksi antara perilaku guru
dan perilaku siswa.
Pola-pola keputusan disebut gaya mengajar (teaching style), sedangkan
kerangka kerja yang menopang gaya-gaya mengajar disbeut spectrum gaya
mengajar. Spectrum mengidentifikasi struktur setiap gaya mengajar dengan
menggambarkan keputusan-keputusan yang diambil baik oleh guru maupun
siswa. Spectrum menggambarkan bagaimana cara pergeseran atau pergantian
keputusan yang tepat dari guru ke siswa, karena pergantian dari satu gaya
mengajar ke gaya mengajar yang lain. Spectrum juga menggambarkan pengaruh
tiap gaya mengajar terhadap siswa dalam ranah kognitif, afektif, social, fisik
maupun moral.
Mengajar merupakan kemampuan berperilaku dalam cara yang tepat
dengan menggunakan gaya mengajar yang sesuai dengan tujuan. Mengajar yang
terampil adalah kemampuan untuk mengganti secara tepat dari satu gaya mengajar
ke gaya mengajar yang lain, karena tujuan mengajar selalu berubah dari satu
episode mengajar ke episode mengajar yang lain.
Dalam kesempatan yang singkat ini akan dibahas mengenai aspek-aspek
yang mendasari strategi mengajar yang sesuai dengan materi dan tujuan yang
ingin dicapai. Aspek-aspek tersebut meliputi spectrum gaya mengajar, anatomi
gaya mengajar dan pelaksanaan penerapan gaya mengajar.
Jurnal Ilmiah SPIRIT. ISSN : 1411-8319 Vol. 10. No. 2. Tahun 2010
13
Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
(Drs. Nuruddin Priyo BS, M.Or.)
C. SPEKTRUM GAYA MENGAJAR
Tujuan spectrum gaya mengajar adalah untuk memberikan pengetahuan
yang kongkrit tentang alternatif dalam aktivitas mengajar bagi guru dan mengajak
mereka untuk melaksanakannya bersama siswa guna mencapai tujuan tertentu.
Rumusan spectrum gaya mengajar yang mendasar adalah bahwa mengajar
diatur dengan proses penyatuan pengambilan keputusan. Setiap aktivitas mengajar
yang baik adalah dari keputusan sebelumnya. Membuat mengajar, misalnya :
bagaimana mengorganisasikan siswa, pokok bahasan, siswa, memilih perilaku
verbal, menciptakan susunan social-afektif atau menyelenggarakan hubunganhubungan kognitif dengan siswa. Mengidentifikasi keputusan-keputusan utama
dan memahami kombinasi keputusan yang memungkinkan, akan membuka
pandangan yang luas untuk melihat hubungan guru dan siswa. Setiap pilihan
dalam hubungan guru dan siswa memiliki struktur keputusan tertentu yang dibuat
oleh guru dan siswa.
Spectrum gaya mengajar mengidentifikasikan pilihan-pilihan atau gayagaya mengajar, struktur keputusan, peran khusus guru dan siswa dalam setiap
gaya mengajar dan tujuan yang ingin dicapai.
Struktur spectrum terdiri dari :
1. Aksioma (The Axion)
Seluruh struktur spectrum berasala dari premis sebelumnya yang
menyatakan bahwa perilaku mengajar adalah suatu rangkaian pengambilan
keputusan. Tiap aktivitas mengajar yang tepat adalah hasil dari keputusan
sebelumnya.
2. Anatomi Gaya Mengajar (The Anatomy of Any Style)
Anatomi gaya mengajar terdiri dari kategori-kategori keputusan yang
mungkin yang harus diambil dalam transaksi belajar-mengajar. Kategori
ini dikelompokkan kedalam tiga tahap, yaitu :
Jurnal Ilmiah SPIRIT. ISSN : 1411-8319 Vol. 10. No. 2. Tahun 2010
14
Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
(Drs. Nuruddin Priyo BS, M.Or.)
(1) Pra Pertemuan (Preimpact set)
Keputusan-keputusan yang harus dibuat sebelum transaksi belajarmengajar berlangsung.
(2) Selama Pertemuan (Impact set)
Keputusan-keputusan yang berhubungan dengan inti transaksi belajarmengajar.
(3) Pasca Pertemuan (Postimpact set)
Mengidentifikasi keputusan-keputusan yang berhubungan dengan
evaluasi transaksi belajar-mengajar.
3. Pembuatan Keputusan (The Decision Makers)
Baik guru maupun siswa dapat membuat keputusan-keputusan dalam
berbagai kategori-kategori yang disajikan dalam anatomi gaya mengajar.
Jika semua atau sebagian besar keputusan dalam kategori menjadi
tanggung jawab guru misalnya, maka guru tersebut memiliki tanggung
jawab pembuatan keputusan pada tingkat “maksimum”, dan sebaliknya
siswa memiliki tanggung jawab pembuatan keputusan pada tingkat
“minimum”
4. Spektrum Gaya Mengajar (Spectrum)
Dengan menentukan siapa yang membuat keputusan, tentang apa dan
kapan, maka memungkinkan untuk mengidentifikasi struktur dari 11 gaya
mengajar, dan juga gaya mengajar alternative yang memungkinkan yang
berada diantara spectrum gaya-gaya mengajar tersebut.
5. Kluster (Clusters)
Struktur gaya mengajar mencerminkan dua kapasitas dasar, yaitu kapasitas
untuk “reproduksi” dan kapasitas “produksi”. Pada dasarnya tiap manusia
memiliki kapasitas untuk mereproduksi pengetahuan, meniru model, dan
berlatih ketrampilan. Disamping itu, manusia juga memiliki kapasitas
untuk mereproduksi ide, sesuatu, dan kapasitas untuk mengajukan hal-hal
yang baru dan yang belum diketahui.
6. Efek Pengembangan (The Developmental Effects)
Jurnal Ilmiah SPIRIT. ISSN : 1411-8319 Vol. 10. No. 2. Tahun 2010
15
Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
(Drs. Nuruddin Priyo BS, M.Or.)
Karena keputusan-keputusan selalu berpengaruh terhadap apa yang terjadi
pada siswa, maka tiap gaya berpengaruh pada perkembangn siswa.
Sprektrum gaya mengajar memberikan kerangka kerja untuk mengkaji
pengaruh tiap gaya dalam domain kognitif, afektif, social, fisik, dan
domain moral.
Hubungan Guru-Siswa-Tujuan
Interaksi diantara guru dengan siswa selalu mencerminkan perilaku
mengajar, perilaku belajar, dan seperangkat tujuan yang ingin dicapai. Ikatan
diantara perilaku guru (G), perilaku belajar (S), dan tujuan (T) tidak mungkin
dipisahkan G-S-T selalu ada dalam satu kesatuan sebagai kesatuan pedogogis.
Ada dua perangkat tujuan yang ingin dicapai dalam interaksi guru-siswa,
yaitu tujuan pokok bahasan (Subject matter objectives) dan tujuan perilaku
(Behaviour objectives).
D. PERENCANAAN MENGAJAR
Perencanaan mengajar dapat dilihat dalam anatomi gaya mengajar. Gaya
mengajar mengidentifikasi dan diorganisasikan dalam tiga tahap, yaitu : (1) Tahap
Pra Pertemuan (The Preimpact Set); (2) Tahap Pertemuan (The Impact Set); dan
(3) Tahap Pasca Pertemuan (The Pastimpact Set).
1. Tahap Pra Pertemuan (Persiapan)
a. Tujuan episode
Keputusan ini mengidentifikasi tujuan episode
1) Dimana guru berperan ?
2) Dimana siswa berperan ?
3) Harapan-harapan spesifik apa dari episode tersebut (G-S-T) ?
b. Pemilihan gaya mengajar
Jurnal Ilmiah SPIRIT. ISSN : 1411-8319 Vol. 10. No. 2. Tahun 2010
16
Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
(Drs. Nuruddin Priyo BS, M.Or.)
Keputusan ini mengidentifikasi perilaku mengajar yang akan
membangkitkan perilaku belajar yang mengarahkan siswa pada tujuan
episode (G-S-T).
c. Gaya belajar yang diharapkan
Keputusan ini dapat didekati dengan dua cara:
1) Jika gaya mengajar dipergunakan sebagai tempat masuk (entry
point) pada perilaku episode, maka gaya mengajar yang diharapkan
merupakan refleksi dari penerapan gaya mengajar tersebut.
2) Jika kebutuhan siswa dipergunakan sebagai tempat masuk, maka
kebutuhan siswa tersebut menentukan dalam memilih gaya
mengajar (G-S-T).
d. Siapa yang akan diajar
Suatu keputusan harus dibuat untuk individu-individu yang terlibat
dalam episode.
1) Kepada siapa dialamatkan ?
2) Apakah untuk seluruh kelas, sebagian kelas, atau unuk perorangan
?
e. Pokok Bahasan/Materi Pelajaran
Kategori ini meliputi keputusan-keputusan tentang apa yang diajarkan
dan apa yang tidak diajarkan. Pokok bahasan ini meliputi keputusankeputusan tentang :
1) Jenis pokok bahasan
2) Jumlah aktivitas
3) Kualitas pelaksanaan
4) Urutan pelaksanaan
f. Kapan Mengajar
Keputusan-keputusan waktu harus disusun:
1) Waktu mulai untuk tiap aktivitas tertentu
2) Kecepatan
dan
irama
aktivitas
–
kecepatan
pelaksanaan
aktivitas/tugas.
3) Durasi-lama waktu per aktivitas
Jurnal Ilmiah SPIRIT. ISSN : 1411-8319 Vol. 10. No. 2. Tahun 2010
17
Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
(Drs. Nuruddin Priyo BS, M.Or.)
4) Interval-waktu diantara berbagai aktivitas atau episode
5) Waktu berakhir untuk seluruh episode atau pelajaran
g. Cara komunikasi
Keputusan ini berkaitan dengan cara berkomunikasi yang akan
digunakan dalam episode mengajar.
Berbeda-beda dan pertanyaan tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai cara.
h. Pengorganisasian
Pengorganisasian ini berkaitan dengn keputusan-keputusan tentang
berbagai kebutuhan logistic dan manajemen kelas.
i.
Dimana mengajar
Keputusan ini mengidentifikasi tempat yang tepat dalam melaksanakan
aktivitas.
j.
Posture
Keputusan ini menunjukkan hubungan diantara posisi-posisi bagian
tubuh selama melakukan aktivitas.
k. Pakaian dan Penampilan
l.
Parameter
Keputusan ini menunjukkan pada batas-batas, terutama dalam
hubungan dengan kategori tempat, posture, pakaian, dan penampilan.
m. Suasana Kelas
Suasana kelas menunjukkan kondisi afektif dan social yang
berkembang didalam kelas.
n. Materi dan Prosedur Evaluasi
Keputusan-keputusan harus dibuat yang berkaitan dengan evaluasi
yang akan dilakukan pada tahap pasca pertemuan.
o. Lain-lain
Anatomi gaya mengajar ini merupakan struktur yang terbuka.
2. Tahap Pertemuan (Pelaksanaan)
a. Mengimplementasikan dan mengikuti keputusan-keputusan pada tahap
Pra Pertemuan. Kategori ini meliputi keputusan-keputusan tentang
Jurnal Ilmiah SPIRIT. ISSN : 1411-8319 Vol. 10. No. 2. Tahun 2010
18
Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
(Drs. Nuruddin Priyo BS, M.Or.)
bagaimana melaksanakan keputusan-keputusan dalam kategori nomor
1-14.
b. Karena
perencanaan
pelaksanaannya
juga
tidak
tidak
dapat
selalu
sempurna.
Untuk
sempurna,
itu,
perlu
maka
ada
penyesuaian-penyesuaian keputusan yang harus dibuat. Ada dua
pilihan yang dapat dilakukan :
1) Mengidentifikasi
keputusan
yang
menyebabkan
masalah,
kemudian mengoreksinya dan melanjutkan episode mengajarnya.
2) Jika masalah tersebut serius, maka mengakhiri episode tersebut dan
berganti ke aktivitas lain.
c. Lain-lain
Model ini bersifat terbuka.
3. Tahap Pasca Pertemuan (Evaluasi)
a. Mengumpulkan
informasi
mengenai
pelaksanaan
pada
tahap
pertemuan.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengamati, mendengarkan, sentuhan,
dan lain-lain.
b. Minimal Informasi dengan Kriteria
Keputusan-keputusan dibuat untuk membandingkan dan mencocokkan
antara pelaksanaan dengan kriteria, standar atau model.
c. Memberikan Umpan Balik Kepada Siswa
Keputusan-keputusan
harus
dibuat
tentang
bagaimana
cara
memberikan umpan balik, yaitu informasi atau penilaian tentang
kinerja aktivitas siswa, dan tentang peran siswa dalam membuat
keputusan. Umpan balik dapat segera atau ditunda, dan dapat diberikan
dengan sikap, gerak-isyarat, simbol atau perilaku verbal.
Ada empat bentuk pemberian umpan balik, yaitu:
1) Pernyataan nilai
2) Pernyataan korektif
3) Pernyataan netral
4) Pernyataan bermakna ganda
Jurnal Ilmiah SPIRIT. ISSN : 1411-8319 Vol. 10. No. 2. Tahun 2010
19
Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
(Drs. Nuruddin Priyo BS, M.Or.)
d. Cara mengajukan pertanyaan
Keputusan-keputusan harus dibuat tentang bagaiman cara mengajukan
pertanyaan.
e. Menilai gaya mengajar yang dipilih
Keputusan-keputusan harus dibuat tentang bagaimana kefektivan gaya
mengajar
yang digunakan dalam menyelesaikan episode dan
pengaruhnya terhadap siswa.
f. Minimal gaya belajar yang diharapkan
Dalam hubungannya dengan kategori yang dibuat sebelumnya (menilai
gaya mengajar yang dipilih), sebuah keputusan harus dibuat yang
berkaitan dengan apakah siswa telah mencapai tujuan episode tersebut.
Kesesuaian diantara tujuan dan tindakan atau aktivitas harus dinilai
dan dicocokkan dengan gaya mengajar dan gaya belajar.
g. Penyesuaian-penyesuaian
Berdasarkan penilaian episode tersebut, keputusan-keputusan harus
dibuat untuk penyesuaian dan penyempurnaan yang diperlukan pada
episode berikutnya.
h. Lain-lain
Model ini bersifat terbuka
Moston dan Asworth (1994) mengemukakan 11 (sebelas) gaya mengajar
mulai dari gaya Komando (A) hingga gaya Mengajar Sendiri (K). gaya-gaya
mengajar tersebut adalah sebagai berikut :
1. Gaya Komando (A) – (Command Style)
Belajar melaksanakan tugas dengan tepat dan dalam waktu yang singkat,
mengikuti semua keputusan yang dibuat oleh guru. Pemberian respons
yang cepat kepada stimulus. Pelaksanaan tugas dilakukan dengan tepat dan
cepat. Menirukan model.
2. Gaya Latihan (B) – (Practice Style)
Jurnal Ilmiah SPIRIT. ISSN : 1411-8319 Vol. 10. No. 2. Tahun 2010
20
Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
(Drs. Nuruddin Priyo BS, M.Or.)
Memberikan kesempatan kepada siswa bekerja secara individu dan
memberikan kesempatan guru menyampaikan umpan balik secara
individu. Waktu yang diberikan siswa untuk melaksanakan tugas secara
individu dan waktu yang diberikan guru untuk memberikan umpan balik
kepada siswa secara individu.
3. Resipirokal (C) – (Reciprocal Style)
Siswa bekerja dengan pasangan dan memberikan umpan balik kepada
pasangan, yang didasarkan atas kriteria yang dipersiapkan guru. Siswa
bekerja dengan pasangan, menerima umpan balik segera; mengikuti
kriteris pelaksanaan yang dirancang oleh guru; dan mengembangkan
umpan balik dan ketrampilan sosialisasi.
4. Gaya Periksa Sendiri (D) – (The Self Check Style)
Belajar melaksanakan tugas dan memeriksa pekerjaan sendiri. Siswa
melaksanakan tugas secara individu dan memberikan umpan balik sendiri
dengan menggunakan kriteria yang dikembangkan oleh guru.
5. Gaya Inklusi (E) – (The Inclusion Style)
Belajar memilih level tugas yang dapat dilakukan dan memberikan
tantangan untuk memeriksa pekerjaannya sendiri. Tugas yang sama
dirancang untuk tingkat kesulitan yang berbeda. Siswa menentukan entry
point kedalam tugasnya dan kapan berpindah pada level tugas yang lain.
6. Gaya Diskaveri Terbimbing (F) – (The Discovery Style)
Menemukan konsep dengan menjawab serangkaian pertanyaan yang
disajikan oleh guru. Guru, dengan mengajukan serangkaian pertanyaan
tertentu, secara sistematis mengarahkan siswa menemukan “sasaran” yang
telah ditentukan sebelumnya yang belum diketahui oleh siswa.
7. Gaya Diskaveri Konvergen (G) – (The Discovery Convergent Style)
Siswa
menemukan
solusi
terhadap
suatu
masalah
dan
belajar
mengklarifikasi isu serta mengambil kesimpulan dengan menggunakan
prosedur logis, pemikiran/pertimbangan, dan berfikir kritis. Guru
menyajikan pertanyaan. Struktur intrinsic tugas (pertanyaan) memerlukan
jawaban tunggal yang benar. Siswa dilibatkan dalam pemikiran (operasi
Jurnal Ilmiah SPIRIT. ISSN : 1411-8319 Vol. 10. No. 2. Tahun 2010
21
Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
(Drs. Nuruddin Priyo BS, M.Or.)
kognitif lain) dan mencari untuk menemukan jawaban/solusi tunggal yang
benar.
8. Gaya Produksi Divergen (H) – (The Divergent Production Style)
Siswa dilibatkan dalam memproduksi (menemukan) respons ganda untuk
pertanyaan tunggal. Siswa dilibatkan dalam memproduksi respons
divergen (berbeda) untuk pertanyaan tunggal. Struktur instrinsik tugas
(pertanyaan) memberikan respons ganda yang mungkin. Respons ganda
dinilai dengan prosedur “Possible-Feasible-Desiable Procedure” atau
dengan memverifikasi “aturan” disiplin yang diberikan.
9. Gaya Program Individual – Rancangan Siswa (I) – (The Individual
Program Learner’s Design Style)
Merancang, mengembangkan, dan melaksanakan serangkaian tugas yang
diorganisasikan kedalam program perorangan yang dikonsultasikan
dengan guru. Siswa merancang, mengembangkan, dan melaksanakan
serangkaian tugas yang diorganisasikan kedalam program perorangan.
Siswa memilih topic, mengidentifikasi pertanyaan, mengumpulkan data,
menemukan
jawaban,
dan
mengorganisasikan
informasi.
Guru
menentukan bidang pokok bahasan umum.
10. Gaya Inisiatif Siswa (J) – (The Learner-Initiated Style)
Siswa memulai pengalaman belajar, merancang, melaksanakan, dan
mengevaluasinya, bersama-sama dengan guru berdasarkan criteria yang
disepakati bersama. Siswa memulai gaya ini dimana ia akan melakukan
episode atau serangkaian episode. Siswa memiliki pilihan untuk
menentukan berbagai gaya mengajar pada spektrum ini.
11. Gaya Mengajar Sendiri (K) – (The Self Teaching Style)
Memberikan kesempatan siswa untuk membuat keputusan maksimum
tentang pengalaman belajarnya, yakni tanpa keterlibatan langsung dari
guru. Gaya ini jarang digunakan di sekolah. Gaya ini lebih tepat untuk
mengembangkan hobi atau mengisi waktu luang. Siswa memulai
pengalaman belajar, merancang, dan mengevaluasinya. Siswa memutuskan
seberapa banyak keterlibatan guru. Guru menerima keputusan belajar
Jurnal Ilmiah SPIRIT. ISSN : 1411-8319 Vol. 10. No. 2. Tahun 2010
22
Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
(Drs. Nuruddin Priyo BS, M.Or.)
siswa dan memberikan kondisi umum untuk agar siswa merencanakan apa
yang akan dilakukan di sekolah.
A B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Pra Pertemuan
G G
G
G
G
G
G
G
G
S
S
Pertemuan
G S
PL
S
S
G
S
S
S
S
S
S
G
G
G
S
S
S
G
G
Pasca Pertemuan G G
Pn
S
S
G
S
S
S
Gambar 1. Spektrum Gaya Mengajar
Keterangan :
G
: Guru
S
: Siswa
PL
: Siswa sebagai pelaku
Pn
: Siswa sebagai pengamat
Tabel 1. Karakteristik Gaya Mengajar
Karakteristik umum (Tujuan) Gaya A-E
1. Reproduksi pengetahuan
ketrampilan
dan
Karakteristik umum (Tujuan) Gaya F-J
1. Produksi
pengetahuan
dan
ketrampilan baru untuk siswa
dan/atau guru
2. Pokok bahasan konkrit, terutama
berisi
fakta,
aturan,
dan
ketrampilan
khusus
(Pengetahuan
dasar,
pengetahuan tertentu atau pasif)
2. Pokok
bahasan
merupakan
variable, sebagian besar berisi
konsep, strategi, dan prinsipprinsip.
3. Hanya ada satu cara yang benar
untuk melaksanakan tugas, yaitu
dengan berusaha menyamai
model yang disajikan
3. Mendatangkan alternatif-alternatif
dalam rancangan dan kinerja.
Tidak ada satu model yang harus
diikuti.
4. Waktu digunakan untuk berlatih
dan belajar guna mengikuti
model.
4. Waktu digunakan untuk prosesproses kognitif yang terlibat.
5. Waktu
Jurnal Ilmiah SPIRIT. ISSN : 1411-8319 Vol. 10. No. 2. Tahun 2010
digunakan
untuk
23
Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
(Drs. Nuruddin Priyo BS, M.Or.)
5. Sebagian besar operasi kognitif
yang dilibatkan adalah memori
dan pengingatan kembali
6. Umpan balik bersifat khusus dan
menunjukkan kinerja tugas dan
kesesuaiannya dengan model
7. Perbedaan individu diterima
hanya dalam batas-batas fisik
dan emosional
8. Iklim kelas (jiwa lingkungan
belajar)
berbentuk
suatu
pelaksanaan
model,
pengulangan, dan mengurangi
kesalahan.
mengembangkan iklim efektif
yang
kondusif
untuk
memproduksi dan menerima
berbagai alternatif dan pilihan.
6. Operasi kognitif dilibatkan dalam
membandingkan
mengkontraksikan,
mengkategorikan, memecahkan
masalah, menemukan sesuatu, dan
lain-lain.
7. Penemuan
dan
kreativitas
dimanifestasikan melalui operasi
kognitif.
8. Penemuan
oleh
siswa
dikembangkan melalui proses
konvergen dam divergen atau
kombinasi dari keduanya.
9. Umpan balik berkaitan dengan
memproduksi alternatif-alternatif
dan bukan merupakan solusi
tunggal.
10. Perbedaan individual dalam hal
kuantitas, kecepatan, dan jenis
produksi sangat penting untuk
menjaga dan melanjutkan gaya
mengajar ini.
11. Iklim kelas (jiwa lingkungan
belajar) berbentuk pencarian,
pengujian validitas alternatif, dan
melebihi hal-hal yang telah
diketahui.
E. PELAKSANAAN DAN PENERAPAN GAYA MENGAJAR
Pelaksanaan dan penerapan gaya-gaya mengajar pendidikan jasmani perlu
disesuaikan
dengan
situasi
dan
kondisi
pembelajaran.
Jurnal Ilmiah SPIRIT. ISSN : 1411-8319 Vol. 10. No. 2. Tahun 2010
Ada
berbagai
24
Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
(Drs. Nuruddin Priyo BS, M.Or.)
perkembangan dalam penerapan gaya mengajar (Dougherly dan Bonanno, 1983)
sebagai berikut :
1. Tidak ada gaya mengajar yang paling baik untuk selamanya. Setiap gaya
mengajar memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu, berkaitan dengan
tujuan-tujuan tertentu. Hal ini yang harus diperhatikan adalah kesiapan
siswa untuk mengambil keputusan, peralatan yang tersedia, kesesuaian
dengan pokok bahasan dan berbagai faktor lain.
2. Ada periode yang menyebabkan penghentian yang harus diamati, jika gaya
mengajar beralih ke arah yang lebih menekankan kepada siswa pada akhir
rangkaian kesatuan gaya mengajar. Peralihan sangat efektif apabila
dilakukan secara perlahan dan cermat, agar lebih meningkatkan dalam
pembuatan keputusan-keputusan sederhana dari diberikan terlalu banyak
tetapi sulit dilaksanakan siswa.
3. Sebelum menjalankan gaya mengajar yang dipilih, sebaiknya berhati-hati
dalam menilai semua variable atau factor didalam situasi mengajar jika
pelajaran ternyata tidak berhasil. Banyak kemungkinan kesulitan yang
tidak tampak pada setiap gaya mengajar. Beberapa hal yang perlu ditinjau
kembali apabila terjadi kegagalan pelajaran adalah :
a. Apakah siswa mempersiapkan untuk membuat keputusan-keputusan
yang sesuai dengan harapan ?
b. Apakah guru menyampaikan informasi persiapan yang cukup kepada
siswa ?
c. Apakah guru melakukan gaya mengajar dengan benar ?
d. Apakah guru memberikan umpan balik (feed back) yang benar ?
e. Apakah pemilihan gaya mengajar sesuai dengan pelajaran ?
4. Dalam
pembelajaran
pendidikan
jasmani
dimungkinkan
untuk
mengkombinasikan dan memodifikasi gaya-gaya mengajar agar sesuai
dengan kebutuhan.
Jurnal Ilmiah SPIRIT. ISSN : 1411-8319 Vol. 10. No. 2. Tahun 2010
25
Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
(Drs. Nuruddin Priyo BS, M.Or.)
5. Gaya mengajar dikatakan baik apabila pelakunya baik, dilakukan dengan
baik dengan persiapan yang cermat dan teliti. Guru seharusnya bekerja
dengan sungguh-sungguh dan memperhatikan siswanya.
Spektrum gaya mengajar memberikan bermacam-macam strategi mengajar
yang menarik, produktif, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pada setiap
situasi mengajar yang baru.
F. PENUTUP
Guru pendidikan jasmani harus memiliki kewenangan, kemampuan, dan
menguasai berbagai metode mengajar serta persiapan mengajar yang baik.
Perencanaan mengajar sangat tergantung pada tujuan yang ingin dicapai.
Dengan demikian model perencanaannya tergantung metode yang dipilih.
Model pendekatan mengajar semacam ini masih perlu disebarluaskan dan
memerlukan kerjasama yang baik dengan bidang-bidang lain, seperti
pengembangan kurikulum, interaksi pembelajaran, strategi pembelajaran,
pengajaran mikro dan sebagainya.
BIODATA PENULIS
Nama
: Nuruddin Priya B. S
Tempat/Tanggal Lahir : Klaten, 3 Desember 1962
Pendidikan
: S1 Universitas Sebelas Maret
S2 Jurusan Ilmu Olahraga UNS Surakarta
Alamat Kantor
: FKIP-UTP. Surakarta, Jln. Walanda
Meramis no.31 Cengklik Surakarta.
Telp (0271) 854188
Alamat Rumah
: Tempursari, Ngawen, Klaten RT 01/06
Telp (0272) 330069. HP. 085229202069
Jurnal Ilmiah SPIRIT. ISSN : 1411-8319 Vol. 10. No. 2. Tahun 2010
26
Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
(Drs. Nuruddin Priyo BS, M.Or.)
Jurnal Ilmiah SPIRIT. ISSN : 1411-8319 Vol. 10. No. 2. Tahun 2010
27
Download