1 peranan panti asuhan dalam membina moral

advertisement
PERANAN PANTI ASUHAN DALAM MEMBINA MORAL ANAK
ASUH DI PANTI ASUHAN ROUDLATUL JANNAH
SELOPURO- BLITAR
THE ROLE ORPHANAGE IN BUILDING CHILDREN’S MORAL
AT ROUDLATUL JANNAH ORPHANAGE, SELOPUROBLITAR
Restu Rina Tri Lestari*
Arbaiyah Prantiasih**
Nuruddin Hady**
*Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM, E-mail:
[email protected]
**Dosen Pembimbing Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM,
Jalan Semarang 5 Malang 65145
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan peran
panti asuhan dalam membina moral anak asuh di Panti Asuhan
Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini
menggunakan sumber data primer yakni ketua panti asuhan,
pengasuh,anak asuh, dan masyarakat sekitar panti asuhan.
Penelitian ini juga menggunakan dokumentasi dan observasi
sebagai sumber data sekunder. Pengumpulan data dilakukan
dengan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan
studi dokumentasi. Hasil penelitiaan ini antara lain (1) peranan
Panti Asuhan Roudlatul Jannah dalam pembinaan moral anak asuh
dengan mengambil peran sebagai orang tua. Peran ini didukung
dengan pemberlakuan reward and punishment serta teladan yang
baik kepada anak asuh. (2) Program yang diberikan untuk
pembinaan moral anak asuh antara lain yaitu (a) peningkatan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) peningkatan sikap
disiplin, (c) peningkatan sikap sopan santun, (d) penanaman sikap
jujur, (e) penanaman sikap mandiri dan (f) pembiasaan tolong
menolong. (3) Hambatan yang timbul ketika melakukan pembinaan
moral di Panti Asuhan Roudlatul Jannah antara lain (a) kurangnya
sikap sadar hukum anak asuh, (b) latar belakang anak asuh sebelum
masuk panti yang heterogen sehingga sulit untuk beradaptasi
dengan lingkungan Panti Asuhan Roudlatul Jannah yang bernuansa
1
2
agama, dan (c) kurangnya pemantauan saat mereka berada di
sekolah. (4) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatanhambatan dalam pembinaan moral anak asuh Panti Asuhan
Roudlatul Jannah antara lain (a) bersikap sabar dan telaten dalam
melakukan pembinaan moral, (b) memberikan konseling melalui
terapi spiritual dan (c) Panti Asuhan Roudlatul Jannah mempunyai
kebijakan untuk membuat tempat pendidikan formal di dalam
panti, sehingga mempermudah melakukan pemantauan aktivitas
anak asuh, untuk saat ini pendidikan formal yang ada yaitu PAUD
Bina Putra Bangsa.
Kata Kunci: panti asuhan, pembinaan moral, anak asuh.
ABSTRACT: This study aimed to describe the role of the
orphanages in foster care to foster morale in Roudlatul Jannah
Orphanage Selopuro- Blitar This study used descriptive qualitative
research methods. Sources of research data using the primary data
source orphanage chief, caretaker, foster children, and the
community surrounding the orphanage. This study also uses
documentation and observation as a source of secondary data. The
data was collected by using the techniques of interview,
observation and documentation. Penelitiaan results include (1) the
role of Roudlatul Jannah Orphanage children in foster moral
development by taking role as parents. This role is supported by the
implementation of reward and punishment as well as a good
example to foster children. (2) This program is provided to foster
children's moral development, among others, (a) an increase in
devotion to God Almighty, (b) an increase in discipline, (c)
increased politeness, (d) planting honest attitude, (e) planting
independent attitude and (f) habituation please help. (3) barriers
that arise when making moral development in Roudlatul Jannah
Orphanage, among others, (a) lack of litigious attitudes foster care,
(b) background before entering foster care homes are
heterogeneous making it difficult to adapt to the environment that
Roudlatul Jannah Orphanage nuanced religion, and (c) the lack of
monitoring while they are in school. (4) Efforts are being made to
overcome the obstacles in the moral development of foster children
Roudlatul Jannah Orphanage among others: (a) be patient and
painstaking in making moral development, (b) provide counseling
and spiritual therapy through, and (c) Orphanage Roudlatul Jannah
policy is to create a place of formal education in the home, making
it easier to monitor activity in foster care, for now there is formal
education early childhood Bina Putra Bangsa.
Keywords: orphanages, moral development, foster children.
Sejak dalam kandungan seorang anak sudah mempunyai hak. Untuk itulah
di Negara Indonesia terdapat undang- undang khusus yang mengatur hak anak
3
yaitu Undang- Undang No. 23 tahun 2002. Seorang anak merupakan anugerah
Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dilindungi dan dijunjung tinggi haknya baik
oleh pihak keluarga, masyarakat maupun negara. Selain sebagai masa depan orang
tuannya, seorang anak merupakan bagian dari generasi penerus bangsa.Mengingat
era globalisasi yang melanda negara Indonesia rentan dengan pengaruh negatif
budaya barat yang menyebabkan kemosrotan moral yang mulai menyimpang dari
peraturan- peraturan maupun adat ketimuran yang sudah menjadi identitas bangsa
Indonesia.Untuk melawan terjadinya kemrosotan moral masyarakat Indonesia
perlu dipersiapkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual
tetapi juga cerdas secara moral. menurut Webster’s New World Dictionary of the
American Language dalam Haricayono (1994: 221) moral adalah sesuatu yang
berkaitan, atau ada hubungannya dengan kemampuan menentukan benar salahnya
suatu tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang sesuai atau bisa diterima
di dalam masyarakat. Bertens (1994: 7) berpendapat bahwa moral merupakan
nilai- nilai dan norma- norma etis yang berlaku dalam masyarakat.
Pengajaran pendidikan moral berlangsung dalam segala wahana dan
waktu, jadi tidak hanya terjadi di kelas/ sekolah, tetapi juga berlangsung di luar
kelas, seperti keluarga dan lingkungan masyarakat dimana inividu yang
bersangkutan hidup dan bermasyarakat. Oleh karena itu sinergi antara ketiga
wahana tersebut sangat diperlukan, bahkan merupakan suatu keharusan guna
keberhasilan dan kebermaknaan penididikan moral yang dilaksanakan (Rochmadi
2001:54). Sehingga dapat dikatakan bahwa pembentukan moral seseorang tidak
cukup hanya melalui pendidikan formal saja akan tetapi dalam hal ini keluarga
juga mempunyai peranan penting. Tetapi pada kenyataanya tidak semua anak
mendapatkan pendampingan pihak keluarga khususnya orang tua dalam
pembinaan moralnya.
Panti sosial asuhan anak adalah panti sosial yang mempunyai tugas
memberikan bimbingan dan pelayanan bagi anak yatim, piatu, dan yatim piatu
yang kurang mampu, terlantar agar potensi dan kapasitas belajarnya pulih kembali
dan dapat berkembang secara wajar (Depertemen Sosial Republik Indonesia,
2004: 5). Secara umum panti sosial asuhan anak atau yang lebih dikenal dengan
panti asuhan bertugas menggantikan kewajiban keluarga ataupun moral termasuk
4
dalam hal melakukan pembinaan moral kepada anak asuhnya. Mengingat latar
belakang anak asuh yang berbeda- beda ketika masuk ke dalam sebuah panti
asuhan, untuk itu pihak masing- masing panti asuhan sudah barang tentu
mempunyai kebijakan maupun cara sendiri dalam berperan dan bertugas sebagai
pengganti orang tua terlebih dalam hal moral. Dalam menggantikan kewajiban
orang tua dalam mengasuh maupun membina moral anak asuhnya, menurut
Departemen Sosial Republik Indonesia (2004: 11) harus melakukan minimal tujuh
bimbingan diantaranya (1) bimbingan fisik dan kesehatan, (2) bimbingan mental
dan psikososial, (3) bimbingan sosial, (4) bimbingan pelatihan ketrampilan, (5)
bimbingan individu, (6) bimbingan kelompok, dan (7) penyiapan lingkungan
sosial. Biasanya dalam melaksanakan bimbingan kepada anak asuhnya sebuah
panti asuhan mempunyai kebijakan sendiri seperti dibentuk dalam programprogram.
Secara umum pembinaan moral merupakan salah satu cara untuk
membantu berjalannya perkembangan moral seseorang. Menurut Albert Bandura
dalam
proses
perkembangan
perlunya conditioning/
sosial
pembiasaan
dan
merespons
moral
ditekankan
dan imitation/
pada
peniruan
(psychologimania.com)
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang peran
Panti Asuhan Roudlatul Jannah dalam membina moral anak asuhnya, program
pembinaan moral yang diberikan Panti Asuhan Roudlatul Jannah kepada anak
asuhnya, faktor yang menghambat pelaksanaan pembinaan moral di Panti Asuhan
Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar, dan upaya pihak Panti Asuhan Roudlatul
Jannah mengatasi hambatan- hambatan dalam pelaksanaan pembinaan moral.
METODE PENELITIAN
Penelitian tentang peranan panti asuhan dalam membina moral anak
asuh di Panti Asuhan Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar ini menggunakan jenis
penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini dilakukan karena penelitian ini bertujuan
untuk memberikan deskripsi dari kebijakan yang dilakukan Panti Asuhan
Roudlatul Jannah untuk berperan sebagai pengganti orang tua anak asuh
khususnya dalam hal pembinaan moral.
5
Kehadiran peneliti di lokasi penelitian sangat penting, karena peneliti
bertindak sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, menganalisis,
menyimpulkan dan melaporkan hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan di Jalan
Ahmad Yani No.04 RT 03 RW 03 Desa Selopuro Kecamatan Selopuro Kabupaten
Blitar. Pemilihan lokasi di sekolah tersebut didasarkan atas beberapa
pertimbangan antara lain panti tersebut merupakan panti asuhan yang pertama
didirikan di daerah ini serta mempunyai banyak meraih prestasi baik dibidang
akademik dan non akademik.
. Untuk menggali informasi guna mencari data, penelitian ini
menggunakan teknik wawancara, teknik observasi, dan studi dokumentasi.
Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tiga instrumen
penelitian, yaitu pedoman wawancara, panduan observasi, dan panduan studi
dokumentasi.
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan skunder.
Sumber data primer merupakan sumber data yang dapat memberikan informasi
mengenai hal-hal yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain ketua selaku
penanggung jawab penyelenggaraan panti asuhan, pengasuh, anak asuh, serta
masyarakat sekitar panti asuhan dan hasil observasi kegiatan di Panti Asuhan
roudlaul Jannah. Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa hasil studi
dokumentasi, serta pendokumentasian saat observasi berlangsung.
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain dengan
melakukan observasi, wawancara dengan informan, dan di dukung dengan studi
dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian menggunakan analisis model
interaktif milik Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010:92) yang terbagi dalam
empat tahapan yaitu, tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap
penyajian data, dan tahap penarikan kesimpulan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengecekan
keabsahan data untuk memperoleh data yang valid, yaitu dengan meningkatkan
ketekunan
dalam
melakukan
pengamatan
secara
lebih
berkesinambungan dan menggunakan teknik triangulasi
cermat
dan
sumber yakni
membandingkan berbagai data dari beberapa narasumber yang berbeda.
6
HASIL
Peran Panti Asuhan Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar Dalam Membina
Moral Anak Asuh
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi maka didapatkan data
mengenai peran pihak Panti Asuhan Roudlatul Jannah dalam melakukan tanggung
jawab sebagai orang tua anak asuh khususnya dalam hal moral panti ini
mempunyai kebijakan yaitu berperan sebagai orang tua anak asuh yang
sebenarnya. Dalam berperan sebagai orang tua khususnya dalam pembinaan moral
terhadap anak asuh, pihak panti ini memberlakukan reward and punishment
dengan tujuan agar anak asuh bersemangat untuk melakukan hal yang
mengahsilkan reward dan menghindari untuk melakukan hal yang menimbulkan
punishment atau hukuman. Dalam melakukan pembinaan moral anak asuh
pengasuh Panti Asuhan Roudlatul Jannah dituntut untuk senantiasa berperilaku
santun guna menjadi teladan yang baik. Pembinaan moral di Panti Asuhan
Roudlatul Jannah ini dilaksankan melalui pendidikan formal dan non formal.
Program Pembinaan Moral Panti Asuhan Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar
Adapun program kegiatan dalam pembinaan moral antaralain (1)
Peningkatan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa tertuang dalam kegiatan
sholat wajib berjamaah, mengaji Al Quran, diniyah, sholat malam berjamaah,
dzikir rotibul qadad tiga kali sebelum tidur, dan siraman rohani seminggu sekali.
(2) Peningkatan sikap disiplin melalui pembiasaan bersikap disiplin dalam segala
hal. Setiap anak asuh diwajibkan mengikuti semua kegiatan yang terjadwal tepat
waktu. Jika melanggar akan diberikan sanksi yang sifatnya mendidik, dalam artian
tidak menggunkan kontak fisik. Adapun sanksinya yaitu membaca istigfar dan
hafalan surat dalam kitab suci Al- Quran. (3) Peningkatan sikap sopan santun ini
menjadi sebuah keharusan anak asuh ketika di dalam maupun di luar panti.
Kesopanan anak asuh tidak hanya dalam hal tingkah laku dan tutur kata,
melainkan juga dalam segi penampilan. Dalam segi penampilan terlihat bahwa
anak perempuan yang tinggal di Panti Asuhan Roudlatul Jannah diwajibkan
mengenakan jilbab. Dalam segi tingkah laku dibiasakan bersikap ramah kepada
semua orang dan menggunakan bahasa Jawa yang halus setiap hari Minggu. (4)
7
Penanaman sikap jujur di Panti Asuhan Roudlatul Jannah melalui kepercayaan
yang diberikan pihak panti untuk mengikut sertakan anak asuh untuk mengelola
depo air minum dan laundry beserta sirkulasi keungannya. Selain itu sesekali anak
asuh dikumpulkan untuk membicarakan tentang transparasi dana hasil usaha
dengan harapan anak asuh juga akan mempunyai kebiasaan bersikap jujur seperti
para pengasuhnya. (5) Penanaman sikap mandiri ini bertujuan supaya anak asuh
bisa menolong diri mereka sendiri baik sekarang maupun untuk masa mendatang.
Semua anak harus bisa makan sendiri tanpa disuapi tak terkecuali anak asuh yang
masih berusia dini. Jika anak sudah berada dalam pendidikan sekolah dasar harus
bisa memenuhi kebutuhannya sendiri seperti mandi dan makan. Mulai kelas tiga
sekolah dasar dibiasakan untuk mencuci bajunya sendiri. Sedangkan untuk bekal
kemandirian ketika anak asuh sudah terjun kemasyarakat antara lain dengan
memberikan bimbingan ketrampilan seperti membuat bross, mengikuti pelatihan
budidaya jamur serta berwirausaha dengan mengikut sertakan anak asuh untuk
mengelola depo air minum dan laundry milik Panti Asuhan Roudlatul Jannah.
Sedangkan pengembangan potensi daya pikir melalui partisipasi karya anak asuh
dalam penulisan majalah Al Manar milik Panti Asuhan Roudlatul Jannah. (6)
Pembiasaan tolong menolong dilaksanakan dengan sesama anak asuh maupun
dengan warga sekitar. Anak asuh yang sudah besar dibiasakan untuk
menyetrikakan baju adik- adiknya, selain itu biasanya anak asuh juga belajar
bersama setelah makan malam. Anak asuh Panti Asuhan Roudlatul Jannah juga
ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat yaitu ketika penyembelihan hewan
kurban, pembacaan tahlil jika ada warga yang mempunyai hajatan dan pembacaan
surat yasin setiap malam Jumat.
Faktor Penghambat Pelaksanaan Pembinaan Moral Di Panti Asuhan
Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar
Ada beberapa hambatan dalam membina moral anak di Panti Asuhan
Roudlatul Jannah diantaranya (1) ketaatan anak asuh terhadap peraturan hanya
dikarenakan oleh sebuah sanksi, (2) keadaan anak asuh yang berbeda- beda
(heterogen) sebelum masuk panti, sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk
beradaptasi dengan lingkungan panti, dan (3) kurangnya pemantauan saat berada
di luar ketika jam sekolah.
8
Upaya Panti Asuhan Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar
Mengatasi
Hambatan- Hambatan Dalam Pelaksanaan Pembinaan Moral
Upaya yang dilakukan untuk
mengatasi hambatan- hambatan dalam
pembinaan moral anak asuh di Panti Asuhan Roudlatul Jannah antara lain (1)
sabar dan telaten dalam melakukan pembinaan moral, (2) memberikan konseling
dengan cara terapi spiritual untuk membantu anak asuh yang kesulitan beradaptasi
dengan lingkungan panti dan (3) membuat pendidikan di dalam panti, untuk saat
ini pendidikan formal yang ada yaitu PAUD Bina Putra Bangsa.
PEMBAHASAN
Peran Panti Asuhan Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar Dalam Membina
Moral Anak Asuh
Dalam hal pembinaan moral, pihak Panti Asuhan Roudlatul Jannah
mengambil peran sebagai orang tua anak asuh yang sebenarnyakarena pihakpanti
ini berkeyakinan bahwa pembinaan moral pertama kali diperoleh dari orang tua
melalui imitasi dari kebiasaan- kebiasaan orang tuanya. Untuk itulah pengasuh
Panti Asuhan Roudlatul Jannah dituntut untuk dapat menjadi teladan yang baik
atau model yang dapat ditiru atau diimitasi perilakunya oleh anak asuh. Untuk
menumbuhkan semangat anak asuh dalam mengimitasi perilaku- perilaku yang
bermoral maka pihak panti ini memberlakukan reward and punishment. Hal ini
dilakukan agar anak asuh berlomba- lomba untuk melakukan hal- hal yang
menghasilkan reward dan menghindari hal- hal yang menimbulkan punishment
atau hukuman. Memberikan teladan yang baik melalui kebiasaan- kebiasaan yang
dilakukan oleh pengasuh serta pemberian reward and punishment sesuai dengan
teori belajar sosial Albert Bandura (pshicologymania.com) yang menyatakan
bahwa dalam berperan sebagai orang tua pihak panti ini memberlakukan reward
and punishment serta teladan yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Albert
Bandura (pshicologymania.com) yang mengatakan bahwa dalam proses
perkembangan sosial dan moral ditekankan perlunya conditioning (pembiasaan
merespons) dan imitation (peniruan). Prosedur belajar dalam mengembangkan
perilaku sosial dan moral pada dasarnya sama dengan prosedur belajar dalam
mengembangkan
perilaku-perilaku
lainnya,
yakni
dengan
reward
and
9
punishment. Dasar pemikirannya sekali seorang mempelajari perbedaan antara
perilaku-perilaku yang menghasilkan ganjaran (reward)dengan perilaku-perilaku
yang mengakibatkan hukuman (punishment), sehingga dia bisa memutuskan
sendiri perilaku mana yang akan dia perbuat. Sedangkan conditioning dalam hal
ini, orang tua dan guru diharapkan memainkan peran penting sebagai seorang
model atau tokoh yang dijadikan contoh berperilaku sosial dan moral.
Program Pembinaan Moral Panti Asuhan Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar
Untuk mendukung peranan sebagai orang tua anak asuh dalam pembinaan
moral, pihak Panti Asuhan Roudlatul Jannah mempunyai beberapa program
kegiatan diantaranya (1)peningkatan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
peningkatan sikap (2) disiplin, (3) peningkatan sikap sopan santun, (4) penanaman
sikap jujur,(5) penanaman sikap mandiri, dan (6) pembiasaan tolong menolong.
Program tersebut sudah cukup baik karena sudah mengandung enam nilai karakter
yang telah dirilis oleh Kemendiknas anttara lain butir religius, jujur, toleransi,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif,cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab
(Sahlan, 2012: 39).
Faktor Penghambat Pelaksanaan Pembinaan Moral Di Panti Asuhan
Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar
Dalam melaksanakan pembinaan moral kepada anak asuhnya, pihak Panti
Asuhan Roudlatul Jannah mengalami beberapa hambatan diantaranya (1) ketaatan
anak asuh terhadap peraturan hanya dikarenakan oleh sebuah sanksi. Jika tidak
ada sanksinya maka mereka tidak segan- segan untuk melakukan pelanggaran
untuk kedua kalinya. Hal ini berarti jenis moralitas yang dimiliki anak asuh
dipanti asuhan ini merupakan moralitas heteronom yang sejalan dengan pendapat
Kant (dalam Tjahjadi 1991: 48) yakni pada moralitas jenis ini manusia menaati
dan melaksanakan sebuah kewajiban bukan karena kesadaran dari diri sendiri
melainkan karena faktor dari luar yang mempengaruhinya. (2) keadaan anak asuh
yang berbeda- beda sebelum masuk panti, sehingga butuh waktu yang cukup
10
lama untuk beradaptasi dengan lingkungan panti. (3) sebagian besar waktu anak
dihabiskan di sekolah. Saat mereka berada di sekolah tentunya mereka melakukan
komunikasi dengan teman sekolahnya. Pengaruh yang didapat dari teman
sekolahnya ini merupakan hambatan bagi pengasuh Panti Asuhan Roudlatul
Jannah dalam membina moral anak asuhnya karena panti asuhan belum memiliki
pendidikan formal di dalam panti. Padahal pendidikan moral itu harus dilakukan
dalam segala wahana dan sepanjang waktu seperti yang dikaakan oleh Rochmadi
(2001:54 )pengajaran pendidikan moral berlangsung dalam segala wahana dan
waktu, jadi tidak hanya terjadi di kelas/ sekolah, tetapi juga berlangsung di luar
kelas, seperti keluarga dan lingkungan masyarakat dimana individu yang
bersangkutan hidup dan bermasyarakat.
Upaya Panti Asuhan Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar
Mengatasi
Hambatan- Hambatan Dalam Pelaksanaan Pembinaan Moral
Pihak Panti Asuhan Roudlatul Jannah berupaya agar anak asuhnya
berkembang secara wajar terutama dalam hal moral. Upaya yang dilakukan untuk
mengatasi hambatan- hambatan dalam pembinaan moral anak asuh Panti Asuhan
Roudlatul Jannah antara lain (1)sabar dan telaten dalam melakukan pembinaan
moral, (2) melakukan konseling terhadap anak asuh yang kesulitan beradaptasi
dengan lingkungannya dengan terapi spiritual, dan (3) membuat pendidikan satu
area di dalam panti, untuk saat ini pendidikan formal yang ada yaitu PAUD Bina
Putra Bangsa. Dari semua upaya yang dilakukan pihak Panti Asuhan Roudlatul
Jannah kesemuanya mengarah pada pemulihan dan perkembangan moral anak
asuh sehingga anak asuh bisa berkembang secara wajar. Hal ini cukup sesuai
dengan fungsi panti asuhan menurut Departemen Sosial RI, 2004: 5 yang
menyatakan bahwa Panti sosial asuhan anak adalah panti sosial yang mempunyai
tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi anak yatim, piatu, dan yatim
piatu yang kurang mampu, terlantar agar potensi dan kapasitas belajarnya pulih
kembali dan dapat berkembang secara wajar.
11
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,
maka kesimpulan pada penelitian ini antara lain peran Panti Asuhan Roudlatul
Jannah dalam membina moral yaitu dengan cara pengasuh berperan sebagai orang
tua yang sebenarnya terhadap anak asuhnya. Dalam berperan sebagai orang tua,
pihak Panti Asuhan Roudlatul Jannah memberlakukan reward and punishment.
Selain memberlakukan reward and punishment dalam membina moral, sebisa
mungkin pengasuh Panti Asuhan Roudlatul Jannah dituntut untuk menjadi suri
teladan bagi anak asuhnya baik di dalam maupun di luar panti.
Program Pembinaan Moral di Panti Asuhan Roudlatul Jannah antara lain
(1) peningkatan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) peningkatan sikap
disiplin, (3) peningkatan sikap sopan santun, (4) penanaman sikap jujur, (5)
penanaman sikap mandiri dan (6) pembiasaan saling tolong menolong.
Faktor penghambat pelaksanaan pembinaan moral Di Panti Asuhan
Roudlatul Jannah diantaranya (1) tidak adanya sikap sadar hukum dalam diri anak
asuh, (2) keadaan anak asuh yang berbeda- beda (heterogen) sebelum masuk
panti, dan (3) kurangnya pemantauan dari pengasuh saat mereka berada di luar
ketika jam sekolah.
Upaya yang dilakukan untuk
mengatasi hambatan- hambatan dalam
pembinaan moral anak asuh di Panti Asuhan Roudlatul Jannah antara lain (1)
sabar dan telaten dalam melakukan pembinaan moraldan (2) memberikan
konseling dengan cara terapi spiritual untuk membantu anak asuh yang kesulitan
beradaptasi dengan lingkungan panti, dan (3) membuat lokalisasi pendidikan
formal di dalam panti, untuk saat ini pendidikan formal yang ada yaitu PAUD
Bina Putra Bangsa.
Dalam pembinaan moral sebaiknya dari tujuh jenis bimbingan dalam
standar khusus sebuah panti asuhan dilaksanakan sehingga anak asuh akan
berkembang dengan optimal dan mempunyai moral yang dapat diterima di
masyarakat.
Untuk mengoptimalkan program- program dalam pembinaan moral anak
asuh, selain dengan memberikan kasih sayang lebih baiknya juga memeberikan
fasilitas yang dibutuhkan anak asuh yang semuanya terlokalisasi dalam satu area
12
sehingga memudahkan pengasuh untuk memonitor kegiatan anak asuh baik yang
bersifat formal dan non formal.
DAFTAR RUJUKAN
Bertens. 1994. Etika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Haricahyono, Cheppy. 1995. Dimensi- Dimesi Pendidikan Moral. Semarang: IKIP
Semarang Press.
Rochmadi, Nur. 2001. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Sahlan, A. & Prasetyo 2012. Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter.
Jogjakarta: Ar- ruzz Media.
Standardisasi Panti Sosial. 2004. Jakarta: Departemen Sosial RI.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Tjahjadi, Lili. 1991. Hukum Moral Ajaran Immanuel Kant Tentang Etika dan
Imperatif Kategoris. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Internet
Apriyantini, Rina. 2010. Studi Tentang Peranan Panti Asuhan Dalam Membina
Moral Anak Asuh. (Online),
(http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=1960), diakses 22
Januari 2013.
Psychologymania. Albert Bandura (Tokoh Pembelajaran). (Online),
(http;//www.psychologymania.com/2011/11/albert-bandura-tokohpembelajaran.html), diakses 1 Februari 2013.
Download