Ringkasan Tugas Akhir Nama : Tasmo NPM : 0806326443 Nama Pembimbing : Dr. Bambang Soegijono Judul : Studi Material Elektroda Baterai Lead Acid Selama Pengosongan dan Pengisian Muatan Title : Study of Lead Acid Battery Electrode Materials During Discharge and Charge ABSTRAK Telah dilakukan pengujian pengosongan dan pengisian muatan selama enam jam terhadaap material elektroda baterai lead acid. Selama pengosongan muatan dilakukan pengukuran terhadap pH larutan elektrolit, tegangan dan kuat arus listrik setiap setengah jam. X-Ray Diffractometer (XRD) digunakan untuk melihat struktur dan perubahan senyawa pada material elektroda positif dan elektroda negatif setiap dua jam pengujian pengosongan muatan. Program Match dan GSAS digunakan untuk menganalisis senyawa yang terbentuk selama pengujian pengosongan muatan. Hasil menunjukkan bahwa material elektroda negatif yang terdiri dari timbal murni (Pb) dan elektroda positif yang terdiri dari timbal dioksida (PbO2, plattnerite) telah dikonversi menjadi timbal sulfat (PbSO4, anglesite). Semakin lama pengujian pengosongan muatan, timbal sulfat yang terbentuk semakin banyak, timbal murni dan timbal dioksida pada masing-masing elektroda semakin berkurang. Hasil pengukuran menunjukan semakin lama pengujian pengosongan muatan, pH larutan elektrolit semakin meningkat, tegangan listrik dan kuat arus listrik semakin berkurang. Kata Kunci : Lead acid; elektroda; charge; discharge; perubahan senywa Studi material ..., Tasmo , FMIPA UI, 2013 ABSTRACT Experiment of discharging and charging has been done for six hours on the lead acid battery materials. During discharging, the voltage, currents and pH of the electrolytes has been measured every thirty minutes. X-Ray Diffractometer (XRD) is used to determine the structure and the compound change in the positive and negative electrode every two hours. Match and GSAS program is used to acquire information about the compound formed during discharging. The results showed that the negative electrode materials of lead (Pb) and positive electrode materials of Lead dioxide (PbO2, plattnerite) has been converted into Lead Sulphate (PbSO4, anglesite). As the duration of the discharging increased, the lead sulphate formed was increased while the Lead and Lead dioxide from each electrodes decreased. The results also showed that longer duration of discharging, resulted in increasing of pH causing decreasing of the voltage and currents of the electrolytes. Keywords : Lead Acid; electrode; charge; discharge; compound change Pendahuluan Penyimpanan energi merupakan proses cukup penting dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu tata cara penyimpanan energi listrik ini dalam bentuk baterai. Pada saat sekarang ini meskipun sudah cukup banyak jenis-jenis baterai, pada baterai jenis timbal-asam (lead-acid) masih dominan di pasar [Garche, 2001]. Baterai lead acid adalah sebuah peralatan yang dapat mengubah energi kimia yang terkandung dalam material aktif menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari beberapa sel yang disusun secara seri menjadi sebuah baterai. Sel merupakan elemen dasar elektrokima yang digunakan untuk menyimpan energi [Kiehne, 2003]. Baterai lead acid modern merupakan pengembangan lebih lanjut dari penemuan Gaston Plante pada tahun 1859. Elektroda negatif merupakan timbal lunak, elektroda positif merupakan timbal dioksida pada penyangga timbal, dan larutan elektrolit merupakan asam sulfat. Ketika pembuangan muatan (discharge), permukaan material kedua elektoda dikonversi menjadi timbal sulfat, dan elektrolit makin menjadi encer. Garche pada tahun 2001 menunjukkan bahwa Studi material ..., Tasmo , FMIPA UI, 2013 proses semacam ini masih terus menerus digunakan dan masih dapat dipercaya. Namun demikian, perubahan konsentrasi masing-masing konstituen baterai masih terbuka untuk diselidiki untuk mendapatkan kinerja baterai yang lebih optimum [Hikam, dkk 2006]. Dari penjelasan di atas, peneliti mengambil fokus penelitian pada studi material elektroda baterai lead acid selama proses pengosongan muatan (discharge) dan pengisian muatan (charge). Elektroda baterai lead acid terdiri dari timbal murni (Pb) sebagai elektroda negatif (katoda) dan timbal dioksida (PbO2) sebagai elektroda positif (anoda). Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai acuan untuk mengetahui studi material elektroda positif dan elektroda negatif guna meningkatkan kualitas dan efisiensi baterai lead acid. Baterai Baterai adalah sebuah peralatan yang dapat mengubah energi kimia yang terkandung dalam material aktif menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari beberapa sel yang disusun secara seri menjadi sebuah baterai. Sel merupakan elemen dasar elektrokimia yang digunakan untuk menyimpan energi. Baterai terdiri dari dua jenis, yaitu baterai primer dan baterai sekunder [Kiehne, 2003]. Baterai primer merupakan baterai yang hanya dapat digunakan sekali dan tidak dapat diisi ulang. Baterai ini hanya dapat digunakan sekali saja karena reaksi kimia yang ada di dalam material aktifnya tidak dapat dikembalikan. Contoh dari baterai primer ini adalah baterai zinc-carbon, baterai alkalin, dll. Baterai primer memiliki keunggulan dalam harga dan memiliki kerapatan energy yang tinggi [Kiehne, 2003]. Baterai sekunder adalah baterai yang dapat diisi ulang. Baterai sekunder dapat diisi ulang karena reaksi kimia di dalam material aktifnya dapat diputar kembali. Kelebihan dari baterai sekunder adalah harganya yang lebih efisien untuk penggunaan jangka panjang. Beberapa contoh baterai sekunder adalah baterai lead-acid, baterai NiCd, baterai NiMH, dll [Kiehne, 2003]. Dalam penulisan ini jenis baterai yang akan dibahas lebih dalam adalah baterai lead-acid. Baterai Lead Acid Dewasa ini, jenis baterai yang paling umum digunakan untuk penyimpanan energi adalah baterai lead acid. Baterai ini paling sering digunakan karena harganya yang lebih murah dibandingkan dengan jenis baterai lain. Baterai ini memiliki karakteristik yaitu menggunakan timbal (Pb) pada kedua elektroda sebagai material aktifnya. Pada kondisi bermuatan, elektroda positif terdiri dari timbal dioksida (PbO2) sedangkan elektroda negatif terdiri dari timbal murni (Pb). Sebuah membran dilekatkan untuk memisahkan kedua elektroda. Cairan asam sulfat (H2SO4) diisi pada ruangan di antara kedua elektroda sebagai elektrolit. Studi material ..., Tasmo , FMIPA UI, 2013 Baterai lead acid yang terisi penuh memiliki kepadatan asam sekitar 1,24 kg/liter pada temperatur 25°C. Kepadatan asam ini berubah-ubah sesuai temperatur dan keadaan muatan baterai [Crompton, 2000]. Sebuah sel baterai lead acid terdiri dari lima komponen utama, yaitu elektroda, separator, terminal, elektrolit, dan rangka. Elektroda pada baterai ada dua macam, yaitu katoda dan anoda. Katoda adalah elektroda yang bersifat negatif dan anoda adalah elektroda yang bersifat positif. Saat kedua elektroda ini dihubungakan melalui sebuah beban, arus akan mengalir dari katoda ke anoda. Separator adalah sebuah lapisan yang diletakan di dalam elektrolit. Separator berfungsi untuk mencegah kontak fisik antara katoda dan anoda. Separator tidak terlibat dalam reaksi kimia dalam baterai, akan tetapi separator mempengaruhi kepadatan energi, daya, banyaknya siklus baterai, dan keamanan baterai. Terminal adalah tempat kutub positif dan negatif yang terletak di rangka baterai. Dari terminal ini, baterai akan dihubungkan dengan kabel ke beban yang akan disuplai. Elektrolit adalah sebuah zat yang terdapat di dalam baterai. Zat ini akan bereaksi secara kimia dengan material aktif yang terdapat di katoda atau anoda sehingga dari reaksi kimia tersebut akan menghasilkan energi listrik. Elektrolit pada baterai dapat berupa cair, gel, atau material padat. Elektrolit pada baterai lead acid berupa cairan asam. Kerangka adalah tempat yang memuat seluruh komponen baterai dan elektrolit serta memisahkan sel [Crompton, 2000]. Berikut adalah gambar bagianbagian baterai lead acid: Gambar 1. Komponen Utama baterai lead acid [Crompton 2000]. Bila daya baterai sudah habis, larutan elektrolit berubah menjadi air, keasaman dan berat jenisnya berkurang. Ketika pengisian muatan asam sulfat dihasilkan dan berat jenis elektrolit meningkat. Berat jenis dapat diukur dengan menggunakan hydrometer dan akan memiliki nilai sekitar 1.250 untuk sel bermuatan penuh dan 1,17 untuk sel kosong, meskipun nilai-nilai ini akan bervariasi tergantung pada merek baterai. Berat jenis juga tergantung pada suhu baterai dan nilai-nilai di atas atau untuk baterai pada suhu 15 ° C [Crompton, Studi material ..., Tasmo , FMIPA UI, 2013 2000]. Ketika dilakukan discharge tegangan awal baterai lead acid sekitar 12 Volt, namun ketika dilakukan charge tegangan sumber harus lebih dari 12 Volt. Hal ini agar arus mengalir dari sumber ke baterai lead acid, bukan sebaliknya. Berikut adalah grafik tegangan vs konsentrasi elektrolit pada saat dilakukan discharge dan charge. Gambar 2 Tegangan vs konsentrasi elektrolit pada saat discharging dan charging [Treptow, 2002] Semua baterai lead acid beroperasi dengan reaksi dasar yang sama. Saat baterai melepaskan muatan, material aktif pada elektroda bereaksi dengan elektrolit membentuk timbal sulfat (PbSO4) dan air (H2O). saat pengisian muatan, timbal sulfat berubah kembali menjadi timbal oksida pada elektroda positif dan timbal pada elektroda negatif, dan ion sulfat (SO42-) kembali menjadi larutan elektrolit membentuk asam sulfat. Berikut adalah reaksi yang terjadi di dalam sel [Crompton, 2000]. Pada elektroda positif discharge PbO2 + 3H + HSO4- + 2e- PbSO4 + 2H2O (1,685 V) charge Pada elektroda negatif Pb + HSO4- discharg PbSO4 + H+ + 2e- (0,356 V) charge Reaksi keseluruhan sel PbO2 + Pb + 2H2SO4 discharge 2PbSO4 + 2H2O charge Studi material ..., Tasmo , FMIPA UI, 2013 (2,041 V) Dari reaksi tersebut akan timbul beda potensial maksimal 2,041 Volt pada keadaan rangkaian terbuka. Reaksi pada baterai lead acid tersebut dapat digambarkan seperti gambar 2.3 di bawah ini. Gambar 3. Proses pengosoangan muatan (discharge) dan pengisian muatan (charge) pada baterai lead acid [Pletcher, dkk 2009] Berbagai penelitian telah banyak dilakukan untuk mengasilkan elektroda baterai lead acid yang lebih optimum dalam pengunaannya. Berikut beberapa penelitaian mengenai elektroda baterai lead acid. Diagram Alir Penelitian Gambar 4. Diagram Alir Penelitian Studi material ..., Tasmo , FMIPA UI, 2013 Baterai lead acid baru dibongkar kemudian diambil elektrodanya untuk di karakterisasi menggunakan XRD. Setelah dilakukan karakterisasi, elektroda dipasang kembali pada baterai lead acid dan larutan elektrolit dimasukan. Baterai lead acid kemudian di hubungkan dengan lampu Philips 10 W/12 V DC dan dilakukan pengujian discharge. Pengujian discharge dilakukan selama 6 jam dan setiap 2 jam dilakukan karakterisasi XRD terhadap elektrodanya. Selama pengujian discharge juga dilakukan pengukuran terhadap tegangan listrik, kuat arus listrik dan pH larutan elektrolit. Setelah selesai discharge 6 jam, baterai lead acid dilakukan charge selama 30 menit kemudian dilakukan discharge kembali selama 2 jam untuk diukur tegangan, kuat arus dan pH larutannya. Kemudia baterai lead acid di lakukan charge kembali selama 30 menit dan dalam keadaan muatan penuh dilakukan karakterisasi XRD terhadap elektrodanya. Lalu kemudian dilakukan discharge kembali untuk mengukur tegangan, kuat arus dan pH larutan elektrolitnya. Setelah selesai pengujian, kemudia pengolahan, analisis dan pembahasan. Hasil dan Pembahasan Gambar 5 adalah data pengukuran kenaikan pH larutan elektrolit dan kenaikan hambatan dalam (r) elektroda baterai lead acid pada pegujian discharge selama 2 jam. Pada pengujian 2 jam pertama, elektroda baterai lead acid menunjukan penurunan tegangan yaitu dari 12,09 Volt menjadi 11,85 Volt. Sementara itu, untuk arus listrik mengalamai penurunan dari 1,15 Ampere menjadi 1,04 Ampere. Dengan menggunkan persamaan listrik standar, yaitu hambatan total adalah besarnya daya dibagi kuadrat arus yang mengalir pada rangakaian tertutup dapat diketahui hambatan total (R+r) adalah 10,51 Ohm, maka dapat diperoleh perubahan hambatan dalam dari 2,95 Ohm menjadi 3.83 Ohm, grafik hambatan dalam baterai lead acid menunjukan terjadi kenaikan. Untuk pH larutan elektrolit sudah menunjukan kenaikan dari 0,52 menjadi 1,04. Studi material ..., Tasmo , FMIPA UI, 2013 Gambar 5. Hasil pengukuran pH larutan elektrolit dan hambatan dalam elektroda baterai lead acid pada pengujian discharge selama 2 jam Gambar 6 adalah data pengukuran kenaikan pH larutan elektrolit dan kenaikan hambatan dalam elektroda baterai lead acid pada pegujian discharge selama 4 jam. Pada pengujian 2 jam kedua ini, perubahan penurunan tegangan listrik menunjukan angka yang signifikan. Tegangan listrik terjadi penurunan dari 11,46 Volt menjadi 7,13 Volt. Untuk arus listrik juga terjadi penurunan mulai dari 0,57 Ampere menjadi 0,52 Ampere. Dengan persamaan yang sama didapatkan nilai hambatan dalam baterai lead acid berubah dari 12, 55 Ohm menjadi 6,15 Ohm. Hambatan dalam pada Gambar 6 pada pengujian setengah jam menunjukan kurva grafik yang naik, lalu kemudian menurun. Hal tersebut karena pada pengujian discharge 2 jam kedua ini terjadi penurunan tegangan listrik yang curam, sementara penurunan arus listrik yang terjadi kecil. Untuk PH larutan elektrolit mengalami kenaikan dari 1,31 menjadi 1,74. Pada pengujian 2 jam kedua ini terjadi selisih antara tegangan listrik, arus listrik dan pH larutan elektrolit terakhir pada pengujian 2 jam pertama dengan tegangan listrik, arus listrik dan PH larutan elektrolit awal pada pengujian 2 jam kedua. Hal ini terjadi karena setelah pengujian 2 jam pertama, pada elektroda baterai lead acid dilakukan pengujian XRD dan membutuhkan waktu beberapa hari, sehingga menyebabkan larutan elektrolit pada baterai berkurang. Sehingga perlu ditambahkan kembali larutan elektrolit dengan konsentrasi awal ketika akan dilakukan pengujian berikutnya. Studi material ..., Tasmo , FMIPA UI, 2013 Gambar 6 Hasil pengukuran pH larutan elektrolit dan hambatan dalam elektroda baterai lead acid pada pengujian discharge 2 sampai 4 jam Gambar 7 adalah data pengukuran kenaikan pH larutan elektrolit dan kenaikan hambatan dalam elektroda baterai lead acid pada pengujian discharge selama 6 jam. Pada pengujian 2 jam ketiga, perubahan tegangan listrik terjadi dari 8,2 Volt menjadi 4,75 Volt dan perubahan arus listrik terjadi dari 0,52 Ampere menjadi 0,11 Ampere. Perubahan hamabatan dalam elektroda baterai lead acid yang terjadi adalah 8,21 Ohm menjadi 35,62 Ohm. Grafik hambatan dalam pada pengukuran setengah jam terjadi penurunan, lalu kemudian terjadi kenaikan hingga selesai pengujian dua jam. pH larutan elektrolit menunjukan perubahan yang kecil dan tidak teratur. Hal ini terjadi karena penambahan larutan elektrolit dengan konsentrasi baru ketika dilakukan pengujian ketiga ini. Studi material ..., Tasmo , FMIPA UI, 2013 Gambar 7. Hasil pengukuran pH larutan elektrolit dan hambatan dalam elektroda baterai lead acid pada pengujian discharge 4 sampai 6 jam Gambar 8 adalah grafik gabungan perubahan hambatan dalam elektroda baterai lead acid terhadap waktu pada pengujian discharge dari 2 sampai 6 jam. Terlihat pada grafik tersebut, nilai hambatan dalam baterai lead acid pada akhir setiap pengujian tidak selalu sama dengan awal ketika dilakukan pengujian berikutnya. Hal tersebut terjadi karena selang waktu antara satu pengujian dengan pengujian yang lainnya cukup lama. Proses pengujian XRD elektroda dan penambahan larutan elektrolit dengan konsentrasi baru juga mempengaruh selisih nilai tersebut. Gambar 8 Hasil gabungan pengukuran hambatan dalam elektroda baterai lead acid selama 6 jam Gambar 9 adalah grafik perubahan pH larutan elektrolit dan hambatan dalam baterai lead acid pada pengujian discharge selama 2 jam setelah dilakukan charge selama 30 menit pertama menggunakan arus sumber 6 Ampere. Grafik hasil pengujian menunjukan pola yang hampir sama dengan pengujian enam jam discharge sebelumnya. Diawal pengukuran terjadi sedikit kenaikan hamabatan dalam, kemudian terjadi penurunan, lalu kemudian grafik naik secara segnifikan. Tegangan listrik pada awal pengujian adalah 12,44 Volt dan terjadi perubahan setelah dua jam menjadi 4,54 Volt. Arus listrik pada awal pengujian sebesar 0,62 Ampere dan setelah pengujian dua jam berubah menjadi 0,14 Ampere. Sehingga Studi material ..., Tasmo , FMIPA UI, 2013 didapatkan perubahan hambatan dalam dari 12,50 Ohm setelah pengujian dua jam discharge menjadi 24,87 Ohm. Perubahan pH larutan elektrolit dari 1,3 menjadi 1,7. Gambar 9. Hasil pengukuran pH larutan elektrolit dan hambatan dalam elektroda baterai lead acid selama 2 jam setelah dilakukan charge selama 30 menit pertama Gambar 10 adalah grafik perubahan pH larutan elektrolit dan hambatan dalam baterai lead acid pada pengujian discharge selama 2 jam setelah dilakukan charge selama 30 menit kedua dengan menggunakan arus sumber 6 Ampere. Grafik Gambar 4.7 menunjukan pola grafik yang sama dengan grafik pada Gambar 4.6. Perubahan tegangan listrik terjadi dari 12,43 Volt menjadi 5,56 Volt. Perubahan arus listrik terjadi dari 0,6 Ampere menjadi 0,13 Ampere. Sehingga perubahan hambatan dalam baterai lead acid terjadi dari 13,16 Ohm menjadi 35,21 Ohm. Kenaikan PH larutan elektrolit dari 1,3 menjadi 1,8. Perubahan hambatan dalam pada grafik Gambar 10 menunjukan lebih signifikan dibandingkan perubahan hambatan dalam pada grafik Gambar 9. Hal itu mengakibatkan semakin lama baterai lead acid digunakan maka akan semakin berkurang kemampuan pada baterai lead acid untuk bertahan lama. Studi material ..., Tasmo , FMIPA UI, 2013 Gambar 10. Hasil pengukuran pH larutan elektrolit dan hambatan dalam elektroda baterai lead acid selama 2 jam setelah dilakukan charge selama 30 menit kedua Tabel 1 adalah data pengukuran pada baterai lead acid yang sudah soak. Pengukuran tegangan listrik baterai lead acid soak pada rangkaian terbuka menunjukan 5,36 Volt, sementara itu dalam keadaan rangkaian tertutup tegangan listrik menunjukan 1,61 Volt dan arus listriknya 0,01 Ampere. Hambatan dalam pada elektrodanya adalah 161 Ohm. PH 5.25 5.25 V (volt) 5.36 1.61 I (A) 0.01 R+r (Ω) 161 r (Ω) Rangkaian terbuka 153.44 tertutup Tabel 1 Hasil pengukuran pada baterai lead acid soak Analisis Struktur Kristal Perbandingan pola difraksi elektroda negatif selama pengujian discharge terihat pada Gambar 11. Pola difraksi sebelum dilakukan pengujian discharge terlihat hanya ada enam puncak timbal murni (Pb) yang ditandai warna merah. Setelah pengujian 2 jam terlihat puncak-puncak timbal sulfat (anglesite) sudah mulai terbentuk yang ditandai dengan warna biru. Pada pengujian 4 jam discharge puncak-puncak timbal sulfat sudah mulai tinggi, sementara puncak-puncak timbal Studi material ..., Tasmo , FMIPA UI, 2013 murni semakin kecil. Pada pengujian 6 jam puncak-puncak timbal sulfat sudah mendominasi. Hal tersebut mengindikasikan senyawa senyawa elektroda yang terbentuk pada plat negatif baterai lead acid sebagian besar sudah menjadi timbal sulfat. Gambar 11. Pola difraksi dari material elektroda negatif (katoda) baterai lead acid selama pengujian discharge 6 jam Untuk perbandingan pengujian pola difraksi plat positif terlihat pada Gambar 12 di bawah. Sama seperti pada plat negatif, pola difraksi pada plat positif selama pengujian discharge mulai dari 2 sampai 6 jam terjadi pertumbuhan puncak-puncak pola difraksi timbal sulfat (anglesite) yang semakin tinggi. Puncak-puncak pola difraksi timbal dioksida (plattnerite) ditandai dengan warna merah, sedangkan puncak-puncak pola difraksi timbal sulfat (anglesite) ditandai dengan warna biru. Studi material ..., Tasmo , FMIPA UI, 2013 Gambar 12. Pola difraksi dari material elektroda positif (anoda) baterai lead acid selama pengujian discharge 6 jam Hasil Analisis GSAS Tabel 2 dan Tabel 3 merangkum hasil identifikasi senyawa material dan analisis kuantitatif semua pola difraksi yang diperoleh dari sampel elektroda baterai lead acid. Sebagaimana terlihat pada Table 2 tersebut, perubahan fraksi berat (Wt. Frac.) dari mulai pengujian hingga 6 jam jumlah timbal murni pada elektroda negatif semakin berkurang dan jumlah timbal sulfat terus bertambah. Begitu juga pada elektroda positif, jumlah timbal dioksida semakin berkurang dan Studi material ..., Tasmo , FMIPA UI, 2013 jumlah timbal sulfat yang terus bertambah. Ketika dilakukan pengisian muatan (charge) selama 30 menit, fraksi berat timbal murni pada katoda berubah menjadi 1.00 dari 0.04, sementara fraksi berat timbale sulfat berubah dari 0.96 menjadi 0.79. Hal tersebut terjadi karena adanya penambahan elektron-elektron yang dibawa oleh muatan listrik yang memecah kembali timbal sulfat menjadi timbal murni dan larutan elektrolit asam sulfat. Begitu juga pada elektroda positifnya. Pada table 3 juga dapat terlihat perubahan massa jenis (density) pada kedua elektroda baterai lead acid. Pada table 3 dapat terlihat perubahan parameter kisi selama proses pengujian discharge 6 jam. Dari table tersebut dapat diketahui bahwa timbal murni memiliki sistem kristal Kubus, dimana memiliki nilai parameter kisi a sama dengan b sama dengan c dengan sudut α sama dengan β sama dengan γ sama dengan 90°. Timbal dioksida memiliki sistem kristal Tetragonal, dengan parameter kisi a sama dengan b tidak sama dengan c dan sudut α, β, γ, sama dengan 90°. Timbal sulfat memiliki sistem kristal Orthorombik, dengan parameter kisi, a tidak sama dengan b tidak sama dengan c dan sudut α, β, γ, sama dengan 90°. Tabel 2 Hasil dari identifikasi senyawa material elektroda menggunakan hasil dari GSAS Pb PbSO4 Wt. Frac. PbO2 Anoda PbSO4 Pb Katoda PbSO4 Density (g/cm3) PbO2 Anoda PbSO4 Katoda Chi^2 Anoda Katoda 0 2 Jam Jam 1.00 0.16 0.84 1.00 0.16 0.84 14.47 16.88 8.88 8.46 12.09 7.88 1,99 1,98 1,18 1,69 Waktu (t) 4 6 Charge 0,5 Jam Jam Jam 0.06 0.04 0.06 0.94 0.96 0.94 0.23 0.16 0.13 0.77 0.84 0.87 11.36 11.35 11.30 5.99 5.59 5.56 5.71 10.89 9.55 5.76 6.21 5.93 1,87 1,75 1,84 1,84 1,63 1,43 Tabel 3 Hasil identifikasi parameter kisi menggunakan hasil dari GSAS Studi material ..., Tasmo , FMIPA UI, 2013 Soak Ada Ada 0.21 0.79 Ada Ada 11.29 6.46 Ada 1,98 0 Jam Katoda Anoda Pb PbSO4 PbO2 PbSO4 2 Jam a b c a b c a b 4.9486 4.9486 4.9486 4.9486 4.9486 4.9486 4.9508 4.9508 6.9572 8.4751 5.3989 6.9595 8.4772 4.9542 4.9542 3.3795 4.9558 4.9558 3.3864 4.9615 4.9615 6.9460 8.465 5.3870 6.9548 8.4715 6 Jam Katoda Anoda Pb PbSO4 PbO2 PbSO4 4 Jam a 4.9500 6.9554 4.9591 6.9529 b 4.9500 8.4750 4.9591 8.4733 Charge 0,5 Jam c 4.9500 5.3955 3.3842 5.3953 a 4.9505 6.9594 4.9568 6.9559 b 4.9505 8.4781 4.9568 8.4738 Soak c a b c 4.9505 5.3987 6.9549 8.4720 5.3973 3.3866 4.9598 4.9598 3.3849 5.3964 6.9511 8.4690 5.3919 Gambar 13 dan gambar 14 adalah grafik perubahan fraksi massa (Wt. Frac.) selama pengujian discharge 6 jam. Pada elektroda negatif terlihat fraksi massa timbal semakin berkurang dan fraksi timbale sulfat yang terus bertambah selama pengujian discharge. Pada elektroda positif terlihat grafik yang berbeda dengan elektroda negatif. Perubahan fraksi massa pada elektroda positif terlihat fluktuatif. Pengujian discharge 2 jam pertama fraksi massa timbal dioksida terjadi penurunan yang sangat drastis dan fraksi massa timbale sulfat terjadi kenaikan yang juga drastis. Pada pengujian discharge 4 jam, fraksi massa timbal dioksida malah mengalami kenaikan dan timbal sulfat mengalami penurunan, dan kemudian fraksi massa keduanya kembali pada angka ketika pengujian 2 jam pertama. Studi material ..., Tasmo , FMIPA UI, 2013 c 4.9508 5.3985 3.3864 5.3936 Gambar 13 Grafik perubahan Wt. Fraction hasil identifikasi menggunakan program GSAS pada elektroda negatif (katoda) baterai lead acid selama pengujian discharge Gambar 14 Grafik perubahan Wt. Fraction hasil identifikasi menggunakan program GSAS pada elektroda positif (anoda) baterai lead acid selama pengujian discharge Kesimpulan Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan diskusi yang telah disampaikan pada Bab 4 terdahulu dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada proses pengosongan muatan kedua elektroda baterai lead acid dikonversi menjadi timbal sulfat (anglesite) dan pH larutan elektrolit semakin meningkat. Studi material ..., Tasmo , FMIPA UI, 2013 Pada proses pengisian muatan, timbal sulfat (anglesite) pada baterai lead acid dikonversi kembali menjadi timbal murni pada elektroda negatif dan menjadi timbal dioksida (plattnerite) pada elektroda positif dan pH larutan elektrolit semakin menurun. 2. Perubahan fraksi berat selama proses pengosongan muatan kedua elektroda baterai lead acid menunjukan angka yang signifikan. Selama proses pengosongan muatan 6 jam, fraksi berat timbal murni pada elektroda negatif dikonversi menjadi timbal sulfat mencapai 96%. Sementara fraksi berat timbal dioksida pada elektroda positif dikonversi menjadi timbal sulfat mencapai 84%. 3. Hambatan dalam baterai lead acid semakin bertambah sebanding dengan lamanya waktu proses pengosongan muatan. Hal ini menyebabkan tegangan dan arus listrik semakin berkurang. Saran Perlu dilakukan kajian tentang perubahan senyawa material elektroda baterai lead acid yang lebih detail, termasuk parameter-parameter seperti tegangan listrik, kuat arus listrik, pH larutan elektrolit dan parameter lainnya sehingga diketahui efisiensi baterai lead acid yang lebih optimum. Daftar Acuan Crompton, T.R. (2000). Battery Reference Book (3rd Edition). Oxford: Newnes. Garche, J. Advanced Battery System – the End of the Lead-Acid Battery, Phys. Chem. Chem. Phys, 3 (2001) 356-367. Hikam, M.; Yogaraksa, T.; Sutisna, H. Analisis Rietveld Komponen Aktif Baterai α-PbO2 dan β-PbO2. Indonesian Journal of Material Science (2006) 22-24 Kiehne, H.A., (2003) Battery Technlogy Handbook (2nd Edition). New York: Marcell Decker, Inc. Studi material ..., Tasmo , FMIPA UI, 2013 Lide, D. R., ed. (2004). CRC Handbook of Chemistry and Physics (84th ed.). Boca Raton Mayer, M.G.; Rand, D.A.J. Leady oxide for lead/acid battery positive plates; scope for improvent?. Journal of Power Sources 59 (1996) 17–24. Pletcher, D.; Wals, F.C.; Wills, R.G.A. Secondary Batteries Lead Acid System / Flow Batteies. Encyclopedia of Elechemical Power Source (2009) 745749. Quaschning, Volker, (2005). Understanding Renewable Energy System. London: Earthscan Treptow, R.S. “The lead-acid battery: its voltage in theory and practice,” J. Chem. Educ., vol. 79 no. 3, Mar. 2002 Studi material ..., Tasmo , FMIPA UI, 2013