PENGELOLAAN LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA RESAP AIR PADA TANAH Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi PENGELOLAAII LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA RESAP AIR PADA TANAH Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi Universitas PGRI Semarang ulfahartono @ gmail. com Abstract Lubang Resapan Biopori (LRB) ,s an alternative technologt of water inJiltration, which ls appropriate, more economical ond eco-friendly. Community service activities were carried out by having lecturing, discussion, a training by having j0% theory and 70 ok practice. It was carried out in Wonosari, Ngalian, Semarang. The IbM activities thot was done, concerned with a troining of preporing and managing "biopori" as a solution to environmental problems, especially the problem of soil water absorption to control flood and soil water crisis which have occurred in many areas. In general, this training equips the society with and practice. The program was designed as knowledge about tlte functions, how "biopori". to prepare, and monagement of Keywords: Lubang Resapan Biopori, woter absorbtion, land, flood Abstrak merupakan sebuah teknologi alternatif peresapan air tepat guna, dipelihara dengan biaya lebih ekonomis, dan ramah lingkungan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dengan metode yaitu ceramah, diskusi, tanya jawab dan praktek. Materi pelatihan disajikan dengan lebih banyak praktek daripada teori, dengan rasio perbandingan 30 o/o teori dan70o/o praktek. Tempat pelatihan di Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngalian Semarang. Kegiatan IbM yang dilakukan memberikan pelatihan pembuatan dan pengelolaan biopori kepada masyarakat sebagai salah satu solusi terhadap masalah lingkungan khususnya masalah penyerapan air tanah untuk menanggulangi banjir maupun krisis air tanah yang banyak terjadi di berbagai daerah. Secara umum pelatihan ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang fungsi biopori, cara membuat biopori dan pengelolaannya. LRB Kata Kunci: Lubang Resapan Biopori, daya resap air, tanah, anjir 27 E-DIicfiAS JU Rr AL P ENGAipAil'{r,PApi t4 A'Y ARttUT VOLUME 07 NOMOROl MARET2O16 A. PENDAHULUAN dan tidak terkendali. Daerah resapan air Permasalahan air yang sedang terjadi diwilayah Semarang telah yang semakin menyempit, menyebabkan air mendorong hujan tidak dapat meresap dengan baik. Hal kesadaran dan kepedulian masyarakat di inilah yang menyebabkan te{adinya banjir wilayah Semarang. Seluruh di masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan beberapa daerah. Indriatmoko (2010), dan menyatakan bahwa perubahan penggunaan melestarikan Sumber Daya Alam (SDA) lahan dari pertanian/perkebunan, tegalanl dengan baik dan bijaksana. Pengelolaan SDA dengan menggunakan metode lama sudah tidak efektif dalam mengatasi hutan menjadi daerah pemukiman akan menyebabkan zofia infiltrasi alami. Akibafirya jumlah air hujan yang masuk permasalahan air pada saat ini. Pengelolaan dalam tanah berkurang. SDA tidak dapat pembangunan pemukiman, perkantoran, diselesaikan oleh Aktivitas pemerintah saja, melainkan juga diperlukan apartemen, pembangunan sarana peran aktif dari masyarakat. prasarana umum seperti pusat perbelanjaan, PBB mencanangkan 2005-2015 sebagai "Internasional Decade Water for Action: For Life Decade" mengingat air merupakan kebutuhan hidup yang sangat dan taman, tempat rekreasi dengan halaman diaspal, beton blok, atau dipadatkan menyebabkan lahan terbuka hijau menjadi berkurang. vital bagi manusia dan makhluk hidup Menurut Aziz (2012), air hujan yang lainnya. Bahkan tanpa air dapat dipastikan jatuh ke bumi seharusnya meresap ke dalam tidak ada kehidupan. Sumber Daya Air tanah menjadi air tanah dan sebagian diikat semakin hari persediannya semakin menipis. oleh akar-akar tanaman. Air tanah tersebut Selanjutnya dalam pemanfaatan Sumber dapat digunakan oleh manusia melalui Daya Air perlu adanya peningkatan usaha- sumur untuk memenuhi kebutuhan sehari- usaha konservasi, pengendalian daya rusak, hari serta untuk melakukan aktivitas lainnya. dan Sedangkan air hujan sebagian akan mengalir pendayagunaan Sumber Daya Air melalui pembuatan Biopori. Kondisi perubahan tata guna lahan ke sungai. Namun seiring dengan semakin padatnya penduduk di suatu daerah, dari daerah resapan air menjadi area menyebabkan semakin luasnya tanah yang pemukiman maupun industri, semakin luas tertutup beton serta hutan yang gundul. 28 PENGELOLAAN LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA RESAP AIR PADA TANAH Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi Penanaman pepohonan, tanaman hias, dan rerumputan di lahan diperkenalkan kepada masyarakat. Namun tersebut teknologi peresapan air tersebut belum dapat diharapkan dapat memperbaiki struktur diterapkan secara meluas karena berbagai tanah sehingga laju peresapan air hujan dapat dipertahankan. Pada dasarnya, upaya alasan, antara lain memerlukan tempat yang relatif luas, waktu yang relatif lama, dan air hujan ke dalam tanah biaya yang tidak ekonomis. Dengan bertujuan untuk memelihara kelembaban demikian, masih perlu dikembangkan lagi tanah di bawah bangunan. alternatif teknologi peresapan air yang lebih peresapan Dampak pemanasan global sudah tepat guna, dipelihara dengan biaya lebih mulai terasa, salah satunya adalah banjir dan ekonomis, dan ramah lingkungan yaitu kekeringan yang datang silih berganti. dengan menggunakan lubang biopori. Banjir selalu terjadi di beberapa daerah Lubang Biopori adalah rawan banjir ketika musim penghujan tiba. resapan air yang ditujukan untuk mengatasi Jika curah hujan kecil, mungkin air dapat genangan meresap ke dalam tanah dan bermanfaat untuk memelihara kelembaban tanah. air dengan lubang cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah lubang silindris yang ke dalam tanah Namun, ketika curah hujan yang turun dibuat secara vertikal begitu besarnya, air yang tidak dengan diameter 10-cm dan kedalaman melimpas di meresap permukaan tanah dan jalan sekitar 100 cm atau dalam kasus tanah terbuang melalui saluran drainase (Budi, dengan permukaan air tanah dangkal, tidak 2013). sampai melebihi kedalaman muka air tanah. Yulia et al (2014), mengingat Lubang diisi dengan sampah organik. kebutuhan air terus meningkat dan sumber Sampah berfungsi menghidupkan mikro- air utama berasal dari curah organisme tanah, seperti cacing tanah. hujan, ini diperlukan adanya upaya untuk meresapkan Cacing air hujan yang efektif ke pori-pori atau terowongan dalam dalam tanah. Beberapa teknologi peresapan air ke dalam tanah seperti kolam resapan (infiltration nantinya bertugas membentuk tanah (biopori). Biopori secara harfiah merupakan di basin), parit resapan (infiltration trench), lubang-lubang (pori-pori makro) dan sumur resapan (french droin) telah lama tanah yang dibuat oleh jasad biologi tanah. dalam 29 Lubang cacing tanah, lubang tikus, lubang penyerapan air. Faktor curah hujan yang marmut, lubang anjing prairi, lubang semut, cepat atau lama dan kelembaban tanah yang rayap, dan lain-lain, termasuk lubang bekas selalu berubah setiap saat mempengaruhi akar yang mati dan membusuk, merupakan laju resapan pada lubang resapan biopori contoh-contoh dari biopori di dalam tanah. (Silahooy dan Soplanit, 2012). Biopori dalam tanah ini sangat optimal di Widyastuti (2013), menyatakan daerah yang tidak bahwa dibandingkan dengan pori makro di terganggu seperti pada lahan hutan dan antara agregat tanah, biopori bersifat lebih kebun campuran. Pada lahan pertanian mantap karena diperkuat oleh senyawa intensif dan di kawasan pemukiman, biopori organik, serta tidak mudah menutup karena sangat sedikit dijumpai, karena kehidupan proses pengembangan tanah jasad biologi tanah tersebut terganggu oleh pembasahan. Karena dibentuk secara aktif keberadaannya jugu akibat oleh oleh biota tanah maka jumlah biopori akan pengaruh limbah dan aplikasi pestisida, terus bertambah mengikuti perkembangan sehingga tanah menjadi sangat padat. akar tanaman serta peningkatan populasi Keberadaan biopori yang banyak, akan dan aktivitas fauna tanah. mempertinggi daya serap tanah terhadap air, dalam tanah melalui permukaan resapan. air akan lebih mudah masuk ke Permukaan resapan dapat diperluas dengan berbagai aktivitas manusia, karena meresap ke membuat lubang secara vertikal ke dalam dalam tubuh (profil) tanah. Budi (2013) Air mengatakan lubang tanah. Dengan adanya lubang ini maka resapan biopori (LRB) dikembangkan atas permukaan resapan menjadi bertambah dasar prinsip ekohidrologis, yaitu dengan karena adanya dinding lubang yang akan memperbaiki kondisi ekosistem tanah untuk dapat meresapkan air ke samping melalui perbaikan fungsi hidrologis ekosistem permukaan dinding lubang tersebut. Pada tersebut. Lubang resapan biopori ini kondisi tanah tertentu, perbandingan antara mempercepat peresapan air. Waktu sampai volume air yang harus meresap melalui te{adi genangan berbeda-beda, bergantung permukaan resapan dapat menentukan dari percepatan pembentukan humus besarnya laju resapan. pada lubang pori. Makin cepat terbentuk humus Salah satu aspek kinerja lubang makin kecil penggenangan dan makin cepat resap biopori adalah aspek kemanfaatannya 30 PENGELOLAAN LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA RESAP AIR PADA TANAH Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi (groundwater). Sebab di tanah dengan diameter 10-30 cm dan salah satu dampak dari berubahnya tataguna kedalaman 80-100 cm serta jarak antar lahan dari lahan terbuka menjadi lahan yang lubang 50-100 cm. di dalam menjamin adanya imbuhan buatan terhadap air tanah terbangun dengan menutup permukaan 1. 2. Membuat lubang silindris Mulut lubang dapat dikuatkan dengan 2 cm dan lebar 2-3 cm tanah tersebut adalah terhentinya proses semen setebal suplai terhadap air tanah melalui proses serta diberikan pengaman agar tidak ada infiltrasi dan perkolasi. Dalam hal ini, jika anak kecil atau orang yang terperosok proses imbuhan air tanah secara alami 3. Lubang diisi dengan sampah organik terhenti, maka proses imbuhan air tanah seperti daun, sampah dapur, ranting secara buatan (artificial recharge) adalah pohon, sampah makanan dapur non penggantinya. Biopori adalah salahsatu kimia, dan sebagainya. Sampah dalam metode peresapan buatan.lndikasi bahwa lubang akan menyusut sehingga perlu biopori mampu melakukan peresapan air diisi kembali dan diakhir musim hujan ke dalam lapisan tanah adalah adanya kemarau dapat dikuras sebagai pupuk kenaikan muka air tanah (water table) pada kompos alami. air tanah dibawah lokasi yang dipasang biopori. Seberapa signifikan kecepatan imbuhan buatan oleh biopori terhadap keberadaan air tanah, dapat ditinjau 4. Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan besar kecil hujan, laju resapan air dan wilayah yang tidak meresap air dengan fl.lmas : perbedaan level muka air tanah pada kondisi intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang yang bersamaan antara kawasan yang diberi kedap air $*11 laju resapan perlubang lobang resap biopori dan kawasan yang (liter/jam). tidak dipasang lobang resap biopori (Pungut dan Widyastuti, 2013). Cara Pembuatan Lubang Biopori Resapan Air: 3l VOLUME 07 NOMORO.I MARET2016 r&"' !a{*+ L.t Gambar 1. Lubang Resapan Biopori Konservasi Danaryanto air tanah menurut et al. (dalam Riastika, 2011) mengisi akuifer menjadi air tanah. Konservasi air pada prinsipnya adalah upaya melindungi dan memelihara adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah dan lingkungan air seefisien mungkin dan pengaturan waktu tanah guna mempertahankan kelestarian aliran yang tepat, sehingga tidak terjadi atau kesinambungan ketersediaan dalam banjir yang merusak pada musim hujan dan kuantitas dan kualitas yang memadai, demi terdapat cukup air pada musim kemarau. kelangsungan fungsi dan kemanfaatannya Konservasi air dapat dilakukan dengan (a) untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, meningkatkan pemanfaatan dua komponen baik waktu sekarang maupun pada generasi hidrologi, yaitu air permukaan, dan air tanah yang akan datang. Pada dasarnya konservasi dan (b) meningkatkan efisiensi pemakaian air air irigasi. Pengelolaan air keberadaan, kondisi tanah tidak hanya ditujukan untuk permukaan meningkatkan volume air tanah, tetapi juga (surface water managemenr) meliputi (a) air permukaan. Efisiensi penggunaannya sekaligus mengurangr run off air permukaan yang pengendalian meningkatkan konservasi diharapkan dapat meresap 32 ke tanah dan pemanenan aliran permukaan; (b) air (water harvesting); (c) meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah; (d) pengolahan tanah; (e) penggunaan bahan PENGELOLAAN LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA RESAP AIR PADA TANAH Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi penyumbat tanah dan penolak air; dan (f) C. HASIL DAN PEMBAHASA}I melapisi saluran air. Pengelolaan air bawah Kegitan IbM di kelurahan Wonosari permukaan tanah (sub-surface water dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan, management) dapat dilakukan dengan (a) meliputi penyampaian materi dan praktek perbaikan drainase; (b) pengendalian pembuatan biopori masing-masing sebanyak kali perkolasi (deep percolation) dan aliran satu bawah permukaan (sub-surface Jlow); dan tentang pencemaran tanah, permasalahan (c) perubahan struktur tanah lapisan bawah. dan perlindungan air tanah bertujuan untuk Perbaikan drainase akan meningkatkan memberikan pemahaman efisiensi pemakaian air oleh tanaman, pertemuan. Penyampaian materi kepada masyarakat tentang kondisi tanah dan air di karena hilangnya air yang berlebih (excess tanah water) akan memungkinkan akar tanaman kepedulian masyarakat terhadap kondisi berkembang lebih luas ke lapisan tanah yang lingkungan khususnya penyerapan air tanah. lebih dalam daripada hanya terbatas di Materi tentang biopori beserta praktek lapisan atas yang dangkal yang akan cepat pembuatannya memberikan solusi kepada kering jika permukaan air tanah menurun Semarang serta membangkitkan masyarakat tentang cara menyelamatkan (Subagyono et al, 2004). pembuatan untuk air tanah. Praktek biopori menghasilkan 100 B. PELAKSANAAN DAI\ METODE Kegiatan pengabdian kepada biopori yang dibuat oleh warga masyarakat dilaksanakan dengan metode perumahan warga. Biopori yang telah dibuat dan praktek. Materi tersebut perlu untuk dikelola agar dapat penyampaian materi dengan tim IbM di bersama lingkungan sekitar pelatihan disajikan dengan lebih banyak berfungsi dengan baik sebagai praktek daripada teori, dengan rasio peresapan air. Pengelolaan dilakukan rutin perbandingan 30%o teori dan70% praktek. setiap 2 bulan sekali dengan cara mengambil Tempat pelatihan di Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngalian Semarang. sarana sampah daun yang telah menjadi kompos di dalam lubang biopori kemudian menggantinya dengan sampah daun yang baru. JJ VOLUME 07 NOMOROl MARET2016 Pelaksanaan kegiatan secara kolaboratif antara IbM dilakukan tim IbM dengan dan kursi demi lancarnya kegiatan pelatihan. oleh tim Pembuatan pedoman pelatihan Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngalian IbM. Metode pembelajaran lebih banyak Semarang dengan beberapa tahap. ceramah, tanya jawab dan praktek. Materi 1. Survei Awal pelatihan disajikan dengan lebih banyak Survei awal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi praktek dari teori, dengan rasio lingkungan perbandingan 30Yo teori dan 70%o praktek. Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngalian Pelatihan yang diberikan kepada para warga Semarang. yaitu secara teori diberikan 2. cara-cara pembuatan biopori yang Perencanaan Bekerjasama dengan pengetahuan baik dan warga benar. Adapun secara praktik diberikan Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngalian pelatihan membuat biopori secara bertahap. Semarang unfuk menyusun perencanaan Pelatihan difokuskan pada pelaksanaan pelatihan meliputi penentuan membuat biopori. Adapun materi pelatihan jadwal pertemuan, tempat pertemuan, disajikan dalam tabel kegiatan 1. agenda, dan kepanitiaan. 3. Perijinan Tabel 1. Materi Pelatihan Pengelolaan Melakukan perijinan kepada pihak- Lubang Resapan Biopori pihak terkait untuk memberikan pelatihan pembuatan biopori. 4. Penentuan Peserta Pelatihan No. 1 Materi Metode Pencemaran tanah Peserta pelatihan adalah warga Kelurahan Biopori Kecamatan Ngalian tanya jawab Permasalahan air tanah Semarang. 5. Pelaksanaan Perlindungan air tanah pelatihan termasuk ruangan pelatihan, meja 34 Ceramah, tanya jawab Biopori Ceramah, Ngalian Semarang bertugas menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam Ceramah, tanya jawab Pelatihan diberikan oleh Tim IbM, sedangkan warga Kelurahan Kecamatan Ceramah, tanya jawab Pembuatan biopori Praktek PENGELOLAAN LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA RESAP AIR PADA TANAH Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi Kelurahan Wonosari Ngalian disajikan Uraian kegiatan dan hasil kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat tentang dalam tabel2. pengelolaan Lubang Resapan Biopori di Tabel2. Hasil Kegiatan IbM Pengelolaan Lubang Resapan Biopori No Persiapan Hasil Uraian Kegiatan Pada tahap ini dilalcukan studi Kondisi lingkungan lapangan, dan persiapan di Kelurahan perijinan Wonosari sangat minim dengan tempat peresapan air. Warga kelurahan Wonosari belum mengenal biopori dan belum bisa membuat biopori. Perencanaan Dilakukan perencanaan bersama Dihasilkan kesepakatan waktu dan warga kelurahan Wonosari untuk tempat untuk pelatihan. dan tempat pelatihan. Sedangkan tim IbM membuat Tim IbM merencanakan kegiatan waktu pelatihan berupa teori 30% dan perencanaan tentang bentuk praktekT0Yo. kegiatan, materi pelatihan, serta Materi yang disampaikan yaitu pembagian tugas anggota tim pencemaran tanah, permasalahan air tanah, perlindungan air tanah dan biopori. Sedangkan untuk kegiatan praktek pembuatan biopori, anggota tim terlibat semua dalam mengkoordinir dan mengarahkan warga. Pelaksanaan Pelatihan dilakukan terdiri dari: pelatihan o Penyampaian materi. oWarga mengetahui pentingnya membuat resapan air, 35 VOLUME 07 NOMOROl MARET2OlO mengetahui fungsi biopori sebagai resapan air. o praktek oMengetahui cara pembuatan Pelaksanaan pembuatan biopori biopori, mampu membuat biopori, dan mengetahui cara mengelola lubang biopori. Biopori yang berhasil dibuat berjumlah 100lubang. Secara umum kegiatan IbM daerah. Secara umum pelatihan ini dapat berlangsung dengan lancar sesuai dengan memberikan pengetahuan perencanaan yang telah dibuat,akan tetapi masyarakat tentang fungsi biopori, cara belum seluruh warga terlibat membuat biopori dan pengelolaannya. dalam kepada pelatihan ini. Biopori yang berhasil dibuat dalam pelatihan ini baru mencapai 1.00 lubang sehingga masih perlu dibuat lebih D. PENUTUP Dapat disimpulkan bahwa kegiatan IbM pelatihan pembuatan dan pengelolaan biopori yang telah dilakukan kepada di Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngalian merupakan salah satu solusi terhadap masalah lingkungan khususnya masalah penyerapan air tanah untuk menanggulangi banjir maupun krisis air tanah yang banyak terjadi di berbagai 36 Aziz UA- 2012. Kajian Kapasitas Serap Biopori dengan Variasi Kedalaman dan Perilaku Resapannya. Jurnal Konskuksia Volume 4 No. 1. Bappeda Jombang. 2011. Kajian Teknis banyak lagi. masyarakat E. DAFTARPUSTAKA Pembuatan Lubang Barokah (Biopori) pada Lahan di Kawasan Kecamatan Wonosalam. Jombang: Bappeda bekerjasama dengan Pusat Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Agribisnis (P4) Fakultas Pertanian Universitas Darul 'Ulum. Budi BS. 2013. Model Peresapan Air Hujan dengan Menggunakan Metode Lubang Resapan Biopori dalam Upaya Pencegahan Banjir. Wahana Teknik Sipil Vol. 18 No. 1 Indriatmoko RH. 2010. Penerapan Prinsip PENGELOLAAN LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA RESAP AIR PADA TANAH Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi Kebijakan Zero Delta O dalam Pembangunan Wilayah. JAI Vol. 6 No. 1. Pungut, Widyastuti S. 2013. Pengaruh Artificial Recharge melalui Lubang Resap Biopori terhadap Muka Air Tanah. Jurnal Teknik WAKTU Vol. 11 No. I Riastika M. 2012. Pengelolaan Air Tanah Berbasis Konservasi di Recharge Area Boyolali (Studi Recharge Area Kasus Cepogo, Boyolali, Jatya Tengah). Jurnal Ilmu Lingkungan Vol. 9, Issue 2: 86-97. C, Soplanit R. 2012. Analisis Daerah Rawan Genangan Banjir Silahooy dan Aplikasi Lubang Resapan Biopori di Sebagian Kowasan Hilir DAS Boyang Negeri Seith. Jurnal Budidaya Pertanian Vol. 8 No. 2. Subagyono, K., et aL.2004. Pengelolaan Air pada Tanah Sowah. Bogor: Puslitbangtanak. Widyastuti S. 2013. Perbandingan Jenis Sampah terhadap Lama Waktu Pengomposan dalam Lubang Resapan Biopori. Jurnal Teknik WAKTU Vol. 11 No. 1 Yulia, et al. 2A14. Studi Laiu Infiltrasi Kawasan dengan Menggunakan Lubang Biopori sebagai Upoya Penurunan Tinggi Genangan dan Upaya Konservasi Tanah. Jumal Teknik Sipil Pasca Sarjana Universitas Syah Kuala Vol. 3 No. (138-147). 3 37