pengelolaaii lrb sebagai upaya meningkatkan daya resap air

advertisement
PENGELOLAAN LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
DAYA RESAP AIR PADA TANAH
Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi
PENGELOLAAII LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA
RESAP AIR PADA TANAH
Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi
Universitas PGRI Semarang
ulfahartono @ gmail. com
Abstract
Lubang Resapan Biopori (LRB) ,s an alternative technologt of water
inJiltration, which ls appropriate, more economical ond eco-friendly.
Community service activities were carried out by having lecturing, discussion,
a training by having j0% theory
and 70 ok practice. It was carried out in Wonosari, Ngalian, Semarang. The
IbM activities thot was done, concerned with a troining of preporing and
managing "biopori" as a solution to environmental problems, especially the
problem of soil water absorption to control flood and soil water crisis which
have occurred in many areas. In general, this training equips the society with
and practice. The program was designed as
knowledge about tlte functions, how
"biopori".
to prepare, and
monagement of
Keywords: Lubang Resapan Biopori, woter absorbtion, land, flood
Abstrak
merupakan sebuah teknologi alternatif peresapan air tepat guna,
dipelihara dengan biaya lebih ekonomis, dan ramah lingkungan. Kegiatan
pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dengan metode yaitu ceramah,
diskusi, tanya jawab dan praktek. Materi pelatihan disajikan dengan lebih
banyak praktek daripada teori, dengan rasio perbandingan 30 o/o teori dan70o/o
praktek. Tempat pelatihan di Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngalian
Semarang. Kegiatan IbM yang dilakukan memberikan pelatihan pembuatan
dan pengelolaan biopori kepada masyarakat sebagai salah satu solusi terhadap
masalah lingkungan khususnya masalah penyerapan air tanah untuk
menanggulangi banjir maupun krisis air tanah yang banyak terjadi di berbagai
daerah. Secara umum pelatihan ini dapat memberikan pengetahuan kepada
masyarakat tentang fungsi biopori, cara membuat biopori dan pengelolaannya.
LRB
Kata Kunci: Lubang Resapan Biopori, daya resap air, tanah, anjir
27
E-DIicfiAS
JU Rr AL P ENGAipAil'{r,PApi
t4
A'Y ARttUT
VOLUME 07 NOMOROl MARET2O16
A. PENDAHULUAN
dan tidak terkendali. Daerah resapan air
Permasalahan air yang sedang terjadi
diwilayah Semarang telah
yang semakin menyempit, menyebabkan air
mendorong
hujan tidak dapat meresap dengan baik. Hal
kesadaran dan kepedulian masyarakat di
inilah yang menyebabkan te{adinya banjir
wilayah Semarang. Seluruh
di
masyarakat
diharapkan dapat memanfaatkan
beberapa daerah. Indriatmoko (2010),
dan
menyatakan bahwa perubahan penggunaan
melestarikan Sumber Daya Alam (SDA)
lahan dari pertanian/perkebunan, tegalanl
dengan
baik dan bijaksana.
Pengelolaan
SDA dengan menggunakan metode lama
sudah tidak efektif dalam
mengatasi
hutan menjadi daerah pemukiman
akan
menyebabkan zofia infiltrasi alami.
Akibafirya jumlah air hujan yang masuk
permasalahan air pada saat ini. Pengelolaan
dalam tanah berkurang.
SDA tidak dapat
pembangunan pemukiman, perkantoran,
diselesaikan oleh
Aktivitas
pemerintah saja, melainkan juga diperlukan
apartemen, pembangunan sarana
peran aktif dari masyarakat.
prasarana umum seperti pusat perbelanjaan,
PBB
mencanangkan 2005-2015
sebagai "Internasional Decade
Water
for
Action:
For Life Decade" mengingat
air
merupakan kebutuhan hidup yang sangat
dan
taman, tempat rekreasi dengan halaman
diaspal, beton blok, atau dipadatkan
menyebabkan lahan terbuka hijau menjadi
berkurang.
vital bagi manusia dan makhluk hidup
Menurut Aziz (2012), air hujan yang
lainnya. Bahkan tanpa air dapat dipastikan
jatuh ke bumi seharusnya meresap ke dalam
tidak ada kehidupan. Sumber Daya Air
tanah menjadi air tanah dan sebagian diikat
semakin hari persediannya semakin menipis.
oleh akar-akar tanaman. Air tanah tersebut
Selanjutnya dalam pemanfaatan Sumber
dapat digunakan oleh manusia melalui
Daya Air perlu adanya peningkatan usaha-
sumur untuk memenuhi kebutuhan sehari-
usaha konservasi, pengendalian daya rusak,
hari serta untuk melakukan aktivitas lainnya.
dan
Sedangkan air hujan sebagian akan mengalir
pendayagunaan Sumber Daya Air
melalui pembuatan Biopori.
Kondisi perubahan tata guna lahan
ke sungai. Namun seiring dengan semakin
padatnya penduduk
di suatu daerah,
dari daerah resapan air menjadi area
menyebabkan semakin luasnya tanah yang
pemukiman maupun industri, semakin luas
tertutup beton serta hutan yang gundul.
28
PENGELOLAAN LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
DAYA RESAP AIR PADA TANAH
Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi
Penanaman pepohonan, tanaman
hias, dan rerumputan di lahan
diperkenalkan kepada masyarakat. Namun
tersebut
teknologi peresapan air tersebut belum dapat
diharapkan dapat memperbaiki struktur
diterapkan secara meluas karena berbagai
tanah sehingga laju peresapan
air
hujan
dapat dipertahankan. Pada dasarnya, upaya
alasan, antara lain memerlukan tempat yang
relatif luas, waktu yang relatif lama,
dan
air hujan ke dalam tanah
biaya yang tidak ekonomis. Dengan
bertujuan untuk memelihara kelembaban
demikian, masih perlu dikembangkan lagi
tanah di bawah bangunan.
alternatif teknologi peresapan air yang lebih
peresapan
Dampak pemanasan global sudah
tepat guna, dipelihara dengan biaya lebih
mulai terasa, salah satunya adalah banjir dan
ekonomis, dan ramah lingkungan yaitu
kekeringan yang datang
silih
berganti.
dengan menggunakan lubang biopori.
Banjir selalu terjadi di beberapa daerah
Lubang Biopori adalah
rawan banjir ketika musim penghujan tiba.
resapan air yang ditujukan untuk mengatasi
Jika curah hujan kecil, mungkin air dapat
genangan
meresap
ke dalam tanah dan
bermanfaat
untuk memelihara kelembaban
tanah.
air dengan
lubang
cara meningkatkan
daya resap air pada tanah. Lubang Resapan
Biopori (LRB) adalah lubang silindris yang
ke dalam tanah
Namun, ketika curah hujan yang turun
dibuat secara vertikal
begitu besarnya, air yang tidak
dengan diameter 10-cm dan kedalaman
melimpas
di
meresap
permukaan tanah dan jalan
sekitar 100 cm atau dalam kasus
tanah
terbuang melalui saluran drainase (Budi,
dengan permukaan air tanah dangkal, tidak
2013).
sampai melebihi kedalaman muka air tanah.
Yulia et al (2014), mengingat
Lubang
diisi
dengan sampah organik.
kebutuhan air terus meningkat dan sumber
Sampah berfungsi menghidupkan mikro-
air utama berasal dari curah
organisme tanah, seperti cacing tanah.
hujan,
ini
diperlukan adanya upaya untuk meresapkan
Cacing
air hujan yang efektif ke
pori-pori atau terowongan dalam
dalam tanah.
Beberapa teknologi peresapan air ke dalam
tanah seperti kolam resapan (infiltration
nantinya bertugas membentuk
tanah
(biopori).
Biopori secara harfiah merupakan
di
basin), parit resapan (infiltration trench),
lubang-lubang (pori-pori makro)
dan sumur resapan (french droin) telah lama
tanah yang dibuat oleh jasad biologi tanah.
dalam
29
Lubang cacing tanah, lubang tikus, lubang
penyerapan air. Faktor curah hujan yang
marmut, lubang anjing prairi, lubang semut,
cepat atau lama dan kelembaban tanah yang
rayap, dan lain-lain, termasuk lubang bekas
selalu berubah setiap saat mempengaruhi
akar yang mati dan membusuk, merupakan
laju resapan pada lubang resapan biopori
contoh-contoh dari biopori di dalam tanah.
(Silahooy dan Soplanit, 2012).
Biopori dalam tanah ini sangat optimal
di
Widyastuti (2013),
menyatakan
daerah yang tidak
bahwa dibandingkan dengan pori makro di
terganggu seperti pada lahan hutan dan
antara agregat tanah, biopori bersifat lebih
kebun campuran. Pada lahan pertanian
mantap karena diperkuat oleh senyawa
intensif dan di kawasan pemukiman, biopori
organik, serta tidak mudah menutup karena
sangat sedikit dijumpai, karena kehidupan
proses pengembangan tanah
jasad biologi tanah tersebut terganggu oleh
pembasahan. Karena dibentuk secara aktif
keberadaannya
jugu
akibat
oleh
oleh biota tanah maka jumlah biopori akan
pengaruh limbah dan aplikasi pestisida,
terus bertambah mengikuti perkembangan
sehingga tanah menjadi sangat padat.
akar tanaman serta peningkatan populasi
Keberadaan biopori yang banyak, akan
dan aktivitas fauna tanah.
mempertinggi daya serap tanah terhadap air,
dalam tanah melalui permukaan resapan.
air akan lebih mudah masuk ke
Permukaan resapan dapat diperluas dengan
berbagai aktivitas manusia,
karena
meresap ke
membuat lubang secara vertikal ke dalam
dalam tubuh (profil) tanah.
Budi (2013)
Air
mengatakan lubang
tanah. Dengan adanya lubang
ini
maka
resapan biopori (LRB) dikembangkan atas
permukaan resapan menjadi bertambah
dasar prinsip ekohidrologis, yaitu dengan
karena adanya dinding lubang yang akan
memperbaiki kondisi ekosistem tanah untuk
dapat meresapkan air ke samping melalui
perbaikan fungsi hidrologis ekosistem
permukaan dinding lubang tersebut. Pada
tersebut. Lubang resapan biopori ini
kondisi tanah tertentu, perbandingan antara
mempercepat peresapan air. Waktu sampai
volume air yang harus meresap melalui
te{adi genangan berbeda-beda, bergantung
permukaan resapan dapat menentukan
dari percepatan pembentukan humus
besarnya laju resapan.
pada
lubang pori. Makin cepat terbentuk humus
Salah satu aspek kinerja lubang
makin kecil penggenangan dan makin cepat
resap biopori adalah aspek kemanfaatannya
30
PENGELOLAAN LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
DAYA RESAP AIR PADA TANAH
Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi
(groundwater). Sebab
di tanah
dengan diameter 10-30 cm dan
salah satu dampak dari berubahnya tataguna
kedalaman 80-100 cm serta jarak antar
lahan dari lahan terbuka menjadi lahan yang
lubang 50-100 cm.
di dalam menjamin adanya imbuhan buatan
terhadap
air tanah
terbangun dengan menutup permukaan
1.
2.
Membuat lubang silindris
Mulut lubang dapat dikuatkan
dengan
2 cm dan lebar 2-3 cm
tanah tersebut adalah terhentinya proses
semen setebal
suplai terhadap air tanah melalui proses
serta diberikan pengaman agar tidak ada
infiltrasi dan perkolasi. Dalam hal ini, jika
anak kecil atau orang yang terperosok
proses imbuhan
air tanah secara
alami
3.
Lubang diisi dengan sampah organik
terhenti, maka proses imbuhan air tanah
seperti daun, sampah dapur, ranting
secara buatan (artificial recharge) adalah
pohon, sampah makanan dapur non
penggantinya. Biopori adalah salahsatu
kimia, dan sebagainya. Sampah dalam
metode peresapan buatan.lndikasi bahwa
lubang akan menyusut sehingga perlu
biopori mampu melakukan peresapan air
diisi kembali dan diakhir musim
hujan ke dalam lapisan tanah adalah adanya
kemarau dapat dikuras sebagai pupuk
kenaikan muka air tanah (water table) pada
kompos alami.
air tanah dibawah lokasi yang dipasang
biopori. Seberapa signifikan kecepatan
imbuhan buatan oleh biopori terhadap
keberadaan air tanah, dapat ditinjau
4.
Jumlah lubang biopori yang
ada
sebaiknya dihitung berdasarkan besar
kecil hujan, laju resapan air dan wilayah
yang tidak meresap air dengan fl.lmas
:
perbedaan level muka air tanah pada kondisi
intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang
yang bersamaan antara kawasan yang diberi
kedap air $*11 laju resapan perlubang
lobang resap biopori dan kawasan yang
(liter/jam).
tidak dipasang lobang resap biopori (Pungut
dan Widyastuti, 2013).
Cara Pembuatan Lubang Biopori
Resapan
Air:
3l
VOLUME 07 NOMORO.I MARET2016
r&"'
!a{*+
L.t
Gambar 1. Lubang Resapan Biopori
Konservasi
Danaryanto
air tanah
menurut
et al. (dalam Riastika,
2011)
mengisi akuifer menjadi air tanah.
Konservasi
air pada prinsipnya
adalah upaya melindungi dan memelihara
adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah
dan lingkungan air
seefisien mungkin dan pengaturan waktu
tanah guna mempertahankan kelestarian
aliran yang tepat, sehingga tidak terjadi
atau kesinambungan ketersediaan dalam
banjir yang merusak pada musim hujan dan
kuantitas dan kualitas yang memadai, demi
terdapat cukup air pada musim kemarau.
kelangsungan fungsi dan kemanfaatannya
Konservasi air dapat dilakukan dengan (a)
untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup,
meningkatkan pemanfaatan dua komponen
baik waktu sekarang maupun pada generasi
hidrologi, yaitu air permukaan, dan air tanah
yang akan datang. Pada dasarnya konservasi
dan (b) meningkatkan efisiensi pemakaian
air
air irigasi. Pengelolaan air
keberadaan, kondisi
tanah tidak hanya ditujukan untuk
permukaan
meningkatkan volume air tanah, tetapi juga
(surface water managemenr) meliputi (a)
air permukaan.
Efisiensi penggunaannya sekaligus
mengurangr run off air permukaan yang
pengendalian
meningkatkan konservasi
diharapkan dapat meresap
32
ke tanah
dan
pemanenan
aliran permukaan; (b)
air (water harvesting); (c)
meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah; (d)
pengolahan tanah; (e) penggunaan bahan
PENGELOLAAN LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
DAYA RESAP AIR PADA TANAH
Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi
penyumbat tanah dan penolak air; dan (f)
C. HASIL DAN PEMBAHASA}I
melapisi saluran air. Pengelolaan air bawah
Kegitan IbM di kelurahan Wonosari
permukaan tanah (sub-surface water
dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan,
management) dapat dilakukan dengan (a)
meliputi penyampaian materi dan praktek
perbaikan drainase;
(b)
pengendalian
pembuatan biopori masing-masing sebanyak
kali
perkolasi (deep percolation) dan aliran
satu
bawah permukaan (sub-surface Jlow); dan
tentang pencemaran tanah, permasalahan
(c) perubahan struktur tanah lapisan bawah.
dan perlindungan air tanah bertujuan untuk
Perbaikan drainase akan meningkatkan
memberikan pemahaman
efisiensi pemakaian
air oleh tanaman,
pertemuan. Penyampaian materi
kepada
masyarakat tentang kondisi tanah dan air
di
karena hilangnya air yang berlebih (excess
tanah
water) akan memungkinkan akar tanaman
kepedulian masyarakat terhadap kondisi
berkembang lebih luas ke lapisan tanah yang
lingkungan khususnya penyerapan air tanah.
lebih dalam daripada hanya terbatas di
Materi tentang biopori beserta praktek
lapisan atas yang dangkal yang akan cepat
pembuatannya memberikan solusi kepada
kering
jika
permukaan air tanah menurun
Semarang serta membangkitkan
masyarakat tentang cara
menyelamatkan
(Subagyono et al, 2004).
pembuatan
untuk
air tanah. Praktek
biopori menghasilkan
100
B. PELAKSANAAN DAI\ METODE
Kegiatan pengabdian kepada
biopori yang dibuat oleh warga
masyarakat dilaksanakan dengan metode
perumahan warga. Biopori yang telah dibuat
dan praktek. Materi
tersebut perlu untuk dikelola agar dapat
penyampaian materi
dengan
tim IbM di
bersama
lingkungan sekitar
pelatihan disajikan dengan lebih banyak
berfungsi dengan baik sebagai
praktek daripada teori, dengan
rasio
peresapan air. Pengelolaan dilakukan rutin
perbandingan 30%o teori dan70% praktek.
setiap 2 bulan sekali dengan cara mengambil
Tempat pelatihan
di
Kelurahan Wonosari
Kecamatan Ngalian Semarang.
sarana
sampah daun yang telah menjadi kompos di
dalam lubang biopori
kemudian
menggantinya dengan sampah daun yang
baru.
JJ
VOLUME 07 NOMOROl MARET2016
Pelaksanaan kegiatan
secara kolaboratif antara
IbM dilakukan
tim IbM
dengan
dan kursi demi lancarnya kegiatan pelatihan.
oleh tim
Pembuatan pedoman pelatihan
Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngalian
IbM. Metode pembelajaran lebih banyak
Semarang dengan beberapa tahap.
ceramah, tanya jawab dan praktek. Materi
1. Survei Awal
pelatihan disajikan dengan lebih banyak
Survei awal dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui kondisi
praktek dari teori, dengan
rasio
lingkungan
perbandingan 30Yo teori dan 70%o praktek.
Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngalian
Pelatihan yang diberikan kepada para warga
Semarang.
yaitu secara teori diberikan
2.
cara-cara pembuatan biopori yang
Perencanaan
Bekerjasama dengan
pengetahuan
baik dan
warga
benar. Adapun secara praktik diberikan
Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngalian
pelatihan membuat biopori secara bertahap.
Semarang unfuk menyusun perencanaan
Pelatihan difokuskan pada
pelaksanaan pelatihan meliputi penentuan
membuat biopori. Adapun materi pelatihan
jadwal pertemuan, tempat pertemuan,
disajikan dalam tabel
kegiatan
1.
agenda, dan kepanitiaan.
3.
Perijinan
Tabel 1. Materi Pelatihan Pengelolaan
Melakukan perijinan kepada pihak-
Lubang Resapan Biopori
pihak terkait untuk memberikan pelatihan
pembuatan biopori.
4.
Penentuan Peserta Pelatihan
No.
1
Materi
Metode
Pencemaran tanah
Peserta pelatihan adalah warga
Kelurahan Biopori Kecamatan Ngalian
tanya jawab
Permasalahan air
tanah
Semarang.
5. Pelaksanaan
Perlindungan air
tanah
pelatihan termasuk ruangan pelatihan, meja
34
Ceramah,
tanya jawab
Biopori
Ceramah,
Ngalian Semarang bertugas menyediakan
segala sesuatu yang dibutuhkan dalam
Ceramah,
tanya jawab
Pelatihan diberikan oleh Tim IbM,
sedangkan warga Kelurahan Kecamatan
Ceramah,
tanya jawab
Pembuatan
biopori
Praktek
PENGELOLAAN LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
DAYA RESAP AIR PADA TANAH
Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi
Kelurahan Wonosari Ngalian disajikan
Uraian kegiatan dan hasil kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat tentang
dalam tabel2.
pengelolaan Lubang Resapan Biopori di
Tabel2. Hasil Kegiatan IbM Pengelolaan Lubang Resapan Biopori
No
Persiapan
Hasil
Uraian
Kegiatan
Pada tahap
ini dilalcukan studi Kondisi lingkungan
lapangan, dan persiapan
di Kelurahan
perijinan Wonosari sangat minim
dengan
tempat peresapan air.
Warga kelurahan Wonosari belum
mengenal biopori dan belum bisa
membuat biopori.
Perencanaan Dilakukan perencanaan bersama
Dihasilkan kesepakatan waktu dan
warga kelurahan Wonosari untuk
tempat untuk pelatihan.
dan tempat pelatihan.
Sedangkan tim IbM membuat
Tim IbM merencanakan kegiatan
waktu
pelatihan berupa teori 30% dan
perencanaan tentang bentuk praktekT0Yo.
kegiatan, materi pelatihan, serta Materi yang disampaikan yaitu
pembagian tugas anggota tim
pencemaran tanah, permasalahan
air tanah, perlindungan air
tanah
dan biopori.
Sedangkan untuk kegiatan praktek
pembuatan biopori,
anggota tim terlibat
semua
dalam
mengkoordinir dan mengarahkan
warga.
Pelaksanaan
Pelatihan dilakukan terdiri dari:
pelatihan
o
Penyampaian materi.
oWarga mengetahui pentingnya
membuat resapan
air,
35
VOLUME 07 NOMOROl MARET2OlO
mengetahui fungsi
biopori
sebagai resapan air.
o
praktek oMengetahui cara pembuatan
Pelaksanaan
pembuatan biopori
biopori, mampu
membuat
biopori, dan mengetahui cara
mengelola lubang biopori.
Biopori yang berhasil dibuat
berjumlah 100lubang.
Secara umum kegiatan
IbM
daerah. Secara umum pelatihan ini
dapat
berlangsung dengan lancar sesuai dengan
memberikan pengetahuan
perencanaan yang telah dibuat,akan tetapi
masyarakat tentang fungsi biopori, cara
belum seluruh warga terlibat
membuat biopori dan pengelolaannya.
dalam
kepada
pelatihan ini. Biopori yang berhasil dibuat
dalam pelatihan
ini baru mencapai 1.00
lubang sehingga masih perlu dibuat lebih
D. PENUTUP
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan
IbM pelatihan pembuatan dan pengelolaan
biopori yang telah dilakukan kepada
di Kelurahan
Wonosari
Kecamatan Ngalian merupakan salah satu
solusi terhadap masalah
lingkungan
khususnya masalah penyerapan
air
tanah
untuk menanggulangi banjir maupun krisis
air tanah yang banyak terjadi di berbagai
36
Aziz UA- 2012. Kajian Kapasitas
Serap
Biopori dengan Variasi Kedalaman
dan Perilaku Resapannya. Jurnal
Konskuksia Volume 4 No. 1.
Bappeda Jombang. 2011. Kajian Teknis
banyak lagi.
masyarakat
E. DAFTARPUSTAKA
Pembuatan Lubang Barokah
(Biopori) pada Lahan di Kawasan
Kecamatan Wonosalam. Jombang:
Bappeda bekerjasama dengan Pusat
Pengkajian, Penelitian, dan
Pengembangan Agribisnis (P4)
Fakultas Pertanian Universitas Darul
'Ulum.
Budi BS. 2013. Model Peresapan Air Hujan
dengan Menggunakan
Metode
Lubang Resapan Biopori dalam
Upaya Pencegahan Banjir. Wahana
Teknik Sipil Vol. 18 No. 1
Indriatmoko RH. 2010. Penerapan Prinsip
PENGELOLAAN LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
DAYA RESAP AIR PADA TANAH
Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi
Kebijakan Zero Delta O dalam
Pembangunan Wilayah. JAI Vol. 6
No. 1.
Pungut, Widyastuti S. 2013. Pengaruh
Artificial Recharge melalui Lubang
Resap Biopori terhadap Muka Air
Tanah. Jurnal Teknik WAKTU Vol.
11 No. I
Riastika M. 2012. Pengelolaan Air Tanah
Berbasis Konservasi di Recharge
Area Boyolali (Studi
Recharge Area
Kasus
Cepogo, Boyolali,
Jatya Tengah). Jurnal
Ilmu
Lingkungan Vol. 9, Issue 2: 86-97.
C, Soplanit R. 2012. Analisis
Daerah Rawan Genangan Banjir
Silahooy
dan Aplikasi Lubang Resapan
Biopori di Sebagian Kowasan Hilir
DAS Boyang Negeri Seith. Jurnal
Budidaya Pertanian Vol. 8 No. 2.
Subagyono, K., et aL.2004. Pengelolaan Air
pada Tanah Sowah.
Bogor:
Puslitbangtanak.
Widyastuti S. 2013. Perbandingan Jenis
Sampah terhadap Lama Waktu
Pengomposan dalam Lubang
Resapan Biopori. Jurnal Teknik
WAKTU Vol. 11 No. 1
Yulia, et al. 2A14. Studi Laiu Infiltrasi
Kawasan dengan Menggunakan
Lubang Biopori sebagai Upoya
Penurunan Tinggi Genangan dan
Upaya Konservasi Tanah. Jumal
Teknik Sipil Pasca
Sarjana
Universitas Syah Kuala Vol. 3 No.
(138-147).
3
37
Download