KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN DAMPAK HOSPITALISASI PADA ANAK COMMUNICATION WITH IMPACT OF NURSE HOSPITALISASI IN CHILDREN Desi Liana Sari1;Imelda2 1 2 Mahasiswa Prodi Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Bagian Keilmuan Keperawatan Anak Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Email: [email protected] Email: [email protected] ABSTRAK Dampak hospitalisasi menyebabkan kecemasan dan stres pada anak. Anak akan merasa nyaman selama perawatan dengan adanya dukungan sosial keluarga, lingkungan perawatan yang terapeutik, dan sikap perawat serta komunikasi yang terapeutik yang mempercepat proses penyembuhan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan komunikasi perawat dengan dampak hospitalisasi pada anak usia prasekolah di ruang rawat anak RSUDZA Banda Aceh tahun 2016. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif korelatif dengan desain cross sectional study dan menggunakan total sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 39 orang perawat dan 78 orangtua anak. Penelitian ini dilakukan selama 4 hari. Alat instrumen berupa kuesioner untuk orangtua anak sebanyak (17 item pernyataan) dan observasi untuk perawat sebanyak (20 item pernyataan). Dari hasil penelit ian didapatkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara komunikasi perawat dengan dampak hospitalisasi didapatkan hasil p=(0,04)< α(0,05) komunikasi verbal dengan dampak hospitalisasi didapatkan hasil berarti p = (0,03) < α (0,05), pada komunikasi nonverbal didapatkan hasil hubungan yang signifikan p = (0,014) < α (0,05).Peneliti menyarankan kepada perawat agar dapat memberikan komunikasi yang efektif kepada anak supaya dampak hospitalisasi pada anak rendah. Kata kunci : komunikasi verbal, komunikasi nonverbal, dampak hospitalisasi ABSTRACT The impact hospitalization causes anxiety and stress in children. Children will feel comfortable during treatment with their family social support, therapeutic care environment, and attitudes of nurses and therapeutic communication that speeds up the process penyembuhan.Tujuan this study to determine the relationship nurse communication with the impact of hospitalization on preschool children in child care spaces RSUDZA Banda Aceh in 2016. this research is descriptive correlative with cross sectional study design and use total sampling. Samples used as many as 39 nurses and 78 parents were interviewed. This research was conducted for 4 days. Instrument in the form of a questionnaire for the parents as much (17 items statements) and observation to nurse as many (20 items statement). The result showed that a significant relationship between nurse communication with the impact of hospitalization showed p = (0.04) <α (0.05) verbal communication with the impact of hospitalization showed significant p = (0.03) <α (0 , 05), on nonverbal communication showed a significant correlation p = (0.014) <α (0.05) .Peneliti suggested to the nurse in order to provide effective communication to the child so that the impact of hospitalization on children low. Keywords: verbal communication, nonverbal communication, the impact of hospitalization PENDAHULUAN Hospitalisasi merupakan proses karena alasan yang berencana, darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah. Selama proses, anak dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatik dan penuh stres. Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak, yaitu cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah (Wong, 2004). Dampak hospitalisasi menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkat usia termasuk anak. Pasien anak akan merasa nyaman selama perawatan dengan adanya dukungan sosial 1 keluarga, lingkungan perawatan yang terapeutik, dan sikap perawat serta komunikasi yang terapeutik yang mempercepat proses penyembuhan (Nursalam, 2005). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2003) yang berjudul Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Perawat Dalam Komunikasi Terapeutik Pada Anak Usia Prasekolah di RSUD Dr.Soetomo Surabaya (2003), didapatkan hasil pengetahuan perawat dalam komunikasi pada anak usia prasekolah di RSUD Dr.Soetomo adalah 56,3% berpengetahuan baik dan 43,8% berpengetahuan kurang. Sikap perawat dalam komunikasi pada anak usia prasekolah di RSUD Dr. Soetomo adalah 65,6% bersikap positif dan 34,4% bersikap negatif. Hasil penelitian Ainusi (2008) di ruangan anak RSUD Kota Semarang Persentase sikap perawat dalam komunikasi terapeutik adalah 55,6 % sudah Baik dan 44,4 % kurang. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan akreditas A adalah salah satu rumah sakit pendidikan dan rujukan dari berbagai Provinsi. Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Kota Banda Aceh dengan jumlah perawat sebanyak 39 orang. Hasil wawancara pendahuluan dengan beberapa orang perawat di ruang rawat anak Seureune 1, Thalasemia dan PICU didapatkan anak mengalami stres dan cemas pada saat perawat akan melakukan tindakan keperawatan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti pada tanggal 11 Maret 2016 dengan 8 orang perawat yang bertugas di Ruang Rawat Inap Seurune I, Thalasemia dan PICU RSUDZA Banda Aceh, mereka mengatakan dari 10 anak selama dirawat di rumah sakit merasa takut, cemas karena lingkungan yang baru. Perawat dan dokter merupakan orang asing bagi anak. Faktor yang membuat anak takut karena menggunakan pakaian putih serta alat-alat medis seperti suntik, thermometer membuat anak menjadi stress (Ball dan Bindler, 2003). Salah satu yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa takut dan cemas anak yaitu dengan berkomunikasi dengan pasien. Menurut observasi yang peneliti lakukanss di ruang rawat Seurune I, Thalasemia dan PICU RSUDZA Banda Aceh saat melaksanakan tindakan perawat masih belum bisa mengalihkan perhatian dan membujuk si anak sehingga anak merasa takot pada saat di lakukan tindakan. Sehingga berdasarkan uraian di atas peneliti merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana “Hubungan Komunikasi Perawat Dengan Dampak Hospitalisasi pada Anak Usia Pra Sekolah (3-6 tahun) di Ruang Rawat Anak RSUDZA Banda Aceh”. METODE Penelitian ini menggunakan deskriptive corelative, studi ini pada hakikatnya merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara 2 variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala satu dengan gejala yang lain, atau variabel satu dengan variabel yang lain. Untuk mengetahui korelasi antara variabel dengan variabel yang lain tersebut, diusahakan dengan mengindentifikasi variabel yang ada pada suatu objek, kemudian diindikafikasi pula variabel lain yang ada pada objek yang sama dan dilihat apakah ada hubungan antara keduanya (Nursalam, 2003, p. 80). HASIL Pengumpulan data ini dimulai pada tanggal 10 – 14 Agustus 2016 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, dengan jumlah reponden sebanyak 39 orang perawat dan 75 orangtua anak. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakannkuesioner dengan skala Likert. Pengolahan data dilakukan berdasarkan metode statistik Chi-Square. Tabel 1 Data Demografi Perawat Kategori Umur perawat a.17-25 tahun b.26-35 tahun c. 36-45 tahun Pendidikan terakhir a. D-III (PT) b. S1 (PT) Lamanya Bekerja a.1-5 tahun (sedang) b.6-10 tahun ( lama) c. >10 tahun (lebih lama) Total Frekuensi Persentase 3 28 8 7,7 71,8 20,5 32 7 82,1 17.9 35 89,7 3 7,7 1 2,6 39 100 Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar umur responden berada antara 26-35 tahun dengan frekuensi sebanyak 28 orang (71,8%), berdasarkan pendidikan terakhir responden adalah D3 dengan frekuensi 32 orang 2 (82,1%) dan berdasarkan lamanya bekerja responden adalah 1-5 tahun dengan frekuensi sebanyak 35 orang (89,7%). Tabel 2 Data Demografi Orangtua Anak Kategori Umur Orang tua 17-25 tahun 26-35 tahun 36-45 tahun Umur anak 3 tahun 4 tahun 5 tahun 6 tahun Total Frekuensi Persentase 9 62 7 11,5 79,5 9,0 12 26 24 16 78 15,4 33,3 30,8 20,5 100 Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar umur orangtua anak berada antara (26-35 tahun) dengan frekuensi sebanyak 62 orang (79,5%), dan umur anak dapat diketahui berkisar 4 tahun dengan frekuensi 26 orang (33,3%). Tabel 3 Komunikasi Verbal Perawat Dengan Dampak Hospitalisasi Pada Anak Komunikasi verbal perawat Efektif Tidak Efektif Total Dampak hospitalisasi Rendah Tinggi F % f % 28 70,0 12 30,0 13 34,2 25 65,8 41 52,6 37 47,4 Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa komunikasi verbal perawat yang efektif didapatkan dampak hospitalisasinya rendah sebanyak 28 orang (70,0%). sedangkan komunikasi verbal perawat yang tidak efektif didapatkan dampak hospitalisasinya rendah sebanyak 13 orang (34,2 %). Total f 40 38 78 α 0,05 p- value 0,03 % 100 100 100 dapat dikatakan bahwa hipotesa null (Ho) ditolak yang berarti ada Hubungan Komunikasi verbal Perawat Dengan Dampak Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Di Ruang Seureune 1, Thalasemia Dan Picu RSUDZA Banda Aceh tahun 2016. Berdasarkan uji statistik dengan chi-square pada α = 0,05 didapatkan nilai P-value 0,03 < 0,05 Tabel 4 komunikasi nonverbal perawat dengan dampak hospitalisasi pada anak Komunikasi nonverbal perawat Efektif Tidak Efektif Total Dampak hospitalisasi Rendah Tinggi F % f % 30 65,2 16 34,8 11 34,4 21 65,6 41 52,6 37 47,4 Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa yang komunikasi nonverbal perawatnya efektif didapatkan dampak hospitalisasinya rendah sebanyak 30 orang (65,2%) sedangkan komunikasi nonverbal perawat yang tidak efektif didapatkan dampak hospitalisasinya rendah sebanyak 11 orang (34,4%). Total f 41 37 78 α 0,05 p- value 0,014 % 100 100 100 Berdasarkan uji statistik dengan chi-square pada α = 0,05 didapatkan nilai P-value 0,014 < 0,05 dapat dikatakan bahwa hipotesa null (Ho) ditolak yang berarti ada Hubungan Komunikasi nonverbal Perawat Dengan Dampak Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Di Ruang Seureune 1, Thalasemia Dan Picu RSUDZA Banda Aceh tahun 2016. 3 Tabel 5 Komunikasi Verbal Perawat Dengan Dampak Hospitalisasi Pada Anak Komunikasi verbal perawat Efektif Tidak Efektif Total Dampak hospitalisasi Rendah Tinggi f % f % 28 70,0 12 30,0 13 34,2 25 65,8 41 52,6 37 47,4 Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa komunikasi verbal perawat yang efektif didapatkan dampak hospitalisasinya rendah sebanyak 28 orang (70,0%). sedangkan komunikasi verbal perawat yang tidak efektif didapatkan dampak hospitalisasinya rendah sebanyak 13 orang (34,2 %). α 0,05 Total f 40 38 78 p- value 0,03 % 100 100 100 Berdasarkan uji statistik dengan chi-square pada α = 0,05 didapatkan nilai P-value 0,03 < 0,05 dapat dikatakan bahwa hipotesa null (Ho) ditolak yang berarti ada Hubungan Komunikasi verbal Perawat Dengan Dampak Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Di Ruang Rawat Anak RSUDZA Banda Aceh tahun 2016. Tabel 6 Komunikasi Nonverbal Perawat Dengan Dampak Hospitalisasi Pada Anak Komunikasi nonverbal perawat Efektif Tidak Efektif Total Dampak hospitalisasi Rendah Tinggi f % f % 30 65,2 16 34,8 11 34,4 21 65,6 41 52,6 37 47,4 Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa yang komunikasi nonverbal perawatnya efektif didapatkan dampak hospitalisasinya rendah sebanyak 30 orang (65,2%) sedangkan komunikasi nonverbal perawat yang tidak efektif didapatkan dampak hospitalisasinya rendah sebanyak 11 orang (34,4%). Berdasarkan uji statistik dengan chi-square pada α = 0,05 didapatkan nilai P-value 0,014 < 0,05 dapat dikatakan bahwa hipotesa null (Ho) ditolak yang berarti ada Hubungan Komunikasi nonverbal Perawat Dengan Dampak Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Di Ruang Seureune 1, Thalasemia Dan Picu RSUDZA Banda Aceh tahun 2016. PEMBAHASAN Komunikasi verbal perawat dengan dampak hospitalisasi pada anak Berdasarkan pada tabel 5.8, diketahui bahwa dari hasil uji statistic dengan chi-square pada α = 0,05 didapatkan nilai p-value 0,03 < 0,05 dapat dikatakan bahwa hipotesa null (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan komunikasi perawat dengan dampak hospitalisasi pada anak usia prasekolah (36 tahun) di ruang rawat anak RSUDZA banda aceh tahun 2016. Total f 41 37 78 Α 0,05 p- value 0,14 % 100 100 100 Komunikasi ini adalah pertukaran informasi secara verbal terutama berbicara secara tatap muka (face to face). Komunikasi verbal lebih akurat, tepat waktu, dilakukan secara cepat dan langsung, terhindar dari kesalah pahaman, dan informasi yang disampaikan jelas. Namun, disamping memilki kelebihan, jenis komunikasi ini juga memiliki kekurangan yaitu terkadang dilakukan satu arah dari atasan kebawahan (terdominasi). Dalam berkomunikasi secara verbal hal-hal yang harus diperhatikan meliputi penggunaan bahasa, kecepatan dan nada suara. Komunikasi verbal yang efektif harus jelas dan ringkas, perbendaharaan kata harus dimengerti oleh klien, jeda dan kesempatan berbicara, arti denotatif dan konotatif, waktu dan relevansi serta humor. Berdasarkan pendapat diatas, peneliti berasumsi bahwa komunikasi verbal perawat pada anak dinyatakan efektif. Hal ini disebabkan komunikasi verbal yang dilakukan oleh perawat merupakan Komunikasi verbal lebih akurat, tepat waktu, dilakukan secara cepat dan langsung, terhindar dari kesalah pahaman, dan informasi yang disampaikan jelas. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan juga didapatkan bahwa komunikasi verbal perawat terhadap anak tidak efektif (65,8%). Hal ini disebabkan karena tergantung pada perasaan perawat. 4 Komunikasi nonverbal perawat dengan dampak hospitalisasi pada anak Berdasarkan pada tabel 5.9, diketahui bahwa dari hasil uji statistic dengan chi-square pada α = 0,05 didapatkan nilai p-value 0,014 < 0,05 dapat dikatakan bahwa hipotesa null (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan komunikasi perawat dengan dampak hospitalisasi pada anak usia prasekolah (36 tahun) di ruang seureune 1, thalasemia dan picu RSUDZA banda aceh tahun 2016. Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata tapi menggunakan mimik, tapi menggunakan mimik, gerakan-gerakan, pantonim, dan bahasa isyarat. Berikut ini adalah komunikasi non-verbal yang dapat dinilai dari klien yaitu metakomunikasi (suatu pendapat atau penilaian terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan yang ada pada pengirim dan penerima), penampilan individu (meliputi bentuk tubuh, cara berpakaian, cara berhias menunjukkan kepribadian, status sosial, pekerjaan, agama, budaya, dan konsep diri seseorang), intonasi suara, ekspresi suara, sikap tubuh dan langkah serta sentuhan. Berdasarkan pendapat diatas, peneliti berasumsi bahwa komunikasi nonverbal perawat pada anak dinyatakan efektif. Hal ini disebabkan komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh perawat merupakan hal yang mudah dilakukan karena sekalian dengan melakukan tindakan pada anak. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan juga didapatkan bahwa komunikasi nonverbal perawat terhadap anak tidak efektif (65,6%). Hal ini disebabkan karena tergantung pada perasaan kondisi perawat pada saat itu. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, secara umum diperoleh kesimpulan bahwa: Terdapat hubungan antara komunikasi verbal perawat dengan dampak hospitalisasi pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) di Ruang Rawat Anak RSUDZA Banda Aceh Tahun 2016. Terdapat hubungan antara komunikasi nonverbal perawat dengan dampak hospitalisasi pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) di Ruang Rawat Anak RSUDZA Banda Aceh Tahun 2016. Adapun saran bagi perawat diharapkan perawat terus meningkatkan komunikasi yang efektif. Khususnya bagi Ruang Seureune 1, Thalasemia Dan Picu RSUDZA Banda Aceh dapat menjadi masukan untuk lebih mengoptimalkan komunikasi perawat. Institusi pendidikan, agar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam melakukan penelitian dilapangan serta menyediakan lebih banyak referensi-referensi bacaan bidang keperawatan anak khususnya berkaitan dengan konsep komunikasi perawat dengan dampak hospitalisasi pada anak.Bagi Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dengan metode yang lebih baik lagi dan komprehensif agar dapat diperoleh hasil yang derajat kepercayaannya lebih tinggi. REFERENSI Ainusi. (2008). Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Perawat dalam Komunikasi Terapeutik pada Anak Usia Pra Sekolah Di Ruang Anak RSUD Kota Semarang, tahun 2008. http://eprints.undip.ac.id/9717/ di akses tanggal 30 april 2013, Jam 18.00. Al-Uqshari. (2005). Kenali Diri Raih Prestasi. Jakarta: Gema Insani Press. Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta Behrman, et al. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta: EGC. Budiarto, Eko. (2001). Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Cut. (2012). Gambaran tingkat stres pada anak usia sekolah selama hospitalisasi di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta, tahun 2012. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/h andle/123456789/1347 diakses tanggal 30 April 2013, jam 18.30. Damaiyanti, M. (2010). Komunikasi Terapeutik Dalam Praktik Keperawatan. Bandung: Refika Aditama. Hidayat, A. Aziz Alimul. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Handoko T. Hani. (2002), Manajemen. Edisi Kedua, Cetakan Ketigabelas Yogyakarta : BPFE. Magfirah . (2011). Hubungan persepsi keluarga tentang sikap perawat dengan kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia 1-3 5 tahun. Jakarta : jurusan keperawatan upm veteran. ilmu Wong. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Jakarta: Buku Kedokteran ECG. Nasir A dkk. (2011). Komunikasi dalam Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam, S, U. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat bayi dan anak). Jakarta: Salemba Medika. Priyanto, A. (2012). Komunikasi dan konseling. Jakarta: Salemba Medika. Samidah, dkk. Buku perawatan anak Universitas Hasanudin Makassar . Seftiani, F. (2008). Hubungan Antara Perilaku Caring Dengan Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Klien Anak di Ruang Perawatan Anak RS Sentra Medika Cimanggis. Diakses tanggal 1 Mei 2012. Skripsi Keperawatan. (2012). Hubungan Sikap dan Teknik Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kecemasan Anak Pra Sekolah. Diakses tanggal 2 April 2012. Soemiarti. (2003). Pendidikan anak prasekolah. Jakarta: PT Asdi Mahastya Supartini. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. Tarwotoh, W. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: Salemba Medika. Tarwoto dan Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Wibowo. (2008). Hubungan Support System Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah Yang Dirawat Inap Bangsal Melati 2 RSUD Moewardi Surakarta. etd.eprints.ums.ac.id/. Diakses tanggal 21 Maret 2012. 6