KOMUNIKASI ORGANISASI PADA DIREKTORAT

advertisement
KOMUNIKASI ORGANISASI PADA DIREKTORAT PENGEMBANGAN
DAN USAHA LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TVRI
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Shella Octaviani
NIM: 111105100025
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437H/2016M
ABSTRAK
Shella Octaviani
“Komunikasi Organisasi Pada Direktorat Pengembangan dan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI”
Pemimpin merupakan unsur terpenting dalam suatu organisasi atau perusahaan,
karena maju dan mundurnya perusahaan ada di tangan pemimpin. Untuk
mencapai visi dan misi perusahaan, pemimpin harus mampu berkomunikasi
secara efektif kepada para bawahannya (staff). Komunikasi efektif dapat terwujud
jika ada keterbukaan dan kepercayaan dalam struktur vertikal maupun horizontal
pada perusahaan. Penerapan komunikasi yang efektif dapat menciptakan iklim
komunikasi organisasi yang baik pula. Lembaga Penyiaran Publik TVRI adalah
stasiun televisi pertama di Indonesia dan masih menunjukan eksistensinya sampai
saat ini ditengah pertumbuhan televisi baru yang lebih variatif konten
programnya. Di balik bertahannya TVRI sebagai televisi pertama di Indonesia
pasti ada koordinasi yang efektif antara pemimpin dan karyawan sehingga tujuan
perusahaan tercapai. Pertanyaannya, bagaimana komunikasi organisasi yang
terjadi dari pimpinan ke karyawan (downward communication)? Dan bagaimana
komunikasi organisasi yang terjadi dari karyawan ke pimpinan (upward
communication)?
Direktorat Pengembangan dan Usaha memiliki beberapa bidang kerja yang
butuh koordinasi maksimal untuk mencapai tujuan perusahaan. Kerjasama dengan
pengiklan untuk mencapai antara atasan dan bawahan harus saling mendukung
satu sama lain, caranya dengan komunikasi. Komunikasi yang efektif dapat dilihat
dari gaya kepemimpinannya dan iklim komunikasi organisasinya. Peneliti
menggunakan teori Kontingensi mengenai karakteristik situasi kepemimpinan
sebagai indikator penelitian dan pada iklim organisasinya peneliti menggunakan
teori Charles Redding yakni lima dimensi iklim komunikasi sebagai indikator
penelitian.
Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Kegiatan yang
dilakukan melalui proses observasi, pengumpulan data yang akurat berdasarkan
fakta di lapangan disertai dengan wawancara, dokumentasi dan analisis data.
Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa komunikasi ke bawah
yang dilakukan oleh pimpinan Direktorat Pengembangan dan Usaha adalah baik.
Hal ini dapat terlihat dari penjabaran tiga karakteristik situasi kepemimpinan
meskipun dari variabel struktur tugas pemimpin terbilang lemah tetapi dari kedua
variabel hubungan pimpinan anggota dan struktur tugas sangat kuat, cara
pimpinan menyebarkan informasi, dan sering memberikan motivasi kepada
bawahannya. Untuk komunikasi ke atas yang dilakukan oleh bawahan ke
pimpinan kurang berjalan dengan baik hal ini terbukti dengan adanya grapvine
yaitu komunikasi informal yang berjalan berliku-liku di semua tingkatan sesuai
dengan sejarat ikatan batin yang dimiliki anggotanya.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Atas berkah dan inayah-Nya
peneliti dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Shalawat dan salam dihaturkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sebagai pembawa penerang bagi kehidupan.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat dukungan, bantuan, fasilitas, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini peneliti
ingin mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada :
1.
Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan jajarannya serta seluruh civitas
akademik Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Dakwah.
2.
Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Drs. Masran, MA selaku Ketua
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Fita Fathurokhman, M.Si selaku
Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3.
Drs. Jumroni, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi peneliti. Terima kasih atas
waktu, tenaga, pikiran, dan ilmu yang beliau berikan kepada peneliti.
4.
Artiarini Puspita Arwan, M.Psi selaku dosen penasehat akademik yang selalu
membimbing dan mengarahkan peneliti selama perkuliahan.
5.
Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan banyak buku referensi kepada peneliti.
6.
Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak buku referensi kepada
peneliti.
ii
7.
Kepada seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Dakawah dan Ilmu Komunikasi
yang telah membimbing dan membantu peneliti baik dalam segi keilmuwan
maupun administrasi.
8.
Terima kasih kepada bapak Andy yang selalu memberikan arahan kepada
peneliti saat melakukan peneliatian di Direktorat Pengembangan dan Usaha. Dan
terima kasih pimpinan dan segenap karyawan Direktorat Pengembangan dan
Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI atas dukungan dan kerja samanya.
9.
Kedua orang tuaku, Bapak Mukijo dan Ibu Nami, serta kedua adikku Azis Akbar
Pangestu dan Artika Khoirunisa, untuk nenekku ibu Benok terima kasih atas
semua dukungan, sumber inspirasi, kasih sayang, cinta, serta doa yang tak
pernah terputus kalian berikan kepada peneliti untuk terus menjadi yang terbaik..
10. Bunda Hj. Rita Diana terima kasih telah menjadi ibu yang selalu mencurahkan
kasih sayang, cinta, dan doa kepada peneliti serta nasehat-nasehat terbaik untuk
masa depan peneliti.
11. Untuk para sahabat, Rand Rasyid, Siti Fadhillah, Rizka Maftuha, Nadya Intan P,
Dedi Eka, Halim Pratama, Bryan M, Deni Hidayat, Rahayu, Hidayat, Anggi
Herlangga, teman-teman KPI A 2011 dan KKN Khamsa terima kasih atas doa,
dukungan dan kasih sayang yang selalu kalian berikan untuk peneliti sehingga
peneliti bisa menyelesaikan karya ilmiah ini.
12. Peneliti mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang tidak bisa
diucapkan
satu
persatu.
Terimakash
atas
doa
dan
dukungan
dalam
menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah Swt senantiasa membalas kebaikan
kalian semua.
iii
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan untuk penyempurnaan penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat
memberikan kontribusi pada penelitian selanjutnya.
Jakarta, 11 Maret 2016
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
vi
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ..............................................
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................
9
D. Metodologi Penelitian ............................................................
10
E. Tinjaun Pustaka ......................................................................
12
F. Sistematika Penulisan ............................................................
14
KAJIAN TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI ..................
16
A. Komunikasi ............................................................................
16
1. Pengertian Komunikasi .....................................................
16
B. Organisasi ...............................................................................
18
1. Pengertian Organisasi ........................................................
18
2. Ciri-ciri Organisasi ............................................................
19
3. Unsur-unsur Organisasi .....................................................
20
4. Fungsi Organisasi ..............................................................
21
C. Komunikasi Organisasi ..........................................................
22
1. Pengertian Komunikasi Organisasi ...................................
22
2. Aliran Informasi Dalam Organiasasi .................................
23
3. Arus Informasi dalam Organiasasi ....................................
24
4. Iklim Komunikasi Organisasi ............................................
30
5. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi ..............................
35
D. Kepemimpinan .......................................................................
36
1. Pengertian Kepemimpinan ................................................
36
2. Tipe-tipe Kepempinan .......................................................
38
E. Teori Kontingensi...................................................................
41
BAB II
vi
BAB III
BAB IV
1. Relasi pemimpin-anggota ..................................................
42
2. Struktur Tugas ...................................................................
42
3. Kekuasaan Jabatan Pemimpin ...........................................
43
PROFIL STASIUN TVRI ..........................................................
44
A. Gambaran Umum TVRI.........................................................
44
B. Visi dan Misi Lembaga Penyiaran Publik TVRI ...................
52
1. Visi ....................................................................................
52
2. Misi ....................................................................................
52
C. Struktur Organisasi ................................................................
53
KOMUNIKASI ORGANISASI DIREKTORAT
PENGEMBANGAN DAN USAHA TVRI ................................
54
A. Komunikasi Organisasi (Downward Communication) ..........
54
1. Analisis Kontingensi .........................................................
55
a. Relasi Pemimpin Anggota ............................................
55
b. Struktur Tugas ..............................................................
55
c. Kekuasaan Jabatan ........................................................
56
2. Metode Pimpinan Dalam Menyebarkan Informasi ...........
57
a. Aliran Komunikasi Dalam Menyebarkan Informasi ....
57
b. Pola Penggunaan Media dan Non Media dalam
Menyebarkan Informasi ................................................
61
B. Komunikasi Organisasi (Upward Communication) ...............
64
PENUTUP ....................................................................................
81
A. Kesimpulan ............................................................................
81
B. Saran-saran .............................................................................
82
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
83
BAB V
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah bagian terpenting dari kehidupan manusia.Tanpa adanya
komunikasi kehidupan manusia tidak akan indah dan berjalan hampa. Dengan
berkomunikasi manusia dapat berhubungan satu dengan yang lain. Komunikasi
berfungsi di segala segi kehidupan manusia. Komunikasi berperan penting baik di
dalam kehidupan bertetangga, Di tempat kerja dan di mana saja.
Setiap kegiatan manusia, baik itu aktifitas sehari-hari, organisasi, lembaga
dan sebagainya tidak akan terlepas dari komunikasi, sehingga dapat dipastikan di
mana manusia hidup baik sebagai individu maupun anggota masyarakat selalu
berkomunikasi, mengapa demikian? Karena komunikasi merupakan kebutuhan
hidup manusia.Tidak mungkin seseorang dapat menjalani hidupnya tanpa
berkomunikasi dan komunikasi itu sendiri merupakan unsur penting yang
membentuk dan memungkinkan berlangsungnya suatu masyarakat.1
Pentingnya komunikasi tidak dapat dipungkiri oleh manusia sebagai alat
interaksi dengan individu-individu lainnya, untuk memenuhi kebutuhan informasi,
baik informasi dari dalam maupun dari luar lingkungannya.Komunikasi adalah hal
yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.Begitupun sama halnya di
dalam sebuah organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi
dapat berjalan dengan lancar untuk mencapai tujuan organisasinya. Begitu
1
Zulkarnain Nasution, “Sosiologi Komunikasi Massa”, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993) cet
ke-1, h-2
1
2
sebaliknya, jika komunikasi dalam suatu organisasi tidak berjalan dengan baik
maka organisasi tersebut tidak akan berjalan dengan baik atau bermasalah.
Tanpa komunikasi kita tidak dapat berinteraksi dengan sesame manusia dan
memahami apa yang sedang dilakukan oleh manusia. Komunikasi tidak hanya
melaluilisan, tetapi dapat juga melalui tulisan.Komunikasi menduduki suatu
tempat yang utama karena susunan keluasan dan cakupan organisasi secara
keseluruhan ditentukan oleh tekhnik komunikasi.2 Komunikasi menjadi bagian
terpenting dalam kehidupan manusia secara umum.
Menurut William J. Seller dalam buku Komunikasi Organisasi oleh Arni
Muhammad, komunikasi adalah proses denganmana symbol verbal dan nonverbal
dikirimkan, diterima, dan diberi arti. Hakikatnya komunikasi merupakan
pengiriman pesan yang akan di interpretasikan oleh si penerima pesan. Seperti
model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold D Lasswell, dia menggunakan
lima pertanyaan yang perlu di pertanyakan dan dijawab dalam melihat proses
komunikasi, yaitu who (siapa), says what (mengatakan apa), in which chanel
(melalui media apa), to whom (kepada siapa), with what effect (dengan efek apa).3
Dalam buku Komunikasi Organisasi Abdullah Masmuh, Schein mengatakan
bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk
mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui
hierarki otoritas dan tanggung jawab. Organisasi memiliki karakteristik yakni
mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain
dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas
2
VeithzalRivai, KepemimpinandanPerilakuOrganisasi(Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2006), h.
377
3
Arni Muhammad, KomunikasiOrganisasi, (Jakarta: Bumiaksara, 2011), h. 4-5
3
dalam organisasi tersebut. Organisasi merupakan system, mengkoordinasi
aktifitas dan mencapai tujuan bersama.
Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasi secara sadar, dengan
sebuah batasna yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang
relatif terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Organisasi itu ada untuk mencpai sesuatu. Sesuatu itu adalah tujuan, dan tujuan
tersebut biasanya tidak dapat dicapai oleh individu-individu yang bekerja sendiri,
atau jika mungkin hal tersebut dicapai secara lebih efesien melalui usaha sendiri.
Atas dasar itu, maka komunikasi organisasi perlu mendapat perhatian untuk
dipelajari dan dipahami oleh setiap orang yang terlibat dalam dunia organisasi.
Sebab, komunikasi yang efektiflah yang dapat menjamin tercapainya tujuantujuan organisasi dan kemampuan berkomunikasi secara efektif pada dasarnya
akan menentukan keberhasilan seseorang, di manapun ia berada, bukan hanya
dalam dunia organisasi saja. Tujuan utama dalam dunia organisasi biasanya
ditafsirkan sebagai memperbaiki hal-hal untuk mencapai tujuan manajemen.
Dengan kata lain, oleh karena itu penulis memandanga sangat penting untuk
mengkaji komunikasi organisasi kepemimpinan sebagai landasan kuat bagi
pengembangan sumber daya manusia melalui pengkaderan dalam menjalani roda
organisasi.
Kepemimpinan secara etimologi berasal dari kata “pemimpin” ditambahkan
awalan “ke” dan akhiran “an”, maka kepemimpinan dapat diartikan menjadi
beberapa bagian yaitu: a) orang atau sekelompok orang yang memimpin; b) usaha
4
memimpin; c) kemampuan atau kemahiran seseorang untuk memimpin; d)
wibawa sang pemimpin.4
Pemimpin yang baik dapat mempengaruhi anak buah nya untuk bekerja
semaksimal mungkin. Pemimpin juga harus mampu menyatu dengan bawahan,
mendengarkan keluhan mereka dan memberikan solusi yang terbaik untuk
bawahannya.Maka dengan sendirinya bawahan akan termotivasi untuk bekerja
lebih baik lagi.
Pemimpin dan organisasi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Organisasi
tanpa pemimpin akan berjalan tidak baik dan tidak ada arahan. Pemimpin adalah
ujung tombak dari sebuah perusahaan karena baik atau buruknya perusahaan
tergantung oleh pemimpinnya.
Dari penjabaran organisasi dan pemimpin di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa kepemimpinan dalam suatu roda organisasi sangat menentukan berjalan
atau tidak nya sebuah organisasi. Pemimpin bukan hanya kegiatan memimpin
tetapi juga kemampuan menjalankan sebuah usaha dan wibawa yang membuat
orang lain menghormatinya sebagai pemimpin. Dengan segala kemampuan yang
dimiliki seorang pemimpin maka diharapkan dapat mendorong semangat kerja
karyawan, mampu mengoreksi segala kesalahan dan kelemahan.
Selain memiliki kemampuan dalam bekerja pemimpin juga perlu memiliki
sifat kemanusiaan, demokratis dan mencintai bawahannya, sebagai firman Allah
SWT dalam surat Ali-Imraan (3), ayat159 :
4
J. Riberu, Dasar-dasarkepemimpinan, (Jakarta: PedomanIlmu Jaya, 1992), Cetke 4, hal 1-2
5
Artinya:Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkan lah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya.
Dari ayat tersebut jelas bahwa seorang pemimpin harus bertutur dan
bertingkah laku lemah lembut namun tegas.Dalam menjalankan tugasnya
pemimpin harus banyak berkomunikasi dengan bawahan, klien ataupun teman
sejawat. Komunikasi sangat dibutuhkan untuk meningkat kinerja suatu
perusahaan. Menurut W.G Scott dan T.R. Mitchell yang dikutip oleh Stephen P.
Robbins dalam buku Perilaku Organisasi menyatakan “komunikasi menjalankan
empat fungsi utama di dalam suatu kelompok atau organisasi yaitu kendali
(kontrol), motivasi, pengungkapan emosional, dan informasi.”5
Menurut Kohler yang dikutip oleh Arni Muhamad dalam buku Komunikasi
Organisasi bahwa “Komunikasi yang efektif sangat penting bagi semua
organisasi. Oleh karena itu para pemimpin organisasi dan komunikator
dalam
organisasi
perlu
memahami,
dan
menyempurnakan
kemampuan
komunikasi mereka.”6
5
Stephen P. Robbins, PerilakuOrganisasi, (Jakarta: PT Prenhallindo, 1996), EdisiBahasa
Indonesia, hal 5.
6
ArniMuhamad, KomunikasiOrganisasi, (Jakarta: BumiAksara, 2009), Cet ke-10, h-1
6
Komunikasi organisasi terdiri dari kata komunikasi dan organisasi yang
memiliki penjabaran yang luas. Untuk memahami komunikasi perlu kiranya
sedikit membahas konsep dasar komunikasi.Komunikasi menurut Hovland, Janis
dan Kelley yang dikutip oleh Roudhonah dalam buku ilmu komunikasi yaitu
“Proses melalui mana seseorang(komunikator) menyampaikan stimulus dengan
tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya (khalayak).
Komunikasi organisasi dapat dilakukan secara formal maupun non formal.
Secara formal misalnya rapat mingguan di kantor antara atasan (direksi) dengan
bawahan (karyawan). Sedangkan komunikasi non formal misalnya grapevine.
Grapevine merupakan desas-desus yang terjadi di perusahaan, seperti yang
dikemukakan oleh Arni Muhamad dalam buku komunikasi organisasi :
Grpaevine yaitu sebagai metode untuk menyampaikan rahasia dari orang
ke orang, yang tidak dapat diperoleh melalui jaringan komunikasi formal.
Komunikasi informal cenderung berisikan laporan rahasia mengenai orang
dan kejadian-kejadian yang tidak mengalir secara resmi. Informal yang
diperoleh dari desas-desus adalah yang berkenaan dengan apa yang didengar
atau apa yang dikatakan orang dan bukan apa yang diumumkan oleh yang
berkuasa.7
Komunikasi yang efektif dapat membentuk iklim komunikasi yang baik pula.
Mudah berkomunikasi dengan sesama rekan kerja atau dengan atasan akan
membuat suasana dikantor menjadi hangat dan terbuka. Keterbukaan adalah
faktor penting dalam membangun kinerja karyawan. Dengan terbuka kepada
atasan mengenai apa saja yang menjadi kendala dalam melakukan pekerjaan,
maka akan berkurang sedikit beban, setidaknya atasan mengetahui kendala para
karyawan dalam bekerja. Disinilah pentignya berkomunikasi, atasan dapat
mengoreksi, memberikan motivasi, pemberian tugas kerja, memberikan solusi
7
ArniMuhamad, KomunikasiOrganisasi, (Jakarta: BumiAksara, 2009), Cet ke-10, h-125
7
sehingga karyawan merasa dihargai. Pemimpin yang baik mampu menerima ide
gagasan atau kritik saran bawahan agar karyawan merasa di hargai.
Dalam kaitannya dengan komunikasi organisasi ini penulis memilih TVRI,
karena televise tersebut adalah televise pertama di Indonesia. TVRI merupakan
stasiun televisi yang adalah perusahaan umum milik Negara dan kemudian di
tahun 2002 melalui Peraturan Pemerintah no.9 tahun 2002 yang ada pada UU no.
32 mengenai penyiaran TVRI menjadi lembaga penyiaran publik. (www.tvri.com)
Persaingan global pada saat ini sudah merupakan fenomena yang tidak dapat
dihindari dalam dunia industri, yang ditandai dengan perubahan-perubahan yang
serba cepat dibidang komunikasi, informasi, dan tekhnologi. Salah satunya dalam
bidang jasa pelayanan informasi dan hiburan yaitu industri penyiaran televisi di
Indonesia. Sampai saat ini tercatat ada 12 stasiun televisi yang melakukan siaran
nasional, 11 diantaranya adalah stasiun televisi milik swasta dan 1 milik negara
yaitu TVRI. Industri penyiaran televisi swasta di Indonesia telah berkembang
cepat sejak tahun 1990.8
Berkaitan dengan berdirinya stasiun swasta nasional ditambah dengan
bermunculannya stasiun televisi lokal, stasiun televisi menghadapi persaingan
yang cukup ketat. Persaingan tersebut sebetulnya tidak hanya terjadi di tingkat
pertelevisian tetapi stasiun televisi juga harus bersaing dengan media lain seperi
radio, majalah dan surat kabar.
Sengitnya persaingan yang ada di industri pertelevisian di Indonesia,
membuat TVRI sebagai lembaga penyiaran publik tersisihkan dengan maraknya
televisi swasta yang kini lebih variatif dalam konten programnya. Karena tingkat
8
Prof. Rhenald Kasali, Ph.D, Camera Branding, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, Cet.1,h.10
8
audience TVRI yang tidak sebanyak televisi swasta, membuat TVRI bekerja lebih
keras untuk menarik minat audience dalam menyaksikan siaran yang ada di
TVRI. Sengitnya persaingan tersebut pada tahun 2001 TVRI mensahkan
berdirinya Direktorat Pengembangan Usaha (Marketing).
Di dalam sebuah divisi dibutuhkan kerjsama dan komunikasi yang baik agar
terciptanya tujuan kerja yang baik pula. Sebuah divisi membutuhkan seorang
pemimpin yang baik dan dapat mengayomi bawahan agar terciptalah suasana
kerja yang nyaman dan menghasilkan hasil kerja yang diharapkan oleh
perusahaan.
Dalam skripsi ini penulis membatasi objek penelitian dan fokus hanya pada
Direktorat Pengembangan Usaha yang berkedudukan di Jl. Gerbang Pemuda
No.8, Senayan. Karena menurut penulis divisi ini merupakan satuan kerja yang
strategis di lingkungan TVRI dalam mewujudkan terselenggaranya siaran TVRI
yang berkualitas dan diminati oleh masyarakat.
Dalam upaya Direktorat Pengembangan usaha untuk membuat program yang
berkualitas dan diminati oleh masyarakat, tentu bukan hanya karyawan divisi yang
bekerja. Terdapat peran pemimpin yang sangat penting untuk berlangsungnya
pemrograman tersebut. Peran pemimpin sangat penting untuk menjaga semangat
kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman guna mencapai target kerja
yang di inginkan.
9
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul
“Komunikasi Organisasi Pada Direktorat Pengembangan Usaha Lembaga
Penyiaran Publik TVRI”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merasa perlu untuk
membatasi permasalahan yang ada yakni hanya mengenai komunikasi organisasi
kepemimpinannya. Dimana komunikasi yang di teliti hanya komunikasi vertikal,
komunikasi dari atasan kebawahan dan dari bawahan keatasan.
2. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini berjalan secara sistematis penulis merasa perlu untuk
membuat rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana Komunikasi Organisasi yang terjadi dari pimpinan ke
karyawan (Downward Communication) di Direktorat Pengembangan
Usaha LPP TVRI?
b. Bagaimana Komunikasi Organisasi yang terjadi dari karyawan ke
pimpinan (Upward Communication) di Direktorat Pengembangan Usaha
LPP TVRI?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui komunikasi organisasi yang terjadi dari pimpinan
ke karyawan di LPP TVRI Direktorat Pengembangan Usaha.
10
b. Untuk mengetahui komunikasi organisasi yang terjadi dari karyawan
ke pimpinan di LPP TVRI Direktorat Pengembangan Usaha.
2. Manfaat Penelitian
a. Akademis
Tulisan
ini
diharapkan
dapat
memberikan
kontribusi
terhadap
perkembangan khazanah keilmuan mengenai ilmu komunikasi, khususnya
mengenai komunikasi organisasi kepemimpinan mahasiswa di Fakultas
Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Praktis
Melalui tulisan ini penulis berharap dapat menambah pengetahuan
terhadap komunikasi organisasi kepemimpinan dalam suatu perusahaan.
c. Sosial
Tulisan ini diharapkan dapat menjelaskan tentang faktor apa yang
menunjang keberhasilan suatu kepemimpinan di perusahaan, serta
memberikan informasi tentang organisasi kepemimpinan yang ada di LPP
TVRI.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yakni penelitian yang
dilakukan melalui proses observasi, pengumpulan data yang akurat berdasarkan
fakta di lapangan disertai wawancara dengan narasumber. “Penelitian kualitatif
dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting) dan data yang dikumpulkan
11
umumnya bersifat kualitatif.”9 Dengan metode ini penulis akan mendapatkan hasil
yang lebih mendalam karena dilakukan dengan wawancara dan observasi.
2. Subjek dan Objek
Subjek dari penelitian ini adalah Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI.
Sedangkan objek penelitiannya adalah proses komunikasi organisasi yang
dilakukan secara vertikal antara pimpinan dan karyawan yang terjadi di Direktorat
Pengembangan Usaha LPP TVRI.
3. Tekhnik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan 4 tekhnik pengumpulan data yaitu
observasi, wawancara, dokumentasi, dan analisis data :
a. Observasi
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan dengan
sistematik terhadap fenomena yang diselidiki. Dalam hal ini penulis melakukan
pengamatan secara langsung ke LPP TVRI di Jl. Gerbang Pemuda No.8 Senayan.
Hal ini dilakukan sebagai upaya memperkecil kemungkinan yang dapat
menghambat dalam pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan
proses wawancara, pendekatan antar personal dengan karyawan dan pimpinan,
dengan pengamatan kegiatan kerja di Direktorat Pengembangan Usaha.
b. Wawancara
Dalam sesi wawancara penulis memilih narasumber bapak Nono Suaharno
Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan Evaluasi Direktorat
Pengembangan dan Usaha. Selain wawancara dengan pemimpin, penulis juga
mewawancarai sejumlah karyawan di Direktorat Pengembangan dan Usaha.
9
Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006), h.41
12
Pemilihan karyawan dilakukan secara random. Dalam proses wawancara, penulis
menggunakan beberapa media pendukung yaitu tape recorder, alat tulis, foto
digital, dan lain-lain.
c. Dokumentasi
Pada tahap ini penulis mengumpulkan hal-hal atau variable yang berupa
catatan, transkip, buku, majalah dan lain sebagainya untuk memberi data yang
sifatnya paten.
4. Tekhnik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini lebih bersifat deskriptif kualitatif, yaitu
setelah data di kualifikasikan sesuai aspek data yang terkumpul lalu
diinterpretasikan secara logis. Dengan demikian akan tergambar sejauh manakah
alat komunikasi dalam pengembangan kepemimpinan, dengan melihat data-data
yang diperoleh penulis melalui observasi, dan wawancara, setelah itu dianalisis
yang kemudia disusun dalam laporan penelitian.
5. Pedoman Penulisan
Pada penyusunan skripsi ini peneliti berpedoman pada buku Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tessis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk.
Yang diterbitkan oleh CeQDA (Centar for Quality Development and Assurance)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Tinjaun Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini penulis merujuk pada buku, majalah-majalah
serta skripsi-skripsi yang pernah membahas seputar pola komunikasi organisasi.
Buku-buku yang digunakan diantaranya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek
karya Onong Uchayana efendi, Kepemimpinan dan Komunikasi karya Onong
13
Uchyana Efendi, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat kaya H.A.W Wdijaya,
dan lain-lain. Adapun skripsi-skripsi yang pernah membahas seputar komunikasi
organisasi diantaranya :
Komunikasi Organasasi dalam Pengembangan Kepemimpinan di SMU
Muhammadiyah 4 Jakart,. Penulis Eska Ariyanti. Pada skripsi ini mengkaji
bentuk pelaksanaan komunikasi yang dilakukan oleh siswa yang tergabung dalam
Ikatan Pelajar Muhammadiyah di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta. Hasil yang
ditemukan adalah organisasi tersebut menerapkan semua bentuk komunikasi
organisasi yaitu komunikasi internal, komunikasi diagonal dan komunikasi
eksternal. Metode yang digunakan dalam komunikasi organisasi tersebut
menggunakan metode teladan dan pembiasan praktek langsung.
Komunikasi Organisasi Persatuan TIONGHOA INDONESIA (PITI) Dewan
Pimpinan Wilayah Jakarta Dalam Berdakwah. Penulis Farah Nurul Hikam
Agustin. Fokus masalah yang diteliti mengenai pola komunikasi antara pengurus
dengan pengurus PITI, pengurus dengan jamaah PITI, dan jamaah dengan jamaah
lainnya.
Komunikasi Oragnisasi di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bogor. Penulis Hayustiro. Pada skripsi ini Hayustiro meneliti media
yang digunakan pimpinan BAPPEDA dalam menyampaikan informasi kepada
anggotanya.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa skripsi yang penulis
ajukan tidak sama dengan ke tiga skripsi di atas. Pada skripsi ini penulis meneliti
komunikasi organisasi untuk iklim komunikasi di LPP TVRI dan metode
14
pemimpin dalam menyebarkan informasi kepada karyawannya. Selain itu
perbedaannya terletak pada tempat penelitian, pada skripsi ini penulis meneliti
LPP TVRI yang berbeda dengan tempat-tempat penelitian pada skripsi di atas.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam
penulisan ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan penulisan, dimana
masing-masing dibagi ke dalam sub-sub dengan rincian sebagai berikut :
BAB I
: Pendahuluan
Bab ini akan menguraikan latar belakang masalah, batasan dan
perumusan masalah, tujuan dan kegiatan penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II
: Tinjauan Teoritis
Bab ini merupakan uraian teori-teori yang menjadi landasan
dalam kerangka pemikiran dalam penelitian ini, diantaranya
pengertian komunikasi, unsur-unsur komunikasi, pengertian
komunikasi, ciri-ciri organisasi, unsur-unsur organisasi, fungsi
organisasi, pengertian komunikasi organisasi, dan tipe-tipe
kepemimpinan.
BAB III : Gambaran Umum LPP TVRI dan Direktorat Pengembangan
Usaha.
Bab ini membahas tentang sejarah dan perkembangan LPP
TVRI, produk TVRI, visi dan misi, prestasi dan penghargaan,
struktur organisasi, tugas direktorat pengembangan usaha.
BAB IV : Temuan dan Analisis
15
Bab ini membahas mengenai iklim organisasi di LPP TVRI.
Menganalisa metode pimpinan dalam menyempaikan informasi.
Dan menganalisa faktor pendukung dan penghambat dalam
penyampaian pesan dari pimpinan kepada karyawan LPP TVRI.
BAB V
: Penutup
Pada bab terakhir ini penulis berharap dapat mendeskripsikan
hasil dari penelitian dan menguraikan data secara baik. Adapun
beberapa uraian penting yang penulis berikan dari hasil
penelitian ini akan dirangkum dalam bahasan kesimpulan.
Selanjutnya untuk menyempurnakan penelitian ini penulis akan
menyisipkan saran-saran agar menjadi bahan pertimbangan
tentang bahasan penulis yang telah diangkat sebagai pokok
permasalahannya.
BAB II
KAJIAN TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI
A. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi sangat penting bagi kehidupan manusia. Berkembangnya
pengetahuan manusia dari hari ke hari karena komunikasi. Komunikasi
juga membentuk sistem sosial yang saling membutuhkan satu sama lain,
maka dari itu komunikasi dan masyarakat tidak dapat dipisahkan. Menurut
Edward Sapir yang dikutip oleh Roudhonah dalam buku Ilmu Komunikasi
bahwa “Jaringan hubungan masyarakat itu melalui komunikasi, jikalau
tidak ada komunikasi, maka tidak ada masyarakat.”1
Pengertian komunikasi dapat dilihat dari etimologi (bahasa) dan
terminologi (istilah). Dari sudut etimologi, Menurut Raymond S. Ross
yang dikutip oleh Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar bahwa “komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris
berasal dari kata latin commnis yang berarti membuat sama.”2 Selain itu
menurut Roudhonnah dalam buku Ilmu Komunikasi, dibagi menjadi
beberapa kata diantaranya “communicare yang berarti berpartisipasi atau
memberi tahukan, communis opiniom yang berarti pendapat umum.”3 Dari
pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah
1
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Press, 2007), h13
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Penganta, (Bandung:Rosdakarya, 2007), Cet.
Ke-9. H. 46
3
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Press, 2007), h.27
2
16
17
penyampaian pesan yang bertujuan untuk membuat sama persepsi atau arti
antara komunikator dan komunikan.
Sedangkan secara „terminologiā€Ÿ ada banyak ahli yang mencoba
mendefinisikan diantaranya Colin Cherry yang dikutip oleh Burhan
Bungin dalam buku Sosiologi Komunikasi bahwa “komunikasi adalah
penggunaan lambang-lambang untuk mencapai kesamaan makna atau
berbagai informasi tentang satu objek atau kejadian.”4
Menurut Harold D. Laswell dikutip oleh Djamalul Abidin dalam buku
Komunikasi dan Bahasa Dakwah, merumuskan bahwa “komunikasi itu
merupakan jawaban terhadap who says what to whom in which channel to
whom with what effect (siapa berkata apa dalam media atau kepada siapa
dengan dampak apa).”5
R. Wayne
organisasi
lebih
Pace dan Don F. Faules dalam buku Komunikasi
merinci
definisi
komunikasi
yaitu “Komunikasi
merupakan suatu proses, di dalamnya terdapat dua bentuk umum tindakan
yang terjadi yaitu pertunjukan pesan dan penafsiran pesan. Pertunjukan
pesan berarti mnyebarkan sesuatu sehingga dapat terlihat secara lengkap
dan menyenangkan. Sedangkan penafsiran pesan yaitu menguraikan atau
memahami sesuatu.”6
4
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), Cet. Ket-1, h. 254
Djamaludin Abidin Ass, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta: Gema Insani Press,
1996), h. 16-17
6
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung, Rosdakarya,
2006) Cet. Ke-6,h. 26-28
5
18
Dari pengertian di atas dapat dirangkum bahwa komunikasi ialah
suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan
dengan media tertentu untuk membuat pemahaman yang sama diantara
mereka, informasi yang disampaikan dapat membuat efek tertentu kepada
komunikan, bisa mempengaruhi kognitif, efektif, dan behavioral nya.
B. Organisasi
1. Pengertian Organisasi
Organisasi sudah di terapkan oleh manusia sejak zaman dahulu kala.
Adanya bentuk kerjasama antar manusia yang satu dengan yang lainnya
untuk meraih sesuatu merupakan salah satu kegiatan organisasi. Ada
bermacam-macam pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan
organisasi, menurut Schien yang dikutip oleh Arni Muhamad dalam buku
Komunikasi Organisasi mengatakan bahwa “organisasi adalah suatu
koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa
tujuan umum untuk pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki
otoritas dan tanggung jawab.”7
Selanjutnya menurut Khocler yang dikutip oleh Onong Uchayana
dalam buku ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengatakan organisasi
adalah “sistem hubungan yang berstruktur yang mengkoordinasi usaha
7
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : PT. Budi Aksara, 2007), Cet ke-8, h.
23
19
suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.”8 Lain lagi dengan
pendapat Wright yang dikutip Onong Uchayana, dia mengatakan bahwa
“organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktifitas yang di
koordinasikan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.”9
Dari ketiga kesimpulan di atas dapat disimpulkan bahwa oragnisasi
merupakan usaha yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang memiliki
tujuan dan terbagi dalam sistem kepangkatan yang harus dipertanggung
jawabkan. Organisasi juga merupakan suatu sistem yang di dalamnya
terdapat komponen-komponen yang saling tergantung satu sama lain,
dalam sistem tersebut butuh koordinasi untuk mencapai tujuan bersama.
Koordinasi tersebut penting agar masing-masing bagian dari organisasi
bekerja menurut semestinya dan tidak mengganggu bagian lainnya,
misalnya dalam perusahaan, manajer harus mengkoordinasikan kegiatan
karyawan-keryawannya sehingga pekerjaan masing-masing berjalan
lancar.
2. Ciri-ciri Organisasi
Tiap-tiap organisasi di samping mempunyai elemen yang umum juga
mempunyai karakteristik yang umum, yaitu :
a. Dinamis, yaitu terbuka terus menerus mengalami perubahan
b. Memerlukan Informasi
c. Mempunyai Tujuan
8
Onong Uchayana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya. 2002). Cet. Ke-6, h.7
9
Onong Uchayana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya. 2002). Cet. Ke-6, h.7
20
d. Terstruktur.10
Organisasi memang harus bersifat dinamis, pujian dan kritikan harus
ditanggapi dengan bijak untuk kemajuan organisasi. Untuk mempermudah
dalam koordinasi dibutuhkan struktur organisasi agar ada pembagian kerja
yang jelas sehingga roda organisasi dapat berputar.
3. Unsur-unsur Organisasi
Organisasi sangat bervariasai ada yang sangat sederhana ada juga
yang sangat kompleks. Maka untuk membantu kita memahami organisasi
tersebut perhatikanlah model berikut yang menggambarkan elemen dasar
dari organisasi dan saling keterkaitan satu elemen dengan elemen lainnya.
a. Struktur Sosial
Struktur sosial adalah pola atau aspek hubungan yang ada antara
partisipan di dalam suatu organisasi.
b. Pertisipan
Partisipan adalah individu-individu yang memberikan kontribusi
kepada organisasi.
c. Tujuan
Konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dan
kontroversial dalam mempelajari organisasi.
10
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : PT. Budi Aksara, 2007), Cet, Ke-8,
h.29
21
d. Teknologi
Yang dimaksud dengan teknologi adalah penggunaan mesin-mesin
atau
perlengkapan
mesin
juga
pengetahuan
teknik
dan
keterampilan partisipan.
e. Lingkungan
Sebagai organisasi berada dalam keadaan fisik tertentu, teknologi,
kebudayaan dan lingkungan sosial, terhadap mana organisasi
tersebut harus menyesuaikan diri. Semua tergantung pada
lingkungan yang lebih besar untuk dapat hidup, tetapi pekerjaan
sekarang menitikberatkan kepada lingkungan hidup.11
4. Fungsi Organisasi
Dalam mencapai maksud dan tujuan organisasi, ada 4 (empat) fungsi
organisasi yang sangat perlu diperhatikan berkaitan dengan manajemen
organisasi, yakni :
a. Planning (perencanaan)
b. Organizing (pengaturan)
c. Accounting (pelaporan)
d. Controling (pengawasan)12
Organisasi
membutuhkan
perencanaan
yang
matang
dalam
menjalankan kegiatannya. Perencanaan dapat dimusyawarahkan oleh
11
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007), Cet, Ke-8,
h.23
12
Lppsm, “Fungsi Organisasi” Artikel diakses pada tanggal 18 Agustus 2015 dari
www.lppsm.co.cc
22
seluruh anggota organisasi. Untuk mewujudkan perencanaan dibutuhkan
pengaturan job desk masing-masing anggota untuk mempermudah
jalannya organisasi. Pelaporan dan pengawasan adalah fungsi penunjang
agar tujuan organisasi dapat tercapai.
C. Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Komunikasi Organisasi
Dalam buku Komunikasi Organisasi karya R. Wayne Pace dan Don F.
Faules menjabarkan bahwa definisi komunikasi organisasi dapat dilihat
dari dua sudut pandang yaitu definisi subjektif dan definisi objektif.
Keduanya memiliki ciri khas masing-masing.
Komunikasi dalam perspektif subjektif adalah „prilaku
pengorganiasasianā€Ÿ yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat
dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang
terjadi. Pada perspektif ini yang ditekankan adalah proses penciptaan
makna atas interkasi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah
organisasi. Sedangkan dalam definisi objektif adalah kegiatan
penanganan pesan yang terkandung dalam suatu batas organisasi.
Pada perspektif ini yang lebih ditekankan adalah pada komunikasi
sebagai suatu alat yang memungkinkan orang beradaptasi dengan
lingkungan mereka.13
Jika R Wayne memandang komunikasi dalam dua perspektif, lain
halnya dengan Redding dan Sanborn yang dikutip oleh Arni Muhamad
dalam buku Komunikasi Organisasi, menurut mereka “komunikasi
organisasi
adalah
pengiriman
dan
penerimaan
organisasi
dalam
komunikasi yang kompleks. Yang termasuk dengan bidang ini adalah
13
R. Wayne Pace dan Don F Faules , Komunikasi Organisasi, (Bandung, Rosdakarya,
2006), h.33
23
komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola,
komunikasi downward, komunikasi upward, dan lain-lain.”14
Hampir sama denga Redding dan Sanborn, Joseph Devito yang
dikutip oleh Soleh Soemirat, dkk dalam buku Komunikasi Organisasional
menyatakan bahwa “komunikasi organisasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan baik dalam organisasi di dalam kelompok formal
maupun informal organisasi.”15
Dari ketiga pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
komunikasi organisasi adalah suatua proses komunikasi di dalam
organisasi formal maupun informal dalam bentuk komunikasi yang
kompleks, komunikasi tersebut dapat menimbulkan pengertian yang sama
sehingga dapat mewujudkan tujuan komunikasi tersebut.
2. Aliran Informasi Dalam Organiasasi
Informasi tidak bergerak dengan sendirinya, kenyataannya informasi di
alirkan oleh komunikator kepada komunikan. Dalam penyampain
informasi tersebut merupakan tantangan besar karena mungkin saja terjadi
distrosi di tengah jalan. Dalam suatu organisasi dalam bentuk perusahaan,
aliran komunikasi yang digunakan menentukan informasi tersebut tepat
sasaran dan dapat dipahami secar “sama” oleh semua pihak.
Menurut Guetzzkow yang dikutip oleh R. Wayne Pace dan Don F.
Faules dalam buku Komunikasi Organisasi menyatakan bahwa “aliran
14
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), Cet, ke-8, h.67
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, (Jakarta, Universitas Terbuka,
2000), Modul Kuliah, hal.13
15
24
informasi dalam suatu organisasi dapat terjadi dengan tiga cara : serentak,
berurutan, atau kombinasi dari kedua cara ini.”16.
a. Penyebaran Pesan Secara Serentak
Pada zaman sekarang penyebaran pesan secara serentak di perusahaan
besar mudah dilakukan. Karena banyak teknologi yang memudahkan
manusia dalam menjalankan aktifitasnya. Sebut saja mesin fax, internet,
telefon, dan lain-lain. Penyebaran pesan secara serentak mungkin suatu
cara yang lebih umum, lenih efektif dan lebih efisien daripada cara lainnya
untuk melancarkan aliran informasi dalam suatu organisasi.17
b. Penyebaran Pesan Secara Berurutan
Dalam buku Komunikasi Organisasi karya Abdullah Masmuh
menjelaskan bahwa:
“penyebaran pesan secara berurutan disampaikan secara bertahap.
Bertahap disini maksudnya adalah sesuai dengan struktur organisasi
dalam perusahaan. Aliran informasi ini menghambat laju informasi
yang akan disampaikan pada semua pihak yang ada di dalam
perusahaan tersebut. Maka individu cenderung menyadari adanya
informasi pada waktu yang berlainan. Karena adanya perbedaan
dalam menyadari informasi tersebut, mungkin timbul masalah dalam
koordinasi.18
3. Arus Informasi dalam Organiasasi
Komunikasi dalam suatu perusahaan adalah unsur terpenting karena
dalam komunikasi ada interaksi sosial yang ditandai adanya pertukaran
makna untuk menyatukan perilaku atau tindakan setiap individu.
16
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung, Rosdakarya,
2006), hal 171
17
Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung, Rosdakarya,
2006), hal 172
18
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, hal-173
25
Dengan adanya komunikasi maka akan memudahkan pimpinan dalam
menyampaikan informasi kepada karyawan guna mencapai tujuan utama
perusahaan. Selain itu juga akan memudahkan karyawan dalam
menyampaikan gagasan maupun keluhan kepada pimpinan. Hal ini penting
juga untuk dapat meningkatkan loyalitas dan totalitas mereka dalam
bekerja, jika keluhan dan gagasan mereka ditanggapi dengan bijak.
Dalam berkomunikasi terdapat arus informasi yang perlu diperhatikan,
untuk itu akan di bahas berdasarkan tempat dimana khalayak sasaran
berada, yaitu komunikasi internal, komunikasi diagonal, komunikasi
eksternal.
a. Komunikasi Internal
Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam
organisasi atau perusahaan. Dalam penerapan komunikasi beragam karena
sesuai dengan struktur organisasi. Komunikasi dalam organisasi bisa
terjadi diantara orang yang memiliki level kepangkatan yang sama,
diantara pimpinan dan bawahan dan lain-lain.19
Berdasarkan alur komunikasi yang terjadi di dalam organisasi, maka
komunikasi internal terbagi menjadi 4 (empat) jalur yaitu vertikal,
horizontal, diagonal, dan grapvine.
1) Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal adalah arus komunikasi yang terjadi dari atas ke
bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward
19
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, (Jakarta, Universitas Terbuka,
2000), Modul Kuliah, h.212
26
communication).
Pada
downward
communication,
pemimpin
menyampaikan pesan kepada bawahan. Alur ini memiliki fungsi sebagai
berikut :
a) Penyampaian atau pemberian instruksi kerja, bentuknya perintah,
arahan, penerangan, manual kerja, uraian tugas.
b) Penjelasan dari pimpinan mengenai mengapa suatu tugas perlu
dilaksanakan. Hal ini ditujukan agar pekerja mengetahui bagaimana
tugas-tugas berkaitan dengan tugas dan posisi yang lain di
organisasi dan mengapa mereka mengerjakan tugas tersebut.
c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang
berlaku seperti bagaimana waktu kerja, cara pengaturan gaji,
asuransi kesehatan, dan lain-lain.
d) Penyampaian informasi mengenai bagaimana penampilan pekerja,
baik itu penampilan fisik maupun penampilan kemampuan
menjalankan pekerjaan dan memperlihatkan daya tahan dalam
keberhasilan kerja.
e) Permberian informasi bagaimana mengembangkan misi
perusahaan.20
Selain di atas, komunikasi juga mengalir dari bawahan ke atasan atau
upward communication. Metode yang digunakan dalam penyampaian
informasi bisa dengan lisan, gambar, tulisan, skema, atau kombinsi
diantara semuanya. Komunikasi ke atas di anggap penting karena beberapa
alasan.
a) Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk
pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi
dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya.
b) Komunikasi ke atas memberitahukan kepada atasan kapan bawahan
mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik
bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka.
20
Soleh S oemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, hal 2.14
27
c) Komunikasi ke atas memungkinkan keluh kesah para bawahan
muncul ke permukaan sehingga atasan tahu apa yang mengganggu
mereka yang paling dekat kaitannya dengan pekerjaan.
d) Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas ke pada
perusahaan dengan cara memberi kesempatan kepada pegawai
untuk mengajukan pertanyaan dan gagasan serta saran-saran
mengenai operasi organisasi.
e) Komunikasi ke atas mengizinkan atasan untuk menentukan apakah
bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke
bawah.
f) Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah
pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan
pekerjaan mereka dan dengan organisasi/perusahaan tersebut.21
Dari beberapa alasan di atas terdapat beberapa fungsi dari Metode
upward communication, yaitu:
a) Penyampaian komunikasi mengenai pekerjaan yang sudah dan
yang belum selesai dilaksanakan.
b) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
c) Membantu pemimpin dalam pengambilan keputusan.22
Planty dan Machaver mengemukakan tujuh prinsip sebagai pedoman
program komunikasi ke atas. Prinsip-prinsip ini dapat di gunakan sampai
sekarang sama seperti ketika digunakan pada saat dirumuskannya.
21
R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung, Remaja
Rosdakarya, 2005) Cet ke 4, h. 190
22
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, hal 2.15
28
a) Program komunikasi ke atas yang efektif harus direncanakan.
Meskipun kerahasiaan dan keterusterangan dapat memperkokoh
semua program komunikasi efektif, tetapi atasan harus tahu
bagaimana caranya merangsang dan mendorong berkembangnya
komunikasi ke atas.
b) Program komunikasi ke atas yang efektif berlangsung secara
berkesinambungan
c) Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan saluran
rutin. Informasi harus mengalir dari setiap tingkatan dan dilakukan
secara
rutin.
Sederhananya
komunikasi
mengikuti
struktur
manajemen dan dilakukan secara rutin.
d) Program komunikasi ke atas yang efektif menitikberatkan
kepekaan dan penerimaan dalam pemasukan gagasan dari tingkat
yang lebih rendah.
e) Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup mendengarkan
secara objektif.
f) Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup tindakan untuk
menanggapi masalah.
g) Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan berbagai
media dan metode untuk meningkatkan aliran informasi. Metode
komunikasi ke atas yang paling efektif adalah kontak tatap muka
setiap hari dan percakapan di antara penyelia dan bawahan.
29
2) Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal yaitu arus informasi yang terjadi secara
mendatar atau sejajar di antara para pekerja dalam satu unit. Menurut
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto dalam buku Komunikasi
Organisasional, tujuan dari arus informasi ini antara lain :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Mengoordinasikan pengerjaan tugas
Bertukar informasi dalam renacan dan kegiatan
Mengatasi masalah
Mendapatkan pemahaman bersama
Memusyawarahkan, negosiasi, dan menengahi perbedaan
Membangun dukungan interpersonal.23
Dalam penerapan jalur komunikasi horizontal banyak metode yang
digunakan para karyawan, misalnya percakapan pada saat istirahat,
percakapan melalui telefon, menggunakan memo, dengan diadakannya
rapat diantara para karyawan yang sejajar kedudukannya, dan lain-lain.
3) Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang terjadi di dalam sebuah
organisasi diantara seseorang dengan orang lain yang satu sama lain
berbeda dalam kedudukan dan bagiannya. Dalam komunikasi ini tidak ada
perintah maupun pertanggung jawaban, biasanya hanya menyampaikan
ide.
Komunikasi diagonal diperlukan khususnya bagi para pekerja pada
level bawah guna menghemat waktu. Dalam penggunaan alur ini
diperlukan dua syarat yakni :
23
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, hal 2.17
30
a) Setiap pekerja melakukan komunikasi secara diagonal harus
memperolah izin dari atasannya langsung.
b) Setiap pekerja yang melakukan komunikasi diagonal harus
menginformasikan hasil yang dicapai kepada atasan langsung. 24
4) Grapvine
“Grapvine adalah perkataan Inggris untuk tanaman anggur dan karena
tanaman ini menjalar tanpa arah dan bentuk tertentu, kadang-kadang
seperti spiral dan lingkaran yang kait mengait maka perkataan inilah yang
dipilih untuk sistem komunikasi informal.”25 “Grapvine biasanya disebut
juga sebagai rumors.”26 Komunikasi bebas hambatan karena berlangsung
dari mulut ke mulut, selain itu informasi yang disampaikan sering kali
tidak lengkap yang memungkinkan disalah artikan, namun begitu
umumnya 75% sampai 90% pesan grapevine akurat yang berkaitan dengan
situasi tempat kerja.
b. Komunikasi Eksternal
“Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara orang-orang yang
berbeda di dalam dengan khalayak di luar organisasi.”27 Adapun tujuan
utama dilaksanakan komunikasi eksternal oleh sebuah organisasi adalah :
1) Untuk membina dan memelihara hubungan yang baik
2) Untuk menciptakan opini publik yang menguntungkan
3) Untuk memelihara dan menjaga citra organisasi agar tetap positif.28
24
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, hal 2.13
Phil. Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta, Binacipta,
1986), Cet. Ke-4, h. 89
26
Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, h. 2.20
27
Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, h. 2.21
25
31
4. Iklim Komunikasi Organisasi
Iklim komunikasi organisasi dalam suatu perusahaan sangat
menentukan kinerja karyawan, maka dari itu pemimpin harus jeli dalam
menangkap situasi dan kondisi ikim komunikasi di perusahaan tersebut.
“Istilah „iklimā€Ÿ disini merupakan kiasan (Metafora). Kiasan adalah bentuk
ucapan yang didalamnya suatu istilah atau frase jelas artinya dalam situasi
yang berbeda yang bertujuan menyatakan suatu kemiripan.”29 Contohnya :
tempat ini di rumah sendiri, nyaman, suasananya kekeluargaan, meskipun
perbandingan
figuratif,
perbandingan
tersebut
memberi
informasi
mengenai ini, struktur, dan arti situasi baru tersebut.
Frase „iklim komunikasi organisasiā€Ÿ menggambarkan suatu kiasan
bagi iklim fisik. Sama seperti iklim anda membentuk iklim fisik untuk
suatu kawasan, cara orang berkreasi terhadap suatu aspek organisasi
menciptakan suatu iklim komunikasi. Iklim fisik terdiri dari kondisikondisi cuaca umum mengenai suatu wilayah.”30
Dalam menelaah iklim komunikasi organisasi, kita harus memilah
terlebih dahulu apa itu iklim komunikasi dan iklim organisasi. Kedua
bentuk iklim tersebut saling memperngaruhi satu sama lain. Untuk pertama
akan di bahas terlebih dahulu ikim komunikasi.
a. Iklim Komunikasi
Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi
suatu evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku
manusia, respon terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflikkonflik antar personal dan kesempatan bagi pertumbuhan dan
28
Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, h. 2.21
R Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2005), Cet. Ke-4, h.146
30
R Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.147
29
32
organisasi tersebut. Iklim komunikasi berbeda dengan iklim organisasi
dalam arti iklim komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai
pesan-pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang
terjadi dalam organisasi.”31
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi
berhubungan dengan persepsi-persepsi anggota perusahaan terhadap
informasi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Dengan begitu jika
komunikasi berjalan positif diantara anggota, maka akan timbul suasana
kerja yang penuh dengan persaudaraan, para anggota perusahaan
berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota lain.
Hal ini dengan sendirinya dapat meningkatkan kinerja mereka. Sedangkan
iklim komunikasi yang negatif dapat menyebabkan saling curiga dan
tertutup antar karyawan.
b. Iklim Organisasi
Kreeps (1986), dalam Curtis (1992) yang dikutip oleh Soleh Soemirat,
Elvinaro Ardianto dan Yenny Ratna Suminar dalam buku Komunikasi
Organisasional menyatakan bahwa:
Iklim organisasi ialah „sifat emosional intern organisasiā€Ÿ yang
didasarkan pada bagaimana senangnya para anggota organisasi
terhadap satu sama lain dan terhadap organisasi. Konsep tersebut
dibuat atas dasar analogi antara kondisi lingkungan bisnis dan kondisi
cuaca. Beberapa iklim kerja dikategorikan hangat dan gembira bila
orang-orang yang terlibat didalamnya diperhatikan dan diperlakukan
sesuai dengan martabatnya.32
Sebenarnya pengertian iklim organisasi belum ada kesepakatan yang
sama dari para ilmuwan. Menurut hemat penulis hal ini dikarenakan iklim
31
32
R Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.147
Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional
33
organsiasi sangat kompleks cakupan pembahasannya, karena mencakup
semua unsur dasar organisasi yaitu anggota, pekerjaan, praktik-praktik
yang berhubungan dengan pengelolaan, struktur dan pedoman. Namun dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi adalah situasi
yang terjadi di organisasi yang yang terbentuk dari unsur-unsur organisasi
yang dapar mempengaruhi kinerja anggota organisasi.
Dari penjabaran iklim komunikasi dan iklim organisasi di atas
terdapat
kesamaan
di
antara
keduanya,
yaitu
sama-sama
dapat
mempengaruhi kinerja anggota organisasi. Setelah membahas tentang
iklim komunikasi dan iklim organisasi kita akan membahas secara
keseluruhan yaitu iklim komunikasi organisasi. Menurut Falcinone yang
dikutip dan Don F. Faules dalam buku Komunikasi Organisasi
menjelaskan bahwa :
Iklim komunikasi organisasi adalah suatu citra makro, abstrak dan
gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi
organisasi. Kita mengasumsikan bahwa iklim berkembang dari
interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas
sifat-sifat itu. Iklim di pandang sebagai suatu kualitas pengalaman
subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relatif
langgeng pada organisasi.33
Untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi kita dapat mengkaji
teori Charles Redding yang dikutip oleh Arni Muhamad dalam buku
Komunikasi Organisasi yang mengemukakan lima dimensi penting dari
iklim organisasi, yaitu:
33
R. Wayne Pace & Don. F. Faules , Komunikasi Organisasi, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2005), Cet ke-4, h.149
34
1. Supportivennes, atau bawahan mengamati bahwa hubungan
komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun
dan menjaga perasaan diri menjadi berharga dan penting
2. Partisipasi membuat keputusan
3. Kepercayaan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan rahasia
4. Keterbukaan dan keterusterangan
5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja
dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.34
Supportiveness dapat di bagi lagi menjadi beberapa kategori, menurut
Gibb yang di kutip oleh Soleh Soemirat, dkk dalam buku Komunikasi
Organisasional bahwa “tingkah laku komunikasi tertentu dari anggota
organisasi mengarahkan kepada iklim supportivennes. Di antara tingkah
laku tersebut adalah sebagai berikut :
1. Deskripsi, anggota organisasi memfokuskan pesan mereka kepada
kejadian yang dapat di amati dari pada evaluasi secara subjektif
atau emosional.
2. Orientasi masalah, anggota organisasi memfokuskan komunikasi
mereka kepada pemecahan kesulitan mereka secara bersama.
3. Spontanitas, anggota organisasi berkomunikasi dengan sopan
dalam merespons situasi yang terjadi.
4. Empati, anggota organisasi memperlihatkan perhatian dan
pengertian terhadap anggota lainnya.
5. Kesamaan, anggota organisasi memperlakukan anggota yang lain
sebagai teman atau tidak menekankan kepada kedudukan dan
kekuasaan.
6. Provisionalism, anggota organisasi bersifat fleksibel dan
menyesuaikan diri pada situasi komunikasi yang berbeda.35
34
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi (Jakarta, Bumi Aksara, 2007) hal. 85
35
Indikator di atas dapat dijadikan acuan apakah iklim komunikasi yang
terdapat dalam organisasi positif atau negatif. Iklim komunikasi organisasi
berpengaruh besar terhadap kinerja karyawan karena iklim komunikasi
organisasi juga memberikan pedoman bagi keputusan dan prilaku individu.
5. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
Dalam sebuah organisasi, baik yang berorientasi menarik keuntungan
(profit) maupun nirlaba (non profit), memiliki empat fungsi organisasi
yaitu fungsi informatif, regulatif, persuasif, dan integratif. Keempat fungsi
tersebut di jelaskan sebagai berikut :
a. Fungsi Informatif
Organisasi di pandang sebagai suatu sistem proses informasi,
maksudnya seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.36
b. Fungsi Regulatif
“Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku
dalam suatu organisasi. Ada dua hal yang berpengaruh pada fungsi
regulatif ini. Pertama, atasan atau orang-ornag yang berada dalam
tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki wewenang untuk
mengendalikan informasi dan memberikan intruksi atau perintah.
Kedua, berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya
berorientasi pada kerja. Artinya bawahan membutuhkan kepastian
peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk di laksanakan”.37
35
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, (Jakarta, Universitas Terbuka,
2000), Modul Kuliah, hal.6.9
36
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta, kencana prenada media group, 2007),
h.274
37
Soeleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, (Jakarta, Universitas Terbuka,
2000), Modul Kuliah, h. 2.5
36
c. Fungsi Persuasif
“Fungsi ini lebih banyak dimanfaatkan oleh pihak pimpinan dalam
sebuah organisasi dengan tujuan untuk memperoleh dukungan dari
karyawan.”38 Persuasif adalah penyeimbang dari pemberian intruksi.
Seorang pemimpin harus pintar-pintar mengambil hati karyawannya, untuk
mencapai tujuannya persuasif inilah caranya. Seorang pemimpin ketika
memberikan intruksi pekerjaan kepada bawahannya juga harus di barengi
dengan sikap mengajak yang baik dan santun. Sebab pekerjaan yang di
lakukan dengan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan
pekerjaan yang baik dan kepedulian yang lebih besar terhadap
pekerjaannya dibanding dengan pemimpin yang selalu memperlihatkan
kekuasaan dan kewenangannya.
d. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan
baik. “Ada dua saluran komunikasi yaitu formal, seperti penerbitan khusus
dalam organisasi (newsletter) dan laporan kamjuan organisasi; juga saluran
informal, seperti perbincangan antarpribadi dalam masa istirahat kerja,
pertandingan, olahraga, dan lain-lain.”39
38
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, h.25
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group,
2007),h.276
39
37
D. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Dalam organisasi formal maupun informal selalu ada seseorang yang
di anggap mempunya kemampuan dan keterampilan yang lebih dari yang
lain. Seseorang yang di anggap mempunyai kemampuan lebih tersebut
kemudian di angkat dan di berikan kepercayaan untuk mengatur orang
lainnya. Seseorang tersebut biasa disebut sebagai pemimpin.
Kepemimpinan mendapat awalan „keā€Ÿ dan sisipan „emā€Ÿ serta
akhiran „anā€Ÿ. Menurut tata bahasanya awalan „keā€Ÿ dan „ke-anā€Ÿ
berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak yang mengandung
arti menjadi atau peristiwa. Sedangkan sisipan „emā€Ÿ pada kata
pemimpin berfungsi membentuk kata baru yang artinya tak berbeda
dengan kata dasarnya. Arti sisipan „emā€Ÿ disini mengandung sifat. Jika
pemimpin berasal dari kata „pimpinā€Ÿ yang mendapat awalan „peā€Ÿ
mempunyai arti orang yang melakukan, jadi pemimpin adalah orang
yang memimpin.40
Sedangkan dalam istilah, seperti banyak di artikan oleh para ahli di
antaranya:
Onong Uchajana dalam bukunya, Human Relations dan Public
Relations dalam Management,mengatakan bahwa “kepemimpinan adalah
suatu proses dimana seseorang memimpin (directs), membimbing (guides),
mempengaruhi (influences), atau mengontrol (controls) pikiran, perasaan
atau tingkah laku orang lain.41
Menurut Veithzal Rivai dalam buku kepemimpinan dan perilaku
organisasi yang mengatakan bahwa “kepemimpinan adalah proses untuk
mempengaruhi orang lain, baik di dalam organisasi maupun di luar
40
M. Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet ke-3,h.87
Onong Uchajana, Human Relations dan Public Relations dalam Management,
(Bandung: CV. Mandar Maju, 1989), Cet ke-7. h,195
41
38
organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu situasi dan
kondisi tertentu. Proses mempengaruhi tersebut sering melibatkan berbagai
kekuasaan seperti ancaman, penghargaan, otoritas, maupun bujukan.”42
Di samping itu, Howard H. Hoyt seperti yang di kutip Kartini Kartono
dalam
bukunya
kepemimpinan
Pemimpin
sebagai
dan
Kepemimpinan,
berikut:
“kepemimpinan
mendefinisikan
adalah
seni
mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing
orang lain.”43
Dari
ketiga
pengertian
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
kepemimpinan adalah suatu kemampuan untuk memimpin (directs),
membimbing (guides), mempengaruhi (influences), atau mengontrol
(controls) pikiran, perasaan dan tingkah laku orang lain untuk mencapai
visi dan misi yang disepakati bersama.
2. Tipe-tipe Kepempinan
Tipe kepemimpinan sering disebut perilaku kepemimpinan atau gaya
kepemimpinan (leadership style). “Gaya kepemimpinan adalah pola
menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun
yang
42
tidak
tampak
oleh
bawahannya.
Gaya
kepemimpinan
Vithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2004), h.3
43
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada,
1998), cet. Ke-8,h.49
39
menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, keterampilan,
sifat, dan sikap yang mendasari perilaku sesorang.”44
Di bawah ini akan diuraikan tipe-tipe (gaya-gaya) kepemimpinan
dengan maksud memberikan gambaran yang jelas mengenai persamaan
dan perbedaannya, agar tidak terjadi tumpang tindih dalam memahami
gaya kepemimpinan disebabkan pengistilahan yang berbeda padahal
maksud dan tujuannya sama.
a. Kepemimpinan Otokrasi atau Otoriter
“Gaya
pemimpin
otoriter
adalah
sesorang
pemimpin
dalam
menentukan kebijakan kelompok atau membuat keputusan tanpa
berkonsultasi atau memastikan persetujuan dari para anggotanya.
Pemimpin ini bersifat impersonal.”45
Ciri-ciri kepemimpinan Otokrasi diantaranya:
1) Semua ketentuan kebijakan oleh pemimpin
2) Teknik dan langkah aktivitas ditentukan oleh penguasa satu
persatu. Sehingga langkah-langkah masa depan umumnya tidak
pasti
3) Pemimpin biasanya mendikte tugas kerja bagian dan kerja bersama
setiap anggotanya
4) Penguasa cenderung bersifat “pribadi” dalam memuji dan mencela
pekerjaan masing-masing anggota; mengambil jarak dari partisipasi
kelompok aktif kecuali bila menunjukan keahliannya.”46
44
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2004),h.64
45
Abdullah Masmus, Komunikasi Organisasi, (Malang, UMM Press, 2008),hal.266
46
Fremont E.Kast dan James E. Rozenweig, Organisasi dan Manejemen, (Jakarta, Bumi
Aksara, 1995) cet-5. Hal.156
40
b. Kepemimpinan Demokrasi
Gaya
pemimpin
demokrasi
adalah
seorang pimpinan
dalam
menentukan kebijakan melibatkan anggota kelompok untuk dimintai
masukan-masukan.
Sehingga
tugas
pemimpin
selain
memberikan
pengarahan juga mengijinkan kelompok untuk mengembangkan dan
melaksanakan cara yang dikehendaki anggotanya.47
Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokrasi, diantaranya:
1) Semua kebijakan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan di
ambil dengan dorongan dan bantuan dari pimpinan
2) Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk
tujuan kelompok dibuat, dan bila dibutuhkan petunjuk-petunjuk
teknis, pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur
yang dapat dipilih
3) Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih,
dan pemberian tugas ditentukan oleh kelompok
4) Pemimpin adalah objektif atau “fact minded” dalam memberikan
pujian dan kecamannya, dan mencoba menjadi seorang kelompok
anggota biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak
pekerjaan.48
Pada penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan selain harus memiliki
kemampuan, pemimpin juga perlu memiliki sifat kemanusiaan, demokratis
dan mencintai bawahannya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat
Ali-Imraan (3), ayat 159 :
47
48
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi, (Malang, UMM Press, 2008), hal.266
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi, (Malang, UMM Press, 2008), hal.267
41
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku
lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu.Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan lah ampun
bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan
itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah.Sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang bertawakkal kepada-Nya.
Dalam ayat tersebut terdapat kalimat musyawarah yang artinya
meminta pendapat dan mencari kebenaran, itu merupakan salah satu
prinsip dalam demokrasi yang dianut sebagian besar bangsa di dunia.
Didalam Islam bermusyawarah untuk mencapai mufakat adalah hal yang
disyariatkan.
c. Kepemimpinan Laisser Fairek
“gaya kepemimpinan laisser faire adalah seorang pimpinan dalam
menentukan kebijakan tidak memiliki inisiatif untuk mengarahkan atau
menyarankan alternatif tindakan.”49 Akan tetapi pemimpin ini lebih
mengijinkan kelompok untuk mengembangkan dan melaksanakan sendiri
pekerjaannya, bahkan termasuk juga mengijinkan untuk melakukan
kesalahan.
Ciri-ciri gaya kepemimpinan laisser faire, diantaranya:
1) Kebebasan penuh untuk kelompok atau individu dengan minimnya
partisipasi pemimpin
2) Macam-macam bahan disediakan oleh pemimpin, yang dengan
jelas mengatakan bahwa ia akan menyediakan keterangan apabila
ada permintaan, ia tidak turut mengambil bagian dalam diskusi
kelompok
3) Pemimpin tidak berpartisipasi sama sekali
49
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi, (Malang, UMM Press, 2008), hal.267
42
4) Komentar spontan yang tidak frekuen atas aktivitas-aktivitas
anggota dan ia tidak berusaha sama sekali untuk menilai atau
mengatur kejadian-kejadian.50
E. Teori Kontingensi
Teori kontingensi adalah teori kesesuaian pemimpin, yang berarti
berusaha menyesuaikan pemimpin dengan situasi yang tepat. Hal ini
disebut kontingensi, karen teori ini menyatakan bahwa keefektifan
pemimpin tergantung pada seberapa sesuai gaya pemimpin dengan situasi
sekitar.51
Jadi
pemimpin ditinjau sebagai
bermotivasi-tugas
atau
bermotivasi-hubungan. Karakteristik suatu situasi kepemimpinan yang
paling penting ada tiga yaitu; (1) relasi pemimpin-anggota, (2) struktur
tugas, (3) kekuasaan jabatan pemimpin.52 Dan akan di jabarkan satu per
satu.
1. Relasi pemimpin-anggota
Relasi pemimpin anggota mencakup suasana kelompok, dan tingkat
keyakinan, kesetiaan, dan daya tarik yang dirasakan anggota organiasasi
untuk pemimpin mereka. Bila suasana organisasi positif dan anggota
mempercayai, menyukai, dan bekerja dengan baik bersama pemimpin
mereka hubungan pemimpin-anggota dikatakan baik. Di sisi lain bila
50
Winardi SE, Kepemimpinan Dalam Manajemen, (Bandung, Rineka Cipta, 1990), h.79
Peter G Northouse, Kepemimpinan, (Jakarta, Indeks, 2013) Hak cipta Bahasa
Indonesia, h.117
52
R Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung, Remaja
Rosdakaryaa, 2005) cet ke-4, h 289
51
43
suasana yang terjadi tidak menyenangkan dan konflik muncul di dalam
kelompok, hubungan pemimpin-anggota didefinisikan buruk.53
2. Struktur Tugas
Struktur tugas adalah tingkatan di mana tuntutan akan tugas jelas dan
diutarakan. Tugas yang benar-benar terstruktur cenderung memberi lebih
banyak kendali bagi pemimpin, sementara tugas yang tidak jelas dan tidak
pasti mengurangi kendali serta kontrol pemimpin. Suatu tugas dikatakan
terstruktur ketika; (a) tuntutan tugas diutarakan secara jelas dan diketahui
oleh orang-orang yang diminta untuk melakukan tugas, (b) pola
penyelesaian tugas memiliki sejumlah alternatif, (c) penyelesaian tugas
bisa ditunjukan secara jelas, (d) hanya ada jumlah terbatasa dari solusi
yang tepat untuk tugas itu.
3. Kekuasaan Jabatan Pemimpin
Karakteristik situasi yang ketiga adalah jumlah otoritas yang dimiliki
pemimpin untuk menghukum atau memberi reward pada anggota. Hal itu
mencakup kekuasaan sah individu yang didapat sebagai hasil dari posisi
yang mereka miliki di organisasi. kekuatan posisi itu kuat jika seseorang
memiliki otoritas untuk mempekerjakan dan memecat atau memberi
kenaikan jabatan atau gaji.54
53
Peter G Northouse, Kepemimpinan, (Jakarta, Indeks, 2013) Hak cipta Bahasa
Indonesia, h. 118
54
Peter G Northouse, Kepemimpinan, (Jakarta, Indeks, 2013) Hak cipta Bahasa
Indonesia, h.119
BAB III
PROFIL STASIUN TVRI
A. Gambaran Umum TVRI
Usulan untuk memperkenalkan televisi muncul jauh ditahun 1953, dari
sebuah bagian di departemen penerangan, di dorong oleh perusahaan-perusahaan
AS, Inggris, Jerman, Jepang yang berlomba-lomba menjual Hardware-nya.
Menjelang Asean Games ke-4 di Jakarta pada 1962, Soekarno dan kabinet
akhirnya yakin akan perlunya televisi. Dengan alasan reputasi internasional
Indonesia tergantung pada pekan olahraga yang disiarkan, terutama ke Jepang
(yang telah memiliki televisi sejak awal 1950-an).1
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memasukan proyek media masssa
televisi ke dalam proyek pembangunan Asian Games IV di bawah koordinasi
urusan proyek Asian Games IV. Tanggal 25 Juli 1961, menteri penerangan
mengeluarkan SK menpen No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan panitia
persiapan televisi (P2T).
Pada 23 Oktober 1961, Presiden Soekarno yang sedang berada di Wina
mengirimkan Teleka kepada Menpen Maladi untuk segera menyiapkan proyek
televisi (saat itu waktu persiapan hanya 10 bulan) dengan adegan utama: (1)
membangun studio di eks AKPEN di Senayan (TVRI sekarang); (2) membangun
dua pemancar; 100 watt dan 10 kw dengan tower 80 meter, dan (3)
mempersiapkan software (program) serta tenaga.
1
Muhammad Mufid, Komunikasi & Regulasi Penyiaran, (Jakarta,Kencana,2005) Cet 1
44
45
Tanggal 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan acara
HUT proklamasi kemerdekaan Indonesia XVII dari halaman istana merdekan
Jakarta, dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt. Tanggal 24 Agustus
1962, TVRI, mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung
upacara pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno,
Indonesia menjadi negara ke empat di Asia yang memiliki siaran televisi, setelah
Jepang, Filiphina, dan Thailand.
Pada tanggal 20 Oktober 1963, dikeluarkan Keppres No. 215/1963 tentang
pembukaan yayasan TVRI dengan pimpinan umum Presiden Republik Indonesia.
Pada Bab 1 pasal 3 Keppres dikatakan bahwa yayasan TVRI merupakan pengelola
tunggal pertelevisian di seluruh Indonesia. Sementara pasal 4 dan pasal 5
menjelaskan bahwa “keberadaan TVRI ditunjukan sebagai alat hubung
masyarakat dalam melaksanakan pembangunan mental, khususnya manusia
sosialis Indonesia”.
Untuk melaksanakan misi TVRI, Presiden Soekarno mengeluarkan Keppres
No. 218 Tahun 1963 tentang pemungutan sumbangan iuran untuk membantu
pembayaran yayasan TVRI sebagai pelengkap Keppres No. 125 Tahun 1963.
Dengan ketentuan ini, setiap pemilik pesawat televisi diseluruh wilayah Indonesia
wajib mendaftarkan pesawatnya dikantor TVRI, sebesar Rp. 300 tiap pesawat.
Tahun 1963 TVRI mulai merintis pembangunan stasiun daerah, yang dimulai
dengan stasiun Yogyakarta. Stasiun baru ini mulai siaran pada akhir tahun 1964.
Segera setelah itu, TVRI berturut-turut mendirikan stasiun Medan, Surabaya,
Makassar, Manado, dan Denpasar.
46
Tahun 1974 TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata
kerja Departemen Penerangan yang diberi status Direktorat dan langsung
bertanggung jawab pada Direktorat Jendral Radio TV dan Film Departemen
Penerangan RI. Sebagai alat komunikasi pemerintah, tugas TVRI adalah untuk
menyampaikan program pemerintah kepada rakyat. Satu tahun kemudian,
dikeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan siaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki
status ganda yaitu selain sebagai yayasan televisi RI, juga sebagai Direktorat
Televisi.
Sedangkan
manajemen
yang
diterapkan
yaitu
manajemen
perkatoran/birokrasi.
Memasuki tahun 1975, selain berstatus sebagai yayasan, TVRI juga
ditetapkan sebagai unit pelaksana teknis (UPT) Departemen Penerangan dengan
diterbitkannya SK Menteri Penerangan No. 55B Tahun 1975, yang kemudia
diperbarui oleh SK Menpen No. 230A tahun 1984 tentang organisasi dan tata
kerja Departemen Penerangan yang didalamnya mengatur Direktorat Televisi
yakni dibawah Direktorat Jendral RTF.
Pada 1976, Indonesia meluncurkan sebuah satelit siaran domestik palapa,
diikuti pada 1983 dengan satelit palapa B2. Teknologi Amerika namun nama
satelitnya merupakan simbol Jawatepatnya diambil dari sumpah Gajah Mada,
Mahapatih kerajaan Majapahit Abad XIV di Jawa Tengah.
Mulai tahun 1977 secara bertahap dibeberapa Ibu Kota Provinsi dibentuklah
Stasiun-stasiun Produksi Keliling atau SPK, yang berfungsi sebagai perwakilan
atau koresponden TVRI di daerah yang terdiri dari; SPK Jayapura, SPK Ambon,
SPK Kupang, SPK Malang (tahun 1982 diintegrasikan dengan TVRI stasiun
47
Surabaya), SPK Semarang, SPK Bandung, SPK Banjarmasin, SPK Pontianak,
SPK Banda Aceh, SPK Jambi, SPK Padang, SPK Lampung.
Jika dibuat periodisasi perkembangan TVRI maka dapat di bagi menjadi tiga.
Pertama, era 1962 sampai 1975 TVRI yang terlahir formal pada 24 Agustus 1962
ditetapkan badan hukumnya sebagai Yayasan melalui Keppres RI No.215/1963
pada 20 Oktober 1963. Kedua, era 1975 hingga 1999 TVRI para periode ini
memiliki dua peran, yakni sebagai yayasan dan juga sebagai unit pelaksana
Teknis Departemen Penerangan. Ketiga, era reformasi setelah beberapa waktu
statusnya mengambang seiring dengan dilikuidasinya Departemen Penerangan,
berdasarkan SK Presiden RI No. 335/M/1999 tentang pembentukan Kabinet
Persatuan Nasional.
Dalam regulasi yang dikeluarkan pada tanggal 7 Juni 2000 dikatakan bahwa
TVRI berbadan hukum perusahaan Jawatan (perjan). Namun, terhitung 15 April
2003 pemerintah lalu mengalihkan badan hukum TVRI menjadi Perseroan.
Penandatanganan akta pendirian dan anggaran dasar PT. TVRI ini mempertegas
PP No.9 Tahun 2000 yang hakikatnya merupakan izin prinsip menganai
pengalihan status perusahaan Jawatan ke Perseroan Terbatas.
Semangat untuk menjadikan TVRI sebagai televisi publik telah diisyaratkan
dalam berbagai kebijakan seputar TVRI PP No. 26 Tahun 2000 tentang status
Perjan TVRI misalnya, secara eksplisit mengatakan bahwa tujuan Perjan adalah
untuk menyelenggarakan kegiatan penyiaran televisi sesuai dengan prinsip-prinsip
televisi publik yang independen, netral, mandiri, dan program siarannya
48
senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat serta tidak semata-mata
mencari keuntungan (pasal 6).
Beberapa definisi Lembaga Penyiaran Publik antara lain; Manchesne, di
Amerika Serikat tahun 1997, menyebutkan Lembaga Penyiaran Publik sebagai
jasa penyiaran yang bersifat nirlaba. Ditunjang oleh dana publik yang tanggung
jawabnya terutama ditunjukan kepada masyarakat. Menyediakan jasa kepada
seluruh penduduk dan tidak menggunakan prinsip-prinsip komersil sebagai alat
untuk menentukan pembuatan program penyiaran.
Selanjutnya, eiffel dari Eropa mendefinisikan lembaga penyiaran publik
sebagai lembaga pelayanan umum, sebagai lembaga penyiaran yang diperuntukan
bagi publik yang didanai oleh publik dan di kendalikan oleh publik.2
Berdasarkan definisi-definis tersebut, maka jelas bahwa kebijakan penyiaran
publik merupakan kebijaksanaan independen yang bersifat non komersial,
berorientasi pada kepentingan publik dan peningkatan kualitas publik dan
partisipasi publik dalam pengelolaan lembaga.
Ada tiga ciri khas lembaga penyiaran publik, yaitu :
1. Lembaga penyiaran publik mempunyai fungsi sebagai public service
Fungsi ini dijalankan oleh lembaga penyiaran publik dengan menyiapkan
program-program yang memberikan manfaat bagi publik.
2. Lembaga
penyiaran
publik
tidak
berorientasi
kepada
pencarian
keuntungan.
3. Lembaga penyiaran publik dikelola dengan melibatkan partisipasi publik.
2
Tim Penulis, Rangkuman Workshop “TVRI TV PUBLIK”, 2004, h.40
49
Berkaca pada sejarah diatas TVRI sebagai lembaga publik memiliki prinsipprinsip televisi publik yang independen, netral, mandiri, dan program siarannya
sennatiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat serta tidak semata-mata
mencari keuntungan.
TVRI sebagai LPP (Lembaga Penyiaran Publik), tidak bisa sepenuhnya
mengikuti keinginan pasar. TVRI sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya salah
satu tugasnya adalah dengan mengawal peradaban bangsa dan merajut kesetaraan
ditengah kemajemukan yang juga dituntut memberikan program mencerdaskan
bangsa dengan program-program sosialisasi pemerintah.3
Hal ini menjadi faktor penghambat bagi TVRI ditengah perkembangan mediamedia saat ini. Setiap media menginginkan produksi program yang berkualitas
dan menghibur bagi pemirsanya, tentu saja hal ini tidak terlepas dari beberapa
faktor pendukung seperti biaya produksi yang mencukupi serta keberadaan SDM
yang berkualitas.
Dalam hal ini TVRI juga dihadapkan pada satu masalah yang cukup sulit,
dimana TVRI dituntut memberikan program yang mencerdaskan bangsa dengan
program-program sosialisasi pemerintah. Namun pada kenyataannya saat ini
program-program sosialisasi tersebut menjadi tak layak jual. Sehingga kebutuhan
anggaran untuk menciptakan program yang berkualitas menjadi terhambat.
Konsekuensi logis dari keterbatasan anggaran mengakibatkan buruknya hasil
produksi yang pasti memberikan efek domino terhadap audience share. Perlahan
namun pasti para audience share sedikit demi sedikit berpindah ke stasuin televisi
3
Wawancara Pribadi dengan bapak Syafarudin Koordinator IT Pemasaran di Direktorat
Pengembangan Usaha LPP TVRI
50
swasta yang mampu mengemas hampir seluruh programnya dengan kemasan
kekinian dan mengikuti kebutuhan pasar. Keberadaan SDM (sumber daya
manusia) yang berkualitas menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk
menciptakan produksi program yang berkualitas. Saat ini ditengah persaingan
industri media yang semakin ketat TVRI saat ini masih belum mampu bersaing
dengan televisi-televisi swasta yang kaya akan SDM yang berkualitas. Televisi
swasta lebih banyak memanfaatkan SDM muda yang lebih dinamis dan penuh
kreatifitas. Dan design produksi berkaitan erat dengan kreatifitas, semakin kreatif
sumber daya manusia nya semakin berkualitas hasil produksinya.
Berbeda dengan TVRI yang masih menganut azas primordialisme dan
fedalisme yang terbungkus dalam pakaian birokrasi harus bersaing dengan sumber
daya manusia yang muda dan dinamis serta kreatif. Design produksi terkait erat
dengan kreatifitas yang kita ketahui bersama bahwa untuk dunia kreatif sky is the
limit. Lalu bagaimana dengan SDM TVRI khususnya dalam bidang produksi
mampu bersaing bila jabatan bukan disesuaikan dengan kompetensi melainkan
berdasarkan azas semioritas. Ini yang dimaksud dengan azas feodalisme dengan
pakaian birokrasi. Dalam birokrasi komunikasi yang dibangun bukan dua arah
melainkan azas top down communication. Dapat dibayangkan bagaimana jadinya
bila seseorang yang duduk sebagai birokrat harus bersaing dengan para pendatang
muda yang dinamis disektor swasta.
Hal-hal tersebutlah yang menjadi pembeda antara televisis publik dengan
televisi swasta. Seharusnya TVRI sudah mau dan mampu mengikuti hal tersebut
jika tidak ingin di tinggalkan oleh pemirsanya. Tetapi bagi TVRI, seakan ia baru
51
saja bangun dari tidur panjangnya setelah diterpa berbagai persoalan luar dan
dalam.
Seperti yang di katakan oleh Elprisdat beliau adalah Ketua Dewan Pengawas
TVRI pada 20 Oktober 2012 di depan Rakernas pimpinan TVRI. Bahwa apa yang
sudah TVRI berikan memberi suatu keyakinan bahwa TVRI bisa, TVRI bukan
underdog. TVRI adalah pionir industri pertelevisian bangsa ini. Karena itu TVRI
tidak boleh kalah dengan juniornya TVRI melahirkan banyak orang-orang hebat,
tetapi ia juga tidak boleh berhenti melahirkan orang-orang hebat baru yang setia
menjaga marwah TVRI untuk bangsa.4
Selain berkibar degan tayangan live (siaran langsung sehari dari tiga panggung
berbeda), TVRI telah mampu bersaing dengan televisi swasta dalam tayangan
olahraga dengan membeli hak siar Liga Italia 2012. Sepak bola adalah cabang
olahraga yang paling banyak diminati di sini, dan dengan Liga Ilatia, TVRI
menarik mata semua penggemar olahraga ke layarnya.
Perjalanan TVRI selama kurang lebih 50 tahun ini telah membuktikan bahwa
tidak ada yang abadi selain perubahan itu sendiri. Dan perjalan TVRI adalah
sebuah contoh perjalanan perubahan yang sangat dinamis, bahkan di luar
kemampuannya untuk mengendalikan.5
4
Prof. Rhenald Kasali, Ph.D, Camera Branding, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, Cet.1,
hal.110, 2013
5
Prof. Rhenald Kasali, Ph.D, Camera Branding, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, Cet.1,
hal.111, 2013
52
B. Visi dan Misi Lembaga Penyiaran Publik TVRI
1. Visi
Terwujudnya TVRI sebagai media utama penggerak pemersatu bangsa.
Adapun maksud dari visi tersebut adalah bahwa TVRI di masa depan menjadi
aktor utama penyiaran dalam menyediakan dan mengisi ruang publik, serta
berperan dalam merekatkan dan mempersatukan semua elemen bangsa.6
2. Misi
ļ‚· Menyelenggarakan siaran yang menghibur, mendidik, informatif, secara
netral, berimbang, sehat dan beretika untuk membangun budaya bangsa
dan mengembangkan persamaan dalam keberagaman.
ļ‚· Menyelenggarakan layanan siaran multiplatfrom yang berkualitas dan
berdaya saing.
ļ‚· Menyelenggarakan tata kelola lembaga yang modern, transparan dan
akuntabel.
ļ‚· Menyelenggarakan pengembangan dan usaha yang sejalan dengan tugas
pelayanan publik.
ļ‚· Menyelenggarakan pengelolaan sumber daya proaktif dan andal guna
meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan pegawai.7
6
7
www.tvri.co.id/about/sejarah/visidanmisi
idem
53
C. Struktur Organisasi Direktorat Pengembangan dan Usaha Lembaga
Penyiaran Publik TVRI
Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Pengembangan dan Usaha
BAB IV
KOMUNIKASI ORGANISASI DIREKTORAT
PENGEMBANGAN DAN USAHA TVRI
A. Komunikasi Organisasi (Downward Communication)
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari komunikasi, baik
komunikasi yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, baik formal
maupun informal. Komunikasi adalah aspek terpenting dalam kehidupan kita,
berkembangannya ilmu pengetahuan dari hari ke hari karena komunikasi.
Komunikasi juga membentuk sistem sosial yang saling membutuhkan satu sama
lain.
Komunikasi juga merupakan aspek penting dalam sebuah organisasi, seperti
pandangan Redding dan Sanbron yang dikutip oleh Arni Muhamad dalam buku
Komunikasi Organisasi, menurut mereka “komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan organisasi dalam komunikasi yang kompleks. Yang
termasuk dalam ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan
persatuan pengelola, komunikasi donward, komunikasi upward dan lain-lain”1
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa komunikasi organisasi
adalah suatu proses komunikasi di dalam organisasi formal maupun informal
dalam
bentuk
komunikasi
yang
kompleks,
komunikasi
tersebut
dapat
menimbulkan pengertian yang sama sehingga dapat mewujudkan tujuan
komunikasi tersebut.
Dalam sebuah organisasi kepemimpinan merupakan bagian penting yang
sering dikaitkan dengan keberhasilan suatu perusahaan. Tujuan kepemimpinan itu
1
Arni Muhamad, Komunikasi seksi Organisasi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), Cet, ke-8, h. 67
54
55
senduru adalah membantu orang untuk menegakkan kembali, mempertahankan
dan meningkatkan motivasi mereka. TVRI merupakan televisi tertua di Indonesia,
kemunculannya memberikan perubahan bagi perkembangan tekhnologi di
Indonesia. Namun dengan seiring berjalannya waktu dan di ikuti dengan
banyaknya pertumbuhan televisi swasta yang menyajikan program-program dan
siaran yang variatif TVRI seakan kehilangan kejayaannya. Selama beberapa tahun
TVRI mengalami mati suri dan seperti tidak ada kekuatan untuk bangkit dari
keterpurukan.
Namun baru-baru ini TVRI seperti baru terbangun dari tidur panjanganya,
TVRI mulai berbenah diri dan melakukan banyak perubahan-perubahan besar di
bawah kepemimpinan baru dan merupakan Ketua Dewan Pengawas TVRI
termuda yaitu Elprisdat M. Zen. Banyak hal yang dilakukan oleh pimpinan baru
TVRI termasuk oleh pimpinan Direktorat yang ada di bawahnya.
Direktorat Pengembangan dan Usaha merupakan salah satu Direktorat yang
mengalami banyak perubahan, di bawah Direktur yang baru Direktorat
Pengembangan dan Usaha dituntut untuk tampil lebih enerjik dan mampu
bersaing dengan televisi lainnya untuk mencari klien kerjasama sebanyak
mungkin dan mencapai target perusahaan. Untuk mencapai tujuan dari Direktorat
Pengembangan dan Usaha dibutuhkan peran pemimpin yang besar di dalamnya.
Dalam menganalisis kepemimpinan di Direktorat Pengembangan dan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI, peneliti menggunakan teori kontingensi oleh
Fieder yang mengemukakan gaya kepemimpinan digambarkan dalam variabel-
56
variabel tugas dan hubungan, dengan karakteristik situasi kepemimpinan yang
paling penting dan akan peneliti jabarkan satu per satu.
1. Analisis Kontingensi
a. Relasi Pemimpin Anggota
Relasi antara atasan dan bawahan dikatakan baik apabila bawahan menyukai,
mempercayai, dan menghargai pemimpin. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh
beberapa karyawan yang di wawancarai, “pimpinan disini semuanya baik dan
ramah terhadap karyawan, kalau masalah pekerjaan sepertinya tidak perlu
diragukan karna memang saat ini Direktorat Pengembangan dan Usaha sudah
semakin baik di bawah kepemimpinan yang sekarang. Kalau kekurangan pasti ada
tapi sejauh ini semuanya berjalan dengan baik.”2 Pernyataan tersebut diperkuat
dengan seringnya atasan di Direktorat Pengembangan dan Usaha melakukan
dialog tertutup dengan para karyawan untuk membicarakan pekerjaan. Gaya
kepemimpinan di Direktorat Pengembangan dan Usaha dikatakan efektif hal ini
dapat dilihat dari para bawahan yang menyukai atasan dan dapat bekerja sesuai
dari petunjuk atasan. Cara atasan dalam memimpin para karyawan berhasil
membuat karyawan lebih menyukai, mempercayai dan menghargai pimpinannya.
b. Struktur Tugas
Struktur tugas merupakan tingkatan di mana tuntutan akan tugas jelas dan
diutarakan. Di Direktorat Pengembangan dan Usaha pembagian tugas dari atasan
cukup jelas, pemimpin memberikan tugas kepada bawahan dengan jelas dan
memberikan masukan tentang cara menyelesaikan tugas yang diberikan.
2
Wawancara pribadi dengan beberapa staff Direktorat Pengembangan Usaha , Jakarta 23
November 2015 pukul 15.00 Wib, Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI
57
“Untuk pembagian tugas tentunya itu sesuai instruksi dari pimpinan,
pimpinan hanya memberikan arahan atau masukan selebihnya anggota di
persilahkan bekerja sesuai ide kreatifnya, jadi kalau untuk tugas saya
percayakan kepada bawahan masalah apa nanti yang akan timbul akan kita
bicarakan dan mencari solusinya.3
Pemabagian tugas yang terstruktur jelas contohnya dapat dilihat di bagian
account executive, pada bagian ini tugas dari atasan adalah jelas mencari
pengiklan dan ada target yang diberikan oleh atasan. Hasil pekerjaannya dapat
dilihat dari berapa banyak pengiklan yang beriklan di TVRI dan bisa di hitung
berapa jumlah dan nominal reward yang di dapat. Pada struktur tugas ini
pemimpin melakukan banyak peran terhadap kinerja bawahannya. Pemimpin
selalu memantau dan mengarahkan karyawan agar tugas mereka selesai tepat
waktu dan dengan hasil yang terbaik. Pimpinan di Direktorat Pengembangan dan
Usaha dikatakan berhasil dari segi struktur tugas hal ini dapat dilihat dari
kontribusi yang dilakukan oleh pimpinan, karyawan melakukan hal yang di
arahkan oleh pimpinan dan menghargai tugas yang pimpinan berikan.
c. Kekuasaan Jabatan
Di Direktorat Pengembangan dan Usaha terdapat reward untuk karyawan
yang berprestasi. Reward yang diberikan oleh pimpinan untuk para karyawan
adalah perjalanan dinas keluar kota, mendapatkan uang saku, dan mendapat
kesempatan mengisi materi penyuluhan untuk TVRI daerah. Khusus untuk
account executive akan mendapatkan bonus berupa uang sekian persen dari total
target yang tercapai untuk mencari pengiklan. “Disini ada penghargaan untuk
3
Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha
dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015
58
karyawan terbaik yaitu perjalanan dinas untuk mengisi seminar penyuluhan
program ke TVRI daerah, ada uang sakunya juga sekalian jalan-jalan biasanya.
Dan khusus untuk account executive ada insentif dari target yang bisa mereka
selesaikan”. Dalam kekuasaannya pimpinan Direktorat Pengembangan dan Usaha
terbentur peraturan-peraturan yang telah di tetapkan oleh Dewan Pengawas TVRI
dan DPR RI. Sehingga kebijakan-kebijakannya untuk memberikan hukuman
ketika ada karyawan yang melakukan kesalahan tidak bisa diputuskan sendiri.
Terlebih jika karyawan yang melanggar berstatus Pegawai Negeri Sipil, karna ada
peraturan tersendiri terkait pelanggaran dan hukuman.
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan di
Direktorat Pengembangan dan Usaha tepat tetapi belum sempurna. Dari ketiga
variabel analisis kontingensi di atas gaya kepemimpinan Direktur Pengembangan
dan Usaha hanya kuat di dua variabel yaitu dari segi relasi pimpinan anggota dan
struktur tugas, tetapi dari variabel kekuasaan jabatan pemimpin di nila lemah dan
harus melakukan banyak terobosan baru agar pemimpin bisa melakukan
kebijakan-kebijakannya, hal ini memang cukup sulit mengingat segala aturan
mengenai hukuman dan penghargaan untuk karyawan sudah jelas di atur oleh
Dewan Pengawas TVRI. Tetapi setidaknya pimpinan Direktorat Pengembangan
dan Usaha bisa melakukan hukuman ringan bila ada karyawan yang melanggar
dan tidak tepat waktu dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Seperti yang sudah
dilakukan dalam segi penghargaan atau reward bagi karyawan yang berprestasi
begitu pula seharusnya dari segi hukuman atau punishment.
59
2. Metode Pimpinan Dalam Menyebarkan Informasi
Selain iklim komunikasi, metode pimpinan dalam menyebarkan informasi
juga sangat mempengaruhi komunikasi antara pimpinan dan bawahan. Informasi
tidak bergerak dengan sendirinya, kenyataanya informasi dialirkan oleh
komunikator ke komunikan. Dalam penyampaian informasi tersebut merupakan
tantangan besar karena mungkin saja terjadi distrosi di tengah jalan. Dalam suatu
organisasi dalam bentuk perusahaan, aliran komunikasi yang digunakan
menentukan informasi tersebut tepat sasaran dan dapat dipahami secara sama oleh
semua pihak.
a. Aliran Komunikasi Dalam Menyebarkan Informasi
Komunikasi adalah salah satu hal penting dalam kehidupan organisasi atau
perusahaan. Dengan berkomunikasi memungkinkan atasan untuk mengkoordinir
bawahannya untuk mencapai tujuan bersama. Dengan berkomunikasi baik verbal
maupun non verbal atasan dapat memberikan intruksi dan motivasi kepada
bawahannya. Jika atasan dan bawahan tidak ada komunikasi maka perusahaan
tidak akan berjalan maju.
Memang komunikasi bukanlah oase di padang gurun yang luas, tapi
setidaknya komunikasi dapat menciptakan pengertian, saling memahami dan
dapat mengurangi konflik. Jika membahas penyampaian pesan berarti membahas
aliran komunikasi yang digunakan atasan dalam penyampaian pesan. Aliran
komunikasi terbagi menjadi tiga yaitu secara serentak, secara berurutan, dan
kombinasi antara keduanya.
60
Setiap pemimpin memiliki cara yang berbeda dalam menyampaikan
informasi kepada bawahannya. Hal ini tergantung dari informasi yang akan
disampaikan. Jika informasi yang akan disampaikan bersifat umum, misalnya
tanggal cuti bersama untuk idul fitri atau natal dan tahun baru makan
pengumuman dari atasan akan ada di papan pengumuman. Sedangkan jika
informasinya memerlukan intensitas, misalnya atasan menginginkan program baru
atau cara pemasaran baru untuk menarik iklan ke TVRI, maka informasi tersebut
disampaikan ke kepala bagian dan menyebarkan ke bawahannya.
“Ya tergantung dari apa yang akan di sampaikan, begini karna di
Direktorat Pengembangan Usaha ada Lini dan garis. Jadi kalau untuk
manajemen saya pasti ke Kepala bidang, dari Kepala bidang ke Kepala seksi,
dari Kepala seksi ke koordinator, nah dari koordinator tersampaikan ke
teamnya. Kalau untuk Account Executive biasanya saya langsung terjun ke
lapangan jadi kalau ada permsalahan atau apapun orang-orang yang ada di
AE bisa langsung menghadap ke saya. Tetapi ada juga beberapa hal yang
saya sampaikan secara langsung ke semua staff biasanya dalam rapat
bulanan.”4
Penyebaran Informasi Secara Serentak :
Direktorat
Pengembangan
Usaha
Semua staff di Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI
Gambar 11. Penyebaran Informasi Secara Serentak
4
Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha
dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015
61
Penyebaran Informasi Secara Berurutan :
1
1
2
2
ACCOUNT EXECUTIVE
PROMOSI DAN PERIKLANAN
Gambar 12. Penyebaran informasi secara berurutan
Penjelasan :
1.
Alur penyebaran informasi manajemen, alur informasi seperti ini mengikuti
struktur yang berlaku di dalam manajemen perusahaan. Informasi dari
direktur diturunkan ke para kepala bidang lalu diturunkan ke kepala seksi dan
di teruskan ke semua staff.
2.
Alur penyebaran informasi non manajemen informasi dari direktur dapat
langsung di sampaikan ke divisi yang bersangkutan, atau sebaliknya jika ada
62
masalah dalam bidang AE dan iklan mereka di perbolehkan langsung ke
direktur tanpa melalui kepala bidang atau kepala seksi. alur informasi ini
khusus untuk bidang account executive dan iklan karena bidang tersebut
sangat krusial dan kejar tayang jadi diberikan keistimewaan untuk dapat
langsung ambil keputusan dengan direktur.5
Maka dapat disimpulkan dalam penyebaran informasi dari atasan ke bawahan
dengan menggunakan aliran kombinasi yaitu aliran serentak dan aliran berurutan.
Penggunaan aliran tersebut disesuaikan dengan materi atau isi pesan yang akan
disampaikan.
Dalam
penyebaran
informasi
dari
atasan
kepada
bawahan
dapat
menggunakan media atau non media. Media yang digunakan diantarnya telepon,
email, telephon genggam, audio visual, dll. Dalam pengamatan banyak karyawan
yang menggunakan telepon untuk berkomunikasi dengan karyawan lain yang
jarak mejanya berjauhan. Jika berkomunikasi dengan atasan biasanya akan
menuju ke ruang kerja atasannya. Jika dalam situasi formal biasanya atasan dalam
berkomunikasi dengan bawahannya biasanya dilakukan di ruangannya.
b. Pola Penggunaan Media dan Non Media Dalam Menyebarkan
Informasi
Dari penjelasan di atas mengenai cara penyampaian informasi dari atasan ke
bawahan dapat dibagi menjadi media dan non media yang digunakan. Berikut ini
akan di jelaskan satu persatu.
5
Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha
dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015
63
1. Pola penggunaan media dalam menyebarkan informasi
a) Audi Visual/Televisi
Di Direktorat Pengembangan dan Usaha terdapat televisi yang di pasang di
dinding untuk memudahkan karyawan mengetahui informasi. Biasanya informasi
yang di berikan sifatnya umum. Informasi yang diberikan bisa dari internal.
Misalnya pemberitahuaan rapat karyawan. Bisa juga dari eksternal misalnya
pengumuman dari dewan pengawas TVRI.
b) Surat Edaran
Surat edaran ini isinya juga umum, sama halnya dengan televisi
pengumuman. Surat edaran juga memiliki dua kategori, yang pertama, surat
edaran yang dikeluarkan oleh TVRI. Kedua, surat edaran yang dikirim dari luar
perusahaan. Surat edaran ini biasanya menggunakan fax untuk memudahkan
pihak atasan dalam menyebarkan informasi kepada karyawannya.
c) Jaringan Telepon
Tiap-tiap divisi dilengkapi dengan pesawat telpon. Untuk di Direktorat
terdapat 50 (lima puluh) pesawat telpon. Sebagian besar, tiap-tiap meja pimpinan
dan karyawan difasilitasi dengan pesawat telpon, hal ini untuk memudahkan
pimpinan dalam berkomunikasi dengan karyawan dan juga klien mereka.
d) Email
Setiap karyawan memang harus memiliki email pribadi. Rata-rata server
email mereka @TVRI.co.id. Dengan email pemimpin mudah untuk mengirim
proposal penawaran kerjasama kepada klien dan juga intruksi kepada karyawan.
64
Selain itu juga email, memudahkan pimpinan untuk memberikan informasi yang
sifatnya tentang pekerjaan.
e) Fax
Terdapat 3 (tiga) mesin fax di Direktorat Pengembangan dan Usaha. Mesin
fax untuk menerima dan mengirim surat. Fungsi mesin fax ini hampir sama
dengan email, yaitu untuk mengirimkan surat-surat penting ke klien, misalnya
penawaran kerjsama iklan. Selain itu juga memudahkan pihak atasan dalam
menyebarkan informasi kepada karyawannya.
f) Telepon genggam
Telepon genggam adalah tekhnologi yang sangat memudahkan dalam proses
berkomunikasi seksi. Telepon genggam sangat fleksibel untuk memberikan
informasi kapan pun. Karena semua atasan dan pegawai memilik telepon
genggam.
2. Pola penggunaan non media dalam menyebarkan informasi
a) Rapat Umum
Rapat umum adalah rapat yang dilakukan oleh kepala-kepala bagian di
Direktorat pengembangan dan usaha. Rapat umum dilakukan seminggu sekali
setiap hari Senin pukul 09.00 wib. Dalam rapat umum biasanya tiap-tiap kepala
bidang menunjukan kinerja bawahannya. Selain itu juga membicarakan masalah
yang terjadi di lapangan, dan kemudian melakukan perencanaan apa saja yang
akan dilakukan satu minggu yang akan datang.
65
b) Rapat per bidang
Rapat per bidang dilakukan setelah rapat umum. Rapat ini dilakukan oleh
kepala bidang dan para kepala seksi. Biasanya rapat ini dilakukan dua minggu
sekali. Rapat ini dilakukan mengevaluasi kinerja bidang dan perencanaan dua
minggu mendatang. Biasanya setelah rapat ini dilakukan para kepala seksi akan
menyebarkan informasi kepada para koordinator dan koordinator meneruskan ke
tim mereka masing-masing.
c) Rapat keseluruhan
Rapat ini dilakukan setiap satu bulan sekali. Rapat ini akan di hadiri oleh
Direktur, para Kepala bidang, para Kepala seksi dan seluruh staff Direktorat
Pengembangan dan Usaha. Rapat ini dilakukan agar pimpinan dapat lebih
mengenal para bawahan dan dapat mendengar langsung keadaan lapang dari
bawahan.
d) Rapat kondisional
Rapat kondisional adalah rapat dadakan yang dilakukan oleh atasan. Rapat ini
hampir setiap hari terjadi. Atasan memanggil salah satu staff atau beberapa staff
keruangannya kemudian mendiskusikan mengenai pekerjaan. Rapat kondisional
memudahkan atasan untuk memantau kinerja bawahannya. Dalam rapat seperti ini
biasanya lebih rileks. Biasanya dalam rapat kondisional atasan memberikan
masukan atau wejangan untuk bawahannya.
B. Komunikasi Organisasi (Upward Communication)
Setelah membahas downward communication atau komunikasi ke bawa pada
sub bab sebelumnya. Pada bab ini Peneliti akan membahas tentang upward
66
communication atau komunikasi ke atas. Upward communication atau komunikasi
ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari
tingkatan yang lebih rendah ke tingkatan yang lebih tinggi. Metode yang
digunakan bisa dengan lisan, gambar, skema, atau kombinasi diantara semuanya.
Untuk menganalisis upward communication yang terjadi pada Direktorat
Pengambangan dan Usaha, peneliti menggunakan tujuh prinsip pedoman program
komunikasi ke atas oleh Planty dan Machaver.
1. Program komunikasi ke atas yang efektif harus direncanakan.
Di Direktorat Pengembangan dan Usaha komunikasi seksi ke atas merupakan
hal penting. Pemimpin berusaha merangsang dan mendorong para karyawan
untuk terus melakukan komunikasi ke atas. Dari pengamatan yang peneliti
lakukan komunikasi ke atas berjalan cukup efektif terlihat banyak karyawan yang
berkoordinasi dengan koordinator maupun menejer mereka secara langsung
mengenai tugas atau pembagian kerja mereka. Karyawan yang berada di level
bawah biasanya melakukan koordinasi ke para koordinator mereka baru
koordinator mengkomunikasikan kepada menejer.
2. Program komunikasi ke atas yang efektif berlangsung secara
berkesinambungan.
Pada Direktorat Pengembangan dan Usaha komunikasi ke atas selalu terjadi
setiap harinya. Biasanya para koordinator memberikan informasi atau meminta
informasi dari menejer mengenai hal yang menyangkut pekerjaan di luar rapat.
Hal ini senada dengan beberapa karyawan yang di wawancarai, “kalau koordinasi
67
masalah kerjaan biasanya ke koordinator tim dulu, baru koordinator yang
menghadap ke menejer. Koordinasi kita lakukan saat di butuhkan ya bisa di bilang
setiap hari karna kan selalu ada update pekerjaan setiap harinya.”6
3. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan saluran rutin.
Komunikasi yang di lakukan oleh karyawan di Direktorat Pengembangan dan
Usaha biasanya mengikuti tahapan alur menejemen organisasi. Dari karyawan
biasa ke koordinator tim, dari koordinator ke menejer/kepala seksi, dari
menejer/kepala seksi ke general menejer/kepala bidang, baru dari kepala bidang
langsung ke direktur. Komunikasi ke atas pada tahap ini biasanya akan berhenti
ketika menemui jalan keluar dari masalah yang di hadapi. Jadi ketika
permasalahan bisa di selesaikan oleh menejer komunikasi akan berhenti sampai
tahap tersebut.
4. Program komunikasi ke atas yang efektif menitikberatkan kepekaan
dan penerimaan dalam pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih
rendah.
Dari pengamatan yang peneliti lakukan di Direktorat Pengembangan dan
Usaha, komunikasi ke atas yang dilakukan oleh para karyawan di sambut baik,
atasan dapat menerima gagasan atau ide-ide pemecahan masalah yang terjadi di
lapangan. Biasanya atasan akan bertanya pada karyawan tentang pandangannya
mengenai masalah yang mereka hadapi di lapangan.
6
Wawancara pribadi dengan beberapa staff Direktorat Pengembangan Usaha , Jakarta 23
November 2015 pukul 15.00 Wib, Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI
68
5. Program komunikasi ke atas yang paling efektif mencakup
mendengarkan secara objektif.
Pola mendengarkan secara objektif di Direktorat Pengembangan dan Usaha
bisa di bilang berjalan dengan baik. Biasanya menejer atau atasan mendengarkan
dengan baik keluh kesah karyawan tentang pekerjaannya. Hal ini senada dengan
yang di ungkapkan oleh Desi, “ketika saya menghadap atasan, biasanya atasan
menerima saya dengan baik. Mendengarkan hal yang saya sampikan. Dan mencari
solusi bersama kalau yang saya sampaikan adalah permasalahan tentang
pekerjaan.”7
6. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup tindakan untuk
menanggapi masalah.
Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup tindakan untuk
menanggapi masalah. Dalam hal ini komunikasi efektif harus di barengi dengan
tindakan untuk melakukan perubahan. Dari pengamatan yang peneliti lakukan di
Direktorat Pengembangan dan Usaha tindakan dalam menanggapi masalah sudah
cukup baik, atasan biasanya lebih sigap terhadap kesulitan mengenai siaran atau
iklan.
7. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan berbagai
media dan metode untuk meningkatkan aliran informasi.
Di Direktorat Pengembangan dan Usaha komunikasi ke atas dapat dilakukan
dengan berbagai media, bisa tatap muka atau langsung ke ruang atasan, bisa
melalui berbagai macam media massa seperti, facebook, twitter atau grup chat.
7
Wawancara pribadi dengan Andy, Koor Marketing Com, Jakarta 23 November 2015 pukul 11.00
Wib, Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI
69
Dengan berbagai metode tersebut komunikasi ke atas yang ada di Direktorat
Pengembangan dan Usaha berjalan lebih efektif karena dapat dilakukan setiap
harinya.
Dari penjabaran diatas Peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa komunikasi
organisasi di Direktorat Pengembangan Usaha antara bawahan ke atasan di lihat
dari prinsip-prinsip upward communication adalah positif. Hal ini dapat dilihat
dari ketujuh prinsip pedoman program komunikasi ke atas.
Selain itu setiap lingkungan kerja memiliki atmosfer yang berbeda, para ahli
menggunakan istilah iklim organisasi untuk menggambarkan kenyamanan yang
karyawan rasakan di tempat kerja. Iklim komunikasi sangat berpengaruh terhadap
kinerja karyawan, hubungan atasan dengan bawahan, kepuasan dan kenyamanan
karyawan di tempat kerja. Iklim komunikasi yang positive akan menciptakan
suasana kerja yang kekeluargaan dan dapat menambah keharmonisan hubungan
antara pimpinan dengan karyawan. Dalam menganalisa iklim komunikasi yang
menjadi pendukung hubungan pimpinan dengan karyawan di Direktorat
Pengembangan dan Usaha TVRI Peneliti menggunakan teori Charles Redding
yang mengemukakan lima dimensi penting iklim komunikasi organisasi dan akan
Peneliti jabarkan satu per satu.
Analisis Charles Redding
a. Supportivennes
Suasana suportif atasan kepada bawahan dapat di lihat dari seberapa sering
seorang atasan memberikan solusi dan saran yang baik untuk karyawannya. Itu
merupakan salah satu bukti bentuk kepedulian dan dukungan atasan untuk
70
membantu permasalahan bawahannya. Suasana ini sering terjadi di lingkungan
Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI, pimpinan (Direktur Pengembangan
Usaha) sering sekali mengadakan dialog tertutup khususnya yang menyangkut
operasional seperti penayangan iklan. Tetapi tak hanya masalah yang menyangkut
operasional, pimpinan juga sering kali mengadakan pertemuan kepada bawahan
untuk membahas permasalahan yang menyangkut manajemen.
Supportivennes dapat dijabarkan lagi menjadi beberapa kategori, hal ini
sesuai dengan pendapat Gibb yang di kutip oleh Soleh Soemirat, dkk dalam buku
Komunikasi Organisasi yaitu :
1) Kesamaan
Di Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI suasana yang dirasakan
sangat nyaman, sesama karyawan bebas berkomunikasi, saling menghargai satu
sama lain, dan hubungan dengan atasan cukup baik. Peneliti mewawancarai
beberapa karyawan mengenai iklim komunikasi, menurut Andy, “suasana kerja
disini sangat kekeluargaan ya, jadi setiap kami selalu menjalin hubungan baik
meskipun di luar pekerjaan.”8 Hal ini senada dengan yang di ungkapkan
Syafarudin, menurut beliau: “suasana kerja sangat nyaman dan menyenangkan,
karna saya akui di sini tidak terlalu banyak tekanan, dan hubungan sesama
karyawan dan atasan sangat harmonis.”9
Iklim komunikasi yang positif tidak hanya di lihat dari hubungan yang baik
antar para karyawan, tetapi yang lebih penting di lihat dari hubungan pimpinan
8
Wawancara pribadi dengan Andy, Koor Marketing Com, Jakarta 23 November 2015 pukul 11.00
Wib, Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI
9
Wawancara pribadi dengan Syafarudin, Koor Soc Media and Website, Jakarta 16 November
2015 pukul 14.00 Wib, Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI
71
dengan bawahan. Hubungan komunikasi yang penuh keterbukaan dan kenyaman
antara atasan dengan bawahan, serta atasan yang memberikan ruang bicara kepada
bawahan untuk mengutarakan pendapatnya. Bisa mengenai kritik, saran, ide atau
gagasan dan lain sebagainya.
“emm sebenarnya kalau saya pribadi membebaskan mereka untuk
berpendapat, kalau untuk informal misalnya mereka bisa berbicara melalui
media twitter, grup chat yang ada di whatsapp atau line. Kalau ke arah formal
memang di TVRI ini harus mengikuti prosedur yang ada. Seperti yang kita
ketahui instansi seperti TVRI ini mempunyai tingkatan jabatan seperti ada
kepala seksi, kepala bidang dan direktur. Jadi kalau ada staff yang mungkin
ada masalah biasanya ke kepala seksi, baru ke kepala bidang baru terkahir ke
direktur. Tetapi untuk lebih memudahkan terkadang saya pun
memperbolehkan staff langsung menghadap ke saya kalau memang sangat
urgent. Tetapi di luar masalah pekerjaan saya sangat membebaskan selagi
tidak melanggar norma mereka untuk memberikan saran atau pendapat.
Misalnya melalui obrolan ringan, atau bisa juga saat rapat tetapi kalau rapat di
batasi karna takut mengundang kegaduhan kalau terlalu bebas. Ya intinya
kalau mengemukakan pendapat ya di bebaskan asal tidak keluar jalur. Kalau
dulu ada rapat terbuka jadi seluruh karyawan dan pejabat kumpul jadi satu.
Tetapi tidak efisien karna kebebasan mengemukakan pendapat para staff tidak
ada filternya. Jadi sekarang biasanya untuk mengemukakan pendapat bisa
lewat twitter atau facebook direktorat pengembangan usaha. Dan atau bisa
langsung di grup chat direktorat pengembangan usaha.”10
2) Orientasi Masalah
Pendapat dari bawahan baik berupa ide, saran maupun kritik sangat penting
sekali untuk manajemen perusahaan. Karena bawahanlah yang bekerja di
lapangan dan mengetahui langsung kondisi dan situasi yang terjadi di lapangan.
Perubahan antara konsep awal dan apa yang terjadi di lapangan yang biasanya
menjadi permasalahan dan yang membuat karyawan mengemukakan saran
maupun kritik untuk perusahaan.
10
Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha
dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015
72
Di Direktorat Pengembangan Usaha ada dua strukur yang pertama struktur
manajemen yang di dalamnya terpecah menjadi tiga, bagian yang membuat
strategi pengembangan usaha, penjualan, dan tekhnik atau non tekhnik penjualan
(IT penjualan). Yang kedua ada struktur operasional yaitu bagian yang menangani
masalah siaran dan iklan, di struktur operasional ini terdapat keistimewaan dimana
mereka yang ada di struktur tersebut bisa menghadap langsung ke direktur tanpa
harus melalui struktur manajemen karena di anggap bagian operasional ini sangat
krusial sehingga cara kerjanya harus cepat.
Karyawan
yang
berada
di
dalam
manajemen
ketika
menemukan
permasalahan yang terjadi biasanya mereka mengikuti struktur yang berlaku
terlebih dahulu, permasalahan yang biasa mereka hadapai lebih tentang
administrasi baik dari dalam maupun luar manajemen. Berbeda memang dengan
mereka yang berada di garis operasional, permasalahan yang terjadi lebih
kompleks karena mereka mengatur jalannya siaran dan bertemu langsung dengan
client dari luar maka dari itu ketika mereka mengalami permasalahan atau
kesulitan mereka di perbolehkan langsung ke pimpinan tertinggi di direktorat
tersebut.
3) Deskripsi
Rapat merupakan salah satu alternatif untuk membicarakan pekerjaan kepada
atasan dan kepada sesama rekan kerja. Rapat di Direktorat Pengembangan Usaha
dilakukan 1 minggu sekali untuk kalangan direksi dan general manajer, untuk
rapat pembahasan kinerja oleh direksi, general manajer dan manajer di lakukan
dua minggu sekali, dan untuk rapat keseluruhan dengan para staff dilakukan satu
73
bulan sekali dan bisa lebih sering ketika rapat itu dibutuhkan/additional meeting.
“Kalau untuk rapat antara direksi dengan kepala bidang satu minggu sekali. Untuk
rapat direksi dengan kepala bidang dan kepala seksi satu bulan dua kali. Untuk
rapat keseluruhan staff itu satu bulan sekali. Ada juga rapat yang kita lakukan
ketika memang di butuhkan misalnya ada permasalaham di lapangan yang
memang tidak bisa menunggu sampai jadwal rapat kita adakan additional
meeting.”11
Dalam rapat banyak yang di diskusikan, berbagi pengalaman, mengutarakan
masalah yang terjadi, mencarikan solusi yang terbaik, dan merencanakan program
kerja kemudian hari. Review lebih mengevaluasi apa yang terjadi pada minggu
lalu, bagaimana kinerja minggu lalu, dan seperti apa pencapaian pekerjaannya.
Problem solving, mengevaluasi masalah-masalah apa saja yang terjadi pada
minggu lalu, kemudian mencari penyelesaian masalah yang terbaik. Setelah itu
kita dapat menemukan solusi apa yang harus segera dilakukan untuk kemudian
hari.
4) Spontanitas
Rapat adalah salah satu cara untuk mendapatkan solusi dalam suatu
permasalahan. Ketika rapat baik atasan maupun bawahan dituntut untuk
mengemukakan pendapat tentang masalah dan memberikan ide atau gagasan
untuk solusinya. Tetapi permasalahan yang terjadi ketika rapat para bawahan
sukar mengemukakan pendapatnya misalnya karena malu atau kurang percaya diri
11
Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha
dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015
74
dengan pendapatnya. Hal ini membuat mereka melakukan grapevine yaitu
komunikasi informal yang berjalan berliku-liku di semua tingkatan sesuai dengan
serajat ikatan batin yang dimiliki anggotanya, biasanya dengan desas-desus.
Grapevine biasanya terjadi karena rasa ketidak puasan karyawan dengan
pimpinan atau manajemen perusahaan akan suatu hal, misalnya gaji yang minim.
Selain itu adanya keterikatan bathin di antara karyawan karena sering
bekerjasama, selain itu bisanya para karyawan mempunya ikatan emosional di
luar pekerjaan yang membuat mereka sering membicarakan hal-hal lain yang
menyangkut orang lain dalam lingkungan kerjanya.
Hal ini senada dengan beberapa keryawan yang diwawancarai, “kalau
masalah pekerjaan kan biasanya di bicarakan saat rapat, tapi kalau uneg-uneg atau
ada hal yang mengganjal ada rasa sungkan untuk bicara langsung ke pimpinan,
jadi ya kadang kalau ada uneg-uneg cerita ke sesama karyawan aja.”12 “untuk
mengemukakan pendapat memang kadang karyawan agak sungkan untuk
langsung bicara ke atasan. Biasanya di sarankan untuk melalui media seperti
twitter pimpinan atau facebook grup. Kalau untuk kotak saran tidak ada disini,
kita lebih menggunakan media.”13
Inilah sebenarnya yang harus dihindari, tidak semua karyawan berani untuk
mengungkapkan pendapatnya langsung kepada atasan bahkan lewat social media
mungkin karena jika lewat sosial media bisa dibaca orang banyak dan diketahui
siapa yang menulisnya. Harus ada media lain untuk menyampaikan ide, kritik,
12
Wawancara pribadi dengan beberapa staff Direktorat Pengembangan Usaha , Jakarta 23
November 2015 pukul 15.00 Wib, Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI
13
Wawancara pribadi dengan Syafarudin, Koor Soc Media and Website, Jakarta 16 November
2015 pukul 14.00 Wib, Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI
75
saran dari para bawahan tersampaikan. Peneliti mengamati tidak ada media seperti
kotak saran yang dipasang, selain itu karyawan yang tidak setuju dengan pendapat
atasan hanya membicarakan di belakang namun tidak berani mengungkapkan
langsung ke atasan. Ini adalah salah satu kendala untuk membentuk iklim yang
positif.
Sebenarnya informasi dan komunikasi seksi grapevine dapat digunakan
pemimpin untuk meningkatkan pengertian serta kerjasama dan suasana kerja yang
baik dalam organisasi. Selain itu dapat juga menjadi bahan pertimbangan untuk
membuat kebijakan yang lebih baik untuk karyawan.
b. Partisipasi Membuat Keputusan
Setiap karyawan memang diharapkan untuk memberikan partisipasi dalam
setiap rapat, baik dalam rapat divisi maupun rapat keseluruhan. Ketika rapat
memang beberapa dari para karyawan aktif dalam mengemukakan pendapatnya,
mereka juga memberikan saran untuk memecahkan persoalan. Misalnya ketika
rapat membahas mengenai program-program akhir tahun. Para staff seperti bagian
Marketing Communication memberikan program kerja apa yang akan dibuat
untuk akhir tahun. Setelah keputusan diambil, Manager Penjualan dan Pemasaran
memberikan masukan program kerja tersebut ke rapat direksi “ ......... kalau saya
rapat seminggu sekali dengan pimpinan, biasanya kepala seksi sudah menghandle
permasalahan yang terjadi pada bawahannya. Karena pastinya saya membutuhkan
masukan dari teman-teman untuk memecahkan masalah yang ada di lapangan,
76
kita kan tim jadi harus saling komunikasi seksi untuk mendapatkan pemecahan
masalah.”14
c. Kepercayaan
Rasa saling percaya antara atasan dan bawahan adalah dimensi yang sangat
krusial. Atasan memberikan beban dan tanggung jawab kepada bawahannya
sesuai dengan job desk masing-masing, itu merupakan bukti bahwa atasan
memberikan kepercayaan untuk bawahannya. Atasan yang memiliki rasa
kepercayaan diri yang tinggi terhadap bawahannya tidak akan selalu mendikte apa
yang harus dilakukan oleh anak buahnya. Atasan percaya bahwa anak buahnya
memiliki kemampuan untuk menjalankan tugas pekerjaan dengan sebaik
mungkin.
Rasa kepercayaan tentu berbeda dengan melepas kontrol bagi para bawahan.
Pemimpin yang memberikan kepercayaan kepada bawahannya akan mengontrol
pekerjaan secara demokratis tidak mendikte tapi tetap mendidik bawahannya
dalam melaksanakan tugas. Pemimpin demokratis yaitu gaya kepemimpinan yang
memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk mengembangkan kemampuannya
dan melaksanakan cara yang dikehendaki para bawahannya namun atasan tetap
memberikan kontrol dan arahan kepada bawahannya. “Untuk pembagian tugas
tentunya itu sesuai instruksi dari pimpinan, pimpinan hanya memberikan arahan
atau masukan selebihnya anggota di persilahkan bekerja sesuai ide kreatifnya, jadi
14
Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha
dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015
77
kalau untuk tugas saya percayakan kepada bawahan masalah apa nanti yang akan
timbul akan kita bicarakan dan mencari solusinya.”15
d. Keterbukaan
Selain
kepercayaan
tentunya
harus
dibarengi
dengan
keterbukaan.
Keterbukaan antar karyawan dan juga dengan atasan akan meningkatkan rasa
solidaritas yang tinggi. Keterbukaan adalah salah satu cara untuk meningkatkan
rasa empati, kedekatan satu sama lain dan mempererat rasa persaudaraan.
Komunikasi seksi yang dilakukan tidak hanya komunikasi seksi formal tetapi juga
non formal.
Dari komunikasi non formal inilah biasanya bawahan tidak canggung untuk
mengeluarkan pendapat kepada atasan, karena situasi dan kondisinya berbeda
lebih santai dan rileks. Berbeda jika dengan komunikasi formal, misalnya rapat
karyawan terkadangan enggan memberikan pendapat karena suasana dan kondisi
terkesan kaku, formal sehingga ada beban tersendiri jika berbicara dengan atasan.
Dalam konteks ini atasan harus melebur dengan bawahan, berusaha melakukan
komunikasi antar pribadi dengan bawahan, komunikasi yang dilakukan bukan
hanya mengenai pekerjaan namun juga tentang kehidupan pribadi misalnya
membicarakan hobi saat liburan. Atasan harus mampu mengemas instruksi
pekerjaan dengan cara yang formal namun terkesan santai.
“Saya melakukan komunikasi formal maupun non formal, kalau formal
sudah jelas ya dari rapat atau instruksi-instruksi mengenai pekerjaan, kalau
non formal lebih banyak lagi seperti obrolan ringan saat jam makan siang
atau kami sering ada rapat direktorat ke puncak atau ke luar kota biasanya
15
Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha
dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015
78
dengan seperti itu saya lebih bisa membangun komunikasi seksi ringan
dengan para staff, belum lama ini baru minggu kemarin kita jalin silaturahmi
sambil evaluasi pekerjaan Direktorat Pengembangan Usaha seluruh
Indonesia. Kan di dalamnya tidak hanya rapat-rapat formal saja tetapi kita
bisa ngobrol-ngobrol santai juga.”16
Keterbukaan sangat diperlukan oleh seorang bawahan dari atasannya,
misalnya keterbukaan tentang jenjang karir. Karena TVRI sebagian besar
karyawannya adalah pegawai negeri jadi untuk jenjang karir sangat jelas. Di
Direktorat Pengembangan Usaha keterbukaan atasan dengan bawahan lebih ke
motivasi yang biasanya berbentuk reward atau hadiah untuk karyawan yang
berprestasi dan mempunyai catatan kerja yang baik. Karyawan yang berprestasi di
kantor biasanya akan mendapatkan SPJ atau Surat Perjalanan Dinas ke luar kota,
memang tetap ada unsur bekerja tetapi para pegawai senang dengan keterbukaan
siapa saja yang bisa pergi untuk perjalanan dinas ke luar kota.
“Karena TVRI ini di bawah pemerintahan juga meski sekarang telah
menjadi Lembaga Penyiaran Publik dimana para pejabat di atas di pilih dari
Komisi I DPR RI maka untuk jenjang karir kita sudah jelas dan sebahagian
besar dari kami adalah pegawai negeri sipil. Nah untuk keterbukaan jenjang
karir ya seperti itu sudah jelas tetapi ada lagi keterbukaan tentang reward bagi
karyawan yang berprestasi, yaitu perjalanan dinas ke luar kota, memang ini
perjalanan pekerjaan juga tetapi ada uang saku.”17
Keterbukaan memang hal penting dalam hubungan komunikasi, dengan
keterbukaan mengenai jenjang karir maupun bonus yang di dapatkan bagi
karyawan yang berprestasi, mereka menjadi punya rasa empati terhadap atasan
dan menambah rasa solidaritas tinggi bagi sesama karyawan karna tidak ada
16
Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha
dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015
17
Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha
dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015
79
kecemburuan sosial terhadap apa yang di dapatkan, karena sudah ada keterbukaan
tentang hal tersebut.
e. Tujuan Kinerja Yang Tinggi
Yang terakhir dari lima dimensi iklim komunikasi organisasi adalah tujuan
kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja di komunikasikan dengan
jelas kepada anggota organisasi. Atasan harus memberikan informasi yang jelas
mengenai intruksi pekerjaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Jika di Direktorat
Pengembangan Usaha tujuannya adalah meningkatkan citra TVRI dalam akurasi
informasi, acara, dan program dan membuka peluang pelayanan jasa iklan melalui
on air dan internet.
“Tugas utama Direktorat Pengembangan Usaha ya mencari klien untuk
program kerja sama seperti contohnya untuk Pilkada dan Sudirman Cup 2015,
lalu merancang program agar menarik dan dapat diterima di pasar, lalu
pelayanan jasa iklan. Untuk target kita pada tahun 2016 mengingat tahun
2015 sudah tutup buku yaitu mengoptimalkan produk baru kita yaitu
www.tvrinews.com, lalu upaya peningkatan citra TVRI dalam akurasi
informasi, acara, dan program sekaligus membuka peluang pelayanan jasa
iklan melalui on air maupun portal internet. Memang yang sedang menjadi
target kita sekarang adalah mengoptimalkan pemakaian portal internet karna
seperti yang saya bilang TVRI sedikit tertinggal dalam hal ini.”18
Tujuan perusahaan harus menjadi cambuk semangat dan acuan karyawan
untuk bekerja semaksimal mungkin untuk menggapai tujuan bersama. Kinerja
karyawan juga ditentukan oleh atasannya. Jika atasannya dapat memberikan
pengarahan dengan benar, tidak selalu menekan dan bersikap kasar, dengan
sendirinya bawahan akan menjalankan pekerjaan dengan baik.
18
Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha
dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015
80
Atasan setidaknya harus memahami arti kepemimpinan, karena dengan begitu
atasan tidak akan bertindak sewenang-wenang dengan bawahannya. Atasan dan
bawahan harus bisa bekerja sama dengan baik. Karena atasan tanpa bawahan yang
loyal dapat dipastikan perusahaan tidak akan berjalan dengan baik.
“keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya pemimpin itu sendiri tapi
karena ada tim yang mendukung sehingga kalaupun misalnya dia berhasil
pasti akan di ikuti keberhasilan timnya, jika ada ia gagal ada kemungkinan
yang terjadi yaitu kegagalan pada konteks bawahan atau kegagalan dalam
konteks kepemimpinannya”19
Dari penjabaran diatas Peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa komunikasi
organisasi di Direktorat Pengembangan Usaha antara atasan ke bawahan di lihat
dari iklim komunikasinya adalah positif. Hal ini dapat di lihat dari penjabaran
lima dimensi ilim komunikasi organisasi. Meskipun dimensi keterbukaan tidak
terlalu kuat karena ada sebagian karyawan yang tidak saling terbuka dengan
atasannya dengan baik mengenai keluh kesah, ide, saran, maupun kritik. Hal ini
terbukti dari banyaknya karyawan yang melakukan grapevine di kantor maupun di
luar kantor. Untuk mengatasi hal tersebut mungkin manajemen bisa memberikan
kebebasan yang nyaman bagi karyawan untuk memberikan pendapat misalnya
dengan mengadakan saran dan kritik untuk manajemen tanpa menuliskan identitas
yang ditulis di secarik kertas, atau menyediakan kotak saran sebagai sarana
karyawan menyalurkan keluh kesah tentunya harus dengan kalimat yang sopan
dan tidak mengandung sara.
19
Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha
dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, sebagai upaya dari hasil pembahasan dalam penulisan
skripsi ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Komunikasi dari atas ke bawah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat
dari analisis kontingensi bahwa gaya pemimpin dengan lingkungan
bekerja adalah harmonis. Meskipun dari segi kekuasaan jabatan pimpinan
tidak kuat karena belum bisa mengambil keputusan sendiri jika ada
pelanggaran dari karyawan karena terbentur oleh aturan dari Dewan
Pengawas dan DPR. Komunikasi yang baik dapat dilihat pula dari cara
pimpinan menyebarkan informasi kepada bawahannya dan seringnya
memberikan motivasi kerja kepada bawahannya.
2. Komunikasi dari bawahan ke atas kurang berjalan dengan baik, hal ini
terbukti dengan adanya grapvine. Grapvine yaitu komuniaksi informal
yang berjalan berliku-liku di semua tingkatan sesuai dengan serajat ikatan
batin yang dimiliki anggotanya. Bawahan lebih memilih mengeluarkan
uneg-uneg dengan desas-desus ke sesama karyawan.
B. Saran-saran
1. Disarankan agar Kepala Bagian Sarana dan Prasarana yang terdapat dalam
Direktorat Umum dapat menyediakan sarana seperti kotak saran agar
karyawan dapat menyalurkan kritik dan saran tanpa mencantumkan
81
82
identitas diri, karena tidak semua karyawan berani berbicara secara tatap
muka kepada pimpinan.
2. Untuk meminimalisir penghambatan dalam berkomunikasi, disarankan
pemimpin dapat menyesuaikan dengan bawahannya. Lebih melakukan
pendekatan agar karyawan lebih tidak sungkan tetapi tetap menghormati
pimpinannya.
3. Atasan atau pimpinan dapat menggunakan informasi dari grapvine untuk
menjadi salah satu rujukan dalam membuat kebijakan perusahaan. Karen
informasi grpavine jika disaring bukan hanya desas desus belaka tapi juga
informasi di level bawah yang tidak tersampaikan ke atasannya.
4. Bagi Universitas Islam Negeri (UIN) Syaruf Hidayatullah Jakarta dalam
hal ini Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam untuk mengadakan “Praktek Kerja Lapangan” guna
menerapkan ilmu yang dipelajari di kuliah dan memiliki pengalaman
mengenai dunia kerja. Mengingat banyaknya lulusan sarjana yang kurang
memiliki bekal pengalaman kerja.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Abidin, Djamaludin, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta: Gema Insani Press,
1996)
Arifin, M., Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet ke-3
Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), Cet. Ket-1
Efendi, Uchayana Onong, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya. 2002). Cet. Ke-6
Efendi, Uchajana Onong, Human Relations dan Public Relations dalam
Management, (Bandung: CV. Mandar Maju, 1989), Cet ke-7
Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006),
h.41
Kartono, Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Raya Grafindo
Persada, 1998), cet. Ke-8
Kast, E Fremont, dan James E. Rozenweig, Organisasi dan Manejemen, (Jakarta,
Bumi Aksara, 1995) cet-5
Masmus, Abdullah, Komunikasi Organisasi, (Malang, UMM Press, 2008)
Mufid, Muhammad, Komunikasi & Regulasi Penyiaran, Jakarta, Kencana, Cet 1
Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumiaksara, 2011)
Muhamad, Arni, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet ke-10
Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Penganta, (Bandung:Rosdakarya, 2007)
Nasution, Zulkarnain, “Sosiologi Komunikasi Massa”, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 1993) cet ke-1
Northouse, G Petter, Kepemimpinan, (Jakarta, Indeks, 2013) Hak cipta Bahasa
Indonesia
Pace, Wayne R. dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung, Rosdakarya,
2006) Cet. Ke-6
83
84
Kasali, Renald, Ph.D, Camera Branding, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Cet.1
Riberu, J., Dasar-dasarkepemimpinan, (Jakarta: PedomanIlmu Jaya, 1992), Cet ke 4
Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2006)
Robbins, Stephen P., Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT Prenhallindo, 1996), Edisi
Bahasa Indonesia
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Press, 2007)
Soemirat, Soleh, dkk, Komunikasi Organisasional, (Jakarta, Universitas Terbuka,
2000)
Susanto, S Astrid Phil, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta, Binacipta,
1986), Cet. Ke-4
Winardi SE, Kepemimpinan Dalam Manajemen, (Bandung, Rineka Cipta, 1990)
Website :
www.tvri.co.id/about/sejarah/visidanmisi, artikel diakses pada tanggal 23 Oktober
2015
Surat Keterangan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Drs. Nono Suharno, M.Si
Jabatan
: Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan Evaluasi
Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini:
Nama
: Shella Octaviani
NIM
: 1111051000025
Jurusan
: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Program
: S1
Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul
“Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir
perkuliahan.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, 18 Februari 2016
Drs. Nono Suharno, M.Si
Surat Keterangan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Desi
Jabatan
: Staff
Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini:
Nama
: Shella Octaviani
NIM
: 1111051000025
Jurusan
: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Program
: S1
Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul
“Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir
perkuliahan.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, 18 Februari 2016
Desi
Surat Keterangan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Safitri
Jabatan
: Staff
Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini:
Nama
: Shella Octaviani
NIM
: 1111051000025
Jurusan
: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Program
: S1
Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul
“Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir
perkuliahan.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, 18 Februari 2016
Safitri
Surat Keterangan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Gebi
Jabatan
: Staff
Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini:
Nama
: Shella Octaviani
NIM
: 1111051000025
Jurusan
: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Program
: S1
Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul
“Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir
perkuliahan.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, 18 Februari 2016
Gebi
Surat Keterangan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Syafarudin
Jabatan
: Koordinator Social Media dan Website
Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini:
Nama
: Shella Octaviani
NIM
: 1111051000025
Jurusan
: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Program
: S1
Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul
“Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir
perkuliahan.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, 18 Februari 2016
Syafarudin
Surat Keterangan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Gilang
Jabatan
: Staff
Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini:
Nama
: Shella Octaviani
NIM
: 1111051000025
Jurusan
: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Program
: S1
Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul
“Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir
perkuliahan.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, 18 Februari 2016
Gilang
Surat Keterangan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Adelia
Jabatan
: Staff (Account Executive)
Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini:
Nama
: Shella Octaviani
NIM
: 1111051000025
Jurusan
: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Program
: S1
Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul
“Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir
perkuliahan.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, 18 Februari 2016
Adelia
Surat Keterangan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Drs. Andi Fachrudin, Msi
Jabatan
: Koordinator Marketing Communication (Marcom)
Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini:
Nama
: Shella Octaviani
NIM
: 1111051000025
Jurusan
: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Program
: S1
Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul
“Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir
perkuliahan.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, 18 Februari 2016
Drs. Andi Fachrudin, Msi
Surat Keterangan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Azis
Jabatan
: Staff
Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini:
Nama
: Shella Octaviani
NIM
: 1111051000025
Jurusan
: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Program
: S1
Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul
“Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir
perkuliahan.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, 18 Februari 2016
Azis
Surat Keterangan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: H. Suratna S.Sos, MM
Jabatan
: Manager Pengembangan Produk Brand dan Website
Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini:
Nama
: Shella Octaviani
NIM
: 1111051000025
Jurusan
: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Program
: S1
Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul
“Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir
perkuliahan.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, 18 Februari 2016
H. Suratna S.Sos, MM
Berita Wawancara
Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI
Responden
: Nono Suharno
Jabatan
: Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan
Evaluasi
Koresponden
: Shella Octaviani
Waktu Wawancara
: Senin, 23 November 2015
Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta
Bagaimana cara karyawan untuk menyampaikan pendapat? Apakah secara
langsung saat rapat menyampaikan opini? Atau kah ada media lain seperti
kotak saran?
emm sebenarnya kalau saya pribadi membebaskan mereka untuk berpendapat,
kalau untuk informal misalnya mereka bisa berbicara melalui media twitter, grup
chat yang ada di whatsapp atau line. Kalau ke arah formal memang di TVRI ini
harus mengikuti prosedur yang ada. Seperti yang kita ketahui instansi seperti
TVRI ini mempunyai tingkatan jabatan seperti ada kasi, kabid dan direktur. Jadi
kalau ada staff yang mungkin ada masalah biasanya ke kasi, baru ke kabid baru
terkahir ke direktur. Tetapi untuk lebih memudahkan terkadang saya pun
memperbolehkan staff langsung menghadap ke saya kalau memang sangat urgent.
Tetapi di luar masalah pekerjaan saya sangat membebaskan selagi tidak
melanggar norma mereka untuk memberikan saran atau pendapat. Misalnya
melalui obrolan ringan, atau bisa juga saat rapat tetapi kalau rapat di batasi karna
takut mengundang kegaduhan kalau terlalu bebas. Ya intinya kalau
mengemukakan pendapat ya di bebaskan asal tidak keluar jalur. Kalau dulu ada
rapat terbuka jadi seluruh karyawan dan pejabat kumpul jadi satu. Tetapi tidak
efisien karna kebebasan mengemukakan pendapat para staff tidak ada filternya.
Jadi sekarang biasanya untuk mengemukakan pendapat bisa lewat twitter atau
facebook direktorat pengembangan usaha. Dan atau bisa langsung di grup chat
direktorat pengembangan usaha.
Bagaimana cara dan biasanya media dan non media apa saja yang
digunakan oleh pimpinan dalam menyabarkan informasi?
Saya melakukan komunikasi formal maupun non formal, kalau formal sudah jelas
ya dari rapat atau instruksi-instruksi mengenai pekerjaan, kalau non formal lebih
banyak lagi seperti obrolan ringan saat jam makan siang atau kami sering ada
rapat direktorat ke puncak atau ke luar kota biasanya dengan seperti itu saya lebih
bisa membangun komunikasi ringan dengan para staff, belum lama ini baru
minggu kemarin kita jalin silaturahmi sambil evaluasi pekerjaan Direktorat
Pengembangan Usaha seluruh Indonesia. Kan di dalamnya tidak hanya rapat-rapat
formal saja tetapi kita bisa ngobrol-ngobrol santai juga. Kalau media dan non
media tadi sudah sempat saya jelaskan di pertanyaan pertama, kita ada lewat
media sosial, telphone genggam dan email atau surat resmi.
Metode atau cara komunikasi apa saja yang di lakukan oleh pimpinan untuk
mendekatkan diri kepada keryawan agar tercipta komunikasi yang baik dan
informasi yang ingin di sampaikan mampu di terima dengan baik oleh
karyawan?
Ya tergantung dari apa yang akan di sampaikan, begini karna di Direktorat
Pengembangan Usaha ada Lini dan garis. Jadi kalau untuk manajemen saya pasti
ke Kabid, dari Kabid ke Kasi, dari Kasi ke koordinator, nah dari koordinator
tersampaikan ke teamnya. Kalau untuk Account Executive biasanya saya langsung
terjun ke lapangan jadi kalau ada permsalahan atau apapun orang-orang yang ada
di AE bisa langsung menghadap ke saya. Tetapi ada juga beberapa hal yang saya
sampaikan secara langsung ke semua staff biasanya dalam rapat bulanan.
Informasi yang saya sampaikan pun biasanya mengenai tugas rutin kepada
karyawan, kalau pembagiannya tentu sesuai instruksi.
Apa tujuan utama adanya Direktorat pengambangan dan usaha?
Tugas utama Direktorat Pengembangan Usaha ya mencari klien untuk program
kerja sama seperti contohnya untuk Pilkada dan Sudirman Cup 2015, lalu
merancang program agar menarik dan dapat diterima di pasar, lalu pelayanan jasa
iklan. Untuk target kita pada tahun 2016 mengingat tahun 2015 sudah tutup buku
yaitu mengoptimalkan produk baru kita yaitu www.tvrinews.com, lalu upaya
peningkatan citra TVRI dalam akurasi informasi, acara, dan program sekaligus
membuka peluang pelayanan jasa iklan melalui on air maupun portal internet.
Memang yang sedang menjadi target kita sekarang adalah mengoptimalkan
pemakaian portal internet karna seperti yang saya bilang TVRI sedikit tertinggal
dalam hal ini. Nah dari tugas utama ini kita bagi-bagi tugas ke bidang-bidang
yang ada, untuk pembagian tugas tentunya itu sesuai instruksi dari pimpinan,
pimpinan hanya memberikan arahan atau masukan selebihnya anggota di
persilahkan bekerja sesuai ide kreatifnya, jadi kalau untuk tugas saya percayakan
kepada bawahan masalah apa nanti yang akan timbul akan kita bicarakan dan
mencari solusinya.
Rapat atasan dengan bawahan biasanya kapan pak?
Kalau untuk rapat antara direksi dengan kabid satu minggu sekali. Untuk rapat
direksi dengan kabid dan kasi satu bulan dua kali. Untuk rapat keseluruhan staff
itu satu bulan sekali. Ada juga rapat yang kita lakukan ketika memang di
butuhkan misalnya ada permasalaham di lapangan yang memang tidak bisa
menunggu sampai jadwal rapat kita adakan additional meeting. kalau saya rapat
seminggu sekali dengan pimpinan, biasanya kasi sudah menghandle permasalahan
yang terjadi pada bawahannya. Karena pastinya saya membutuhkan masukan dari
teman-teman untuk memecahkan masalah yang ada di lapangan, kita kan tim jadi
harus saling komunikasi untuk mendapatkan pemecahan masalah
Biasanya rapat membahas tentang apa pak? Apakah ada motivasi dari
pimpinan?
Biasanya membahas tentang review, problem solving, perencanaan. Review itu
lebih mengevaluasi apa yang terjadi pada minggu lalu, bagaimana kinerja minggu
lalu dan seperti apa capaian kenerja minggu lalu. Yang kedua menegvaluasi
masalah-masalah apa saja yang terjadi minggu lalu, masalah tersebut di cari
penyelesaiannya apa yang terbaik untuk memecahkan masalah pada minggu lalu.
Setelah ditemukan solusi, apa yang harus segera kita lakukan untuk perbaikan di
hari esok dan di minggu yang akan datang. Ada biasanya pimpinan memberika
motivasi kepada bawahan agar lebih bersemangat dalam bekerja.
Bagaimana dengan jenjang karir di TVRI pak? Apakah ada keterbukaan
dari pimpinan?
Karena TVRI ini di bawah pemerintahan juga meski sekarang telah menjadi
Lembaga Penyiaran Publik dimana para pejabat di atas di pilih dari Komisi I DPR
RI maka untuk jenjang karir kita sudah jelas dan sebahagian besar dari kami
adalah pegawai negeri sipil. Nah untuk keterbukaan jenjang karir ya seperti itu
sudah jelas tetapi ada lagi keterbukaan tentang reward bagi karyawan yang
berprestasi, yaitu perjalanan dinas ke luar kota, memang ini perjalanan pekerjaan
juga tetapi ada uang saku, perjalanan dinas juga untuk mengisi seminar
penyuluhan program ke TVRI daerah, ada uang sakunya juga sekalian jalan-jalan
biasanya. Dan khusus untuk account executive ada insentif dari target yang bisa
mereka selesaikan
Dalam rapat apakah bawahan dilibatkan dalam memberikan masukan juga
dalam pengambilan keputusan?
Tentunya, seperti yang saya jelaskan tadi dalam review biasanya itu bawahan
berperan penting karna sehari-harinya mereka yang menjalankan. Kepala seksi
biasnya sudah menghandle permasalahan yang terjadi pada bawahannya, lalu akan
di sampaikan saat rapat umum. Saya sangat menghargai pendapat tim karna inikan
konteksnya kepemimpinan jadi keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya
pemimpin itu sendiri tapi karena ada tim yang mendukung sehingga kalaupun
misalnya dia berhasil pasti akan di ikuti keberhasilan timnya, jika ada ia gagal ada
kemungkinan yang terjadi yaitu kegagalan pada konteks bawahan atau kegagalan
dalam konteks kepemimpinannya.
Responden
Koresponden
Nono Suharno
Shella Octaviani
Berita Wawancara
Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI
Responden
: Gebi
Jabatan
: Staff
Koresponden
: Shella Octaviani
Waktu Wawancara
: Selasa, 16 November 2015
Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta
Bagaimana suasana kerja di kantor mbak?
Sejauh ini masih nyaman dan kerasan
Bagaimana jika anda tidak setuju dengan atasan?
Kepengennya sih bilang langsung ke atasan kalau gak suka atau apa gitu, tapi gak
berani akhirnya ngomongin di belakang deh.
Atasan sering memberikan motivasi atau tidak?
Kalau motivasi menurut saya sih itu penghargaan untuk karyawan yang
berprestasi, bentuknya seperti itu mungkin.
Atasan sering membantu tidak dalam menyelesaikan masalah?
Sering ko, kalau kita ada kesulitan biasanya bapak suka membantu dalam banyak
hal
Responden
Koresponden
Gebi
Shella Octaviani
Berita Wawancara
Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI
Responden
: Desi
Jabatan
: Staff
Koresponden
: Shella Octaviani
Waktu Wawancara
: Senin, 23 November 2015
Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta
Bagaimana suasana kerja di kantor mbak?
Suasananya sih kekeluargaan saling peduli satu sama lain
Jika ada masalah atau keluh kesah terbuka atau tidak ke atasan?
Antara saya dan atasan sih terbuka, atasan saya kan koordinator pak Andi dan
kepala seksi pak suratna. Dan kebetulan dekat dengan mereka jadi sering cerita
kalau ada masalah di kantor. Tapi kalau habis cerita di teruskan atau tidak ke
atasan saya kurang tau tuh.
Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan atasan, misalnya anda tidak
setuju dengan pendapat atasan atau anda ingin mengemukakan pendapat?
Antara saya dan atasan sih terbuka, saya mengeluarkan pendapat saya, jika ada
masalah saya sih cerita. Tetapi diteruskan atau tidak ke atasan yang lebih tinggi
saya kurang tau. Kita kan gak berani kalau langsung bicara ke atasan yang lebih
tinggi. Kalau uneg-uneg atau perasaan tidak suka biasanya bicara ke sesama
karyawan aja.
Responden
Desi
Koresponden
Shella Octaviani
Berita Wawancara
Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI
Responden
: Adelia
Jabatan
: Staff (account executive)
Koresponden
: Shella Octaviani
Waktu Wawancara
: Selasa, 16 November 2015
Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta
Bagaimana suasana kerja di kantor mbak?
Ya nyaman dan suasanya enak ko, kaya keluarga
Bagaimana jika anda tidak setuju dengan atasan?
Paling cerita ya sama teman-teman karna kan gak berani untuk bilang langsung ke
atasan.
Atasan sering memberikan motivasi atau tidak?
Kadang kasih motivasi sih, jadi kalau kita kerjanya kurang baik di marahin dulu
baru deh di kasih motivasi.
Atasan sering membantu tidak dalam menyelesaikan masalah?
Membantu pasti sih, tapi ya itu awalnya pasti di marahin dulu baru di bantu
Responden
Koresponden
Adelia
Shella Octaviani
Berita Wawancara
Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI
Responden
: Syafarudin
Jabatan
: Koordinator Social Media dan Website
Koresponden
: Shella Octaviani
Waktu Wawancara
: Selasa, 16 November 2015
Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta
Bagaimana suasan kerja di TVRI pak?
Suasana kerja sangat nyaman dan menyenangkan, karna saya akui disini tidak
terlalu banyak tekanan, dan hubungan sesama karyawan dan atasan sangat
harmonis
Untuk berkomunikasi dengan atasan terbuka tidak pak, misalnya
menyampaikan ide, kritik, dan lain-lain?
untuk mengemukakan pendapat memang kadang karyawan agak sungkan untuk
langsung bicara ke atasan. Biasanya di sarankan untuk melalui media seperti
twitter pimpinan atau facebook grup. Kalau untuk kotak saran tidak ada disini,
kita lebih menggunakan media.
Atasan sering memberikan motivasi tidak dalam bekerja?
Motivasi yang pasti sih reward untuk karyawan berprestasi, nah kalau untuk
motivasi yang lain misalnya waktu rapat, pimpinan suka kasih semangat dan
kalimat motivasi untuk kita.
Atasan membantu pemersalahan yang dihadapi di tempat kerja?
Iya lumayan sering, kalau ada masalah di pekerjaan kan memang selalu
koordinasi jadi sering menyelesaikan permasalahan bareng-bareng.
Responden
Koresponden
Syafarudin
Shella Octaviani
Berita Wawancara
Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI
Responden
: Azis
Jabatan
: Staff
Koresponden
: Shella Octaviani
Waktu Wawancara
: Senin, 23 November 2015
Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta
Bagaimana suasan kerja di TVRI pak?
Suasana kerja sangat nyaman ya, kita seperti keluarga
Untuk berkomunikasi dengan atasan terbuka tidak pak, misalnya
menyampaikan ide, kritik, dan lain-lain?
Kalau komunikasi langsung ke atasan sih paling ke koordinator ya, kalau ada
masalah atau ide saya sampaikan ke beliau tapi untuk atasan yg lebih atas saya
agak sungkan
Atasan terbuka tidak pak dengan jenjang karir, reward atau bonus?
Terbuka sih, tapi kadang kita yg honorer jenjang karirnya kalah sama yang udah
PNS. Nah kalau reward ada untuk karyawan yang berprestasi biasanya di kasih
kesempatan dinas keluar kota dan mengisis acara untuk TVRI daerah dan dapat
uang saku.
Bagaimana sikap atasan menurut pandangan anda?
Baik orangnya, ya saya pribadi sangat menghormati beliau karna orangnya
memang punya jiwa kepemimpinan yang bagus.
Responden
Koresponden
Azis
Shella Octaviani
Berita Wawancara
Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI
Responden
: Gilang
Jabatan
: Staff
Koresponden
: Shella Octaviani
Waktu Wawancara
: Selasa, 16 November 2015
Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta
Bagaimana suasan kerja di TVRI pak?
Suasana kerja nyaman dan terasa akrab dengan sesama pegawai.
Untuk berkomunikasi dengan atasan terbuka tidak pak, misalnya
menyampaikan ide, kritik, dan lain-lain?
Wah saya biasanya paling curhat ke atasan saya, tapi tidak berani kalau ke atasan
yang lebih tinggi. Berharap uneg-uneg saya tersampaikan ke atasan paling tinggi
Atasan sering memberikan motivasi tidak dalam bekerja?
Motivasi yang pasti sih reward untuk karyawan berprestasi, nah kalau untuk
motivasi yang lain misalnya waktu rapat, pimpinan suka kasih semangat dan
kalimat motivasi untuk kita.
Atasan membantu pemersalahan yang dihadapi di tempat kerja?
Biasanya saya koordinasi ke atasan saat ada masalah, jadi penyelesainnya kita cari
bareng-bareng.
Responden
Koresponden
Gilang
Shella Octaviani
Berita Wawancara
Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI
Responden
: Suratna
Jabatan
: Kepala Seksi Pengembangan Produk Brand dan Website
Koresponden
: Shella Octaviani
Waktu Wawancara
: Selasa, 16 November 2015
Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta
Bagaimana suasana kerja di TVRI pak?
Suasana alhamdulillah ya nyaman dan kekeluargaan.
Pak bagaimana jika anda tidak setuju dengan pendapat atasan?
Saya sebisa mungkin bicara jujur ke atasan jika saya tidak setuju dengan atasan,
kita juga kan bisa memberikan ide, pendapat yang baik yang kiranya bisa di
pertimbangkan oleh atasan.
Apa atasan sering memberikan motivasi saat bekerja pak?
Dalam hal tertentu atasan sering memberikan motivasi, terkadang serius terkadang
lewat candaan karna kan seperti teman dan keluarga.
Apa ada keterbukaan masalah jenjang karir pak?
Kalau jenjang karir sih ada karna kan BUMN jadi sebenarnya sudah jelas , paling
ada lagi itu reward namanya disini. Nah itu untuk karyawan yang berprestasi
dapat kesempatan perjalanan dinas keluar kota.
Responden
Koresponden
Suratna
Shella Octaviani
Berita Wawancara
Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI
Responden
: Andy
Jabatan
: Koordinator Marketing Communication
Koresponden
: Shella Octaviani
Waktu Wawancara
: Senin, 23 November 2015
Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta
Bagaimana suasan kerja di TVRI pak?
Suasana kerja disini sangat kekeluargaan ya, jadi setiap kami selalu menjalin
hubungan baik meskipun di luar pekerjaan.
Untuk berkomunikasi dengan atasan terbuka tidak pak, misalnya
menyampaikan ide, kritik, dan lain-lain?
Untuk berkomunikasi langsung dengan atasan tertinggi memang kadang sungkan
mengkritik, tetapi kebetulan saya dekat dengan pak Suratna dan pak Nono jadi
kadang saya bicara kalau dengan mereka tetapi tetap ada rasa sungkan untuk
mengkritik secara langsung. Meskipun disediakan media sosial seperti twitter atau
facebook saya tetap merasa sungkan untuk mengkritik, meskipun atasan orangnya
lumayan terbuka dengan kritikan.
Atasan terbuka tidak pak dengan jenjang karir, reward atau bonus?
Terbuka sih, tapi kalau jenjang karir kebetulan kita ini PNS jadi sudah ada
ketetapannya dari pemerintah. Nah kalau reward ada untuk karyawan yang
berprestasi biasanya di kasih kesempatan dinas keluar kota dan mengisis acara
untuk TVRI daerah dan dapat uang saku.
Bagaimana sikap atasan menurut pandangan anda?
Iya atasan orangnya lumayan baik ya, dan sebenarnya beliau pendengar yang baik
saat kita bicara tetapi memang pasti sama atasan kita merasa sungkan. Ketika saya
menghadap atasan, biasanya atasan menerima saya dengan baik. Mendengarkan
hal yang saya sampaikan. Dan mencari solusi bersama kalau yang saya sampaikan
adalah masalah pekerjaan.
Responden
Koresponden
Andy
Shella Octaviani
Berita Wawancara
Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha
Lembaga Penyiaran Publik TVRI
Responden
: Safitri
Jabatan
: Staff
Koresponden
: Shella Octaviani
Waktu Wawancara
: Selasa, 16 November 2015
Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta
Bagaimana suasana kerja di kantor mbak?
Sangat nyaman, meskipun kadang ada ya perselisihan antar karyawan tapi
keseluruhan nyaman ko
Bagaimana jika anda tidak setuju dengan atasan?
Biasanya saya bilang ke koordinator, curhat ke atasan tentang hal-hal yang saya
tidak suka di kantor. Mungkin tersampaikan ke pimpinan paling atas
Atasan sering memberikan motivasi atau tidak?
Biasa sih gak sering, motivasi reward sih ada untuk karyawan berprestasi dapat
perjalan dinas keluar kota. Saya juga heran kenapa tidak semua karyawan dapat
kesempatan dinas kelur kota.
Atasan sering membantu tidak dalam menyelesaikan masalah?
Iya lumayan kalau ada masalah biasanya pimpinan turun tangan.
Responden
Koresponden
Safitri
Shella Octaviani
DOKUMENTASI
Foto bersama Drs. Nono Suharno (Kabid Pengembangan Usaha dan Pak
Andy di Di TVRI
Foto bersama para staff Direktorat Pengembangan dan Usaha TVRI
Struktur Organisasi Lembaga Penyiaran Publik TVRI
Gambar 1. Struktur Organisasi Dewan Pengawas LPP TVRI
Gambar 2. Struktur Organisasi Dewan Direksi LPP TVRI
Gambar 3. Struktur Organisasi Direktorat Program dan Berita
Gambar 4. Struktur Organisasi Direktorat Keuangan
Gambar 5. Struktur Organisasi Direktorat Teknik
Gambar 6. Struktur Organisasi Direktorat Umum
Gambar 7. Struktur Organisasi Pusat Penelitian dan Pengembangan
Gambar 8. Struktur Organisasi Satuan Pengawas Intern
Gambar 9. Struktur Organisasi Pusat Pendidikan dan Latihan
Download