KOMUNIKASI ORGANISASI PADA DIREKTORAT PENGEMBANGAN DAN USAHA LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TVRI Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh Shella Octaviani NIM: 111105100025 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437H/2016M ABSTRAK Shella Octaviani “Komunikasi Organisasi Pada Direktorat Pengembangan dan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI” Pemimpin merupakan unsur terpenting dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena maju dan mundurnya perusahaan ada di tangan pemimpin. Untuk mencapai visi dan misi perusahaan, pemimpin harus mampu berkomunikasi secara efektif kepada para bawahannya (staff). Komunikasi efektif dapat terwujud jika ada keterbukaan dan kepercayaan dalam struktur vertikal maupun horizontal pada perusahaan. Penerapan komunikasi yang efektif dapat menciptakan iklim komunikasi organisasi yang baik pula. Lembaga Penyiaran Publik TVRI adalah stasiun televisi pertama di Indonesia dan masih menunjukan eksistensinya sampai saat ini ditengah pertumbuhan televisi baru yang lebih variatif konten programnya. Di balik bertahannya TVRI sebagai televisi pertama di Indonesia pasti ada koordinasi yang efektif antara pemimpin dan karyawan sehingga tujuan perusahaan tercapai. Pertanyaannya, bagaimana komunikasi organisasi yang terjadi dari pimpinan ke karyawan (downward communication)? Dan bagaimana komunikasi organisasi yang terjadi dari karyawan ke pimpinan (upward communication)? Direktorat Pengembangan dan Usaha memiliki beberapa bidang kerja yang butuh koordinasi maksimal untuk mencapai tujuan perusahaan. Kerjasama dengan pengiklan untuk mencapai antara atasan dan bawahan harus saling mendukung satu sama lain, caranya dengan komunikasi. Komunikasi yang efektif dapat dilihat dari gaya kepemimpinannya dan iklim komunikasi organisasinya. Peneliti menggunakan teori Kontingensi mengenai karakteristik situasi kepemimpinan sebagai indikator penelitian dan pada iklim organisasinya peneliti menggunakan teori Charles Redding yakni lima dimensi iklim komunikasi sebagai indikator penelitian. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Kegiatan yang dilakukan melalui proses observasi, pengumpulan data yang akurat berdasarkan fakta di lapangan disertai dengan wawancara, dokumentasi dan analisis data. Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa komunikasi ke bawah yang dilakukan oleh pimpinan Direktorat Pengembangan dan Usaha adalah baik. Hal ini dapat terlihat dari penjabaran tiga karakteristik situasi kepemimpinan meskipun dari variabel struktur tugas pemimpin terbilang lemah tetapi dari kedua variabel hubungan pimpinan anggota dan struktur tugas sangat kuat, cara pimpinan menyebarkan informasi, dan sering memberikan motivasi kepada bawahannya. Untuk komunikasi ke atas yang dilakukan oleh bawahan ke pimpinan kurang berjalan dengan baik hal ini terbukti dengan adanya grapvine yaitu komunikasi informal yang berjalan berliku-liku di semua tingkatan sesuai dengan sejarat ikatan batin yang dimiliki anggotanya. i KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Atas berkah dan inayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Shalawat dan salam dihaturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sebagai pembawa penerang bagi kehidupan. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat dukungan, bantuan, fasilitas, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini peneliti ingin mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada : 1. Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan jajarannya serta seluruh civitas akademik Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Dakwah. 2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Fita Fathurokhman, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Drs. Jumroni, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi peneliti. Terima kasih atas waktu, tenaga, pikiran, dan ilmu yang beliau berikan kepada peneliti. 4. Artiarini Puspita Arwan, M.Psi selaku dosen penasehat akademik yang selalu membimbing dan mengarahkan peneliti selama perkuliahan. 5. Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak buku referensi kepada peneliti. 6. Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak buku referensi kepada peneliti. ii 7. Kepada seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Dakawah dan Ilmu Komunikasi yang telah membimbing dan membantu peneliti baik dalam segi keilmuwan maupun administrasi. 8. Terima kasih kepada bapak Andy yang selalu memberikan arahan kepada peneliti saat melakukan peneliatian di Direktorat Pengembangan dan Usaha. Dan terima kasih pimpinan dan segenap karyawan Direktorat Pengembangan dan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI atas dukungan dan kerja samanya. 9. Kedua orang tuaku, Bapak Mukijo dan Ibu Nami, serta kedua adikku Azis Akbar Pangestu dan Artika Khoirunisa, untuk nenekku ibu Benok terima kasih atas semua dukungan, sumber inspirasi, kasih sayang, cinta, serta doa yang tak pernah terputus kalian berikan kepada peneliti untuk terus menjadi yang terbaik.. 10. Bunda Hj. Rita Diana terima kasih telah menjadi ibu yang selalu mencurahkan kasih sayang, cinta, dan doa kepada peneliti serta nasehat-nasehat terbaik untuk masa depan peneliti. 11. Untuk para sahabat, Rand Rasyid, Siti Fadhillah, Rizka Maftuha, Nadya Intan P, Dedi Eka, Halim Pratama, Bryan M, Deni Hidayat, Rahayu, Hidayat, Anggi Herlangga, teman-teman KPI A 2011 dan KKN Khamsa terima kasih atas doa, dukungan dan kasih sayang yang selalu kalian berikan untuk peneliti sehingga peneliti bisa menyelesaikan karya ilmiah ini. 12. Peneliti mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang tidak bisa diucapkan satu persatu. Terimakash atas doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah Swt senantiasa membalas kebaikan kalian semua. iii Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi pada penelitian selanjutnya. Jakarta, 11 Maret 2016 Peneliti iv DAFTAR ISI ABSTRAK ...................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah .............................................. 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 9 D. Metodologi Penelitian ............................................................ 10 E. Tinjaun Pustaka ...................................................................... 12 F. Sistematika Penulisan ............................................................ 14 KAJIAN TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI .................. 16 A. Komunikasi ............................................................................ 16 1. Pengertian Komunikasi ..................................................... 16 B. Organisasi ............................................................................... 18 1. Pengertian Organisasi ........................................................ 18 2. Ciri-ciri Organisasi ............................................................ 19 3. Unsur-unsur Organisasi ..................................................... 20 4. Fungsi Organisasi .............................................................. 21 C. Komunikasi Organisasi .......................................................... 22 1. Pengertian Komunikasi Organisasi ................................... 22 2. Aliran Informasi Dalam Organiasasi ................................. 23 3. Arus Informasi dalam Organiasasi .................................... 24 4. Iklim Komunikasi Organisasi ............................................ 30 5. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi .............................. 35 D. Kepemimpinan ....................................................................... 36 1. Pengertian Kepemimpinan ................................................ 36 2. Tipe-tipe Kepempinan ....................................................... 38 E. Teori Kontingensi................................................................... 41 BAB II vi BAB III BAB IV 1. Relasi pemimpin-anggota .................................................. 42 2. Struktur Tugas ................................................................... 42 3. Kekuasaan Jabatan Pemimpin ........................................... 43 PROFIL STASIUN TVRI .......................................................... 44 A. Gambaran Umum TVRI......................................................... 44 B. Visi dan Misi Lembaga Penyiaran Publik TVRI ................... 52 1. Visi .................................................................................... 52 2. Misi .................................................................................... 52 C. Struktur Organisasi ................................................................ 53 KOMUNIKASI ORGANISASI DIREKTORAT PENGEMBANGAN DAN USAHA TVRI ................................ 54 A. Komunikasi Organisasi (Downward Communication) .......... 54 1. Analisis Kontingensi ......................................................... 55 a. Relasi Pemimpin Anggota ............................................ 55 b. Struktur Tugas .............................................................. 55 c. Kekuasaan Jabatan ........................................................ 56 2. Metode Pimpinan Dalam Menyebarkan Informasi ........... 57 a. Aliran Komunikasi Dalam Menyebarkan Informasi .... 57 b. Pola Penggunaan Media dan Non Media dalam Menyebarkan Informasi ................................................ 61 B. Komunikasi Organisasi (Upward Communication) ............... 64 PENUTUP .................................................................................... 81 A. Kesimpulan ............................................................................ 81 B. Saran-saran ............................................................................. 82 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 83 BAB V LAMPIRAN vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah bagian terpenting dari kehidupan manusia.Tanpa adanya komunikasi kehidupan manusia tidak akan indah dan berjalan hampa. Dengan berkomunikasi manusia dapat berhubungan satu dengan yang lain. Komunikasi berfungsi di segala segi kehidupan manusia. Komunikasi berperan penting baik di dalam kehidupan bertetangga, Di tempat kerja dan di mana saja. Setiap kegiatan manusia, baik itu aktifitas sehari-hari, organisasi, lembaga dan sebagainya tidak akan terlepas dari komunikasi, sehingga dapat dipastikan di mana manusia hidup baik sebagai individu maupun anggota masyarakat selalu berkomunikasi, mengapa demikian? Karena komunikasi merupakan kebutuhan hidup manusia.Tidak mungkin seseorang dapat menjalani hidupnya tanpa berkomunikasi dan komunikasi itu sendiri merupakan unsur penting yang membentuk dan memungkinkan berlangsungnya suatu masyarakat.1 Pentingnya komunikasi tidak dapat dipungkiri oleh manusia sebagai alat interaksi dengan individu-individu lainnya, untuk memenuhi kebutuhan informasi, baik informasi dari dalam maupun dari luar lingkungannya.Komunikasi adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.Begitupun sama halnya di dalam sebuah organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar untuk mencapai tujuan organisasinya. Begitu 1 Zulkarnain Nasution, “Sosiologi Komunikasi Massa”, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993) cet ke-1, h-2 1 2 sebaliknya, jika komunikasi dalam suatu organisasi tidak berjalan dengan baik maka organisasi tersebut tidak akan berjalan dengan baik atau bermasalah. Tanpa komunikasi kita tidak dapat berinteraksi dengan sesame manusia dan memahami apa yang sedang dilakukan oleh manusia. Komunikasi tidak hanya melaluilisan, tetapi dapat juga melalui tulisan.Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama karena susunan keluasan dan cakupan organisasi secara keseluruhan ditentukan oleh tekhnik komunikasi.2 Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia secara umum. Menurut William J. Seller dalam buku Komunikasi Organisasi oleh Arni Muhammad, komunikasi adalah proses denganmana symbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti. Hakikatnya komunikasi merupakan pengiriman pesan yang akan di interpretasikan oleh si penerima pesan. Seperti model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold D Lasswell, dia menggunakan lima pertanyaan yang perlu di pertanyakan dan dijawab dalam melihat proses komunikasi, yaitu who (siapa), says what (mengatakan apa), in which chanel (melalui media apa), to whom (kepada siapa), with what effect (dengan efek apa).3 Dalam buku Komunikasi Organisasi Abdullah Masmuh, Schein mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Organisasi memiliki karakteristik yakni mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas 2 VeithzalRivai, KepemimpinandanPerilakuOrganisasi(Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2006), h. 377 3 Arni Muhammad, KomunikasiOrganisasi, (Jakarta: Bumiaksara, 2011), h. 4-5 3 dalam organisasi tersebut. Organisasi merupakan system, mengkoordinasi aktifitas dan mencapai tujuan bersama. Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasi secara sadar, dengan sebuah batasna yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Organisasi itu ada untuk mencpai sesuatu. Sesuatu itu adalah tujuan, dan tujuan tersebut biasanya tidak dapat dicapai oleh individu-individu yang bekerja sendiri, atau jika mungkin hal tersebut dicapai secara lebih efesien melalui usaha sendiri. Atas dasar itu, maka komunikasi organisasi perlu mendapat perhatian untuk dipelajari dan dipahami oleh setiap orang yang terlibat dalam dunia organisasi. Sebab, komunikasi yang efektiflah yang dapat menjamin tercapainya tujuantujuan organisasi dan kemampuan berkomunikasi secara efektif pada dasarnya akan menentukan keberhasilan seseorang, di manapun ia berada, bukan hanya dalam dunia organisasi saja. Tujuan utama dalam dunia organisasi biasanya ditafsirkan sebagai memperbaiki hal-hal untuk mencapai tujuan manajemen. Dengan kata lain, oleh karena itu penulis memandanga sangat penting untuk mengkaji komunikasi organisasi kepemimpinan sebagai landasan kuat bagi pengembangan sumber daya manusia melalui pengkaderan dalam menjalani roda organisasi. Kepemimpinan secara etimologi berasal dari kata “pemimpin” ditambahkan awalan “ke” dan akhiran “an”, maka kepemimpinan dapat diartikan menjadi beberapa bagian yaitu: a) orang atau sekelompok orang yang memimpin; b) usaha 4 memimpin; c) kemampuan atau kemahiran seseorang untuk memimpin; d) wibawa sang pemimpin.4 Pemimpin yang baik dapat mempengaruhi anak buah nya untuk bekerja semaksimal mungkin. Pemimpin juga harus mampu menyatu dengan bawahan, mendengarkan keluhan mereka dan memberikan solusi yang terbaik untuk bawahannya.Maka dengan sendirinya bawahan akan termotivasi untuk bekerja lebih baik lagi. Pemimpin dan organisasi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Organisasi tanpa pemimpin akan berjalan tidak baik dan tidak ada arahan. Pemimpin adalah ujung tombak dari sebuah perusahaan karena baik atau buruknya perusahaan tergantung oleh pemimpinnya. Dari penjabaran organisasi dan pemimpin di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan dalam suatu roda organisasi sangat menentukan berjalan atau tidak nya sebuah organisasi. Pemimpin bukan hanya kegiatan memimpin tetapi juga kemampuan menjalankan sebuah usaha dan wibawa yang membuat orang lain menghormatinya sebagai pemimpin. Dengan segala kemampuan yang dimiliki seorang pemimpin maka diharapkan dapat mendorong semangat kerja karyawan, mampu mengoreksi segala kesalahan dan kelemahan. Selain memiliki kemampuan dalam bekerja pemimpin juga perlu memiliki sifat kemanusiaan, demokratis dan mencintai bawahannya, sebagai firman Allah SWT dalam surat Ali-Imraan (3), ayat159 : 4 J. Riberu, Dasar-dasarkepemimpinan, (Jakarta: PedomanIlmu Jaya, 1992), Cetke 4, hal 1-2 5 Artinya:Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan lah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Dari ayat tersebut jelas bahwa seorang pemimpin harus bertutur dan bertingkah laku lemah lembut namun tegas.Dalam menjalankan tugasnya pemimpin harus banyak berkomunikasi dengan bawahan, klien ataupun teman sejawat. Komunikasi sangat dibutuhkan untuk meningkat kinerja suatu perusahaan. Menurut W.G Scott dan T.R. Mitchell yang dikutip oleh Stephen P. Robbins dalam buku Perilaku Organisasi menyatakan “komunikasi menjalankan empat fungsi utama di dalam suatu kelompok atau organisasi yaitu kendali (kontrol), motivasi, pengungkapan emosional, dan informasi.”5 Menurut Kohler yang dikutip oleh Arni Muhamad dalam buku Komunikasi Organisasi bahwa “Komunikasi yang efektif sangat penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu para pemimpin organisasi dan komunikator dalam organisasi perlu memahami, dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka.”6 5 Stephen P. Robbins, PerilakuOrganisasi, (Jakarta: PT Prenhallindo, 1996), EdisiBahasa Indonesia, hal 5. 6 ArniMuhamad, KomunikasiOrganisasi, (Jakarta: BumiAksara, 2009), Cet ke-10, h-1 6 Komunikasi organisasi terdiri dari kata komunikasi dan organisasi yang memiliki penjabaran yang luas. Untuk memahami komunikasi perlu kiranya sedikit membahas konsep dasar komunikasi.Komunikasi menurut Hovland, Janis dan Kelley yang dikutip oleh Roudhonah dalam buku ilmu komunikasi yaitu “Proses melalui mana seseorang(komunikator) menyampaikan stimulus dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya (khalayak). Komunikasi organisasi dapat dilakukan secara formal maupun non formal. Secara formal misalnya rapat mingguan di kantor antara atasan (direksi) dengan bawahan (karyawan). Sedangkan komunikasi non formal misalnya grapevine. Grapevine merupakan desas-desus yang terjadi di perusahaan, seperti yang dikemukakan oleh Arni Muhamad dalam buku komunikasi organisasi : Grpaevine yaitu sebagai metode untuk menyampaikan rahasia dari orang ke orang, yang tidak dapat diperoleh melalui jaringan komunikasi formal. Komunikasi informal cenderung berisikan laporan rahasia mengenai orang dan kejadian-kejadian yang tidak mengalir secara resmi. Informal yang diperoleh dari desas-desus adalah yang berkenaan dengan apa yang didengar atau apa yang dikatakan orang dan bukan apa yang diumumkan oleh yang berkuasa.7 Komunikasi yang efektif dapat membentuk iklim komunikasi yang baik pula. Mudah berkomunikasi dengan sesama rekan kerja atau dengan atasan akan membuat suasana dikantor menjadi hangat dan terbuka. Keterbukaan adalah faktor penting dalam membangun kinerja karyawan. Dengan terbuka kepada atasan mengenai apa saja yang menjadi kendala dalam melakukan pekerjaan, maka akan berkurang sedikit beban, setidaknya atasan mengetahui kendala para karyawan dalam bekerja. Disinilah pentignya berkomunikasi, atasan dapat mengoreksi, memberikan motivasi, pemberian tugas kerja, memberikan solusi 7 ArniMuhamad, KomunikasiOrganisasi, (Jakarta: BumiAksara, 2009), Cet ke-10, h-125 7 sehingga karyawan merasa dihargai. Pemimpin yang baik mampu menerima ide gagasan atau kritik saran bawahan agar karyawan merasa di hargai. Dalam kaitannya dengan komunikasi organisasi ini penulis memilih TVRI, karena televise tersebut adalah televise pertama di Indonesia. TVRI merupakan stasiun televisi yang adalah perusahaan umum milik Negara dan kemudian di tahun 2002 melalui Peraturan Pemerintah no.9 tahun 2002 yang ada pada UU no. 32 mengenai penyiaran TVRI menjadi lembaga penyiaran publik. (www.tvri.com) Persaingan global pada saat ini sudah merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari dalam dunia industri, yang ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang komunikasi, informasi, dan tekhnologi. Salah satunya dalam bidang jasa pelayanan informasi dan hiburan yaitu industri penyiaran televisi di Indonesia. Sampai saat ini tercatat ada 12 stasiun televisi yang melakukan siaran nasional, 11 diantaranya adalah stasiun televisi milik swasta dan 1 milik negara yaitu TVRI. Industri penyiaran televisi swasta di Indonesia telah berkembang cepat sejak tahun 1990.8 Berkaitan dengan berdirinya stasiun swasta nasional ditambah dengan bermunculannya stasiun televisi lokal, stasiun televisi menghadapi persaingan yang cukup ketat. Persaingan tersebut sebetulnya tidak hanya terjadi di tingkat pertelevisian tetapi stasiun televisi juga harus bersaing dengan media lain seperi radio, majalah dan surat kabar. Sengitnya persaingan yang ada di industri pertelevisian di Indonesia, membuat TVRI sebagai lembaga penyiaran publik tersisihkan dengan maraknya televisi swasta yang kini lebih variatif dalam konten programnya. Karena tingkat 8 Prof. Rhenald Kasali, Ph.D, Camera Branding, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, Cet.1,h.10 8 audience TVRI yang tidak sebanyak televisi swasta, membuat TVRI bekerja lebih keras untuk menarik minat audience dalam menyaksikan siaran yang ada di TVRI. Sengitnya persaingan tersebut pada tahun 2001 TVRI mensahkan berdirinya Direktorat Pengembangan Usaha (Marketing). Di dalam sebuah divisi dibutuhkan kerjsama dan komunikasi yang baik agar terciptanya tujuan kerja yang baik pula. Sebuah divisi membutuhkan seorang pemimpin yang baik dan dapat mengayomi bawahan agar terciptalah suasana kerja yang nyaman dan menghasilkan hasil kerja yang diharapkan oleh perusahaan. Dalam skripsi ini penulis membatasi objek penelitian dan fokus hanya pada Direktorat Pengembangan Usaha yang berkedudukan di Jl. Gerbang Pemuda No.8, Senayan. Karena menurut penulis divisi ini merupakan satuan kerja yang strategis di lingkungan TVRI dalam mewujudkan terselenggaranya siaran TVRI yang berkualitas dan diminati oleh masyarakat. Dalam upaya Direktorat Pengembangan usaha untuk membuat program yang berkualitas dan diminati oleh masyarakat, tentu bukan hanya karyawan divisi yang bekerja. Terdapat peran pemimpin yang sangat penting untuk berlangsungnya pemrograman tersebut. Peran pemimpin sangat penting untuk menjaga semangat kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman guna mencapai target kerja yang di inginkan. 9 Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul “Komunikasi Organisasi Pada Direktorat Pengembangan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI” B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merasa perlu untuk membatasi permasalahan yang ada yakni hanya mengenai komunikasi organisasi kepemimpinannya. Dimana komunikasi yang di teliti hanya komunikasi vertikal, komunikasi dari atasan kebawahan dan dari bawahan keatasan. 2. Rumusan Masalah Agar penelitian ini berjalan secara sistematis penulis merasa perlu untuk membuat rumusan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana Komunikasi Organisasi yang terjadi dari pimpinan ke karyawan (Downward Communication) di Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI? b. Bagaimana Komunikasi Organisasi yang terjadi dari karyawan ke pimpinan (Upward Communication) di Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui komunikasi organisasi yang terjadi dari pimpinan ke karyawan di LPP TVRI Direktorat Pengembangan Usaha. 10 b. Untuk mengetahui komunikasi organisasi yang terjadi dari karyawan ke pimpinan di LPP TVRI Direktorat Pengembangan Usaha. 2. Manfaat Penelitian a. Akademis Tulisan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan khazanah keilmuan mengenai ilmu komunikasi, khususnya mengenai komunikasi organisasi kepemimpinan mahasiswa di Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Praktis Melalui tulisan ini penulis berharap dapat menambah pengetahuan terhadap komunikasi organisasi kepemimpinan dalam suatu perusahaan. c. Sosial Tulisan ini diharapkan dapat menjelaskan tentang faktor apa yang menunjang keberhasilan suatu kepemimpinan di perusahaan, serta memberikan informasi tentang organisasi kepemimpinan yang ada di LPP TVRI. D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yakni penelitian yang dilakukan melalui proses observasi, pengumpulan data yang akurat berdasarkan fakta di lapangan disertai wawancara dengan narasumber. “Penelitian kualitatif dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting) dan data yang dikumpulkan 11 umumnya bersifat kualitatif.”9 Dengan metode ini penulis akan mendapatkan hasil yang lebih mendalam karena dilakukan dengan wawancara dan observasi. 2. Subjek dan Objek Subjek dari penelitian ini adalah Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI. Sedangkan objek penelitiannya adalah proses komunikasi organisasi yang dilakukan secara vertikal antara pimpinan dan karyawan yang terjadi di Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI. 3. Tekhnik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan 4 tekhnik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan analisis data : a. Observasi Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik terhadap fenomena yang diselidiki. Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan secara langsung ke LPP TVRI di Jl. Gerbang Pemuda No.8 Senayan. Hal ini dilakukan sebagai upaya memperkecil kemungkinan yang dapat menghambat dalam pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan proses wawancara, pendekatan antar personal dengan karyawan dan pimpinan, dengan pengamatan kegiatan kerja di Direktorat Pengembangan Usaha. b. Wawancara Dalam sesi wawancara penulis memilih narasumber bapak Nono Suaharno Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan Evaluasi Direktorat Pengembangan dan Usaha. Selain wawancara dengan pemimpin, penulis juga mewawancarai sejumlah karyawan di Direktorat Pengembangan dan Usaha. 9 Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006), h.41 12 Pemilihan karyawan dilakukan secara random. Dalam proses wawancara, penulis menggunakan beberapa media pendukung yaitu tape recorder, alat tulis, foto digital, dan lain-lain. c. Dokumentasi Pada tahap ini penulis mengumpulkan hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, majalah dan lain sebagainya untuk memberi data yang sifatnya paten. 4. Tekhnik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini lebih bersifat deskriptif kualitatif, yaitu setelah data di kualifikasikan sesuai aspek data yang terkumpul lalu diinterpretasikan secara logis. Dengan demikian akan tergambar sejauh manakah alat komunikasi dalam pengembangan kepemimpinan, dengan melihat data-data yang diperoleh penulis melalui observasi, dan wawancara, setelah itu dianalisis yang kemudia disusun dalam laporan penelitian. 5. Pedoman Penulisan Pada penyusunan skripsi ini peneliti berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tessis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk. Yang diterbitkan oleh CeQDA (Centar for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. E. Tinjaun Pustaka Dalam penulisan skripsi ini penulis merujuk pada buku, majalah-majalah serta skripsi-skripsi yang pernah membahas seputar pola komunikasi organisasi. Buku-buku yang digunakan diantaranya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek karya Onong Uchayana efendi, Kepemimpinan dan Komunikasi karya Onong 13 Uchyana Efendi, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat kaya H.A.W Wdijaya, dan lain-lain. Adapun skripsi-skripsi yang pernah membahas seputar komunikasi organisasi diantaranya : Komunikasi Organasasi dalam Pengembangan Kepemimpinan di SMU Muhammadiyah 4 Jakart,. Penulis Eska Ariyanti. Pada skripsi ini mengkaji bentuk pelaksanaan komunikasi yang dilakukan oleh siswa yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta. Hasil yang ditemukan adalah organisasi tersebut menerapkan semua bentuk komunikasi organisasi yaitu komunikasi internal, komunikasi diagonal dan komunikasi eksternal. Metode yang digunakan dalam komunikasi organisasi tersebut menggunakan metode teladan dan pembiasan praktek langsung. Komunikasi Organisasi Persatuan TIONGHOA INDONESIA (PITI) Dewan Pimpinan Wilayah Jakarta Dalam Berdakwah. Penulis Farah Nurul Hikam Agustin. Fokus masalah yang diteliti mengenai pola komunikasi antara pengurus dengan pengurus PITI, pengurus dengan jamaah PITI, dan jamaah dengan jamaah lainnya. Komunikasi Oragnisasi di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor. Penulis Hayustiro. Pada skripsi ini Hayustiro meneliti media yang digunakan pimpinan BAPPEDA dalam menyampaikan informasi kepada anggotanya. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa skripsi yang penulis ajukan tidak sama dengan ke tiga skripsi di atas. Pada skripsi ini penulis meneliti komunikasi organisasi untuk iklim komunikasi di LPP TVRI dan metode 14 pemimpin dalam menyebarkan informasi kepada karyawannya. Selain itu perbedaannya terletak pada tempat penelitian, pada skripsi ini penulis meneliti LPP TVRI yang berbeda dengan tempat-tempat penelitian pada skripsi di atas. F. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam penulisan ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan penulisan, dimana masing-masing dibagi ke dalam sub-sub dengan rincian sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Bab ini akan menguraikan latar belakang masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegiatan penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Teoritis Bab ini merupakan uraian teori-teori yang menjadi landasan dalam kerangka pemikiran dalam penelitian ini, diantaranya pengertian komunikasi, unsur-unsur komunikasi, pengertian komunikasi, ciri-ciri organisasi, unsur-unsur organisasi, fungsi organisasi, pengertian komunikasi organisasi, dan tipe-tipe kepemimpinan. BAB III : Gambaran Umum LPP TVRI dan Direktorat Pengembangan Usaha. Bab ini membahas tentang sejarah dan perkembangan LPP TVRI, produk TVRI, visi dan misi, prestasi dan penghargaan, struktur organisasi, tugas direktorat pengembangan usaha. BAB IV : Temuan dan Analisis 15 Bab ini membahas mengenai iklim organisasi di LPP TVRI. Menganalisa metode pimpinan dalam menyempaikan informasi. Dan menganalisa faktor pendukung dan penghambat dalam penyampaian pesan dari pimpinan kepada karyawan LPP TVRI. BAB V : Penutup Pada bab terakhir ini penulis berharap dapat mendeskripsikan hasil dari penelitian dan menguraikan data secara baik. Adapun beberapa uraian penting yang penulis berikan dari hasil penelitian ini akan dirangkum dalam bahasan kesimpulan. Selanjutnya untuk menyempurnakan penelitian ini penulis akan menyisipkan saran-saran agar menjadi bahan pertimbangan tentang bahasan penulis yang telah diangkat sebagai pokok permasalahannya. BAB II KAJIAN TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI A. Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi Komunikasi sangat penting bagi kehidupan manusia. Berkembangnya pengetahuan manusia dari hari ke hari karena komunikasi. Komunikasi juga membentuk sistem sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, maka dari itu komunikasi dan masyarakat tidak dapat dipisahkan. Menurut Edward Sapir yang dikutip oleh Roudhonah dalam buku Ilmu Komunikasi bahwa “Jaringan hubungan masyarakat itu melalui komunikasi, jikalau tidak ada komunikasi, maka tidak ada masyarakat.”1 Pengertian komunikasi dapat dilihat dari etimologi (bahasa) dan terminologi (istilah). Dari sudut etimologi, Menurut Raymond S. Ross yang dikutip oleh Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar bahwa “komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin commnis yang berarti membuat sama.”2 Selain itu menurut Roudhonnah dalam buku Ilmu Komunikasi, dibagi menjadi beberapa kata diantaranya “communicare yang berarti berpartisipasi atau memberi tahukan, communis opiniom yang berarti pendapat umum.”3 Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah 1 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Press, 2007), h13 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Penganta, (Bandung:Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-9. H. 46 3 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Press, 2007), h.27 2 16 17 penyampaian pesan yang bertujuan untuk membuat sama persepsi atau arti antara komunikator dan komunikan. Sedangkan secara „terminologiā ada banyak ahli yang mencoba mendefinisikan diantaranya Colin Cherry yang dikutip oleh Burhan Bungin dalam buku Sosiologi Komunikasi bahwa “komunikasi adalah penggunaan lambang-lambang untuk mencapai kesamaan makna atau berbagai informasi tentang satu objek atau kejadian.”4 Menurut Harold D. Laswell dikutip oleh Djamalul Abidin dalam buku Komunikasi dan Bahasa Dakwah, merumuskan bahwa “komunikasi itu merupakan jawaban terhadap who says what to whom in which channel to whom with what effect (siapa berkata apa dalam media atau kepada siapa dengan dampak apa).”5 R. Wayne organisasi lebih Pace dan Don F. Faules dalam buku Komunikasi merinci definisi komunikasi yaitu “Komunikasi merupakan suatu proses, di dalamnya terdapat dua bentuk umum tindakan yang terjadi yaitu pertunjukan pesan dan penafsiran pesan. Pertunjukan pesan berarti mnyebarkan sesuatu sehingga dapat terlihat secara lengkap dan menyenangkan. Sedangkan penafsiran pesan yaitu menguraikan atau memahami sesuatu.”6 4 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), Cet. Ket-1, h. 254 Djamaludin Abidin Ass, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h. 16-17 6 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung, Rosdakarya, 2006) Cet. Ke-6,h. 26-28 5 18 Dari pengertian di atas dapat dirangkum bahwa komunikasi ialah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan media tertentu untuk membuat pemahaman yang sama diantara mereka, informasi yang disampaikan dapat membuat efek tertentu kepada komunikan, bisa mempengaruhi kognitif, efektif, dan behavioral nya. B. Organisasi 1. Pengertian Organisasi Organisasi sudah di terapkan oleh manusia sejak zaman dahulu kala. Adanya bentuk kerjasama antar manusia yang satu dengan yang lainnya untuk meraih sesuatu merupakan salah satu kegiatan organisasi. Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan organisasi, menurut Schien yang dikutip oleh Arni Muhamad dalam buku Komunikasi Organisasi mengatakan bahwa “organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum untuk pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.”7 Selanjutnya menurut Khocler yang dikutip oleh Onong Uchayana dalam buku ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengatakan organisasi adalah “sistem hubungan yang berstruktur yang mengkoordinasi usaha 7 Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : PT. Budi Aksara, 2007), Cet ke-8, h. 23 19 suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.”8 Lain lagi dengan pendapat Wright yang dikutip Onong Uchayana, dia mengatakan bahwa “organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktifitas yang di koordinasikan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.”9 Dari ketiga kesimpulan di atas dapat disimpulkan bahwa oragnisasi merupakan usaha yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang memiliki tujuan dan terbagi dalam sistem kepangkatan yang harus dipertanggung jawabkan. Organisasi juga merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat komponen-komponen yang saling tergantung satu sama lain, dalam sistem tersebut butuh koordinasi untuk mencapai tujuan bersama. Koordinasi tersebut penting agar masing-masing bagian dari organisasi bekerja menurut semestinya dan tidak mengganggu bagian lainnya, misalnya dalam perusahaan, manajer harus mengkoordinasikan kegiatan karyawan-keryawannya sehingga pekerjaan masing-masing berjalan lancar. 2. Ciri-ciri Organisasi Tiap-tiap organisasi di samping mempunyai elemen yang umum juga mempunyai karakteristik yang umum, yaitu : a. Dinamis, yaitu terbuka terus menerus mengalami perubahan b. Memerlukan Informasi c. Mempunyai Tujuan 8 Onong Uchayana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2002). Cet. Ke-6, h.7 9 Onong Uchayana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2002). Cet. Ke-6, h.7 20 d. Terstruktur.10 Organisasi memang harus bersifat dinamis, pujian dan kritikan harus ditanggapi dengan bijak untuk kemajuan organisasi. Untuk mempermudah dalam koordinasi dibutuhkan struktur organisasi agar ada pembagian kerja yang jelas sehingga roda organisasi dapat berputar. 3. Unsur-unsur Organisasi Organisasi sangat bervariasai ada yang sangat sederhana ada juga yang sangat kompleks. Maka untuk membantu kita memahami organisasi tersebut perhatikanlah model berikut yang menggambarkan elemen dasar dari organisasi dan saling keterkaitan satu elemen dengan elemen lainnya. a. Struktur Sosial Struktur sosial adalah pola atau aspek hubungan yang ada antara partisipan di dalam suatu organisasi. b. Pertisipan Partisipan adalah individu-individu yang memberikan kontribusi kepada organisasi. c. Tujuan Konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dan kontroversial dalam mempelajari organisasi. 10 Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : PT. Budi Aksara, 2007), Cet, Ke-8, h.29 21 d. Teknologi Yang dimaksud dengan teknologi adalah penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan mesin juga pengetahuan teknik dan keterampilan partisipan. e. Lingkungan Sebagai organisasi berada dalam keadaan fisik tertentu, teknologi, kebudayaan dan lingkungan sosial, terhadap mana organisasi tersebut harus menyesuaikan diri. Semua tergantung pada lingkungan yang lebih besar untuk dapat hidup, tetapi pekerjaan sekarang menitikberatkan kepada lingkungan hidup.11 4. Fungsi Organisasi Dalam mencapai maksud dan tujuan organisasi, ada 4 (empat) fungsi organisasi yang sangat perlu diperhatikan berkaitan dengan manajemen organisasi, yakni : a. Planning (perencanaan) b. Organizing (pengaturan) c. Accounting (pelaporan) d. Controling (pengawasan)12 Organisasi membutuhkan perencanaan yang matang dalam menjalankan kegiatannya. Perencanaan dapat dimusyawarahkan oleh 11 Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007), Cet, Ke-8, h.23 12 Lppsm, “Fungsi Organisasi” Artikel diakses pada tanggal 18 Agustus 2015 dari www.lppsm.co.cc 22 seluruh anggota organisasi. Untuk mewujudkan perencanaan dibutuhkan pengaturan job desk masing-masing anggota untuk mempermudah jalannya organisasi. Pelaporan dan pengawasan adalah fungsi penunjang agar tujuan organisasi dapat tercapai. C. Komunikasi Organisasi 1. Pengertian Komunikasi Organisasi Dalam buku Komunikasi Organisasi karya R. Wayne Pace dan Don F. Faules menjabarkan bahwa definisi komunikasi organisasi dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu definisi subjektif dan definisi objektif. Keduanya memiliki ciri khas masing-masing. Komunikasi dalam perspektif subjektif adalah „prilaku pengorganiasasianā yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang terjadi. Pada perspektif ini yang ditekankan adalah proses penciptaan makna atas interkasi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Sedangkan dalam definisi objektif adalah kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam suatu batas organisasi. Pada perspektif ini yang lebih ditekankan adalah pada komunikasi sebagai suatu alat yang memungkinkan orang beradaptasi dengan lingkungan mereka.13 Jika R Wayne memandang komunikasi dalam dua perspektif, lain halnya dengan Redding dan Sanborn yang dikutip oleh Arni Muhamad dalam buku Komunikasi Organisasi, menurut mereka “komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan organisasi dalam komunikasi yang kompleks. Yang termasuk dengan bidang ini adalah 13 R. Wayne Pace dan Don F Faules , Komunikasi Organisasi, (Bandung, Rosdakarya, 2006), h.33 23 komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward, komunikasi upward, dan lain-lain.”14 Hampir sama denga Redding dan Sanborn, Joseph Devito yang dikutip oleh Soleh Soemirat, dkk dalam buku Komunikasi Organisasional menyatakan bahwa “komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan baik dalam organisasi di dalam kelompok formal maupun informal organisasi.”15 Dari ketiga pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah suatua proses komunikasi di dalam organisasi formal maupun informal dalam bentuk komunikasi yang kompleks, komunikasi tersebut dapat menimbulkan pengertian yang sama sehingga dapat mewujudkan tujuan komunikasi tersebut. 2. Aliran Informasi Dalam Organiasasi Informasi tidak bergerak dengan sendirinya, kenyataannya informasi di alirkan oleh komunikator kepada komunikan. Dalam penyampain informasi tersebut merupakan tantangan besar karena mungkin saja terjadi distrosi di tengah jalan. Dalam suatu organisasi dalam bentuk perusahaan, aliran komunikasi yang digunakan menentukan informasi tersebut tepat sasaran dan dapat dipahami secar “sama” oleh semua pihak. Menurut Guetzzkow yang dikutip oleh R. Wayne Pace dan Don F. Faules dalam buku Komunikasi Organisasi menyatakan bahwa “aliran 14 Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), Cet, ke-8, h.67 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, (Jakarta, Universitas Terbuka, 2000), Modul Kuliah, hal.13 15 24 informasi dalam suatu organisasi dapat terjadi dengan tiga cara : serentak, berurutan, atau kombinasi dari kedua cara ini.”16. a. Penyebaran Pesan Secara Serentak Pada zaman sekarang penyebaran pesan secara serentak di perusahaan besar mudah dilakukan. Karena banyak teknologi yang memudahkan manusia dalam menjalankan aktifitasnya. Sebut saja mesin fax, internet, telefon, dan lain-lain. Penyebaran pesan secara serentak mungkin suatu cara yang lebih umum, lenih efektif dan lebih efisien daripada cara lainnya untuk melancarkan aliran informasi dalam suatu organisasi.17 b. Penyebaran Pesan Secara Berurutan Dalam buku Komunikasi Organisasi karya Abdullah Masmuh menjelaskan bahwa: “penyebaran pesan secara berurutan disampaikan secara bertahap. Bertahap disini maksudnya adalah sesuai dengan struktur organisasi dalam perusahaan. Aliran informasi ini menghambat laju informasi yang akan disampaikan pada semua pihak yang ada di dalam perusahaan tersebut. Maka individu cenderung menyadari adanya informasi pada waktu yang berlainan. Karena adanya perbedaan dalam menyadari informasi tersebut, mungkin timbul masalah dalam koordinasi.18 3. Arus Informasi dalam Organiasasi Komunikasi dalam suatu perusahaan adalah unsur terpenting karena dalam komunikasi ada interaksi sosial yang ditandai adanya pertukaran makna untuk menyatukan perilaku atau tindakan setiap individu. 16 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung, Rosdakarya, 2006), hal 171 17 Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung, Rosdakarya, 2006), hal 172 18 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, hal-173 25 Dengan adanya komunikasi maka akan memudahkan pimpinan dalam menyampaikan informasi kepada karyawan guna mencapai tujuan utama perusahaan. Selain itu juga akan memudahkan karyawan dalam menyampaikan gagasan maupun keluhan kepada pimpinan. Hal ini penting juga untuk dapat meningkatkan loyalitas dan totalitas mereka dalam bekerja, jika keluhan dan gagasan mereka ditanggapi dengan bijak. Dalam berkomunikasi terdapat arus informasi yang perlu diperhatikan, untuk itu akan di bahas berdasarkan tempat dimana khalayak sasaran berada, yaitu komunikasi internal, komunikasi diagonal, komunikasi eksternal. a. Komunikasi Internal Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam organisasi atau perusahaan. Dalam penerapan komunikasi beragam karena sesuai dengan struktur organisasi. Komunikasi dalam organisasi bisa terjadi diantara orang yang memiliki level kepangkatan yang sama, diantara pimpinan dan bawahan dan lain-lain.19 Berdasarkan alur komunikasi yang terjadi di dalam organisasi, maka komunikasi internal terbagi menjadi 4 (empat) jalur yaitu vertikal, horizontal, diagonal, dan grapvine. 1) Komunikasi Vertikal Komunikasi vertikal adalah arus komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward 19 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, (Jakarta, Universitas Terbuka, 2000), Modul Kuliah, h.212 26 communication). Pada downward communication, pemimpin menyampaikan pesan kepada bawahan. Alur ini memiliki fungsi sebagai berikut : a) Penyampaian atau pemberian instruksi kerja, bentuknya perintah, arahan, penerangan, manual kerja, uraian tugas. b) Penjelasan dari pimpinan mengenai mengapa suatu tugas perlu dilaksanakan. Hal ini ditujukan agar pekerja mengetahui bagaimana tugas-tugas berkaitan dengan tugas dan posisi yang lain di organisasi dan mengapa mereka mengerjakan tugas tersebut. c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku seperti bagaimana waktu kerja, cara pengaturan gaji, asuransi kesehatan, dan lain-lain. d) Penyampaian informasi mengenai bagaimana penampilan pekerja, baik itu penampilan fisik maupun penampilan kemampuan menjalankan pekerjaan dan memperlihatkan daya tahan dalam keberhasilan kerja. e) Permberian informasi bagaimana mengembangkan misi perusahaan.20 Selain di atas, komunikasi juga mengalir dari bawahan ke atasan atau upward communication. Metode yang digunakan dalam penyampaian informasi bisa dengan lisan, gambar, tulisan, skema, atau kombinsi diantara semuanya. Komunikasi ke atas di anggap penting karena beberapa alasan. a) Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya. b) Komunikasi ke atas memberitahukan kepada atasan kapan bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka. 20 Soleh S oemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, hal 2.14 27 c) Komunikasi ke atas memungkinkan keluh kesah para bawahan muncul ke permukaan sehingga atasan tahu apa yang mengganggu mereka yang paling dekat kaitannya dengan pekerjaan. d) Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas ke pada perusahaan dengan cara memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan gagasan serta saran-saran mengenai operasi organisasi. e) Komunikasi ke atas mengizinkan atasan untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah. f) Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi/perusahaan tersebut.21 Dari beberapa alasan di atas terdapat beberapa fungsi dari Metode upward communication, yaitu: a) Penyampaian komunikasi mengenai pekerjaan yang sudah dan yang belum selesai dilaksanakan. b) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan c) Membantu pemimpin dalam pengambilan keputusan.22 Planty dan Machaver mengemukakan tujuh prinsip sebagai pedoman program komunikasi ke atas. Prinsip-prinsip ini dapat di gunakan sampai sekarang sama seperti ketika digunakan pada saat dirumuskannya. 21 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2005) Cet ke 4, h. 190 22 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, hal 2.15 28 a) Program komunikasi ke atas yang efektif harus direncanakan. Meskipun kerahasiaan dan keterusterangan dapat memperkokoh semua program komunikasi efektif, tetapi atasan harus tahu bagaimana caranya merangsang dan mendorong berkembangnya komunikasi ke atas. b) Program komunikasi ke atas yang efektif berlangsung secara berkesinambungan c) Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan saluran rutin. Informasi harus mengalir dari setiap tingkatan dan dilakukan secara rutin. Sederhananya komunikasi mengikuti struktur manajemen dan dilakukan secara rutin. d) Program komunikasi ke atas yang efektif menitikberatkan kepekaan dan penerimaan dalam pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih rendah. e) Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup mendengarkan secara objektif. f) Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup tindakan untuk menanggapi masalah. g) Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan berbagai media dan metode untuk meningkatkan aliran informasi. Metode komunikasi ke atas yang paling efektif adalah kontak tatap muka setiap hari dan percakapan di antara penyelia dan bawahan. 29 2) Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal yaitu arus informasi yang terjadi secara mendatar atau sejajar di antara para pekerja dalam satu unit. Menurut Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto dalam buku Komunikasi Organisasional, tujuan dari arus informasi ini antara lain : a) b) c) d) e) f) Mengoordinasikan pengerjaan tugas Bertukar informasi dalam renacan dan kegiatan Mengatasi masalah Mendapatkan pemahaman bersama Memusyawarahkan, negosiasi, dan menengahi perbedaan Membangun dukungan interpersonal.23 Dalam penerapan jalur komunikasi horizontal banyak metode yang digunakan para karyawan, misalnya percakapan pada saat istirahat, percakapan melalui telefon, menggunakan memo, dengan diadakannya rapat diantara para karyawan yang sejajar kedudukannya, dan lain-lain. 3) Komunikasi Diagonal Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang terjadi di dalam sebuah organisasi diantara seseorang dengan orang lain yang satu sama lain berbeda dalam kedudukan dan bagiannya. Dalam komunikasi ini tidak ada perintah maupun pertanggung jawaban, biasanya hanya menyampaikan ide. Komunikasi diagonal diperlukan khususnya bagi para pekerja pada level bawah guna menghemat waktu. Dalam penggunaan alur ini diperlukan dua syarat yakni : 23 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, hal 2.17 30 a) Setiap pekerja melakukan komunikasi secara diagonal harus memperolah izin dari atasannya langsung. b) Setiap pekerja yang melakukan komunikasi diagonal harus menginformasikan hasil yang dicapai kepada atasan langsung. 24 4) Grapvine “Grapvine adalah perkataan Inggris untuk tanaman anggur dan karena tanaman ini menjalar tanpa arah dan bentuk tertentu, kadang-kadang seperti spiral dan lingkaran yang kait mengait maka perkataan inilah yang dipilih untuk sistem komunikasi informal.”25 “Grapvine biasanya disebut juga sebagai rumors.”26 Komunikasi bebas hambatan karena berlangsung dari mulut ke mulut, selain itu informasi yang disampaikan sering kali tidak lengkap yang memungkinkan disalah artikan, namun begitu umumnya 75% sampai 90% pesan grapevine akurat yang berkaitan dengan situasi tempat kerja. b. Komunikasi Eksternal “Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda di dalam dengan khalayak di luar organisasi.”27 Adapun tujuan utama dilaksanakan komunikasi eksternal oleh sebuah organisasi adalah : 1) Untuk membina dan memelihara hubungan yang baik 2) Untuk menciptakan opini publik yang menguntungkan 3) Untuk memelihara dan menjaga citra organisasi agar tetap positif.28 24 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, hal 2.13 Phil. Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta, Binacipta, 1986), Cet. Ke-4, h. 89 26 Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, h. 2.20 27 Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, h. 2.21 25 31 4. Iklim Komunikasi Organisasi Iklim komunikasi organisasi dalam suatu perusahaan sangat menentukan kinerja karyawan, maka dari itu pemimpin harus jeli dalam menangkap situasi dan kondisi ikim komunikasi di perusahaan tersebut. “Istilah „iklimā disini merupakan kiasan (Metafora). Kiasan adalah bentuk ucapan yang didalamnya suatu istilah atau frase jelas artinya dalam situasi yang berbeda yang bertujuan menyatakan suatu kemiripan.”29 Contohnya : tempat ini di rumah sendiri, nyaman, suasananya kekeluargaan, meskipun perbandingan figuratif, perbandingan tersebut memberi informasi mengenai ini, struktur, dan arti situasi baru tersebut. Frase „iklim komunikasi organisasiā menggambarkan suatu kiasan bagi iklim fisik. Sama seperti iklim anda membentuk iklim fisik untuk suatu kawasan, cara orang berkreasi terhadap suatu aspek organisasi menciptakan suatu iklim komunikasi. Iklim fisik terdiri dari kondisikondisi cuaca umum mengenai suatu wilayah.”30 Dalam menelaah iklim komunikasi organisasi, kita harus memilah terlebih dahulu apa itu iklim komunikasi dan iklim organisasi. Kedua bentuk iklim tersebut saling memperngaruhi satu sama lain. Untuk pertama akan di bahas terlebih dahulu ikim komunikasi. a. Iklim Komunikasi Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi suatu evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflikkonflik antar personal dan kesempatan bagi pertumbuhan dan 28 Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, h. 2.21 R Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. Ke-4, h.146 30 R Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.147 29 32 organisasi tersebut. Iklim komunikasi berbeda dengan iklim organisasi dalam arti iklim komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan-pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi.”31 Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi berhubungan dengan persepsi-persepsi anggota perusahaan terhadap informasi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Dengan begitu jika komunikasi berjalan positif diantara anggota, maka akan timbul suasana kerja yang penuh dengan persaudaraan, para anggota perusahaan berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota lain. Hal ini dengan sendirinya dapat meningkatkan kinerja mereka. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif dapat menyebabkan saling curiga dan tertutup antar karyawan. b. Iklim Organisasi Kreeps (1986), dalam Curtis (1992) yang dikutip oleh Soleh Soemirat, Elvinaro Ardianto dan Yenny Ratna Suminar dalam buku Komunikasi Organisasional menyatakan bahwa: Iklim organisasi ialah „sifat emosional intern organisasiā yang didasarkan pada bagaimana senangnya para anggota organisasi terhadap satu sama lain dan terhadap organisasi. Konsep tersebut dibuat atas dasar analogi antara kondisi lingkungan bisnis dan kondisi cuaca. Beberapa iklim kerja dikategorikan hangat dan gembira bila orang-orang yang terlibat didalamnya diperhatikan dan diperlakukan sesuai dengan martabatnya.32 Sebenarnya pengertian iklim organisasi belum ada kesepakatan yang sama dari para ilmuwan. Menurut hemat penulis hal ini dikarenakan iklim 31 32 R Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.147 Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional 33 organsiasi sangat kompleks cakupan pembahasannya, karena mencakup semua unsur dasar organisasi yaitu anggota, pekerjaan, praktik-praktik yang berhubungan dengan pengelolaan, struktur dan pedoman. Namun dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi adalah situasi yang terjadi di organisasi yang yang terbentuk dari unsur-unsur organisasi yang dapar mempengaruhi kinerja anggota organisasi. Dari penjabaran iklim komunikasi dan iklim organisasi di atas terdapat kesamaan di antara keduanya, yaitu sama-sama dapat mempengaruhi kinerja anggota organisasi. Setelah membahas tentang iklim komunikasi dan iklim organisasi kita akan membahas secara keseluruhan yaitu iklim komunikasi organisasi. Menurut Falcinone yang dikutip dan Don F. Faules dalam buku Komunikasi Organisasi menjelaskan bahwa : Iklim komunikasi organisasi adalah suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Kita mengasumsikan bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim di pandang sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relatif langgeng pada organisasi.33 Untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi kita dapat mengkaji teori Charles Redding yang dikutip oleh Arni Muhamad dalam buku Komunikasi Organisasi yang mengemukakan lima dimensi penting dari iklim organisasi, yaitu: 33 R. Wayne Pace & Don. F. Faules , Komunikasi Organisasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), Cet ke-4, h.149 34 1. Supportivennes, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri menjadi berharga dan penting 2. Partisipasi membuat keputusan 3. Kepercayaan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan rahasia 4. Keterbukaan dan keterusterangan 5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.34 Supportiveness dapat di bagi lagi menjadi beberapa kategori, menurut Gibb yang di kutip oleh Soleh Soemirat, dkk dalam buku Komunikasi Organisasional bahwa “tingkah laku komunikasi tertentu dari anggota organisasi mengarahkan kepada iklim supportivennes. Di antara tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut : 1. Deskripsi, anggota organisasi memfokuskan pesan mereka kepada kejadian yang dapat di amati dari pada evaluasi secara subjektif atau emosional. 2. Orientasi masalah, anggota organisasi memfokuskan komunikasi mereka kepada pemecahan kesulitan mereka secara bersama. 3. Spontanitas, anggota organisasi berkomunikasi dengan sopan dalam merespons situasi yang terjadi. 4. Empati, anggota organisasi memperlihatkan perhatian dan pengertian terhadap anggota lainnya. 5. Kesamaan, anggota organisasi memperlakukan anggota yang lain sebagai teman atau tidak menekankan kepada kedudukan dan kekuasaan. 6. Provisionalism, anggota organisasi bersifat fleksibel dan menyesuaikan diri pada situasi komunikasi yang berbeda.35 34 Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi (Jakarta, Bumi Aksara, 2007) hal. 85 35 Indikator di atas dapat dijadikan acuan apakah iklim komunikasi yang terdapat dalam organisasi positif atau negatif. Iklim komunikasi organisasi berpengaruh besar terhadap kinerja karyawan karena iklim komunikasi organisasi juga memberikan pedoman bagi keputusan dan prilaku individu. 5. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi Dalam sebuah organisasi, baik yang berorientasi menarik keuntungan (profit) maupun nirlaba (non profit), memiliki empat fungsi organisasi yaitu fungsi informatif, regulatif, persuasif, dan integratif. Keempat fungsi tersebut di jelaskan sebagai berikut : a. Fungsi Informatif Organisasi di pandang sebagai suatu sistem proses informasi, maksudnya seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.36 b. Fungsi Regulatif “Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Ada dua hal yang berpengaruh pada fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orang-ornag yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki wewenang untuk mengendalikan informasi dan memberikan intruksi atau perintah. Kedua, berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk di laksanakan”.37 35 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, (Jakarta, Universitas Terbuka, 2000), Modul Kuliah, hal.6.9 36 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta, kencana prenada media group, 2007), h.274 37 Soeleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, (Jakarta, Universitas Terbuka, 2000), Modul Kuliah, h. 2.5 36 c. Fungsi Persuasif “Fungsi ini lebih banyak dimanfaatkan oleh pihak pimpinan dalam sebuah organisasi dengan tujuan untuk memperoleh dukungan dari karyawan.”38 Persuasif adalah penyeimbang dari pemberian intruksi. Seorang pemimpin harus pintar-pintar mengambil hati karyawannya, untuk mencapai tujuannya persuasif inilah caranya. Seorang pemimpin ketika memberikan intruksi pekerjaan kepada bawahannya juga harus di barengi dengan sikap mengajak yang baik dan santun. Sebab pekerjaan yang di lakukan dengan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan pekerjaan yang baik dan kepedulian yang lebih besar terhadap pekerjaannya dibanding dengan pemimpin yang selalu memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya. d. Fungsi Integratif Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. “Ada dua saluran komunikasi yaitu formal, seperti penerbitan khusus dalam organisasi (newsletter) dan laporan kamjuan organisasi; juga saluran informal, seperti perbincangan antarpribadi dalam masa istirahat kerja, pertandingan, olahraga, dan lain-lain.”39 38 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, h.25 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2007),h.276 39 37 D. Kepemimpinan 1. Pengertian Kepemimpinan Dalam organisasi formal maupun informal selalu ada seseorang yang di anggap mempunya kemampuan dan keterampilan yang lebih dari yang lain. Seseorang yang di anggap mempunyai kemampuan lebih tersebut kemudian di angkat dan di berikan kepercayaan untuk mengatur orang lainnya. Seseorang tersebut biasa disebut sebagai pemimpin. Kepemimpinan mendapat awalan „keā dan sisipan „emā serta akhiran „anā. Menurut tata bahasanya awalan „keā dan „ke-anā berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak yang mengandung arti menjadi atau peristiwa. Sedangkan sisipan „emā pada kata pemimpin berfungsi membentuk kata baru yang artinya tak berbeda dengan kata dasarnya. Arti sisipan „emā disini mengandung sifat. Jika pemimpin berasal dari kata „pimpinā yang mendapat awalan „peā mempunyai arti orang yang melakukan, jadi pemimpin adalah orang yang memimpin.40 Sedangkan dalam istilah, seperti banyak di artikan oleh para ahli di antaranya: Onong Uchajana dalam bukunya, Human Relations dan Public Relations dalam Management,mengatakan bahwa “kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang memimpin (directs), membimbing (guides), mempengaruhi (influences), atau mengontrol (controls) pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain.41 Menurut Veithzal Rivai dalam buku kepemimpinan dan perilaku organisasi yang mengatakan bahwa “kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain, baik di dalam organisasi maupun di luar 40 M. Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet ke-3,h.87 Onong Uchajana, Human Relations dan Public Relations dalam Management, (Bandung: CV. Mandar Maju, 1989), Cet ke-7. h,195 41 38 organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu situasi dan kondisi tertentu. Proses mempengaruhi tersebut sering melibatkan berbagai kekuasaan seperti ancaman, penghargaan, otoritas, maupun bujukan.”42 Di samping itu, Howard H. Hoyt seperti yang di kutip Kartini Kartono dalam bukunya kepemimpinan Pemimpin sebagai dan Kepemimpinan, berikut: “kepemimpinan mendefinisikan adalah seni mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang lain.”43 Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu kemampuan untuk memimpin (directs), membimbing (guides), mempengaruhi (influences), atau mengontrol (controls) pikiran, perasaan dan tingkah laku orang lain untuk mencapai visi dan misi yang disepakati bersama. 2. Tipe-tipe Kepempinan Tipe kepemimpinan sering disebut perilaku kepemimpinan atau gaya kepemimpinan (leadership style). “Gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang 42 tidak tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan Vithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2004), h.3 43 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada, 1998), cet. Ke-8,h.49 39 menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, keterampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku sesorang.”44 Di bawah ini akan diuraikan tipe-tipe (gaya-gaya) kepemimpinan dengan maksud memberikan gambaran yang jelas mengenai persamaan dan perbedaannya, agar tidak terjadi tumpang tindih dalam memahami gaya kepemimpinan disebabkan pengistilahan yang berbeda padahal maksud dan tujuannya sama. a. Kepemimpinan Otokrasi atau Otoriter “Gaya pemimpin otoriter adalah sesorang pemimpin dalam menentukan kebijakan kelompok atau membuat keputusan tanpa berkonsultasi atau memastikan persetujuan dari para anggotanya. Pemimpin ini bersifat impersonal.”45 Ciri-ciri kepemimpinan Otokrasi diantaranya: 1) Semua ketentuan kebijakan oleh pemimpin 2) Teknik dan langkah aktivitas ditentukan oleh penguasa satu persatu. Sehingga langkah-langkah masa depan umumnya tidak pasti 3) Pemimpin biasanya mendikte tugas kerja bagian dan kerja bersama setiap anggotanya 4) Penguasa cenderung bersifat “pribadi” dalam memuji dan mencela pekerjaan masing-masing anggota; mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukan keahliannya.”46 44 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2004),h.64 45 Abdullah Masmus, Komunikasi Organisasi, (Malang, UMM Press, 2008),hal.266 46 Fremont E.Kast dan James E. Rozenweig, Organisasi dan Manejemen, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995) cet-5. Hal.156 40 b. Kepemimpinan Demokrasi Gaya pemimpin demokrasi adalah seorang pimpinan dalam menentukan kebijakan melibatkan anggota kelompok untuk dimintai masukan-masukan. Sehingga tugas pemimpin selain memberikan pengarahan juga mengijinkan kelompok untuk mengembangkan dan melaksanakan cara yang dikehendaki anggotanya.47 Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokrasi, diantaranya: 1) Semua kebijakan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan di ambil dengan dorongan dan bantuan dari pimpinan 2) Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan bila dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis, pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih 3) Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih, dan pemberian tugas ditentukan oleh kelompok 4) Pemimpin adalah objektif atau “fact minded” dalam memberikan pujian dan kecamannya, dan mencoba menjadi seorang kelompok anggota biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.48 Pada penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan selain harus memiliki kemampuan, pemimpin juga perlu memiliki sifat kemanusiaan, demokratis dan mencintai bawahannya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali-Imraan (3), ayat 159 : 47 48 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi, (Malang, UMM Press, 2008), hal.266 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi, (Malang, UMM Press, 2008), hal.267 41 Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan lah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.Sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang bertawakkal kepada-Nya. Dalam ayat tersebut terdapat kalimat musyawarah yang artinya meminta pendapat dan mencari kebenaran, itu merupakan salah satu prinsip dalam demokrasi yang dianut sebagian besar bangsa di dunia. Didalam Islam bermusyawarah untuk mencapai mufakat adalah hal yang disyariatkan. c. Kepemimpinan Laisser Fairek “gaya kepemimpinan laisser faire adalah seorang pimpinan dalam menentukan kebijakan tidak memiliki inisiatif untuk mengarahkan atau menyarankan alternatif tindakan.”49 Akan tetapi pemimpin ini lebih mengijinkan kelompok untuk mengembangkan dan melaksanakan sendiri pekerjaannya, bahkan termasuk juga mengijinkan untuk melakukan kesalahan. Ciri-ciri gaya kepemimpinan laisser faire, diantaranya: 1) Kebebasan penuh untuk kelompok atau individu dengan minimnya partisipasi pemimpin 2) Macam-macam bahan disediakan oleh pemimpin, yang dengan jelas mengatakan bahwa ia akan menyediakan keterangan apabila ada permintaan, ia tidak turut mengambil bagian dalam diskusi kelompok 3) Pemimpin tidak berpartisipasi sama sekali 49 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi, (Malang, UMM Press, 2008), hal.267 42 4) Komentar spontan yang tidak frekuen atas aktivitas-aktivitas anggota dan ia tidak berusaha sama sekali untuk menilai atau mengatur kejadian-kejadian.50 E. Teori Kontingensi Teori kontingensi adalah teori kesesuaian pemimpin, yang berarti berusaha menyesuaikan pemimpin dengan situasi yang tepat. Hal ini disebut kontingensi, karen teori ini menyatakan bahwa keefektifan pemimpin tergantung pada seberapa sesuai gaya pemimpin dengan situasi sekitar.51 Jadi pemimpin ditinjau sebagai bermotivasi-tugas atau bermotivasi-hubungan. Karakteristik suatu situasi kepemimpinan yang paling penting ada tiga yaitu; (1) relasi pemimpin-anggota, (2) struktur tugas, (3) kekuasaan jabatan pemimpin.52 Dan akan di jabarkan satu per satu. 1. Relasi pemimpin-anggota Relasi pemimpin anggota mencakup suasana kelompok, dan tingkat keyakinan, kesetiaan, dan daya tarik yang dirasakan anggota organiasasi untuk pemimpin mereka. Bila suasana organisasi positif dan anggota mempercayai, menyukai, dan bekerja dengan baik bersama pemimpin mereka hubungan pemimpin-anggota dikatakan baik. Di sisi lain bila 50 Winardi SE, Kepemimpinan Dalam Manajemen, (Bandung, Rineka Cipta, 1990), h.79 Peter G Northouse, Kepemimpinan, (Jakarta, Indeks, 2013) Hak cipta Bahasa Indonesia, h.117 52 R Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung, Remaja Rosdakaryaa, 2005) cet ke-4, h 289 51 43 suasana yang terjadi tidak menyenangkan dan konflik muncul di dalam kelompok, hubungan pemimpin-anggota didefinisikan buruk.53 2. Struktur Tugas Struktur tugas adalah tingkatan di mana tuntutan akan tugas jelas dan diutarakan. Tugas yang benar-benar terstruktur cenderung memberi lebih banyak kendali bagi pemimpin, sementara tugas yang tidak jelas dan tidak pasti mengurangi kendali serta kontrol pemimpin. Suatu tugas dikatakan terstruktur ketika; (a) tuntutan tugas diutarakan secara jelas dan diketahui oleh orang-orang yang diminta untuk melakukan tugas, (b) pola penyelesaian tugas memiliki sejumlah alternatif, (c) penyelesaian tugas bisa ditunjukan secara jelas, (d) hanya ada jumlah terbatasa dari solusi yang tepat untuk tugas itu. 3. Kekuasaan Jabatan Pemimpin Karakteristik situasi yang ketiga adalah jumlah otoritas yang dimiliki pemimpin untuk menghukum atau memberi reward pada anggota. Hal itu mencakup kekuasaan sah individu yang didapat sebagai hasil dari posisi yang mereka miliki di organisasi. kekuatan posisi itu kuat jika seseorang memiliki otoritas untuk mempekerjakan dan memecat atau memberi kenaikan jabatan atau gaji.54 53 Peter G Northouse, Kepemimpinan, (Jakarta, Indeks, 2013) Hak cipta Bahasa Indonesia, h. 118 54 Peter G Northouse, Kepemimpinan, (Jakarta, Indeks, 2013) Hak cipta Bahasa Indonesia, h.119 BAB III PROFIL STASIUN TVRI A. Gambaran Umum TVRI Usulan untuk memperkenalkan televisi muncul jauh ditahun 1953, dari sebuah bagian di departemen penerangan, di dorong oleh perusahaan-perusahaan AS, Inggris, Jerman, Jepang yang berlomba-lomba menjual Hardware-nya. Menjelang Asean Games ke-4 di Jakarta pada 1962, Soekarno dan kabinet akhirnya yakin akan perlunya televisi. Dengan alasan reputasi internasional Indonesia tergantung pada pekan olahraga yang disiarkan, terutama ke Jepang (yang telah memiliki televisi sejak awal 1950-an).1 Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memasukan proyek media masssa televisi ke dalam proyek pembangunan Asian Games IV di bawah koordinasi urusan proyek Asian Games IV. Tanggal 25 Juli 1961, menteri penerangan mengeluarkan SK menpen No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan panitia persiapan televisi (P2T). Pada 23 Oktober 1961, Presiden Soekarno yang sedang berada di Wina mengirimkan Teleka kepada Menpen Maladi untuk segera menyiapkan proyek televisi (saat itu waktu persiapan hanya 10 bulan) dengan adegan utama: (1) membangun studio di eks AKPEN di Senayan (TVRI sekarang); (2) membangun dua pemancar; 100 watt dan 10 kw dengan tower 80 meter, dan (3) mempersiapkan software (program) serta tenaga. 1 Muhammad Mufid, Komunikasi & Regulasi Penyiaran, (Jakarta,Kencana,2005) Cet 1 44 45 Tanggal 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan acara HUT proklamasi kemerdekaan Indonesia XVII dari halaman istana merdekan Jakarta, dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt. Tanggal 24 Agustus 1962, TVRI, mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno, Indonesia menjadi negara ke empat di Asia yang memiliki siaran televisi, setelah Jepang, Filiphina, dan Thailand. Pada tanggal 20 Oktober 1963, dikeluarkan Keppres No. 215/1963 tentang pembukaan yayasan TVRI dengan pimpinan umum Presiden Republik Indonesia. Pada Bab 1 pasal 3 Keppres dikatakan bahwa yayasan TVRI merupakan pengelola tunggal pertelevisian di seluruh Indonesia. Sementara pasal 4 dan pasal 5 menjelaskan bahwa “keberadaan TVRI ditunjukan sebagai alat hubung masyarakat dalam melaksanakan pembangunan mental, khususnya manusia sosialis Indonesia”. Untuk melaksanakan misi TVRI, Presiden Soekarno mengeluarkan Keppres No. 218 Tahun 1963 tentang pemungutan sumbangan iuran untuk membantu pembayaran yayasan TVRI sebagai pelengkap Keppres No. 125 Tahun 1963. Dengan ketentuan ini, setiap pemilik pesawat televisi diseluruh wilayah Indonesia wajib mendaftarkan pesawatnya dikantor TVRI, sebesar Rp. 300 tiap pesawat. Tahun 1963 TVRI mulai merintis pembangunan stasiun daerah, yang dimulai dengan stasiun Yogyakarta. Stasiun baru ini mulai siaran pada akhir tahun 1964. Segera setelah itu, TVRI berturut-turut mendirikan stasiun Medan, Surabaya, Makassar, Manado, dan Denpasar. 46 Tahun 1974 TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan yang diberi status Direktorat dan langsung bertanggung jawab pada Direktorat Jendral Radio TV dan Film Departemen Penerangan RI. Sebagai alat komunikasi pemerintah, tugas TVRI adalah untuk menyampaikan program pemerintah kepada rakyat. Satu tahun kemudian, dikeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan siaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai yayasan televisi RI, juga sebagai Direktorat Televisi. Sedangkan manajemen yang diterapkan yaitu manajemen perkatoran/birokrasi. Memasuki tahun 1975, selain berstatus sebagai yayasan, TVRI juga ditetapkan sebagai unit pelaksana teknis (UPT) Departemen Penerangan dengan diterbitkannya SK Menteri Penerangan No. 55B Tahun 1975, yang kemudia diperbarui oleh SK Menpen No. 230A tahun 1984 tentang organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan yang didalamnya mengatur Direktorat Televisi yakni dibawah Direktorat Jendral RTF. Pada 1976, Indonesia meluncurkan sebuah satelit siaran domestik palapa, diikuti pada 1983 dengan satelit palapa B2. Teknologi Amerika namun nama satelitnya merupakan simbol Jawatepatnya diambil dari sumpah Gajah Mada, Mahapatih kerajaan Majapahit Abad XIV di Jawa Tengah. Mulai tahun 1977 secara bertahap dibeberapa Ibu Kota Provinsi dibentuklah Stasiun-stasiun Produksi Keliling atau SPK, yang berfungsi sebagai perwakilan atau koresponden TVRI di daerah yang terdiri dari; SPK Jayapura, SPK Ambon, SPK Kupang, SPK Malang (tahun 1982 diintegrasikan dengan TVRI stasiun 47 Surabaya), SPK Semarang, SPK Bandung, SPK Banjarmasin, SPK Pontianak, SPK Banda Aceh, SPK Jambi, SPK Padang, SPK Lampung. Jika dibuat periodisasi perkembangan TVRI maka dapat di bagi menjadi tiga. Pertama, era 1962 sampai 1975 TVRI yang terlahir formal pada 24 Agustus 1962 ditetapkan badan hukumnya sebagai Yayasan melalui Keppres RI No.215/1963 pada 20 Oktober 1963. Kedua, era 1975 hingga 1999 TVRI para periode ini memiliki dua peran, yakni sebagai yayasan dan juga sebagai unit pelaksana Teknis Departemen Penerangan. Ketiga, era reformasi setelah beberapa waktu statusnya mengambang seiring dengan dilikuidasinya Departemen Penerangan, berdasarkan SK Presiden RI No. 335/M/1999 tentang pembentukan Kabinet Persatuan Nasional. Dalam regulasi yang dikeluarkan pada tanggal 7 Juni 2000 dikatakan bahwa TVRI berbadan hukum perusahaan Jawatan (perjan). Namun, terhitung 15 April 2003 pemerintah lalu mengalihkan badan hukum TVRI menjadi Perseroan. Penandatanganan akta pendirian dan anggaran dasar PT. TVRI ini mempertegas PP No.9 Tahun 2000 yang hakikatnya merupakan izin prinsip menganai pengalihan status perusahaan Jawatan ke Perseroan Terbatas. Semangat untuk menjadikan TVRI sebagai televisi publik telah diisyaratkan dalam berbagai kebijakan seputar TVRI PP No. 26 Tahun 2000 tentang status Perjan TVRI misalnya, secara eksplisit mengatakan bahwa tujuan Perjan adalah untuk menyelenggarakan kegiatan penyiaran televisi sesuai dengan prinsip-prinsip televisi publik yang independen, netral, mandiri, dan program siarannya 48 senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat serta tidak semata-mata mencari keuntungan (pasal 6). Beberapa definisi Lembaga Penyiaran Publik antara lain; Manchesne, di Amerika Serikat tahun 1997, menyebutkan Lembaga Penyiaran Publik sebagai jasa penyiaran yang bersifat nirlaba. Ditunjang oleh dana publik yang tanggung jawabnya terutama ditunjukan kepada masyarakat. Menyediakan jasa kepada seluruh penduduk dan tidak menggunakan prinsip-prinsip komersil sebagai alat untuk menentukan pembuatan program penyiaran. Selanjutnya, eiffel dari Eropa mendefinisikan lembaga penyiaran publik sebagai lembaga pelayanan umum, sebagai lembaga penyiaran yang diperuntukan bagi publik yang didanai oleh publik dan di kendalikan oleh publik.2 Berdasarkan definisi-definis tersebut, maka jelas bahwa kebijakan penyiaran publik merupakan kebijaksanaan independen yang bersifat non komersial, berorientasi pada kepentingan publik dan peningkatan kualitas publik dan partisipasi publik dalam pengelolaan lembaga. Ada tiga ciri khas lembaga penyiaran publik, yaitu : 1. Lembaga penyiaran publik mempunyai fungsi sebagai public service Fungsi ini dijalankan oleh lembaga penyiaran publik dengan menyiapkan program-program yang memberikan manfaat bagi publik. 2. Lembaga penyiaran publik tidak berorientasi kepada pencarian keuntungan. 3. Lembaga penyiaran publik dikelola dengan melibatkan partisipasi publik. 2 Tim Penulis, Rangkuman Workshop “TVRI TV PUBLIK”, 2004, h.40 49 Berkaca pada sejarah diatas TVRI sebagai lembaga publik memiliki prinsipprinsip televisi publik yang independen, netral, mandiri, dan program siarannya sennatiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat serta tidak semata-mata mencari keuntungan. TVRI sebagai LPP (Lembaga Penyiaran Publik), tidak bisa sepenuhnya mengikuti keinginan pasar. TVRI sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya salah satu tugasnya adalah dengan mengawal peradaban bangsa dan merajut kesetaraan ditengah kemajemukan yang juga dituntut memberikan program mencerdaskan bangsa dengan program-program sosialisasi pemerintah.3 Hal ini menjadi faktor penghambat bagi TVRI ditengah perkembangan mediamedia saat ini. Setiap media menginginkan produksi program yang berkualitas dan menghibur bagi pemirsanya, tentu saja hal ini tidak terlepas dari beberapa faktor pendukung seperti biaya produksi yang mencukupi serta keberadaan SDM yang berkualitas. Dalam hal ini TVRI juga dihadapkan pada satu masalah yang cukup sulit, dimana TVRI dituntut memberikan program yang mencerdaskan bangsa dengan program-program sosialisasi pemerintah. Namun pada kenyataannya saat ini program-program sosialisasi tersebut menjadi tak layak jual. Sehingga kebutuhan anggaran untuk menciptakan program yang berkualitas menjadi terhambat. Konsekuensi logis dari keterbatasan anggaran mengakibatkan buruknya hasil produksi yang pasti memberikan efek domino terhadap audience share. Perlahan namun pasti para audience share sedikit demi sedikit berpindah ke stasuin televisi 3 Wawancara Pribadi dengan bapak Syafarudin Koordinator IT Pemasaran di Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI 50 swasta yang mampu mengemas hampir seluruh programnya dengan kemasan kekinian dan mengikuti kebutuhan pasar. Keberadaan SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk menciptakan produksi program yang berkualitas. Saat ini ditengah persaingan industri media yang semakin ketat TVRI saat ini masih belum mampu bersaing dengan televisi-televisi swasta yang kaya akan SDM yang berkualitas. Televisi swasta lebih banyak memanfaatkan SDM muda yang lebih dinamis dan penuh kreatifitas. Dan design produksi berkaitan erat dengan kreatifitas, semakin kreatif sumber daya manusia nya semakin berkualitas hasil produksinya. Berbeda dengan TVRI yang masih menganut azas primordialisme dan fedalisme yang terbungkus dalam pakaian birokrasi harus bersaing dengan sumber daya manusia yang muda dan dinamis serta kreatif. Design produksi terkait erat dengan kreatifitas yang kita ketahui bersama bahwa untuk dunia kreatif sky is the limit. Lalu bagaimana dengan SDM TVRI khususnya dalam bidang produksi mampu bersaing bila jabatan bukan disesuaikan dengan kompetensi melainkan berdasarkan azas semioritas. Ini yang dimaksud dengan azas feodalisme dengan pakaian birokrasi. Dalam birokrasi komunikasi yang dibangun bukan dua arah melainkan azas top down communication. Dapat dibayangkan bagaimana jadinya bila seseorang yang duduk sebagai birokrat harus bersaing dengan para pendatang muda yang dinamis disektor swasta. Hal-hal tersebutlah yang menjadi pembeda antara televisis publik dengan televisi swasta. Seharusnya TVRI sudah mau dan mampu mengikuti hal tersebut jika tidak ingin di tinggalkan oleh pemirsanya. Tetapi bagi TVRI, seakan ia baru 51 saja bangun dari tidur panjangnya setelah diterpa berbagai persoalan luar dan dalam. Seperti yang di katakan oleh Elprisdat beliau adalah Ketua Dewan Pengawas TVRI pada 20 Oktober 2012 di depan Rakernas pimpinan TVRI. Bahwa apa yang sudah TVRI berikan memberi suatu keyakinan bahwa TVRI bisa, TVRI bukan underdog. TVRI adalah pionir industri pertelevisian bangsa ini. Karena itu TVRI tidak boleh kalah dengan juniornya TVRI melahirkan banyak orang-orang hebat, tetapi ia juga tidak boleh berhenti melahirkan orang-orang hebat baru yang setia menjaga marwah TVRI untuk bangsa.4 Selain berkibar degan tayangan live (siaran langsung sehari dari tiga panggung berbeda), TVRI telah mampu bersaing dengan televisi swasta dalam tayangan olahraga dengan membeli hak siar Liga Italia 2012. Sepak bola adalah cabang olahraga yang paling banyak diminati di sini, dan dengan Liga Ilatia, TVRI menarik mata semua penggemar olahraga ke layarnya. Perjalanan TVRI selama kurang lebih 50 tahun ini telah membuktikan bahwa tidak ada yang abadi selain perubahan itu sendiri. Dan perjalan TVRI adalah sebuah contoh perjalanan perubahan yang sangat dinamis, bahkan di luar kemampuannya untuk mengendalikan.5 4 Prof. Rhenald Kasali, Ph.D, Camera Branding, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, Cet.1, hal.110, 2013 5 Prof. Rhenald Kasali, Ph.D, Camera Branding, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, Cet.1, hal.111, 2013 52 B. Visi dan Misi Lembaga Penyiaran Publik TVRI 1. Visi Terwujudnya TVRI sebagai media utama penggerak pemersatu bangsa. Adapun maksud dari visi tersebut adalah bahwa TVRI di masa depan menjadi aktor utama penyiaran dalam menyediakan dan mengisi ruang publik, serta berperan dalam merekatkan dan mempersatukan semua elemen bangsa.6 2. Misi ļ· Menyelenggarakan siaran yang menghibur, mendidik, informatif, secara netral, berimbang, sehat dan beretika untuk membangun budaya bangsa dan mengembangkan persamaan dalam keberagaman. ļ· Menyelenggarakan layanan siaran multiplatfrom yang berkualitas dan berdaya saing. ļ· Menyelenggarakan tata kelola lembaga yang modern, transparan dan akuntabel. ļ· Menyelenggarakan pengembangan dan usaha yang sejalan dengan tugas pelayanan publik. ļ· Menyelenggarakan pengelolaan sumber daya proaktif dan andal guna meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan pegawai.7 6 7 www.tvri.co.id/about/sejarah/visidanmisi idem 53 C. Struktur Organisasi Direktorat Pengembangan dan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Pengembangan dan Usaha BAB IV KOMUNIKASI ORGANISASI DIREKTORAT PENGEMBANGAN DAN USAHA TVRI A. Komunikasi Organisasi (Downward Communication) Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari komunikasi, baik komunikasi yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, baik formal maupun informal. Komunikasi adalah aspek terpenting dalam kehidupan kita, berkembangannya ilmu pengetahuan dari hari ke hari karena komunikasi. Komunikasi juga membentuk sistem sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Komunikasi juga merupakan aspek penting dalam sebuah organisasi, seperti pandangan Redding dan Sanbron yang dikutip oleh Arni Muhamad dalam buku Komunikasi Organisasi, menurut mereka “komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan organisasi dalam komunikasi yang kompleks. Yang termasuk dalam ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi donward, komunikasi upward dan lain-lain”1 Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu proses komunikasi di dalam organisasi formal maupun informal dalam bentuk komunikasi yang kompleks, komunikasi tersebut dapat menimbulkan pengertian yang sama sehingga dapat mewujudkan tujuan komunikasi tersebut. Dalam sebuah organisasi kepemimpinan merupakan bagian penting yang sering dikaitkan dengan keberhasilan suatu perusahaan. Tujuan kepemimpinan itu 1 Arni Muhamad, Komunikasi seksi Organisasi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), Cet, ke-8, h. 67 54 55 senduru adalah membantu orang untuk menegakkan kembali, mempertahankan dan meningkatkan motivasi mereka. TVRI merupakan televisi tertua di Indonesia, kemunculannya memberikan perubahan bagi perkembangan tekhnologi di Indonesia. Namun dengan seiring berjalannya waktu dan di ikuti dengan banyaknya pertumbuhan televisi swasta yang menyajikan program-program dan siaran yang variatif TVRI seakan kehilangan kejayaannya. Selama beberapa tahun TVRI mengalami mati suri dan seperti tidak ada kekuatan untuk bangkit dari keterpurukan. Namun baru-baru ini TVRI seperti baru terbangun dari tidur panjanganya, TVRI mulai berbenah diri dan melakukan banyak perubahan-perubahan besar di bawah kepemimpinan baru dan merupakan Ketua Dewan Pengawas TVRI termuda yaitu Elprisdat M. Zen. Banyak hal yang dilakukan oleh pimpinan baru TVRI termasuk oleh pimpinan Direktorat yang ada di bawahnya. Direktorat Pengembangan dan Usaha merupakan salah satu Direktorat yang mengalami banyak perubahan, di bawah Direktur yang baru Direktorat Pengembangan dan Usaha dituntut untuk tampil lebih enerjik dan mampu bersaing dengan televisi lainnya untuk mencari klien kerjasama sebanyak mungkin dan mencapai target perusahaan. Untuk mencapai tujuan dari Direktorat Pengembangan dan Usaha dibutuhkan peran pemimpin yang besar di dalamnya. Dalam menganalisis kepemimpinan di Direktorat Pengembangan dan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI, peneliti menggunakan teori kontingensi oleh Fieder yang mengemukakan gaya kepemimpinan digambarkan dalam variabel- 56 variabel tugas dan hubungan, dengan karakteristik situasi kepemimpinan yang paling penting dan akan peneliti jabarkan satu per satu. 1. Analisis Kontingensi a. Relasi Pemimpin Anggota Relasi antara atasan dan bawahan dikatakan baik apabila bawahan menyukai, mempercayai, dan menghargai pemimpin. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh beberapa karyawan yang di wawancarai, “pimpinan disini semuanya baik dan ramah terhadap karyawan, kalau masalah pekerjaan sepertinya tidak perlu diragukan karna memang saat ini Direktorat Pengembangan dan Usaha sudah semakin baik di bawah kepemimpinan yang sekarang. Kalau kekurangan pasti ada tapi sejauh ini semuanya berjalan dengan baik.”2 Pernyataan tersebut diperkuat dengan seringnya atasan di Direktorat Pengembangan dan Usaha melakukan dialog tertutup dengan para karyawan untuk membicarakan pekerjaan. Gaya kepemimpinan di Direktorat Pengembangan dan Usaha dikatakan efektif hal ini dapat dilihat dari para bawahan yang menyukai atasan dan dapat bekerja sesuai dari petunjuk atasan. Cara atasan dalam memimpin para karyawan berhasil membuat karyawan lebih menyukai, mempercayai dan menghargai pimpinannya. b. Struktur Tugas Struktur tugas merupakan tingkatan di mana tuntutan akan tugas jelas dan diutarakan. Di Direktorat Pengembangan dan Usaha pembagian tugas dari atasan cukup jelas, pemimpin memberikan tugas kepada bawahan dengan jelas dan memberikan masukan tentang cara menyelesaikan tugas yang diberikan. 2 Wawancara pribadi dengan beberapa staff Direktorat Pengembangan Usaha , Jakarta 23 November 2015 pukul 15.00 Wib, Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI 57 “Untuk pembagian tugas tentunya itu sesuai instruksi dari pimpinan, pimpinan hanya memberikan arahan atau masukan selebihnya anggota di persilahkan bekerja sesuai ide kreatifnya, jadi kalau untuk tugas saya percayakan kepada bawahan masalah apa nanti yang akan timbul akan kita bicarakan dan mencari solusinya.3 Pemabagian tugas yang terstruktur jelas contohnya dapat dilihat di bagian account executive, pada bagian ini tugas dari atasan adalah jelas mencari pengiklan dan ada target yang diberikan oleh atasan. Hasil pekerjaannya dapat dilihat dari berapa banyak pengiklan yang beriklan di TVRI dan bisa di hitung berapa jumlah dan nominal reward yang di dapat. Pada struktur tugas ini pemimpin melakukan banyak peran terhadap kinerja bawahannya. Pemimpin selalu memantau dan mengarahkan karyawan agar tugas mereka selesai tepat waktu dan dengan hasil yang terbaik. Pimpinan di Direktorat Pengembangan dan Usaha dikatakan berhasil dari segi struktur tugas hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dilakukan oleh pimpinan, karyawan melakukan hal yang di arahkan oleh pimpinan dan menghargai tugas yang pimpinan berikan. c. Kekuasaan Jabatan Di Direktorat Pengembangan dan Usaha terdapat reward untuk karyawan yang berprestasi. Reward yang diberikan oleh pimpinan untuk para karyawan adalah perjalanan dinas keluar kota, mendapatkan uang saku, dan mendapat kesempatan mengisi materi penyuluhan untuk TVRI daerah. Khusus untuk account executive akan mendapatkan bonus berupa uang sekian persen dari total target yang tercapai untuk mencari pengiklan. “Disini ada penghargaan untuk 3 Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015 58 karyawan terbaik yaitu perjalanan dinas untuk mengisi seminar penyuluhan program ke TVRI daerah, ada uang sakunya juga sekalian jalan-jalan biasanya. Dan khusus untuk account executive ada insentif dari target yang bisa mereka selesaikan”. Dalam kekuasaannya pimpinan Direktorat Pengembangan dan Usaha terbentur peraturan-peraturan yang telah di tetapkan oleh Dewan Pengawas TVRI dan DPR RI. Sehingga kebijakan-kebijakannya untuk memberikan hukuman ketika ada karyawan yang melakukan kesalahan tidak bisa diputuskan sendiri. Terlebih jika karyawan yang melanggar berstatus Pegawai Negeri Sipil, karna ada peraturan tersendiri terkait pelanggaran dan hukuman. Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan di Direktorat Pengembangan dan Usaha tepat tetapi belum sempurna. Dari ketiga variabel analisis kontingensi di atas gaya kepemimpinan Direktur Pengembangan dan Usaha hanya kuat di dua variabel yaitu dari segi relasi pimpinan anggota dan struktur tugas, tetapi dari variabel kekuasaan jabatan pemimpin di nila lemah dan harus melakukan banyak terobosan baru agar pemimpin bisa melakukan kebijakan-kebijakannya, hal ini memang cukup sulit mengingat segala aturan mengenai hukuman dan penghargaan untuk karyawan sudah jelas di atur oleh Dewan Pengawas TVRI. Tetapi setidaknya pimpinan Direktorat Pengembangan dan Usaha bisa melakukan hukuman ringan bila ada karyawan yang melanggar dan tidak tepat waktu dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Seperti yang sudah dilakukan dalam segi penghargaan atau reward bagi karyawan yang berprestasi begitu pula seharusnya dari segi hukuman atau punishment. 59 2. Metode Pimpinan Dalam Menyebarkan Informasi Selain iklim komunikasi, metode pimpinan dalam menyebarkan informasi juga sangat mempengaruhi komunikasi antara pimpinan dan bawahan. Informasi tidak bergerak dengan sendirinya, kenyataanya informasi dialirkan oleh komunikator ke komunikan. Dalam penyampaian informasi tersebut merupakan tantangan besar karena mungkin saja terjadi distrosi di tengah jalan. Dalam suatu organisasi dalam bentuk perusahaan, aliran komunikasi yang digunakan menentukan informasi tersebut tepat sasaran dan dapat dipahami secara sama oleh semua pihak. a. Aliran Komunikasi Dalam Menyebarkan Informasi Komunikasi adalah salah satu hal penting dalam kehidupan organisasi atau perusahaan. Dengan berkomunikasi memungkinkan atasan untuk mengkoordinir bawahannya untuk mencapai tujuan bersama. Dengan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal atasan dapat memberikan intruksi dan motivasi kepada bawahannya. Jika atasan dan bawahan tidak ada komunikasi maka perusahaan tidak akan berjalan maju. Memang komunikasi bukanlah oase di padang gurun yang luas, tapi setidaknya komunikasi dapat menciptakan pengertian, saling memahami dan dapat mengurangi konflik. Jika membahas penyampaian pesan berarti membahas aliran komunikasi yang digunakan atasan dalam penyampaian pesan. Aliran komunikasi terbagi menjadi tiga yaitu secara serentak, secara berurutan, dan kombinasi antara keduanya. 60 Setiap pemimpin memiliki cara yang berbeda dalam menyampaikan informasi kepada bawahannya. Hal ini tergantung dari informasi yang akan disampaikan. Jika informasi yang akan disampaikan bersifat umum, misalnya tanggal cuti bersama untuk idul fitri atau natal dan tahun baru makan pengumuman dari atasan akan ada di papan pengumuman. Sedangkan jika informasinya memerlukan intensitas, misalnya atasan menginginkan program baru atau cara pemasaran baru untuk menarik iklan ke TVRI, maka informasi tersebut disampaikan ke kepala bagian dan menyebarkan ke bawahannya. “Ya tergantung dari apa yang akan di sampaikan, begini karna di Direktorat Pengembangan Usaha ada Lini dan garis. Jadi kalau untuk manajemen saya pasti ke Kepala bidang, dari Kepala bidang ke Kepala seksi, dari Kepala seksi ke koordinator, nah dari koordinator tersampaikan ke teamnya. Kalau untuk Account Executive biasanya saya langsung terjun ke lapangan jadi kalau ada permsalahan atau apapun orang-orang yang ada di AE bisa langsung menghadap ke saya. Tetapi ada juga beberapa hal yang saya sampaikan secara langsung ke semua staff biasanya dalam rapat bulanan.”4 Penyebaran Informasi Secara Serentak : Direktorat Pengembangan Usaha Semua staff di Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI Gambar 11. Penyebaran Informasi Secara Serentak 4 Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015 61 Penyebaran Informasi Secara Berurutan : 1 1 2 2 ACCOUNT EXECUTIVE PROMOSI DAN PERIKLANAN Gambar 12. Penyebaran informasi secara berurutan Penjelasan : 1. Alur penyebaran informasi manajemen, alur informasi seperti ini mengikuti struktur yang berlaku di dalam manajemen perusahaan. Informasi dari direktur diturunkan ke para kepala bidang lalu diturunkan ke kepala seksi dan di teruskan ke semua staff. 2. Alur penyebaran informasi non manajemen informasi dari direktur dapat langsung di sampaikan ke divisi yang bersangkutan, atau sebaliknya jika ada 62 masalah dalam bidang AE dan iklan mereka di perbolehkan langsung ke direktur tanpa melalui kepala bidang atau kepala seksi. alur informasi ini khusus untuk bidang account executive dan iklan karena bidang tersebut sangat krusial dan kejar tayang jadi diberikan keistimewaan untuk dapat langsung ambil keputusan dengan direktur.5 Maka dapat disimpulkan dalam penyebaran informasi dari atasan ke bawahan dengan menggunakan aliran kombinasi yaitu aliran serentak dan aliran berurutan. Penggunaan aliran tersebut disesuaikan dengan materi atau isi pesan yang akan disampaikan. Dalam penyebaran informasi dari atasan kepada bawahan dapat menggunakan media atau non media. Media yang digunakan diantarnya telepon, email, telephon genggam, audio visual, dll. Dalam pengamatan banyak karyawan yang menggunakan telepon untuk berkomunikasi dengan karyawan lain yang jarak mejanya berjauhan. Jika berkomunikasi dengan atasan biasanya akan menuju ke ruang kerja atasannya. Jika dalam situasi formal biasanya atasan dalam berkomunikasi dengan bawahannya biasanya dilakukan di ruangannya. b. Pola Penggunaan Media dan Non Media Dalam Menyebarkan Informasi Dari penjelasan di atas mengenai cara penyampaian informasi dari atasan ke bawahan dapat dibagi menjadi media dan non media yang digunakan. Berikut ini akan di jelaskan satu persatu. 5 Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015 63 1. Pola penggunaan media dalam menyebarkan informasi a) Audi Visual/Televisi Di Direktorat Pengembangan dan Usaha terdapat televisi yang di pasang di dinding untuk memudahkan karyawan mengetahui informasi. Biasanya informasi yang di berikan sifatnya umum. Informasi yang diberikan bisa dari internal. Misalnya pemberitahuaan rapat karyawan. Bisa juga dari eksternal misalnya pengumuman dari dewan pengawas TVRI. b) Surat Edaran Surat edaran ini isinya juga umum, sama halnya dengan televisi pengumuman. Surat edaran juga memiliki dua kategori, yang pertama, surat edaran yang dikeluarkan oleh TVRI. Kedua, surat edaran yang dikirim dari luar perusahaan. Surat edaran ini biasanya menggunakan fax untuk memudahkan pihak atasan dalam menyebarkan informasi kepada karyawannya. c) Jaringan Telepon Tiap-tiap divisi dilengkapi dengan pesawat telpon. Untuk di Direktorat terdapat 50 (lima puluh) pesawat telpon. Sebagian besar, tiap-tiap meja pimpinan dan karyawan difasilitasi dengan pesawat telpon, hal ini untuk memudahkan pimpinan dalam berkomunikasi dengan karyawan dan juga klien mereka. d) Email Setiap karyawan memang harus memiliki email pribadi. Rata-rata server email mereka @TVRI.co.id. Dengan email pemimpin mudah untuk mengirim proposal penawaran kerjasama kepada klien dan juga intruksi kepada karyawan. 64 Selain itu juga email, memudahkan pimpinan untuk memberikan informasi yang sifatnya tentang pekerjaan. e) Fax Terdapat 3 (tiga) mesin fax di Direktorat Pengembangan dan Usaha. Mesin fax untuk menerima dan mengirim surat. Fungsi mesin fax ini hampir sama dengan email, yaitu untuk mengirimkan surat-surat penting ke klien, misalnya penawaran kerjsama iklan. Selain itu juga memudahkan pihak atasan dalam menyebarkan informasi kepada karyawannya. f) Telepon genggam Telepon genggam adalah tekhnologi yang sangat memudahkan dalam proses berkomunikasi seksi. Telepon genggam sangat fleksibel untuk memberikan informasi kapan pun. Karena semua atasan dan pegawai memilik telepon genggam. 2. Pola penggunaan non media dalam menyebarkan informasi a) Rapat Umum Rapat umum adalah rapat yang dilakukan oleh kepala-kepala bagian di Direktorat pengembangan dan usaha. Rapat umum dilakukan seminggu sekali setiap hari Senin pukul 09.00 wib. Dalam rapat umum biasanya tiap-tiap kepala bidang menunjukan kinerja bawahannya. Selain itu juga membicarakan masalah yang terjadi di lapangan, dan kemudian melakukan perencanaan apa saja yang akan dilakukan satu minggu yang akan datang. 65 b) Rapat per bidang Rapat per bidang dilakukan setelah rapat umum. Rapat ini dilakukan oleh kepala bidang dan para kepala seksi. Biasanya rapat ini dilakukan dua minggu sekali. Rapat ini dilakukan mengevaluasi kinerja bidang dan perencanaan dua minggu mendatang. Biasanya setelah rapat ini dilakukan para kepala seksi akan menyebarkan informasi kepada para koordinator dan koordinator meneruskan ke tim mereka masing-masing. c) Rapat keseluruhan Rapat ini dilakukan setiap satu bulan sekali. Rapat ini akan di hadiri oleh Direktur, para Kepala bidang, para Kepala seksi dan seluruh staff Direktorat Pengembangan dan Usaha. Rapat ini dilakukan agar pimpinan dapat lebih mengenal para bawahan dan dapat mendengar langsung keadaan lapang dari bawahan. d) Rapat kondisional Rapat kondisional adalah rapat dadakan yang dilakukan oleh atasan. Rapat ini hampir setiap hari terjadi. Atasan memanggil salah satu staff atau beberapa staff keruangannya kemudian mendiskusikan mengenai pekerjaan. Rapat kondisional memudahkan atasan untuk memantau kinerja bawahannya. Dalam rapat seperti ini biasanya lebih rileks. Biasanya dalam rapat kondisional atasan memberikan masukan atau wejangan untuk bawahannya. B. Komunikasi Organisasi (Upward Communication) Setelah membahas downward communication atau komunikasi ke bawa pada sub bab sebelumnya. Pada bab ini Peneliti akan membahas tentang upward 66 communication atau komunikasi ke atas. Upward communication atau komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkatan yang lebih rendah ke tingkatan yang lebih tinggi. Metode yang digunakan bisa dengan lisan, gambar, skema, atau kombinasi diantara semuanya. Untuk menganalisis upward communication yang terjadi pada Direktorat Pengambangan dan Usaha, peneliti menggunakan tujuh prinsip pedoman program komunikasi ke atas oleh Planty dan Machaver. 1. Program komunikasi ke atas yang efektif harus direncanakan. Di Direktorat Pengembangan dan Usaha komunikasi seksi ke atas merupakan hal penting. Pemimpin berusaha merangsang dan mendorong para karyawan untuk terus melakukan komunikasi ke atas. Dari pengamatan yang peneliti lakukan komunikasi ke atas berjalan cukup efektif terlihat banyak karyawan yang berkoordinasi dengan koordinator maupun menejer mereka secara langsung mengenai tugas atau pembagian kerja mereka. Karyawan yang berada di level bawah biasanya melakukan koordinasi ke para koordinator mereka baru koordinator mengkomunikasikan kepada menejer. 2. Program komunikasi ke atas yang efektif berlangsung secara berkesinambungan. Pada Direktorat Pengembangan dan Usaha komunikasi ke atas selalu terjadi setiap harinya. Biasanya para koordinator memberikan informasi atau meminta informasi dari menejer mengenai hal yang menyangkut pekerjaan di luar rapat. Hal ini senada dengan beberapa karyawan yang di wawancarai, “kalau koordinasi 67 masalah kerjaan biasanya ke koordinator tim dulu, baru koordinator yang menghadap ke menejer. Koordinasi kita lakukan saat di butuhkan ya bisa di bilang setiap hari karna kan selalu ada update pekerjaan setiap harinya.”6 3. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan saluran rutin. Komunikasi yang di lakukan oleh karyawan di Direktorat Pengembangan dan Usaha biasanya mengikuti tahapan alur menejemen organisasi. Dari karyawan biasa ke koordinator tim, dari koordinator ke menejer/kepala seksi, dari menejer/kepala seksi ke general menejer/kepala bidang, baru dari kepala bidang langsung ke direktur. Komunikasi ke atas pada tahap ini biasanya akan berhenti ketika menemui jalan keluar dari masalah yang di hadapi. Jadi ketika permasalahan bisa di selesaikan oleh menejer komunikasi akan berhenti sampai tahap tersebut. 4. Program komunikasi ke atas yang efektif menitikberatkan kepekaan dan penerimaan dalam pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih rendah. Dari pengamatan yang peneliti lakukan di Direktorat Pengembangan dan Usaha, komunikasi ke atas yang dilakukan oleh para karyawan di sambut baik, atasan dapat menerima gagasan atau ide-ide pemecahan masalah yang terjadi di lapangan. Biasanya atasan akan bertanya pada karyawan tentang pandangannya mengenai masalah yang mereka hadapi di lapangan. 6 Wawancara pribadi dengan beberapa staff Direktorat Pengembangan Usaha , Jakarta 23 November 2015 pukul 15.00 Wib, Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI 68 5. Program komunikasi ke atas yang paling efektif mencakup mendengarkan secara objektif. Pola mendengarkan secara objektif di Direktorat Pengembangan dan Usaha bisa di bilang berjalan dengan baik. Biasanya menejer atau atasan mendengarkan dengan baik keluh kesah karyawan tentang pekerjaannya. Hal ini senada dengan yang di ungkapkan oleh Desi, “ketika saya menghadap atasan, biasanya atasan menerima saya dengan baik. Mendengarkan hal yang saya sampikan. Dan mencari solusi bersama kalau yang saya sampaikan adalah permasalahan tentang pekerjaan.”7 6. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup tindakan untuk menanggapi masalah. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup tindakan untuk menanggapi masalah. Dalam hal ini komunikasi efektif harus di barengi dengan tindakan untuk melakukan perubahan. Dari pengamatan yang peneliti lakukan di Direktorat Pengembangan dan Usaha tindakan dalam menanggapi masalah sudah cukup baik, atasan biasanya lebih sigap terhadap kesulitan mengenai siaran atau iklan. 7. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan berbagai media dan metode untuk meningkatkan aliran informasi. Di Direktorat Pengembangan dan Usaha komunikasi ke atas dapat dilakukan dengan berbagai media, bisa tatap muka atau langsung ke ruang atasan, bisa melalui berbagai macam media massa seperti, facebook, twitter atau grup chat. 7 Wawancara pribadi dengan Andy, Koor Marketing Com, Jakarta 23 November 2015 pukul 11.00 Wib, Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI 69 Dengan berbagai metode tersebut komunikasi ke atas yang ada di Direktorat Pengembangan dan Usaha berjalan lebih efektif karena dapat dilakukan setiap harinya. Dari penjabaran diatas Peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa komunikasi organisasi di Direktorat Pengembangan Usaha antara bawahan ke atasan di lihat dari prinsip-prinsip upward communication adalah positif. Hal ini dapat dilihat dari ketujuh prinsip pedoman program komunikasi ke atas. Selain itu setiap lingkungan kerja memiliki atmosfer yang berbeda, para ahli menggunakan istilah iklim organisasi untuk menggambarkan kenyamanan yang karyawan rasakan di tempat kerja. Iklim komunikasi sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan, hubungan atasan dengan bawahan, kepuasan dan kenyamanan karyawan di tempat kerja. Iklim komunikasi yang positive akan menciptakan suasana kerja yang kekeluargaan dan dapat menambah keharmonisan hubungan antara pimpinan dengan karyawan. Dalam menganalisa iklim komunikasi yang menjadi pendukung hubungan pimpinan dengan karyawan di Direktorat Pengembangan dan Usaha TVRI Peneliti menggunakan teori Charles Redding yang mengemukakan lima dimensi penting iklim komunikasi organisasi dan akan Peneliti jabarkan satu per satu. Analisis Charles Redding a. Supportivennes Suasana suportif atasan kepada bawahan dapat di lihat dari seberapa sering seorang atasan memberikan solusi dan saran yang baik untuk karyawannya. Itu merupakan salah satu bukti bentuk kepedulian dan dukungan atasan untuk 70 membantu permasalahan bawahannya. Suasana ini sering terjadi di lingkungan Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI, pimpinan (Direktur Pengembangan Usaha) sering sekali mengadakan dialog tertutup khususnya yang menyangkut operasional seperti penayangan iklan. Tetapi tak hanya masalah yang menyangkut operasional, pimpinan juga sering kali mengadakan pertemuan kepada bawahan untuk membahas permasalahan yang menyangkut manajemen. Supportivennes dapat dijabarkan lagi menjadi beberapa kategori, hal ini sesuai dengan pendapat Gibb yang di kutip oleh Soleh Soemirat, dkk dalam buku Komunikasi Organisasi yaitu : 1) Kesamaan Di Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI suasana yang dirasakan sangat nyaman, sesama karyawan bebas berkomunikasi, saling menghargai satu sama lain, dan hubungan dengan atasan cukup baik. Peneliti mewawancarai beberapa karyawan mengenai iklim komunikasi, menurut Andy, “suasana kerja disini sangat kekeluargaan ya, jadi setiap kami selalu menjalin hubungan baik meskipun di luar pekerjaan.”8 Hal ini senada dengan yang di ungkapkan Syafarudin, menurut beliau: “suasana kerja sangat nyaman dan menyenangkan, karna saya akui di sini tidak terlalu banyak tekanan, dan hubungan sesama karyawan dan atasan sangat harmonis.”9 Iklim komunikasi yang positif tidak hanya di lihat dari hubungan yang baik antar para karyawan, tetapi yang lebih penting di lihat dari hubungan pimpinan 8 Wawancara pribadi dengan Andy, Koor Marketing Com, Jakarta 23 November 2015 pukul 11.00 Wib, Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI 9 Wawancara pribadi dengan Syafarudin, Koor Soc Media and Website, Jakarta 16 November 2015 pukul 14.00 Wib, Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI 71 dengan bawahan. Hubungan komunikasi yang penuh keterbukaan dan kenyaman antara atasan dengan bawahan, serta atasan yang memberikan ruang bicara kepada bawahan untuk mengutarakan pendapatnya. Bisa mengenai kritik, saran, ide atau gagasan dan lain sebagainya. “emm sebenarnya kalau saya pribadi membebaskan mereka untuk berpendapat, kalau untuk informal misalnya mereka bisa berbicara melalui media twitter, grup chat yang ada di whatsapp atau line. Kalau ke arah formal memang di TVRI ini harus mengikuti prosedur yang ada. Seperti yang kita ketahui instansi seperti TVRI ini mempunyai tingkatan jabatan seperti ada kepala seksi, kepala bidang dan direktur. Jadi kalau ada staff yang mungkin ada masalah biasanya ke kepala seksi, baru ke kepala bidang baru terkahir ke direktur. Tetapi untuk lebih memudahkan terkadang saya pun memperbolehkan staff langsung menghadap ke saya kalau memang sangat urgent. Tetapi di luar masalah pekerjaan saya sangat membebaskan selagi tidak melanggar norma mereka untuk memberikan saran atau pendapat. Misalnya melalui obrolan ringan, atau bisa juga saat rapat tetapi kalau rapat di batasi karna takut mengundang kegaduhan kalau terlalu bebas. Ya intinya kalau mengemukakan pendapat ya di bebaskan asal tidak keluar jalur. Kalau dulu ada rapat terbuka jadi seluruh karyawan dan pejabat kumpul jadi satu. Tetapi tidak efisien karna kebebasan mengemukakan pendapat para staff tidak ada filternya. Jadi sekarang biasanya untuk mengemukakan pendapat bisa lewat twitter atau facebook direktorat pengembangan usaha. Dan atau bisa langsung di grup chat direktorat pengembangan usaha.”10 2) Orientasi Masalah Pendapat dari bawahan baik berupa ide, saran maupun kritik sangat penting sekali untuk manajemen perusahaan. Karena bawahanlah yang bekerja di lapangan dan mengetahui langsung kondisi dan situasi yang terjadi di lapangan. Perubahan antara konsep awal dan apa yang terjadi di lapangan yang biasanya menjadi permasalahan dan yang membuat karyawan mengemukakan saran maupun kritik untuk perusahaan. 10 Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015 72 Di Direktorat Pengembangan Usaha ada dua strukur yang pertama struktur manajemen yang di dalamnya terpecah menjadi tiga, bagian yang membuat strategi pengembangan usaha, penjualan, dan tekhnik atau non tekhnik penjualan (IT penjualan). Yang kedua ada struktur operasional yaitu bagian yang menangani masalah siaran dan iklan, di struktur operasional ini terdapat keistimewaan dimana mereka yang ada di struktur tersebut bisa menghadap langsung ke direktur tanpa harus melalui struktur manajemen karena di anggap bagian operasional ini sangat krusial sehingga cara kerjanya harus cepat. Karyawan yang berada di dalam manajemen ketika menemukan permasalahan yang terjadi biasanya mereka mengikuti struktur yang berlaku terlebih dahulu, permasalahan yang biasa mereka hadapai lebih tentang administrasi baik dari dalam maupun luar manajemen. Berbeda memang dengan mereka yang berada di garis operasional, permasalahan yang terjadi lebih kompleks karena mereka mengatur jalannya siaran dan bertemu langsung dengan client dari luar maka dari itu ketika mereka mengalami permasalahan atau kesulitan mereka di perbolehkan langsung ke pimpinan tertinggi di direktorat tersebut. 3) Deskripsi Rapat merupakan salah satu alternatif untuk membicarakan pekerjaan kepada atasan dan kepada sesama rekan kerja. Rapat di Direktorat Pengembangan Usaha dilakukan 1 minggu sekali untuk kalangan direksi dan general manajer, untuk rapat pembahasan kinerja oleh direksi, general manajer dan manajer di lakukan dua minggu sekali, dan untuk rapat keseluruhan dengan para staff dilakukan satu 73 bulan sekali dan bisa lebih sering ketika rapat itu dibutuhkan/additional meeting. “Kalau untuk rapat antara direksi dengan kepala bidang satu minggu sekali. Untuk rapat direksi dengan kepala bidang dan kepala seksi satu bulan dua kali. Untuk rapat keseluruhan staff itu satu bulan sekali. Ada juga rapat yang kita lakukan ketika memang di butuhkan misalnya ada permasalaham di lapangan yang memang tidak bisa menunggu sampai jadwal rapat kita adakan additional meeting.”11 Dalam rapat banyak yang di diskusikan, berbagi pengalaman, mengutarakan masalah yang terjadi, mencarikan solusi yang terbaik, dan merencanakan program kerja kemudian hari. Review lebih mengevaluasi apa yang terjadi pada minggu lalu, bagaimana kinerja minggu lalu, dan seperti apa pencapaian pekerjaannya. Problem solving, mengevaluasi masalah-masalah apa saja yang terjadi pada minggu lalu, kemudian mencari penyelesaian masalah yang terbaik. Setelah itu kita dapat menemukan solusi apa yang harus segera dilakukan untuk kemudian hari. 4) Spontanitas Rapat adalah salah satu cara untuk mendapatkan solusi dalam suatu permasalahan. Ketika rapat baik atasan maupun bawahan dituntut untuk mengemukakan pendapat tentang masalah dan memberikan ide atau gagasan untuk solusinya. Tetapi permasalahan yang terjadi ketika rapat para bawahan sukar mengemukakan pendapatnya misalnya karena malu atau kurang percaya diri 11 Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015 74 dengan pendapatnya. Hal ini membuat mereka melakukan grapevine yaitu komunikasi informal yang berjalan berliku-liku di semua tingkatan sesuai dengan serajat ikatan batin yang dimiliki anggotanya, biasanya dengan desas-desus. Grapevine biasanya terjadi karena rasa ketidak puasan karyawan dengan pimpinan atau manajemen perusahaan akan suatu hal, misalnya gaji yang minim. Selain itu adanya keterikatan bathin di antara karyawan karena sering bekerjasama, selain itu bisanya para karyawan mempunya ikatan emosional di luar pekerjaan yang membuat mereka sering membicarakan hal-hal lain yang menyangkut orang lain dalam lingkungan kerjanya. Hal ini senada dengan beberapa keryawan yang diwawancarai, “kalau masalah pekerjaan kan biasanya di bicarakan saat rapat, tapi kalau uneg-uneg atau ada hal yang mengganjal ada rasa sungkan untuk bicara langsung ke pimpinan, jadi ya kadang kalau ada uneg-uneg cerita ke sesama karyawan aja.”12 “untuk mengemukakan pendapat memang kadang karyawan agak sungkan untuk langsung bicara ke atasan. Biasanya di sarankan untuk melalui media seperti twitter pimpinan atau facebook grup. Kalau untuk kotak saran tidak ada disini, kita lebih menggunakan media.”13 Inilah sebenarnya yang harus dihindari, tidak semua karyawan berani untuk mengungkapkan pendapatnya langsung kepada atasan bahkan lewat social media mungkin karena jika lewat sosial media bisa dibaca orang banyak dan diketahui siapa yang menulisnya. Harus ada media lain untuk menyampaikan ide, kritik, 12 Wawancara pribadi dengan beberapa staff Direktorat Pengembangan Usaha , Jakarta 23 November 2015 pukul 15.00 Wib, Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI 13 Wawancara pribadi dengan Syafarudin, Koor Soc Media and Website, Jakarta 16 November 2015 pukul 14.00 Wib, Direktorat Pengembangan Usaha LPP TVRI 75 saran dari para bawahan tersampaikan. Peneliti mengamati tidak ada media seperti kotak saran yang dipasang, selain itu karyawan yang tidak setuju dengan pendapat atasan hanya membicarakan di belakang namun tidak berani mengungkapkan langsung ke atasan. Ini adalah salah satu kendala untuk membentuk iklim yang positif. Sebenarnya informasi dan komunikasi seksi grapevine dapat digunakan pemimpin untuk meningkatkan pengertian serta kerjasama dan suasana kerja yang baik dalam organisasi. Selain itu dapat juga menjadi bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan yang lebih baik untuk karyawan. b. Partisipasi Membuat Keputusan Setiap karyawan memang diharapkan untuk memberikan partisipasi dalam setiap rapat, baik dalam rapat divisi maupun rapat keseluruhan. Ketika rapat memang beberapa dari para karyawan aktif dalam mengemukakan pendapatnya, mereka juga memberikan saran untuk memecahkan persoalan. Misalnya ketika rapat membahas mengenai program-program akhir tahun. Para staff seperti bagian Marketing Communication memberikan program kerja apa yang akan dibuat untuk akhir tahun. Setelah keputusan diambil, Manager Penjualan dan Pemasaran memberikan masukan program kerja tersebut ke rapat direksi “ ......... kalau saya rapat seminggu sekali dengan pimpinan, biasanya kepala seksi sudah menghandle permasalahan yang terjadi pada bawahannya. Karena pastinya saya membutuhkan masukan dari teman-teman untuk memecahkan masalah yang ada di lapangan, 76 kita kan tim jadi harus saling komunikasi seksi untuk mendapatkan pemecahan masalah.”14 c. Kepercayaan Rasa saling percaya antara atasan dan bawahan adalah dimensi yang sangat krusial. Atasan memberikan beban dan tanggung jawab kepada bawahannya sesuai dengan job desk masing-masing, itu merupakan bukti bahwa atasan memberikan kepercayaan untuk bawahannya. Atasan yang memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi terhadap bawahannya tidak akan selalu mendikte apa yang harus dilakukan oleh anak buahnya. Atasan percaya bahwa anak buahnya memiliki kemampuan untuk menjalankan tugas pekerjaan dengan sebaik mungkin. Rasa kepercayaan tentu berbeda dengan melepas kontrol bagi para bawahan. Pemimpin yang memberikan kepercayaan kepada bawahannya akan mengontrol pekerjaan secara demokratis tidak mendikte tapi tetap mendidik bawahannya dalam melaksanakan tugas. Pemimpin demokratis yaitu gaya kepemimpinan yang memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk mengembangkan kemampuannya dan melaksanakan cara yang dikehendaki para bawahannya namun atasan tetap memberikan kontrol dan arahan kepada bawahannya. “Untuk pembagian tugas tentunya itu sesuai instruksi dari pimpinan, pimpinan hanya memberikan arahan atau masukan selebihnya anggota di persilahkan bekerja sesuai ide kreatifnya, jadi 14 Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015 77 kalau untuk tugas saya percayakan kepada bawahan masalah apa nanti yang akan timbul akan kita bicarakan dan mencari solusinya.”15 d. Keterbukaan Selain kepercayaan tentunya harus dibarengi dengan keterbukaan. Keterbukaan antar karyawan dan juga dengan atasan akan meningkatkan rasa solidaritas yang tinggi. Keterbukaan adalah salah satu cara untuk meningkatkan rasa empati, kedekatan satu sama lain dan mempererat rasa persaudaraan. Komunikasi seksi yang dilakukan tidak hanya komunikasi seksi formal tetapi juga non formal. Dari komunikasi non formal inilah biasanya bawahan tidak canggung untuk mengeluarkan pendapat kepada atasan, karena situasi dan kondisinya berbeda lebih santai dan rileks. Berbeda jika dengan komunikasi formal, misalnya rapat karyawan terkadangan enggan memberikan pendapat karena suasana dan kondisi terkesan kaku, formal sehingga ada beban tersendiri jika berbicara dengan atasan. Dalam konteks ini atasan harus melebur dengan bawahan, berusaha melakukan komunikasi antar pribadi dengan bawahan, komunikasi yang dilakukan bukan hanya mengenai pekerjaan namun juga tentang kehidupan pribadi misalnya membicarakan hobi saat liburan. Atasan harus mampu mengemas instruksi pekerjaan dengan cara yang formal namun terkesan santai. “Saya melakukan komunikasi formal maupun non formal, kalau formal sudah jelas ya dari rapat atau instruksi-instruksi mengenai pekerjaan, kalau non formal lebih banyak lagi seperti obrolan ringan saat jam makan siang atau kami sering ada rapat direktorat ke puncak atau ke luar kota biasanya 15 Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015 78 dengan seperti itu saya lebih bisa membangun komunikasi seksi ringan dengan para staff, belum lama ini baru minggu kemarin kita jalin silaturahmi sambil evaluasi pekerjaan Direktorat Pengembangan Usaha seluruh Indonesia. Kan di dalamnya tidak hanya rapat-rapat formal saja tetapi kita bisa ngobrol-ngobrol santai juga.”16 Keterbukaan sangat diperlukan oleh seorang bawahan dari atasannya, misalnya keterbukaan tentang jenjang karir. Karena TVRI sebagian besar karyawannya adalah pegawai negeri jadi untuk jenjang karir sangat jelas. Di Direktorat Pengembangan Usaha keterbukaan atasan dengan bawahan lebih ke motivasi yang biasanya berbentuk reward atau hadiah untuk karyawan yang berprestasi dan mempunyai catatan kerja yang baik. Karyawan yang berprestasi di kantor biasanya akan mendapatkan SPJ atau Surat Perjalanan Dinas ke luar kota, memang tetap ada unsur bekerja tetapi para pegawai senang dengan keterbukaan siapa saja yang bisa pergi untuk perjalanan dinas ke luar kota. “Karena TVRI ini di bawah pemerintahan juga meski sekarang telah menjadi Lembaga Penyiaran Publik dimana para pejabat di atas di pilih dari Komisi I DPR RI maka untuk jenjang karir kita sudah jelas dan sebahagian besar dari kami adalah pegawai negeri sipil. Nah untuk keterbukaan jenjang karir ya seperti itu sudah jelas tetapi ada lagi keterbukaan tentang reward bagi karyawan yang berprestasi, yaitu perjalanan dinas ke luar kota, memang ini perjalanan pekerjaan juga tetapi ada uang saku.”17 Keterbukaan memang hal penting dalam hubungan komunikasi, dengan keterbukaan mengenai jenjang karir maupun bonus yang di dapatkan bagi karyawan yang berprestasi, mereka menjadi punya rasa empati terhadap atasan dan menambah rasa solidaritas tinggi bagi sesama karyawan karna tidak ada 16 Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015 17 Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015 79 kecemburuan sosial terhadap apa yang di dapatkan, karena sudah ada keterbukaan tentang hal tersebut. e. Tujuan Kinerja Yang Tinggi Yang terakhir dari lima dimensi iklim komunikasi organisasi adalah tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja di komunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi. Atasan harus memberikan informasi yang jelas mengenai intruksi pekerjaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Jika di Direktorat Pengembangan Usaha tujuannya adalah meningkatkan citra TVRI dalam akurasi informasi, acara, dan program dan membuka peluang pelayanan jasa iklan melalui on air dan internet. “Tugas utama Direktorat Pengembangan Usaha ya mencari klien untuk program kerja sama seperti contohnya untuk Pilkada dan Sudirman Cup 2015, lalu merancang program agar menarik dan dapat diterima di pasar, lalu pelayanan jasa iklan. Untuk target kita pada tahun 2016 mengingat tahun 2015 sudah tutup buku yaitu mengoptimalkan produk baru kita yaitu www.tvrinews.com, lalu upaya peningkatan citra TVRI dalam akurasi informasi, acara, dan program sekaligus membuka peluang pelayanan jasa iklan melalui on air maupun portal internet. Memang yang sedang menjadi target kita sekarang adalah mengoptimalkan pemakaian portal internet karna seperti yang saya bilang TVRI sedikit tertinggal dalam hal ini.”18 Tujuan perusahaan harus menjadi cambuk semangat dan acuan karyawan untuk bekerja semaksimal mungkin untuk menggapai tujuan bersama. Kinerja karyawan juga ditentukan oleh atasannya. Jika atasannya dapat memberikan pengarahan dengan benar, tidak selalu menekan dan bersikap kasar, dengan sendirinya bawahan akan menjalankan pekerjaan dengan baik. 18 Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015 80 Atasan setidaknya harus memahami arti kepemimpinan, karena dengan begitu atasan tidak akan bertindak sewenang-wenang dengan bawahannya. Atasan dan bawahan harus bisa bekerja sama dengan baik. Karena atasan tanpa bawahan yang loyal dapat dipastikan perusahaan tidak akan berjalan dengan baik. “keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya pemimpin itu sendiri tapi karena ada tim yang mendukung sehingga kalaupun misalnya dia berhasil pasti akan di ikuti keberhasilan timnya, jika ada ia gagal ada kemungkinan yang terjadi yaitu kegagalan pada konteks bawahan atau kegagalan dalam konteks kepemimpinannya”19 Dari penjabaran diatas Peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa komunikasi organisasi di Direktorat Pengembangan Usaha antara atasan ke bawahan di lihat dari iklim komunikasinya adalah positif. Hal ini dapat di lihat dari penjabaran lima dimensi ilim komunikasi organisasi. Meskipun dimensi keterbukaan tidak terlalu kuat karena ada sebagian karyawan yang tidak saling terbuka dengan atasannya dengan baik mengenai keluh kesah, ide, saran, maupun kritik. Hal ini terbukti dari banyaknya karyawan yang melakukan grapevine di kantor maupun di luar kantor. Untuk mengatasi hal tersebut mungkin manajemen bisa memberikan kebebasan yang nyaman bagi karyawan untuk memberikan pendapat misalnya dengan mengadakan saran dan kritik untuk manajemen tanpa menuliskan identitas yang ditulis di secarik kertas, atau menyediakan kotak saran sebagai sarana karyawan menyalurkan keluh kesah tentunya harus dengan kalimat yang sopan dan tidak mengandung sara. 19 Wawancara langsung dengan Nono Suharsono, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan Evaluasi, Jakarta, 18 November 2015 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian di atas, sebagai upaya dari hasil pembahasan dalam penulisan skripsi ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Komunikasi dari atas ke bawah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari analisis kontingensi bahwa gaya pemimpin dengan lingkungan bekerja adalah harmonis. Meskipun dari segi kekuasaan jabatan pimpinan tidak kuat karena belum bisa mengambil keputusan sendiri jika ada pelanggaran dari karyawan karena terbentur oleh aturan dari Dewan Pengawas dan DPR. Komunikasi yang baik dapat dilihat pula dari cara pimpinan menyebarkan informasi kepada bawahannya dan seringnya memberikan motivasi kerja kepada bawahannya. 2. Komunikasi dari bawahan ke atas kurang berjalan dengan baik, hal ini terbukti dengan adanya grapvine. Grapvine yaitu komuniaksi informal yang berjalan berliku-liku di semua tingkatan sesuai dengan serajat ikatan batin yang dimiliki anggotanya. Bawahan lebih memilih mengeluarkan uneg-uneg dengan desas-desus ke sesama karyawan. B. Saran-saran 1. Disarankan agar Kepala Bagian Sarana dan Prasarana yang terdapat dalam Direktorat Umum dapat menyediakan sarana seperti kotak saran agar karyawan dapat menyalurkan kritik dan saran tanpa mencantumkan 81 82 identitas diri, karena tidak semua karyawan berani berbicara secara tatap muka kepada pimpinan. 2. Untuk meminimalisir penghambatan dalam berkomunikasi, disarankan pemimpin dapat menyesuaikan dengan bawahannya. Lebih melakukan pendekatan agar karyawan lebih tidak sungkan tetapi tetap menghormati pimpinannya. 3. Atasan atau pimpinan dapat menggunakan informasi dari grapvine untuk menjadi salah satu rujukan dalam membuat kebijakan perusahaan. Karen informasi grpavine jika disaring bukan hanya desas desus belaka tapi juga informasi di level bawah yang tidak tersampaikan ke atasannya. 4. Bagi Universitas Islam Negeri (UIN) Syaruf Hidayatullah Jakarta dalam hal ini Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam untuk mengadakan “Praktek Kerja Lapangan” guna menerapkan ilmu yang dipelajari di kuliah dan memiliki pengalaman mengenai dunia kerja. Mengingat banyaknya lulusan sarjana yang kurang memiliki bekal pengalaman kerja. DAFTAR PUSTAKA BUKU : Abidin, Djamaludin, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996) Arifin, M., Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet ke-3 Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), Cet. Ket-1 Efendi, Uchayana Onong, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2002). Cet. Ke-6 Efendi, Uchajana Onong, Human Relations dan Public Relations dalam Management, (Bandung: CV. Mandar Maju, 1989), Cet ke-7 Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006), h.41 Kartono, Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada, 1998), cet. Ke-8 Kast, E Fremont, dan James E. Rozenweig, Organisasi dan Manejemen, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995) cet-5 Masmus, Abdullah, Komunikasi Organisasi, (Malang, UMM Press, 2008) Mufid, Muhammad, Komunikasi & Regulasi Penyiaran, Jakarta, Kencana, Cet 1 Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumiaksara, 2011) Muhamad, Arni, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet ke-10 Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Penganta, (Bandung:Rosdakarya, 2007) Nasution, Zulkarnain, “Sosiologi Komunikasi Massa”, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993) cet ke-1 Northouse, G Petter, Kepemimpinan, (Jakarta, Indeks, 2013) Hak cipta Bahasa Indonesia Pace, Wayne R. dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung, Rosdakarya, 2006) Cet. Ke-6 83 84 Kasali, Renald, Ph.D, Camera Branding, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, Cet.1 Riberu, J., Dasar-dasarkepemimpinan, (Jakarta: PedomanIlmu Jaya, 1992), Cet ke 4 Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006) Robbins, Stephen P., Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT Prenhallindo, 1996), Edisi Bahasa Indonesia Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Press, 2007) Soemirat, Soleh, dkk, Komunikasi Organisasional, (Jakarta, Universitas Terbuka, 2000) Susanto, S Astrid Phil, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta, Binacipta, 1986), Cet. Ke-4 Winardi SE, Kepemimpinan Dalam Manajemen, (Bandung, Rineka Cipta, 1990) Website : www.tvri.co.id/about/sejarah/visidanmisi, artikel diakses pada tanggal 23 Oktober 2015 Surat Keterangan Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Drs. Nono Suharno, M.Si Jabatan : Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan Evaluasi Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini: Nama : Shella Octaviani NIM : 1111051000025 Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam Program : S1 Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul “Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan. Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jakarta, 18 Februari 2016 Drs. Nono Suharno, M.Si Surat Keterangan Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Desi Jabatan : Staff Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini: Nama : Shella Octaviani NIM : 1111051000025 Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam Program : S1 Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul “Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan. Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jakarta, 18 Februari 2016 Desi Surat Keterangan Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Safitri Jabatan : Staff Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini: Nama : Shella Octaviani NIM : 1111051000025 Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam Program : S1 Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul “Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan. Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jakarta, 18 Februari 2016 Safitri Surat Keterangan Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Gebi Jabatan : Staff Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini: Nama : Shella Octaviani NIM : 1111051000025 Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam Program : S1 Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul “Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan. Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jakarta, 18 Februari 2016 Gebi Surat Keterangan Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Syafarudin Jabatan : Koordinator Social Media dan Website Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini: Nama : Shella Octaviani NIM : 1111051000025 Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam Program : S1 Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul “Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan. Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jakarta, 18 Februari 2016 Syafarudin Surat Keterangan Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Gilang Jabatan : Staff Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini: Nama : Shella Octaviani NIM : 1111051000025 Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam Program : S1 Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul “Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan. Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jakarta, 18 Februari 2016 Gilang Surat Keterangan Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Adelia Jabatan : Staff (Account Executive) Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini: Nama : Shella Octaviani NIM : 1111051000025 Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam Program : S1 Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul “Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan. Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jakarta, 18 Februari 2016 Adelia Surat Keterangan Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Drs. Andi Fachrudin, Msi Jabatan : Koordinator Marketing Communication (Marcom) Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini: Nama : Shella Octaviani NIM : 1111051000025 Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam Program : S1 Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul “Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan. Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jakarta, 18 Februari 2016 Drs. Andi Fachrudin, Msi Surat Keterangan Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Azis Jabatan : Staff Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini: Nama : Shella Octaviani NIM : 1111051000025 Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam Program : S1 Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul “Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan. Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jakarta, 18 Februari 2016 Azis Surat Keterangan Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : H. Suratna S.Sos, MM Jabatan : Manager Pengembangan Produk Brand dan Website Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswi di bawah ini: Nama : Shella Octaviani NIM : 1111051000025 Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam Program : S1 Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul “Komunikasi Organisasi Kepemimpinan pada Direktorat Pengembangan dan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan. Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jakarta, 18 Februari 2016 H. Suratna S.Sos, MM Berita Wawancara Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI Responden : Nono Suharno Jabatan : Kepala Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan Evaluasi Koresponden : Shella Octaviani Waktu Wawancara : Senin, 23 November 2015 Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta Bagaimana cara karyawan untuk menyampaikan pendapat? Apakah secara langsung saat rapat menyampaikan opini? Atau kah ada media lain seperti kotak saran? emm sebenarnya kalau saya pribadi membebaskan mereka untuk berpendapat, kalau untuk informal misalnya mereka bisa berbicara melalui media twitter, grup chat yang ada di whatsapp atau line. Kalau ke arah formal memang di TVRI ini harus mengikuti prosedur yang ada. Seperti yang kita ketahui instansi seperti TVRI ini mempunyai tingkatan jabatan seperti ada kasi, kabid dan direktur. Jadi kalau ada staff yang mungkin ada masalah biasanya ke kasi, baru ke kabid baru terkahir ke direktur. Tetapi untuk lebih memudahkan terkadang saya pun memperbolehkan staff langsung menghadap ke saya kalau memang sangat urgent. Tetapi di luar masalah pekerjaan saya sangat membebaskan selagi tidak melanggar norma mereka untuk memberikan saran atau pendapat. Misalnya melalui obrolan ringan, atau bisa juga saat rapat tetapi kalau rapat di batasi karna takut mengundang kegaduhan kalau terlalu bebas. Ya intinya kalau mengemukakan pendapat ya di bebaskan asal tidak keluar jalur. Kalau dulu ada rapat terbuka jadi seluruh karyawan dan pejabat kumpul jadi satu. Tetapi tidak efisien karna kebebasan mengemukakan pendapat para staff tidak ada filternya. Jadi sekarang biasanya untuk mengemukakan pendapat bisa lewat twitter atau facebook direktorat pengembangan usaha. Dan atau bisa langsung di grup chat direktorat pengembangan usaha. Bagaimana cara dan biasanya media dan non media apa saja yang digunakan oleh pimpinan dalam menyabarkan informasi? Saya melakukan komunikasi formal maupun non formal, kalau formal sudah jelas ya dari rapat atau instruksi-instruksi mengenai pekerjaan, kalau non formal lebih banyak lagi seperti obrolan ringan saat jam makan siang atau kami sering ada rapat direktorat ke puncak atau ke luar kota biasanya dengan seperti itu saya lebih bisa membangun komunikasi ringan dengan para staff, belum lama ini baru minggu kemarin kita jalin silaturahmi sambil evaluasi pekerjaan Direktorat Pengembangan Usaha seluruh Indonesia. Kan di dalamnya tidak hanya rapat-rapat formal saja tetapi kita bisa ngobrol-ngobrol santai juga. Kalau media dan non media tadi sudah sempat saya jelaskan di pertanyaan pertama, kita ada lewat media sosial, telphone genggam dan email atau surat resmi. Metode atau cara komunikasi apa saja yang di lakukan oleh pimpinan untuk mendekatkan diri kepada keryawan agar tercipta komunikasi yang baik dan informasi yang ingin di sampaikan mampu di terima dengan baik oleh karyawan? Ya tergantung dari apa yang akan di sampaikan, begini karna di Direktorat Pengembangan Usaha ada Lini dan garis. Jadi kalau untuk manajemen saya pasti ke Kabid, dari Kabid ke Kasi, dari Kasi ke koordinator, nah dari koordinator tersampaikan ke teamnya. Kalau untuk Account Executive biasanya saya langsung terjun ke lapangan jadi kalau ada permsalahan atau apapun orang-orang yang ada di AE bisa langsung menghadap ke saya. Tetapi ada juga beberapa hal yang saya sampaikan secara langsung ke semua staff biasanya dalam rapat bulanan. Informasi yang saya sampaikan pun biasanya mengenai tugas rutin kepada karyawan, kalau pembagiannya tentu sesuai instruksi. Apa tujuan utama adanya Direktorat pengambangan dan usaha? Tugas utama Direktorat Pengembangan Usaha ya mencari klien untuk program kerja sama seperti contohnya untuk Pilkada dan Sudirman Cup 2015, lalu merancang program agar menarik dan dapat diterima di pasar, lalu pelayanan jasa iklan. Untuk target kita pada tahun 2016 mengingat tahun 2015 sudah tutup buku yaitu mengoptimalkan produk baru kita yaitu www.tvrinews.com, lalu upaya peningkatan citra TVRI dalam akurasi informasi, acara, dan program sekaligus membuka peluang pelayanan jasa iklan melalui on air maupun portal internet. Memang yang sedang menjadi target kita sekarang adalah mengoptimalkan pemakaian portal internet karna seperti yang saya bilang TVRI sedikit tertinggal dalam hal ini. Nah dari tugas utama ini kita bagi-bagi tugas ke bidang-bidang yang ada, untuk pembagian tugas tentunya itu sesuai instruksi dari pimpinan, pimpinan hanya memberikan arahan atau masukan selebihnya anggota di persilahkan bekerja sesuai ide kreatifnya, jadi kalau untuk tugas saya percayakan kepada bawahan masalah apa nanti yang akan timbul akan kita bicarakan dan mencari solusinya. Rapat atasan dengan bawahan biasanya kapan pak? Kalau untuk rapat antara direksi dengan kabid satu minggu sekali. Untuk rapat direksi dengan kabid dan kasi satu bulan dua kali. Untuk rapat keseluruhan staff itu satu bulan sekali. Ada juga rapat yang kita lakukan ketika memang di butuhkan misalnya ada permasalaham di lapangan yang memang tidak bisa menunggu sampai jadwal rapat kita adakan additional meeting. kalau saya rapat seminggu sekali dengan pimpinan, biasanya kasi sudah menghandle permasalahan yang terjadi pada bawahannya. Karena pastinya saya membutuhkan masukan dari teman-teman untuk memecahkan masalah yang ada di lapangan, kita kan tim jadi harus saling komunikasi untuk mendapatkan pemecahan masalah Biasanya rapat membahas tentang apa pak? Apakah ada motivasi dari pimpinan? Biasanya membahas tentang review, problem solving, perencanaan. Review itu lebih mengevaluasi apa yang terjadi pada minggu lalu, bagaimana kinerja minggu lalu dan seperti apa capaian kenerja minggu lalu. Yang kedua menegvaluasi masalah-masalah apa saja yang terjadi minggu lalu, masalah tersebut di cari penyelesaiannya apa yang terbaik untuk memecahkan masalah pada minggu lalu. Setelah ditemukan solusi, apa yang harus segera kita lakukan untuk perbaikan di hari esok dan di minggu yang akan datang. Ada biasanya pimpinan memberika motivasi kepada bawahan agar lebih bersemangat dalam bekerja. Bagaimana dengan jenjang karir di TVRI pak? Apakah ada keterbukaan dari pimpinan? Karena TVRI ini di bawah pemerintahan juga meski sekarang telah menjadi Lembaga Penyiaran Publik dimana para pejabat di atas di pilih dari Komisi I DPR RI maka untuk jenjang karir kita sudah jelas dan sebahagian besar dari kami adalah pegawai negeri sipil. Nah untuk keterbukaan jenjang karir ya seperti itu sudah jelas tetapi ada lagi keterbukaan tentang reward bagi karyawan yang berprestasi, yaitu perjalanan dinas ke luar kota, memang ini perjalanan pekerjaan juga tetapi ada uang saku, perjalanan dinas juga untuk mengisi seminar penyuluhan program ke TVRI daerah, ada uang sakunya juga sekalian jalan-jalan biasanya. Dan khusus untuk account executive ada insentif dari target yang bisa mereka selesaikan Dalam rapat apakah bawahan dilibatkan dalam memberikan masukan juga dalam pengambilan keputusan? Tentunya, seperti yang saya jelaskan tadi dalam review biasanya itu bawahan berperan penting karna sehari-harinya mereka yang menjalankan. Kepala seksi biasnya sudah menghandle permasalahan yang terjadi pada bawahannya, lalu akan di sampaikan saat rapat umum. Saya sangat menghargai pendapat tim karna inikan konteksnya kepemimpinan jadi keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya pemimpin itu sendiri tapi karena ada tim yang mendukung sehingga kalaupun misalnya dia berhasil pasti akan di ikuti keberhasilan timnya, jika ada ia gagal ada kemungkinan yang terjadi yaitu kegagalan pada konteks bawahan atau kegagalan dalam konteks kepemimpinannya. Responden Koresponden Nono Suharno Shella Octaviani Berita Wawancara Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI Responden : Gebi Jabatan : Staff Koresponden : Shella Octaviani Waktu Wawancara : Selasa, 16 November 2015 Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta Bagaimana suasana kerja di kantor mbak? Sejauh ini masih nyaman dan kerasan Bagaimana jika anda tidak setuju dengan atasan? Kepengennya sih bilang langsung ke atasan kalau gak suka atau apa gitu, tapi gak berani akhirnya ngomongin di belakang deh. Atasan sering memberikan motivasi atau tidak? Kalau motivasi menurut saya sih itu penghargaan untuk karyawan yang berprestasi, bentuknya seperti itu mungkin. Atasan sering membantu tidak dalam menyelesaikan masalah? Sering ko, kalau kita ada kesulitan biasanya bapak suka membantu dalam banyak hal Responden Koresponden Gebi Shella Octaviani Berita Wawancara Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI Responden : Desi Jabatan : Staff Koresponden : Shella Octaviani Waktu Wawancara : Senin, 23 November 2015 Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta Bagaimana suasana kerja di kantor mbak? Suasananya sih kekeluargaan saling peduli satu sama lain Jika ada masalah atau keluh kesah terbuka atau tidak ke atasan? Antara saya dan atasan sih terbuka, atasan saya kan koordinator pak Andi dan kepala seksi pak suratna. Dan kebetulan dekat dengan mereka jadi sering cerita kalau ada masalah di kantor. Tapi kalau habis cerita di teruskan atau tidak ke atasan saya kurang tau tuh. Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan atasan, misalnya anda tidak setuju dengan pendapat atasan atau anda ingin mengemukakan pendapat? Antara saya dan atasan sih terbuka, saya mengeluarkan pendapat saya, jika ada masalah saya sih cerita. Tetapi diteruskan atau tidak ke atasan yang lebih tinggi saya kurang tau. Kita kan gak berani kalau langsung bicara ke atasan yang lebih tinggi. Kalau uneg-uneg atau perasaan tidak suka biasanya bicara ke sesama karyawan aja. Responden Desi Koresponden Shella Octaviani Berita Wawancara Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI Responden : Adelia Jabatan : Staff (account executive) Koresponden : Shella Octaviani Waktu Wawancara : Selasa, 16 November 2015 Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta Bagaimana suasana kerja di kantor mbak? Ya nyaman dan suasanya enak ko, kaya keluarga Bagaimana jika anda tidak setuju dengan atasan? Paling cerita ya sama teman-teman karna kan gak berani untuk bilang langsung ke atasan. Atasan sering memberikan motivasi atau tidak? Kadang kasih motivasi sih, jadi kalau kita kerjanya kurang baik di marahin dulu baru deh di kasih motivasi. Atasan sering membantu tidak dalam menyelesaikan masalah? Membantu pasti sih, tapi ya itu awalnya pasti di marahin dulu baru di bantu Responden Koresponden Adelia Shella Octaviani Berita Wawancara Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI Responden : Syafarudin Jabatan : Koordinator Social Media dan Website Koresponden : Shella Octaviani Waktu Wawancara : Selasa, 16 November 2015 Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta Bagaimana suasan kerja di TVRI pak? Suasana kerja sangat nyaman dan menyenangkan, karna saya akui disini tidak terlalu banyak tekanan, dan hubungan sesama karyawan dan atasan sangat harmonis Untuk berkomunikasi dengan atasan terbuka tidak pak, misalnya menyampaikan ide, kritik, dan lain-lain? untuk mengemukakan pendapat memang kadang karyawan agak sungkan untuk langsung bicara ke atasan. Biasanya di sarankan untuk melalui media seperti twitter pimpinan atau facebook grup. Kalau untuk kotak saran tidak ada disini, kita lebih menggunakan media. Atasan sering memberikan motivasi tidak dalam bekerja? Motivasi yang pasti sih reward untuk karyawan berprestasi, nah kalau untuk motivasi yang lain misalnya waktu rapat, pimpinan suka kasih semangat dan kalimat motivasi untuk kita. Atasan membantu pemersalahan yang dihadapi di tempat kerja? Iya lumayan sering, kalau ada masalah di pekerjaan kan memang selalu koordinasi jadi sering menyelesaikan permasalahan bareng-bareng. Responden Koresponden Syafarudin Shella Octaviani Berita Wawancara Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI Responden : Azis Jabatan : Staff Koresponden : Shella Octaviani Waktu Wawancara : Senin, 23 November 2015 Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta Bagaimana suasan kerja di TVRI pak? Suasana kerja sangat nyaman ya, kita seperti keluarga Untuk berkomunikasi dengan atasan terbuka tidak pak, misalnya menyampaikan ide, kritik, dan lain-lain? Kalau komunikasi langsung ke atasan sih paling ke koordinator ya, kalau ada masalah atau ide saya sampaikan ke beliau tapi untuk atasan yg lebih atas saya agak sungkan Atasan terbuka tidak pak dengan jenjang karir, reward atau bonus? Terbuka sih, tapi kadang kita yg honorer jenjang karirnya kalah sama yang udah PNS. Nah kalau reward ada untuk karyawan yang berprestasi biasanya di kasih kesempatan dinas keluar kota dan mengisis acara untuk TVRI daerah dan dapat uang saku. Bagaimana sikap atasan menurut pandangan anda? Baik orangnya, ya saya pribadi sangat menghormati beliau karna orangnya memang punya jiwa kepemimpinan yang bagus. Responden Koresponden Azis Shella Octaviani Berita Wawancara Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI Responden : Gilang Jabatan : Staff Koresponden : Shella Octaviani Waktu Wawancara : Selasa, 16 November 2015 Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta Bagaimana suasan kerja di TVRI pak? Suasana kerja nyaman dan terasa akrab dengan sesama pegawai. Untuk berkomunikasi dengan atasan terbuka tidak pak, misalnya menyampaikan ide, kritik, dan lain-lain? Wah saya biasanya paling curhat ke atasan saya, tapi tidak berani kalau ke atasan yang lebih tinggi. Berharap uneg-uneg saya tersampaikan ke atasan paling tinggi Atasan sering memberikan motivasi tidak dalam bekerja? Motivasi yang pasti sih reward untuk karyawan berprestasi, nah kalau untuk motivasi yang lain misalnya waktu rapat, pimpinan suka kasih semangat dan kalimat motivasi untuk kita. Atasan membantu pemersalahan yang dihadapi di tempat kerja? Biasanya saya koordinasi ke atasan saat ada masalah, jadi penyelesainnya kita cari bareng-bareng. Responden Koresponden Gilang Shella Octaviani Berita Wawancara Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI Responden : Suratna Jabatan : Kepala Seksi Pengembangan Produk Brand dan Website Koresponden : Shella Octaviani Waktu Wawancara : Selasa, 16 November 2015 Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta Bagaimana suasana kerja di TVRI pak? Suasana alhamdulillah ya nyaman dan kekeluargaan. Pak bagaimana jika anda tidak setuju dengan pendapat atasan? Saya sebisa mungkin bicara jujur ke atasan jika saya tidak setuju dengan atasan, kita juga kan bisa memberikan ide, pendapat yang baik yang kiranya bisa di pertimbangkan oleh atasan. Apa atasan sering memberikan motivasi saat bekerja pak? Dalam hal tertentu atasan sering memberikan motivasi, terkadang serius terkadang lewat candaan karna kan seperti teman dan keluarga. Apa ada keterbukaan masalah jenjang karir pak? Kalau jenjang karir sih ada karna kan BUMN jadi sebenarnya sudah jelas , paling ada lagi itu reward namanya disini. Nah itu untuk karyawan yang berprestasi dapat kesempatan perjalanan dinas keluar kota. Responden Koresponden Suratna Shella Octaviani Berita Wawancara Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI Responden : Andy Jabatan : Koordinator Marketing Communication Koresponden : Shella Octaviani Waktu Wawancara : Senin, 23 November 2015 Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta Bagaimana suasan kerja di TVRI pak? Suasana kerja disini sangat kekeluargaan ya, jadi setiap kami selalu menjalin hubungan baik meskipun di luar pekerjaan. Untuk berkomunikasi dengan atasan terbuka tidak pak, misalnya menyampaikan ide, kritik, dan lain-lain? Untuk berkomunikasi langsung dengan atasan tertinggi memang kadang sungkan mengkritik, tetapi kebetulan saya dekat dengan pak Suratna dan pak Nono jadi kadang saya bicara kalau dengan mereka tetapi tetap ada rasa sungkan untuk mengkritik secara langsung. Meskipun disediakan media sosial seperti twitter atau facebook saya tetap merasa sungkan untuk mengkritik, meskipun atasan orangnya lumayan terbuka dengan kritikan. Atasan terbuka tidak pak dengan jenjang karir, reward atau bonus? Terbuka sih, tapi kalau jenjang karir kebetulan kita ini PNS jadi sudah ada ketetapannya dari pemerintah. Nah kalau reward ada untuk karyawan yang berprestasi biasanya di kasih kesempatan dinas keluar kota dan mengisis acara untuk TVRI daerah dan dapat uang saku. Bagaimana sikap atasan menurut pandangan anda? Iya atasan orangnya lumayan baik ya, dan sebenarnya beliau pendengar yang baik saat kita bicara tetapi memang pasti sama atasan kita merasa sungkan. Ketika saya menghadap atasan, biasanya atasan menerima saya dengan baik. Mendengarkan hal yang saya sampaikan. Dan mencari solusi bersama kalau yang saya sampaikan adalah masalah pekerjaan. Responden Koresponden Andy Shella Octaviani Berita Wawancara Komunikasi Kepemimpinan Pada Direktorat Pengembangan Usaha Lembaga Penyiaran Publik TVRI Responden : Safitri Jabatan : Staff Koresponden : Shella Octaviani Waktu Wawancara : Selasa, 16 November 2015 Tempat Wawancara : Lantai 5 LPP TVRI Senayan, Jakarta Bagaimana suasana kerja di kantor mbak? Sangat nyaman, meskipun kadang ada ya perselisihan antar karyawan tapi keseluruhan nyaman ko Bagaimana jika anda tidak setuju dengan atasan? Biasanya saya bilang ke koordinator, curhat ke atasan tentang hal-hal yang saya tidak suka di kantor. Mungkin tersampaikan ke pimpinan paling atas Atasan sering memberikan motivasi atau tidak? Biasa sih gak sering, motivasi reward sih ada untuk karyawan berprestasi dapat perjalan dinas keluar kota. Saya juga heran kenapa tidak semua karyawan dapat kesempatan dinas kelur kota. Atasan sering membantu tidak dalam menyelesaikan masalah? Iya lumayan kalau ada masalah biasanya pimpinan turun tangan. Responden Koresponden Safitri Shella Octaviani DOKUMENTASI Foto bersama Drs. Nono Suharno (Kabid Pengembangan Usaha dan Pak Andy di Di TVRI Foto bersama para staff Direktorat Pengembangan dan Usaha TVRI Struktur Organisasi Lembaga Penyiaran Publik TVRI Gambar 1. Struktur Organisasi Dewan Pengawas LPP TVRI Gambar 2. Struktur Organisasi Dewan Direksi LPP TVRI Gambar 3. Struktur Organisasi Direktorat Program dan Berita Gambar 4. Struktur Organisasi Direktorat Keuangan Gambar 5. Struktur Organisasi Direktorat Teknik Gambar 6. Struktur Organisasi Direktorat Umum Gambar 7. Struktur Organisasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Gambar 8. Struktur Organisasi Satuan Pengawas Intern Gambar 9. Struktur Organisasi Pusat Pendidikan dan Latihan