Edisi January - March 2016 sunday school news Lesson Summary Toddler (usia 2 tahun) Explorer A (usia 3 tahun) Inside Lesson Summary - 1 & 2 Gereja dan Keluarga Mari Bergandeng Tangan - 3 & 4 Question & Answer - 5 & 6 Teachers' Profile - 7 to 10 Fun Page - 11 & 12 Di bulan January, anak2 kelas Toddler dan Explorer A akan bergabung untuk mengenal Tuhan Yesus melalui topik2 berikut: My Friend Jesus Calls Helpers My Friend Jesus Makes People Well My Friend Jesus Teaches Us How To Pray We Praise My Friend Jesus My Friend Jesus Died and Rose Again Di bulan February dan Maret, anak2 kelas ini masing2 akan belajar tentang...Bersambung ke halaman 2... 1 Toddler: More Ways to Grow for God God Wants Me to Be Kind God Wants Me to Be Helpful God Wants Me to Be Loving God Wants Me to Be Thankful God Wants Me to Share God Wants Me to Be Healthy God Wants Me to Be Obedient Explorer A: Para rasul yang memberitakan tentang Jesus dan pentingnya berkelakuan baik melalui topik2: The Church Tells Good News About Jesus Peter and John Tells Good News About Jesus Phillip Tells Good News About Jesus Saul Tells Good News About Jesus Joshua Obeys God Ruth is Kind to Naomi Samuel Serves God David and Jonathan Are Friends Explorer B (usia 4 tahun dan kindergarten) Adventurer (Year 1 – 2) Navigator (Year 3 – 4) Young Achiever (Year 5 – 6) Di bulan January - Paskah, anak anak kelas Explorer B sampai Young Achiever akan bergabung untuk mempelajari program khusus yang memperlengkapi anak anak kita dengan "Armour of God”… mempergunakan perlengkapan senjata Allah di dalam peperangan rohani mereka. Anak-anak di ajarkan bahwa sebagai anak-anak Allah, mereka adalah prajurit Kristus. Mereka juga mempunyai peperangan rohani di dalam kehidupan mereka dan bagaimana sosok Iblis selalu akan berusaha untuk menipu mereka untuk berbuat dosa. Anak-anak di ajak untuk dengan terbuka membagikan pengalaman dan ketakutan ketakutan mereka. Guru membimbing anak-anak untuk melihat bahwa Allah kita adalah Allah yang perkasa dan Mampu untuk menolong mereka di dalam ketakutan ketakutan mereka kapan pun dan dimanapun mereka berada. Pada saat-saat dimana pencobaan datang, Allah tidak pernah sedetikpun meninggalkan mereka. Allah ada bersama mereka dan memampukan mereka untuk menolak dosa dan memenangkan peperangan mereka. Di program khusus ini setiap perlengkapan senjata Allah akan di bahas bersama dan anak.anak akan di latih untuk mempergunakan perlengkapan senjata Allah untuk memenangkan peperangan rohani mereka. 2 Gereja dan Keluarga Mari bergandeng tangan TUGAS SIAPA? URUSAN SIAPA? Sudah tentu orang tua Kristen menginginkan anak-anak mereka beriman kepada Tuhan Yesus dan hidup sebagai anak-anak Tuhan. Tetapi bagaimana hal itu bisa terjadi? Inilah situasi yang terjadi sehari-hari: papa dan mama pulang ke rumah setelah seharian bekerja, dua-dua lelah fisik dan mental, buru-buru masak dan menyiapkan makan malam, mencuci piring, merapikan rumah yang berantakan, membantu anak menyelesaikan pe-er, mencuci baju, Setelah semua kerutinan itu akhirnya selesai, mereka ingin memakai waktu yang ada untuk memupuk spiritual anak dengan membaca firman Tuhan dan berdoa, tidak ada lagi energi yang tersisa. Semua teparrr. Mau mengadakan family devotion di Sabtu pagi? Orang tua tidak siap, merasa tidak mengerti kebenaran Alkitab terlalu dalam, tidak tahu mau bicara apa, mulai darimana, mengatakan apa, untuk dibahas dan dibicarakan bersama anak. Anak tidak tertarik, mau cepat-cepat selesai. Rasa bersalah dalam hati mulai merayap, rasa gagal sebagai orang tua. Akhirnya orang tua menyerahkan pembinaan spiritual itu kepada Gereja, khususnya Sekolah Minggu untuk membimbing anak mereka beriman kepada Tuhan Yesus dan mengajar mereka bagaimana hidup sebagai anak-anak Tuhan. Tetapi apakah Sekolah Minggu bisa memenuhi tanggung jawab ini dengan system yang ada, dengan hanya dua jam setiap minggunya? Sekolah Minggu umumnya didasarkan kepada model pendidikan Kristen yang mengajarkan halhal spiritual dengan format, kurikulum dan struktur yang teratur. Secara tradisi, Sekolah Minggu begitu mengutamakan pemberian informasi, pengetahuan Alkitab. “Ayo kita pelajari, ini yang Alkitab katakan,” “Hafalkan ayat buat dites minggu depan!” “Ayo berdoa. Lipat tangan, tutup mata,” “Ingat, akhir bulan kita ada kontes hafal ayat dan Bible kuis ya!” Inilah aspek-aspek dalam sistem belajar mengajar di dalam kelas sebuah Sekolah Minggu: - Intelektual - Dogmatik dan didaktik - Menghafal - Mengulang - Belajar bersama dalam grup - Aplikasi dengan motivasi ekstrinsik Puji Tuhan, Sekolah Minggu sekarang mulai menyadari kelas yang sehat bukan sekedar memberikan dan mencekokkan anak dengan informasi. Kelas yang sehat tidak berhenti sampai anak bisa menjawab dimana letak kota Niniwe, siapa raja Israel yang kedua, sebutkan tujuh gereja yang ada di kitab Wahyu. Mengetahui isi Alkitab dari depan sampai belakang bukan segalagalanya. Jika anak tahu semua data dan informasi Alkitab namun tidak memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus, apa gunanya semua pengetahuan itu? Jika anak tahu, percaya Yesus pasti kelak masuk surga di sana namun tidak mengerti apa artinya hidup di sini, tugas kita belum tuntas. ...Bersambung ke halaman 4... 3 Maka yang dibutuhkan adalah sebuah formasi spiritual, kerja sama antara gereja dan rumah tangga, dimana aspek-aspek ini memperlengkapi apa yang sudah berjalan dalam sitem belajar mengajar di Sekolah Minggu: - Pengalaman mendampingi aspek intelektual - Subyektif dan intuitif mendampingi aspek dogmatik dan didaktik - Merenungkan mendampingi aspek menghafal - Merefleksi mendampingi aspek mengulang - Pendekatan pribadi mendampingi aspek belajar bersama dalam grup Ketika perintah Tuhan “hendaklah kamu saling mengasihi” seolah abstrak, orang tua dapat memperlihatkan bagaimana mengaplikasikannya secara konkrit di rumah. Ketika “ampunilah seorang dengan yang lain” seolah mustahil, adakah contoh yang lebih baik daripada family relationships? Orang tua dan Guru Sekolah Minggu saling berbagi tujuan yakni melihat anak mengembangkan hubungan pribadinya dengan Yesus dan membimbingnya bertumbuh semakin hari semakin menyerupai Tuhan. Ini bukan perkara siapa mengerjakan apa, ini adalah kerja sama dari dua belah pihak, kerja sama Gereja dan Rumah Tangga.(kz) - Meminta respons dengan motivasi instrinsik mendampingi aplikasi dengan motivasi ekstrinsik Perjalanan iman bukan sesuatu yang terjadi hanya pada hari Minggu. Perjalanan iman adalah pengalaman perjalanan hidup. Gereja dan rumah sama-sama punya peran. God’s plan bagi pertumbuhan spiritual anak melibatkan komunitas orang percaya. Dalam Perjanjian Lama, keluarga dan kehidupan masyarakat berpusat di sekitar perayaan akan apa yang Allah telah lakukan bagi mereka (Ulangan 6:4-6, 11:18-20, 6:2025). Anak berada di tengah-tengah perayaan itu. Orang tua adalah guru utama mereka, dan ruang kelas adalah lingkungan yang aktif, multi-sensory dimana mereka tinggal. Entahkah mereka menyadari atau tidak, sesungguhnya orang tua jauh lebih berperan mempengaruhi pertumbuhan iman anak-anaknya daripada apa yang guru atau program gereja lakukan. Gereja dan rumah tangga perlu bergandeng tangan dalam kehidupan anak. Apabila anak itu menyaksikan kebenaran firman Tuhan yang mereka pelajari di Sekolah Minggu teraplikasi dan dijalankan oleh orang tua mereka, maka mereka percaya apa yang diajarkan itu benar adanya. 4 Q&A Q Menurut Alkitab, apa yang harus kita lakukan terhadap anak yang suka memberontak (rebellious)? 1. Amsal 22:6 mengatakan "Didiklah orang A Anak yang suka memberontak (rebellious child) pasti melakukan hal tersebut karena berbagai macam alasan. Cara mendidik yang kasar, kurang kasih sayang, dan penuh dengan kritik biasanya menghasilkan anak yang demikian. Tentunya jenis parenting seperti ini harus dihindari. Namun di sisi lain, seorang anak mungkin saja memberontak bagaimana pun jenis parenting yang kita lakukan. Beberapa anggapan mengatakan rebellious child sebenarnya memiliki kemauan yang kuat (strong-willed personality), keinginan yang besar untuk mengontrol sesuatu dan komitmen untuk menolak otoritas. Tapi di balik itu, mereka biasanya anak yang pintar secara intelektual, mampu menemukan solusi dari situasi sulit dengan kecepatan yang luar biasa, dan mampu mencari cara untuk mengontrol lingkungan dan orangorang di sekitarnya. Anak-anak ini, di mata orang tuanya, adalah tantangan yang luar biasa melelahkan. Seperti yang kita ketahui, Allah menciptakan setiap anak dengan unik, termasuk anakanak pemberontak ini. Allah mencintai mereka, dan Dia memperlengkapi para orang tua untuk menghadapi tantangan tersebut. Ada beberapa prinsip Alkitabiah yang berbicara bagaimana menghadapi anak yang rebellious dan strong-willed. muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya ia tidak akan menyimpang dari jalan itu." Bagi semua anak, jalan yang patut bagi mereka adalah jalan yang mengarah kepada Tuhan. Mengajar anak tentang Firman Tuhan adalah krusial, mereka harus paham siapa Allah itu dan bagaimana seharusnya kita melayani Dia. Bagi anak yang berkemauan kuat (strong-willed child), apabila kita mengerti apa yang memotivasi dia --yaitu keinginan untuk mengontrol-- itu akan menolongnya menemukan "jalan"nya. Anak yang rebellious seperti ini harus mengerti bahwa bukan dia yang berkuasa atas dunia ini, melainkan Tuhan; sehingga ia harus melakukan segala sesuatu dengan cara Tuhan. Pemahaman ini juga perlu diyakini dan dijalankan oleh para orang tua. Orang tua yang memberontak atau menentang Tuhan tidak akan bisa membuat anaknya menjadi anak yang penurut. Setelah anak paham bahwa Allahlah yang membuat peraturan, tanamkan pada anak bahwa Allah memakai orang tua sebagai alatNya dan akan melakukan segala hal yang diperlukan agar Tuhan menjadi pusat dalam keluarga. Ajarkan pada anak bahwa rencana Allah ialah orang tua adalah pemimpin dan anak pengikutnya. Jangan tidak konsisten dalam menerapkan hal tersebut, karena anak yang strong-willed bisa menyadarinya dan akan mengambil kesempatan untuk kembali mengontrol situasi. Prinsip tunduk dan taat pada otoritas sangatlah penting bagi anak strong-willed. ...Bersambung ke halaman 6... 5 Jika ia tidak mempelajari hal ini di masa kecilnya, masa depannya akan penuh konflik dengan otoritas, termasuk boss di tempat kerja, polisi, hakim, pemimpin militer, dsb. Roma 13:1-5 jelas mengatakan bahwa tiap orang harus takluk kepada otoritas yang ditetapkan oleh Allah. Anak strong-willed hanya akan taat pada peraturan/ hukum jika itu masuk akal buatnya. Berikan alasan yang kuat dari sebuah peraturan dan ulangi secara konstan tentang kebenaran bahwa kita harus melakukan hal sesuai dengan cara Tuhan dan fakta itu tidak dapat dinegosiasi. Jelaskan bahwa Allah memberikan tanggung jawab kepada orang tua untuk mengasihi dan mendisiplinkan anak-anak mereka; jika orang tua gagal melakukan hal tersebut maka orang tua tidak taat pada perintah Allah. Jika memungkinkan, berilah beberapa kesempatan untuk anak bisa membuat keputusannya sendiri agar ia tidak terlalu merasa powerless. Contoh: pergi ke gereja adalah suatu keharusan dan tidak negotiable karena Allah memerintahkan kita untuk berkumpul bersama dengan para orang percaya (Ibrani 10:25), tetapi anak bisa diberi kesempatan untuk memilih dimana mereka duduk di dalam gereja, baju mana yang reasonable yang mau mereka pakai, dll. Beri mereka project dimana mereka bisa memberi masukan dalam rencana liburan keluarga misalnya. 2. Parenting harus dilakukan dengan konsisten dan kesabaran. Orang tua harus belajar untuk tidak meninggikan suara atau memukul saat dalam keadaan marah. Jika kita tidak bisa menahan emosi, anak strong-willed akan mampu mengetahui bagaimana mengontrol orang tua dengan membuat orang tua frustrasi dan hilang kendali. Disiplin fisik seringkali gagal diterapkan untuk anak seperti ini karena mereka menikmati situasi ketika mereka mampu mendorong orang tua sampai kepada breaking point; sehingga rasa sakit dari disiplin fisik tidak menjadi punishment buat anak-anak ini. Beberapa orang tua seringkali mengatakan anak-anak ini bahkan bisa tertawa saat dipukul orang tuanya; jadi mungkin cara tersebut bukanlah metode terbaik untuk mendisiplinkan mereka. Disinilah buahbuah roh kesabaran dan pengendalian diri paling dibutuhkan dalam menghadapi anak yang strong-willed/ rebellious. Bagaimanapun besarnya tekanan dalam mendidik anak-anak ini, orang tua bisa bersandar pada janji Tuhan bahwa Ia tidak akan membiarkan kita dicobai diluar kekuatan kita (1 Korintus 10:13). Jika Allah mengijinkan anak-anak ini lahir di tengah keluarga kita, yakinlah bahwa Tuhan tidak salah dan Ia akan menyediakan tuntunan dan segala hal yang diperlukan untuk mendidik mereka. Di sinilah saat dimana frase "berdoa tanpa henti" (1 Tesalonika 5:17) menjadi lebih mempunyai arti bagi para orang tua. Orang tua dengan anak strong-willed/ rebellious akan terus menerus berdoa kepada Tuhan, memohon kebijaksanaan yang Ia janji sediakan (Yakobus 1:5). Pada akhirnya, kita tahu bahwa anak strong-willed yang dididik dengan baik akan bertumbuh menjadi orang dewasa yang high-achieving dan sukses. Anak yang rebellious akan menjadi orang Kristen yang berani dan penuh komitmen untuk memakai talenta mereka melayani Tuhan; sebagai bentuk kasih dan hormat akan usaha orang tua yang telah mendidik dengan baik. -msg Sumber: The New Strong-Willed Child by James Dobson. 6 Teachers' profIle Eviwaty Guru kelas Toddler (Usia 2 sampai 3 tahun) Saya mama dari David (2 tahun) dan guru Sekolah Minggu di kelas Toddler. Saya datang ke Sydney tahun 2005 untuk melanjutkan studi Accounting di Macquarie University. Di tahun inilah, saya diajak untuk melayani di sekolah minggu sebagai assisten dan kemudian menjadi guru di kelas Explorer. Di tahun 2010 saya mempunyai kesempatan untuk mengambil studi Early Childhood di Tafe selama setahun.Dari sana saya lebih mengerti perkembangan anak dari berbagai segi baik itu fisik, emosi, bahasa, bagaimana memimpin kelas, mempersiapkan mainan yang sesuai dengan umur anak dan banyak hal lainnya. Hal ini memperlengkapi saya untuk melayani lebih baik lagi di sekolah minggu. Setelah vakum selama dua tahun lamanya, saya kembali mengajar di kelas Toddler pada tahun 2015 lalu. Dibekali dengan ilmu yang dipelajari di Tafe dan menjadi seorang ibu, saya diingatkan kembali betapa pentingnya sekolah minggu bagi pertumbuhan iman anakanak kecil. Hal ini jelas berbeda ketika kita sebagai orang tua menitipkan anak di tempat pengasuhan (child care). Sungguh sukacita yang besar ketika melihat anak-anak sekolah minggu boleh mengerti Firman Tuhan dan bertumbuh mencintai Yesus. Saya sangat menganjurkan khususnya bagi orang tua RECI untuk boleh melayani sebagai guru di sekolah minggu. Soli Deo Gloria. Lorina Setiawan Guru kelas Explorer (Usia 3 sampai Kindergarten) Nama saya Lorina Setiawan. Saya pindah ke Sydney pada tahun 2006. Saat ini saya mengajar sekolah minggu di kelas Explorer B (usia 4 tahun-Kindergarten). Saya bersyukur karena saya dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga Kristen. Masih teringat, bagaimana saya sangat senang datang ke Sekolah Minggu, untuk bernyayi bersama, belajar Firman Tuhan, menghafal ayat2 Alkitab and membuat prakarya. Masa2 belajar di Sekolah Minggu sangat berkesan buat saya, karena saya terus diingatkan betapa kasih Tuhan begitu besar kepada saya sampai saat ini. Oleh karena itu, saya juga ingin anak saya (Karen) untuk belajar Firman Tuhan sejak dini agar ia mempunyai landasan iman yang kuat untuk menjalani hidupnya ke depan. Saya juga berharap agar kita sebagai orangtua dan guru bisa terus mempunyai semangat seperti anak kecil yang begitu rajin belajar dan mendengarkan Firman Tuhan. ...Bersambung ke halaman 8... 7 Menjadi guru Sekolah Minggu merupakan berkat bagi saya, karena saya diberi kesempatan untuk melayani anak2 dan mengarahkan mereka pada Kristus. Sungguh menyenangkan melihat bagaimana anak2 belajar mengenal siapa Juruselamat kita. Tidak hanya anak2 yang belajar, tetapi kita sebagai guru juga belajar supaya terus bertumbuh di dalam Dia. Kiranya Tuhan boleh memakai setiap orangtua and guru2 Sekolah Minggu untuk membimbing anak2 untuk mengenal akan Juruselamat kita. Biarlah kita boleh mendoakan anak2 kita agar mereka terus bertumbuh di dalam Kristus. Shanty Ke Guru kelas Adventurer (Year 1 and 2 ) Nama saya Shanty. Latar belakang keluarga saya adalah Kong Fu Zhu, dari kecil saya di ajarkan bai bai. Kalau gak salah ingat, waktu kecil pernah ke gereja satu atau dua kali, cuma ingat saya dapat sticker kecil dari gereja dan seneng banget. Saya baru kenal Tuhan setelah saya kuliah ke Jakarta, temenku yg paling baik sering ajak saya ke persekutuan pemuda, dia aktif di paduan suara. Sering undang untuk lihat dia nyanyi. Saya pernah bilang sama satu temen bahwa saya tidak pernah akan jadi orang Kristen, soalnya saya tahu bahwa orang tua saya tidak akan pernah mengizinkan saya jadi orang Kristen. Tapi malah sebaliknya saat Tuhan menangkap saya, saya tidak bisa lari dari Dia. Saya mengucapkan syukur Dia masih mau memilihku yang tidak ada apa-apa, walaupun saya pernah menolak Dia sebelumnya. Saya di baptis di GKJMB – Pluit, setelah itu ada satu panggilan untuk melayani bagi orang –orang yg baru di baptis. Hati saya tergerak untuk melayani, saya nanya Tuhan dimanakah harus saya layani saya di pimpin Tuhan untuk melayani di sekolah minggu. Saya masih ingat pertama hari melayani di SM anak – anak kelas 3, saya rasa wow… anak2 SM lebih pinter cari ayat-ayat Alkitab dari pada guru ini yg tidak tahu gimana cara cari ayat-ayat alkitab. Tapi mengucapkan syukur di pimpin Tuhan selama melayani di SM saya belajar banyak terutama mengasihi anak2 yg masih polos dan belajar sabar. Saya mengucapkan syukur kepadaTuhan bahwa Dia masih mempercayakan saya untuk melayani di SM di RECI. 8 Soting Reza Santoso Guru kelas Navigator (Year 3 and 4) Nama saya Soting Reza Santoso, Papa dari Jocelynn Amaris So. Saya terlahir dari keluarga Kristen. Dari usia 14 tahun-an saya sudah mulai melayani Sunday School. Mulai sebagai assistant guru untuk cici saya, di kelas Batita (Bayi Tiga Tahun). Saat ini saya mengajar kelas Navigator (Year 3 & 4 atau Umur 8 to 10). Mulai mengajar di RECI ketika Jocelynn berusia 2 tahun (2010), berawal dari diajak untuk melayani, jadi saya mengajar dan menjaga Jocelynn. Mengajar Sunday School selalu saja ada tantangannya mulai dari harus membuat creativity sampai dengan creativity bagaimana menyampaikan Firman Tuhan ke anak-anak. Puji Tuhan team Sunday School selalu saling membantu memperlengkapi. Saya meng-encourage para orang tua untuk mendorong anak-anaknya terlibat di dalam pelayanan Sunday School sejak High School. Mereka bisa memulai sebagai assistant guru. Waktu pertama kali saya melayani sunday school ini bukan 100% dari diri saya yang mau. Tetapi ada dorongan dari orang tua dan juga support dari guru sekolah minggu (gsm) yang lain. Sungguh saya bersyukur bisa terlibat di dalam pelayanan RECI Sunday School. Saya mengajak para orang tua juga boleh terlibat di dalam pelayanan ini, baik secara langsung (menjadi gsm) atau tidak langsung (men-support anak-anak remaja mereka untuk menjadi gsm dan men-support gsm) Pelayanan Sunday School adalah pelayanan masa depan bagi gereja dan negara kita. 9 Jessica Jap Guru Young Achiever (Year 5 and 6) Nama saya Jessica, dan saya biasa dipanggil Jeje. Saya datang ke Sydney untuk kuliah di tahun 2010. Saat ini saya mengajar kelas Young Achiever – yaitu year 5 dan year 6. Saya tidak terlahir dari keluarga Kristen, tetapi sejak kecil saya bersekolah di sekolah Kristen dan papa & mama saya pun selalu mengantar saya ke sekolah minggu. Walaupun papa dan mama belum menjadi Kristen pada saat itu, tetapi mereka selalu dengan rutin mengantar jemput saya dan bahkan mereka tidak pernah sekalipun menyarankan untuk bolos kalau bukan karena ada urusan penting. Mengingat kembali akan hal ini membuat saya bersyukur dan takjub akan anugerah Tuhan – bagaimana anugerahNya mampu menggapai saya yang sekalipun tidak terlahir di keluarga Kristen sehingga saya boleh memperoleh berkat untuk bisa mengenal Dia, dan terlebih lagi ketika papa dan mama juga akhirnya menerima Yesus sebagai Juruselamat. Hari Minggu adalah hari favorit saya ketika saya kecil karena sekolah minggu adalah hal yang sangat saya nanti-nantikan. Kenangan saya ketika di sekolah minggu begitu melekat bahkan sampai sekarang : kisah-kisah Alkitab yang diceritakan, lagu-lagu yang dinyanyikan, aktivitas yang dilakukan, laoshi-laoshi yang mengajar, dan bahkan hadiahhadiah yang pernah saya terima setiap kenaikan kelas. Boleh dikatakan peran sekolah minggu begitu besar didalam perjalanan iman saya sebagai seorang Kristen dan didalam menjalin hubungan dengan Tuhan walaupun seringkali saya datang ke sekolah minggu dengan motivasi yang salah (hehe :P). Menjadi guru sekolah minggu tidak pernah terlintas di benak saya sampai pada suatu hari di tahun 2013 saya diajak untuk melayani bersama di bagian sekolah minggu. Saya bersyukur karena saya diberi kesempatan untuk melayani di sekolah minggu dan juga boleh menjalin hubungan dan bekerja sama dengan anak-anak di berbagai kesempatan. Saya bersyukur karena bukan saja saya diberi kesempatan untuk mengajar mereka, tetapi juga bagaimana saya boleh belajar dari mereka. Saya rindu anak-anak boleh mengenal dengan baik siapa Kristus dan membangun relasi yang indah dengan Dia, dan bukan hanya sekedar mengingat cerita-cerita Alkitab dan datang ke gereja sebagai rutinitas. Kiranya jemaat sekalian boleh bersama-sama membantu kami para guru didalam membimbing anak-anak sehingga mereka boleh selalu diingatkan akan kasih Tuhan yang senantiasa nyata didalam hidup mereka sehingga mereka pun boleh bertumbuh didalam Dia. . 10 11 BIBLE QUIZ 1. Why are we to put on the armour of God? – Ephesians 6:11 2. “We __________not against flesh and blood” – Ephesians 6:12 3. We fight against p________ and p__________. — Ephesians 6:12 4. What kind of rulers are we warring against? – Ephesians 6:12 5. What will we be able to do by putting on the whole armour of God? – Ephesians 6:13 6. What will our “loins” be “girted” with? – Ephesians 6:14 7. What kind of “breastplate” will we have on? – Ephesians 6:14 8. Where will the “gospel of peace” be? – Ephesians 6:15 9. What will the “shield of faith” quench? – Ephesians 6:16 10. Take on the _________of salvation. –Ephesians 6:17 11. What is the “sword of the Spirit”? – Ephesians 6:17 12