sunday school

advertisement
Edisi January - March 2016
sunday
school
news
Lesson Summary
Toddler (usia 2 tahun)
Explorer A (usia 3 tahun)
Inside
Lesson Summary - 1 & 2
Gereja dan Keluarga Mari
Bergandeng Tangan - 3 & 4
Question & Answer - 5 & 6
Teachers' Profile - 7 to 10
Fun Page - 11 & 12
Di bulan January, anak2 kelas Toddler dan Explorer A akan
bergabung untuk mengenal Tuhan Yesus melalui topik2 berikut:
My Friend Jesus Calls Helpers
My Friend Jesus Makes People Well
My Friend Jesus Teaches Us How To Pray
We Praise My Friend Jesus
My Friend Jesus Died and Rose Again
Di bulan February dan Maret, anak2 kelas ini masing2 akan
belajar tentang...Bersambung ke halaman 2...
1
Toddler:
More Ways to Grow for God
God Wants Me to Be Kind
God Wants Me to Be Helpful
God Wants Me to Be Loving
God Wants Me to Be Thankful
God Wants Me to Share
God Wants Me to Be Healthy
God Wants Me to Be Obedient
Explorer A:
Para rasul yang memberitakan tentang Jesus dan pentingnya berkelakuan baik melalui topik2:
The Church Tells Good News About Jesus
Peter and John Tells Good News About Jesus
Phillip Tells Good News About Jesus
Saul Tells Good News About Jesus
Joshua Obeys God
Ruth is Kind to Naomi
Samuel Serves God
David and Jonathan Are Friends
Explorer B (usia 4 tahun dan kindergarten)
Adventurer (Year 1 – 2)
Navigator (Year 3 – 4)
Young Achiever (Year 5 – 6)
Di bulan January - Paskah, anak anak kelas Explorer B sampai Young Achiever akan
bergabung untuk mempelajari program khusus yang memperlengkapi anak anak kita dengan
"Armour of God”… mempergunakan perlengkapan senjata Allah di dalam peperangan rohani
mereka.
Anak-anak di ajarkan bahwa sebagai anak-anak Allah, mereka adalah prajurit Kristus. Mereka
juga mempunyai peperangan rohani di dalam kehidupan mereka dan bagaimana sosok Iblis
selalu akan berusaha untuk menipu mereka untuk berbuat dosa.
Anak-anak di ajak untuk dengan terbuka membagikan pengalaman dan ketakutan ketakutan
mereka. Guru membimbing anak-anak untuk melihat bahwa Allah kita adalah Allah yang
perkasa dan Mampu untuk menolong mereka di dalam ketakutan ketakutan mereka kapan
pun dan dimanapun mereka berada.
Pada saat-saat dimana pencobaan datang, Allah tidak pernah sedetikpun meninggalkan
mereka. Allah ada bersama mereka dan memampukan mereka untuk menolak dosa dan
memenangkan peperangan mereka.
Di program khusus ini setiap perlengkapan senjata Allah akan di bahas bersama dan anak.anak akan di latih untuk mempergunakan perlengkapan senjata Allah untuk memenangkan
peperangan rohani mereka.
2
Gereja dan Keluarga
Mari bergandeng tangan
TUGAS SIAPA? URUSAN SIAPA?
Sudah tentu orang tua Kristen menginginkan
anak-anak mereka beriman kepada Tuhan
Yesus dan hidup sebagai anak-anak Tuhan.
Tetapi bagaimana hal itu bisa terjadi?
Inilah situasi yang terjadi sehari-hari: papa
dan mama pulang ke rumah setelah
seharian bekerja, dua-dua lelah fisik dan
mental, buru-buru masak dan menyiapkan
makan malam, mencuci piring, merapikan
rumah yang berantakan, membantu anak
menyelesaikan pe-er, mencuci baju,
Setelah semua kerutinan itu akhirnya
selesai, mereka ingin memakai waktu yang
ada untuk memupuk spiritual anak dengan
membaca firman Tuhan dan berdoa, tidak
ada lagi energi yang tersisa. Semua teparrr.
Mau mengadakan family devotion di
Sabtu pagi? Orang tua tidak siap, merasa
tidak mengerti kebenaran Alkitab terlalu
dalam, tidak tahu mau bicara apa, mulai
darimana, mengatakan apa, untuk dibahas
dan dibicarakan bersama anak. Anak tidak
tertarik, mau cepat-cepat selesai. Rasa
bersalah dalam hati mulai merayap, rasa
gagal sebagai orang tua.
Akhirnya orang tua menyerahkan
pembinaan spiritual itu kepada Gereja,
khususnya Sekolah Minggu untuk
membimbing anak mereka beriman
kepada Tuhan Yesus dan mengajar mereka
bagaimana hidup sebagai anak-anak
Tuhan. Tetapi apakah Sekolah Minggu bisa
memenuhi tanggung jawab ini dengan
system yang ada, dengan hanya dua
jam setiap minggunya? Sekolah Minggu
umumnya didasarkan kepada model
pendidikan Kristen yang mengajarkan halhal spiritual dengan format, kurikulum dan
struktur yang teratur.
Secara tradisi, Sekolah Minggu begitu
mengutamakan pemberian informasi,
pengetahuan Alkitab. “Ayo kita pelajari, ini
yang Alkitab katakan,” “Hafalkan ayat buat
dites minggu depan!” “Ayo berdoa. Lipat
tangan, tutup mata,” “Ingat, akhir bulan kita
ada kontes hafal ayat dan Bible kuis ya!”
Inilah aspek-aspek dalam sistem belajar
mengajar di dalam kelas sebuah Sekolah
Minggu:
- Intelektual
- Dogmatik dan didaktik
- Menghafal
- Mengulang
- Belajar bersama dalam grup
- Aplikasi dengan motivasi ekstrinsik
Puji Tuhan, Sekolah Minggu sekarang
mulai menyadari kelas yang sehat bukan
sekedar memberikan dan mencekokkan
anak dengan informasi. Kelas yang sehat
tidak berhenti sampai anak bisa menjawab
dimana letak kota Niniwe, siapa raja Israel
yang kedua, sebutkan tujuh gereja yang
ada di kitab Wahyu. Mengetahui isi Alkitab
dari depan sampai belakang bukan segalagalanya. Jika anak tahu semua data dan
informasi Alkitab namun tidak memiliki
hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus,
apa gunanya semua pengetahuan itu? Jika
anak tahu, percaya Yesus pasti kelak masuk
surga di sana namun tidak mengerti apa
artinya hidup di sini, tugas kita belum tuntas.
...Bersambung ke halaman 4...
3
Maka yang dibutuhkan adalah sebuah
formasi spiritual, kerja sama antara gereja
dan rumah tangga, dimana aspek-aspek ini
memperlengkapi apa yang sudah berjalan
dalam sitem belajar mengajar di Sekolah
Minggu:
- Pengalaman mendampingi aspek
intelektual
- Subyektif dan intuitif mendampingi aspek
dogmatik dan didaktik
- Merenungkan mendampingi aspek
menghafal
- Merefleksi mendampingi aspek mengulang
- Pendekatan pribadi mendampingi aspek
belajar bersama dalam grup
Ketika perintah Tuhan “hendaklah kamu
saling mengasihi” seolah abstrak, orang
tua dapat memperlihatkan bagaimana
mengaplikasikannya secara konkrit
di rumah. Ketika “ampunilah seorang
dengan yang lain” seolah mustahil, adakah
contoh yang lebih baik daripada family
relationships?
Orang tua dan Guru Sekolah Minggu
saling berbagi tujuan yakni melihat anak
mengembangkan hubungan pribadinya
dengan Yesus dan membimbingnya
bertumbuh semakin hari semakin
menyerupai Tuhan. Ini bukan perkara siapa
mengerjakan apa, ini adalah kerja sama
dari dua belah pihak, kerja sama Gereja dan
Rumah Tangga.(kz)
- Meminta respons dengan motivasi
instrinsik mendampingi aplikasi dengan
motivasi ekstrinsik
Perjalanan iman bukan sesuatu yang terjadi
hanya pada hari Minggu. Perjalanan iman
adalah pengalaman perjalanan hidup.
Gereja dan rumah sama-sama punya peran.
God’s plan bagi pertumbuhan spiritual
anak melibatkan komunitas orang percaya.
Dalam Perjanjian Lama, keluarga dan
kehidupan masyarakat berpusat di sekitar
perayaan akan apa yang Allah telah lakukan
bagi mereka (Ulangan 6:4-6, 11:18-20, 6:2025). Anak berada di tengah-tengah perayaan
itu. Orang tua adalah guru utama mereka,
dan ruang kelas adalah lingkungan yang
aktif, multi-sensory dimana mereka tinggal.
Entahkah mereka menyadari atau tidak,
sesungguhnya orang tua jauh lebih
berperan mempengaruhi pertumbuhan
iman anak-anaknya daripada apa yang guru
atau program gereja lakukan.
Gereja dan rumah tangga perlu bergandeng
tangan dalam kehidupan anak. Apabila anak
itu menyaksikan kebenaran firman Tuhan
yang mereka pelajari di Sekolah Minggu
teraplikasi dan dijalankan oleh orang tua
mereka, maka mereka percaya apa yang
diajarkan itu benar adanya.
4
Q&A
Q Menurut Alkitab, apa yang harus kita lakukan
terhadap anak yang suka memberontak
(rebellious)?
1. Amsal 22:6 mengatakan "Didiklah orang
A
Anak yang suka memberontak
(rebellious child) pasti melakukan hal
tersebut karena berbagai macam alasan.
Cara mendidik yang kasar, kurang kasih
sayang, dan penuh dengan kritik biasanya
menghasilkan anak yang demikian.
Tentunya jenis parenting seperti ini harus
dihindari. Namun di sisi lain, seorang anak
mungkin saja memberontak bagaimana pun
jenis parenting yang kita lakukan.
Beberapa anggapan mengatakan rebellious
child sebenarnya memiliki kemauan yang
kuat (strong-willed personality), keinginan
yang besar untuk mengontrol sesuatu dan
komitmen untuk menolak otoritas. Tapi di
balik itu, mereka biasanya anak yang pintar
secara intelektual, mampu menemukan
solusi dari situasi sulit dengan kecepatan
yang luar biasa, dan mampu mencari cara
untuk mengontrol lingkungan dan orangorang di sekitarnya. Anak-anak ini, di mata
orang tuanya, adalah tantangan yang luar
biasa melelahkan.
Seperti yang kita ketahui, Allah menciptakan
setiap anak dengan unik, termasuk anakanak pemberontak ini. Allah mencintai
mereka, dan Dia memperlengkapi para
orang tua untuk menghadapi tantangan
tersebut. Ada beberapa prinsip Alkitabiah
yang berbicara bagaimana menghadapi
anak yang rebellious dan strong-willed.
muda menurut jalan yang patut baginya,
maka pada masa tuanya ia tidak akan
menyimpang dari jalan itu." Bagi semua
anak, jalan yang patut bagi mereka adalah
jalan yang mengarah kepada Tuhan.
Mengajar anak tentang Firman Tuhan
adalah krusial, mereka harus paham siapa
Allah itu dan bagaimana seharusnya kita
melayani Dia. Bagi anak yang berkemauan
kuat (strong-willed child), apabila kita
mengerti apa yang memotivasi dia --yaitu
keinginan untuk mengontrol-- itu akan
menolongnya menemukan "jalan"nya. Anak
yang rebellious seperti ini harus mengerti
bahwa bukan dia yang berkuasa atas dunia
ini, melainkan Tuhan; sehingga ia harus
melakukan segala sesuatu dengan cara
Tuhan. Pemahaman ini juga perlu diyakini
dan dijalankan oleh para orang tua. Orang
tua yang memberontak atau menentang
Tuhan tidak akan bisa membuat anaknya
menjadi anak yang penurut.
Setelah anak paham bahwa Allahlah yang
membuat peraturan, tanamkan pada anak
bahwa Allah memakai orang tua sebagai
alatNya dan akan melakukan segala hal
yang diperlukan agar Tuhan menjadi pusat
dalam keluarga. Ajarkan pada anak bahwa
rencana Allah ialah orang tua adalah
pemimpin dan anak pengikutnya. Jangan
tidak konsisten dalam menerapkan hal
tersebut, karena anak yang strong-willed
bisa menyadarinya dan akan mengambil
kesempatan untuk kembali mengontrol
situasi. Prinsip tunduk dan taat pada
otoritas sangatlah penting bagi anak
strong-willed.
...Bersambung ke halaman 6...
5
Jika ia tidak mempelajari hal ini di masa
kecilnya, masa depannya akan penuh
konflik dengan otoritas, termasuk boss
di tempat kerja, polisi, hakim, pemimpin
militer, dsb. Roma 13:1-5 jelas mengatakan
bahwa tiap orang harus takluk kepada
otoritas yang ditetapkan oleh Allah.
Anak strong-willed hanya akan taat pada
peraturan/ hukum jika itu masuk akal
buatnya. Berikan alasan yang kuat dari
sebuah peraturan dan ulangi secara
konstan tentang kebenaran bahwa kita
harus melakukan hal sesuai dengan cara
Tuhan dan fakta itu tidak dapat dinegosiasi.
Jelaskan bahwa Allah memberikan
tanggung jawab kepada orang tua untuk
mengasihi dan mendisiplinkan anak-anak
mereka; jika orang tua gagal melakukan
hal tersebut maka orang tua tidak taat
pada perintah Allah. Jika memungkinkan,
berilah beberapa kesempatan untuk anak
bisa membuat keputusannya sendiri
agar ia tidak terlalu merasa powerless.
Contoh: pergi ke gereja adalah suatu
keharusan dan tidak negotiable karena
Allah memerintahkan kita untuk berkumpul
bersama dengan para orang percaya
(Ibrani 10:25), tetapi anak bisa diberi
kesempatan untuk memilih dimana mereka
duduk di dalam gereja, baju mana yang
reasonable yang mau mereka pakai, dll.
Beri mereka project dimana mereka bisa
memberi masukan dalam rencana liburan
keluarga misalnya.
2. Parenting harus dilakukan dengan
konsisten dan kesabaran. Orang tua harus
belajar untuk tidak meninggikan suara
atau memukul saat dalam keadaan marah.
Jika kita tidak bisa menahan emosi, anak
strong-willed akan mampu mengetahui
bagaimana mengontrol orang tua dengan
membuat orang tua frustrasi dan hilang
kendali. Disiplin fisik seringkali gagal
diterapkan untuk anak seperti ini karena
mereka menikmati situasi ketika mereka
mampu mendorong orang tua sampai
kepada breaking point; sehingga rasa sakit
dari disiplin fisik tidak menjadi punishment
buat anak-anak ini.
Beberapa orang tua seringkali mengatakan
anak-anak ini bahkan bisa tertawa saat
dipukul orang tuanya; jadi mungkin cara
tersebut bukanlah metode terbaik untuk
mendisiplinkan mereka. Disinilah buahbuah roh kesabaran dan pengendalian diri
paling dibutuhkan dalam menghadapi anak
yang strong-willed/ rebellious.
Bagaimanapun besarnya tekanan dalam
mendidik anak-anak ini, orang tua bisa
bersandar pada janji Tuhan bahwa Ia
tidak akan membiarkan kita dicobai diluar
kekuatan kita (1 Korintus 10:13). Jika Allah
mengijinkan anak-anak ini lahir di tengah
keluarga kita, yakinlah bahwa Tuhan tidak
salah dan Ia akan menyediakan tuntunan
dan segala hal yang diperlukan untuk
mendidik mereka. Di sinilah saat dimana
frase "berdoa tanpa henti" (1 Tesalonika
5:17) menjadi lebih mempunyai arti bagi
para orang tua. Orang tua dengan anak
strong-willed/ rebellious akan terus
menerus berdoa kepada Tuhan, memohon
kebijaksanaan yang Ia janji sediakan
(Yakobus 1:5). Pada akhirnya, kita tahu
bahwa anak strong-willed yang dididik
dengan baik akan bertumbuh menjadi
orang dewasa yang high-achieving dan
sukses. Anak yang rebellious akan menjadi
orang Kristen yang berani dan penuh
komitmen untuk memakai talenta mereka
melayani Tuhan; sebagai bentuk kasih dan
hormat akan usaha orang tua yang telah
mendidik dengan baik. -msg
Sumber: The New Strong-Willed Child by
James Dobson.
6
Teachers' profIle
Eviwaty
Guru kelas Toddler (Usia 2 sampai 3 tahun)
Saya mama dari David (2 tahun) dan guru Sekolah
Minggu di kelas Toddler. Saya datang ke Sydney
tahun 2005 untuk melanjutkan studi Accounting di
Macquarie University. Di tahun inilah, saya diajak
untuk melayani di sekolah minggu sebagai assisten
dan kemudian menjadi guru di kelas Explorer.
Di tahun 2010 saya mempunyai kesempatan untuk mengambil studi Early Childhood di Tafe
selama setahun.Dari sana saya lebih mengerti perkembangan anak dari berbagai segi baik
itu fisik, emosi, bahasa, bagaimana memimpin kelas, mempersiapkan mainan yang sesuai
dengan umur anak dan banyak hal lainnya. Hal ini memperlengkapi saya untuk melayani
lebih baik lagi di sekolah minggu.
Setelah vakum selama dua tahun lamanya, saya kembali mengajar di kelas Toddler pada
tahun 2015 lalu. Dibekali dengan ilmu yang dipelajari di Tafe dan menjadi seorang ibu, saya
diingatkan kembali betapa pentingnya sekolah minggu bagi pertumbuhan iman anakanak kecil. Hal ini jelas berbeda ketika kita sebagai orang tua menitipkan anak di tempat
pengasuhan (child care).
Sungguh sukacita yang besar ketika melihat anak-anak sekolah minggu boleh mengerti
Firman Tuhan dan bertumbuh mencintai Yesus.
Saya sangat menganjurkan khususnya bagi orang tua RECI untuk boleh melayani sebagai
guru di sekolah minggu.
Soli Deo Gloria.
Lorina Setiawan
Guru kelas Explorer (Usia 3 sampai Kindergarten)
Nama saya Lorina Setiawan. Saya pindah ke Sydney pada tahun
2006. Saat ini saya mengajar sekolah minggu di kelas Explorer B
(usia 4 tahun-Kindergarten).
Saya bersyukur karena saya dilahirkan dan dibesarkan dari
keluarga Kristen. Masih teringat, bagaimana saya sangat senang
datang ke Sekolah Minggu, untuk bernyayi bersama, belajar
Firman Tuhan, menghafal ayat2 Alkitab and membuat prakarya.
Masa2 belajar di Sekolah Minggu sangat berkesan buat saya, karena saya terus diingatkan
betapa kasih Tuhan begitu besar kepada saya sampai saat ini. Oleh karena itu, saya juga
ingin anak saya (Karen) untuk belajar Firman Tuhan sejak dini agar ia mempunyai landasan
iman yang kuat untuk menjalani hidupnya ke depan. Saya juga berharap agar kita sebagai
orangtua dan guru bisa terus mempunyai semangat seperti anak kecil yang begitu rajin
belajar dan mendengarkan Firman Tuhan.
...Bersambung ke halaman 8...
7
Menjadi guru Sekolah Minggu merupakan berkat bagi saya, karena saya diberi kesempatan
untuk melayani anak2 dan mengarahkan mereka pada Kristus. Sungguh menyenangkan
melihat bagaimana anak2 belajar mengenal siapa Juruselamat kita. Tidak hanya anak2 yang
belajar, tetapi kita sebagai guru juga belajar supaya terus bertumbuh di dalam Dia.
Kiranya Tuhan boleh memakai setiap orangtua and guru2 Sekolah Minggu untuk membimbing
anak2 untuk mengenal akan Juruselamat kita. Biarlah kita boleh mendoakan anak2 kita agar
mereka terus bertumbuh di dalam Kristus.
Shanty Ke
Guru kelas Adventurer (Year 1 and 2 )
Nama saya Shanty.
Latar belakang keluarga saya adalah Kong Fu Zhu, dari kecil
saya di ajarkan bai bai.
Kalau gak salah ingat, waktu kecil pernah ke gereja satu atau
dua kali, cuma ingat saya dapat sticker kecil dari gereja dan
seneng banget.
Saya baru kenal Tuhan setelah saya kuliah ke Jakarta, temenku yg paling baik sering ajak saya
ke persekutuan pemuda, dia aktif di paduan suara. Sering undang untuk lihat dia nyanyi.
Saya pernah bilang sama satu temen bahwa saya tidak pernah akan jadi orang Kristen,
soalnya saya tahu bahwa orang tua saya tidak akan pernah mengizinkan saya jadi orang
Kristen. Tapi malah sebaliknya saat Tuhan menangkap saya, saya tidak bisa lari dari Dia. Saya
mengucapkan syukur Dia masih mau memilihku yang tidak ada apa-apa, walaupun saya
pernah menolak Dia sebelumnya.
Saya di baptis di GKJMB – Pluit, setelah itu ada satu panggilan untuk melayani bagi orang
–orang yg baru di baptis. Hati saya tergerak untuk melayani, saya nanya Tuhan dimanakah
harus saya layani saya di pimpin Tuhan untuk melayani di sekolah minggu. Saya masih ingat
pertama hari melayani di SM anak – anak kelas 3, saya rasa wow… anak2 SM lebih pinter
cari ayat-ayat Alkitab dari pada guru ini yg tidak tahu gimana cara cari ayat-ayat alkitab. Tapi
mengucapkan syukur di pimpin Tuhan selama melayani di SM saya belajar banyak terutama
mengasihi anak2 yg masih polos dan belajar sabar.
Saya mengucapkan syukur kepadaTuhan bahwa Dia masih mempercayakan saya untuk
melayani di SM di RECI.
8
Soting Reza Santoso
Guru kelas Navigator (Year 3 and 4)
Nama saya Soting Reza Santoso,
Papa dari Jocelynn Amaris So.
Saya terlahir dari keluarga Kristen.
Dari usia 14 tahun-an saya sudah mulai melayani
Sunday School. Mulai sebagai assistant guru untuk
cici saya, di kelas Batita (Bayi Tiga Tahun).
Saat ini saya mengajar kelas Navigator
(Year 3 & 4 atau Umur 8 to 10).
Mulai mengajar di RECI ketika Jocelynn berusia
2 tahun (2010), berawal dari diajak untuk melayani, jadi saya mengajar dan menjaga
Jocelynn. Mengajar Sunday School selalu saja ada tantangannya mulai dari harus
membuat creativity sampai dengan creativity bagaimana menyampaikan Firman Tuhan ke
anak-anak. Puji Tuhan team Sunday School selalu saling membantu memperlengkapi.
Saya meng-encourage para orang tua untuk mendorong anak-anaknya terlibat di dalam
pelayanan Sunday School sejak High School.
Mereka bisa memulai sebagai assistant guru. Waktu pertama kali saya melayani sunday
school ini bukan 100% dari diri saya yang mau.
Tetapi ada dorongan dari orang tua dan juga support dari guru sekolah minggu (gsm) yang
lain.
Sungguh saya bersyukur bisa terlibat di dalam pelayanan RECI Sunday School.
Saya mengajak para orang tua juga boleh terlibat di dalam pelayanan ini, baik secara
langsung (menjadi gsm) atau tidak langsung (men-support anak-anak remaja mereka untuk
menjadi gsm dan men-support gsm)
Pelayanan Sunday School adalah pelayanan masa depan bagi gereja dan negara kita.
9
Jessica Jap
Guru Young Achiever (Year 5 and 6)
Nama saya Jessica, dan saya biasa dipanggil
Jeje. Saya datang ke Sydney untuk kuliah di
tahun 2010. Saat ini saya mengajar kelas
Young Achiever – yaitu year 5 dan year 6.
Saya tidak terlahir dari keluarga Kristen, tetapi
sejak kecil saya bersekolah di sekolah Kristen
dan papa & mama saya pun selalu
mengantar saya ke sekolah minggu.
Walaupun papa dan mama belum menjadi Kristen pada saat itu, tetapi mereka selalu
dengan rutin mengantar jemput saya dan bahkan mereka tidak pernah sekalipun
menyarankan untuk bolos kalau bukan karena ada urusan penting.
Mengingat kembali akan hal ini membuat saya bersyukur dan takjub akan anugerah
Tuhan – bagaimana anugerahNya mampu menggapai saya yang sekalipun tidak terlahir
di keluarga Kristen sehingga saya boleh memperoleh berkat untuk bisa mengenal
Dia, dan terlebih lagi ketika papa dan mama juga akhirnya menerima Yesus sebagai
Juruselamat.
Hari Minggu adalah hari favorit saya ketika saya kecil karena sekolah minggu adalah
hal yang sangat saya nanti-nantikan. Kenangan saya ketika di sekolah minggu begitu
melekat bahkan sampai sekarang : kisah-kisah Alkitab yang diceritakan, lagu-lagu yang
dinyanyikan, aktivitas yang dilakukan, laoshi-laoshi yang mengajar, dan bahkan hadiahhadiah yang pernah saya terima setiap kenaikan kelas. Boleh dikatakan peran sekolah
minggu begitu besar didalam perjalanan iman saya sebagai seorang Kristen dan
didalam menjalin hubungan dengan Tuhan walaupun seringkali saya datang ke sekolah
minggu dengan motivasi yang salah (hehe :P).
Menjadi guru sekolah minggu tidak pernah terlintas di benak saya sampai pada suatu
hari di tahun 2013 saya diajak untuk melayani bersama di bagian sekolah minggu.
Saya bersyukur karena saya diberi kesempatan untuk melayani di sekolah minggu
dan juga boleh menjalin hubungan dan bekerja sama dengan anak-anak di berbagai
kesempatan. Saya bersyukur karena bukan saja saya diberi kesempatan untuk mengajar
mereka, tetapi juga bagaimana saya boleh belajar dari mereka.
Saya rindu anak-anak boleh mengenal dengan baik siapa Kristus dan membangun
relasi yang indah dengan Dia, dan bukan hanya sekedar mengingat cerita-cerita Alkitab
dan datang ke gereja sebagai rutinitas.
Kiranya jemaat sekalian boleh bersama-sama membantu kami para guru didalam
membimbing anak-anak sehingga mereka boleh selalu diingatkan akan kasih Tuhan
yang senantiasa nyata didalam hidup mereka sehingga mereka pun boleh bertumbuh
didalam Dia.
.
10
11
BIBLE QUIZ
1. Why are we to put on the armour of God?
– Ephesians 6:11
2. “We __________not against flesh and blood”
– Ephesians 6:12
3. We fight against p________ and p__________.
— Ephesians 6:12
4. What kind of rulers are we warring against?
– Ephesians 6:12
5. What will we be able to do by putting on the whole armour
of God? – Ephesians 6:13
6. What will our “loins” be “girted” with? – Ephesians 6:14
7. What kind of “breastplate” will we have on? – Ephesians
6:14
8. Where will the “gospel of peace” be? – Ephesians 6:15
9. What will the “shield of faith” quench? – Ephesians 6:16
10. Take on the _________of salvation. –Ephesians 6:17
11. What is the “sword of the Spirit”? – Ephesians 6:17
12
Download