BASAYA PENYAKIT CACING SOIL TRANS]I'{ITTED HELTI{INTH (STH) DAN PENGENDALIAN}{YA OlehRokhmani Infeksi soil Transmitted Helminth (sTH) adalah golongan cacing usus ($enratoda usus) infektif. Contoh cacing Calam perkembanganya mernbutuhkan tanah untuk meqiadi bentuk tersebut adalah Ascaris lumbricoides, Hookworm $'leeatar americanus dan Ancylostoma pada usus manusia duadenole), Strongiloides stercoralis, Triehuris trichiura yang habitatnya STH yang habitatnya pada usus hewan adalah Toxoecra, cantso Tsxocara Cati, Ancylostoma oleh braziliense, Ancylostoma ceylanicum, Ancylostomo caninum ". Infeksi yang disebabkan cacing A. lumbricoide.r disebut Aseariasis. Di Indonesia prevalensi Aseariasis tinggr' banyak frekuensinya antara 60% sampai 90% terutama terjadi pada anak-aaak; A" lumbricoides pada daerah iklim tropis dan subtropis khususnSa negara-negara berkembang seperti terjadi Amerika Selatan, Afrika dan Asia" (Anonim, 2008)' pada makalah penyuluhan ini akan dibahas bcberapa cacing saja yutv Ascaris Iumbrieoides, Hoolcworm {Necator ameriearcus I Ancytostrsfia duadensle) danTrichuris triehtura Ascaris lambricaides Morfologi A. Iumbricofdes merupakan cacing tertresar diantara Nematoda lainy4 Cacing betina memiliki ukuran besar dan panjang. Ukuran cacing jantan 10-30 cm dengan diameter 2-4 mm, betina 22-35 cm, kadang-kadang sampai 39 cm dengan diameter 3'6 mm- Siklus Hidup Cacing dewasa didalam usus halus memproduksi telur. Cacing betina setelah kawin dapat memproduksi telur tiap harinya kurang lebih 200.000 butir, kemudian dikeluarkan bersamaan (tidak feses waktu buang air besar. Telur yang dikeluarkan menrpakan telur yang unfertile infeksius) dan telur fertile. Pada tanah yaag lembab, berlumpur dan teduh memudal*an pertumbuhan telw fe*ile menjadi telur infektil biasanya hutuh waktu kurang lebih 18 hari. Telur ini infeaife. Jika suatu ketika telur tertelan oleh manusia, akan masuk ke lumen kemudian dala6 usus telur rnenetas msnjadi larva dan larva akan menembus mucosa usus. yang berisi larva usus melalui vena porta menuju hepar kemudian melalui arteri hepatika masuk ke sirkulasi sistemik. Dari sirkulasi sistemik melalui venavena balik menuju jantung kanan yaitu atrium kanan bio.unsoed.ac.id kemudian ke ventrikel kanan 8 dan masuk ke paru-paru melalui arteri pulmonalis masuk ke kapiler, karena ukuran larva tebih besar dari kapiler maka terjadi perdarahan di kapiler (LungMigrarionl. Migrasi berlangsung selama 10-15 hari. sehingga larva dapat migrasi ke ilveoli menuju branchus, traehea, larink, pharyru, dan akhirnya ikut tertelan masuk kedalarn usus dan tumbuh jadi bentuk deurasa Jika cacing dewasa jantandan betina kawin, betina sudah dapat rneaghasilkan telur kurang lebih 2 bulansejak infeksi pertama" (Anonim, 2008). Gejala klinik yang dapat muncul akibat infeksi A. lumbricoides arrtan lain rasa tidak enak pada perut (abdominat discomfort), diare, nau$ea, vomiting, berat badan turun dan malnutrisi. Bolus yang dihasilkan cacing dapat menyebabkan obstruksi intestinal, sedangkan larva yang migrasi dapat menyebabkan pneumoria dan eosinaphilid'(Anonim, 2008)' Diagnosis dapat ditegakkan dengan mengidentifikasi adanya telur pada feses dan kadang fupat dijumpai casing dewasa keluar bersama feses, rntrntahan ataupun melalui pemeriksaan radiologi dengan csnffis bariumo' . Pencegahan dilakukarr dengan memperbaiki cara dan saftma pembuangan feses, ruencegah kontaminasi tangan dan juga makanan dengan tanalt yaitu dengan cara cuci bersih sebelum makan, mencuci sayur-sayuran dan buah-buahan dengan baik, menghindari pemakaian feses sebagai pupuk dan mengobati penderita dengan obat cacing. Eook*arw (N. americanus dan A. duadenale) Morfologi Spesies cacirg Haokwarmyang paling sering menginfeksi manusia adalahA. Cuodenale dan ff americanus. Keduanya dibedakan berdasarkan bentuk dan ukuran cacing Cewasa, buccal eavily (rongga mulut), barss copul*trix. Cacrng jantan. l. duodenale mempuny?i ukuran lebih besar dan panjang daxi pada ',{.americemts", N. arnericannr jantan mempunyai pa4iang 8-11 mm dengan diameter 0,+ 0,5 mnL sedangkan cacing betina mempunyai panjang 10-13 mm dan diameter 0,6 mm6. ?ada buccal mempunyai 2 pasang'tufting plates" yaitu sepasang keadaan istirahat tubuhnya m€nyenpai huruf "S". cwity (rongga muluQ di venEal dan sepasang di dorsal. Dalam A. Duoderwlejantan mempunyai panfang 7-9 mm dan diameter O3 mm sedang casing betinaoya mempunyai panjasg 9-11 mm dan diameter 0.4 mm. P.ada buceal cavity (rongga mulut) mempunyai 2 pasang gigi di anterior dan di posterior. Lwva cacing menembus kulit akan menyebabkan reaksi erythematut Larva di parupanr menyebabkan perdarahaa eosinophilia dan pneumr:nia. Ketilangau banyak darah akibat kerusakan intesthal dapat menyebabkan anemia(Gandatr-rsada dkk., 1998), Prevalensi infeksi oacing ini terjadi pada anak-anak" {Ginting 2003). Siklus hidup Hook worm" Telur keluar bersama feses yang merupakan telur tidak bio.unsoed.ac.id infektig biasanya berisi blastomer. Pada tanah yang tedull gembur, berpasir dan hangat memudahkan untuk pertumbuhan telur biasanya telur menetas dalam 1-2 hari dalam bentuk ,habditiform larva. Setelah waktu kurang lebih 5-1O hari tubuh menjadi larta Jilurifalm y&8 merupakao bentuk infehife. Bentuk danlarvafilarifarm ini dapat dikenal dari buccsl cavity yang menufup. Bila selama periode infektif terjadi kontak dengan kulit manusi4 makafilariform larva akan menembus kulit dan masuk ke jaringan kernudian memasuki peredaran darah dan pembuluh lympe, dengan mengikuti peredaran darah vena sampai ke janttmg kanan rnasuk ke paru-paru lewat arteri pulmonalis kemudian masuk kekapiler, karena ukuran larva lebih besar akhimya kapiler pecah {lung migration) kemudian bermigrasi menqiu alveoli, branchus, larinh pharink dan akhirnya ikut tertelan masuk kedalam usus. Setelrch di usus halus larva melepaskan kulitnya lalu melekatkan diri pada mukosa usus, tumbuh sampei me4iadi dewasa. Waktu yang dibutuhkan infeksi melalui kulit sampai cacing dewasa betina menghasilkan telur kurang lebih 5 minggu. Infeksi juga bisa melalui mulut apabila manusia taopa sengaja menelanfiloriform larva ke usus Can tnmbuh menjadi dewasa tanpa melalui lang migratian" Gejala klinik yang dapat muncul oleh cacing ini adalah pneumonia, batuk terus- mensn$, dyspnue dan hemoptysis yang dapat menandai adanya migmsi larva ke paru-paru. Bergantung pada infeksi cacing dewas4 infeksi pencernrwt dapat menyebabkan anorexia,p&ffi' *iare, berat badan turun dan anemia(Gandahusada, dkk., 1998). Diagnosa dapat ditegakkan Cengan ditemukannya telur/cacing dewasa pada feses penderita (Gandahusadadkk., 1998). Pencegrhnn dapat dilakukan dengaa memutus rantai lingkaran hidup cacing dengaa cara : tethadap sumber infeksi dengan mengobati penderita dengan memberikan obat cacing memperbaiki cara dan sarana feses dan memakai alas kaki. ''. Triehuris trichiara Morfologi Cacing dewasa berbentuk canbuk dengan 215 baganposterior tubuhnya tebal dan 3/5 baeia$ anterior lebih kecil. Cacing jantan memiliki ukursn lebih pendek pada betina dengan ujung posterior yang melengkung {34 cm) dari ke ventral. Cacing betina memiliki ukuran 4-5 cm dengan ujung posterior yang membulat. Memiliki bentuk oesophagus yang khas disebut dengan Schistosama oesophogus". Telur benrkuran 30-54 x 23 mikron dengan benttrkan yaog khas lonjcng seperti tong (barrel shape) dengan dva mucoid plug pada berwarna transparan" kdua ujung yang . Cacing ini dapat menyebabkan kehilangan darah. Pada inflamasi, infiltrasi eosinophilia, dan bio.unsoed.ac.id infeksi yang parah menyebabkan rectal prolapse dan dapat defisiensi nurisi. Prevalensi infeksi cacing ini tinggi dan erat deagan auak usia SD. Transmisi dipercepat dengan saniasi yang jelek dan tanah yang hangat. Siklus Hidnp T. trichiurd'yaitu Telur keluar bersama feses penderita biasanya telur unembryonated' Ditanah yang teduh dan lembab merupakan kondisi yang paling sesuai untuk pertumbuhan telur. Pertumbuhan menjadi telur infektif membutuhkan waktu 15-30 hari, ditemukan telur berisi larva stadium III. Manusia terinfeksi apabila tanpa sengaja menelan telur yang infektif' Oan masuk ke dalam usus halus dan dinding telur akan pecah dan larvanya keluar melalui kripte usus halus kemudian menuju ke caecum. Larva akan-fumbuh menjadi cacing iewasa dan tinggal d caecum dan kolon dengan cara menancapkan mulutnya ke dinding usus, sebagai habitatnya dalam waktu rc-n minggu tanper rnelalui lung migration. Apabrla cacing jantan dan betina kawin, betina akan menghasilkan telur 3SO0-20.000 perhari" Gejrla klinik : Dapat menyebabkan diare, anemia, penunnnan berat badan, nyeri pegto nauseq vomiting, easinophilia, tenesmus, rectal prolarrse, pertumbuhan lambat. Diagnosis dapat ditegakkan dengan menemukan te ur di dalam feses" (Gandahusad4 dkk., 1998). Penccgahan dilahrkan dengan memperbaiki cara dan sarana pembuangan feses, meacegah kontaminasi tangan dan juga makanan dengan tanah dengan cara cuci bersih sebelum makan, mencuci dan memasak sayur-sayuran dengan baik, menghindari pemakaian feses sebagai pupuk. Pemeriksaan Mikroskopis dengan metode pemeriksaan secara mikroskopis ,vang sering dilalrukan adalah Pemeriksaan feses dengan cara langsung {sediaan basah) Untuk metode ini cibagi dalam beberapa metode lagi yaitu pemeriksaan feses dengan cara langsung dengan kaca penufup dan pemeriksaan feses dengan cara langsung tanpa kacapenutup. PENUTUP Masyarakat pada umumnya diharapkan mengetahui tentang cacing yang ditularkan oleh tananh karena dapat te{angkit dan dapat menular dari dan kepada manusia sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan akan terhindarnya dari infeksi cacing tersebut. pada anak usia SD sangat rentan dan kejadiannya cukup tinggi sehingga usaha sanitasi lingkungan dan hygiene seoptimal mungftin dilaksananakan serta pengendalian dengm pemberian obat cacing.. Gandahusada" I}AFTAR PUSTAKA bio.unsoed.ac.id S'H.D.Ilahude W.Pribadi. l998.Pamsitologi dan Kedokreran. Balai penenrbit FKUI., Jakarta Anonim,2000, Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Basnyumas purwokerto