Tsunami Early Warning System

advertisement
Aulia Rahman Setyadi
15508037
Tsunami Early Warning System
(Sistem Peringatan Dini Tsunami)
Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh
perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan
permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di
bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau
hantaman meteor di laut. Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah
merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan
mengakibatkan
korban
jiwa
manusia
serta
menyebabkan
genangan,
pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih..
Banyak
kota-kota
di
sekitar Pasifik,
terutama
di Jepang dan
juga Hawaii, mempunyai sistem peringatan tsunami dan prosedur evakuasi
untuk menangani kejadian tsunami. Bencana tsunami dapat diprediksi oleh
berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia dan proses terjadinya
tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar atau permukaan
laut yang terhubung dengan satelit.
Sistem Peringatan Dini Tsunami
Sistem
peringatan
dini
adalah
sistem
yang
menginformasikan
kemungkinan terjadinya bahaya sebelum bahaya tersebut terjadi. Termasuk
sistem biologis yang dimiliki oleh makhluk hidup maupun sistem hasil buatan
manusia. Yang termasuk sistem biologis adalah rasa sakit dan rasa takut
(yang umumnya menjadi bagian dari insting) yang dimiliki makhluk hidup
secara alamiah. Sementara yang termasuk sistem buatan adalah sistem yang
dirancang manusia untuk mengumpulkan data-data terkait dan mengolahnya
menjadi parameter kemungkinan terjadinya bahaya. Sistem buatan manusia
ada yang dibuat untuk tujuan sipil dan ada juga yang khusus untuk tujuan
militer. Dalam hal ini sistem peringatan dini untuk tsunami termasuk untuk
tujuan sipil. Begitu pula dengan alat pendeteksi asap, alat pendeteksi gempa,
dan lain sebagainya. Sementara alat peringatan dini untuk militer antara lain
adalah alat pendeteksi misil balistik, pendeteksi serangan nuklir, alat
peringatan antirudal pesawat tempur, dan lain sebagainya.
1
Aulia Rahman Setyadi
15508037
Tsunami Warning System (TWS) dibangun untuk mendeteksi gejalagejala alam yang berpotensi untuk mendatangkan bencana tsunami sekaligus
mencari lokasi pusat gempa yang menyebabkan tsunami tersebut. Laporan
yang diberikan oleh TWS ini bisa digunakan untuk memprediksi besar
kerusakan yang akan ditimbulkan dan daerah-daerah yang akan terkena
dampak tsunami. Sistem ini terbagi menjadi dua komponen penting, yaitu
jaringan sensor-sensor pendeteksi tsunami dan infrastruktur komunikasi yang
berguna untuk menyampaikan peringatan dini. Peringatan dini tsunami
menghendaki kewaspadaan dan evakuasi sebelum tsunami datang. Laju
informasi peringatan dini sangatlah penting mengingat selang waktu antara
gempa bumi sampai tsunami mencapai daratan cukup singkat.
Terdapat
dua
jenis
peringatan
dini
tsunami:
peringatan
dini
internasional dan peringatan dini regional. Keduanya bergantung pada
kenyataan bahwa tsunami bergerak dengan laju 500 – 1000 km/jam (sekitar
0,14-0,28 km/detik) di laut lepas, sementara gempa bumi dapat terdeteksi
dengan cepat melalui gelombang seismik yang bergerak dengan laju rata-rata
14.400 km/jam atau sekitar 4 km/detik. Dengan memperhatikan gelombang
seismik yang muncul, dimungkinkan adanya tenggang waktu untuk prakiraan
tsunami sekaligus penyampaian peringatan ke daerah yang terancam
tsunami. Hanya saja, karena belum ada model yang jelas yang dapat
menghubungkan gempa bumi dan tsunami, peringatan oleh gelombang
seismik menjadi kurang dapat diandalkan. Metode yang lebih pasti adalah
dengan menggunakan alat pengamat dasar laut untuk melihat gelombang
tsunami di laut lepas dengan jarak sejauh mungkin dari garis pantai.
2
Aulia Rahman Setyadi
15508037
Metode Penyampaian Peringatan :
Gambar Flow Chart dari Tsunami Warning System NOAA (sumber gambar
:http://www.tsunami.noaa.gov/images/warning-system-smaller.jpg)
Dari gambar diatas merupakan mekanisme kerja dari system TWS
NOAA,
bisa
kita
lihat
bahwa
setiap
ada
gempa
yang
terjadi
di
bawah laut maka akan setiap instrument-instrument yang berkaitan akan
mengirim kan data hasilnya kepada Tsunami Warnings Centre, dari data
tersebut apakah akan menghasilkan tsunami atau tidak tetap di beritahukan
kepada badan-badan pemerintah yang berwenang yang selanjutnya akan di
analisa dan di beritahukan kepada masyarakat umum melalui sirine
peringatan maupun Televisi, radio dan televise kabel.
3
Aulia Rahman Setyadi
15508037
Namun bagaimanapun, system peringatan dini yang telah dibuat
tersebut masih memiliki kelemahan. Tak ada sistem yang dapat melindungi
manusia dari bencana tsunami yang terjadi tiba-tiba. Oleh karena itu, sampai
saat ini peringatan dini tsunami belum pernah menyelamatkan seorang pun
dari bencana tsunami mendadak. Walaupun demikian, peringatan dini
tsunami masih dapat bekerja efektif jika jarak pusat gempa sangat jauh. Hal
ini dapat memberikan kesempatan bagi para penduduk untuk melakukan
evakuasi. Sistem Peringatan Dini merupakan mata rantai yang spesifik
(hubungan yang kritis) antara tindakan-tindakan dalam kesiapsiagaan dengan
kegiatan tanggap darurat. Ada 2 (dua) faktor yang berperan dalam kerangka
Sistem Peringatan Dini yaitu pihak Pengambil Keputusan dan Masyarakat.
Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia
Pemerintah Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor, telah
mengembangkan Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian
Tsunami Early Warning System - InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta. Sistem ini
memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami jika terjadi gempa
yang berpotensi mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada sekarang ini
sedang disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan dapat mengeluarkan 3
tingkat peringatan, sesuai dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung
Pengambilan Keputusan (Decision Support System - DSS).
Pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak,
baik instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga internasional,
lembaga
non-pemerintah.
Koordinator
dari
pihak
Indonesia
adalah
Kementrian Negara Riset dan Teknologi (RISTEK). Sedangkan instansi yang
ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan info gempa dan
peringatan tsunami adalah BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika). Sistem ini didesain untuk dapat mengeluarkan peringatan tsunami
dalam waktu paling lama 5 menit setelah gempa terjadi.
Sistem Peringatan Dini memiliki 4 komponen: Pengetahuan mengenai
Bahaya
dan
Resiko,
Peramalan,
Peringatan,
dan
Reaksi.Observasi
(Monitoring gempa dan permukaan laut), Integrasi dan Diseminasi Informasi,
Kesiapsiagaan.
4
Aulia Rahman Setyadi
15508037
Cara Kerja
Sebuah Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah merupakan rangkaian
sistem kerja yang rumit dan melibatkan banyak pihak secara internasional,
regional, nasional, daerah dan bermuara di Masyarakat.
Apabila terjadi suatu Gempa, maka kejadian tersebut dicatat oleh alat
Seismograf (pencatat gempa). Informasi gempa (kekuatan, lokasi, waktu
kejadian) dikirimkan melalui satelit ke BMKG Jakarta. Selanjutnya BMG akan
mengeluarkan info gempa yang disampaikan melalui peralatan teknis secara
simultan. Data gempa dimasukkan dalam DSS untuk memperhitungkan
apakah gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami. Perhitungan
dilakukan berdasarkan jutaan skenario modelling yang sudah dibuat terlebih
dahulu. Kemudian, BMKG dapat mengeluarkan info peringatan tsunami. Data
gempa ini juga akan diintegrasikan dengan data dari peralatan sistem
peringatan dini lainnya (GPS, BUOY, OBU, Tide Gauge) untuk memberikan
konfirmasi apakah gelombang tsunami benar-benar sudah terbentuk.
Informasi ini juga diteruskan oleh BMKG. BMKG menyampaikan info
peringatan tsunami melalui beberapa institusi perantara, yang meliputi
(Pemerintah Daerah dan Media). Institusi perantara inilah yang meneruskan
informasi peringatan kepada masyarakat. BMKG juga menyampaikan info
peringatan melalui SMS ke pengguna ponsel yang sudah terdaftar dalam
database BMKG. Cara penyampaian Info Gempa tersebut untuk saat ini
adalah melalui SMS, Facsimile, Telepon, Email, RANET (Radio Internet), FM
RDS (Radio yang mempunyai fasilitas RDS/Radio Data System) dan melalui
Website BMG (www.bmg.go.id). Berikut ini merupakan gambaran cara kerja
sistem peringatan dini tsunami di Indonesia
5
Aulia Rahman Setyadi
15508037
Gambar Tsunami Warning System (TWS) yang ada di Indonesia
Pengalaman serta banyak kejadian di lapangan membuktikan bahwa
meskipun banyak peralatan canggih yang digunakan, tetapi alat yang paling
efektif hingga saat ini untuk Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah RADIO.
Oleh sebab itu, kepada masyarakat yang tinggal didaerah rawan Tsunami
diminta untuk selalu siaga mempersiapkan RADIO FM untuk mendengarkan
berita peringatan dini Tsunami. Alat lainnya yang juga dikenal ampuh adalah
Radio Komunikasi Antar Penduduk. Organisasi yang mengurusnya adalah
RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia). Radio sangat cocok digunakan
karena radio dapat beroperasi dengan baterai dimana saat terjadi gempa
biasanya terjadi pemadaman listrik. Selain itu karena ukurannya kecil, dapat
dibawa-bawa (mobile). Radius komunikasinyapun relatif cukup memadai.
Sumber :
id.wikipedia.org
www.ilmukelautan.com
6
Download