Term Of Reference Peran Masyarakat Sipil Dalam Penanggulangan

advertisement
Term Of Reference
Peran Masyarakat Sipil Dalam Penanggulangan Bencana Di Sumatera Barat
A. Kondisi Objektif
Sumatera Barat merupakan daerah yang berada dalam kawasan rawan bencana, baik
bencana yang sifatnya ekologis seperti bencana gempa, tsunami, abrasi pantai, banjir, tanah longsor
dan letusan gunung berapi, klimatologis seperti angin badai/topan, kekeringan dan kebakaran hutan.
Selain itu juga tersimpan munculnya bencana dari konflik sosial seperti kerusuhan dan perang antar
nagari, dalam hal tapal batas dan penguasaan tanah ulayat oleh masuknya invesor dari luar, serta
dampak lanjutan masuknya teknologi dari investasi tersebut seperti dihasilkannya limbah dari pabrikpabrik yang dibangun. dll.
Kerawanan bencana yang terjadi di Sumatera Barat seperti yang disebutkan diatas
dikarenakan oleh kondisi geografisnya yang berbukit-bukit dan dialiri oleh banyak sungai, potensi
tsunami berasal dari wilayah jalur kegempaan besar dari perbenturan lempeng India vs lempeng
Eurasia di Kepulauan Mentawai yang akan berdampak terhadap daratan Sumatera khususnya
Sumatera Barat. Kepulauan Mentawai merupakan suatu segmen dalam gugus kepulauan SimeulueNias-Mentawai-Enggano dan merupakan gugus pulau-pulau yang terbentuk oleh kegiatan tektonik
akibat perbenturan lempeng India vs Eurasia.
Sejarah kegempaan berdasarkan penelitian terumbu karang di Kepulauan Mentawai yang
dilakukan LIPI menunjukkan, tahun 1650 pernah terjadi gempa di atas 8 SR di Pulau Siberut, salah
satu pulau di Kepulauan Mentawai. Tahun 1883 gempa besar kembali muncul di daerah itu. Kedua
gempa-berdasarkan penelitian koral dan lapisan sedimen - menimbulkan tsunami setinggi 10 meter di
Kota Padang. Daerah yang rentan terhadap bencana tsunami adalah Kabupaten Pesisir Selatan, Kota
Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman Barat.
Potensi Gempa Bumi Tektonik berasal dari patahan semangko yang merupakan bagian dari
Sesar Sumatera. Patahan semangko ini memanjang dari kabupaten Pasaman, kabupaten Agam, kota
Bukitinggi, kabupaten 50 Kota, kabupaten Tanah Datar, kota Padang Panjang, kabupaten Solok dan
kota Solok (Melalui 5 kabupaten dan 3 Kota). Gempa yang ditimbulkan oleh gerakan patahan ini baru
saja terjadi pada 6 Maret 2007 dengan kekuatan 6,3 SR. Sementara kabupaten Pesisir Selatan dan
kabupaten Kepulauan mentawai rentan terhadap gempa yang ditimbulkan pergeseran dari lempeng
Indo-Australia.
Bahaya letusan gunung api berasal dari 3 Gunung api yang sangat aktif saat ini di Sumatera
Barat yaitu Gunung Singgalang dan Gunung Merapi di Kabupaten Agam dan Gunung Talang di
kabupaten Solok. Tanggal 14 April 2005 Gunung talang erupsi dan menimbulkan kerugiaan material
dan pengungsian. Dan dengan intesitas gempa tektonik yang semakin meningkat di Sumatera Barat
meningkatkan pula aktifitas gunung berapi di propinsi ini. Kabupaten yang rentan terhadap bencana
bahaya Gunung Api seperti kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok.
Bahaya gerakan tanah/longsor serta banjir disebabkan topografi Propinsi Sumatera barat yang
terletak sepanjang gugusan Bukit Barisan bagian barat sumatera menyebabkan kemiringan yang
cukup tinggi sehingga potensi gerakan tanah sangat besar, terutama pada musim hujan. Potensi
longsor juga semakin tinggi dengan adanya retakan laten yang ditimbulkan akibat gempa. Kabupaten
yang sering dilanda bencana longsor seperti kabupaten Agam, kabupaten Padang Pariaman,
kabupaten Pasaman, kabupaten Solok, kabupaten Tanah Datar, kabupaten 50 Kota dan Kota Padang.
Potensi bencana banjir selalu mengunjungi Sumatera Barat pada saat musim hujan. Resiko
banjir di Sumatera Barat diperparah dengan semakin rusaknya hutan sebagai daerah penyangga
(buffer zone) akibat kegiatan ilegal logging. Daerah-daerah yang rentan terhadap bencana banjir
seperti kota Padang, kabupaten Agam, kabupaten Pasaman Barat, Kota Solok, Kabupaten pesisir
Selatan dan Kabupaten Padang Pariaman.
Menyadari kondisi seperti yang disebutkan diatas serta dalam rangka menyiapkan
keswadayaan masyarakat di berbagai elemen, untuk mengantisipasi dan selalu berada dalam
kesiapsiagaan jika bencana yang tidak diinginkan tersebut terjadi, maka peran dari berbagai pihak
perlu disiapsiagakan dari semenjak dini. Saat ini di Sumatera Barat terdapat berbagai elemen,
khususnya dalam lingkup masyarakat sipil dan pemerintah daerah, yang berperan dalam
kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana. Keberadaan elemen-elemen tersebut adalah suatu
potensi sumber daya dalam penanggulangan bencana dan akan semakin berarti jika komunikasi dan
koordinasi antar elemen tersebut terbangun dan terus berjalan dalam setiap tahap penanggulangan
bencana sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan kesalahpahaman dalam menjalankan fungsi dan
peran masing-masing.
Maka sekaitan dengan itu, Kabisat Indonesia sebagai organisasi masyarakat sipil yang
peduli dengan isu penanggulangan bencana bermaksud mengadakan diskusi dengan tema: “Peran
Serta Masyarakat Sipil Dalam penanggulangan bencana Di Sumatera Barat”. Kegiatan diskusi ini
dilaksanakan bekerjasama sama dengan Lumbung Derma (koalisi organisasi masyarakat sipil di
Sumatera Barat yang bergerak dalam bidang penanggulangan bencana, dimana Kabisat Indonesia
terlibat di dalamnya).
B. Tujuan.
1. Sharing pengalaman dalam penanggulangan bencana di Sumatera Barat.
2. Silaturahmi antar lembaga yang terlibat dalam penanggulangan bencana di Sumatera barat.
3. Membangun kesepahaman untuk sinergi dalam penanggulangan bencana
C. Bentuk Kegiatan
Kegiatan diawali dengan pemaparan materi dari masing-masing pembicara dan dilanjutkan
dengan diskusi yang dipandu oleh satu orang moderator.
D. Pemancing Diskus dan moderator
Pemancing diskusi adalah Bapak Ade Edward dari unsur SATLAK PB Provinsi Sumbar dan Bapak
Hidayatul Irwan dari unsur PMI Daerah Sumbar. Diskusi akan dimoderatori oleh Khalid Syaifullah
dari Lumbung Derma.
E. Peserta Diskusi
Peserta diskusi ini berasal dari masing-masin institusi/organisasi dibawah ini:
-
Build Change
-
SPI
-
Surf Aid
-
Limbubu
-
Mercy Corps
-
P3SD
-
PMI daerah Sumatera Barat
-
PKBI
-
KOGAMI
-
YCM
-
Satlak Provinsi Sumatera Barat
-
Goress
-
BPBD Kota Padang
-
LP2M
-
PKPU
-
PAHAM
-
Dompet Duafa
-
Garda Era
-
Rumah Zakat
-
SCEDEI
-
Kabisat Indonesia
-
PUSAKA
-
WALHI
-
TOTALITAS
-
Qbar
-
KPMM
-
LBH Padang
-
Lumbung Derma
-
NURANI
-
Tagana
F. Tempat dan waktu
Kegiatan diskusi ini akan di adakan pada :
Hari / Tgl
: Senin / 14 September 2009
Jam
: 16.00 WIB – Jelang berbuka puasa
Tempat
: Sekretariat KPMM ( Jl Jakarta I No 9 Lolong Belanti)
G. Pelaksana Kegiatan
Diskusi reguler ini diselenggarakan oleh Kabisat Indonesia bekerjasama dengan Lumbung Derma atas
dukungan Konsorsium Pengembangan Masyarakat Madani (KPMM).
H. Penutup
Demikianlah Term of Reference ini di buat untuk dapat menjadi informasi dan kerangka acuan
dalam pelaksanaan kegiatan nantinya.
Download